laporan praktikum biologi lumut

29
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA, Karena atas limpahan karunianya Laporan Hasil Pengamatan Bryophyta, pteridophyta, monocotyle, dan dycotyle, ini dapat terselesaikan. Laporan Pengamatan ini berisi tentang pengamatan Bryophyta, pteridophyta, monocotyle, dan dycotyle. baik mengenai ciri-ciri, bentuk tubuh, struktur tubuh maupun cara reproduksinya. Sehingga kita mempunyai pengetahuan mengenai gejala bakteri yang akan berguna bagi kita di kehidupan, baik sekarang maupun mendatang. Untuk itu semoga bagi para pembaca bisa mengambil sedikit ilmu dan pengetahuan dalam Laporan Pengamatan yang telah kami buat. Bagi pembimbing kami memohon saran dan kritiknya mengenai Laporan Pengamatan ini, sehingga kami bisa memperbaiki hal-hal kekurangan dalam Laporan Pengamatan ini. Banyuwangi, 14 februari 2016 Kelompok 7

Upload: elzam-rachmadi

Post on 11-Jul-2016

1.020 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

Laporan Pengamatan Lumut

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA, Karena atas limpahan

karunianya Laporan Hasil Pengamatan Bryophyta, pteridophyta, monocotyle, dan

dycotyle, ini dapat terselesaikan.

Laporan Pengamatan ini berisi tentang pengamatan Bryophyta, pteridophyta, monocotyle, dan dycotyle.

baik mengenai ciri-ciri, bentuk tubuh, struktur tubuh maupun cara reproduksinya.

Sehingga kita mempunyai pengetahuan mengenai gejala bakteri yang akan berguna bagi kita

di kehidupan, baik sekarang maupun mendatang.

Untuk itu semoga bagi para pembaca bisa mengambil sedikit ilmu dan pengetahuan

dalam Laporan Pengamatan yang telah kami buat.

Bagi pembimbing kami memohon saran dan kritiknya mengenai Laporan Pengamatan

ini, sehingga kami bisa memperbaiki hal-hal kekurangan dalam Laporan Pengamatan ini.

Banyuwangi, 14 februari 2016

Kelompok 7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................KATA PENGANTAR .............................................................................................................DAFTAR ISI ..............................................................................................................................BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................

A.                 Latar belakang ......................................................................................................

.....................B.                 Tujuan pengamatan

..................................................................................................................

C.                 Rumusan masalah .......................................................................................................

...............D.               

Hipotesis .....................................................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................................BAB III METODE PENGAMATAN ......................................................................................

A.                 Objek pengamatan .....................................................................................................................

B.                 Lokasi pengamatan ....................................................................................................................

C.                 Waktu pelaksanaan pengamatan ................................................................................................

D.                Alat dan bahan ...........................................................................................................................

E.                 Langkah kerja .............................................................................................................................

BAB IV DATA HASIL PENGAMATAN ...............................................................................

BAB V KESIMPULAN .............................................................................................................

BAB VI DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

BAB IPENDAHULUAN

Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong)

adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk

hidup. Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Sehingga

anatomi tumbuhan adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan

organisasi dari tumbuhan itu sendiri yaitu struktur yang pembangun tumbuhan tersebut.

Dalam system klasifikasi makhluk hidup, Tumbuhan dikelompokkan dalam kingdom

plantae. Kingdom plantae beranggotakan semua organisme eukariotik multiseluler

fotosintetik yang memiliki klorofil A dan B, menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa

tepung, dan embrionya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental.

Kingdom plantae atau dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak dan

tumbuhan berpembuluh.

Tumbuhan tidak berpembuluh adalah kelompok lumut, sedangkan tumbuhan

berpembuluh meliputi tumbuhan paku-pakuan dan tumbuhan berbiji. Bryophyta (Tumbuhan

Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) merupakan organisme eukariotik yang dengan

mudah kita dapatkan di kehidupan sehari-hari. Secara sepintas, kedua tumbuhan ini berwarna

kecil dan hijau, serta biasanya menempel pada dinding-dinding yang sudah tua.

Namun secara ilmiah kita bisa mendapatkan informasi-informasi penting

mengenai kedua tumbuhan ini, dengan cara melakukan Metode Ilmiah. Dengan Metode

Ilmiah kita bisa mengetahui ciri-cirinya, cara reproduksinya, dan tempat hidupnya.

