laporan pengembangan wilayah

23
LAPORAN PENGAMATAN PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG PAYA NIE KECAMATAN KUTABLANG Disusun O L E H Nama : Aris Munandar(1302070001) Yusnita (1302070011) Zuraida (1202070005) Mata kuliah : Geografi pengembangan wilayah Dospen : Muslim.M.Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ALMUSLIM PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2015

Upload: aris-munandar

Post on 07-Apr-2017

117 views

Category:

Internet


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pengembangan wilayah

LAPORAN PENGAMATAN PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG

PAYA NIE KECAMATAN KUTABLANG

Disusun

O

L

E

H

Nama : Aris Munandar(1302070001)

Yusnita (1302070011)

Zuraida (1202070005)

Mata kuliah : Geografi pengembangan wilayah

Dospen : Muslim.M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ALMUSLIM PEUSANGAN

KABUPATEN BIREUEN

TAHUN

2015

Page 2: Laporan pengembangan wilayah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat

dan karunia-Nya jualah sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Salam dan salawat kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW

yang mengajarkan kita segala sesuatu yang tidak kita ketahui sebelumnya, serta

sahabat-sahabat yang tetap konsisten dijalan-Nya.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah diri

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

dosen pembimbing mata kuliah yang telah meluangkan waktunya memberi dorongan

dan bimbingan kepada penulis sampai selesainya laporan ini.

Begitu juga dengan teman-teman yang turut membantu dalam penyelesaian

laporan ini. Semoga semua yang kita lakukan bernilai ibadah disisi-Nya. Amiin

Akhir kata penulis ucapkan: Nun waqalami wamaa yasthuruun.

Page 3: Laporan pengembangan wilayah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang ..................................................................................................... 1

2. Tujuan pengamatan ............................................................................................. 2

3. Manfaat pengamatan ........................................................................................... 2

4. Metode pengamatan .............................................................................................. 3

a. Desain ............................................................................................................ 3

b. Lokasi dan waktu pengamatan ...................................................................... 3

c. Metode atau prosedur pengambilan data ....................................................... 3

d. Alat dan bahan ............................................................................................... 3

BAB III

LANDASAN TEORI

1. Rencana pola ruang wilayah kabupaten ............................................................. 4

A. Rencana kawasan lindung ............................................................................. 4

1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahan ... 5

2) Kawasan perlindungan setempat .............................................................. 5

3) Kawasan sempadan sungai ....................................................................... 5

4) Kawasan sempadan pantai dan danau ...................................................... 5

5) Kawasan resapan air .................................................................................. 5

Page 4: Laporan pengembangan wilayah

6) Kawasan suaka alam dan cagar budaya .................................................... 6

7) Kawasan rawan bencana ........................................................................... 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran umum paya nie ................................................................................. 7

2. Kondisi fisik paya nie ......................................................................................... 8

3. Paya nie sebagai kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahan ............... 9

4. Penetapan paya nie sebagai pariwisata .............................................................. 9

A. Pariwisata alam .............................................................................................. 10

B. Pariwisata minat khusus ................................................................................ 11

5. Dampak dari perkembangan paya nie sebagai tempat pariwisata ...................... 12

A. Dampak positif .............................................................................................. 12

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan ....................................................................................................... 13

2. Saran .................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

Page 5: Laporan pengembangan wilayah

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial

ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan

hidup pada suatu wilayah. Kebijakan pengembangan wilayah sangat diperlukan

karena kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang sangat

berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya sehingga penerapan kebijakan

pengembangan wilayah itu sendiri harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan isu

permasalahan di wilayah bersangkutan.

Pengembangan wilayah sangat berorientasi pada isu dan permasalahan pokok

wilayah yang saling berkaitan. Dimensi ruang (spasial) mempunyai arti penting dalam

konteks pengembangan wilayah, karena ruang yang terbatas dapat menciptakan

konflik namun juga dapat membawa kemajuan bagi individu dan masyarakat. Dalam

mengurangi kesenjangan antarwilayah melakukan usaha pengembangan wilayah

diperlukan keserasian antara pembangunan yang dilakukan dengan melihat kondisi

tata ruang wilayahnya.

