laporan modul haus

36
Laporan Keperawatan Dasar 1 Modul I HAUS KELOMPOK 1 HASRiyani C12110267 Sriwahyuni arfin C12110276 Nur rafi’ah C12110005 wahyuni Tahir C12110258 Fatimah ulfa C1211oo09 usI firdausi C12110262 Munawwarah syam C12110109 fadillah Adriyanti C12110254 Annisa rahwani c12110001 sunyaTI arwin C12110113 LEBRINA RESKIWATI c12110104 fuad amiruddin C12110271S PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN Page | 1

Upload: fuad-amir-jr

Post on 04-Sep-2015

51 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

modul tutorial

TRANSCRIPT

Laporan Keperawatan Dasar 1

Modul IHAUS

KELOMPOK 1

HASRiyaniC12110267Sriwahyuni arfinC12110276Nur rafiahC12110005wahyuni TahirC12110258Fatimah ulfaC1211oo09usI firdausiC12110262Munawwarah syamC12110109fadillah AdriyantiC12110254Annisa rahwanic12110001 sunyaTI arwin C12110113 LEBRINA RESKIWATIc12110104fuad amiruddin C12110271S

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, rahmat, dan hidayah sehingga Laporan Tutorial yang berjudul Haus ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.Selain itu, laporan ini dapat pula terselesaikan dengan baik karena adanya kesadaran akan pentingnya materi ini bagi kehidupan serta dengan adanya bantuan dari berbagai pihak baik itu keluarga, teman-teman, dan sebagainya, dimana laporan ini diperoleh dari berbagai referensi.Tak lupa pula penulis haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian laporan ini baik yang terlibat langsung maupun yang tidak langsung.Meskipun penulis telah mengusahakan semaksimal mungkin dalam penyelesaian laporan ini, tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu penulis memohon maaf jika dalam penyelesaian laporan ini masih terdapat kesalahan-kesalahan baik yang penulis sadari maupun yang tidak disadari.Saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang telah membacanya. Amin.

Makassar, Februari 2011Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARxiDAFTAR ISIxiiBAB I PENDAHULUAN1.1 Rumusan Masalah1I.2 Tujuan Pembelajaran 1BAB II PEMBAHASANA. Klarifikasi kata kunci2B. Kata kunci/problem tree3C. Pertanyaan-pertanyaan penting4D. Jawaban penting 5BAB III PENUTUPA. Kesimpulan18B. Saran 18DAFTAR PUSTAKA19LAMPIRAN20

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah:1. Bagaimana komposisi cairan normal pada tubuh2. Faktor- faktor yang mempengaruhi respon haus?3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada saat seseorang melakukan aktivitas terhadap tekanan darah, frekuensi nafas, eliminasi urine, keseimbangan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa.4. Bagaimana mekanisme pengaturan haus mempengaruhi kebutuhan oksigen, cairan elektrolit, sirkulasi, dan eliminasi urine.

1.2 Tujuan Pembelajaran :1. Tujuan instruksional Umum :Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pemenuhan kebutuhan berdasarkan skenario2. Tujuan instruksional Khusus : Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi berdasarkan skenario Menjelaskan penyebab peristiwa yang terjadi dalam skenario Menjelaskan mekanisme peristiwa yang terjadi dan pengaruhnya terhadap kebutuhan fisiologis tubuh.

BAB IIPEMBAHASANDari modul 1 tentang haus ditentukan skenario sebagai berikut :Seorang mahasiswi semester dua umur 17 tahun berlari mengelilingi lapangan PKM di tengah hari yang sangat terik. Haus dan tenggorokan kering kemudian dirasakan satu jam setelahnya. Frekuensi pernapasan 25 kali per menit, nadi 140 kali per menit berat badan 55 kg dan tinggi badan 150 cm.Dari skenario tersebut dapat kita peroleh berbagai permasalahan yang berhubungan dengan haus. Untuk menentukan dan memahami berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui langkah-langkah sebagai berikut:A. Klarifikasi kata-kata kunci Usia : 17 Tahun Jenis kelamin : perempuan Berat badan : 55 kg Frekuensi nafas 25 kali/ menit Frekuensi nadi : 140 x/menit Aktivitas : berlari Lingkungan : lapangan Respon fisiologi : Tenggorokan kering dan haus

B. Kata kunci / problem tree

Pemenuhan kebutuhanO2 (Sirkulasi)Cairan elektrolit dan asam basa cairan tubuhEliminasi UrinADHHipotalamusGinjalCairan TubuhMekanisme pengaturanHausFaktor - faktorPerubahan fisiologisRespirasiKeseimbangan Cairan,ElektrolitFrekuensi NadiKeseimbangan Asam BasaEliminasi UrinTekanan Darah

