laporan pengembangan wilayah
TRANSCRIPT
LAPORAN PENGAMATAN PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG
PAYA NIE KECAMATAN KUTABLANG
Disusun
O
L
E
H
Nama : Aris Munandar(1302070001)
Yusnita (1302070011)
Zuraida (1202070005)
Mata kuliah : Geografi pengembangan wilayah
Dospen : Muslim.M.Si
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN
TAHUN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat
dan karunia-Nya jualah sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Salam dan salawat kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW
yang mengajarkan kita segala sesuatu yang tidak kita ketahui sebelumnya, serta
sahabat-sahabat yang tetap konsisten dijalan-Nya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah diri
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing mata kuliah yang telah meluangkan waktunya memberi dorongan
dan bimbingan kepada penulis sampai selesainya laporan ini.
Begitu juga dengan teman-teman yang turut membantu dalam penyelesaian
laporan ini. Semoga semua yang kita lakukan bernilai ibadah disisi-Nya. Amiin
Akhir kata penulis ucapkan: Nun waqalami wamaa yasthuruun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang ..................................................................................................... 1
2. Tujuan pengamatan ............................................................................................. 2
3. Manfaat pengamatan ........................................................................................... 2
4. Metode pengamatan .............................................................................................. 3
a. Desain ............................................................................................................ 3
b. Lokasi dan waktu pengamatan ...................................................................... 3
c. Metode atau prosedur pengambilan data ....................................................... 3
d. Alat dan bahan ............................................................................................... 3
BAB III
LANDASAN TEORI
1. Rencana pola ruang wilayah kabupaten ............................................................. 4
A. Rencana kawasan lindung ............................................................................. 4
1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahan ... 5
2) Kawasan perlindungan setempat .............................................................. 5
3) Kawasan sempadan sungai ....................................................................... 5
4) Kawasan sempadan pantai dan danau ...................................................... 5
5) Kawasan resapan air .................................................................................. 5
6) Kawasan suaka alam dan cagar budaya .................................................... 6
7) Kawasan rawan bencana ........................................................................... 6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran umum paya nie ................................................................................. 7
2. Kondisi fisik paya nie ......................................................................................... 8
3. Paya nie sebagai kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahan ............... 9
4. Penetapan paya nie sebagai pariwisata .............................................................. 9
A. Pariwisata alam .............................................................................................. 10
B. Pariwisata minat khusus ................................................................................ 11
5. Dampak dari perkembangan paya nie sebagai tempat pariwisata ...................... 12
A. Dampak positif .............................................................................................. 12
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan ....................................................................................................... 13
2. Saran .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan
hidup pada suatu wilayah. Kebijakan pengembangan wilayah sangat diperlukan
karena kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang sangat
berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya sehingga penerapan kebijakan
pengembangan wilayah itu sendiri harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan isu
permasalahan di wilayah bersangkutan.
Pengembangan wilayah sangat berorientasi pada isu dan permasalahan pokok
wilayah yang saling berkaitan. Dimensi ruang (spasial) mempunyai arti penting dalam
konteks pengembangan wilayah, karena ruang yang terbatas dapat menciptakan
konflik namun juga dapat membawa kemajuan bagi individu dan masyarakat. Dalam
mengurangi kesenjangan antarwilayah melakukan usaha pengembangan wilayah
diperlukan keserasian antara pembangunan yang dilakukan dengan melihat kondisi
tata ruang wilayahnya.
Dapat diartikan bahwa penataan ruang wilayah merupakan bagian dari
pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah sendiri ditujukan untuk
menyerasikan dan mensinkronisasikan berbagai kegiatan pembangunan sektor dan
wilayah, sehingga pemanfaatan ruang dan sumberdaya yang ada di dalamnya dapat
mendukung kehidupan masyarakat secara optimal sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembangunan wilayah yang diharapkan.
2. Tujuan pengamatan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Tujuan Umum pengamatan
Pelaksanaan praktek lapangan ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa menerapkan
dan membandingkan antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang
didapat dilapangan serta tampil memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata kuliah
pengembangan wilayah, serta diharapkan dapat membentuk dan menumbuhkan sikap cinta
lingkungan sekitarnya.
b. Tujuan khusus pengamatan
Pelaksanaan praktek lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat:
Mengetahui latar belakang dan sejarah paya nie.
mengetahui kondisi fisik paya nie yang berada di kecamatan kutablang.
mengetahui mengapa paya nie dikatakan sebagai kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahan.
mengetahui apa yang layak dikembangkan pada daerah berawa paya nie selain
sebagai daerah resapan.
mengetahui dampak dari perkembangan paya nie paya nie.
