perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

70
63 BAB V TINJAUAN PERHITUNGAN 5.1. Data Perhitungan Mutu beton (f’c) = K225 ( fc = 18,74 Mpa) Mutu baja tul. Utama = U40 (400 MPa) Mutu baja tul. Geser = U24 (240 MPa) Berat jenis baja = 7850 kg/m 3 Berat jenis beton = 2400 kg/m 3 Tebal selimut beton = 25 mm Dimensi balok = 35x70, 30x50, 25x40, dan 25x35 Wilayah gedung = Jakabaring, Palembang ( zona gempa 2) Ketinggian lantai - Lantai 1 = 3,8 m - Lantai 2 = 3,8 m - Lantai dak = 0,8 m Tinggi gedung = 18,9 m Jenis gedung = Gedung kelas dan perkantoran guru 5.2. Pembebanan Pembebanan yang duberikan pada struktur gedung kelas SMAN Internasional Sumatera Selatan ini diantaranya: beban mati, beban hidup dan beban gempa. Beban- beban ini diberikan berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) yaitu pada PPURG tahun 1987. Dan untuk beban gempa direncanakan sesuai SNI (SNI 1726 2002) yaitu Tata Cara Merencanakan Struktur Bangunan Gedung Tahan Gempa. 5.2.1. Beban Mati Beban mati terdiri dari beban sendiri dan beban tambahan. Adapun beban mati tambahan berdasarkan PPURG tahun 1987 terdiri dari: Berat sendiri plat lantai = 0,12 m x 2400 kg/m 3 = 288 kg/m 2 Berat screed + keramik = 90 kg/m 2 Dinding setengah bata = 250 kg/m 2

Upload: vthree-si-acha-makacha

Post on 21-Oct-2015

396 views

Category:

Documents


88 download

TRANSCRIPT

Page 1: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

63

BAB V

TINJAUAN PERHITUNGAN

5.1. Data Perhitungan

Mutu beton (f’c) = K225 ( f’c = 18,74 Mpa)

Mutu baja tul. Utama = U40 (400 MPa)

Mutu baja tul. Geser = U24 (240 MPa)

Berat jenis baja = 7850 kg/m3

Berat jenis beton = 2400 kg/m3

Tebal selimut beton = 25 mm

Dimensi balok = 35x70, 30x50, 25x40, dan 25x35

Wilayah gedung = Jakabaring, Palembang ( zona gempa 2)

Ketinggian lantai

- Lantai 1 = 3,8 m

- Lantai 2 = 3,8 m

- Lantai dak = 0,8 m

Tinggi gedung = 18,9 m

Jenis gedung = Gedung kelas dan perkantoran guru

5.2. Pembebanan

Pembebanan yang duberikan pada struktur gedung kelas SMAN Internasional

Sumatera Selatan ini diantaranya: beban mati, beban hidup dan beban gempa. Beban-

beban ini diberikan berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Badan

Standarisasi Nasional (BSN) yaitu pada PPURG tahun 1987. Dan untuk beban

gempa direncanakan sesuai SNI (SNI – 1726 – 2002) yaitu Tata Cara Merencanakan

Struktur Bangunan Gedung Tahan Gempa.

5.2.1. Beban Mati

Beban mati terdiri dari beban sendiri dan beban tambahan. Adapun beban

mati tambahan berdasarkan PPURG tahun 1987 terdiri dari:

Berat sendiri plat lantai = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m

2

Berat screed + keramik = 90 kg/m2

Dinding setengah bata = 250 kg/m2

Page 2: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

64

Plafond + penggantung = 11 kg/m2 + 7 kg/m

2 = 18 kg/m

2

Mechanical & Electrical = 40 kg/m2

Kemudian menghitung beban hang terjadi pada struktur balok. Dengan analisa beban

amplop.

Gambar V.1. Beban mati pada balok

Gambar V.2. Beban mati pada balok

5.2.2. Beban Hidup

Beban hidup ditentukan oleh jenis gedung yang akan difungsikan. Pada

proyek pembangunan gedung kelas SMAN Internasional Sumatera Selatan 2 lantai

ini direncanakan gedung akan difungsikan sebagai ruang belajar dan perkantoran

guru. Berdasarkan pada PPURG tahun 1987 beban hidup untuk gedung sekolah

adalah :

Beban hidup pada lantai = 250 kg/m2

Beban hidup pada atap = 100 kg/m2

Kemudian menghitung beban yang terjadi pada struktur balok dengan analisa beban

amplop.

Page 3: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

65

Gambar V.3. Beban hidup pada balok

Gambar V.4. Beban hidup pada balok

5.2.3. Beban Gempa

Beban gempa yang terjadi pada gedung berdasarkan Standar Nasional

Indonesia (SNI – 1726 – 2002). Besar beban gempa dipengaruhi oleh wilayah gempa

dan kondisi tanah di lokasi proyek. Adapun data-data untuk perhitungan beban

gempa diantaranya:

1. Beban Lantai Satu

Berat sendiri plat lantai = ((72 x 4m x 4m) + (2 x 6m x 6m) + (2 x 4m x 1,33m)

+ 288 kg/ m2

= 355.576,32 kg

Berat sendiri balok = ((0,35m x 0,70m x 192m) + (0,3m x 0,5m x 140m) +

(0,25m x 0,35m x 140m) + (0,25m x 0,4m x

518,67m )) x 2400 kg/m3

= 317.176,8 kg

Page 4: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

66

Berat sendiri kolom = ((0,4m x 0,4m x 5,7m x 100) + (π x (0,4m)2/4 x 6,1m

x 24buah)) x 2400 kg/m3

= 263.050,971 kg

Beban dinding = (348m x 5,7 m) x 250 kg/m2

= 495.900 kg

Beban mati = (90 kg/m2 + 18 kg/m

2 + 40 kg/m

2) x ((72 x 4m x

4m) + (2 x 6m x 6m) + (2 x 4m x 1,33m))

= 182.726,72 kg

Beban hidup = (((72 x 4m x 4m) + (2 x 6m x 6m) + (2 x 4m x

1,33m)) x 250 kg/m2) x 30%

= 92.598 kg

W lantai 1 = 355.576,32 kg + 317.176,8 kg + 263.050,971 kg + 495.900 kg +

182.726,72 kg + 92.598 kg

= 1.707.019,811 kg

2. Berat lantai atap

a. Elevasi + 7,6 m

Berat sendiri plat lantai = ((4m x 4m x 44) + (2 x 6m x 6m) + (2 x 4m x

2m)) x 288 kg/m2

= 228.096 kg

Berat sendiri balok = ((0,35m x 0,70m x 192m) + (0,3m x 0,5m x 116m)

+ (0,25m x 0,35m x 120m) + (0,25m x 0,4m x

468m )) x 2400 kg/m3

= 292.176 kg

Berat sendiri kolom = ((0,4m x 0,4m x 0,4m x 28) + (0,4m x 0,4m x 1,9 m

x 100)) x 2400 kg/m3

= 173.425,272 kg

Berat dinding = ((348m x 1,9m) + (72m x 0,3m)) x 250 kg/m2

= 170.700 kg

Page 5: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

67

Beban mati = ((4m x 4m x 44) + (2 x 6m x 6m) + (2 x 4m x 2m)) x

(18 kg/m2 + 40 kg/m

2)

= 45.936 kg

Beban hidup = (((4m x 4m x 44) + (2 x 6m x 6m) + (2 x 4m x 2m))

x 100 kg/m2) x 30%

= 23760 kg

Welv. 7,6 m = 228.096 kg + 292.176 kg + 173.425,272 kg + 170.700 kg +

23760kg + 45.936 kg

= 837.928,8 kg

b. Elevasi +8,4 m

Berat sendiri plat lantai = (4m x 4m x 28) x 288 kg/m2

= 129.024 kg

Berat sendiri balok = ((0,35m x 0,7m x 16m) + (0,3m x 0,5m x 24m) +

(0,25 m x 0,4m x 292m) + (0,25m x 0,35m x 4m)

x 2400 kg/m3

= 88.968 kg

Berat sendiri kolom = ((28x0,4mx0,4mx0,4m) + (24 x (22/7) x (0,4m)2/4)

x 2,3m)) x 2400 kg/m3

= 20.955,429 kg

Berat dinding = (128m x 0,3m) x 250 kg/m2

= 9600 kg

Beban hidup = ((4m x 4m x 28) x 100 kg/m2) x 30%

= 13.440 kg

Wlantai atap elv. 8,4m = 129.024 kg + 88.968 kg + 20.955,429 kg + 9600 kg

+ 13.440 kg

= 261.987,429 kg

Page 6: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

68

Berat atap

Diketahui :

Berat genteng + reng + usuk = 50 kg/m2

Berat air hujan = (40 – 0,8 α) x A

maka,

luasan atap = 4 x( + )

= 692,7039 m2

muatan atap =(Berat genteng + reng + usuk) x luasan atap

= 50 kg/m2 x 692,7039 m

2

= 34.635,195 kg

Berat air hujan = (40 – 0,8 α) x luasan atap

= (40 – 0,8 x (30°))x 692,7039 m2

= 11.083,2624 kg

As WF 100.50.5.7 (P1) = 0,1m x 0,05m – (2x (0,0225m x 0,086m))

= 0,00113 m2

Berat sendiri P1 = (0,00113 m2 x (4 x (7,329 + 5,154 +2 x 1,294 +1,5

+ 8) m) x 7850 kg/m3)

= 871,828 kg

As WF 350.175.7.11 (P2) = 0,35 m x 0,175m – (2x (0,084m x 0,328m))

= 0,00615 m2

Berat sendiri P2 = 0,00615 m2 x (4 x (12,404 + 3 x 8,542 + 2 x 4,964 +

25,708)m) x 7850 kg/m3

= 14.225,6413 kg

As chanel (P3) = 0,067m x 0,076m – (0,037 x 0,064)

= 0,00274 m2

Berat sendiri P3 = 0,00274 m2

x (4 x (8,582 + 10,661 + 12,739 + 14,818

+ 16,854 + 18,975 + 21,053 + 23,131 + 24,562 +

25,75 + 2,347 + 4,425 + 6,504 + 8,582 + 10,661)m)

Page 7: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

69

x 7850 kg/m3

= 17.176,5712 kg

Beban hidup = 100 kg x 276 simpul

= 27.600 kg

Watap = 34.635,195 kg + 11.083,2624 kg + 871,828 kg + 14.225,6413 kg

+ 17.176,5712 kg + 27.600 kg

= 105.592,4979 kg

Maka berat pada elevasi +8,4m

Wt elv. 8,4 = 261.987,429 kg + 105.592,4979 kg

= 367579,9265 kg

Jadi,

Wt = 1.707.019,811 kg + 837.928,8 kg + 367579,9265 kg

= 2912528,538 kg

Lokasi gedung di kota Palembang (zona gempa 2) dapat dilihat pada gambar

Peta Gempa Indonesia (lampiran 2)

Kondisi tanah dilokasi proyek termasuk ke dalam kategori tanah lunak. Untuk

tanah lunak (lampiran 2):

o Percepatan puncak batuan dasar = 0,1 g

o Percepatan puncak muka tanah Ao = 0,2 g

o Tc = 1,0 detik

o Am = 2,5 Ao = 2,5 x 0,2 = 0,5

o Ar = Am x Tc = 0,5 x 1,0 = 0,5

Gedung digunakan untuk ruang belajar dan perkantoran guru

Faktor keamanan struktur, I = 1,0 dapat dilihat pada (lampiran 2)

Gedung memakai sistem rangka pemikul momen biasa.