LingkunganJenis kelamin

Berat badanUsiaaktivitas

Problem tree di atas menggambarkan bagaimana faktor-faktor mempengaruhi kondisi tubuh pada saat kita beraktivitas lebih misalnya saja olahraga. Dari kegiatan ini akan timbul rasa haus karena adanya stimulus terhadap ketidakseimbangan dalam tubuh seperti kehilangan cairan ataupun elektrolit tubuh ataupun tubuh mengalami kekurangan oksigen. Kemudian tubuh akan merespon stimulus ini melalui berbagai mekanisme homeostasis misalnya saja organ renal yang akan mengatur urin yang akan dieksresikan ataupun melalui repirasi yang akan mempengaruhi kecepatan respirasi sampai kebutuhan oksigen jaringan kembali seimbang. Mekanisme ini akan menimbulkan berbagai pengaruh misalnya saja apabila kerja jantung meningkat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Berbagai homeostasis tubuh ini amatlah penting karena dengan ini seluruh sistem dalam tubuh akan kembali normal.

3. Pertanyaan- pertanyaan penting1) Bagaimana komposisi cairan normal pada tubuh?2) Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi respon haus?3) Perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada saat seseorang melakukan aktivitas (tekanan darah, frekuensi nafas, eliminasi urine, keseimbangan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa)?4) Bagaimana mekanisme pengaturan haus mempengaruhi kebutuhan (oksigen, cairan elektrolit, sirkulasi, dan eliminasi urine)?5) Bagaimana mekanisme haus dan peranan vasopressin?6) Apa saja organ-organ yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan?7) Berapa lama kemampuan tubuh untuk menahan haus?8) Berapa banyak air yang dibutuhkan oleh tubuh?9) Faktor apa yang mempengaruhi jumlah/ presentasi air dalam tubuh?10) Hormon apa saja yang mempengaruhi keseimbangan cairan?11) Akibat apa yang ditimbulkan dari haus?12) Apa perbedaan dan persamaan dari haus dan dehidrasi?

4. Jawaban Penting1) Komposisi Cairan Normal dalam Tubuh Air menyusun 60 % -75 % total berat badan dengan kisaran antara 40%-80%. Air tubuh terdistribusi diantara dua kompartemen cairan utama. Cairan intraseluler (CIS), dalam membran sel. CIS membentuk sekitar 2/3 dari H2O total tubuh. Komposisi cairan intrasel: Kation : Na+= 10,0 mEq/L K+= 140,0 mEq/LCa2+ = 1,0 mEq/LMg2+ = 50,0 mEq/L Anion : Cl- = 4,0 mEq/LHCO3-= 10,0 mEq/LHPO4-2 = 75,0 mEq/LSO4-2= 20,0 mEq/LProtein= 50,0 mEq/L

Cairan ekstraseluler (CES) CES membentuk 1/3 dari kompartmen cairan ekstra sel, yang termasuk dalm CES adalah Limfe dan cairan limfe sel. CES dibagi menjadi : cairan intravaskuler atau plasma darah, berada dalam pembuluh darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan. Kation : Na+ = 140,0 mEq/L K+ = 5,0 mEq/LCa2+ = 5,0 mEq/LMg2+ = 2,0 mEq/L Anion : Cl- = 100,0 mEq/LHCO3-= 28,0 mEq/LHPO4-2 = 2,0 mEq/LSO4-2 = 1,0 mEq/LProtein = 16,0 mEq/L cairan interstisial (cairan berada diantara sel) yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati oleh cairan tubuh. Kation : Na+= 145,0 mEq/L K+= 5,0 mEq/LCa2+= 3,0 mEq/LMg2+= 2,0 mEq/L

Anion : Cl-= 114,0 mEq/LHCO3- = 30,0 mEq/LHPO4-2 = 2,0 mEq/LSO4-2 = 1,0 mEq/LProtein = 1,0 mEq/L cairan transel (cairan lintas sel). Namun volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma.

2). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya haus: Aktivitas tubuhOlah raga.Semakin banyak berolahraga, maka akan semakin banyak air yang dibutuhkan tubuh. Tambahan 1-2 gelas air, biasanya cukup untuk olahraga yang singkat, tetapi bila olahraga lama maka perlu jumlah tambahan. Berapa banyak cairan tambahan yang dibutuhkan tergantung dari banyaknya keringat selama olah raga, biasanya 2-3 gelas dalam sejam sudah cukup, kecuali udara sangat panas. Lebih baik bila menggantikan air dengan cairan elektrolit sehingga elektrolit tubuh yang hilang (natrium) bersama keringat dapat tergantikan. 1. LingkunganLingkungan. Udara yang panas dan lembab dapat membuat berkeringat sehingga membutuhkan tambahan air. Udara dalam ruangan yang panas juga dapat membuat kulit kehilangan kelembapannya. Ketinggian lebih dari 2500 meter (8200 kaki) dapat menyebabkan peningkatan urinasi dan bernafas menjadi lebih cepat, sehingga lebih banyak cairan yang terbuang. Jika suhu lingkungan lebih panas dari suhu tubuh maka panas tidak dapat keluar dari darah ke lingkungan luar walau terjadi vasodilatasi maksimal di kulit, bahkan tubuh mendapat panas dari lingkungan disekitarnya yang lebih hangat, sehingga menambah pelik dilema. Dengan demikian, jantung harus berdenyut lebih cepat untuk menyalurkan darah dalam jumlah sama per menit dibandingkan jika lingkungan lebih dingin. Jumlah keringat juga menigkat sehingga dapat terjadi pendinginan melalui penguapan agar suhu tubuh dapat dipertahankan. Pada orang yang belum mengalami aklimatisasi (penyesuaian musim), kecepatan berkeringat maksimum adalah sekitar1,5 liter per jam yang keluar melalui keringat bukan hanya air tapi juga garam yng bersifat menahan air.2. Berat badanPada manusia dewasa sekitar 2/3 tubuhnya terdiri dari air, pada lansia dan mereka yang kegemukan persentasi cairan tubuhnya lebih rendah. Sedangkan perempuan memiliki jaringan lemak yang lebih banyak daripada laki-laki, sehingga persentase cairan tubuhnya lebih rendah dibanding laki-laki. Pada bayi dan anak-anak persentasi cairan tubuhnya lebih tinggi daripada orang dewasa.3. UsiaBayi (baru lahir) 75 %. Pada bayi dan anak-anak persentasi cairan tubuhnya lebih tinggi daripada orang dewasa.Dewasa :a. Pria (20-40 tahun) 60 %b. Wanita (20-40 tahun) 50 % c. Usia Lanjut 45-50 %Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.5. Jenis kelamin Perempuan lebih mudah terserang dehidrasi dibanding laki-laki, penyebabnya sama seperti anak kecil, tubuh perempuan lebih banyak lemak daripada laki-laki.

