laporan lengkap vakum kolom klmpok 8

Upload: yuniituawal

Post on 02-Jun-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    1/29

    LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    LAPORAN LENGKAP

    ISOLASI SENYAWA BIOAKTIF

    KROMATOGRAFI KOLOM DAN VAKUM

    Spons Nipathes olemd a

    OLEH :

    KELOMPOK VIII

    ARMANINGSIH ARDIN (N111 12 102)

    ISNIATY RUSDY (N111 12 283)

    EKA SELVINA (N111 12 315)

    FESLY ANUGERAH A. (N111 12 292)

    AYU ISTIQOMAH (N111 12 296)

    DIAN MEGAWATI AMIN P. (N111 12 306)

    GOLONGAN: KAMIS SIANG

    ASISTEN: 1. HENDRA

    2. MAGHFIRAH S.

    MAKASSAR

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    2/29

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    3/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Sejak tahun 1969 sampai 1999 lebih kurang 300 paten telah

    dihasilkan dalam bidang natural products. Setiap tahun sekitar 100

    senyawa yang berhasil diinvestigasi. Sebagian besar senyawa aktif dari

    lingkungan diteliti khasiatnya sebagai bahan antikanker.

    Spons dikenal sebagai organisme yang kaya dengan kandungan

    senyawa bioaktif. Menurut Munro et,al (1999), spons merupakan biota laut

    yang paling banyak diteliti kandungan senyawa bioaktifnya. Senyawa

    bioaktif dari spons sangat beragam dan secar kimia memiliki struktur yang

    unik dan menarik untuk dijadikan sebagai senyawa pemandu dalam

    sintesis obatobat baru. Hewan ini hidup dengan baik pada ekosistem

    terumbu karang dan tersebar dibeberapa pulau dalam wilayah perairan.

    Niphates olemda merupakan salah satu genus spons yang banyak

    diteliti kandungan dan aktivitas senyawa bioaktifnya. Spons ini banyak

    mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antitumor,

    antimikrokbial, antivirus dan lainlain. Minimnya informasi, pengetahuan

    dan hasil penelitian tentang metabolit sekunder dari spons Niphates

    olemda ini kurang dimanfaatkan sebagai objek penelitian. Oleh karena itu,

    pada percobaan ini akan dilakukan penelitian terhadap Niphates olemda

    mengenai kandungan kimia yang terdapat sampel spons ini. Dimulai dari

    penyiapan sampel, ekstraksi, partisi, kromatografi kolom/vakum untuk

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    4/29

    mendapatkan fraksinasi, kromatografi preparatif, identifikasi senyawa, KLT

    2 dimensi, dan rekristalisasi

    I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

    I.2.1 Maksud Percobaan

    Mengetahui dan memahami prinsip dasar isolasi dengan metode

    kromatografi cair vakum dan kromatografi kolom

    I.2.2 Tujuan Percobaan

    Melakukan pemisahan komponen kimia terhadap sampel Niphates

    olemda dengan menggunakan metode kromatografi cair vakum

    I.3 Prinsip Percobaan

    1. Melakukan pemisahan komponen kimia terhadap sampel Niphates

    olemda dengan kromatografi cair vakum, dimana pemisahan

    komponen kimia berdasarkan prinsip adsorpsi dan partisi yang

    dipercepat dengan adanya bantuan dari pompa vakum.

    2. Melakukan pemisahan komponen kimia terhadap sampel Niphates

    olemdadengan kromatografi kolom, dimana pemisahan komponen

    kimia berdasarkan prinsip adsorpsi dan partisi dengan pengaliran

    eluen karena adanya gaya tarik bumi (gravitasi)

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    5/29

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori Umum

    Kromatografi adalah suatu metode pemisahan yang berdasarkan

    prinsip distribusi fase, yaitu suatu perpindahan komponen-komponen yang

    dianalisa dari suatu fase yang bergerak menuju fase lain yang diam yang

    dilaluinya (1).

    Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan

    atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua

    fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam

    dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat

    berupa zat cair atau gas (2).

    Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi

    komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing

    komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya

    diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke

    kolom dari ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan

    pengemban yang cocok (fasa mobil). Pemisahan dicapai oleh perbedaan

    laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh

    kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam

    (stationer) (3).

    Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase

    diam) ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    6/29

    yang cocok. Campuran yang akan dipisahkan berupa larutan, ditotolkan

    berupa bercak atau pita. Setelah itu pelat atau lapisan diletakkan dalam

    bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase

    gerak), pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembang).

    Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditempatkan (dideteksi).

    Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu

    proses migrasi diferensial dinamis dalam system dalam mana komponen-

    komponen cuplikan ditahan secara selektif oleh fase diam (1).

    Prinsip dari pemisahan adalah adanya perbedaan sifat fisik dan

    kimia dari senyawa yaitu kecendrungan dari molekul untuk melarut dalam

    cairan (kelarutan), kecenderungan molekul untuk menguap (keatsirian),

    kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk labus

    (adsorpsi, penserapan) (4).

    Walaupun agak tidak terlalu jelas, kontribusi kromatografi pada

    perkembangan kimia modern tidak dapat dipandang rendah. Tanpa teknik

    kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir murni) akan sangat

    sukar , dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin.

    Komponen utama kromatografi adalah fasa stationer dan fasa mobil

    dan kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis

    fasa mobil dan mekanisme pemisahannya, seperti ditunjukkan di Tabel.

    (3).

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    7/29

    Tabel. Klasifikasi kromatografi

    Kriteria Nama

    Fasa mobil Kromatografi cair, kromatografi gas

    Kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi

    Mekanisme Kromatografi pertukaran ion

    kromatografi gel

    Fasa stationer Kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis,

    kromatografi kertas

    Kolom kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum agar

    diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang

    kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan penjerap lalu divakumkan

    lagi. Kolom dihisap sampai kering dan sekarang siap dipakai. Cuplikan,

    dilarutkan dalam pelarut yang cocok, dimasukkan langsung pada bagian

    atas kolom atau pada lapisan prapenjerap dan dihisap perlahan-lahan ke

    dalam kemasan dengan memvakumkannya. Kolom, dielusi dengan

    campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang kepolarannya

    rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan, kolom dihisap sampai

    kering pada setiap pengumpulan fraksi. Berbeda dengan metode yang

    menggunakan tekanan pada bagian atas kolom untuk meningkatkan laju

    aliran, mengubah kolom (mengubah pelarut dan sebagainya) mudah

    karena kepala kolom berada dalam tekanan (1).

    Untuk kromatografi kolom dari larutan dibutuhkan tabung pemisah

    tertentu yang diisi dengan bahan sorpsi dan juga pelarut pengembang

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    8/29

    yang berbeda. Tabung pemisah yang diisi dengan bahan sorpsi disebut

    kolom pemisah. Tergantung dari masalah bahan pemisahan dapat

    digunakan tabung filter dengan gelas berpori yang pada ujung bawah

    menyempit (tabung Allihn) atau tabung gelas, yang pada ujung bawah

    menyempit dan dilengkapi dengan kran. Tabung bola jarang digunkan.

    Perbandingan panjang tabung terhadap diameter pada umumnya adalah

    40:1. Harga 20 berlaku sebagai batas bawah.

    Pengisisan tabung pemisah dengan adsorben, yang juga disebut

    kemasan kolom, harus dilakukan secara hati-hati, harus rata. Aluminium

    oksida atau silika gel dapat diisikan kering ke dalam tabung pemisah. Agar

    pengisian rata, tabung setelah diisi divibrasi, diketok-ketok atau dijatuhkan

    lemah pada pelat kayu. Adsorben lainnya harus diisikan sebagai suspensi,

    terutama jika zat ini menggelembung dengan pelarut pengembang. Yang

    umum dilakukan adalah, adsorben dibuat seperti bubur dengan pelarut

    elusi, kemudian dimasukkan ke dalam tabung pemisah. Sebagai bahan

    sorpsi digunakan bahan yang sama dengan kromatografi lapis titpi yaitu

    silika gel, aluminium oksida, poliamida, selulosa, selanjutnya juga arang

    aktif dan gula tepung. Tergantung dari cara pengembangan dapat

    dibedakan kromatografi elusi, kromatografi garis depan dan kromatografi

    pendesakan (4).

