laporan praktek lapangan

121
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab utama kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah penyebab kematian kedua pada balita setelah ISPA. Menurut perkiraan UNICEF, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Buang air besar dalam bentuk cairan sampai lebih dari tiga kali dalam satu hari ini akan mengakibatkan penderitanya kehilangan cairan tubuh hingga akhirnya menyebabkan dehidrasi tubuh. Fenomena tersebut cukup menyita perhatian masyarakat. Namun sayangnya masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui apa yang menyebabkan diare dan pentingnya pencegahan diare. Padahal diare yang menyebabkan dehidrasi tubuh ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa penderitanya. Pada tahun 2010 lalu terdapat banyak kasus diare di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng. Tidak hanya remaja dan dewasa, penyakit ini juga menyerang anak- anak bahkan balita. Pada kasus tersebut, sebagian besar penderitanya adalah balita. Setelah kami melakukan peninjauan kepada beberapa warga Desa Beji, 1

Upload: lathif-suryandana

Post on 27-Sep-2015

69 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Blok Chem IV Fix sekedar upload asem ini scribid pokoknya salah download ya upload lagi asek lah

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan penyebab utama kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah penyebab kematian kedua pada balita setelah ISPA. Menurut perkiraan UNICEF, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Buang air besar dalam bentuk cairan sampai lebih dari tiga kali dalam satu hari ini akan mengakibatkan penderitanya kehilangan cairan tubuh hingga akhirnya menyebabkan dehidrasi tubuh.

Fenomena tersebut cukup menyita perhatian masyarakat. Namun sayangnya masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui apa yang menyebabkan diare dan pentingnya pencegahan diare. Padahal diare yang menyebabkan dehidrasi tubuh ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa penderitanya.

Pada tahun 2010 lalu terdapat banyak kasus diare di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng. Tidak hanya remaja dan dewasa, penyakit ini juga menyerang anak-anak bahkan balita. Pada kasus tersebut, sebagian besar penderitanya adalah balita. Setelah kami melakukan peninjauan kepada beberapa warga Desa Beji, ternyata masih banyak warga Desa yang kurang pengetahuannya tentang diare, faktor penyebabnya, cara pencegahan serta pengobatan diare.

Banyak warga Desa yang belum mengetahui akan pentingnya kebersihan lingkungan yang merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian diare. Sehingga banyak di antara mereka yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungannya. Hal tersebut tidak hanya disebabkan karena kurangnya pengetahuan dari warga Desa Beji ini, namun faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap kejadian diare di Desa ini. Beberapa warga tidak mempunyai kamar mandi serta jamban pribadi, sehingga warga menggunakan jamban bersama untuk Buang Air Besar (BAB). Selain itu pola hidup yang kurang sehat seperti tidak mencuci tangan sebelum makan serta sebelum melakukan aktifitas dan kurangnya perhatian terhadap hygiene sanitasi makanan juga banyak ditemukan di Desa Beji.. Perilaku waga yang kurang memperhatikan kebersihan tersebut sangat mempengaruhi tingkat penyebaran diare. Oleh karena beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penyebaran diare tersebut di atas, maka kelompok kami akan menganalisis lebih lanjut tentang kasus penyakit diare di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng ini.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisis kasus diare di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng khususnya pada balita.

2. Tujuan Khusus

a. Menginformasikan tentang penyakit diare serta faktor penyebahnya.

b. Menginformasikan tentang cara pencegahan dan pengobatan diare.

c. Mengarahkan warga untuk lebih menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFIS PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

Puskesmas Kedungbanteng merupakan salah satu wilayah kecamatan di kabupaten Banyumas dengan luas 6024,04 Ha. (60,24). Kecamatan Kedungbanteng terdiri dari 14 Desa. Dari 14 Desa sebagian diantaranya terletak di dataran tinggi.

Letak geografis Puskesmas kedungbanteng adalah :

Utara: Perhutani

Selatan: Kecamatan Karanglewas

Barat: Sungai Logawa / Kecamatan Karanglewas

Timur: Kecamatan Baturaden

Topografi Kecamatan Kedungbanteng merupakan daerah dataran tinggi (pegunungan) yaitu 75% dan hanya sebagian kecil yang merupakan dataran rendah 25% dari luas wilayah, dan Tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi. Luas penggunaan lahan di puskesmas Kedungbanteng terdiri atas :

Tanah sawah: 1.368,98 Ha

Tanah pekarangan: 329,24 Ha

Tanah tegalan : 1.096,24 Ha

Tanah perkebunan: 20,90 Ha

Tanah hutan: 120,90 Ha

Tanah kolam: 48,00 Ha

Tanah lain-lain: 121,67 Ha

B. KEADAAN DEMOGRAFI PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

1. Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data dari statistic kecamatan kedungbanteng hasil registrasi penduduk tahun 2010,

Jumlah penduduk dalam wilayah kerja puskesmas kedungbanteng 56.323 jiwa, yang terdiri dari

laki-laki 28728 jiwa dan perempuan 27845 jiwa yang tergabung dalam 12062 rumah dan 13800 kepala keluarga Sedangkan jumlah penduduk tahun 2008 sebanyak 54323 jiwa

2. Jumlah penduduk menurut golongan umur

Jumlah penduduk di puskesmas kedungbanteng tahun 2010 dapat di lihat di table 1 di bawah ini

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

PUSKESMAS

KEDUNGBANTENG

TAHUN

2010

NO

KELOMPOK UMUR (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI+PEREMPUAN

1

< 1

519

498

1,017

2

1 - 4

2,566

2,546

5,112

3

5 - 9

2,428

2,538

4,966

4

10 - 14

2,622

2,616

5,238

5

15 - 19

2,898

2,628

5,526

6

20 - 24

2,661

2,493

5,154

7

25 - 29

2,355

2,257

4,612

8

30 - 34

2,881

2,094

4,975

9

35 - 39

1,849

2,001

3,850

10

40 - 44

1,662

1,809

3,471

11

45 - 49

1,409

1,387

2,796

12

50 - 54

1,098

1,159

2,257

13

55 - 59

989

1,077

2,066

14

60 - 64

1,007

1,105

2,112

15

65 - 69

746

799

1,545

16

70 - 74

534

558

1,092

17

75+

473

434

907

JUMLAH (PUSK.)

28,697

27,999

56,696

Tabel 1. Jumlah penduduk puskesmas Kedungbanteng (Sumber : BPS Kec. Kedungbanteng)

Jika dilihat penduduk berdasarkan kelompok umur, penduduk berusia 15-19 tahun yaitu kelompok umur tertinggi yaitu sebesar 5238 jiwa. Maka penduduk dalam wilayah puskesmas kedungbanteng tergolong pada usia muda atau usia produktif.

3. Kepadatan Penduduk

Penduduk di wilayah Puskesmas kedungbanteng untuk tahun 2008 belum menyuluruh secara merata , pada umumnya penduduk menumpuk di wilayah tertentu, rata-rata kepadatan penduduk wilayah Puskesmas Kedungbanteng sebesar 941 jiwa/km2 . Desa terpadat di wilayah Puskesmas Kedungbanteng yaitu Desa beji dengan tingkat kepadatan 38 jiwa/km2. Sedangkan Desa dengan kepadatn penduduk terendah yaitu Desa melung dan Desa baseh sebesar 2 jiwa/km2.

C. TINGKAT SOSIAL DAN EKONOMI

Dari data tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi dapat dilihat pada gambar I yang tidak atau belum pernah sekolah 6569 jiwa.

