laporan praktikum lapangan biologi perairan lotik

79
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN BIOLOGI PERAIRAN LOTIK “KARAKTERISTIK KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK PADA EKOSISTEM SUNGAI BABARSARI, SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA” Kelompok 1 Anes Devy Anggraeni 13304241056 Nurul Endah R 13304241074 Dwi Astuti 13304244017 An Nisa’ Rakhmi 13304244014 Intenational Biology Education ‘13 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Upload: noodnoodel

Post on 06-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Lapangan Biologi Perairan Lotik

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN BIOLOGI PERAIRAN LOTIKKARAKTERISTIK KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK PADA EKOSISTEM SUNGAI BABARSARI, SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

Kelompok 1Anes Devy Anggraeni13304241056Nurul Endah R13304241074Dwi Astuti 13304244017An Nisa Rakhmi13304244014Intenational Biology Education 13

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSungai sudah menjadi bagian hidup dari manusia, dalam peranannya sungai merupakan tempat air mengalir serta dibawanya berbagai keperluan hidup manusia dan untuk makhluk yang dilaluinya yang merupakan bagian dari ekosistem air tawar. Karakteristik sungai termasuk ke dalam air mengalir (zona lotik), perbedaan pada aliran air tergantung pada 3 hal yaitu arus yang merupakan faktor yang paling penting mengendalikan dan merupakan faktor pembatas di aliran air, pertukaran tanah-air lebih ektensif pada aliran yang menghadilkan ekosistem yang lebih terbuka, stratifikasi thermal diabaikan. Dalam ekosistem lotik terdapat berbagai macam pola hubungan antarkomponen, selain itu keadaan komponen abiotikjuga mendukung keberadaan organisme biotik, sehingga perlu diketahui komponen beserta karakter apasaja yang terdapat didalamnya. Fungsi ekosistem sungai dapat dilihat dari kehidupan organisme baik di dalam air yang mengalir, subsrat maupun di daerah air sungai (DAS).Fenomena mengenai sungai yang biasa kita lihat sehari-hari sudah merupakan serangkaian hasil dari hubungan yang kompleks diantara komponen-komponen penyusunnya, baik antar komponen biotik, komponen abiotik maupun antara komponen biotik dan abiotik.Maka perlu diadakannya pengamatan yang mendalam mengenai karakteristik komponen biotik, abiotik, serta macam interaksi antarkomponennya sehingga mahasiswa mampu untuk merekonstruksi pengetahuan mengenai karakteristik ekosistem lotik sungai babarsari.Kegiatan pengamatan terfokus pada 5 stasiun di sepanjang aliran sungai sungai babarsari yang sudah mewakili karakter ekologisnya sehingga memberikan gambaran yang utuh mengenai potret sungai babarsari.B. Tujuan1. Untuk mengetahui karakteristik komponen biotik di sungai Babarsari2. Untuk mengetahui karakteristik komponen abiotik di sungai babarsari3. Untuk mengetahui pola interaksi antarkomponen di sungai Babarsari

BAB IITinjauan Pustaka

Ekosistem air dapat dikategorikan menjadi ekosistem lentik dan lotik berdasarkan pergerakan airnya. Para ahli biologi dan ekologi menggunakan kalimat ekosistem lentik untuk menyebut lingkungan biologi yang terbentuk akibat aliran air contohnya sungai. Untuk ekosistem lotik tidak hanya lingkungan pada aliran sungai tetapi juga mencakup daerah aliran sungai. Karakter ekosistem lotik sangat bervariasi antara satu sistem dan yang lainnya baik pada ekosistem sungai kecil hingga ekosistem sungai yang besar. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari komponen organik maupun anorganiknya. Namun faktor utama yang menjadi persamaan dan menjadi pemebeda utama dari ekosistem lentik adalah adanya aliran air (Jason.2012).Pada ekosistem aliran air hanya berlaku searah yaitu dari daerah hulu menuju daerah hilir. Namun terkadang bergabung dengan aliran air lainnya maupun langsung bermuara ke laut. Sepanjang perjalanan air dari hulu sungai ke hilir air bisa saja bertambah maupun berkurang mengikuti siklus air. Input air pada ekosistem sungai terbagi menjadi tiga jalur yaitu presipitasi, air limpasan dan air dibawah permukaan tanah. Presipitasi langsung bisa berasal dari air hujan, salju, maupun kondensasi dari vegetasi yang berada diDAS. Metode ini menyumbang sebagian kecil dari volume air yang berada di ekosistem sungai. Kontributor lain yang menyumbang volume air pada ekosistem sungai adalah dari air limpasan. Pada sungai yang volume airnya sangat bergantung pada air limpasan akan mengalami kekeringan pada saat musim kemarau. Kontributor terbesar untuk volume air pada ekosistem adalah air pada permukaan bawah tanah yang lebih dikenal sebagai groundwater. Sebagian besar sungai memiliki sumber air dari kombinasi ketiganya, besarnya tergantung pada musim, lokasi dan faktor klimatik (Jason, 2012).