Untuk sistem rangka pemikul momen biasa, R = 3,5 dapat dilihat pada lampiran

2

Faktor respon gempa

T = 0,0731 H3/4

Page 8: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

70

T = 0,0731 (8,4)3/4

T = 0,3607 detik

Pembatasan waktu getar alami fundamental:

T1 = ξ n, untuk wilayah gempa 2, ξ = 0,19 (lampiran 2 tabel 3)

T1 = 0,19 x 2

T1 = 0,38 detik

Ternyata T < T1,

0,3607 detik < 0,38 detik,

Jadi gunakan T = 0,3607 detik

Karena T < Tc,

0,3607 detik < 1,0 detik, sehingga koefisien percepatan gempa:

Ar = Am x T = 0,5 x 0,3607 = 0,1804 g

Maka Ct = = = 0,5001

Base shear

o Arah Utara – Selatan

VB =

VB`= 308.660 kg

o Arah Barat – Timur

VB =

VB = 308.660 kg

Maka langkah selanjutnya adalah mencari gaya lateral equivalent dan gaya

geser story pada setiap lantai dari arah Utara-Selatan dan Barat-Timur yang dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 9: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

71

Tabel V.1. Gaya lateral equivalent dan gaya geser story arah Utara – Selatan

Lantai Elevasi

(m)

Wx

(kg)

Wx.Hx

(kg.m)

Fx

(kg)

Atap 8,4 367.579,926 3.087.671,382 80.599.207

7,6 837.928,800 6.368.258,880 166.234,212

1 3,8 1.707.019,811 6.486.675,283 169.325,301

TOTAL

15.942.605,546

Tabel V.2. Gaya lateral equivalent dan gaya geser story arah Barat- Timur

Lantai Elevasi

(m)

Wx

(kg)

Wx.Hx

(kg.m)

Fx

(kg)

Atap 8,4 367.579,926 3.087.671,382 80.599.207

7,6 837.928,800 6.368.258,880 166.234,212

1 3,8 1.707.019,811 6.486.675,283 169.325,301

TOTAL

15.942.605,546

Setelah didapatkan gaya lateral ekuivalen pada setiap lantai, gaya kemudian

diaplikasikan pada setiap simpulnya pada arah Utara – Selatan dan Barat – Timur.

Karena gedung kelas ini memiliki bentuk yang tidak simetris pada sisi depan dan

belakangnya, menyebabkan jumlah simpul pada kedua sisi ini tidaklah sama.

Sehingga besar gaya pada sisi depan dan belakang gedung memiliki besar yang

berbeda. Besar beban gempa untuk tiap titik simpul bisa di lihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel. V.3. Pembebanan gempa pada setiap simpul

a. Utara Selatan

Lantai Elevasi Fus Simpul Fus/simpul

(m) (kg) (+) (-) (+) (-)

Atap 8,4 80.599,207 11 9 7.327,201 8.955,467

7,6 166.234,212 17 14 9.778,483 11.873,872

1 3,8 169.325,301 17 15 9.960,312 11.288,353

Page 10: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

72

b. Barat Timur

Lantai Elevasi Ftb

Simpul Ftb/simpul

(m) (kg) (+)

Atap 8,4 94032,409 9 10448,045

7,6 193939,914 16 12121,2445

1 3,8 197546,185 16 12346,637

Model pembebanan gempa tiap simpulnya pada arah Utara-Selatan dan

Barat-Timur dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar V.5. Model gaya gempa arah Utara-Selatan

Gambar V.6. Model gaya gempa arah Selatan – Utara

Gambar V.7. Model gaya gempa arah Barat – Timur

7.327,201 kg

9.778,483 kg

9.960,312 kg

8.955,467 kg 11.837,872 kg

11.288,353 kg

10448,045 kg 12121,245 kg

12346,637 kg

Page 11: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

73

5.3. Gaya Dalam

Pada perhitungan struktur dilakukan analisis dengan program ETABS

(Extended Three Dimensional Analysis of Building System) dengan meninjau

sebagian bangunan dengan bentang yang paling kritis. Perhitungan menggunakan

kombinasi pembebanan 1,4D; 1,2D + 1,6L; 1,2D + 1,0E + L; 0,9D + 1,0 E (

berdasarkan SNI- 1726 – 2002) sehingga menghasilkan momen dan gaya geser

maksimum pada setiap batang, momen yang bernilai negatif minimum dirancang

untuk penulangan tumpuan dan momen yang bernilai positif maksimum dirancang

untuk penulangan lapangan pada struktur balok.

Analisis struktur dengan bantuan program ETABS ini perlu dilakukan dengan

teliti dalam proses pembebanan dan satuan yang gunakan. Di babah ini merupakan

pemodelan gedung kelas SMAN Internasional dengan menggunakan program

ETABS:

Gambar V.8. Model struktur gedung kelas SMAN Internasional Sumatera Selatan

Adapun rekapitulasi momen maksimum dan gaya geser maksimum balok

tumpuan dan lapangan ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Page 12: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

74

Tabel V.4. Momen dan geser maksimum pada balok

Tipe Balok

(cm)

Momen Maksimum (kg.m) Geser Maksimum (kg)

Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan

B 35/70 -27.890,7 29.580,738 -16.477 16.473,74

B 30/50 -16.772,1 11.093,47 -15.835,8 14.679,69

B 25/40 -12.786,9 23.333,66 -10.753,5 10.636,23

B 25/35 -5.513,79 3.538,997 -23.76,34 2.765,54

Sedangkan Momen (Mu), gaya aksial (Pu) dan gaya geser (Vu) maksimum

pada kolom terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.5. Momen, gaya aksial dan geser pada kolom

Tipe Kolom Mu maks

(kg m)

Pu maks

(kg)

Vu maks

(kg)

K-1 13.174,27 12.524,71 20.840,67

K-2 5.399,932 -5.564,13 3.178,41

Setelah didapatkan momen, geser dan gaya aksial maksimum pada masing-

masing tipe balok dan kolom, maka pembesian pada balok dan kolom dapat dihitung.

5.4. Perhitungan Pembesian Balok

Perhitungan pembesian pada laporan ini mengacu pada SNI-2002.

Perhitungan pembesian dilakukan secara manual pada tiap tipe balok.

5.4.1. Balok 35/70

a. Perhitungan Tulangan Utama Tumpuan

Mu = -27.890,7 kg m = -278,907 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (700 – 25 – 8 - .19) = 657,5 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Page 13: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

75

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.350.657,5

2.4,907.10

-6 = 593,973 kNm

Syarat penulangan:

Mr > Mu = 593,973 kNm > 278,907 kN.m

Maka digunakan balok bertulangan tarik saja.

k = = = 2,3041

ρ = 0,00626 (dari tabel)

ρ min = = = 0,0035

As = ρbd = 0,00626.350.657,5 = 1533,536 mm2

Dari data As didapat tulangan 6D19 (As = 1701,11 mm2)

b. Perhitungan Tulangan Sengkang Tumpuan

Vu = 16.477 kg = 164,77 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 350. 657,5.10-3

= 165,746 kN

= 0,6. 165,746 = 49,724 kN

Karena Vu > = 164,77 kN > 49,724 kN, maka tulangan sengkang diperlukan.

Di tempat dukungan

Vs perlu = – Vc = - 165,746 = 108,871 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Wu = = = 34,863375 kN/m

= = 58,106 kN/m

Page 14: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

76

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa

spasi yang diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang

memerlukan spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 657,5 mm,

maka pada penampang kritis didapat:

Vs = Vs perlu - d = 108,871 - 657,5. 58,106.10-3

= 70,666 kN

Jarak sengkang

s = = = 112,290 mm

Maka tulangan sengkang yang digunakan Ø8-110 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(350)( 657,5)(10-3

) = 331,492 kN

Vs = 70,666 kN pada penampang kritis

Karena 70,666 < 331,492; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600 mm.

½d = ½(657,5) = 328,75 mm

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 103,445 mm

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai terkecil

yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 100 mm untuk keseluruhan panjang balok.

c. Perhitungan Tulangan Torsi Tumpuan

Tu = -27891140 Nmm

Acp = b.h = 350.700 = 245000 mm2

Pcp = 2(bh) = 2(350+700) = 2100 mm

X1 = b – 2(d’+½Ø) = 350 – 2(25+½.12) = 288 mm

Page 15: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

77

Y1 = h – 2(d’+½Ø) = 700 – 2(25+½.12) = 638 mm

Ph = 2 (X1 + Y1 ) = 2 (292 + 642) = 1852 mm

Aoh = X1.Y1 = 292. 642 = 183744 mm2

Ao = 0,85. 183744 = 156182,4 mm2

θ = 45° , cot θ = 1

Cek keperluan torsi

ϕTc = = = 7720104,812 Nmm

Tu > ϕTc , 27891140 Nmm > 7720104,812 Nmm Torsi

diperhitungkan

Cek penampang balok SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.1

Vc = = = 165.745,924 N

<

<

1,189 MPa < 2,701 MPa (penampang Ok)

Kebutuhan tulangan torsi (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.5-6)

Tn perlu = = = 37188186,67 Nmm

= = =0,4961 mm/kaki

Aλ = (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.7

= 0,4961. 1852. .1 = 918,7772 mm2

Pasang tulangan torsi longitudinal

Untuk mendistribusikan Aλ di semua empat muka balok tersebut, gunakan ¼ Aλ di

dua sudut terbawah.

