laporan akuntabilitas - geologi.esdm.go.id · tata ruang dan pengembangan wilayah ... akhir kata...

204

Upload: vuongnga

Post on 11-Jul-2019

265 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BADAN GEOLOGIKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAKIP Badan GeologiTahun 2013

Diterbitkan Tahun 2013 Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralJl. Diponegoro No. 57 Bandung 40122www.bgl.esdm.go.id

Tim Penyusun:Oman Abdurahman PriatnaFera DamayantiNungky Dwi HapsariCipto HandokoNengsri MulyatiIwan NursahanTitik WulandariCemeRumaten DarwisDeni RochendiHerdiansyah Sudrajat TriyonoWawan IrawanAgus SolihinKristiantoSR Sinung BaskoroCece SudaryatRochendiSubandriyoAri AstutiAnton S HadiputroAnnisa WigatiGina PuspitasariBunyamin

Peranan geologi sangatlah penting untuk Pembangunan Nasional terutama dalam penyediaan informasi hulu di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu, sejumlah undang-undang yang berlaku saat ini juga memberikan man-dat kepada sub sektor geologi untuk menyediakan data dan informasi di luar bidang ESDM, antara lain mitigasi bencana geologi yang meliputi bencana gunung api, ger-akan tanah, gempa bumi, dan tsunami; penataan ruang, pembangunan infrastruktur, pengembangan wilayah, dan pengelolaan air tanah.

Pembangunan ESDM tidak terlepas dari isu strategis nasional, seperti isu dalam bidang energi, mineral, sumber daya air, atau dalam bidang bencana geologi. Karena itu, pembangunan geologi juga tidak terlepas dari isu-isu strategis di tingkat nasional dan global tersebut, yang meliputi energi, mineral, sumber daya air, bencana geologi, tata ruang dan pengembangan wilayah tanah, konservasi geologi, manajemen data dan informasi geosains, dan reformasi birokrasi.

Lebih khusus lagi, isu strategis nasional terkait kegeologian yang menguat pada tahun 2013 antara lain adalah kecenderungan produksi minyak bumi yang terus menurun, masih meningkatnya peran batubara dalam penyediaan energi, semakin dikembangkannya energi terbarukan seperti panas bumi, dan kebutuhan sejumlah mineral yang tetap tinggi. Selain itu, isu strategis KESDM di Badan Geologi masih tetap menjadi perhatian seperti pengelolaan air tanah, penyediaan air tanah untuk daerah sulit air, penataan ruang, dan mitigasi bencana geologi.

Berpedoman kepada visi dan misinya, serta strategi dan kebijakan yang diturun kan dari visi dan misi tersebut, Badan Geologi pada tahun 2013 melaksanakan program dan kegiatan guna mencapai sasaran strategis dalam rangka menyelesaikan permas-alahan yang muncul dari isu-isu strategis, baik di tingkat nasional dan global, maupun internal KESDM dan Badan Geologi. Sebagai bentuk tanggung jawab atas kiner-ja instansi pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, maka disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Geologi tahun 2013 ini.

Kepada seluruh karyawan Badan Geologi yang telah menjalankan tugas dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab, kami mengucapkan banyak terima kasih.

R. Sukhyar Kepala Badan Geologi

Sambutan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Geologi Tahun 2013 merupakan laporan kegiatan Badan Geologi yang berisi capaian kinerja Badan Geolo-gi selama tahun 2013. Sebagai bagian dari pertanggungjawaban atas pelaksanaan ke-giatan Badan Geologi tahun 2013 maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pe-merintah (LAKIP) disusun sesuai dengan tugas dan fungsi serta visi dan misi Badan Geologi. LAKIP ini berfungsi sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja guna mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik. Selain itu, LAKIP ini juga dapat berperan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun-ta-hun berikutnya.

LAKIP Badan Geologi disusun oleh Tim Penyusun LAKIP Badan Geologi yang melibatkan anggota tim dari unit-unit di lingkungan Badan Geologi. Penyusunan LAKIP ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014, Renstra KESDM Tahun 2010-2014, Renstra Badan Geologi 2010-2014, Rencana Aksi Bidang Geologi Tahun 2010-2014, dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Geologi 2013.

Isi LAKIP Badan Geologi terdiri dari rencana kinerja, realisasi pelaksanaan, dan pencapaian kinerja tersebut beserta evaluasinya. LAKIP ini berusaha memberikan penilaian dan penyampaian akuntabilitas berikut penjelasannya terhadap pencapaian sasaran kinerja dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Geologi pada ta-hun 2013. Tingkat pencapaian sasaran tersebut dan faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan pencapaiannya akan bermanfaat untuk peningkatan kinerja Badan Geologi ke depan.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah beker-ja sama dan membantu dalam penyusunan LAKIP Badan Geologi tahun 2013 ini.

Prakata

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Geologi tahun 2013 menyampaikan hasil kinerja program kegiatan yang telah dilaksanakan Badan Geologi berikut evaluasinya pada tahun 2013. Laporan ini dengan demikian dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas kinerja Badan Geologi tahun 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 adalah wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran Badan Geologi tahun 2013. Do-kumen-dokumen yang dijadikan acuan dalam penyusunan LAKIP ini adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014, Renstra KSEDM Tahun 2010-2014, Renstra Badan Geologi 2010-2014, Rencana Aksi Bidang Geologi Tahun 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Geologi 2013.

Pencapaian sasaran Badan Geologi pada 2013 merupakan langkah antara guna pencapaian tujuan strategis, misi dan visi Badan Geologi. Penyusunan LAKIP ini tel-ah mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Geologi merupakan salah satu sub sektor atau bidang yang mendukung program pembangunan nasional sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM). Namun, berdasarkan mandat sejumlah undang-undang lainnya, kegiatan bidang geologi juga menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh berbagai sektor, seperti mitigasi bencana gunung api, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami; penataan ruang, pem-bangunan infrastruktur, pengembangan wilayah, pengelolaan air tanah, dan penye-diaan air bersih dari air tanah.

Pembangunan kegeologian di tahun 2013 masih menghadapi beberapa isu strat-egis. Di dalam isu-isu strategis tersebut tercakup pula beberapa mandat yang diha-dapi Badan Geologi yang bersumber dari sejumlah peraturan perundang-undangan (PUU). Isu yang dihadapi Badan Geologi tahun 2013 adalah bagian dari isu strategis nasional dan tantangan global untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indo-nesia mencapai kehidupan yang sejahtera, aman, dan nyaman mencakup ketahanan energi, lingkungan dan perubahan iklim, bencana alam, tata ruang dan pengembangan wilayah, industri mineral, pengembangan informasi geologi, air dan lingkungan, pan-gan, dan batas wilayah NKRI (kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar). Isu ener-gi merupakan isu utama yang dihadapi sektor ESDM. Upaya-upaya kegeologian yang dilakukan Badan Geologi merupakan salah satu dukungan utama bagi upaya-upaya sektor ESDM.

Isu-isu yang dihadapi bidang kegeologian tersebut secara lebih rinci meliputi: (1) kecenderungan produksi minyak bumi menurun; (2) kebutuhan energi dalam negeri akan bertumpu pada energi batubara dan energi terbarukan (panas bumi); (3) keber-

Ringkasan Eksekutif

viii | RINGKASAN EKSEKUTIF

lanjutan industri mineral, (4) air bersih di daerah sulit air, (5) degradasi lingkungan akibat pengambilan air tanah yang berlebihan dan pembangunan yang melebihi daya dukung fisik; (6) wilayah Indonesia rawan bencana geologi; (7) sektor lain di luar ESDM membutuhkan dan menunggu informasi geologi; (8) kecenderungan Pemer-intah Daerah enggan atau lambat melakukan kegiatan survei geologi; dan (9) mandat berbagai UU yang membutuhkan respon Badan Geologi.

Tugas pokok dan fungsi Badan Geologi berdasarkan Permen ESDM Nomor 18 Tanggal 22 November 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM, Badan Geologi adalah unit Eselon I di bawah KESDM yang mempunyai tugas melak-sanakan penelitian dan pelayanan bidang geologi adalah melaksanakan penelitian dan pelayanan bidang geologi dengan fungsi: a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pelayanan di bidang geologi; b. Pelaksanaan penelitian dan pelayanan di bidang geologi; c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pelayanan di bidang geologi; dan d. Pelaksanaan urusan administrasi Badan Geologi.

Dengan 5 unit Eselon 2 dan 2 Unit Pelaksana Teknis (UPT), Badan Geologi sejak berdirinya di akhir tahun 2005 hingga akhir tahun 2013 telah mencapai beberapa hasil kegiatan yang cukup menggembirakan. Pencapaian tersebut meliput: 1) status sumber daya energi fosil (minyak bumi dan gas, batubara, gambut, bitumen padat) dan potensi panas bumi berikut sejumlah WKP yang siap ditindaklanjuti oleh sektor lainnya di lingkungan KESDM; 2) data dan informasi tentang hidrogeologi dan air tanah, geologi teknik dan geologi lingkungan untuk pengembangan wilayah, pem-bangunan infrastruktur fisik, penataan ruang; juga penyediaan air bersih bersumber dari air tanah di daerah sulit air; 3) data, informasi, dan rekomendasi untuk mitigasi bencana gunung api, gempa bumi dan tsunami, dan gerakan tanah; dan 4) informasi dasar geologi (sains geologi) dan geo-informasi.

Selain itu, Badan Geologi sebagai salah satu lembaga kepemerintahan juga aktif di dalam akselerasi perwujudan reformasi birokrasi. Dalam hal ini sejumlah legislasi dan regulasi, penataan kerja organisasi, pengembangan sumber daya manusia, dan pening-katan sarana prasarana untuk perbaikan kinerja tatalaksana kepemerintahan bidang geologi juga telah berhasil dicapai dalam tahun 2013. Hasil-hasil yang telah dicapai oleh Badan Geologi tersebut merupakan modal dasar untuk pelaksanaan program dan kegiatan Badan Geologi dalam rangka pencapaian sasaran, tujuan, misi, dan visi guna memecahkan sejumlah masalah dan isu-isu strategis yang masih dihadapi.

Mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2013, pada tahun 2013 Badan Geologi melaksanakan satu program guna mencapai 7 sasaran strategis. Pro-gram itu adalah Program Penelitian, Mitigasi, dan Pelayanan bidang Geologi. Ada-pun ketujuh sasaran strategis tersebut adalah: 1) meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan pelayanan administrasi Badan Geologi; 2) meningkatnya pemanfaatan ha-sil survei penelitian, penyelidikan, dan pelayanan geologi; 3) meningkatnya peman-faatan informasi geologi bagi masyarakat; 4) meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi; 5) meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pemetaan bidang lingkungan geologi dan air tanah; 6) meningkat-nya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi; dan 7) meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan metoda dan teknologi dalam mendukung upaya mitigasi bencana geologi.

Setiap sasaran tersebut memiliki indikator-indikator kinerjanya. Ada dua jenis in-dikator kinerja, yaitu: indikator kinerja utama (IKU), dan indikator kinerja tambahan (IKA). Secara keseluruhan untuk ketujuh sasaran tersebut diatas terdapat 7 (tujuh) IKU dan 21 (dua puluh satu) IKA, dengan rincian sebagai berikut:(1) Sasaran nomor 1 memiliki tujuh IKA. Ke tujuh IKA tersebut adalah: (1)

Jumlah kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi serta pengelolaan data dan informasi geologi; (2) Jumlah jejaring kerja sama bidang geologi; (3)

LAKIP Badan Geologi 2013 | ix

Publikasi bidang geologi; (4) Terpenuhinya kebutuhan pegawai, sarana prasarana dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran; (5) Jumlah usulan rancangan peraturan bidang geologi; (6) Jumlah PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya; (7) Jumlah laporan penyusunan program rencana kerja dan anggaran, laporan dan valuasi Badan Geologi; Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi.

(2) Sasaran nomor 2 memiliki satu IKU dan satu IKA. IKU tersebut adalah jumlah peta geologi yang dihasilkan. Sedangkan IKA-nya adalah jumlah data hasil penelitian geosains dan jumlah perolehan atau pendaftaran sistem mutu.

(3) Sasaran nomor 3 memiliki satu IKU dan dua IKA. IKU tersebut adalah jumlah pengunjung museum kegeologian. Sedangkan ke dua IKA tersebut adalah: (1) Laporan survei, kajian, penelitian bidang Museum Geologi; dan (2) Laporan kegiatan konservasi koleksi geologi.

(4) Sasaran nomor 4 memiliki dua IKU dan dua IKA. Ke dua IKU tersebut adalah: 1) Jumlah usulan rekomendasi wilayah kerja pertambangan (WKP) dan WP serta 2) Jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (Panas Bumi, Batubara, CBM, Gambut, Bitumen Padat, dan Migas). Sedangkan kedua IKA adalah: (1) Jumlah basis data, neraca, atlas, peta, metadata sumber daya geologi; dan (2) Rekomendasi hasil kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi.

(5) Sasaran nomor 5 memiliki dua IKU dan dua IKA. Ke dua IKU tersebut adalah 1) Jumlah data dan informasi rekomendasi teknis penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infrastuktur, dan 2) Jumlah data dan informasi rekomendasi pengelolaan air tanah. Sedang IKA-nya adalah: (1) Jumlah daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih, dan (2) Pengembangan keanekaragaman geologi (geodiversity).

(6) Sasaran nomor 6 memiliki satu IKU dan tiga IKA. IKU tersebut adalah: Jumlah rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi. Sedangkan ke tiga IKA adalah: (1) Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api; (2) Jumlah laporan hasil pemantauan, penyelidikan, dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah dan hasil rancang bangung; dan (3) Jumlah Pedoman Mitigasi Bencana Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami dan Gerakan Tanah;

(7) Sasaran nomor 7 memiliki tiga IKA, yaitu: (1) Jumlah TLR hasil rancang bangun sendiri; (2) Jumlah data geokimia gunung api; dan (3) Jumlah kegiatan mitigasi di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi.

Secara umum capaian kinerja kegiatan Badan Geologi dapat direalisasikan dan meng-hasilkan keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dengan sasaran, bahkan beberapa kegiatan melebihi target sasaran yang direncanakan sebelumnya. Hal ini tercermin den-gan tercapainya sasaran strategis Badan Geologi rata-rata dari tujuh sasaran strategis yang ditetapkan sebesar 106,08 %.

Sasaran 1 “meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan pelayanan administrasi Badan Geologi”, memiliki indikator kinerja sebanyak 7 IKA. Pencapaian hasil sasaran kinerja rata-rata sebesar 108,07%. Kinerja kegiatan tersebut adalah 3 paket kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi dan pengelolaan data dan informasi geologi; 23 kegiatan kerja sama; sebanyak 5 paket publikasi Badan Geologi; terpenuhinya kebutuhan pegawai, sarana prasarana, dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran selama 12 bu-lan; sebanyak 7 rancangan usulan peraturan bidang geologi; 36 PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya; dan sejumlah 11 laporan penyusunan program rencana kerja dan anggaran, laporan dan valuasi Badan Geologi; kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi.

Sasaran 2 “meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan, dan pelayanan geologi”, dengan indikator kinerja sebanyak empat buah yang terdiri atas

x | RINGKASAN EKSEKUTIF

dua IKU dan satu IKA mencapai sasaran rata-rata sebesar 117,2%. Hasil kinerja ke-giatan tercermin dari tercapainya sebanyak 833 lembar peta geologi, baik peta geologi umum maupun peta geologi tematik yang dihasilkan dan digunakan, sebanyak 10 lo-kasi penelitian geosains, dan sejumlah 30 usulan perolehan/pendaftaran sistem mutu.

Sasaran 3, “meningkatnya pemanfaatan informasi geologi bagi masyarakat”, yang memiliki 4 indikator kinerja yang terdiri dari satu IKU dan dua IKA, mencapai hasil kinerja sebesar 110,02%. Hasil kinerja dapat dilihat dari capaian sebanyak 1.300.611 pengunjung museum kegeologian, sebanyak 24 laporan survei, kajian, dan penelitian bidang Museum Geologi, serta 6 Laporan kegiatan konservasi koleksi geologi.

Sasaran 4, “meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi”, menggunakan dua IKU dan dua IKA, rata-rata pencapaian sasaran sebesar 107,75%. Indikator kinerja kegiatannya adalah: sebanyak 46 usulan rekomendasi wilayah WKP/WUP/WPN, dan sejumlah 80 wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi, serta sebanyak 6 paket data Basis Data, Neraca, Atlas, Peta, Metadata Sumber Daya Geologi, dan sebanyak 12 Kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi.

Sasaran 5, “meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pe-metaan bidang lingkungan geologi dan air tanah”, dengan tiga IKU dan satu IKA, rata-rata hasil pencapaian kinerja sebesar 105,5%. Hal ini dapat dilihat dari hasil pen-capaian indikator kinerja kegiatan, yaitu: sebanyak 190 lokasi daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebgai sumber air bersih; sejumlah 82 rekomendasi teknis penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infrastruktur; sebanyak 19 rekomendasi pengelolaan air tanah; dan 9 lokasi pengembangan keanekaragaman geologi. Jumlah titik/daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih tidak tercapai sesuai yang ditargetkan karena adanya beberapa kendala yaitu faktor kondisi alam dan adanya wanprestasi perusahaan pelaksana yang tidak mam-pu menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan dalam kontrak meskipun telah diberikan kesempatan sampai 50 hari kalender sebagaimana dijelas-kan dalam Perpres 70 Tahun 2012.

Sasaran 6, “meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi” dengan menggunakan empat indikator, yang terdiri dari dua IKU dan dua IKA, dengan rata-rata pencapaian sasaran sebesar 94,75%. Hasil kinerja kegiatan sebanyak 158 rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi; sebanyak 70 gunung api yang dipantau melalui Pos Pengamatan Gunung Api dan 37 gunung api yang dipantau melalui 10 regional center; sebanyak 41 laporan hasil pemantauan, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah dn hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi; dan seban-yak 6 laporan pedoman mitigasi bencana gunung api dan pedoman mitigasi gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami. Pencapaian kinerja IKU pemberian rekomenda-si teknis mitigasi bencana geologi kurang dari yang ditargetkan tapi justru men-jadi baik karena dengan berkurangnya rekomendasi mitigasi menyatakan bahwa bencana geologi tidak banyak terjadi di tahun ini. Kegiatan yang berkaitan dengan pencapaian kinerja ini antara lain: i) tanggap darurat bencana gempa bumi, tsunami, gerakan tanah dan gunung api, ii) penyelidikan pascagerakan tanah, serta iii) pembe-rian tanggapan dan rekomendasi teknis kejadian gerakan tanah dan tanggapan gempa bumi dengan skala lebih dari 5 SR, serta rekomendasi teknis ketika gunung api men-galami peningkatan status walaupun tidak menimbulkan korban jiwa tetapi hal ini dilaksanakan untuk meredam kepanikan masyarakat.

Sasaran 7, “meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan metoda dan teknolo-gi dalam mendukung upaya mitigasi bencana geologi” dengan 3 IKA, yaitu tercapai sebesar 100%. Hasil kinerja kegiatan dapat dilihat dari tercapainya sejumlah 4 unit TLR hasil rancang bangun; sebanyak 4 laporan data geokimia gunung api, dan seba-nyak 30 laporan kegiatan mitigasi di kawasan rawan bencana Gunung Merapi.

Dari hasil capaian kinerja kegiatan di tahun 2013, perlu dirumuskan strategi untuk

LAKIP Badan Geologi 2013 | xi

lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada dan dana di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan melalui penajaman program dan kegiatan sehingga hasil-hasil capaian kegiatan pembangunan bidang geologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan masyarakat sesuai dengan visi dan misi Badan Geologi.

Realisasi Belanja Negara pada tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp 837.503.857.561,00 atau mencapai 83,70% dari alokasi anggaran sebesar Rp 1.000.623.586.000,00. Adanya anggaran yang tidak terserap tersebut disebabkan karena belanja barang yang tidak terserap, adanya gagal kontrak, sisa kontrak di bawah pagu, sisa kontrak karena adanya pengurangan volume pengerjaan, dan sisa kontrak airborne magnetik dan radiometrik karena faktor cuaca. Realisasi Pendapatan Negara pada tahun anggaran 2013 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 5.568.141.677,00 atau mencapai 378,89% dari estimasi pendapatan sebesar Rp 1.469.600.000,00. Anggaran diperoleh seluruhnya dari Program Penelitian, Mitigasi, dan Pelayanan Geologi.

Berdasarkan kinerja anggaran dan kinerja kegiatan, maka Badan Geologi memiliki potensi yang baik untuk peningkatan kegiatannya di tahun-tahun mendatang dengan kinerja yang diharapkan semakin meningkat guna pencapaian tujuan pembangunan nasional.

xii | DAFTAR ISI

SambutanPrakataRingkasan EksekutifDaftar Isi

BaB 1 PendahUlUan1.1 Isu dan Kondisi Lingkungan Strategis Terkait Kegeologian1.2 Tugas dan Fungsi Badan Geologi1.3 Peran dan Posisi Bidang Geologi dalam Pembangunan1.4 Modal Dasar Organisasi untuk Pelaksanaan Tugas dan Fungsi 20131.5 Sistematika Pembahasan

BaB 2 Perencanaan StrategIS2.1 Visi dan Misi2.2 Tujuan Strategis2.3 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama2.4 Program dan Kegiatan Pokok2.5 Kebijakan dan Strategi

BaB 3 rencana KInerja3.1 Prioritas Pembangunan Nasional Bidang Geologi3.2 Sasaran Kinerja 20133.3 Indikator Kinerja Utama

iiiv

viixii

12458

18

212122222425

27272730

Daftar Isi

LAKIP Badan Geologi 2013 | xiii

3031

37373738567995

128143155172

173

175181183185

3.4 Indikator Kinerja Tambahan3.5 Format Rencana Kinerja Tahun 2013

BaB 4 aKUntaBIlItaS KInerja4.1 Pengukuran Capaian Kinerja4.2 Analisis Capaian Kinerja 4.2.1 Capaian Sasaran 1 4.2.2 Capaian Sasaran 2 4.2.3 Capaian Sasaran 3 4.2.4 Capaian Sasaran 4 4.2.5 Capaian Sasaran 5 4.2.6 Capaian Sasaran 6 4.2.7 Capaian Sasaran 74.3 Akuntabilitas Keuangan

BaB 5 PenUtUP

Lampiran 1 Tugas dan Fungsi Unit-Unit di lingkungan Badan GeologiLampiran 2 Penetapan Kinerja Badan Geologi Tahun Anggaran 2013Lampiran 3 Rencana Kinerja Badan Geologi Tahun Anggaran 2013Lampiran 4 Pengukuran Kinerja Kegiatan Badan Geologi Tahun Anggaran 2013

Pendahuluan

Geologi Indonesia, area yang menjadi kewenangan Badan Geologi, sangatlah beragam dan kompleks. Keragaman dan kerumitan itu disebabkan karena Indonesia secara geologi berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng tektonik Eurosia, Hindia-Australia, dan Pasifik. Sebagai akibatnya, geologi Indonesia memiliki keragaman geologi (geo-diversity), sumber daya geologi (geo-resources), dan geologi lingkungan (geo-environment) yang besar. Demikian pula Indonesia memiliki ancaman bahaya geologi (geo-hazard) yang tinggi. Karena itu, Indonesia sangat berpotensi untuk tumbuh kembangnya geosains (geo-science) yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan maupun perlindungan masyarakat.

Pada periode 2010-2014, geologi dituntut untuk terus-menerus menemukan sum-ber-sumber baru potensi energi dan mineral untuk pemenuhan kebutuhan dalam neg-eri dan penerimaan negara. Sementara itu, produk kegiatan kegeologian digunakan tidak hanya oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), melain-kan digunakan pula oleh kementerian lainnya, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup, serta lembaga-lemba-ga Pemerintah non-Kementerian.

Paradigma kegeologian ke depan harus berpedoman pada prinsip pembangunan berkelanjutan dan peningkatan perlindungan masyarakat. Dari sisi ekonomi, geologi di masa yang akan datang harus mendukung pergeseran prinsip pemanfaatan sumber daya alam dari eksploitatif atau sumber daya untuk revenue ke sumber daya untuk per-tumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kondisi ini telah mendorong kegiatan kegeologian lebih pada pendekatan untuk kepentingan masyarakat.

Selain sumber daya geologi, kebencanaan geologi kini tetap menjadi ikon Indone-sia, sebagai wilayah yang paling rentan bencana geologi di dunia. Pembangunan yang pesat telah meningkatkan pemanfaatan lahan rawan bencana untuk pengembangan permukiman dan infrastruktur sehingga meningkatkan risiko bencana geologi.

Sementara itu, pembangunan basis data bidang kegeologian yang up to date dan mudah diakses sebagai informasi publik merupakan salah satu prioritas nasional pem-bangunan bidang geologi kini dan ke depan. Pelayanan informasi kegeologian saat ini juga sudah menjadi hak masyarakat berdasarkan undang-undang keterbukaan publik. Badan Geologi juga berkewajiban menyediakan data dan informasi untuk itu.

Kegiatan-kegiatan bidang geologi senantiasa berlandaskan pada amanah UUD 45 bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; dan bahwa

Bab 1

2 | BAB 1 PENDAHULUAN

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Sesuai dengan amanah UUD 1945 itu, paradigma pemanfaatan sumber daya alam saat ini telah bergeser dari bersifat eksploitatif atau sumber daya untuk revenue menjadi sum-ber daya untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Dalam konteks penguasaan kekayaan bumi oleh negara (Pasal 33 UUD 1945), Pemerintah berperan sebagai penyelenggara penguasaan tersebut dengan fungsi: pene tapan kebijakan, pengaturan, perizinan, pembinaan, pengawasan (monitoring dan evaluasi), pelaksanaan pembangunan. Badan Geologi memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan dengan penelitian dan pelayanan atau aspek substansi teknis untuk semua bidang geologi, maupun juga penetapan kebijakan atau regulasi khusus untuk bidang kebencanaan geologi, air tanah, dan geologi lingkungan.

Di tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RP-JMN) 2010-2014 pembangunan kegeologian masih menghadapi sejumlah isu strate-gis. Di dalam isu-isu strategis tersebut tercakup beberapa mandat yang dihadapi Badan Geologi dari sejumlah peraturan perundang-undangan (PUU) meliputi un-dang-undang (UU) dan peraturan di bawahnya. Isu strategis dan mandat PUU terkait kegeologian tersebut akan dikemukakan terlebih dahulu sebagai latar belakang pe-nyampaian isi utama LAKIP Badan Geologi 2013.

Kegiatan kegeologian pada periode tahun ketiga ini harus mampu menjawab isu strategis nasional dan tantangan global untuk meningkatkan kualitas hidup ma-syarakat Indonesia mencapai kehidupan yang sejahtera, aman, dan nyaman. Adapun isu strategis nasional bidang kegeologian meliputi: energi, mineral, sumber daya air, bencana geologi, tata ruang, konservasi geologi, manajemen data dan informasi geo-sains, dan reformasi birokrasi.

1.1 ISU DAN KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS TERKAIT KEGEOLOGIAN

Kegiatan kegeologian harus mampu menjawab isu strategis nasional dan tantangan global untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia mencapai kehidupan yang sejahtera, aman, dan nyaman. Terdapat delapan isu strategis yang membutuhkan dukungan bidang geologi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, baik melalui sektor ESDM maupun sektor lainnya. Masing-masing isu strategis tersebut di antaranya dipaparkan secara ringkas di bawah ini.(1) Energi

• Menurunnya cadangan dan produsi minyak bumi dan cadangan gas bumi• Diversifikasi energi (energi baru dan terbarukan)• Manajemen sumber daya energi

(2) Mineral• Nilai tambah mineral• Manajemen sumber daya mineral

(3) Sumber daya air• Masalah pasokan air bersih• Konservasi air

(4) Bencana geologi• Meningkatnya risiko

(5) Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah tanah• Overlapping land use sektor ESDM dan sektor lainnya

(6) Konservasi geologi• Warisan geologi • Geopark

(7) Manajemen data dan informasi geosains

LAKIP Badan Geologi 2013 | 3

• Integrasi permukaan dan bawah permukaan (3D)(8) Reformasi Birokrasi

Isu kegeologian di tahun 2013 ini masih merupakan kelanjutan dari isu-isu peri-ode sebelumnya, yaitu: (1) Ketahanan Energi, (2) Lingkungan dana Perubahan Iklim, (3) Bencana, (4) Tata ruang dan Pengembangan Wilayah, (5) Industri mineral, (6) Pengembangan Informasi Geologi, (7) Air dan Lingkungan, (8) Pangan, (9) Batas Wilayah NKRI (Kawasan Perbatasan dan Pulau-pulau terluar), (10) Geo-diversity (Keragaman Geologi) dan (11) Indonesian Economic Development Corridor (IEDC).

Isu kecenderungan produksi minyak bumi turun memberikan tantangan kepada bidang geologi berupa kebutuhan akan akselerasi penemuan cekungan baru minyak dan gas bumi (migas). Untuk itu survei dasar dan penelitian cekungan sedimen men-jadi pen ting. Isu kebutuhan energi dalam negeri yang akan bertumpu pada energi batubara dan energi panas bumi menghendaki penambahan pengungkapan dan pe-nilaian cadang an batubara dan energi fosil lainnya yang potensial seperti gambut, coal-bed methane (CBM), dan bitumen padat; serta survei panas bumi dan peningkatan status potensi panas bumi menjadi wilayah kerja pengusahaan (WKP) panas bumi.

Isu kelangsungan industri mineral menuntut peningkatan dalam pengungkapan sumber daya mineral Indonesia, dan peningkatan status dari sumber daya menjadi cadangan untuk berbagai mineral strategis, baik mineral logam (emas, tembaga, nikel, besi, mangan, dll) maupun non logam (batu gamping, dolomit, zirkon, dll). Isu ketiga ini berkaitan utamanya dengan aspek sumber daya geologi, yaitu bagian dari bidang geologi yang berurusan dengan aspek hulu sektor ESDM. Sedangkan secara institusi, isu ketiga itu adalah tugas dan fungsi (tusi) Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) dan Pusat Survei Geologi (PSG).

Isu air bersih di daerah sulit air dan isu degradasi lingkungan akibat pengambilan air tanah yang berlebihan dan pembangunan yang melebihi daya dukung fisik berkai-tan dengan aspek air tanah dan lingkungan geologi lainnya. Dalam isu ini terdapat tantangan inventarisasi potensi dan pengembangan sumber daya air tanah bagi mas-yarakat di daerah sulit air; informasi geologi teknik bagi pembangunan fisik strategis, serta informasi geologi lingkungan untuk pengembangan wilayah dan penataan ruang. Secara institusi eselon 2, isu-isu tersebut merupakan tugas dan fungsi Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PSDATGL) dan Balai Konservasi Air Tanah (BKA).

Isu wilayah Indonesia sebagai rawan bencana geologi adalah isu yang berkaitan dengan bencana letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah. Ben-cana geologi akhir-akhir ini semakin sering terjadi dan telah menjadi salah satu ikon Indonesia. Isu ini menuntut pelaksanaan kegiatan rutin pemantauan 68 gunung api aktif di Indonesia, sekarang telah meningkat menjadi 70 gunung api; dan sejumlah daerah atau kawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah; penyelesaian peta KRB gunung api, gempa bumi, tsunami, serta gerakan tanah; tang-gap darurat kejadian bencana dan rekomendasi untuk mitigasi bencana geologi. Isu tersebut juga menuntut upaya-upaya pengembangan teknologi bencana gunung api dan bencana geologi lainnya. Secara institusi eselon 2, isu-isu tersebut merupakan tugas dan fungsi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG); Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG); dan Balai Pemantauan Gunungapi dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah (BPGMBGT).

Isu ke (6), (7), dan (8), yaitu isu “sektor lain di luar ESDM membutuhkan dan menunggu informasi geologi”, isu “kecenderungan Pemerintah Daerah enggan atau lambat dalam melakukan kegiatan survei geologi”; serta isu “mandat berbagai UU yang membutuhkan respon Badan Geologi” kesemuanya berkaitan dengan tata lak-sana kepemerintahan. Secara institusi di tingkat eselon 2, isu-isu tersebut merupakan tugas dan fungsi Sekretariat Badan Geologi (SBG). Isu-isu itu memerlukan respon pengembangan peraturan perundangan-undangan (PUU), organisasi, sumber daya

4 | BAB 1 PENDAHULUAN

manusia, sarana dan prasarana, kerja sama dalam dan luar negeri, dan aspek lain dari tata laksana kepemerintahan.

Secara khusus, kelahiran berbagai PUU Nasional mempengaruhi pengembangan kelembagaan yang terkait dengan fungsi pemerintah di bidang geologi. Beberapa amanat Undang-Undang yang memberikan mandat pada bidang geologi meliputi UU tentang Benda Cagar Budaya, UU tentang Migas, UU tentang Panas Bumi, UU ten-tang Pertambangan Mineral dan Batubara; UU tentang Energi, UU tentang Sumber Daya Air, UU tentang Penanggulangan Bencana, UU tentang Penataan Ruang, UU tentang Kepariwisataan, dan UU tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Rincian PUU berikut mandat pengaturan atau kegiatan lebih lanjut yang ha-rus dilaksanakan oleh Badan Geologi akan dikemukakan pada bahasan selanjutnya.

1.2 TUGAS DAN FUNGSI BADAN GEOLOGI

Tugas dan fungsi Badan Geologi, yaitu penelitian dan pelayanan bidang geologi, diimplementasikan dalam sejumlah program dan kegiatan yang dapat dikategorikan menjadi 7 aspek atau sub bidang. Ketujuh aspek tersebut berikut satuan kerja (satker) pemegang mandat utamanya adalah: 1) sumber daya geologi (PSDG dan PSG), 2) lingkungan geologi dan air tanah (PSDATGL), 3) mitigasi bencana geologi (PVMBG dan BPPTK), 4) geo-sains dan geo-informasi (PSG, Museum Geologi, PSDG, PS-DATGL, dan PVMBG), dan 5) tata laksana kepemerintahan bidang geologi (SBG).

Badan Geologi saat ini merupakan satu-satunya instansi Pemerintah di bawah KESDM yang diberi otoritas untuk melaksanakan pembangunan di bidang geologi. Pada akhir tahun 2010 disahkan Permen ESDM No. 18 Tahun 2010 tentang Organi-sasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi adalah unit Eselon 1 di bawah KESDM yang mempunyai tugas melaksanakan pene-litian dan pelayanan bidang geologi. Dalam melaksanakan tugas di atas dinyatakan dalam Permen ESDM No. 18 Tahun 2010, Pasal 586, Badan Geologi menyelengga-rakan fungsi:• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pelayanan di

bidang geologi;• Pelaksanaan penelitian dan pelayanan di bidang geologi;• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pelayanan di

bidang geologi; dan• Pelaksanaan urusan administrasi Badan Geologi.

Berdasarkan Permen ESDM No. 18 Tanggal 22 November 2010 tersebut Badan Geologi merupakan salah satu Unit Eselon I di bawah KESDM yang terdiri atas lima unit kerja Eselon II, yaitu:• Sekretariat Badan Geologi• Pusat Sumber Daya Geologi• Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi• Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan• Pusat Survei Geologi

Sementara itu, tata kerja BPPTKG, Museum Geologi, dan BKAT, dan BPGMBG diatur terpisah. BPPTKG diatur oleh Permen ESDM No. 11 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebenca-naan Geologi; tata kerja Museum Geologi ditetapkan berdasarkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum Geologi; tata kerja BKAT diatur oleh Permen ESDM No. 23 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Konservasi Air Tanah; sedangkan tata kerja BPGMBGT diatur melalui Permen ESDM No. 24 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Peman-

LAKIP Badan Geologi 2013 | 5

tauan Gunungapi dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah. Berdasarkan Permen-permen di atas, secara struktur organisasi BPPTKG dan

BPGMBGT berada langsung di bawah unit eselon 2 PVMBG; organisasi BKAT be-rada di bawah unit eselon 2 PSDATGL; organisasi Museum Geologi secara struktur berada di bawah langsung unit eselon 1 Badan Geologi. Struktur utama organisasi Badan Geologi ditunjukkan pada Gambar 1.1.Tugas fungsi dan struktur organisasi lima unit kerja eselon II Badan Geologi secara rinci disajikan pada Lampiran 1.

Bidang SaranaTeknik

Bidang GeologiTeknik

Bidang Air Tanah

Bagian Tata Usaha

Kelompok JabatanFungsional

Bidang Pengamatandan Penyelidikan

Gunungapi

Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Gerakan Tanah

Bidang Evaluasi danPotensi Bencana

Bagian Tata Usaha

Badan Geologi

Sekretariat Badan Geologi

Pusat Sumber Daya Geologi

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Pusat Sumber Daya Air Tanahdan Geologi Lingkungan

Bidang SaranaTeknik

Bidang Program dan Kerja Sama

Bidang Informasi

Bagian Tata Usaha

Kelompok JabatanFungsional

Pusat Survei Geologi

Bidang SaranaTeknik

Bidang Program danKerja Sama

Bidang Informasi

Bagian Tata Usaha

Bagian Rencanadan Laporan

Bagian Kepegawaian

Bagian Keuangan

Bagian Umum

Kelompok JabatanFungsional

Kelompok JabatanFungsional

UPT Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi

Kebencanaan GeologiUPT Konservasi Air Tanah UPT Museum Geologi

Kelompok JabatanFungsional

UPT Balai PemantauanGunungapi dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah

UPT Museum Geologi

Gambar 1.1 Struktur utama organisasi Badan Geologi.

1.3 PERAN DAN POSISI BIDANG GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN

Kegiatan kegeologian di wilayah Indonesia telah dimulai sejak penjelajahan Junghuhn pada tahun 1829. Pada awalnya kegiatan kegeologian masih terbatas pada pencarian potensi dan eksplorasi sumber daya mineral dan energi. Kini, telah berkembang men-jadi kegiatan penyediaan data dan informasi dalam mendukung berbagai sektor sep-erti geologi untuk pembangunan infrastruktur, pengembangan wilayah, penyediaan air bersih, mitigasi bencana letusan gunung api, tanah longsor, gempa bumi dan tsunami.

Produk kegiatan kegeologian ini, selain untuk KESDM, juga banyak digunakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Pertanian, Lingkungan Hidup, dan lemba-ga-lembaga pemerintah non-kementerian serta industri. Bidang geologi memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, khususnya pemban-gunan sumber daya alam, baik melalui sektor ESDM maupun sektor lainnya seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Bidang geologi memiliki peran penting dalam mencapai tujuan nasional, baik melalui sektor ESDM maupun sektor lainnya. Secara umum pengembangan terhadap platform politik Pemerintah, seperti terlihat pada diagram alur pikir Gambar 1.3.

Mandat berbagai undang-undang, pembenahan public governance, baik pusat mau-

6 | BAB 1 PENDAHULUAN

Pembangunan Sumber Daya Alam GEOLOGI

PerlindunganLingkungan

PenilaianBencana Alam

PenilaianDampak

PerencanaanTata Ruang

PenilaianSumber Daya

NeracaSumber Daya

PengembanganSumber Daya

Pelestarian/Pencadangan Mitigasi Bencana

KesejahteraanEkonomi Masyarakat

LingkunganSehat

Rehabilitasi

PEMBANGUNANBERKELANJUTAN

AGENDA PEMBANGUNANNASIONAL

AGENDA GEOLOGI

ISU STRATEGISSEKTOR LAIN

ISU STRATEGISSEKTOR ESDM

Mandat UU

PLATFORMPOLITIK

PRESIDEN RI 2010-2014

Gambar 1.2 Skema peran geologi dalam manajemen sumber daya alam.

pun daerah, pembenahan metoda, pedoman, dll; pembenahan program dan standar memberikan kontribusi pada pengelolaan kegeologian untuk mencapai tujuan sektor ESDM dan sektor lainnya yang memerlukan informasi geologi.

Sebagai tindak lanjut dari kebijakan strategis pembangunan bidang geologi, telah diidentifikasi sebanyak tujuh agenda pembangunan bidang geologi 2010-2014. Ma-sing-masing agenda tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi sub agenda atau induk dari rencana aksi. Ketujuh agenda dan penjabarannya masing-masing adalah:(1) Agenda Pengembangan Sumber Daya Energi

• Mengungkap potensi batubara, panas bumi, migas (konvensional), CBM dan shale gas (non konvensional).

• Menyusun neraca potensi energi.• Menyiapkan usulan wilayah pertambangan batubara, wilayah kerja panas

bumi, dan penentuan daerah prospek migas.• Melakukan kajian geosain cekungan sedimen untuk pengembangan sumber

daya energi fosil.

Gambar 1.3 Diagram alur pikir peran bidang geologi dalam agenda pembangunan nasional.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 7

(2) Agenda Pengembangan Sumber Daya Mineral• Mengungkap potensi mineral logam dan mineral non-logam strategis.• Menyusun neraca potensi mineral.• Menyiapkan usulan wilayah pertambangan mineral.• Melakukan kajian geologi ekonomi mineral strategis dan jalur mineralisasi.

(3) Agenda Pengembangan Sumber Daya Air Tanah• Mengungkap potensi air tanah.• Memberikan rekomendasi teknis.• Membantu sektor sumber daya air dalam penyediaan air bersih melalui

pengeboran air tanah di daerah tertinggal/sulit air. (4) Agenda Mitigasi Bencana Geologi

• Mengidentifikasi potensi bencana geologi.• Melakukan pemantauan gunungapi aktif.• Menetapkan status bahaya dan memberikan peringatan dini bahaya

gunungapi dan tanah longsor.• Melakukan sosialisasi kebencanaan geologi.• Memutakhirkan sistem dan sarana pemantauan gunung api dan tanah

longsor.• Membantu pemerintah daerah dalam penyiapan peta bahaya dan resiko

bencana. (5) Agenda Pengelolaan Lingkungan Geologi dan Penataan Ruang

• Mengintegrasikan unsur-unsur geologi, energi dan sumber daya mineral untuk penataan ruang.

• Rekomendasi pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya.• Mengidentifikasikan aspek geologi yang dapat berpotensi menimbulkan

masalah lingkungan pada kawasan tertentu.• Secara aktif memberikan pertimbangan penataan ruang pengembangan

kawasan strategis nasional, seperti kawasan Selat Sunda, Lumpur Sidoarjo, tempat pembuangan sampah, dll.

(6) Agenda Pengembangan Geodiversity• Mengidentifikasi daerah yang memiliki keragaman dan keunikan geologi.• Mengidentifikasi warisan geologi yang perlu dikonservasi.• Memberikan masukan dan pertimbangan dalam pengelolaan warisan

geologi/geopark.• Menyusun pedoman/kriteria geodiversity, geoheritage, dan arahan

pemanfaatan kawasan. (7) Agenda Pengembangan Geoinformasi

• Melakukan akuisisi data dasar geologi nasional.• Melakukan pemutakhiran data dan informasi geologi.• Memutakhirkan sistem pelayanan data dan informasi geologi.

(8) Agenda Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Geologi• Menyediakan Regulasi Bidang Geologi.• Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam iptek kegeologian

melaui kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian dari dalam dan luar negeri.

• Melakukan survei dan harmonisasi data dan informasi geologi di daerah perbatasan negara.

• Ikut serta dalam program kegeologian internasional bagi kepentingan nasional.

• Memanfaatkan geologi sebagai alat diplomasi. • Meningkatkan Pelayanan Publik.

8 | BAB 1 PENDAHULUAN

1.4 MODAL DASAR ORGANISASI UNTUK PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 2013

Modal dasar adalah kekuatan dan peluang yang dimiliki atau yang tersedia bagi Badan Geologi guna melaksanakan tugas dan fungsinya dan meraih kinerja yang diren-canakannya di tahun 2013. Modal tersebut meliputi: i) kondisi geologi Indonesia, ii) otoritas atau mandat undang-undang tentang kegeologian, iii) sumber daya manusia, iv) sarana dan prasarana, serta v) hasil-hasil penting dan strategis yang telah dicapai hingga 2011. Modal dasar yang dimiliki Badan Geologi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya ditahun 2012 disampaikan secara singkat berikut ini.

1.4.1 Kondisi geologi IndonesiaIndonesia memiliki 17.480 pulau, kurang lebih 6.000 di antaranya berpenghuni, den-gan wilayah daratan 1.922.570 km2 dan wilayah lautan 3.257.483 km2, serta total panjang garis pantai mencapai 95.181 km. Secara geologi, kawasan ini terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia aktif, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Hin-dia-Australia, dan Lempeng Pasifik, sehingga memiliki geologi yang kompleks dan dinamis. Berbagai potensi, baik yang menguntungkan berupa sumber daya energi dan mineral ataupun merugikan seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan gerakan tanah terjadi di kawasan ini.

Kondisi geologi yang meliputi luas wilayah daratan 1.922.570 km2 yang terse-bar pada 17.480 pulau dan wilayah lautan 3.257.483 km2 berikut keragaman kand-ungannya itu merupakan modal dasar dari aspek substansi yang menjadi wewenang dan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Geologi. Sebagian dari modal dasar tersebut telah diteliti sejak masa penjajahan Belanda. Hasil-hasil penelitian tersebut telah ter-bukti dapat memberikan kontribusi baik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun perlindungan masyarakat dari ancaman bencana alam berbasis geologi.

Sebagian besar lainnya masih perlu ditingkatkan penelitiannya seperti pada ka-wasan-kawasan Indonesia bagian timur yang masih miskin data kegeologiannya. Pada lokasi-lokasi yang sama, seperti gunung api, dan patahan aktif, penelitian dan peman-tauan harus dilakukan terus menerus untuk meningkatkan kinerja mitigasi bencana. Hasil-hasil penelitian tersebut harus ditindaklanjuti dengan peningkatan pelayanan data dan informasi bidang geologi.

1.4.2 Peraturan Perundangan terkait Bidang geologi Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, sejumlah UU dan peraturan perun-dang-undangan di bawahnya memberikan mandat kepada Badan Geologi guna melaksanakan penelitian dan pelayanan bidang geologi. Berdasarkan mandat UU yang ada, modal dasar dalam hal ini adalah: (1) geologi dituntut untuk menemu-kan sumber-sumber baru potensi energi dan mineral (sektor utama ESDM) guna pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan penerimaan negara; (2) kegeologian juga diperlukan untuk sektor lainnya seperti pekerjaan umum, lingkungan hidup, dan per-tanian; serta (3) fungsi Badan Geologi yang utama adalah fungsi teknis yang khusus, yaitu penelitian dan pelayanan di bidang geologi. Beberapa fungsi ada yang bersifat regulator, seperti fungsi yang berkaitan dengan kebencanaan geologi pada PVMBG; serta sebagian fungsi pengelolaan air tanah di unit PSDATGL.

Kelahiran berbagai peraturan dan perundangan nasional sangat mempengaruhi terhadap pengembangan kelembagaan yang terkait dengan fungsi pemerintah di bidang geologi. Beberapa amanat Undang-Undang yang memberikan mandat pada bidang geologi meliputi:a. Undang-Undang No. 5 Tahun 2001 tentang Benda Cagar Budaya memberikan

mandat untuk• melakukan perlindungan dan pengamanan benda alam yang dianggap

LAKIP Badan Geologi 2013 | 9

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (Keunikan batuan dan fosil, bentang alam).

b. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi memberikan mandat untuk:• melakukan survei umum untuk memperkirakan letak dan potensi sumber

daya minyak dan gas bumi• melakukan pengelolaan data dan informasi hasil kegiatan survei dan

pemetaan geologi, geofisika dan geokimia• melakukan evaluasi joint study dalam penyiapan wilayah kerja

c. Undang-Undang No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi memberikan mandat untuk:• melakukan inventarisasi, penyelidikan pendahuluan dan eksplorasi panas

bumi• menyusunrancanganwilayahkerjapengusahaanpanasbumi

d. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air memberikan mandat untuk:• menyusunPetaBatasCekunganAirTanah(CAT)• menyusunpedomanterkaitpengelolaan,penyelidikan,penelitian,eksplorasi

dan evaluasi data• melakukaninventarisasidanpengelolaanairbawahtanahpadaCATlintas

provinsi dan lintas negara• melakukan pemantauan pelaksanaan pengelolaan air tanah lintas provinsi

dan lintas negara• menetapkandaerahkonservasidandaerahpemanfaatanairtanah

e. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana memberikan mandat untuk:• melakukanpemantauan, kajian, penetapan status aktivitas danpenyebaran

informasi• melakukanpembuatanPetaKawasanRawanBencana• melakukanmitigasibencana

f. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang memberikan mandat:• menyusunrancanganPermententangpenetapankawasanlindunggeologi• menyusun rancangan Permen tentang penetapan kawasan rawan bencana

geologi• menyusunrancanganPermententangkawasanimbuhanairtanah• menyusun rancangan Permen tentang kriteria teknis kawasan peruntukan

pertambangang. Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi memberikan mandat

untuk:• melakukaninventarisasisumberdayaenergi• melakukankonservasisumberdayaenergi

h. Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara memberikan mandat untuk:• melakukan inventarisasi, penyelidikan, penelitian, dan eksplorasi sumber

daya mineral dan batubara• menyiapkanrancanganWilayahPertambangan(WP)yangmeliputiWilayah

Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pencadangan Nasional (WPN), dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) untuk Tata Ruang Nasional.

i. Undang-Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan memberikan mandat untuk:• melakukan inventarisasi objek wisata alam dan pengembangan destinasi

wisata (Pengembangan Museum Geologi dan delineasi potensi kawasan

10 | BAB 1 PENDAHULUAN

wisata alam geologi)j. Undang-Undang No. 32/2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup memberikan mandat untuk:• melakukanpenetapanrencanaperlindungandanpengelolaan

lingkungan hidup (pemanfaatan informasi geologi)• melakukan penetapan wilayah ekoregion (pemanfaatan

informasi geologi)Mandat UU tersebut di atas belum melibatkan mandat yang ber-

asal dari PUU terkait dengan tatalaksana kepemerintahan (reforma-si birokrasi). Kesemuanya menuntut percepatan pengungkapan dan penyediaan data dan informasi seluruh aspek geologi; penyebarluasan informasi; pelibatan sarana dan prasarana teknis serta teknologi yang memadai serta aspek ke-P3D-an (P3D: personil, pembiayaan, per-lengkapan, dan dokumentasi) yang mencukupi.

1.4.3 Sumber daya ManusiaBadan Geologi adalah instansi utama yang menyelenggarakan tugas penelitian bidang geologi di Indonesia. Untuk mendukung tantangan organisasi yang semakin berat, diperlukan peran SDM untuk menjadi fundamental yang utama.

Oleh karena itu Badan Geologi senantiasa akan melakukan pengembangan dan penguatan kapasitas, kuantitas serta kualitas SDM sesuai kebutuhan dan standar manajemen mutu internasional. Bebera-pa program prioritas terkait dengan pengembangan SDM antara lain:- meningkatkan kapasitas dan kompetensi melalui pendidikan

formal dan non-formal di dalam serta di luar negeri terutama untuk tenaga-tenaga teknis.

- melakukan perekrutan pegawai baru (CPNS) dengan pola yang lebih baik serta formasi yang benar.

- melakukan analisis dan penerapan pengembangan jabatan dan pola karier agar terwujud manajemen pegawai yang lebih bermutu.

- mendorong prestasi pegawai melalui reward and punishment serta rencana implementasi sistem renumerasi.Sumber daya manusia pada Badan Geologi status Desember 2013

berjumlah 1.184 orang dengan rincian jumlah pada masing-mas-ing unit sebagai berikut: SBG sebanyak 68 orang, PSDG sebanyak 243 orang, PVMBG (termasuk BPPTKG) sebanyak 390 orang, PS-DATGL sebanyak 225 orang, PSG sebanyak 222 orang, dan Muse-um Geologi sebanyak 36 orang. Komposisi pegawai Badan Geologi berdasarkan pendidikan (kompetensi) disajikan pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.4. Dari segi usia, mayoritas pegawai di lingkungan Badan Geologi berada di antara 51– 55 tahun (31,8%), kemudian usia 46-50 tahun (19,4%), dan yang paling kecil jumlahnya adalah usia <40 tahun (25,8%) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.2 dan Gambar 1.5. Jumlah pegawai dengan status usia nya tersebut akan berkurang karena total sebanyak 496 orang pegawai akan pensiun pada periode 2013-2017 dengan perincian seperti ditunjukkan pada Tabel 1.3.

1.4.4 Sarana dan Prasarana Sejumlah sarana dan prasana menjadi modal Badan Geologi dalam pelaksanaan tugas fungsinya dan pencapaian kinerjanya di tahun 2013,

No Pendidikan Jumlah

1 SD 212 SLTP 293 SLTA 5594 D3 455 S1 3286 S2 1797 S3 23

Total 1.184

Tabel 1.1 Pegawai menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2013

Gambar 1.4 Grafik pegawai menurut jenjang pendidikan tahun 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 11

antara lain:Sarana Laboratorium yang tersebar di unit-unit dan UPT, yaitu: a. Laboratorium penginderaan jauh, b. Laboratorium petrologi, c. Laboratorium geokimia, kimia mineral dan air,

No. Usia Jumlah 1 18-25 1

2 26-30 62

3 31-35 135

4 36-40 108

5 41-45 164

6 46-50 230

7 51-55 3768 >56 108

  Total 1.184

No UNIT 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah

1 SBG 3 9 5 3 4 24

2 PSDG 43 31 19 22 23 138

3 PVMBG 20 28 21 23 18 110

4 PSDATGL 30 26 21 19 13 109

5 PSG 19 31 31 14 30 115

Jumlah 115 125 97 81 78 496

Tabel 1.2 Komposisi Pegawai Negeri berdasarkan Usia Tahun 2013

Gambar 1.5 Grafik komposisi pegawai berdasarkan usia tahun 2013.

Tabel 1.3 Rencana Pegawai Badan Geologi yang akan Pensiun pada 2013-2017

d. Laboratorium geokronologi, e. Laboratorium biostratigrafi, f. Laboratorium mekanika tanah dan batuan.

Sarana Survei:- Peralatan pengeboran untuk air tanah, mineral, batubara dan panas bumi;- Alat-alat berat;- Peralatan survei geofisika (gaya berat, geomagnet, seismik, geolistrik,

magnetotelluric, induce polarization, peralatan logging);- Peralatan penanggulangan bencana (seismometer, data logger, tiltmeter,

extensometer, inclinometer, dll).Sarana dan Prasarana Umum:

- Gedung perkantoran- Pos pengamat gunung api di 70 lokasi- Gedung perpustakaan- Gedung bengkel alat berat dan pengeboran

1.4.5 hal-hal Penting yang dicapai hingga 2012 Sejumlah hasil kegiatan di awal periode RPJM 2010-2014 telah dicapai. Pencapaian

12 | BAB 1 PENDAHULUAN

hasil-hasil kegiatan tersebut merupakan modal dasar untuk pelaksanaan tugas dan fungsi serta pencapaian rencana kinerja tahun 2013. Hal tersebut menjadi modal dasar baik sebagai data dan informasi, serta metodologi awal yang diperlukan, mau-pun modal kepercayaan diri organisasi dan SDMnya karena telah berhasil mencapai sasaran kegiatan yang direncanakan. Hasil-hasil kegiatan berdasarkan pengelompok-an sub bidang atau aspek per Badan Geologi antara lain di bawah ini.