Organisme pada ekosistem lotik teradaptasi pada aliran air. Contohnya untuk ikan yang hidup pada sungai yang terletak di daerah gunung memiliki tubuh yang pipih untuk menyesuaikan dengan aliran air. Pada permukaan bebatuan di ekosistem lotik banyak ditemukan Alage yang menyelubungi hampir seluruh permukaan batuan. Produsen utama dalam ekosistem lotic adalah algae, namun sumber energi utama dari ekosistem ini adalah materi organik yang berasal dari daerah aliran sungai (Manju, 2003).Sebagian besar meteri yang ada di ekositem mentah akan diolah oleh detritus. Seperti yang telah disebutkan diatas, material di ekossitem sungai tidak hanya berasal dari dalam ekosistem tapi juga berasal dari DAS contohnya sisa-sisa daun yang gugur yang berasal dari vegetasi disekitar ekosistem akan diuraikan oleh detritus. Detritus tercepat yang mendegradasi dedaunan adalah fungi. Fungi akan mendegradasi polimer dinding sel daun dan mengambilnya sebagai nutrisi (Anne-Carole, 1984).Selain dari sisa daun, materi yang ada di ekosistem lotik bisa berasal dari sisa-sisa kayu. Sampah kayu merupakan sumber penting karena dapat mempengaruhi morfologi sungai, meningkatkan diversitas, mempengaruhi transport materi lain melalui debris yang terbentuk dan menyediakan sumber carbon (Shearer, 1992).Selain detritivor, komponen biotik pada eksistem lotik adalah bentos. Bentos hidup pada substrat dan menghabiskan sebagaian besar fase hidup pada komponen dasar ekosistem lotik. kelompok utama bentos yang menghuni ekosistem lotik antara lain adalah insekta, anelida, moluska, dan crustacea. Beberapa insekta yang umum ditemui pada ekosistem lotik antara lain Ephemeroptera, Plecoptera, Trichoptera dan Odonata. Beberapa organisme bentos menjadi indikator tingkat kontaminasi ekosistem tersebut (Jose dan Matsumura, 2011).

Pada ekosistem lotik dikenal adanya 4 dimensi yaitu dimensi longitudinal, dimensi vertikal, dimensi lateral dan dimensi temporal.1. Dimensi LongitudinalZonasi berdasarkan dimensi longitudinal menyatakan bahwa karakteristik daerah hulu berbeda dengan karakteristik daerah hilir.Pada daerah hulu laju aliran sungai lambat. Dengan adanya penambahan air atau pertemuan dengan anak sungai laju aliran air menngkat. Material organik pada daerah hulu dan hilir juga berbeda. Pada daerah hulu, konten material organik lebih rendah dibandingkan daerah hilir yang mendapatkan tambahan materi organik dari daerah sepanjang aliran. Variasi materi organik akan mempengaruhi populasi insekta. Seringkali, filter feeder (pemakan polutan) contohnya dari family Hydropsychidae merupakan serangga yang pertama kali muncul pada daerah hulu, kemudian diikuti munculnya shreder (scavenger) pada daerah yang lebih rendah (Jason. 2012).2. Dimensi VertikalDimensi vertikal berpengaruh pada interaksi antara air sungai dengan groundwater yang berdekatan melalui permukaan bawah tanah. Groundwater masuk ke aliran air sungai melalui beberapa jalur. Jalur masuk groundwater menuju aliran air mempengaruhi nutrisi yang dibawa. Selain itu, dimensi vertikal juga mempengaruhi perbedaan tekanan pada permukaan dan dasar sungai serta kecepatan arus (Allan dan Castillo. 2007).

