laporan kandungan c

22
laporan kandungan C-organik BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005). Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain- lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan. Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka

Upload: ibnu-riyadhie-prayanda

Post on 15-Dec-2014

155 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kandungan C

laporan kandungan C-organik

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.  Latar BelakangTanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk

kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).

     Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.

Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung di dalamnyapun sedikit demi sedikit akan berkurang. Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

     Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara. Unsur yang terpenting dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya adalah kandungan c-organik. Dimana kandungan c-organik merupakan unsure yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah.

     1.2 Tujuan dan Manfaat1.2.1 Tujuan            Untuk mengetahui definisi C-Organik, karakter (rendah, sedang, tinggi) dari C-Organik dan fungsi pengukuran dari C-organik.1.2.2 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari C-Organik, karakter (rendah, sedang, tinggi) dari C-Organik dan fungsi pengukuran dari C-organik.

Page 2: Laporan Kandungan C

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Winarso, (2005) Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya.

Bahan organik  adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman  atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir. (Fadhilah, 2010)

Budidaya organik nyata meningkatkan kandungan karbon tanah. Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga pemberian bahan organik akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya karbon tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara fisik, kimia dan biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah,s ehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan mikroorganisme sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah dan juga reaksi-reaksi yang memerlukan bantuan mikroorganisme, misalnya pelarutan P, fiksasi N dan sebagainya (Utami dan Handayani, 2003).

Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan Asam Humat, Asam Fulfat, N Total, dan K tersediaNo. Perlakuan Asam

humat (%) Asam fulfat

(%) N total (%) K tersedia

(mg/100 gr) 1 Pertanian Organik 1 0,33 a 0,35 a 0,23 a 1,78 b

2 Pertanian Organik 2 0,24 d 0,31 b 0,21 cd 1,17 c

3 Pertanian Non organik 1 0,16 f 0,22 de 0,22 b 2,12 a

4 Pertanian Non organik 2 0,26 c 0,22 de 0,21 cd 0,83 d

5 Pertanian Non organik 3 0,26 c 0,17 f 0,19 e 0,66 e

6 Pertanian Non organik 4 0,17 e 0,25 c 0,17 f 0,60 f

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada                     beda nyata dengan jenjang 95%

Kandungan c-organik menurut tipe fisiogami yakni kedalaman 0-10 cm memiliki kandungan C-organik 4 %, kedalaman 10-20 cm adalah 3,38 % dan kedalaman 20-30 cm adalah 2,52 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi II kedalaman 0-10 cm kandungan C-organik adalah 5,00 %, kedalaman 10-20 cm adalah 2,67 % dan kedalaman 20-30 adalah 2,38 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi III pada kedalaman 0-10 cm kandungan C-organik adalah 5,63 %, kedalaman 10-20 cm adalah 3,89 % dan kedalaman 20-30 cm adalah 3,56 % dengan harkat tinggi hingga sangat tinggi. kandungan C-organik cenderung menurun dengan semakin dalamnya tanah. Hal ini dapat disebabkan oleh

Page 3: Laporan Kandungan C

akumulasi bahan organik yang berasal dari dekomposisi seresah lebih banyak di bagian atas (supriono dkk, 2009). 

Page 4: Laporan Kandungan C

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat            Pengambilan sampel dilaksanakan pada Hari Rabu, 23 November 2011. Tempat praktikum di Laboratorium Kimia Jurusan Tanah Fakultas Pertanian

3.1. Alat dan Bahan3.2.1 Alat1. kolorimeter2. Labu ukur 100 ml3. Pendingin4. Pipet volume5. Karet penghisap

3.2.2 Bahan1. Sampel tanah kering angin2. Asam sulfat pekat3. Kalium dikromat 2 N4. H2O

3.3 Cara Kerja1.    Menimbang 0,5 g contoh tsnsh ukuran < 0,5 mm, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml2.    Tambahkan 5 ml K2Cr2O7 2N, lalu kocok. Tambahkan 7,5 ml H2So4 pekat, kocok dan

diamkan selama 30 menit.3.    Encerkan dengan air murni, dinginkan dan impitkan.4.    Keesokan harinya ukur extensionnya dengan kolorimeter dengan panjang gelombang 561 nm5.    Untuk pembanding, buat deret standart 0-250 ppm, dengan interval 50 ppm, sehingga

diperoleh deret 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm.6.    Langkah untuk memperoleh deret tersebut, gunakan pipet untuk mengukur 0; 0,5; 1; 2; 3; 4;

dan 5 ml dari standar 5000 ppm glukosa 5000 ppm ke dalam labu ukur 100 ml dengan tiap deret sendiri-sendiri dan diperlakukan sam dengan pengerjaan contoh yaitu ditambahkan K2Cr2O7 2N lalu kocok.