Berikut disajikan grafik jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng

Gambar 1. Jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng

Dari data kecamatan Kedungbanteng tahun 2008 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 10 tahun keatas menurut pendidikan yang tidak atau belum pernah bersekolah sebesar 6569 jiwa, tidak atau belum tamat SD sebesar 16281 jiwa,tamat SLTP sebesar 7888 jiwa, tamat SMA sebesar 6968 jiwa, tamat Akademi sebesar 598 jiwa dan untuk yang tamat Universitas sebesar 671 jiwa

No

Keterangan

Laki-laki

Perempuan

1

Tidak / Belum pernah bersekolah

3355

3214

2

Tidak tamat SD

4955

4953

3

SD/MI

8098

8183

4

SLTP/MTs

4143

3745

5

SLTA/MA

3351

3117

6

Akademi/Diploma

306

292

7

Universitas

379

292

Tabel 2. penduduk berusia 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng

BAB III

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyumas pada umumnya dan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng khususnya diarahkan pada masalah rendahnya derajat kesehatan, status gizi dan kesejahteraan sosial. Maka pembangunan kesehatan diarahkan dalam upaya perbaikan kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi, kebersihan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, penyediaan air bersih serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng yang telah dilaksanakan sampai dengan saat ini belum dapat dikatakan berhasil meskipun sudah menurunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu serta makin sadarnya masyarakat Kedungbanteng akan arti pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Hasil-hasil yang dicapai pada pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng dapat dilihat dari indikator-indikator di bidang derajat kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan.

1. Derajat kesehatan masyarakat

1. Angka Kematian (Mortalitas)

a. Angka Kematian Bayi

Jumlah bayi lahir mati di wilayah Puskesmas Kedungbanteng pada tahun 2010 adalah 12 orang, khususnya di Desa Beji hanya ditemukan 2 dari 120 jumlah kelahiran sedangkan jumlah lahir mati pada tahun 2008 menurut sumber tidak ada bayi lahir yang mati, hal ini menunjukkan angka lahir mati mengalami peningkatan dari tahun 2008 meskipun mencapai target Indonesia Sehat 2010 yaitu sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini dipengaruhi karena kurangnya pengetahuan ibu selama masa kehamilan.

b. Angka Kematian Ibu Melahirkan Maternal

Tidak ditemukan kematian ibu melahirkan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng tahun 2010 dan 2008, ini berarti tidak ada kenaikan angka kematian ibu melahirkan. Hal ini menunjukkan telah tercapainya target Indonesia Sehat 2010 angka kematian ibu melahirkan 150 per 100.000 kelahiran hidup.

c. Angka Kematian Balita

Pada tahun 2010 tidak ditemukan balita yang meninggal dari jumlah balita yang ada yaitu 4.017, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa target Indonesia Sehat 2010 telah tercapai yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan ibu mengenai perawatan balita dan kondisi seperti ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Angka kesakitan (Morbilitas)

a. Penyakit Menular yang Diamati

1) Malaria

a) Malaria Positif

Jumlah kasus malaria positif yang ditemukan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng tahun 2010 sebanyak 2 kasus yang menunjukkan tercapainya target Indonesia Sehat 2010 yaitu 5 kasus per 1000 penduduk.

b) Malaria Klinis

Pada tahun 2010 tidak ditemukan kasus malaria klinis di wilayah Puskesmas Kedungbanteng. Sedangkan pada tahun 2008 adalah sebanyak 3 kasus. Dengan demikian terjadi peningkatan dalam pencegahan kasus malaria.

c) Penderita Malaria yang Diobati

Pada tahun 2010 kasus malaria positif yang diobati sebanyak 2 kasus atau 100% yang membuktikan bahwa pihak pemerintah khususnya puskesmas Kedungbanteng telah sigap dalam menangani kasus malaria.

2) Demam Berdarah Dengue (DBD)

Jumlah kasus DBD yang ditemukan di wilayah Puskesmas Kedungbanteng sebanyak 33 kasus atau sebesar 58,21 per 100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2008 kasus DBD yang ditemukan di wilayah Puskesmas Kedung Banteng sebanyak 4 kasus, dengan demikian maka terjadi kenaikan sebesar 82,5 per 100.000 penduduk dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Kondisi demikian karena kurangnya kesadaran warga masyarakat untuk membersihkan lingkungan terutama PSN dan adanya mobilitas penduduk antar kota.

(a) Penderita DBD yang Ditangani

Jumlah penderita DBD yang ditangani di wilayah Puskesmas Kedungbanteng adalah sebanyak 33 kasus atau sebesar 100 %. Target Indonesia Sehat 2010 adalah 100%.

(b) Angka Kematian DBD

Kematian karena DBD di wilayah Puskesmas Kedungbanteng adalah 1 orang 3,03 %. sedangkan target Indonesia Sehat 2010 adalah < l% yang menunjukkan belum tercapainya target tersebut. Perlu adanya intervensi dalam menyikapi hal ini, khususnya meningkatkan pengetahuan masyarakat akan bahaya dan pengenalan gejala DBD, siklus dari nyamuk, cara pencegahan dan pertolongan pertama bila ditemukan kasus DBD.

3) Tuberkulosis (TB) Paru

TB Paru Positif

Jumlah kasus penderita TB Paru Positif di Puskesmas Kedungbanteng pada tahun 2010 sebanyak 21 kasus atau sebesar 37,03 per 100.000 penduduk. Sedangkan pada tahun 2008 kasus TB Paru positif adalah 29 kasus Dengan demikian terjadi penurunan cakupan 8 penderita.

Adapun target penemuan penderita baru TB Paru dengan Bakteri Tahan Asam (BTA) positif adalah 50% dari perkiraan jumlah penderita TB Paru BTA positif menjadi 23 kasus. Dengan demikian bila dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 maka Crude Death Rate (CDR) dari data Puskesmas Kedungbanteng = 38 % masih belum memenuhi target penemuan, hal ini terjadi karena masih belum maksimalnya pelaksanaan program Pengendalian Penyakit (P2) TB Paru, khususnya karena belum dioptimalkannya jejaring P2 TB untuk dapat meningkatkan jangkauan penemuan penderita baru TB Paru positif khususnya dengan bidan Desa, kader kesehatan Desa, dan petugas kesehatan yang lain

4) HIV

Tidak ditemukan kasus HIV berdasarkan data P2M dalam tiga tahun terakhir dengan indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 0,9%.

5) Acute Flacid Paralysis (AFP)

Kasus AFP berdasarkan data P2M pada tahun 2008 dan 2010 tidak ditemukan kasus, hal ini berarti target Indikator Indonesia Sehat 2010 tercapai yaitu sebesar 0,9 per 100.000 anak usia 25%

(10)

10-25%

(8)

1-10%

(6)

0,1-0,9%

(4)

0,01-0,09%

(2)

50 orang)

b. Cukup ( 20 - 50 orang )

c. Sedikit ( 1 20 orang )

d. Tidak ada

2. Kebiasaan masyarakat sekitar biasa membuang air besar

a. WC Pribadi

b. WC Umum

c. Sungai

d. Kolam

3. Kebiasaan keluarga biasa membuang air besar dan kecil

a. WC Pribadi

b. WC Umum

c. Sungai

d. Kolam

e. Kebun

4. Kebiasaan keluarga biasa membuang sampah

a. Sungai

b. Kolam

c. Kebun

d. Tempat sampah bersama

5. Tempat penampungan sampah

a. Apakah di desa Beji terdapat tempat penampungan sampah

Ada ( Sungai / TPA )

Tidak

b. Jarak tempat penampungan sampah tersebut dengan pemukiman penduduk (< 100m / > 100 m )

c. Jumlah tempat penampungan sampah

6. Tempat penampungan limbah

a. Apakah di desa Beji terdapat tempat penampungan limbah

Ada ( Sungai / TPA )

Tidak

b. Jarak tempat penampungan limbah tersebut dengan pemukiman penduduk (< 100m / > 100 m )

c. Jumlah tempat penampungan limbah ........

