laporan penelitian 1 (autosaved)

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) cenderung menuntut lulusannya untuk langsung terjun ke dunia kerja dengan berbagai kreativitas dan keahlian yang mereka miliki, baik itu dalam bidangnya maupun bidang lain yang diminati oleh peserta didik. Oleh karenanya sistem pembelajaran yang berlaku harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang ada di sekolah tersebut. Pemakaian suatu sistem pembelajaran yang tidak sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh peserta didik dapat mengakibatkan tidak tercapainya kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 mengenai struktur kurikulum pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dengan demikian mereka dapat mengembangkan keahlian dan keterampilan yang mereka miliki dalam dunia kerja dengan bekerja secara efektif dan sfisien, memiliki etos kerja yang tinggi serta menguasai bidang keahliannya. Dalam mencapai tujuan tersebut, peserta didik harus dapat menguasai beberapa kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja dengan mempelajari berbagai mata 1

Upload: farida-istiqomah

Post on 13-Apr-2017

218 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan penelitian 1 (autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

cenderung menuntut lulusannya untuk langsung terjun ke dunia kerja dengan berbagai

kreativitas dan keahlian yang mereka miliki, baik itu dalam bidangnya maupun bidang

lain yang diminati oleh peserta didik. Oleh karenanya sistem pembelajaran yang berlaku

harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang ada di sekolah tersebut.

Pemakaian suatu sistem pembelajaran yang tidak sesuai dengan bidang yang ditekuni

oleh peserta didik dapat mengakibatkan tidak tercapainya kompetensi yang seharusnya

dimiliki oleh peserta didik.

Seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22

tahun 2006 mengenai struktur kurikulum pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dengan demikian mereka

dapat mengembangkan keahlian dan keterampilan yang mereka miliki dalam dunia kerja

dengan bekerja secara efektif dan sfisien, memiliki etos kerja yang tinggi serta menguasai

bidang keahliannya. Dalam mencapai tujuan tersebut, peserta didik harus dapat

menguasai beberapa kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja dengan mempelajari

berbagai mata pelajaran yang mendukung bidang ilmu yang dipelajarinya. Salah satunya

adalah mata pelajaran kimia.

Mata pelajaran kimia merupakan salah satu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan ini

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mata pelajaran kimia berfungsi

sebagai mata pelajaran adaptif yaitu mata pelajaran yang menunjang mata pelajaran

produktif, maka kurikulum kimia yang terdapat pada SMK harus sesuai dengan

kebutuhan di SMK tersebut. Dengan demikian mata pelajaran Kimia dapat digunakan

1

Page 2: Laporan penelitian 1 (autosaved)

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan keahlian yang

dipelajarinya pada kehidupan sehari-hari dan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Penguasaan mata pelajaran Kimia memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses

kimiawi yang difungsikan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian.

Disamping itu, kemajuan IPTEK yang semakin pesat telah mendorong kimia

menjadi pelajaran yang penting untuk dipelajari pada tingkat SMK/MAK, khususnya

pada program keahlian tertentu, seperti program keahlian tekstil, industri, pertanian,

farmasi, teknik komunikasi dan jaringan, teknik kendaraan ringan, dan lainnya. Berbagai

topik ilmu kimia dan hasil penelitian para ahli kimia secara nyata telah menunjang

perkembangan era industrialisasi, teknologi, bioteknologi, farmasi dan pertanian yang

benar-benar telah dirasakan manfaatnya dalam peningkatan mutu dan taraf hidup

manusia. Pembelajaran ilmu kimia diberbagai jenjang pendidikanpun terus

dikembangkan dan ditingkatkan seiring dengan berkembangnya jaman.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk

mengetahui pelaksanaan pembelajaran kimia sebagai materi adaptif yang terdapat di

SMK Islmic Centre Baiturrahman Semarang.

B. Batasan Masalah (Fokus Masalah)

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kimia

sebagai materi adaptif di Sekolah Menengah Kejuruan dengan tinjauan sumber, metode

pembelajaran dan kurikulumnya.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan kimia sebagai materi adaptif?

2. Bagaimana deskripsi profil sekolah dan profil responden di SMK Islamic Centre

Baiturrahman Semarang?

3. Bagaimana profil pembelajaran di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang?

4. Bagaimana hasil penelitian survey di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang?

Bagaimanakanh pelaksanaan pembelajaran kimia sebagai materi adptif di SMK

Islamic Centre Baiturrahman Semarang.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kedudukan kimia sebagai materi adaptif.

