laporan pleno s.a t.2 b18

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Metodologi Penelitian dan Evidence Based Medicine adalah blokkedelapanbelas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan studi kasus skenario Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter Puskesmas Agung Mulia, mendapat laporan dari petugas bahwa di desa Jaya Utama terdapat banyak anak-anak menderita Pneumonia. Setelah melihat data rekam medik, ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak pernah dilakukan imunisasi dasar.Dr. Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit Pneumonia. Sehingga dr. Emma berfikir untuk melakukan penelitian awal terhadap kejadian tersebut. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu: 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 1

Upload: putri-utami-pratiwi

Post on 09-Jul-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metode penelitian obsevasional

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pleno s.a t.2 b18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Metodologi Penelitian dan Evidence Based Medicine adalah

blokkedelapanbelas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan

ini dilaksanakan studi kasus skenario Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter

Puskesmas Agung Mulia, mendapat laporan dari petugas bahwa di desa Jaya Utama

terdapat banyak anak-anak menderita Pneumonia. Setelah melihat data rekam medik,

ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan

tidak pernah dilakukan imunisasi dasar.Dr. Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke

Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada hubungan gizi buruk dan imunisasi

dengan penyakit Pneumonia. Sehingga dr. Emma berfikir untuk melakukan penelitian

awal terhadap kejadian tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1

Page 2: Laporan Pleno s.a t.2 b18

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor :dr. Rury Tiara Oktariza

Moderator :Ahmad Ramadhanu

Sekretaris :Putri Utami Pratiwi

Notulen : Usmel Ramadhania

Waktu : 1. Senin,02Mei 2016

2. Kamis, 04 Mei 2016

Pukul. 13.00 – 14.30 WIB.

Peraturan : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkanpendapat/aktif.

3. Mengacungkan tangan saat akan mengutarakan pendapat.

4. Izin terlebih dahulu saat akan keluar ruangan.

5. Tidakboleh membawa makanan dan minuman pada saat

proses tutorial berlangsung.

6. Dilarang memotong pembicaraan ketika ada yang sedang

memberikan pendapat.

7. Dilarang berbisik-bisik dengan teman.

2.2 Skenario Kasus

Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter Puskesmas Agung Mulia,

mendapat laporan dari petugas bahwa di desa Jaya Utama terdapat banyak anak-

anak menderita Pneumonia. Setelah melihat data rekam medik, ternyata sebagian

besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak pernah

dilakukan imunisasi dasar.

Dr. Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih

bingung apakah ada hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit

Pneumonia. Sehingga dr. Emma berfikir untuk melakukan penelitian awal terhadap

kejadian tersebut.

2

Page 3: Laporan Pleno s.a t.2 b18

2.3 Klarifikasi Istilah

1. Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat / unit pelaksana dinas tingkat

kota yang bertanggung jawab di bidang kesehatan

2. Laporan : Segala sesuatu yang diberitahukan

3. Rekam medik : Catatan riwayat pengobatan dan kesehatan pasien

4. Pneumonia : Radang paru-paru disertai eksudasi dan konsolidasi

5. Penelitian : Pemeriksaan / penyelidikan yang dilakukan secara teliti

6. Imunisasi : Tindakan untuk memberikan kekebalan terhadap suatu

penyakit tertentu atas tubuh manusia

7. Gizi buruk : kondisi tubuh yang buruk (malnutrisi)

2.4 Identifikasi Masalah

1. Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter Puskesmas Agung Mulia, mendapat

laporan dari petugas bahwa di desa Jaya Utama terdapat banyak anak-anak

menderita Pneumonia. Setelah melihat data rekam medik, ternyata sebagian besar

anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak pernah

dilakukan imunisasi dasar.

2. Dr. Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih

bingung apakah ada hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit

Pneumonia. Sehingga dr. Emma berfikir untuk melakukan penelitian awal terhadap

kejadian tersebut.