    Dalam kromatografi lapis tipis, fase diam adalah lapisan tipis jel

    silika atau alumina pada sebuah lempengan gelas, logam atau plastik.

    Kolom kromatografi berkerja berdasarkan skala yang lebih besar

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    9/29

    menggunakan material terpadatkan pada sebuah kolom gelas vertical (3).

    Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang

    masih banyak digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk

    memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak berdasarkan

    adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah

    silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara pembuatannya ada dua

    macam :

    - Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah

    diberi kapas kemudian ditambahkan cairan pengelusi.

    - Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan

    cairan pengelusi yang akan digunakan kemudian dimasukkan ke

    dalam kolom Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu

    disuspensikan dengan cairan pengelusi yang akan digunakan

    kemudian dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom

    Gambar 1. Kromatografi Kolom

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    10/29

    secara kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk semua, sambil

    kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat, setelah

    silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben

    kemudian kran ditutup dan sampel dimasukkan yang terlebih

    dahulu dilarutkan dalam eluen sampai diperoleh kelarutan yang

    spesifik. Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom

    melalui dinding kolom sedikit demi sedikit hingga masuk semua,

    dan kran dibuka dan diatur tetesannya, serta cairan pengelusi

    ditambahkan. Tetesan yang keluar ditampung sebagai fraksi-fraksi

    (5).

    Salah satu cara pemisahan adalah kromatografi cair vakum,

    kromatografi cair vakum adalah kromatografi kolom yang dipercepat dan

    bekerja pada kondisi vakum. Alat yang digunakan terdiri dari corong G-3,

    sumbat karet, pengisap yang dihubungkan dengan pompa vakum serta

    wadah penampung fraksi. Corong G-3 diisi adsorben sampai setinggi 2,5

    cm, kemudian diketuk-ketuk dengan batang pengaduk bersalut dilarutkan

    dalam pelarut organik yang cocok, kemudian ke dalam larutan ekstrak

    tersebut ditambahkan adsorben dengan bobot sama dengan bobot

    ekstrak. Campuran ini digenis sampai homogen, dikeringkan dan

    dimasukkan ke dalam corong G-3 kemudian diratakan. Permukaan lapisan

    adsorben ditutup dengan kertas saring. Elusi diawali dengan pelarut non

    polar dilarutkan dengan kombinasi pelarut dengan polaritas meningkat.

    Jumlah pelarut yang digunakan setiap kali elusi adalah sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    11/29

    untuk bobot ekstrak sampai lima gram diperlukan 25 ml pelarut, untuk 10-

    30 g ekstrak diperlukan 50 ml pelarut. Dalam hal ini, diameter corong

    dipilih sedemikian rupa sehingga lapisan ekstrak dipermukaan kolom

    setipis mungkin dan rata. Masing-masing pelarut dituangkan ke

    permukaan kolom kemudian dihisapkan pompa vakum. Masing-masing

    ekstrak ditampung dalam wadah terpisah sehingga menghasilkan

    sejumlah fraksi (6).

    Kromatografi cair vakum dapat digunakan untuk fraksinasi dan

    memurnikan fraksi. Metode KCV digunakan karena lebih efektif dan efisien

    dalam pemisahan dibandingkan kromatografi kolom gravitasi.

    Kromatografi cair vakum (KCV) pertama kali diperkenalkan oleh para

    ilmuwan dari Australia untuk mengatasi lamanya waktu yang dibutuhkan

    untuk separasi menggunakan kolom kromatografi klasik. Pada dasarnya

    metode ini adalah kromatografi lapis tipis preparatif yang berbentuk kolom.