Dapat diartikan bahwa penataan ruang wilayah merupakan bagian dari

pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah sendiri ditujukan untuk

menyerasikan dan mensinkronisasikan berbagai kegiatan pembangunan sektor dan

wilayah, sehingga pemanfaatan ruang dan sumberdaya yang ada di dalamnya dapat

mendukung kehidupan masyarakat secara optimal sesuai dengan tujuan dan sasaran

pembangunan wilayah yang diharapkan.

Page 6: Laporan pengembangan wilayah

2. Tujuan pengamatan

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Tujuan Umum pengamatan

Pelaksanaan praktek lapangan ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa menerapkan

dan membandingkan antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang

didapat dilapangan serta tampil memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata kuliah

pengembangan wilayah, serta diharapkan dapat membentuk dan menumbuhkan sikap cinta

lingkungan sekitarnya.

b. Tujuan khusus pengamatan

Pelaksanaan praktek lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat:

Mengetahui latar belakang dan sejarah paya nie.

mengetahui kondisi fisik paya nie yang berada di kecamatan kutablang.

mengetahui mengapa paya nie dikatakan sebagai kawasan yang memberikan

perlindungan terhadap kawasan bawahan.

mengetahui apa yang layak dikembangkan pada daerah berawa paya nie selain

sebagai daerah resapan.

mengetahui dampak dari perkembangan paya nie paya nie.

3. Manfaat pengamatan

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi :

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat daerah untuk pengambilan kebijakan

dalam rangka identifikasi kondisi fisik paya nie dan sekitarnya.

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat daerah untuk mengetahui apa yang

layak dikembangkan dipaya nie selain sebagai tempat perlindungan bawahan.

Page 7: Laporan pengembangan wilayah

4. Metode pengamatan

a. Desain

Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat

analisis deskriptif – kualitatif untuk menggambarkan dan mengidentifikasi kondisi fisik

daerah paya nie serta kelayakan untuk dikembangkan sebagai tempat pariwisata.

b. Lokasi dan Waktu pengamatan

Pengamatan ini dilaksanakan di kabupaten bireuen kecamatan kutablang dengan

fokus pada pembangunan rawa paya nie sebagai tempat pariwisata lokal yang baik.

Pengamatan ini berlangsung pada tanggal 16 mei 2015.

c. Metode atau Prosedur Pengambilan Data

Adapun yang menjadi kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama di lokasi, antara

lain adalah :

Observasi Lapangan

Kegiatan observasi lapangan ini adalah merupakan suatu kegiatan pokok dalam

pelaksanaan praktek lapangan. Dan juga merupakan langkah awal yang harus ditempuh dalam

usaha menuangkan apa yang tampak di mata kita ke dalam lembaran kertas yang berbentuk

laporan hasil praktek. Observasi lapangan ini dilaksanakan pada pagi sampai siang hari,

dengan tujuan mencari fakta dari apa yang kita pelajari dalam teori kemudian dicocokkan

dengan fakta yang kita peroleh.

1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada saat pelaksanaa penelitian adalah :

a. Alat tulis

b. Kamera

BAB III

Page 8: Laporan pengembangan wilayah

LANDASAN TEORI

1. Rencana pola ruang wilayah kabupaten

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan

ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

a) Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi

sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan

kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;

mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; sebagai dasar

penyusunan

indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh)

tahun;

sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kota.

b) Rencana pola ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan

kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;

daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota;

kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan;

dan

ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

c) Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria

merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana

rincinya;

merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW provinsi beserta

rencana rincinya;

memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

Page 9: Laporan pengembangan wilayah

memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah kota;

memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan dalam wilayah kota;

menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30 % dari luas wilayah kota;

menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal;

menyediakan ruang terbuka non hijau untuk menampung kegiatan sosial, budaya,

dan ekonomi masyarakat kota; dan

jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada

wilayah kota bersangkutan;

mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kota yang terdiri atas kawasan

lindung dan kawasan budi daya.