Page 16: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

78

Aλ/4 = 229,694 mm2

Gunakan tulangan 3D12 = 339,292 mm2 di setiap sisi samping kiri kanan balok baik

di sepanjang tumpuan maupun lapangan bentang.

d. Perhitungan Tulangan Utama Lapangan

Mu = 29.580,738 kg m = 295,8074 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (700 – 25 – 8 - .19) = 657,5 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.350.657,5

2.4,907.10

-6 = 593.973 kNm

Syarat penulangan:

Mr > Mu = 593,973 kNm > 295,8074 kN.m

Maka digunakan balok bertulangan tarik saja.

k = = = 2,4438

ρ = 0,00668 (dari tabel)

ρ min = = = 0,0035

As = ρbd = 0,00668.350.657,5 = 1635,972 mm2

Dari data As didapat tulangan 6D19 (As = 1701,11 mm2)

e. Perhitungan Tulangan Sengkang Lapangan

Vu = 16.473,74 kg = 164,7374 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 350. 657,5.10-3

= 165,746 kN

= 0,6. 165,746 = 49,724 kN

Page 17: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

79

Karena Vu > = 164,7374 kN > 49,724 kN, maka tulangan sengkang

diperlukan.

Vs perlu = – Vc = - 165,746 = 108,8164 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Wu = = = 36,976 kN/m

= = 61,627 kN/m

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa spasi yang

diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang memerlukan

spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 657,5 mm, maka pada

penampang kritis didapat:

Vs = Vs perlu - d = 108,8164 - 657,5. 61,627.10-3

= 68,297 kN

Jarak sengkang

s = = = 116,185 mm

Maka tulangan sengkang yang digunakan Ø8-110 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(350)( 657,5)(10-3

) = 331,492 kN

Vs = 68,297 kN pada penampang kritis.

Karena 68,297 < 331,492; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600

mm.

½d = ½(657,5) = 328,75 mm

Page 18: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

80

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 103,44 mm

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai terkecil

yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 100 mm untuk keseluruhan panjang balok.

f. Perhitungan Tulangan Torsi Lapangan

Tu = 27939670 Nmm

Acp = b.h = 350.700 = 245000 mm2

Pcp = 2(bh) = 2(350+700) = 2100 mm

X1 = b – 2(d’+½Ø) = 350 – 2(25+½.12) = 288 mm

Y1 = h – 2(d’+½Ø) = 700 – 2(25+½.12) = 638 mm

Ph = 2 (X1 + Y1 ) = 2 (288 + 638) = 1852 mm

Aoh = X1.Y1 = 288. 638 = 183744 mm2

Ao = 0,85. 183744 = 156182,4 mm2

θ = 45° , cot θ = 1

Cek keperluan torsi

ϕTc = = = 7720104,812 Nmm

Tu > ϕTc , 27939670 Nmm > 7720104,812 Nmm Torsi

diperhitungkan

Cek penampang balok SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.1

Vc = = = 165.745,924 N

<

<

1,189 MPa < 2,701 MPa (penampang Ok)

Page 19: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

81

Kebutuhan tulangan torsi (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.5-6)

Tn perlu = = = 37252893,33 Nmm

= = =0,496 mm/kaki

Aλ = (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.7

= 0,496. 1852. .1 = 918,592 mm2

Pasang tulangan torsi longitudinal

Untuk mendistribusikan Aλ di semua empat muka balok tersebut, gunakan ¼ Aλ di

dua sudut terbawah.

Aλ/4 = 229,648 mm2

Gunakan tulangan 3D12 = 339,292 mm2 di setiap sisi samping kiri kanan balok baik

di sepanjang tumpuan maupun lapangan bentang.

5.4.2. Balok 30/50

a. Perhitungan Tulangan Utama Tumpuan

Mu = -16.772,1 kg m = -167,721 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (500 – 25 – 8 - .16) = 459 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.300. 459

2.4,907.10

-6 = 248,1154 kNm

Syarat penulangan:

Mr > Mu = 248,1154 kNm > 167,721 kN.m

Page 20: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

82

Maka digunakan balok bertulangan tarik saja.

k = = = 3,317

ρ = 0,00943 (dari tabel)

ρ min = = = 0,0035

As = ρbd = 0,00943.300. 459 = 1413,772 mm2

Dari data As didapat tulangan 8D16 (As = 1608,495 mm2)

b. Perhitungan Tulangan Sengkang Tumpuan

Vu = 15.835,8 kg = 158,358 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 300. 459.10-3

= 99,177 kN

= 0,6. 99,177 = 29,753 kN

Karena Vu > = 158,358 kN > 29,753 kN, maka tulangan sengkang

diperlukan.

Di tempat dukungan

Vs perlu = – Vc = - 99,177 = 164,753 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Wu = = = 37,271 kN/m

= = 62,119 kN/m

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa spasi yang

diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang memerlukan

Page 21: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

83

spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 459 mm, maka pada

penampang kritis didapat:

Vs = Vs perlu - d = 164,753 - 459. 62,119.10-3

= 136,240 kN

Jarak sengkang

s = = = 40,66 mm

Apabila digunakan tulangan sengkang yang sesuai dengan lapangan (Ø8), maka spasi yang

didapatkan pada perhitungan kurang dari jarak sengkang minimum (50 mm). Maka tulangan

harus diperbesar menjadi Ø10-50 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(300)( 459)(10-3

) = 198,355 kN

Vs = 136,240 kN pada penampang kritis

Karena 136,240 < 198,355; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600 mm.

½d = ½(459) = 229,5 mm

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 120,6857143 mm

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai terkecil

yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 110 mm untuk keseluruhan panjang balok.

c. Perhitungan Tulangan Torsi Tumpuan

Tu = - 26949310 Nmm

Acp = b.h = 300.500 = 150000 mm2

Page 22: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

84

Pcp = 2(bh) = 2(300+500) = 1600 mm

X1 = b – 2(d’+½Ø) = 300 – 2(25+½.10) = 240 mm

Y1 = h – 2(d’+½Ø) = 700 – 2(25+½.10) = 440 mm

Ph = 2 (X1 + Y1 ) = 2 (240 + 440) = 1360 mm

Aoh = X1.Y1 = 240. 440 = 105600 mm2

Ao = 0,85. 105600 = 89760 mm2

θ = 45° , cot θ = 1

Cek keperluan torsi

ϕTc = = = 3798156,522 Nmm

Tu > ϕTc , 26949310 Nmm > 3798156,522 Nmm Torsi

diperhitungkan

Cek penampang balok SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.1

Vc = = = 99177,4631 N

<

<

1,804 MPa < 2,701 MPa (penampang Ok)

Kebutuhan tulangan torsi (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.5-6)

Tn perlu = = = 35932413,33Nmm

= = =0,834 mm/kaki

Aλ = (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.7

= 0,843. 1360. .1 = 1146,48 mm2

Page 23: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

85

Pasang tulangan torsi longitudinal

Untuk mendistribusikan Aλ di semua empat muka balok tersebut, gunakan ¼ Aλ di

dua sudut terbawah.

Aλ/4 = 286,62 mm2

Gunakan tulangan 4D10 = 314,159 mm2 di setiap sisi samping kiri kanan balok baik

di sepanjang tumpuan maupun lapangan bentang.

d. Perhitungan Tulangan Utama Lapangan

Mu = 11.093,47kg m = 110,9347 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (500 – 25 – 8 - .16) = 459 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.300. 459

2.4,907.10

-6 = 248,1154 kNm

Syarat penulangan:

Mr > Mu = 248,1154 kNm > 110,9347 kN.m

Maka digunakan balok bertulangan tarik saja.

k = = = 2,194

ρ = 0,00593 (dari tabel)

ρ min = = = 0,0035

As = ρbd = 0,00593.300. 459 = 889,9894 mm2

Dari data As didapat tulangan 5D16 (As = 1005,714 mm2)

Page 24: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

86

e. Perhitungan Tulangan Sengkang Lapangan

Vu = 14.679,69 kg = 146,7969 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 300. 459.10-3

= 99,177 kN

= 0,6. 99,177 = 29,753 kN

Karena Vu > = 146,7969 kN > 29,753 kN, maka tulangan sengkang

diperlukan.

Di tempat dukungan

Vs perlu = – Vc = - 99,177 = 145,484 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Wu = = = 24,652 kN/m

= = 41,087 kN/m

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa spasi yang

diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang memerlukan

spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 459 mm, maka pada

penampang kritis didapat:

Vs = Vs perlu - d = 145,484 - 459. 41,087.10-3

= 126,625 kN

Jarak sengkang

s = = = 43,747 mm

Page 25: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

87

Apabila digunakan tulangan sengkang yang sesuai dengan lapangan (Ø8), maka spasi yang

didapatkan pada perhitungan kurang dari jarak sengkang minimum (50 mm). Maka tulangan

harus diperbesar menjadi Ø10-50 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(300)( 459)(10-3

) = 198,355 kN

Vs = 126,625 kN pada penampang kritis

Karena 126,625 < 198,355; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600 mm.