    Aliran fase gerak dalam metode ini diaktifkan dengan bantuan kondisi

    vakum. Kromatografi cair vakum pada awalnya digunakan untuk separasi

    senyawaan steroid dan produk-produk natural dari laut. Kromatografi cair

    vakum terdiri dari suatu corong Buchner yang memiliki kaca masir. Corong

    Buchner ini diiisi dengan fase diam yang tingkat kehalusannya seperti

    yang umumnya dipakai dalam kromatografi lapis tipis (70-230 mesh).

    Corong Buchner yang berisi fase diam ini digunakan dalam kondisi

    vakum/bertekanan, yang berakibat pada kemampuan yang dihasilkan oleh

    kromatografi cair vakum akan sama dengan kromatografi gravitasi namun

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    12/29

    diperlukan waktu yang lebih singkat. Cara asli yang diperkenalkan oleh

    Coll menggunakan corong Buchner kaca masir atau kolom pendek,

    sedangkan Targett menggunakan kolom yang lebih panjang untuk

    meningkatkan daya pisah (1).

    Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang banyak, berdasarkan

    absorpsi dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan

    dengan suatu pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi komponen

    kimia yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi (7).

    Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang sedikit berdasarkan

    absorpsi dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan

    dengan suatu pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi komponen

    kimia yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.

    Kromatografi kolom sederhana di mana fase gerak bergerak

    dengan cepat karena penggunaan tekanan positif dari tabung nitrogren.

    Udara yang ditekan mengandung O2 dan uap air yang dapat

    menyebabkan peruraian produk dari ekstrak dan berubah saat pemisahan

    kromatografi (5).

    Keterbatasan kromatografi kolom-terbuka klasik ialah sebagai

    berikut :

    a. Pemisahan lambat

    b. Penjerapan linarut yang tidak bolak-balik

    c. Tidak dapat dipakai jika partikel terlalu kecil.

    Kombinasi antara kromatografi kolom kering dan kromatografi cair

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    13/29

    vakum memiliki kelebihan dimana laju pengelusian lebih tinggi dan

    memperpendek waktu kontak linarut dengan penjerap (8).

    Untuk kolom gaya tarik bumi yang memakai penjerap berukuran 60-

    230 mesh (63-250 m), umumnya laju aliran sekitar 10-20 mL/cm2

    penampang kolom/jam. Untuk partikel yang lebih kecil dari 200 mesh

    diperlukan semacam pemompaan atau sistem bertekanan. Kemudian laju

    dapat ditingkatkan sampai 2 mL atau lebih setiap menitnya, atau sampai

    batas sistem tekanan (9).

    Kromatografi Vakum Cair mempunyai keuntungan yang utama

    dibandingkan dengan kolom konvensional yaitu :

    - Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih kecil dibanding

    dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor

    Gambar 2. Kromatografi Vakum

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    14/29

    kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-100l/menit)

    - Adanya aliran fase gerak lebih lambat membuat kolom mikrobor

    lebih ideal jika digabung dengan spectrometer massa

    - Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat

    karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel

    terbatas missal sampel klinis

    Kerugian KCV (Kromatogravi Vakum Cair) :

    - Membutuhkan waktu yang cukup lama

    - Sampel yang dapat digunakan terbatas (1).

    II.2 Uraian Sampel

    II.2.1 Klasifikasi (10)

    Regnum : Animalia

    Divisi : Porivera

    Kelas : Demospangia

    Bangsa : Haplsclendae

    Suku : Nephatidae

    Marga : Niphates

    Jenis : Niphates Olemda

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    15/29

    BAB III

    METODE KERJA

    III.1 Alat dan Bahan

    III.1.1 Alat

    Alat-alat yang digunakan antara lain gelas masir, mangkuk kaca,

    alat kromatografi kolom (statif dan klem, tabung atau kolom), erlenmeyer,

    botol coklat, batang pengaduk, spatel besi, sendok tanduk besi,

    timbangan analitik, pipet tetes dan pipet skala, gelas ukur, dan vial

    III.1.2 Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampel spons Niphates