2.5 Analisis Masalah

1. Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter Puskesmas Agung Mulia, mendapat

laporan dari petugas bahwa di desa Jaya Utama terdapat banyak anak-anak

menderita Pneumonia. Setelah melihat data rekam medik, ternyata sebagian besar

anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak pernah

dilakukan imunisasi dasar.

3

Page 4: Laporan Pleno s.a t.2 b18

a. Bagaimana peran dokter puskesmas jika mendapat laporan tentang insiden

suatu penyakit ?

Jawab:

Mencari data-data tentang insiden tersebut dan melaporkannya dalam bentuk

laporan agar dicarikan cara meminimalisir insiden tersebut.

b. Bagaimana epidemiologi dari pneumonia?

Jawab:

Sekitar 80% kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran

nafas yang terjadi di masyarakat. Pneumonia merupakan bentuk infekso

saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-

20% di Indonesia (Dahlan, Z. 2009).

c. Bagaimana etiologi dari pneumonia?

Jawab:

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri, virus, jamur, protozoa, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri.

Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram,

Streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri

staphylococcus aureus dan streptococcus aeruginosa. Pneumonia lainnya

disebabkan oleh virus, misalnya influenza (Djojodibroto, 2009).

Infeksi Bakteri Infeksi Atipikal Infeksi JamurStreptococcus pneumoniae Mycoplasma pneumoniae AspergillusHaemophillus influenza Legionella pneumophillia HistoplasmosisKlebsiella pneumoniae Coxiella burnetii CandidaPseudomonas aeruginosa Chlamydia psittaci NocardiaGram-negatif (E. Coli)

Infeksi Virus Infeksi Protozoa Penyebab LainInfluenza Pneumocytis carinii AspirasiCoxsackie Toksoplasmosis Pneumonia lipoidAdenovirus Amebiasis BronkiektasisSinsitial respiratori Fibrosis kistik

4

Page 5: Laporan Pleno s.a t.2 b18

Menurut Djojodibroto ( 2009), cara terjadinya penularan berkaitan dengan

jenis kuman, misalnya:

1. Melalui droplet sering disebabkan oleh Strepcoccus pneumoniae.

2. Melalui slang infus sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus.

3. Melalui ventilator sering disebabkan oleh P. aeruginosa dan

Enterobacter.

d. Bagaimana faktor risiko dari pneumonia?

Jawab:

Menurut Nurjazuli (2011), faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian

pneumonia terbagi atas:

1. Faktor instrinsik meliputi umur, jenis kelamin, status gizi, Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR), status imunisasi, pemberian Air Susu Ibu (ASI),

dan pemberian vitamin A.

2. Faktor ekstrinsik meliputi kepadatan tempat tinggal, polusi udara, tipe

rumah, ventilasi, asap rokok, penggunaan bahan bakar, penggunaan obat

nyamuk bakar, serta faktor ibu baik pendidikan, umur, maupun

pengetahuan ibu

e. Bagaimana teknik dari pengumpulan data?

Pengumpulan data menurut Sastroasmoro (2014), dapat dilakukan dengan

berbagai cara yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3

cara pengumpulan data primer yaitu:

- Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.

- Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin

diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.

5

Page 6: Laporan Pleno s.a t.2 b18

- Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk di jawab.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari gasil mengumpulkan orang

lain, contohnya: data yang dimiliki suatu perusahaan atau data BPS

f. Bagaimana teknik pengumpulan data pada kasus?

Jawab:

Teknik pengumpulan data pada kasus menggunakan data sekunder yang

didapat dari rekam medik.

g. Bagaimana hubungan rekam medik dengan penelitian?

Jawab:

Menurut Zalukhu (2010), rekam medik merupakan salah satu cara

pengumpulan data sekender untuk sebuah penelitian. Adapun manfaat dari

rekam medik dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989

menyebutkan:

1) Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pesien

2) Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum

3) Bahan untuk kepentingan penelitian

4) Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan

5) Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan

h. Apa saja isi dari rekam medik?