(a) Sumber daya geologiPencapaian kinerja untuk tahun 2012 terkait pengungkapan potensi sumber daya geologi dengan indikator jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (panas bumi, batubara, CBM, gambut, dan bitumen padat) tercapai 100%, atau 69 Rekomendasi/wilayah dari target sebanyak 69 rekomendasi/wilayah, yaitu:a. 23 wilayah keprospekan sumber daya panas bumi b. 19 wilayah keprospekan energi fosil.c. 18 wilayah keprospekan sumber daya minerald. 9 wilayah pemanfatan/optimasi sumber daya geologiRekomendasi capaian kinerja Wilayah kerja Pertambangan (WKP) dan Wilayah

Pertambangan (WP) tercapai 102,8% atau sebanyak 73 usulan WKP/WUP/WPN dari target 71 usulan WKP/WUP/WPN. Rincian realisasi capaian kinerja sasaran sebagai berikut:a. 5 usulan rekomendasi WKP panas bumib. 30 usulan rekomendasi WUP dan 3 usulan rekomendasi WPN mineral.c. 30 usulan rekomendasi WUP dan 1 usulan rekomendasi WPN batubara.d. 4 usulan rekomendasi WKP CBM

(b) Sumber daya MineralStatus potensi mineral logam tahun 2012 sesuai hasil penyelidikan dan pemuthakiran data neraca mineral logam yang diperoleh dari kegiatan penyelidikan dan data peru-sahaan (KK, KP dan IUP), maka diperoleh status sumber daya dan cadangan mineral logam seperti yang tersaji pada (Tabel 1.4).

Terdapat 24 jenis komoditi mineral logam yang memiliki data sumber daya dan/atau cadangan sesuai dengan UU No.4 Tahun 2009. Beberapa potensi mineral logam yang bersifat strategis seperti besi, tembaga, timah, nikel, bauksit, dan emas akan di-jelaskan secara rinci sebagai berikut: • Sumber daya bijih bauksit sebesar 971.720.142 ton dan cadangan bijih sebesar

432.860.526 ton dari jumlah lokasi data sumber daya terdiri dari 49 lokasi. Untuk jumlah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi sebanyak 145 dan jumlah IUP operasi produksi sebanyak 75. Keterdapatan bauksit sebagian besar berada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau.

• Sumber daya bijih nikel, sebesar 3,25 miliar ton dan cadangan bijih nikel sebesar 1, 16 miliar ton dari jumlah lokasi data sumber daya/cadangan sebanyak 100 lokasi. Di Pulau Sulawesi, tercatat dari 168 lokasi IUP Operasi Produksi terdapat 38 lokasi yang telah memiliki data sumber daya/cadangan, sedangkan di Pulau Maluku dari 10 lokasi IUP Operasi Produksi hanya terdapat 10 lokasi yang telah memiliki data sumber daya/cadangan.

• Sumber daya bijih tembaga sekitar 17,5 miliar ton dan cadangan bijih sekitar 3 miliar ton dari jumlah lokasi data sumber daya/cadangan sebanyak 63 lokasi. Jumlah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi sebanyak 135 sedangkan jumlah IUP operasi produksi sebanyak 40. Keterdapatan tembaga tersebar di wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nuas Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,

LAKIP Badan Geologi 2013 | 13

Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua. • Sumber daya bijih besi sebesar 712 juta ton dan cadangan bijih sekitar 65 juta

ton dari jumlah lokasi data sumber daya/cadangan sebanyak 62 lokasi. Jumlah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi yang telah diterbitkan sebanyak 457 sedangkan jumlah IUP operasi produksi sebanyak 169. Secara umum, besi tersebar di wilayah Pulau Sulawesi, Pulau Jawa, Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku dan Pulau Papua.

• Sumber daya bijih timah sebanyak 2.076.403 ton dan cadangan bijih timah sebesar 410.491 ton dari jumlah lokasi data sumber daya/cadangan sebanyak 62 lokasi. Keterdapatan timah tersebar di Provinsi Bangka Belitung, Riau dan Kepuluan Riau. Di wilayah Bangka Belitung, tercatat jumlah IUP Operasi Produksi sebanyak 572, namun hanya 15 lokasi yang terdata jumlah sumber daya/cadangannya. Begitu juga di Kepuluan Riau, dari jumlah IUP Operasi Produksi sebanyak 14, hanya 1 lokasi yang terdata jumlah sumber daya/cadangannya.

• Sumber daya bijih mangan tercatat sekitar 13,9 juta ton dan cadangan bijih mangan sekitar 4 juta ton dari jumlah lokasi data sumber daya/cadangan sebanyak 44 lokasi. Jumlah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi sebanyak 473 sedangkan jumlah IUP operasi produksi sebanyak 167. Keterdapatan mangan tersebar di wilayah provinsi Riau, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara.

• Sumber daya bijih cebakan emas primer adalah 28.225.619.943 tondengan kandungan logam emas9.837 ton, sedangkan total cadangan untuk bijih emas primer sebesar 3.351.248.566 ton dan logam emas 2.669 ton. Keterdapatan emas tersebar di wilayah provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

• Sebagian besar data sumber daya dan cadangan IUP Operasi Produksi belum terinventarisasi, sehingga nilai sumber daya dan cadangan yang tercatat masih

KomoditiTotal Sumber Daya (ton) Total Cadangan (ton)

Bijih Logam Bijih Logam

Emas Primer 28.225.619.943 9.837 3.351.248.566 2.669

Bauksit 971.720.142 391.917.295 432.860.526 166.379.206

Nikel 3.255.637.997 47.619.648 1.162.834.951 21.553.763

Tembaga 17.464.123.145 105.805.630 3.044.920.377 27.183.065

Besi 712.464.366 401.771.219 65.579.511 39.825.354

Pasir Besi 2.086.254.809 425.352.637 173.810.612 25.412.653

Mangan 13.952.263 5.684.458 4.078.029 4.078.029

Seng 624.641.336 7.299.423 5.844.091 795.803

Timah 449.420.641 2.076.403 801.245.947 410.491

Xenotim 23.165.947 326

Monasit 1.569.312.847 25.921 2.715

Tabel 1.4 Status Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam Tahun 2012

14 | BAB 1 PENDAHULUAN

belum optimal, mengingat masih sulitnya untuk mendapatkan laporan hasil kegiatan perusahaan IUP yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas data geosains, untuk itu diperlukan suatu mekanisme untuk mendapatkan laporan tersebut. Secara umum, penyebaran mineral strategis dapat dilihat pada (Gambar 1.6 dan 1.7). Status sumber daya mineral bukan logam tahun 2012 dan peningkatan potensi sumber daya serta cadangan mineral logam tahun 2009 – 2012, tersaji pada tabel diatas (Tabel 1.5).

(c) lingkungan geologi dan air tanahDalam aspek lingkungan geologi dan air tanah telah dicapai beberapa hasil antara lain:(i) Pemanfaatan air tanah sebagai sumber air bersih di daerah sulit air dengan target

200 titik, terealisasi sebanyak 176 titik (capaian kinerja 88%);(ii) rekomendasi teknis penataan ruang berbasis geologi dengan target 100 laporan

terealisasi sebanyak 98 laporan (capaian kinerja 98%);(iii) pemetaan kawasan kars dengan skala 1:50.000 dengan target 3 kawasan,

terealisasi sebanyak 3 kawasan (capaian kinerja 100%);

KOMODITI LOGAM2009 2010 2011 2012

SUMBER DAYA CADANGAN SUMBER DAYA CADANGAN SUMBER DAYA CADANGAN SUMBER DAYA CADANGAN

Bijih Nikel 2.057.833.658 363.850.000 2.633.500.434 576.914.000 2.849.133.367 1.178.711.998 3.255.637.997 1.162.834.951

Bijih Bauksit 502.748.000 145.903.500 551.961.397 179.503.546 588.998.897 275.994.074 971.720.142 432.860.526

Bijih Timah 449.375.296 528.338 449.374.640 684.108 449.420.641 773.267.947 449.420.641 801.245.947

Bijih Tembaga 4.925.066.645 32.251.100 4.925.066.645 31.551.874 5.915.070.145 3.044.920.377 17.464.123.145 3.044.920.377

Logam Emas 6.575 5.419 6.057 3.008 6.815 2.740 9.837 2.669

Bijih Mangan 10.909.107 938.24 11.195.341 4.078.029 11.195.341 4.078.029 13.952.263 4.078.029

Bijih Seng 586.991.336 6.719.091 586.741.336 6.944.091 588.941.336 5.844.091 624.641.336 5.844.091

Konsentrat Pasir Besi 1.647.785.123 4.732.000 1.649.833.893 4.732.000 1.583.805.981 173.810.612 2.086.254.809 173.810.612

Bijih Besi 393.195.697 2.216.005 563.073.744 29.884.494 643.858.053 48.189.555 712.464.366 65.579.511

(iv) penyelidikan lokasi untuk penyelidikan kondisi geologi teknik geodinamika dan infrastruktur dengan target 15 lokasi terealisasi sebanyak 15 lokasi (capaian kinerja 100%);

(v) lokasi pemetaan geologi lingkungan kawasan pertambangan untuk tata ruang pada skala 1:100.000 dengan target lokasi 7 lokasi terealisasi seluruhnya (capaian kinerja 100%);

(vi) jumlah Norma Standar Prosedur dan Kriteria Bidang Air Tanah, Geologi Teknik dan Geologi Lingkungan (NSPK) dengan target 6 NSPK telah terealisasi seluruhnya (capaian kinerja 100%).

(d) Mitigasi Bencana geologiDalam sub bidang mitigasi bencana geologi yang meliputi pula teknologi kegunung-apian, telah dicapai beberapa hasil, sebagai berikut:(i) terealisasinya 172 rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi dari 120 target;(ii) telah dilakukan pemantauan kegiatan 68 gunung api tipe A yang dipantau

Tabel 1.5 Perkembangan Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam Tahun 2009 - 2012

LAKIP Badan Geologi 2013 | 15

No NAMA KOMODITI

SUMBER DAYA JUMLAH SUMBER DAYA (TON)

PRODUKSI (TON)

SUMBER DAYA (TON) (Awal Thn 2013)Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur

1 Zeolit 85.002.000 113.100.000 49.908.000 27.000.000 275.010.000 304.897 274.705.103

2 Pasir kuarsa 17.157.890.500 166.307.000 619.788.000 117.614.000 18.061.599.500 31.964.402 18.029.635.098

3 Kaolin 907.509.000 51.530.000 97.149.200 12.189.064 1.068.377.264 2.542.013 1.065.835.251

4 Bentonit 448.686.500 108.263.520 58.249.000 0 615.199.020 1.805.802 613.393.218

5 Lempung 30.635.884.000 5.633.635.000 810.800.700 200.119.586 93.415.216.286 208.630.509 93.206.585.777

6 Felspar 3.699.810.000 3.621.331.000 402.914.000 1.500.000 7.725.555.000 965.003 7.724.589.997

7 Marmer 105.732.349.000 1.811.887.000 555.420.000 428.526.230 108.528.182.230 850.742 108.527.331.488

8 Batugamping 512.932.352.000 94.544.305.000 7.063.260.750 2.297.258.867 616.837.176.617 510.898.288 616.326.278.329

9 Granit 53.284.227.000 4.023.522.000 592.708.000 0 57.900.457.000 99.576.258 57.800.880.742

10 Dolomit 2.171.021.000 163.800.000 4.837.106.000 0 7.171.927.000 2.714.221 7.169.212.779

melalui pos PGA dan 37 gunung api yang dipantau melalui 10 regional center, dari keseluruhan target 105 gunung api;

(ii) telah dilakukan penyusunan pedoman mitigasi bencana gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah;

(iii) telah dilakukan peringatan dini sebelum terjadinya bencana untuk kasus bencana letusan gunung api dan prakiraan potensi kejadian gerakan tanah (tanah longsor) dan banjir bandang di setiap awal bulan beberapa provinsi di Indonesia;

(iv) telah dilakukan pengembangan dan aplikasi teknologi pemantauan gunung api.

Tabel 1.6 Perkembangan Sumber Daya dan Cadangan Mineral Bukan Logam Tahun 2012

Gambar 1.6 Diagram status potensi sumber daya dan cadangan mineral tahun 2009-2012.

16 | BAB 1 PENDAHULUAN

(e) geo-Sains dan geo-InformasiHingga 2013 kondisi umum pencapaian meliputi:• telah dibuat peta geologi skala 1:50.000, dengan metode interpretasi/analisis

citra inderaan jauh Pencapaian Tahun 2012: 747 lembar peta pada lokasi Papua.

• telah dilakukan survei dinamika cekungan, Pencapaian Tahun 2012: 4 (empat) lokasi survei cekungan, yaitu Cekungan Timor Barat, Cekungan Taliabu, Cekungan Misool, Cekungan Buru.

• telah dibuat atlas cekungan, kegiatan membuat atlas dari suatu cekungan dengan merangkum berbagai data dan informasi geologi guna mengetahui konfigurasi dari tiap-tiap cekungan telah menghasilkan 11 (sebelas) atlas cekungan Pencapaian Tahun 2011: 4 (empat) atlas cekungan, yaitu Cekungan

Gambar 1.7 Diagram status potensi sumber daya dan cadangan mineral tahun 2009-2012.

Gambar 1.8 Status potensi sumber daya mineral nonlogam tahun 2006-2012.

Gambar 1.9 Status potensi sumber daya mineral nonlogam tahun 2006-2012.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 17

Barito, Cekungan Serayu, Cekungan Bengkulu, Cekungan Tarakan. Pencapaian Tahun 2012: 3 (tiga) atlas cekungan yaitu Cekungan.

• telah dilakukan pengembangan konsep geosains, pencapaian pada kegiatan ini antara lain, (1) Korelasi Stratigrafi Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia. (2) Studi Manusia Purba (Hominid), Flores. (3) Metalogeni Jawa-Sumatra dan Kalimantan.

• telah dilaksanakan assesment geosains minyak dan gas bumi (migas), kegiatan ini merupakan salah satu yang mendukung kegiatan prioritas pembangunan energi nasional dalam hal pengungkapan potensi cadangan minyak dan gas bumi. Kegiatan ini mulai dilakukan oleh Pusat Survei Geologi pada tahun 2012. Pencapaian pada tahun 2012 antara lain, studi potensi minyak dan gas bumi pada 3 (tiga) lokasi yaitu Lariang-Sulawesi Barat, Tanimbar-Papua Selatan dan blok West Madura.

• telah dilaksanakan Survei Dinamika Kuarter,. Tahun 2012, menghasilkan 2 (dua) lembar peta geomorfologi yaitu lembar Kudus dan lembar Rembang, 1(satu) lembar peta geologi kuarter yaitu lembar Pati, survei pelulukan dan penelitian perubahan iklim di daerah Demak, Jawa Tengah.

• telah tersedianya peta magnetik udara bertujuan untuk menghasilkan data dan informasi geologi yaitu survei dengan tinggi terbang dalam kisaran 100 hingga 200 meter di atas terrain. Kegiatan ini telah dilakukan oleh Pusat Survei Geologi sejak tahun 2010. Pencapaian tahun 2010 adalah sepanjang 100.000 line km dengan lokasi Papua, tahun 2011 tercapai 49.000 line km dengan lokasi Papua bagian Tengah dan tahun 2012 tercapai 87.000 line km dengan lokasi Maluku.

• telah tersediannya peta geokimia Tahun 2012, terealisasi sebanyak 30 (tiga puluh) lembar dengan lokasi Kalimantan (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah Bag. Selatan, Jawa Timur Bag.Barat), meliputi lembar Amuntai, Sampanahan, Banjarmasin, Kotabaru, Tewah/Kualakurun, Palangkaraya, Buntok, Amuntai, Rembang, Jatirogo, Tuban-Surabaya, Ngawi, Bojonegoro, Mojokerto, Ponorogo, Madiun, Pacitan, Tulungagung.

• telah tersedianya atlas patahan aktif Tahun 2012: Kegiatan Atlas Patahan Aktif menghasilkan 6 (enam) yaitu 1 (satu) lembar Peta Sesar Aktif Sulawesi Tengah (skala 1:500.000), 3 (tiga) Peta Seismotektonik (Skala 1:150.000 ) Lembar Palu, Poso dan Ampana Skala 1:150.000 dan 2 (dua) lembar peta mikrozonasi (skala 1:50.000) Kota Palu.

• telah dilakukan pemetaan kawasan rawan bencana gunungapi, peta geologi gunung api, peta zona kerentanan gerakan tanah, peta mikrozonasi, peta KRB gempa bumi, peta KRB tsunami dan peta risiko gempa bumi/tsunami, gerakan tanah dan gunung api dengan target 45 laporan dan 45 peta dan terealisasi 100 %;

• telah tersedianya rekomendasi capaian kinerja kegiatan Pemutakhiran Basis data, Neraca, Atlas Peta, Metadata Sumber Daya Geologi, terlaksana 100% (7 paket data) sesuai target indikator kinerja sasaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Termutakhirkan neraca/database sumber daya panas bumi • Termutakhirkan neraca/database sumber daya batubara • Termutakhirkan neraca/database sumber daya CBM • Termutakhirkan neraca/database sumber daya Bitumen padat • Termutakhirkan neraca/database sumber daya mineral • Atlas peta sumber daya geologi per-kabupaten yang termutakhirkan

1326 lembar• metadata sumber daya geologi yang termutakhirkan 330 lembar

• tercapainya target pengunjung museum kegeologian di badan geologi yang

18 | BAB 1 PENDAHULUAN

realisasinya hampir mendekati dua kali lipat target yaitu sebanyak 1.042.683 pengunjung

(f ) tata laksana KepemerintahanTata laksana kepemerintahan sebagaimana di tingkat nasional, diarahkan untuk men-capai reformasi birokrasi. Pencapaian di bidang ini meliputi peningkatan kompetensi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, sebagaimana telah dikemukakan sebe-lumnya.

Pencapaian lainnya adalah di bidang tata kerja atau prosedur kerja menuju pe-layanan prima. Dalam hal ini Badan Geologi ikut aktif dalam merumuskan sejumlah Standard Operating Procedures (SOP), baik yang bersifat internal maupun eksternal di lingkungan KESDM. Hal yang sama di bidang pengembangan peraturan perun-dang-undangan dan teknologi informasi untuk pelayanan publik dan pengembangan organisasi yang efektif. Badan Geologi aktif di dalam perumusan konsep dan penataan aspek-aspek prasyarat reformasi birokrasi.

1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1.5.1 ruang lingkupLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun dengan acuan teknis berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Peneta-pan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Instruk-si Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (AKIP). Inpres ini memberikan tuntutan kepada semua instansi pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja pemerintah yang utuh yang dikerang-kakan dalam suatu sistem AKIP.

Maksud penyusunan LAKIP Badan Geologi KESDM Tahun 2013 adalah mel-aporkan tentang akuntabilitas kinerja yang meliputi sasaran, target dan pencapaian ki-nerja kegiatan serta akuntabilitas keuangan Badan Geologi selama tahun 2013. Ada-pun tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk meningkatkan kinerja Badan Geologi, KESDM yang diharapkan dapat menjadi sarana untuk pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good gov-ernance) serta dapat umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan peri-ode berikutnya.

Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Badan Geologi akan tercermin dari sejauh mana produk yang dihasilkan oleh Badan Geologi dapat dimanfaatkan oleh subsektor maupun sektor lain. Hal ini dapat terwujud dengan adanya kinerja aparatur negara yang memiliki kapasitas dan kapabilitas bekerja yang transparan, pro-porsional, dan akuntabel.

Penyusunan LAKIP Badan Geologi 2013 tidak terlepas dari penyusunan LAKIP KESDM 2012. Kinerja terpenting dari Badan Geologi mendukung dan menjadi salah satu dasar penyusunan kinerja KESDM tahun yang sama. Sebagai contoh, keber-hasilan dalam pelaksanaan kegiatan terkait sumber daya geologi berkontribusi pada kinerja KESDM di bidang kemandirian energi atau keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri.

1.5.2 Sistematika Pembahasan Untuk mencapai maksud penyusunan LAKIP Badan Geologi 2013, setelah Bab

LAKIP Badan Geologi 2013 | 19

1 Pendahuluan, pembahasan selanjutnya disampaikan dalam 4 bagian, yaitu: Bab 2 Perencanaan Strategis, Bab 3 Rencana Kinerja 2012; Bab 4 Akuntabilitas Kinerja, dan Bab 5 Penutup.

Bagian terpenting dari LAKIP ini adalah Bab 4 Akuntabilitas Kinerja. Sistemati-ka pembahasan pada Bab 4 disampaikan dengan alur sebagai berikut: pembahasan dimulai dengan penyampaian lingkup dan metode pengukuran kinerja (Subbab 4.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013), kemudian dilanjutkan dengan Anali-sis Capaian Kinerja (Subbab 4.2), dan diakhiri dengan penyampaian Akuntabilitas Keuangan (Subbab 4.3). Subbab 4.2 Analisis Capaian Kinerja untuk masing-masing sasaran kinerja 2013 terdiri atas tiga pembahasan, yaitu: realisasi capaian, evaluasi ca-paian kinerja, dan gambaran kinerja yang mendukung pencapaian tiap sasaran.

Kegiatan Badan Geologi Tahun 2013 ada dalam lingkup Perencanaan strategis (Rens-tra) Badan Geologi 2010-2014. Renstra ini disusun dengan berpedoman kepada tugas dan fungsi Badan Geologi, Renstra KESDM pada periode yang sama (2010-2014), dan isu dan kondisi lingkungan strategis terkait kegeologian. Selain itu, peran dan po-sisi bidang geologi dalam pembangunan, agenda pembangunan bidang geologi, serta pencapaian yang sudah diraih oleh Badan Geologi hingga tahun 2012.

Pada prinsipnya tidak ada perubahan yang mendasar dari Renstra Badan Geologi 2010-2014 pada tahun 2013 dibanding tahun 2012, sebab Renstra tersebut telah dis-usun dengan mengakomodir sasaran dan target yang diperlukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun (2010-2014). Namun demikian, beberapa perubahan yang telah dis-esuaikan dengan perkembangan kebutuhan, namun masih dalam koridor perubahan yang dimungkinkan, dilakukan pada target dan sasaran dalam tahun 2013 ini. Sebagai contoh, beberapa sasaran terkait dengan isu Indonesian Economic Development Corri-dor (IEDC) yang kini telah berkembang menjadi isu MP3EI (Master Plan Percepatan Perluasan Ekonomi Indonesia).

Sebagaimana Renstra pada umumnya, Renstra Badan Geologi 2010-2014 men-yampaikan visi dan misi, tujuan strategis, sasaran strategis, program dan kegiatan pokok, kebijakan dan strategi. Paparan tentang sasaran strategis dilengkapi pula den-gan indikator kinerja utama dari Badan Geologi. Sedangkan program dan kegiatan merupakan program dan kegiatan Nasional yang bersifat given dari Bappenas, dalam hal ini disandingkan dengan Agenda Pembangunan bidang Geologi. Program Nasi-onal yang bersifat given dari Bappenas untuk Badan Geologi adalah “Program Miti-gasi, Penelitian dan Pelayanan bidang Geologi” sebagaimana dipaparkan lebih lanjut pada sub bab 2.4.

2.1 VISI DAN MISI

Visi Badan geologi adalah “Geologi untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat”. Visi tersebut merupakan rumusan singkat dari visi mewujudkan geologi untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat pada 2025.

Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, misi Badan Geologi adalah:• Mengungkap kekayaan sumber daya geologi untuk mendukung ketahanan energi,

pemenuhan bahan baku industri, dan pengelolaan air tanah. • Melakukan mitigasi bencana geologi untuk perlindungan manusia dan harta

Perencanaan StrategisBab 2

22 | BAB 2 PERENCANAAN STRATEGIS

benda.• Menyediakan data dan informasi geologi untuk pengembangan berbagai sektor

pembangunan.• Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan bidang geologi dalam

rangka penyediaan informasi sumber daya, lingkungan, dan kebencanaan geologi.

2.2 TUJUAN STRATEGIS

Dalam rangka mencapai visi melalui misi sebagaimana tersebut di atas, ditetapkan 5 tujuan strategis Badan Geologi untuk masa 2010-2014 yang merupakan gambaran kondisi yang ingin dicapai pada akhir periode 2014, yaitu: • Tercapainya pemahaman dan pelayanan sains geologi dan geo-informasi untuk

pengungkapan sumber daya geologi, pengembangan lingkungan geologi, dan mitigasi bencana

• Tercapainya peningkatan status sumber daya geologi dan penyiapan wilayah kerja pertambangan (WKP) dan wilayah pertambangan (WP) untuk mendukung pasokan energi dan mineral serta investasi sektor ESDM

• Tersedianya data dan informasi, dan pelayanan dalam rangka mitigasi bencana gunungapi, gerakan tanah, dan bencana geologi lainnya

• Tersedianya data dan informasi dan pelayanan lingkungan geologi dan air tanah untuk penataan ruang, peningkatan kualitas lingkungan; dan penyediaan air bersih

• Tercapainya kinerja dan akuntabilitas tatalaksana kepemerintahan penelitian dan pelayanan bidang geologi.

2.3 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Guna mencapai kelima Tujuan Strategis sebagaimana tersebut di atas, maka ditetapkan Sasaran Strategis. Dalam periode RPJM tahap kedua, 2010-2014 ini, terdapat 7 Sasaran Strategis Badan Geologi, sebagai berikut:1. Meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan pelayanan administrasi kepada

semua unsur di lingkungan Badan Geologi 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan dan pelayanan

geologi 3. Meningkatnya pemanfaatan informasi geologi (geo-information) bagi masyarakat 4. Meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekaan sumber daya geologi 5. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pemetaan bidang

lingkungan geologi dan air tanah6. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang

vulkanologi dan mitigasi bencana geologi 7. Meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan metoda dan teknologi dalam

mendukung upaya mitigasi bencana geologiDi bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing sasaran strategis tersebut:

1. Meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Badan Geologi

Sasaran strategis pertama ini ditujukan guna pencapaian tujuan strategis kelima, yaitu: “tercapainya kinerja dan akuntabilitas tata laksana kepemerintahan penelitian dan pelayanan bidang geologi”. Dalam kegiatan ini dilakukan pengembangan legislasi dan regulasi kegeologian, penataan tata kelola dan pengembangan budaya organisasi kepemerintahan bidang geologi peningkatan sarana dan prasarana, dan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka pencapaian sasaran ketujuh ini juga dilakukan peningkatan pelayanan publik menuju pelayanan prima, peningkatan kinerja, dan kerja sama, baik dalam negeri

LAKIP Badan Geologi 2013 | 23

maupun luar negeri.2. Meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan dan pelayanan

geologi Sasaran strategis kedua ini ditujukan guna pencapaian tujuan strategis pertama,

yaitu: “tercapainya pemahaman dan pelayanan sains geologi dan geo informasi untuk pengungkapan sumber daya geologi, pengembangan lingkungan geologi, dan mitigasi bencana”. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan penelitian jalur metalogenik, magmatisme, dan dinamika cekungan, geologi kuarter, geokimia dan geofisika, paleontologi, sesar aktif, mikrozonasi kegempaan, dan sains geologi lainnya. Dalam pencapaian sasaran kelima juga dilakukan penyusunan peta geologi dan peta-peta dasar lainnya serta pengolahan data dan informasi menjadi geo-informasi.

3. Meningkatnya pemanfaatan informasi geologi (geo-information) bagi masyarakat Sasaran strategis ketiga ini ditujukan guna pencapaian tujuan strategis ketiga,

yaitu: “meningkatkan penelitian dan pelayanan sains-geologi dan geo-informasi untuk pengembangan ilmu kebumian dan aplikasi dalam penelitian sumber daya geologi, lingkungan geologi, dan mitigasi bencana geologi”. Dalam kegiatan ini dilakukan penelitian koleksi museum, pelayanan peragaan dan pemeliharaan koleksi, serta pelayanan peta dan informasi lainnya terkait sains geologi dan geo-informasi.

4. Meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi Sasaran strategis keempat tersebut diatas ditujukan guna pencapaian tujuan

strategis pertama dan kedua, yaitu: “tercapainya pemahaman dan pelayanan sains geologi dan geo informasi untuk pengungkapan sumber daya geologi, pengembangan lingkungan geologi, dan mitigasi bencana” dan “tersedianya informasi dan pelayanan sumber daya geologi untuk pengungkapan kekayaan sumber daya mineral dan energi”. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan kegiatan survei lapangan, analisis laboratorium, dan pengolahan data dalam aspek sumber daya mineral logam dan non logam, batubara, gambut, bitumen padat, CBM (coal-bed methane), dan panas bumi serta evaluasi potensi minyak dan gas bumi Indonesia. Selain itu, dilakukan pula pengolahan data sumber daya geologi sehingga diperoleh informasi potensi dan neraca sumber daya geologi baik dalam bentuk peta, sistem informasi (web map), maupun tabulasi-tabulasi data, dan rekomendasi wilayah kerja pertamabangan (WKP), WPN dan WUP.

5. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pemetaan bidang lingkungan geologi dan air tanah

Sasaran strategis keenam diarahkan guna pencapaian tujuan strategis ketiga, yaitu: “tersedianya data dan informasi, dan pelayanan dalam rangka mitigasi bencana gunung api, gerakan tanah, dan bencana geologi lainnya”. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan kegiatan penelitian lapangan, analisis laboratorium, dan pengolahan data berkenaan dengan hidrogeologi, air tanah, geologi teknik, dan geologi lingkungan. Dalam pencapaian sasaran kedua ini dilakukan pula penyusunan peta hidrogeologi, air tanah, geologi teknik dan geologi lingkungan serta pengeboran air tanah di daerah sulit air.

6. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi

Sasaran strategis ketujuh ditujukan guna pencapaian tujuan strategis ketiga, yaitu: “tersedianya data dan informasi, dan pelayanan dalam rangka mitigasi bencana gunung api, gerakan tanah, dan bencana geologi lainnya”.Untuk mencapai sasaran ini dilakukan kegiatan pemetaan geologi gunung api, penyusunan peta kawasan rawan bencana geologi, pengamatan gunung api, peringatan dini dan tanggap darurat bencana letusan gunung api, penelitian pasca bencana geologi;

fera
Note
sasaran strategis kelima diarahkan guna pencapaian tujuan strategis keempat, yaitu: tersedianya data dan informasi dan pelayanan lingkungan geologi dan air tanah untuk penataan ruang, peningkatan kualitas lingkungan; dan penyediaan air bersih". Untuk pencapaian sasaran ini dilakukan kegiatan penelitian lapangan, analisis laboratorium, dan pengolahan data berkenaan dengan hidrogeologi, air tanah, geologi teknik, dan geologi lingkungan. dalam pencapaian sasaran ini dilakukan pula penyusunan peta hidrogeologi, air tanah, geologi teknik dan geologi lingkungan serta pengeboran air tanah di daerah sulit air
fera
Note
Sasaran strategis keenam ditujukan guna pencapaian tujuan strategis ketiga, yaitu: "tersediannya data dan informasi, dan pelayanan dalam rangka mitigasi bencana gunung api, gerakan tanah, dan bencana geologi lainnya". unruk mencapai sasaran ini dilakukan kegiatan pemetaan geologi gunung api, penyusunan peta rawan bencana geologi, pengamatan gunung api, peringatan dini dan tanggap darurat bencana letusan gunung api, penelitian pasca bencana geologi; dan pemberian rekomendasi mitigasi bencana geologi. khususnya dalam pencapaian sasaran ketiga ini dilakukan juga fungsi regulasi berkaitan dengan mitigasi bencana, khususnya bencana letusan gunung api.

24 | BAB 2 PERENCANAAN STRATEGIS

dan pemberian rekomendasi mitigasi bencana geologi. Khusus dalam pencapaian sasaran ketiga ini dilakukan juga fungsi regulasi berkaitan dengan mitigasi bencana, khususnya bencana letusan gunung api.

7. Meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan metoda dan teknologi dalam mendukung upaya mitigasi bencana geologi

Sasaran strategis ketujuh diarahkan guna pencapaian tujuan strategis kesatu dan ketiga, yaitu: “tercapainya pemahaman dan pelayanan sains geologi dan geo informasi untuk pengungkapan sumber daya geologi, pengembangan lingkungan geologi, dan mitigasi bencana” dan “tersedianya data dan informasi, dan pelayanan dalam rangka mitigasi bencana gunung api, gerakan tanah, dan bencana geologi lainnya”. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan rekayasa teknologi dan pengembangan instrumen untuk pemantauan kebencanaan, khususnya bencana gunung api.

Sasaran tahun 2013 merupakan tindak lanjut di tahun ketiga dari sasaran rencana aksi bidang geologi 2010-2014. Penyusunan rencana aksi bidang geologi 2010-2014 memuat paradigma baru pembangunan bidang kegeologian, sebagai implikasi dari fokus pembangunan sektor ESDM 2010-2014 yang telah memuat secara tersurat isu-isu kegeologian secara komprehensif, mulai dari geologi sumber daya energi dan mineral, lingkungan, dan kebencanaan.

2.4 PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK

Tema program dan kegiatan bidang geologi 2010-2014 adalah “Terwujudnya peng-ungkapan potensi geologi Indonesia untuk kesejahteraan dan perlindungan masya-rakat”

KESDM mempunyai tugas antara lain melaksanakan penelitian dan pelayanan bidang geologi yang dilaksanakan oleh Badan Geologi. Identifikasi, survei, penyeli-dikan, penelitian, serta eksplorasi potensi aspek geologi yaitu aspek sains geologi (geo-science), sumber daya geologi (geo-resources), lingkungan geologi (geo-environ-ment), dan kebencanaan atau bahaya geologi (geo-hazards) merupakan kegiatan hulu dan dasar dari pengelolaan sumber daya energi dan mineral, pengelolaan lingkungan, serta sebagian besar dari mitigasi bencana alam.

Pengungkapan potensi geologi untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat mengandung arti bahwa potensi sumber daya alam Indonesia yang berada di bawah permukaan tanah perlu diungkapkan dalam bentuk data dan informasi sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan investasi, penataan ruang berbasis geologi, dan miti-gasi bencana geologi. Terwujudnya pengungkapan potensi geologi antara lain terwu-judnya peningkatan status potensi sumber daya geologi menjadi cadangan, penataan ruang berbasis geologi, pemenuhan kebutuhan air bersih, mitigasi bencana geologi, pelayanan informasi geologi.

Program dan Kegiatan Badan Geologi mengacu kepada Program Pembangunan Nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) disusun guna pencapaian sasaran strategis, tujuan strategis, misi dan visi. Sesuai dengan hasil restrukturisasi program dan kegiatan RPJMN 2010-2014, maka Badan Geologi memiliki satu program dan tujuh kegiatan, yaitu: PrOgraM PenelItIan, MItIgaSI dan PelaYanan geOlOgI dan tujuh kegiatan itu adalah:1. Kegiatan Dukungan Manajemen, Dukungan Teknis dan Pelayanan Bidang

Geologi2. Kegiatan Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya Geologi3. Kegiatan Dokumentasi Koleksi dan Pelayanan Museum Geologi

LAKIP Badan Geologi 2013 | 25

No Agenda Pembangunan Bidang Geologi 2010-2014

Program dari Bappenas 2010-2014

Kegiatan dari BappenasTahun 2013

1.Peningkatan Tata Laksana Kepemerintahan

PENELITIAN, MITIGASI, DAN PELAYANAN GEOLOGI

Kegiatan Manajemen, Dukungan Teknis, dan Pelayanan Sekretariat BAdan GeologiKegiatan Survei dan Pelayanan GeologiKegiatan Dokumentasi Koleksi dan Pelayananan Museum GeologiKegiatan Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya GeologiKegiatan Penelitian dan Pelayanan Sumber Daya GeologiKegiatan Penelitian dan Pelayanan Geologi dan Air TanahKegiatan Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan GeologiKegiatan Riset dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi

2. Pengembangan Sumber Daya Energi Kegiatan Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya GeologiKegiatan Survei dan Pelayanan Geologi

3. Pengembangan Sumber Daya MineralKegiatan Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya GeologiKegiatan Survei dan Pelayanan Geologi

4. Pengembangan Sumber Daya Air Tanah Kegiatan Penelitian dan Pelayanan Geologi Lingkungan dan Air Tanah

5. Peningkatan Mitigasi Bencana Geologi Kegiatan Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan GeologiKegiatan Riset dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi

6.Pengembangan Lingkungan Geologi, Penataan Ruang, dan Geopark

Kegiatan Penelitian dan Pelayanan Geologi Lingkungan dan Air TanahKegiatan Survei dan Pelayanan Geologi

7. Pengembangan Geo-Informasi

Kegiatan Manajemen, Dukungan Teknis, dan Pelayanan Sekretariat Badan Geologi Kegiatan Survei dan Pelayanan GeologiKegiatan Dokumentasi Koleksi dan Pelayanan Museum GeologiKegiatan Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya GeologiKegiatan Penelitian dan Pelayanan Geologi Lingkungan dan Air TanahKegiatan Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan GeologiKegiatan Riset dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi

4. Kegiatan Penelitian dan Pelayanan Geologi Lingkungan dan Air Tanah5. Kegiatan Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Geologi6. Kegiatan Survei dan Pelayanan Geologi7. Kegiatan Riset dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi

2.5 KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Kebijakan umum atau kebijakan strategis telah merumuskan kebijakan umum atau kebijakan strategis dalam menghadapi pembangunan Nasional kedepan, terutama periode 2010-2014. Kebijakan strategis tersebut disusun untuk mengoptimalkan peran geologi bagi sektor ESDM dan sektor strategis Nasional lainnya yang terkait. Kebijakan strategis kegeologian tersebut adalah:(1) Pengungkapan potensi sumber daya geologi;(2) Peningkatan manajemen sumber daya geologi yang menekankan pada alokasi

dan konservasi sumber daya;(3) Pengungkapan potensi geologi lingkungan untuk penataan ruang dan

pengelolaan lingkungan dan pengembangan keanekaragaman geologi;(4) Pemenuhan kebutuhan air bersih dari pemanfaatan air tanah;(5) Peningkatan kemampuan mitigasi bencana geologi;(6) Peningkatan ketersediaan data dasar geologi;(7) Pengembangan konsep geologi untuk pengungkapan potensi geologi;(8) Peningkatan pelayanan publik melalui pengelolaan, penyediaan serta

penyebarluasan data dan informasi geologi;(9) Pemberdayaan kerja sama internasional dalam rangka peningkatan hubungan

diplomatik dan pencarian sumber-sumber potensi geologi.

Tabel 2.1 Agenda Pembangunan Bidang Geologi dan Program Nasional Terkait

26 | BAB 2 PERENCANAAN STRATEGIS

Tindak lanjut dari masing–masing dari sembilan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui tujuh agenda pembangunan kegeologian. Ketujuh agenda tersebut adalah:1. Pengembangan Sumber Daya Energi2. Pengembangan Sumber Daya Mineral3. Pengembangan Sumber Daya Air Tanah4. Mitigasi Bencana Geologi5. Lingkungan Geologi dan Penataan Ruang6. Pengembangan Geo-Informasi7. Tata Laksana Kepemerintahan

Masing-masing agenda tersebut memuat kebijakan yang lebih rinci atau pengem-bangan dari kebijakan strategis tersebut guna pencapaian sasaran dan rencana aksi sasaran untuk berkontribui pada pemecahan isu strategis Nasional dan isu sektor ESDM terkait kegeologian. Arah kebijakan 2013 melaksanakan seluruh kebijakan pembangunan kegeologian yang diturunkan dari kebijakan strategis tersebut, sebagai berikut:• Peningkatanpengungkapanpotensisumberdayaenergifosildanpanasbumi• Peningkataneksplorasibidangenergifosildanpanasbumiolehindustri• Peningkatanmanajemensumberdayaenergiyangmenekankanpadaalokasidan

konservasi sumber daya energi • Pengembanganrancangbangun/perekayasaanbidangsumberdayaenergi• Peningkatanpengungkapanpotensisumberdayamineral• Peningkataneksplorasibidangmineralolehindustri• Peningkatanmanajemensumberdayamineralyangmenekankanpadaalokasi

dan konservasi sumber daya mineral• Pengembanganrancangbangun/perekayasaanbidangsumberdayamineral• Pengembanganpenelitianuntukmedical geology• Peningkatanketersediaandataairtanah• Peningkatanpemenuhankebutuhanairbersihbersumberdariairtanah• Peningkatanpengendalianpengambilanairtanah• Optimalisasipenataanruangberbasisgeologi• Peningkatanketersediaandatageologiuntukpembangunan infrastrukturvital

dan strategis• Pengurangandegradasilingkunganakibatpemanfaatansumberdayageologi• Pengkajiangeologiuntukmitigasidanadaptasiperubahaniklimglobal• Peningkatanpengelolaanlahangambutuntukbangunan/infrastruktur• Peningkatanmitigasibencanageologi• Pengembangandanpenguasaaniptekkebencanaangeologi• Pelayananmitigasibencanageologi• Peningkatan capacity building untuk pemerintah daerah dan masyarakat di

bidang kebencanaan geologi• Peningkatanketersediaandatadasargeologi• Pengembangan dan pemanfaatan keanekaragaman geologi dan geopark• Peningkatanpemanfaatangeosainsuntukmempelajarifenomenaalam• Peningkatansisteminformasikegeologian• Peningkatanjumlahpegawaiyangkompeten• Peningkatanpelayananpublik• PenataanorganisasiBadanGeologi• Pengembanganteknologisaranadanprasaranateknik• Pengembanganperaturanperundang-undanganbidanggeologi• PerlindunganhakciptaprodukBadanGeologi• Optimalisasikerjasamanasionaldaninternasional

3.1 PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG GEOLOGI 2013

Prioritas Pembangunan Nasional adalah pembangunan-pembangunan yang dipriori-taskan guna menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa dan negara di masa kini dan mendatang. Sebagian sumber daya dan kebijakan diprioritaskan untuk men-jamin pelaksanaan dari Prioritas Pembangunan Nasional tersebut. Pada tahun 2013 telah ditetapkan sebanyak 11 Prioritas Pembangunan Nasional, yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemi-skinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) en-ergi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

Dari sebelas Prioritas Pembangunan Nasional tersebut diatas, pembangunan yang dapat terkait langsung dengan pembangunan bidang geologi adalah energi; reformasi birokrasi; infrastruktur; lingkungan hidup dan bencana, daerah tertinggal, terdepan dan terluar; dan reformasi birokrasi. Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional dengan bidang geologi tersebut juga dapat dilihat dari isu-isu pembangunan bidang geologi sebagaimana telah dipaparkan pada Bab 2.

Selanjutnya, Prioritas Pembangunan Nasional terkait bidang geologi tersebut mendukung pada 3 fokus Sektor ESDM pada pembangunan jangka menengah 2010-2014, yaitu: 1) Mendukung Pembangunan Ekonomi, 2) Meningkatkan Pasokan Mineral dan Energi, dan 3) Mendukung pelestarian lingkungan. Keterkaitan antara Prioritas Pembangunan Nasional, pembangunan bidang geologi, dengan fokus dan isu sektor ESDM serta sub bidang geologi yang relevan disajikan pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1.

3.2 SASARAN KINERJA 2013

Sasaran tahun 2013 merupakan tahun keempat dari sasaran rencana aksi bidang geologi 2010-2014. Penyusunan rencana aksi bidang geologi 2010-2014 memuat par-adigma baru pembangunan bidang kegeologian, sebagai implikasi dari fokus pem-bangunan sektor ESDM 2010-2014 yang telah memuat secara tersurat isu-isu ke-geologian secara komprehensif, mulai dari geologi sumber daya energi dan mineral, lingkungan, dan kebencanaan.

Rencana KinerjaBab 3

28 | BAB 3 RENCANA KINERJA

Pada tahun 2013 direncanakan sejumlah kegiatan guna melanjutkan pencapaian sasaran dan target serta indikator kinerja utama 2010-2014 yang telah dimulai pada tahun 2010. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mencapai sasaran dengan indikator pencapaiannya dan rencana anggaran biayanya.

Dalam rangka mewujudkan tujuan Badan Geologi dan untuk mendukung pri-oritas pembangunan nasional, maka sasaran yang ingin dicapai Badan Geologi pada tahun 2013 dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Tersedianya rancangan kebijakan, standar dan pedoman dalam bidang

penyelidikan, penelitian dan pelayanan survei informasi dasar geologi, sumber daya geologi, lingkungan geologi, vulkanologi, dan mitigasi bencana geologi;

2. Tersusunnya dan bertambahnya komunikasi data dan informasi sains geologi untuk kehandalan pengungkapan potensi sains geologi hasil survei geologi bagi kepentingan ekonomi, pengelolaan lingkungan dan perlindungan manusia nasional dan daerah dengan tersedianya basis data, sistem dan jaringan informasi, pengolahan dan analisis data dan informasi yang akurat, terkini dan mudah diakses;

No ISU NASIONAL TERKAIT BIDANG GEOLOGI FOKUS DAN ISU SEKTOR ESDM TERKAIT SUB BIDANG GEOLOGI PADA

BADAN GEOLOGI

1.2.

Ketahanan EnergiIndustri Mineral

Mendukung Pembangunan EkonomiPeran sektor ESDM dalam penerimaan negaraPeningkatan investasi

Sumber Daya Energi dan Sumber Daya Mineral Geosains dan geo-informasi

Meningkatkan Pasokan Mineral dan Energi

Ketergantungan terhadap BBM

Pengembangan energi alternatif

Pengelolaan sumber daya mineral dan batubara Peran daerah dalam pengembangan energi

3.

4.

5.

Lingkungan dan Perubahan Iklim

Tata ruang dan Pengembangan Wilayah

Air & Lingkungan

Mendukung Pelestarian LingkunganKerusakan lingkungan hidupPerubahan iklim

Geologi lingkungan, geologi teknik, & air tanah Sumber Daya Energi dan Sumber Daya MineralGeosains dan geo-informasi

6. Bencana AlamMendukung Pelestarian Lingkungan

Kerusakan lingkungan hidupPerubahan iklim

Mitigasi Bencana Geologi Geosains & geo-informasi

7.Pengembangan Informasi Geologi

Fokus 1, 2, dan 4 tersebut diatas Geosains & geo-informasi

8. Ketahanan PanganMeningkatkan Pasokan Mineral dan Energi

Pengelolaan sumber daya mineral Sumber Daya Energi dan Mineral Geosains & geo-informasi

9. Batas wilayah NKRIMendukung Pembangunan EkonomiMeningkatkan Pasokan Mineral dan Energi

Sumber Daya Energi dan MineralGeosains & geo-informasi

10.Peraturan Perundangan-undangan dan reformasi birokrasi

Mendukung fokus 1, 2, dan 4 tersebut di atasTata Laksana Kepemerintahan bidang geologi

Tabel 3.1 Kaitan antara Isu Nasional terkait bidang geologi, fokus dan isu sektor ESDM; dan sub bidang geologi pada Badan Geologi

LAKIP Badan Geologi 2013 | 29

3. Terciptanya penerapan sains geologi bagi kepentingan pemanfaatan, konservasi sumber daya geologi, dan potensi geologi lainnya, serta perlindungan lingkungan sebagai bentuk pelayanan jasa eksplorasi, penelitian, pengembangan dan laboratorium serta pelayanan publik yang standar dan memberikan wawasan dan kemampuan pengelolaan potensi sains geologi nasional dan daerah;

4. Meningkatnya penyelidikan dan eksplorasi bawah permukaan/geofisika untuk percepatan penyiap an WUP/WKP dan Tata Ruang sektor ESDM;

5. Meningkatnya kajian serta penetapan Kawasan Andalan, Kawasan Stategis Nasional, Kawasan Peruntukan Pertambangan dan WPN, WUP serta WPR untuk Penataan Ulang Tata Ruang sektor ESDM sesuai UU No. 26 Tahun 2007, PP 26 Tahun 2008 dan UU pertambangan Mineral dan Batubara;

6. Dihasilkannya rumusan bahan kebijakan undang-undang dan peraturan pemerintah; pengaturan norma, standar, kriteria, pedoman, dan prosedur; serta pemberian rekomendasi bidang survei dan sains geologi yang memberikan kepastian hukum, nilai tambah ekonomi, kemajuan ilmu pe ngetahuan, pemberdayaan sumber daya manusia dan kapasitas kelembagaan nasional dan daerah dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan terkait kegeologian;

7. Terwujudnya data dan informasi untuk percepatan pertambangan panas bumi konsenasi mineral di setiap kegiatan dan pengolahan mineral dan pemanfaatan;

8. Sosialisasi, peningkatan penyuluhan, dan bimbingan teknis untuk pemahaman bidang kegeologian bagi aparatur daerah dalam optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral berbasis tata ruang kawasan pertambangan;

9. Inventarisasi dan evaluasi geologi teknik-geodinamik untuk pembangunan infrastruktur dan penataan ruang;

10. Penyebarluasan informasi geologi lingkungan untuk rencana tata ruang;11. Inventarisasi, evaluasi, dan penyelesaian kasus-kasus lingkungan kawasan

pertambangan dan lahan bekas tambang yang terlantar;12. Pendayagunaan dan pengelolaan air tanah, konservasi dan pengembangan sarana

air bersih di desa tertinggal dan daerah sulit air;13. Pembangunan informasi pengembangan KAPET, kawasan industri, kawasan

kota, dan pengembang an wilayah;14. Pembangunan informasi geologi teknik dan geodinamika untuk pengembangan

wilayah dan infrastruktur lingkungan geologi untuk kawasan strategis, kawasan lindung, dan kawasan andalan;

15. Pengelolaan data, sistem informasi dan dokumentasi terpadu tata lingkungan geologi dan kawasan pertambangan;

16. Menyelesaikan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api tipe A, tipe B, dan tipe C dengan skala 1:25.000, 1:50.000, atau 1:00.000 di seluruh wilayah Indonesia;

17. Menyelesaikan pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah, Zona Rawan Gempa Bumi, dan Tsunami skala 1:500.000 untuk tingkat provinsi, skala 1:100.000 untuk tiap lembar peta di Pulau Jawa, dan skala 1:250.000 untuk lembar peta di luar Pulau Jawa;

18. Melakukan peringatan dini dan tanggap darurat bencana gerakan tanah dan bencana letusan gunung api; gempa bumi dan tsunami;

19. Menyelesaikan pemetaan kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami di daerah vital dan srategis di seluruh Indonesia;

20. Melengkapi sarana dan prasarana Museum Gunung Api Merapi di Yogyakarta;21. Melakukan pemantauan kegiatan gunung api aktif tipe A dan ancaman bencana

geologi lainnya di wilayah Indonesia;22. Terlaksananya identifikasi kebakaran batu bara;23. Menyempurnakan sistem mitigasi kebencanaan geologi melalui perbaikan dan

pengadaan peralatan monitoring;

30 | BAB 3 RENCANA KINERJA

24. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui kursus, pendidikan formal di dalam negeri atau luar negeri;

25. Terealisasi tahap awal pembentukan jabatan fungsional Pengamat Gunung Api Tingkat Akhli;

26. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebencanaan geologi melalui sosialisasi/penyuluhan, rencana kontinjensi, wajib latih di daerah rawan bencana, pameran, dan pembuatan film;

27. Menyediakan publikasi hasil penelitian dan penyelidikan kegunungapian, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami melalui penerbitan peta, jurnal, bulletin, leaflet, booklet dan situs (http://www.vsi.esdm.go.id);

28. Terlaksananya pembaharuan sistem monitoring Gunung Merapi meliputi seismik, deformasi dan geokimia serta Terselesaikannya peta zona resiko Gunung Merapi yang bisa diimplementasikan di 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman;

29. Tersusunnya konsep pedoman pemetaan mikrozonasi sebagai alternatif peta rawan gempa bumi yang operasional;

30. Tersusunnya konsep akreditasi laboratorium geokimia sesuai standar ISO 2025;31. Terselenggaranya wajib latih penanggulangan bencana bagi masyarakat yang

tinggal di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi untuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya letusan Gunung Merapi;

32. Terwujudnya aparatur negara berkualitas dalam melaksanaan pembangunan; disertai penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih cepat, pasti, murah, transparan, adil, patut, dan memuaskan.

3.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan barometer pencapaian kinerja minimal dari suatu kinerja instansi Pemerintah yang berkaitan dengan tuga pokok instansi Pe-merintah tersebut. Di lingkungan KESDM, IKU adalah indikator kinerja minimal yang harus dicapai setiap tahunnya oleh setiap unit Eselon 1 di KESDM sesuai den-gan target pencapaiannya masing-masing unit Eselon 1 per tahun. IKU dari setiap Unit Eselon 1 ini pada akhirnya akan mengkerucut kepada IKU KESDM sesuai den-gan perencanaan strategis KESDM.

Badan Geologi memiliki 7 IKU sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 13 Tahun 2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja Uta-ma di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral yang digunakan sebagai nomenklatur dalam akuntabilitas kinerja lengkap dengan satuan pengukuran dan alasan penetapannya sebagaimana dalam Tabel 3.2. Selanjutnya, IKU sebagaima-na pada Tabel 3.2 ditetapkan pada awal tahun dalam form Penetapan Rencana Kinerja (PK) yang menjadi kontrak kinerja Kepala Badan Geologi pada awal tahun (Lampi-ran 2). Indikator kinerja sebagaimana pada PK merupakan bahan utama penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dalam LAKIP.

3.4 INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN

Selain IKU yang telah ditetapkan tersebut diatas, ada beberapa indikator kinerja penting internal Badan Geologi sebagai indikator kinerja tambahan (IKA). Indikator kinerja tambahan tersebut diperlukan untuk mengukur target antara dalam pencapaian sasaran utama atau IKU. Selain itu, indikator penting tersebut juga diperlukan untuk mengukur prioritas sasaranBadan Geologi dalam mendukung prioritas pembangunan

LAKIP Badan Geologi 2013 | 31

nasional dan prioritas sektor ESDM. Beberapa indikator kinerja tambahan, satuan, dan alasan penggunaannya disampaikan pada Tabel 3.3.