½d = ½(459) = 229,5 mm

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 120,6857 mm

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai terkecil

yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 120 mm untuk keseluruhan panjang balok.

f. Perhitungan Tulangan Torsi Lapangan

Tu = 27292480 Nmm

Acp = b.h = 300.500 = 150000 mm2

Pcp = 2(bh) = 2(300+500) = 1600 mm

X1 = b – 2(d’+½Ø) = 300 – 2(25+½.10) = 240 mm

Y1 = h – 2(d’+½Ø) = 700 – 2(25+½.10) = 440 mm

Ph = 2 (X1 + Y1 ) = 2 (240 + 440) = 1360 mm

Aoh = X1.Y1 = 240. 440 = 105600 mm2

Ao = 0,85. 105600 = 89760 mm2

θ = 45° , cot θ = 1

Page 26: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

88

Cek keperluan torsi

ϕTc = = = 3798156,522 Nmm

Tu > ϕTc , 26949310 Nmm > 3798156,522 Nmm Torsi

diperhitungkan

Cek penampang balok SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.1.

Vc = = = 99177,4631 N

<

<

1,759MPa < 2,701 MPa (penampang Ok)

Kebutuhan tulangan torsi (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.5-6)

Tn perlu = = = 36389973 Nmm

= = = 0,8446 mm/kaki

Aλ = (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.7

= 0,8446 . 1360. .1 = 1148,673 mm2

Pasang tulangan torsi longitudinal

Untuk mendistribusikan Aλ di semua empat muka balok tersebut, gunakan ¼ Aλ di

dua sudut terbawah.

Aλ/4 = 287,168 mm2

Gunakan tulangan 4D10 = 314,159 mm2 di setiap sisi samping kiri kanan balok baik

di sepanjang tumpuan maupun lapangan bentang.

Page 27: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

89

5.4.3. Balok 25/40

a. Perhitungan Tulangan Utama Tumpuan

Mu = - 12.786,9 kg m = - 127,869 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (400 – 25 – 8 - .16) = 359 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.300. 359

2.4,907.10

-6 = 126,484 kNm

Syarat penulangan:

Mr > Mu sedangkan 126,484 kNm < 127,869 kN.m

Maka digunakan balok bertulangan rangkap.

ρ = 0,9. ρ maks = 0,9. 0,0152 = 0,0137

Dari nilai di atas dicari nilai k dari tabel A-9 (Struktur Beton Bertulang, Istimawan

Dispohusodo)

k = 4,52507

kuat momen tahanan atau kapasitas pasangan kopel gaya beton tekan dan tulangan

baja tarik adalah:

MR1 = ϕbd2k = 0,8.(250).(359)

2(4,52507)(10

-6) = 116,639 kNm

Luas penampang tulangan tarik yang diperlukan untuk pasangan kopel gaya beton

tekan dan tulangan baja tarik adalah:

As1 = ρbd = 0,0137.250. 359 = 1229,575 mm2

Page 28: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

90

Pasangan kopel gaya tulangan baja tekan dan tarik ditentukan sedemikian rupa

sehingga kuat momennya memenuhi keseimbangan terhadap momen rencana.

MR2 perlu = Mu – MR1 = 127,869 - 116,639 = 11,23 kNm

Berdasarkan pada pasangan kopel gaya tulangan baja tekan dan tarik didapatkan:

MR2 = ϕ.ND2 (d-d’)

ND2 = = = 42,0283 kN

Pemeriksaan terhadap regangan εs’pada tulangan baja tekan

a = = = 123,586 mm

c = = = 145,395

εs’ = (0,003) = (0,003) = 0,00248 mm

εy = 0,002 mm

Karena εy < εs’, maka terbukti bahwa tulangan baja tarik akan meluluh sebelum

regangan beton tekan mencapai 0,003. fs’ = fy

As’ perlu = = = 105,0707 mm2

As2 = As’ = 105,0707 mm2

Maka luas tulangan baja tarik tutal yang diperlukan

Ast = As1 + As2 = 1229,575 + 105,0707 = 1331,1765 mm2

Jika diperlukan luasan As2 = 105,0707 mm2, maka jumlah tulangan baja tekan adalah

1D16 (As = 201,062 mm2).

Page 29: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

91

Jika diperlukan luasan Ast = 1331,1765 mm2, maka jumlah tulangan baja tarik adalah

7D16 (As = 1407,434 mm2)

b. Perhitungan Tulangan Sengkang Tumpuan

Vu = 10.753,5kg = 107,535 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 250. 359.10-3

= 64,642 kN

= 0,6. 64,642 = 19,393 kN

Karena Vu > = 107,535 kN > 19,393 kN, maka tulangan sengkang

diperlukan.

Di tempat dukungan

Vs perlu = – Vc = - 64,642 = 114,5832 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Wu = = = 63,935 kN/m

= = 106,558 kN/m

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa spasi yang

diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang memerlukan

spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 359 mm, maka pada

penampang kritis didapat:

Vs = Vs perlu - d = 114,583 - 359. 106,558.10-3

= 76,329 kN

Page 30: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

92

Jarak sengkang

s = = = 56,762 mm

Maka tulangan harus diperbesar menjadi Ø8-50 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(250)( 359)(10-3

) = 129,284 kN

Vs = 76,329 kN pada penampang kritis

Karena 76,329 < 129,284; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600 mm.

½d = ½(359) = 179,5 mm

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 144,823 mm

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai terkecil

yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 110 mm untuk keseluruhan panjang balok.

c. Perhitungan Tulangan Torsi Tumpuan

Tu = -7225090 Nmm

Acp = b.h = 250.400 = 100000 mm2

Pcp = 2(bh) = 2(250+400) = 1300 mm

X1 = b – 2(d’+½Ø) = 250 – 2(25+½.10) = 190 mm

Y1 = h – 2(d’+½Ø) = 400 – 2(25+½.10) = 340 mm

Ph = 2 (X1 + Y1 ) = 2 (190 + 340) = 1060 mm

Aoh = X1.Y1 = 240. 440 = 64600 mm2

Ao = 0,85. 64600 = 54910 mm2

θ = 45° , cot θ = 1

Page 31: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

93

Cek keperluan torsi

ϕTc = = = 2077624 Nmm

Tu > ϕTc , 7225090 Nmm > 2077624 Nmm Torsi

diperhitungkan

Cek penampang balok SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.1

Vc = = = 64641,811 N

<

<

1,586 MPa < 3,601 MPa (penampang Ok)

Kebutuhan tulangan torsi (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.5-6)

Tn perlu = = = 9633435,333 Nmm

= = = 0,366 mm/kaki

Aλ = (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.7

= 0,366. 1060. .1 = 387,96 mm2

Pasang tulangan torsi longitudinal

Untuk mendistribusikan Aλ di semua empat muka balok tersebut, gunakan ¼ Aλ di

dua sudut terbawah.

Aλ/4 = 96,99 mm2

Gunakan tulangan 2D10 = 157,080 mm2 di setiap sisi samping kiri kanan balok baik

di sepanjang tumpuan maupun lapangan bentang.

d. Perhitungan Tulangan Utama Lapangan

Page 32: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

94

Mu = 23.3337 kg m = 233,337 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (400 – 25 – 8 - .16) = 359 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.250. 359

2.4,907.10

-6 = 126,484 kNm

Syarat penulangan:

Mr < Mu = 126,484 kNm < 233,337 kN.m

Maka digunakan balok bertulangan rangkap.

ρ = 0,9. ρ maks = 0,9. 0,0152 = 0,0137

Dari nilai di atas dicari nilai k dari tabel A-9 (Struktur Beton Bertulang, Istimawan

Dispohusodo)

k = 4,52507

Kuat momen tahanan atau kapasitas pasangan kopel gaya beton tekan dan tulangan

baja tarik adalah:

MR1 = ϕbd2k = 0,8.(250).(359)2(4,52507)(10-6) = 116,639 kNm

Luas penampang tulangan tarik yang diperlukan untuk pasangan kopel gaya beton

tekan dan tulangan baja tarik adalah:

As1 = ρbd = 0,0137.250. 359 = 1229,575 mm2

Pasangan kopel gaya tulangan baja tekan dan tarik ditentukan sedemikian rupa

sehingga kuat momennya memenuhi keseimbangan terhadap momen rencana.

MR2 perlu = Mu – MR1 = 233,337 - 116,639 = 116,698 kNm

Page 33: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

95

Berdasarkan pada pasangan kopel gaya tulangan baja tekan dan tarik didapatkan:

MR2 = ϕ.ND2 (d-d’)

ND2 = = = = 436,7438 kN

Pemeriksaan terhadap regangan εs’pada tulangan baja tekan

a = = = 123,586 mm

c = = 123,586/0,85 = 145,395

εs’ (0,003) = (0,003) = 0,00248 mm

εy = 0,002 mm

Karena εy < εs’, maka terbukti bahwa tulangan baja tarik akan meluluh sebelum

regangan beton tekan mencapai 0,003. fs’ = fy

As’ perlu = = = 1091,8596 mm2

As2 = As’ = 1091,8596 mm2

Maka luas tulangan baja tarik total yang diperlukan

Ast = As1 + As2 = 1229,575 + 1091,859 = 2317,9654 mm2

Jika diperlukan luasan As2 = 1091,8596 mm2, maka jumlah tulangan baja tekan

adalah 6D16 (As = 1206,372 mm2).

Jika diperlukan luasan Ast = 2317,9654 mm2, maka jumlah tulangan baja tarik

adalah 12D16 (As = 2412,743 mm2).

e. Perhitungan Tulangan Sengkang Lapangan

Vu = 10.636,23 kg = 106,3623 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 250. 359.10-3

= 64,6418 kN

= 0,6. 64,6418 = 19,3925 kN

Page 34: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

96

Karena Vu > = 106,3623 kN > 64,6418 kN, maka tulangan sengkang

diperlukan.

Di tempat dukungan

Vs perlu = – Vc = - 64,6418 = 112,6287 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Wu = = = 116,668 kN/m

= = 194,447 kN/m

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa spasi yang

diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang memerlukan

spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 359 mm, maka pada

penampang kritis didapat:

Vs = Vs perlu - d = 112,6287 - 359. 194,447.10-3

= 42,822 kN

Jarak sengkang

s = = = 101,177 mm

Berdasarkan perhitungan, maka tulangan sengkang yang didapat adalah Ø8-100 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(250)( 359)(10-3

) = 129,284 kN

Vs = 42,822 kN pada penampang kritis.

Karena 42,822 < 129,284; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600 mm.

