laporan sgd 5 blok 17 lbm 2.docx

Upload: lola-carola

Post on 18-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    1/11

    LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2

    Kegagalan Perawatan Saluran Akar

    Disusun Oleh,

    1. Aria Rahmadani 112080006

    2.

    Alifatul Rahmafitri 1121101763. Karunia Budi H 112110

    4. Lola Carola 112110208

    5. Nifarea Anlila V 112110213

    6. Rizki Widya P 112110224

    7. Shita Mahanani 112110225

    8. Soraya Dewi I 112110226

    9. Syarifah Nur L 112110227

    10.Taufiah Resa A 112110

    11.Winda Puspitasari 110110235

    12.Yoga Rizki Ramadhani 112110237

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    2/11

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan hasil SGD Gangren

    Pulpa. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah dilaksanakan.

    Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

    membantu kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih

    kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah bersusah payah membantu baik langsung

    maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.

    Keberadaan laporan ini sungguh sangat membahagiakan, karena selama ini

    mahasiswa kedokteran gigi dapat belajar mengenai topik atau subjek yang memang harus

    dipelajari. Kegagalan perawatan saluran akar yang dapat berpengaruh besar terhadap

    kesehatan gigi dan mulut pasien..Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil laporan

    ini. Karena itu kami berharap semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi

    kita bersama. Semoga laporan yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan

    yang lebih baik lagi. Amin.

    Jazakumullhahi khoiro jaza

    Semarang, 17 Desember 2013

    Penyusun

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    3/11

    SKENARIO

    Pasien perempuan, usia 52 tahun datang ke RSGM Unissula dengan keluhan gigi belakang

    bawah kanannya terasa nyeri, bengkak hilang timbul, goyang, dan tidak bisa dipakai untuk

    mengunyah makanan sejak 2 bulang yang lalu. Keluhan ini disertai rasa bau yang tidak

    enak yang keluar dari gigi tersebut. Kondisi ini menyebabkan pasien mengunyah dengan

    sisi sebelah kiri. Riwayat perawatan gigi tersebut pernah dirawat saraf di puskesmas

    sekitar 2 tahun yang lalu. OS memiliki riwayat DM terkontrol. Pasien ini

    mempertahankan giginya karena ingin bisa dipakai mengunyah kembali.

    Pada pemeriksaan objektif didapatkan :

    Ektra Oral (E/O) :

    - Tidak ditemukan kelainan

    Intra Oral (I/O)

    - Oral hygiene sedang. Kalkulus kelas 2 diregio kanan RA dan RB.

    - Gigi 46 : terdapat tambalan komposit besar (MOD). Perkusi dan tekan sakit.

    Pada gingival bagian bukal terdapat fistula. Tambalan bocor dan berubah

    warna.

    - Gigi terasa goyang derajat satu

    Pada pemeriksaan rontgen (RO) didapatkan :

    - Gigi 46 : terdapat gambaran radiopaque pada daerah atap pulpa dan koronal

    serta gambaran pengisisan saluran akar yang tidak hermetis dan tidak

    sepanjang kerja. Terdapat gambaran diffuse radiolusen pada derah apikal gigi.

    Terdapat pelebaran ligamen periodontal pada bagian mesial distal.

    Dokter gigi menyarankan untuk dilakukan perawatan kembali pada gigi tersebut, tetapi

    pasien ingin dicabut saja. Kemudian dokter gigi menjelaskan indikasi dan kontraindikasi

    perawatan ulang pada gigi pasien.

    Keyword :

    Tambalan lepas, fistula, pengisian tidak hermetis dan tidak sepanjang kerja,

    pelebaran ligamen periodontal, diffuse radiolusen pada apikal gigi.