3.5 FORMAT RENCANA KINERJA TAHUN 2013

Dalam rangka mendukung program pembangunan di sektor energi dan sumber daya geologi terutama sub sektor bidang geologi serta sebagai implementasi Renstra Badan Geologi tahun 2010-2014, maka pada di tahun kedua pelaksanaan ini telah disusun rencana kinerja tahunan yang menjabarkan target kinerja pada tahun pelaksanaan ke-giatan yang dievaluasi. Target ini mempresentasikan nilai kuantitatif yang dilekat-kan pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan benchmark bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Dengan demikian, rencana kinerja tahunan tahun 2013 Badan Geologi merupakan dokumen yang menyajikan target kinerja untuk tahun 2013.

Rencana kinerja tahunan (RKT) dari sebuah LAKIP ditampilkan dalam sebuah tabel yang sudah standar sebagaimana menurut peraturan yang berlaku dari Kemente-rian Pendayagunaan Aparatur Negara tentang penyusunan LAKIP. Berdasarkan sasa-ran strategis pada Bab 2 berikut program dan rencana kegiatannya; indikator kegiatan sebagaimana tersebut diatas; dan dilengkapi dengan target capaian sebagaimana telah direncanakan hasil kompilasi dari seluruh unit di lingkungan Badan Geologi, maka disusun formulir RKT LAKIP Badan Geologi Tahun 2013 seperti pada Lampiran Utama Formulir dokumen LAKIP ini. Tabel 3.4 menyampaikan kandungan tabel for-mulir RKT tersebut, yaitu kandungan sasaran strategis berikut indikator pencapaian sasaran dan target pencapaian sasaran tersebut.

Dari Tabel 3.4 terlihat bahwa dalam rangka mencapai 7 sasaran strategisnya, Badan Geologi pada tahun 2013 menyelenggarakan 7 kegiatan sesuai dengan 28 indikator kinerja kegiatan Tahun 2013 yang tertera pada tabel RKT tersebut. Masing-masing kelompok kegiatan itu terdiri atas satu atau lebih kegiatan yang tersebar di 5 unit

SasaranPembangunanNasional

PrioritasPembangunanBidang Geologi

Sasaran Pembangunan Sektor ESDM

Sasaran Pembangunan Sektor lain

MandatUndang-Undang

RENSTRABadan Geologi

Gambar 3.1 Alur penentuan kegiatan prioritas pembangunan bidang geologi dalam Renstra Badan Geologi mempertimbangkan Renstra KESDM, Isu strategis sektor ESDM dan sektor lain, serta mandat undang-undang menuju sasaran/prioritas pembangunan sektor ESDM dan Nasional.

32 | BAB 3 RENCANA KINERJA

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN ALASAN

1Jumlah peningkatan status wilayah keprospekan sumber daya geologi

Wilayah KeprospekanMengukur kinerja hasil kegiatan penyelidikan dan penelitian sumber daya mineral, energi fosil, panas bumi, dan konservasi sumber daya geologi

2 Jumlah usulan rekomendasi Wilayah Kerja RekomendasiMengukur kinerja hasil kegiatan kajian evaluasi keprospekan untuk usulan penyiapan wilayah kerja

3 Jumlah peta geologi yang dihasilkan Peta Mengukur kinerja dalam menghasilkan berbagai peta geologi

4Jumlah data dan informasi serta Rekomendasi pengelolaan air tanah

Laporan/ RekomendasiMengukur kinerja pelayanan Pemerintah dalam pengelolaan air tanah

5Jumlah data dan informasi serta rekomendasi geologi lingkungan untuk penataan ruang dan lingkungan

Laporan/ RekomendasiMengukur kinerja pelayanan Pemerintah dalam pengelolaan geologi lingkungan

6Jumlah data dan informasi serta rekomendasi mitigasi bencana letusan gunung api dan bencana geologi lainnya

Laporan/ RekomendasiMengukur kinerja pelayanan Pemerintah dalam mitigasi bencana geologi

7Jumlah layanan informasi publik melalui Museum Kegeologian

OrangMengukur kinerja pelayanan Pemerintah dalam penyediaan dan pelayanan informasi geologi

utama (SBG, PSG, PSDG, PVMBG, dan PSDATGL) dan 2 UPT (BPPTK dan Museum Geologi) di lingkungan Badan Geologi, serta menggunakan satu program yang tersedia dalam RKP sebagaimana telah dibahas pada Bab 2.

Berdasarkan informasi-informasi yang telah di sampaikan diatas dan sebelumnya, selanjutnya dikemukakan secara ringkas gambaran rencana pencapaian setiap sasaran berikut indikator pencapaian, program dan kegiatan untuk mencapainya, yaitu:(1) Sasaran satu, yaitu: meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan pelayanan

administrasi Badan Geologi, menggunakan 7 indikator kinerja. Pencapaiannya tahun 2013 adalah: capaian kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi dan pengelolaan data dan informasi geologi sebesar 100% (7 paket); terlaksanan-ya 23 kegiatan kerja sama (100%); Terbitnya 5 paket publikasi Badang Geologi (100%); Tersedianya 7 rancangan peraturan bidang geologi (100%); terpenuhin-ya kebutuhan pegawai, sarana prasarana, dan lancarnya kegiatan sehari-hari per-kantoran selama 12 bulan (100%); 36 PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya (156,5%); Tersusun nya 11 laporan penyusunan program rencana kerja dan anggaran, laporan dan valuasi Badan Geologi; Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi (100%). Kegiatan untuk menca-pai sasaran pertama ini adalah: Kegiatan Manajemen, Dukungan Teknis, dan Pe-layanan Sekretariat Badan Geologi; Kegiatan Survei dan Pelayanan Geologi; Kegia-tan Dokumentasi Koleksi dan Pelayanan Museum Geologi; Kegiatan Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya Geologi; Kegiatan Penelitian dan Pelayanan Geologi Lingkungan dan Air Tanah; Kegiatan Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Geolo-gi; dan Kegiatan Riset dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi

(2) Sasaran kedua, meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan dan pelayanan geologi, menggunakan 3 indikator kinerja. Pencapaiannya untuk tahun 2013 adalah sebanyak 833 lembar peta geologi yang dihasilkan dan di-gunakan (101,59%); 10 lokasi penelitian geosains (100%); 30 usulan perolehan/

Tabel 3.2 Indikator Kinerja Utama Badan Geologi

LAKIP Badan Geologi 2013 | 33

NO INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN SATUAN ALASAN

1Jumlah kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi serta pengelolaan data dan informasi geologi

PaketMengukur kinerja yang penting dalam tata laksana kepemerintahan, yaitu aspek pengembangan informasi melalui website

2 Jumlah jejaring kerja sama bidang geologi Negara/MitraMengukur kinerja yang penting dalam tata laksana kepemerintahan, yaitu aspek kerja sama

3 Jumlah Dokumentasi Publikasi bidang geologiBuletin / Jurnal / Buku / Majalah

Mengukur kinerja yang penting dalam tata laksana kepemerintahan, yaitu aspek pengelolaan data dan informasi publik bidang geologi

4Terpenuhinya kebutuhan pegawai, sarana prasarana, dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran

Bulan PelayananMengukur kinerja kegiatan penyelenggaraan operasional perkantoran dan pengembangan sarana prasarana

5 Jumlah usulan peraturan bidang geologi Rancangan PeraturanMengukur kinerja yang penting dalam tata laksana keperintahan, yaitu aspek regulasi/legislasi

6 Jumlah PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya OrangMengukur kinerja yang penting dalam tata laksana kepemerintahan, yaitu aspek pengembangan kompetensi Pegawai Negeri Badan Geologi

7Jumlah laporan penyusunan program rencana kerja dan anggaran, laporan dan valuasi Badan Geologi; Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi.

LaporanMengukur kinerja yang penting dalam tata laksana kepemerintahan, yaitu aspek penyusunan Laporan Kegiatan

8 Jumlah data hasil penelitian geosains Lokasi Mengukur kinerja dalam menghasilkan informasi sains geologi

9 Jumlah Perolehan/pendaftaran sistem mutu UsulanMengukur kinerja yang penting dalam pencapaian kinerja perlindungan hak cipta produk Badan Geologi

10 Laporan Survei, Kajian dan Penelitian Bidang Museum geologi LaporanMengukur kinerja basis dari penyelenggaraan museum sebagai bentuk dokumentasi bukti sains geologi dan geo-informasi

11 Laporan Kegiatan Konservasi Koleksi Geologi LaporanMengukur kinerja dalam pencapaian kinerja basis data batuan dan fosil untuk musem geologi

12Jumlah Basis Data, Neraca, Atlas, Peta, Metadaya Sumber Daya Geologi

Paket DataMengukur kinerja dalam menyediakan basis data, neraca, atlas, peta dan metadata sumber daya geologi

13Rekomendasi hasil kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi

KajianMengukur kinerja dengan melakukan kajian penelitian sumber daya geologi

14Jumlah daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih

Titik Mengukur kinerja pelayanan Pemerintah dalam pendayagunaan sumber daya air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah sulit air

15 Pengembangan keanekaraagaman geologi (geodiversity) Lokasi Mengukur kinerja dalam mengembangkan keanekaragaman geologi

16Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api aktif tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api

Gunung ApiMengukur kinerja pelayanan Pemerintah dalam pemantauan gunung api untuk mitigasi bencana letusan gunung api

17Jumlah laporan hasil pemantauan, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami gerakan tanah dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi

LaporanMengukur kinerja pelayanan Pemerintah dalam pemantauan, penyelidikan dan penelitian mitigasi bencana geologi dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi

18Jumlah Pedoman/Peraturan Norma Standar, Prosedur dan Kriteria Bencana Geologi Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, dan Gerakan Tanah; Rencana Kontijensi Bencana Geologi

LaporanMengukur salah satu kinerja yang penting dalam pencapaian mitigasi bencana gunung api, bencana gerakan tanah, gempa bumi dan tsunami, yaitu pedoman mitigasi masing-masing bencana tersebut

19 Jumlah TLR hasil rancang bangun Teknologi Kebencanaan Geologi UnitMengukur kinerja yang penting dalam pencapaian kinerja mitigasi bencana geologi, yaitu rekayasa teknologi mitigasi bencana geologi

20 Jumlah data geokimia gunung api LaporanMengukur kinerja dalam pencapaian kinerja survei geokimia gunung api dengan menganalisa batuan, air, dan gas gunung api

21 Jumlah kegiatan mitigasi di Kawasan Bencana Gunung Merapi LaporanMengukur salah satu kinerja yang penting dalam pencapaian mitigasi di kawasan rawan bencana Gunung Merapi

Tabel 3.3 Indikator Kinerja Tambahan Badan Geologi Tahun 2013

34 | BAB 3 RENCANA KINERJA

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Pengungkapan potensi geologi Indonesia untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat(yang dijabarkan 7 sasaran strategis Badan Geologi, yaitu:1. Meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan

pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Badan Geologi

2. Meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan dan pelayanan geologi

3. Meningkatnya pemanfaatan informasi geologi (geo-information) bagi masyarakat

4. Meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi

5. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pemetaan bidang lingkungan geologi dan air tanah

6. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi

7. Meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan metoda dan teknologi dalam mendukung upaya mitigasi bencana geologi)

Jumlah peta geologi yang dihasilkan 820 Peta

Jumlah data hasil penelitian geosains 10 Lokasi

Jumlah daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih

200 Titik

Jumlah data dan Informasi serta rekomendasi untuk Penataan Ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infrastruktur

100 Rekomendasi

Jumlah data dan informasi serta rekomendasi pengelolaan air tanah

20 Rekomendasi

Jumlah usulan rekomendasi WKP, WUP, dan WPN 37 Rekomendasi

Jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (panas bumi, batubara, CBM, gambut, bitumen padat, dan mineral)

75 Wilayah

Jumlah rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi 200 Rekomendasi

Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api aktif tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api

70 GA dipantau melalui pos PGA 37 GA dipantau melalui 10 regional center

Jumlah layanan informasi publik melalui Museum Kegeologian 1.000.000 Pengunjung

Jumlah kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi serta pengelolaan data dan informasi geologi

7 Paket

Jumlah jejaring kerja sama bidang geologi 23 Kerja sama

Dokumentasi Publikasi bidang geologi 5 Paket

Terpenuhinya kebutuhan pegawai, sarana prasarana, dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran

12 Bulan

Jumlah usulan peraturan bidang geologi 7 Rancangan Peraturan

Jumlah PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya

23 Orang

Jumlah laporan penyusunan program rencana kerja dan anggaran, laporan dan valuasi Badan Geologi; Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi.

11 Laporan

Jumlah Perolehan/pendaftaran sistem mutu 20 Usulan

Tabel 3.4 Bagian Utama dari Formulir RKT Badan Geologi Tahun 2013

LAKIP Badan Geologi 2013 | 35

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Laporan Survei, Kajian dan Penelitian Bidang Museum geologi

24 Laporan

Laporan Kegiatan Konservasi Koleksi Geologi 6 Laporan

Jumlah Basis Data, Neraca, Atlas, Peta, Metadata Sumber Daya Geologi

6 Paket Data

Rekomendasi hasil kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi

12 Kajian

Pengembangan keanekaraagaman geologi (geodiversity) 6 Lokasi

Jumlah laporan hasil pemantauan, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami gerakan tanah dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi

41 Laporan

Jumlah Pedoman/Peraturan Norma Standar, Prosedur dan Kriteria Bencana Geologi Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, dan Gerakan Tanah; Rencana Kontijensi Bencana Geologi

6 Laporan

Jumlah TLR hasil rancang bangun teknologi kegunungapian

4 Unit

Jumlah data geokimia gunung api 4 laporan

Jumlah kegiatan mitigasi di Kawasan Bencana Gunung Merapi

30 Laporan

Tabel 3.4 Bagian Utama dari Formulir RKT Badan Geologi Tahun 2013 (lanjutan)

pendaftaran sistem mutu (150%). Kegiatan untuk mencapai sasaran kedua ini adalah Kegiatan Survei dan Pelayanan Geologi.

(3) Sasaran ketiga, yaitu meningkatnya pemanfaatan informasi geologi bagi mas-yarakat, menggunakan 3 indikator kinerja. Pencapaiannya untuk tahun 2013 adalah sebanyak 1.300.611 pengunjung museum kegeologian (130,06%); seban-yak 24 laporan survei kajian dan penelitian bidang Museum Geologi (100%); serta 6 Laporan kegiatan konservasi koleksi geologi (100%). Kegiatan untuk mencapai sasaran ketiga ini adalah Kegiatan Dokumentasi Koleksi dan Pelayanan Museum Geologi.

(4) Sasaran keempat, meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi, menggunakan 4 indikator kinerja. Pencapaiannya untuk tahun 2013 adalah 46 usulan rekomendasi wilayah WKP/WUP/WPN (124,32%); 80 wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (106,7%); 6 paket data Basis Data, Neraca, Atlas, Peta, Metadata Sumber Daya Geologi (100%) dan 12 Kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi (100%). Kegiatan

36 | BAB 3 RENCANA KINERJA

yang digunakan untuk mencapai sasaran keempat ini adalah Kegiatan Penelitian dan Pelayanan Sumber Daya Geologi;

(5) Sasaran kelima, meningkatnya pemanfaat hasil penelitian, penyelidikan, dan pe-metaan bidang lingkungan geologi dan air tanah, pencapaiannya dicirikan oleh 4 indikator kinerja. Pencapaiannya untuk tahun 2013 adalah 82 laporan rekomen-dasi teknis penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infras-truktur (82%);19 laporan rekomendasi pengelolaan air tanah (95%); 190 lokasi daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebgai sumber air bersih (95%); dan 9 lokasi pengembangan keanekaragaman geologi (geodiversity) (150%). Ke-giatan yang digunakan untuk mencapai sasaran kelima ini adalah Kegiatan Pene-litian dan Pelayanan Sumber Daya Geologi;

(6) Sasaran keenam, meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, pencapaiannya dicirikan oleh 4 indikator kinerja. Pencapaiannya untuk tahun 2013 adalah: Sebanyak 158 rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi (79%); 70 gunung api yang dipan-tau melalui Pos Pengamatan Gunung Api dan 37 gunung api yang dipantau melalui 10 regional center (100%); Sebanyak 41 laporan tentang hasil pemantau-an, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi (100%); dan 6 laporan pedoman mitigasi bencana gunung api dan pedoman mitigasi gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami (100%). Adapun kegiatan yang digunakan un-tuk mencapai sasaran nomor enam ini adalah Kegiatan Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Geologi.

(7) Sasaran ketujuh, yaitu meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan metoda dan teknologi dalam mendukung upaya mitigasi bencana geologi, menggunakan 3 indikator kinerja. Pencapaiannya untuk tahun 2013 adalah 4 unit TLR hasil rancang bangun (100%); 4 laporan data geokimia gunung api (100%), dan 30 laporan kegiatan mitigasi di kawasan rawan bencana Gunung Merapi (100%). Kegiatan untuk mencapai sasaran ketujuh ini adalah Kegiatan Riset dan Pengem-bangan Teknologi Kebencanaan Geologi.

Bab 4

Analisis akuntabilitas kinerja program dan kegiatan Badan Geologi Tahun 2013 dilakukan untuk mencari keterkaitkan antara sasaran strategis program dan kegiatan, indikator kinerja, pengukuran capaian kinerja, dan evaluasi capaian kinerja. Pada bab ini disampaikan pula beberapa contoh gambaran hasil kegiatan yang telah dicapai.

Sasaran strategis program adalah “Pengungkapan potensi geologi Indonesia untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat” yang dijabarkan menjadi tujuh sasaran strategis kegiatan seperti yang tercantum dalam Renstra Badan Geologi 2010-2014. Evaluasi capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan target dan capaian ki-nerja kemudian diberi keterangan mengenai sebab-sebab ketaktercapaian atau pun ketercapaian yang melebihi target.

4.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan Penetapan Kinerja dengan Pengukuran Kinerja Kegiatan yang memperlihatkan keterkaitkan antara sasa-ran, indikator kinerja, program, kegiatan, rencana tingkat capaian (target) dan realisasi serta persentase pencapaian masing-masing target kegiatan.

Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan target dengan realisasi yang dikaitkan masing-masing indikator kinerja sasaran sesuai de-ngan Rencana Kinerja Tahun 2013. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat dijelaskan dalam Tabel Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) pada lampiran 4.

Secara umum sasaran strategis yang telah ditargetkan dapat dicapai, bahkan ter-dapat beberapa sasaran strategis yang hasilnya melebihi target. Terdapat pula sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak tercapai seperti yang ditargetkan. Untuk pencapaian yang melebihi target maupun yang kurang dari target diberikan penjelasan mengenai penyebabnya dan langkah-langkah perbaikannya.

4.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Secara umum gambaran analisis capaian kinerja sasaran strategis tahun 2013, dapat dijelaskan secara terukur dengan mengkaitkan antara indikator kinerja, target, dan realisasi capaian kinerja, keluaran serta hasil.

Akuntabilitas Kinerja

38 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

4.2.1 Capaian Sasaran 1

(1) Realisasi Capaian Sasaran

Sasaran 1: Meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan pelayanan administrasi Badan Geologi

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Jumlah kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi serta pengelolaan data dan informasi geologi

Paket 7 7 100

Jumlah jejaring kerja sama bidang geologi Jumlah kerja sama 23 23 100

Jumlah Publikasi bidang geologi Paket 5 5 100

Terpenuhinya kebutuhan pegawai, sarana prasarana dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran

Bulan 12 12 100

Jumlah usulan rancangan peraturan bidang geologi Rancangan Peraturan 7 7 100

Jumlah PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya

Orang 23 36 156,52

Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran; laporan dan evaluasi Badan Geologi; kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan konsolidasi Badan Geologi

Laporan 11 11 100

Sasaran 1 berikut ketujuh indikatornya, satuan, target dan realisasi dari masing-masing indikator tersebut disajikan pada Tabel 4.1. Berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung angka pencapaian sasarannya, yaitu rata-rata 108,01%.

(2) Evaluasi Pencapaian Sasaran

Kegiatan pengelolaan dan pengkajian data dan informasi diperlukan untuk mengop-timalisasi kegiatan pelayanan informasi kegeologian. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang handal dengan didukung oleh fasilitas infrastruktur teknologi informasi yang memadai guna menjembatani kepentingan pengelola dan pengguna. Untuk mengakomodasi kebutuhan di atas diperlukan fasilitas yang bisa menjembatani kemudahan komunikasi data dan informasi di internal unit dan antar unit, atau bah-kan di lingkungan KESDM.

Badan Geologi di tahun 2013 telah melakukan beberapa pengembangan kerja sama, baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Badan Geologi juga melaku-kan penjajakan atau rintisan kegiatan kerja sama yang baru. Kerja sama antara Badan Geologi dengan instansi-instansi dalam dan luar negeri berlangsung baik dalam ben-tuk kerja sama pertukaran sumber daya manusia, penelitian, penyelidikan, pelatihan di bidang kegeologian. Kesemuanya tertuang dalam nota kesepahaman dan perjan-jian kerja sama yang dilaksanakan setelah perjanjian tersebut ditandatangani Badan Geologi dan mitranya.

Tabel 4. 1 Capaian Kinerja Manajemen, Dukungan Teknis, dan Pelayanan Administrasi Badan Geologi

fera
Note
rata2 108,07

LAKIP Badan Geologi 2013 | 39

Kinerja publikasi bidang geologi masih perlu ditingkatkan pengelolaannya sehing-ga menghasilkan kualitas yang lebih baik dan kuantitas yang dapat memenuhi kebu-tuhan para stakeholder.

(3) Gambaran Hasil Kegiatan

Pengembangan jaringan sistem informasi serta pengelolaan data dan informasi geologi

Dalam kegiatan ini terdapat dua kelompok kegiatan, yaitu: a) Pengelolaan data dan pelayanan informasi, dan b) Pengelolaan data dan penyebarluasan informasi geologi.

Pengelolaan data dan Pelayanan Informasi geologi

Inventarisasi dan Dokumentasi Informasi KegeologianKegiatan ini dilaksanakan dalam upaya mengumpulkan bahan dan melakukan pendokumentasian bahan informasi kegeologian. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumentasi untuk bahan publikasi dan multimedia berupa foto dan video yang berhubungan dengan kebencanaan geologi, khususnya sistem pemantauan gunung api yang dikumpulkan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi di Yogyakarta, Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Tanah Longsor Sulawesi dan Maluku di Tomohon, Sulawesi Utara, Pos Pengamatan Gunung Api Guntur, dan Museum Gunung Api Batur.

Pengembangan e-Government Badan GeologiKegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan fasilitas kebutuhan pelayanan infor-masi Badan Geologi. Adapun hasil dari kegiatan pengembangan e-Government ini adalah:• Infrastruktur sistem server Sekretariat Badan Geologi untuk optimalisasi

pengelolaan hardware dan software penunjang sistem informasi Badan Geologi yang ditata-ulang

• Aplikasi berbasis web untuk pengelolaan Perpustakaan Badan Geologi, sebagai pengganti aplikasi lama CDS/ISIS yang sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan dengan kebutuhan dan teknologi yang ada saat ini.

• Aplikasi Geomagz untuk penyajian informasi geologi populer melalui website. (Gambar 4.1).

Koordinasi Pengelolaan Informasi dan DokumentasiDalam kegiatan ini dilakukan koordinasi dan pengumpulan bahan informasi yang dikelola unit-unit di lingkungan Badan Geologi. Adapun hasil dari kegiatan ini pengembangan e-Government ini adalah:

• Terkumpulnya data dan informasi untuk bahan penyusunan Statistik Geologi• Terkumpulnya data dan informasi untuk bahan penyusunan Direktori

Geologi• Terkumpulnya data dan informasi untuk bahan penyusunan Katalog Informasi

Geologi

Pengelolaan Kios InformasiKios Informasi merupakan sarana ruang pameran/etalase yang menyajikan informasi sekilas tentang Badan Geologi. Pada kegiatan ini dilaksanakan pengumpulan bahan dan penyajian publikasi berupa buku, majalah dan brosur terbitan Badan Geologi

40 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

di ruang Kios Informasi Badan Geologi yang terletak di Gedung Sekretariat Badan Geologi Bandung dan Gedung Badan Pendidikan dan Latihan ESDM Jakarta yang dilakukan secara berkala.

Pengelolaan data dan Penyebarluasan Informasi geologi

Pengelolaan Website Badan GeologiWebsite Badan Geologi merupakan portal informasi kegeologian dengan konten yang disiapkan dan oleh unit-unit di lingkungan Badan Geologi (Gambar 4.2). Hasil kegiatan Pengelolaan Website ini adalah tersedianya akses langsung dari portal dan pengembangan konten:

• Konten Energi, terdiri dari informasi Sebaran serta Neraca Energi Fosil dan Panas Bumi

• Konten Mineral, terdiri dari informasi Sebaran Mineral, Potensi Mineral Strategis, Neraca Mineral Logam dan Bukan Logam

• Konten Air Tanah, terdiri dari informasi kebijakan, potensi, konservasi, pendayagunaan, pengendalian dan pengawasan terkait air tanah

• Konten Geologi Lingkungan dan Tata Ruang, terdiri dari informasi Geologi Teknik serta Geologi Lingkungan Regional dan Perkotaan

• Konten Kebencanaan Geologi, terdiri dari informasi Status Gunung Api Terkini, Aktivitas Merapi, Data Dasar Gunung Api, Peringatan Dini Gerakan tanah, serta Gempa Bumi dan Tsunami.

Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan PerpustakaanPerpustakaan merupakan salah satu sarana penyebaran informasi hasil kegiatan Badan Geologi kepada masyarakat, dengan pengguna dari berbagai kalangan pemangku kepentingan bidang kegeologian. Adapun hasil kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Perpustakaan ini adalah:• Terlaksananya kegiatan sirkulasi/pelayanan pengguna perpustakaan sebanyak 887

orang• Bertambahnya koleksi perpustakaan yang terdiri dari buku, laporan, majalah dan

peta sebanyak 463 judul• Terlaksananya pendataan koleksi bahan pustaka yang terdiri dari buku teks, laporan,

majalah, referensi, reprint, artikel, dan kliping ke dalam Aplikasi Perpustakaan Badan Geologi sebanyak 624 judul (Gambar 4.3).

Gambar 4.1 Tampilan website Badan Geologi, sub website Geomagz.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 41

Koordinasi Pejabat Pengelola Informasi dan DokumentasiKegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari implementasi Keterbukaan Informasi Publik. Hasil dari kegiatan ini adalah:

• Terlaksananya penyediaan informasi substansi hasil kegiatan Badan Geologi pada portal informasi Badan Geologi melalui restrukturisasi menu dalam website berupa penyederhanaan link ke konten yang dikelola oleh unit-unit di lingkungan Badan Geologi untuk mempermudah pengguna dalam

Gambar 4.2 Tampilan Website Badan Geologi.

Gambar 4.3 Tampilan web Perpustakaan On Line.

42 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

mencari informasi kegeologian melalui website.• Terlaksananya kegiatan koordinasi yang berhubungan dengan penyiapan

bahan informasi bersama unit-unit utama di lingkungan Kementerian ESDM yang difasilitasi oleh Pusat data dan Informasi ESDM.

Kerja Sama Bidang Geologi

Dalam hal ini terdapat tiga kelompok kegiatan, yaitu: a) Kerja sama bidang Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, b) Kerja sama bidang Survei Geologi, dan c) Kerja sama bidang Sumber Daya Geologi, masing-masing dengan dua kelompok hasil, yaitu kerja sama dalam negeri dan kerja sama luar negeri.

Kerja Sama Bidang Vulkanologi dan Mitigasi Bencana geologi

Kerja Sama dengan Institusi Dalam Negeri

• Perguruan tinggi: Dalam rangka pelaksanaan kerja sama antara Badan Geologi melalui PVMBG dan Perguruan Tinggi Dalam Negeri, Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api (PPGA) telah melaksanakan bimbingan dan ekskursi (kuliah lapangan), kerja praktek, praktek kerja lapangan, dan tugas akhir kepada siswa/mahasiswa. Materi yang dilakukan antara lain: membangun sistem informasi peringatan dini bencana gunung api berbasis android (Program StudiTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia, Bandung), analisis spektral dan partial motion gempa tremor Gunung Raung (UPN Yogya), Analisis fisis aktivitas Gunung Talang, Sumatera Barat berdasarkan karakteristik spektral dan estimasi hiposenter gempa vulkanik (Unbraw Malang), Perakitan peralatan pemantauan seismik (SMK Bandung Timur jurusan Elektro).

• BnPB (Satuan reaksi cepat Penanggulangan Bencana). Dalam rangka mendukung kesiapsiagaan penanggulangan bencana, Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api (PPGA) berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan SRC-PB di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dimana staf Bidang PPGA tergabung dalam Bidang Kaji Cepat. Peran aktif staf PPGA dalam kegiatan SRC-PB, yaitu: 1) Narasumber pada Pelatihan SRC-PB di wilayah Barat, yang bertempat di Bogor, dan wilayah Timur di Malang. 2) Gelar Latihan bersama Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB) yang dilaksanakan di dua tempat, yaitu wilayah barat bertempat di bawah flayover Kalibata pada 1 Desember 2013 dan di Waduk Pluit Jalan Pluit Timur Raya, Penjaringan Jakarta Utara pada tanggal 8 Desember 2013.

Kerja Sama dengan Institusi Luar Negeri

Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung api (PPGA) telah melaksanakan pekerjaan teknis dalam kerjasama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan Institusi Luar Negeri (Pemerintah Jepang, Pemerintah Australia (AIFDR), Pemerintah Amerika Serikat, Pemerintah Belgia, Pemerintah Perancis). Kerjasama ini meliputi kegiatan penelitian, instalasi peralatan pemantauan gunung api, monitoring kegiatan gunung api di Indonesia, workshop, dan pelatihan.

• jepang. Kerja sama riset dalam bidang gunung api antara Indonesia (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dengan pihak Jepang (Kyoto University – Sakurajima Volcano Research Center, SVRC) sudah dimulai sejak tahun 1993. Kerjasama dilandasi pada pemikiran bahwa Indonesia dan Jepang sebagai negara yang mempunyai banyak gunung api akan menghadapi persoalan yang sama dalam upaya mitigasi letusan gunung api. Kegiatan kerjasama yang

LAKIP Badan Geologi 2013 | 43

telah dilakukan pada tahun 2013 adalah: • Perpanjangan MoU kerja sama riset antara Badan Geologi Cq. Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tahun 2009 – 2014. • Kegiatan lapangan meliputi pengukuran GPS di G. Merapi, Jawa Tengah.• Penandatanganan MoU kerjasama riset antara Badan Geologi Cq. Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan SATREPS-JICA untuk periode 2013-2018 (pelaksanaan dimulai April 2014).

• amerika Serikat (USgS). Kerja sama antara PVMBG dengan USGS dalam pengembangan peralatan pemantauan gunung api terus dilaksanakan. Pada tahun 2013 PVMBG bersama USGS mengadakan instalasi peralatan pemantauan gunung api di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta Maluku dan Maluku Utara. Kegiatan yang dilaksanakan bersama Bidang PPGA pada tahun 2013 meliputi:• Instalasi Seismik 3 lokasi dengan seismometer broadband dan 2 lokasi

Multigas di Gunung Dieng ( Jawa Tengah) menggunakan digital telemetri ke Pos Pengamatan Gunung Api Dieng.

• Maintenance sistem peralatan seismik di Gunung Raung dan Gunung Ijen.• Instalasi Seismik di 3 lokasi Gunung Agung (Bali), menggunakan telemetri

ke Pos Pengamatan Gunung Api Agung.• Instalasi Seismik di 3 lokasi Gunung Rinjani (NTB), menggunakan telemetri

ke Pos Pengamatan Gunung Api Rinjani.• Instalasi Seismik di 3 lokasi Gunung Rokatenda (NTT), menggunakan

telemetri ke Pos Pengamatan Gunung Api Rokatenda.• Instalasi Seismik di 3 lokasi Gunung Bandaapi (Maluku), menggunakan

telemetri ke Pos Pengamatan Gunung Api Bandaapi.• Instalasi Seismik di 3 lokasi Gunung Bandaapi (Maluku), menggunakan

telemetri ke Pos Pengamatan Gunung Api Bandaapi.• Instalasi Seismik di 2 lokasi Gunung Gamalama (Maluku Utara),

menggunakan telemetri ke Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama.• Workshop pengolahan data GPS dengan software GAMIT.• Workshop peralatan sistem telemetri monitoring gunung api.• Pengiriman staf ahli (Wendy MacCausland) di Gunung Sinabung untuk

sharing informasi terkait krisis Gunung Sinabung.

• Singapura (eOS). Kerja sama antara PVMBG dan EOS (Earth Observatory of Singapore) yang saat ini bertempat di NTU (Nanyang Technical University, Singapore) bertujuan untuk penelitian dan pengembangan peralatan pemantauan gunung api, khususnya Gunung Gede dan Gunung Salak ( Jawa Barat). Kegiatan yang dilaksanakan bersama Bidang PPGA pada tahun 2013 meliputi: • Penambahan peralatan monitoring suhu tanah di station Gunung Putri

dan stasiun Puncak Gunung Gede yang dipancarkan ke Pos Pengamatan Gunung Gede, PVMBG-Bandung dan EOS-NTU.

• Penelitian Seismik Gunung Gede.

Kerja Sama Bidang Survei geologi

Kegiatan kerja sama ini dimaksudkan untuk mendukung kelancaran dalam melakukan pengembangan kegiatan di bidang geologi geologi antara Badan Geologi melalui Pusat Survei Geologi dengan peneliti asing serta lembaga Pemerintah maupun swasta/Instansi Pemerintah Daerah yang terkait. Pengembangan kerja sama merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rangka menjalin hubungan antara pihak Instansi/

44 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Lembaga Pemerintah maupun Swasta yang kedudukannya memiliki kesetaraan dan saling memiliki kesamaan kepentingan dengan Pusat Survei Geologi-Badan Geologi.

Kerja Sama dengan Institusi Dalam Negeri

Pengembangan Kerja sama Dalam Negeri Tahun 2013:• Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta dan Badan Geologi tentang

Pengembangan Sumber daya Manusia, Pendidikan, Penelitian, Teknologi dan Pengkajian di Bidang Kebumian.

• Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta dan Pusat Survei Geologi, tentang Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia, Teknologi, Survei Geologi

• Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta dan Badan Geologi, Sumber daya Manusia, Pendidikan, Penelitian, Teknologi dan Pengkajian di Bidang Kebumian

• Universitas Padjadjaran dan Badan Geologi, Peningkatan Kemampuan Sumber daya Manusia, Teknologi, Penyelidikan dan Penelitian di Bidang Survei Geologi.

• Universitas Padjadjaran dan Pusat Survei Geologi, tentang Peningkatan Kemampuan Sumber daya Manusia, Teknologi, Penyelidikan dan Penelitian di Bidang Survei Geologi

• Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dan Badan Geologi, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pendidikan, Penelitian, Teknologi dan Pengkajian di Bidang Kebumian.

• Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Yogyakarta dan Pusat Survei Geologi, Peningkatan Kemampuan Sumber daya Manusia, Teknologi, Survei Geologi.

• Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral dan Pusat Survei Geologi, Pemanfaatan Data

• Fakultas Teknik Universitas Hasanudin dan Pusat Survei Geologi, Peningkatan Sumber daya Manusia, Pengembangan , Pendidikan, Teknologi, Survei dan Penelitian Bidang Geologi.

• Universitas Sriwijaya dan Badan Geologi, Peningkatan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Pendidikan, Penelitian, Teknologi dan Pengkajian di Bidang Kebumian

• Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dan Badan Geologi, Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia, Teknologi, Survei dan Penelitian Bidang Geologi.

• Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran dan Pusat Survei Geologi, Pengembangan Bidang Geofisika

• Puslitbang Geologi Kelautan, Balitbang ESDM dan Pusat Survei Geologi, Pelaksanaan Analisis Laboratorium

• BP West Aru I Limited, BP West Aru II Limited dan Badan Geologi, Pengembangan Penelitian, Teknologi dan Pengkajian Bidang Geologi

• BP West Aru I Limited, BP West Aru II Limited dan Pusat Survei Geologi, Penelitian, Penyelidikan, dan Kajian Geologi, Geofisika,Geokimia di daerah Tanimbar

• Universitas Diponegoro dan Badan Geologi, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pendidikan, Penelitian, Teknologi dan Pengkajian di Bidang Kebumian

• Universitas HaluOleo dan Badan Geologi, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pendidikan, Penelitian, Teknologi dan Pengkajian di Bidang Kebumian

• Universitas HaluOleo dan Pusat Survei Geologi, Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia, Teknologi, Survei dan Penelitian Bidang Geologi

LAKIP Badan Geologi 2013 | 45

Kerja Sama Luar Negeri

Pengembangan kerja sama luar negeri sub bidang survei geologi Tahun 2013• University Wollongong, tentang Concerning Earth Sciences, Capacity Building and

Joint Research (2009-• University Wollongong, tentang In Search of the First Asian Hominins• Nationaal Natuurhistorisch Museum Naturalis Netherlands, tentang Cooperation

in Earth Sciences• Natural History Museum United Kingdom, tentang Cooperation in Earth Sciences• Natural History Museum United Kingdom, tentang Cenozoic evolution of the

Indonesian Throughflow and the origins of indo-pacific marine diversity: Mapping The Biotic Response to Environmental change

Kerja Sama Bidang Sumber daya geologi

Kerja Sama Dalam NegeriKerja sama dalam negeri bidang sumber daya geologi mencakup:• Kerja sama Evaluasi Potensi dan Prospek Panas Bumi berdasarkan Geosain

Geologi dan Geokimia (Badan Geologi – UGM)• Kerja sama Penelitian dan Evaluasi Keprospekan Sumber Daya Geologi (Badan

Geologi – ITB)

Kerja Sama Luar NegeriKerja sama Luar Negeri bidang sumber daya geologi mencakup:

• Kerja sama Capacity Buiilding for Enhance the Geothermal Exhnologies in Indonesia (Badan Geologi – JICA)

• Joint Research On Non Volcanic Hosted Geothermal System in Indonesia (BG - BRGM).

• Join Research on Volcanic Hosted Geothermal System in Indonesia (BG – GFZ)• Joint Inventory of Mineral and Coal Potency in the Border Areas of Indonesia

Malaysia (BG – JMG)• Joint Study and the Development for Mineral Exsploration (BG –CGS)

Publikasi Bidang Geologi

Kinerja publikasi bidang geologi ditunjukkan oleh hasil-hasil yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok buku, yaitu: a) publikasi berupa buku, baik buku geologi ilmiah (publikasi khusus), maupun buku geologi populer termasuk album; b) publikasi berupa jurnal ilmiah atau bulletin ilmiah, c) publikasi berupa majalah geologi dan bulletin populer, dan d) publikasi berupa atlas.

Publikasi Berupa Buku

Buku Publikasi Khusus• Homo erectus in Indonesian: Recent Progresses of the Study and Current Understanding

diedit oleh Fachroel Aziz dan H. Baba. ISBN 978-979-551-034-5• Geologi Sulawesi oleh Surono dan Udi Hartono.• Kamus Geologi dan Ranah Rinangkun oleh M.M. Purbo-Hadiwidjoyo, ISBN 978-

602-9105-28-5• Geologi Gunung Api Purba oleh Sutikno Bronto, ISBN 978-602-9105-22-3• Geologi Lengan Tenggara Sulawesi oleh Surono, ISBN 978-979-18509-9-5• Perkembangan Teknologi Inderaan Jauh dan Pemanfaatannya untuk Geologi di

Indonesia oleh Sidarto, ISBN 978-602-9105-00-1

46 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

• Petrografi Batubara Cekungan Sumatera Selatan • Mineral Potential Map (Sulawesi, Flores and West Timor) • West Nusa Tenggara Geotourism oleh Heryadi Rachmat. Buku ini memuat

berbagai potensi geodiversity dan geoheritage di sekitar Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang akan dan telah dimanfaatkan sebagai kawasan geowisata maupun geopark. Beberapa potensi geodiversity berupa air terjun, gua, dan bentang alam yang tersebar di kedua pulau tersebut, sebagian telah dikembangkan menjadi geowisata ditampilkan dan dijelaskan secara umum mengenai kondisi geologi dan keistimewaannya

• Koleksi Moluska Holotype dari Bumiayu dan Cirebon, Jawa. Maksud terbitan buku katalog ini untuk menginformasikan hasil penelitian koleksi fosil moluska yang berlabel holotype dari lokasi Bumiayu dan Cirebon yang tersimpan di Museum Geologi.

• Daftar Publikasi/List of Publication 2013• Magmatism in Kalimantan• Gunung Api: Ilmu dan Aplikasinya• Dossier Geopark Gunung Sewu

Buku Geologi Populer

Publikasi Badan Geologi tentang buku geologi populer yang meliputi jenis buku dan album dikerjakan oleh Sekretariat Badan Geologi (SBG). Pada tahun 2013 SBG menerbitkan sebanyak enam buah judul buku yang terdiri empat buku geologi populer dan dua album geologi populer. Rincian publikasi kategori buku geologi populer tersebut adalah: • Buku “Prahara Gunung Galunggung” oleh Adjat Sudradjat, ISBN 978-602-9105-29-2

Gambar 4.4 Sampul buku “Homo erectus in Indonesia” dan “Geologi Sulawesi”.

Gambar 4.5 Sampul buku "Geologi Gunung Api Purba", "Teknologi Inderaan Jauh", “Kamus Geologi” dan “Geologi Lengan Tenggara Sulawesi”.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 47

• Buku “Langlang Bumi” oleh Drs. T. Bachtiar dan kawan-kawan, ISBN 978-602-9105-24-7

• Buku “Hidup di Atas Tiga Lempeng” oleh Syamsul Rizal Wittiri dan kawan-kawan, ISBN 978-602-9105-11-7

• Buku “Spirit Geologi” oleh Atep Kurnia dan kawan-kawan, ISBN 978-602-9105-24-7

• Album Seri Geologi “Geofoto Nusantara: Air” oleh: Oki Oktariadi dan kawan-kawan, ISBN 978-602-9105-25-4

• Album Seri Geologi “Geofoto Nusantara: Batu” oleh Igan S. Sutawidjaja dan kawan-kawan, ISBN 978-602-9105-25-4

Gambar 4.6 Sampul buku “Petrografi Batubara Cekungan Barito Selatan” dan “Mineral Potensial Map”.

Gambar 4.7 Sampul buku “West Nusa Tenggara Geotourism” dan “Koleksi Moluska Holotype dari Bumiayu dan Cirebon, Jawa”.

Gambar 4.8 Sampul buku “Prahara Gunung Galunggung”, "Hidup di atas Tiga Lempeng", "Spirit Geologi" dan “Langlang Bumi”.

48 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.9 Sampul buku “Geofoto Nusantara: Air" dan "Geofoto Nusantara: Batu”.

Publikasi Berupa jurnal

Badan Geologi setiap tahun menerbitkan jurnal ilmiah ilmiah. Pada Tahun 2013, diterbitkan total 90 makalah dalam 5 jurnal. Rincian keseluruhan terbitan jurnal adalah:• jurnal geologi Indonesia dikelola oleh Sekretariat Badan Geologi dan terbit 4

kali dalam setahun dengan jumlah makalah sebanyak 20 makalah, semua makalah terbit dengan berbahasa Inggris, dengan perincian 1 makalah dari Malaysia dan 19 makalah dari Indonesia. Tahun 2013 Jurnal Geologi Indonesia diharapkan secara bertahap beralih menjadi jurnal internasional. Beberapa langkah sudah dilakukan, yaitu: penggunaan aplikasi Open Journal System (OJS), ada editor dan mitra bestari dari luar negeri; dan Sosialisasi Aplikasi OJS kepada Dewan Redaksi dan para calon penulis serta mitra bestari. Pada November juga telah mengadakan Rapat Pleno Tahunan Dewan Redaksi Internasional JGI dengan tujuan menyamakan visi dan misi ke depan dengan harapan dapat mengembangkan JGI ke tahap yang lebih luas menjadi Jurnal Internasional. Hasil keputusannya antara lain akan mengganti nama Jurnal geologi Indonesia dengan Indonesian Journal on Geoscience.. Anggota Dewan Redaksi dari luar negeri: Prof. Dr. Tran Van Tri (Vietnam), Dr. Koji Wakita ( Japan), Dr. Dhiti Tulyatid (Thailand), Prof. Dr. Shafeea Leman (Malaysia), Prof. Dr. Ng Than Fatt (Malaysia), Prof. Dr. H. Verstappen (Netherland), Dr. Tim A. Moore (New Zealand).

• jurnal lingkungan dan Bencana geologi dikelola Sekretariat Badan Geologi dan terbit 3 kali dalam setahun dengan jumlah makalah 15 makalah dan semua makalah disajikan dengan bahasa Indonesia. Pada tahun ini Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi sudah terakreditasi LIPI dengan nomor 497/Akred/P2MI-LIPI/08/2012 dan masa berlaku 4 tahun. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi diterbitkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan sebelumnya telah didaftarkan di Perpustakaan Nasional dengan nomor ISSN 2086-7794.

• jurnal Sumber daya geologi yang diterbitkan dan dikelola oleh Pusat Survei Geologi, terbit sebanyak 4 volume selama Tahun Anggaran 2013 yaitu:

LAKIP Badan Geologi 2013 | 49

- Jurnal Sumber Daya Geologi Vol. 23, No. 1 - Maret 2013- Jurnal Sumber Daya Geologi Vol. 23, No. 2 - Juni 2013- Jurnal Sumber Daya Geologi Vol. 23, No. 3 - Agustus 2013- Jurnal Sumber Daya Geologi Vol. 23, No. 4 - November 2013- Jurnal Edisi Khusus (Cetak ulang), “Stratigrafi, Sedimentologi, Paleontologi

Jawa dan Nusa Tenggara”

• Buletin geologi tata lingkungan, berisi publikasi ilmiah hasil kegiatan penelitian dan survei oleh Pusat Lingkungan Geologi. Terdiri dari 3 volume dalam setahun.

• Buletin Sumber daya geologi dikelola oleh Pusat Sumber Daya Geologi, terbit sebanyak 3 Volume dengan nomor ISSN 1907-5367 dengan jumlah makalah sebanyak 15 buah yang menyajikan tema mengenai sumber daya energi, mineral dan sistem informasi geografis

• Buletin Vulkanologi yang diterbitkan dan dikelola Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, diterbitkan 3 kali dalam setahun

• jurnal gunung api yang diterbitkan dan dikelola Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, diterbitkan 2 kali dalam setahun

• Buletin Berkala Merapi yang diterbitkan dan dikelola Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Gambar 4.10 Foto Anggota Dewan Redaksi JGI pada saat Rapat Pleno Tahunan Dewan Redaksi Internasional JGI.

Gambar 4.11 Sampul depan Jurnal Geologi Indonesia.

50 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.12 Sampul depan Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi

Gambar 4.13 Sampul depan Jurnal Sumber Daya Geologi.

Gambar 4.14 Sampul depan Buletin Geologi Tata Lingkungan Tahun 2013.

Gambar 4.15 Buletin Sumber Daya Geologi yang diterbitkan pada Tahun 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 51

Publikasi Berupa Majalah dan Buletin geologi Populer

Majalah geologi populer dan buletin populer diterbitkan Badan Geologi melalui Sekretariat Badan Geologi (SBG). Pada tahun 2013 diterbitkan sebanyak empat kali majalah geologi populer, “Geomagz”, dan empat kali buletin populer “Berita Geologi”, sebagai berikut.

• geomagz Majalah geologi Populer. Geomagz, Majalah Geologi Populer, berisi artikel-artikel dan foto-foto yang lebih banyak bermuatan kegeologian, terbit 4 kali dalam setahun. Tahun 2013 merupakan tahun kedua terbitnya Geomagz, Majalah Geologi Populer. Majalah geologi populer ini telah didaftarkan di LIPI dengan nomor ISSN 2088-7906.

• Berita geologi. Berita Geologi terbit empat kali dalam setahun dengan jumlah sebanyak 67 naskah dan semua naskah disajikan dengan bahasa Indonesia.Tahun 2013 adalah tahun kedua penerbitan Berita Geologi. Berita Geologi dikelola oleh Sekretariat Badan Geologi dan telah didaftarkan di LIPI dengan nomor ISSN 2088-8953. Berita Geologi adalah publikasi yang baru, berisi tentang berita seluruh kegiatan Badan Geologi.

Gambar 4.16 Contoh sampul depan Geomagz, Majalah Geologi Populer terbitan 2013.

Gambar 4.17 Sampul depan Berita Geologi.

52 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Publikasi Berupa atlas

• Atlas Cekungan Sedimen Indonesia: Cekungan Sumatera Selatan• Atlas Cekungan Sedimen Indonesia: Cekungan Sumatera Tengah• Atlas Cekungan Sedimen Indonesia: Cekungan Serayu

Pemenuhan kebutuhan pegawai, sarana prasarana, dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran

Untuk kelancaran kegiatan sehari-hari perkantoran dilakukan sejumlah kegiatan (hasilnya dilaporkan dalam laporan terkait), penyediaan atau penyelanggaraan sarana dan prasarana laboratorium, sarana dan prasarana survei, dan sarana prasarana umum. Rincian kegiatan untuk pencapaian kinerja nomer empat ini adalah:- Koordinasi pelaksanaan kegiatan Badan Geologi- Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan akuntabilitas

dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan sistem informasi- Koordinasi dan pengelolaan kepegawaian, organisasi dan tatalaksana, serta

kinerja pegawai- Pengelolaan sistem perbendaharaan, barang milik negara, serta akuntansi dan

pertanggungjawaban keuangan- Pengelolaan urusan ketatausahaan, hukum, dan hubungan masyarakat,

perlengkapan dan rumah tangga- Pembinaan jabatan fungsional Penyelidik Bumi

Sarana prasarana yang dikoordinasikan melalui kegiatan ini adalah:- Sarana prasarana laboratorium yang tersebar di pusat-pusat dan UPT, yaitu:

a. Laboratorium penginderaan jauhb. Laboratorium petrologic. Laboratorium geokimia, kimia mineral dan aird. Laboratorium geokronologie. Laboratorium biostratigrafif. Laboratorium mekanika tanah dan batuan.

- Sarana prasana Survei:a. Peralatan pengeboran untuk air tanah, mineral, batubara dan panas bumib. Alat-alat beratc. Peralatan survei geofisika (gaya berat, geomagnet, seismik, geolistrik,

magnetotelluric, induce polarization, peralatan logging)d. Peralatan penanggulangan bencana (seismometer, data logger, tiltmeter,

extensometer, inclinometer, dll).

- Sarana Prasarana Umum:a. Gedung perkantoranb. Pos pengamat gunung api di 70 lokasic. Gedung perpustakaand. Gedung bengkel alat berat dan pengeboran.

Pengajuan Usulan Peraturan Bidang Geologi

Pada tahun 2013 dilakukan kegiatan yang berkaitan dengan legislasi atau penetapan peraturan perundang-undangan, dalam hal ini setingkat Rancangan Peraturan Menteri

LAKIP Badan Geologi 2013 | 53

(R. Per.Men) terkait bidang geologi (Tabel 4.2). Status hasil kegiatan tersebut adalah:• Dari 7 judul rancangan Peraturan Menteri ESDM yang masuk dalam Program

Legislasi dan Regulasi Sektor ESDM tahun 2013, sebanyak 5 judul sedang diproses di Biro Hukum dan Humas & 1 buah masih di unit teknis

• Dari 7 judul rancangan Peraturan Menteri ESDM yang masuk dalam Program Legislasi dan Regulasi Sektor ESDM tahun 2013, sebanyak 5 judul sedang diproses di Biro Hukum dan Humas & 1 buah masih di unit teknis

Pengembangan Kompetensi Pegawai Badan Geologi

Pengembangan kompetisi pegawai merupakan kegiatan rutin. Pada Tahun Anggaran 2013 sebanyak 36 orang pegawai Badan Geologi yang dikembangkan kompetisinya ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Penyusunan Program, Rencana Kerja dan Anggaran; Laporan dan Evaluasi Badan Geologi; Koordinasi, Sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi

Terdapat sebanyak sebelas kegiatan dan hasilnya yang merupakan capaian kinerja nomor tujuh. Kesebelas kegiatan dan capaiannya tersebut sebagaimana di bawah ini.

Penyusunan rancangan rencana Strategis (renStra)Kegiatan yang dilakukan diantaranya melakukan updating bahan Renstra Badan Geologi Tahun 2015-2019, di antaranya status kondisi umum, sasaran-sasaran, target kinerja serta pendanaan. Untuk nomenklatur kegiatan diusulkan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan rKaKlMenyusun RKA-KL Pagu Definitif TA 2014 serta mempersiapkan data pendukung guna penelitian RKA-KL oleh Biro Perencanaan dan Kerja KESDM serta Inspektorat Jenderal, dilanjutkan penelaahan terhadap output dan target keluarannya serta memproses menjadi DIPA.