2

Page 3: Laporan penelitian 1 (autosaved)

2. Untuk mengetahui deskripsi profil sekolah dan profil responden di SMK Islamic

Centre Baiturrahman Semarang

3. Untuk mengetahui profil pembelajaran di SMK Islamic Centre Baiturrahman

Semarang

4. Untuk mengetahui hasil penelitian survey di SMK Islamic Centre Baiturrahman

Semarang

5. Manfaat Hasil penelitian

Bagi Peneliti:

1. Sebagai tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Telaah Kurikulum SMA/MA dan

SMK/MAK.

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjtnya terkait materi kimia adaptif di

SMK/MAK

Bagi tenaga kependidik

1. Menyadarkan materi kimia SMK sebagai materi adaptif

2. Menerapkan kimia adaptif sebagai pembelajaran di SMK

3. Sebagai bahan masukan untuk menyesuaikan pembelajaran kimia sebagai materi

adaptif untuk menunjang materi produktif sesuai dengan program keahlian.

3

Page 4: Laporan penelitian 1 (autosaved)

BAB II

KEDUDUKAN KIMIA SEBAGAI MATERI ADAPTIF

( KAJIAN TEORITIK )

A. Pengertian dan Fungsi Pendidikan Kejuruan

Undang-Undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa, “pendidikan

kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja

dalam bidang tertentu”. Peran pendidikan kejuruan sangat strategis dalam menyiapkan calon

tenaga kerja yang memiliki keterampilan profesional tertentu untuk memperoleh bidang

pekerjaan profesional yang sesuai dengan spesialisasinya. Tidak tertutup juga bagi tamatan

SMK untuk melanjutkan pendidikan hingga keperguruan tinggi. Konsep yang

dikembangkan dalam pendidikan kejuruan, dalam rangka mempersiapkan peserta didik

mendapatkan pekerjaan profesional tertentu dilakukan melalui “on the job training” yaitu

belajar bekerja langsung di Industri. Menurut Nana Sudjana, “pekerjaan profesional adalah

pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk

itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh

pekerjaan”. (Sugiyono, 2003: 18)

Pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja

baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada

dengan keterampilan profesional yang dimiliki. Arah pengembangan pendidikan menengah

kejuruan diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja.

B. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Keberhasilan pendidikan kejuruan/SMK dapat diukur dari tingkat keterserapan

tamatan di dunia kerja. Untuk mencapai hal tersebut berbagai usaha dilakukan oleh SMK

melalui peningkatan mutu pembelajaran.

Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan

standar kompetensi mata pelajaran. Di dalam penyusnan kurikulum SMK/MAK mata

pelajaran dibagi dalam tiga kelompok, yaitu normatif, adaptif dan produktif (Yustiawan,

2012).

4

Page 5: Laporan penelitian 1 (autosaved)

1. Mata Pelajaran Normatif

Mata Pelajaran Normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk

peserta didik menjadi pribadi utuh, memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk

individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat, baik sebagai warga Negara Indonesia

maupun sebagai warga dunia. Mata pelajaran normatif diberikan agar peserta didik bisa

hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Mata

pelajaran ini berisi mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap meliputi, Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Olahraga, dan Seni Budaya.

2. Mata Pelajaran Adaptif

Mata Pelajaran Adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk

peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan luas dan kuat untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja

sertamampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Mata Pelajaran Adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada

pemberian kesempatan peserta didik untuk memahami, menguasai konsep dan prinsip dasar

ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari atau melandasi

pengetahuan dalam bekerja. Mata pelajaran adaptif meliputi: Bahasa Inggris, IPA, IPS,

Matematika, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dan Kewirausahaan.

3. Mata Pelajaran Produktif

Mata Pelajaran Produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali

peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI). Bila dalam SKKNI belum tercantum, maka digunakan standart

kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili Dunia Usaha/Dunia

Industri/Asosiasi Profesi. Mata Pelajaran Produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja.

C. Ilmu Kimia

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-

gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi,

dinamika dan energetika zat. Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang

berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah).