    Masalah :

    Kegagalan perawatan saluran akar

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    4/11

    PENDAHULUANA Latar Belakang

    Belakangan ini diketahui bahwa banyaknya mahasiswa yang belummemahami mengenai Kegagalan Perawatan Saluran Akar dan kesulitan dalam

    mencari sumber belajar yang tepat dan dapat dipercaya. Dalam kenyataannya

    menunjukkan bahwa tidak banyak mahasiswa yang mau bersusah payah untuk

    mencari jawaban ataupun sumber-sumber belajar secara terperinci dan jelas. Oleh

    karena itu perlu diupayakan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan

    kemampuan mahasiswa dalam memahami dan mendapatkan sumber belajar mengenai

    Kegagalan Perawatan Saluran Akar yang baik agar dapat menyelesaikan soal

    pembelajaran.

    Upaya dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menemukansumber belajar merupakan suatu upaya yang paling logis dan realistis. Dosen ataupun

    Tutor sebagai salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan keberhasilan

    pendidikan di Universitas, khususnya dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar,

    harus berperan aktif serta dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk

    meningkatkan hasil belajar mahasiswa..

    B Learning Issues

    1. Bedanya Gangren dan nekrosis2. Mekanisme fistul

    3. Indikasi dan kontraindikasi PSA ulang

    4. Tanda dan gejala kegagalan PSA

    5. Mengetahui perawatan dalam kegagalan PSA

    1.

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    5/11

    PEMBAHASANPerawatan saluran akar merupakan prosedur perawatan gigi yang bertujuan untuk

    mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut agar gigi tersebut dapat

    berfungsi kembali. Tidak semua perawatan saluran akar berhasil dengan baik, kegagalan

    perawatan mungkin saja terjadi. Kegagalan perawatan saluran akar bisa disebabkan oleh

    berbagai faktor, misalnya kondisi gigi, faktor penderita, serta faktor perawatan yang

    dilakukan. Kegagalan juga bisa disebabkan karena faktor non gigi, misalnya adanya penyakit

    pada jaringan penyangga gigi.

    Apabila terjadi rasa sakit/ bengkak setelah dilakukan perawatan saluran akar,

    mungkin saja rasa sakit dan bengkak yang terjadi itu karena kegagalan dari perawatan saluran

    akar yang sudah dilakukan. Kegagalan perawatan saluran akar memang bisa ditandai dengan

    adanya rasa sakit dan pembengkakan pada gusi. Rasa sakit dan pembengkakan mungkin bisa

    saja terjadi setelah beberapa waktu dilakukannya perawatan saluran akar. Biasanya rasa sakit

    tersebut tidak bisa hilang hanya dengan minum obat penghilang nyeri/sakit. Keberhasilan

    perawatan saluran akar itu sendiri tidak bisa ditentukan dengan pasti, biasanya keberhasilandilihat mulai 6 bulan sampai 4 tahun setelah perawatan. Sebaiknya segera memeriksakan gigi

    yang sakit tersebut ke dokter gigi. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan yang seksama

    baik pemeriksaan secara langsung pada gigi yang bermasalah atau dengan pemeriksaan

    melalui foto ronsen gigi. Dari kedua jenis pemeriksaan ini, nantinya akan dapat ditentukan

    apakah memang gigi anda mengalami kegagalan perawatan saluran akar atau tidak. Apabila

    memang terjadi kegagalan perawatan saluran akar dan kondisi gigi masih memungkinkan,

    dokter gigi biasanya akan melakukan perawatan saluran akar ulang.

    Pada skenario diatas didapatkan diagnosa mengalami PSA yang gagal karena

    didapatkan pengisian saluran akar yang tidak hermetis sehingga menyebabkan rasa sakit

    giginya bau, nyeri bengkak hilang timbul dan diduga gangren pulpa/nekrosis pulpa disertaipus (abses periapikal), karena tambalan bocor, menyebabkan gigi mengeluarkan bau.