Koordinasi Penyusunan rencana KerjaTerdiri atas dua bagian, yaitu:• Mempersiapkan bahan nomenklatur usulan Renja dan RKP Badan Geologi 2015• Koordinasi dan monitoring persiapan pelimpahan wewenang pemboran air tanah

kepada Pemerintah Daerah melalui mekanisme Tugas Pembantuan

Penyiapan Bahan rKP dan raPBn Untuk kegiatan utama adalah mengkuti rapat-rapat dan menyusun Nota Keuangan dan RAPBN tahun 2014, Pokok-pokok bahasannya antara lain:

A. Pelaksanaan Program, Kebijakan dan Realisasi APBN 2007 – 2013o Kebijakan Umumo Hasil-hasil yang telah dicapai tahun sampai dengan tahun 2013o Realisasi Anggaran Tahun 2007 – 2013o Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN)B. RAPBN Tahun 2014

1. Kebijakan Prioritas2. Sasaran Kebijakan3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkuat APBN4. Langkah-langkah dan kebijakan yang akan diambil untuk meningkatkan

penerimaan5. Rencana Kerja Pemerintah 2013

54 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

NO JUDUL STATUS

1 R. Per. Men. ESDM tentang Pengelolaan Data Sumber Daya Geologi Nasional Unit Teknis

2 R. Permen ESDM tentang Pedoman Arahan Pemanfaatan Ruang dan Penyelidikan Geologi Teknik pada Kawasan Rawan Gerakan Tanah Biro Hukum dan Humas

3 R. Permen ESDM tentang Perizinan dan Rekomendasi Teknis Air Tanah Biro Hukum dan Humas

4 R. Permen ESDM tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertambangan Biro Hukum dan Humas

5 R. Per. Men. ESDM tentang Tata Cara Penetapan Zona Konservasi Air Tanah Biro Hukum dan Humas

6 R. Per. Men. ESDM Penyelenggaraan Pengelolaan Air Tanah di Luar Cekungan Air Tanah Biro Hukum dan Humas

7 R. Per. Men. ESDM tentang Inventarisasi Air Tanah Biro Hukum dan Humas

Tabel 4.2 Matriks Program Legislasi dan Regulasi Sektor ESDM terkait Bidang Geologi tahun 2013

Tabel 4.3 Pegawai Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya

NO JENIS DIKLATJUMLAH

SBG PSG PVMBG PSDATGL PSDG1 Tugas Belajar 3 5

2 Diklatpim Tk. IV 1  

3 Diklat Bimtek Teknis Peningkatan Kemampuan Kerja Tk. III 1  

4 Diklatpim Tk. III Angkatan XI Tahun 2013

5 Diklat Pengangkatan Arsiparis Tingkat Ahli Angkatan II

6 Diklat Fungsional Pranata Humas

7 Diklat Prajabatan Golongan I dan II

8 Orientasi CPNS

9Bimtek (Pelatihan) dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Angkatan I TA 2013

1  

10Bimbingan Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Keahlian Nasional

1

11 Bimtek Penilaian Resiko

12 Workshop dan Bimbingan Teknis Penyusunan Sasaran Kerja PNS

13 Diklat Teknis Komunikasi 1  

14 Diklat Resokusi Sengketa dan Arbitrase Internasional (Tahap Pengenalan dan Lanjut) 1  

15 Pelatihan Jurnalistik Terpadu

16 Pelatihan Excellence Public Service 2  

17 Analisis Kebutuhan Diklat 1

18 Workshop Publik Speaking

19 Pelatihan Pengamanan VIP

20 Pelatihan Strategic Planning 3

21 Pelatihan Master of Ceremony Training

22 Pelatihan Talent Management

23 Pelatihan Manajemen Crisis Public Relations

  Jumlah 12 3 5

  Jumlah Total 36

fera
Note
NOJENIS DIKLAT PESERTA 1.Bimtek (Pelatihan) dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Angkatan I Tahun Anggaran 20131 Orang 2.Bimbingan Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Keahlian Nasional1 Orang 3. Diklat Teknis Komunikasi1 Orang 4.Diklat Resokusi Sengketa dan Arbitrase Internasional (Tahap Pengenalan dan Lanjut)1 Orang 5.Diklatpim Tk IV Angkatan II1 Orang 6.Pelatihan Excellence Public Service Angkatan I2 Orang 7.Analisis Kebutuhan Diklat1 Orang 8.Pelatihan Strategic Planning Angkatan I1 Orang 9.Pelatihan Strategic Planning Angkatan II2 Orang 10.Diklat Bimtek Teknis Peningkatan Kemampuan Kerja bagi PNS yang lulus Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah Tingkat S1 ke atas Tk. III1 Orang 11.Diklatpim Tk. II Angkatan XI Tahun 20131 Orang 12.Orientasi CPNS1 Orang 13.Diklat Pengangkatan Arsiparis Tingkat Ahli Angkatan II1 Orang 14.Pelatihan Master of Ceremony Training1 Orang 15.Diklat Fungsional Pranata Humas Angkatan I1 Orang 16.Personality Development Training Angkatan X1 Orang 17.Personality Development Training Angkatan XI1 Orang 18.Pelatihan Pengamanan VIP1 Orang 19.Workshop dan Bimbingan Teknis Penyusunan Sasaran Kerja PNS1 Orang 20.Workshop Publik Speaking Angkatan III1 Orang 21.Bimtek Penilaian Resiko Angkatan II1 Orang
fera
Note
fera
Note
Diklatpim Tk. II Angkatan XI Tahun 2013 1 orang
fera
Note
1 orang
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
1
fera
Note
total 28
fera
Note
2
fera
Note
24. personality development training...2

LAKIP Badan Geologi 2013 | 55

Kegiatan Unit

Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya Geologi PSDG

Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya Air Tanah, Lingkungan Geologi, dan Penataan Ruang PSDATGL

Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Geologi PVMBG

Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi BPPTKG

Pelayanan Museum Kegeologian MG

Pengembangan Penyelidikan dan Pelayanan Survei Geologi dan Geoinformasi PSG

Manajemen Tata Laksana Kepemerintahan Bidang Geologi SBG

Tabel 4.4 Usulan Nomenklatur Kegiatan Badan Geologi pada RENSTRA 2015-2019

6. Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013a. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) b. Rencana Belanja

7. Rencana alokasi anggaran belanja yang diprioritaskan

Koordinasi dan Monitoring Kerja Sama dalam dan luar negeriUntuk kegiatan koordinasi monitoring kerja sama dalam dan luar negeri telah diselenggarakan kegiatan sbb.:• Pembahasan draf/naskah usulan kerjasama antara Badan Geologi dengan

Geological Survey Japan, Sucofindo, Rusia, University of Wollongong dan Badan Kebijakan Fiskal

• Memantau Draf MoU antara Menteri ESDM dan Menteri Keuangan mengenai Pengelolaan Dana Geothermal

• Koordinasi dengan Museum Kars di Wonogiri dan Museum Gunung Batur di Bali tentang pengembangan pengelolaan dan layanan publik

• Rapat dan koordinasi pengembangan kerja sama luar negeri antara lain dengan: China, Jepang, Korea, Azerbaijan dan Turki

Pengembangan Kerja Sama ccOPKegiatan Pengembangan Kerja Sama CCOP antara lain:- CCOP-CGS, China dalam bidang “Geochemical Mapping”, diselenggarakan di

Nanning, China, 3-8 September 2013- CCOP-KIGAM, Korea dalam bidang “Coastal Geology and Geohazards”,

diselenggarakan di Daejon, Korea, 2-13 September 2013- CCOP-CGS, China dalam bidang “Carbon Capture Storage-Case Study

Seminar”, diselenggarakan di Shanghai, China, 6-8 November 2013.- Selaku Pewakilan Tetap/Permanent Representative dan sekaligus sebagai Ketua/

Chairman of CCOP-Steering Committe, Kepala Badan Geologi telah menghadiri CCOP Annual Session yang ke-60 di Ubon, Thailand pada 26-28 Maret 2013. Kepala Badan Geologi telah menghadiri kegiatan the 49th CCOP Annual Session dan the 61st CCOP Steering Committee Meeting pada 20-27 Oktober 2013 di Sendai, Jepang.

Koordinasi dan Sinkronisasi Program Bidang geologiKegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Program Bidang Geologi antara lain Memenuhi undangan dari Biro Perencanaan dan Kerja Sama, KP3EI Timja Koridor Sumatera dan Bappenas dalam rangka koordinasi ekonomi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral

56 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

untuk pelaksanaan MP3EI; Koordinasi pengembangan program pemantauan gunung api di BPPTKG Yogyakarta dan Koordinasi pengembangan program layanan publik di museum Kars wonogiri pada tanggal 10-12 Desember 2013. Serta mempersiapkan bahan masukan guna penyusunan Rancangan RPJMN tahun 2015-2019 yang sedang disusun oleh Bappenas.

Penyiapan Bahan Kebijakan dan tanggapan Bidang geologiKegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Program Bidang Geologi antara lain:- mempersiapkan bahan-bahan pimpinan untuk pidato, seminar, kunjungan dan

sambutan- Mempersiapkan bahan arahan kebijakan Badan Geologi Tahun 2014- Menyusun Bahan Wamen untuk Coffee Morning Isu Strategis KESDM- Memberikan masukan bahan-bahan kilas balik dan capaian kinerja- Menyusun konsep pengembangan layanan publik, melalui survei indikator dan

kepuasan layanan bagi masyarakat

Penyusunan laporan akuntabilitas Instansi PemerintahHasil Kegiatan yang diperoleh adalah tersedianya Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun (LAKIP) 2013 Badan Geologi yang berisi laporan penyusunan rencana strategis (RS), penyusunan rencana kinerja tahunan (RKT), serta pengukuran akuntabilitas kinerja dan evaluasi kinerja.

Penyusunan laporan tahunanHasil Kegiatan yang diperoleh adalah tersedianya Buku Laporan Tahunan Badan Geologi Tahun 2013 yang menampilkan highlight kegiatan yang dilaksanakan oleh unit-unit di lingkungan Badan Geologi.

Koordinasi Monitoring dan evaluasiHasil kegiatan yang dilakukan antara lain mengadakan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Badan Geologi, “Pemaparan Kegiatan Strategis Badan Geologi 2013” pada tanggal 2 Desember 2013 dan mengadakan Rapat Kerja Evaluasi Kegiatan Tahun 2013 dan Rencana Kegiatan Tahun 2014 pada tanggal 13 Desember 2013.

4.2.2 Capaian Sasaran 2

1) Realisasi Pencapaian Sasaran

Realisasi cacpaian sasaran dapat dilihat pada Tabel 4.5.

(2) Evaluasi Capaian SasaranCapaian kinerja kegiatan peta geologi yang dihasilkan dan digunakan:- 740 Peta Geologi rinci skala 1:50.000 - 30 Peta Geokimia

Sasaran 2: Meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan, dan pelayanan geologi

fera
Note
berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung angka pencapaian sasarannya, yaitu rata-rata 117,20%

LAKIP Badan Geologi 2013 | 57

- 10 Peta hidrogeologi bersistem Indonesia skala 1:250.000- 8 Peta Geologi Teknik skala 1:100.000- 45 Peta Kawasan Rawan Bencana

Capaian kinerja indikator jumlah data hasil Penelitian Geosain tercapai 100% atau 10 lokasi penelitian geosain dari target sebanyak 10 lokasi. Indikator kinerja jumlah data hasil penelitian geosains ini, kegiatannya terdiri dari 5 kegiatan, yaitu: • Hasil Survei Dinamika Cekungan (4 Lokasi)• Peta Magnetik Udara, • Metallogenik Kalimantan, • Penelitian Rare Earth Element Pulau Singkep dan • Atlas Cekungan (3 Lokasi)

Capaian kinerja kegiatan jumlah Perolehan/Pendaftaran Sistem Mutu melebihi dari yang ditargetkan. Pada tahun 2013 Badan Geologi melalui Pusat Survei Geologi memperoleh sertifikat (Surat Pendaftaraan Ciptaan) sebanyak 22 lembar produk peta, yang terdiri atas peta geologi sejumlah 10 lembar peta dengan skala 1:250.000, dan peta geofisika (Anomali Bouguer) sejumlah 12 lembar peta dengan skala 1:250.000, dari yang ditargetkan selesai sejumlah 20 lembar peta. Sedangkan mengenai permo-honan pendaftaran ciptaan hak cipta, dari rencana permohonan pendaftaran hak cip-ta sebanyak 30 lembar yang terdiri dari 15 lembar peta geologi dan 15 lembar peta geofisika (Anomali Bouguer). Pada Tahun 2013 terealisasi sebanyak 30 lembar peta yang diajukan permohonan pendaftaraanya yang terdiri atas 15 lembar peta geologi dan 15 lembar peta geofisika (Anomali Bouguer).

(3) Gambaran Hasil Kegiatan

Pembuatan Peta Geologi

Kegiatan interpretasi geologi berbasis data penginderaan jauh bermaksud meng-up-date informasi geologi berupa informasi litologi dan struktur pada skala 1:50.000. Se-dangkan tujuannya adalah untuk memetakan kondisi geologi seluruh wilayah Indone-sia dalam waktu yang relatif singkat. Metoda yang digunakan Tahap awal dilakukan pemrosesan citra digital landsat dan DEM TerraSAR X. Selanjutnya menggabungkan kedua citra tersebut dengan data titik-titik lokasi penyelidikan lapangan terdahulu, peta topografi, peta geologi regional dan info sekunder lainnya ke dalam lembar peta index. Peta ini dijadikan peta dasar untuk menginterpretasi geologi. Deliniasi litologi dan struktur yang dihasilkan didasarkan pada prinsip-prinsip interpretasi visual sep-erti rona, textur, relief, asosiasi, kelurusan, dan morfologi.

Tahun anggaran 2013, telah melaksanakan kegiatan Interpretasi Geologi berbasis data Inderaan Jauh untuk wilayah seluruh Jawa, seluruh Nusa Tenggara Timur, seba-gian Sumatera, sebagian Kalimantan dan sebagian Sulawesi, serta beberapa pulau-pu-

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Jumlah peta geologi yang dihasilkan Peta 820 833 101,59

Jumlah data hasil penelitian geosains Lokasi 10 10 100

Jumlah perolehan/pendaftaran sistem mutu Usulan 20 30 150

Tabel 4.5 Capaian Kinerja Penelitian, Penyelidikan, dan Pelayanan Geologi

58 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

lau kecil. Hasil interpretasi dituangkan ke dalam peta interpretasi geologi berbasis data penginderaan jauh sebanyak 740 NLP (Nomor Lembar Peta) skala 1:50.000.

Data geokimia yang tersaji dalam bentuk peta geokimia sangat penting untuk mengetahui kandungan dan penyebaran unsur sebagai hasil erosi batuan di permu-kaan, yang nantinya digunakan sebagai data dasar dalam eksplorasi sumber daya min-eral. Pada Tahun 2013, kegiatan dilakukan di wilayah Kalimantan Barat bagian Utara (perbatasan Indonesia-Malaysia), Kalimantan Timur bagian Selatan dan Jawa Timur bagian Timur. Ditargetkan capaian menghasilkan 30 lembar dan terlaksana 100%.

Metoda kerja yang dilakukan meliputi tahap persiapan, tahap pekerjaan lapan-gan (pengambilan sampel stream sediment pada sungai aktif dengan saringan (sieve) berukuran 40#, 80# dengan berat masing-masing conto ± 0,5 kg serta grab sampel seberat 2 kg), tahap analisis laboratorium (metoda XRF dan menggunakan software ArcGIS dan Geosoft Oasis Montaj) dan pengolahan data (Pembuatan peta geokimia per unsur yang kemudian disusun dalam suatu atlas peta geokimia).

Capaian hasil kegiatan adalah, pengamatan dan pengambilan sampel stream sed-iment sebanyak 2.409 titik dengan pencapaian sampe rata-rata 80%. Produk akhir dari kegiatan pemetaan geokimia pada Tahun 2013 ini adalah peta geokimia stream sediment per unsur skala 1:100.000 yang nantinya akan diterbitkan dalam bentuk album peta geokimia stream sediment per unsur dengan skala regional (~ 1:2.000.000).Pemetaan geologi gunung api, kawasan rawan bencana gunung api, gempa bumi, tsunami, zona kerentananan gerakan tanah, dan peta risiko bencana gunung api, peta risiko gempa bumi, peta risiko tsunami, dan peta risiko gerakan tanah secara umum dapat tercapai 100%. Peta yang dihasilkan akhir-akhir ini sangat ditunggu oleh masyarakat khususnya pada kawasan rawan bencana geologi, sekaligus sebagai acuan penataan ruang Pemerintah Daerah. Pemetaan yang telah diselesaikan pada tahun Anggaran 2013 ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Pada tahun 2013 pemetaan geologi di lakukan pada 4 (empat) gunung api, yaitu: • G. Batutara, Nusa Tenggara Timur• G. Sikicau Belirang, Sumatera Selatan• G. Ilimuda, Nusa Tenggara Timur• G. Todoko, Maluku UtaraSedangkan pemetaan kawasan rawan bencana gunung api dilakukan pada 3 (tiga)

gunung api yaitu: • G. Talakmau, Sumatera Barat• G. Sikicau Belirang, Sumatera Selatan• G. Lumut Balai, Sumatera SelatanKondisi pemetaan geologi gunung api hingga tahun 2013, yaitu sudah terpetakan

67 gunung api Tipe-A, 25 gunung api Tipe-B dan 2 gunung api Tipe-C. Dengan demikian jumlah gunung api yang belum terpetakan adalah 10 gunung api Tipe-A, 4 gunung api Tipe-B dan 19 gunung api Tipe-C.

Kondisi pemetaan KRB gunung api hingga tahun 2013 yaitu sudah terpetakan 68 dari 77 gunung api Tipe-A, 22 dari 29 gunung api Tipe-B dan 13 dari 21 gunung api Tipe-C.

Kegiatan pemetaan geologi maupun pemetaan kawasan rawan bencana gunung api yang belum dilaksanakan, hal ini disebabkan oleh skala prioritas pelaksanaan ke-giatan terhadap gunung api tipe A, terdapat 5 gunung api bawah laut, dan tingkat pencapaian lokasi (pulau gunung api terpencil).

Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkun-gan pada tahun anggaran 2013, telah melaksanakan kegiatan pemetaan hidrogeologi bersistem Indonesia skala 1:250.000 di seluruh Indonesia sebanyak 10 lokasi, dan Pe-metaan Geologi Teknik di seluruh Jawa dan Bali sebanyak 8 lokasi, yaitu:

LAKIP Badan Geologi 2013 | 59

Gambar 4.18 Wilayah Kegiatan Interpretasi Geologi Berbasis Data Penginderaan Jauh TA 2013.

• Pemetaan Hidrogeologi Bersistem Skala 1:250.000:1. Lembar 0620 - Langsa, P. Sumatera; 2. Lembar 0618 – Sidikalang, P. Sumatera;3. Lembar 0716 - Lubuk Sikaping, P. Sumatera;4. Lembar 0813 - Sungai Penuh, P. Sumatera;5. Lembar 0914 - Muaro Bungo, P. Sumatera; 6. Lembar 1012 - Lahat, P. Sumatera; 7. Lembar 1112 - Tulung Selapan, P. Sumatera; 8. Lembar 1715 - Muara Teweh, P. Kalimantan; 9. Lembar 1917 - Muara Lasan, P. Kalimantan; 10. Lembar 1918 - Tanjung Selor, P. Kalimantan;

Gambar 4.19 Peta Lokasi Pemetaan Geokimia TA 2013 di Pulau Kalimantan (Perbatasan Indonesia – Malaysia).

60 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

• Pemetaan Geologi Teknik:1. Lembar Baturaja (Banding Agung), Sumatera Selatan; 2. Lembar Baturaja (Pulau Beringin), Sumatera Selatan; 3. Lembar Baturaja (Baturaja), Sumatera Selatan; 4. Lembar Baturaja (Muara Dua), Sumatera Selatan; 5. Lembar Baturaja (Pakuan Ratu), Lampung;

Gambar 4.20 Peta Lokasi Pemetaan Geokimia TA 2013 Wilayah Jawa Timur Bagian Timur.

Gambar 4.21 Peta Geokimia Stream Sediment Sebaran Unsur Tembaga (Cu) Wil. Kalimantan Barat.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 61

6. Lembar Menggala (Bandar Jaya), Provinsi Lampung; 7. Peta Geologi Teknik Siap Terbit Pulau Lombok; dan 8. Peta Geologi Teknik Siap Terbit Pulau Sumbawa

Tabel 4.6 Pemetaan KRB yang dilakukan Badan Geologi pada Tahun 2013

No Jenis Peta Jumlah1 Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi 4

1) KRB Gempa Bumi Merauke-Papua; 2) KRB Lahat Sumsel; 3) KRB Tarakan, Kalimantan Timur; 4) KRB P. Banda - Maluku2 Peta KRB Tsunami 4

1) KRB Pantai Timur Bali; 2) KRB Kupang-NTT; 3) KRB Pantai Selatan DIY3 Zona Kerentanan Gerakan Tanah 7

1) Sanggau; 2) Aceh Tenggara; 3) Luwuk, Sulteng; 4) Jayapura, Papua; 5) Tapteng, Sumut; 6) Morowali, Sulteng; 7) Sumba, NTT4 Pemetaan Geologi Gunung api 4

1) Pemetaan Geologi G. Batutara; 2) Pemetaan Geologi Sikicau Belirang, Sumsel; 3) Pemetaan Geologi G. Ilimuda, NTT; 4) Pemetaan Geologi Todoko, Malut

5 KRB Gunung Api 3

1) Pemetaan KRB Talakmau, Sumut; 2) Pemetaan KRB G. Sekicau Belerang, Sumsel; 3) Pemetaan KRB G. Lumut Balai, Sumsel6 Peta Evaluasi Risiko Bencana Gunung Api 10

1) G. Sinabung; 2) G. Rokatenda; 3) G. Sundoro; 4) G. Salak; 5) G. Burnitelong; 6) G. Kaba; 7) G. Arjuno Welirang; 8) G. Kelut; 9) G. Lewotobi; 10) G. Awu

7 Peta Evaluasi Risiko Bencana Gerakan tanah 81) Cianjur Utara; 2) Sumedang Utara; 3) Serang; 4) Sukabumi Utara; 5) Magelang Barat; 6) Mandailing Natal; 7) Agam Barat; 8) Ende Timur

8 Peta Evaluasi Risiko Bencana Gempa Bumi 41) Malang; 2) Bogor; 3) Karangasem; 4) Mandailing Natal.

9 Peta Evaluasi Risiko Bencana Tsunami 21) Teluk Bima; 2) Lombok

Penelitian Geosains

Indikator kinerja jumlah data hasil penelitian geosains ini, kegiatannya terdiri dari 5 kegiatan, yaitu: • Hasil Survei Dinamika Cekungan (4 Lokasi)• Peta Magnetik Udara, • Metalogenik Kalimantan, • Penelitian Rare Earth Element Pulau Singkep, dan • Atlas Cekungan (3 Lokasi)

hasil Survei dinamika cekungan

Penelitian survei dinamika cekungan dilakukan untuk meningkatkan kembali ek-splorasi migas Indonesia akibat menurunnya cadangannya. Penelitian potensi migas meliputi survei permukaan dan survei bawah permukaan. Sasaran penelitian meliputi, proses sedimentasi, lingkungan pengendapan, fasies, arah pengendapan sedimen, pet-rofisika batuan dan diagenesa serta mengidentifikasi potensi source, reservoir and seal rock pada setiap unit batuan atau formasi di cekungan tersebut.

Pada Tahun 2013, survei dinamika cekungan ditargetkan dilakukan pada 4 (em-

62 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

pat) lokasi, yaitu Cekungan Biak-Yapen, Cekungan Teluk Kau, CekunganTomini dan Cekungan Karama. Kegiatan ini terelisasi pelaksanannya 100%.

Survei Dinamika Cekungan Biak - Yapen

Daerah Cekungan terbentuk di Yapen selatan dan di Biak selatan hingga Kepulauan Padawidori lepas pantai timur Biak.Stratigrafi:- Pulau Yapen disusun oleh unit batuan volcanic dan karbonat, dimana disusun

oleh pyroclastics sequence, shelf to shallow water carbonate, shallow water of mixed silisicatstic-carbonate (pyroclastics material) dan platform margin carbonate.

- Sistem pengendapan di Pulau Yapen terdiri dari deepening sequence (Oligosen-Miosen) dan shallowing sequence (Miosen-Pliosen)

- Pulau Biak disusun umumnya oleh unit batuan carbonate, dimana terdiri dari slope carbonate sequence, deep water carbonate sequence, shallow carbonate sequence

- Sistem pengendapan di pulau biak terdiri dari shallowing (Oligosen-Miosen) dan deepening sequence (Miosen-Pliosen)

Struktur: - Anomali sisa 0 mGal hingga 9 mGal membentuk Cekungan di daerah Pulau

Yapen Tengah dan selatan. Di Pulau Biak pada bagian tengah dan utara bagian timur pesisir pantai.

- Closur antiklin di Pulau Biak dicirikan anomali 0 mGal hingga 2 mGal sedangkan di Pulau Yapen closur vertikal diduga tidak terbentuk.

- Perangkap sruktur antiklin migas pada penampang di Pulau Biak terdapat 5 lokasi hingga ke Pulau Padawidori. Dari hasil penggabungan data sekunder lebih banyak dari lima lokasi.

- Batuan dasar di daerah ini secara umum terbentuk di kedalaman 7 – 8 km dan perlapisan batuan dikelompokkan antara lapisan Tersier, dengan rapat massa 2,55 g/cm³ sedangkan Pra-Tersier rapat massa 2,75 g/cm³ dan batuan dasar 2,9 g/cm³.

Potensi Hidrokarbon:- Dari anmolasi sisa menunjukkan adanya closur-closur sebagai kitchen dan cebakan

Gambar 4.22 Status Pemetaan Geologi Teknik Bersistem.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 63

DATA PERMUKAAN

DATA LAPANGAN GEOLOGI

STRATEGI DAN SEDIMENTOLOGI

Ÿ Umur dan lingkungan pengendapan Fasies

Ÿ Pola arah pengendapanŸ Litostartigrafi, Biostratigrafi, dan Sikuen

StratigrafiŸ Identifikasi source, reservoir and seal

rock

Ÿ Analisis posisi dan arah tegasan utama

Ÿ Peta struktur regionalŸ Basin arsitekturŸ Umur dan Jenis StrukturŸ Structure Evolution

STRUKTUR GEOLOGI GRAVITY MAGNETIK MT

DATA BAWAH PERMUKAAN

DATA SURVEI GEOFISIKA

Ÿ Peta anomali magnet dan Bouguer lengkapŸ Peta delineasi deposenter dari gayaberat dan Peta

konfigurasi batuan dasar berdasarkan gayaberatŸ Model penampang satu dimensi dan dua dimensi

berdasarkan variasi nilai tahanan jenis batuan dari data MT

Ÿ Regional Structural TrendsŸ Basin ArchitectureŸ Sedimentology and stratigrafiŸ Geological EvolutionŸ Petroleum System Identification

DATABASE PUBLIKASIINTEGRASI

OIL AND GAS EXPLORATION

hidrokarbon, dimana perangkap struktur antiklin diperkirakan merupakan perangkap hidrokarbon di cekungan ini.

- Batuan dasar didaerah ini secara umum terbentuk di kedalaman 7 – 8 km dan perlapisan batuan dikelompokkan antara lapisan Tersier, dengan rapat massa 2,55 g/cm³ sedangkan Pra-Tersier rapat massa 2,75 g/cm³ dan batuan dasar 2,9 g/cm³.

- Struktur utama pengontrol Pulau Yapen adalah sesar jobi dan randawaya- Basement bagian Barat Pulau Yapen dan bagian Barat Pulau Biak kemungkinan

adalah australian continental plate.- Potensi cebakan struktur yang berkembang umumnya adalah positive flower

struktur- Hasil analisa geokimia organik menunjukkan kandungan toc dengan kategori

buruk-cukup baik (0,5 - 1,41%), umumnya gas prone potential (kerogen tipe iii)- Kandungan toc dengan kategori baik berasosiasi dengan sub marine channel facies

(turbidite) dan shallow water carbonate, sedangkan yang relatif buruk berasosiasi dengan deep water carbonate

- Hasil analisa porositas menunjukkan cukup baik berkisar antara 4,85-47,88%, porositas yang sangat baik berasosiasi dengan facies platform margin reef

- Perangkap hidrokarbon diperkirakan perangkap strukutur berupa positive flowerstructure dan antiklin.

Survei Dinamika Cekungan Teluk Kau

Cekungan Teluk Kau terletak pada Pulau Halmahera dan termasuk pada peta geologi Lembar Morotai, Maluku Utara.Stratigrafi: - Batuan alas dari Cekungan Teluk Kau adalah Kompleks batuan ultra basa yang

berumur Mesozoikum.

Survei Dinamika Cekungan Teluk Kau

Gambar 4.23 Ruang Lingkup Pekerjaan.

64 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

- Formasi Dorosagu berumur Eosen berdasarkan kumpulan fosil foraminifera besar Nummulites sp., Alveolina sp., Discocyclina sp., dan Amphistegina sp. Formasi Dorosagu di bagian bawah tersusun oleh batugamping bioklastik dan batupasir karbonatan sedangkan di bagian atas tersusun oleh batupasir dan batulempung berwarna merah.

- Formasi Bacan memiliki hubungan menjari dengan Formasi Tutuli berumur Oligosen hingga Miosen Awal berdasarkan kumpulan foraminifera bentik besar dan foraminifera planktonik (Lepidocyclina sp., Cycloclypeus sp., Miogypsinoides sp., Catapsydrax dissimilis, Globoquadrina altispira.).

- Formasi Weda yan teramati di daerah penelitian berumur Miosen Akhir – Pliosen yang dibuktikan dengan kumpulan fosil foraminifera planktonik Pulleniatina primalis, P. praecursor,Globorotalia pseudomiocenica, Gr. tumida, Gr. multicamerata, Sphaeroidinella dehiscens, Globigerinoides fistulosus.

- Formasi Weda bagian bawah tersusun atas perselingan batugamping (mudstone, wackestone) dengan batupasir atau batulempung yang kaya akan fosil jejak. Formasi Weda bagian atas tersusun atas perselingan batugamping (mudstone) dengan batupasir karbonatan atau batulempung karbonatan yang menunjukkan lingkungan lebih dalam (Pyrgo sp., Nodosaria sp.)

- Pada umur Miosen Akhir – Pliosen, di bagian barat lengan Halmahera lebih berkembang batugamping wackestone – packestone, sedangkan di bagian timur lebih berkembang perselingan batugamping (mudstone) dengan batupasir karbonatan atau batulempung karbonatan

Gambar 4.24 Lokasi Penelitian Cekungan Biak – Yapen.

- Batuan pengisi Cekungan Teluk Kau dari tua ke muda adalah Formasi Dodaga, Formasi Dorosagu, Formasi Bacan, Formasi Tutuli, Formasi Weda, Formasi Tingteng, Endapan Volkanik Kuarter, Batugamping terumbu Kuarter, dan Aluvium.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 65

Gambar 4.25 Penampang Geologi Bawah Permukaan.

Sedimentologi:- Berdasarkan karakteristik dan asosiasi litologi penyusun formasi batuan yang

dapat identifikasi adalah Formasi Ultrabasa, Formasi Dodaga, Formasi Dorosagu, Formasi Bacan, Formasi Tutuli, Formasi Tingteng, Formasi Weda, Formasi Togawa, Formasi Kayasa dan Batuan Quarter Limestone serta yang lainnya.

- Untuk batuan dasar dari Cekungan Kau adalah batuan oceanik atau Ultrabasa, ini dapat menyebabkan pengendapan sedimentasi yang lebih tipis. Sehingga untuk penimbunan sedimen untuk mencapai kematangan termal akan sulit tercapai

- Formasi Weda memiliki porositas lebih baik dibandingkan dengan Formasi Tutuli, Formasi Tingteng dan Formasi Dorosagu sehingga bisa dikatakan potensi sebagai batuan resevoir berada di Formasi Weda.

Potensi Hidrokarbon: - Hasil Evaluasi batuan induk di Cekungan Kau menunjukkan rata-rata kematangan

batuan pada tingkat immature, dengan jenis kerogen tipe III GAS PRONE. Permasalahannya di Lolobata dilaporkan adanya indikasi rembesan minyak.

- Adanya kemunculan rembesan dengan fraksi hidrokarbon yang berbeda mengindikasikan adanya perbedaan asal batuan induk.

- Hasil analisis MT pada lintasan Lolobata menunjukkan adanya 2 sistem petroleum yang berbeda yang muncul pada level kedalaman yang berbeda. Sehingga kemungkinan pengisian hidrokabon pada cekungan Kau berasal pada level sistem petroleum yang lebih dalam, pada profil MT berada pada kedalaman lebih dari 2.500 m.

66 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Survei Dinamika Cekungan Tomini-Gorontalo

Survei dinamika cekungan Tomini-Gorontalo dilakukan dengan kontraktual pen-gadaan jasa konsultasi survei. Lokasi penelitian terletak pada 119,33° - 122° BT dan 0,6° - 1,0° LS, termasuk pada Kabupaten Donggala. Kabupaten Parigi Moutung, Kabupaten Toli-Toli, Kabupaten Buol dan Kabupaten Pahuwato, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Stratigrafi: Formasi batuan dapat diurutkan mulai dari berumur tua ke muda yaitu komplek metamorfosis, Formasi Tinombo, batuan terobosan, batuan sedimen laut, molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (1901), batuan gunung api, batugamping koral, endapan danau dan sungai, lalu yang paling muda aluvium dan endapan pantai (Rat-man, 1976).

Survei Dinamika Cekungan Karama

Lokasi daerah survei terletak di sepanjang pantai barat pada bagian tengah Pulau Sulawesi yang sebagian besar termasuk ke dalam wilayah Propinsi Sulawesi Barat. Terdapat 3 blok areal survei yang telah ditentukan, yang kemudian akan disebut den-gan Blok Selatan, Blok Tengah, dan Blok Utara. Terbuktinya keberadaan hidrokarbon pada Cekungan Lariang dengan ditemukannya rembesan minyak di daerah Doda. Komponen petroleum system-nya terdiri dari:

Batuan Induk: Batuan yang berpotensi berperan sebagai batuan induk di daerah penelitian adalah batuan berumur Paleogen yang terdapat di Cekungan Lariang yaitu batuan klastik halus (batulempung karbonan) dan batubara pada Formasi Toraja.

Gambar 4.26 Lokasi Penelitian Cekungan Teluk Kau, Pulau Halmahera.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 67

Reservoir: Batuan yang dapat berperan sebagai batuan reservoir diantaranya batugamping Paleogen pada Formasi Budong Budong dan batupasir pada Formasi Kalumpang. Batuan lainnya yang juga dapat berperan sebagai batuan reservoir adalah batupasir pada Formasi Lisu.

Batuan Penutup (Seal): Batuan yang dapat berpotensi sebagai batuan penutup adalah batuan klastik halus berupa batulempung pada Formasi Lisu.

Perangkap: Perangkap yang terbentuk dapat berupa perangkap struktur berupa antiklin asimetris yang dapat berperan sebagai three way dan four way dip closure.

Struktur Geologi: Didominasi oleh orientasi jurus kedudukan batuan berarah utara - selatan dan utara - timur laut - selatan - barat daya pada Cekungan Karama dan barat daya - timur laut pada Cekungan Lariang. Perlipatan yang terbentuk memiliki bentukan asimetris dan vergent ke arah barat dan barat laut. Struktur tersebut dipotong oleh sesar geser berarah barat laut - tenggara di Cekungan Lariang dan sesar geser berarah relatif barat - timur di Cekungan Karama.

Peta Magmatik Udara

Pemetaan geofisika udara dilakukan dengan metoda magnetik dan radiometri di daer-ah Membramo dan Mapenduma, Provinsi Papua yang tergabung dalam kegiatan The High Resolution Airborne Magnetic and Radiometric Papua (HRAMRP) Phase 4. Pe-metaan ditargetkan sepanjang 40.000 line km, namun terealisasi sepanjang 24.000 line km atau sebesar 60%, dengan rincian sebagai berikut: Pemetaan menggunakan sarana pesawat udara fixed wings yang digunakan di wilayah relatif datar, yaitu Blok Membramo, sejumlah 12.436,1 km lintasan terbang; Sedangkan pesawat jenis he-likopter digunakan untuk meliput daerah pegunungan di Blok Mapenduma sejumlah 12.060,1 km lintasan terbang.

Metallogenik Kalimantan

Penelitian dilakukan di Melak dan sekitarnya, Kabupaten Kutai Barat 115°15’- 115°45’ BT; 0°15’ – LS, 0°15’ LU, yang bertujuan untuk penemuan baru sumber daya mineral dengan mempelajari aspek geologi (petrologi dan geokimia), alterasi, mineralogi bijih, asal usul, sumber panas atau tubuh intrusi dari suatu cebakan mineral. Selain itu untuk memberi data baru untuk perubahan/revisi peta metalogeni Indonesia yang baru saja diterbitkan.

Daerah penelitian umumnya ditutupi oleh batuan gunung api muda Metulang yang berumur (0,009 ± 49 hingga 0,93130 ± 0,28 Ma, Holocene-Plistocene). Batuan berkisar dari basalt hingga andesit basalt dan jatuh pada medium-K kalk alkali. Se-begitu jauh, tidak dijumpai adanya indikasi subduksi dan diduga bersumber dari OIB akibat kegiatan ekstensional busur belakang.

Mineralisasi berupa kalkopirit, galena, seng, perak dan emas. Kandungan emas yang tinggi mencapai 2,13 ppm terdapat dalam contoh 2013HU13G. Kandungan mineral lainnya sangat rendah. Ubahan hidrotermal yang dijumpai termasuk ubahan silisifikasi, propilik dan argilik.

Penelitian Rare Earth Element di Pulau Singkep

Pulau Singkep dan Pulau Lingga secara administratif termasuk ke dalam Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, yang dibatasi oleh koordinat 0°00”-1°00” LS dan

68 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

103°30” - 105°00”.Tujuan dari penelitian ini adalah terkumpul data geokimia dari wilayah Kab. Ling-

ga dan sekitarnya, serta sejarah tektonik dari daerah tersebut untuk kaitannya dengan sejarah tektonik Sumatera hinnga sebagai bahan pertimbangan perencanaan pem-bangunan nasional dan daerah serta pencarian dan eksplorasi mineral dalam rangka pembangunan ekonomi daerah.

Data Petrografi dan muskovit menggolongkan batuan granit di sini adalah tipe-S. Kadar REE yang dimiliki 200 ppm. Tailing di wilayah ini terbukti masih mengandung Sn dan REE. Daerah ini dipengaruhi oleh tektonika yang berlangsung sejak jaman Kapur. Sedimen yang ditemukan telah mengalami berkali-kali pengangkatan dan penurunan. Pengaruh thermal dan tekanan terhadap sedimen (sehingga termetakan) mengarah ke selatan -> pengayaan unsur tanah jarang.

atlas cekungan

Penyusunan Atlas Cekungan Frontier di Indonesia sebagai tindak lanjut dari hasil Peta Cekungan Sedimen Indonesia berjumlah 128 buah yang disusun oleh Badan Geologi pada tahun 2009. Atlas ini bermaksud untuk merangkum semua data cekungan yang meliputi konfigurasi batuan dasar cekungan, sedimentasi batuan pengisi cekungan, geometri dan struktur geologi yang berkembang, analisis hubungan antara struktur geologi, evolusi cekungan, sejarah deformasi dan petroleum play (batuan sumber, batuan penyimpan, perangkap, batuan penutup dan potensi hidrokarbon yang menghasilkan suatu hipotesa atau model keberadaan migas untuk setiap cekungan. Dengan tahapan pekerjaan antara lain: (1) Persiapan (Proposal dan Jadwal Kegiatan Atlas). (2) Pengumpulan Literatur/Laporan. (3) Rangkuman Geologi (Sedimentologi, Stratigrafi dan Struktur). (4) Penyusunan hasil Analisis Geofisika (Gravity dan Magnetika). (5) Analisis deskriptif, kinematik dan dinamik geologi struktur yang berkembang di setiap cekungan. (6) Menganalisis evolusi geologi struktur di setiap cekungan.(7) Menganalisis hubungan antara struktur geologi dan potensi Hidrokarbon.

Gambar 4.27 Peta Lokasi Survei Geologi Dan Geofisika Cekungan Karama-Selat Makassar.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 69

Pada Tahun 2013, Pusat Survei Geologi mengerjakan penyusunan 3 (tiga) atlas cekungan, yaitu Taliabu, Timor dan Aru-Tanimbar.

Gambar 4.28 Akuisisi Airborne Magnetik Tahun 2013.

Atlas Cekungan Taliabu

Cekungan Taliabu di wilayah Kabupaten Taliabu,Maluku Utara pada koordinat (124° 15' 00" BT - 126° 30’ 00" BT dan 1° 33' 0" LS - 2° 05' 0" LS).

Stratigrafi: Paling tua adalah Kompleks Batuan Malihan (Karbon). Tebal >1000 m. Ditindih Formasi Menanga (Perem) Tebal 1000 m; berlingkungan fluviatil - laut dangkal. Kemudian ditindih Batuan Gunung api Mangole (Permo – Trias). Kemudian di atasnya di endapkan Formasi Bobong (Yura) dan berlingkungan fluviatil-peralihan - laut dangkal dan ditindih Formasi Buya (Yura), berlingkungan laut dangkal- dalam - peralihan Tebal > 1000 m. Diatas Fm Buya menindih Fm. Tanamu berumur Kapur berlingkungan garis pantai ( shore line) - laut dangkal; Tebal 300 m. Kemudian ditindih Fm. Salodik.

Gambar 4.29 Afinitas Batuan Daerah Melak.

70 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Struktur Geologi: Analisis struktur menghasilkan pola kelurusan dengan arah tegasan utama dan mekanisme tektonik yang berkembang di Cekungan Taliabu.

Pola Kelurusan Punggungan. Pola kelurusan punggungan Cekungan Taliabuberarah umum N130oE-N310oE, sedangkan arah umum sub maksimum N160oE-N340oE dan N90oE-N270oE dan arah umum mínimum adalah N0oE-N180oE.

Pola Kelurusan Lembahan. Pola kelurusan mengikuti lembahan lebih bervariasi dibandingkan kelurusan punggungan, tetapi menunujukkan pola yang sama dengan kelurusan punggungan, Kelurusan lembahan adalah N130o E-N310o E; Arah umum sub maksimum N160o E-N340oE N70o E E-N250o E atau timur timur laut-barat barat daya, dan N90o E-N270o E atau barat-timur, dan arah umum mínimum adalah N0oE-N180oE atau utara - selatan.

Pola Kelurusan Regional. Pola kelurusan arah umum kelurusan regional Cekungan Taliabu dengan variasi barat laut - timur tenggara dan utara timur laut - selatan barat

Gambar 4.30 Stasiun Pengamatan.

daya.

Potensi Hidrokarbon: Peta daerah potensi yang ditinjau dari dimensi serta nilai tinggian anomali yang tampilannya diperbesar dari anomali sisa dan daerah potensi tinggian anomali yang terdapat di daerah Pena dan Tolong merupakan daerah antiklin memanjang kearah barat hingga Teluk Jiko Parigi Cerminan anomali dari 0 mGal hingga 5 mGal ditafsirkan sebagai perangkap struktur terkait dengan terbentuknya migas di daerah ini.

Atlas Cekungan Timor

Cekungan Timor mencakup bagian barat Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografi wilayah kerja dibatasi oleh koordinat: 123o 30’ – 125o 15’E dan 9o – 10o 30’S.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 71

Stratigrafi: Litostratigrafi Timor dapat dibagi menjadi tiga sekuen yaitu Sekuen Kekneno (Perm Awal - Jura Tengah): Formasi Maubisse; Formasi Atahoc; Formasi Cribas; Formasi Niof; Formasi Aitutu; Formasi Babulu; Formasi Wailuli, Sekuen Kol-bano( Jura Akhir-Pliosen Awal): Formasi Oebaat; Formasi Nakfunu; Formasi Menu; Formasi Ofu; Formasi Menu dan Formasi Ofu, dan Sekuen Viqueque (Plio-Pleistosen): Formasi Viqueque; Melange.

Struktur Geologi: Struktur secara umum dibentuk oleh tegasan-tegasan utama berarah baratlaut - tenggara. Tiga sesar utama adalah Sesar Semau, Sesar Mena-mena, dan Sesar Belu. Ketiganya merupakan sesar mendatar mengiri dengan arah bidang sesar yang relatif sama, yaitu berarah timur laut - barat daya. Sesar naik banyak di-jumpai pada Blok Kolbano yang secara struktur merupakan jalur anjakan lipatan. Arah sesar naik umumnya berarah relatif timur - barat dan berasosiasi dengan terbentuknya lipatan di Kolbano.

Potensi Hidrokarbon: Potensi Migas Cekungan Timor umumnya berupa rem-besan yang dijumpai, yaitu di daerah Besikama dan Kolbano. Keberadaan rembesan minyak tersebut menjadi dasar penelitian terbaru mengenai potensi minyak dan gas bumi khususnya di daerah Kolbano. Sejumlah rembesan minyak dan gas di daerah Timor Barat.

Petroleum sistem Cekungan Timor dan satuan batuan yang berpotensi sebagai batuan sumber, Cekungan Timor adalah Formasi Atahoc, Formasi Cribas, Formasi Aitutu dan Formasi Wailuli; untuk batuan reservoir adalah batupasir dari Formasi Ba-bulu dan Wailuli, dan batugamping Formasi Maubisse, Aitutu, Cablac dan Viqueque. Batulempung atau serpih dari batuan-batuan berumur Pre-Tersier dan batulempung berumur Plio-Plistosen umumnya sebagai potensi dari batuan penutup di Cekungan Timor.

Gambar 4.31 Stratigrafi Pulau Mangole, Sanana, Taliabu dan sekitarnya.

72 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Atlas Cekungan Aru-Tanimbar

Cekungan Aru-Tanimbar terletak di bagian selatan dari Zona tubrukan antara Benua Australia - Busur Banda. Secara struktur Kawasan Aru-Tanimbar disusun oleh lipatan dan lajur sesar naik terdiri atas imbrikasi tepi luar (imbricated outer ridge) Benua Aus-tralia dan dialasi oleh fragmen renik dari pra-tubrukan komplek busur luar samudera. Tataan stratigrafi dan struktur Cekungan Aru-Tanimbar memiliki kemiripan secara analogi dengan Cekungan Bula (P. Seram). Di utara kawasan busurluar Banda dimana lokasi beberapa sumur migas berproduksi. Cekungan Tanimbar juga secara langsung berada di utara lokasi sumur gas Abadi milik INPEX di Blok PSC Masela.

Stratigrafi: Runtunan stratigrafi yang tersingkap di Cekungan Aru-Tanimbar berkisar dari Perem sampai Resen. Runtunan Permian-Kapur Awal di endapkan da-lam atau bagian barat tepi suatu cekungan graben yang luas. Yang merupakan kelalan-jutan dari Graben Calder di Tepi Benua Australia (Australian Continental Margin). Runtunan Kapur Tengah – Miosen berupa ruintunan laut dalam yang terakumulasi di tepi Australia setelah terjadinya pemekaran benua (after continental breakup).

Trias – Yura Awal terdiri atas batupasir turbidit berlingkungan mendangkal keatas dari laut dangkal dari laut dalam ke marginal atau non marin dengan pengendapan cepat dari arus turbidit berasal dari delta pada Kapur Awal yang memiliki kemiripan dengan Formasi Babulu di Timor.

Yura Awal – Tengah yang kemudian ditindih takselaras Formasi Ungar berumur Kapur – Paleosen Awal. Sementara Formasi Tangustubun didominasi oleh rijang ra-diolaria dan batulanau gampingan berumur Paleogen – Miosen Awal. Diatas Unggar di endapkan Formasi Batumafudi dan Formasi Batilembutu (Plio-Plistosen) ber-lingkungan laut dangkal semakin ke atas berubah menjadi terumbu.

Plistosen (??) terdiri atas batugamping moluska terangkat di bagian barat Pulau Yamdena. Kuarter adalah Formasi Saumlaki berupa terumbu koral terangkat. Kom-pleks Molu yang dibagi kedalam Komplek Malihan Laibobar dan Kompleks Lumpur Babuan.

Potensi Hidrokarbon: Cekungan Aru Tanimbar terletak di kawasan bagian teng-gara daerah benturan antara Lempeng Benua Australia dan Busur Banda (The Banda arc-continent collision zone). Secara struktur Cekungan Tanimbar terdiri atas lipatan dan lajur sesar naik, berupa imbrikasi ujung luar dari Benua Australia, di alasi oleh

Gambar 4.32 Peta lokasi rembesan minyak di Pulau Timor (Charlton, 2001).

LAKIP Badan Geologi 2013 | 73

Gambar 4.33 Stratigrafi Cekungan Aru-Tanimbar.

sedikit fragmen dari prae-collisional oceanic forearc complex. Tataan baik stratigrafi maupun struktur, Cekungan Tanimbar mendekati analogi

daripada Cekungan Bula dibagian utara Busur banda yang gahsilkan beberapa lapan-gan minyak. Cekungan Tanimbar juga terletak secara langsung di utara penemuan gas Abadi milik INPEX di Blok PSC Masela. Prospek hidrokarbon Cekungan Aru-Ta-nimbar masih dalam penyelidikan beberapa perusahaan migas.

Batuan Sumber (Source Rock): Batuan sumber diperkirakan terutama dalam runtunan Trias Akhir – Yura Awal berdasarkan kemiripan stratigrafi dengan batuan sumber yang telah terbukti pada umur yang sama di Cekungan Bula di Pulau Seram dan Timor.

Batuan Penyimpan (Reservoir): Di Cekungan Aru-Tanimbar kemungkinan besar pada runtunan yang meliputi coastal plain fluviatil dan karbonat marin yang terbatas. Potensi batuan reservoir daripada batupasir yang terbentuk beberapa tingkat pada stratigrafi Cekungan Aru-Tanimbar. Namun,runtunan batuan terutama fluvio deltaic berumur Trias Akhir - Yura Awal (Formasi Maru). Satuan ini secara tidak menerus dengan batuan sumber “inferred” dan secara analogi langsung sama dengan Formasi Kanikeh di Seram yang membentuk runtunan batuan reservoir di Bula Tenggara

74 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.34 Konsep hidrokarbon Cekungan Aru-Tanimbar.

Lapangan Migas Bellien.

lapisan penutup (Seal): Formasi Maru (Yura Tengah). Batuan serpih ini juga membentuk tingkat struktur “decollement penting yang memisahkan struktur dekat permukaan yang kompleks dari gaya struktur sederhana dibawahnya.

Perangkap (Trap): Jenis Perangkap paling mungkin di kawasan ini adalah antiklin inversi, terbentuk oleh reaktivasi dalam compres dari suatu struktur graben pra-tubrukan. Sesar normal Listrik di bagian timur ((lempeng bawah) daripada margin pra-tubrukan sistem graben Calder yang diperkirakan sebagai telah teraktifkan dalam compresi menjadi bentuk inversi antiklin di bawah kompleks lipatan permukaan dan jalur “thrust melange”. Berdasarkan geologi permukaan, data gayaberat dan seismik “offshore”, antiklin inversi ini seperti mirip dalam ukuran atau lebih luas daripada antiklin inversi suatu host pada lapangan migas Oseil di Seram.

Perolehan/Pendaftaran Sistem Mutu

Kegiatan perolehan/pendaftaran sistem mutu pengajuan usulan dengan penjelasan sebagai berikut:1. Terbitnya Sertifikat (Surat Pendaftaran Ciptaan) Produk Hasil Kegiatan Bidang

Geologi Sertifikat (Surat Pendaftaran Ciptaan) yang diterima Tahun 2013 ini sebanyak 22 (dua puluh dua) lembar peta, yang telah didaftarkan sejak tahun 2012, sebagai berikut:• Pengajuan Permohonan Pendaftaran Peta Tanggal 16 April 2012, terbit

pada tanggal 03 April 2013 sebanyak 10 judul lembar peta dengan Nomor

LAKIP Badan Geologi 2013 | 75

No Judul PetaTanggal Dan Tahun Pendaftaraan dan

Nomor Lembar

Tanggal dan Tahun

Terbit

Nomor Permohonan

NomorPendaftaraan

Tahun Penerbitan

1Peta Geologi Lembar Lubuksikaping (Sumatera), Skala 1:250.000

16 April 2012(0616,0717)

03 April 2013 C00201201846 062605 1983

2Peta Geologi Lembar Kota Agung (Sumatera), Skala 1:250.000

16 April 2012(1010)

03 April 2013 C00201201847 062606 1993

3Peta Geologi Lembar Baturaja (Sumatera), Skala 1:250.000

16 April 2012(1011)

03 April 2013 C00201201848 062607 1993

4Peta Geologi Lembar Kendawangan (Kalimantan), Skala 1:250.000

16 April 2012(1413)

03 April 2013 C00201201849 062608 1994

5Peta Geologi Lembar Ketapang (Kalimantan), Skala 1:250.000

16 April 2012(1414)

03 April 2013 C00201201850 062609 1993

6Peta Geologi Lembar Karimata (Tanjungpasir) (Kalimantan), Skala 1:250.000

16 April 2012(1314)

03 April 2013 C00201201851 062610 1996

7Peta Geologi Lembar Sanggau (Kalimantan), Skala 1:250.000

16 April 2012(1416)

03 April 2013 C00201201852 062611 1993

8Peta Geologi Lembar Muaradua (Kalimantan), Skala 1:250.000

16 April 2012(1512)

03 April 2013 C00201201853 062612 1995

9Peta Geologi Lembar Pangkalbuun (Kalimantan), Skala 1:250.000

16 April 2012(1513)

03 April 2013 C00201201854 062613 1994

10Peta Geologi Lembar Tumbangmanjul (kalimantan), Skala 1:250.000

16 April 2012(1514)

03 April 2013 C00201201855 062614 1995

Tabel 4.7 Daftar Lembar Peta yang telah Terbit Sertifikat (Surat Pendaftaran Ciptaan) yang didaftarkan pada tanggal 16 April 2012

dan Tanggal Pendaftaran Sertifikat (Surat Pendaftaran Ciptaan), terlampir sebagaimana pada Tabel 4.7,

• Pengajuan Permohonan Pendaftaran Ciptaan Tanggal 7 Juni 2012, terbit pada tanggal 27 Mei 2013 sebanyak 10 judul lembar peta dengan Nomor dan Tanggal Pendaftaran Sertifikat (Surat Pendaftaaran Ciptaan) terlampir pada Tabel 4.8,

• Pengajuan Permohonan Pendaftaraan Ciptaan Tanggal 5 September 2012, terbit pada tanggal 12 Agustus 2013 sebanyak 2 judul lembar peta dengan Nomor dan Tanggal Pendaftaran Sertifikat (Surat Pendaftaaran Ciptaan) terlampir pada Tabel 4.9.

2. Pengajuan Surat Pendaftaran Ciptaan (Sertifikat) produk hasil kegiatan Geologi. Produk hasil kegiatan geologi yang diajukan untuk mendapatkan Surat Pendaftaraan Ciptaan (Sertifikat) pada Tahun 2013 berupa Peta Geologi sebanyak 15 lembar peta dengan skala 1:250.000 dan Peta Anomali Bouguer sebanyak 15 lembar peta skala 1:250.000 dengan rincian sebagai berikut:

76 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 4.8 Daftar Lembar Peta yang telah Terbit Sertifikat (Surat Pendaftaaran Ciptaan) yang didaftarkan pada tanggal 07 Juni 2012

No Judul PetaTanggal dan Tahun

Pendaftaraandan Nomor Lembar

Tanggal dan Tahun

Terbit

Nomor Permohonan

NomorPendaftaraan

Tahun Penerbitan

1Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Lahat Sumatera, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1012)

27 Mei 2013 C00201202767 063338 1991

2Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Palembang Sumatera, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1013)

27 Mei 2013 C00201202768 063339 1991

3Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Jambi Sumatera, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1014)

27 Mei 2013 C00201202769 063340 1992

4Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Dabok Sumatera, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1015)

27 Mei 2013 C00201202770 063341 2006

5Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar SiakSriindrapura Sumatera, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1916,1016,0917)

27 Mei 2013 C00201202771 063342 2005

6Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Singkawang Kalimantan, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1316)

27 Mei 2013 C00201202772 063343 1989

7Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Pontianak/Nangataman Kalimantan, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1315,1415)

27 Mei 2013 C00201202773 063344 1989

8Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Kualapembuang Kalimantan, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1612)

27 Mei 2013 C00201202774 063345 2006

9Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Sintang Kalimantan, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1516)

27 Mei 2013 C00201202775 063346 1989

10Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Nangapinoh Kalimantan, Skala 1:250.000

7 Juni 2012(1515)

27 Mei 2013 C00201202776 063347 1989

• Pendaftaran Permohonan Ciptaan Bulan April 2013, didaftarkan sebanyak 5 lembar Peta Anomali Bouguer dengan skala 1:250.000, terlampir pada Tabel 4.10.