    olemda, air suling, pelarut metanol, etil asetat, heksan, kertas saring, dan

    silika halus, serta silika kasar

    III.2 Cara Kerja

    1. Persiapan kromatografi kolom

    Pertama-tama, disiapkan alat dan bahan. Diambil secukupnya fase

    diam (silika gel), dimasukkan ke dalam kolom sampai kira-kira 2/3 kolom

    terisi dengan silika gel. Dimampatkan silika gel dengan cara diketuk-

    ketukan. Kemudian, dikeluarkan fase diam tersebut dari kolom dan

    timbang. Selanjutnya, disuspensikan fase diam dalam fase gerak. Fase

    gerak yang digunakan dipilih dari kepolaran yang paling rendah, yaitu

    heksan. Dihomogenkan fase diam dan fase gerak. Diletakkan kolom

    dalam posisi tegak lurus dengan menggunakan statif dan klem. Dipastikan

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    16/29

    kran pada dasar kolom telah tertutup rapat untuk mencegah aliran keluar.

    Dituangkan suspensi silika gel secara perlahan-lahan. Diketuk-ketuk

    dinding kolam agar silika lebih mampat dan untuk mendorong agar

    gelembung udara yang ada naik ke bagian atas kolom. Setelah beberapa

    lama, akan terbentuk endapan suspensi silika gel, dmana fase gerak akan

    berada diatas fase diam. Dibuka kran pada dasar kolom dan dibiarkan

    fase gerak mengalir sampai tinggi fase diam dan fase gerak sama atau

    kurang dari 2 cm. Ditutup kran pada dasar kolom.

    2. Pemisahan Komponen Kimia

    Sampel Spons Niphates olemda ditimbang sesuai dengan

    perbandingan fase diam yang digunakan (perbandingan silika : sampel =

    100 : 1). Ditambahkan sedikit silica untuk menyerbukkan sampel. Dituang

    sampel ke dalam kolom secara perlahan-lahan dengan menggunakan

    pipet. Dibuka kran kolom yang terdapat pada dasar kolom dan dibiarkan

    fase gerak mengalir hingga tepat berada selapis di atas fase diam.

    Selanjutnya ditutup kran dan didiamkan selama beberapa menit.

    Dimasukkan kertas saring diatas permukaan sampel. Kemudian,

    ditambahkan sedikit demi sedikit fase gerak yang kepolarannya paling

    rendah ke dalam kolom. Dibuka leran pada dasar kolom dan dibiarkan

    fase gerak menetes. Ditampung fase gerak yang keluar dari kolom

    sebanyak 5 mL pada tiap vial.

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    17/29

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil Pengamatan

    No Eluen Perbandingan Volume (mL)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    Heksan

    Heksan : Etil asetat

    Heksan : Etil asetat

    Heksan : Etil asetat

    Heksan : Etil asetat

    Heksan : Etil asetat

    Heksan : Etil asetat

    Heksan : Etil asetat

    Etil asetat

    100%

    5 : 1

    3 : 1

    2 : 1

    2 : 1

    1 : 1

    1 : 3

    1 : 5

    100 %

    40 ml

    40 ml

    40 ml

    40 ml

    40 ml

    40 ml

    40 ml

    40 ml

    40 ml

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    18/29

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Kromatografi adalah pemisahan berdasarkan distribusi dua fase

    yaitu fase diam dan fase gerak. Salah satu contoh kromatografi adalah

    kromatografi vakum cair (KVC) dan kromatografi kolom. Perbedaan dari

    kedua kromatografi ini yaitu pada proses kromatografi kolom itu

    menggunakan gaya gravitasi untuk menarik sampel artinya sampel akan

    keluar dengan sendirinya atau tanpa paksaan. Sedangkan kromatografi

    vakum cair sampel itu dipaksa atau dihisap dengan menggunakan silang

    dan tanpa tekanan dalam kondisi vakum.

    Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan suatu campuran

    senyawa. Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa

    serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri

    (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut.