    Perbedaan antara Gangren pulpa dan Nekrosis pulpa :

    Gangren pulpa

    Adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan

    pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak

    menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel rusak

    tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup .

    proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentin adalah suatu

    penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik

    (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila

    terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor tersebut adalah bakteri,

    karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangren pulpa

    dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana

    terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. Selanjutnya proses berlanjut menjadi

    karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan saat pulpa

    terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan

    dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang

    didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih daro 1mm. Pada pulpitis

    terdapat peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembulug darah, dan pembuluh

    limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapaibagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangren

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    6/11

    pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau

    keabu-abuan. Dan pada lubang perforasi tercium bau busuk akibat dari proses

    pembusukan dari toksin kuman.

    Gangren pulpa juga merupakan keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati

    sebagai sistem pertahanan, pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlahsel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak, dan menempati sebagian besar ruang

    pulpa. Gangren pulpa ditandai dengan perubahan warna gigi menjadi kecoklatan/keabu-

    abuan dan pada lubang tercium bau busuk akibat proses pembusukan dari toksin kuman.

    Nekrosis Pulpa

    Merupakan proses lanjut dari radang pulpa akut maupun kronis atauterhentinya darah

    secara tiba-tiba karena trauma. Nekrosi pulpa dapat terjadi parsial maupun full.

    Ada 2 macam nekrosis :

    a. Tipe koagulasi terjadi karena jaringan yang larut mengendap dan berubah menjadi

    bahan yang padat.

    b. Tipe liquefaction terjadi karena enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa menjadi

    bahanyang lunak dan cair.Penyebabnya :

    1. Microbakterial

    2. Trauma fisik (benturan, radiasi).

    3.Bahan-bahan kimia (tumpatan gigi, bahan korosif)

    4. Reaksi hipersensitivitas

    Umumnnya nekrosis pulpa disebabkan karena pulpitis reversible dan irreversible yangtidak ditangani dengan baik/benar (kegagalan perawatan). Nekrosis pulpa ditandai dengan

    hasil akhir berupa H2S, amoniak, bahan yang bersifat lemak,indikan, protamine, CO2 selain

    itu Indole, Skatol, Putresin dan kadaverin yang menimbulkan bau busuk. Ditemukan juga

    kuman saprofit anaerob

    MekanismeMeknisme terjadinya nekrosis pulpa merupakan penjalaran yang

    membutuhkan waktu yanglama. Proses terjadi nekrosis dimulai dari :

    Karies superfacial (karies email).Dimana terjadi pembentukan plak dan penguraian

    karbohidrat oleh bakteri dengan menggunakanenzim Ftase dan Gtase. Bakteri yang mengurai

    karbohidrat (sukrosa) akan menghasilkan asamsebagai hasil akhir yang meng-etsa email gigi

    hingga tebentuk kavitas.

    Karies dentinMerupakan kelanjutan invasi bakteri setelah terbentuk kavitas superfacial.Peradangan pulpa (infeksi pulpa)Merupakan reaksi terhadap invasi bakteri yang telah

    mengenai pulpa.Ditandai dengan terjadinya dilatasi pembuluh darah, peningkatan volume

    darah dalam ruangan pulpa (kongesti).

    Pulpitis Dibedakan menjadi 2 :

    - ReversibleInflamasi pulpa yang masih ringan yang disebabkan oleh stimuli tapi pulpa

    dapat kembali kekeadaan tidak terinflamasi bila stimuli dihilangkan.

    a. Kronik (tanpa gejala)/asimtomatik

    b. Akut (dengan gejala)/symtomatik

    - IreversibelInflamasi pulpa yang persisten yang dapat simtomatik ataupun asimtomatik

    yang menyebabkan pulpa menjadi nekrosis (mati).

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    7/11

    Nekrosis pulpa juga merupakan kematian yang merupakan proses lanjutan dari radang

    pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah tiba-tiba akibat trauma. Pada setiap

    proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H2S, amoniak, dan juga

    indol,skatol, putresin, kadaverin yang menyebabkan bau busuk. Jika pada nekrosis ikut juga

    masuk kuman safrofit anaerob maka kematian pulpa ini disebutgangren pulpa

    Mekanisme terjadinya kelainan periapikal

    Penyebab penyakit pulpa dan kelainan periapikal sangat berhubungan dengan bakteri.

