genetika - mitosis

16
MITOSIS DAN POLIPLOIDI KELOMPOK V KELAS A Sarifatul Maulidia Yz (1410421015), Elfira Septiansyah (1410421029) Suci Rahmadani Putri (1410422011), Putri Aliyyanti (1410422012), Nadyatul Khaira H. (1410422015), Desi Mutiara (1410422047) ABSTRAK Praktikum Mitosis dan Poliploidi dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 23 Maret 2016 di Laboratorium Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengaplikasikan teknik pembuatan preparat kromosom dalam menentukan fase-fase pembelahan mitosis sel yang teramati pada akar Alium sativum, akar Alium ascalonicum dan ekor kecebong Bufo sp. dan untuk mengamati poliploidi pada akar Alium ascalonicum dan Alium sativum. Metode yang digunakan adalah pengamatan pada preparat kromosom yang dibuat menggunakan teknik squash. Hasil yang didapatkan adalah dapat diamati fase profase, anafase, metafase dan telofase pada mitosis akar Alium ascalonicum, akar Alium sativum, dan ekor kecebong Bufo sp. dan juga dapat diamati sel poliploidi pada akar Alium ascalonicum dan akar Alium sativum. Kata Kunci: Alium ascalonicum, Alium sativum, kecebong Bufo sp., mitosis, poliploidi PENDAHULUAN Mitosis merupakan proses suatu sel melakukan pembelahan dan menghasil-kan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatik secara berturut- turut. Proses ini terjadi secara bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel (Crowder, 1997). Mitosis tidak berhubungan dengan replikasi DNA dan kromosom, karena kejadian yang terakhir ini berlangsung selama periode 5 interfa-se. Akan tetapi mitosis adalah penunjang pokok untuk aplikasi kromo- som, karena mitosis itu memastikan bahwa masing-

Upload: suci-rahmadani-putri

Post on 11-Jul-2016

78 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum genetika

TRANSCRIPT

Page 1: Genetika - Mitosis

MITOSIS DAN POLIPLOIDI

KELOMPOK VKELAS A

Sarifatul Maulidia Yz (1410421015), Elfira Septiansyah (1410421029) Suci Rahmadani Putri (1410422011), Putri Aliyyanti (1410422012), Nadyatul Khaira H.

(1410422015), Desi Mutiara (1410422047)

ABSTRAKPraktikum Mitosis dan Poliploidi dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 23 Maret 2016 di Laboratorium Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengaplikasikan teknik pembuatan preparat kromosom dalam menentukan fase-fase pembelahan mitosis sel yang teramati pada akar Alium sativum, akar Alium ascalonicum dan ekor kecebong Bufo sp. dan untuk mengamati poliploidi pada akar Alium ascalonicum dan Alium sativum. Metode yang digunakan adalah pengamatan pada preparat kromosom yang dibuat menggunakan teknik squash. Hasil yang didapatkan adalah dapat diamati fase profase, anafase, metafase dan telofase pada mitosis akar Alium ascalonicum, akar Alium sativum, dan ekor kecebong Bufo sp. dan juga dapat diamati sel poliploidi pada akar Alium ascalonicum dan akar Alium sativum.Kata Kunci: Alium ascalonicum, Alium sativum, kecebong Bufo sp., mitosis, poliploidi

PENDAHULUAN Mitosis merupakan proses suatu sel melakukan pembelahan dan menghasil-kan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatik secara berturut-turut. Proses ini terjadi secara bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel (Crowder, 1997).

Mitosis tidak berhubungan dengan replikasi DNA dan kromosom, karena kejadian yang terakhir ini berlangsung selama periode 5 interfa-se. Akan tetapi mitosis adalah penunjang pokok untuk aplikasi kromo-som, karena mitosis itu memastikan bahwa masing-masing sel anak menda-pat satu lengan kromatid dari masing-masing pasangan kromatid dan agar kromosom menjadi lengkap (Adisoemarto, 1988).

