laporan praktikum pk kel. 10

18
LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME Pembimbing: dr. Tri Ariguntar, Sp.PK KELOMPOK 10 1.Gabriele Ramadhan R. D. 2011730031 2.Haikal Ghifari 2011730032 3.Haldis Zopian 2011730033 4.Hana Handwiratna 2011730034 5.Herda Utama L. S. 2011730035 6.Herwinati 2011730036 7.Hilmy Syarifah 2011730037 8.Ifa Nur Diwani 2011730038 9.Ika Nadia 2011730039 10. Ikhwanul Kamil 2011730040

Upload: gabriele-ramadhan-raushan-dhamir

Post on 24-Apr-2015

192 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

Pembimbing: dr. Tri Ariguntar, Sp.PK

KELOMPOK 10

1. Gabriele Ramadhan R. D. 2011730031

2. Haikal Ghifari 2011730032

3. Haldis Zopian 2011730033

4. Hana Handwiratna 2011730034

5. Herda Utama L. S. 2011730035

6. Herwinati 2011730036

7. Hilmy Syarifah 2011730037

8. Ifa Nur Diwani 2011730038

9. Ika Nadia 2011730039

10. Ikhwanul Kamil 2011730040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JAKARTA

2013

Page 2: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat kepada

umatnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari jaman

jahiliyah menuju jaman islamiyah.

Dalam Laporan ini, penulis akan menguraikan tentang hasil praktikum patologi klinik

dalam sistem Endokrin dan Metabolisme. Laporan ini diharapkan bisa menambah wawasan

dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Berbagai teknik dan intrik penulis kemas dalam

laporan ini dan juga penulis berharap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Dr. Tri Ariguntar, Sp.PK sebagai tutor pembimbing kami dalam praktikum,

2. Kepada staf laboratorium yang membantu kami mempersiapkan alat dan bahan saat

praktikum dilaksanakan, dan

3. Kepada teman-teman yang memberikan dukungan dan support.

Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa

laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang diberikan akan penulis

sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para

mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Jakarta, 6 April 2013

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

PERCOBAAN 1

TES REDUKSI URIN

BENEDICT ( Kualitatif)

PRA ANALITIK

Persiapan pasien:

Sama dengan persiapan pasien pada test glukosa darah puasa dan test glukosa darah post

prandial.

Persiapan sampel:

- Pengambilan sampel urin dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel darah,

baik untuk tes glukosa urin puasa maupun tes glukosa urin post prandial.

- Sampel urin dapat berupa urin post prandial (pertama kali dikemihkan 1,5 – 3 jam

setelah makan) atau urin sewaktu.

- Sampel urin dimasukkan dalam penampung bersih tanpa bahan pengawet.

- Sebaiknya sampel disimpan pada suhu ruang dan tes dilakukan paling lambat 2 jam

setelah pengambilan sampel.

Prinsip tes:

Mengubah warna zat tertentu ( benedict) jika direduksi dengan glukosa

Alat dan bahan:

Alat:

- tabung reaksi

- pipet tetes

- gelas piala

- pembakar bunsen

- kasa asbebs, kaki tiga

Bahan:

- sampel urin

- reagen benedict

ANALITIK

Cara kerja:

1. Masukkan 5 ml reagen bendict ke dalam tabung reaksi

2. Teteskan sebanyak 5-8 tetes ( jangan lebih) urin kedalam tabung tersebut

3. Didihkan air pada gelas piala

Page 4: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

4. Masukkan tabung ke dalam air mendidih hingga seluruh sampel terendam pada air

mendidih selama 5 menit

5. Angkat tabung, kocok isinya dan baca hasil reduksi

Rujukan:

Glukosa negatif : bukan DM bila hasil tes urin berwarna biru, sesuai dengan < 0,5 % glukosa

HASIL:

Setelah urin ditambahkan reagen benedict ternyata didapatkan warna urin biru.

PASCA ANALITIK:

Interpretasi:

Warna Interpretasi:

(1+) s/d (4+) mungkin/diduga DM

Kekuningan dan keruh

(hijau)

Positif + (1+) : sesuai dengan 0,5-1 % glukosa

Kuning keruh Posotif ++ (2+) : sesuai dengan 1-1,5 % glukosa

Merah/Warna lumpur keruh Positif +++ (3+) : sesuai dengan 2-3,5 % glukosa

Merah keruh Positif ++++ (4+) : sesuai dengan > 3,5% glukosa

KESIMPULAN:

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan sampel urin dan reagen bendict

didapatkan warna biru pada hasil, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa sampel

tidak menderita DM.