Jawab:

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis, BAB II Jenis dan Isi

Rekam Medis Pasal 3 yaitu:

1) Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan

kesehatan sekurang-kurangnya memuat:

6

Page 7: Laporan Pleno s.a t.2 b18

a. Identitas pasien;

b. Tanggal dan waktu;

c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit;

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;

e. Diagnosis;

f. Rencana penatalaksanaan;

g. Pengobatan dan/atau tindakan;

h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;

i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik;

dan

j. Persetujuan tindakan bila diperlukan.

2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari

sekurang-kurangnya memuat:

a. Identitas pasien;

b. Tanggal dan waktu;

c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit;

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik:

e. Diagnosis;

f. Rencana penatalaksanaan;

g. Pengobatan dan/atau tindakan;

h. Persetujuan tindakan bila diperlukan;

i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;

j. Ringkasan pulang (discharge summary);

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;

l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu;

dan

m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

7

Page 8: Laporan Pleno s.a t.2 b18

3) Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnya

memuat:

a. Identitas pasien;

b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan;

c. Identitas pengantar pasien;

d. Tanggal dan waktu;

e. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit;

f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;

g. Diagnosis;

h. Pengobatan dan/atau tindakan

i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit

gawat darurat dan rencana tindak lanjut;

j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;

k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan

dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan

l. Pelayanan lain yang telah diberikan

i. Apa makna sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita

gizi buruk dan tidak pernah dilakukan imunisasi dasar?

Jawab:

Maknanya yaitu kemungkinan terdapat hubungan antara penderita pneumonia

dengan gizi buruk dan imunisasi.

j. Bagaimana cara menentukan populasi?

Jawab:

Populasi dalam penelitian adalah sekelompok subyek dengan karakteristik

tertentu. Cara menentukan populasi menurutSastroasmoro (2014):

1. Populasi target adalah populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan

hasil penelitian; sementara ahli menyebutnya ranah atau domain. Populasi

target bersifat umum yang pada penelitian klinis biasanya ditandai dengan

8

Page 9: Laporan Pleno s.a t.2 b18

karakteristik demografis (misalnya kelompok usia, jenis kelamin) dan

karakteristik klini (misalnya sehat, OA). Contoh populasi target:

- Anak sehat

- Remaja pengguna narkoba

- Pasien usia subur

2. Populasi terjangkau disebut pula populasi sumber adalah bagian populasi

target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Contoh: Pasien Morbus Hansen

yang berobat di RSMH pada tahun 2011. Dengan kata lain populasi

terjangkau adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan

waktu. Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel, yang terdiri atas subyek

yang akan langsung diteliti

k. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?

Jawab:

Menurut Sugiyono (2002), cara untuk menentukan jumlah sampel dalam

penelitian kuantitatif, dapat diperoleh melalui 4 (empat) cara, yaitu:

1. Penghitungan rumus Slovin

Slovin (1960), menentukan ukuran sampel suatu populasi yang diasumsikan

terdistribusi normal dengan persamaan sebagai berikut.

Dengan:

2. Tabel Isaac dan Michael

Isaac dan Michael (1981), membuat tabel yang bisa digunakan dalam

penentuan jumlah sampel dengan didasarkan atas kesalahan 1%, 5%, dan

10%. Peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel

berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

9

Page 10: Laporan Pleno s.a t.2 b18

3. Tabel Krejcie dan Morgan

Krejcie dan Morgan (1970), membuat tabel yang bisa digunakan dalam

penentuan jumlah sampel dengan didasarkan atas kesalahan 5%, atau

dengan tingkat kepercayaan 95% terhadap populasi. Untuk Tabel

KrecjieMorgan seperti table berikut.