Page 35: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

97

½d = ½(359) = 129,284 mm

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 144,823 mm

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai terkecil

yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 120 mm untuk keseluruhan panjang balok.

f. Perhitungan Tulangan Torsi Lapangan

Tu = 7113040 Nmm

Acp = b.h = 250.400 = 100000 mm2

Pcp = 2(bh) = 2(250+400) = 1300 mm

X1 = b – 2(d’+½Ø) = 250 – 2(25+½.10) = 190 mm

Y1 = h – 2(d’+½Ø) = 400 – 2(25+½.10) = 340 mm

Ph = 2 (X1 + Y1 ) = 2 (190 + 340) = 1060 mm

Aoh = X1.Y1 = 240. 440 = 64600 mm2

Ao = 0,85. 64600 = 54910 mm2

θ = 45° , cot θ = 1

Cek keperluan torsi

ϕTc = = = 2077624 Nmm

Tu > ϕTc , 7113040 Nmm > 2077624 Nmm Torsi diperhitungkan

Cek penampang balok SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.1

Vc = = = 64641,811 N

<

<

Page 36: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

98

1,571 MPa < 3,601 MPa (penampang Ok)

Kebutuhan tulangan torsi (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.5-6)

Tn perlu = = = 9484053,333 Nmm

= = = 0,360 mm/kaki

Aλ = (SNI-2847-2002 pasal 13.6.3.7

= 0,360. 1060. .1 = 381,6 mm2

Pasang tulangan torsi longitudinal

Untuk mendistribusikan Aλ di semua empat muka balok tersebut, gunakan ¼ Aλ di

dua sudut terbawah.

Aλ/4 = 95,4 mm2

Gunakan tulangan 2D10 = 157,080 mm2 di setiap sisi samping kiri kanan balok baik

di sepanjang tumpuan maupun lapangan bentang.

5.4.4. Balok 25/35

a. Perhitungan Tulangan Utama Tumpuan

Mu = - 5.513,79kg m = - 55,1379 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (350 – 25 – 8 - .13) = 310,5 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.250. 310,5

2.4,907.10

-6 = 94,617238 kNm

Syarat penulangan:

Mr > Mu = 94,617238 kNm > 55,1379 kN.m

Page 37: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

99

Maka digunakan balok bertulangan tarik saja.

k = = = 2,8595

ρ = 0,00796 (dari tabel)

ρ min = = = 0,0035

As = ρbd = 0,00626.250.310,5 = 696,0944 mm2

Dari data As didapat tulangan 6D13 (As = 796,394 mm2)

b. Perhitungan Tulangan Sengkang Tumpuan

Vu = 2376,34 kg = 23,7634 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 250. 310,5.10-3

= 55,909 kN

= 0,6. 55,909 = 16,773 kN

Karena Vu > = 23,7634 kN > 16,773 kN, maka tulangan sengkang

diperlukan.

Di tempat dukungan

Vs perlu = – Vc = - 16,773 = 22,833 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Wu = = = 27,569 kN/m

= = 45,948 kN/m

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa

spasi yang diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang

memerlukan spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 310,5 mm,

maka pada penampang kritis didapat:

Page 38: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

100

Vs = Vs perlu - d = 22,833- 310,5. 45,948.10-3

= 8,5661 kN

Jarak sengkang

s = = = 437,457 mm

Maka tulangan sengkang yang digunakan Ø8-400 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(250)( 310,5)(10-3

) = 111,818 kN

Vs = 8,5661 kN pada penampang kritis

Karena 8,5661 < 111,818; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600 mm.

½d = ½(310,5) = 155,25 mm

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 144,8229 mm

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai terkecil

yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 140 mm untuk keseluruhan panjang balok.

c. Perhitungan Tulangan Utama Lapangan

Mu 3538,997kg m = 35,38997 kN.m

d = (h - d’- Øsengkang - D tul.utama) = (350 – 25 – 8 - .13) = 310,5 mm

ρb = = = 0,0202

ρ maks = 0,75. ρb = 0,75.0,202 = 0,0152

Page 39: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

101

ω = = = 0,3251

Kmaks = fc’. ω.(1-0,59. ω) = 18,675. 0,3251.(1-0,509.0,3251) = 4,907 MPa

Mr maks = ϕbd2k = 0,8.250. 310,5

2.4,907.10

-6 = 94,617238 kNm

Syarat penulangan:

Mr > Mu = 94,617238 kNm > 35,38997 kN.m

Maka digunakan balok bertulangan tarik saja.

k = = = 1,8354

ρ = 0,00489 (dari tabel)

ρ min = = = 0,0035

As = ρbd = 0,00489.250.310,5 = 428,1611 mm2

Dari data As didapat tulangan 4D13 (As = 530,929 mm2)

d. Perhitungan Tulangan Sengkang Lapangan

Vu = 2765,54 kg = 27,6554 kN

Vc = ( )bwd = ( ). 250. 310,5.10-3

= 55,909 kN

= 0,6. 55,909 = 16,773 kN

Karena Vu > = 27,6554 kN > 16,773 kN, maka tulangan sengkang

diperlukan.

Di tempat dukungan

Vs perlu = – Vc = - 16,773 = 29,31967 kN

Kemiringan garis diagram:

Mu = Wu.(ι2)

Page 40: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

102

Wu = = = 17,695 kN/m

= = 29,492 kN/m

Apabila dipilih tulangan Ø8 (Av = 50,286 mm2) untuk sengkang, periksa

spasi yang diperlukan untuk penampang kritis, dimana merupakan tempat yang

memerlukan spasi paling rapat. Dengan menggunakan dalam efektif d’ = 310,5 mm,

maka pada penampang kritis didapat:

Vs = Vs perlu - d = 29,31967 - 310,5. 29,492.10-3

= 20,1625 kN

Jarak sengkang

s = = = 185,854 mm

Maka tulangan sengkang yang digunakan Ø8-180 mm.

Menentukan spasi maksimum yang dibutuhkan:

Bandingkan nilai Vs pada penampang kritis dengan (⅓√fc')bw.d:

(⅓√fc')bw.d =( ⅓√18,675)(250)( 310,5)(10-3

) = 111,818 kN

Vs = 20,1625 kN pada penampang kritis

Karena 20,1625 < 111,818; spasi maksimum adalah nilai terkecil dari ½d dan 600 mm.

½d = ½(310,5) = 155,25 mm

Kriteria lain yang perlu diperhatikan ialah persyaratan luas penampang tulangan

minimum sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai berikut:

Smaks = = = 144,8229 mm

Page 41: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

103

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan pada dua kriteria tersebut di atas, nilai

terkecil yang dipakai ialah jarak spasi maksimum 140 mm untuk keseluruhan

panjang balok.

5.5. Rekapitulasi Tulangan Balok

Berikut hasil rekapitulasi dari tulangan utama, pinggang dan tulangan

sengkang. Direncanakan tulangan menggunakan tulangan D19,D16 dan D13 untuk

tulangan utama. Untuk tulangan pinggang Ø12,Ø10. Sedangkan untuk sengkang Ø10

dan Ø8.

Tabel di bawah ini merupakan hasil rekapitulasi dari tulangan balok untuk

momen maksimal:

Page 42: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

63

Tabel V.6. Rekapitulasi penulangan tumpuan pada balok

No Nama

Balok

Jumlah Tulangan

Ket. Tumpuan

Tul.

Utama mm2

Tul.

Torsi mm

2

Tul.

Geser

Tul.

Utama mm

2

Tul. Torsi

mm2 Tul.

Geser

1 B 35/70 6D19 1701,11

3D12 339,292 Ø8 - 100 3D19 850,93

3D12 339,292 Ø8 - 100 atas

3D19 850,93 6D19 1701,11 bawah

2 B 30/50 8D16 1608,495

4D10 314,159 Ø10 - 50 3D16 603,43

4D10 314,159 Ø10 - 50 atas

3D16 603,43 5D16 1005,31 bawah

3 B 25/40 7D16 1407,434

2D10 157,08 Ø8-50 6D16 1206,372

2D10 157,08 Ø8-100 atas

2D16 402,124 12D16 2412,743 bawah

4 B 25/35 6D13 796,394

- - Ø8-140 3D13 398,357

- - Ø8-140 atas

3D13 398,357 6D13 1701,11 bawah

Page 43: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

105

Tabel V.7. Perbandingan perhitungan sendiri dengan di proyek

Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan

atas 6D19 3D19 8D19 6D19

mm2 1701,11 850,93 2269,14 1701,86 -568,03 -850,93

bawah 3D19 6D19 6D19 8D19

mm2 850,929 1701,11 1701,86 2269,14 -850,929 -568,033

3Ø12 3Ø12 4Ø12 4Ø12

mm2 339,292 339,292 452,57 452,57 -113,279 -113,279

Tul. Geser Ø8 - 100 Ø8 - 100 Ø8 - 100 Ø8 - 200

atas 8D16 3D16 7D16 5D16

mm2 1608,495 603,43 1408 1005,714 200,495 -402,286

bawah 3D16 5D16 5D16 7D16

mm2 603,43 1005,31 1005,71429 1408 -402,286 -402,690

4Ø10 4Ø10 2Ø10 2Ø10

mm2 314,159 314,159 157,143 157,143 157,016 157,016

Tul. Geser Ø10 - 50 Ø10 - 50 Ø8 - 200 Ø8 - 200

atas 7D16 6D16 5D16 3D16

mm2 1407,434 1206,372 1005,714 603,429 401,720 602,943

bawah 2D16 12D16 3D16 5D16

mm2 402,29 2412,743 603,429 1005,714 -201,143 1407,029

4Ø10 4Ø10 2Ø10 2Ø10

mm2 157,08 157,08 157,143 157,143 -0,063 -0,063

Tul. Geser Ø8-50 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-200

atas 6D13 3D13 7D13 3D13

mm2 796,394 398,35714 929,5 398,357 -133,106 0,000

bawah 3D13 4D13 3D13 7D13

mm2 398,357 530,929 398,357 929,5 0,000 -398,571

- - - -

mm2 - - - -

Tul. Geser Ø8-140 Ø8-140 Ø8-100 Ø8-200

TOTAL -1509,61 -568,86

Tul. Utama

Tul. Torsi

Ket

35/70

SelisihNama Balok

30/50

Tul. Utama

Tul. Torsi

Pehitungan Sendiri Perhitungan Proyek

25/40

Tul. Utama

Tul. Torsi

25/35

Tul. Utama

Tul. Torsi

Total Selisih = -1509,61 + -568,86

= -2078,47

5.6. Perhitungan Kolom

Pada perhitungan ini, data momen, geser dan gaya aksial maksimum didapat

dengan bantuan program ETABS.