    Metode kolom konvensional ini dibantu dengan gaya gravitasi dan

    oleh karena hanya bantuan ini sehingga prosesnya memakan waktu yang

    lama. Langkah awal dari metode ini adalah semua alat dibersihkan dan

    dicuci dengan metanol, termasuk vial dan kolom. Setelah itu disiapkan

    bubur silikanya. Dimana proses penyiapan bubur silika itu, silika kasar

    saja yang digunakan, meskipun sebenarnya silika haluspun juga bisa

    digunakan. Namun, penggunaan silika halus harus dibarengi dengan

    penambahan silika kasar dengan konsistensi atau bobot yang lebih besar

    dibandingkan silika halus. Hal ini dikarenakan bila hanya menggunakan

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    19/29

    silika halus akan menyebabkan silika tersebut terlalu mampat ketika

    berada di dalam kolom karena rongga-rongga antar partikel terlalu kecil

    sehingga menyulitkan eluen untuk mempartisi ekstrak sebab kromatografi

    kolom ini hanya dibantu dengan gaya gravitasi. Silika kasar direndam

    dengan heksan dalam suatu wadah sambil diaduk-aduk dengan maksud

    membasahinya sehingga membuatnya bisa memadat.

    Jumlah silika kasar yang digunakan untuk pembuatan bubur silika

    kasar adalah 100 kali dari jumlah bobot ekstrak yang digunakan. Sisa

    bobot silika dari yang telah dipersiapkan digunakan untuk mengeringkan

    ekstrak pada saat penyiapan sampel dengan metode kering. Prosesnya

    yaitu ekstrak dilarutkan dengan metanol atau heksan hingga larut, dan

    ditambahkan sisa silika tadi, digerus hingga kering dan sisa silika yang

    tidak dipakai disimpan sebagai pengganti kertas saring di atas sampel dan

    dibawah eluen. Setelah penyiapan ekstrak selesai, rangkai alat kolom.

    Setelah terangkai, dimasukkan sedikit kapas untuk menahan atau

    menyumbat sedikit ujung kolom, dan biarkan memadat terlebih dahulu dan

    dimampatkan dengan cara memukul-mukul buret kolom dengan karet

    pipet tetes. Setelah itu ditambahkan sampel tadi yang sudah disiapkan

    lalu dimasukkan sisa silika kasar tadi sebagai pengganti kertas saring

    (sehingga proses partisi lebih maksimal), setelah itu dimasukkan

    perbandingan eluen satu per satu, dimulai dari eluen yang paling non-

    polar hingga ke yang polar. Maksud dari eluen yang digunakan harus dari

    non-polar terlebih dahulu ke yang polar adalah agar senyawa-senyawa

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    20/29

    yang ada didalam ekstrak tersebut terpartisi menurut tingkat kepolarannya

    masing-masing karena apabila yang digunakan eluen polar terlebih dahulu

    maka akan menyebabkan senyawa polar dan non-polar akan ikut tertarik

    oleh eluen polar tersebut sehingga hasil partisinya pun menjadi kacau.

    Jadi harus digunakan eluen non-polar terlebih dahulu agar senyawa yang

    mula-mula tertarik lebih dulu adalah senyawa-senyawa non-polar dan saat

    digunakan eluen polar, senyawa yang tertarikpun hanya senyawa-

    senyawa polar saja, sebab tidak ada lagi senyawa non-polar yang tersisa,

    sehingga hasil partisinya pun menjadi bagus.

    Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke

    bagian atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase

    gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh

    fase gerak dan sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa

    ditahan oleh fase diam akan berbeda dengan senyawa lainnya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi

    kolom adalah fase diam yang digunakan, kepolaran pelarut (fase diam),

    ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan alir elusi.

    Cara penggunaan kolom secara singkat adalah sebagai berikut :

    Pertama-tama, kran penutup dibuka untuk membiarkan pelarut yang

    sudah berada dalam kolom mengering sehingga material terpadatkan rata

    pada bagian atas, dan kemudian tambahkan larutan secara hati-hati dari

    bagian atas kolom. Lalu buka kran kembali sehingga campuran berwarna

    akan diserap pada bagian atas material terpadatkan.

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    21/29

    Selanjutnya tambahkan pelarut baru melalui bagian atas kolom,

    cegah sedapat mungkin jangan sampai merusak material terpadatkan

    dalam kolom. Lalu buka kran, supaya pelarut dapat mengalir melalui

    kolom, kumpulkan dalam satu vial dibawah kolom. Karena pelarut

    mengalir kontinyu, maka tetap tambahkan pelarut baru dari bagian atas

    kolom sehingga kolom tidak pernah kering.