Kromosom merupakan pemada-tan benang-benang halus berbentuk panjang atau pendek, lurus atau bengkok. Kromosom pada dasarnya merupakan pembawa sifat keturunan. Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan genosom (kromosom sex). Pada kromosom terdapat sentromer, yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatik mengandung satu sel kromosom yang diterima dari kedua induk. Sepasang kromosom disebut sebagai kromosom homolog karena kromosom dari induk betina serupa dengan kromosom induk jantan. Oleh karena itu, kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploin (2n) sedangkan kromosom sex berjumlah setengah dari kromosom sel somatik/haploid (n). Sepasang kromosom haploid dinama-kan genom (Suryo, 1998).

Page 2: Genetika - Mitosis

Pada mitosis, terdapat 4 fase yaitu profase, metafase, anafasae dan telofase. Pada fase profase terjadi pemadatan dan penebalan kromosom. Kromosom memendek dan menebal, bentuknya memanjang dan letaknya secara random ditengah-tengah sel, terlihat menjadi dua untai kromatid yang letaknya sangat berdekatan dan dihu-bungkan oleh sebuah sentromer. Mendekati akhir profase, nukleus dan membran nukleus menghilang dan membentuk benang-benang spindel (Suryo, 1995)

Fase metafase ditandai dengan perubahan kromosom menjadi dua kromatid, bergerak menuju bidang eku-ator. Benang-benang spindel melekat pada sentromer setiap kromosom. Ana-fase dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap-tiap kromosom terpi-sah, masing-masing kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan. Dimulai dari pembelahan sentromer, kemudian ditarik oleh benang gelondong menuju kutub berlawanan bersama dengan kromatidnya (Suryo, 1995).

Fase telofase terjadi ketika membran nukleus terbentuk kembali, kromosom mulai mengendur dan nukle-us terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua diikuti terbentuknya din-ding sel baru dari bahan dinding sel lama, RE, atau bahan baru lainnya. Sitoplasma menjadi dua, pada akhir fase terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan tetuanya (Suryo, 1995)

Suatu keadaan dimana suatu individu mempunyai lebih dari dua set

kromosom disebut poliploidi. Tanaman polipoidi cenderung lebih kekar daripa-da diploid, ukuran lebih besar, serta kandungan vitamin dan protein mening-kat. Polipoidi juga mempunyai tingkat yang bermacam-macam. Jika peningka-tan kromosomnya terjadi secara mandiri maka dinamakan dengan autoploidi. Triploidi adalah suatu keadaan dimana ada tiga genom lengkap dalam tiap inti. Triploidi terjadi karena kegagalan proses meiosis normal (Crowder,1993).

Poliploidi dapat terjadi secara buatan yaitu mutasi dengan mengguna-kan senyawa kimia, misalnya kolkisin. Efek yang ditimbulkan melalui mutasi dengan kolkisin adalah terjadinya peng-gandaan kromosom atau poliploidisasi. Autotetraploid secara alami dihasilkan melalui kejadian duplikasi secara spon-tan dari genom 2x menjadi 4x. Secara artifisial autotetraploid diperoleh melalui perlakuan mutasi mengunakan kolkisin. Tanaman autotetraploid dapat mengun-tungkan karena pada tanaman tersebut terjadi peningkatan jumlah kromosom yang mengakibatkan pertambahan uku-ran sel, ukuran bunga, buah, stomata dan bagian-bagian tanaman lainnya. (Anthony, 2000).

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengaplikasikan teknik pembuatan preparat kromosom dalam menentukan fase-fase pembelahan mitosis sel yang teramati pada akar Alium sativum, akar Alium ascalonicum dan ekor kecebong Bufo sp. dan untuk mengamati poliploidi pada akar Alium ascalonicum dan akar Alium sativum.

METODE PRAKTIKUM

Page 3: Genetika - Mitosis

Waktu dan TempatPraktikum Mitosis dan Poliploidi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Maret 2016 bertempat di Laboratorium Teaching IV, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang.

MetodeMetode yang digunakan adalah pengamatan pada preparat kromosom dari akar Alium ascalonicum, akar Alium sativum, dan kecebong Bufo sp. yang dibuat menggunakan teknik squash.

Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, pipet tetes, pinset, gunting, kaca objek, cover glass, bunsen, beaker glass, silet/pisau dan spritus. Sedangkan bahan yang digunakan adalah akar Alium ascalonicum, akar Alium sativum, ekor kecebong Bufo sp., kolkisin 0,01%, asetoorcein 2 %, fiksatif Carnoys (3 etanol absolut : 1 asam asetat), HCl 1 N, aquades dan tissue gulung.

Cara KerjaMitosis pada TumbuhanUjung akar bawang dipotong kira-kira 5 mm pada pukul 07.00-07.30 pagi. Sampel direndam dengan larutan fiksatif Carnoys (3 etanol absolut : 1 asam asetat) selama 30-60 menit pada suhu 5°C (tahap fiksasi). Sampel diambil dengan menggunakan pinset mata dan diletakkan dikaca objek. Sampel ditetesi larutan HCl 1N selama 30 detik pada suhu 60°C (tahap maserasi). Selanjutnya sampel diberi larutan acetoorcein 2 % selama 20-30

menit. Tahapan akhir yaitu sampel ditutup dengan cover glass dan di squash. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Mitosis pada HewanUjung ekor kecebong dipotong. Selanjutnya kecebong dipelihara selama 2 hari. Ekor yang baru tumbuh diisolasi dan direndam larutan kolkisin 0,01 % selama 30 menit. Sampel direndam larutan fiksatif Carnoys selama 30-60 menit. Sampel diambil dengan menggunakan pinset mata dan diletakkan dikaca objek. Selanjutnya sampel diberi larutan acetoorcein 2 % selama 20-30 menit. Tahapan akhir sampel ditutup dengan cover glass dan di squash. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop.

PoliploidiAkar bawang direndam dalam larutan kolkisin 0,01% selama 2x24 jam. Selanjutnya sampel dibilas dengan menggunakan aquades. Tahap selanjutnya sama dengan percobaan sebelumnya yaitu mitosis pada ujung akar bawang. Sampel difiksasi dengan menggunakan larutan fiksatif Carnoys (3 etanol absolut : 1 asam asetat) selama 30-60 menit pada suhu 5°C. Selanjutnya tahap maserasi, yaitu ujung akar bawang ditetesi larutan HCl 1N selama 30 detik pada suhu 60°C. Kemudian sampel melalui tahap pewarnaan dengan menggunakan larutan acetoorcein 2 % selama 20-30 menit. Tahapan akhir yaitu sampel ditutup dengan cover glass dan di squash. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Page 4: Genetika - Mitosis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mitosis pada TumbuhanProfaseBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b) (c)Gambar 1. Profase (a. Pada Alium ascalonicum, b. Pada Alium sativum, c. literatur)Sumber: a. Kelompok IIIA, b. Kelompok IIIA, c. Jai (2011)

Dari hasil praktikum dapat dinyatakan bahwa sel berada dalam keadaan profase. Hal ini ditandai dengan memadatnya kromosom dan belum berada dibidang ekuator. Pada tahap profase, selaput inti perlahan-lahan menghilang dan sentrosom bergerak kearah kutub yang berlawanan. Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan mulai menduplikasi menjadi kromatid

Hal ini sesuai dengan pendapat Crowder (1997) bahwa pada profase kromosom mengerut dan menebal, nukleous menjadi kabur dan menghilang pada akhir profase. Pada profase terlihat kromosom (kromatin yang mulai menebal) berada di tengah-tengah sel, kromosom mengerut dan

manjadi tebal. Pemendekan ini akibat dari berpilinnya kromosom. Terlihat dua sister kromatid yang dihubungkan oleh sentromer. Nukleus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase. Selaput inti mulai menghilang. Benang gelendong mulai terbentuk.

Menurut Suryo (2004), Pada fase profase benang-benang kromatin makin memendek, sehingga menjadi tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah memanjang dan anakan kromosom ini dinamakan kromatid. Dinding inti mulai menghilang. Sentriol (bentuk seperti bintang dalam sitoplasma) juga membelah

Metafase

Page 5: Genetika - Mitosis

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b)Gambar 2. Pembelahan metafase (a. Pada Alium sativum, b. Literatur)Sumber: a. Kelompok IIIA, b. Jai (2011)

Berdasarkan hasil praktikum, pada gambar diatas, fase yang didapat merupakan fase metafase. Pada fase metafase, terlihat kromatid di posisi ekuator yang dihubungkan oleh benang spindel.