• Pendaftaraan Permohonan Ciptaan Bulan Mei 2013, didaftarkan sebanyak 5 lembar Peta Anomali Bouguer dengan skala 1:250.000, terlampir pada Tabel 4.11.

• Pendaftaraan Permohonan Ciptaan Bulan Juli 2013, didaftarkan sebanyak 5 lembar Peta Geologi dengan skala 1:250.000, terlampir pada Tabel 4.12.

• Pendaftaraan Permohonan Ciptaan Bulan Juli 2013, didaftarkan sebanyak 5 lembar Peta Geologi dengan skala 1:250.000, terlampir pada Tabel 4.13.

• Pendaftaraan Permohonan Ciptaan Bulan Nopember 2013, didaftarkan sebanyak 5 lembar Peta Geologi dengan skala 1:250.000, terlampir pada Tabel 4.14.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 77

Tabel 4.9 Daftar Lembar Peta yang telah Terbit Sertifikat (Surat Pendaftaaran Ciptaan) yang didaftarkan pada tanggal 5 September 2012

No Judul PetaTanggal dan Tahun

Pendaftaraandan Nomor Lembar

Tanggal dan Tahun Terbit

Nomor Permohonan

NomorPendaftaraan

TahunPenerbitan

1

Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Tanjungpinang Sumatera, Skala 1:250.000

05 September 2012(1016,1017)

12 Agustus 2013 C00201204116 064395 2001

2Peta Geofisika Anomali Bouguer Lembar Kota Agung Sumatera, Skala 1:250.000

05 September 2012(1010)

12 Agustus 2013 C00201204117 064396 1991

Tabel 4.10 Daftar Lembar Peta Anomali Bouguer yang didaftarkan Bulan April 2013

No Nama Lembar Peta Skaladan No Lembar

Tanggal Pengajuan

Tanggal Pendaftaraan dan Nomor Permohonan

Tahun Penerbitan

1Peta Anomali Bouguer Lembar Manna & Enggano (Sumatera)

1:250.000 (0911,0910)

15 April 201315 April 2013

C002013015522007

2Peta Anomali Bouguer Lembar Bangka Utara (Sumatera)

1:250.000(1113,1114)

15 April 201315 April 2013

C002013015541990

3Peta Anomali Bouguer Lembar Bangka Selatan (Sumatera)

1:250.000(1112,1113,1213)

15 April 201315 April 2013

C002013015561990

4Peta Anomali Bouguer Lembar Belitung (Sumatera)

1:250.000(1212,1213,1312,1313)

15 April 201315 April 2013

C002013015531990

5Peta Anomali Bouguer Lembar Pontianak-Nangataman (Kalimantan)

1:250.000(1315,1415)

15 April 201315 April 2013

C002013015551989

Tabel 4.11 Daftar Lembar Peta Anomali Bouguer yang didaftarkan Bulan Mei 2013

No Nama Lembar Peta Skaladan No Lembar

Tanggal Pengajuan

Tanggal Pendaftaraan dan Nomor Permohonan

Tahun Penerbitan

1Peta Anomali Bouguer Lembar Sambas-Siluas (Kalimantan)

1:250.000(1317,1417)

21 Mei 201321 Mei 2013

C002013021831989

2Peta Anomali Bouguer Lembar Sanggau (Kalimantan)

1:250.000(1416)

21 Mei 201321 Mei 2013

C002013021841989

3Peta Anomali Bouguer Lembar Nangapinoh (Kalimantan)

1:250.000(1515)

21 Mei 201321 Mei 2013

C002013021851989

4Peta Anomali Bouguer Lembar Singkawang (Kalimantan)

1:250.000(1316)

21 Mei 201321 Mei 2013

C002013021861989

5Peta Anomali Bouguer Lembar Ketapang (Kalimantan)

1:250.000(1414)

21 Mei 201321 Mei 2013

C002013021821995

78 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 4.12 Daftar Lembar Peta Geologi yang didaftarkan Bulan Juli 2013

No Nama Lembar Peta Skaladan No Lembar

Tanggal Pengajuan

Tanggal Pendaftaraan dan

Nomor Permohonan

Tahun Penerbitan

1Peta Geologi Lembar Amuntai (Kalimantan)

1:250.000(1713)

24 Juli 201324 Juli 2013C00201303357

2007

2Peta Geologi Lembar Pegunungan Kapuas (Kalimantan)

1:250.000(1617)

24 Juli 201324 Juli 2013C00201303356

1993

3Peta Geologi Lembar Nangaobat (Kalimantan)

1:250.000(1517)

24 Juli 201324 Juli 2013C00201303355

1993

4Peta Geologi Lembar Putussibau (Kalimantan)

1:250.000(1616)

24 Juli 201324 Juli 2013C00201303354

1993

5Peta Geologi Lembar Tumbanghiram (Kalimantan) (1995)

1:250.000(1615)

24 Juli 201324 Juli 2013C00201303351

1995

Tabel 4.14 Daftar Lembar Peta Geologi yang didaftarkan Bulan November 2013

No Nama Lembar Peta Skaladan No Lembar

Tanggal Pengajuan

Tanggal Pendaftaraan dan

Nomor Permohonan

Tahun Penerbitan

1Peta Geologi Lembar Banjarmasin (Kalimantan)

1:250.000(1712,1711)

24 Juli 201324 Juli 2013

C002013033502009

2 Peta Geologi Lembar Buntok (Kalimantan)1:250.000

(1714)24 Juli 2013

24 Juli 2013C00201303349

2009

3Peta Geologi Lembar Tewah (Kualakurun) (Kalimantan)

1:250.000(1614)

24 Juli 201324 Juli 2013

C002013033532006

4Peta Geologi Lembar Palangkaraya (Kalimantan)

1:250.000(1613)

24 Juli 201324 Juli 2013

C002013033521995

5Peta Geologi Lembar Muaratewe (Kalimantan)

1:250.000(1715)

24 Juli 201324 Juli 2013

C002013033582009

Tabel 4.13 Daftar Lembar Peta Geologi yang didaftarkan Bulan Juli 2013

No Nama Lembar Peta SkalaDan No Lembar

Tanggal Pengajuan

Tanggal Pendaftaraan dan

Nomor Permohonan

Tahun Penerbitan

1Peta Geologi Lembar Long Pahangai (Kalimantan)

1:250.000(1716)

06 November 201306 November 2013

C002013048761993

2Peta Geologi Lembar Long Nawan (Kalimantan)

1:250.000(1717)

06 November 201306 November 2013

C002013048711993

3Peta Geologi Lembar Kanan (Sawah) (Kalimantan)

1:250.000(1718)

06 November 201306 November 2013

C002013048701995

4Peta Geologi Lembar Tepian Balai (Kalimantan)

1:250.000(1811)

06 November 201306 November 2013

C002013048681995

5Peta Geologi Lembar Kota Baru (Kalimantan)

1:250.000(1812)

06 November 201306 November 2013

C002013048672006

LAKIP Badan Geologi 2013 | 79

Tabel 4.15 Daftar Lembar Peta Anomali Bouguer yang didaftarkan Bulan November 2013

No Nama Lembar Peta Skaladan No Lembar

Tanggal Pengajuan

Tanggal Pendaftaraan dan

Nomor Permohonan

Tahun Penerbitan

1Peta Anomali Bouguer Lembar Sintang (Kalimantan)

1:250.000(1516)

06 November 201306 November 2013

C002013048751989

2Peta Anomali Bouguer Lembar Pegunungan Kapuas (Kalimantan)

1:250.000(1617)

06 November 201306 November 2013

C002013048741997

3Peta Anomali Bouguer Lembar Nangaobat (Kalimantan)

1:250.000(1517)

06 November 201306 November 2013

C002013048731989

4Peta Anomali Bouguer Lembar Putussibau (Kalimantan)

1:250.000(1616)

06 November 201306 November 2013

C002013048721989

5Peta Anomali Bouguer Lembar Palangkaraya (Kalimantan)

1:250.000(1613)

06 November 201306 November 2013

C002013048692003

4.2.3 Capaian Sasaran 3

(1) Realisasi Capaian Sasaran

Sasaran 3 direalisasikan sebagaimana Tabel 4.16.

(2) Evaluasi Capaian Sasaran

Museum Geologi memiliki posisi strategis sebagai pusat informasi ilmu kebumian bagi pelajar/mahasiswa, guru/dosen, dan masyarakat umum. Keberadaan Museum Kegeologian sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas sebagai lembaga yang melaksanakan warisan alam berupa koleksi geologi hasil-hasil kegiatan para ahli di seluruh wilayah Indonesia yang dikumpulkan, dikonservasi, diseleksi, dipamerkan, dan dikomunikasikan untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan pariwisata. Dengan memahami kondisi geologi di Indonesia serta potensi sumber daya geologi yang kita miliki, diharapkan masyarakat dapat lebih bijaksana dalam mengelola dan memanfaatkan potensi alam yang ada dilingkungannya dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

Sasaran 3: Meningkatnya pemanfaatan informasi geologi bagi masyarakat

• Pendaftaraan Permohonan Ciptaan Bulan Nopember 2013, didaftarkan sebanyak 5 (lima) lembar Peta Anomali Bouguer dengan skala 1:250.000, terlampir pada Tabel 4.15.

fera
Note
berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung angka pencapaian sasarannya, yaitu rata-rata 110,02%

80 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Kegiatan survei, kajian dan penelitian bidang Museum Geologi terdiri dari:• Survei Keragamanan Geologi (Geodiversity): Wilayah Blora, Jateng dan Flores,

NTT (2 Laporan)• Penelitian Fenomena Geologi (Warisan Geologi): Karang Nunggal, Tasikmalaya,

Jawa Barat dan Gunung Slamet, Jawa Tengah (2 Laporan)• Penelitian Fosil Vertebrata: Majalengka dan Sumedang Jawa Barat (6 Laporan)• Penelitian Fosil Invertebrata: Bumiayu dan Cilegon, Jawa Barat (2 Laporan)• Survei Kajian Verifikasi Geosains: Bayah, Banten; Lombok, NTB; Tambora,

Sumbawa; Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Cekungan Bandung, Jawa Barat; Palu, Sulawesi Tengah; Agam, Sumatera Barat; dan Gresik, Jawa Timur (12 Laporan).

Jumlah kegiatan konservasi koleksi geologi:• Penyusunan skenario peragaan ruang Geologi Indonesia• Kajian dan Karakterisasi Keragaman Geologi (Geodiversity) untuk

pengembangan Geopark• Preparasi fosil gajah purba (Blora)• Pengembangan materi edukasi• Penataan dan pendataan koleksi geologi (batuan, fosil vertebrata dan fosil

invertebrata)

(3) Gambaran Hasil Kegiatan

Pelayanan Museum Kegeologian

Geologi Indonesia merupakan bagian dari hasil proses geologi yang ada di bumi, yaitu pergerakan kulit bumi dan proses geologi yang menyertainya yang sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek geologi, seperti materi penyusun, bangun bentuk dan lingkungan yang mempengaruhi kehidupan flora fauna yang pernah hidup pada waktu geologi lampau.

Fenomena geologi menarik dari hasil pergerakan kulit bumi di Indonesia adalah kemunculan gunung api yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, sebagai sumber penghidupan, sumber energi, sumber mineral, tempat wisata dll, se-hingga keberadaannya perlu diperkenalkan secara lebih luas. Demikian juga dengan keberadaan kawasan kars yang unik dan menarik sebagai bentuk keanekaragaman geologi yang mempunyai banyak nilai penting.

Meningkatnya pengunjung Museum Geologi dari tahun ke tahun merupakan indikasi adanya peningkatan kebutuhan informasi mengenai ilmu kebumian (Tabel 4.17). Untuk pengembangan peragaan mengenai Geologi Indonesia dibagi menjadi 6 sub tema, yaitu: 1) Terjadinya bumi, 2) Bumi dan proses geologi yang terjadi, 3) Karakteristik geologi Indonesia, 4) Gunung api di Indonesia, 5) Kawasan kars Indo-nesia, dan 6) Geologi Cekungan Bandung.

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Jumlah pengunjung museum kegeologian Pengunjung 1.000.000 1.300.611 130,06

Laporan survei, kajian, dan penelitian bidang Museum Geologi Laporan 24 24 100

Laporan kegiatan konservasi koleksi geologi Laporan 6 6 100

Tabel 4.16 Capaian Kinerja Pemanfaatan Informasi Geologi

Tabel 4.17 Jumlah Pengunjung Museum Kegeologian Tahun 2013

MuseumJumlah

Pengunjung

Museum Geologi 512.785

Museum Tsunami Aceh 433.574

Museum Gunung Api Batur 36.738

Museum Kars Wonogiri 79.069

Situs PLTD Apung 238.445

Total 1.300.611

LAKIP Badan Geologi 2013 | 81

Survei/Kajian Lapangan dan Penelitian Bidang Museum Geologi

Pendataan lokasi temuan hominid di daerah Sangiran Sragen, jawa tengahSecara stratigrafi, daerah Sangiran terbagi ke dalam empat formasi. Dari yang tertua hingga termuda berturut-turut adalah Formasi Kalibeng (Miosen Akhir- Pliosen), Formasi Pucangan (Pleistosen Awal), Formasi Kabuh (Pleistosen Awal-Tengah) dan Formasi Notopuro (Pleistosen Awal-Tengah). Hasil kegiatan lapangan menunjukkan bahwa dari 21 fosil yang ditemukan pada tiga formasi, yaitu Formasi Sangiran, Formasi Bapang dan zona Grenzbank (Tabel 4.18 dan Gambar 4.35).

Gambar 4.35 Contoh fosil yang ditemukan di Daerah Sangiran Sragen, Jawa Tengah.

Penelitian Vertebrata Formasi Kaliglagah Bumiayu, jawa tengahLintasan stratigrafi untuk Formasi Kaliglagah berada daerah Bumiayu, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Data lapangan berupa singkapan batuan sedimen pada Formasi Kalibiuk-Kaliglagah di lintasan Sungai Cisaat, berkoordinat 108° 57’ 32,1” BT; 7° 9’ 42,5” LS. Litologi daerah target secara umum tersusun oleh lapisan batupasir lempungan nonkarbonatan yang banyak mengandung fosil moluska nonmarin. Di atas batupasir lempungan ini kemudian diendapkan batulempung nonkarbonatan dan terakhir yang paling atas berupa batupasir kasar konglomeratan.

Fosil vertebrata berupa potongan rusuk yang diduga berasal dari Cervus sp ditemu-

82 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

NO REGIS TAHUNPENEMUAN LOKASI POSISI

STRATIGRAFI SPESIMEN REFERENSI

1 MB, S8 September, 1952 Glagahombo Formasi Sangiran Mandible, fragment Marks, 1953

          Lt: M1  

          Rt: M3  

2 Pc, S9 November, 1960 Bojong Formasi Sangiran Rt. Mandible, fragment Sartono, 1961

          C-P4, M2, M3  

3 PVII, S12 1965 Dayu Formasi Bapang Callote Sartono, 1968

4 PVIII, S17 September, 1969 Pucung Formasi Bapang Skull Sartono, 1970

5 Pd, S15a 1973 Brangkal Formasi Sangiran Rt. Maxilla, fragment Sartono, 1974

          P3-P4  

6 Pe, S21 1973 Ngebung Formasi Bapang Rt. Mandible, fragment Sartono, 1976

          M3  

7 Pf, S22 1974 Krikilan Formasi Sangiran Mandible, Sartono, 1978

          Lt: I2-M1  

          Rt:P4-M2, M3  

8 Sa 7600* 1976 Area Sangiran tidak diketahui Isolated tooth Aimi, 1978

          Lt. Mand. Molar M3  

9 Sm 2 September, 1977 Sambungmacan Formasi Bapang? Rt. Tibia, fragment Baba & Aziz, 1990

10 Ja 7801 Januari, 1978 Jagan tidak diketahui Isolated tooth Aziz, et al., 1994

          Lt. Mand. Molar M1 or M2  

11 Sb 7904 a-b April, 1979 Sendangbusik Formasi Bapang Skull fragment Baba & Aziz, 1991

12 Bk 7905 Mei, 1979 Blimbingkulon Zona Grenzbank Rt. Mandible fragment Aziz, 1983

          M1-M2  

13 Sb 8103 Maret, 1981 Sendangbusik Formasi Bapang Rt. Mandible fragment Aziz, 1981

          P4-M3  

14 Ng 8503 Maret, 1985 Ngrejeng Formasi Bapang Infant Rt. Aziz, et al., 1994

          mandible fragment,  

          M1-M2  

15 Bk 8606 Juni, 1986 Blimbingkulon Zona Grenzbank Lt. Mandible fragment Aziz, et al., 1994

          M1-M2  

16 Bp 9408 Agustus, 1994 Prupuh/Brangkal Zona Grenzbank Frontal fragmnet Baba, et al., 1998

17 Nk 9603 Maret, 1996 Ndangklampok Formasi Sangiran Isolated tooth Present paper

          Lt. Mand. Molar M2  

18 Ng 9603 Maret, 1996 Ngrejeng Formasi Sangiran Isolated tooth Present paper

          Rt. Mand. Molar M1 or M2  

19 Bu 9604 April, 1996 Bukuran Formasi Sangiran Occipital fragment Present paper

      (dekat lokasi Pb)      

20 Bs 9706 Juni, 1997 Bukuran/ Insitu (excavated), Isolated tooth Baba, et al., 1998

      Sindangbusik Formasi Bapang Lt. Mand. Central incisor  

          I2  

21 SM 4 2001 Sambungmacan/ ? Skull ?

      Cemeng      

Tabel 4.18 Daftar Fosil yang ditemukan di Formasi Sangiran, Formasi Bapang, dan Zona Grenzbank

LAKIP Badan Geologi 2013 | 83

kan pada lingkungan pengendapan non marin BM3–BM4. Lingkungan pengen-dapan ini dicirikan oleh batupasir lempungan berwarna hitam non karbonatan yang mengandung asosisi moluska Sulcospira foeda-Sulcospira testudinaria. Selain moluska, dijumpai juga fosil. Berdasarkan habitatnya asosiasi ini hidup di lingkungan air tawar di pinggir-pinggir sungai dan anak sungai yang arusnya tidak terlalu deras, sehingga disimpulkan bahwa batupasir lempungan non karbonatan di BM3-BM4 diendapkan pada lingkungan non marin berupa perairan-perairan tenang di pinggir-pinggir sun-gai.Kesimpulan hasil penelitian:• Berdasarkan sejarah geologi dan evolusi cekungannya maka daerah penelitian

memiliki potensi mempreservasi asosiasi fauna tropis daerah transisional seperti gajah, kudanil, rusa dan buaya.

• Walaupun kemelamparan litologi Kuarter cukup luas di daerah penelitian tetapi konsentrasi preservasi fosil vertebrata hanya terdapat pada lokasi pengukuran stratigrafi penelitian terutama di litologi batupasirhalus-lempungan berwarna hitam.

Gambar 4.36 Potongan fosil rusuk Cervus sp. posisi in situ di batupasir lempungan berwarna hitam nonkarbonatan bagian bawah dari Formasi Kaliglagah.

Pendataan lokasi temuan hominid di daerah Sambungmacan Sragen, jawa tengahSecara stratigrafi, daerah Sambungmacan terbagi ke dalam empat umur formasi. Dari yang tertua hingga termuda berturut-turut adalah Formasi Kalibeng dan Klitik (Miosen Akhir- Pliosen), Formasi Pucangan (Pleistosen Awal), Formasi Kabuh (Pleistosen Awal-Tengah) dan Formasi Notopuro (Pleistosen Awal-Tengah)

Penemuan fosil manusia purba di Sambungmacan berawal dari kegiatan peng-galian untuk pembuatan saluran pada tahun 1973. Temuan tengkorak manusia ini terdeposit dalam endapan aluvium. Endapan tersebut belum begitu jelas umurnya. Namun, kebanyakan ahli berbendapat bahwa umurnya dapat disebandingkan dengan sedimen yang ada di Ngandong.

84 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.37 Situs temuan yang dikunjungi: (a) Sambungmacan 1 (SM 1), (b) Sambungmacan 2 (SM 2), (c) Sambungmacan 3 (Sm 3), (d) Sambungmacan 4 (SM 4), (e) Trinil, dan (f) Ngawi.

a

b

d

e

f

c

Penelitian Vertebrata daerah Salem Kabupaten Brebes jawa tengahSecara fisiografi, daerah Salem dan sekitarnya merupakan bagian dari Zona Serayu Utara bagian Utara yang berbatasan langsung dengan zona Bogor dibagian Utaranya (Martodjojo, 2003).

Formasi Kaliglagah, Gintung dan Mengger dipandang sebagai formasi yang men-gandung fosil vertebrata yang sangat potensial baik dari variasi dan jenis fauna serta makna fauna itu tersendiri bagi penyebaran dan evolusi dari daratan Asia ke kepulau-an Indonesia.

Gambar 4.38 Bentangalam sub-cekungan Bentarsari, Salem dari Zona Serayu Utara bagian Utara.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 85

Pendataan lokasi temuan Fosil Vertebrata di daerah gresik dan Sekitarnya Provinsi jawa timurBerdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112°- 113° BT dan 7° - 8° LS dan merupakan Dataran Rendah dengan ketinggian 2 - 12 m dpl Kecuali Kecamatan Panceng Yang Mempunyai Ketinggian 25 m dpl.

Dari hasil kegiatan lapangan pendataan lokasi temuan fosil vertebrata yang dilaku-kan dilapangan diperoleh dari beberapa lokasi temuan, diantaranya: Desa Kepuh Kla-gen, Kecamatan Wringin Anom; Pinggir Jalan antara Perning – Lakardowo, Desa Kepuh Klagen, Kecamatan Wringin anom; Kabupaten Gresik, Desa Kapuh Klagen, Jalan antara Perning – Lakardowo, Dusun Sumbertengu (pertigaan Jalan); Desa Ka-puh Klagen, Kecamatan Wringin Anom; Dusun Kedung buku-sambi gempol, Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis; Dusun Greol, Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis; Dusun Parengan, Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis; Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis; Desa Mojorejo, Kecamatan Kemlagi; Dusun Randusongo, Desa Kesamben Kulon, Keca-matan Wringin Anom; Desa Sumberwaru, Kecamatan Wringin Anom; Dusun Brejel Kidul, Desa Pucuk, Kecamatan Dawar blandong; Dusun Gondang, Desa Perengan , Kecamatan Dawar blandong; Dusun Gondang, Desa Perengan, Kecamatan Dawar blandong; Kedungbuku-sambigempol, Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Dusun ke-dungpalang, Desa Lakardowo, Kecamatan Dawar blandong; Dusun Belik, Desa Ben-dung , Kecamatan Jetis.

Penelitian Biostratigrafi Berdasarkan Fosil Moluska

Secara geografis daerah penelitian terdapat pada peta geologi lembar Majenang, dibatasi oleh koordinat 108o55’ BT dan 7o10’ -7o10’ LS. Setelah dilakukan survei di lapangan secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.Hasil yang didapat setelah kegiatan lapangan dilaksanakan adalah sebagai berikut:1. Pembuatan penampang stratigrafi terukur di Ci Saat, dengan melakukan

identifikasi litostratigrafi setiap contoh batuan yang tersingkap, yang diperkirakan dari Formasi Kalibiuk paling bawah sampai paling atas, atau kontaknya dengan Formasi Kaliglagah. Pekerjaan ini meliputi pengambilan data litologi, koordinat titik lokasi pengamatan, dan pengambilan foto setiap singkapan batuan pada setiap titik lokasi. Hasilnya di Ci Saat telah dilakukan identifikasi pada 36 titik pengamatan, yaitu pada nomor pengamatan 13CS01 sampai dengan 13CS36, dan di percabangan antara Kali Biuk dengan Kali Glagah dan sekitarnya, baru dilakukan di 5 titik pengamatan yaitu pada nomor 13KB36 sampai dengan 13KB41. Koordinat titik lokasi dan lintasan penelitian di plot pada peta rupa bumi dan peta geologi.

2. Hasil identifikasi litolostratigrafi secara detil di Ci Saat, dapat dipastikan bahwa batuan yang tersingkap di Ci Saat merupakan singkapan batuan dari Formasi Kalibiuk dan Formasi Kaliglagah. Hasilnya secara rinci dapat dilihat pada penampang stratigrafi terukur

3. Pengamatan kandungan fosil moluska dan posisi keberadaannya dalam setiap singkapan batuan yang mengandung fosil moluska, serta melakukan pengambilan contoh fosil moluska secara sistimatis mewakili semua variasi spesies yang ada. Hasilnya di Ci Saat telah diambil contoh fosil moluska sebanyak 17 contoh, sedangkan dari lokasi percabangan Kali Biuk dengan Kali Glagah diambil sebanyak 6 contoh.

4. Pengambilan contoh batuan untuk analisis kandungan fosil foraminifera diambil sebanyak 4 contoh (No. 13CS01; 13CS11; 13CS27 dan 13CS29G), dan 1 buah contoh untuk analisis kandungan pollennya. Analisis kandungan fosil foraminifera

Gambar 4.39 Tempurung tengkorak Homo modjokertensis.

86 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

dan pollen tersebut akan digunakan sebagai pembanding analisis umur relatif dan lingkungan pengendapan Formasi Kalibiuk, dengan analisis berdasarkan kandungan fosil moluskanya. Ke lima contoh tersebut sedang dianalisis di Laboratorium Paleontologi, Pusat Survei Geologi, sekarang masih dalam proses.

5. Contoh fosil moluska yang telah diambil dari setiap batuan yang mengandung fosil moluska baik yang berasal dari Ci Saat ( 17 contoh), maupun dari Percabangan Kali Glagah dengan Kali Biuk (6 contoh), telah dipreparasi dan diidentifikasi spesiesnya. Hasilnya diperoleh variasi spesies dari Kelas Bivalvia sebanyak 24 spesies, dan dari Kelas Gastropoda sebanyak 46 spesies, serta dari Cephalopoda sebanyak 2 spesies, di lokasi ini juga ditemukan koral 1 spesies.

Kegiatan Pembuatan Parit Uji Vertebrata Pada Formasi citalang di daerah darmawangi, Sumedang, jawa Barat

Geologi daerah Majalengka yang merupakan bagian dari geologi daerah Majalengka sangat menarik untuk dipelajari baik stratigrafi, sedimentologi, mikro dan makro paleontologi, struktur/tektonik serta magmatisme bahkan aspek keteknikan, lingkungan dan ekonomisnya seperti hubungan sifat fisik batuan dengan (bencana) longsoran atau gerakan tanah, pemanfaatan wilayah untuk pertanian, perkebunan dan bendungan serta bahan bangunan.

Daerah survei merupakan daerah yang sangat berpotensi mengandung fosil-fosil vertebrata. Keadaan litologinya mendukung untuk terawetkannya fosil-fosil vertebra-ta dengan baik. Kedepannya diharapkan kegiatan survei terinci untuk mengetahui penyebaran litologi mengandung fosil ini di daerah survei dan sekitarnya.

Penelitian Batuan Volkanik Bawah laut di tasikmalaya Selatan

Formasi Jampang (Tmoj) yang berumur Oligo – Miosen merupakan batuan tertua yang tersingkap di daerah Tasikmalaya Selatan, satuan batuan ini diterobos oleh batuan Dasit (Tda) dan granodiorit (Tgd). Diatasnya diendapkan secara tidak selaras Anggota Tuf Napal (Tmpt) dan Anggota Batugamping (Tmpl) Formasi Pamuputuan (Tmpa). Secara tidak selaras diendapakan satuan batupasir gampingan, batupasir tufaan dan batugamping (Formasi Bentang). Diatas Formasi Bentang diendapkan satuan gunung api Muda (QTcv) yang terdiri dari breksi, lava dan tuf bersusunan andesitik dan basaltik serta lahar.

Karakteristik batuan volkanik yang terdapat di daerah Tasikmalaya Selatan mencer-minkan proses fragmentasi magma/lava, mekanisme erupsi, evolusi tubuh gunung api tersebut dan interaksinya dengan lingkungan tempat terjadinya (pengendapannya).

Keterdapatan jejak-jejak ubahan hidrotermal di daerah ini, menunjukkan bahwa kegiatan volkanik berlangsung secara berkesinambungan, paling tidak sejak Oligo - Miosen hingga Miosen Tengah, selaras dengan kegiatan tektoniknya (pengangkatan) sehingga menimbulkan dampak ubahan pada batuan di sekelilingnya, terutama yang berkaitan dengan efek termik (panas).

Gambar 4.40 Materi penyusun lempung hitam berupa bioklastik moluska air tawar.

Gambar 4.41 Morfologi sisa tubuh gunung api bawah laut, memperlihatkan bangun tubuh ‘comulus’, berlapis (strato) antara breksi vulkanik dan piroklastika peperitik dengan struktur aliran; pusat erupsi (vent) di bagian tengah foto ini.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 87

N O KOORDINAT SATUAN BATUAN(PETA GEOLOGI) KETERANGAN FOTO

1 S 07° 34’00,5” E 108° 16’ 54.0” + 314 m

TomjBatuan volkanik, terubah hidrotermal (embrio Jasper)

2 S 07° 34’ 58,3” E 108° 16’49,8” + 315 m

TmklBatugamping pasiran kaya fosil foram, struktur sed.

3 S 07° 36’20,4” E 108° 16’09,2” + 256 m

Tmpt Tufa napalan

4 S 07° 25’47,4” E 108° 20’39,1” + 440 m

TomjTambang Emas Cikondang, pada batuan volkanik terubah hidrotermal

5S 07° 36’28,4” E 108° 09’02,4” + 283 m

Tomj Karangnunggal -Cipatujah

6S 07° 46’13,9” E 108° 05’49,6” + 41 m

Tomj Cipatujah – Pasir Lasih

7S 07° 48’48,4” E 108° 18’04,2” + 24 m

Tomj Pasir Lasih - 1

8

S 07° 44’20,0” E 108° 27’01,3” + 5 m

TmplBatugamping berlapis dan terumbu, mengalami karstifikasi

9S 07° 47’10,6” E 108° 26’ 27,9” + 58 m

Tmb Gampingan Terumbu

10S 07° 48’54,5” E 108° 20’11,0”

Tomj Pantai Pasir Karangcipawulan

Tabel 4.19 Data Hasil Pengumpulan dan Observasi Lapangan di Tasikmalaya Selatan

88 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

NO KOORDINAT SATUAN BATUAN(PETA GEOLOGI) KETERANGAN FOTO

11S 07° 41’50,6” E 108 12’46,4” + 280 m

Tmpt Tuff

12S 07° 34’ 6.3” E 108°16’53,5”

TmbPasir gampingan berlapis, struktur

13S 07° 34’ 1,8” E 108°16’54”

Tmb Pasir gampingan, fosil, burrow

14S 07° 35’15,4”E 108° 16’39”

Tmb Bongkah volk., patahan

15S 07° 39’ 35,5”E 108°13’52,8”

Tmb Sedimen kontak volk.lava

16

S 07° 39’34,6”E 108° 13’53,1”

Tmb bantal+jasperisasi

17S 07°48’39”E 108° 18’03,7”

TomjPr.Cipawulan, volkanik, hyaloklast + dike

18S 07° 38’07,6”E 108° 16’ 39,1”

Tmpt Tufa napalan + rip-up

Konservasi Koleksi Geologi

Preparasi Fosil gajah Blora (Elephas hysudrindicus)

Tahapan KegiatanTahapan pelaksanaan setiap kegiatan dilaksanakan sebagai berikut:1. Penyusunan rencana kegiatan 2. Pelaksanaan preparasi, meliputi: - Pengumpulan data berupa bentuk dan ukuran fosil yang rusak atau hilang,

Tabel 4.19 Data Hasil Pengumpulan dan Observasi Lapangan di Tasikmalaya Selatan (lanjutan)

LAKIP Badan Geologi 2013 | 89

- Penyambungan pecahaan tulang menjadi bentuk utuh sesuai kondisi fosil yang ada,

- Pengukuran, - Dokumentasi foto. Untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan, kerangka gajah resen Elephas

maximus yang diperoleh dari Taman Nasional Waykambas dijadikan sebagai salah satu bahan acuan.

3. Pelaksanaan pemodelan. Pemodelan dalam rangka preparasi disini merupakan pembentukan bagian tulang yang banyak mengalami kerusakan maupun yang tidak ditemukan pada saat penggalian. Pemodelan menggunakan bahan casting plaster/gipsum membuat suatu bentuk yang utuh, dengan bantuan besi dan ram kawat sebagai rangka dalamnya. Dalam proses melengkapi bagian kerangka yang rusak, pada umumnya mengacu pada bagian kerangka yang utuh hasil temuan pada saat penggalian. Namun apabila bagian tersebut tidak ditemukan maka kerangka gajah resen Elephas maximus dari Waykambas digunakan sebagai acuan dengan metode perbandingan.

4. Pewarnaan: hasil pemodelan menggunakan casting plaster/gipsum diwarnai dengan cat minyak. Pada pemodelan yang sifatnya melengkapi, pewarnaan bagian fosil hasil pemodelan dilakukan dengan pewarnaan yang berbeda dengan warna fosil aslinya sehingga dapat dibedakan bentuk tiruannya.

5. Pembuatan cetakan (cast) : pembuatan cetakan dilakukan untuk mempermudah pembuatan replika. Kegiatan ini menggunakan silikon, clay, met, kain kasa, baud dan mur.

6. Pembuatan replika (mold): dilakukan untuk membuat satu rangka replika individu utuh.

Kegiatan preparasi, rekonstruksi pada fragmen tulang yang pecah, pemodelan, pembuatan cetakan (cast) dan replika (mold) pada gajah Blora telah dilaksanakan. Saat ini sedang dilakukan rekonstruksi replika gajah Blora menjadi satu individu utuh.

Gambar 4.42 Rekonstruksi replika gajah Blora menjadi satu individu utuh.

fera
Note

90 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Pendataan dan Penataan Koleksi Fosil Vertebrata

Kegiatan IHR 2013 merupakan lanjutan dan evaluasi kegiatan IHR tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan kegiatan yang belum terlaksana dan memastikan keakuratan data yang ada. Hasil dari kegiatan tersebut antara lain:

1. Pengumpulan dan inventarisasi fosil vertebrata.2. Pengelompokan dan penyimpanan fosil.3. Pencucian dan Preparasi Fosil.4. Pengecekan nomor fosil pada koleksi lama dan penomoran pada koleksi baru.5. Pengaturan fosil ke dalam kotak contoh dan kantong plastik, kemudian

disusun secara sistematis ke dalam rak. 6. Pendataan koleksi fosil secara manual dan input data ke dalam komputer7. Pemotretan dan pengeditan foto fosil.8. Persiapan database.

Kegiatan perhitungan ulang fosil vertebrata masih terus dilakukan pada koleksi Jawa, Sulawesi, Timor, dan Flores. Jumlah seluruh fosil vertebrata sebanyak 42.560 fosil utuh, 760 kantong plastik fragmen fosil dan 116 buah botol fragmen fosil.

Perhitungan ulang, pendataan dan penataan akan dilanjutkan pada koleksi Flores 2012 dan lokasi lainnya di lantai 2.

Gambar 4.43 Lajur khusus koleksi publikasi.

Penataan dan Pendataan Fosil Moluska

Tahapan kegiatanJenis pekerjaan dalam Penataan dan Penyusunan Koleksi Fosil Moluska:• Pengecekan lokasi contoh fosil moluska ke peta topografi Belanda, sekala 1:50.000,

dan peta geologi skala 1 : 100.000 • Penataan dan pengelompokkan koleksi fosil moluska• Pendataan koleksi fosil moluska• Pemotretan koleksi fosil moluska dengan kamera digital.• Pengeditan foto fosil moluska dengan komputer (program Adobe Photoshop)

LAKIP Badan Geologi 2013 | 91

• Penyusunan koleksi fosil moluska ke dalam rak-rak yang ada di storage, dan pemberian nomer laci ke lembar isian.

• Pelabelan pada setiap laci.• Proses basisdata.

Hasil pengecekan dan pengelompokan fosil moluska dari daerah Sumatra yang sudah ditemukan sampai dengan bulan Juni 2013 ada 40 blad/lembar yaitu sekitar 56.34% dari keselurahan lembar peta Pulau Sumatra. Sebaran blad/lembar yang sudah diketahui mengandung fosil moluska dan sudah dilakukan pengeplotan di Sumatra.

Tahapan PekerjaanHasil dan perkembangan proses pengerjaan penataan dan pendataan koleksi fosil moluska daerah Sumatra dan daerah lainnya adalah sebagai berikut:1. Pengecekan dan pengeplotan lokasi. Keseluruhan Blad Sumatra: 71 blad Jumlah Blad Sumatra yang ditemukan: 40 blad Persentase perkembangan: 56,34 %2. Penataan dan pengelompokan. Jumlah Blad yang telah tertata: 38 blad Total fosil : 13.711 Jumlah fosil yang tertata dan perkelompok famili: 13.550 fosil Persentase perkembangan: 98,40%3. Pendataan. Total fosil : 13.711 Jumlah fosil yang sudah dilakukan pendataan: 9.138 laci Persentase perkembangan: 66,37%4. Pemotretan. Total fosil: 13.711 Jumlah fosil selesai difoto: 11.236 fosil Persentase perkembangan: 81,59% (Pemotretan mikrofosil ada pada koleksi dari Daerah Sumatra Palembang,

sebanyak 1812 dan Jawa 303 contoh) kolektor Oostingh, semua belum teridentifikasi/belum ada namanya.

5. Pengeditan. Total fosil: 13.711 Jumlah fosil yang sudah di edit: 9.406 fosil Persentase perkembangan: 68,60%6. Penyusunan rak storage. Total fosil: 13.711 Jumlah fosil yang tersusun: 13.550 fosil Persentase perkembangan: 98,40%7. Pelabelan fosil. Pelabelan fosil belum dilaksanakan8. Proses basis data. Total fosil: 13.711 Jumlah fosil yang tersusun: 4.931 Persentase perkembangan: 35,81%

Penyusunan dan Pendataan Koleksi Batuan

Tahapan KegiatanJenis pekerjaan untuk penyusunan dan pendataan koleksi batuan:

• Pengecekan koleksi batuan dan peta lokasi serta pencocokan data koleksi

92 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

batuan dengan buku katalog.• Menyusun urutan koleksi batuan yang mempunyai peta lokasi.• Mendata koleksi batuan secara manual dan dilakukan pengetikan data dengan

menggunakan software excel.• Memotret koleksi batuan satu persatu.• Mendeskripsi koleksi batuan satu persatu.• Pembuatan peta titik lokasi pengambilan contoh batuan untuk setiap lembar

geologi dengan menggunakan software Arc View.

Hasil dan perkembangan proses pengerjaan penataan dan pendataan koleksi batuan daerah Jawa (koleksi ex belanda) adalah sebagai berikut:

• Pengecekan lokasi dan peta lokasinya telah selesai, total koleksi batuan yang telah dilakukan pengecekan adalah 13750, yang terdiri dari 69 kategori berdasarkan lokasi/blad.

• Penataan dan penyusunan koleksi di rock storage telah selesai.• Tahap pendataan koleksi batuan secara manual serta dengan menggunakan

software excel: selesai.• Tahap pemotretan koleksi batuan satu persatu telah dilaksanakan• Pendeskripsian koleksi batuan: belum dilaksanakan.• Pembuatan peta titik lokasi pengambilan contoh batuan untuk setiap lembar

geologi dengan menggunakan software Arc View: belum dilaksanakan.

Koleksi Batuan Sumatra (koleksi lama/eks Belanda).Hasil pengerjaan penataan dan pendataan koleksi batuan daerah Sumatra (koleksi ex belanda) adalah proses pengerjaan pemotretan koleksi dengan total koleksi yaitu 16.851 yang terdiri dari 37 lembar.

Pendataan Ulang Koleksi artefak Museum geologi

Pada kegiatan pendataan ulang koleksi kemajuan yang telah dicapai adalah telah dibuatnya beberapa formulir data koleksi artefak antara lain:1. Formulir Data Koleksi Artefak Museum Geologi 2. Kartu Label Koleksi Artefak 3. Dokumen data koleksi artefak Museum Geologi Laci 01 dan 02 4. Daftar Koleksi Artefak berdasarkan lemari simpan (data)

dossier Usulan geopark gunung rinjani – lombok

Karakteristik geografi Fisik dan Kependudukan. Gunung Rinjani yang berketing-gian 3.726 m dml terletak di Pulau Lombok bagian utara, Nusa Tenggara Barat. Dari sisi ketinggian, Rinjani menjadi gunung api tertinggi kedua di Indonesia. Gunung api paling tinggi adalah Kerinci di Sumatera, yaitu 3.800 m dml. Kerucut Rinjani tumbuh di tepian kaldera bagian timur. Kaldera Segara Anak memiliki danau berbentuk bulan sabit. Pada kaldera itu muncul kerucut gunung api baru, yaitu Gunung Barujari yang masih aktif. Selama sejarah perkembangannya, Rinjani telah mengalami beberapa kali peletusan besar. Erupsi tersebut terjadi sebelum, pada saat, dan setelah pembentukan kaldera.

Kawasan Geopark Rinjani-Lombok meliputi 4 Kabupaten, yaitu Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

Keberhasilan Gunung Rinjani menjadi Geopark Nasional akan meningkatkan

Gambar 4.44 Koleksi Artefak (Dok. Museum Geologi, 2011).

LAKIP Badan Geologi 2013 | 93

Gambar 4.45 Gunung Rinjani lengkap dengan danau dan kerucut muda di dalam kaldera.

upaya konservasi sumberdaya alam kars di kabupaten-kabupaten Lombok Timur, Tengah dan Barat. Ke depan, Geopark Nasional yang diusulkan dapat didaftarkan menjadi anggota Jaringan Geopark Global UNESCO.• Dari aspek ilmiah dan pendidikan pengetahuan kebumian, kawasan Gunung

Rinjani merupakan subjek penelitian bertingkat internasional. • Dari aspek konservasi, kawasan Gunung Rinjani merupakan kawasan taman

nasional Rinjani yang dikenal memiliki daya dukung lingkungan rendah sehingga rentan dengan perubahan oleh Pemerintah Indonesia dilindungi sebagai Kawasan Lindung Nasional.

• Sebagai bagian dari alam, komponen abiotik, biotik dan budaya di kawasan Geopark yang diusulkan saling bertalian erat.

• Masyarakat setempat sudah merasakan manfaat ekonomi dari Geopark melalui geowisata dan penjualan. Nilai ekonomi dari kegiatan pengembangan geowisata berkelanjutan yang berbasis pada masyarakat (community-based tourism) ini diharapkan dapat lebih meningkat ketika Geopark yang diusulkan disetujui untuk bergabung dalam Jaringan Geopark Nasional Indonesia.

dossier Usulan geopark gunung Sewu

lokasi geopark yang diusulkan. Geopark Gunung Sewu terletak antara Yogyakarta dan Pacitan. Kawasan pembangunan berkelanjutan yang memanjang arah barat-timur ini melintasi 3 wilayah kabupaten (Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan) dan sekaligus 3 wilayah provinsi (Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur). Luasnya sekitar 120 x 30 km persegi; dibatasi oleh koordinat 07°50’-07°15’ Lintang Selatan dan 110°20’-111°00’ Bujur Timur. Kawasan Geopark ini mudah dicapai dari kota-kota besar di sekitarnya seperti Yogyakarta, Solo dan Madiun.

Keberhasilan Gunung Sewu menjadi Geopark Nasional akan meningkatkan upaya konservasi sumber daya alam kars di kabupaten-kabupaten Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan. Ke depan, Geopark Nasional yang diusulkan dapat didaftarkan menjadi anggota Jaringan Geopark Global UNESCO.

• Dari aspek ilmiah dan pendidikan pengetahuan kebumian, kawasan Gunung Sewu merupakan subjek penelitian bertingkat internasional. Daerah

94 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

ini sudah banyak dikaji oleh para ilmuwan mancanegara sejak pertengahan Abad 19.- Dengan contoh Gunung Sewu, Herbert Lehmann (1936) membangun

fundamen geomorfologi kars tropis moderen yang masih berlaku hingga sekarang.

- Artefak batu Paleolitikum yang dikumpulkan oleh van Hekkeren (1955) di sepanjang Sungai Baksoka, karena berbeda dengan artefak sejenis yang terdapat di Asia Tenggara, maka hasil budaya manusia prasejarah ini dinamakan Budaya Pacitanian, yang selanjutnya menjadi acuan internasional. Budaya manusia prasejarah sejak Zaman Paleolitikum hingga Neolitikum yang ditemukan lengkap merekam perioda sejarah budaya masa lalu yang panjang, yaitu sejak Homo erectus hingga Homo sapien.

• Dari aspek konservasi, kawasan kars yang dikenal memiliki daya dukung lingkungan rendah sehingga rentan dengan perubahan oleh Pemerintah Indonesia dilindungi sebagai Kawasan Lindung Nasional. Upaya ini sejalan dengan pendapat dan pikiran Kelompok Kerja Kars dan Gua dari International Union for Conservation of Nature-IUCN.

• Sebagai bagian dari alam, komponen abiotik, biotik dan budaya di kawasan Geopark yang diusulkan saling bertalian erat. Komponen abiotik (geologi) yang merekam sejarah evolusi bumi sejak akhir Paleogen atau permulaan Neogen hingga sekarang itu berhubungan dengan keragaman hayati, yang sebagian bersifat endemi, dan kehadiran manusia prasejarah dengan budaya batunya yang spesifik. Manusia prasejarah yang pernah mendiami kawasan Gunung Sewu puluhan ribu tahun lalu memperoleh sumber batuan untuk bahan peralatan batunya (batugamping rijangan) tidak jauh dari tempat tinggalnya. Begitu pula di Zaman Megalitikum, manusia memanfaatkan batugamping Formasi Oyo yang menghampar di sekitarnya sebagai bahan kubur batu. Mereka hidup berdampingan dengan vertebrata yang sekarang sudah punah, seperti badak, kuda nil dan gajah.

• Masyarakat setempat sudah merasakan manfaat ekonomi dari Geopark melalui geowisata dan penjualan geoproduct (barang kerajinan kayu, batik, makanan khas daerah hasil pertanian lokal). Nilai ekonomi dari kegiatan pengembangan geowisata berkelanjutan yang berbasis pada masyarakat (community-based tourism) ini diharapkan dapat lebih meningkat ketika Geopark yang diusulkan disetujui untuk bergabung dalam Jaringan Geopark Nasional Indonesia.

Gambar 4.46 Mbah Sayem, fosil manusia prasejarah yang ditemukan di Song Terus, Pacitan.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 95

4.2.4 Capaian Sasaran 4

(1) Realisasi Pencapaian Sasaran

Realisasi pencapaian sasaran ditunjukkan pada Tabel 4.20.

(2) Evaluasi Capaian Sasaran

Berdasarkan capaian kinerja Rekomendasi Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) dan Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) diatas, target indikator kinerja sasaran tercapai 125% atau sebanyak 46 usulan WKP/WIUP dan WPR dari target 37 usulan WKP/WIUP dan WPR. Rincian realisasi capaian kinerja sasaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:• 3 usulan rekomendasi WKP panas bumi• 19 usulan rekomendasi WIUP mineral.• 16 usulan rekomendasi WIUP batubara.• 3 usulan rekomendasi WKP CBM• 4 usulan rekomendasi WPR Mineral

Capaian kinerja Rekomendasi wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (panas bumi, batubara, CBM, bitumen padat, mineral dan konservasi sumber daya mineral) tercapai 100 %, atau 75 Rekomendasi/wilayah dari target seban-yak 75 rekomendasi/wilayah, yaitu:- 27 Rekomendasi wilayah keprospekan sumber daya panas bumi - 20 Rekomendasi wilayah keprospekan energi fosil.- 19 Rekomendasi wilayah keprospekan sumber daya mineral- 9 Rekomendasi wilayah pemanfatan/optimasi sumber daya geologi

Capaian kinerja kegiatan Pemutakhiran Basis data, Neraca, Atlas Peta, Metadata Sumber Daya Geologi, terlaksana 100% yaitu 6 paket data sesuai target indikator kinerja sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut:• Termutakhirkan neraca/database sumber daya panas bumi • Termutakhirkan neraca/database sumber daya batubara • Termutakhirkan neraca/database sumber daya CBM • Termutakhirkan neraca/database sumber daya Bitumen padat • Termutakhirkan neraca/database sumber daya mineral • Atlas peta sumber daya geologi per-kabupaten dan meta data sumber daya

Sasaran 4: Meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi

Tabel 4.20 Capaian Kinerja Pengungkapan Sumber Daya Geologi

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Jumlah Usulan rekomendasi Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) dan WP WKP 37 46 124,32

Jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (Panas Bumi, Batubara, Shale Gas, CBM, Bitumen Padat, dan Mineral)

Wilayah75 80 106,67

Jumlah basis data, Neraca, Atlas Peta, Metadata Sumber Daya Geologi Paket Data 6 6 100

Rekomendasi hasil kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi Kajian 12 12 100

fera
Note
berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung angka pencapaian sasarannya, yaitu rata-rata 107,75%

96 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

geologi, yang termutakhirkan 497 kabupaten atau 1326 lembar dan metadata sebanyak 330 lembar.

Capaian kinerja Rekomendasi hasil kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi tercapai 100%, 12 kajian/rekayasa/evaluasi sumber daya geologi, dengan rincian sebagai berikut: • 2 kajian di bidang sumber daya panas bumi • 6 kajian bidang Sumber Daya Energi Fosil di Jambi, Sumatera Selatan dan

Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat• 4 kajian bidang Sumber Daya Mineral daerah Pulau Buru-Maluku, Belitung,

Kalimantan Timur, Banten dan Lampung

(3) Gambaran Hasil Kegiatan

Rekomendasi Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) dan Wilayah Usaha Pertambangan (WUP)

Penyiapan data Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kinerja kegiatan ini dicapai dengan keluaran berupa usulan rekomendasi 3 WKP baru panas bumi beserta potensi cadangan terduga sebagaimana disajikan pada Tabel 4.21 dan Gambar 4.47-4.49. Berdasarkan Tabel 4.21 maka hasil (outcome) kegiatan ini diperoleh jumlah usulan WKP baru Panas Bumi tahun 2010 sampai dengan 2013 se-banyak 19 WKP panas bumi dengan total potensi sebesar 2.116 Mwe (Gambar 4.50).

Tabel 4.21 Usulan WKP Panas Bumi Tahun 2013

No Usulan WKP Luas (Ha) Data Geosain Potensi (MWe)

1 Daerah Gunung Talang-Bukit Killi - Solok-Sumbar 22.930 GL,GK,GF, MT 66

2 Daerah Arjuno Welirang-JawaTimur 21.340 GL,GK,GF, MT 207

3 Daerah Gunung Songgoriti-Jawa Timur 20.000 GL,GK,GF, MT 58

4 Daerah Gunung Pandan 20.000 GL,GK,GF, MT 39

Penyiapan data Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Mineral logamCapaian kinerja kegiatan ini berupa keluaran usulan rekomendasi Wilayah Usaha pertambangan (WUP) Mineral Logam dengan rincian, yakni 19 WIUP dan 4 WPR, mineral logam sebagaimana disajikan pada Tabel 4.22. Sesuai capaian kinerja usulan rekomendasi WIUP dan WPR tersebut, maka penambahan WIUP 2013 dan status usulan Rekomendasi WUP, WPN dan WIUP sampai dengan tahun 2013 disajikan pada Tabel 4.23.

Penyiapan data Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) BatubaraCapaian kinerja kegiatan ini diperoleh keluaran usulan rekomendasi baru Wilayah Izin Usaha pertambangan(WIUP) Batubara 2013 dengan rincian 16 WIUP (Tabel 4.24), dan contoh peta usulan WIUP batubara dapat disajikan pada Gambar 4.51.

fera
Note

LAKIP Badan Geologi 2013 | 97

Gambar 4.47 Peta usulan WK Panas Bumi Daerah Bukitkili Gunung Talang, Solok-Sumbar.

Gambar 4.48 Peta usulan WK Panas Bumi Daerah ArjunaWelirang, Pasuruan-Malang-Jawa Timur

98 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.49 Peta usulan WKP Panas Bumi Gunung Pandan, Jawa Timur.

Tabel 4.22 Capaian Kinerja Rekomendasi WIUP dan WPR Mineral Logam Tahun 2013

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

Jumlah usulan rekomendasi WUP dan WPN mineral logam

WIUP 15 19

WPR 4 4

Tabel 4.23 Usulan Rekomendasi WUP, WPN dan WIUP Mineral Logam sampai dengan Tahun 2013

No Pulau WUP WPN WIUP1 Jawa 10 3 -

2 Sumatera 42 20 4

3 Kalimantan 32 4 1804 Sulawesi 55 33 -5 Nusa Tenggara 21 - -

6 Maluku 50 6 -

7 Papua 24 8 -

Total 236 74 184

Tabel 4.24 Usulan Rekomendasi WIUP Batubara, Tahun 2013

No Pulau WIUP Komoditas

1 Sumatera 9 Batubara

2 Jawa 1 Batubara

3 Kalimantan 4 Batubara

4 Papua 1 Batubara

5 Maluku 1 Batubara

LAKIP Badan Geologi 2013 | 99

Gam

bar 4

.50

Peta

Stat

us W

KP 20

10-2

013.

100 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.51 Peta geologi daerah usulan WIUP Pulau Bacan.

Tabel 4.25 Usulan Rekomendasi WUP, WIUP dan WPN Batubara Sampai dengan Tahun 2013

No Pulau WUP WIUP WPN1 Sumatera 74 9 1172 Jawa 2 1 10

3 Kalimantan 18 4 11

4 Sulawesi 13 - 16

5 Nusa Tenggara 1 - -

6 Maluku 5 1 6

7 Papua 21 1 15

Total 134 16 175

No. Usulan WK CBM Seam Batubara Tebal (m) Potensi CBM

1 Sumai, Tebo, Jambi 9 seam 0,5 - 9,75 >24%.

2 Muara Kilis, Tebo, Jambi 4 seam 0,5 - 1,5 -

3

Berau I, Kampung Pandan Sari, Kecamatan Segah, Kab. Berau, 9 seam 0,9 - 9,5 9,5 %

Berau II Kampung Gurimbang, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, 13 seam 0,4 - 7,8 0 - 73,03%

Berau III: Kampung Sambakungan, Kecamatan Gunung Tabur 11 seam 0,15 - 2,40 Formasi Labanan >16%, pada Formasi Lati >70%.

