laporan praktikum biologi perilaku-sensorik dan motorik

16
 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU UJI SENSORIK DAN MOTORIK MENCIT (M us musculus ) SW”  Nama : Rifki Muhammad Iqbal  NIM : 1211702067  Nama Asisten :  Nama Dosen : Ucu Julita, M.Si Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan : 06 November 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013

Upload: rifki-muhammad-iqbal

Post on 16-Oct-2015

788 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKUUJI SENSORIK DAN MOTORIK MENCIT (Mus musculus) SW

Nama: Rifki Muhammad IqbalNIM: 1211702067Nama Asisten : Nama Dosen: Ucu Julita, M.SiTanggal Praktikum: 29 Oktober 2013Tanggal Pengumpulan: 06 November 2013

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG2013BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangMencit (Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan tikus liar ataupun tikus rumah. Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia.Mencit memiliki perilaku yang unik dalam hal sensorik dan motoriknya. Motorik adalah semua gerakan tubuh, termasuk alam pengertian motorik adalah gerak in ternal tidak teramati yang berawal dari penangkapan stimulus olehindra, penyampaian stimulus tersebut oleh susunan syaraf sensorik ke bagian memori (otak), pembuatan keputusan dan penyampaian keputusan tersebut ke otot oleh susunan syaraf motorik. Uji sensorik ini merupakan uji yang dapat melihat mencit yang mengalami kegagalan proses saat embriologi atau tidak, sedangkan uji motorik dapat melihat perilaku mencit dalam mempertahankan tubuhnya dari serangan yang akan mengganggu dirinya. Selain itu pula, mencit dapat melakukan lokomosi yang sangat aktif dan khas.1.2. TujuanAdapun tujuan dari praktikum mengenai Uji Sensorik dan Motorik Mencit (Mus musculus) adalah, untuk mengetahui adanya penyimpangan perilaku anak mencit pada masa pralahir, serta untuk mengetahui pola lokomosi.1.3. HipotesisMencit yang merupakan hewan mamalia, memiliki penciuman yang normal ketika indera penciumannya normal, maka akan terlihat bagaimana penciuman mencit terhadap bahan ujinya sebagai respon dari saraf sensoriknya. Selain itu pula, akan terlihat bagaimana mencit dalam melakukan perilaku kemampuan gerak reflek, lokomosi berjalan dan berenang dalam menghadapi serangan dari luar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAMencit merupakan salah satu hewan yang sering dipakai untuk percobaan. Hewan ini paling kecil diantara jenisnya dan memiliki galur mencit yang berwarna putih. Mencit termasuk hewan pengerat (rodentia) yang dapat dengan cepat berkembang biak. Pemeliharaan hewan ini pun relatif mudah, walaupun dalam jumlah yang banyak. Pemeliharaannya ekonomis dan efisien dalam hal tempat dan biaya. Mencit memiliki variasi genetik cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan Pramono 1989 dalam Agustiyanti, 2008).Menurut Arrington (1972) dan Priambodo (1995) dalam Agus Pribadi (2008), mencit dan tikus masih merupakan satu famili, yaitu termasuk ke dalam famili Muridae. Dan mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan model laboratorium dengan kisaran penggunaan antara 40-80 %. Menurut Moriwaki et al. (1994) dalam Agus Pribadi (2008), mencit banyak digunakan sebagai hewan laboratorium (khususnya digunakan dalam penelitian biologi), karena memiliki keunggulan-keunggulan seperti siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, serta sifat produksi dan karakteristik reproduksinya mirip hewan lain, seperti sapi, kambing, domba, dan babiAdapun klasifikasi dari mencit (Mus musculus) :Kingdom: AnimaliaFilum: ChordataSub filum: VertebrataClass: MamaliaOrdo: RodentiaFamili: MuridaeGenus: MusSpecies: Mus musculus. SWSistem saraf berfungsi untuk menerima rangsangan, menghantarkannya dan mengintegrasikannya untuk selanjutnya mengaktifkan efektor kedalam koordinasi rangsang. Otak sebagai salah satu pusat sistem saraf juga merupakan pusat intelektual, kemauan dan kesadaran. Sistem saraf disusun oleh tiga bagian utama, yaitu :a. Sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)b. Sistem saraf tepic. Sistem saraf otonom (Cartono, 2004).Sel saraf atau neuron merupakan unit struktural