Pada prinsipnya pemanfaatan ruang merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan

sumberdaya alam di suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat memberikan

suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

menyatakan bahwa pola pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang

menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan/atau kegiatan alam.

Hasil dari pemanfaatan ruang meliputi; lokasi, sebaran, permukiman, tempat kerja, industri,

pertanian, pariwisata, pertambangan dan mineral, pola penggunaan tanah perdesaan dan

perkotaan, serta penggunaan budidaya lainnya.

A. Rencana kawasan lindung

Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan lindung ditujukan untuk mewujudkan

kelestaian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga

keseimbangan ekosistem antarwilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan.

1) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Page 10: Laporan pengembangan wilayah

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya merupakan

yang ditujukan untuk mencegah erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi

hidrologis tanah untuk menjamin tersedianya unsur hara tanah dan air permukaan.

2) Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat diarahkan bagi pengembangan Sempadan Sungai,

Sempadan Pantai, dan Kawasan Resapan Air.

3) Kawasan Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai

buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan

kelestarian fungsi sungai.

4) Kawasan Sempadan Pantai dan Danau

Sempadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai, yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai terhadap daratan dari bahaya abrasi dan

intrusi air laut ke darat, juga terhadap keragaman biota yang ada di kawasan pantai.

5) Kawasan Resapan Air

Kawasan Resapan Air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk

meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (aquifer) yang berguna

sebagai sumber air.

Kriteria dari kawasan resapan air adalah kawasan dengan curah hujan yang tinggi,

struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

meresapkan air hujan secara besar-besaran.

6) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Page 11: Laporan pengembangan wilayah

Pengelolaan kawasan cagar alam merupakan komponen yang penting dalam

perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang Kabupaten untuk menjaga kelestarian

lingkungan.

7) Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam, diarahkan pada daerah-daerah yang rawan gempa

akibat adanya patahan dan sesar,Pengalokasian ini ditujukan untuk melindungi manusia dan

kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh bencana alam.

BAB III

Page 12: Laporan pengembangan wilayah

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran umum paya nie

Paya nie meruapakan salah satu wilayah perlindungan bawahan yang Paya Nie

Terletak di Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen tepatnya sebelah timur kota Bireuen

dengan jarak berkisar 17 Km dengan luas mencapai 304,19 ha. Letak paya nie tidak terlalu

jauh dari jalan nasional medan-banda aceh.

Gambar. III.1 peta lokasi pengamatan (paya nie)

Page 13: Laporan pengembangan wilayah

Paya nie mempunyai sejarah yang sangat menarik yaitu Paya bermakna payau dan Ni

adalah nama orang perempuan. Ada sebuah cerita menarik yang tersebar melalui mulut ke

mulut tentang bagaimana asal mula payau ini ada,Namun ceritanya sangat panjang. Cerita ini

telah melegenda terutama di daerah yang dekat dengan payau tersebut.

2. Kondisi fisik paya nie

Kondisi paya nie yang ada di kecamatan kutablang sungguh indah. Payaunya luas dan

terlihat dangkal karena gambutnya sangat tebal yang ditumbuhi spesies rumput yang bisa

dianyam jadi tikar (ngom).

Gambar III.2. pengamatan daerah resapan paya nie

Page 14: Laporan pengembangan wilayah

Padahal sebenarnya payau itu dalam, namun belum ada orang yang mengukur kedalamannya.

Di tepi-tepi payau tumbuh sejenis teratai warna warni yang harum beserta eceng gondok, juga

bunga Ceurih yang sejenis bunga talas yang hidup di payau,warnanya putih, berkelopak-

kelopak, dan ukurannya besar. Diameternya bisa sampai 15 cm.

Di sisi payau ada bukit hijau yang indah dan sangat luas, inilah ciri khas dari paya nie

yang ada di kecamatan kutablang.