Ilmu Kimia sebagai salah satu ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang

materi yang meliputi struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang

5

Page 6: Laporan penelitian 1 (autosaved)

menyertainya, baik dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang

direncanakan. Adapun materi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai

massa, dan menempati ruang. Makhluk hidup dan yang tidak hidup terdiri atas materi seperti

manusia, tumbuh tumbuhan, hewan, air, batu, kayu, garam dan sebagainya. Sehingga dapat

diartikan bahwa semua yanga ada yang dalam kehidupan ini berupa materi.

Melalui kimia kita juga dapat mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan

bahan-bahan tak bernyawa, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses

penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri. Perspektif kimiawi dunia di sekitar

kita ini dapat dikembangkan lewat pengamatan dan eksperimen. Hal ini didasarkan pada

keinginan manusiawi untuk memahami dan melakukan pencarian kita akan tatanan (Keenan,

1986: 2).

D. Kedudukan Kimia sebagai Materi Adaptif

Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain

karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena makro.

Sementara itu kimia di SMK, umumnya merupakan mata pelajaran program adaptif. Materi

adaptif bertujuan untuk menunjang pembelajaran produktif yang telah diperoleh peserta

didik dalam program keahliannya masing-masing.

Kehadiran kimia di SMK tidak hanya untuk memahami teorinya saja seperti pada

kimia SMA, akan tetapi mendukung pengembangan kompetensi peserta didik pada masing-

masing bidang keahlian. Mata pelajaran Kimia mempersiapkan kemampuan peserta didik

sehingga dapat mengembangkan program keahliannya. Penguasaan mata pelajaran Kimia

memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses kimiawi yang difungsikan untuk

mendukung pembentukan kompetensi program keahlian (BNSP, 2006: 158).

Pengetahuan konsep dan keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran

kimia juga perlu diterapkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi peserta

didik. Dengan demikain mata pelajaran kimia memberikan kontribusi bagi peserta didik

untuk mengembangkan program keahliannya pada kehidupan sehari-hari dan pada tingkat

pendidikan yang lebih tinggi (BNSP, 2006: 158).

E. Perbandingan Tujuan Kimia SMA dan Kimia Adaptif SMK

Tujuan pembelajaran kimia di SMA dan SMK secara umum memiliki kesamaan, yaitu

membentuk sikap positif, sikap ilmiah, kesadaran,dan tentang teori, konsep, prinsip, hukum

kimia. Namun terdapat perbedaan pada tujuan akhir dari SMK, yaitu peserta didik atau

6

Page 7: Laporan penelitian 1 (autosaved)

lulusan diharapkan dengan kemampuannya sudah siap kerja pada masing-masing program

keahliannya dengan menguasai materi kimia yang berhubungan dengan program keahliannya.

Tabel berikut menyajikan (tabel 1.) perbandingan tujuan SMA dan SMK.

Cakupan materinyapun jika dilihat secara sepintas mempunyai banyak persamaan,

hanya saja di SMK, materi tertentu akan lebih ditekankan. Tidak seperti di SMA yang

menekankan pada aspek konsep dan teori, di SMK akan lebih menerapakan pada konsep dan

aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri karena berdasarkan tujuan bahwa lulusan

SMK nantinya adalah lulusan yang sudah siap kerja.

Tabel 1. Perbandingan Tujuan SMA dan SMK

SMA SMK(Kelompok Pertanian)

SMK(Kelompok Teknologi dan

Kesehatan)Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis

1. Menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

2. Menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang keahlian

7

Page 8: Laporan penelitian 1 (autosaved)

BAB III

PROFIL SEKOLAH DAN RESPONDEN

A. Profil Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan yang diteliti adalah SMK Islamic Centre

Baiturrahman Semarang dengan 2 program keahlian yaitu :

1. Teknik Komputer Jaringan

2. Perbankan Syariah

Adapun sejarah singkat, visi dan misi SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang sebagai

berikut.

a. Sejarah singkat SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang

SMK Islamic Center Baiturrahman yang terletak di jalan Abdurrahman Saleh No.

285 Semarang, didirikan oleh YPKPI Masjid Raya Baiturrahman dan dikuatkan dengan ijin

dari Dinas Pendidikan Kota Semarang No.484/2046/2009. SMK Islamic Center

Baiturrahman hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mempersiapkan SDM Tingkat

Menengah yang terampil, siap kerja serta mampu menciptakan lapangan kerja yang

berakhlaq mulia.