yang membangun sistem saraf. Neuron dibangun oleh bagian-bagian berikut:a) Badan sel atau prokarion, merupakan pusat tropik untuk seluruh sel saraf tersebut dan dapat menerima rangsang. Didalamnya terdapat inti berukuran cukup besar (berjumlah satu atau dua), neuro fibril, badan golgi, mitokondria, serta badan-badan paraplasma.b) Dendrit, merupakan uluran-uluran sitoplasma dengan jumlah yang banyak, berperan menangkap rangsang dari lingkungan, dari sel epitel sensoris atau darii neuron lain.c) Akson, merupakan uluran sitoplasma tunggal dan panjang, berperan untuk membangkitkan dan menghantarkan impuls ke sel lain (sel saraf, otot atau kelenjar).Berdasarkan fungsinya, sel saraf/neuron dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:a) Neuron motorisberfungsi menghantarkan impuls aau tanggapan dari sistem saraf pusat ke otot-otot atau efektor lainnya. Neuron ini biasanya mempunyai akson yang panjang dan ditutupi oleh pembungkus mielin (myelin) dan neurilemna.b) Neuron sensoris, dendritnya dapat hanya satu danmemanjang. Berfungsi menghantarkan rangsang dari reseptor atau penerima ke pusat susunan saraf.c) Neuron konektor memiliki dendrit maupun akson yang dihubungkan dengan neuron yang satu dengan neuron yang lainnya. Jadi neuron ini merupakan penghubung antar neuron. d) Neuron adjustormerupakan penghubung neuron-neuron motoris dan neuron-meuron sensoris didalam sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sering pula dikatakan sistem saraf pusat adalah neuron asosiasi atau neuron penghubung yang berfungsi sebagai penghubung. Neuron ini sangat banyak memiliki tonjolan (Cartono, 2004).Saraf kranial I (Olfaktorius) merupakan sel reseptor utama untuk indera penciuman. Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke dalam sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa, aroma dan palatabilitas dari makanan dan minuman. Selain fungsinya yang dalam meningkatkan nafsu makan melalui bauan, Saraf Olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang busuk, kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh (Goetz dan Pappert, 2007).Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantar impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris di bawah ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.Suatu refleks adalah respons motorik tak sadar dan cepat terhadap suatu stimulus. Lengkung refleks memiliki 5 unsur: reseptor, neuron sensorik, pusat integrasi, neuron motorik dan efektor. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatios saraf eferent dan efektor.Kegiatan pada lengkung refleks di mulai pada reseptor sensorik sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsangan. Lengkung refleks paling sederhana adalah lengkung refleks yang mempunyai satu sinaps antara neuron aferent dan eferent. Lengkung refleks semacam ini dinamakan monosinaptik dan refleks yang terjadi di sebut refleks monosinaptik (Sudarsono, 2004).Sistem saraf somatik (Somatic Nervous System), salah satunya yaitu, saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik dimulai dari ujung saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian luar sumsum tulang belakang). Saraf-saraf tersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang disepanjang perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (Darmadi, 2005).Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang saraf kranial yang meninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengontrol fungsi sensorik dan motorik dibagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas pasang saraf tersebut adalah saraf vAgus (vAgus nerves/ saraf yang berkelana) yang merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh dibagian dada dan perut. Menunjukkan fungsi-fungsi dasar saraf-saraf kepala beserta bagian-bagian tubuh yang dikontrolnya.Sistem saraf otonom mengatur fungsi otot-otot halus, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur dirinya sendiri). Otot-otot halus terdapat dibagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut ditubuh), dipembuluh-pembuluh darah, di mata (mengatur ukuran pupil), didinding serta jonjot usus, kantung empedu dan kantung kemih (Darmadi, 2005).