    Bakteri yang terdapat pada jaringan pulpa akan mengakibatkan peradangan dan berlanjut

    kejaringan periapikal. Sumber utama bakteri dalam pulpa adalah karies. Bakteri pada karies

    akan memproduksi toksin yang akan berpenetrasi ke dalam pulpa melalui tubulus. Akibatnya,

    jaringan pulpa akan terinflamasi secara lokal pada basis tubulus yang terkena karies terutama

    oleh sel-sel inflamasi kronik seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma. Jika pulpa terbuka,

    jaringan pulpa akan terinfiltrasi secara lokal oleh leukosit polimorfonukleus untukmembentuk suatu daerah nekrosis pada lokasi terbukanya pulpa. Jaringan pulpa bisa tetap

    terinflamasi untuk waktu yang lama sampai akhirnya menjadi nekrosis atau bisa dengan cepat

    menjadi nekrosis. Hal ini bergantung pada virulensi bakteri, kemampuan untuk mengeluarkan

    cairan inflamasi guna mencegah peningkatan tekanan intrapulpa yang besar, ketahanan host,

    jumlah sirkulasi, dan drainase limfe.

    Setelah nekrosis pulpa, reaksi inflamasi dari jaringan pulpa akan berlanjut kejaringan

    periapikal. Jaringan pulpa yang mengandung bateri serta toksinnya akan keluar melalui

    foramen apikal, yang mana foramen apikal ini merupakan penghubung pulpa dan jaringan

    peridonsium. Bakteri serta toksinnya dan mediator inflamasi dalam pulpa yang terinflamsi

    dapat keluar dengan mudah melalui foramen apikal sehingga menyebabkan kerusakanperiapikal, hal ini dikarnakan dibagian foramen apikal terdapat bagian yang lunak untuk

    tempat keluarnya bakteri dan produknya. Peradangan yang meluas ke jaringan periapikal

    menyebabkan respon inflamasi lokal sehingga akan mengakibatkan kerusakan tulang dan

    resorpsi akar.

    Mekanisme terjadinya fistula dimulai dari adanya tambalan yang bocor dan kalkulus

    supragingiva pada poket periodontal menyebabkan bakteri masuk. Bila invasi bakteri

    dibiarkan maka akan masuk ke pembuluh darah menuju jaringan periapikal melalui apeks.

    Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke

    dalam rongga tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah

    putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut. Akibatpenimbunan nanah ini maka jaringan sekitarnya akan terdorong dan nanah akan mengisi

    ruangan yg kosong seperti saluran fistel. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh

    untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah maka infeksi bisa

    menyebar tergantung kepada lokasi abses. Sehingga Abses Periapikal dapat didefinisikan

    sebagai suatu proses supuratif disekitar ujung akar gigi yang terjadi karena hancurnya

    jaringan dan merupakan respon inflamasi berlanjut dari jaringan periapikal terhadap iritasi

    pulpa.Perawatannya dengan:

    o Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang asalnya sehingga nanah bisa keluar

    dan dibiarkan terbukakarena bisa sembuh sendiri

    o Fistulektomi:Jaringan nanah harus di eksisi keseluruhannya untuk

    menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada fistula ani adalah membiarkannyaterbuka.

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    8/11

    Tanda dan Gejala Kegagalan PSA :

    Penentuan berhasil atau tidaknya suatu perawatan diambil dari pemeriksaan klinis dan

    radigrafis dan histologis (mikroskopis). Hanya temuan klinis dan radiografis yang dapat

    dievaluasi dengan mudah oleh dokter gigi, pemeriksaan histologis pada umumnya digunakan

    sebagai alat penelitian . Periode yang dianjurkan berkisar 6 bulan sampai 4 tahun.

    Keberhasilan yang nyata dalam kurun waktu satu tahun bukan keberhasilan yang langgeng

    karena kegagalan mungkin terjadi setiap saat (Walton & Torabinejad, 1996; Mardewi, 2003).