Menurut Campbell (2002), Pada fase metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung sekitar 20 menit. Pada metafase ditandai dengan kromosom kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan

tempat sentromer mikrotubula bertumpu. Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju bidang equator. Benang – benang gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar di tengah – tengah equator. Sehingga sangat baik dilakukan analisis kariotipe pada fase ini.

AnafaseBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b) (c)Gambar 3. Anafase (a. Pada Alium ascalonicum, b. Pada Alium sativum, c. LiteraturSumber: a. Kelompok IIIA, b. Kelompok IIIA, c. Jai (2011)

Page 6: Genetika - Mitosis

Pada gambar hasil, terlihat bahwa tiap-tiap kromatid berada pada bidang equator karena tertarik ke kutub-kutubnya, seakan-akan telah menunjukkan terjadinya pemisahan-pemisahan yang berlangsung dari kromatid yang bermula pada sentromer-sentromer yang telah membelah. Dalam kejadian di atas tampak seakan-akan sentromer-sentromer itulah yang mengatur gerakan-gerakannya,seakan-akan telah terjadi tarikan-tarikan ke kutub oleh benang-benang fragmoplast yang melekat pada sentromer sedang benang-benang dari kromosom mengikuti secara pasif.

Hal ini sesuai dengan Campbell (2002) yang menyatakan pada tahap

anafase sentromer mulai berpisah dan bergerak ke arah yang belawanan menuju kutub masing-masing. Benang spindel menggerakkan kedua kromosom yang terpisah ini menuju kutub berlawanan meninggalkan bidang pembelahan. Tahap ini diakhiri jika setiap kromosom yang berpisah telah mencapai kutub masing-masing.

Menurut Suryo, (1995) pada fase anafase kromatid kakak beradik dari metafase memisahkan diri dari masing-masing bergerak sebagai kromosom anakan menuju kutub dari spindle yang berlawanan letaknya proses ini di dahului oleh membelahnya sentromer menjadi dua bagian yang masing-masing fungsional.

TelofaseBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b) (c)

Gambar 4. Telofase (a. Pada Alium ascalonicum, b. Pada Alium sativum, c. Literatur)Sumber: a. Kelompok IIIA, b. Kelompok IIIA, c. Jai, 2011

Fase ini diamati di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 40 × 10. Di fase ini terlihat Kromatid atau belahan-belahan kromosom telah berada pada kutubnya, masing-masing dari gelendong inti dan di sekitar kromosom dinding-dinding baru. Pada intinya telah terbentuk pula yang selanjutnya kromosom itupun menjadi satu serta

membentuk lagi benang-benang yang tidak menentu bentuknya. Demikian halnya dengan butir-butir halus yang biasa terdapat pada inti menjadi tampak kembali. Di fase ini juga terbentuk dua buah inti sel baru yang merupakan inti sel anakan sebagai hasil pembelahan.

Menurut Kimball (1988) Tahap telofase diawali dengan berhentinya

Page 7: Genetika - Mitosis

gerakan kromosom menuju kutub pembelahan. Pada tahap ini sel kembali normal. Membran inti kembali terbentuk dan benang spindle akan menghilang menjadi mikrotubule biasa. Pada bidang pembelahan akan terjadi penebalan plasma yang dilanjutkan dengan proses sitokonesis atau pembelahan sitoplasma.

Terbentuknya membran pada sel-sel baru dapat dikemukakan bahwa benang-benang fragmoplas yang ada disekitar equator mengalami penebalan dan penebalannya ini pada akhirnya akan saling mendekati sehingga

bersentuhan antara yang satu dengan yang lainya. Dengan demikian, antara kedua inti anak sel itu dapat terbentuk membran sel baru. Sehingga, dari satu sel induk menjadi dua sel anak yang merupakan sel-sel baru dengan jumlah kromosom masing-masing dapat dikatakan sama dengan sel induk. Selanjutnya sel anak tersebut setelah melalui periode tertentu akan menjadi sel dewasa yang siap untuk melakukan pembelahan dan demikian seterusnya, (Crowder, 1997).