Selain itu, Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku)

juga bermanfaat dalam kehidupan kita, diantaranya menjadi bahan obat, bahan penggosok

(ampelas). Tentu hal itu dapat diketahui dengan melalui Metode Ilmiah. Untuk itu Metode

ilmiah sangan berguna dalam membantu usaha mensejahterakan manusia.

Tumbuhan Berbiji (spermatophyte) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki

ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari

bakal biji dan didalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.

Spermatophyta diklasifikasikan lagi menjadi 2 subdivisi , yakni tumbuhan biji terbuka

(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)

Berdasarkan jumlah keping bijinya, Tumbuhan biji tertutup dibedakan menjadi 2 ,

yaitu tumbuhan biji berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan biji berkeping dua (dikotil).

Tubuh makhluk hidup tersusun atas jutaan sel. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi

yang sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan membentuk suatu

organ. Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu sistem organ. Akhirnya,

beberapa macam sistem organ saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu

individu makhluk hidup. Namun, pada tumbuhan tidak terdapat sistem organ. Pertumbuhan

hanya sampai pada organ kemudian membentuk satu individu tumbuhan.

Kita ketahui setiap makhluk memiliki struktur yang menyusunnya, seperti halnya pada

tumbuhan dikotil dan monokotil disusun atas berbagai organ seperti akar, batang, daun,

bunga dan biji. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan

meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan pengangkut. Meskipun

sama-sama diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji (spermatophyte), pada kenyataannya

tumbuhan dikotil dan monokotil mempunyai perbedaan yang cukup jelas baik secara anatomi

maupun secara morfologinya.

Kalau secara morfologi mungkin kita bisa melihatnya secara langsung seperti bentuk daun,

akar, dan akarnya tetapi kalau struktur penyusun bagian-bagian tersebut kita tidak dapat

melihatnya dengan kasat mata karena sel-sel yang berukuran sangat kecil. Untuk itu kami

melakukan praktikum untuk mengamati dengan lebih jelas mengetahui dan mengidentifikasi

serta membuktikan apakah benar seperti yang dipaparkan di buku bentuk susunan dan letak

sel-sel penyusun bagian-bagian tumbuhan monokotil dan dikotil serta dapat membedakan

antara struktur monokotil dan dikotil secara anatominya.

B.    Tujuan Pengamatan

Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati struktur Bryophyta, pteridophyta,

monocotyle, dan dycotyle.

C.     Rumusan Masalah

Bagaimana struktur Bryophyta ?

Bagaimana struktur Pteridophyta ?

Bagaimana struktur Monocotyle?

Bagaimana struktur Dycotyle?

D.   Hipotesis

Ada yang berbentuk lembaran (Hepaticopsida), kecil dan tegak (Bryopsida), serta berukuran

kecil sekitar 1-2 cm

Sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati yang

menyirip.

BAB IILANDASAN TEORI

A.Lumut.

Lumut dapat dijumpai di berbagai tempat, misalnya di tanah lembab, di pohon, tembok, di

permukaan batu bata dan bahkan dikutub yang memiliki ekosistem tundra. Lumut ada yang

seperti beledu hijau dan ada juga yang seperti lembaran daun.

Ciri-Ciri Tumbuhan LumutCiri-ciri lumut secara umum adalah sebagai berikut :

         Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).

         Memiliki batang semu, daun semu dan akar semu.

         Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.

         Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan

dibantu oleh aliran sitoplasma.

         Tumbuhan peralihan antara bertalus dan berkormus.

         Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.

         Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.

         Dinding sel tersusun atas sellulose.

         Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala,

kecuali pada ibu tulang daunnya.

         Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk tetrader.

         Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah menggunakan

rhizoid.

         Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.

         Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.

         Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa

melakukan fotosintesis

Klasifikasi Tumbuhan LumutTumbuhan lumut dibagi menjadi 3 divisi, yaitu :

A. Divisi Lumut Hati (Hepatophyta)

Berbentuk lembaran, hidup menempel di atas permukaan tanah yang lembab atau terapung

diatas air. Contoh spesies :

1. Ricciocarpus natans

Hidup di atas air. Mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis yaitu tumbuhan

generasi sporofit yang menghasilkan spora (vegetatif) dan tumbuhan generasi gametofit

yang menghasilkan sel-sel gamet (generatif).