BAB IIIMETODE3.1. Alat dan BahanBahanAlat

Mencit 3 ekorAquarium 1 buah

Pakan mencitBidang miring (Baki) 1 buah

Air hangatStopwatch 1 buah

Minyak kayu putih

Parfum

HCl

Cotton bud/ Kapas

3.2. Prosedur Kerjaa. Pra PengujianSebelum melakukan pengujian, semua mecit diberi penandaan terlebih dahulu pada tubuhnya dengan menggunakan spidol agar mempermudahkan identifikasi individu. Penandaan dilakukan pada bagian ekor mencit

b. Pengujian.1. Uji Sensorik Uji penciuman (olfactory avoidance test) Mencit yang akan diamati diberi tanda pada bagian punggung menggunakan spidol berwarna hitam. Pengujian dilakukan pada anak mencit. Pengujian dilakukan masing-masing satu kali dengan mendekatkan anak mencit pada jarak 5cm dari cotton bud yang sebelumnya telah dicelupkan kedalam: Pakan mencit yang telah dihancurkan, aseton, minyak kayu putih dan parfum.Dengan ketentuan: - Mencit tidak berekasi - penciuman ntral (0) Manghindari bau - penciuman positif (+) Mendekati bau - penciuman negative (-)2. Uji motorik Gerak refleksa. Uji kemampuan reflex motorik membalikkan badan (surface righting reflex)Mencit diletakkan di meja datar dengan posisi terlentang dengan punggung rapat pada permukaan meja ditahan sebentar kemudian lepas. Dicatat waktu yang diperlukan mencit untuk dapat mengembalikan tubuhnya hingga keempat kakinya tegak diatas meja. Dilakukan uji ini sebangak tiga kali berturut-turut dan hitung rata-rata waktunya.b. Uji kemampuan refleks menghindar jurang (cliff avoidance reflex) Mencit diletakkan dengan posisi ujung jari kaki depan dan mulut sejajar dengan tepi meja ditahan sebentar kemudian lepas dicatat waktu yang diperlukan mencit untuk memutar badannya menjauhi meja/tepi meja. Dilakukan uji ini sebanyak 3 kali berturut-turut dan hitung rata-rata waktunya c. Uji kemampuan reflex geotaksis negative (negative geotaksis reflex) Pada bidang miring 250 mencit diletakkan ditengah dengan kepala mengarah kebawah dan tubuh sejajar garis vertical, ditahan sebentar kemudian dilepaskan. Dicatat waktu yang diperlukan mencit untuk memutar tubuhnya 1800 dilakukan uji ini tiga kali berturut-turut dan dihitung rata-rata waktunya hingga mencit memutar tubuhnya.

3. Uji motorik Lokomosi hewan vertebrata (Mencit)Lokomosi berenang Akuarium disi dengan air hangat (27-300 C) dengan ketinggian air sekitar 6-7cm, mencit diatuhkan di sisi ujung aquarium dan diamati pergerakan mencit dalam aquarium tersebut. mencit dibiarkan berenang selama mungkin dan dilakukan penentuan penilaian gerakan mencit untuk: skor arah berenang, skor sudut berenang dan skor penggunaan anggota badan.1. Arah berenang : Skor: 0 = tenggelam 1 = Terapung 2 = Berputar-putar 3 = Lurus 2. Sudut berenang Skor:0 = Kepala dan tubuh dibawah permukaan air 1 = Permukaan kepala dan sebagian hidung dipermukaan air 2 = Bagian kepala sebatas mata diatas permukaan air 3 = Bagian kepala, mata, dan setengah telinga diatas permukaan air 4 = Kepala dan seluruh telingan diatas permukaan air 3. Penggunaan anggota gerak Skor: 0 = Tidak menggunakan anggota gerak1 = Menggunakan keempat anggota gerak2 = Menggunakan kedua kaki depan saja

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil PengamatanA. Tabel Hasil Uji SensorikKelompokIndividuPengulanganUji

