laporan pbl 1 sistem terapeutik

36
MODUL 1 TATALAKSANA DIABETES KELOMPOK 4 : Nursigit 2010730151 Amalia Devi 2012730116 Gisni Luthviatul 2012730128 Grisel Nandecya 2012730129 M. Ilham Romadhon 2012730138 Nadhifayanti Fauziah 2012730143 Tutor : dr. Eddy Multazam Sp.FK

Upload: gisniluthviatul

Post on 23-Sep-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat ;)

TRANSCRIPT

Gisni Luthviatul

MODUL 1TATALAKSANA DIABETESKELOMPOK 4 :

Nursigit 2010730151Amalia Devi 2012730116Gisni Luthviatul 2012730128Grisel Nandecya 2012730129M. Ilham Romadhon 2012730138Nadhifayanti Fauziah 2012730143Nublah Permata 2012730145Nurasyiah Wulansari 2012730146Tutor : dr. Eddy Multazam Sp.FKSKENARIOSeorang perempuan berusia 48 tahun baru saja didiagnosis diabetes tipe 2 asimtomatik. Hasil pemeriksaan laboraturium dua bulan yang lalu HbA1c 7,1% dan kadar glukosa darah sewaktu 172 mg/dL, sejak itu ia memperbaiki diet dan mulai olahraga jalan 30 menit, dua kali seminggu. Kemudian ia dirujuk ke Anda seorang dokter pelayanan primer.DATA TAMBAHANDenyut jantung: 76 x/detik TB : 161 cm dan BB 73 kgLingkar pinggang: 38 inc 96,5 cmTiroid: normalHbA1c: 6,9%Urea nitrogen: 22 mg/dLGDP: 136 mg/dLTrigeliserida: 240 mg/dLHDL: 36 mg/dLLDL: 130 mg/dLKolesterol total: 210 mg/dLKreatinin: 1,1 mg/dLASD: 42 mg/dLAlanin: 48 mg/dLRPK Ibu menderita DM meninggal usia 66th setelah menderita penyakit Infark Miokard Akut Ayah perokok, hipertensi, meninggal pada usia 77th dengan riwayat penyakit cerebrovaskuler diseasekakak laki-laki berusia 54th menderita DMPasien menikah anak berusia 24 dan 22 tahun, memiliki DM pada waktu kehamilan ke-2 , anak ke-2 lahir dengan berat badan 9Lbs, pasien merupakan seorang receptionist dan jarang berolahragaPERTANYAANBagaimana patofisiologi diabetes ?Jelaskan terapi yang sesuai dan tujuan yang ingin dicapai pada pasien di skenario?Jelaskan tentang interpretasi HbA1c dan GDS pada skenario?Jelaskan golongan obat apa yang sesuai dengan tujuan terapi pada pasien Bagaimana edukasi yang tepat pada pasien di skenario dan bagaimana strategi pencegahan penyakit DM?Bagaimana cara memonitor efek terapi dan mengantisipasi efek samping obat?Bagaimana komplikasi pemberiaan obat dan efek samping dari obat-obat DM?Bagaimana penanganan non farmakologi?

2Interpretasi hasil HbA1c dan GDS pada skenario ?Pemeriksaan 2bulan yg lalu HbA1c 7,1 %GDS 172 mg/dL

Pada Skenario Hb A1c (Hb Adult 1c) atau tes A1c merupakan pedoman untuk memonitor terapi DM karena dapat diperoleh informasi rata-rata kadar glukosa darah selama 40 60 hari terakhir. (dilakukan 2 4 kali/tahun)

Terapi Berdasarkan Tipe DMFrekuensi yang direkomendasikanDM tipe 2

2 kali/tahun utk pasien stabil

Frekuensi tes A1c disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual diantaranya : Kriteria PengendalianKriteria A1c (%)Baik< 6,5Sedang6,5 - 8Buruk> 8Rujukan Tes HbA1cSkenario 7,1 %Rujukan GDS TESSAMPELBUKAN DM BELUM PASTI DMDMGDSPlasma venaDarah kapiler< 110< 90110 19990 199200200Skenario 172 mg/dLGolongan SulfonilureaNama Obat (Generik)Mekanisme KerjaIndikasiKontraindikasiGenerasi 1: tolbutamidTolazamidasetoheksimid klorpropamid

Generasi 2:gliburid (GlibenclamideGlipizid gliklazid Glimepiriddiawali interaksinya dengan ATP-sensitive K Channel pada membrane sel-sel yang menimbulkan depolarisasi membrane kanal Ca. ion Ca akan masuk ke sel , merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulinSulfonilurea digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia pada pasien DM tipe 2 yang tidak dapat mencapai kontrol yang sesuai pada perubahan pola diet saja.Pada umumnya hasil yang baik diperoleh pada pasien yang diabetesnya mulai timbul pada usia diatas 40 tahun.