2. Marchantia polymorpha

Lumut berbentuk lembaran daun yang hidup menempel di permukaan tanah, pohon,

tebing yang lembab dan basah. Di bagian bawah terdapat rizoid guna menempel dan

menghisap zat-zat makanan. Reproduksi vegetatif lumut ini dengan cara membentuk gema

atau kuncup. Dari gema tersebut dapat membentuk talus-talus baru. Sedangkan untuk

reproduksi generatif dengan cara membentuk gamet.

B. Divisi Lumut Tanduk (Anthocerophyta)

Berhabitat di tepi sungai, danau, atau di sepanjang selokan. Seperti halnya lumut hati,

lumut tanduk juga mengalami metagenesis yang terjadi antara fase sporofit dan gametofit.

Fase gametofit merupakan fase yang paling dominan dalam daur hidup lumut jadi yang kita

lihat di tanah adalah tubuh dalam fase gametofit. Contoh dari lumut ini adalah Anthoceros.

C. Divisi Lumut Daun (Bryophyta)

Lumut daun tumbuh di tanah, tembok, dan tempat-tempat yang terbuka. Batangnya tegak,

bercabang, dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatifnya dengan membentuk kuncup di

cabang-cabang batang. Jadi, jika dari batang muncul kuncup terbentuklah lumut yang baru.

Lumut ini juga mengalam metagenesis fase sporofit dan gemetofit. Contoh lumut daun adalah

Polytrichum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.

Daur Hidup Tumbuhan LumutPada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah

menjadi protonema. Protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Selanjutnya tumbuhan

lumut akan muncul gametofit yaitu anteridium yang menghasilkan sperma dan arkegonium

yang menghasilkan ovum. Setelah fertilisasi terbentuklah zigot. Selanjutnya pembelahan

zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta

atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.Kapsul merupakan tempat

dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul

berarti satu siklus hidup telah lengkap

Manfaat Lumut bagi Kehidupan Manusia

Suatu penelitian yang menyangkut kegunaan Bryophyta di seluruh dunia telah dilakukan.

Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk membantu

pelapukan batuan, hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan

sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Selain sebagai indikator

lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan penting

sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan.

Sphagnum kadang-kadang digunakan sebagai media alternatif untuk mengerami telur

buaya oleh para petani buaya di Philipina. Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan

dan rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya

sebagai bahan obat-obatan. Seperti gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri

dan jamur.

B.PAKUCiri-ciri Tumbuhan PakuTumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

      Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. (berkormus)

      Baik pada akar, batang, dan daun memiliki berkas pembuluh angkut,yaitu xilem dan floem

(tracheophya).

      Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang

hidupnya menempel.

      Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.

       Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri (sifat

dominan).

      Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.

Macam-macam daun pada tumbuhan paku :

a. Berdasarkan ukurannya

1) Mikrofil : daun yang berukuran kecil.

2) Makrofil : daun yang berukuran besar.

b. Berdasarkan fungsinya

1) Tropofil : daun yang berfungsi untuk melakukan

fotosintesis.

2) Sporofil : daun yang berfungsi untuk menghasilkan spora.

3.)Troposporofil : daun yang berfungsi untuk fotosintesis dan menghasilkan spora.

 Berdasarkan jenis-jenis spora yang dihasilkan :

a) Paku homospora

Merupakan jenis paku yang hanya menghasilkan spora jantan atau spora betina saja.

Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat.

b) Paku peralihan

Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan dua macam spora, yaitu spora jantan dan

spora betina. Spora tersebut memiliki ukuran yang sama. Contohnya adalah Equisetum

debile.

c) Paku Heterospora

Jenis paku yang menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang berbeda, yaitu spora

jantan dan spora betina. Spora jantan memiliki ukuran yang lebih kecil (mikrospora) dan

spora betina memiliki ukuran yang lebih besar (makrospora). Contohnya adalah Marsilea

crenata (semanggi) dan Selaginella widenowii.

Klasifikasi Tumbuhan PakuTumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:

1. Psilophyta (Paku telanjang)

Paku ini tidak berdaun atau daunnya kecil. Kebanyakan hidup di zaman purba. Satu jenis

yang masih ada adalah Psilotum.