Mitosis pada HewanProfaseBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b)

Gambar 5. Profase (a. Pada Bufo sp., b. Literatur)Sumber: a. Kelompok IIIA, b. Hartanto (2013)

Berdasarkan hasil pengamatan pada fase profase tampak proses pemendekan benang-benang kromatin menjadi kromosom. Namun proses degradasi inti dan pembelahan sentriol serta pembentukan benang spindel tidak terlihat jelas dikarenakan proses tersebut dapat diamati dengan mikroskop elektron.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yatim (1983) bahwa pada fase profase, aktivitas pembelahan sel ditandai dengan berubahnya kromatin menjadi kromosom. Sementara itu terjadi penggandaan tiap kromosom menjadi dua yang disebut kromatid. Tiap kromatid masih melekat, berarti sentromer induk masih satu. Nukleolus hilang, karyotheca hilang, sentriol

Page 8: Genetika - Mitosis

diselimuti serat-serat radial pendek, berpisah dan pergi ke kutub bersebrangan menjadi bintang kutub.

Terbentuknya serat gelendong di antara kedua bintang kutub.

MetafaseBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b)

Gambar 6. Metafase (a. Pada Bufo sp., b. Literatur)Sumber: a. Kelompok IIIA, b. beyourinspiration45.blogspot.co.id

Berdasarkan hasil pengamatan tampak kromosom berada di bidang ekuator. Namun pada gambar , fase metafase tidak begitu terlihat jelas dikarenakan kurangnya perbesaran atau tingkat ketelitian pada saat menggunakan mikroskop. Menurut Kusnadi (2011), pada saat proses metafase dinding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas, terdapat bidang pembelahan (ekuator), kromatid menuju bidang pembelahan berkumpul/berderet pada bidang pembelahan, terbentuk benang antar kromatid/benang interkromosom ( interzonal ). Pada metafase awal

membran nukleus lenyap, nukleolus lenyap, kromosom berada di tengah-tengah sel dalam sitoplasma, dalam sitoplasma terbentuk 2 sentriol, dari sentriol keluar benang plasma (fragmoplas) berbentuk gelendong disebut fase gelendong inti. Sedangkan pada fase metafase akhir gelendong inti makin jelas berbentuk kumparan, semua kromosom berada di bidang ekuator disebut fase papan inti atau papan metafase , sentromer tepat di ekuator, kromosom sangat jelas berbentuk seperti bintang (Salimah, 2007).

AnafaseBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 9: Genetika - Mitosis

(a) (b)

Gambar 7. Anafase (a. Pada Bufo sp., b. Literatur)Sumber: a. Kelompok IIIA, b. Hartanto (2013)

Berdasarkan hasil praktikum tampak kromosom mulai memisahkan diri ke masing-masing kutub dan fase ini berperan penting dalam pembagian jumlah kromosom. Kedua kromatid kakak beradik memisahkan diri dan masing-masing bergerak sebagai kromosom anakan menuju ke kutub dari spindel yang berlawanan letaknya.

Menurut Suryo (1995), proses ini didahului oleh membelahnya sentromer menjadi dua bagian. Fase ini menyelesaikan pembagian jumlah kromosom secara kuantitatif sama ke dalam sel anakan. Kecuali itu juga berlangsung pembagian bahan genetik secara kualitatif sama.

Anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung hanya beberapa menit.

Anafase dimulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer, kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1 mm/menit). Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang. Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap (Campbell, 2008).

TelofaseBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b)

Page 10: Genetika - Mitosis

Gambar 8. Telofase (a. Pada Bufo sp., b. Literatur)Sumber: a. Kelompok IIIA, b. beyourinspiration45.blogspot.co.id

Berdasarkan hasil praktikum pada tahap telofase tampak proses sitokinesis yaitu bagian tengah sel mengkerut, sitoplasma sel akan membelah selanjutnya akan terjadi tahap replikasi DNA serta sintesis organel.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Campbell (2008) bahwa pada tahap telofase, dua nukleus anakan terbentuk dalam sel. Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran.