7.    Menambahkan 7,5 ml H2So4 pekat, kocok dan diamkan selama 30 menit.8.    Mengencerkan dengan air murni, dinginkan dan impitkan untuk masing-masing deret.

Page 5: Laporan Kandungan C

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1  Definisi C-Organik      Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, di 

rombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air (Anonim, 2010).

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya (Nabilussalam, 2010).

Terdapat beberapa pengertian mengenai c-organik yakni C-Organik (Bahan organik)

merupakan bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang

bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus

menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan

kimia. C-Organik juga merupakan bahan organik yang terkandung di dalam maupun pada

permukaan tanah yang berasal dari senyawa karbon di alam, dan semua jenis senyawa

organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,

biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil

atau humus (Triesia, 2011).

4.2  Karakter C-Organik

Tanah Titik I memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan

dengan Titik II. Hal ini terjadi karena Titik I merupakan Titik permukaan, dimana pada Titik

ini tidak terjadi proses pencucian yang dapat menyebabkan tingginya bahan organik yang

dikandungnya dan selain itu proses humufikasi berlangsung pada Titik ini. Kandungan bahan

organik tertinggi adalah tanah berada pada Titik I, karena adanya proses pelapukan sisa-sisa

mikroorganisme yang mati dan berakumulasi diTitik ini.

Tanah Titik II, memiliki kandungan bahan organik yaitu 0,0879 %,ini menunjukkan

kandungan bahan organiknya lebih rendah daripada Titik I. Hal ini terjadi karena pada Titik

II tidak terdapat humus, dimana humus ini merupakan polimer dari bahan organik. Lagipula

Titik II bukan merupakan Titik permukaan. Tanah yang mengandung bahan organik adalah

tanah Titik atas atau top soil, karena semakin ke bawah suatu Titik tanah maka kandungan

bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras.

Titik III memiliki kandungan bahan organik lebih rendah dibandingkan Titik I, II. Hal

ini terjadi karena Titik III merupakan Titik paling dalam dimana semakin dalam tanah

semakin kurang kandungan bahan organiknya. Hal ini juga disebabkan karena tingginya

Page 6: Laporan Kandungan C

kandungan liat tanah Titik terdalam. Karena terjadi pencucian dan akibatnya bahan

organiknya kurang tersedia. Jumlah kandungan bahan organik sangat ditentukan oleh faktor

kedalaman tanah dan tekstur tanah itu, dan semakin tinggi kandungan liat suatu Titik tanah

maka semakin rendah kandungan bahan organiknya. Semakin dalam suatu Titik tanah dan

semakin tinggi kandungan liatnya maka kandungan bahan organiknya semakin rendah pula.

Kandungan c-organik pada setiap tanah bervariasi, mulai dari kurang dari 1% pada

tanah berpasir, sampai lebih dari 20% pada tanah yang berlumpur. Warna tanah menunjukkan

kandungan c-organik tanah tersebut. Tanah yang berwarna hitam kelam mengandung C-

organik lebih tinggi. Makin cerah warna tanah kandungan C-organik makin rendah (Darliana,

2011)

4.3  Fungsi C-Organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan

dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik

dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan

bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 2009).

Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik

dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan

bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2

persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat

proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik

mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat

berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa

pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang

dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Anonim 2009).

4.4 Analisis Data

            Hasil penelitian mengenai kandungan kimia tanah uang meiliputi kadar air dan c-

organik, dapat diketahui mengenai kadar air dan c-organik tanah sawah, tanah tegalan, tanah

agrotechno park dan tanah tererosi. Tanah sawah memiliki kandungan kadar air sebesar

33,6% dan c-organik 0,03%. Tanah tegalan memiliki kandungan kadar air sebesar 24% dan c-

organik sebesar 0,03%. Sedangkan untuk tanah agrotechno park memiliki kadar air sebesar

25% dan c-organik 0,03%. Dan untuk tanah tererosi kadar air 6,2% dan c-organik 0,02%.