Kontraindikasi terhadap penggunaan obat ini meliputi DM tipe 1, kehamilan, menyusui, dan insufisiensi hati atau ginjal yang signifikan

Efek SampingDosisWaktu ParuhHipoglikemia, bahkan sampai komaReaksi alergi, jarang terjadi.Mual MuntahDiareGejala hematologik, SSP, dan mata. GlibenclamidDaonil, dosis 2,5-15mg,

GlipizidMinidiab dosis 5-20mg

GlikazidDiamicron, dosis 80-320mg

Glikuidon Glurenorm, sediaan 30-120

GlimepiridAmaryl, sediaan 0,5-6mg Sulfonilurea generasi I : T1/2 : 4-5 jam

Sulfonilurea generasi II T1/2 : 3-5 jam.EfekasiKesesuaian KeamananBiayameningkatkan sekresi insulin, dan menurunkan 1,0-2,0 % HbA1cusia >40tahun , BB normal/kurusjangan diberikan pada DM tipe I, dan hipersensifitas sulfa

LOWGolongan TiazolidindionNama Obat (Generik)Mekanisme KerjaIndikasiKontraindikasiPioglitazoneTiazolidindion (rosiglitazon dan pioglitazon) berikatan pada peroxisome proliferators activated receptor gamma (PPAR) yaitu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer.DM tipe 2 yang tidak berespon terhadap diet dan latihan fisik, sebagai monoterapi atau ditambahkan pada mereka yang tidak member respon pada obat hipoglikemik lain (sulfonylurea, metformin) atau insulinpada pasien dengan gagal jantung kelas I IV karena dapat mempercepat edema/retensi cairan dan juga gangguan faal hati.Efek SampingDosisWaktu Paruh peningkatan berat badan edemamenambah volume plasma dan memperburuk gagal jantung kongestifsediaan oral: 15-30 mg, dosis harian 15-45mg, lama kerja 24, frek: 1x/hari, lama pengobatan 2-3 bulan, waktu: tdk bergantung jadwal makan.

Waktu paruh berkisar antara 3-7 jam bagi pioglitazonEfekasiKesesuaian KeamananBiayameningkatkan sekresi insulin, dan menurunkan 0,5-1,4 % HbA1cusia muda, BB normal/kurusjangan diberikan pada gagal jantung dan ggn faal hati mediumGolongan Biguanid Nama Obat (Generik)Mekanisme KerjaIndikasiKontraindikasiMetforminFenformin Buformin Metformin-XRMetformin menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase). Sediaan biguanid tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen, dan digunakan pada terapi diabetes dewasa.

Biguanid tidak boleh diberikan pad akehamilan, penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia dan penyakit jantung kangestif serta penyakiut paru dengan hipoksia kronik. Pada pasien yang akan diberi zat kontras intravena atau yang akan dioperasi, pemberian obat ini sebaiknya dihentikan dahulu. Setelah lebih dari 48 jam, biguanid baru boleh diberikan dengan catatan fungsi ginjal harus tetap normalEfek SampingDosisWaktu Paruhmengalami mual, muntah, diare, serta metallic taste, tetapi dengan menurunkan dosis keluhan tersebut segera hilang

Pada pesien dengan gangguan fungsi ginjal atau system kardiovaskular, pemberian biguanid akan menimbulkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah, sehingga hal ini dapat ,mengganggu keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuhMetformin : dosis 500 mg 2 kali sehari dengan makanan untuk mengurangi efek samping gastrointestinal. ditingkatkan dosisnya dari 500 mg tiap minggu hingga tercapai glikemik atau 2000 mg/hari. ditingkatkan setiap 1 atau 2 minggu hingga mencapai dosis maksimal 850 mg sehari 3 kali (2550 mg/hari)Metformin mencapai kadar puncak dalam darah setelah 2 jam dan diekskresi melalui urin dalam keadaan utuh dengan waktu paruh 2-5 jam. Waktu paruh metformin yaitu 6 jam, secara farmakodinamik efek antihiperglikemia metformin > 24 jam.

