laporan pendahuluan isos presus 2003

28
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL A. MASALAH UTAMA Isolasi Sosial B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian Isolasi Sosial suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ). Isolasi Sosial adalah pengalaman kesendirian sorang individu yang diterima sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang negative atau mengancam. (Wilkinson, 2007) Isolasi Sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu untuk berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, mungkin merasa ditolak atau tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. (Purba dkk, 2008) Isolasi Sosial adalah gangguan dalam hubungan yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang 1

Upload: azki-awalia-candra

Post on 05-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PRESENTASI

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. MASALAH UTAMA

Isolasi Sosial

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian

Isolasi Sosial suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan

bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya,

pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu

membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang

berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ).

Isolasi Sosial adalah pengalaman kesendirian sorang individu yang diterima

sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang negative atau

mengancam. (Wilkinson, 2007)

Isolasi Sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan

atau bahkan sama sekali tidak mampu untuk berinteraksi dengan orang lain

disekitarnya, mungkin merasa ditolak atau tidak diterima, kesepian dan tidak

mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. (Purba dkk, 2008)

Isolasi Sosial adalah gangguan dalam hubungan yang merupakan mekanisme

individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari

interaksi dengan orang lain dan lingkungan. (Dalami, 2009)

2. Etiologi

Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor

antara lain :

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor tumbang :

tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikan fase tumbuh

2) Faktor komunikasi dalam keluarga :

komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorang menerimapesan

yang saling bertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yang

1

Page 2: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

tinggi dalam keluarga yg menghambat untuk berhubungan dengan

lingkungan diluar keluarga.

3) Faktor Sosial Budaya :

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan

norma - norma yang salah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga tidak

produktif  ( lansia, berpenyakit kronis dan penyandang cacat) diasingkan

dari lingkungan sosialnya.

4) Faktor biologis :

gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang

abnormal ( atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel – sel dalam limbik

dan daerah kortikal).

b. Faktor Presipitasi

1) Faktor eksternal :

stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial

budaya ( keluarga)

2) Faktor Internal :

stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan disertai

akibat keterbatasan kemampuan mengatasinya

3. Tanda dan Gejala

Menurut Fitria (2009), Perilaku Klien sebagai berikut:

a. Aspek Fisik

1) Makan dan minum kurang

2) Tidur kurang atau terganggu

3) Penampilan diri kurang

4) Keberanian berkurang

b. Aspek Emosi

1) Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil

2) Merasa malu, bersalah

3) Mudah panik dan tiba-tiba marah

1) menunduk

c. Aspek Sosial

2) Duduk menyendiri

3) Selalu Tampak melamun2

Page 3: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

4) Tidak peduli lingkungan

5) Menghindar dari orang lain

6) Tergantung dari orang lain

d. Aspek Intelektual

1) Putus asa

2) Merasa sendiri, tidak ada dorongan

3) Kurang percaya diri

4. Akibat

Rasa sedih karena suatu kehilangan atau beberapa kehilangan dapat sangat besar

sehingga individu tidak tidak mau menghadapi kehilangan dimasa depan, bukan

mengambil resiko mengalami lebih banyak kesedihan. Respon ini lebih mungkin

terjadi jika individu mengalami kesulitan dalam tugas perkembangan yang

berkaitan dengan hubungan. (Stuart, 2007).

5. Rentang Respon

a. Respon Adaptif

Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-

norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Menurut Fitria

(2009) yang termasuk respon adaptif adalah sebagai berikut:

1) Menyendiri, merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk

merenungkan apa yang telah terjadi dilingkungan sosialnya.

2) Otonomi, merupakan kemampuan individu untuk menentukan dab

menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial

3) Bekerja sama, merupakan kemampuan individu yang saling membutuhkan

orang lain.

4) Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain

dalam membina hubungan interpersonal.

b. Respon Maladaptif

Respon yang diberikan individu menyimpang dari norma sosial. Yang

termasuk kedalam rentang respon maladaptif adalah sebagai berikut:

1) Menarik Diri

3

Page 4: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara

terbuka dengan orang lain.

2) Ketergantungan

Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung

dengan orang lain.

3) Manipulasi

Seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga

tidak dapat menerima hubungan sosial secara mendalam.