7. Kebiasaan warga menggunakan kolam dan sungai

a. Mandi

b. Mencuci

c. Buang air besar

d. Tempat bermain anak - anak

8. Sumber air yang digunakan

a. PDAM

b. Sungai

c. Sumur

9. Kebiasaan orangtua/ wali

a. Memasak sendiri / membeli makan di warung

b. Mencuci alat makan dengan air mengalir / di 1 ember

c. Selalu mengecek tanggal kadaluarsa makanan / Tidak pernah

d. Mencuci tangan (silang pilihan yang sesuai)

1. Tidak pernah mencuci tangan

2. Mencuci tangan dengan air

3. Mencuci tangan dengan air dan sabun

4. Mencuci tangan sebelum makan

5. Mencuci tangan sesudah makan

6. Mencuci tangan sesudah BAB

7. Mencuci tangan setelah bekerja

8. Mencuci tangan sebelum memasak

9. Mencuci tangan setelah membersihkan BAB anak

e. Mencuci botol bayi dengan air panas sebelum digunakan (Ya/Tidak )

f. Mencuci empeng dengan air panas sebelum digunakan (Ya/Tidak )

g. Menutup botol bayi jika sedang tidak digunakan (Ya/Tidak

EKSTERNAL

1. Untuk pertanyaan tentang jumlah warga yang terkena diare pada tahun 2011 dari 30 responden 83 % menjawab sekitar 1-20 orang yang terkena diare. Jumlah penderita yang terhitung sedikit ini dikarenakan masyarakat desa Beji sudah bisa menjaga kesehatan baik pribadi masing-masing ataupun menjaga kesehatan lingkunganya.

2. Kebiasaan masyarakat sekitar biasa membuang air besar

50% warga desa Beji yang menjadi responden menyatakan bahwa sebagian besar warga Beji menggunakan kolam ikan sebagai tempat buang air besar dengan alasan tidak memiliki dana untuk membuat jamban sehat, jarak yang jauh ke wc umum, dan kotoran akan bermanfaat sebagai pakan ikan. Sepengetahuan warga Beji yang menjadi responden, di lingkungannya 20% warga menggunakan wc pribadi, 20% menggunakan wc umum, dan sisanya buang air besar di sungai. Kebiasaan mayoritas warga yang membuang air besar di kolam ini sangat berpengaruh pada angka kesakitan diare di desa Beji.

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh seperti tinja, air seni dan CO2. Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tipus, diare, disentri, kolera, bermacam-macam cacing seperti cacing gelang, kremi, tambang, pita, schistosomiasis. Syarat pembuangan kotoran antara lain, tidak mengotori tanah permukaan, tidak mengotori air permukaan, tidak mengotori air tanah, kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipergunakan oleh lalat untuk bertelur atau berkembang biak, kakus harus terlindung atau tertutup, pembuatannya mudah dan murah (Notoatmodjo, 2003).

Di beberapa tempat sering sekali tinja manusia digunakan sebagai pupuk tanaman atau sayuran dicuci dengan air permukaan yang sudah tercemari tinja sehingga meningkatkan terjadinya penularan. Wabah juga dapat terjadi jika air untuk keperluan rumah tangga bagi masyarakat luas tercemari feases manusia, terutama di waktu hujan, dimana selokan mampat tersumbat sampah, air dan kotorannya meluap kemana-mana (entjang dalam Eirlangga, 2009).

Selain itu, buang air besar sembarangan di kolam akan menimbulkan polusi udara yang mengundang datangnya lalat untuk bertengger di sisa-sisa feases di kolam dan pada akhirnya lalat sebagai vector mekanik akan menyebarkan bibit penyakit ke lingkungan sekitarnya.

3. Kebiasaan keluarga biasa membuang air besar dan kecil

Mayoritas responden menggunakan wc pribadi untuk buang air besar yaitu sebesar 56%, walaupun sebelumnya mereka menyatakan sebagian besar warga Beji masih menggunakan kolam sebagai tempat buang air besar. Hal ini berarti kesadaran sebagian besar responden terhadap lingkungan sudah cukup baik. Akan tetapi bangunan jamban/wc/kakus yang memenuhi syarat kesehatan terdiri dari : rumah kakus, lantai kakus, sebaiknya semen, slab, closet tempat feses masuk, pit sumur penampungan feses atau cubluk, bidang resapan, bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih. (Notoatmodjo dalam Warman, 2011)

Namun sayangnya, tidak dapat dipungkiri jika 30% responden masih belum peduli pada jamban sehat dan membuang air besar di kolam atau biasa disebut Overhung latrine, yaitu rumah kakusnya dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa dan lain-lain. Feses dapat mengotori air permukaan (Notoatmodjo dalam Warman, 2011)

4. Kebiasaan keluarga biasa membuang sampah

Berdasarkan hasil kuesioner, 50% responden membuang sampah di kebun pribadi dan membakarnya atau menutup lubangnya jikas udah penuh. Namun 50% responden lainnya menyatakan lebih memilih membuang sampah ke tempat sampah bersama yang biasa warga sebut pereng. Namun sayangnya, sama sekali tidak terdapat pengolahan yang memadai di pereng tersebut, sampah hanya menumpuk disana dan ironisnya, pereng tersebut berjarak kurang dari 100m ke sungai desa Beji. Hal ini berarti kepedulian dan pengetahuan masyarakat Beji yang belum terdistribusi ke seluruh warga.

Sampah adalah semua zat atau benda yang sudah tidak terpakai baik yang berasal dari rumah tangga atau hasil proses industri. Jenis- jenis sampah antara lain, yakni sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya: logam/besi, pecahan gelas, plastik. Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya : sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan (Notoatmodjo dalam Warman, 2011). Sampah dapat menjadi tempat perkembangbiakan lalat yang merupakan vector mekanik beberapa bakter penyebab diare. Selain itu, sampah yang busuk dapat mencemari air tanah dan mencemari sumber air terdekat.

5. Tempat penampungan sampah

Berdasarkan hasil kuesioner, 60% responden menyatakan bahwa terdapat sebuah tempat penampungan sampah yang disebut pereng. Padahal, pereng hanyalah tanah yang melandai dan tidak ada proses pengolahan sampah di tempat tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar warga Beji tidak peduli pada pembuangan sampah yang baik. Ditambha lagi, jarak Pereng dengan sungai terdekat kurang dari 100m, hal ini akan menyebabkan pencemaran air sungai yang dapat mempengaruhi angka kejadian diare. Timbunan sampah merupakan salah satu factor resiko utama munculnya penyakit diare, hal ini karena disebabkan oleh adanya vector lalat yang membawa kuman dari sampah menuju pemukiman warga (Efiana, 2005).