    Tanda-tanda Kegagalan secara Klinis

    Kegagalan perawatan saluran akar yang dilihat secara klinis yang lazim dinilai

    adalah tanda gejala klinis, yaitu : (Walton & Torabinejad, 1996; Mardewi, 2003) :

    - Rasa nyeri, baik secara spontan maupun bila kena rangsang.

    - Perkusi dan tekanan terasa peka.

    - Palpasi mukosa sekitar gigi terasa peka.

    - Pembengkakan pada mukosa sekitar gigi dan nyeri bila ditekan.

    - Adanya fistula pada daerah apical.

    Tanda-tanda Kegagalan secara Radiografis

    Kemungkinan kesalahan dalam interprestasi radiografis adalah faktor penting

    yang dapat merumitkan keadaan. Konsistensi dalam jenis film dan waktu

    pengambilan, angulasi tabung sinar dan film, kondisi penilaian radiograf yang sama

    merupakan hal-hal yang penting untuk diperhatikan. Tanda-tanda kegagalan

    perawatan saluran akar secara radiografis adalah adanya (Walton & Torabinejad,1996; Mardewi, 2003) :

    - Perluasan daerah radiolusen di dalam ruang pulpa (internal resorption)

    - Pelebaran jaringan periodontium.

    - Perluasan gambaran radiolusen di daerah periapikal

    Tanda-tanda Kegagalan secara Histologis (Mikroskopis)

    - Adanya sel-sel radang akut dan kronik di dalam jaringan pulpa dan periapikal.

    - Ada mikro abses.

    Indikasi dan Kontraindikasi PSA ulang :

    Indikasi :1. Terdapat kelainan apical periodontitis.

    2. Pasien dengan riwayat perawatan saluran akar dan keadaan jaringan periodontal di

    apical gigi normal.

    3. Keputusan untuk merawat ulang saluran akar didasarkan pada perkiraan keberhasilan

    dan kegagalan perawatan endodontik awal.

    4. Kriteria keberhasilan : radiograf menunjukkan radiolusensi terhenti atau menghilang,

    tidak terdapat rasa nyeri dan pembengkakan, fistula menghilang, tidak kehilangan

    fungsi dan tidak terjadi kerusakan jaringan.

    5. Kualitas perawatan saluran akar sebelumnya harus dimasukkan dalam proses

    pembuatan keputusan perawatan ulang.

    6. Gigi dengan kelainan yang telah mengenai jaringan pulpa dan periapikal

    7. Sebagai pencegahan untuk menghindari infeksi jaringan periapikal

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    9/11

    8. Terjadi coronal leakage

    9. Jika pasien masih merasa sakit setelah perawatan

    10. Kesehatan umum pasien baik

    11. Oral hygiene pasien baik

    12. Masih didukung jaringan penyangga gigi yang baik

    13. Pasien bersedia untuk dilakukan perawatan ulang14. Operator mampu.

    Kontraindikasi :1. Bentuk anatomi akar yang tidak baik (lancip, tapper, terdapat sisa dentin yang tebal).

    2. Adanya resorbsi akar yang tidak dapat dirawat dan adanya perforasi.

    3. Adanya bifurcation caries.

    4. Mahkota yang tidak mencukupi (rusak).

    5. Gigi yang tidak dapat direstorasi lagi

    6. Tidak didukung jaringan penyangga gigi yang cukup

    7. Gigi yang tidak strategis, tidak mempunyai nilai estetik dan fungsional.

    8. Terjadi fraktur vertical

    9. Resorpsi yang luas baik internal maupun eksternal

    10. Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi; akar terlalu bengkok, saluran

    akar banyak dan berbelit-belit.