3. Manfaat pengamatan
Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi :
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat daerah untuk pengambilan kebijakan
dalam rangka identifikasi kondisi fisik paya nie dan sekitarnya.
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat daerah untuk mengetahui apa yang
layak dikembangkan dipaya nie selain sebagai tempat perlindungan bawahan.
4. Metode pengamatan
a. Desain
Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat
analisis deskriptif – kualitatif untuk menggambarkan dan mengidentifikasi kondisi fisik
daerah paya nie serta kelayakan untuk dikembangkan sebagai tempat pariwisata.
b. Lokasi dan Waktu pengamatan
Pengamatan ini dilaksanakan di kabupaten bireuen kecamatan kutablang dengan
fokus pada pembangunan rawa paya nie sebagai tempat pariwisata lokal yang baik.
Pengamatan ini berlangsung pada tanggal 16 mei 2015.
c. Metode atau Prosedur Pengambilan Data
Adapun yang menjadi kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama di lokasi, antara
lain adalah :
Observasi Lapangan
Kegiatan observasi lapangan ini adalah merupakan suatu kegiatan pokok dalam
pelaksanaan praktek lapangan. Dan juga merupakan langkah awal yang harus ditempuh dalam
usaha menuangkan apa yang tampak di mata kita ke dalam lembaran kertas yang berbentuk
laporan hasil praktek. Observasi lapangan ini dilaksanakan pada pagi sampai siang hari,
dengan tujuan mencari fakta dari apa yang kita pelajari dalam teori kemudian dicocokkan
dengan fakta yang kita peroleh.
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada saat pelaksanaa penelitian adalah :
a. Alat tulis
b. Kamera
BAB III
LANDASAN TEORI
1. Rencana pola ruang wilayah kabupaten
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
a) Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi
sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;
mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; sebagai dasar
penyusunan
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh)
tahun;
sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kota.
b) Rencana pola ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota;
kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan;
dan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
c) Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria
merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana
rincinya;
merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW provinsi beserta
rencana rincinya;
memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah kota;
memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan dalam wilayah kota;
menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30 % dari luas wilayah kota;
menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal;
menyediakan ruang terbuka non hijau untuk menampung kegiatan sosial, budaya,
dan ekonomi masyarakat kota; dan
jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada
wilayah kota bersangkutan;
mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kota yang terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budi daya.
Pada prinsipnya pemanfaatan ruang merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan
sumberdaya alam di suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat memberikan
suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
menyatakan bahwa pola pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang
menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan/atau kegiatan alam.
Hasil dari pemanfaatan ruang meliputi; lokasi, sebaran, permukiman, tempat kerja, industri,
pertanian, pariwisata, pertambangan dan mineral, pola penggunaan tanah perdesaan dan
perkotaan, serta penggunaan budidaya lainnya.
A. Rencana kawasan lindung
Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan lindung ditujukan untuk mewujudkan
kelestaian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem antarwilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan.
1) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya merupakan
yang ditujukan untuk mencegah erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi
hidrologis tanah untuk menjamin tersedianya unsur hara tanah dan air permukaan.
2) Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat diarahkan bagi pengembangan Sempadan Sungai,
Sempadan Pantai, dan Kawasan Resapan Air.
3) Kawasan Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai
buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi sungai.
4) Kawasan Sempadan Pantai dan Danau
Sempadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai, yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai terhadap daratan dari bahaya abrasi dan
intrusi air laut ke darat, juga terhadap keragaman biota yang ada di kawasan pantai.
5) Kawasan Resapan Air
Kawasan Resapan Air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk
meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (aquifer) yang berguna
sebagai sumber air.
Kriteria dari kawasan resapan air adalah kawasan dengan curah hujan yang tinggi,
struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu
meresapkan air hujan secara besar-besaran.
6) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Pengelolaan kawasan cagar alam merupakan komponen yang penting dalam
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang Kabupaten untuk menjaga kelestarian
lingkungan.
7) Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana alam, diarahkan pada daerah-daerah yang rawan gempa
akibat adanya patahan dan sesar,Pengalokasian ini ditujukan untuk melindungi manusia dan
kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh bencana alam.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran umum paya nie
Paya nie meruapakan salah satu wilayah perlindungan bawahan yang Paya Nie
Terletak di Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen tepatnya sebelah timur kota Bireuen
dengan jarak berkisar 17 Km dengan luas mencapai 304,19 ha. Letak paya nie tidak terlalu
jauh dari jalan nasional medan-banda aceh.