3). Perubahan-perubahan yang terjadi pada saat seseorang melakukan aktivitas: a. Tekanan darahPerubahan mencolok sistem kardiovaskuler pada saat berolahraga termasuk peningkatan besar aliran darah otot rangka, peningkatan bermakna curah jantung, penurunan resistensi perifer total (karena vasodilatasi ) luas di otat-otot rangka walaupun terjadi vasokontriksi umum di sebagian besar organ lain, dan peningkatan sedang arteri rata-rata kemudian bukti-bukti mengisyaratkan bahwa pusat- pusat olahraga yang masih perlu diidentifikasi lebih lanjut menginduksi perubahan jantung dan pembuluh darah. Pada permulaan olahraga atau bahkan dalam antisipasi olahraga. Efek-efek ini kemudian diperkuat oleh masukan aferen ke pusat kardiovaskuler medulla dari kemoreseptor di otot serta oleh mekanisme local yang mempertahankan vasodilatasi di otot-otot yang aktif. Reflex baroreseptor kemudian juga memodulasi respon kardiovaskuler. Adapun mekanisme lain pengaturan tekanan darah adalah Sistem renin angiotensiUntuk mempertahankan keseimbangan volume darah dan tekanan darah ada sel khusus yang disebut juxtaglomerulus. Sel ini ada didekat glomerulus dan mensekresikan hormon renin yang proses kerjanya sbb:1. Ketika aliran darah ke glomerulus menurun, sel juxtaglomerulus akan mensekresikan hormon renin ke dalam aliran darah menuju hepar. Di dalam hepar, hormon renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Lalu angiotensin I menuju ke paru-paru, dan dikompersi menjadi angiotensin II oleh ACE2. Angiotensin II menyebabkan vasokontriksi perifer sehingga meningkatkan tekanan darah. Ketika tekanan darah telah normal kembali, ginjal akan berhenti mensekresi hormon renin, sehingga hormon renin-angiotensin berhenti pula.b. Frekuensi nadi pada saat beraktivitas, frekuensi jantung memompa darah meningkat, frekuensi jantung yang meningkat ini disebabkan karena kurangnya kandungan oksigen dalam tubuh (jaringan). Dari frekuensi denyut jantung yang meningkat ini akan menyebabkan meningkatnya frekuensi denyut nadi.Terjadi perbedaan frekuensi jantung pada orang yang sering melakukan aktivitas dengan yang jarang beraktivitas. Pada orang yang sering beraktivitas frekuensi jantung lebih kecil karena adanya perubahan pada myokardium. Sehingga dalam satu kali kontraksi lebih banyak suplai oksigen yang terpenuhi dibandingkan orang yang jarang beraktifitas.c. Frekuensi nafas Aktivitas dapat meningkatkan frekuensi nafas. Hal ini disebabkan karena selama olahraga kebutuhan O2 semakin besar. Pemakaian oksigen yang meningkat disebabkan karena otot yang aktif mengoksidasi molekul nutrien lebih cepat untuk memenuhi peningkatan energinya. Produksi CO2 meningkat karena otot yang lebih aktif melakukan metabolisme memproduksi lebih banyak CO2. Beberapa faktor lain mempengaruhi respon ventilasi yaitu : 1.Refleks yang berasal dari gerakan tubuh. Reseptor-reseptor sendi dan otot yang tereksitasi selama kontraksi otot akan secara refleks merangsang pusat pernafasan dan dengan cepat meningkatkan ventilasi. Bahkan gerakan pasif anggota badan (misalnya, orang lain secara bergantian melakukan fleksi dan ekstensi lutut seseorang) dapat meningkatkan ventilasi beberapa kali lipat melalui pengaktifan reseptor-reseptor tersebut, walaupun sebenarnya tidak terjadi olahraga.dengan demikian, proses mekanis pada olahraga diyakini berperan penting dalam mengkoordinasikan aktivitas pernafasan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme ole otot-otot yang aktif.2. Impuls dan korteks cerebrum. Terutama pada permulaan olahraga, daerah-daerah motorik korteks serebrum diperkirakan secara simultan merangsang neuron pernafasan medula dan mengaktifkan neuron-neuron motorik otot. Hal ini serupa dengan penyesuaian kardiovaskuler yang dimulai oleh korteks motorik pada permulaan olahraga. Dengan cara ini, daerah motorik otak meningkatakan aktivitas ventilasi dan sirkulasi untuk menunjang aktivitas fisik yang segera dimulai. Penyesuaian antisipatorik ini bersifat tidak lazim,yaitu bahwa langkah-langkah regulasi diambil sebelum ada faktor hemostatik yang berubah. Pada keadaan yang biasa, penyesuaian- penyesuaian tersebut berlangsung setelah suatu faktor berubah sebagai suatu usaha untuk memulihkan homeostatik.d. Keseimbangan cairan elektrolitElektrolit merupakan ion positif dan negatif yang terdapat dalam cairan tubuh. sebagian besar ion tersebut adalah mineral yang masing-masing mempunyai fungsi spesifik , dalam cairan tubuh, dan beberapa mineral juga terlibat dalam mempertahankan pH normal cairan tubuh.Sebagian besar elektrolit adalah garam anorganik, asam,dan basa yang terdapat dalam semua cairan tubuh. Elektrolit yang terpenting dalam sel adalah kalium, magnesium, fosfat, sulfat dan sejumlah kecil natrium , klorida, dan kalsium. Pada dasarnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi berupa kelebihan dan kekurangan cairan.1. Edema Istilah edema berasal dari bahasa yunani yaitu bengkak,edema terjadi pada ruang estrasel terutama pada ruang interstitial.Namun edema dapat juga timbul pada ruan intrasel, yang terjadi oleh karena adanya proses pradangan pada jaringan yang menyebabkan permeabilitas membran meningkat dan memungkinkan ion Na+ dan ion lainnya masuk kedalam sel yang disertai juga oleh masuknya air ke dalam sel.2. Dehidrasi Istilah dehidrasi secara klinis berarti kekurangan air dan elektrolit. Pada berbagai keadaan, terjadi kekurangan cairan ekstrasel oleh karena hilangnya cairan tubuh. Dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi isosmotik,dehidrasi hiperosmotik, dehidrasi hipoksmotik Dehidrasi isoosmotik, pada awalnya cairan yang hilang berasal dari plasma dan kemudian diganti oleh cairan dari ruang interstitial tidak terjadi perubahan osmolalitas cairan estrasel. Dehidrasi hiperosmotik, peningkatan osmolalitas cairan interstitial akan menyebabkan cairan dari ruang intrasel akan masuk ke ruang estrasel. Akhirnya, baik cairan ekstrasel maupun intrasel akan berkurang. Dehidrasi hipoosmotik, pada awalnya kehilangan NaCl juga akan menyebabkan kehilangan air.menurunya osmolalitas cairan ekstrasel dan terjadi perpindahan cairan dari ruang ekstrasel menuju instrasel pada akhirnya volume cairan ekstrasel akan berkurang dan volume cairan intrasel akan meningkat.e. Keseimbangan asam basaAktivitas mempengaruhi keseimbangan asam basa cairan tubuh. Pada saat kita beraktivitas, misalnya berolahraga, menyebabkan metabolisme tubuh meningkat. Dari proses metabolisme tubuh yang meningkat, dihasilkan berbagai zat yang dapat mengganggu keseimbangan cairan asam basa tubuh. Misalnya, konsentrasi karbon dioksida yang berlebih.Terdapat tiga lini pertahanan yang