Page 7: Laporan Kandungan C

            Perhitungan tersebut didapat dari hasil pengovenan sampel masing-masing jenis

tanah. Kemudian sampel yang telah dioven dihitung berdasarkan berat pinggan (wadah

sampel), dan berat tanah awal.

4.5 Rekomendasi Dari Hasil Analisis

            Jika kita berupaya untuk menyehatkan kembali di posisi ideal C-Organik minimal yaitu di atas 3 % dibutuhkan pupuk organik yang terfermentasi dengan baik dengan kadar C-Organik yang tinggi. Hal ini butuh volume kubikasi atau tonase yang sangat banyak jumlahnya, untuk memenuhi kebutuhan NPK. Guna menekan tonase pupuk organik tetapi tetap upaya organik maka dibutuhkan pupuk hayati sebagai penambat nitrogen, pelarut phospat dan kalium. Penggunaan pupuk hayati tersebut dapat mempercepat penyehatan lahan pertanian. Pupuk hayati yang mengandung bakteri seperti Azospirrilum, Azoctobacter, Rhizobium dll merupakan pupuk yang mampu menambat nitrogen yang berlimpah ruah di alam bebas yaitu 79%. Phospat dan kalium sangat berlimpah ruah di lahan. Hanya 30 % saja dari pupuk phospat dan kalium yang kita tebar yang larut termanfaatkan oleh tanaman. Sisanya menjadi deposito kita dan sekarang tiba saatnya untuk dinikmati melalui pemakaian pupuk hayati pelarut phospat dan kalium yang mengandung bakteri Pseudomonas, Bacillus dan lain-lain.

Page 8: Laporan Kandungan C

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan dan Saran

5.1.1 Kesimpulan

            Dari keempat jenis sampel tanah (tanah sawah, tanah tegalan, tanah agrotchno park

dan tanah tererosi), merupakan jenis tanah yang memiliki kandungan c-organik kurang ideal

(5%). Rata-rata kandungan c-organik dari 4 jenis tanah adalah 0.03%. Sebagai pereaksi untuk

mengetahui c-organik digunakan larutan Asam sulfat pekat dan kalium dikromat 2N.

5.1.2 Saran

            Untuk menghasilkan suatu produk pertanian yang maksimal perlu juga

memperhatikan kandungan c-organik dalam tanah, agar dapat diketahui tanaman yang cocok,

dak kapan melakukan pergiliran tanaman untuk menjaga kadar         c-organik dalam tanah.

Page 9: Laporan Kandungan C

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Panduan Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Malang. FPUB.

Anonim. 2009. Sifat Kimia Tanah. [on line] http://boymarpaung.wordpress.com/2009/02/19/sifat-kimia-tanah/. Minggu, 27-11-2011

Darliana, 2011. Pengaruh Jenis Bokasi Terhadap Bobot Isi, C-organik, dan KTK Tanah, Serta Hasil Daun Teh pada Andosols Asal Gambung. [on line] http://p4tkipa.org/lihat.php?id=ARTIKEL&hari=UMUM&%20tanggal=1&%20bulan=Pebruari%20&%20oleh=Darliana. Senin, 28-11-2011.

Fadhilah. 2010. Pengertian tanah bertalian. [on line] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20172/3/Chapter%20II.pdf. Minngu, 27-11-2011

Utami, S.N., dan Handayani, S. 2003. Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian Organik.Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63-69

Nabilussalam. 2011. C-Organik Dan Pengapuran. Malang. Pesantren Luhur Malang.

Supryono, dkk. 2009. Kandungan C-Organik Dan N-Total Pada Seresah Dan Tanah Pada 3 Tipe Fisiognomi (Studi Kasus Di Wanagama I, Gunung Kidul, Diy). Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 p: 49-57

Triesia, 2011. Pengertian C-Organik. [on line] http://blog.ub.ac. id/yurike/2011/05/01/c-organik/. Minggu, 27-11-2011

Winarso. 2005. Pengertian dan Sifak Kimia Tanah.. Yogyakarta; GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS.