PakanHClParfumKayu Putih

KEL 111-+++

2-+-+

3-+++

21-+++

2-+++

30+++

31+++-

2+++-

3+++-

KEL 211-+-+

2-+++

30+++

21-+++

2-+++

3-+++

31-+++

2-+++

3--++

Kel 311++--

2++++

3+++-

21-++-

2-+++

3-+++

31-+++

2-+++

3-++-

kel 411-+++

2-+++

3-+++

21-+++

2-+++

3-+++

31-+++

2-+++

3-+++

kel 511++--

2+--+

3+++-

21+++-

2+--+

3+-+-

31+-+-

2++++

3++++

kel 6110+++

20+++

30+0+

21++++

2++++

3++++

310+0+

20++0

30+++

PakanHClParfumKayu Putih

08021

+18494641

-285612

Jumlah54545454

Grafik Uji Sensorik

B. Tabel Hasil Uji MotorikKelompokIndividuPengulanganUji Motorik

Membalikan BadanMenghindari JurangGeotaksis

kel 1111 detik2,02 detik1,01 menit

20,59 detik0,56 detik1,27 menit

30,67 detik0,58 detik41,26 detik

210,49 detik0,72 detik0,81 detik

20,8 detik0,45 detik5,71 detik

30,27 detik0,85 detik0,22 detik

310,40 detik4,27 detik0,40 detik

20,22 detik5,98 detik28,80 detik

30,22 detik1,44 detik0,36 detik

kel 2110,54 detik2 detik1,3 detik

20,46 detik17 detik2,38 detik

30,98 detik50 detik1,2 detik

210,81detik3 detik2,79 detik

20,79 detik10 detik2,1 detik

30,67 detik13 detik3,1 detik

310,69 detik6 detik3,4 detik

20,79 detik2 detik5,4 detik

30,76 detik4 detik0,36 detik

kel 3111 detik4,97 detik2,51 detik

20,87detik5,45 detik3,45 detik

30,35 detik4,51 detik6,98 detik

210,54 detik1,85 detik7,11 detik

20,40 detik1,58 detik3,26 detik

30,48 detik2,46 detik5,96 detik

310,42 detik4,18 detik3 detik

20,33 detik5,25 detik3,7 detik

30,76 detik1,90 detik3,29 detik

kel 4110,42 detik8,40 detik5,82 detik

20,53 detik48,78 detik2,37detik

30,37 detik4,5 detik0,85 detik

210,75 detik40,93 detik0,85 detik

20,37 detik2,50 detik42,97 detik

30,75detik2,14 detik4,87 detik

310,57 detik14,31 detik1,45 detik

20,64 detik8,07 detik1,87 detik

30,28 detik13,85 detik8,78 detik

kel 5110,5detik12,63 detik5,34 detik

20,47 detik17,59 detik5,13 detik

30,44 detik13,06 detik2,58 detik

210,67 detik180 detik78,03 detik

21,15 detik180 detik10,62 detik

30,59 detik180 detik72,06 detik

310,59 detik2,29 detik4,62 detik

21,53 detik32,69 detik9,91 detik

30,67 detik16,37 detik27,99 detik

kel 6110,28 detik5 detik2,72 detik

20,28 detik1,78 detik2,12 detik

30,22 detik1,40 detik2,19 detik

210,31 detik1,75 detik1,4 detik

20,28 detik2,19 detik16,75 detik

30,19 detik2,31 detik13,35 detik

310,85 detik2,15 detik3,72 detik

20,31 detik3,57 detik2,25 detik

30,22 detik1,60 detik10,88 detik

C. Tabel Hasil Uji LokomosiKelompokIndividuSkor

Arah RenangSudut RenangPenggunaan Anggota Gerak

kel 11141

2331

3341

kel 21141

2341

3141

kel 31341