Gambar. III.1 peta lokasi pengamatan (paya nie)
Paya nie mempunyai sejarah yang sangat menarik yaitu Paya bermakna payau dan Ni
adalah nama orang perempuan. Ada sebuah cerita menarik yang tersebar melalui mulut ke
mulut tentang bagaimana asal mula payau ini ada,Namun ceritanya sangat panjang. Cerita ini
telah melegenda terutama di daerah yang dekat dengan payau tersebut.
2. Kondisi fisik paya nie
Kondisi paya nie yang ada di kecamatan kutablang sungguh indah. Payaunya luas dan
terlihat dangkal karena gambutnya sangat tebal yang ditumbuhi spesies rumput yang bisa
dianyam jadi tikar (ngom).
Gambar III.2. pengamatan daerah resapan paya nie
Padahal sebenarnya payau itu dalam, namun belum ada orang yang mengukur kedalamannya.
Di tepi-tepi payau tumbuh sejenis teratai warna warni yang harum beserta eceng gondok, juga
bunga Ceurih yang sejenis bunga talas yang hidup di payau,warnanya putih, berkelopak-
kelopak, dan ukurannya besar. Diameternya bisa sampai 15 cm.
Di sisi payau ada bukit hijau yang indah dan sangat luas, inilah ciri khas dari paya nie
yang ada di kecamatan kutablang.
Gambar III.6. lokasi yang gambut tebal di paya nie
Gambar III.3. sejenis bunga atlas yang tumbuh di paya nie
3. Paya nie sebagai kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahan
Paya nie dikatakan sebagai kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahan karena paya nie merupakan sebuah daerah yang tersedia untuk masuknya air dari
permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air di dalam
tanah.
Fungsi dari daerah resapan air sendiri adalah untuk menampung debit air hujan yang
turun di daerah tersebut. Secara tidak langsung daerah resapan air memegang peran penting
sebagai pengendali banjir dan kekeringan di musim kemarau di wilayah tersebut.
Gambar .III.7. pengamatan irigasi di paya nie
Gambar.III.8. bendungan di paya nie
4. Pentapan paya nie sebagai kawasan pariwisata
Dengan latar belakang paya nie yang dikelilingi oleh hamparan Rawa-rawa yang
sangat luas. Paya Nie juga merupakan jalur alternatif transportasi beberapa desa, di Paya Nie
ini juga terdapat pulau-pulau kecil yang sangat indah, tidak hanya pulau-pulau kecil yang
indah dipandang mata.
Karena areal yang luasnya ± 300 Hektar dan mempunyai pemandangan yang indah
membuat Paya Nie sangat cocok untuk berbagai objek wisata. Dengan melihat kondisi paya
nie, maka dapat dikembangkan menjadi dua macam pariwisata,yaitu :
A. Pariwisata alam
Pariwisata alam ialah tempat-tempat alami yang masih relatif yang masih belum
terganggu (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati
pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang ada dikawasan wisata alam tersebut.
Gambar.III.9. lokasi gambut tebal paya nie di sebelah timur
B. Pariwisata mnat khusus
Pariwisata minat khusus ialah tempat yang terdapat ditempat-tempat tertentu yang
sedikit peminatnya, salah satunya ialah tempat pemancingan.
Gambar.III.10. pemandangan paya nie dari sebelah barat
Gambar.III.11. masyarakat sedang memancing di paya nie
5. Dampak dari perkembangan paya nie sebagai tempat pariwisata
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan
pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat
masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya.
A. Dampak obyek wisata terhadap Sosial Ekonomi
Secara formal, para ahli membedakan dampak sosial ekonomi yang terjadi karena
kegiatan pariwisata, terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects), Efek Tidak Langsung
(Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced Effects).
Analisis dampak sosial ekonomi kegiatan pariwisata lazimnya berfokus pada
perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga kerja di daerah bersangkutan yang
terjadi akibat kegiatan pariwisata. Secara nyata, kegiatan pariwisata memberikan manfaat
Gambar.III.12. lokasi yang cocok untuk memancing
pada penjualan, keuntungan, lapangan kerja, pendapatan pajak dan penghasilan dalam suatu
daerah.
1) Peningkatan pendapatan negara dalam valuta asing atau devisa, sehingga akan
bisa memperkuat neraca pembayaran.