mengatasi setiap perubahan asam basa dalam cairan tubuh:1. Sistem BufferSistem buffer berfungsi sebagai sistem peratahanan pertama dalam tubuh. Sistem ini merupakan campuran dua atau lebih senyawa kimia dalam larutan yang memperkecil perubahan pH jika terjadi penambahan atau pengurangan asam atau basa dari atau ke larutan tersebut. Sistem ini terdiri sepsang bahan yang terlibat dalam reaksi reversibel yaitu satu bahan yang menghasilkan H+ bebas ketika konsentrasi H+ mulai turun dan bahan lain yang dapat berikatan dengan H+ (sehingga menyingkirkannya dari larutan) apabila konsentrasi H+ mulai naik. Ada empat sistem buffer:a. Buffer bikarbonat merupakan sistem buffer di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat.b. Buffer protein merupakan sistem buffer di cairan ekstrasel dan intrasel.c. Buffer hemoglobin merupakan sistem buffer di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat.d. Buffer fosfat merupakan sistem buffer di dalam sistem perkemihan dan cairan intrasel.Sistem buffer hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup untuk memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H+ dalam darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernapasan, kemudian mempertahan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H+ secara lambat dengan mensekresikan ion H+ dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki buffer fosfat dan amonia.2. Mekanisme kontrol pH oleh sistem pernapasanSistem pernapasan berperan penting dalam keseimbangan asam basa karena kemampuannya mengubah ventilasi paru dan dengan demikian mengubah kecepatan ekskresi CO2 penghasil H+. Jika pH arteri meningkat, pusat pernapasan di medulla oblongata secara refleks terangsang untuk meningkatkan ventilasi paru (kecepatan pertukaran gas antara paru dan atmosfir) karena kecepatan dan kedalaman bernafas meningkat, lebih banyak CO2 yang dihembuskan keluar, sehingga jumlah H2CO3 yang ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Karena CO2 membentuk asam, pengeluaran CO2 pada dasarnya mengeluarkan asam dari tubuh. Sebaliknya apabila pH arteri turun, ventilasi paru berkurang. Akibat bernafas yang lebih lambat dan dangkal, CO2 hasil metabolisme akan berdifusi dari sel ke dalam darah lebih cepat dari pengeluaran gas oleh paru, sehingga terjadi penimbunan lebih banyak CO2 pembentuk asam di darah sehingga pH cairan tubuh kembali normal.3. Mekanisme kontrol pH oleh ginjalGinjal adalah lini pertahanan ketiga terhadap pH dalam cairan tubuh; ginjal memerlukan waktu beberapa jam untuk mengkompensasi perubahan pH cairan tubuh, dibandingkan sistem penyangga dan respirasi. Ginjal tidak saja dapat mengubah pengeluaran H+, tetapi juga dapat menahan atau mengeliminasi HCO3- bergantung pada status asam dan basa tubuh. Sebagai contoh, selama kompensasi ginjal untuk asidosis, untuk setiap H+ yang diekskresikan di urin, sebuah HCO3- baru ditambahkan keplasma untuk menyangga,melalui sistem H2CO3 : HCO3-,sementara H+ masih berada di dalam cairan tubuh. Dengan secara simultan mengeluarkan asam (H+) dari dan menambahkan basa (HCO3-) kecairan tubuh,ginjal mampu memulihkan pH ke arah normal secara lebih efektif daripada paru,yang hanya dapat menyesuaikan jumlah CO2 pembentuk H+ di tubuh..f. Eliminasi urinssPengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas ekstrasel.Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Pada saat seseorang dalam keadaan haus, berarti asupan air berkurang maka harus ada keseimbangan antara air yang keluar dan yang masuk kedalam tubuh.Mekanisme homeostasis pada pengaturan eliminasi urine dapat dilakukan melalui dua mekanisme: Mekanisme renin angiotensinogen- ADHHormon renin di produksi pada bagian glomerulus ginjal, Ketika aliran darah ke glomerulus menurun, sel jugstaglomerulus akan mensekresikan hormon renin ke dalam aliran darah menuju hepar. Di dalam hepar, hormon renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Lalu angiotensin I menuju ke paru-paru, dan dikonversi menjadi angiotensin II oleh ACE. Angiotensin II menstimulus hypotalamus untuk mensekresikan ADH pada hypofisis posterior, kemudian hormon ADH ini menuju ke tubulus ginjal dan akan meningkatkan penyerapan air pada tubulus ginjal. Mekanisme Haus dan peranan Vasopresin/ Antidiuretik hormon (ADH)Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel akan merangasng osmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hipothalamus yaitu nervus vagus dan nervus glossofaringeus yang mensintesis vasopresin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hypofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligentis. Ikatan vasopresin dengan reseptornya di duktus koligentifus memicu terbentuknya aquoporin yaitu kanal air di membrane bagian apeks di duktus koligentifus. Pembentukan aquoporin ini memungkinkan terjadinya reabsorpsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urine yang di bentuk di duktus koligentifus menjadi sedikit dan hyperosmotik (pekat) sehingga cairan dalam tubuh tetap dipertahankan. Mekanisme renin- angiotensin- aldosteron Ginjal mensekresikan hormon renin sebagai respon terhadap penurunan NaCl. Renin mengaktifkan angiotensinogen, suatu protein plasma yang diproduksi oleh hati, menjadi angiotensin I. Angiotennsin I diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzyme yang diproduksi oleh paru. Angiotensin II merangsang korteks adrenal untuk mengsekresikan hormon aldosteron, yang merangsang reabsorpsi Na+ oleh ginjal. Retensi Na+ menimbulkan efek osmotik yang menahan lebih banyak H2O di cairan ekstrasel. Di tubulus proksimal dan lengkung henle, persentasi reabsorpsi Na+ yang difiltrasi bersifat konstan berapapun beban Na+. Reabsorpsi sejumlah bagian kecil di bagian distal tubulus berada di bawah kontrol hormon aldosteron. Tingkat reabsorpsi terkontrol ini berbanding terbalik dengan besar beban Na+ di tubuh. Apabila terlalu banyak terdapat Na+ hanya sedikit dari Na+ ini yang di reabsorpsi. Di pihhak lain apabila terjadi kekurangan Na+, sebagian besar Na+ direabsorpsi sehingga kandungan Na+ dalam urin sedikit. Hormon aldosteron juga merangsang sintesis protein-protein baru di dalam sel-sel tubulus ginjal. Protein-protein tersebut disebut aldosterone inducet proteins yang meningkatkan reabsorpsi Na+ dengan dua cara. Pertama, mereka terlibat dalam pembentukan saluran Na+ di membran luminal sel tubulus distal dan pengumpul, sehingga meningkatkan perpindahan pasif Na+ dari lumen ke dalam sel. Kedua, mereka menginduksi sintesis pembawa Na+-K+ ATPase, yang disisipkan ke dalam membran basolateral sel-sel tersebut. Hasil akhirnya adalah peningkatan reabsorpsi Na+.