Terdapat beberapa standar dalam menangani sampah, diantaranya adalah diperlukan tempat sampah yang terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak mudah rusak, harus tertutup rapat, ditempatkan di luar rumah. Pengangkutan dilakukan oleh dinas pengelola sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pemusnahan dan pengelolaan sampah dilakukan dengan berbagai cara yakni, ditanam (Landfill), dibakar (Inceneration), dijadikan pupuk (Composting) (Notoatmodjo dalam Warman, 2011).

6. Tempat penampungan limbah

Berdasarkan hasil kuesioner, 60% menyatakan bahwa tidak terdapat tempat penampungan limbah di daerah Beji. Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri dan pada umumnya mengandung bahan atau zat yang membahayakan. Sesuai dengan zat yang terkandung di dalam air limbah, maka limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain limbah sebagai media penyebaran berbagai penyakit terutama kolera, diare, typus, media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen, tempat berkembangbiaknya nyamuk, menimbulkan bau yang tidak enak serta pemandangan yang tidak sedap, sebagai sumber pencemaran air permukaan tanah dan lingkungan hidup lainnya, mengurangi produktivitas manusia, karena bekerja tidak nyaman (Notoatmodjo dalam Warman 2011).

Usaha untuk mencegah atau mengurangi akibat buruk tersebut diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya sehingga air limbah tersebut tidak mengkontaminasi sumber air minum, tidak mencemari permukaan tanah, tidak mencemari air mandi, air sungai, tidak dihinggapi serangga, tikus dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor, tidak terbuka kena udara luar sehingga baunya tidak mengganggu (Notoatmodjo dalam Warman 2011). Pengelolaan limbah yang tidak baik juga dapat menyebabkan timbulnya vector lalat , serta limbah yang dibuang ke sungai akan menyebabkan air tercemar dan dapat menyebabkan diare juga (Efiana, 2005).

7. Kebiasaan warga menggunakan kolam dan sungai

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar warga menggunakan kolam dan sungai sebagai tempat buang air besar namun di samping itu, tidak sedikit warga yang mencuci dan mandi di tempat yang sama. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian warga menggunakan air yang telah terkontaminasi kotoran untuk mandi dan mencuci. Ditambah lagi anak-anak sering main disana, anak-anak sangat rentan untuk terkena diare.

Air dalam alam mengandung zat makanan untuk keperluan jasad renik dan mikro-organisme. Bila di dalam air terdapat parasit pathogen berarti terjadi kontaminasi dengan tanah atau pembuangan kotoran (tinja). Seseorang dapat terjangkit penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air apabila orang tersebut minum air atau mencuci peralatan makan dengan air yang terkontaminasi (Eirlangga, 2009). Karena penyakit diare merupakan penyakit yang sumber penularannya dapat dari makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi bakteri atau virus yang kemudian dikonsumsi oleh orang sehat,air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat bias membuat orang tersebut terpapar dengan agent penyebab diare (Hiswani, 2003).

8. Sumber air yang digunakan

Desa Beji belum memiliki sumber air bersih yang dikelola pemerintah (PDAM). 83% responden menggunakan air sumur sebagai sumber air bersih dan sisanya menggunakan air sungai.

Syarat air minum ditentukan oleh syarat fisik, kimia dan bakteriologis. Syarat fisik yakni, air tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sehingga terasa nyaman. Syarat kimia yakni, air tidak mengandung zat kimia atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan misalnya CO2, H2S, NH4. Syarat bakteriologis yakni, air tidak mengandung bakteri E. coli yang melampaui batas yang ditentukan, kurang dari 4 setiap 100 cc air. Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini antara lain : air hujan, mata air, air sumur dangkal, air sumur dalam, air sungai & danau (Warman, 2011). Namun diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu pada air sungai dan sumur desa Beji mengenai sumber air bersih terkait standar E. coli yang dapat menyebabkan diare.

Penyakit diare bersumber pada penyakit menular yang disebarkan oleh air (water borne disease) penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk dalam air yang digunakan oleh warga sehari-hari (Hiswani, 2003).

Sehingga, ada kemungkinan sumur atau sungai yang dipergunakan oleh warga sudah tercemar oleh mikroba penyebab diare, ini dapat terjadi apabila warga tidak memasak air yang akan dikonsumsi dengan benar.

9. Kebiasaan orangtua/ wali

Data kebiasaan orang tua yang memiliki balita terkena diare adalah bahwa semua responden memilih memasak sendiri daripada membeli makanan di warung, kemudian mencuci perabotan makan dengan air mengalir sebanyak 83% responden, lalu 93% responden selalu mengecek tanggal kadaluarsa makanan, pada kebiasaan mencuci tangan kebanyakan responden sudah dengan benar melakukan cuci tangannya, akan tetapi yang melakukan cuci tangan dengan sabun dan sebelum memasak tidaklah terlalu banyak hanya 36% responden, dan untuk kebersihan dari botol susu balita sudah baik dilihat dari datanya. Kekurangan dari kebiasaan orangtua masih mencuci tangan menggunakan sabun serta cuci tangan sebelum memasak. Padahal, mencuci tangan dengan sabun bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan debu yang melekat di kulit serta mengurangi jumlah mikroorganisme sementara, perilaku mencuci tangan dengan sabun dengan benar dan tepat dapat mencegah terjadinya diare serta pengolahan makanan yang tepat, termasuk mencuci tangan sebelum memasak juga dapat mencegah angka kejadian diare pada balita (Environmental Health Perspective, 1999)

Gambar 6. Grafik Internal

Keterangan

1. Kebiasaan balita

a. Memasukkan benda ke dalam mulut / tidak

b. Bermain tanah / tidak

c. Dibersihkan badannya setelah BAB dan BAK / tidak

d. Menggunakan empeng bayi / tidak

2. Imunitas balita

a. Lahir cukup bulan / Tidak

b. Imunisasi lengkap / tidak

c. ASI ekslusif / Tidak

3. Makanan yang dikonsumsi balita

a. Pemberian ASI ekslusif pertama pada balita

b. Makanan pendamping ASI pertama dan usia saat pemberian makanan pendamping

c. Jenis makanan pendamping ASI :

a. Instant (misal : SUN, promina, dll)

b. Mengolah sendiri

INTERNAL

1. Dari factor internal, yaitu kebiasaan balita itu sendiri, didapatkan data sebagai berikut, 25 responden menjawab balitanya senang memasukkan benda atau jari ke mulut, bermain di tanah sebanyak 23 responden, dan selanjutnya kebersihan dari balita setelah BAB/BAK dibersihkan sebanyak 27 dan penggunaan dot atau empeng, kebanyakan balita tidak menggunakannya. Menghisap jari atai memasukkan benda ke mulut dan berada bermain di lingkungan yang kotor merupakan salah satu factor yang berhubungan dengan terjadinya kejadian diare pada balita (Alamsyah, 2002).

2. Dari data imunitas balita, semua responden menjawab balitanya lahir cukup bulan. Serta 27 responden menjawab balitanya mendapat imunisasi lengkap serta 29 responden menjawab balitanya selalu mendapat ASI eksklusif. Lahir cukup bulan tentunya memberikan imunitasyang sempurna pada bayi, imunisasi yang lengkap juga memberikan tambahan system imun pada bayi, serta ASI eksklusif juga memiliki beberapa aspek yang berguna bagi bayi, yaitu sebagai gizi dalam tumbuh kembang anak, kesehatan pada gastrointestinal serta imunologis, dan pencegah penyakit termasuk diare (Chairuddin P. Lubis, 2003).