Gambar III.6. lokasi yang gambut tebal di paya nie

Gambar III.3. sejenis bunga atlas yang tumbuh di paya nie

Page 15: Laporan pengembangan wilayah

3. Paya nie sebagai kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahan

Paya nie dikatakan sebagai kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahan karena paya nie merupakan sebuah daerah yang tersedia untuk masuknya air dari

permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air di dalam

tanah.

Fungsi dari daerah resapan air sendiri adalah untuk menampung debit air hujan yang

turun di daerah tersebut. Secara tidak langsung daerah resapan air memegang peran penting

sebagai pengendali banjir dan kekeringan di musim kemarau di wilayah tersebut.

Gambar .III.7. pengamatan irigasi di paya nie

Gambar.III.8. bendungan di paya nie

Page 16: Laporan pengembangan wilayah

4. Pentapan paya nie sebagai kawasan pariwisata

Dengan latar belakang paya nie yang dikelilingi oleh hamparan Rawa-rawa yang

sangat luas. Paya Nie juga merupakan jalur alternatif transportasi beberapa desa, di Paya Nie

ini juga terdapat pulau-pulau kecil yang sangat indah, tidak hanya pulau-pulau kecil yang

indah dipandang mata.

Karena areal yang luasnya ± 300 Hektar dan mempunyai pemandangan yang indah

membuat Paya Nie sangat cocok untuk berbagai objek wisata. Dengan melihat kondisi paya

nie, maka dapat dikembangkan menjadi dua macam pariwisata,yaitu :

A. Pariwisata alam

Pariwisata alam ialah tempat-tempat alami yang masih relatif yang masih belum

terganggu (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati

pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang ada dikawasan wisata alam tersebut.

Gambar.III.9. lokasi gambut tebal paya nie di sebelah timur

Page 17: Laporan pengembangan wilayah

B. Pariwisata mnat khusus

Pariwisata minat khusus ialah tempat yang terdapat ditempat-tempat tertentu yang

sedikit peminatnya, salah satunya ialah tempat pemancingan.

Gambar.III.10. pemandangan paya nie dari sebelah barat

Gambar.III.11. masyarakat sedang memancing di paya nie

Page 18: Laporan pengembangan wilayah

5. Dampak dari perkembangan paya nie sebagai tempat pariwisata

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan

masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan

pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat

masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya.

A. Dampak obyek wisata terhadap Sosial Ekonomi

Secara formal, para ahli membedakan dampak sosial ekonomi yang terjadi karena

kegiatan pariwisata, terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects), Efek Tidak Langsung

(Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced Effects).

Analisis dampak sosial ekonomi kegiatan pariwisata lazimnya berfokus pada

perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga kerja di daerah bersangkutan yang

terjadi akibat kegiatan pariwisata. Secara nyata, kegiatan pariwisata memberikan manfaat

Gambar.III.12. lokasi yang cocok untuk memancing

Page 19: Laporan pengembangan wilayah

pada penjualan, keuntungan, lapangan kerja, pendapatan pajak dan penghasilan dalam suatu

daerah.

1) Peningkatan pendapatan negara dalam valuta asing atau devisa, sehingga akan

bisa memperkuat neraca pembayaran.

Bahwa pariwisata menyumbang kepada neraca pembayaran merupakan perbandingan

antara semua mata anggaran yang diterima oleh negara dari negara-negara asing sebagai

pemasukan dan semua anggaran yang harus dibayar kepada

negara-negara asing sebagai pengeluaran.

2) Penambahan pendapatan negara dari penerimaan pajak.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung tentunya banyak juga wisatawan yang

membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang ada di daerah sekitar. Dengan demikian

secara tidak langsung pemerintah mendapat pajak yang nantinya akan dibayarkan oleh para

pedagang yang barangnya laku terjual.

3) Menimbulkan adanya dampak pergandaan (multiplier effect).

Bahwa sejumlah uang yang diterima masyarakat akan dikeluarkan lagi, yang

menerima belakangan ini akan mengeluarkan lagi dan seterusnya. Akibatnya di dalam sosial

ekonomi masyarakat akan terjadi pertambahan uang berganda.