2. Lycophyta (Paku kawat)

Berdaun kecil dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul

membentuk strobilus. Batangnya seperti kawat. Contoh Lycopodium, Selaginella dan Isoetes.

3. Sphenophyta (Paku ekor kuda)

Berdaun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium terdapat dalam strobilus.

Contohnya yaitu Equisetum dan Calamites.

4. Pterophyta (Paku sejati)

Merupakan tumbuhan paku yang dapat dilihat di sekitar kita. Daunnya besar, daun muda

menggulung, sporangium terdapat di sporofil. Contohnya yaitu paku tiang (Alsophilla

glauca) yang bentuknya seperti pohon palem, Suplir (Adiantum cuneatum), dan Semanggi

(Marsilea creanata).

Daur hidup tumbuhan pakuPada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora, ataupun

paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat yang cocok,

spora tadi akan berkembang menjadi protalium yang merupakan generasi penghasil gamet

atau biasa disebut sebagai generasi gametofit, yang akan segera membentuk anteredium yang

akan menghasilkan spermatozoid dan arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Ketika

spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan segera

berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari

merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang

akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit pada metagenesis

tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya. Apabila kita amati

daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ

khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut

sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada permukaan

bawah daun.

Manfaat Tumbuhan paku bagi kehidupan Manusia

Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku juga berperan dalam kehidupan, antara lain:

1. Sebagai tanaman hias, misalnya Adiantum cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang

burung) dan Platycerium biforme (paku simbar menjangan).

2. Sebagai tanaman obat, misalnya rimpang dari Aspidium filixmas (Dryopteris) yang mampu

mengobati cacingan.

3. Sebagai bingkai dalam karangan bunga.

4. Sebagai pupuk hijau.

5. Sebagai sayuran, contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi).

C. Monokotil dan Dikotil

Ciri-ciri tumbuhan dikotil : Keping biji berbelah dua  Berkas vaskuler (pembuluh angkut) pada batang bertipe kolateral terbuka (antara

cilem dan floem terdapat kambium) dan terusun melingkar dengan kedudukan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luarnya. Sementara pada berkas vaskuler

akarnya bertipe radila atau letak xilem dan floem bergantian menurut jari-jari lingkaran. 

Batang dan akar mempunyai kambium sehingga dapat terjadi pertumbuhan sekunder dan tentunya akan tumbuh membesar

Berakar tunggang dan bercabang-cabang

Batang bercabang-cabang dengan ruas batang yang tidak jelas

Tidak mempunya pelindung ujung akar (koleoriza) dan pelindung ujung batang (koleoptil)

Bagian bunga terdiri atas kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari tersebut berjumlah 4 atau 5 atau kelipatannya

Ciri-Ciri tumbuhan monokotil :  Keping biji tunggal atau satu Memiliki berkas vaskuler (pembuluh angkut) yang terdapat di batang yang bertipe

kolateral tertutup (antara xilem dengan floem tidak terdapat kambium). Letak dari xilem dan floem tersebar atau tidak teratur. Umunya batang dan akar tidak memiliki kambium sehinga tidak dapat terjadi pertumbuhan sekunder dan tidak akan tumbuh membesar. Namun, ada juga tumbuhan monokotil yang berkambium, seperti sisal (Agave sisalana). 

Umumnya batang tidak bercabang, memiliki rambut-rambut halus, dan ruas-ruas pada batang tampak jelas

Berakar serabut

Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi oleh koleoptil

Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok kalem. Urat daun sejajar atau melengkung dan berpelepah daun. 

Bagian bunga terdiri atas kelopok bunga, mahkota bunga, benang sari tersebut berjumlah tiga atau kelipatan tiga. 

Macam-Macam Contoh Tumbuhan Dikotil dari Klasifikasinya 

Belimbing ( Averrhoa carambola)

Daun majemuk yang panjangnya dapat mencapai 50 cm, bunga berwarna merah muda yang

umumnya muncul di ujung dahan. Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga

mencapai 5 m. Tidak seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan

banyak sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan

oleh lebah.

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas: Rosidae

Ordo: Geraniales

Famili: Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)

Genus: Averrhoa

Spesies: Averrhoa carambola L.

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum)

Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan

Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat

tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning,

dan merah yang biasa dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung

tanpa diproses. Tomat memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih

sekeluarga dengan kentang dan Terung yang mengadung Alkaloid.