    Pada kromatografi cair vakum, fase diamnya menggunakan silika

    gel yang diletakkan di dalam kolom kromatografi. Ada dua cara melapisi

    kolom dengan silika gel yaitu proses basah dan proses kering. Proses

    basah yaitu silika gel ditambahkan dengan n-heksana hingga berbentuk

    seperti bubur, lalu dituangkan kedalam kolom, dan dihisap pelarutnya

    dengan mesin vakum, dan dihentikan sampai panjang kolom sesuai

    dengan yang diinginkan, maka diperoleh silika gel yang padat pada kolom.

    Yang kedua proses kering yaitu memasukkan silika gel yang dalam bentuk

    padat langsung kekolom lalu dipadatkan.

    Pada saat silika gel dicampurkan dengan n-heksana terlihat bahwa

    kedua senyawa ini tidak bercampur, hal ini dikarenakan n- heksana dan

    silika gel berbeda kepolarannya, yaitu n-heksana merupakan non polar

    dan silika gel polar. Pada percobaan ini tidak menggunakan metanol

    (CH3OH) karena senyawa ini polar, dan dapat mengakibatkan semua

    senyawa akan turun. Adapun cara kerja kromatografi cair vakum yaitu

    kolom kromatografi dikemas kering dengan penjerap silika gel dalam

    keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    22/29

    dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah (n-heksana) dituangkan ke

    permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dipisah sampai kering

    dan sekarang siap dipakai. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang cocok,

    dimasukkan langsung pada bagian atas kolom dan dihisap perlahan-lahan

    ke dalam kemasan dengan mengvakumkannya. Kolom, dielusi dengan

    campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang kepolarannya

    rendah (n-heksana) lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan dengan

    cara elusi gradien antara n-heksana : etil asetat kolom dihisap sampai

    kering pada setiap pengumpulan fraksi.

    Adapun KVC ini merupakan pemisahan fraksi berdasarkan

    pelarutnya. Agar fraksi tertentu turun, maka harus ditingkatkan

    kepolarannya dari non polar, sedikit polar, semi polar, agak polar sampai

    100% polar, hal ini dikarenakan didalam sampel itu terdapat senyawa

    yang berbeda kepolarannya. Untuk meningkatkan kepolaran pelarut

    dilakukan perbandingan campuran pelarut, pada mulanya pelarut non

    polar dicampur dengan pelarut semi polar dengan perbandingan tertentu,

    dan sampai nanti pelarut semipolar dicampur dengan pelarut polar dengan

    perbandingan tertentu. Sampel atau fraksi yang turun itu sesuai dengan

    kepolaran pelarut yang digunakan. Bila pelarut yang digunakan adalah n-

    heksana (non polar) maka fraksi yang akan turun adalah senyawa non

    polar, sedangkan senyawa polar tidak turun karena tidak larut dengan

    pelarut n-heksana.

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    23/29

    Pengaruh lebarnya kolom pada KVC mengakibatkan fraksi sampel

    turun satu persatu, dan bila pelarutnya telah habis maka harus dibuat

    pelarut dengan kosentrasi sama, dan diturunkan kembali fraksinya.

    Sedangkan panjang kolom, mengakibatkan semakin panjang kolom maka

    waktu atau cepat lambatnya turun fraksi senyawa.

    Setelah fraksi senyawa didapatkan, selanjutnya dengan

    menggunakan KLT kita menghitung Rf (retention fraksion), dimana bila

    didapat senyawa yang Rfnya sama atau pola nodanya sama, maka

    kemungkinan senyawa itu adalah sama. Adapun dari hasil vakum

    diperoleh fraksi sebanyak 10 fraksi. Semua fraksi ini lalu dilakukan uji

    identifikasi, yaitu KLT untuk dapat menggabung fraksi (fraksinasi) noda

    yang memiliki warna atau nilai Rf yang sama.