3. Dimensi LateralDimensi lateral mencakup interaksi antara daerah saluran sungai dan DAS. Hal ini bisa dilihat dari sisi organismenya, dan perukaran materi organik dan nutien. Interaksi dimensi lateral erat kaitannya pada saat terjadi benjir. Pada saat banjir, materi yang berada dari dalam sungai ditransfer menuju ke DAS ke permukaan yang terkena banjir. Pada saat musim kering, materi tersebut diuraikan menjadi sumber makanan oleh detritivor. Materi terlarut hasil dekomposer dan nutrien yang telah ditransfer menstimulus tumbuhnya tumbuhan air dan algae pada daerah bekas banjir (Ward. 1989).4. Dimensi TemporalDimensi temporal didasarkan pada perubahan faktor psikokemik dan biota musiman tiap satuan waktu. Perubahan ekosistem sungai jika dilihat dari dimensi temporal berkaitan dengan gangguan dan perubahan klimatik. Skala waktu yang tepat pada dimensi temporal bergantung pada organisme tertentu maupun fenomena yang diselidiki, tergantung dari waktu yang dibutuhkan untuk mendapat respon dari perubahan waktu(Ward. 1989).

BAB IIIMETODE

A. Tempat dan Waktu PelaksanaanKegiatan lapangan ini dilakukan di 5 stasiun di sepanjang aliran sungai Babarsari pada tanggal 21 Maret 2015 pada pukul 08.30-10.30 WIBLokasi stasiun :Stasiun 1 : samping gedung pajakStasiun 2 : utara jembatan babarsariStasiun 3 : dibawah jembatan sungai babarsariStasiun 4 : Tambakbayan, SlemanStasiun 5 : Belakang Carrefour di Jalan SoloB. Alat dan Bahana. Alat: Planktonet Turbidimeter Termometer Luxmeter pH stick Rool meter Mikroskop Rafia Botol Stopwatch Alat tulis Kantong plastikb. Bahan: Formalin 4% AquadestC. Langkah kerjaa. Perairan sungai dibagi menjadi lima stasiunb. Melakukan pengukuran abiotik berupa suhu, pH, Kekeruhan air, kecepatan arus dan lebar sungaic. Mendata tumbuhan yang ada di tepi sungai (daerah aliran sungai) dan hewan yang terdapat pada lokasi pengamatand. Pada setiap stasiun diambil cuplikan plankton dengan sebagai berikut :i. Mengambil sampel air dengan volume 30 L dan dimampatkan kedalam botol (disaring menggunakan planktonet)ii. Memfiksasi sampel air yang sudah berada dalam botol dengan cara diberi +/- 1 ml larutan 4 % formaliniii. Menutup rapat-rapat dengan tutup karet dan/ plastikiv. Memberi label tentang lokasi dan waktu pengambilan cuplikanv. Mengemas botol yang berisi sampel dengan baik supaya aman dalam perjalananvi. Mengamati plankton dibawah mikroskope. Mengambil pada masing-masing stasiun cuplikan makrobentos dengan cara sebagai berikut :i. Mengambil subtrat dasar sungai ii. Mengayak untnuk memisahkan organisme dari substrat dasariii. Memberi secukupnya larutan 4% formalin untuk pengawet pada botol jam tempat spesimeniv. Memberi label tentang lokasi dan waktu pengambilan cuplikanv. Mengidentifikasi bentos menggunakan bantuan kaca pembesar

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASILNo.Komponen yang DiukurNilai/Hasil PengukuranKeterangan