4) Curiga

Seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

6. Mekanisme Koping

Menurut Purba, dkk. (2008) strategi koping digunakan pasien sebagai usaha

mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam

dirinya. Strategi koping yang sering digunakan pada masing-masing tingkah laku

adalah sebagai berikut:

a. Tingkah laku curiga: proyeksi

b. Dependency: reaksi formasi

c. Menarik diri: regrasi, depresi, dan isolasi

d. Curiga, waham, halusinasi: proyeksi, denial

e. Manipulatif: regrasi, represi, isolasi

f. Skizoprenia: displacement, projeksi, intrijeksi, kondensasi, isolasi, represi

dan regrasi.

7. Sumber Koping

Menurut Stuart (2007) sumber koping yang berhubungan dengan respon

sosial maladaptif adalah sebagai berikut :

a. Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.

b. Hubungan dengan hewan peliharaan yaitu dengan mencurahkan perhatian pada

hewan peliharaan.

c. Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal (misalnya:

kesenian, musik, atau tulisan)

4

Page 5: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

8. Penatalakasanaan

a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, 2009)

Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan

maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :

1) Terapi Psikofarmaka

a) Chlorpromazine

Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai

realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial dan tilik diri

terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: faham, halusinasi.

Gangguan perasaan  dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali,

berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja,

berhubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Mempunyai efek

samping gangguan otonomi (hypotensi) antikolinergik/parasimpatik,

mulut kering, kesulitan dalam miksi, hidung tersumbat, mata kabur,

tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung. Gangguan ekstra

pyramidal (distonia akut, akathsia sindrom parkinson). Gangguan

endoktrin (amenorhe). Metabolic (Soundiee). Hematologik, agranulosis.

Biasanya untuk pemakaian jangka panjang. Kontraindikasi terhadap

penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung Haloperidol

(HLP)

Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi mental

serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki efek samping seperti

gangguan miksi dan parasimpatik, defeksi, hidung tersumbat mata

kabur , tekanan infra meninggi, gangguan irama jantung. Kontraindikasi

terhadap penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung

b) Trihexyphenidil (THP)

Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis dan

idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan

fenotiazine. Memiliki efek samping diantaranya mulut kering,

penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi,

5

Page 6: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine. Kontraindikasi terhadap

hypersensitive Trihexyphenidil (THP), glaukoma sudut sempit, psikosis

berat psikoneurosis

2) Electro Convulsive Therapy (ECT)

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan

dimana arus listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode

yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus

tersebut menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik

dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan

terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.

Indikasi :

a) Depresi mayor

(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada

perhatian lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan

yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetap.

(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan

respon membaik pada ECT.

(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan

antidepresan atau klien tidak dapat menerima antidepresan.

b) Maniak

Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau

terapi lain berbahaya bagi klien.

c) Skizofrenia

Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat

pada skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.

2) Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian

penting dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi:

memberikan rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang

terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya, memotivasi klien

untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah,

sopan dan jujur kepada klien.

6

Page 7: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

3) Terapi Okupasi

Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang

dalam melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan

maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri

seseorang.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:

1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

a) Pengertian

TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat

kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang

sama.

b) Tujuan

Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta

mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif.

c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi

sosial adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan

sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat

pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok dan massa.

c. Prinsip Perawatan Isolasi Sosial

1) Psikoterapeutik

a) Bina hubungan saling percaya

(1) Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada

waktu interaksi dan tujuan.

(2) Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk

menunjukan penghargaan yang tulus.

(3) Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak akan

diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan.

b) Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka

(1) Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai istilah

yang sederhana.

(2) Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraan dengan perawat.

7

Page 8: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

(3) Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan

teratur.

(4) Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya.

c) Kenal dan dukung kelebihan klien

Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan

klien, cara menceritakan perasaannya kepada orang lain yang

terdekat/dipercaya.

(1) Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.

(2) Dukung koping klien yang konstruktif.

(3) Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.

d) Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal

(1) Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal terapi.

(2) Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.

(3) Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.

(4) Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.

(5) Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.

2) Pendidikan kesehatan

a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-

kata seperti menulis, menangis, menggambar, berolahraga atau bermain

musik.

b)   Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.

c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan

dengan klien.

d) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di

masyarakat.

3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)

a) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat

melaksanakan secara mandiri.

b) Bimbing klien berpakaian yang rapi.

c) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan

seperti majalah, surat kabar, radio dan televisi.

d) Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.

8

Page 9: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

4) Lingkungan terapeutik

a) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun orang

lain di lingkungan.

b) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka waktu

yang lama.

c) Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di ruangan.