SMK Islamic Center Baiturrahman mengutamakan disiplin dengan

mengimplementasikan metode pendidikan sesuai dengan perkembangan jaman. Penerapan

Program-program pengembangan diri juga dilakukan untuk meningkatkan dan

mengembangkan keahlian, minat dan bakat peserta didik (Blogspot : SMKisriati).

b. Visi dan Misi SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang

Visi : Membentuk anak bangsa yang sholeh, cerdas, terampil dan mandiri, yang didasari

iman dan taqwa serta berwawasan IPTEK.

Misi : Berupaya menghasilkan peserta didik yang mempunyai landasan agama yang

kuat, berilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, taat kepada Allah dan

Rasul-Nya, berbakti kepada orang tua, terampil dan mandiri dalam hidup, serta

berakhlak mulia dan menjaga nama baik sekolah.

B. Profil Responden

Nama : Rizka Ari Damayanti. M.Pd

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 30 Tahun

Alamat : Griya Mijen Permai J-16 Semarang

8

Page 9: Laporan penelitian 1 (autosaved)

Sekolah Tempat Mengajar : SMK Islamic Centre

Lama Mengajar : 4 Tahun

Jenis Pendidikan : Pendidikan

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

Fakultas/Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris

Status Kepegawaian : Guru Stand by

Sertifikasi : Honorer

9

Page 10: Laporan penelitian 1 (autosaved)

BAB IV

PROFIL PEMBELAJARAN KIMIA DI SMK ISLAMIC CENTRE

SEBUAH HASIL TEMUAN DI LAPANGAN

( GROUNDED TEORY )

A. Hasil Temuan

Guru pengampu kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang dalam

mengajarkan materinya hampir menyamakan materi kimia yang ada di SMA. Mata pelajaran

kimia yang terdapat dalam jurusan teknik komputer jaringan (TKJ) seharusnya dapat

menunjang program keahlian tersebut. Namun hal ini belum terlaksana dengan baik. Banyak

faktor yang menyebabkan belum terlaksananya pembelajaran kimia sebagai materi adaptif.

Salah satunya, dikarenakan kurangnya pemahan guru terhadap materi kimia sebagai materi

adaptif yang dapat menunjang materi produktif masing-masing bidang keahlian. Disamping

itu, guru sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran di sekolah, dalam hal ini SMK

Islamic Centre Baiturrahman Semarang, mata pelajaran kimia diampu oleh salah satu guru

yang bukan bidang keahliannya.

Serta akibat adanya perubahan kurikulum di SMK Islamic Centre Baiturrahman

Semarang, yaitu kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013 dan kembali menjadi

kurikulum KTSP 2006 menyebabkan kurang baiknya jadwal kegiatan pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran kimia. Sehingga jam pembelajaran kimia menjadi tidak

efektif. Bahkan tidak adanya jam tambahan di luar jam pelajaran juga menambah daftar

kurang efektinya pembelajaran kimia yag ada di SMK ini.

Dari paparan tersebut dapat diketahui bahwa guru pengampu kimia di SMK Islamic

Centre Baiturrahman Semarang kurang memahami kimia sebagai materi adaptif, akan tetapi

tetap berusaha untuk menerapkan pembelajaran kimia yang ada pada jurusan teknik

komputer jaringan. Namun dalam materi pembahasannya hampir sama dengan kimia yang

ada di SMA serta dari sumber belajarnya pun kurang menunjang dalam pembelajaran kimia,

sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan kimia sebagai materi adaptif belum

diterapkan secara keseluruhan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2015, secara umum

pembelajaran kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang belum menerapkan

materi kimia adaptif, yang berarti kimia adaptif pada pembelajarannya belum terintegrasi

10

Page 11: Laporan penelitian 1 (autosaved)

dengan kompetensi Program Keahlian yang terdapat pada mata pelajaran produktif yaitu

yang ada pada program keahlian teknik komputer jaringan. Hal ini dikarenakan materi

pembelajaran kimia yang diajarkan di SMK hampir sama dengan yang ada di SMA. Adapun

Pengajar mata pelajaran kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang bukan

berasal dari program keahliannya, sehingga menyebabkan pembelajaran kimia yang ada

kurang terintegrasi dengan jurusan yang ada yaitu pada teknik komputer jaringan. Berikut

hasil wawancara secara lengkap :

1. Kimia sebagai materi adaptif

Menurut guru pengampu, kimia sebagai materi adaptif sangat menunjang. Maksud dari

menunjang disini bahwasannya kimia dapat mendukung kemampuan peserta didik dalam

meningkatkan keahlian yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang ada pada

tingkat SMK yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu normatif, adaptif dan produktif.