Page 10: Laporan Kandungan C

Laporan praktikum DDIT

penetapan C-Organik penitaran Walkley & Black

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Tanah merupakan suatu lapisan permukaan bumi yang paling luar dimana sebagai tempat

naungan bagi mahluk hidup maupun benda mati. dimana proses terbentuknya tanah

memerlukan waktu yang begitu lama dengan membutuhkan jutaan tahun sehingga menjadi

tanah yang murni melalui proses pelapukan fisik, kimiawi, serta pelapukan mekanik

diantaranya dari proses pelapukan bebatuan dan organisme hidup lainnya. Tanah merupakan

unsur yang paling penting dalam aspek kehidupan karna tanah memiliki fungsi yang begitu

kompleks bagi semua unsur kehidupan didalam bumi yaitu tanah dipandang dalam suatu

pertanian sebagai media tumbuh bagi tanaman budidaya sedangkan pada aspek pembangunan

tanah sebagai tempat berdirinya suatu bangunan tempat tinggal serta memiliki banyak fungsi

lainnya.

Kesuburan tanah sangat bergantung pada kandungan organik dalam tanah. Sehingga

ukuran kesuburan tanah dapat diukur melalui kadar organik dalam tanah atau dalam ilmu

tentang tanah disebut juga dengan sebutan kadar C-Organik.Di kalangan para petani,

pemahaman tentang kandungan organik ataupun C-organik kurang dipahami. Namun dalam

dunia pertanian hal tersebut dapat dikatakan sebagia salah satu faktor penting dalam

mempengaruhi hasil produksi. Oleh karena itu perlu melakukan pengukuran atau pengamatan

tentang kadar C-organik dalam tanah agar mengetahui tindakan apa selanjutnya yang akan di

buat untuk kesuburan tanah tersebut yang tujuann utamnya adalah meningkatkan hasil

produksi.

1.2 Tujuan praktikum

Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui c-organik yang terkandung

dalam suatu tanah

Page 11: Laporan Kandungan C

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang,

dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa

mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman

dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan

organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro.

Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu

diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Adapun sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang,

ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis

sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur

karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa,

hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur

yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting

dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan

tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta

diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber

bahan organik dari seluruh makhluk hidup.

Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus

menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan 

organik.  Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan perbedaan

pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi

atau susunan dari bahan organik tersebut. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah

tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah

tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan

tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan

binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan

tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90%

dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%,

lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang

Page 12: Laporan Kandungan C

terbesar (44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%.

Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman

kecuali C, H dan O.

Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor

dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan

di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik

merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia

akan terhenti

Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya dapat terjadi

secara alami atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan

kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik

adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan merupakan sumber dari unsur

hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar

organisme tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang,

daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat

tanah besar sekali. Fungsi: bahan organik adalah:

1.      Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.

2.      Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.

3.      Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.

4.      Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation

tanah menjadi tinggi).

5.      Sumber energi bagi mikroorganisme. (Doeswono, 1983)

Kandungan bahan organik tanah merupakan faktor penentu kualitas tanah untuk tanah

mineral. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah maka kualitas tanah mineral

semakin baik. Penilaian kualitas tanah beradasarkan kandungan bahan organiknya telah

dilakukan. Sampel tanah di ambil pada top dan sub soil pada titik -titik yang telah ditentukan

melalui analisis terrain.

BAB III

METODOLOGI

Page 13: Laporan Kandungan C

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Kamis/ 29 November 2012

Jam : 10.00-12.00 wib

Tempat : Labolatorium Ilmu Tanah Universitas Jambi

3.2 Alat dan Bahan

         Alat

  Timbangan

  Tabung elenmeyer

  Pipet tetes

         Bahan

  Tanah

  serbuk NaF

  K2Cr2O7

  H2SO4 pekat

  air suling

  H3PO4

  indikator defenilamin

  Fero Amino Sulfat.

3.3 Cara Kerja

1.      Timbang 0,5 gram tanah dengan kehalusan 0,2 mm (0,05 gram untuk tanah gambut dan 2

gram untuk Tanah yang diperkirakan bahan orgnik < 1%)

2.      Masukkan kedalam elenmeyer tambah 10 ml In K2Cr2O7, sambil digoyang.

3.      Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat dan putar diatas yang lembut diamkan 20-30 menit.