Page 5: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

PERCOBAAN II

TES GLUKOSA DAN PROTEIN URIN STRIP

CARIK CELUP (Semi Kuantitatif)

PRA ANALITIK

Persiapan Pasien:

Sama dengan persiapan pasien pada tes glukosa darah puasa (GDP):

- Pasien dipuasakan 8-12 jam sebelum tes

- Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan ditulis pada formulir

permintaan tes.

Dan sama dengan pasien pada tes glukosa darah post prandial (GD2PP):

- Dilakukan 2 jam setelah tes GDP

- Pasien diberikan makanan yang mengandung 100 gram karbohidrat sebelum tes

dilakukan.

Persiapan Sampel:

Pengambilan sampel urin dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel darah,

baik untuk tes glukosa urin puasa maupun tes glukosa urin post prandial.

Sampel urin dapat berupa urin post prandial (pertama kali dikemihkan 1,5 – 3 jam setelah

makan) atau urin sewaktu.

Sampel urin dimasukkan dalam penamping bersih tanpa bahan pengawet. Sebaiknya sampel

disimpan pada suhu ruang dan tes dilakukan paling lambat 2 jam setelah pengambilan

sampel.

Prinsip Tes:

Dengan metode enzimatik glucose oxidase, kertas yang dilapisi dua macam enzim yaitu

glucose oxidase dan peroxidase, dan zat semacam o-toluidin yang berubah warna bila

dioksidasi.

Alat dan Bahan:

Alat:

- Tabung reaksi

- Carik celup

- Urin Analyzer dengan metode Reflectane Fotometer

Bahan:

- Sampel urin

Page 6: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

ANALITIK

Cara Kerja:

- Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi

- Rendamkan carik celup pada sampel urin, diamkan selama 60 detik

- Angkat dan tiriskan carik celup

- Letakkan carik celup pada Urine Analyzer

- Buat program pada Uriscan selanjutnya hasil tes akan terbaca secara semikuantitatif.

Rujukan:

Glukosa negatif bila warna pada carik celup biru atau pada uriscan menunjukkan hasil

negative sesuai dengan <50 mg/100ml glukosa.

HASIL:

Pada praktikum mengenai tes glukosa urin di atas tidak dipatkan perubahan warna

pada carik celup.

PASCA ANALITIK

Interpretasi:

Warna Interpretasi: + s/d (4+) mungkin/diduga DM

+ : Sesuai dengan 50 - < 250 mg / 100 ml glukosa

Positif + (1+) : Sesuai dengan 250 - < 500 mg / 100 ml glukosa

Positif ++ (2+) : Sesuai dengan 500 - < 1000 mg / 100 ml glukosa

Positif +++(3+) : Sesuai dengan 1000 - < 2000 mg / 100 ml glukosa

Positif ++++ (4+) : Sesuai dengan > 2000 mg / 100 ml glukosa

*masukan gambar hasil percobaan*

KESIMPULAN:

Berdasarkan percobaan mengenai tes glukosa urin di atas tidak didapatkan perubahan

warna pada carik celup, sehingga dapat diinterpretasikan tidak adanya glukosa,

protein, dan keton pada urin. Hasil glukosa, protein dan keton urin negatif.

Page 7: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

PERCOBAAN III

KADAR GLUKOSA DARAH (glukosameter)

GDP dan GDS (Kuantitatif)

PRAANALITIK

Persiapan Pasien:

GDP:

- Pasien dipuasakan 8-12 jam sebelum tes

- Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yangf harus diberikan ditulis pada formulir

permintaan tes

GDS:

Tidak ada persiapan khusus.

Persiapan Sampel:

Pengambilan sampel sebaiknya pagi hari karena adanya variasi diurnal. Pada sore hari

glukosa darah lebih rendah sehingga banyak kasus DM yang tidak terdiagnosis.

Untuk tes saring atau kontrol DM, sampelnya adalah plasma vena, serum atau darah

kapiler. Untuk diagnostik sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan tetapi

dapat juga digunakan sampel pada whole blood, darah vena atau kapiler dengan

memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda. Molaritas glukosa pada

plasma vena hampir sama dengan glukosa pada whole blood. Konsentrasi glukosa

plasma lebih tinggi ~11% dibanding whole blood, pada hematokrit normal.