3. Dari data makanan yang dikonsumsi oleh balita, 29 responden menjawab balitanya sudah diberi ASI eksklusif, kemudian pemberian makanan pendamping kebanyakan instan, serta ada juga yang gabungan antara instan dan membuat sendiri. Dalam hal ini ASI eksklusif memiliki beberapa aspek yang berguna bagi bayi, yaitu sebagai gizi dalam tumbuh kembang anak, kesehatan pada gastrointestinal serta imunologis, dan pencegah penyakit termasuk diare (Chairuddin P. Lubis, 2003).

Pemberian ASI eksklusif seharusnya dapat mencegah terjadinya angka kejadian diare, karena seperti yang disebutkan di atas, ASI dapat meningkatkan imunitas balita. Sedangkan pemberian makanan pendamping yang tepat dan pada waktu yang tepat dapat membuat system pencernaan balita menjadi lebih baik, tetapi apabila pemberian makanan pendamping tidak tepat, maka dapat menyebabkan sakit perut atau bahkan menjadi diare.

Gambar 7. Grafik Observasion

OBSERVASIONAL

1. Keadaan lantai dari para warga di desa Beji sudah bersih, semua sudah menggunakan lantai ubin / keramik, walaupun ada 1 rumah yang masih menggunakan tanah sebagai lantainya. Hal ini tentu saja dapat memicu terjadinya diare, karena kebersihan rumah tidak terjaga jika tidak menggunakan lantai yang kedap air.

2. Keadaan kamar mandi dari para responden cukup memprihatinkan, karena hanya orang-orang yang memiliki ekonomi menengah ke atas saja yang membuat jamban di rumahnya, selebihnya mereka menggunakan kolam atau sungai sebagai tempat untuk buang air. Padahal penyakit diare bersumber pada penyakit menular yang disebarkan oleh air (water borne disease) penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk dalam air yang digunakan oleh warga sehari-hari (Hiswani, 2003). Kebiasaan buang air tidak pada jamban tentu menjadi salah satu factor yang dapat membuat diare. Selain itu, kebersihan dari bak mandi juga masih kurang, walaupun kebanyakan dari warga sudah menggunakan sabun untuk kebersihan badan mereka.

3. Kebersihan dapur warga di desa Beji sudah baik, mereka sudah menempatkan tempat sampah, ataupun tempat untuk mencucui piring, walaupun untuk tempat mencuci perabotan masih ada yang dipisah di luar dan menggunakan air pancuran dari kolam serta air sungau atau sumur untuk membilasnya, penggunaan air dari kolam dan dari sungai dapat menjadi salah satu factor, karena dikhawatirkan air tersebut sudah terkontaminasi mikroba penyebab diare. Karena penyakit diare merupakan penyakit yang sumber penularannya dapat dari makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi bakteri atau virus yang kemudian dikonsumsi oleh orang sehat, air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat bias membuat orang tersebut terpapar dengan agent penyebab diare (Hiswani, 2003). Untuk tempat perabotan makan sudah disimpan dengan baik, penyimpanan makanan yang sudah siap saji juga sudah disimpan dengan baik agar tidak ada lalat atau serangga lain yang masuk. Untuk penyimpanan bahan mentah, tidak semua menyimpan pada kulkas karena keterbatasan biaya.

4. Keadaan tempat sampah yang dimiliki warga desa Beji sudah cukup, tetapi masih ada beberapa yaitu 5 responden yang belum memiliki tempat sampah yang cukup memadai. Kebanyakan warga sekitar juga membuang sampah pada kebunnya, dan dibiarkan menumpuk begitu saja, jika tidak mereka membakar sampah itu. Ada satu tempat bernama pereng, yang dijadikan sebagai tempat pengumpulan sampah dari warga sekitar, di pereng, sampah ditumpuk begitu saja, dan sangat jarang sekali ada yang membakarnya ataupun megnolahnya. Pengelolaan limbah atau sampah cair juga masih dibuang seadanya, limbah dapur atau cucian dialirkan ke sungai, sehingga ini dapat menyebabkan terkontaminasinya air sungai. Dan menyebabkan diare, karena penyakit diare merupakan penyakit yang sumber penularannya dapat dari makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi bakteri atau virus yang kemudian dikonsumsi oleh orang sehat,air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat bias membuat orang tersebut terpapar dengan agent penyebab diare (Hiswani, 2003).

5. Data dari responden yang kami kumpulkan menggambarkan bahwa balita yang lahir di desa Beji lahir cukup bulan semua,dan status gizi mereka baik, tidak ada yang BGM. Namun begitu,jpernah ada balita yang BGM, akan tetapi kasus itu sudah ditangani oleh bidan desa dan puskesmas setempat. Gizi dan imunitas bayi sangat erat hubungannya dengan daya tahan balita tersebut akan penyakit, sehingga tidak mudah terserang penyakit.

5. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa penyebab masalah diare pada balita di Desa Beji adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diare sehingga mereka tidak dapat melakukan upaya pencegahan.

Oleh karena itu, kami membuat alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan tentang Diare

2. Visit door to door

3. Pembagian leaflet dan poster

Penentuan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode MIV/C (RINKE). Point tertinggi digunakan sebagai prioritas pemecahan masalah.

M

skor

I

Skor

V

skor

C

Skor

Very large

10

Very sustainable

10

Very Responsive

10

Very costly

10

Large

8

Sustainable

8

Responsive

8

Costly

8

Medium

6

Intermediat

6

Intermediate

6

Moderate cost

6

Small

4

Low sustainable

4

Some responsive

4

Minimal cast

4

Very Small

2

Not sustainable

2

No responsive

2

No cost

2

Tabel 10. Komponen RINKE

M (Magnitude): Seberapa luas program tersebut dapat menjangkau suatu populasi.

I (Intensity): Seberapa lama program tersebut bertahan.

V (Sensitivitas): Seberapa besar masyarakat dapat memberikan respon.

C (Cost): Seberapa banyak biaya yang dikeluarkan.

No

Kegiatan

M

I

V

C

MIV/C

1.

Penyuluhan tentang diare

8

8

8

4

128

2.

Visit door to door

6

6

6

4

54

3.

Pembagian leaflet dan poster

6

6

4

8

18

Tabel 11. Alternatif Pemecahan Masalah

Point tertinggi adalah penyuluhan tentang diare.

BAB V

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (PLAN OF ACTION)

POA dibentuk berdasarkan alternatif yang telah ditentukan dalam penyusunan alternative masalah. POA dibuat dalam bentuk proposal kegiatan. Proposal kegiatan tersebut dibentuk berdasarkan ketentuan yang terdapat pada penjelasan tentang POA sebelumnya. Untuk kasus ini POAnya adalah sebuah penyuluhan.

A. Nama Kegiatan

Penyuluhan Upaya Pencegahan Diare di Desa Beji.

B. Latar Belakang Kegiatan

Setiap daerah memiliki permasalahan kesehatan yang kompleks. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan primer yang bertanggung jawab pada masing-masing daerah tersebut berkewajiban untuk mencari jalan keluar bagi masalah-masalah itu. Pada puskesmas KedungBanteng angka kejadian tertinggi adalah penyakit diare di Desa Beji.

Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih dan tinja yang dikeluarkan lebih lunak dari biasanya. Diare disebabkan oleh infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum, infeksi berbagai macam virus, alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu), parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena Diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare. Di Desa Beji Kecamatan KedungBanteng sendiri pada tahun 2010 terdapat 304 kasus diare dengan 205 kasus pada balita.