    11. Kesehatan umum pasien buruk

    12. Pasien tidak bersedia untuk dilakukan perawatan ulang

    13. Operator tidak mampu.

    Mengetahui perawatan dalam kegagalan PSA

    Penatalaksanaan pada kasus ini meliputi

    1. PSA ulang

    a. pembukaan akses korona kembali

    b. pengeluaran guta-perca

    c. preparasi ulang saluran akar

    d. pengisian saluran akar

    e. preparasi dan pemasangan pasak saluran akar

    f. dan restorasi akhir berupa mahkota selubung.

    Evaluasi 2 bulan pasca perawatan ulang saluran akar menunjukkan perbaikan pada

    lesi periapikal dan keluhan tidak nyaman pada gigi telah hilang.

    2. Perawatan Endodontic Orthograde

    Perawatan endodontik orthograde adalah pengisian saluran akar yang

    dilaksanakan secara normal melalui akses dari mahkota karena kegagalan perawatan

    saluaran akar dan membutuhkan perawatan ulang. Kanal dibuat dari mahkota ke

    puncaknya.

    Tujuan: mempertahankan gigi dengan perawatan saluran akar.

    Indikasi :

    a. Perawatan endodontik yang gagal

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    10/11

    b. Waktu terbatas dari penderita

    c. Crown yang pecah sehingga mengharuskan restorasi untuk dibongkar

    Perawatan endodontik retrograde merupakan perawatan endodontik retrograde,

    apexectomi yaitu pengangkatan periapikal patologi karena kegagalan perawatan saluran akar

    dan membutuhkan perawatan ulang. Filling yang ditempatkan dibagian apikal dari akar gigiuntuk menutup bagian dari saluran akar segera setelah apikotomi. Juga disebut prostresection

    filling. Perawatan ini menjadi pilihan jika retreatment sebelumnay tidak memungkinkan.

    Penanggulangan kegagalan perawatan saluran akar juga dapat dilakukan dengan dua cara

    yaitu perawatan ulang secara konvensional atau ortograd dan bedah atau retrograd.Perawatan

    ulang saluran akar dilakukan dengan mengulang perawatan melalui akses mahkota dengan

    tujuan untuk membuang iritan pada saluran akar yang sebagian besar terdiri atas

    mikroorganisme yang tinggal atau berkembang setelah perawatan. Penanggulangan dengan

    bedah apeks (retrograd) dimaksudkan untuk menutup rapat saluran akar pada apeksnya dan

    merupakan pilihan kedua jika pada perawatan ulang saluran akar tidak dapat dilakukan.

    Untuk melakukan perawatan ulang saluran perlu kerja sama yang baik dengan pasien.Ketrampilan operator dan tersedianya alat-alat untuk perawatan ulang merupakan persyaratan

    utama ,karena pengalaman operator sangat menunjang keberhasilan perawatan ulang saluran

    akar. Persyaratan restorasi akhir pada gigi setelah perawatan saluran akar yaitu memberikan

    penutupan korona yang baik, melindungi struktur gigi yang tersisa ,mengurangi kelenturan

    cusp dan mengembalikan fungsi pengunyahan dan estetis

    Metode bedah endodontic adalah:

    Insisi jika ada abses submukosa dapat dilakukan insisi untukmendapatkan drainase dan menghilangkan rasa sakit

    Apikoektomi pembedahan akar karena pemblokiran saluran akar atau

    akar sangat melengkung sehingga tidak mungkin mengisi saluran akar

    sampai ke apeks

  • 5/28/2018 LAPORAN SGD 5 BLOK 17 LBM 2.docx

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    Walton and Torabinejad. 2008. Prinsip dan Praktek Ilmu Endodonsia (terjemahan),

    ed. 3. Jakarta: EGC

    Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta : EGC

    Walton, Richard E and Torabinejad. 1998. Prinsip dan Praktek Ilmu Endodonsia.Jakarta: EGC.

    Harty, FJ. 1993 Endodonti Klinis. Edisi 3. Alih bahasa : Lilian Yuwono. Jakarta :

    Hipokrates

    Bence, R. 1990.Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro. Jakarta :

    Penerbit Universitas Indonesia.