10

Page 11: Laporan Pleno s.a t.2 b18

4. Tabel Yount (berdasarkan persentase)

Yount (1999), apabila jumlah anggota populasi kurang dari 100, lebih baik

seluruhnya diambil sebagai sampel sehingga penelitian merupakan

penelitian populasi atau sensus. Penentuan besarnya sampel menurut Tabel

Yount seperti tabel berikut.

11

Page 12: Laporan Pleno s.a t.2 b18

Teknik pemilihan sampel (sampling) menurut Sugiyono (2002), adalah sebagai

berikut.

1) Random sampling (propbiality sampling)

Merupakan pengambilan sample secara acak. Dalam teknik random

sampling, semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau

bersamasama diberik kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sample. Teknik ini sampai sekarang dipandang sebagian teknik yang paling

baik. Untuk menentukan anggota sample dalam random sampling dapat

dilakukan dengan cara undian, ordinal, randomisasi dari tabel bilangan

random .

Jenis-jenis sample yang diperoleh dari teknik random sampling

(probiality sampling) ada tiga, yaitu simple random sampling, stratified

random sampling dan cluster random sampling.

2) Non random sampling (non probiality sampling)

Adalah teknik pengambilan sample dimana tidak semua individu dalam

populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample.

Teknik ini mempunyai kemungkinan lebih rendah dalam menghasilkan

sample yang representatif.

Jenis-jenis sample non random sampling (non probiality sampling)

adalah: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive

sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

2. Dr. Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih

bingung apakah ada hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit

Pneumonia. Sehingga dr. Emma berfikir untuk melakukan penelitian awal terhadap

kejadian tersebut

a. Bagaimana langkah-langkah melakukan penelitian awal?

Jawab:

Berikut sistematika usulan penelitian menurut Sastroasmoro (2014):

1) Menentukan judul yang menggambarkan keseluruhan isi rencana

penelitian

12

Page 13: Laporan Pleno s.a t.2 b18

2) Menentukan latar belakang masalah

3) Identifikasi dan merumuskan masalah

4) Merumuskan hipotesis sebagai pernyataan atau jawaban dari pertanyaan

penelitian

5) Tentukan tujuan penelitian

6) Tentukan manfaat penelitian

7) Membuat tinjauan pustaka

8) Menentukan desain penelitian

9) Menentukan tempat dan waktu penelitian

10) Menentukan populasi penelitian

11) Menentukan sampel dan cara pemilihan sampel

12) Estimasi besar sampel

13) Tentukan kriteria inklusi dan eksklusi

14) Informed consent dari calon subjek penelitian

15) Menentukan cara kerja

16) Identifikasi variable penelitian

17) Menentukan definisi operasional

18) Rencana pengolahan dan analisis data

19) Membuat daftar pustaka dan lampiran

b. Apa jenis-jenis penelitian pada bidang kedokteran?

Jawab:

Menurut Sugiyono (2013), penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya

(tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Penelitian diskriptif

Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

2. Penelitian komparatif

Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat

membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri

tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.

13

Page 14: Laporan Pleno s.a t.2 b18

3. Penelitian asosiatif

Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau

lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan

diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun

suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan

mengontrol suatu gejala.

Adapun menurut Sastroasmoro (2014), terdapat 2 jenis penelitian yaitu:

1) Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,

skema, dan gambar.

2) Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang

berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

c. Apa jenis-jenis desain penelitian?

Jawab:

Menurut Sastroasmoro (2014), jenis-jenis desain penelitian ialah sebagai

berikut:

1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian

- Penelitian klinis

- Penelitian lapangan

- Penelitian laboratorium

2. Berdasarkan pada waktu

- Penelitian transversal

- Penelitian longitudinal

3. Berdasarkan pada substansi

- Penelitian dasar

- Penelitian terapan

4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antar-variabel

- Penelitian deskriptif

14

Page 15: Laporan Pleno s.a t.2 b18

- Penelitian analitik

5. Desain khusus

- Uji diagnostic

- Analisis kesintasan

- Meta-analisis

d. Apa desain penelitian pada kasus?