Konsentrasi plasma heparin lebih rendah 5% dibanding serum.

Sampel plasma, stabil selama kurang dari 1 jam, bisa lebih dari 1 jam konsentrasi

glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo.

Jika sampel disimpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium flourida 2,5 mg/mL

darah). Sampel ini stabil pada suhu 15-25oC selama 24 jam, dan pada suhu 4oC stabil

selama 10 hari.

Sampel serum stabil selama kurang dari 2 jam.

Metode tes:

Metode kimia: metode ortho-toluidin

Metode enzimatik: glucose oxidase/hexokinase

Yang dianjurkan adalah metode enzimatik

Prinsip tes:

Page 8: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

Dengan metode enzimatik: glucose oxidase/hexokinase.

Alat dan Bahan:

Alat:

- Alkohol swab

- Kapas

- Strip glukosa

- Glukosameter

- Lanset

Bahan:

- Sampel serum

ANALITIK

Cara Kerja:

1. Siapkan lanset yang telah diganti dengan jarum baru, atur angka kedalaman jarum

ketika menusuk kulit.

2. Pasang strip glukosa pada glukosameter.

3. Usap jari tengan atau jari manis sampel dengan alkohol swab, ambil darah dengan

menggunakan lanset

4. Usap terlebih dahulu darah yang keluar dengan menggunakan kapas

5. Lalu pijat perlahan supaya darah keluar kembali

6. Masukkan darah kedalam strip glukosa

7. Tunggu beberapa saat hingga hasil tertera pada alat glukosameter

Rujukan:

Nama tes Sampel (mg/dL) (mmol/L)

GDP Plasma vena

Darah Kapiler

< 110

< 90

< 6,1

< 5,0

GDS Plasma vena

Darah Kapiler

< 110

< 90

< 6,1

< 5,0

GD2PP Plasma vena

Darah Kapiler

< 140

< 120

< 7,8

< 6,7

HASIL PERCOBAAN:

Page 9: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

Nama OPGDS

(mg/dL)

GDP

(mg/dL)

PASCA ANALITIK

Interpertasi:

Nama

tes

Sampel Bukan DM Belum Pasti DM DM

(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL) (mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)

GDS Plasma vena

Darah Kapiler

< 110

< 90

< 6,1

< 5,0

110-199

90-199

6,1-11,0

5,0-11,0

> 200

> 200

> 11,1

> 11,1

GDP Plasma vena

Darah Kapiler

< 110

< 90

< 6,1

< 5,0

110-125

90-109

6,1-7,0

5,0-6,1

> 126

> 110

> 7,0

> 6,1

GD2PP Plasma vena

Darah Kapiler

< 140

< 120

< 7,8

< 6,7

140-200

120-200

7,8-11,1

6,7-11,1

> 200

> 200

> 11,1

> 11,1

KESIMPULAN:

Berdasarkan hasil percobaan kami .......... isi sesuai data percobaan kita

PERCOBAAN 4 (Kuantitatif)

Page 10: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

TES FRAKSI LIPID

Lipid darah terdiri dari Kolesterol, Trigliserida, Fosfolipid dan Asam Lemak Bebas.

Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, Lipid harus terikat dengan Protein dalam bentuk

Lipoprotein.

Menurut Berat Jenisnya , Lipoprotein dibagi menjadi:

1. Kilomikron

2. Kolesterol-VLDL (Very Low Density Lipoprotein –Cholesterol)

3. Kolesterol –LDL (Low Density Lipoprotein –Cholesterol)

4. Kolesterol –HDL (High Density Lipoprotein –Cholesterol)

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme Lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi Lipid dalam Plasma.

Tes saring untuk Dislipidemia adalah Tes Kadar Kolesterol Total, Kolesterol LDL,

Kolesterol HDL dan Trigliserida.

TES KOLESTEROL TOTAL

PRA ANALITIK

Persiapan Pasien:

a. Puasa 10-14 jam termasuk menghentikan merokok, olah raga tetapi diperbolehkan

minum air putih

b. Tidak minum obat yang mempengaruhi Kadar Lipid dalam 2 minggu terakhir

c. Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan Berat Badan, Pola Makan,

Kebiasaan Merokok, Minum Kopi dan alcohol dalam 2 minggu terakhir

d. Pasien tidak sedang stress oleh penyakit akut

Persiapan Sampel:

a. Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam keadaan duduk yang sudah dilakukan

selama ± 15 menit

b. Pada saat pengambilan darah, pemasangan Tourniquet tidak lebih dari 1 menit

c. Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera mungkin. Sampel

sebaiknya segera di tes. Sampel dapat disimpan selama:

2 hari pada suhu 15-25°C .