C. MASALAH DAN CARA YANG HARUS DIKAJI

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji

Isolasi sosial Subjektif:

o Klien mengatakan malas bergaul denga

orang lain

o  Klien mengatakan dirinya tidak ingn

ditemani perawat dan meminta untuk

sendiri

o Klien mengatakan tidak mau berbicara

dengan oran lain.

o Tidak mau berkomunikasi

Objektif:

o Kurang spontan

o Apatis ( acuh terhadap lingkungan)

o Ekspresi wajah kurang berseri

o Tidak merawat diri sendiri dan tidak

memperhatikan kebersihan

o  Tidak ada atau kurang komunikasi

verbal

o Mengisolasi diri

o Asupan makanan dan minuman

terganggu

o Retensi urin dan feses

o Aktivitas menurun

o Kurang berenergi atau bertenaga

o Rendah diri

9

Page 10: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

o Postur tubuh berubah, misalnya sikap

fetus atau janin ( khususnya pada posisi

tidur)

D. POHON MASALAH

Resiko Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi

Isolasi Sosial

Mekanisme koping tidak efektif

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tunggal : Isolasi Sosial

F. FOKUS INTERVENSI

No. DX.

Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan Rasional

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Isolasi

Sosial

TUM : Klien

mampu

berinteraksi

dengan orang

lain

TUK 1 : Klien

dapat membina

hubungan

Setelah 2 X

interaksi klien

menunjukan tanda-

tanda percaya

kepada atau

terhadap perawat :

- Wajah cerah,

tersenyum

- Mau berkenalan

- Ada kontak mata

1. Bina

hubungan saling

percaya dengan :

- beri salam

setiap

berinteraksi

- Perkenalkan

nama, nama

panggilan

perawat, dan

Hubungan

saling percaya

merupakan

langkah awal

untuk

melakukan

interaksi

10

Defisit Perawatan Diri

Page 11: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

saling percaya - Bersedia

menceritakan

perasaan

- Berseddia

mengungkapkan

masalahnya

tujuan perawat

berkrnalan

- Tanyakan dan

panggil nama

kesukaan klien

- Tunjukan sikap

jujur dan

menepati janji

setiap kali

berinteraksi

- Tanyakan

perasaan dan

masalah yang

dihadapi klien

- Buat kontrak

interaksi yang

jelas

- Dengarkan

dengan penuh

perhatian

ekspresi

perasaan klien

TUK 2 :

Klien mampu

menyebutkan

penyebab  tanda

dan gejala

isolasi sosial

2.Setelah 2 kali

interaksi klien

dapat menyebutkan

minimal satu

penyebab menarik

diri :

-Diri Sendiri

- Orang lain

- Lingkungan

         

1.Tanyakan pada

klien tentang :

- Orang yang

tinggal serumah

atau dengan

sekamar klien

- Orang yang

paling dekat

ddengan klien

dirumah atau

Dengan

mengetahu

tanda-tanda dan

gejala, kita

dapat

menentukan

langkah

intervensi

selanjutnya

11

Page 12: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

diruangan

perawatan

- Apa yang

membuat klien

dekat dengan

orang tersebut

- Orang yang

tidak dekat

dengan klien

dirumah atau

diruangan

perawat

- Apa yang

membuat klien

tidak dekat

dengan orang

tersebut

- Upaya yang

sudah dilakukan

agar dekat

dengan orang

tersebut

2.Diskusikan

dengan klien

penyebab

menarik diri /

tidak mau

bergaul dengan

orang lain

3.Beri pujian

terhadap

kemampuan 12

Page 13: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

klien

mengungkapkan

perasaanya

TUK 3 :

Klien mampu

menyebutkan

keuntungan

berhubungan

sosial dan

kerugian

menarik diri

3.Setelah 2 X

interaksi dengan

klien dapat

menyebutkan

keuntungan

berhubungan sosial,

misalnya :

-Banyak teman

- Tidak kesepian

- Saling menolong

Dean kerugian

menarik diri

misalnya :

-Sendiri

- Kesepian

- Tidak bisa diskusi

         

1.Tanyakan pada

klien tentang :

- Manfaat

hubungan sosiial

- Kerugian

menarik diri

2.Diskusikan

bersama klien

tentang manfaat

berhubungan

sosial dan

kerugian

menarik diri

3.Beri pujian

terhadap

kemampuan

klien

mengungkapkan

perasaannya

Reinforcement

dpat

meningkatkan

harga diri klien

TUK 4 :

Klien dapat

melaksanakan

hubungan sosial

secara bertahap

4.Setelah 2 X

interaksi klien

dapat

melaksanakan

hubungan soosial

secara bertahaap

dengan :