Jawab:

Desain penelitian yang cocok pada kasus ialah penelitian observatif analitik

(cross sectional atau case control)

e. Bagaimana kerangka dalam penelitian?

Jawab:

Menurut Sastroasmoro ( 2014), sistematika usulan penelitian adalah:

Judul

I Pendahulaun

- Latar Belakang

- Rumusan Masalah

- Hipotesis

- Tujuan

- Manfaat

II Tinjauan Pustaka

Kerangka Konsep

III Metodologi

- Desain

- Tempat dan waktu

- Populasi dan sampel

- Kriteria inklusi dan eksklusi

- Besar sampel

- Cara kerja

- Identifikasi variabel

- Rencana manajemen dan analisis data

15

Page 16: Laporan Pleno s.a t.2 b18

- Definisi operasional

- Masalah etika

IV Daftar Pustaka

V Lampiran

f. Bagaimana jenis-jenis variabel dalam penelitian?

Jawab:

Menurut Sugiyono (2013), variabel dalam penelitian meliputi:

1) Variabel Independen (variabel stimulus / predictor / antecendent / eksogen

/ bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2) Variabel dependen (variabel output/kriteria/ konsekuen/endogen/ terikat)

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas.

3) Variabel moderator (variabel independen kedua), adalah variabel yang

mempengaruhi (memperkuat/ memperlemah) hubungan antara variable

independen dengan variabel dependen.

4) Variabel intervening (variabel penyela/antara), adalah variabel yang secara

teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat

diamati atau diukur.

5) Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

6) Variabel luar (epsilon (ε)) adalah variabel yang secara teoritis

mempengaruhi variabel dependen/endogen akan tetapi tidak diteliti.

g. Apa jenis variabel apa pada kasus ini?

Jawab:

Variabel dependen (tergantung): pneumonia

Variabel independen (bebas): status gizi dan imunisasi

16

Page 17: Laporan Pleno s.a t.2 b18

h. Bagaimana cara menentukan latar belakang penelitian?

Jawab:

Menurut Syahdrajat, T. (2015), latar belakang hendaknya mencakup 4 hal

yang lebih mudah diikuti bila disusun dalam urutan menurut sebagai berikut :

1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah

2. Apa yang sudah diketahui

3. Apa yang belum diketahui

4. Apa yang dapat diharapkan dari penelitian yang direncanakan untuk

menutup apa yang belum diketahui tersebut.

i. Bagaimana cara merumuskan suatu masalah?

Jawab:

Rumusan masalah pada umumnya merupakan ringkasan uraian dari latar

belakang dan dibuat secara singkat dan spesifik. Masalah yang dirumuskan

adalah syarat agar kita dapat memilih metode, pengumpulan data relevan,

memilih teori yang selaras. Perumusan masalah dapat berupa pertanyaan

penelitian atau pernyataan masalah. Pertanyaan bersifat spesifik dengan

menyebutkan variable penlitian. (Syahdrajat, T. 2015)

j. Bagaimana rumusan masalah pada kasus?

Jawab:

Rumusan masalah pada kasus:

1. Bagaimana hubungan antara gizi buruk dan riwayat imunisasi tidak

lengkap dengan kejadian pneumonia pada anak di Puskesmas Agung

Mulia?

k. Bagaimana tujuan dari penelitian dr. Emma?

Jawab:

Tujuan masalah pada kasus:

1. Tujuan umum:

1) Untuk mengetahui hubungan antara gizi buruk dan riwayat imunisasi

tidak lengkap dengan kejadian pneumonia di Puskesmas Agung Mulia

17

Page 18: Laporan Pleno s.a t.2 b18

2. Tujuan khusus:

1) Untuk mengetahui gambaran kejadian pneumonia pada anak di

Puskesmas Agung Mulia

2) Untuk mengetahui insiden anak yang menderita pneumonia dengan

keadaan gizi buruk di Puskesmas Agung Mulia

3) Untuk mengetahui insiden anak yang menderita pneumonia dengan

riwayat imunisasi tidak lengkap di Puskesmas Agung Mulia

4) Untuk mengetahui hubungan antara gizi buruk dan riwayat imunisasi

tidak lengkap dengan kejadian pneumonia pada anak di Puskesmas

Agung Mulia

l. Bagaimana cara menentukan hipotesis dari suatu penelitian?