4 hari pada suhu 2-8°C

3 bulan pada suhu -20°C

Bila mengunakan Plasma sebaiknya menggunakan Antikoagulan EDTA

Page 11: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

d. Bila sampel darah terlihat Ikterus, Hemolisis sebaiknya diulang karena dapat terjadi

peningkatan palsu pada hasil tes

Prinsip Tes:

Tes Kolesterol Total dilakukan dengan Metode Kolorimetrik Enzimatik (CHOD/PAP)

Clholesterol Ester + H2) Cholesterol Esterase Cholesterol + RCOOH (Darah)

Cholesterol + O2 Cholesterol Oxidase 4 Cholestone -3-one + H2O

[2H2O2 + 4-aminophenazone + phenol Peroxidase 4-(p-benzoquinon-monoimino) –

phenazone + 4H2O (warna Merah)

Keterangan:

Aminophenazone = Zat warna

Phenazone = Larutan berubah warna

Intensitas warna yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi Kolesterol yang dapat ditentukan

dengan mengukur absorbansnya pada rentang panjang gelombang 480-550nm

Alat dan Bahan:

Cara Manual / Semi Automatik

1. Tabung Reaksi dan Rak Tabung

2. Pipet Volumetrik (10µl, 1000µl)

3. Fotometer 4020 (ƛ 546nm)

4. Sampel Serum atau Plasma yang didapat dari Darah sample yang telah dipisahkan

dengan alat Sentrifuse selama 15 menit.

5. Reagen RI:

PIPES (Piperazine-1, 4-bis (2-ethe sulfonic acid)

Buffer : 75mmol/l, pH6,8 ;

Mg2+ :10mmol/l;

sodium cholate : 0.2mmol/l;

4-Aminophenazone =0.15mmol/l; P

Henol =4.2mmol/l;

Fatty Alkohol Polyglycol Ether :1%;

Cholesterol Esterase (Pseudomanas spec) =0.5U/l; C

holesterol Oxidase (E.coli) = 0.15U/ml:

Peroxidase (Horseradish) =0.25U/l; Stabilizers

ANALITIK

Page 12: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

Cara Kerja Manual/Semi Automatik

1. Campurkan Reagen dalam 32 ml Larutan Pelarut

2. Biarkan campuran selama 10 menit pada suhu kamar. Larutan Stabil selama 7 hari

pada suhu 15-25°C .

3. Siapkan tiga Tabung Reaksi yang diberi label:

Tabung 1 – Blanko (yang berisi Aqua + Reagen Kolesterol)

Tabung 2 – Kolesterol Standard + Reagen Kolesterol

Tabung 3 – Serum/Plasma sebanyak 10µl + 1000µl larutan Reagen Kolesterol

*masukan gambar 3 tabung reaksi*

4. Masukan ke dalam alat Fotometer 480 (jalankan sesuai prosedur)

*masukan gambar alat fotometer*

5. Lihat angka yang tertera

HASIL :

Tabung 1 0.000

Tabung 2 0.210

Tabung 3 0.104

*masukan gambar sediaan kolesterol*

Untuk Kadar Standard Kolesterol 200mg/dL sehingga Kadar Kolesterol Total < 200

Interpretasi:

200 – 239mg/dL Diwaspai terjadi PJK

≤ 240mg/dL Resiko terjadi PJK

Setiap 1% peninggianan Kolesterol akan meningkatkan terjadi PJK

Cara Menghitung Kadar Kolesterol Total dalam darah:

Kolesterol dalam darah= Hasil Fotometer – Tabung 3 x Kadar Larutan Standard (mg/dL)

Hasil Fotometer - Tabung 2

0. 104 X 200 = 99,04 mg/dL

Page 13: Laporan Praktikum Pk Kel. 10

0.210

Kesimpulan :

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan mengunakan Plasma darah

Sampel didapatkan Total Kolesterol 99,04 mg/dL berdasarkan interpretasi kolesterol

total pasien dalam batas normal.