Nukleous muncul kembali. Kromosom menjadi kurang terkondensasi. Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi dua nukleus yang identik secara genetik, sekarang sudah selesai. Pembelahan sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada akhir telofase, sehingga kedua sel anakan muncul tak lama setelah mitosis berakhir. Pada sel hewan, sitokinesis melibatkan pembentukkan lekukan penyibakan, yang membagi sel manjadi dua

PoliploidiBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti pada gambar berikut ini:

(a) (b) (c)

Gambar 12. Poliploidi (a. Pada Alium ascalonicum, b. Pada Alium sativum, c. Literatur)Sumber: a. Kelompok VA, b. Kelompok VABerdasarkan hasil praktikum yang didapatkan, terlihat bahwa beberapa sel pada akar Alium ascalonicum dan Alium sativum setelah direndam larutan kolkisin 0,1% ukurannya lebih besar dibanding sel-sel lainnya. Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan pernyataan Suminah dkk (2002) bahwa ujung akar bawang dengan perlakuan kolkisin akan mengalami perubahan jumlah (penambahan dan pengurang-

an), ukuran dan bentuk kromosom (sifat-sifat morfometri).

Perubahan jumlah kromosom ini disebabkan pemberian kolkisin dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Senyawa kolkisin dapat menghambat terbentuknya benang spindle pada saat mitosis, sehingga kromosom tetap berserakan didalam sel. Pemberian konsentrasi kolkisin yang tinggi dan peredaman dalam jangka waktu yang

Page 11: Genetika - Mitosis

lama menyebabkan struktur kromosom dalam sel mengalami penggumpalan dan pengkerutan (Suryo 2007).

Kolkisin mencegah terbentuknya benang-benang spindel pada kromosom sehingga kromosom tidak tertarik kearah kutub dan terjadi penggandaan. Kromosom yang mengganda ini menyebabkan

peningkatan diferensiasi pada proplastid sehingga menghasilkan tanaman dengan kandungan klorofil yang tinggi. Kadar klorofil yang tinggi pada tanaman menyebabkan bertambahnya jumlah kloroplas pada sel penutup stomata sehingga berdampak pada peningkatan ukuran diameter stomata (Loveless 1991).

KESIMPULANBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:1. Pengamatan mitosis dapat dilakukan pada preparat kromosom yang dibuat dengan menggunakan teknik squash2. Pada pengamatan mitosis pada tumbuhan dan mitosis pada hewan, dapat diamati tahap profase, metafase,

anafase dan telofase dari sel-sel akar Alium ascalonicum dan Alium sativum dan dari sel ekor Bufo sp.3. Pada pengamatan poliploidi pada sel-sel akar Alium ascalonicum dan Alium sativum, dapat ditemukan sel yang berukuran lebih besar dari pada sel normal.

DAFTAR PUSTAKAAdisoemarto, S. 1988. Genetika Edisi

Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga.Campbell, N.A. 2002. Biologi Edisi

kelima Jilid I. Jakarta: ErlanggaCampbell. 2008. Biologi Edisi

Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga

Crowder, L, V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kimball, J. W. 1988. Biologi Jilid 2. Erlangga: Jakarta

Kusnadi. 2011. Reproduksi Sel. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI.pdf (Diakses tanggal 29 Maret 2016)

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah

Tropik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Salimah,I. 2007. Pembelahan Sel. http://blogs.unpad.ac.id/syarifulmubarok/files/2011/08/HAND-OUT-5-PEMBELAHAN-SEL.pdf. Diakses tanggal 29 Maret 2016

Suminah, Sutatto, Setyawan A. D.2002. Induksi Poliploidi bawang merah (Allium ascalonium L.) dengan pemberian kolkisin. Biodiversitas. Vol.3 (1) :174-180.

Suryo. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suryo. 1998. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suryo. 2007. Sitogenetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Yatim, W. 1983. Genetika. Tarsitu: Bandung.

Page 12: Genetika - Mitosis