Untuk menurunkan angka kejadian penyakit diare di Desa Beji maka akan diadakan penyuluhan. Penyuluhan diharapkan dapat memberikan penjelasan dan informasi kepada masyarakat tentang penyakit diare.

C. Tujuan

Tujuan umum :

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit diare, khusunya balita di Desa Beji.

Tujuan khusus:

1. Meningkatkan partisipasi terhadap upaya pencegahan penyakit diare khususnya bagi balita.

2. Menjelaskan diare dan cara pencegahannya.

3. Meningkatkan kesadaran para orangtua balita untuk melaksanakan hidup bersih dan sehat dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

D. Sasaran

Kader Desa Beji

E. Pelaksana

SUSUNAN PANITIA ACARA

Ketua Panitia: Wily Gustafianto

Sekertaris: Rahajeng Puspitaningrum

Bendahara: Fariza Zumala Laili

Seksi Acara: Prabawa Yogaswara, Lucky Mariam,Zahra I

Seksi Perlengkapan: Suryo Adi

Seksi Dokumentasi: Indah Permatasari

Seksi Konsumsi: Gita Ika Irsatika, Apsopella

F.Pokok Kegiatan

Kegiatan ini merupakan serangkaian acara yang terdiri atas penyuluhan dengan tanya jawab dan door prize.

G.Alat dan Sarana

1. LCD

2. Layar

3. Speaker

4. Mikrofon

H. Pelaksanaan

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal: Sabtu, 19 Maret 2011

Waktu: 13.30 WIB

Tempat: Balai PKD Desa Beji Atas

Susunan Acara

Jam

Kegiatan

13.30 13.45

13.46 13.55

13.56 14.10

14.11 14.20

14.21 14.30

14.31 14.37

14.38 14.42

14.42 14.45

Pembukaan : 1. Ketua kelompok

2. Pembimbing (dr. Setyawati)

3. Kepala Puskesmas

4. Kepala Desa

Pretest

Penyampaian materi

Sesi Tanya jawab

Post test

Hiburan

Pengumuman pretest dan post test terbaik

Penutupan

Tabel 12. Susunan Acara

I. Rencana Anggaran

PEMASUKAN

(Iuran Anggota Kelompok) @ Rp 50.000,00 x 11= Rp 550.000,00

PENGELUARAN

Konsumsi peserta 50 x @ Rp 3.000,00=Rp 150.000,00

Konsumsi tamu undangan 3 x @ Rp 4.000,00=Rp 12.000,00

Air mineral 2 dus x @ Rp 15.000,00=Rp 30.000,00

Palakat 2 x @Rp 30.000,00=Rp 60.000,00

Fotocopy :

Leafleat 100 x @Rp 200,00 =Rp. 20.000,00

Undangan 55 x @Rp 200,00=Rp. 11.000,00

Doorprice @Rp 15.000,00 x 4 orang=Rp 60.000,00

Blok Note 54 x @Rp 2.500,00=Rp 135.000,00

Dekorasi =Rp 50.000,00

Biaya tidak terduga=Rp 22.000,00

+

=Rp 550.000,00

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Berdasarkan metode Hanlon yang digunakan untuk prioritas masalah didapat diare menjadi prioritas masalah yang ada di kecamatan Kedungbanteng, angka kesakitan diare terbesar pada tahun 2010 yaitu di Desa Beji.

2. Angka kejadian penyakit diare pada balita di Desa Beji masih tinggi yaitu sekitar 205 balita.

3. Penyebab diare di Desa Beji adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penyakit diare meliputi factor penyebab, cara pencegahan, pengobatan diare, dan pentingnya program hidup bersih dan sehat.

SARAN

1. Para orang tua sebaiknya lebih mengontrol dan mengawasi anak-anaknya untuk berperilaku sehat dimanapun mereka berada.

2. Para masyarakat hendaknya lebih teliti dan hati hati dalam memilih makanan untuk dikonsumsi, baik dari segi penyimpanan, pengolahan, dan kelayakan pangan (tanggal kadaluarsa, bau, rasa, dan warna)

3. Pengendalian serta bimbingan perilaku hidup bersih dan sehat serta pengetahuan lain terkait penyakit diare sebaiknya dilakukan secara merata dan dengan koordinasi yang baik, mulai dari puskesmas kepada bidan, bidan kepada kader desa, kader kepada masyarakat desa hingga ke komunitas paling kecil yaitu orangtua kepada anaknya

DAFTAR PUSTAKA

AA. Muninjaya, G. 1999. Manajemen Kesehatan. EGC: Jakarta Alamsyah. 2002. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Bangkinang Barat. Jakarta:UI.Dinkes Sulawesi Selatan. 2010. Tatalaksana Penderita Diare. Available from URL:http://www.dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/.../pedoman%20tatalaksana%20diare.pdf. Diakses pada tanggal 16 Maret 2011 Efiana. 2005. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Keluarga Disekitar TPA Sampah Desa Tanggan Kecamatan Gesi Kabupaten Sragen. Semarang:UNDIP.

Eirlangga, Lussiane Ratih. 2009. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang . Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Available from URL : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-nurunnajmi-5252-2-bab2.pdf

Environemental Health Perspective.1999. Preventing Child from Diarrhea Disease. USA: National Institute of Environmental Health Services.

Hiswani. 2003. Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat yang Kejadiannya Sangat Erat dengan Sanitasi Lingkungan. Sumatera Utara:USU.

Irianto, Joko. 2010. Prediksi Keparahan Diare menurut Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Anak Balita di Indonesia. Available from URL:www.litbang.depkes.go.id/aktual/diare/prediksi.pdf. Diakses pada tanggal 16 Maret 2011

Lubis, Chairuddin P. 2003. Peranan Air Susu Ibu Dalam Mencegah Diare dan Penyakit Usus Lainnya. Sumatera Utara:USU.

Reksodikusumo, S., 1989. Penilaian Status Gizi Secara Antopomatri. Jakarta :

Bagian Proyek Pendidikan Akademi Gizi.

Slamet SJ. Kesehatan lingkungan. Yogyakarta : Gadjah mada university press, 1994)

Tim penyusun. 2005. Profil Kesehatan Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2005. Puskesmas Kedungbanteng: Purwokerto

Tim penyusun. 2008. Profil Kesehatan Kecamatan Kedungbanteng tahun 2008. Puskesmas Kedungbanteng: Purwokerto

Toth, Peter P. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga University of Iowa: Diare Akut dan Diare Kronis. EGC: Jakarta

Warman, Yance. 2011. Hubungan Faktor Lingkungan, Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita di Kelurahan Pekan Arba Kecamatan Tembilahan Kabupaten IndragiriHilir. Available from URL: http://www.psikomedia.com/article/view/Kontes-Blogging-2011/2356/Hubungan-Faktor-Lingkungan,-Sosial-Ekonomi-dan-Pengetahuan-Ibu-dengan-Kejadian-Diare-Akut-Pada-Balita-di-Kelurahan-Pekan-Arba-Kecamatan-Tembilahan-Kabupaten-Indragiri-Hilir/

LAMPIRAN

LEMBAR KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Purwokerto, Maret 2011

Dengan ini saya sebagai responden menyatakan bersedia memberi keterangan serta jawaban demi kepentingan pengumpulan data untuk laporan praktik lapangan blok Community Health And Environment Medicine IV (CHEM IV) jurusan kedokteran fakultas kedokteran dan ilmu-ilmu kesehatan universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dengan judul Angka Kejadian Diare pada Balita di Desa Beji Kelurahan Kedungbanteng Pada Tahun 2011.