Adapun mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran adaptif semestinya mendukung

pengembangan kompetensi peserta didik pada masing-masing bidang keahlian. Namun

fakta-fakta ditemukan dilapangan bahwa pada umumnya materi pelajaran kimia di SMK

disamakan dengan yang ada di SMA. Alokasi waktu yang cukup sempitn yaitu hanya 2 jam

pelajaran per minggu, fasilitas pendukung seperti laboratorium dan media penunjang

pembelajaran kurang memadai, menyebabkan kurang tercapainya kompetensi yang

seharusnya dimiliki oleh peserta didik.

Dalam pembelajaran kimia sebagai materi adaptif, guru pengampu kurang

menghubungkannya dengan program keahlian yang diambil, justru lebih sering mengambil

referensi yang ada padda pembelajaran SMA. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa

materi kimia SMA/MA dan SMK/MAK tidak sama, terdapat perbedaan-perbedaan yang

mencolok yaitu pada kimia SMK/MAK seharusnya diintegrasikan dengan program keahlian

yang diambil oleh peserta didik. Dari pendapat tersebut menandakan guru pengampu kurang

memahami tentang kimia sebagai materi adaptif. Disamping guru pengampu tersebut bukan

berasal dari bidang keahliannya juga dikarenakan belum pernahnya melakukan telaah

kurikulum pada mater kimia yang ada pada jurusan komputer jaringan. Seharusnya guru

sebagai komponen paling penting dalam menentukan sistem pendidikan secara keseluruhan

harus mendapat perhatian sentral dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan

peserta didik terutama dalam kaitannya dengan Proses Belajar Mengajar (PBM). Dengan

kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal pada guru dan berujung pada guru

pula.

2. Sarana laboratorium

11

Page 12: Laporan penelitian 1 (autosaved)

Laboratorium kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang belum tersedia,

karena masih adnaya tahap pembangunan. Sehingga pelaksanaan pembelajaran kimia yang

membutuhan praktikum dialihkan di kelas. Tentunya, hal ini mejadi tidak efisien karena

hanya praktiku-praktikum tertentu saja yang sekiranya dapat dilaksanakan di dalam kelas,

misalnya pengujian aam basa dengan kertas lakmus atau indikator universal.

3. Beban Mengajar dan waktu

Beban mengajar yang dimiliki oleh guru pengampu pelajaran kimia adalah 24 jam

perminggu. sedangkan untuk pelajaran kimia hanya 2 jam dalam seminggu. Hal ini

disebabkan Guru pengampu kimia yang memiliki panggilan akrab Ibu Riska, mengampu

mata pelajaran lainnya, yaitu bahasa inggris yang merupakan basic ilmu beliau. Oleh

karenanya beliau menyadari bahwa jam belajar yang disediakan tidak cukup untuk jumlah

materi pelajaran kimia yang harus disampaikan. Apalagi waktu pembelajaran efektif

berkurang dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang biasa dilaksanakan

di SMK. Oleh karenanya, untuk mengatasi hal tersebut guru pengampu memberikan tugas

tambahan yang diberikan kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar jam pelajaran yang

dikerjakan secara mandiri maupun kelompok. Karena tidak adanya jam pelajaran tambahan

di luar jam kegiatan belajar mengajar.

4.Metode dan Sumber Pembelajaran

Pembelajaran kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang yang biasa

digunakan adalah metode ceramah aktif dan diskusi yang dibantu dengan penggunaan

power point, dan terkadang metode praktikum sesekali digunakan meski hanya dilakukan di

dalam kelas. Adapun sumber belajar yang digunakan meliputi, buku teks siswa, LKS, dan

Internet. Sedangkan untuk pengembangan sumber belajar kimia belum pernah dilakukan

meski buku pelajaran kimia untuk SMK yang dapat mendukung masing-masing program

keahlian yang berasal dari dinas pendidikan juga belum tersedia. Sehingga untuk mengatasi

hal tersebut dari pihak guru maupun peserta didik seringkali membuat print out atau

memfotokopi lembaran-lembaran yang dibutuhkan.