5.6.1. Kolom K-1

a. Tulangan Utama Tumpuan

Pmax = Pu = 12524,71 kg = 125247,1 N

Mmax = Mu = 13174,2680 kg.m = 131742680 N.mm

b = h = 400 mm

Page 44: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

106

selimut = 25 mm

d = b – selimut = 400 mm - 25 mm = 375 mm

Taksiran tulangan kolom = 1,5 %, maka :

Maka

2250 mm2

Maka didapat jumlah tulangan 12D16 (As = 2413,714286 mm2)

Cek luluh Tulangan:

Maka

xEs

MPa

MPa

Karena fs’ > fy, maka gunakan

Maka :

Page 45: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

107

Karena , maka kolom hancur diawali luluhnya tulangan tarik.

Sedangkan :

Page 46: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

108

Karena , maka penggunaan dapat diterima (Aman).

b. Tulangan Sengkang

Persyaratan tulangan sengkang pada kolom adalah sebagai berikut :

a. 16 kali diameter tulangan utama = 16x16mm = 256 mm

b. 48 kali diameter tulangan sengkang = 48x8mm = 384 mm

c. dimensi terkecil kolom = 400 mm

Maka jarak tulangan sengkang yang digunakan Ø8-250 mm. Sedangkan untuk jarak

sengkang tulangan plastis Ø8-150.

Periksa keamanan

Jarak bersih = 0,5(b-2xd’-2xØsengkang-3xDutama)

= 0,5(400mm – 2x8mm – 3x16mm)

= 143mm < 150mm

Maka jarak sengkang aman.

5.6.2. Kolom K-2

a. Tulangan Utama Tumpuan

Pmax = Pu = 40709,93 kg = 407099,3 N

Mmax = Mu = 5399,932 kg.m = 53999320 N.mm

h = 0,8.h = 0,8 x 400 mm = 320 mm

Page 47: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

109

selimut = 25 mm

d = b – selimut = 320 mm - 25 mm = 295 mm

Taksiran tulangan kolom = 1,5 %, maka :

Maka

1737,693 mm2

Maka didapat jumlah tulangan 9D16 (As = 1809,557 mm2)

Cek luluh Tulangan:

Maka

xEs

MPa

MPa

Karena fs’ > fy, maka gunakan

Maka :

Page 48: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

110

Karena , maka kolom hancur diawali luluhnya tulangan tarik.

Sedangkan :

Page 49: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

111

Karena , maka penggunaan dapat diterima (Aman).

c. Tulangan Sengkang

Dc = h – 2d’ = 400mm – 2.25mm = 350mm

Jarak batas tulangan spiral adalah antara 25,4mm sampai 76,2mm. Maka jarak yang

digunakan adalah jarak maksimum yaitu Ø8-76 mm.

Penulangan kolom pada proyek tidak dilakukan perlantai, dimensi dan

penulangan kolom yang dipakai adalah dimensi kolom yang menerima beban

terbesar pada struktur gedung.Berdasarkan data dari ETABS, kolom yang menerima

beban terbesar adalah kolom pada lantai 1.

Di bawah ini merupakan tabel rekapitulasi penulangan kolom gedung kelas

SMAN Internasional Sumatera Selatan:

Tabel V.8. Rekapitulasi penulangan Kolom

No. Tipe Dimensi

Jumlah Tulangan

Tul.Utama mm2

Tul. Geser

Tumpuan Lapangan

1 K-1 400x400 12D16 2413,71 Ø8-100 Ø8-250

2 K-2 d = 400 9D16 1809,56 Ø8-76 Ø8-152

Page 50: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

112

Di bawah ini merupakan perbandingan antara penulangan kolom perhitungan

sendiri dengan yang terdapat pada proyek:

Tabel V.9. Perbandingan perhitungan sendiri dengan proyek

Tipe Selisih Hasil

Kolom Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan (mm) (%)

Tul. Utama

mm2

sengkang Ø8-100 Ø8-250 Ø8-100 Ø8-200

Tul. Utama

mm2

sengkang Ø8-50 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-200

0

200,4

0

11,08

Perhitungan Proyek

12D16

2413,714

9D16

1809,56

Dimensi KetNoPerhitungan Sendiri

400 x 400K-11

K-2 d = 4002

12D16

2413,714

8D16

1609,14

5.7. Perhitungan Pelat Lantai

Pada proyek pembangunan gedung kelas ini , perhitungan pelat dilakukan

pada lantai elevasi 3,8m, 7,6m dan 8,4m. Untuk pelat lantai elevasi 3,8m terdapat 4

tipe pelat lantai, untuk lantai elevasi 7,6m terdapat 5 tipe pelat lantai dan untuk pelat

elevasi 8,4m terdapat 1 tipe pelat yang akan dihitung berdasarkan ukuran dan

tumpuan berupa jepit pada keempat tepinya.

5.7.1. Pembebanan Pelat Lantai Elevasi 3,8 m

1. Beban Mati (D)

Berat sendiri plat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m

2

Berat finishing = 90 + 18 + 40 kg/m2 = 148 kg/m

2 +

= 436 kg/m2

2. Beban Hidup (L) (Untuk Bangunan Sekolah)

Beban Hidup = 250 kg/m2 = 250 kg/m

2

3. Beban Terfaktor

Beban terfaktor (WU) = 1,2 D + 1,6 L

= (1,2 x 436) + (1,6 x 250) kg/m2

= 923,2 kg/m2

4. Beban Per Meter Lebar

Beban Per Meter Lebar (WU-1) = 923,2 kg/m2

x 1 m’

= 923,2 kg/m’

Page 51: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

113

5.7.2. Perhitungan Penulangan Pelat Lantai Elevasi 3,8 m

Dalam SK SNI – 03 – 2487 – 2002 diberlakukan pembatasan minimum dan

maksimum penulangan untuk mencegah bahaya runtuh mendadak. Pembatasan

tersebut dinyatakan dalam rasio sebagai berikut :

Data Teknis Perencanaan Plat Lantai :

­ Mutu beton fc’ = K-225 (18,68 N/mm2)

­ Mutu baja fy = 240 Mpa ( U24 )

­ Tebal selimut beton = 25 mm

­ Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

­ Diameter tulangan = 8 mm

­ = 0,85 ( fc’ ≤ 30 Mpa )

­ b = 1 m = 1000 mm

Analisa perhitungan dengan cara SK SNI – 03 – 2487 – 2002.

1) min = fy

4,1

= 240

4,1

= 0,005833

2) b = fyfy

fc

600

600...85,0

'

1

b = )240600(

600.

240

68,18.85,0.85,0

= 0,0402

3) maks = b . 0,75

= 0,0402. 0,75

= 0,0302

4) Jarak spesi maksimum yang diizinkan adalah :

3 x h ( tebal plat lantai ) = 3 ( 120 ) = 360 mm.

5) Jarak spasi minimum yang ditentukan 50 mm

Page 52: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

114

4,25

m

PELAT TIPE A

Ly = Ukuran plat vertikal

Lx = Ukuran plat horizontal

Plat 2 arah ( two-way slab ) karena

Ly/Lx kurang dari sama deng

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata ( SK SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx =

1 sehingga didapat :

x Mlx = 21 x Mtx = 52

x Mly = 21 x Mty = 52

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 923,2 kg/m’ . (4 m)

2 . 21

= + 310,195 kg m

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 923,2 kg/m2 . (4 m)

2 . 21

= + 310,195 kg m

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 923,2 kg/m2 . (4 m)

2 . 52

= -768,102 kg m

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 923,2 kg/m2 . (4 m)

2 . 52

= -768,102 kg m

a. Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ d

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

4 m

4 m

Page 53: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

115

dx

Es

fy

003,0

003,0

dx

Es

fy

003,0

003,0

Mlx = + 310,195 kg m

Mu = + 31019,5 kg cm

Mn = Mu /

Mn = 31019,5 kg cm / 0,8 = 38774,375 kg cm

Cb = = x 9,1

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

As =

)2

a.( dxfy

Mn

As =

2 5,5251,9.2400

38774,375 = 2,549 cm

2 = 254,9 mm

2

Berdasarkan perhitungan didapat tulangan 8–197,196 maka jarak sengkang Ø8 –

150.

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mtx = -768,102 kg m

Mu = -76810,2 kg cm

Mn = Mu /

Mn = -76810,2 kg cm / 0,8 = - 96012,75 kgcm

Cb = = x 9,1

= 6,5cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Page 54: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

116

As =

)2

.(a

dxfy

Mn

As =

2525,51,9.2400

96012,75 = 6,3125 cm

2 = 631,25 mm

2

Berdasarkan perhitungan didapat tulangan 8 – 79,661 maka dipilih tulangan

Ø8-70.

b. Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm =( 91 - 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mly = 310,195 kg m

Mu = 31019,5 kg cm

Mn = Mu /

Mn = 31019,5 kg cm / 0,8 = 38774,400 kg cm

Cb = =

3,8

20000002400003,0

0,003 x

= 5,9286 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,9286 = 5,0393 cm

As =

)2

.(a

dyfy

Mn

As =

2 5,03933,8.2400

38774,400 = 2,795 cm

2 = 279,5 mm

2

Berdasarkan perhitungan didapat tulangan 8 – 179,914. Maka jarak sengkang Ø8-

150.

dy

Es

fy

003,0

003,0

Page 55: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

117

dy

Es

fy

003,0

003,0

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 ) mm = 83 mm

= 0,8

Mty = - 768,102 kg m

Mu = - 76810,2 kg cm

Mn = Mu /

Mn = - 76810,2 kg cm / 0,8 = 96012,800 kg cm

Cb = =

Cb = 5,9286 cm

a = 1. Cb

a = 0,85. 5,9286 = 5,0393cm

As =

)2

.(a

dyfy

Mn

As =

25,03933,8.2400

96012,800 = 6,92093 cm

2 = 692,0925 mm

2

Berdasarkan perhitungan di dapat tulangan 8-72,658, karena jarak minimum

tulangan yang digunakan 100 mm, maka gunakan tulangan Ø8-70.