Nama:

Usia:

Pekerjaan:

Alamat:

Yang Menyetujui,

IDENTITAS RESPONDEN

A. Identitas orang tua / wali

Nama:

Jenis kelamin:

Usia:

Pekerjaan:

Alamat:

Pendidikan:

B. Identitas balita

Nama:

Jenis kelamin:

Usia:

Berat Badan:

Tinggi Badan:

LEMBAR KUESIONER

Cara pengisian :

Isilah titik titik atau pilih salah satu pilihan yang tersedia dengan cara menyilang/mencoret

C. FAKTOR PENGETAHUAN

1. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dimaksud dengan diare ?

2. Menurut Bapak/Ibu, apa saja yang dapat menyebabkan diare ?

3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja yang dapat kita lakukan untuk mencegah diare ?

4. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pertolongan pertama apabila terkena diare ?

5. Oralit

a. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dimaksud dengan oralit ?

b. Menurut Bapak/Ibu, apa kegunaan oralit ?

..

c. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara pembuatannya ?

6. Menurut Bapak/Ibu, hal yang harus diperhatikan ketika mengkonsumsi makanan

a. Tempat menjual makanan

..

b. Tempat penyimpanan makanan

..

c. Ciri makanan tidak layak konsumsi

..

..

7. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara membuat susu formula yang baik ?

Bagaimana Takarannya: ................................................

Air yang digunakan: Air dingin/suam-suam kuku/mendidih

D. FAKTOR EKSTERNAL

10. Menurut sepengetahuan Ibu/Bapak, berapa banyak warga di Desa yang pernah terkena diare sejak tahun 2011 ?

e. Sering (> 50 orang)

f. Cukup ( 20 - 50 orang )

g. Sedikit ( 1 20 orang )

h. Tidak ada

11. Sepengetahuan Bapak/Ibu, di manakah masyarakat sekitar biasa membuang air besar ?

a. WC Pribadi

b. WC Umum

Jumlah WC umum .......

c. Sungai

d. Kolam

Alasan warga tidak BAB di WC : ........................................................................................

.................................................................................................................................

12. Di manakah Ibu/Bapak dan keluarga biasa membuang air besar dan kecil ?

a. WC Pribadi

b. WC Umum

Jumlah WC umum .......

c. Sungai

d. Kolam

e. Kebun

Alasan keluarga tidak BAB di WC : ............................................................................

.................................................................................................................................

13. Di manakah Ibu/Bapak dan keluarga biasa membuang sampah ?

a. Sungai

b. Kolam

c. Kebun

d. Tempat sampah bersama

14. Tempat penampungan sampah

a. Apakah di Desa Beji terdapat tempat penampungan sampah?

Ada ( Sungai / TPA )

Tidak

b. Berapa jarak tempat penampungan sampah tersebut dengan pemukiman penduduk? (< 100m / > 100 m )

c. Jumlah tempat penampungan sampah .........

15. Tempat penampungan limbah

a. Apakah di Desa Beji terdapat tempat penampungan limbah ?

Ada ( Sungai / TPA )

Tidak

b. Berapa jarak tempat penampungan limbah tersebut dengan pemukiman penduduk? (< 100m / > 100 m )

c. Jumlah tempat penampungan limbah ........

16. Warga biasa menggunakan kolam dan sungai untuk

a. Mandi

b. Mencuci

c. Buang air besar

d. Tempat bermain anak - anak

17. Sumber air yang digunakan untuk minum/masak berasal dari..

a. PDAM

b. Sungai

c. Sumur

18. Kebiasaan orangtua/ wali

h. Memasak sendiri / membeli makan di warung

i. Mencuci alat makan dengan air mengalir / di 1 ember

j. Selalu mengecek tanggal kadaluarsa makanan / Tidak pernah

k. Mencuci tangan (silang pilihan yang sesuai)

Tidak pernah mencuci tangan

Mencuci tangan dengan air

Mencuci tangan dengan air dan sabun

Mencuci tangan sebelum makan

Mencuci tangan sesudah makan

Mencuci tangan sesudah BAB

Mencuci tangan setelah bekerja

Mencuci tangan sebelum memasak

Mencuci tangan setelah membersihkan BAB anak

l. Mencuci botol bayi dengan air panas sebelum digunakan (Ya/Tidak )

m. Mencuci empeng dengan air panas sebelum digunakan (Ya/Tidak )

n. Menutup botol bayi jika sedang tidak digunakan (Ya/Tidak)

E. FAKTOR INTERNAL

a. Kebiasaan balita

e. Memasukkan benda ke dalam mulut / tidak

f. Bermain tanah / tidak

g. Dibersihkan badannya setelah BAB dan BAK / tidak

h. Menggunakan empeng bayi / tidak

i. Menghisap jari/jempol

b. Imunitas balita

d. Lahir cukup bulan / Tidak ( ............ bulan )

e. Imunisasi lengkap / tidak ( kurang imunisasi .............. )

f. ASI ekslusif / Tidak ( berapa bulan)

c. Makanan yang dikonsumsi balita

a. ASI ekslusif mulai umur ....... bulan hingga ....... bulan

b. Makanan pendamping ASI pertama adalah ...................... pada umur ....... bulan

c. Jenis makanan pendamping ASI :

Instant (misal : SUN, promina, dll)

Mengolah sendiri

Cara pengolahan : ( Tim / blender / dihaluskan dengan sendok )

LEMBAR OBSERVASIONAL

1. Keadaan lantai

a. Tanah / ubin

..

b. Kebersihan lantai

..

2. Keadaan kamar mandi

a. Kondisi jamban

..

b. Kondisi bak mandi

..

c. Sabun yang digunakan

..

d. Sumber air di kamar mandi

..

3. Keadaan dapur

a. Tempat sampah di dapur

..

b. Tempat cuci piring

..

c. Penyimpanan alat alat makan

..

d. Penyimpanan bahan makanan

Bahan makanan siap saji

..

Bahan makanan mentah

..