Jawab:

Menurut Sastroasmoro (2014), cara merumuskan hipotesis ialah dengan

tahapan sebagai berikut: rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis operasional,

dan Hipotesis statistik.

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ialah hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam

bentuk kalimat.Contoh:Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan

kinerja pegawai, Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan.

2. Hipotesis Operasional (1)

Hipotesis operasional ialah mendefinisikan hipotesis secara operasional

variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.

Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara

memberikan instruksi terhadap bawahan. Kinerja pegawai

dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.

3. Hipotesis Operasional (2)

Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang

bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral Maka bunyi

Hipotesisnya:

H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap

bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan

18

Page 19: Laporan Pleno s.a t.2 b18

H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan

dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.

4. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam

bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh

peneliti.

Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%, maka

Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut:

• H0: P = 0,3

• H1: P 0,3

m. Bagaimana hipotesis dari penelitian dr. Emma?

Jawab:

H0: Tidak terdapat hubungan antara gizi buruk dan tidak imunisasi dasar

dengan insiden pneumonia pada anak.

H1:Terdapat hubungan antara gizi buruk dan tidak imunisasi dasar dengan

insiden pneumonia pada anak.

n. Bagaimana cara menganalisa data hasil penelitian?

Jawab:

Cara menganalisa data, pertama tentukan terlebih dahulu jenis analisis

statistika yang akan dipergunakan. Bila terdapat beberapa set variabel yang

akan di analisis, dirinci cara analisis yang akan dipakai untuk tiap set variabel.

Demikian pula bila terdapat lebih dari satu desain. Ditentukan pula batas

kemaknaan yang dipakai, apakah interval kepercayaan (confidence interval)

akan disertakan, dan tingkat kemaknaan statistika yang dipilih (Sastroasmoro,

2014).

19

Page 20: Laporan Pleno s.a t.2 b18

Tingginya Insiden pneumonia Gizi buruk Imunisasi tidak lengkap

Ingin mengetahui hubungan gizi buruk dan imunisasi tidak lengkap dengan penyakit pneumonia pada anak di Puskesmas Agung Mulya.

Melakukan penelitian dengan metode obsevasional analitik

Desain cross sectional / case control

o. Bagaimana pandangan islam pada kasus ini?

Jawab:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui

keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS

Al-Hujuraat Ayat : 6).

2.6 Kesimpulan

Dr. Emma melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian

observasional analitik dengan desain cross sectional / case control untuk

mengetahui hubungan gizi buruk dan imunisasi tidak lengkap dengan penyakit

pneumonia pada anak di Puskesmas Agung Mulya.

2.7 Kerangka Konsep

20

Page 21: Laporan Pleno s.a t.2 b18

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Z. 2009. Pneumonia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Ed. V.

Jakarta: Interna Publishing.

Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis. Tersedia

di: http://dinkes.surabaya.go.id/portal/files/permenkes/dok_dinkes_87.pdf

(diakses tanggal 3 Mei 2016)

Nurjazuli, 2011. Faktor Risiko Dominan Kejadian Pneumonia pada Balita. (online)

ejournals1.undip.ac.id/index.pdf (diakses pada tanggal 2-5-2016).

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Ed-5.

Jakarta: Sagung Seto

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta

Syahdrajat, T. 2015. Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Zalukhu WO. 2010. Aspek Hukum Rekam Medis. Tersedia di:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21393/4/Chapter%2011.pdf

(diakses tanggal 3 Mei 2016)

21