IIIIIIIVV

Lebar Sungai (m)9,347,56,817 4,03

pH66766

Intensitas cahaya (Candela)66666672 847031293356,856,256,2848483,6

Kekeruhan air (mg/l)16 0,5 0,522 23

Kecepatan Arus (m/s)0,291,400,790,97

0,45

Suhu Air (oC)202727,127,326,8

TABEL KOMPONEN BIOTIK (MAKRO)A. Stasiun 1NoGambar OrganismeKlasifikasiKeterangan

1.Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : OdonataFamili : ChlorocyphodaGenus : LibellagoSpesies : Libellago lineataBerjenis kelamin betina, ditemukan sedang hinggap diatas daun dibagian DAS.

Jumlah = 1

2.Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : OdonataFamili : ChlorocyphodaGenus : LibellagoSpesies : Libellago lineataBerjenis kelamin jantan, ditemukan sedang hinggap diatas akar pohon pada aliran sungai (bagian tepi).

Jumlah = 2

3.Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : OdonataFamili : CoenagrionidaeGenus : PseudagrionSpesies : Pseudagrion pruinosumHinggap pada ranting tumbuhan bambu pada daerah tepi sungai.

Jumlah = 2

4.Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : ArachnidaOrdo : AraneaeFamili : OxyopidaeGenus : Oxyopes

5.Kingdom : PlantaeDivisio : MagnolyophytaKelas : MagnolyopsidaOrdo : MalvalesFamili : MalvaceaeGenus : Hibiscus

6.Kingdom : PlantaeDivisio : MagnoliophytaKelas: monokotyledoneae Ordo : PoalesFamili: PoaceaeGenus : Bamboosae

7.Kingdom : PlantaeDivisio : TracheophytaKelas : MagnoliopsidaOrdo : AsteralesFamili: CompositaeGenus : WedeliaSpesies : Wedelia chinensis

Stasiun 2No.Gambar OrganismeKlasifikasiJumlahKeterangan

1.Kingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : PelecypodaOrdo : EulamellibranchiataFamili : UnionidaeGenus : Pilsbryoconcha7Ditemukan di dekat bebatuan yang masih terkena air

2.Kingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : GastropodaOrdo : CaenogastropodaFamili: ThiaridaeGenus : Melania>10Ditemukan menempel pada bebatuan yang tergenang air

3.Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKela : CrustaceaOrdo : DecapodaFamil: ParathelphusidaeGenus : Parathelphusa2Ditemukan di bawah bebatuan

4.Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : OrthopteraFamili: AcrididaeGenus : Valanga1Ditemukan di rerumputan

6.Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : ColeopteraFamili : Coccinellidae1Ditemukan di tanaman DAS

No.Gambar OrganismeKlasifikasiJumlahKeterangan

1.Kingdom : PlantaeDivisio: MagnoliophytaKelas : LiliopsidaOrdo : PoalesFamili : PoaceaeGenus : PennisetumBanyak Ditemukan hampir semua tempat disepanjang aliran sungai

2.Kingdom : PlantaeDivisio : MagnolyophytaKelas : monokotyledoneae Ordo : PoalesFamili : PoaceaeGenus : BamboosaeBanyakDitemukan di salah satu sisi DAS

3.Kingdom : PlantaeDivisio : MagnoliophytaKelas : Magnoliopsida Ord : FabalesFamili : FabaceaeGenus : MimosaSpesies : Mimosa pudica1 tanamanDitemukan di DAS

4.Kingdom : PlantaeDivisio : SpermatophytaKelas : Dikotyledoneae Ordo : GraminaeFamili : GraminalesGenus : BrachiariaSpesies :Brachiaria mutica>5Ditemukan di DAS

5.Kingdom: PlantaeDivisio : MagnolyophytaKelas : Dicotyledoneae Ordo : Myrtales Famili : OnagraceaeGenus : Ludwigia >20 tanamanDitemukan di Daerah Aliran Sungai

B. Stasiun 3NoGambar OrganismeKlasifikasiKeterangan

1.