4) Terbentuknya kesempatan berusaha dan lapangan kerja.

Kesempatan berusaha yang langsung untuk menerima kebutuhan wisatawan meliputi

usaha akomodasi, restoran, biro perjalanan, pusat perbelanjaan. Sedangkan lapangan usaha

yang tidak langsung seperti : kerajinan, industri pakaian, industri olahraga dan lapangan

usaha yang lain yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.

5) Mendorong pembangunan daerah

Daerah industri bukan daerah yang biasanya berkembang menjadi kawasan

pariwisata. Daerah-daerah di mana terdapat atraksi wisata ialah daerah-daerah terpencil

Page 20: Laporan pengembangan wilayah

dengan penduduk dan kebudayaan terasing, pantai laut tanpa penduduk, atau dengan kegiatan

penangkapan ikan sekadarnya, pegunungan dengan pemandangan dan hawa yang sejuk dan

sebagainya.

B. Dampak positif obyek wisata terhadap sosial budaya

Dalam melihat pengaruh pariwisata terhadap masyarakat (kebudayaan) setempat,

harus disadarai bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang secara internal terdeferensiasi, aktif,

dan selalu berubah.

1) Pelestarian budaya dan adat istiadat

Tata cara hidup yang unik dan khas perlu dipertahankan dan dikembangkan.

2) Peningatan Kecerdasan masyarakat

Masyarakat yang dikunjungai akan banyak belajar dari wisatawan yang berkunjung.

C. Dampak lingkungan hidup

Manusia hidup dilingkungan tertentu, berupa sebidang tanah dengan fauna dan flora

tertentu. Flora dan fauna yang hidup juga dalam keadaan tertentu jenis tanamannya dan

binatangnya, jumlahnya dan sebagainya.

Page 21: Laporan pengembangan wilayah

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Paya nie meruapakan salah satu wilayah perlindungan bawahan yang Paya Nie Terletak di

Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen dengan luas mencapai 304,19 ha. Kondisi paya

nie yang ada di kecamatan kutablang sungguh indah. Payaunya luas dan terlihat dangkal

karena gambutnya sangat tebal. Di tepi-tepi payau tumbuh sejenis teratai warna warni yang

harum beserta eceng gondok, juga bunga Ceurih yang sejenis bunga talas yang hidup di

payau,warnanya putih, berkelopak-kelopak, dan ukurannya besar. Diameternya bisa sampai

15 cm.

Dengan latar belakang paya nie yang dikelilingi oleh hamparan Rawa-rawa yang

sangat luas. Paya Nie juga merupakan jalur alternatif transportasi beberapa desa, di Paya Nie

ini juga terdapat pulau-pulau kecil yang sangat indah, tidak hanya pulau-pulau kecil yang

indah dipandang mata, maka paya nie sangat cocok dikembangkan sebagai tempat dua

macam pariwisata, yaitu pariwisata alam dan pariwisata minat khusus.

2. Saran

Untuk dapat memanfaatkan usaha potensial yang ada di paya nie, perlu dimulai dari

sektor pariwisata alam dan pariwisata minat khusus. Untuk menjaga keberlanjutan sektor ini,

maka Dinas Pariwisata perlu meningkatkan kegiatan promosi kepariwisataan baik secara

mandiri maupun kerjasama dengan instansi-instansi lain serta masyarakat luas.

Page 22: Laporan pengembangan wilayah

DAFTAR PUSTAKA

Miraza, B.H. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Ikatan Sarjana Ekonomi

Indonesia Cabang Bandung-Koordinator Jawa Barat, Bandung.

Bappeda Aceh. 2008. Geografi pemerintah Aceh. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,

Provinsi NAD, Banda Aceh.

Noviani, Rita. ( 2013 ). Petunjuk Praktikum Metode dan Teknik I Analisis Sosial dan

Ekonomi. Surakarta : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UNS.

Page 23: Laporan pengembangan wilayah