Adapun salah satu program keahlian yang terdapat mata pelajaran kimia di SMK

Islamic Centre Baiturrahman Semarang adalah teknik komunikasi jaringan, sehingga

pembahasan materi kimia yang paling mendukung program keahlian tersebut. Beberapa

materi yang mendukung meliputi sifat-sifat unsur dan ion kation, karena dalam jurusan TKJ

mempelajari tentang perangkat komputer, komponen-komponennya, dan jenis logam

ataupun tembaga yang digunakan sehingga materi tersebutlah yang lebih cenderung

mendukung. Dengan demikian materi yang disampaikan pada saat pembelajaran perlu

12

Page 13: Laporan penelitian 1 (autosaved)

diseleksi, hanya yang penting dan berkaitan dengan program keahliannya yang perlu

disampaikan mengingat jam KBM yang tersedia cukup terbatas.

5. Evaluasi Pembelajaran

Dalam pembelajaran, evaluasi jelas dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana

pembelajaran tersebut telah berhasil. Demikian halnya di SMK Islamic Centre

Baiturrahman Semarang, evaluasi pembelajarannya meliputi penilaian kognitif dengan

bentuk latihan soal, sikap dan psikomotorik. Pada pembelajaran kimia, penilaian kognitif,

afektif maupun psikomotorik belum ada yang mengindikasikan kimia diterapkan sebagai

materi adaptif. Karena dalam pembelajaran yang laksanakan masih sama seperti pada kimia

SMA yang seharusnya, pembelajarannya maupun bentuk soal yang diberikan terkait materi

kimia adaptif yang disesuaikan dengan program keahliannya.

13

Page 14: Laporan penelitian 1 (autosaved)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Guru pengampu sudah mulai menyadari kimia sebagai materi adaptif dan

berusaha untuk menerapkannya pada pembelajaran. Akan tetapi karena guru pengampu

mata pelajaran kimia bukan dari bidang keahliannya, maka dalam pembelajarannya pun

hampir sama dengan pembelajaran kimia yang ada di SMA. Sementara itu bila ditinjau

dari materi kimia, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran juga belum menerapkan

kimia sebagai materi adaptif dalam pelaksanaan pembelajarannya.

B. Kritik dan Saran

Seharusnya guru pengampu mata pelajaran kimia sesuai dengan bidang

keahliannya, yaitu kimia. Sehingga dalam pembelajaran kimia guru akan lebih mudah

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran kimia karena merupakan

ahli dalam bidangnya. Disamping itu, dalam menerapkan kimia sebagai materi adaptif

juga dapat tersampaikan dengan tepat agar dapat menunjang mata pelajaran produktif

sesuai bidang keahliannya.

14

Page 15: Laporan penelitian 1 (autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Charles W, 1986, Ilmu Kimia untuk Universitas , Jakarta: Erlangga

Sugiono, 2003, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Erlangga

Tim Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SMK/MAK, Jakarta : BSNP

Yustiawan, Purna Yudha, 2012, “Evaluasi Pelaksanaan Praktik Idustri Kelas XI Program

Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Cokroaminoto Pandak Tahun

Ajaran 2011/2012”. Skripsi, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

https://smkisriati.wordpress.com/profil-sekolah/ diakses 12 Mei 2015 17:22 WIB

15

Page 16: Laporan penelitian 1 (autosaved)

Lampiran

Foto-foto Dokumentasi

Gedeung SMK Islamic Centre Tampak depan

Peneliti dan guru pengampu kimia SMK Islamic Centre

16

Page 17: Laporan penelitian 1 (autosaved)

KUESIONER UNTUK MENELAAH EXISTENSI KIMIA DI SMK

Nama Responden : Rizka Ari Damayanti, M.Pd

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 30 Tahun

Sekolah Tempat Mengajar : SMK Islamic Centre Biiturrahman Semarang

Lama Mengajar : 4 Tahun

Jenis Pendidikan : Pendidikan Bahasa Inggris

Perguruan Tinggi : UNNES

Fakultas/Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris

Status Kepegawaian : Guru Standby

Sertifikasi : Belum sertifikasi

PEDOMAN PERTANYAAN JAWABAN RESPONDEN

1. Metode pembelajaran kimia yang paling sering Bapak/Ibu gunakan di kelas.

Ceramah aktif, diskusi

2. Beban mengajar Bapak/Ibu di sekolah ini 24 jam pelajaran/minggu3. Beban belajar untuk pelajaran kimia 2 jam pelajaran/minggu4. Apakah jam belajar yang disediakan

sesuai dengan jumlah materi yang harus disampaikan?