Tabel 4.26 Daftar Usulan Rekomendasi Wilayah Kerja CBM

Berdasarkan keluaran/output rekomendasi WIUP batubara tersebut, maka hasil (outcome) adalah Jumlah usulan Usulan Re-komendasi WUP, WIUP dan WPN Batubara sampai dengan Ta-hun 2013 dapat disajikan pada Tabel 4.25. Dan Peta Sebaran Usulan WIUP Mineral dan batubara dapat disajikan pada Gambar 4.52.

Penyiapan data Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Coal-bed Methane (cBM)Capaian kinerja tahun 2013 kegiatan ini diperoleh keluaran berupa usulan rekomendasi 3 WK baru CBM di daerah Jambi dan Kalimantan Timur beserta potensi sumber daya hipotetik, yang dapat disajikan pada Tabel 4.26.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 101

Gam

bar 4

.52 P

eta U

sulan

WIU

P mine

ral d

an ba

tuba

ra Ta

hun 2

013.

102 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.53 Peta usulan WK CBM daerah Sumai dan Muarakilis, Provinsi Jambi.

Gambar 4.54 Peta usulan WK CBM daerah Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 103

rekomendasi wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologiKinerja rekomendasi keprospekan potensi sumber daya geologi tercapai 100% atau 75 rekomendasi wilayah, yang mencakup: 27 wilayah keprospekan potensi panas bumi, 18 wilayah keprospekan potensi energi fosil (batubara, CBM dan bitumen padat) dan 21 wilayah keprospekan potensi mineral logam dan mineeral Bukan Logam serta 9 wilayah keprospekan optimasi nilai tambah dan pemanfatan potensi sumber daya mineral, yang secara rinci dapat disajikan pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27 Capaian Kinerja Pengungkapan Sumber Daya Geologi Tahun 2013

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah rekomendasi keprospekan, potensi, dan status sumber daya panas bumi

Rekomendasi/wilayah

27 27 100

Jumlah Rekomendasi keprospekan, potensi, dan status sumber daya batubara dan CBM

Rekomendasi/Wilayah

14 14 100

Jumlah Rekomendasi keprospekan, potensi, dan status sumber daya bitumen padat

Rekomendasi/Wilayah

4 4 100

Jumlah Rekomendasi keprospekan, potensi, dan status sumber daya mineral

Rekomendasi/Wilayah

21 21 100

Jumlah rekomendasi wilayah pemanfatan/optimasi nilai tambah potensi sumber daya mineral

Rekomendasi/Wilayah

9 9 100

Rekomendasi Keprospekan, Potensi, dan Status Sumber Daya Panas Bumi

Hasil penyelidikan dan eksplorasi sumber daya energi panas bumi tahun 2013, terca-pai 27 rekomendasi wilayah keprospekan potensi panas bumi (100%), dengan penam-bahan lokasi panas bumi baru: 4 rekomendasi wilayah keprospekan baru yang meng-hasilkan 13 daerah prospek panas bumi barudari hasil survei pendahuluan geologi dan geokimia; 7 rekomendasi peningkatan status sumber daya spekulatif menjadi sumber daya hipotetik dan atau kecadangan terduga pada 3 wilayah kegiatan survei terpa-du geologi, geokimia dan geofisika panas bumidan MT; 4 rekomendasi wilayah pen-ingkatan data karakteristik panas bumi hasil penelitian aliran panas; 6 rekomendasi wilayah keprospekan data bawahpermukaan reservoir panas bumi di daerah survei magnetotellurik, 3 rekomendasi wilayah peningkatan kualitas data keprospekan panas bumi dengan survei pengeboran landaian suhu panas bumi. Gambaran perbandin-gan penambahan daerah baru panas bumi dan peningkatan status tahun 2008 – 2013 dapat dijelaskan pada Gambar 4.55.

Berdasarkan capaian kinerja keluaran (output) kegiatan penyelidikan dan eksplor-asi potensi sumber daya dan cadangan panas bumi diatas, maka hasil akhir (outcomes) kinerja kegiatan potensi panas bumi tahun ini hingga tahun 2013 telah menghasilkan capaian status sumber daya panas bumi menjadi sebesar 28.811 MWe dengan jumlah daerah/lokasi keprospekan panas bumi 312 lokasi, dengan total sumber daya 12385 MW, Cadangan 16426 MW. Perkembangan peningkatan status potensi panas bumi tahun 2010 – 2013 dapat dijelaskan pada Tabel 4.28 dan Gambar 4.56.

Hasil (outcome) rekomendasi keprospekan sumber daya panas bumi tahun 2013 terhadap tahun 2012, yakni terdapat kenaikan sebesar 207 MWe di status sumber daya spekulatif, kenaikan sebesar 59 MWe di status sumber daya hipotetis, namun

104 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

terjadi penurunan sebesar 76 MWe di kelas cadangan terduga, dikarenakan akibat hasil MT terbaru dan hasil pengeboran landaian suhu di daerah Gunug Talang yang menunjukkan bahwa luasan daerah prospek dikurangi sehingga nilai potensinya turut berubah.

Berdasarkan capaian kinerja penyelidikan sumber daya panas bumi diatas, maka diperoleh peningkatan status tahapan penyelidikan sumber daya panas bumi 2013, yaitu pada tahapan survei terpadu/rinci permukaan telah mencapai 117 lokasi (38%), seperti yang disajikan pada Gambar 4.57.

Gambar 4.55 Diagram Perbandingan Peningkatan Status Potensi dan Penambahan Daerah Prospek Panas Bumi BaruTahun 2008- 2013.

Tabel 4.28 Perkembangan Status Potensi Energi Panas Bumi Tahun 2010 – 2013

Tahun jumlah lokasi spekulatif hipotetis terduga mungkin terbukti total potensi (Mwe)2010 276 8.780 4.391 12.756 823 2.288 29.038

2011 285 8.231 4.964 12.909 823 2.288 29.215

2012 299 7.247 4.886 13.391 823 2.288 28.635

2013 312 7.454 4.931 13.315 823 2.288 28.811

Gambar 4.56 Perkembangan Status Potensi Energi Panas Bumi Tahun 2010 - 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 105

Gambar 4.57 Status Tahapan Penyelidikan Potensi Panas Bumi tahun 2013.

Rekomendasi Keprospekan, Potensi, dan Status Sumber Daya Batubara dan CBMKinerja rekomendasi keprospekan potensi sumber daya batubara dan CBM tahun 2013 tercapai 14 rekomendasi wilayah (100%) dari target 14 rekomendasi wilayah keprospekan, yang mencakup rekomendasi wilayah penyelidikan pendahuluan batubara dan penyelidikan batubara bersistem sebanyak 10 lokasi, yaitu: di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur; Maliput, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Sungai Sai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Danau Nisa, Kabupaten Mamberamo, Papua, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Suruk Mandai Keriau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Paninjau, Kabupaten Batanghari, Jambi; Lubuk Jering-Provinsi Jambi. Selaian itu juga 4 rekomendasi wilayah kegiatan penelitian dan pengeboran CB Mserta penentuan Titik Bor CBM, yaitu di daerah Sumai, Kabupaten Tebo, Jambi (1 TitikBor @ 428 m), Muara Kilis, Kabupaten Tebo, Jambi (1 Titik @ 500,3 m), Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (3 Titik : BT-1 : 503 mtr; BT–2 498 mtr dan BT-3 : 492 mtr) dan Seismik Batubara daerah Muara Kilis, Kabupaten Tebo, Jambi.

Keluaran rekomendasi wilayah keprospekan potensi batubara dan CBM tahun 2013, yaitu diperoleh penambahan total sumber daya batubara pemukaan 128,334 juta ton. Sehingga hasil (outcome) rekomendasi wilayah keprospekan potensi batubara terdiri dari status potensi batubara tahun 2012 total sumber daya sebesar 119,440 ditambahkan hasil penyelidikan batubara tahun 2013 sebesar 128,334 juta ton, men-jadi 119,575 miliar ton dan cadangan total 29 miliar ton. Status potensi batubara dari tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan sumber daya sebesar 14,635 miliar ton dan cadangan sebesar 9,65 miliar ton sesuai Gambar 4.58.

Gambar 4.58 Diagram Penambahan Sumber daya Batubara Tahun 2012 – 2013.

106 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Sehingga (outcome) rekomendasi wilayah keprospekan sumber daya batubara ter-dapat penambahan sumber daya dari potensi batubara tahun 2012 total sumber daya sebesar 119, 440, ditambahkan capaian keluaran hasil penyelidikan batubara tahun 2013 sebesar 128,334 juta ton, menjadi total sumber daya sebesar 119,575 milyar ton. Status potensi batubara dari tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan sumber daya sebesar 14,635 miliar ton, yang dapat dijelaskan pada Gambar 4.59.

Gambar 4.59 Status Sumber Daya dan Cadangan Batubara Tahun 2009 – 2013.

Sesuai hasil penyelidikan pengeboran dan evaluasi CBM pada tahun 2013, diper-oleh penambahan potensi CBM atau kandungan Gas Metana Batubara: Sumai 24%; Berau Tanjung Redep: 16 - 73% dan penambahan potensi batubara tambang dalam sebesar 561 juta ton. Sehingga hasil outcome potensi batubara CBM tahun 2013 se-besar 6,290 milyard cubbic feet dan sumber daya batubara tambang dalam total 40,959 miliar ton.

Rekomendasi Keprospekan, Potensi, dan Status Sumber Daya Bitumen PadatCapaian kinerja Rekomendasi wilayah keprospekan potensi sumber daya bitumen pa-dat tahun 2013, tercapai 6 rekomendasi wilayah keprospekan potensi bitumen padat (100%) dari target 6 lokasi. Hasil outcome penambahan potensi sumber daya bitumen padat tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 6,5 juta ton, seh-ingga total status potensi sumber daya bitumen padat menjadi sebesar 11,514 miliar ton. Perkembangan peningkatan sumber daya bitumen padat disajikan pada Gambar 4.60.

Gambar 4.60 Penambahan sumber daya Bitumen Padat tahun 2012 – 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 107

Gambar 4.61 Perkembangan Status Sumber Daya Bitumen Padat tahun 2013.

Hasil (outcome) penambahan potensi sumber daya bitumen padat tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 6,5 juta ton, sehingga total status potensi sumber daya bitumen padat menjadi sebesar 11,514 miliar ton. Perkembangan peningkatan sumber daya bitumen padat disajikan pada Gambar 4.61.

Penelitian Jumlah Wilayah Keprospekan Potensi dan Status Sumber Daya Geologi (Assesment Migas, Shale Gas, Survei Seismik)Indikator kinerja jumlah data hasil penelitian geosains ini, kegiatannya terdiri dari 3 kegiatan, antara lain: Assesment Geosains Migas (3 lokasi), Shale Gas, dan Survei Seismik.

Assesment geosains MigasAssesment geosains migas dan shale gas pada Tahun 2013 dilakukan di 3 lokasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari prioritas pembangunan energi, yaitu upaya mencari cadangan migas baru guna mewujudkan ketahanan energi nasional. Kegiatan assesment migas, pada Tahun 2013 difokuskan di wilayah kawasan timur Indonesia, sedangkan pengembangan shale gas yang juga salah satu upaya mengembangkan energi unkonvensional lainnya difokuskan pada kawasan barat Indonesia. Assesment Migas Cekungan AkimeugahLokasi penelitian secara administrasi terletak pada Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai, yang termasuk ke dalam Propinsi Papua. Seluruh daerah pada lintasan penelitian tersebut menempati Lembar Peta Geologi Lembar Enarotali. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek geologi berbagai Formasi batuan yang berada di daerah Nabire dan sekitarnya. Assesment migas cekungan Akimeugah dilaksanakan dengan swakelola yang meliputi tahap persiapan, penelitian lapangan, laboratorium, studio dan penyusunan laporan.

Stratigrafi Sesi II:Lingkungan pengendapan serta genesa pembentukan masing-masing formasi pada daerah penelitian adalah:

1. Central Range of Papua• Formasi Aiduna terendapkan pada lingkungan Meandering Channel dan

Lacustrine.• Formasi Piniya terendapkan pada lingkungan shallow marine.

2. Pegunungan Weyland/Zona Transisi

108 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

• Malihan Darewo, batuan malihan yang diduga berasal dari batuan yang setara dengan Kelompok Kembelengan, yang terendapkan pada laut dalam.

• Diorit Utawa merupakan batuan terobosan yang menerobos Batuan Gunung api Tobo, Batuan Ultramafik, Batuan Malihan Darewo dan ditindih oleh Batulumpur Bumi, dan Anggota Batugamping Legare.

• Monzonit Timepa merupakan batuan terobosan yang menerobos Malihan Darewo, Nugini Lm., Kelompok Kembelangan, Formasi Tipuma dan Formasi Aiduna .

3. Daerah Nabire• Batuan Ultramafik, merupakan batuan dasar/basement dari cekungan-cekungan

yang berada pada bagian Papua bagian Utara. Satua batuan ini merupakan batuan kerak samudra yang terangkat akibat collision antara island arc dari Utara dengan kerak benua dari Selatan.

• Batuan Gunung api Tobo, merupakan gunung api busur kepulauan (island arc), hasil dari tubrukan kerak samudra Lempeng Pasifik dengan kerak samudra Lempeng Australia.

• Batuan Gunung api Nabire, merupakan batuan vulkanik.• Batuan Lumpur Bumi terendapkan pada lingkungan shallow marine-shelf.• Batugamping Legare, merupakan fasies batugamping dari Formasi Batulumpur

Bumi, yang terendapkan pada lingkungan shallow marine.

Potensi Hidrokarbon Sesi I:Batuan yang berpotensi sebagai sumber hidrokarbon pada daerah penelitian adalah adalah Formasi Aiduna dan Formasi Piniya sebagai source rock untuk cekungan-cekungan di Papua bagian Selatan seperti Cekungan Akimeugah. Sedangkan filit dari satuan Malihan Darewo dan batulempung karbonan dari Formasi Lumpur Bumi berpotensi sebagai source rock untuk Cekungan-Cekungan Papua Utara.Batuan reservoir yang berpotensi pada daerah penelitian adalah batugamping dari Anggota

Gambar 4.62 Kolom Stratigrafi Daerah Penelitian (modifikasi dari P.E. Pieter dkk, dalam Guntoro 2012 dan GRDC, 1990).

LAKIP Badan Geologi 2013 | 109

Batugamping Legare dan Batupasir dari Satuan Batulumpur Bumi. Seal Rock (batuan tudung) yang berpotensi pada daerah penelitian adalah material klastik halus Batulumpur Bumi.

Daerah penelitian sangat berpotensi akan migas unkonvensional (hydrocarbon shale). ditandai dengan ditemukannya Serpih bersifat fissile, membentuk lamina-si-laminasi pada batulempung dan serpih pada Batulumpur Bumi.

Stratigrafi Sesi II:Lingkungan pengendapan serta genesa pembentukan masing-masing formasi pada daerah penelitian adalah:

1. Formasi Kopaidiinterpretasi sebagai endapan shallow marine-shelf2. Formasi Woniwogidiinterpretasi sebagai endapan endapan fluvio deltaik

yaitu pada bagian meandering channel hingga distributarychannel.3. Formasi Piniyadiinterpretasi sebagai endapan shallow marine.4. Formasi Ekmaidiinterpretasi sebagai endapan tidal flat hingga shallow marine5. Formasi Waripidiinterpretasi sebagai endapan shallow marine-shelf.6. Formasi Faumaidiinterpretasi sebagai endapanshallow marine.7. Formasi Sirga diinterpretasi sebagai endapan shallow marine disekitar pantai.8. Formasi Kaisdiinterpretasi sebagai endapan shallow marine .

Potensi Hidrokarbon Sesi II: Batuan yang berpotensi sebagai sumber hidrokarbon pada daerah penelitian ada-

lah shale Formasi Kopai dan Formasi Piniya yang termasuk Sekuen Kembelangan. Formasi ini bagus sebagai source rock untuk cekungan-cekungan di Papua bagian Se-latan seperti Cekungan Akimeugah. Batuan yang berpotensi sebagai reservoir pada daerah penelitian adalah batupasir Formasi Kopai dan batupasir Formasi Woniwogi yang termasuk Sekuen Kembelangan Gr., dimana Formasi Woniwogi memiliki kete-

Gambar 4.63 Kolom Stratigrafi pada daerah penelitian (PT. Freeport Indonesia, 2006).

110 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

balan mencapai 500 m hasil dari pengukuran ketebalan di lapangan. Sedangkan seal Rock (batuan tudung) yang berpotensi pada daerah penelitian adalah dolomit klastik lanauan dan lempungan formasi-formasi yang termasuk Sekuen Nugini Limestone Gr.

Daerah penelitian sangat berpotensi akan migas unkonvensional (hydrocarbon shale), ditandai dengan ditemukannya shale bersifat fissile, membentuk laminasi-lami-nasi shale Formasi Kopai dan Formasi Kopai.

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep geologi dan petroelum system yang tepat sebagai acuan dalam eksplorasi migas di daerah Enaro-tali dan Waghete. Dengan cakupan capaian informasi antaralain stratigrafi, sebaran fisika-kimia-mineralogi serta petroleum system yang berkembang. Kegiatan assesment migas pada Cekungan Arafura ini dilakukan dengan swakelola. Tahapan yang dilaku-kan meliputi tahap persiapan, penelitian lapangan, laboratorium, studio dan penyusu-nan laporan.

Cekungan Arafura berada pada offshore di Selatan Pulau Papua, maka dilakukan penelitian di Daerah Obano-Iturakero/Gakebo, yang terdapat pada Pegunungan Ten-gah Papua. Secara administrasi terletak pada Kabupaten Nabire, Kabupaten Paniae dan Kabupaten Mimika, Propinsi Papua dan termasuk pada menempati Peta Geologi Lembar Timika, Lembar Enarotali dan Waghete.

Stratigrafi Sesi I: Urut-urutan lapisan batuan dan perubahan fasies batuan, lingkungan pengendapan daerah penelitian lapangan sesi I (Lintasan Obano-Iturakero/Gakebo) dapat dilihat Gambar 4.64.

Gambar 4.64 Urutan Lapisan Batuan dan Perubahan Fasies Batuan (Sesi I).

LAKIP Badan Geologi 2013 | 111

Lingkungan pengendapan formasi pada daerah penelitian:Formasi Tipuma pada lingkungan fluviátil yaitu merupakan stacking braided channel• Kelompok Kembelangan

• Formasi Kopai pada lingkungan shallow marine-shelf• Formasi Woniwogi pada lingkungan fluvio-deltaic• Formasi Piniya pada lingkungan shallow marine• Formasi Ekmai pada lingkungan deltaic-shelf

• Formasi Nugini Limestone pada lingkungan shallow marine-shelf• Formasi Buru pada lingkungan marine

Potensi Hidrokarbon Sesi I: Batuan yang berpotensi sebagai sumber hidrokarbon pada daerah penelitian adalah adalah Formasi Formasi Kopai, dan Formasi Piniya yang termasuk Sekuen Kembelangan Group. Batuan reservoir yang berpotensi Batupasir Formasi Tipuma yang termasuk Sekuen Aiduna & Tipuma Fm., dan Batupasir Woniwogi serta Batupasir Formasi Ekmai yang termasuk kedalam Sekuen Kembelangan. Sedangkan seal rock (batuan tudung) yang berpotensi pada daerah penelitian adalah material klastik halus Formasi Kopai dan Formasi Piniya yang termasuk Sekun Kembelangan Gr., dan Napal Formasi Imskin yang termasuk kedalam Sekuen Nugini Limestone.

Daerah penelitian sangat berpotensi akan migas unkonvensional (hydrocarbon shale). Ditandai dengan ditemukannya Serpih bersifat fissile, membentuk laminasi-la-minasi pada batulempung dan serpih Formasi Kopai dan Formasi Piniya yang terma-suk kedalam sekuen Kembelangan Group.

Stratigrafi Sesi II: Urut-urutan lapisan batuan dan perubahan fasies batuan, lingkungan pengendapan daerah penelitian lapangan sesi II (Daerah Timika-Tembagapura). Lingkungan pengendapan formasi pada daerah penelitian berdasarkan karaktersitik batuan yang ditemukan pada singkapan:

• Formasi Otomona merupakan turbidit yang mengasar keatas akibat dari progradasi submarine fan.

• Formasi Tuaba terendapkan lingkungan dataran limpah banjir dan braided channel.

• Formasi Modio terendapkan pada lingkungan shallow marine-shelf.• Formasi Aiduna teredapkan pada lingkungan shallow lacustrine dan fluvial

meandering channel • Formasi Tipuma pada lingkungan dataran limpah banjir dan fluvial braided

channel• Formasi Kopai pada lingkungan shallow marine-shelf

Potensi Hidrokarbon Sesi II: Batuan yang berpotensi sebagai sumber hidrokarbon pada daerah penelitian adalah adalah Formasi Aiduna yang termasuk Sekuen Aiduna & Tipuma Fm., dan Formasi Formasi Kopai, dan Formasi Piniya yang termasuk Sekuen Kembelangan Group. Batuan reservoir yang berpotensi Batupasir Formasi Tipuma yang termasuk Sekuen Aiduna & Tipuma Fm., dan Batupasir Woniwogi serta Batupasir Formasi Ekmai yang termasuk kedalam Sekuen Kembelangan. Sedangkan seal rock (batuan tudung) yang berpotensi pada daerah penelitian adalah material klastik halus Formasi Kopai dan Formasi Piniya yang termasuk Sekun Kembelangan Gr., dan batugamping klastik yang berbutir halus yang termasuk kedalam Sekuen Nugini Limestone.

Daerah penelitian sangat berpotensi akan migas unkonvensional (hydrocarbon shale). Ditandai dengan ditemukannya Serpih bersifat fissile, membentuk laminasi-la-

112 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

minasi pada batulempung dan serpih Formasi Kopai dan Formasi Piniya yang terma-suk kedalam sekuen Kembelangan Group.

Assesment Geosain Migas BoneCekungan Bone merupakan cekungan lepas pantai yang terletak antara lengan barat dan lengan tenggara Sulawesi serta terletak pada 120,2° - 122,3° BT dan 2,6° - 6,8° LS. Cekungan Bone pada bagian utara dibatasi oleh intrusi-intrusi granit dan sabuk metamorfik, di sebelah timur dibatasi oleh kompleks batuan metamorik, di bagian selatan berbatasan dengan Laut Flores dan di sebelah barat dibatasi Cekungan Sengkang.

Potensi Hidrokarbon: Potensi batuan induk ditemukan di Formasi Malawa/Toraja berupa serpih hitam karbonatan berumur Eosen dengan TOC rata-rata sebesar 11% dan batubara pada bagian bawah Formasi Tonasa Oligosen dengan TOC rata-rata sebesar 33% dan kerogen tipe III (vitrinit). Potensi reservoir di cekungan ini terdapat pada Formasi Malawa/Toraja (Eosen Tengah-Akhir) berupa batupasir yang merupa-

Gambar 4.65 Urutan Lapisan Batuan dan Perubahan Fasies Batuan Sesi II.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 113

kan reservoir utama setebal 20 m di Cekungan Bone. Kemudian reservoir berikutn-ya ditemukan berupa batugamping (Oligosen) dengan kualitas buruk. Kemungkinan potensi reservoir juga muncul pada ekivalen Formasi Tacipi (Miosen – Pliosen Ak-hir) dengan kualitas baik. Batuan yang berfungsi sebagai penyekat adalah bagian atas sedimen Eosen Tengah – Eosen Akhir, yaitu berupa endapan serpih Formasi Wala-nae merupakan penyekat utama. Target eksplorasi hidrokarbon pada Cekungan Bone terbagi menjadi dua areayaitu target area dangkal (pencarian tilted fault blocks Eosen Tengah mengandung reservoir lingkungan pengendapan delta) dan dalam (pada klas-tik Eosen dan Miosen).

Shale Gas

Tujuan utama dari penyelidikan ini adalah untuk mengetahui mutu dan potensi dari shale gas, kematangan termal, dan implikasi eksplorasi shale gas sebagai sumber energi baru di Indonesia. Berlokasi di Cekungan Sumatra Tengah, yang terletak pada Propinsi Sumatera Barat (Kab. Sijunjung, Kab. Limapuluh Kota) dan Propinsi Riau (Kab. Kampar, Kab. Indragiri Hulu dan Kab. Kuantan Singingi).

Stratigrafi: Berdasarkan karakteristik paket batuan di daerah penelitian, maka dapat dikelompokkan menjadi 2 sistem cekungan, yaitu cekungan belakang busur (back arc basin), yaitu singkapan batuan pada daerah Ujung Batu, Sungai Keruh, Kili-ran Jao dan Seberida, kemudian cekungan tengah pegunungan yaitu singkapan batuan pada daerah Talawi dan Bukit Susah.

Gambar 4.66 Diagram Alir Penelitian Karakteristik Shale Gas.

114 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Lingkungan pengendapan masing-masing formasi:1. Ujung Batu

o Formasi Kuantan merupakan endapan fluvial channel.o Formasi Bahorok merupakan endapan fluvial channel.o Formasi Lower Red Bed merupakan endapan alluvial fan.o Formasi Sihapas merupakan endapan shoreface.o Formasi Telisa merupakan endapan marine.

2. Sungai Keruho Formasi Kuantan merupakan endapan fluvial channel.o Formasi Tuhur merupakan endapan fluvial channel.o Formasi Keruh merupakan endapan Tidal Flat.o Formasi Upper Red Bed merupakan endapan Fluvial Meandering Channel.o Formasi Telisa merupakan endapan marine.

3. Kiliran Jaoo Formasi Lower Red Bed merupakan endapan Tidal Flat.o Formasi Pematang merupakan endapan lacustrine.

4. Seberidao Formasi Lakat merupakan endapan tide dominated estuarine.o Formasi Tualang merupakan endapan shoreface.o Formasi Gumai merupakan endapan offshore.

5. Bukit Susaho Shale dengan sisipan batupasir dari Formasi Kelesa merupakan endapan

lacustrine yang menjari dengan endapan distal alluvial fan.o Konglomerat dari Formasi Kelesa merupakan endapan fluvial braided

channel.6. Talawi

o Formasi Brani merupakan endapan alluvial fan.o Formasi Sangkarewang merupakan endapan lacustrine.

Gambar 4.67 Kolom Stratigrafi Serta Umur masing-masing Formasi.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 115

Potensi Shale Gas:Pembawa shale gas adalah batuan-batuan synrift deposit yang membentuk endapan danau/lacustrine. Batuan yang menjadi target pembawa shale gas ini hanya tersingkap di daerah Kiliran Jao pada lokasi tambang PT. Karbindo. Dan hasil pengukuran dan pengamatan pada singkapan ini bagus dijadikan sebagai model batuan endapan lacustrine yang kemudian dapat diintegrasikan dengan data bawah permukaan (data sumur dan data seismik), sehingga benar-benar diketahui penyebaran dari paket batuan ini baik vertikal maupun horizontal. Setelah diketahui penyebaran dari paket batuan pembawa shale gas ini, maka dapat ditentukan daerah mana di Cekungan Sumatera Tengah yang memiliki paket batuan lacustrine deposit, dan dapat dikembangkan menjadi penghasil gas dari shale.

Survei SeismikSurvei seismik adalah survei yang dilakukan untuk memperoleh data seismik dengan menggunakan metode Passive Seismic Tomography (PST) guna mendapatkan informasi struktur geologi dan geofisika di bawah permukaan yang akan melengkapi data-data survei dan studi terdahulu sehingga akan diperoleh gambaran yang akurat kondisi bawah permukaan dalam upaya eksplorasi minyak dan gas bumi. Berlokasi di Cekungan Akimeugah, Kabupaten Asmat, Propinsi Papua, dengan luas survei adalah 1.613 km2, memiliki sumberdaya gas bumi sebesar 28,98 TCF dan sumber minyak bumi sebesar 22,72 BBO. Area survei secara umum merupakan area rawa yang dipengaruhi pasang surut air laut.

Gambar 4.68 Lokasi Penelitian Tahun 2013.

Dalam melaksanakan operasi microseismic network untuk survei PST terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: (1) Pemilihan Stasiun. (2) Pengeboran dan konstruksi lubang bor. (3) Konstruksi stasiun seismik. (4) Proses instalasi dari peralatan recorder dan sensor.

Secara umum tidak ada kendala dengan masyarakat setempat, namun mobilisasi material dan peralatan ke lokasi survei membutuhkan waktu yang lama mengingat area survei adalah daerah yang remote dan proses pengiriman alat dari Yunani menuju Jakarta, dilanjutkan Papua. Selain itu, kendala dalam pengiriman menuju lokasi survei adalah cuaca buruk sehingga waktu tiba di lokasi menjadi lama terutama untuk jalur laut.

116 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Rekomendasi Keprospekan, Potensi, dan Status Sumber Daya MineralCapaian kinerja kegiatan penyelidikan SumberDaya Mineral terlaksana 22 rekomen-dasi tercapai 100% dari target 22 wilayah, yang terdiri dari 15 rekomendasi wilayah penyelidikan mineral logam dan 7 rekomendasi wilayah penyelidikan mineral Bu-kan Logam. Keluaran Penyelidikan Mineral Logam sebanyak 15 rekomendasiwilayah yang mencakup13 daerah penyelidikan mineral logam, yakni: Kabupaten Natuna, Ka-bupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Tambrau, Provinsi Papua, Kabupaten Seram Barat, Provinsi Maluku, Bengkayang, Kalimantan Barat perbatasan Malysia, Kabupaten LuwuTimur, Sulawesi Selatan; Ransiki Kabupaten Manokwari, Papua Barat; Kabupaten Timor Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur; Kabupaten Tanah Datar, Sumatera-Barat; Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat; Gunung Kidul Kabupaten Wonosari Daerah Istimewa Yogyakarta; Sekadau Kabupaten Sin-tang-Kalimantan Barat; dan Halmahera Selatan, Maluku danSurvei Geofisika Min-eral 2 rekomendasi wilayah di daerah Solok-Sumatra Barat, dan Gunung Kidul – Wonosari-Yogjakarta. Dari keluaran/output hasil penambahan Mineral logam dapat disajikan pada Tabel 4.29 dan Gambar 4.70.

Hasil (outcome) rekomendasi keprospekan sumber daya mineral logam tahun ini, dapat dijelaskan dari perkembangan penambahan sumber daya mineral logam Hasil Penyelidikan tahun 2012 dan tahun 2013, yakni terdapat peningkatan dalam pene-muan sumber daya hipotetik untuk mineral logam strategis, seperti: Bauksit, Nikel, Mangan dan Bijih Emas, yang dapat disajikan pada Gambar 4.71.

Capaian kinerja kegiatan Penyelidikan Mineral Bukan Logam sebanyak 7 re-komendasi wilayah yang mencakup: Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Majene, Sulawesi BaratKabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Barat-Maluku Utara, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Kabupaten Ende – Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Bungo-Jambi.selatan, diagram dan penambah-an sumber daya hopotetik mineral bukan logam disajikan Gambar 4.72.

Capaian kinerja Rekomendasi pemanfatan potensi, jenis bahan galian lain/miner-al ikutan dan nilai tambah keekonomian sumber daya geologi tahun 2013 sebanyak

Gambar 4.69 Contoh hasil perekaman salah satu stasiun pada tanggal 23 Agustus 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 117

Tabel 4.29 Hasil Penambahan Sumber daya Mineral Logam Tahun 2013

No Lokasi Kabupaten/Provinsi Komoditas Indikasi

Kadar

Sumber daya Tereka-Terunjuk

(Ton)

1Desa Tabuk Hulu Kec.Belitang Hulu Sintang Sekadau, Kalimantan

Barat

Bauksit 52,63% Al2O3; 11,6% Fe2O3 755.100

2Desa Ijuk Kec. Ketungan Hulu

Bauksit 51,17% Al2O3, 9,76% Fe2O3 129.360

3Desa Harapan,Kec. Malidi

Luwu Timur, Sulawesi selatanNikel Laterit

0,29% Ni; 23,19% Fe; 0,06% Co; 0,35% Cr 67.800.000

4 Ponjong Gunung Kidul, DIY Mangan MnO2 29 %– 49 %, Mn Tot :24,4 – 32,54 %

1.187.500

5 Survei Geofisika Sambirejo, Gunung Kidul, DIY Mangan nilai chargeability diatas 100 mV 4.002.877

6

Teluk Santong Sumbawa, NTB Emas (porfiri?) 0,29 - 0,593 ppm Au 230.000

Olat Tanah Merah Sumbawa, NTB Emas (epithermal)uratkuarsatebal (10-25) cm , zonauratkuarsa tipis tebal (1-10) mm selebarsekitar (5-10) m.

150.800

7 Sauspaur Kab.Tambrauw, Papua Barat Emas ?

urat kuarsa berarah N 1900E/400 lebar ± 25 Cm panjang 10 meter,dan 15 cm sepanjang 1,5 mtr, sejajar lapisan batusabak urat (vein) berwarna putih kekuningan

8 Seram Barat Seram Barat, Maluku Emas ?urat kuarsa, batuan termineralisasi, ubahan

9 SiantanTimur Anambas, KepriBijihBesiMagnetik 751,7*(ditambang)

Emas 800 Ton (ditambang)

10 Waruser-Oransbari, Ransiki-Manokwari Tembaga KalkopiritpadaDiorit-Granitik

11 Tabuji, Kec Obi Halmahera Selatan TembagaBornit, Kalkopirit, malakhit, TipeCativy Filling

Gambar 4.70 Penambahan Sumber daya Mineral Logam Tahun 2013.

118 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.71 Penambahan Sumber Daya Mineral logam tahun 2012 -2013.

Gambar 4.72 Diagram Penambahan Sumber Daya Hipotetik Mineral Bukan Logam Tahun 2013.

9 rekomendasi wilayah yaitu daerah Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah; Pulau Singkep (Timah primer) Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau; Kabu-paten Paser (Tailing), Provinsi Kalimantan Timur; Kabupaten Kutai Barat (Tailing), Provinsi Kalimantan Timur; di Pulau Bintan (Bauksit-UTJ), Provinsi Kepulauan Riau; Kab Landak , Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, Bangka Se-latan (Unsur Tanah Jarang), Provinsi Bangka Belitung, dapat disajikan Tabel 4.30.

Pemutakhiran Basis Data, Neraca, Atlas Peta, Metadata Sumber Daya Geologi

Capaian kinerja pemutakhiran data dan neraca sumber daya geologi tahun 2013 terdiri dari: basis data dan neraca sumber daya mineral logam dan non logam, sumber daya energi fosil (batubara, CBM dan Bitumen padat ) dan potensi panas bumi terlaksana 100%. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pemutakhiran database dan neraca sumber daya geologi Indonesia dalam bentuk data digital, sehingga diperoleh data terbaru sumberdaya untuk komoditi mineral logam, non logam, batubara dan CBM

LAKIP Badan Geologi 2013 | 119

serta bitumen padat. Pemutakhiran yang telah dilakukan untuk 77 komoditi tersebut meliputi: 18 komoditi mineral logam, 54 komoditi mineral non logam, 4 komoditi energi fosil, dan 1 komoditi panas bumi.

Berdasarkan hasil penyusunan dan pemutakhiran neraca sumber daya sumber daya geologi tahun 2013, diperoleh keluaran (output), yaitu: • Tabel Status Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi 2013• Neraca Status Sumber Daya dan Cadangan Batubara Tahun 2013• Neraca Sumber Daya Bitumen Padat Tahun 2013• Status Sumber daya Gas Metan Batubara (CBM) Tahun 2013• Tabel Neraca Sumber Daya Mineral Logam Strategis Tahun 2013

Status Sumber daya panas bumi tahun 2013 sebesar 12.385 (Mwe), cadangan sumber daya panas bumi sebesar 16.426 (Mw, sumber daya terpasang 1341 (Mwe) sehingga total sumber daya sebesar 28811 (Mwe) sesuai Gambar 4.73.

Status sumber daya tahun 2013 batubara sebesar 120,525 miliar ton, dan cadangan sebesar 31,357 miliar ton, sesuai Gambar 4.74. Perbandingan neraca tahun 2012 ter-dapat kenaikan sumber daya batubara sebesar 1.079,06 juta ton, sedangkan kenaikan

Tabel 4.30 Capaian Hasil Penyelidikan/penelitian Konservasi Sumber Daya Geologi tahun 2013

No Kegiatan/Lokasi Rekomendasi Potensi

1 Pengeboran Untuk Penyelidikan Mineral Ikutan dan Unsur Tanah Jarang Daerah Capkala, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat

• sumber daya endapan ball clay sebesar 117.000 ton dan pasir kuarsa 15.900 ton.• Kadar UTJ dalam conto ball clay tidak ekonomis., • Kadar unsur Uranium (U) dan Thorium(Th) kurang ekonomis.• Kadar SiO2 sangat tinggi > 90%, rekomendasi dapat digunakan untuk bahan baku industri

kaca dan semen• Potensi zirkon pada endapan pasir kuarsa 90 ton, 15 g/m3 lebih kecil dari kadar zirkon di

Kalimantan.

2 Penelitian Optimalisasi Potensi Bahan Galian di Wilayah Bekas Tambang/Tailing Kabupaten Paser, Kalimantan Timur

• Kandungan minyak dalam bitumen padat berkisar antara 20 - 60 liter/ton dengan sumber daya 37.433.000 ton dapat dimanfaatkan secara ekonomis dalam wilayah pertambangan batubara,

• Batulempung dengan sumber daya 10.057.000 m3, kandungan SiO2 cukup tinggi dan kandungan logam yang rendah baik untuk material bahan pembuatan bata tahan api.

• Kadar Fe total 52,85 - 68,04%, dan kadar %, Ni 1,81 - 25,20%, perlu pengolahan dan pemurnian untuk peningkatan nilai tambah dari bijih besi dan bijih nikel

3 Penelitian Optimalisasi Potensi Bahan Galian di Wilayah Bekas Tambang/Tailing, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

• Potensi sumber daya hipotetik batulempung di PT. Firman Ketaun Perkasa sebesar 52.532.000 m3, di PT. Teguh Sinar Abadi sebesar 210.128.000 m3, di PT. Gunung Bayan Pratama sebesar 525.320.000 m3, di PT. Trubaindo Coal Mining sebesar 450.256.000 m3

• Estimasi sumber daya hipotetik batulempung karbonan di PT. Gunung Bayan Pratama sebesar 105.064.000m3 dan di PT. Trubaindo Coal Mining sebesar 472.788.000 m3

4 Kajian Sebaran Merkuri dan Logam Berat di Wilayah Pertambangan Rakyat

• rekomendasi unsur bahaya di daerah pertambangan Peti Mandor Landak: di sedimen 0,5 ppm, di tanah i 9,65 ppm, di tailing sampai 0,02 ppm, dan di raw material 0,4 ppm. mineral ikutan magnetit 0,03 - 65%, ilmenit Tr - 49%, kuarsa 0,17 - 98%, zirkon 0,46 - 61%, monasit Tr - 1 %, xenotim Tr - 0,38%.

5 Penelitian Mineral Ikutan dan Sebaran Merkuri di Daerah Pertambangan Rakyat/Peti Mandor, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat

• Terdapat derajat keasaman dalam air bersih dengan pH terdeteksi antara 5,13 - 5,88, dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan menyebabkan keracunan beberapa unsur sehingga mengganggu kesehatan.

• Sifat keasaman rendah pada air sungai rendah pH antara 4 - 6, yang mempengaruhi proses biokimiawi perairan.

6 Kajian Potensi Timah Primer di Pulau SingkepKabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau

• Terdapat mineralisasi greisen dan granit dengan kandungan CaO dan Na2O 70% dan urat kuarsa yang berkembang:− urat kuarsa kedudukan utara - selatan, membentuk struktur jaring (stockwork)

kandungan Sn cukup tinggi 180 - 260 ppm.− urat kuarsa dengan kedudukan barat laut tenggara kandungan Sn rendah 20 ppm.− zona greisen kandungan Sn rendah 40 ppm.

120 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.73 Penyelidikan Konservasi Sumber Daya Geologi tahun 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 121

Tabel 4.31 Status Potensi Panas Bumi Tahun 2013

PulauJumlah Lokasi

Energi Potensi (Mwe)

Total TerpasangSumber Daya Cadangan

Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin TerbuktiSumatera 93 3227 2424 6791 15 380 12837 122Jawa 71 1710 1826 3708 658 1815 9717 1134Bali-Nusa Tenggara 33 407 417 1013 0 15 1852 5Kalimantan 12 145 0 0 0 0 145Sulawesi 70 1345 167 1374 150 78 3114 80Maluku 30 545 97 429 0 0 1071Papua 3 75 0 0 0 0 75

Total 312 7454 4931 13315 823 2288 28811 1341

12385 16426

28811

cadangan batubara pada tahun ini sebanyak 2.379,17 juta ton. Perbandingan sumber daya dan cadangan batubara tahun 2009 – 2013 disajikan pada Gambar 4.18.

Gambar 4.74 Status Sumber Daya dan Cadangan Batubara tahun 2010 – 2013.

Sumber daya Batubara tambang dalam

Sumber daya batubara untuk Tambang Dalam (Tabel 2.32) adalah sebesar 40,96 juta ton. Sumber daya ini dihitung dari kedalaman 100 – 500 m yang diperoleh dari data hasil pemodelan dengan menggunakan CRRES (Coal Resources and Reserve Evaluation System). Ada kenaikan nilai sumber daya batubara tambang dalam dari tahun 2013 sebesar 0,66 juta ton.

Hasil (outcome) pemutakhiran sumber daya hipotetik CBM tahun 2013 adalah sebesar 6.939.029.494 cuft = 6,939 Bcuft yang terdapat di 13 lokasi. Tiga lokasi baru

122 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 4.32 Sumber Daya Batubara Tambang Dalam Indonesia, 2013

No Lokasi Sumber daya 100-500 m (ton)

1 NEDO Kalimantan+ Kajian PSDG 19.738.750.163,97

2 NEDO Sumsel 20.658.330.000,00

3 Kajian Kalsel 561.516.521,58

Total Sumber Daya Tambang Dalam 40.958.596.685,55

Gambar 4.75 Peta Sebaran dan Sumber daya dan Cadangan batubara tahun 2013.

adalah di Balangan (Kalimantan selatan), Lahat (Sumatera Selatan), dan Bayung len-cir (Sumatera Selatan). Terdapat kenaikan sumber daya sebesar 1.130 Bcuft.

Status sumber daya bitumen padat tahun 2013 sebesar 11,606 miliar ton, dan cadangan sebesar 30,3 miliar ton, sesuai Gambar 4.77 Perbandingkan neraca tahun 2012 terdapat kenaikan sumber daya bitumen padat sebesar 92 juta ton. Perband-ingan sumber daya bitumen padat tahun 2010 – 2013 disajikan pada Gambar 4.77. Capaian kinerja (outcome) Pemutahiran neraca sumber daya mineral, maka diperoleh Total status potensi sumber daya cadangan bijih dan logam beberapa mineral strategis yang dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan Gambar 4.22, 4.23.

Keluaran (output) pemutakhiran neraca mineral bukan Logam tahun 2013 untuk

LAKIP Badan Geologi 2013 | 123

Gambar 4.76 Grafik perubahan nilai sumber daya coalbed methane tahun 2011 – 2013.

Gambar 4.77 Perbandingan sumber daya Bitumen Padat tahun 2010 – 2013.

beberapa mineral strategis bukan logam dapat disajikan pada tabel 4.16. dan Perband-ingan Sumber daya Mineral Bukan Logam 2009 – 2013 dapat disajikan pada Gambar 4.25 dan Gambar 4.26

Pemutakhiran atlas Peta sumber daya geologi tahun 2013

Kegiatan Pemutakhiran Atlas peta sumber daya geologi kabupaten/kota dan metadata sumber daya geologi, yang termutakhirkan 457 kabupaten/kota atau 1358 lembar peta dan 708 tabel potensi sumber daya geoogi serta metadata sebanyak 330 lemba

124 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gam

bar 4

.78 P

eta S

umbe

r day

a Bitu

men

pada

t tah

un 20

13.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 125

Tabel 4.33 Rekapitulasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam

Tabel 4.34 Sumber Daya dan Cadangan Nkel Laterit

KOMODITI

TOTAL SUMBER DAYA(TON)

TOTAL CADANGAN(TON)

BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM

Emas Primer 7.670.116.969 7.215 3.224.994.814 2.773

Bauksit 1.264.704.602 529.336.043 582.621.415 238.165.350

Nikel 3.565.478.997 52.152.471 1.168.108.558 21.625.738

Tembaga 17.526.023.145 106.153.360 3.125.764.377 27.568.365

Besi 712.464.366 401.771.219 65.579.511 39.825.354

Pasir Besi 2.116.772.030 425.416.227 173.810.612 25.412.653

Mangan 15.490.763 6.304.770 4.429.029 2.834.916

Seng 624.641.336 7.299.423 5.844.091 795.803

Timah 449.420.641 2.076.403 801.245.947 410.491

Xenotim 23.165.947 326 0 0

Monasit 1.569.312.847 25.921 0 2.715

Perak 13.754.843.291 834.105,5631 14.381.360.524 836.153,3485

SUMBER DAYA BIJIH

SUMBER DAYA LOGAM

CADANGAN BIJIH CADANGAN LOGAM

SULAWESI LIMONIT 191.019.858 2.902.839 112.880.000 1.689.310

SAPROLIT 317.000.000 5.148.025 283.329.607 5.204.793

MALUKU LIMONIT 301.160.000 3.910.876 52.365.738 784.835

SAPROLIT 339.227.616 5.444.109 153.694.854 3.106.655

PAPUA LIMONIT 207.381.093 2.977.880

SAPROLIT 201.922.507 3.674.824

126 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.79 Diagram Batang Perbandingan Neraca Sumber daya dan cadangan Mineral logam tahun 2010-2013.

Gambar 4.80 Diagram Batang Perbandingan Neraca Sumber daya dan cadangan Mineral logam tahun 2010 - 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 127

Gambar 4.81 Diagram Perbandingan Sumber Daya Mineral Bukan Logam 2009 – 2013.

Gambar 4.82 Diagram Perbandingan Sumber Daya Mineral Bukan Logam 2009 – 2013.

No KOMODITISUMBER DAYA (Ton) JUMLAH

SUMBER DAYA (TON)

PRODUKSI (TON)

SUMBER DAYA (TON) (Awal Thn

2014)Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur

1 Zeolit 85.002.000 113.100.000 49.908.000 27.000.000 275.010.000 304.897 274.705.1032 Pasir kuarsa 17.158.950.500 167957000 619788000 117614000 18.064.309.500 31.964.402 18.032.345.0983 Kaolin 907.509.000 51.530.000 97.149.200 12.189.064 1.068.377.264 2.542.013 1.065.835.2514 Bentonit 448.686.500 108.263.520 58.249.000 0 615.199.020 1.805.802 613.393.2185 Lempung 88.580.491.350 8.224.385.000 810.800.700 200.119.586 93.415.216.286 208.630.509 93.206.585.7776 Felspar 4.827.808.000 3.621.331.000 402.914.000 1.500.000 8.853.553.000 965.003 8.852.587.9977 Marmer 105.744.109.000 1.811.887.000 555.420.000 428.526.230 108.539.942.230 850.742 108.539.091.488

8 Batugamping 535.150.547.000 94.544.305.000 7.141.260.750 2.297.258.867 639.133.371.617 510.898.288 638.622.473.329

9 Granit 55.026.627.000 4.023.522.000 592.708.000 0 59.642.857.000 99.576.258 59.543.280.742

10 Dolomit 2.171.021.000 163.800.000 4.837.106.000 0 7.171.927.000 2.714.221 7.169.212.779

Tabel 4.35 Status Sumber Daya Mineral Bukan Logam Strategis Tahun 2013

128 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.83 Peta Potensi Mineral logam dan sebaran batuan pembawa logam di Kabupaten Hulusungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan.

Gambar 4.84 Peta lokasi dan potensi Panas Bumi di Kabupaten Hulusungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan.

4.2.5 Capaian Sasaran 5

(1) Realisasi Capaian Sasaran

Realisasi capaian sasaran ditunjukkan pada Tabel 4.36.

(2) Evaluasi Capaian Sasaran

Pengeboran air tanah dalam di daerah sulit air pada tahun anggaran 2013 ditargetkan sebanyak 200 titik dan sumur pantau ditargetkan 5 titik. Pengeboran air tanah dalam yang dapat dicapai sebanyak 190 titik. Hal ini terjadi karena adanya kendala, diantaranya

Sasaran 5: Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pemetaan bidang lingkungan geologi dan air tanah

fera
Note
berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung angka pencapaian sasarannya, yaitu rata-rata 105,5%

LAKIP Badan Geologi 2013 | 129

Tabel 4.36 Capaian Kinerja Pengungkapan Potensi Lingkungan Geologi

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih

Titik 200 190 95

Data dan Informasi Geologi untuk penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infrastruktur

Rekomendasi 100 82 82

Jumlah data dan informasi serta rekomendasi pengelolaan air tanah

Rekomendasi 20 19 95

Pengembangan keanekaragaman geologi (geodiversity)

Lokasi 6 9 150

3 titik tidak berhasil diproduksi karena faktor kondisi alam. Sudah diupayakan dengan memindahkan lokasi pengeboran sebanyak 3 kali namun tetap tidak menghasilkan air tanah. Selain itu, tujuh titik dinyatakan wanprestasi, karena perusahaan tidak mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut sesuai dengan jadwal pelaksanaan dalam kontrak meskipun telah diberikan kesempatan sampai 50 hari kalender sebagaimana dijelaskan dalam Perpres 70 Tahun 2012. Tujuh titik yang gagal karena kendala teknis tersebut berada di Kab. Belitung, Babel; Kab. Sumba Barat Daya 1, NTB; Kab. Sumba Barat Daya 2, NTB; Kab. Sumba, NTT; Kab. Kupang, NTT; Kab. Ngada, NTT; Kab. Manggarai Timur, NTT; dan 3 titik yang gagal karena kondisi alam (formasi keras dan tidak terdapat air), yaitu di Kab. Lumajang 1, Jatim; Kab. Lumajang 2, Jatim; dan Kab. Probolinggo, Jatim.

Berdasarkan realisasi capaian kinerja kegiatan pengungkapan potensi lingkungan geologi dan geologi teknik terlihat bahwa semua indikator kinerja dapat tercapai se-suai dengan yang ditargetkan, hal ini dikarenakan adanya koordinasi dan kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah setempat. Monitoring dan evaluasi kegiatan se-cara kontinyu juga terus dilakukan.

Kegiatan penyelidikan geologi lingkungan wilayah perkotaan, regional, pesisir dan pulau-pulau kecil, kawasan pertambangan, kawasan kars, dan kawasan cagar alam geologi, telah tercapai secara keseluruhan sesuai dengan target kegiatan, dengan ha-sil berupa peta dan rekomendasi kesesuaian peruntukan lahan yang dapat dipergu-nakan oleh pemerintah daerah sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Kegiatan penyelidikan geologi teknik untuk menunjang infrastruktur, penelitian potensi hydropower, penyelidikan dan pemetaan Geologi Teknik perkotaan pada kawasan perbatasan NKRI, pusat kegiatan wilayah dan nasional serta pulau terluar, telah dapat dicapai sesuai dengan target kegiatan, dengan hasil adalah berupa peta dan rekomendasi geologi teknik infrastruktur. Untuk kesesuaian peruntukan lahan yang dapat dipergunakan oleh pemerintah daerah sebagai acuan dalam pembangunan pengembangan wilayah.

Kegiatan Penelitian/Penyelidikan Potensi-Zonasi Konservasi CAT telah dapat dicapai sesuai dengan target, dengan hasil berupa peta dan rekomendasi untuk penye-diaan air bersih bagi masyarakat di daerah sulit air. Kegiatan pengelolaan air tanah ha-rus dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan serta didasar-kan pada cekungan air tanah. Dalam rangka mempersiapkan kebijakan pengelolaan air tanah, pada tahun 2013 telah diselesaikan penelitian/penyelidikan dan pemetaan untuk penentuan batas Cekungan Air tanah (CAT) di seluruh Indonesia sebanyak

130 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

19 lokasi, dan untuk seluruh hasil penelitian/penyelidikan tersebut berupa peta dan rekomendasi kesesuaian peruntukan lahan yang dapat dipergunakan oleh pemerintah daerah sebagai acuan.

Kegiatan penyelidikan/penelitian geologi lingkungan cagar alam geologi telah diselesaikan sebanyak 9 lokasi dengan target semula 6 lokasi yang menghasilkan peta dan rekomendasi kesesuaian peruntukan lahan yang dapat dipergunakan oleh pemer-intah daerah sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pengembangan keanekarag-aman geologi (geodiversity).

(3) Gambaran Hasil Kegiatan

Penyediaan Kebutuhan Air Bersih bagi Masyarakat di Daerah Tertinggal atau Sulit Air

Di Indonesia masih banyak terdapat desa tertinggal atau desa miskin yang umumnya juga merupakan daerah sulit air. Pada daerah seperti itu, penyediaan kebutuhan air bersih menjadi persoalan serius, baik kuantitas maupun kualitasnya. Namun demikian, keterdapatan air tanah di wilayah seperti itu bukanlah hal yang mudah. Pengemban-gan air tanah untuk penyediaan air bersih di daerah sulit air minimal harus mam-pu menjawab persoalan-persoalan berikut: 1) sumber air tanah harus tesedia secara berkelanjutan, 2) sumber air tanah harus tersedia pada jarak terjangkau dari lokasi pemukiman, 3) jarak dari titik penampungan ke lokasi penggunaan tidak melebihi jarak tertentu berdasarkan hasil kajian, 4) tipe dan jenis sumur atau sumber air lain-nya haruslah diadaptasikan pada kemampuan teknis, adat istiadat dan kebiasaan pen-duduk yang menggunakan air tersebut; dan 5) instalansi yang diterapkan haruslah layak secara ekonomi.

Gambar 4.85 Pengeboran dan hasilnya.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 131

Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan pada tahun anggaran 2013 telah melaksanakan kegiatan pemboran air tanah sebanyak 190 titik/lokasi dari target 200 titik dan pemboran sumur pantau di 5 titik. Tidak tercapainya target disebabkan adanya kendala berupa faktor alam dan kendala teknis. Dari 190 titik sumur ini dihasilkan jumlah debit air per tahun sebesar 1.224.720 liter/jam dan diperuntukan bagi 489.930 jiwa sehingga meningkatkan kemudahan penye-diaan sarana air bersih bagi masyarakat di daerah sulit air.

