laporan praktikum patologi klinik

7
LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK KELOMPOK 1 MUHAMMAD ROYHAN (2010730073) MUTIARA RACHEL(2010730074) MUTIARA SARTIKA(2010730075) NUDIYA AZIMAH MUNDZIR(2010730081) RADHITIYA REZA(2010730086) RETNO SUCI FADHILLAH (2010730090) SABRINA HANUM(2010730096) SUCI LESTARI (2010730102) WAHYU CAESAR(2010730111) YASDIKA IMAN TAUFIK (2010730113) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Upload: wahyu-caesar-ramdani

Post on 09-Dec-2015

97 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cc x

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Patologi Klinik

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

KELOMPOK 1

MUHAMMAD ROYHAN (2010730073)

MUTIARA RACHEL(2010730074)

MUTIARA SARTIKA(2010730075)

NUDIYA AZIMAH MUNDZIR(2010730081)

RADHITIYA REZA(2010730086)

RETNO SUCI FADHILLAH (2010730090)

SABRINA HANUM(2010730096)

SUCI LESTARI (2010730102)

WAHYU CAESAR(2010730111)

YASDIKA IMAN TAUFIK (2010730113)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

TAHUN AKADEMIK 2010-2011

Page 2: Laporan Praktikum Patologi Klinik

Tes Pandy ( tes protein)

Prinsip : albumin dan globulin dispresi larutan fenol jenuh.

1. Alat dan bahan : Tabung reaksi Pipet mikro 100 ul Larutan fenol Cairan otak ( liquor )

2. Cara kerja : Masukan 1 ml larutan fenol jeuh ke dalam tabung reaksi Tambahkan 1 tetes cairan otak ( liquor) Kocoklah larutan tersebut Kemudian amati kekeruhan pada larutan yang di tambahkan liquor.

3. Tujuan : Mengetahui kadar cairan protein pada cairan otak

( liquor).4. Nilai rujukan :

Tidak timbul kekeruhan (jernih) maka hasil negatif.

Timbul kekeruhan menandakan protein meningkat maka hasil positif

5. Hasil praktikum Pada larutan pandy yang di tambahkan cairan liquor akan terjadi kekeruhan. Peruhan pada larutan tersebut, berarti itu menunjukan kadar proteinya tinggi.

6. KesimpulanJika cairan otak di masukan ke dalam larutan akan berubah menjadi keruah berarti cairan otak itu ( +).Dan jika larutan tersebut jernih ciran otak itu ( -)

Tes nonne

Prisip : globulin dispresipitasi oleh ammonium sulfat jenuh.

Page 3: Laporan Praktikum Patologi Klinik

1. Alat dan bahan : Tabung reaksi Pipet mikro 1000 ul Lautan amonium sulfat Cairan liquor .

2. Cara kerja : Masukan larutan ammonium sulfat jenuh ke dalam tabung reaksi Tambahkan 1 tetes cairan otak atau liquor ke dal tabung reaksi Kemudian amati ada tidaknya prespitasi berbenyuk cincin putih pada batas ke dua lapisan.

3. Tujuan : Mengetahui kdar globulin pada cairan otak .

4. Nilai rujukan : Terdapat cincin putih pada batas kedua lapisan / timbul presipitasi Globulin ↑

5. Hasil praktikum

Pada larutan none apabila di tambahkan cairan liquor akan terbentuk cincin putih pada batas dari kedua lapisan tersebut, sehiungga dri timbul presipitasi ini berarti kadar globulin nya tinggi.

6. Kesimpulan :

Jika larutan amonium sulfat jenuh di teteskan dengtan cairan otak maka akan terbentuk cicin berarti cairan itu ( +). Dan apabila larutan itu jernih maka cairan otaknya (-).

Tes Rivalta

Tes Rivalta digunakan untuk membedakan transudat dari eksudat. Sebuah tabung reaksi diisi dengan air distilasi dan ditambahkan asam asetat. Untuk ini menjatuhkan salah campuran dari efusi yang akan diuji ditambahkan. Jika drop menghilang, tes negatif, menunjukkan sebuah transudate. Jika endapan drop, tes ini positif, menunjukkan suatu eksudat.

1. Alat dan bahan : Gelas ukur

Larutan Aquades

Larutan Asam Asetat

Cairan Asitese

Pipet

2. Cara kerja :

Page 4: Laporan Praktikum Patologi Klinik

Masukkan Aquades 10 ml, Asam Asetat 10 ml, dan Asites 1 tetes ke dalam gelas

ukur.

Amati ada tidaknya berbentuknya larutan putih (seperti awan) yang lama-lama

menghilang pada saat pipet tetes di teteskan.

Interpretasi

Positif (terbentuk awan putih kebiruan) ® eksudat

Negatif (tidak terbentuk awan putih) ® transudat 6,7,8 .

Hasil Penelitian

Positif , terbentuk awan putih kebiruan pada larutan saat diteteskan asites, sehingga dapat di

simpulkan bahwa cairan asites merupakan eksudat.

Hitung Leukosit

a. Persiapan sampel

b. Prinsip tes

c. Alat & bahan : ¤ Pipet pasteur

¤ KH IN & kaca penutup

¤ Mikroskop

d. cara kerja :

isi KH dengan cairan otak dan periksa dengan pembesaran 45 x

Perhitungan :

Dihitung jumlah sel pada 9 bidang besar.

n jumlah lekosit = n

9 x 0,1

10

= n x / mm3

9

1. Cairan Otak Jernih (Tanpa Pengenceran)

n = 28

Page 5: Laporan Praktikum Patologi Klinik

jumlah lekosit = n

9 x 0,1

10

= 28 x 10 /9

= 31,11 / mm3

2. Asites (n= 54) = n/ 9 x 0,1

= 54 x 10/9

= 54 x 10/9

= 60 / mm3

Page 6: Laporan Praktikum Patologi Klinik