Tidak sesuai

5. Apakah Bapak/Ibu mengalami kekurangan waktu untuk menyampaikan semua materi pelajaran kimia? Jika iya, bagaimana Bapak/Ibu mengatasi hal tersebut?

Iya, untuk mengatasinya adalah dengan memberikan tugas mandiri kepada peserta didik.

6. Apabila terdapat keterbatasan waktu, apakah Bapak/Ibu memberikan tugas tambahan kepada siswa di luar jam pelajaran?

Iya

7. Apakah Bapak/Ibu memberikan jam tambahan mengajar kepada siswa?

Tidak ada jam tambahan untuk kelas X dan XII

8. Sumber belajar apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam kelas?

Buku pegangan siswa/ buku teks pelajaran, LKS, Internet.

9. Sumber belajar manakah yang lebih sering digunakan dalam kelas? Mengapa?

LKS dan buku teks siswa, karena materi yang ada sudah sesuai dengan kurikulum.

10. Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran kimia sebagai materi adaptif?

Kimia sebagai adaptif sangat menunjang

11. Apa saja yang Bapak/Ibu lakukan untuk menempatkan kimia sebagai materi

17

Page 18: Laporan penelitian 1 (autosaved)

adaptif?12. Bagaimana ketersediaan sumber belajar

yang digunakan di sekolah yang mendukung pembelajaran kimia sebagai materi adaptif? Apakah sudah sesuai dengan porposi jumlah siswa di sekolah Bapak/Ibu?

Belum sesuai karena sebagian peserta didik hanya bisa memfotocopy. Dan sumber belajar yang senderung digunakan hanya LKS dan buku catatan peserta didik.

13. Menurut Bapak/Ibu, apakah sumber belajar yang digunakan sudah sesuai dengan KTSP atau KURTILAS?

Sudah sesuai

14. Menurut Bapak/Ibu, apakah sumber belajar yang digunakan sudah mampu memberi wawasan adaptif terhadap spectrum keahlian yang dari siswa?

Belum sepenuhnya sesuai karena keterkaitan kimia dengan program keahlian TKJ tidak seberapa besarnya.

15. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kriteria sumber belajar yang baik?

Relevan, sesuai dengan silabus, kurikulum dan jurusannya.

16. Apakah sarana lab ada di sekolah ibu? Jika tidak ada apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk menunjang pembelajaran psikomotor siswa?

Belum ada, untuk menunjang pembelajaran psikomotor siswa adalah dengan memberikan praktikum secara aplikatif dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan tape, koloid, dll.

17. Apakah Bapak/Ibu membuat bahan ajar atau media belajar sendiri yang dihubungkan dengan materi produktif sesuai dengan visi dan misi sekolah? Jika iya, sebutkan!

Belum

18. Apabila Bapak/Ibu menggunakan modul baku dari sekolah/pemerintah, bagaimana materi modul yang ada di sekolah? Apakah sudah cukup memadai untuk menjelaskan kimia sebagai materi adaptif?

Cukup

19. Jika jawaban pada poin 17 menyatakan belum, apakah Bapak/Ibu merasa membutuhkan adanya modul yang lebih baik?

Jika ada sumber belajar yang lebih baik, maka akan digunakan, pembelajaran idak hanya mengacu pada satu sumber belajar saja melainkan dapat mengeksplor sumber belajar lain yang tetunya lebih baik.

20. Apakah Bapak/Ibu pernah menelaah kurikulum kimia yang diberlakukan di sekolah Bapak/Ibu?

Belum pernah

21. Seandainya sudah, apa ibu sudah merasa cocok? Apakah mudah dalam pelaksanaannya?

Untuk pelaksanaan dalam pembelajaran selama masih bisa belajar dan mempelajari dirasa menyenangka dalam mengajar kimia.

22. Diantara standar kompetensi yang ada di dalam kurikulum, materi kimia apa yang paling mendukung, terhadap spectrum keahlian disekolah Bapak/Ibu? Jelaskan alasan Bapak/Ibu?

Materi yang paling mendukung dengan program keahlian TKJ adalah sifat-sifat unsur dan ion kation karena dalam jurusan TKJ mempelajari tentang perangkat komputer , komponen-komponennya, da jenis logam ataupun tembaga yang digunakan sehingga materi tersebutlah yang lebih cenderung mendukung.

18