Kingdom : PlantaePhyllum : MagnoliophytaSubPhyllum : SpermatophytaClass : LiliopsidaOrdo : CyperalesFamilia : PoaceaeGenus : SetariaSpecies : Setaria sphacelataDitemukan di tepian sisi timur sungai

2. Kingdom:PalantaeDivisio: PteredopytaKelas: PteriopsidaOrdo: PolypodiapialesFamily: polupodiaceaeGenus: DavalliaSpesies: Davallia denticulataDitemukan di tepian sisi barat sungai

3. Kingdom : PlantaePhyllum : MagnoliophytaClass : MagnoliopsidaOrdo : FabalesFamilia : FabaceaeGenus : GliricidiaDitemukan menempel pada tiang penyangga jembatan tepat di atas aliran sungai

5.Kingdom : PlantaePhyllum : MagnoliophytaClass : LiliopsidaOrdo : ZingiberalesFamilia : MusaceaeGenus : Musa spDitemukan ditepian barat sungai

C. Stasiun 4NoGambarKlasifikasiKeterangan

1Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : Actinopterygii Ordo : BeloniformesFamili: HeiramphidaeGenus : Dermogenys

3Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : Crustacea Ordo : DecapodaFamili: PenaeidaeGenus : MetapenaeusSpesies : Metapenaeus ensis (De Haan, 1844)

4Kingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : GastropodaOrdo : CaenogastropodaFamili: ThiaridaeGenus : Melania

5Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : CrustaceaOrdo : DecapodaFamili: ParathelphusidaeGenus : Parathelphusa

6Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : OrthopteraFamili: AcrididaeGenus : ValangaCara melompat belalang ini berbeda dengan belalang hijau pada umumnya, tidak melompat melambung namun horizontal rendah. wahnya. Warnanya kecoklatan seperti batu dibawahnya

7Kingdom : AnimaliaFilum: ArthropodaKelas : InsectaOrdo : OdonataFamili: LibellulidaeGenus : Hydrobasileus

No.GambarKomponen BiotikKeterangan

111

Pohon PisangKingdom : Plantae Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : ZingiberalesFamili : MusaceaeGenus : MusaSpesies : Musa paradisiaSumber : plantamor.org Ditemukan di DAS

22Tanaman TalasKingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaOrdo : AralesFamili : AraceaeGenus : ColocaseaSumber : plantamor.comDitemukan di DAS

33

Rumput TKingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: LiliopsidaOrdo: CiperalesFamili: PoaceaeSumber : plantamor.com

44Pohon JatiKingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: LamialesFamili: LamiaceaeGenus : TectonaSumber : plantamor.comDitemukan di DAS

64Petai CinaKingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: FabalesFamil: FarbaceaeGenus: LeucaenaSpe : Leucaena leucocephalaSumber : tanobat.comTerdapat di DAS sebelah timur aliran sungai

75Kingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: DicotyledoneaeOrdo: MyrtalesFamili: OnagraceaeGenus: Ludwigia

Stasiun 5No Gambar OrganismeKlasifikasiJumlah Kondisi Ditemukan

1Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : HemipteraFamili : GerridaeGenus : Gerris11Mengapung di permukaan air

2Kingdom : AnimaliaFilum: ArthropodaKelas : CrustaceaOrdo : DecapodaFamili : ParathelphusidaeGenus : Parathelphusa4Dipermukaan tanah

3Kingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : GastropodaOrdo : CaenogastropodaFamili: ThiaridaeGenus : Melania>20Menempel di batu

4Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataKelas : Actinopterygii Ordo : BeloniformesFamili : HeiramphidaeGenus : Dermogenys6Di bawah batu

Stasiun 5NoGambar KlasifikasiKeterangan

1Kingdom:PalantaeDivisio: PteredopytaKelas: PteriopsidaOrdo: PolypodiapialesFamily: polupodiaceaeGenus: DavalliaSpesies: Davallia denticulataDi sepanjang aliran sungai

2Kingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: DicotyledoneaeOrdo: MyrtalesFamili: OnagraceaeGenus : LudwigiaMenggerombol di DAS