5.7.3. Pembebanan Pelat Lantai Elevasi 7,6 m

1. Beban Mati (D)

Berat sendiri plat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m

2

Berat finishing = 18 + 40 kg/m2 = 58 kg/m

2 +

= 346 kg/m2

2. Beban Hidup (L) (Untuk Bangunan Sekolah)

Beban Hidup = 100 kg/m2 = 100 kg/m

2

3. Beban Terfaktor

Beban terfaktor (WU) = 1,2 D + 1,6 L

Page 56: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

118

= (1,2 x 346) + (1,6 x 100) kg/m2

= 575,2 kg/m2

4. Beban Per Meter Lebar

Beban Per Meter Lebar (WU-1) = 575,2 kg/m2

x 1 m’

= 575,2 kg/m’

5.7.4. Perhitungan Penulangan Pelat Lantai Elevasi 7,6 m

Pembatasan minimum dan maksimum penulangan untuk mencegah bahaya

runtuh mendadak sebagai berikut :

Data Teknis Perencanaan Plat Lantai :

­ Mutu beton fc’ = K-225 (18,68 N/mm2)

­ Mutu baja fy = 240 Mpa ( U24 )

­ Tebal selimut beton = 25 mm

­ Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

­ Diameter tulangan = 8 mm

­ = 0,85 ( fc’ ≤ 30 Mpa )

­ b = 1 m = 1000 mm

Analisa perhitungan dengan cara SK SNI – 03 – 2487 – 2002.

1) min = fy

4,1

= 240

4,1

= 0,005833

2) b = fyfy

fc

600

600...85,0

'

1

b = )240600(

600.

240

68,18.85,0.85,0

= 0,0402

3) maks = b . 0,75

= 0,0402. 0,75

= 0,0302

4) Jarak spesi maksimum yang diizinkan adalah :

4 x h ( tebal plat lantai ) = 3 ( 120 ) = 360 mm.

Page 57: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

119

5) Jarak spesi minimum yang ditentukan 100 mm (Struktur Beton Bertulang,

Istimawan Dispohusodo).

PELAT TIPE A

Ly = Ukuran plat vertikal

Lx = Ukuran plat horizontal

Plat 2 arah ( two-way slab )

karena Ly/Lx kurang dari sama

dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata ( SK SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx

= 1 sehingga didapat :

x Mlx = 21 x Mtx = 52

x Mly = 21 x Mty = 52

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 575,2 kg/m’ . (4 m)

2 . 21

= + 193,267kg m

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 575,2 kg/m2 . (4 m)

2 . 21

= + 193,267kg kg m

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 575,2 kg/m2 . (4 m)

2 . 52

= -478,566 kg m

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 575,2 kg/m2 . (4 m)

2 . 52

= -478,566 kg m

a. Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

4 m

4 m

Page 58: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

120

dx

Es

fy

003,0

003,0

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ d

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mlx = +193,267 kg m

Mu = +19326,7kg cm

Mn = Mu /

Mn = 19326,7 kg cm / 0,8 = 24158,400 kg cm

Cb = = x 9,1

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

As =

)2

a.( dxfy

Mn

As =

2 5,5251,9.2400

24158,400 = 1,5883cm

2 = 158,832 mm

2

Berdasarkan perhitungan didapat tulangan 8–316,60 dibulatkan menjadi Ø8 – 150.

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mtx = -478,566 kg m

Mu = -47856,6 kg cm

Mn = Mu /

Mn = -47856,6 kg cm / 0,8 = - 59820,8 kgcm

Page 59: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

121

dx

Es

fy

003,0

003,0Cb = = x 9,1

= 6,5cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

As =

)2

.(a

dxfy

Mn

As =

2525,51,9.2400

59820,800 = 3,93299 cm

2 = 393,299 mm

2

Berdasarkan perhitungan didapat tulangan 8 – 127,856 , dibulatkan menjadi Ø8-

100.

b. Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm =( 91 - 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mly = 193,267 kg m

Mu = 19326,7 kg cm

Mn = Mu /

Mn = 19326,7 kg cm / 0,8 = 24158,400 kg cm

Cb = =

3,8

20000002400003,0

0,003 x

= 5,9286 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,9286 = 5,0393 cm

As =

)2

.(a

dyfy

Mn

dy

Es

fy

003,0

003,0

Page 60: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

122

dy

Es

fy

003,0

003,0

As =

2 5,03933,8.2400

24158,40 = 1,7414 cm

2 = 174,142 mm

2

Berdasarkan perhitungan didapat tulangan 8 – 288,76, dibulatkan menjadi 8-

150.

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mty = - 478,566 kg m

Mu = - 47856,6 kg cm

Mn = Mu /

Mn = - 47856,6 kg cm / 0,8 = 59820,800 kg cm

Cb = =

3,8

20000002400003,0

0,003 x

Cb = 5,9286 cm

a = 1. Cb

a = 0,85. 5,9286 = 5,0393cm

As =

)2

.(a

dyfy

Mn

As =

25,03933,8.2400

59820,800 = 4,3121 cm

2 = 431,208 mm

2

Berdasarkan perhitungan di dapat tulangan 8 – 116,62, dibulatkan menjadi Ø8-

100.

5.7.5. Pembebanan Pelat Lantai elevasi 8,4

1. Beban Mati (D)

Berat sendiri plat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m

2

Page 61: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

123

4 m

2. Beban Hidup (L) (Untuk Bangunan Sekolah)

Beban Hidup = 100 kg/m2 = 100 kg/m

2

3. Beban Terfaktor

Beban terfaktor (WU) = 1,2 D + 1,6 L

= (1,2 x 288) + (1,6 x 100) kg/m2

= 505,6 kg/m2

4. Beban Per Meter Lebar

Beban Per Meter Lebar (WU-1) = 505,6 kg/m2

x 1 m’

= 505,6 kg/m’

5.7.6. Perhitungan Penulangan Pelat Lantai Atap

PELAT TIPE A

Ly = Ukuran plat terbesar

Lx = Ukuran plat terkecil

Plat 2 arah ( two way slab )

karena Ly dan Lx kurang dari

sama dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata (SK SNI –03–2487–2002) didapat dari ly/lx =

1,12. Sehingga didapat :

x Mlx = 21 x Mtx = 52

x Mly = 21 x Mty = 52

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 505,6 kg/m2 . (4m)

2 . 21

= + 169,882 kg

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 505,6 kg/m2 . (4 m)

2 . 21

= + 169,882 kg m

4 m

Page 62: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

124

dx

Es

fy

003,0

003,0

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 505,6 kg/m2 . (4m)

2 . 52

= - 420,659 kg m

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 505,6 kg/m2 . (4m)

2 . 52

= - 420,659 kg m

a. Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ ød

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mlx = + 169,882 kgm

Mu = + 16988,2 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 16988,2 kg cm / 0,8 = 21235,200 kg cm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx –2

a)

As =

)2

.(a

dxfy

Mn

As =

25,5251,9.2400

21235,200 = 1,3961cm

2 = 139,61mm

2

Page 63: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

125

dx

Es

fy

003,0

003,0

Dari perhitungan didapat tulangan 8 – 360,18. Karena jarak maksimum tulangan

adalah 3.h = 360 mm. Maka jarak antar sengkang yang digunakan 8 – 150.

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mtx = -420,659 kgm

Mu = -42065,9 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 42065,9 kg cm / 0,8 = 52582,400 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx –2

a)

As =

)2

.(a

dxfy

Mn

As =

2 5,5251,9.2400

52582,400 = 3,4571 cm

2 = 345,71 mm

2

Dari perhitungan didapat tulangan 8 – 145,457, maka jarak sengkang 8 – 100.

b. Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91 - 8 ) mm = 83 mm

= 0,8

Mly = 169,882 kg m

Page 64: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

126

dx

Es

fy

003,0

003,08,6

102

2400003,0

003,0

6

x

dx

Es

fy

003,0

003,0 8,6

102

2400003,0

003,0

6

x

Mu = 16988,2 kg cm

Mn = Mu /

Mn = 16988,2 kg cm / 0,8 = 21235,200 kg cm

Cb = =

Cb = 5,9286 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,9286 = 5,0393 cm

Mn = As . fy . ( dy –2

a)

As =

)2

.(a

dyfy

Mn

As =

20393,53,8.2400

21235,200 = 1,5307 cm

2 = 153,07 mm

2

Dari perhitungan didapat tulangan 8 – 328,514. Dibulatkan menjadi 8 – 150.

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mty = -420,659 kg m

Mu = -42065,9 kg cm

Mn = Mu /

Mn = 42065,9 kg cm / 0,8 = 52582,400 kg cm

Cb = =

Cb = 5,9286 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,9286 = 5,0393 cm

8,3

8,3

Page 65: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

127

As =

)2

.(a

dyfy

Mn

As =

20393,53,8.2400

52582,400 = 3,7903 cm

2 = 379,03 mm

2

Dari perhitungan didapat tulangan 8 – 132,669, dibulatkan menjadi 8 – 100.

Di dalam penentuan jarak antar sengkang, keseragaman sangat diperlukan

untuk pemudahan pemasangan saat di proyek, untuk itulah jarak maksimum

sengkang perlu ditentukan. Dengan mempertimbangkan segi ekonomis dan efisiensi,

pada perhitungan ini jarak maksimum yang digunakan adalah 150 mm, meskipun SK

SNI –03–2487–2002 telah menentukan bahwa jarak maksimum abtar sengkang

adalah tiga kali ketebalan pelat.

Berikut ini merupakan rekapitulasi luas tulangan yang dibutuhkan untuk plat

lantai berikut diameter tulangan dan jarak antar tulangan serta perbandingan dengan

tulangan yang telah ada di lapangan.