Bahwa pariwisata menyumbang kepada neraca pembayaran merupakan perbandingan
antara semua mata anggaran yang diterima oleh negara dari negara-negara asing sebagai
pemasukan dan semua anggaran yang harus dibayar kepada
negara-negara asing sebagai pengeluaran.
2) Penambahan pendapatan negara dari penerimaan pajak.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung tentunya banyak juga wisatawan yang
membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang ada di daerah sekitar. Dengan demikian
secara tidak langsung pemerintah mendapat pajak yang nantinya akan dibayarkan oleh para
pedagang yang barangnya laku terjual.
3) Menimbulkan adanya dampak pergandaan (multiplier effect).
Bahwa sejumlah uang yang diterima masyarakat akan dikeluarkan lagi, yang
menerima belakangan ini akan mengeluarkan lagi dan seterusnya. Akibatnya di dalam sosial
ekonomi masyarakat akan terjadi pertambahan uang berganda.
4) Terbentuknya kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
Kesempatan berusaha yang langsung untuk menerima kebutuhan wisatawan meliputi
usaha akomodasi, restoran, biro perjalanan, pusat perbelanjaan. Sedangkan lapangan usaha
yang tidak langsung seperti : kerajinan, industri pakaian, industri olahraga dan lapangan
usaha yang lain yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
5) Mendorong pembangunan daerah
Daerah industri bukan daerah yang biasanya berkembang menjadi kawasan
pariwisata. Daerah-daerah di mana terdapat atraksi wisata ialah daerah-daerah terpencil
dengan penduduk dan kebudayaan terasing, pantai laut tanpa penduduk, atau dengan kegiatan
penangkapan ikan sekadarnya, pegunungan dengan pemandangan dan hawa yang sejuk dan
sebagainya.
B. Dampak positif obyek wisata terhadap sosial budaya
Dalam melihat pengaruh pariwisata terhadap masyarakat (kebudayaan) setempat,
harus disadarai bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang secara internal terdeferensiasi, aktif,
dan selalu berubah.
1) Pelestarian budaya dan adat istiadat
Tata cara hidup yang unik dan khas perlu dipertahankan dan dikembangkan.
2) Peningatan Kecerdasan masyarakat
Masyarakat yang dikunjungai akan banyak belajar dari wisatawan yang berkunjung.
C. Dampak lingkungan hidup
Manusia hidup dilingkungan tertentu, berupa sebidang tanah dengan fauna dan flora
tertentu. Flora dan fauna yang hidup juga dalam keadaan tertentu jenis tanamannya dan
binatangnya, jumlahnya dan sebagainya.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Paya nie meruapakan salah satu wilayah perlindungan bawahan yang Paya Nie Terletak di
Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen dengan luas mencapai 304,19 ha. Kondisi paya
nie yang ada di kecamatan kutablang sungguh indah. Payaunya luas dan terlihat dangkal
karena gambutnya sangat tebal. Di tepi-tepi payau tumbuh sejenis teratai warna warni yang
harum beserta eceng gondok, juga bunga Ceurih yang sejenis bunga talas yang hidup di
payau,warnanya putih, berkelopak-kelopak, dan ukurannya besar. Diameternya bisa sampai
15 cm.
Dengan latar belakang paya nie yang dikelilingi oleh hamparan Rawa-rawa yang
sangat luas. Paya Nie juga merupakan jalur alternatif transportasi beberapa desa, di Paya Nie
ini juga terdapat pulau-pulau kecil yang sangat indah, tidak hanya pulau-pulau kecil yang
indah dipandang mata, maka paya nie sangat cocok dikembangkan sebagai tempat dua
macam pariwisata, yaitu pariwisata alam dan pariwisata minat khusus.
2. Saran
Untuk dapat memanfaatkan usaha potensial yang ada di paya nie, perlu dimulai dari
sektor pariwisata alam dan pariwisata minat khusus. Untuk menjaga keberlanjutan sektor ini,
maka Dinas Pariwisata perlu meningkatkan kegiatan promosi kepariwisataan baik secara
mandiri maupun kerjasama dengan instansi-instansi lain serta masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Miraza, B.H. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia Cabang Bandung-Koordinator Jawa Barat, Bandung.
Bappeda Aceh. 2008. Geografi pemerintah Aceh. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Provinsi NAD, Banda Aceh.
Noviani, Rita. ( 2013 ). Petunjuk Praktikum Metode dan Teknik I Analisis Sosial dan
Ekonomi. Surakarta : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UNS.