Lokasi air produksi dan jumlahnya adalah sebagai berikut: Provinsi NAD (6 lo-kasi); Provinsi Sumatera Utara (6 lokasi); Provinsi Sumatera Barat (5 lokasi); Provinsi Bengkulu (5 lokasi), Provinsi Bangka Belitung (1 lokasi); Provinsi Riau (5 lokasi); rovinsi Sumatera Selatan (2 lokasi); Provinsi Jambi (2 lokasi); Provinsi Lampung (4 lokasi); Provinsi Bali (5 lokasi); Provinsi Nusa Tenggara Barat (10 lokasi); Provinsi Nusa Tenggara Timur (10 lokasi); Provinsi Kalimantan Barat (2 lokasi); Provinsi Ka-limantan Selatan (3 lokasi); Provinsi Kalimantan Tengah (2 lokasi); Provinsi Kaliman-tan Utara (1 lokasi); Provinsi Kalimantan Timur (1 lokasi); Provinsi Sulawesi Barat (4 lokasi); Provinsi Sulawesi Tenggara (4 lokasi); Provinsi Gorontalo (2 lokasi); Provinsi Sulawesi Utara (4 lokasi); Provinsi Sulawesi Selatan (2 lokasi); Provinsi Papua (4 lo-kasi); Provinsi Papua Barat (3 lokasi); Provinsi Banten (8 lokasi); Provinsi Jawa Barat (17 lokasi); Provinsi Jawa Tengah (30 lokasi); Provinsi DI Yogyakarta (6 lokasi); dan Provinsi Jawa Timur (36 lokasi). Sementara itu lokasi dan jumlah pemboran sumur pantau berada di Provinsi Banten (3 lokasi) dan Provinsi Jawa Timur (2 lokasi)

Penataan Ruang Berbasis Geologi

Keberhasilan pembangunan di suatu daerah pada umumnya ditentukan melalui ind-ikator laju pertumbuhan perekonomiannya. Dalam jangka panjang, pembangunan di suatu daerah sebaiknya mempertimbangkan aspek penataan ruang dalam pengem-bangan wilayahnya agar dapat optimal dalam pemanfaatan lahan. Kerugian-kerugian yang terjadi akibat tidak melakukan penataan ruang dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah adalah hilangnya opportunity income karena penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya; meningkatnya potensi per-

Gambar 4.86 Sebaran Lokasi Eksplorasi dan Penyediaan Sarana Air Bersih.

132 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

masalahan, baik urban maupun regional; serta ketidakjelasan zonasi-zonasi aktivitas masyarakat yang mengakibatkan menurunnya kualitas hidup masyarakat. Geologi lingkungan sebagai media dalam penerapan informasi geologi untuk pembangunan, pengelolaan lingkungan dan perencanaan tata ruang, dapat memberikan informasi tentang daya dukung lingkungan geologi suatu wilayah berdasarkan analisis faktor pendukung atau penghambat/kendala pembangunan.

Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan pada tahun anggaran 2013 telah melaksanakan kegiatan penyelidikan, penelitian, pe-metaan, dan inventarisasi geologi lingkungan untuk Penataan Ruang di seluruh Indo-nesia, adalah sebagai berikut:

Penyelidikan Geologi Lingkungan Perkotaan dilakukan di 10 kota, yaitu 1) Kota Nunukan, Kalimantan Timur; 2) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (Gambar 4.87) ; 3) Kota Masohi, Maluku; 4) Kota Binjai, Sumatera Utara; 5) Kota Banjar, Jawa Barat (Gambar 4.88) ; 6) Kota Bangko, Jambi; 7) Kota Singaraja, Bali; 8) Kota Limapuluh Koto, Sumatera Barat; 9) Kota Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta; dan 10) Kota Cilegon, Banten.

Penyelidikan Geologi Lingkungan Regional dilakukan di 2 Kabupaten, yaitu 1) Kabupaten Cianjur Selatan, Jawa Barat; dan 2) Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung.

Gambar 4.87 Peta lokasi daerah penyelidikan Geologi Lingkungan Perkotaan Kabupaten Bima-NTB.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 133

Gambar 4.88 Peta sebaran tanah dan batuan Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat.

Gambar 4.89 Peta sebaran batuan Daerah Kabupaten Kulonprogo Provinsi Jawa Tengah.

134 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Inventarisasi Geologi Lingkungan Tata Ruang dilakukan dalam 8 kegiatan, yaitu 1) Penyusunan Database Kawasan Lindung Geologi Pulau Jawa; 2) Penyusunan Database Karst Pulau Jawa; 3) Pembahasan Georisk; 4) Pembahasan Kawasan Geoheritage; 5) Pembahasan Substansi Usulan Regulasi di Bidang Geologi Lingkungan; 7) Pembahasan Substansi Tata Ruang; 8) Penetapan Usulan Bentang Alam Karst; 9) Pembahasan Substansi AMDAL

Penyelidikan Geologi Lingkungan Konservasi Kawasan Lindung Geologi dilakukan di 4 wilayah, yaitu 1. Ciletuh, Jawa Barat; 2. Bantimala Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan; 3. Geologi Bangka Belitung; dan 4. Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Penyelidikan dan Evaluasi Geologi Lingkungan Kawasan Karst dilakukan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Gambar 4.90 Lokasi Penyelidikan Geologi Lingkungan Perkotaan Cilegon

Gambar 4.91 Lokasi Penyelidikan Bangka Tengah, Bangka Balitung

LAKIP Badan Geologi 2013 | 135

Gambar 4.92 Kawasan bentang alam kars Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Gambar 4.93 Peta lokasi penyelidikan di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Penyelidikan Geologi Lingkungan Kawasan Pertambangan dilakukan di 4 lokasi, yaitu 1) Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu; 2) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat; 3) Kabupaten Sukabumi Selatan, Jawa Barat; 4) Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

136 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Penyelidikan Geologi Lingkungan untuk TPA Sampah dilakukan di 2 lokasi, yaitu Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta dan Kota Medan, Sumatera Utara.

Penyelidikan Geologi Lingkungan Untuk Pemanfaatan Ruang Daerah Resapan dilakukan di 2 lokasi, yaitu Daerah puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Gambar 4.94 Lokasi daerah penyelidikan Geologi Lingkungan untuk TPA sampah di Kota Medan.

Gambar 4.95 Peta hidrogeologi Kabupaten Cianjur.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 137

Inventarisasi geologi untuk kesehatan masyarakat dilakukan di 1) Daerah G. Ijen Kabupaten Situbondo, Jawa Timur Tahap 1, 2) Daerah G. Ijen Kabupaten Situbondo, Jawa Timur Tahap 2, 3) Cineam Kabupaten Tasik Malaya, Jawa Barat, 4) Daerah G. Patuha Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 5) Pacitan Jawa Timur tahap 1, 6) Pacitan Jawa Timur tahap 2, 7) Daerah G. Dieng Kabupaten, 8) Banjarnegara, Jawa Tengah tahap 1, 9) Daerah G. Dieng Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah tahap 2.

Inventarisasi Keragaman Geologi dilakukan di 1) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 2) Kabupaten Lebak, Banten, 3) Kabupaten Grobokan, Jawa Tengah, 4) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Penelitian geologi lingkungan perubahan fungsi ruang akibat kerusakan lingkungan geologi (lusi) dan evaluasi geologi lingkungan kawasan karst dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dan Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Infrastruktur

Pengembangan wilayah dan pembangunan sarana fisik infrastruktur yang tidak mem-pertimbangkan kondisi geologi teknik dan geodinamik dapat menimbulkan permas-alahan pada saat maupun setelah dilakukannya kegiatan tersebut. Permasalahan yang timbul biasanya berupa kasus yang sulit diatasi bahkan sering tak dapat ditanggulan-gi. Untuk menghindari dampak yang mungkin timbul dari pengembangan wilayah, khususnya pembangunan infrastruktur, maka diperlukan informasi geologi teknik dan geodinamik. Informasi tersebut meliputi parameter geologi teknik yang berpengaruh dan faktor pendukung dan kendala geologi teknik bagi pembangunan infrastruktur.

Salah satu aspek geologi yang penting untuk menjadi perhatian dalam mem-perkirakan permasalahan geologi teknik adalah sifat fisik dan keteknikan material geologi, yaitu tanah dan batuan pada lokasi infrastruktur yang akan dibangun. Ada pun permasalahan di bidang geologi teknik antara lain gerakan tanah dan tanah lunak (expansive clay), dan land subsidence. Persoalan lain yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah interaksi antara bangunan infrastruktur dengan lingkungan geologi di seki-tar lokasi bangunan.

Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan pada tahun anggaran 2013 telah melaksanakan kegiatan penyelidikan, penelitian, pe-metaan, dan inventarisasi geologi Teknik untuk menunjang infrastruktur di seluruh Indonesia, adalah sebagai berikut:

Penyelidikan Geologi Teknik untuk Menunjang Infrastruktur. 1) Pasaman - Tiku, Sumatera Barat; 2) Banyumas, Jawa Tengah; 3) Infrastruktur Kawasan Pertambangan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan; 4) Kalimantan Bagian Tengah, Palangkaraya, Kalimantan Tengah; 5) Kalimantan Bagian Barat, Pontianak, Kalimantan Barat; 6) Kalimantan Bagian Barat; 7) Kalimantan Bagian Tengah, Kalimantan Tengah.

Penyelidikan Geologi Teknik Perkotaan pada Kawasan Perbatasan, Pusat Kegiatan Wilayah dan Nasional serta Pulau-pulau Kecil Terluar. 1) Kota Muaro Bungo, Jambi; 2) Kota Sibolga, Sumatera Utara; 3) Kota Atambua, Nusa Tenggara Timur; 4) Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan; 5) Kota Mamuju, Sulawesi Barat; 6) Kota Manokwari, Irian Jaya Barat; 7) Pulau Tidore, Maluku Utara; 8) Pulau Seram bagian Barat, Maluku; 9) Pulau Biak, Papua.

Penyelidikan geologi teknik kasus-kasus bahaya geologi dan isu strategis Nasional. 1) Geologi Teknik Tanah Lunak Caruban, Jawa Timur; 2) Geologi Teknik Tanah

138 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.96 Peta geologi teknik jalur Jalan Pasaman - Tiku, Sumatera Barat.

Gambar 4.97 Peta geologi teknik infrastruktur jalan pada kawasan pertambangan Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 139

Gambar 4.98 Peta sebaran zona ketebalan tanah lunak daerah Caruban, Kabupaten Madiun dan sekitarnya, Jawa Timur.

Gambar 4.99 Lokasi daerah penyelidikan di Tembilahan, Riau.

140 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Lunak Tembilahan, Riau; 3) Geologi Teknik Liquifaksi Banyuwangi, Jawa Timur; 4) Geologi Teknik Liquifaksi Flores, Nusa Tenggara Timur; 5) Geologi Teknik Bawah Permukaan Semarang, Jawa Tengah.

Inventarisasi permasalahan geologi teknik. 1) Koridor - 1 MP3EI (Padang dan Sabang); 2) Koridor - 2 MP3EI (Semarang dan Banyuwangi); 3) Koridor - 3 MP3EI (Bangli dan Ende); 4) Koridor - 4 MP3EI (Samarinda dan Entikong); 5) Koridor - 5 MP3EI (Gorontalo dan Luwu); 6) Koridor - 6 MP3EI (Sorong dan Banda Neira).

Penelitian Geologi Teknik Penurunan Tanah. 1) Daerah Semarang, Jawa Tengah; 2) Lumpur Sidoarjo, Jawa Timur Tahap 1; 3) Lumpur Sidoarjo, Jawa Timur Tahap 2.

Penelitian Hydropower. 1) Potensi Hidropower Nias, Sumatera Utara; 2) Potensi Hidropower Solok, Sumatera Barat; 3) Potensi Hidropower Nunukan, Kalimantan Timur; 4) Potensi Hidropower Sumba, Nusa Tenggara Timur; 5) Potensi Hidropower Enrekang, Sulawesi Selatan.

Konfigurasi-Potensi-Zonasi Konservasi Air Tanah

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air tanah bagi kepentingan konsumsi dan in-dustri, perencanaan pembangunan memerlukan informasi dasar mengenai kondisi dan potensi air tanah. Dalam mendapatkan informasi tersebut dilakukan kegiatan-ke-giatan antara lain pemetaan hidrogeologi, pemetaan cekungan air tanah, serta penyeli-

Gambar 4.100 Peta konservasi air tanah CAT Metro- Kota Bumi, Sumatera.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 141

dikan dan penelitian mengenai imbuhan air tanah.Dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk dan aktivitasnya (pemba-

ngunan) maka kebutuhan air tanah akan semakin meningkat. Selain itu, pembangunan daerah yang semakin pesat akan memicu konflik kepentingan terhadap sumber daya air tanah. Pembangunan daerah yang pesat memunculkan tekanan terhadap sumber daya air tanah, seperti intensitas pengambilan air tanah. Hal tersebut jika tidak dian-tisipasi dengan pengelolaan air tanah yang baik maka akan menurunkan cadangan air tanah, yakni penurunan kuantitas dan kualitas air tanah. Untuk mencegah penurunan kuantitas dan kualitas air tanah maka diperlukan informasi potensi air tanah.

Informasi potensi air tanah diperlukan guna melaksanakan empat prioritas pen-anganan sumber daya air, yaitu: 1) ketersediaan dan kebutuhan sumber daya air, 2) kualitas sumber daya air, 3) distribusi sumber daya air, dan 4) pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi.

Pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan merusak keseimbangan lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Dalam rangka mencegah besarnya kerugian tersebut diperlukan suatu upaya konservasi air tanah.

Konservasi air tanah adalah suatu upaya yang dimaksudkan agar air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, mengatur aliran air permukaan sehingga tidak terjadi aliran air dan kerusakan tanah/erosi berlebih pada musim hujan dan terdapat cukup air pada musim kemarau. Konservasi air tanah yang relevan di sini adalah konservasi air tanah non vegetatif.

Konservasi air tanah memiliki banyak fungsi, selain memulihkan cadangan air tanah, yaitu persediaan air tanah yang memadai kuantitas dan kualitasnya, juga berpe-ran dalam pengelolaan air permukaan dan lingkungannya. Mengingat masih banyak penggunaan air tanah yang belum menerapkan dasar-dasar konservasi, maka konser-

Gambar 4.101 Peta lokasi titik minatan sumur bor CAT Serang - Tangerang, Banten.

142 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

vasi air tanah menjadi isu pokok lingkungan. Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan

pada tahun anggaran 2013 telah melaksanakan kegiatan penyelidikan, penelitian, pe-metaan, dan inventarisasi Potensi-Zonasi Konservasi CAT di seluruh Indonesia, dan Pemantauan Kuantitas dan Kualitas Air Tanah di beberapa wilayah, dan penyusunan pedoman mengenai instalasi sumur bor, adalah sebagai berikut:

Penelitian/Penyelidikan, pemetaan, dan inventarisasi Potensi-Zonasi Konservasi CAT• CAT Jakarta; • CAT Jambi - Dumai Tahap I • CAT Jambi - Dumai Tahap II • CAT Jambi - Dumai Tahap III• CAT Jambi - Dumai Tahap IV• CAT Palangkaraya - Banjarmasin Tahap I • CAT Palangkaraya - Banjarmasin Tahap II• CAT Palangkaraya - Banjarmasin Tahap III• CAT Palangkaraya - Banjarmasin Tahap IV • CAT Metro-Kotabumi, Lampung; • CAT Ngawi-Ponorogo, Jawa Timur; • Penyelidikan Konservasi Air Tanah CAT Baturaja, Sumatera Selatan.

Pemantauan Kuantitas dan Kualitas Air Tanah• CAT Serang-Tangerang, Banten; 3 (tiga) lokasi• Daerah Semburan Lumpur Sidoarjo, Jawa Timur; 2 (dua) lokasi• Pedoman Instalasi Sumur Bor Air • Pedoman Sertifikasi Juru Bor Air

Perlindungan Kawasan Geologi

Kawasan lindung geologi dapat dianggap sebagai salah satu keanekaragaman alam (geodiversity) yang memiliki berbagai nilai, mulai dari nilai ilmiah, ekonomi, budaya, spiritual dan nilai lainnya, sehingga perlu dilindungi. Berbagai kawasan ini, sepeti ka-wasan kars, merupakan ekosistem khas yang langka. Kawasan kars juga sering dijump-ai memiliki persediaan air tanah penting (sungai bawah tanah).

Karakteristik kawasan karst adalah lingkungan yang sangat peka terhadap peruba-han lingkungan sekitarnya, serta sering mengandung air di bagian bawah, namun ker-ing di bagian atas. Potensi konflik muncul ketika kegiatan penambangan batugamping berhadapan dengan desakan pelestarian kawasan tersebut guna perlindungan sumber daya selain batugamping yang terkandung di dalamnya.

Kawasan kars tersebar di seluruh pulau besar dan di sebagian besar pulau-pulau kecil di Indonesia. Karena karakteristiknya, kandungan sumber daya alam penting, seperti sumber air, perkembangan wilayah yang dipengaruhinya, dan kebutuhan bahan baku industri (batugamping), maka persoalan-persoalan yang terjadi pada kawasan ini menjadi isu penting pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Selain kawasan kars, kawasan lindung geologi lainnya adalah cagar alam geologi, lokasi tipe geologi dan kawasan rawan bencana geologi.

Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan pada tahun anggaran 2013 telah melaksanakan kegiatan penyelidikan, penelitian, pe-metaan, dan inventarisasi geologi lingkungan untuk pengembangan keanekaragaman geologi diseluruh Indonesia, adalah sebagai berikut:

• Geopark Jabar 1 laporan

LAKIP Badan Geologi 2013 | 143

• Geopark Merangin 1 laporan (dossier internasional)• Geopark Toba 1 laporan • Geopark Sewu 1 laporan (dossier internasional)• Geopark Rinjani 1 laporan • Geopark Rajaampat 1 laporan • Geodiversity Yogyakarta 1 laporan • Geodiversity Bangka-Belitung 1 laporan • Geodiversity Sumatera Barat 1 laporan

4.2.6 Capaian Sasaran 6

(1) Realisasi Pencapaian Sasaran

Capaian kinerja sasaran 6 ditunjukkan pada Tabel 4.37.

(2) Evaluasi Capaian Sasaran

Dari Tabel 4.37 terlihat bahwa secara umum target indikator kinerja dapat tercapai. Capaian indikator kinerja yang maksimal tersebut diperoleh akibat target yang diren-canakan terlaksana dengan baik.

Kegiatan peringatan dini dilakukan di gunung api yang aktivitas vulkaniknya be-rada pada tingkat Waspada (Level II) atau gunung api normal yang aktivitas vulkan-iknya menunjukkan adanya peningkatan kegiatan baik dari pengamatan visual mau-pun kegempaan. Kegiatan ini menghasilkan rekomendasi teknis untuk Pemerintah Daerah setempat dalam rangka peringatan dini bahaya letusan gunung api. Kegiatan peringatan dini bahaya gunung api dilakukan pada 10 gunung api.

Kegiatan pengamatan terpadu, instalasi peralatan pemantauan gunung api dan ke-

Sasaran 6: Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Jumlah rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi Rekomendasi 200 158 79

Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api

Gunung Api 70 gunungapi dipantau melalui pos PGA dan 37 gunungapi dipantau melalui 10 regional center

70

37

100

Jumlah laporan hasil pemantauan, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi

Laporan 41 41 100

Jumlah Pedoman/Peraturan Norma Standar, Prosedur dan Kriteria Bencana Geologi Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, dan Gerakan Tanah; Rencana Kontijensi bencana geologi

Laporan 6 6 100

Tabel 4.37 Capaian Kinerja Pemaanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi

fera
Note
berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung angka pencapaian sasarannya, yaitu rata-rata 94,75%

144 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

giatan pemantauan gunung api dilakukan dalam rangka pengumpulan data dasar ak-tivitas vulkanik, peningkatkan kualitas metoda pemantauan, kontinyuitas pemantauan aktivitas gunung api serta mengetahui perkembangan terkini aktivitas gunung api.

Hasil capaian dari rekomendasi teknis saat ini lebih mudah dipahami oleh masya-rakat di sekitar gunung api, hal ini didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat juga kemajuan teknologi informasi yang berkembang hingga ke pelosok daerah.

Kegiatan peringatan dini gerakan tanah di atas terlihat bahwa target indikator kinerja tepat sasaran. Capaian indikator kinerja yang maksimal tersebut diperoleh aki-bat target yang direncanakan terlaksana dengan baik dengan efisiensi dan tambahan beberapa kegiatan berupa peringatan dini potensi terjadi gerakan tanah di setiap awal bulan di seluruh Indonesia.

(3) Gambaran Hasil Kegiatan

Rekomendasi Teknis Mitigasi Bencana Geologi

rekomendasi Mitigasi gunung apiKegiatan peringatan dini dilakukan di gunung api yang aktivitas vulkaniknya berada pada tingkat Waspada (Level II) atau gunung api normal yang aktivitas vulkanik-nya menunjukkan adanya peningkatan kegiatan baik dari pengamatan visual mau-pun kegempaan. Kegiatan ini menghasilkan rekomendasi teknis untuk Pemerintah Daerah setempat dalam rangka peringatan dini bahaya letusan gunung api. Kegiatan peringatan dini bahaya gunung api dilakukan pada 10 gunung api, yaitu: (1) G. Keli-mutu, NTT; (2) G. Sinabung, Sumut; (3) G. Tangkubanparahu, Jabar; (4) G. Talang, Sumbar; (5) G. Marapi, Sumbar; (6) G. Sinabung, Sumut; (7) G. Ebulobo, NTT; (8) G. Semeru, Jatim; (9) G. Dukono, Malut; (10) G. Krakatau, Banten

Kegiatan pengamatan terpadu, instalasi peralatan pemantauan gunung api, dan kegiatan pemantauan gunung api dilakukan dalam rangka pengumpulan data dasar aktivitas vulkanik, peningkatkan kualitas metoda pemantauan, kontinyuitas peman-tauan aktivitas gunung api serta mengetahui perkembangan terkini aktivitas gunung api. Kegiatan pengamatan terpadu pada tahun 2013 dilakukan di 1) G. Seulawah Agam, NAD; 2) G. Ili Werung, NTT; dan 3) G. Kelud, Jatim. Instalasi Peralatan Pemantauan dilakukan di 1) G. Gamalama, Maluku Utara; 2) G. Dieng, Jateng; 3) G. Rokatenda, NTT; dan 4) G. Rinjani, NTB. Sementara itu Pemantauan Gunung api dilakukan di 1) G. Burnitelong, NAD; 2) G. Egon, NTT; 3) G. Lewotobi, NTT; 4) G. Agung, Bali; 5) G. Dieng, Jateng; 6) G. Krakatau, Banten; 7) G. Banda Api, Maluku; 8) G. Tangkoko, Sulut; 9) G. Sirung, NTT; 10) G. Lamongan, Jateng.

rekomendasi Mitigasi gempa Bumi dan gerakan tanahPencapaian Sasaran Rekomendasi Teknis dan laporan mitigasi bencana geologi bidang mitigasi gempa bumi dan gerakan tanah terdiri dari Kegiatan Peringatan Dini Gerakan Tanah dan Pemantauan Gerakan Tanah.

Kegiatan peringatan dini gerakan tanah dari target 18 lokasi terealisasi 30 lokasi dengan lokasi: 1) Karo, 2) Sukabumi, 3) Kab. Bandung, 4) Sumedang, 5) Garut, 6)Temanggung, 7) Bukit Tinggi, 8) Ambon, 9) Madura, 10) Banjarnegara, 11) Lom-bok Barat, 12) Trenggalek, 13) Aceh Tengah, 14) Lombok Utara, 15) Pasaman, 16) Sanggau, 17)Bali, 18) Luwu. Selain itu dibuat 12 buku Peta Wilayah Potensi Gerakan Tanah di Indonesia. Sementara itu pemantauan gerakan tanah dilakukan di tiga lokasi dari tiga target, yaitu Cisitu (Sumedang). Banyumas, dan Curugkembar (Sukabumi).

Realisasi capaian kinerja kegiatan peringatan dini gerakan tanah memperlihatkan bahwa target indikator kinerja tepat sasaran. Capaian indikator kinerja yang maksimal

LAKIP Badan Geologi 2013 | 145

tersebut dapat menggambarkan bahwa dari target yang direncanakan telah terlaksana dengan baik serta terdapat efisiensi dengan tambahan beberapa kegiatan berupa per-ingatan dini potensi terjadi gerakan tanah di setiap awal bulan di seluruh Indonesia. Efisiensi ini dapat dilihat dari buku peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah yang dibuat setiap bulan dan disebarkan kepada pemerintah tingkat provinsi di Indonesia dan peta jalur jalan rawan gerakan tanah di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Ambon.

Demikian juga kegiatan pemantauan gerakan tanah di daerah vital dan strategis telah terlaksana dengan capaian indikator kinerja yang maksimal. Pemantauan dilak-sanakan di daerah rawan gerakan tanah dengan mengancam permukiman atau fasili-tas umum seperti jalan.

rekomendasi teknis Sebelum, Saat, dan Sesudah terjadinya letusan gunung api, gempa Bumi, tsunami, gerakan tanahRekomendasi teknis saat ini lebih mudah dipahami oleh masyarakat di sekitar gunung api. Hal ini didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat yang relatif lebih tinggi dan kemajuan teknologi informasi yang berkembang hingga ke pelosok daerah. Pada dasarnya jumlah tanggap darurat dan penyelidikan pascabencana dalam memberikan rekomendasi teknis pada sebelum, saat, dan sesudah terjadi letusan gunung api bergantung pada jumlah kejadian bencana letusan gunung api pada setiap tahunnya. Ketidakpastian target sangat tinggi mengingat bencana tidak dapat diramalkan kejadiannya.

Rekomendasi yang dikeluarkan ooleh PVMBG berdasarkan kejadian kebenca-naan Geologi pada tahun Anggaran 2013 terdapat 19 gunung api yang mengalami perubahan tingkat aktivitasnya, baik berupa peningkatan atau penurunan aktivitas vulkaniknya. Pada akhir tahun 2013 terdapat 16 gunung api dengan status Waspada (Level II) dan 3 gunung api berstatus Siaga (Level III) serta 1 gunung api bersatus Awas (Level IV) (Tabel 4.38).

Gambar 4.102 Peta prakiraan wilayah potensi terjadinya gerakan tanah di Indonesia pada Agustus 2013.

146 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Kegiatan Tanggap Darurat Letusan gunung api dan pascabencana letusan gunung api, semburan lumpur, gas dan air pada tahun 2013 dilakukan di 26 lokasi tanggap daru-rat dan 3 lokasi pascabencana. Tim Tanggap Darurat dikirimkan untuk melakukan evaluasi kegiatan gunung api secara intensif, melakukan koordinasi/sosialisasi, dan memberikan rekomendasi teknis kepada Pemerintah Daerah setempat (Tabel 4.xxx).

Berdasarkan realisasi capaian kinerja jumlah rekomendasi teknis pada sebelum, saat dan sesudah terjadi letusan gunung api terlihat bahwa semua target indikator kinerja dapat tercapai secara maksimal. Pada dasarnya jumlah tanggap darurat dan penyelidikan pascabencana dalam memberikan rekomendasi teknis pada sebelum, saat dan sesudah terjadi letusan gunung api bergantung pada jumlah kejadian bencana le-tusan gunung api pada setiap tahunnya, ketidakpastian target sangat tinggi mengingat bencana tidak dapat diramalkan kejadiannya.

Ketidaktercapaian anggaran kegiatan Tanggap Darurat letusan gunung api dan penyelidikan pascaletusan gunung api, semburan lumpur, gas dan air dikarenakan pe-rencanaan anggaran pada komponen Belanja Perjalanan Lainnya tidak mengacu pada Standar Biaya Umum (SBU 2013), sedangkan pada pelaksanaannya mengacu pada SBU sesuai dengan lokasi kejadian bencana dan realisasi lamanya waktu penyelidikan

Gambar 4.103 Peta rawan gerakan tanah berbagai pulau di Indonesia.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 147

4.39 Tanggap Darurat Letusan Gunung api

NO. LOKASI TANGGAL PELAKSANAAN

1 TD_Lokon (Januari) 20 jan - 3 feb

2 TD_Rokatenda (Februari) 8 - 22 Feb

3 TD_Rokatenda (Februari)/Sosialisasi 8 - 17 Feb

4 TD_Dieng (April) 3 - 17 April

5 TD_Dieng (April) 16 - 25 Apr

6 TD_Dieng (Mei) 24 Apr - 8 Mei

7 TD_Ijen 21 Maret - 4 April

8 TD_Papandayan (Mei) 11 - 25 mei

9 TD_Sangeangapi (Mei) 29 Mei - 12 juni

10 TD_Gamkonora (Juni) 30 mei - 13 Juni

11 TD_Rokatenda (Juni) 3 - 12 Juni

12 TD_Rokatenda (Agustus) 13 - 27 Agustus

13 TD_Rokatenda (September) 29 - 12 Sep

14 TD_Sinabung (September) 15 Sep - 4 Okt

15 TD_Ibu (September) 6 - 20 Sep

16 TD_Karangetang (September) 6 - 20 Sep

17 TD_Rokatenda (September) 11 - 14 Sep

18 TD_Sinabung (September) 17 - 21 Sep

19 TD_Guntur (Oktober) 1 - 10 okt

20 TD_Tangkuban Parahu (Oktober) 5 - 19 okt

21 TD_Sinabung (Oktober) 16-30 Okt

22 TD_Sinabung (November) 29 Okt - 12 Nov

23 TD_Sinabung (November) 9 - 18 Nov

24 TD_Sinabung (November) 15 - 29 Nov

25 TD_Sinabung (November)/sosialisasi 20 - 26 Nov

26 TD_Sinabung (Desember) 12-31 Desember

Tabel 4.38 Data Status Gunung Api Tahun 2013

No. Perubahan tingkat kegiatan sejak

Nama Gunung api Status

1 5 September 2012 Raung Normal

2 27 Oktober 2013 Tangkuban Parahu Normal

3 17 Oktober 2013 Ile Lewotolok Normal

4 26 Januari 2012 Anak Krakatau Waspada

5 6 Juni 2013 Papandayan Waspada

6 2 Mei 2012 Semeru Waspada

7 1 Juli 2013 Gamkonora Waspada

8 3 Oktober 2012 Bromo Waspada

9 9 Oktober 2012 Gamalama Waspada

10 14 Juni 2013 Soputan Waspada

11 14 Juni 2013 Sangeangapi Waspada

12 26 Agustus 2013 Ijen Waspada

13 8 Mei 2013 Dieng Waspada

14 3 Agustus 2011 Marapi Waspada

15 8 Februari 2012 Talang Waspada

16 9 September 2007 Kerinci Waspada17 15 Juni 2008 Dukono Waspada18 10 Desember 2013 Ibu Waspada19 8 Mei 2013 Dieng Waspada

20 24 Juli 2011 Lokon Siaga

21 3 September 2013 Karangetang Siaga

22 13 Oktober 2012 Rokatenda Siaga

23 24 Nopember 2013 Sinabung Awas

Tabel 4.40 Pascabencana Letusan Gunung Api, Semburan Lumpur, Gas dan Air

NO. LOKASI TANGGAL PELAKSANAAN

1 Penyelidikan Pascabencana Semburan Lumpur Sidoarjo, JATIM 27 31 Agustus 2013

2 Penyelidikan Pascabencana Semburan Lumpur di Kab. Sijunjung, SUMBAR 11 - 14 September 2013

3 Penyelidikan Pasca Bencana Gunungapi di G. Tangkuban Parahu, JABAR 17 - 23 Oktober 2013

Tanggap Darurat letusan gunung api, pascaletusan gunung api, semburan lumpur, gas dan air lebih pendek dibandingkan yang direncanakan.

Selama tahun 2013 terdapat 19 gunung api yang mengalami perubahan tingkat kegiatan baik berupa peningkatan atau penurunan aktivitas vulkaniknya. Pada akhir tahun 2013 terdapat 16 gunung api dengan status Waspada (Level II) dan 3 gunung api berstatus Siaga (Level III) serta 1 gunung api bersatus Awas (Level IV).

148 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

rekomendasi teknis Sebelum, Saat, dan Sesudah terjadi gempa Bumi, tsunami dan gerakan tanahJumlah rekomendasi teknis sebelum, saat dan sesudah terjadi gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah dilaksanakan melalui kegiatan tanggap darurat gempa bumi/tsunami, gerakan tanah dan kegiatan pascabencana gempa bumi/tsunami dan gerakan tanah.

Berdasarkan realisasi capaian kinerja, target indikator kinerja kegiatan tanggap darurat gerakan tanah, gempa bumi/tsunami dan pascabencana gerakan tanah dan gempa bumi/tsunami tidak memenuhi target, hal ini disebabkan kegiatan tersebut ter-gantung pada kejadian gempa bumi merusak, tsunami, dan gerakan tanah untuk yang memenuhi SOP pengiriman tim tanggap darurat, sehingga ketidakpastian pencapaian target tersebut sangat tinggi. Capaian kegiatan tanggap darurat gempa bumi menca-pai 100% dan pascagempa bumi 100%. Sedangkan tanggap darurat dan pascabencana gerakan tanah kegiatan tercapai 97,5% dan 85%.

Outcome yang diharapkan adalah dilaksanakannya rekomendasi teknis penang-gulangan ancaman bahaya gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah oleh Pemerintah Daerah setempat maupun instansi terkait dan berkurangnya risiko korban jiwa dan kerugian harta benda akibat bencana susulan.

Gambar 4.104 menunjukkan bahwa jumlah kejadian gerakan tanah tertinggi ter-jadi di Jawa Barat yang mencapai 54% dari seluruh kejadian gerakan tanah di Indo-nesia. Jika dilihat dari lokasi sebaran gerakan tanah, akhir-akhir ini sebaran gerakan tanah hampir terjadi di seluruh Indonesia. Hal ini mungkin disamping curah hujan di Indonesia memang akhir-akhir ini sangat tinggi serta dipicu sistem tektonik Indo-nesia yang sangat aktif, serta perkembangan tata guna lahan yang cepat ikut memicu

Gambar 4.104 Kejadian Gerakan Tanah Tahun 2013 di Setiap Provinsi di Indonesia

LAKIP Badan Geologi 2013 | 149

gerakan tanah atau tanah longsor. Data kejadian juga memperlihatkan bahwa keja-dian gerakan tanah meningkat pada musim hujan, sehingga perlu ditingkatkan ke-waspadaan pada bulan-bulan tersebut.

Gambar 4.105 Longsoran di Kp. Data, Jorong Dadok, Kab. Agam pada hari Minggu 27 Januari 2013 yang menyebabkan 20 orang meninggal dan 4 orang luka-luka.

Gempa Bumi Merusak 2013

Pada tahun 2013, sampai awal Bulan Desember, tercatat 9 kali kejadian gempa bumi merusak. Tim Tanggap Darurat telah dikirim ke lokasi bencana untuk melakukan pemeriksaan dan sosialisasi.

Tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa gempa bumi dengan magnitude < 6 M dapat menyebabkan kerusakan bangunan dan tanah longsor. Kerusakan bangunan disebabkan kualitas bangunan yang buruk dan ditambah kondisi tanah tempat ber-dirinya bangunan merupakan tanah yang tidak stabil yang memperbesar efek gempa bumi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian amplifikasi tanah, terutama di daer-ah padat penduduk atau daerah yang akan dikembangkan menjadi pemukiman atau pusat ekonomi baru. Parameter amplifikasi tanah ini berperan besar dalam menim-bulkan kerusakan bangunan ketika terjadi gempa bumi. Nilai amplifikasi tanah juga dipakai dalam perhitungan peta bahaya gempa bumi.

Gambar 4.106 Gempa bumi merusak.

150 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 4.41 Gempa Bumi Merusak di Indonesia tahun 2013

No Lokasi TanggalKoordinat (o)

H (km) Mag DampakLat Lon

1. Kab. Pidie, Aceh 22 Januari 20135,49o

LU95,21o BT 84 km 6,0 SR

• Intensitas gempabumi IV-VI MMI.• 1 orang meninggal di Mane. • 183 bangunan rusak di Kec. Mane, Geumpang dan

Tangse. • Longsor di jalan antara Tangse dan Mane

2.Kawasan Dieng, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah

19 April 2013 7,29°LS 109,88°BT 10 km 4,6 SR• Intensitas gempabumi III-V MMI.• Gerakan tanah, longsoran dan retakan pada rumah

penduduk

3. Pangalengan, Jawa Barat 6 Mei 2013 7,41° LS 107,56° BT 10 km 4,1 SR • Intensitas gempabumi III-IV MMI.

4. Kab. Lombok Utara, NTT 22 Juni 2013 8,43o LS 116,04o BT 10 Km 5,4 SR

• Intensitas gempabumi VI-VII MMI.• 4 orang luka-luka, pada umumnya patang tulang.• 3600 buah bangunan perumahan mengalami

kerusakan.• Kerusakan pada 82 buah bangunan fasilitas umum.

5. Kab. Bener Meriah, Aceh 2 Juli 2013 4,7o LU 96.61 o BT 10 Km 6,2 SR

• Gempabumi terasa dengan intensitas VII-VIII MMI.• Meninggal dunia 35 orang, luka berat 92 orang,

luka ringan 352 orang, hilang 6 orang.• Perumahan penduduk rusak berat 5.516 unit, rusak

sedang 2.750 unit, rusak ringan 5.596 unit.• Jalan longsor dan amblas 22 titik.

6. Malang, Jawa Timur 8 Juli 2013 9,16° LS 113,00°BT 10 km 5,9 SR • Intensitas III-IV MMI.

• Kerusakan pada rumah penduduk.

7. Buton, Sulawesi Tenggara 14 Oktober 2013 5,620 LS 122.640 BT 10 km 4.6 SR

• Gempabumi terasa dengan intensitas IV-V MMI.• kerusakan bangunan mulai kerusakan ringan

hingga roboh.• Retakan tanah.

8. Kab. Pidie, Aceh 22 Oktober 2013 5,29° LU 95,42°BT 10 km 5,6 SR

• Intensitas gempabumi III-V MMI.• korban jiwa 1 orang tewas ( karena serangan

Jantung), 3 orang luka-luka (2 orang dirujuk ke RS Sigli).

• Kerusakan bangunan 621 unit rumah, 9 unit mesjid, 8 unit Menasah, 13 unit sekolah, 36 unit ruko, 1 unit pustu, 3 unit kantor pemerintah.

9.Jailolo, Kab. Halmahera Barat, Maluku Utara

7 Desember 2013 1,04° LU 127,50°BT 10 km 4,8 SR

• Satu orang mengalami luka ringan.• Rumah penduduk yang mengalami kerusakan

ringan 337 rumah, kerusakan sedang 36 rumah, dan kerusakan berat 17 rumah.

• Kantor Bupati, 4 buah fasilitas pendidikan, 3 buah tempat ibadah, dan pelabuhan Jailolo mengalami kerusakan ringan, serta satu rambu navigasi mengalami kerusakan berat.

Laporan hasil pemantauan, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi

Pemberian rekomendasi hasil Mitigasi dan Peringatan dini

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dan masyarakat di sekitar gunung api yang berada pada status Siaga (level III), maka dilakukan evaluasi setiap hari secara kontinyu dan informasi hasil evaluasinya dikirim melalui fax kepada

LAKIP Badan Geologi 2013 | 151

Tabel 4.42 Data Gunung Api yang mengalami Perubahan Tingkat Kegiatan pada Tahun 2013

No.Tahun 2013

Jam Nama Gunung Api StatusTanggal/Bulan

1 3 Januari 2013 19.00 WITA Seulawah Agam Normal-Waspada8 Mei 2013 15.00 WITA Waspada-Normal

2 15 September 2013 03.00 WIB Sinabung Waspada-Siaga29 September 2013 11.00 WIB Siaga-Waspada3 November 2013 03.00 WIB Waspada-Siaga24 November 2013 10.00 WIB Siaga-Awas

3 21 Februari 2013 22.30 WIB Tangkuban Parahu Normal-Waspada18 Maret 2013 16.30 WIB Waspada-Normal5 Oktober 2013 06.30 WIB Normal-Waspada27 Oktober 2013 15.00 WIB Waspada-Normal

4 31 Januari 2013 15.00 WIB Papandayan Siaga-Waspada5 Mei 2013 12.00 WIB Waspada-Siaga5 Juni 2013 16.00 WIB Siaga-Waspada

5 2 April 2013 17.00 WIB Guntur Normal-Waspada7 Mei 2013 17.00 WIB Waspada-Normal30 Agustus 2013 17.00 WIB Normal-Waspada23 Oktober 2013 17.00 WIB Waspada-Normal

6 11 Maret 2013 22.00 WIB Dieng Normal-Waspada 27 Maret 2013 23.30 WIB Waspada-Siaga

8 Mei 2013 16.00 WIB Siaga-Waspada 7 5 April 2013 17.00 WIB Raung Siaga-Waspada

5 September 2013 17.00 WIB Waspada-Normal8 5 April 2013 19.00 WITA Tambora Normal-Waspada

13 Mei 2013 17.00 WITA Waspada- Normal9 19 Mei 2013 14.00 WITA Sangeangapi Waspada-Siaga

14 Juni 2013 15.00 WITA Siaga-Waspada10 23 Agustus 2013 13.00 WITA Ebulobo Normal-Waspada

17 Oktober 2013 12.00 WITA Waspada-Normal11 4 Juni 2013 14.00 WITA Kelimutu Normal-Waspada

12 Juli 2013 16.00 WITA Waspada-Normal12 30 September 2013 13.00 WITA Lewotobi Perempuan Normal-Waspada13 17 Oktober 2013 10.00 WITA Ile Lewotolok Waspada-Normal14 19 Agustus 2013 19.00 WITA Ile Werung Normal-Waspada

2 September 2013 17.00 WITA Waspada-Normal15 20 Agustus 2013 09.00 WITA Hobal Normal-Waspada

2 September 2013 17.00 WITA Waspada-Normal16 19 April 2013 17.00 WITA Soputan Waspada-Siaga

14 Juni 2013 15.00 WITA Siaga-Waspada17 26 Juli 2013 15.00 WIB Karangetang Siaga-Waspada

3 September 2013 Waspada-Siaga18 27 Mei 2013 13.00 WIT Gamkonora Waspada-Siaga

1 Juli 2013 11.00 WIT Siaga-Waspada19 7 Juni 2013 18.00 WIT Ibu Waspada-Siaga

10 Desember 2013 15.00 WIT Siaga-Waspada

152 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gubernur, dan Bupati dimana gunung api tersebut berada. Dalam laporan hasil evaluasi tersebut juga disampaikan rekomendasi teknisnya.

Informasi perubahan status telah disampaikan kepada Pemerintah Daerah, BNPB, dan instansi terkait lainnya disertai dengan rekomendasi teknis. Pada saat liburan pan-jang, Lebaran, Natal/Tahun Baru juga diberikan peringatan dini berupa rekomendasi teknis untuk gunung api yang banyak dikunjungi wisatawan maupun pendaki.

Pada tahun 2013, gunung api yang mengalami perubahan tingkat kegiatan dan diberikan rekomendasi teknis kepada Pemerintah Daerah setempat, jumlah rekomen-dasi teknis yang dikirimkan berjumlah 1676 dengan rincian sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.xx

laporan hasil Penelitian dan Penyelidikan gunung api, gempa Bumi, tsunami, gerakan tanah, dan hasil rancang Bangun Kegunungapian dan Kebencanaan geologi

Kegiatan Satuan Target Realisasi Lokasi Kegiatan

Penyelidikan Bencana Gempabumi Lokasi 2 2 Liwa dan Lembang

Penyelidikan Amplifikasi Lokasi 5 5 Manokwari, Lombok Timur, Ternate, Painan, Semarang

Penyelidikan Tsunamigenik Lokasi 3 3 Lomblen, Halmahera, Bitung

Penyelidikan Erosi dan sedimentasi Lokasi 2 2 DAS Serayu Hulu, DAS Serayu Hilir

Penyelidikan Kestabilan Lereng Lokasi 3 3 Painan, Pacitan, Flores

Penyelidikan Potensi Debris Lokasi 2 2 Agam, Ciamis

Penelitian Pendefinisian Sumber Gempabumi Lokasi 2 2 Bali, Lombok

Penelitian Gerakan Tanah Lokasi 2 2 Cililin, Brebes

Realisasi capaian kinerja penyelidikan dan penelitian di atas terlihat bahwa semua target indikator kinerja dapat tercapai dengan sempurna, dan bahkan target indikator kinerja terlihat efisien. Uraian capaian indikator kinerja yang maksimal tersebut dapat dijelaskan bahwa dari target yang direncanakan terlaksana dengan baik dengan efisiensi anggaran yang lebih kecil dari rencana. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mendukung rekomendasi teknis gempabumi dan gerakan tanah, serta melengkapi database gerakan tanah.

Tabel 4.43 Realisasi Laporan Penelitian dan Penyelidikan Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, Gerakan Tanah, dan Hasil Rancang Bangun Kegunungapian dan Kebencanaan Geologi

LAKIP Badan Geologi 2013 | 153

Gambar 4.107 Peta Kelas Tanah (kecepatan gelombang share) di Manokwari

Gambar 4.108 Peta zona erosi daerah penyelidikan

154 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 4.109 Peta tata guna lahan dan potensi banjir bandang

Gambar 4.110 Vektor pergeseran horisontal titik ukur di Bali periode Maret-September 2013

LAKIP Badan Geologi 2013 | 155

4.2.7 Capaian Sasaran 7

(1) Realisasi Pencapaian Sasaran

Realisasi Pencapaian Sasaran 7 dapat dilihat pada Tabel 4.44.

(2) Evaluasi Pencapaian Sasaran

Dalam melaksanakan kegiatan di Seksi Pelayanan Laboratorium banyak terjadi kelambatan dalam penyelesaian analisis sampel maupun dalam pekerjaan penyelidikan geokimia lapangan, hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga analis dan teknisi di dalam Seksi Pelayanan Laboratorium.

Sedangkan kegiatan mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi, bertujuan untuk meminimalisir korban manusia dan kerugian harta benda bila terjadi letusan. Kunci keberhasilan mitigasi bencana adalah memberikan peringatan dini secara cepat dan akurat, sehingga para pemangku kepentingan penanggulangan bencana bisa mengambil keputusan dan tindakan secara cepat dan tepat. Implementasi tugas mitigasi bencana adalah melakukan penelitian, penyelidikan dan pemantauan gunung api dalam rangka memberikan peringatan dini. Peringatan dini bisa disampaikan secara efektif, apabila penerima informasi peringatan dini mempunyai pengetahuan yang cukup agar segera bisa bertindak secara cepat dan tepat untuk mengantisipasi ancaman letusan Gunung Merapi. Oleh sebab itu, Seksi Gunung Merapi juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan penguatan kapasitas masyarakat melalui kegiatan pelatihan penanggulangan bencana yang disebut sebagai Wajib Latih Penanggulangan Bencana.

Hambatan yang dihadapi adalah hujan masih sering terjadi sehingga beberapa peralatan yang mengalami gangguan dari petir tidak dapat langsung diperbaiki sehingga sistem transmisi ada yang terganggu. Kegiatan kajian/survei geologi dan lahar baru dapat dilakukan pada musim kemarau. Perubahan morfologi Puncak Merapi pascaerupsi 2010, menyebabkan lapangan solfatara dengan suhu tinggi tidak dapat diakses karena berada dalam kawah sehingga kegiatan geokimia berupa sampling gas vulkanik hanya dapat dilakukan pada suhu rendah (~70o C). Serta kegiatan kajian/survei suhu tidak

Sasaran 7: Meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan metoda dan teknologi dalam mendukung upaya mitigasi bencana geologi

Tabel 4.44 Capaian Penelitian Rancang Bangun Teknologi Kegunungapian

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Jumlah TLR hasil rancang bangun Teknologi Kegunungapian Unit 4 4 100

Jumlah data geokimia gunung api Laporan 4 4 100

Jumlah kegiatan mitigasi di Kawasan Bencana Gunung Merapi Laporan 30 30 100

fera
Note
berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung angka pencapaian sasarannya, yaitu rata-rata 100%

156 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

bisa dilakukan secara konvensional sehingga dilakukan dengan menggunakan alat Thermal Camera Imager dengan kemampuan maksimum 600o C dari jarak maksimum 1 km.

(3) Gambaran Hasil Kegiatan

Rancang Bangun Teknologi Kegunungapian

Pengembangan Sistem Minimal Pemantauan gunung api

Sasaran utama pengembangan sistem minimal pemantauan gunung api adalah membangun 5 stasiun yang terdiri dari 4 stasiun seismik dan 1 stasiun deformasi. Salah satu penerapan pengembangan sistem ini dilakukan di Gunung Lamongan. Stasiun seismik ditempatkan di Alas Panggang, Bukit Cilik, Gunung Meja, dan Bukit Pregi. Stasiun Bukit Pregi juga dilengkapi sensor tiltmeter. Metode pengiriman data menggunakan radio broadband sebagai media.

Stasiun penerima ditempatkan di Pos Pemantauan Gunung Lamongan. Sistem penerima terdiri dari 3 unit perangkat komputer yang berfungsi sebagai penerima data seismik, penerima data tiltmeter dan pengolah data.

Di stasiun penerima dibangun sistem catudaya mandiri sebagai cadangan daya mengingat kondisi pos penerima sering mengalami pemadaman listrik. Dengan adanya cadangan daya ini maka peralatan monitoring di pos penerima akan lebih stabil dan awet.

Semua stasiun lapangan terhubung dengan Pos Penerima di Pos PGA Lamongan. Metode pengiriman data menggunakan radio broadband sebagai media transmisi. Posisi masing-masing stasiun terdapat di Tabel 1.

Gambar 4.111 Peta jalur transmisi stasiun seismik Gunung Lamongan Provinsi Jawa Timur.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 157

Sistem pemantauan di stasiun lapangan terdiri dari 3 sistem yaitu sistem catudaya, akuisisi data dan transmisi data. Sistem catudaya berfungsi sebagai pemasok daya bagi instrument pemantauan.

Sistem akuisisi berfungsi untuk mengubah sinyal analog dari sensor menjadi data digital dan sistem transmisi bertugas mengirim data dari stasiun lapangan ke Pos Penerima.

Stasiun pemantauan penerima terdiri dari 3 sistem yaitu sistem catudaya, transmisi dan display data. Sistem catudaya berfungsi sebagai pemasok daya bagi instrument penerima dan sebagai catudaya cadangan di Pos Penerima. Sistem transmisi berfungsi sebagai media penghubung antara stasiun lapangan dan stasiun penerima. Sistem display data berfungsi untuk mengolah, mengendalikan dan menampilkan data pemantauan.

Tabel 4.45 Posisi Stasiun Seismik dan Deformasi di Gunung Lamongan

No Nama Stasiun Latitude Longitude Altitude Keterangan

1 Alas Panggang S7.95090 E113.32119 606 m Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso

2 Bukit Pregi S7.96598 E113.31635 602 m Desa Ranu Bedali, Kecamatan Ranuyoso

3 Bukit Cilik S7.96290 E113.28980 448 m Desa Sumberpetung, Kecamatan Ranuyoso

4 Gunung Meja S7.97507 E113.27913 365 m Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah

Gambar 4.112 Foto stasiun lapangan, box stasiun Lapangan A, Box stasiun lapangan B, dan Box Stasiun Penerima.

158 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Data seismik yang masuk ke komputer penerima di Pos PGA Lamongan dapat ditampilkan secara real time untuk mengetahui kondisi kegempaan di Gunung Lamongan. Dari data yang ditampilkan terlihat bahwa posisi stasiun yang dipilih memiliki respon yang baik terhadap kejadian gempa. Hal tersebut terlihat dari rekaman helicoder yang mencatat beberapa kali kejadian gempa setelah instalasi dilakukan.

Data tiltmeter yang diterima di komputer penerima dapat ditampilkan secara real time untuk mengetahui kondisi deformasi di Gunung Lamongan bisa juga diolah lebih lanjut. Dari data terlihat bahwa sensor tiltmeter memberikan respon yang baik terhadap deformasi di kaki Gunung Lamongan.

Diharapkan jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Lamongan bisa terdeteksi melalui sensor ini.

Data suhu yang terpasang di lapangan juga memberikan respon yang baik. Selama periode 24 jam terdapat perbedaan suhu yang menunjukkan perbedaan suhu siang dan malam hari.

Penyelidikan Geokimia Gunung Api

gunung Kelud di jawa timur

Kubah lava 2007 Gunung api Kelud sampai saat ini masih menghembuskan asap solfatara/fumarola pada dinding-dinding tubuh dan puncaknya yang masih panas serta posisi kubah yang belum stabil (mudah longsor). Hal ini menjadikan masalah tersendiri dalam pelaksanaan pengambilan contoh kimia gas solfatara/fumarola maupun contoh kimia lainnya seperti kondensat, isotop, sublimat dan sebagainya.

gunung Ungaran, jawa tengah

Gunung api ini memiliki tiga puncak yaitu Gendol, Botak, dan Ungaran. Puncak

Gambar 4.113 Data seismik yang diterima komputer di Pos PGA dapat ditampilkan secara real time.

Gambar 4.114 Data tiltmeter komputer penerima di Pos PGA yang ditampilkan dapat secara real time.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 159

tertinggi adalah Ungaran. Aktivitas fase termuda gunung berapi ini adalah berupa susunan timbunan basalt dan batu andesit yang melingkar dengan garis tengah 19 km yang memotong gunung berapi ungaran tua dan sedimen ketiga. Dua generasi kubah andesit telah terbentuk sejak adanya lapisan ke empat di sekitar lingkaran patahan dan sisi-sisi gunung api.

Meskipun Gunung api Ungaran termasuk kategori gunung api tipe B, dipandang perlu dan penting untuk mendapatkan data-data geokimia dari gunung api ini, oleh karena itu untuk melengkapi update data dari Data Dasar Gunung api Indonesia, Seksi Pelayanan Laboratorium Kimia (BPPTKG), melakukan survei di Kompleks Gunung api Ungaran.

gunung guntur, di jawa barat

Sejak letusan terakhir (1847) sampai sekarang sudah beristirahat sekitar 165 tahun, Gunung Guntur belum meletus lagi, hanya pada tahun 1997 dan 2002 terjadi peningkatan gempa vulkanik sehingga status aktivitasnya dinaikkan menjadi waspada. Pada awal tahun 2013, yaitu 2 April 2013 aktivitas Gunung Guntur kembali mengalami peningkatan aktivitas kegempaan (gempa tremor) sehingga statusnya dinaikkan dari aktif normal menjadi waspada. Namun berdasarkan data pengamatan visual, kegempaan yang terus menurun, maka mulai tanggal 7 Mei 2013 statusnya diturunkan kembali menjadi aktif normal.