4). Bagaimana mekanisme pengaturan haus mempengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen, sirkulasi ,cairan dan elektrolit, dan asam basa, dan eliminasi urin.

Pada sistem saraf pusat pada daerah sepanjang dinding anteroventral dari ventrikel ketiga yang meningkatkan pelepasan ADH juga merangsang rasa haus pada daerah yang terletak anterolateral nukleus preoptik dan bila distimulasi menyebabkan kegiatan minum dengan segara dan berlanjut selama rangsangan berlangsung,neuron ini hampir berfungsi sebagai osmoreseptor untuk mengaktifasi mekanisme rasa haus dengan cara yang sama saat osmoreseptor merangsang pelepasan ADH. Peningkatan osmolaritas cairan serebrospinal di ventrikal ketiga juga menimbulkan keinginan untuk minum. Ginjal meminimalkan kehilangan cairan selama terjadi kekurangan air, melalui sistem umpan balik osmoreseptor-ADH. Akan tetapi, asupan cairan yang adekuat diperlukan untuk mengimbangi kehilangan cairan. Mekanisme osmoreseptor-ADH dan rasa haus mengatur asupan cairan dengan mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstrasel dan konsentrasi natrium secara tepat. Mekanisme osmoreseptor ADH dan rasa haus bekerja secara paralel untuk mengatur cairan ekstrasel dan konsentrasi natrium dan tepat walaupun rangsangan dehidrasi bersifat konstan.bahkan dengan perangsangan tambahan seperti konsumsi garam tinggi, sistem umpan balik ini mampu mempertahankan osmolaritas plasma agar tetap konstan. Peningkatan asupan natrium hanya memberi sedikit pengaruh terhadap konsentrasi natrium plasma selama mekanisme rasa haus dan ADH berfungsi normal. Pelepasan ADH juga dikontrol oleh refleks-refleks kardiovaskuler yang berespon terhadap penurunan tekanan darah atau volume darah seperti refleks baroreseptor arteriol dan refleks kardiopulmonal. Jalur refleks ini berasal daridaerah sirkulasi bertekanan tinggi seperti arcus aorta dan sinus carotikus dan dari daerah bertakanan rendah terutama atrium jantung, ransangan aferen ini dibawah oleh nervus vagus dan nervus glossofaringeus dengan sinap-sinap di nukleus traktusolitarius. Tonjolan dalam nukleus ini meneruskaan sinyal ke nukleus hipotalamik yang mengatur sintesis dari sekresi ADH. Bila mekanisme ADH atau mekanisme rasa haus gagal, masih ada mekanisme yang lain yang mengatur osmolaritas ekstrasel dan konsentrasi natrium dengan efektifitas yang memadai selama tersedia asupan cairan yang cukup untuk mengimbangi volume urinaria dan kehilangan air melalui pernapasan, keringat atau saluran pencernaan. Mekanisme pengaturan lain adalah angiotensin II dan aldosteron yang memainkan peranan penting dalam mengatur reabsorpsi natrium oleh tubulus ginjal. Bila asupan natrium rendah, peningkatan kadar kedua hormon ini akan merangsang reabsorpsi natrium oleh ginjal, dan karena itu akan mencegah kehilangan natrium yang besar, sebaliknya asupan natrium yang tinggi terjadi penurunan pembentukan kedua hormon ini sehingga ginjal mengeluarkan natrium dalam jumlah yang besar. Hormon ini juga meningkatkan volume cairan ekstrasel dengan meningkatkan reabsorpsi air bersama dengan natrium. Kemudian pada saat kita haus, refleks baroreseptor terangsang, sinyal-sinyal saraf juga di jalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju otot-otot rangka tubuh terutama otot-otot abdomen, keadaan ini akan menekan seluruh tempat penyimpanan vena di abdomen, memebantu memindahkan darah keluar dari tempat vaskuler di abdomen menuju jantung. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa. Efek yang terjadi bagi sirkulasi sama dengan efek yang disebabkan oleh impuls vasokontriksimpatis ketika impuls tersebut mengakibatkan kontraksi vena sehingga terjadi peningkatan cairan jantung dan tekanan arteri. Kemudian, saat otot-otot rangka berkontraksi selama latihan fisik, otot-otot tersebut menekan pembuluh darah di seluruh tubuh akibatnya terjadi peningkatan curah jantung yang diakibatkan olh pemindahan darah dari pembuluh perifer ke jantung dan paru. Selanjutnya kenaikan curah jantung akan meningkatkan tekanan arteri selama latihan fisik biasanya terjadi peningkatan dan tekanan rata-rata normal (100 mmHg) hingga mencapai 130 mmHg- 160 mmHg. Dari refleks baroreseptor tadi, akan meningkatkan kerja pulmonal. Dari peningkatan kerjanya terjadi peningkatan respirasi sehingga jumlah oksigen yang masuk kedalam tubuh lebih besar sedangkan jumlah karbondioksida semakin berkurang. Karena hal ini terjadi keseimbangan kebutuhan oksigen.5). Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH)Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang osmoreseptordi hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yangmenyintesis vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalamdarah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressindengan resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air dimembrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memungkinkanterjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk diduktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalamtubuh tetap dapat dipertahankan.Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatanosmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamussehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali normal.6). Organ organ yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh1.GinjalOrgan ini penting untuk pengaturn keseimbangan cairan dan elektrolit, secara normal ginjal menyaring 170 liter plasma setiap hari pada orang dewasa, sementara pada saat yang sama hanya mengeksresi 1,5 liter urin. Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan yang normal adalah berikut ini:Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh -Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan dan ekskresi selektif substansi yang tidak dibutuhkan.-Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen -Eksresi sampah metabolik dan substansi toksik2.Jantung dan Pembuluh darahKerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan urin. Kegagalan kerja pompa ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan cairan.3.Paru-paruParu-paru juga vital dalam mempertahankan homeostatis. Melalui ekshalasi, paru-paru membuang kira-kira 300 ml air setiap hari pada orang dewasa normal.4.Kelenjar PituitariHipotalamus menghasilkan suatu substansi yang dikenal dengan nama hormin anti diuretik (ADH) yang disimpan dalam kelenjar pituitari posterior dan dilepaskan jika diperlukan.5.Kelenjar AdrenalZona glomerulosa dari korteks adrenal menghasilkan aldosteron yang mempengaruhi keseimbangan cairan. 6.Kelenjar ParatiroidKelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid yang mempengaruhi keseimbangan cairan melalui mekaisme resorpsi tulang, absorpsi kalsium dari usus halus, dan reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal.