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus: Solanum

Spesies: Solanum lycopersicum L

Macam-Macam Contoh Tumbuhan Monokotil dari Klasifikasinya

Padi ( O. sativa )

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Meskipun

terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada

beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang disebut padi liar.

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum.

Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk

dunia.

Ciri-Ciri

- Berakar serabut,

- Daun berbentuk lanset (sempit memanjang),

- Urat daun sejajar,

- Memiliki pelepah daun,

- Bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret,

- Floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret,

- Buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir (Ing. grain) atau kariopsis.

Klasifikasi ilmiah

Divisio: Spermatophyta 

Sub divisio: Angiospermae 

Kelas: Monocotyledoneae, 

Ordo: Poales, 

Famili: Graminae 

Genus: Oryza Linn 

Species : Oryza sativa L. 

Salak ialah salah satu tumbuhan yang tumbuh dengan daun berduri pada lahan tertentu.

Dimana Salak yang memiliki nama latin Salacca edulis reinw. Nama yang indah ini tentunya

juga memiliki klasifikasi tersendiri entah itu secara klasifikasi dan morfologi.

Dimana pada karakteristik tersebut menjadikan suatu perbedaan yang lebih spesifik

dengan berbagai tumbuhan yang lain. Karena karakteristik tersebut memberikan penjelasan

yang lebih detail terhadap keluarga dan unsur lain yang ada pada tanaman Salak.

Di Indonesia ini, terdapat berbagai jenis Salak yang bisa dijumpai nan dikonsumsi.

Masing-masing daerah pun memiliki khas Salak dengan rasa manis yang berbeda. Sekalipun

pada perbedaan jenis tersebut, buah Salak tetap memiliki satu klasifikasi yang sama. Seperti

halnya pada beberapa detail berikut ini yang menjadi klasifikasi tanaman Salak, yaitu:

Kingdom              : Plantae

Divisi                      : Spermatophyta

Sub devisi            : Angiospermae

Class                      : Monocotyledonae

Ordo                      : Lilifrorae

Famili                    : Palmaceae

Genus                   : Salacca

Spesies                 : Salacca edulis reinw

III. HASIL PENGAMATAN

A. Lumut

No Nama lumut Gambar pengamatan Gambar literatur

1. Lumut hati

(Hepatophyta)

2. Lumut daun

(Bryophyta)

3. Lumut tanduk

(Anthocerotopsida)

B. Paku

No. Nama Tumbuhan

PakuGambar pengamatan Gambar literatur

1. Suplir (Adiantum

cuneatum)

2. Pakis

(Sakis)

3. Ekor kuda

(Equisetum)

5 Rane

(Selaginella)

6 Semanggi

(Marsilea)

7 Sarang burung

(Asplenium nidus)

IV. PEMBAHASANDari hasil pengamatan di atas, tumbuhan lumut yang kami amati adalah tumbuhan lumut

dalam fase gametofit. Lumut berwarna hijau dan memiliki ukuran kecil dan pendek. Lumut

juga memiliki batang semu, daun semu dan akar semu/rizoid yang digunakan untuk melekat

pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh bagian.

Lumut hati berbentuk lembaran daun. Pada lumut hati terdapat gema atau kuncup

sebagai alat reproduksi secara vegetatif. Untuk reproduksi secara generatif membentuk

gamet. Bentuk arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya

sedangkan anteridium seperti payung yang tepinya rata.

Lumut daun mempunyai batang bercabang dan daun yang kecil, hampir seperti

tumbuhan tingkat tinggi tapi belum sejati. lumut daun hampir mirip seperti rumput, tetapi

lebih pendek. Lumut daun memiliki kuncup untuk reproduksi vegetatifnya.

Pada praktikum kali ini juga kami mengamati beberapa jenis tumbuhan paku. Tumbuhan

paku adalah tumbuhan yang memiliki daun, akar dan batang sejati (berkormus). Pada

praktikum kali ini juga ditemukan daun muda yang menggulung.

Batang tumbuhan paku berada di dalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom muncul

akar-akar kecil yang merupakan akar serabut. Rizom juga berfungsi untuk alat

perkembangbiakan secara vegetatif.