2341

3341

kel 41241

2242

3242

kel 51331

2331

3331

kel 61341

2241

3131

jumlah181818

Arah berenangSudut berenangPenggunaan anggota gerak

000000

1410116

242022

31035jumlah18

jumlah18413

jumlah18

Grafik Uji Lokomosi

4.2. Pembahasan

.4.2. Pembahasan1. Uji Sensorik/ Uji Penciuman (olfactory avoidance test)Pada pengujian sensorik (penciuman) terhadap mencit dilakukan 4 uji penciuman, yaitu dengan menggunakan larutan HCl, minyak kayu putih, pakan mencit yang dihaluskan dan parfum dengan pengujian masing-masing 3 kali ulangan.a. Pengujian penciuman dengan larutan HClPada pengujian penciuman dengan menggunakan cotton bud yang telah dicelupkan pada larutan HCl. Berdasarkan grafik kebanyakan mencit bereaksi positif (menjauh) yaitu sekitar 91%, sedangakan yang bereaksi negatif (mendekat) hanya 9%. Reaksi menjauh dari HCl ini dikarenakan bau dari larutan HCl sangat menyengat tajam dan dapat menyebabkan mencit menjadi pusing.b. Pengujian dengan minyak kayu putihPada pengujian penciuman dengan menggunakan cotton bud yang telah dicelupkan pada minyak kayu putih. Berdasarkan grafik hasil uji, 76% mencit bereaksi positif (menjauh) terhadap cotton bud yang diberi kayu putih, sedangkan yang bereaksi negatif hanya 22%, dan yang netral hanya 2%. Kebanyakan mencit menjauh dari bau kayu putih ini mungkin karena bau dari kayu putih ini cukup menyengat dan berbau tidak sedap bagi mencit sehingga kebanyakan mencit menjauhinya.c. Pengujian dengan pakan yang dihaluskanPada pengujian penciuman terhadap pakan yang dihaluskan berdasarkan grafik umumnya mencit bereaksi negatif (mendekat) dengan presentase 52%, kemudian yang bereaksi positif (menjauh) 33%, dan yang netral (diam) 15%. Kebanyakan mencit mendekat pada uji ini mungkin karena mencit merasa lapar dan tertarik dengan bau dari pakan tersebut sehingga banyak mencit yang mendekat, sedangkan ada mencit yang diam dan bahkan menjauh mungkin karena mencit-mencit ini tidak begitu tertarik terhadap bau dari pakan tersebut, mungkin karena tidak lapar atau mungkin karena mencit mengalami stress sehingga tidak bernafsu dan tertarik terhadap bau pakan.d. Pengujian dengan parfumPada pengujian sensorik (penciuman) yang terakhir dengan menggunakan parfum dan berdasarkan grafik hasil uji kebanyakan mencit bereaksi positif (menjauh) dari bau parfum ini, yaitu sekitar 85% mencit menjauh. Sedangkan yang bereaksi negatif (mendekat) 11%, dan yang bereaksi netral (diam) 4%. Banyak mencit yang menjauh mungkin dikarenakan bau dari parfum yang mengandung metanol atau alkohol yang berbau menyengat menyebabkan kebanyakan mencit menjauh.