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    24/29

    BAB VI

    PENUTUP

    VI.1 Kesimpulan

    Dari hasil percobaan, digunakan 9 perbandingan eluen, dimulai dari

    eluen yang paling non polar : semi polar (heksan : etil asetat) ; semi polar

    (etil asetat) ; semi polar : polar (etil asetat : heksan) ; hingga paling polar

    (heksan).

    Dari hasil percobaan diperoleh 6 fraksi yang akan dilanjutkan

    dengan KLT untuk melihat noda yang memiliki nilai Rf atau warna yang

    sama akan digabungkan menjadi 1 fraksi (fraksinasi).

    VI.2 Saran

    Sikap komunikatif antara asisten dan praktikan dipertahankan.

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    25/29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Adriana, Renalitha Devri. 2009. Skripsi : Aktivitas Antiplasmodium

    Fraksi Non Polar Ekstrak Etanol Rimpang Temu Mangga.

    Surakarta : Universitas Muhammadiah Fakultas Farmasi

    2. Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta :

    Penerbit Andi

    3. http://www.chem-is-try.org Diakses tanggal 16 Oktober 2014

    4. Roth, Hermann J. 1988.Analisis Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada

    University Press

    5. Kisman .Dr. Sastro ,ddk .1994. Analisis Farmasi Cet. 2. Yogyakarta :

    Gadjah Mada University Press

    6. Soediro. I., dkk. 1986. Kromatografi Cepat Sebagai Cara Fraksinasi

    Ekstrak Tanaman. Acta Pharmaceutica Indonesia.

    7. Conners.A.K. Pharmaceutical Analysis Solvent Extraction.

    Pharmaceutica Indonesia.

    8. K. Hostettmann, M. Hostettmann, A. Marston. 1995. Cara

    Kromatografi Preparatif. Bandung : Penerbit ITB.

    9. Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar

    Kromatografi. Bandung : Penerbit ITB.

    10. http://www. Wikipedia//Lengkuas. Diakses tanggal 29 maret 2014.

    11. Dalimartha., Setiawan. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6.

    Jakarta: Pustaka Bunda

    http://www.chem-is-try.org/http://www.chem-is-try.org/
  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    26/29

    Lampiran

    SKEMA KERJA

    I Kromatografi Kolom

    I.I Pengemasan Kolom

    Silika gel

    Ditimbang &dimasukkan

    Kolom

    Dimampatkan& dikeluarkan

    Suspensi Silika gel & fasegerak non polar (heksan)

    Kolom

    Dimasukkan

    Dibuat

    Dijepit dengan statif& klem

    Kran

    Dibuka

    Dikeluarkan fase gerakhin a tin in a 2 cm

    Ditutup

    Kran

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    27/29

    I.2 Pemisahan Komponen Kimia pada Kromatografi Kolom

    Ekstrak Spons

    ditimbang

    Diserbukkan ekstrakdengan fase diam

    dimasukkan

    Kolom

    dibuka

    KranDibiarkan fase gerak

    mengalir hingga selapisdi atas fase gerak

    ditutup

    Kran

    Kertas saring

    dimasukkan

    dimasukkan

    Eluen dari non polarhingga polar

    Vial

    ditampung

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    28/29

    II Kromatografi Cair Vakum

    II.1 Pengemasan Kromatografi Cair Vakum

    Silika gel

    Ditimbang &dimasukkan

    Gelas Masir

    Dimampatkan

    Pompa Vakum

    Fase gerak non

    polar (heksan)

    Dimasukkan

    Dinyalakan

    Dimampatkan silikagel dengan bantuan

    pompa vakum

  • 8/10/2019 Laporan Lengkap Vakum Kolom Klmpok 8

    29/29

    II.2 Pemisahan Komponen Kimia pada Kromatografi Cair Vakum

    Diserbukkan

    Ekstrak Spons

    ditimbang

    Ditambahkan dengansedikit silika gel

    dimasukkan

    Gelas Masir

    dimasukkan

    Kertas Saring

    dimasukkan

    Mangkuk Kaca

    ditampung

    Eluen dari non polarhingga polar