3Kingdom : PlantaeDivisio : TracheophytaKelas : MagnoliopsidaOrdo : AsteralesFamilI : CompositaeGenus : WedeliaSpesies : Wedelia chinensisDi beberapa titik di pinggir sungai

4Kingdom : PlantaeDivisio : MagnolyophytaKelas : monokotyledoneae Ordo : PoalesFamiliI : PoaceaeGenus : BamboosaeDi beberapa titik di pinggiran sungai, Ditemukan di kedua sisi DAS

TABEL KOMPONEN BIOTIK (MIKRO)

NoOrganismeStasiun 1Stasiun 2Stasiun 3Stasiun 4Stasiun 5

1A --

2B--

3C (Cryptomonas)

4D (Synendra sp)--

5E--

6F (Zynema)---

7G---

8H---

9I (Calanoida )---

10J (Spirulina)---

11K (Rhodochorton sp)--

12L (Surirella sp)---

13M---

14N---

15O---

16P (Cladophora sp)---

17Q (Trachelomonas sp)----

18R (Stauroneis sp)----

PEMBAHASANKegiatan lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2015 di Sungai Babarsari di lima stasiun yang berbeda. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa :Komponen abiotik yang diukur pada praktikum biologi perairan yaitu lebar sungai, pH air sungai, intensitas cahaya, kekeruhan air, kecepatan arus, dan juga suhu air. Dalam pengukuran komponen abiotik sungai Babarsari, dibagi menjadi 5 stasiun berdasarkan badan sungai yaitu bagian hulu, tengah, dan juga hilir. Pada masing-masing stasiun mendapatkan data yang berbeda-beda. Untuk pengukuran lebar sungai menggunakan roll meter, pada stasiun I mempunyai lebar 9,34 meter, pada stasiun II 7,50 meter, pada stasiun III 6,81 meter, pada stasiun IV 7,00 meter dan pada stasiun V 4,03 meter. Dari data hasil pengukuran lebar sungai, dapat diketahui bahwa dari stasiun I hingga stasiun V lebar sungai mengalami penurunan. Lebar sungai pada stasiun I paling besar yaitu 9,34 meter karena stasiun I merupakan sungai Babarsari bagian hulu. Lebar sungai pada stasiun V paling kecil yaitu 4,03 meter karena stasiun V merupakan bagian hilir. Pada stasiun II, III, dan IV mempunyai lebar yang relatif seragam karena merupakan sungai `Babarsari bagian tengah berturut-turut dari tengah dekat hulu, tengah, dan tengah dekat hilir.Pada bagian hulu substrat dasar masih berupa bebatuan, sehingga hal ini berkaitan erat dengan kecepatan arus air dan lebar sungai.Pada daerah hilir, menandakan semakin tuanya sungai sehingga lebih berkelok dan aliran cenderung tenang.Hal ini diakibatkan sedimentasi pada dasar perairan sehingga juga berpengaruh terhadap ketinggian air. Pada daerah hilir kedalalaman sungai lebih dangkal dibandingkan bagian hulu, substratnya pun berupa lumpur, karena partikel debu kecil tidak tergerus air dan cenderung membentuk lumpur pada dasa perairan.Untuk pengukuran pH air sungai Babarsari menggunakan pH stik. Pada stasiun I mempunyai pH air 6, pada stasiun II pH air 6, pada stasiun III pH air 7, pada stasiun IV pH air 6, dan pada stasiun V pH air 6. Dari hasil pengukuran pH air sungai Babarsari, dari masing-masing stasiun memiliki pH air yang relatif seragam. Ukuran pH air paling banyak adalah pH 6 yaitu termasuk pH asam di stasiun I, II, IV, dan V. Pada kelompok III, pH air sungai adalah 7 yaitu pH netral.Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai sampai basa lemah. pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5.Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen terlarut, dan kandngan garam-garam ionik suatu perairan, perairan alami memiliki PH berkisar antara 6-9. Sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan PH dan menyukai nilai Ph sekitar 7-8,5(Effendi, 2003).Nilai pH sangat menentukan dominasi fitoplankton. Pada umumnya alga biru lebih menyukai pH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam(pH