2. Uji Motorik / Gerak RefleksPada uji motorik ini dilakukan 3 macam uji motorik, yaitu uji kemampuan refleks motorik membalikkan badan (surface righting reflex), uji kemampuan refleks menghindari jurang (Cliff avoidance reflex), dan uji kemampuan refleks geotaksis negatif (negative geotaxis reflex).a) Uji kemampuan refleks motorik membalikkan badan (surface righting reflex)Berdasarkan hasil dari percobaan didapatkan data sebagaimana diatas telah dilampirkan dan dapat dikatakan semua mencit yang diuji memiliki kemampuan refleks motorik membalikkan badan yang sangat cepat yaitu kurang dari 1 detik. Hal ini dikarenakan mencit memiliki gerak refleks yang cukup baik untuk menghindari ancaman atau keadaan yang dirasanya tidak aman, sehingga mencit dapat membalikkan badan dengan cepat.b) Uji kemampuan refleks menghindari jurang (Cliff avoidance reflex)Berdasarkan hasil dari percobaan, pada uji kemampuan refleks menghindari jurang mencit kebanyakannya membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk dapat menghindari jurang (lambat dalam menghindari jurang), rata-rata waktu untuk mencit menghindari jurang lebih dari 40 detik, hal ini mungkin dikarenakan mencit mengalami stress sehingga tidak bergerak aktif ketika dihadapkan pada jurang yang mungkin tidak terlalu menjadi ancaman bagi mencit, kecuali jika keadaan mencit sedang dikejar oleh predator (pemangsa) bisa saja mencit tersebut dengan refleks membalikkan arah (menghindari jurang) dan mengambil jalan lain, atau bisa saja dalam keadaan terdesak sekali mencit akan melompat kedalam jurang tersebut.c) Uji kemampuan refleks geotaksis negatif (negative geotaxis reflex)Berdasarkan pada data hasil pengujian, umumnya mencit cepat dalam membalikkan arah jalannya (keatas) ketika dihadapkan pada media atau permukaan jalan yang memiliki sudut 25, hal ini mungkin karena mencit merasa permukaan miring tersebut merupakan ancaman yang dapat membuat dirinya dalam bahaya atau cidera (misal terjatuh) jika dia berjalan kebawah, tidak menghindari gravitasi.Mencit juga memberikan respon positif terhadap uji motorik yang meliputi kemampuan refleks membalikkan badan, menghindari jurang, geotaksis nagatif. Suatu refleks adalah respons motorik tak sadar dan cepat terhadap suatu stimulus. Lengkung refleks memiliki 5 unsur: reseptor, neuron sensorik, pusat integrasi, neuron motorik dan efektor. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatios saraf eferent dan efektor (Sudarsono, 2004).3. Uji Lokomosi (Berenang)Pada uji lokomosi berenang ini, mencit dimasukkan kedalam aquarium yang berisi air hangat (27-30C), air yang dibuat hangat ini bertujuan agar mencit tidak mengalami kedinginan pada saat pengujian, karena jika mencit mengalami kedinginan (dimasukkan ke air dingin) bisa saja mencit tersebut akan sakit, stress, atau bahkan mungkin akan mati. Kemudian setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil sebagaimana pada tabel dan grafik diatas, kebanyakan mencit memiliki arah berenang lurus (3) dengan sudut berenang umumnya kepala dan seluruh bagian telinga ada diatas permukaan air (4), dan penggunaan anggota gerak dengan menggunakan keempat anggota gerak (1).

BAB VKESIMPULAN

Mencit memberikan respon positif terhadap uji sensorik penciuman. Mencit juga memberikan respon positif terhadap uji motorik yang meliputi kemampuan refleks membalikkan badan kebanyakannya cepat, menghindari jurang tidak terlalu cepat namun bereaksi/ memberikan respon positif, geotaksis nagatif umumnya cepat, dan uji lokomosi berenang kebanyakannya menggunakan keempat anggota gerak, dengan arah berenang lurus dan sudut berenang kepala dan seluruh telinga ada diatas permukaan air.

DAFTAR PUSTAKA

Arrington, L. R. 1972. Introductory Laboratory Animal. The Breeding, Care and Management of Experimental Animal Science. The Interstate Printers and Publishing, Inc., New York. Dalam Agus Pribadi, Gutama. 2008. Penggunaan mencit dan tikus sebagai hewan model penelitian nikotin. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak. Fakultas Peternakan IPB: Bogor.Cartono, M. P., M. T. 2004. Biologi Umum. Prisma Press: Bandung.Goetz, Christopher G. MD., Eric J. Pappert MD. 2007.Textbook of Clinical Neurology. Thieme.Darmadi, Goenarso. 2005. Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka: Jakarta.Malole MBM dan CSU Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor: Bogor. Dalam Agustiyani, D.A. 2008. Pengaruh pemberian ekstrak tumbuhan Obat antimalaria quassia indica terhadap toksikopatologi organ hati dan ginjal mencit (mus musculus). Skripsi. Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan. IPB: Bogor.Priambodo, S. 1995. Pengendalian Tikus Terpadu. Seri PHT. Penebar Swadaya: Jakarta. Dalam Agus Pribadi, Gutama. 2008. Penggunaan mencit dan tikus sebagai hewan model penelitian nikotin. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. IPB: Bogor.Sudarsono, Nani Cahyani. 2004. Pengantar Motorik Somatik.Departemen Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.