EfekasiKesesuaian KeamananBiayamenekan produksi glukoneogenesis dan menambah sensifitas terhadap insulin dan menurunkan kadar HbA1c 1,0-2,0%

BB gemukjangan diberikan pada gangguan fungsi ginjal, hati, dan pasien dengan kecenderungan hipoksemia (missal:penyakit serebrovaskular, sepsis, gagal jantung)

LOWPenghambat enzim alfa-glikosidase Nama Obat (Generik)Mekanisme KerjaIndikasiKontraindikasiAcarbose Obat golongan penghambat enzim alfa-glikosidase ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida (starch), dekstrin, dan disakarida di intestine. Dengan menghambat kerja enzim alfa-glikosidase di brush border intestine, dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal pada pasien DM. Karena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan efek samping hipoglikemia.

Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. Hipersensitif terhadap acarbose, Ketoasidosis diabetic, Sirosis, Obstruksi usus, parsial ataupun keseluruhan. Radang atau luka/borok pada kolon, Wasir, Penyakit usus kronis lainnya.Efek SampingDosisWaktu ParuhEfek samping yg sering terjadi, terutama gangguan lambung, lebih banyak gas, lebih sering flatus dan kadang-kadang diare, yg akan berkurang setelah pengobatan berlangsung lebih lama.Kadang-kadang dapat terjadi gatal-gatal dan bintik-bintik merah pada kulit, sesak nafas, tenggorokan serasa tersumbat, pembengkakan pada bibir, lidah atau wajahdimulai dosis awal 25 mg pada saat mulai makan untuk selama 4-8 minggu, kemudian secara bertahap ditingkatkan setiap 4-8 minggu sampai bertahap ditingkatkan setiap 4-8 minggu sampai dosis maksimal 75mg setiap tepat sebelum makan.

(t1/2) 1-2 jam, durasi 4 jamEfekasiKesesuaian KeamananBiayamenghambat absorbs glukosa, dan menurunkan kadar HbA1c 0,5-0,8%

BB gemuk, dan untuk mengurangi glukosa postprandial.

jangan diberikan pada gangguan pencernaan kronis, dan wanita hamil dan menyusui.

HIGH Pengaturan makan yang tepat Kegiatan jasmani yang teraturMenggunakan obat diabetes secara aman dan teraturMelakukan pemantauan glukosa darah rutin minimal 1 bulan sekaliPerawatan kaki pada penderita diabetes jika diperlukanEdukasi pada pasien DMStrategi pencegahan penyakit DMTetap mempertahankan pola makan masyarakat yang masih tradisional dengan tidak membudayakan pola makan cepat saji yang tinggi lemakMembudayakan kebiasaan puasa senin dan kamisMempertahankan kegiatan-kegiatan masyarakat sehubungan dengan aktivitas fisik berupa olahraga teratur Menanamkan kebiasaan berjalan kaki kepada masyarakatMemberikan informasi tentang manfaat pemberian ASI eksklsif kepada masyarakat khususnya kaum perempuan untuk mencegah terjadinya pemberian susu formula yang terlalu diniMemberikan informasi akan pentingnya aktivitas olahraga rutin minimal 15 menit sehariMelakukan skrining DM di masyarakatMelakukan survei tentang pola konsumsi makanan di tingkat keluarga pada kelompok masyarakatPemberian insulin yang tepat waktuPenanganan secara komprehensif oleh tenaga ahli medis di rumah sakitPerbaikan fasilitas-fasilitas pelayanan yang lebih baikPengaturan diet makanan sehari-hari yang rendah lemak Pemeriksaan kadar glukosa darah secara teratur minimal sekali sebulanPenggunaan-obat obat diabetes secara aman dan teraturMonitoring Efek Terapi pada Pasien DMMonitoring dilakukan untuk memantau perkembangan terapi farmakologi pasien dan untuk mendeteksi terjadinya komplikasiMikroalbuminuriaUreum, kreatinin, asam uratKolesterol totalKolesterol LDLKolesterol HDLTrigliserida

Bagaimana penanganan non-farmakologi pada skenario!Terapi GiziOlahraga untuk penderita diabetesGaya hidup keseharianHerbalDAFTARPUSTAKAAru. 2014. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing Brunton, L et al. 2006. Goodman & Gilmans Manual of Pharmacology and Therapeutics (Eleventh Edition). United States: The McGraw Hill Companies, Inc.Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: Gaya Baru.ahan kuliah prof. MyrnaFauci, braunwald, kasper, hauser, lomgo, jameson, et al. Harrisons manual of medicine: chronic obstructive pulmonary disease. 17thed.amerika serikat: Mc graw Hill; 2009. p. 759-763Marton KI. Oral Mucolytic Drugs Help with COPD. Journal Watch General Medicine, June 26, 2001.White, C. Mucolytic useful for COPD, guidelines say. BMJ. 2004 February 28; 328 (7438): 486.