1.Observasi

perilaku klien

tentang

berhubungan

sosial

2.Beri motivasi

dan bantuu klien

Mengetahui

sejauh mana

pengetahuan

klien tentang

berhubungan

dengan orang

lain

13

Page 14: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

-Perawat

- Perawat lain

- Kelompok

untuk

berkenalan /

berkomunikasi

dengan perawat

lain, klien lain,

kelompok

3.Libatkan klien

dalam terapi

aktivitas

kelompok

sosialisasi

4.Diskusikan

jadwal harian

yang dilakukan

untuk

meningkatkan

kemampuan

klien

bersosialisasi

5.Beri motivasi

klien untuk

melakukan

kegiatan sesuai

jadwal yang

telah dibuat

6.Beri pujian

terhadap

kemampuan

klien

memperluas

14

Page 15: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

pergaulanya

melalui aktifitas

yang

dilaksanakan

TUK 5 :

Klien mampu

menjelaskan

perasaanya

setelh

berhubungan

sosial

5.Setelah 2X

interaksi klien

dapat menyebutkan

perasaanya setelah

berhubungan sosial

dengan :

-Orang lain

- Kelompok

1.Diskusikan

dengan klien

tentang

perasaanya

setelah

berhbungan

sosial dengan :

-Orang lain

- Kelompok

2.Beri pujian

terhadap

kemampuan

klien

mengungkapkan

perasaaanya

Agar klien

lebih percaya

diri untuk

berhungan

dengan orang

lain

TUK : 6

Klien mendapat

dukungan

keluarga dalam

memperluas

hubyngan sosial

1.Setelah 2X kali

pertemuan,

keluarga dapat

menjelaskan :

-pengertian

menarik diri

-tanda dan gejala

menarik diri

-penyebab dan

akibat menarik diri

-cara merawat klien

menarik diri

1.Diskusikan

pentingya peran

serta

keluarganay

sebagai

pendukung

untuk mengatasi

perilaku menarik

diri

2.Diskusikan

potensi keluarga

untuk membantu

Agar klien

lebih percaya

diri dan tau

akibat tidak

berhubungan

dengan orang

lain

15

Page 16: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

2.Setelah 2X

pertemuan,

keluarga dapat

mempraktekkan

cara merawat klien

menarik diri

klien mengatasi

perilaku menarik

diri

3.Jelaskan pada

keluarga tentang

:

-pengertian

menarik diri

-tanda dan gejala

menarik diri

-penyebab dan

akibat menarik

diri

-cara merawat

klien menarik

diri

4.Latih keluarga

cara merawat

klien menarik

diri

5.Tanyakan

perasaan

keluarga setelah

mencoba cara

yang dilatihkan

6.Beri motivasi

keluarga agar

membantu klien

bersosialisasi

7.Beri pujian

16

Page 17: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

pada keluarga

atas

keterlibatannya

merawat klien

dirumah sakit

TUK 7 :

Klien dapat

memanfaatkan

obat dengan

baik

7.1 Setelah 2X

interaksi klien

menyebutkan :

-manfaat minum

obat

-kerugian tidak

meminum obat

-nama, warna,

dosis, efek terapi,

efek samping obat

7.2.Setelah...kali

interaksi klien

mendemonstrasikan

penggunaan obat

dengan benar

7.3.Setelah...kali

interaksi klien dapt

menyebutkan

akibat berhenti

minum obat tanpa

konsultasi dokter

1.Diskusikan

dengan klien

tentang manfaaat

dan kerugian

tidak minum

obat, nama,

warna, dosis,

cara, efek terapi,

dan efek

samping

penggunaan

obat.

2.Pantau klien

saat penggunaan

obat

3.Beri pujian

jika klien

menggunakan

obat dengan

benar

4.Diskusikan

berhenti minum

obat tanpa

konsultasi

dengan dokter

Minum obat

dapat

menyembuhkan

penyakit klien

17

Page 18: Laporan Pendahuluan Isos Presus 2003

5.Anjurkan klien

untuk konsultasi

kepada dokter

atau perawat jika

terjadi hal-hal

yang tidak

diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Budi, Keliat, SKP. 2006. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik

Diri. Jakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Dalami, E, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta :

Triana Info Medika

Nita, Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba

Medika

Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan

Gangguan Jiwa. Medan : USU PREST

Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa (alih bahasa, Ramona P Kapoh, 

Egi Komara Yudha, 2006). Jakarta: EGC

Wilkinson. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta EGC

18