Tabel V.10. Rekapitulasi penulangan pelat lantai elevasi 3,8m

Tipe

Plat

Ly

(m)

Lx

(m)

Arah

Pembesian

x

Momen per

Meter lebar

(kgm)

As

(mm2) Tulangan

4 4 1

Lapangan x 21 310,195 264,555 8-190

A Tumpuan x 52 -768,102 670,206 8-75

(4x4) m Lapangan y 21 310,195 295,679 8-170

Tumpuan y 52 -768,102 718,078 8-70

3 3 1

Lapangan x 21 174,485 143,616 8-350

B Tumpuan x 52 -432,058 359,039 8-140

(3 x 3)m Lapangan y 21 174,485 162,147 8-310

Tumpuan y 52 -432,058 402,124 8-125

C

(3 x4)m

4 3 1,33

Lapangan x 32 181,645 218,55

Tumpuan x 70,3 -336,578 502,655

Lapangan y 18,7 117,535 143,616

Tumpuan y 57 -288,496 456,959

D

(4 x1,3)

m

4 1,33 3

Lapangan x 21 4286,75 529,11

Tumpuan x 52 10614,82 1570,796

Lapangan y 21 4286,75 139,626

Tumpuan y 52 10614,82 773,315

Lx

Ly

Page 66: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

128

Tabel V.11. Rekapitulasi Penulangan Plat lantai Elevasi 7,6 m

Tipe

Plat

Ly

(m)

Lx

(m)

Arah

Pembesian

x

Momen

per

Meter

lebar

(kgm)

As

(mm2) Tulangan

4 4 1

Lapangan x 21 19326,7 249,333 8-315

A Tumpuan x 52 -47856,6 628,319 8-125

(4x4) m Lapangan y 21 19326,7 275,578 8-285

Tumpuan y 52 -47856,6 682,955 8-115

4 3 1,33

Lapangan x 21 13589,1 139,626 8-360

B Tumpuan x 52 -33649,2 314,159 8-160

(4 x 3)m Lapangan y 21 13589,1 139,626 8-360

Tumpuan y 52 -33649,2 279,253 8-180

C

(3 x3) m 3 3 1

Lapangan x 21 20707,2 139,626

Tumpuan x 52 45512,7 490,874

Lapangan y 21 12079,2 139,626

Tumpuan y 52 36884,7 436,332

D

(4X2)m 4 2 2

Lapangan x 21 24158,4 139,626

Tumpuan x 52 59820,8 157,08

Lapangan y 21 24158,4 139,626

Tumpuan y 52 59820,8 139,626

Tabel V.12. Rekapitulasi Penulangan Plat lantai Elevasi 8,4 m

Tipe

Plat

Ly

(m)

Lx

(m)

Lx

Ly

Arah

Pembesian

x

Momen

per

Meter

lebar

(kgm)

As

(mm2) Tulangan

A

(4x4) m

4 4 1

Lapangan x 21 21235,2 139,626

Tumpuan x 52 -52582,4 346,658

Lapangan y 21 21235,2 335,103

Tumpuan y 52 -52582,4 386,678

Lx

Ly

Page 67: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

129

Tabel V.13. Rekapitulasi perbandingan penulangan Pelat Lantai Elevasi 3,8

Tulangan As tulangan As

(mm) (mm2) ( m ) (mm

2)

Lapangan x Ø 8-190 264,555 8-150 335,1

Tumpuan x Ø 8-75 670,206 8-150 335,1

Lapangan y Ø 8-170 295,679 8-150 335,1

Tumpuan y Ø 8-70 718,078 8-150 335,1

Lapangan x 8-350 143,616 8-150 335,1

Tumpuan x 8-140 359,039 8-150 335,1

Lapangan y 8-310 162,147 8-150 335,1

Tumpuan y 8-125 402,124 8-150 335,1

Lapangan x 218,55 8-150 335,1

Tumpuan x 502,655 8-150 335,1

Lapangan y 143,616 8-150 335,1

Tumpuan y 456,959 8-150 335,1

Lapangan x 529,11 8-150 335,1

Tumpuan x 1570,796 8-150 335,1

Lapangan y 139,626 8-150 335,1

Tumpuan y 773,315 8-150 335,1

TOTAL 7350,071 5361,6

Selisih 1988,471

% 27,05

Ket Hasil Perhitungan > Proyek

D (4x1,3)m

A (4x4)m

B (3x3)m

Hasil Perhitungan Pada Proyek

C (4x3)m

Arah

Pembesian

Tipe

Pelat

Tabel V.14. Rekapitulasi perbandingan penulangan Pelat Lantai Elevasi 7,6

Tulangan As Tulangan As

(mm) (mm2) (mm) (mm

2)

Lapangan x 8-315 249,333 8-150 335,1

Tumpuan x 8-125 628,319 8-150 335,1

Lapangan y 8-285 275,578 8-150 335,1

Lapangan y 8-115 682,955 8-150 335,1

Lapangan x 8-360 139,626 8-150 335,1

Tumpuan x 8-160 314,159 8-150 335,1

Lapangan y 8-360 139,626 8-150 335,1

Lapangan y 8-180 279,253 8-150 335,1

Lapangan x 139,626 8-150 335,1

Tumpuan x 490,874 8-150 335,1

Lapangan y 139,626 8-150 335,1

Lapangan y 436,332 8-150 335,1

Lapangan x 139,626 8-150 335,1

Tumpuan x 157,08 8-150 335,1

Lapangan y 139,626 8-150 335,1

Lapangan y 139,626 8-150 335,1

TOTAL 4491,265 5361,6

Selisih -870,335

% -16,23275

Ket

Tipe

Pelat

Hasil Perhitungan < Proyek

Arah

Pembesian

Hasil Perhitungan Pada Proyek

A

(4x4)m

B

(4x3)m

C

(3x3)m

D

(4x2)m

Page 68: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

130

Tabel V.15. Rekapitulasi perbandingan penulangan Pelat Lantai Elevasi 8,4

Tulangan As Tulangan As

(mm) (mm2) (mm) (mm

2)

Lapangan x 8-360 139,626 8-150 335,1

Tumpuan x 8-320 157,08 8-150 335,1

Lapangan y 8-140 359,039 8-150 335,1

Lapangan y 8-130 386,578 8-150 335,1

TOTAL 1042,323 1340,4

Selisih -298,077

% -22,2379

Ket

Arah

Pembesian

Hasil Perhitungan Pada Proyek

A

(4x4)m

Hasil perhitungan < Proyek

Tipe

Pelat

Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan jumlah selisih

Total Selisih = 1988,471 mm2 + (-870,335) mm2 + (-298,077) mm2

= 820,059 mm2

5.7.7. Pembahasan

Dari hasil perhitungan struktur atas yaitu balok, kolom dan plat lantai dan

sesuai data pada proyek pembangunan gedung kelas SMAN Internasional Sumatera

Selatan didapat pembahasan sebagai berikutt:

1. Balok

a) Dengan bantuan program ETABS, nilai momen paling maksimum (Mu)

untuk tumpuan terdapat pada balok 35/70 yaitu sebesar 278,907 kNm.

Dan untuk lapangan momen maksimum juga terdapat pada balok 35/70

yaitu sebesar 295,807 kNm. Sedangkan untuk gaya geser tumpuan dan

lapangan paling maksimum terdapat pada balok 35/70 sebesar 164,770 kg

dan 164,737 kg.

b) Untuk jumlah penulangan, jumlah tulangan pada balok 35/70 adalah

6D19 untuk tulangan tarik tumpuan dan lapangan dan 3D19 untuk

tulangan tekan tumpuan dan lapangan. Sedangkan untuk sengkang yaitu

Ø8-100 untuk tumpuan dan lapangan.

c) Pada proyek, jumlah tulangan yang terdapat pada balok 35/70 adalah

8D19 untuk tulangan tarik tumpuan dan lapangan, dan 6D19 untuk

Page 69: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

131

tulangan tekan tumpuan dan lapangan. Sedangkan tulangan sengkang

yaitu Ø8-100 untuk tumpuan dan Ø8-200 untuk lapangan.

2. Kolom

a. Dari ETABS, nilai momen maksimum (Mu) dan gaya aksial (Pu)

maksimum terdapat pada kolom K-1 sebesar 131,743 kNm dan 125,247

kN.

b. Jumlah tulangan yang terdapat pada kolom K-1 adalah 12D16 dengan

jarak sengkang Ø8-200 untuk lapangan dan Ø8-100 untuk tumpuan.

c. Pada proyek, jumlah tulangan yang terdapat pada kolom K-1 adalah

12D16 dengan jarak sengkang Ø8-200 untuk lapangan dan Ø8-100 untuk

tumpuan.

3. Pelat Lantai

Dari perhitungan pelat, didapatlah jarak antar tulangan yang beragam, yaitu

mulai dari 78,5 mm hingga 1784,21 mm. Hal ini disebabkan karena dimensi

pelat yang berbeda-beda. Sehingga besar momen yang dihasilkanpun berbeda

dan inilah yang menyebabkan jarak antar tulangan pada tiap tipe pelat

berbeda. Dengan mempertimbangkan kemudahan pemasangan di lapangan,

maka perlu adanya keseragaman jarak namun masih dalam batas aman.

4. Total selisih yang didapatkan dari perbandingan perhirungan sendiri dengan

hasil proyek pada perhitungan balok, kolom dan pelat lantai yaitu: - 2070,47

+ 200,4 + 820,059 = -1058,011.

Pemilihan program Etabs pada perhitungan laporan ini dibandingkan program

lain disebabkan beberapa hal:

1. Bisa mendesain gedung lebih mendetail, contonya desain sambungan balok

kolom (joint).

2. Dengan ETABS, kita bisa membangun gedung yang bentuknya tidak simetris

dengan lebih mudah, yaitu dengan cara menambahkan second grid.

3. ETABS menggunakan master story (similar story) sehingga desain lantai

tipikal lebih cepat dikerjakan menggunakan ETABS.

4. Dengan ETABS, kita bisa tahu mengenai beberapa kesalahan yang telah kita

lakukan pada saat perancangan gedung, sehingga proses perbaikan akan lebih

mudah.

Page 70: perhitungan balok, kolom dan pelat lantai.pdf

132

5. Similar story juga menyebabkan bahwa pemberian beban jauh lebih cepat dan

mudah.