8. Air yang di butuhkan 7. Kemampuan tubuh dapat menahan haus selama 3-5 hari8. Jumlah air yang dibutuhkan oleh tubuh 2 liter air atau minuman lainnya dalam sehari 8 gelas ditambah dengan 20 % dari makanan yang kita konsumsi. Institute of medicine menyarankan pria untuk mengkonsumsi air sebanyak 3 liter (13 gelas) dan perempuan mengkonsumsi 2,2 liter (9 gelas) dari total minuman dalam sehari.9. - jaringan lemak- usia- jenis kelamin- jumlah lemak tubuh 10. hormon yang mempengaruhi keseimbangan cairan 1. Hormon Antidiuretik (ADH)Beberapa hormon mempengaruhi keseimbangan cairan, diantaranya adalah antidiuretic hormone (ADH) atau vasopressin. Hipotalamus memproduksi ADH, sedangkan kelenjar pituitari posterior menyimpan dan melepaskannya. Fungsi hormon ADH mudah diingat karena sesuai kepanjangannya yaitu hormon antidiuretik yang artinya mengurangi diuresis dan meningkatkan retensi air. Peningkatan osmolalitas serum atau penurunan volume darah dapat menstimulasi pelepasan ADH, yang pada akhirnya akan meningkatkan reabsorpsi cairan di ginjal. Peningkatan reabsorpsi cairan mengakibatkan konsentrasi urin menjadi lebih pekat. Begitu pula sebaliknya, penurunan osmolalitas serum atau peningkatan volume darah akan menghambat pelepasan ADH dan mengakibatkan lebih cairan sedikit yang diabsorspsi, sehingga urin yang dihasilkan akan memiliki konsentrasi yang rendah atau encer. Banyaknya ADH yang dilepaskan setiap harinya bervariasi tergantung keperluan tubuh.2.Atrial Natriuretic PeptideSistem renin-angiotensin-aldosteron bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Hormon jantung yang dinamakan atrial natriuretic peptide (ANP) juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan. ANP tersimpan dalam sel pada atria, dilepaskan saat tekanan atrial meningkat. Hormon ini berperan menurunkan tekanan darah dan mengurangi volume darah intravaskuler, berlawanan dengan sistem renin-angiotensin-aldosteron.Hormon ini bekerja dengan cara:-menekan kadar renin serum -menurunkan pelepasan aldosteron dari kelenjar adrenal -meningkatkan filtrasi glomerulus, yang akan meningkatkan eksresi sodium dan air melalui urin -mengurangi pelepasan ADH dari kelenjar pituitari posterior -mengurangi resistensi vaskuler dengan vasodilatasi.11. - Dehidrasi- Lemas- Elastisitas kulit menurun- Membran mukosa mulut mongering