4. Keadaan saluran pembuangan limbah dan sampah

Tempat sampah

i. Ada tutup / Tidak

ii. Model berlubang lubang / tertutup

iii. Banyak lalat / tidak

iv. Dekat dengan makanan / tidak

Pembuangan Limbah

a. Selokan kotor / bersih

b. Tersumbat / tidak

c. Tertutup / terbuka

d. Banyak lalat / tidak

5. Melihat KMS untuk mengetahui

Lahir cukup bulan / tidak

Status gizi balita

Nama responden

Nama anak

Pengetahuan

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

A

B

C

A

B

C

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

Rina

Fadila

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

8

Dariyanti

Dinda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

9

Ahmad Sulistiyono

Faqih

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

9

Titin

Fadli

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

9

parinah

Sabrilah

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

9

Darmini

Awal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

9

Riani

Fauzi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

8

Nunung

Olin

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

9

Suryati

Faisal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

9

Kuserlani

Azis

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

10

Supeni

Noval

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

10

Mujianti

Solihan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

11

Sulastri

Attifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

Hj.Fatimah

Ciko

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

10

Darsim

Elma

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

Nasyah

Aletta

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

10

Mukhlisoh

Dwi Inovan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

Toni

Amanda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

Suwarti

Safara

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

5

Yanti

Nutiqa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

Nama responden

Nama anak

Pengetahuan

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

A

B

C

A

B

C

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

Suryati

Indra

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

10

Nikmah

Ferdian

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

Rofingah

Fia

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

8

Sukirah

Nayla

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

Sumiati

Defina

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

Tarminah

Izuz

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

3

Sarmini

Aldo

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

5

Sarmini

Aldi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

5

Warsini

Ansya

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

Rumini

Assyifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

4

Jumlah

21

9

20

10

16

14

16

14

18

12

25

5

13

17

28

2

29

1

30

0

12

18

Nama Responden

Nama Anak

Eksternal

1

2

3

4

5

6

7

a

b

c

d

a

b

c

d

a

b

c

d

e

a

b

c

d

Y

T

Y

T

a

b

c

d

Rina

Fadila

v

v

v

v

v

v

v

Dariyanti

Dinda

v

v

v

v

v

v

v

Ahmad Sulistiyono

Faqih

v

v

v

v

v

v

Titin

Fadli

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

parinah

Sabrilah

v

v

v

v

v

v

v

Darmini

Awal

v

v

v

v

v

v

v

Riani

Fauzi

v

v

v

v

v

v

v

v

Nunung

Olin

v

v

v

v

v

v

v

Suryati

Faisal

v

v

v

v

v

v

v

v

Kuserlani

Azis

v

v

v

v

v

v

v

v

Supeni

Noval

v

v

v

v

v

v

v

v

Mujianti

Solihan

v

v

v

v

v

v

v

v

Sulastri

Attifa

v

v

v

v

v

v

v

Hj.Fatimah

Ciko

v

v

v

v

v

v

Darsim

Elma

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nasyah

Aletta

v

v

v

v

v

v

v

Mukhlisoh

Dwi Inovan

v

v

v

v

v

v

Toni

Amanda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Suwarti

Safara

v

v

v

v

v

v

v

v

Yanti

Nutiqa

v

v

v

v

v

v

v

Nama Responden

Nama Anak

Eksternal

1

2

3

4

5

6

7

a

b

c

d

a

b

c

d

a

b

c

d

e

a

b

c

d

Y

T

Y

T

a

b

c

d

Suryati

Indra

v

v

v

v

v

v

v

Nikmah

Ferdian

v

v

v

v

v

v

v

v

Rofingah

Fia

v

v

v

v

v

v

v

v

Sukirah

Nayla

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sumiati

Defina

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Tarminah

Izuz

v

v

v

v

v

v

v

v

Sarmini

Aldo

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sarmini

Aldi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Warsini

Ansya

v

v

v

v

v

v

v

Rumini

Assyifa

v

v

v

v

v

v

v

Jumlah

1

2

25

2

6

6

3

15

17

4

2

7

15

15

18

12

12

18

11

15

23

7

Nama Responden

Nama Anak

Eksternal

8

9

a

b

c

d

e

f

g

a

b

c

Y

T

Y

T

Y

T

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Y

T

Y

T

Y

T

Rina

Fadila

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Dariyanti

Dinda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Ahmad Sulistiyono

Faqih

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Titin

Fadli

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

parinah

Sabrilah

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Darmini

Awal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Riani

Fauzi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nunung

Olin

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Suryati

Faisal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Kuserlani

Azis

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Supeni

Noval

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Mujianti

Solihan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sulastri

Attifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Hj.Fatimah

Ciko

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Darsim

Elma

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nasyah

Aletta

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Mukhlisoh

Dwi Inovan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Toni

Amanda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

V

Suwarti

Safara

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Yanti

Nutiqa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nama Responden

Nama Anak

Eksternal

8

9

a

b

c

d

e

f

G

a

b

c

Y

T

Y

T

Y

T

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Y

T

Y

T

Y

T

Suryati

Indra

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nikmah

Ferdian

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Rofingah

Fia

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sukirah

Nayla

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sumiati

Defina

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

V

Tarminah

Izuz

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

V

Sarmini

Aldo

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sarmini

Aldi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Warsini

Ansya

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Rumini

Assyifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Jumlah

5

25

30

25

5

28

2

19

11

29

28

26

23

11

22

24

6

13

17

20

10

Nama Responden

Nama Anak

Internal

1

2

3

a

b

c

d

e

a

b

c

a

b

C

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Instan

Sendiri

Rina

Fadila

v

v

v

v

v

v

v

v

v

0

v

Dariyanti

Dinda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

4

v

Ahmad Sulistiyono

Faqih

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

Titin

Fadli

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

parinah

Sabrilah

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

Darmini

Awal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

4

v

Riani

Fauzi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

4

v

Nunung

Olin

v

v

v

v

v

v

v

v

v

4

v

Suryati

Faisal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

0

v

Kuserlani

Azis

v

v

v

v

v

v

v

v

v

5

v

v

Supeni

Noval

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

Mujianti

Solihan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

4

v

v

Sulastri

Attifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

8

v

Hj.Fatimah

Ciko

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

v

Darsim

Elma

v

v

v

v

v

v

v

v

v

1

v

Nasyah

Aletta

v

v

v

v

v

v

v

v

v

8

v

Mukhlisoh

Dwi Inovan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

Toni

Amanda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

v

Suwarti

Safara

v

v

v

v

v

v

v

v

v

1

v

Yanti

Nutiqa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

3

v

v

Nama Responden

Nama Anak

Internal

1

2

3

a

b

c

d

e

a

b

c

a

b

c

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Instan

Sendiri

Suryati

Indra

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

Nikmah

Ferdian

v

v

v

v

v

v

v

v

v

5

v

Rofingah

Fia

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

Sukirah

Nayla

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

v

Sumiati

Defina

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

v

Tarminah

Izuz

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

v

Sarmini

Aldo

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

v

Sarmini

Aldi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

7

v

v

Warsini

Ansya

v

v

v

v

v

v

v

v

v

6

v

v

Rumini

Assyifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

5

v

Jumlah

25

5

23

7

27

3

10

20

26

4

30

27

3

27

3

29

1

25

17

Nama responden

Nama anak

Observasional

1

2

3

4

5

a

b

a

b

c

d

a

b

c

d

a

b

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

A

T

Rina

Fadila

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Dariyanti

Dinda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Ahmad Sulistiyono

Faqih

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Titin

Fadli

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Parinah

Sabrilah

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Darmini

Awal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Riani

Fauzi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nunung

Olin

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Suryati

Faisal

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Kuserlani

Azis

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Supeni

Noval

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Mujianti

Solihan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sulastri

Attifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Hj.Fatimah

Ciko

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Darsim

Elma

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nasyah

Aletta

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Mukhlisoh

Dwi Inovan

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Toni

Amanda

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Suwarti

Safara

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Yanti

Nutiqa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nama responden

Nama anak

Observasional

1

2

3

4

5

a

b

a

b

c

d

a

b

c

d

a

b

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

B

C

K

A

T

Suryati

Indra

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Nikmah

Ferdian

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Rofingah

Fia

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sukirah

Nayla

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sumiati

Defina

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Tarminah

Izuz

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sarmini

Aldo

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sarmini

Aldi

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Warsini

Ansya

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Rumini

Assyifa

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Jumlah

22

4

4

16

3

11

11

8

11

6

5

19

22

4

4

7

15

8

3

17

10

4

13

13

8

17

5

10

14

6

3

22

5

3

14

13

29

1

Pengetahuan

BSBSBSBSBSBSBSBSBSBSBSABCABC1234567219201016141614181225513172822913001218

Jumlah responden

Nilai pengetahuan

Sales

83,33 %

16,67%

> 5