Terjadinya aktivitas vulkanik suatu gunung api selalu melibatkan proses kimia dan fisika di kedalaman tempat terdapatnya magma, maka sangat diperlukan adanya database kimia Gunung Guntur, baik dari gas, air maupun batuan, oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan geokimia Gunung Guntur dan sekitarnya.

gunung agung, Bali

Erupsi gunung api Agung diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800. Pada erupsi 1808 melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah yang luar biasa. Pada tahun 1821 terjadi erupsi normal. Pada tahun 1843 erupsi didahului oleh gempa bumi. Material yang dimuntahkan, yaitu abu, pasir dan batu apung. Selanjutnya dalam tahun 1908, 1915 dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan pematangnya tampak hembusan fumarol. Letusan terakhir terakhir terjadi pada tahun 1963, pada erupsi

Gambar 4.115 Kondisi terakhir kubah lava 2007 di puncak Gunung api Kelud pada bulan Maret 2013 difoto dari sisi barat daya. Tampak asap fumarola/solfatara masih berhembus dengan tekanan lemah, muncul dari beberapa bagian celah dinding kubah lava. Sementara itu secara umum morfologi kubah lava tidak mengalami perubahan berarti bila dibanding dengan waktu-waktu sebelumnya.

160 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

terakhir ini dimulai tanggal 18 Februari 1963 dan berakhir pada tanggal 27 Januari 1964. Erupsi bersifat magmatis dan tercatat korban maeninggal sebanyak 1148 orang sedangkan luka-luka sebanyak 296 orang (Data dasar gunung api Indonesia 2011).

gunung Wilis, jawa timur

Gunung Wilis di Jawa Timur merupakan gunung api tipe C yang artinya erupsi dari gunung tersebut tidak diketahui dalam catatan sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara atau lapangan fumarola pada tingkat lemah.

Berkaca pada kasus letusan gunung api Sinabung yakni sebuah gunung api tipe B yang tiba-tiba meletus dan berganti status menjadi tipe A, maka dengan alasan ini Tim Pengelolaan laboratorium, BPPTKG melakukan kajian atau penyelidikan geokimia di Gunung Wilis untuk mengetahui kondisi dari segi aspek geokimia.

Tabel 4. 46 Catatan Sejarah Letusan Gunung Ambang

Tahun Aktivitas

Juli 1839 Berupa tembusan solfatara dengan tekanan yang kuat dan suhunya berkisar antara 100 -1230 C

1966

Menurut penduduk Desa Purworejo, telah muncul dua lubang tembusan baru yang besar, dengan tekanan gas yang sangat tinggi, yaitu dekat kali putih sebelah timur dan pada lereng kawah sebelah utara. Gejala awal munculnya tembusan solfatara ini didahului dengan gempa bumi yang getarannya terasa hingga di Desa Purworejo

Desember 2005 Erupsi Freatik

Gambar 4.116 Kawasan Kawah Gunung Api Ambang.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 161

gunung ambang, Sulawesi Utara

Gunung Ambang ini memiliki dua kawah aktif, yaitu Kawah Muayat dan Kaway Moyayat. Sejarah erupsi Gunung Ambang yang tercatat sebagai berikut:Sedangkan kegiatan pada saat ini berupa hembusan solfatara dan fumarole yang terletak pada dinding tenggara kerucut Gunung Moyayat pada Ketinggian sekitar 1497 – 1542 meter (dpl). Aktivitas ini membentuk suatu lapangan solfatara yang berupa dataran.Gunung Api Ambang mempunyai interval erupsi antara satu dengan yang lainnya berkisar dari 39-127 tahun, sedangkan erupsi magmatik terakhir tidak diketahui kecuali berupa erupsi freatik terbaru yang terjadi pada 22 Desember 2005. Melihat masih terdapatnya manifestasi vulkanik di Gunung Ambang ini, maka perlu dilakukannya pemantauan terhadap Gunung Api ini. Penyelidikan geokimia juga diperlukan untuk melengkapi data-data dasar Gunung Api Ambang ini untuk sebuah langkah preventif terkait mitigasi bencana letusan gunung api.

gunung Muria, jawa tengah

Letusan terakhir Kompleks Gunung Muria tercatat terjadi pada 300.000 tahun yang lalu. Sejumlah gunung yang berada di sekitar Gunung Muria antara lain Gunung Patiayam di sebelah selatan dan Gunung Genuk di sebelah utara. Kompleks Gunung Muria memiliki beberapa puncak yaitu puncak 29 dikenal dengan nama Puncak Songolikur, karena masih sangat terbatasnya data-data geokimia di komplek gunung api Muria, dan untuk melengkapi update data dari Data Dasar Gunung api Indonesia, maka dari Seksi Pelayanan Laboratorium Kimia (BPPTKG), melakukan survey di Kompleks gunung api Muria.

Gambar 4.117 a. Puncak Gunung api Ciremai dilihat dari desa Apuy, b. Jalur pendakian menuju ke puncak Gunung api Ciremay di desa Apuy, c. Pintu masuk menuju ke mata air panas Cilengkrang di desa Pejambon, d. Mata air panas Cilengkrang yang berada di kawasan hutan negara Taman Nasional Gunung Ciremai.

162 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

gunung ciremai , jawa Barat

Aktivitas vulkanik Gunung api Ciremai pada saat ini dimanifestasikan dalam bentuk lapangan solfatara/fumarola yang berada di kawah puncak Gunung api Ciremai. Lapangan solfatara/fumarola tersebut terletak di dasar kawah yang cukup dalam dan curam. Dengan keadaan seperti itu maka akses menuju ke lapangan solfatara/fumarola tersebut sangat sulit dijangkau dan tidak mungkin bagi petugas untuk melakukan pengukuran dan pengambilan contoh kimia gas, kondensat, sublimat dan lain-lain di lokasi tersebut. Sedangkan aplikasi dengan metoda penginderaan jauh untuk melakukan pengukuran gas-gas di Gunung api Ciremai, seperti pengukuran fluks SO2 dengan Cospec atau Doas masih cukup sulit dilakukan karena asap solfatara/fumarola yang mencapai ke permukaan kawah konsentrasinya sudah sangat lemah bahkan sudah tidak terdeteksi lagi.

Tabel 4.47 Catatan sejarah letusan Gunung Api Sinabung

Sebelum 1600Aktivitas terakhir yang ditimbulkan oleh gunungapi ini berupa muntahan batuan piroklastik serta aliran lahar yang mengalir kearah selatan.

1912 Aktivitas solfatara terlihat di puncak dan lereng atas

201027 Agustus - 7 April terjadi beberapa kali letusan yang diantaranya merupakan letusan freatik. Status G. Sinabung berubah dari tipe B menjadi tipe A

Yang paling mungkin untuk dilakukan saat ini adalah melakukan pengukuran dan pengambilan contoh kimia dari Mata Air Panas yang berlokasi di beberapa wilayah di sekitar Gunung api Ciremai.

gunung Sinabung, Sumatera Utara (2 frekwensi)

Gunung api Sinabung merupakan gunungpi tipe B, sejarah letusannya tidak banyak diketahui. Kegiatan vulkanik yang tercatat adalah sebagai berikut:

Peningkatan aktivitas Gunung api Sinabung telah terjadi sejak September 2013 sampai dengan saat laporan ini dibuat status Gunung api Sinabung pada tingkat “AWAS”.Letusan dengan kolom asap tertinggi terjadi pada 18 November 2013 pk 07.04 WIB yaitu mencapai 10 km.

gunung ebolobo, ntt (2 frekwensi)

Dari analisa morfologi serta struktur geologi Gunung Ebulobo tumbuh pada zona depresi dalam suatu komplek gunung api tua. Pembentukan zona ini diduga dikontrol oleh struktur sesar.

Morfologi. Dapat dibedakan adanya tubuh Gunung Ebulobo tua dan Gunung Ebulobo muda. Pelamparan tubuh Gunung Ebulobo, sebagian menumpang di atas lereng gunung api tua serta batuan sedimen, dan bagian lainnya menempati zona depresi. Gunung Ebulobo ini dibentuk oleh batuan berkomposisi andesit hingga basalt dan aliran piroklastik umumnya bersifat guguran. Kubah-

Gambar 4.118 Letusan gunung api Sinabung pada 18/11/2013 menghasilkan kolom asap setinggi 10 km.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 163

kubah lava yang terdapat di dalam kawah puncak berfungsi sebagai “cap rock” sehingga akan sangat berbahaya jika terjadi letusan yang eksplosif.

Stratigrafi. Gunung Ebulobo berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, dibagi menjadi 3 kelompok satuan batuan dari tua ke muda dengan urutannya adalah sebagai berikut: 1. Endapan pra Ebulobo terdiri dari:

• Sedimen Tersier (St)• Sedimen vulkanik pasir laut (Svt)• Aliran lava vulkanik tua (Vtl)• Jatuhan pirolastik vulkanik tua (Vtjp)

2. Endapan Gunung Api Ebulobo• Endapan lahar Ebulobo• Batuan ini berumur dari Tersier – Kuarter.

Mitigasi di Kawasan Bencana Gunung Merapi

Kegiatan prioritas Seksi G. Merapi pada Tahun Anggaran 2013 adalah kajian potensi lahar G. Merapi 2013. Pascaerupsi 2010, endapan awan panas yang berpotensi menjadi lahar masih cukup besar 130 juta m3. Setelah melewati beberapa kali musim hujan dan sebagian material sudah tertransport. Kegiatan kajian lahar dilakukan dengan 2 metoda, yaitu penghitungan volume lahar dengan metoda konvensional dan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Area untuk survei lahar di Gunung Merapi disajikan pada Gambar 4.119 dan Gambar 4.120.

Hasil pengukuran dengan metoda konvensional dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) potensi lahar pada sungai yang berhulu di Gunung Merapi tahun 2013 masih tinggi, yaitu sebesar 34,9 juta m3 di lereng Barat (Kabupaten Magelang) dan sebesar 22,9 juta m3 di Kabupaten Sleman. Adapun secara rinci potensi lahar disampaikan pada Tabel 4.48 dan Tabel 4.49.

Gambar 4.119 Lokasi perhitungan Potensi Lahar 2013 di G. Merapi dengan metoda konvensional dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV).

Gambar 4.120 Prinsip pemetaan lahar dari udara dengan Unmanned Aerial Vehicle (UAV).

164 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Optimalisasi jaringan Monitoring

Optimalisasi Jaringan Seismik Gunung Merapi, kegiatannya difokuskan pada fungsi kerja jaringan transmisi data seismik dan multiparameter real time. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan Optimalisasi Jaringan Monitoring Gunung Merapi. Adapun tujuan dari kegiatan ini mengoptimalkan fungsi jaringan monitoring Gunung Merapi sehingga diperoleh kontinuitas data.

Dari Hasil kegiatan lapangan optimalisasi stasiun monitoring Gunung Merapi maka data dari Stasiun Seismik Analog Deles, Seismik Analog Plawangan dan GPS Deles dapat diterima di BPPTKG. Kondisi stasiun telah berfungsi optimal dan tercapainya kontinuitas data sehingga pemantauan aktivitas Gunung Merapi berjalan dengan baik.

Tabel 4.48 Potensi lahar pada Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah

Tabel 4.49 Potensi lahar pada Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

No Nama Sungai Jarak - Ketinggian Volume (Juta m3)

1 Kali Putih 21 km (1530-285 m dpl), Hulu sampai Sirahan 7,0

2 Kali Senowo 9 km (1200-630 m dpl), Hulu sampai jembatan Talun 5,5

3 Kali Trising 8,5 km (1490-695 m dpl), Hulu sampai jembatan penghubung Sewukan - Sengi 5,6

4 Kali Apu 10,5 km (1330-600 m dpl), hulu sampai jembatan Tlatar 8,7

5 Kali Pabelan 14 km (600 - 265 m dpl), Tempuran 3 Sungai (Apu,Trising, Senowo)-jembatan Srowol 8,1

Jumlah Potensi Lahar Lereng Barat 34,9

No Nama Sungai Jarak - Ketinggian Volume (Juta m3)

1 Kali Gendol 18,8 km (1621 - 230 m dpl), Hulu-tempuran Opak dan Gendol 19

2 Kali Woro 11,2 km (900-280 mdpl), DAM Sidorejo-Jembatan Borangan 3,9

Jumlah Potensi Lahar Lereng Selatan 22,9

Gambar 4.121 Foto pemeriksaan kondisi stasiun seismic analog (kiri), pemeriksaan tegangan accu (tengah), dan rekaman data dari beberapa stasiun seismic analog yang diterima di BPPTKG (kanan).

LAKIP Badan Geologi 2013 | 165

Kajian/Survei Seismik gunung Merapi

Kegiatan kajian seismik pada periode ini, secara umum merupakan survei dan evaluasi jaringan pemantauan Gunung Merapi. Gunung api ini terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil evaluasi menjadi salah satu bahan dalam rencana perbaikan jaringan sistem pemantauan sehingga terbentuk jaringan yang stabil dan dapat mengirimkan data secara kontinyu ke BPPTKG

Kajian deformasi gunung Merapi Survei pengukuran deformasi Gunung Merapi menggunakan GPS (Global Positioning System) secara periodik setiap 6 bulan. Maksud kegiatan adalah memperoleh data-data pengukuran posisi titik-titik pengamatan GPS yang dikontrol oleh titik tetap di BPPTKG.

Lokasi survei GPS mengelilingi Gunung Merapi dan Merbabu yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, dan Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta. Titik-titik ukur tersebut antara lain MUSM, MRY, CEP, AMP, SELO, JRKH, KTEP, KRGL, BAB, NGEPOS, dan tiga titik GPS online yaitu KLA, DEL dan GRWH. Lokasi titik-titik tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.122.

Gambar 4.122 Titik-titik pengukuran GPS di sekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu (kiri) dan hasil fix panjang baseline seletah dilakukan adjustment serta session satellite setiap titik pada survey GPS Gunung Merapi tahun 2013 (kanan).

Hasil kegiatan seurvei GPS pada Tahun 2013 diperoleh bahwa hasil survei GPS dengan Aplikasi Model Mogi digunakan untuk mengetahui sumber tekanan penyebab terjadinya perubahan jarak tunjam yang terukur oleh GPS online dari data surveii GPS Tahun 2011, Tahun 2012 dan awal Tahun 2013 menujukkan bahwa sumber tekanan memiliki variasi cukup besar, yaitu sekitar 9 sampai dengan 12 km dan 3 sampai dengan 7 km. Survei GPS menunjukkan hasil pengukuran di beberapa titik pengamatan menunjukkan pendekan jarak tunjam dan pemanjangan seperti pada Gambar 4.123. Rata-rata pemendekan dan pemanjangan jarak (slope distance) sekitar 5 cm selama awal survei tahun 2011 hingga Oktober 2013.

Kajian geofisika gunung MerapiKegiatan geofisika dimaksudkan untuk melakukan survei magnetik untuk memperoleh anomaly medan magnet dan mengkorelasikannya dengan suplai volume magma. Sedangkan tujuan kegiatan adalah memperoleh informasi kemungkinan adanya suplai

166 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

volume magma berdasarkan interpretasi anomali medan magnet. Sasaran kegiatan ini adalah diperolehnya data anomaly medan magnet serta intepretasi terhadap suplai volume magma. Selanjutnya dapat diketahui kemungkinan keberadaan magma.

Kajian/Survei geologi

gunung MerapiPascaerupsi 2010, di Gunung Merapi sering terjadi hembusan kuat dan letusan freatik yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Kejadian hembusan asap telah terjadi berulang kali hingga Juli 2013 namun tidak menyebabkan perubahan morfologi puncak yang signifikan. Pada 18 November 2013, letusan freatik yang terjadi menyebabkan adanya perubahan yang signifikan. Oleh karena itu, kajian geologi untuk mengamati kondisi geologi dan morfologi puncak Merapi sangat diperlukan.

Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan survei perubahan morfologi puncak, sampling material hasil letusan dan memantau suhu kawah dengan thermal kamera. Tujuannya untuk mengetahui perubahan morfologi puncak paska letusan freatik 18 November 2013.

gunung MerbabuMaksud dan tujuannya menambah data base Geologi Gunung Merbabu, untuk mengetahui kejadian letusan berdasarkan data stratigrafi, mengetahui seri magma berdasarkan data petrografi dan geokimia. Ditemukan singkapan lava umumnya lapuk namun lava yang tidak lapuk ditemukan dan disampling sekitar 20 m dari lokasi singkapan. Stratigrafi lava di Dusun Ngaglik, Desa Samiran berupa lava masif yang bergradasi semakin ke bawah semakin lapuk (Gambar 4.124) dan Stratigrafi Lava yang menumpang diatas awan panas di Dusun Tekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan (Gambar 4.125).

Gambar 4.123 Hasil survei GPS menunjukkan hasil pengukuran di beberapa titik pengamatan me-nunjukkan rata-rata pemendekan dan pemanjangan jarak (slope distance) sekitar 5 cm selama awal survei tahun 2011 hingga Oktober 2013.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 167

Gambar 4.124 peta geologi lembar Magelang dan Semarang. Gambar 11. Kekar lembaran yang ditemui memiliki jurus dan kemiringan N 900 E / 70 di Dusun Ngaglik, Desa Samiran, Kec. Selo, Kab. Boyolali.

Gambar 4.125 Stratigrafi lava yang ditemukan di Dusun Ngaglik, Desa Samiran berupa lava masif yang bergradasi semakin ke bawah semakin lapuk. (Kanan) Stratigrafi Lava yang menumpang diatas awan panas di Dusun Tekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan.

Dari hasil kajian geologi di Gunung Merbabu diperoleh bahwa secara megaskopis material penyusun lava Gunung Merbabu adalah andesit dengan ukuran massa dasar yang halus (Porfiro Afanitik), Secara Megaskopis Mineral penyusun lava ini secara berurutan kelimpahannya adalah Plagioklas, Hornblenda dan Piroksen, berdasarkan Stratigrafi, awan panas di Dusun Tekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan menunjukkan bahwa Gunung Merbabu meletus setidaknya memiliki VEI antara 1-2 karena memiliki ketebalan perlapisan lebih dari 20 m dan lava yang ditemukan berumur lebih tua daripada awan panas yang menumpang di bawahnya.

Kajian geokimiaHasil kegiatan lapangan geokimia yang dilakukan di puncak Gunung Merapi meliputi pengamatan visual puncak Merapi dan Kawah. Pada pagi hari puncak teramati cerah dengan suhu udara antara 19,2 – 20,9o C. Di dalam kawah, asap solfatara berwarna putih tebal dan angin mengarah ke utara dan timur. Pada tanggal 25 Mei 2013 pukul 07.55 WIB, di Gunung Merapi terjadi hembusan asap kuat berwarna putih kecoklatan

168 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

dengan tekanan kuat sehingga asap membubung tinggi yang diamati dari bibir kawah. Sumber hembusan yang terletak di kawah Gunung Merapi di bawah lava 1948 (sisi barat laut) sedangkan suhu yang sempat terukur di sekitar hembusan sebesar 430,30 C disajikan pada Gambar 4.126.

Kajian tomografi

Studi tomografi di Gunung Merapi dimaksudkan untuk melakukan instalasi stasiun seismik tomografi di sekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Adapun tujuannya memasang sensor seismik di lokasi yang sudah disurvei agar diperoleh gambaran sifat fisis bawah permukaan Gunung Merapi.

Gambar 4.126 Sumber hembusan yang terletak di kawah Gunung Me-rapi di bawah lava 1948 (sisi Barat Laut) sedang-kan suhu yang sempat terukur disekitar hembu-san sebesar 430,3° C.

Gambar 4.127 (Kiri) Posisi stasiun yang di-instal di sekitar lereng G. Merapi. (Kanan) Posisi stasiun yang di-instal di sekitar lereng Gunung Merbabu.

Gambar 4.128 (Kiri) Instalasi stasiun tomo-grafi (ME25) di Dusun Kajor, Desa Jrakah, Kec. Selo, Kab. Boyolali. (Ka-nan) Instalasi stasiun tomografi (ME14) di Dusun Banaran, Desa Sumberejo, Kec. Nga-blak, Kab. Semarang.

LAKIP Badan Geologi 2013 | 169

Dari 2 kegiatan tomografi di Gunug Merapi telah dilakukan instalasi stasiun tomografi sebanyak 39 stasiun yang berada di Kabupaten Boyolali, Magelang, Sleman dan Kabupaten Klaten.

Telah terinstal stasiun seismik tomografi sejumlah 28 stasiun yang tersebar disekitar lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Stasiun tomografi diharapkan dapat merekam segala aktivitas seismik yang terjadi di sekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Terhadap sinyal-sinyal gempa tersebut nantinya akan dilakukan pemrosesan tomografi untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan Gunung Merapi berdasarkan perbedaan kecepatan gelombang.

Validasi Multi Parameter risiko Bencana

Untuk mitigasi bencana Gunung Merapi ke depan, Kegiatan ini dilakukan dengan maksud melakukan survei konvensional sebagai salah satu pendukung pemodelan lahar tahun 2013. Tujuan kegiatan adalah revisi salah satu indikator analisis risiko yaitu model aliran lahar dengan menggunakan data hasil survei konvensional dan kompilasi data UAV. Sasaran kegiatan ini adalah diperolehnya analisis risiko terbaru khususnya di dusun-dusun yang berpotensi terkena aliran atau limpasan lahar.

Kajian geofisika di gunung SundoroKajian di Gunung Sundoro dilakukan sebanyak 2 frekuensi yaitu kajian geofisika berupa Instalasi stasiun broadband dan instalasi reflektor di Gunung Sundoro, Jawa Tengah. Adapun hasil kegiatannya sebagai berikut:

Instalasi Stasiun Lapangan. Stasiun seismik broadband Gunung Sundoro di-install di di sisi timur Gunung Sundoro pada ketinggian 1.700 m dpl dengan posisi geografis 070 33’ 28,4” LS dan 1100 26’ 43,7” BT. Dari lokasi ini sinyal transmisi dipancarkan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Sundoro di dusun Gentingsari, Desa Bansari, Kecamatan Parakan Temanggung. Gambar 4.129 memperlihatkan antenna solid dish telah terpasang pada monopole tiang antenna stasiun seismik, dilengkapi sistem catu daya berupa 8 buah solarpanel. Pemasangan sistem utama seismik broadband di Gunung Sundoro, yaitu sensor seismik broadband berikut digitizernya dan modul komunikasi yang menjembatani komunikasi antara sistem pada stasiun lapangan dengan penerima atau sistem kontrol yang ada dikantor atau pos-pos pengamatan (Gambar 4.130).

Gambar 4.129 Antenna rocket solid dish dipasang pada tiang monopole (kiri). Sensor seismik broadband yang terpasang di Gunung Sundoro (kanan).

170 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Instalasi Stasiun Penerima. Stasiun penerima seismik broadband G. Sundoro di pos pengamatan yang terletak di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, dengan jarak lurus terhadap stasiun pemancar atau stasiun langan sekitar 6 kilometer. Sistem yang ada pada stasiun penerima terdiri dari sistem transmisi yang meliputi, radio penerima dan antenna, sistem akuisisi berupa komputer dan sistem catu daya (Gambar 4.131). Data seismik dari stasiun hasil instalasi sudah dapat dikirim di stasiun penerima dan telah dapat digunakan untuk monitoring Gunung Sundoro.

Instalasi Reflektor. Instalasi Reflektor Gunung Sundoro dimaksudkan untuk menambah parameter pemantauan aktivitas Gunung Sundoro berdasarkan deformasi dengan menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM). Kegiatan lapangan ini telah berhasil memasang reflektor pada tubuh Gunung Sundoro sejumlah 3 buah pada ketinggian 2.680 hingga 2.750 m dpl dengan jarak 6.900 hingga 7.100 m dari titik bench mark yang berada di pos pengamatan Gunung Sundoro di Gentingsari, kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung. Pemasangan reflektor ini menggunakan stick alumunium dengan ketinggian berfariasi antara 0,5 hingga 1 m dari permukaan tanah untuk menjaga prisma tetap bersih atau tidak terkena percikan air dari tanah. Adapun proses dan hasil instalasi reflektor di Gunung Sundoro disajikan pada Gambar 4.131.

Gambar 4.130 Antenna Rocket M5 terpasang pada tower triangle di pos pengamatan Gunung Sundoro di Gentingsari (kiri). Proses seting konfigurasi jaringan pada pos pengamatan Gunung Sundoro (kanan).

Gambar 4.131 Instalasi Reflektor Gunung Sundoro pada ketinggian 2.700 m dpl. (kiri) dan Reflektor Gunung Sundoro pada ketinggian 2680 m dpl (kanan).

LAKIP Badan Geologi 2013 | 171

4.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN

Realisasi Pendapatan Negara pada tahun anggaran 2013 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 5.568.141.677,00 atau mencapai 378,89 persen dari estimasi pendapatan sebesar Rp 1.469.600.000,00.

Realisasi Belanja Negara pada tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp 837.503.857.561,00 atau mencapai 83,70% dari alokasi anggaran sebesar Rp 1.000.623.586.000,00. Anggaran dan realisasi belanja dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Geologi tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 4.50.

Realisasi anggaran belanja tahun 2013 sebesar Rp 837.503.857.561,00 menggunakan Program Penelitian, Mitigasi, dan Pelayanan Geologi dengan melaksanakan 7 kegiatan. Realisasi anggaran belanja tahun 2013 per kegiatan Badan Geologi ditunjukkan pada Tabel 4.51.

Tabel 4.50 Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2013

JenisTahun Anggaran 2012 Tahun Anggaran 2013

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) (%) Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) (%)

Pendapatan Negara 946.300.000,00 2.649.288.486,00 279,96 1.469.600.000,00 5.568.141.677,00 378,89

Belanja Negara 891.923.763.000,00 707.661.370.260,00 79,34 1.000.623.586.000,00 837.503.857.561,00 83,70

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 5.568.141.677,00 atau mencapai 378,89% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp 1.469.600.000,00. Pendapatan Negara lingkup Badan Geologi adalah merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak.Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2012 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan dari PNBP Tahun Anggaran 2013 mengalami kenaikan sebesar 110,17% dari realisasi PNBP Tahun Anggaran 2012, hal ini disebabkan adanya kenaikan pada penjualan tiket masuk Museum Geologi setelah diberlakukannya PP No. 9 Tahun 2012 dari awal tahun, bertambahnya penjualan Jasa

Tabel 4.51 Anggaran dan Realisasi per Kegiatan Tahun Anggaran 2013

Kode Kegiatan Unit Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1922 Riset dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi 28.978.339.000 26.831.706.192 92,59

1923 Dokumentasi Koleksi dan Pelayanan Museum Geologi 75.460.441.000 72.145.472.296 95,61

1924 Penelitian dan Pelayanan Geologi Lingkungan dan Air Tanah 197.305.698.000 168.416.116.273 85,36

1925 Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya Geologi 198.090.000.000 152.866.795.695 77,17

1926 Survei dan Pelayanan Geologi 272.330.136.000 201.084.787.356 73,84

1927 Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Geologi 149.814.380.000 141.731.979.452 94,61

1928 Manajemen, Dukungan Teknis, dan Pelayanan Sekretariat Badan Geologi 78.644.592.000 74.427.000.297 94,64

Jumlah 1.000.623.586.000 837.503.857.561 83,70

172 | BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

Teknologi dibandingkan tahun sebelumnya, adanya kenaikan pada pendapatan untuk denda keterlambatan pekerjaan yang disebabkan pekerjaan fisik telah selesai sesuai dengan jadwal pada kontrak.

Realisasi belanja tahun anggaran 2013 mengalami kenaikan sebesar 18,35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, hal ini antara lain dikarenakan adanya kenaikan belanja gaji pokok dan tunjangan seiring dengan bertambahnya jumlah pegawai; terdapat anggaran tambahan untuk kegiatan prioritas penyediaan sumur air bersih di belanja barang; dan di belanja modal terdapat anggaran tambahan untuk pengembangan Museum Gunung Api Batur di Bali.

Tabel 4.52 Perbandingan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2012 dan 2013

Kode Jenis Blj

Uraian Jenis Belanja

Realisasi Belanja (Rp) Naik/(Turun)%2013 2012

51 Belanja Pegawai 76.844.510.193 73.757.693.533 4,19

52 Belanja Barang 487.415.332.861 433.144.801.280 12,53

53 Belanja Modal 273.244.014.507 200.758.875.447 36,11

Jumlah 837.503.857.561 707.661.370260 18,35

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Geologi Tahun 2013 merupakan penilaian terhadap kinerja Badan Geologi. Ukuran kinerja tersebut adalah pelaksanaan program kegiatan dan ketercapaian target atas sasaran kinerja yang telah direncanakan pada 2013 dan ditetapkan pada awal tahun 2013 yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Geologi 2013. Dasar-dasar perencanaan, pene-tapan rencana kinerja, dan pelaksanaannya itu adalah: tugas, pokok, dan fungsi Badan Geologi, RPJM Tahun 2010-2014, Renstra KESDM Tahun 2010-2014, Renstra Badan Geologi 2010-2014, dan Rencana Aksi Bidang Geologi 2010-2014.

Dari hasil evaluasi LAKIP Badan Geologi tahun 2013, secara umum dapat disimpul-kan bahwa sasaran strategis berikut program dan kegiatan beserta indikator kinerja utama (IKU) dan indikator kinerja tambahan (IKA) yang telah ditetapkan pada tahun 2013 dapat dicapai oleh Badan Geologi. Dari tujuh sasaran strategis Badan Geologi, terdapat lima sasaran strategis yang capaian kinerjanya melampaui target kinerja yang ditetapkan, satu sasaran strategis yang capaian kinerjanya dibawah target yang ditetapkan, dan satu sesuai dengan target yang ditetapkan

Sasaran strategis yang melampaui target kinerja adalah: 1) sasaran strategis pertama, yaitu: meningkatnya manajemen, dukungan teknis, dan pelayanan administrasi Badan Geologi , 2) sasaran strategis kedua, yaitu: “meningkatnya pemanfaatan hasil survei pene-litian, penyelidikan dan pelayanan geologi”, 3) sasaran strategis ketiga, yakni: “mening-katnya pemanfaatan informasi geologi bagi masyarakat”; 4) sasaran strategis keempat “meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi” dan 5) sasaran strategis kelima, yaitu: “meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pemetaan bidang lingkungan geologi dan air tanah”. Sasaran strategis yang pencapaian di bawah target adalah sasaran strategis keenam, yakni: “meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi” dan sasaran strategis ke lima, yakni: “meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelid-kan, dan pemetaan bidang lingkungan geologi dan air tanah.

Sementara itu, hal-hal yang berkontribusi pada pencapaian yang melebihi target (leb-ih dari 100%) tersebut adalah: (1) adanya peningkatan kualitas pelayanan informasi dan kebutuhan penyebarluasan informasi bidang geologi; (2); dan (3) optimalisasi survei, penelitian, dan peningkatan kualitas data.

Sedangkan, hal-hal yang berkontribusi pada pencapaian kinerja di bawah target (ku-rang dari 100%) adalah adanya tambahan beberapa kegiatan berupa pemberian tang-gapan dan rekomendasi teknis kejadian gerakan tanah dan gempabumi yang harus di-

PenutupBab 5

174 | BAB 5 PENUTUP

tanggapi walaupun tidak menimbulkan korban jiwa tetapi hal ini dilaksanakan untuk meredam kepanikan masyarakat.

Secara umum Badan Geologi telah menyelesaikan kegiatan tahun 2013 dengan upaya peningkatan beberapa target hasil kegiatan guna pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan. Secara kuantitas, Badan Geologi telah berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan kegiatan sehingga dapat memenuhi target. Namun, secara kualitas masih terlihat ada beberapa bagian pelaksanaan kegiatan yang masih perlu ditingkatkan lagi. Hasil-hasil yang telah dicapai akan menjadi modal dasar bagi Badan Geologi sebagai lem-baga penelitian dan pelayanan di bidang geologi untuk terus meningkatkan kinerjanya.

Berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat juga harus diikuti oleh Badan Geologi. Sebagai contoh, Badan Geologi harus mampu merubah sikap bi-rokrat agar lebih berorientasi pada sikap pelayan publik yang mampu menjalin hubungan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan. Aspek lain yang mencuat di tahun 2013 dan perlu keterlibatan program dan kegiatan Badan Geologi ke depan adalah isu pembangunan di koridor ekonomi dalam program MP3EI (Master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).

Selanjutnya, mengacu kepada hasil analisis atas capaian kinerja 2013, dapat diru-muskan beberapa langkah penting strategi pemecahan masalah dan perumusan Rencana Kinerja di tahun mendatang. Strategi tersebut adalah: • melakukan perencanaan pemanfaatan sumber daya dan dana yang efektif dan

efisien serta proporsional melalui penyusunan kembali rencana strategis, agenda pembangunan, dan rencana aksi bidang geologi dengan program dan kegiatan yang berorientasi pada outcome sehingga dapat dirasakan oleh para pemangku kepentingan dan masyarakat;

• melaksanakan kegiatan secara konsisten sesuai dengan rencana strategis, agenda pembangunan, rencana aksi, program, kegiatan dan rencana kinerja yang telah ditetapkan;

• menindaklanjuti langkah pemecahan berbagai masalah dan kendala yang dihadapi dengan mengacu kepada rencana aksi bidang geologi;

• mengusulkan agar anggaran untuk seluruh kegiatan di Badan Geologi keseluruhannya bersumber dari anggaran belanja rupiah murni yang bersumber dari satu program dengan tetap memenuhi kebutuhan prioritas pembangunan nasional;

• melakukan perbaikan dan penajaman target dari indikator kinerja.

SEKRETARIAT BADAN GEOLOGI

Tugas Sekretariat Badan Geologi adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit di lingkungan Badan Geologi. Sekretariat Badan Geologi menyelenggarakan fungsi:a. koordinasi pelaksanaankegiatan Badan Geologi;b. koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan, akuntabilitas,

dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan sistem informasi;c. koordinasi dan pengelolaan kepegawaian, organisasi dan tata laksana, serta kinerja

pegawai;d. pengelolaan administrasi perbendaharaan, barang milik negara, serta akuntansi dan

pertanggungjawaban keuangan;e. pengelolaan urusan ketatausahaan, hukum dan hubungan masyarakat, perlengkapan

dan rumah tangga; danf. pembinaan jabatan fungsional Penyelidik Bumi.

Lampiran 1

Tugas dan Fungsi Unit-Unit di lingkungan Badan Geologi

Badan Geologi

Sekretariat Badan Geologi

Pusat Sumber Daya Geologi

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Pusat Sumber Daya Air Tanahdan Geologi Lingkungan

Pusat Survei Geologi

SEKRETARIAT BADAN GEOLOGI

BAGIAN RENCANA DAN

LAPORAN

BAGIAN KEPEGAWAIAN

BAGIAN KEUANGAN

BAGIAN UMUM

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SUBBAGIANPENGELOLAAN

INFORMASI

SUBBAGIANPENYIAPAN

RENCANA KERJA

SUBBAGIAN EVALUASI DAN

LAPORAN

SUBBAGIAN ADMINISTRASI

PEGAWAI

SUBBAGIANPENGEMBANGAN DAN

KINERJA PEGAWAI

SUBBAGIANPENGELOLAAN

JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAGIAN PERBENDAHARAAN

SUBBAGIAN KEKAYAAN NEGARA

SUBBAGIAN AKUNTANSI

SUBBAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN RUMAH TANGGA

SUBBAGIAN HUKUM DAN HUBUNGAN

MASYARAKAT

176 | LAMPIRAN 1

PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Pusat Sumber Daya Geologi mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi. Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Sumber Daya Geologi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi;

b. pelaksanaan penelitian, penyelidikan, inventarisasi, eksplorasi, perekayasaan teknologi, pemodelan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, serta pengelolaan dan pelayanan sarana dan prasarana sarana teknik dan informasi di bidang geologi dan sumber daya geologi;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, penyelidikan, inventarisasi, eksplorasi, perekayasaan teknologi, pemodelan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi; dan

d. pelaksanaan administrasi Pusat Sumber Daya Geologi.

PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

BAGIAN TATA USAHA

BIDANG SARANA TEKNIK

BIDANG PROGRAM DAN KERJA SAMA

BIDANG INFORMASI

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SUBBAGIANUMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANKEUANGAN

SUBBIDANG SARANA

PENYELIDIKAN

SUBBIDANGLABORATORIUM

SUBBIDANGPROGRAM

SUBBIDANGKERJA SAMA

SUBBIDANGPENGEMBANGAN

INFORMASI

SUBBIDANGKEPROSPEKAN

Pelayanan Data dan Informasi- Data dan Peta Potensi dan Sebaran Mineral Logam- Data dan Peta Potensi dan Sebaran Mineral Non Logam- Data dan Peta Potensi dan Sebaran Batu bara, Gambut, dan Bitumen Padat- Data dan Peta Potensi dan Sebaran Panas Bumi

Pelayanan Penyelidikan dan EksplorasiMelayani kegiatan pemboran eksplorasi yang meliputi pemboran, endapan batu bara, dan gambut, mineral logam, mineral non logam, dan panas bumi.

Pelayanan Analisis Laboratorium Kimia dan Fisika Mineral- Preparasi sayatan tipis batuan dan mineral- Preparasi sayatan poles batu bara- Preparasi poles mineral non logam- Pemisahan mineral berat- Analisis petrografi batuan dan mineral organik (reflektan dan maseral)- Analisis mineral butir, inklusi fluida, kandungan minyak, pengujian temperatur

leleh batu bara, dan pengujian kuat tekan batuan

LAKIP Badan Geologi 2013 | 177

Pelayanan Bimbingan Teknik- Survei Tinjau- Prospeksi- Eksplorasi Umum- Eksplorasi Rinci- Pengkajian Kelayakan Tambang dan Konservasi- Pemboran Eksplorasi- Pemboran Panas Bumi- Bantuan Tenaga Ahli

PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyelenggarakan fungsi:a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta rencana dan program di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi;b. pelaksanaan penelitian, penyelidikan, perekayasaan, pemetaan tematik dan analisis

risiko bencana geologi, serta peringatan dini aktivitas gunung api dan potensi gerakan tanah dan pemberian rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi;

c. pembinaan jabatan fungsional pengamat gunung api;d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, penyelidikan,

perekayasaan, pemetaan tematik dan analisis risiko bencana geologi, serta peringatan dini aktivitas gunung api dan potensi gerakan tanah dan pemberian rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi; dan

e. pelaksanaan administrasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

PUSAT VULKANOLOGIDAN MITIGASI

BENCANA GEOLOGI

BAGIAN TATA USAHA

BIDANG PENGAMATANDAN PENYELIDIKAN

GUNUNG API

BIDANG EVALUASIPOTENSI BENCANA

SUBBAGIANUMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANKEUANGAN

SUBBIDANG PENGAMATAN DAN PENYELIDIKAN

GUNUNG API WILAYAH BARAT

SUBBIDANGMITIGASI

GEMPA BUMI

SUBBIDANGMITIGASI

GERAKAN TANAH

SUBBIDANGEVALUASI BENCANA

GUNUNG API

SUBBIDANGEVALUASI BENCANA

GEMPA BUMI DAN GERAKAN TANAH

BALAI PENYELIDIKAN DAN PENGEMBANGAN

TEKNOLOGIKEBENCANAAN GEOLOGI

SUBBAGIANTATA USAHA

SEKSIGUNUNG MERAPI

BIDANG MITIGASIGEMPA BUMI DAN GERAKAN TANAH

SUBBIDANG PENGAMATAN DAN PENYELIDIKAN

GUNUNG API WILAYAH TIMUR SEKSI METODADAN TEKNOLOGI

MITIGASI

SEKSIPENGELOLAANLABORATORIUM

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

BALAI PEMANTAUANGUNUNGAPI

DAN MITIGASIGERAKAN TANAH

SUBBAGIANTATA USAHA

SEKSIGERAKAN TANAH

SEKSI PEMANTAUAN GUNUNGAPI

Mitigasi Bencana Gunung Api

Mengamati gunung api aktif, menetapkan status aktivitas gunung api, memberikan re-komendasi teknis, membuat peta kawasan rawan bencana, peta topografi puncak, peta geologi, dan memberikan penyuluhan.

178 | LAMPIRAN 1

Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan TsunamiMelakukan pengamatan dan pemeriksaan gempa bumi, pemetaan kawasan rawan ben-cana gempa bumi dan tsunami, identifikasi dan pemetaan sesar aktif, memberikan re-komendasi teknis, dan melakukan penyuluhan.

Mitigasi Bencana Gerakan TanahMelakukan pengamatan dan pemeriksaan gerakan tanah, pemetaan zona kerentanan ger-akan tanah, memberikan rekomendasi teknis, dan melakukan penyuluhan.

Pelayanan Data dan Informasi- Peta Geologi Gunung Api- Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api- Peta Kawasan Rawan Gempa Bumi- Peta Kawasan Rawan Bencana Tsunami- Peta Sesar Aktif- Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah

Sosialisasi Bahaya Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, dan Gerakan TanahPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaksanakan sosialisasi dengan cara penyuluhan dan pameran bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, Kota, dan Kabupaten. Sosialisasi dapat juga dilakukan atas permintaan masyarakat luas. Melaksanakan penyusunan rencana kontinjensi bencana geologi dan pelatihan penanggulangan bencana geologi.

PUSAT SUMBER DAYA AIR TANAH DAN GEOLOGI LINGKUNGAN

Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan adalah melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan, pemodelan, serta pelayanan di bidang air tanah, geologi teknik, dan geologi lingkungan. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan menyelenggarakan fungsi:a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta

rencana dan program di bidang air tanah, geologi teknik, dan geologi lingkungan;b. pelaksanaan pemetaan, penelitian, penyelidikan, perekayasaan pemodelan, dan

bimbingan teknis, serta pemberian rekomendasi teknis di bidang air tanah, geologi teknik dan geologi lingkungan;

PUSAT SUMBER DAYA AIR TANAH DAN GEOLOGI

LINGKUNGAN

BAGIAN TATA USAHA

BIDANG AIR TANAH

BIDANG GEOLOGILINGKUNGAN

BIDANG GEOLOGI TEKNIK

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SUBBAGIANUMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANKEUANGAN

SUBBIDANG INVENTARISASI DAN

KONSERVASI AIR TANAH

SUBBIDANGPENDAYAGUNAAN

AIR TANAH

SUBBIDANGGEOLOGI

LINGKUNGANREGIONAL

SUBBIDANGGEOLOGI

LINGKUNGAN PERKOTAAN

SUBBIDANGINVENTARISASI

GEOLOGI TEKNIK

SUBBIDANGEVALUASI GEOLOGI

TEKNIK

BALAI KONSERVASIAIR TANAH

SUBBAGIANTATA USAHA

SEKSI PEMANTAUANDAN

PENANGGULANGAN

SEKSI PENGEMBANGAN

TEKNOLOGIKONSERVASI

LAKIP Badan Geologi 2013 | 179

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemetaan, penelitian, penyelidikan, perekayasaan, pemodelan di bidang air tanah, geologi teknik dan geologi lingkungan; dan

d. pelaksanaan administrasi Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan.

Geologi Lingkungan- Penelitian, inventarisasi, pemetaan, evaluasi, pengembangan, dan rekomendasi

potensi geologi lingkungan untuk penataan ruang, pengelolaan lingkungan di wilayah perkotaan, kabupaten, KAPET, dan pulau kecil

- Pengelolaan data dan informasi geologi lingkungan

Geologi Teknik- Penelitian, inventarisasi, pemetaan, evaluasi, dan pengembangan potensi geologi

teknik- Rekomendasi penempatan bangunan vital dan penanganan kasus geologi teknik- Pengelolaan data dan informasi geologi teknik

Air Tanah- Penelitian, inventarisasi, pemetaan, evaluasi, dan pengembangan potensi air tanah- Penyelidikan potensi dan evaluasi batas cekungan air tanah dan zonasi konservasi

serta pemantauan air tanah- Pengelolaan data dan informasi air tanah

Pelayanan Jasa Teknologi- Penyediaan informasi air tanah, geologi teknik, dan geologi lingkungan- Jasa laboratorium analisis mutu air, mekanika tanah dan batuan, sistem informasi

geografis dan penginderaan jauh- Jasa peralatan pemboran air, pemboran teknik, geofisika, perbengkelan dan ukur

tanah

Pengelolaan Data Spasial dan Layanan InformasiFasilitas Laboratorium Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis, dan Portal Informasi telah dikembangkan untuk mendukung kegiatan dan penyebaran informasi.

Penginderaan Jauh (PJ)Laboratorium PJ melakukan pengolahan dan analisis data citra satelit seperti Landsat, SPOT, ASTER, OrbView dan QuickBird.

Sistem Informasi Geografis (SIG)Laboratorium SIG melakukan pengolahan dan pengelolaan basis data spasial air tanah, geologi teknik, dan geologi lingkungan, serta memproduksi peta digital.

Portal InformasiTeknologi Informasi telah diterapkan di Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan dengan membangun Portal Informasi PSDATGL.

PUSAT SURVEI GEOLOGI

Pusat Survei Geologi mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang survei geologi. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Survei Geologi menyelenggarakan fungsi:

180 | LAMPIRAN 1

PUSAT SURVEIGEOLOGI

BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SUBBAGIANUMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANKEUANGAN

BIDANG SARANA TEKNIK

SUBBIDANG SARANA

PENYELIDIKAN

SUBBIDANGLABORATORIUM

BIDANG PROGRAM DAN KERJA SAMA

SUBBIDANGPROGRAM

SUBBIDANGKERJA SAMA

BIDANG INFORMASI

SUBBIDANGSISTEM

INFORMASI

SUBBIDANGPELAYANAN INFORMASI

a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang survei geologi;

b. pelaksanaan penelitian, penyelidikan, pemetaan sistematik dan tematik, perekayasaan, pemodelan geologi, geofisika dan geokimia, serta pengelolaan dan pelayanan sarana prasarana teknik, dan informasi di bidang survei geologi;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, penyelidikan dan pelayanan di bidang survei geologi; dan

d. pelaksanaan administratif Pusat Survei Geologi.

Program Penelitian- Magmatisme

Melaksanakan penelitian magmatisme untuk membuat pemodelan geosains guna menemukan indikasi potensi mineralisasi.

- Geodinamika CekunganMelaksanakan penelitian dinamika cekungan untuk membuat pemodelan geosains guna menemukan indikasi potensi sumber daya energi.

- Geodinamika KuarterMelaksanakan penelitian geologi Kuarter untuk membuat pemodelan geosains guna menemukan indikasi potensi mineral plaser dan permasalahan kebencanaan.

- Pemetaan dan Penelitian Dasar (P2D)Melaksanakan pemetaan sistematik dan tematik serta penelitian yang bersifat konseptual yang dapat mendukung Magmatisme, Geodinamika Cekungan, dan Geodinamika Kuarter.

Pelayanan- Analisis cekungan, pemodelan, dan kajian prospek; Evaluasi potensi sumber daya

energi dan mineral. - Konservasi geologi; Analisis dan klasifikasi kars dan daerah suaka alam geologi.- Menyediakan data spatial berbasis geosains; Untuk evaluasi lingkungan dan

kebencanaan geologi.- Sistem informasi manajemen; Data dan informasi digital geologi dan geofisika.- Layanan laboratorium

Geologi: Analisis petrologi, geokronologi, geokimia batuan, Scanning Electron Microscopy (SEM), X-Ray Difraction, XRF.

Geofisika: Gaya berat, seismik dangkal, Ground Penetration Radar, Georesistivity, Very Low Frequency (VLF), kemagnetan.

Lampiran 2

Penetapan Kinerja Badan GeologiTahun Anggaran 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Pengungkapan potensi geologi Indonesia untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat

Jumlah peta geologi yang dihasilkan 820 Peta

Jumlah data dan rekomendasi hasil penelitian geosains 10 Wilayah

Jumlah daerah sulit air yang dapat memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih

200 Titik

Data dan informasi geologi untuk pengelolaan air tanah, penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infrastruktur

120 Rekomendasi

Jumlah data dan informasi serta rekomendasi pengelolaan air tanah

20 Rekomendasi

Jumlah usulan rekomendasi WKP, WUP dan WPN 8 Rekomendasi

Jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (panas bumi, batubara, CBM, Migas, shale gas, bitumen padat, dan mineral)

75 Wilayah

Jumlah rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi 200 Rekomendasi

Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunungapi aktif tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api

70 Gunung Api

Jumlah layanan informasi publik melalui Museum Kegeologian

1.000.000 Pengunjung

Jumlah Anggaran : Rp 990.943.586.000,-Program : Penelitian, Mitigasi, dan Pelayanan Geologi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,

Jero Wacik

Ttd Kepala Badan Geologi,

R. Sukhyar

fera
Note
ditanyakan lagi ke pa par mau tetap 8 atau 37

Lampiran 3

Rencana Kinerja Tahunan Badan GeologiTahun Anggaran 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Pengungkapan potensi geologi Indonesia untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat

Jumlah peta geologi yang dihasilkan 820 Peta

Jumlah data hasil penelitian geosains 10 Lokasi

Jumlah daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih

200 Titik

Jumlah data dan Informasi serta rekomendasi untuk Penataan Ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infrastuktur

100 Rekomendasi

Jumlah data dan informasi serta rekomendasi pengelolaan air tanah

20 Rekomendasi

Jumlah usulan rekomendasi WKP, WUP, dan WPN 37 Rekomendasi

Jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (panas bumi, batubara, CBM, gambut, bitumen padat, dan mineral)

75 Wilayah

Jumlah rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi 200 Rekomendasi

Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api aktif tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api

70 GA dipantau melalui pos PGA 37 GA dipantau melalui 10 regional center

Jumlah layanan informasi publik melalui Museum Kegeologian 1.000.000 Pengunjung

Jumlah kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi serta pengelolaan data dan informasi geologi

7 Paket

Jumlah jejaring kerja sama bidang geologi 23 Kerja sama

Dokumentasi Publikasi bidang geologi 5 Paket

Terpenuhinya kebutuhan pegawai, sarana prasarana, dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran

12 Bulan

Jumlah usulan peraturan bidang geologi 7 Rancangan Peraturan

Jumlah PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya 23 Orang

Jumlah laporan penyusunan program rencana kerja dan anggaran, laporan dan valuasi Badan Geologi; Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi.

11 Laporan

184 | LAMPIRAN 3

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Jumlah Perolehan/pendaftaran sistem mutu 20 Usulan

Laporan Survei, Kajian dan Penelitian Bidang Museum geologi 24 Laporan

Laporan Kegiatan Konservasi Koleksi Geologi 6 Laporan

Jumlah Basis Data, Neraca, Atlas, Peta, Metadaya Sumber Daya Geologi

6 Paket Data

Rekomendasi hasil kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi

12 Kajian

Pengembangan keanekaraagaman geologi (geodiversity) 6 Lokasi

Jumlah laporan hasil pemantauan, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami gerakan tanah dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi

41 Laporan

Jumlah Pedoman/Peraturan Norma Standar, Prosedur dan Kriteria Bencana Geologi Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, dan Gerakan Tanah; Rencana Kontijensi Bencana Geologi

6 Laporan

Jumlah data geokimia gunung api 4 laporan

Jumlah kegiatan mitigasi di Kawasan Bencana Gunung Merapi 30 Laporan

lanjutan

Lampiran 4

Pengukuran Kinerja Kegiatan Badan Geologi Tahun Anggaran 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase Keterangan

Pengungkapan potensi geologi Indonesia untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat

Jumlah peta geologi yang dihasilkan 820 peta 833 peta 101,59

Jumlah data dan rekomendasi hasil penelitian geosains

10 lokasi 10 lokasi 100

Jumlah daerah sulit air yang dapat memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih

200 titik 190 titik 95

Tidak terlaksana karena wanprestasi 7 titik dan gagal karena faktor alam 3 titik

Data dan informasi geologi untuk pengelolaan air tanah, penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infrastruktur

100 rekomendasi 82 rekomendasi 82 rekomendasi

Jumlah data dan informasi serta rekomendasi pengelolaan air tanah

20 rekomendasi 19 rekomendasi 95

Jumlah usulan rekomendasi WKP, WUP dan WPN 37 rekomendasi 46 rekomendasi 124,32Target awal tahun (PK) hanya 8 rekomendasi

Jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya geologi (panas bumi, batubara, CBM, Migas, shale gas, bitumen padat, dan mineral)

75 Wilayah 80 wilayah 106,67

Jumlah rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi

200 rekomendasi 158 wilayah 79 wilayah

Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunungapi aktif tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api

70 Gunung Api 70 gunung api 100

Jumlah layanan informasi publik melalui Museum Kegeologian

1.000.000 Pengunjung

1.300.611 pengunjung

130,06

Jumlah kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi serta pengelolaan data dan informasi geologi

7 Paket 7 Paket 100

Jumlah jejaring kerja sama bidang geologi 23 Kerja sama 23 Kerja sama 100

Jumlah Publikasi bidang geologi 5 Paket 5 paket 100

Terpenuhinya kebutuhan pegawai, sarana prasarana, dan lancarnya kegiatan sehari-hari perkantoran

12 Bulan 12 bulan 100

fera
Note
"wilayah" dicoret

186 | LAMPIRAN 4

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase Keterangan

Jumlah usulan peraturan bidang geologi7 Rancangan Peraturan

7 RancanganPeraturan

100

Jumlah PNS Badan Geologi yang dikembangkan kompetensinya

23 Orang 36 orang 156,52

Jumlah laporan penyusunan program rencana kerja dan anggaran, laporan dan evaluasi Badan Geologi; Kegiatan koordinasi, sinkronisasi, dan Konsolidasi Badan Geologi.

11 Laporan 11 laporan 100

Jumlah Perolehan/pendaftaran sistem mutu 20 Usulan 30 usulan 150

Laporan Survei, Kajian dan Penelitian Bidang Museum geologi

24 Laporan 24 laporan 100

Laporan Kegiatan Konservasi Koleksi Geologi 6 Laporan 6 Laporan 100

Jumlah Basis Data, Neraca, Atlas, Peta, Metadaya Sumber Daya Geologi

6 Paket Data 6 Paket Data 100

Rekomendasi hasil kajian/evaluasi dan penelitian sumber daya geologi

12 Kajian 12 Kajian 100

Pengembangan keanekaraagaman geologi (geodiversity)

6 Lokasi 9 lokasi 100

Jumlah laporan hasil pemantauan, penyelidikan dan penelitian gunung api, gempa bumi, tsunami gerakan tanah dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi

41 Laporan 41 Laporan 100

Jumlah Pedoman/Peraturan Norma Standar, Prosedur dan Kriteria Bencana Geologi Gunung Api, Gempa Bumi, Tsunami, dan Gerakan Tanah; Rencana Kontijensi Bencana Geologi

6 Laporan 6 Laporan 100

Jumlah TLR hasil rancang bangun teknologi kegunungapian

4 Unit 4 unit 100

Jumlah data geokimia gunung api 4 laporan 4 laporan 100

Jumlah kegiatan mitigasi di Kawasan Bencana Gunung Merapi

30 Laporan 30 laporan 100

lanjutan

fera
Note
150%