12. Persamaan- Sama-sama kehilangan cairan tubuhPerbedaan Haus Kehilangan cairan dalam jumlah sedikit dan menyebabkan membran mukosa mulut mongering DehidrasiKehilangan cairan dalam jumlah banyak dan mengakibatkan pengeluaran urine yg berlebihan

BAB IIIPENUTUP

A. kesimpulan Dari pembahasan diatas mengenai haus, dapat diperoleh beberapa point penting, yaitu :1. Faktor- faktor yang mempengaruhi respon haus yaitu: aktivitas, usia, lingkungan, berat badan, dan jenis kelamin.2. Mekanisme pengaturan haus diatur oleh hormon ADH, hypothalamus, ginjal, pulmonal, dan kardiovaskuler.3. Perubahan- perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh aktivitas adalah: frekuensi nadi, tekanan darah, eliminasi urine, respirasi, keseimbangan asam dan basa, dan keseimbangan cairan elektrolit.4. Dengan adanya mekanisme haus pemenuhan kebutuhan akan eliminasi urine, kesimbangan cairan elektrolit dan asam basa serta sirkulasi oksigen dapat terpenuhi.

B. SaranMekanisme haus amatlah penting dalam proses kehidupan. Melalui mekanisme ini, tubuh tidak akan mengalami gangguan karena semua ketidakseimbangan dalam tubuh dapat dihilangkan. Oleh karena itu, kita harus memikirkan secara sungguh-sungguh tentang pentingnya memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh pada saat tubuh merasa haus. Kebutuhan ini tidak hanya dapat diperoleh melalui minuman tetapi juga dapat diperoleh melalui makanan yang mengandung cairan dan zat-zat yang diperlukan tubuh misalnya saja dengan banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran dan masih banyak lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Valerie, Tina Sanders(2007)buku ajar anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran. Sherwood, Lauralee(2001)fisiologi manusia. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran. Joyce James, Colin Baker, Helen Swain(2008). prinsip-prinsip sains dalam keperawatan. Jakarta: Erlangga. Perry and Potter(2001)fundamental of nursing. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran. Silverthon,D.U.(2004)human fisiology:An integrated approach ,3th ed.san fransisco: pearson education. Billy N.(2008) http://[email protected]. Diakses tanggal 15 februari 2011. http://www.gonursing/keseimbangancairan,elektrolit,asam&basa.htm.Diakses tanggal 15 februari 2011.

L A M P I R A NPage | 14