Tumbuhan ini tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya tetapi menggunakan spora

yang dihasilkan oleh kotak spora (sporangium). Sporangium berkumpul didalam sorus yang

terletak di bagian bawah daun. Ukuran, bentuk dan warna sorus berbeda-beda. Dan tidak

semua daun tumbuhan paku memiliki sorus atau dapat disebutkan daun yang berfungsi

penghasil spora (sporofil).

Perbedaan anatomi akar monokotil dan dikotil, akar monokotil memiliki batas ujung

akar dan kalipra jelas, perisikel terdiri dari beberapa lapis sel, punya empelur yang luas

sebagai pusat akar, tidak ada kambiumnya, jumlah lengan protoxilem banyak, letak xilem dan

floemnya berselang seling. Sedangkan akar dikotil memiliki batas ujung akar dan kalipra

tidak jelas, perisikel terdiri dari 1 lapis, tidak punya empelur, mempunyai kambium, jumlah

lengan xilem antara 2-6, letak xilem di dalam dan floem di luar.

Perbedaan anatomi batang monokotil dan dikotil, batang monokotil tidak bercabang-

cabang, pembuluh akut tersebar, tidak punya jari-jari empulur, tidak ada lkambium vaskular

sehingga tidak ada membesar, empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks. Batamg

dikotil bercabang-cabang, pembuluh akut teratur, punya jari-jari empulur, mempuyai

kambium vaskular sehingga dapat membesar, dapat dibedakan antara daerah kortexs dan

empulur, ada kambium diantara xilem dan floem.

Struktur anatomi batang secara umum batang tersusun atas epidermis yang

berkutikula dan terkadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan

empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem

tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar

pada tumbuan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.

Perbedaan anatomi daun monokotil dan dikotil daun pada banyak dikotil bersifat

dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas dan bawah yang berbeda secara morfologis.

Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, terbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh

kutikula dan tidak mengandung kloroplas. Mesofil palisade terletak persis di bawah

epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih lapisan yang agak sempit, sel-selnya berdinding

tipis yang sangat berdekatan, sel-sel persegi memanjang kearah epidermis.

Struktur anatomi daun. Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan

terdapat stomata atau trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat

dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar dpat dibedakan atas jaringan pagar

dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem

berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun.

V. KESIMPULANBerdasarkan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :

         Lumut hidup di tempat-tempat yang lembab.

         Tumbuhan lumut memiliki daun semu, batang semu, dan akar semu sehingga dapat

dikatakan sebagai peralihan dari tanaman berkormus dan bertalus.

         Tumbuhan lumut memiliki akar semu atau rizoid yang digunakan untuk menempel dan

mengangkut air dan zat-zat hara.

         Metagenesis lumut terdiri dari fase sporofit dan gametofit (dominan)

         Lumut hati bereproduksi secara vegetatif dengan cara membentuk gema atau kuncup, dan

secara generatif dengan cara membentuk gamet.

         Lumut daun berproduksi dengan cara vegetatif dengan membentuk kuncup dan mengalami

metagenesis.

         Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang berkormus atau memiliki akar, batang dan daun

sejati.

         Memiliki rizom atau batang tumbuhan paku yang berada di dalam tanah. Pada rizom terdapat

akar serabut.

         Daun mudanya menggulung.

         Perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara membentuk spora. Spora tersebut terdapat di

dalam kotak spora atau sporangium. Sporangium terkumpul di wadah yang disebut sorus

yang terletak di bawah daun.

         Daun tumbuhan paku ada yang berfungsi sebagai penghasil spora, berfungsi untuk

fotosintesis atau bahkan kedua-duanya.

         Perkembangbiakan secara generatif dengan cara peleburan antara spermatozoid dengan

ovum yang dihasilkan oleh protalium.

Tumbuhan dikotil dan monokotil merupakan bagian dari tumbuhan berbiji tertutup

(angiospermae).

Tunbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki biji berkeping 2, sedangkan

monokotil berkeping 1 bijinya.

Tak banyak perbedaan dari monokotil dan dikotil. Yang paling mencolok ialah jumlah

keping biji, sistem akarnya, daun,dan batangnya.

Selain itu perbedaan pada monokotil dan dikotil adalah generatifnya tidak terlalu

mencolok, karena dari bunga hanya berbeda dari jumlah mahkota bunganya saja.