4.      Tambahkan 200 ml air suling, dan 10 ml 85 % H3PO4, 0,2 gram NaF, dan 30 tetes indicator

difelamin.

5.      Tetes segera dengan 0,5 N fero ammonium sulfat atau 1 N ferosulfat. Kemudian berubah jadi

biru kotor. Titik akhir titrasi adalah hijau terang.

Page 14: Laporan Kandungan C

6.      Lakukan cara yang sama (1-5) pada waktu yang sama untuk blangko ( tanpa tanah ).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Table hasil praktikum penetapan C-Organik penitaran (Walkley & Black).

No. contoh

Blangko

Titar fero sulfat

( ml )

C-Organik

( % )

Bahan Organik

( % )

1 0,5 ml 2,28 % 3,923 %

2 1,1 ml 5,16 % 8,895 %

3 1 ml 3,72 % 6,43 %

4 1,5 ml 2,7 % 4,68 %

5 0,5 ml 2,524 % 4,351 %

6 0,8 ml 3,56 % 6,14 %

Rata-rata 5,4 ml 19,944 % 34,419 %

4.2 Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh kandungan bahan organic tanah yang diteliti termasuk

tinggi dimana kita ketahui kandungan bahan organic umumnya dipermukaan tanah jumlahnya

tidak besar yaitu sekitar 3-5 persen tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali.

Adapun pengaruh bahan organic trhadap sifat tanah dan akibatnya juga terhadap tanaman

adalah:

-          Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah

Page 15: Laporan Kandungan C

-          Sumber unsure hara N,S,P, unsur mikro dan lainnya

-          Menambah kemampuan tanah untuk menahan air

-          Menambah kemamapuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara

-          Sumber energy bagi mikro organisme

Bahan organic dalam tanah terdiri dari bahan organic kasar dan bahan organic halus

atau humus. Humus terdiri dari bahan organic halus berasal dari hancuran bahan organic

kasar serta senyawa-senyawa baru terbentuk dari hancuran bahan organic tersebut melalui

kegiaaan mikroorganisme didalam tanah. Humus merupakan senyawa yang sangat resisten

berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan unsure hara yang tinggi.

Tingginya kapasitas tukar kation dari humus, karena humus memunyai beberapa gugus

karboksil.

Tanah yang mengandung banyak bahan oganik adalah tanah lapisan atas atau top  oil .

semakin kelapisan bawah tanah maka kandungan bahan organic nya semakin berkurang,

sehingga tana semakin kurus.  Apabila dalam tanah tersebt kekurangan bahan organic maka

bahan organic tersebut dapat digantikan dengan menggunakan pupuk organic hal ini guna

untuk tetap menjaga unsure hara yang terkandung tetap ada.sealain mempengaruhi sifat fisis

tanah bahan organic juga dapat mempengaruhi Ph tanah.

Dari hasil yang didapat, diketahui hubungan antara C-Organik dan Bahan Organi

berbanding lurus ( semakin tinggi C-Orgaik semakin tinggi pula Bahan Organik yang

terkandung di dalam tanah tersebut. Pada pengaruh Titar fero sulfat jika kita urutkan mulai

dari yang terkecil sampai yang terbanyak volum yang terkandung dari setiap belangko dapat

dilihat bahwa Titatar fero sulfat hubungannya berbandng lurus dengan C-Organik dan Bahan

Organik, yaitu dari blangko bernomor 1, 5, 6, 3, dan 2. Tapi pada blangko no 4 terjadi

kecendrungan dari blanko yang lain.

Kita lihat pada blangko yang bernomor 4 dan 5 terjadi perbedaan volume Titar fero

sulfat sebanyak 1 ml, tapi hasil dari C-Organik dan Bahan Organiknya hampir mendekati

kesamaan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor, mulai dari tanah yang dijadikan sampel

sampai dengan ketelitian dalam pencampuran bahan, melakukan titrasi dan penghitungannya.

Kita ketahui bahwa tanah yang kita jadikan sampel adalah tanah yang berasal dari tempat

Page 16: Laporan Kandungan C

yang sama dengan blangko yang lain dan dalam perhitungannyapun setiap kelompok telah

melakukan perhitungan yang benar. Oleh karena itu, kesalahan yang terjadi disini dapat

disebabkan karena adanya kesalahan dalam melakukan titrasi atau kurangnya ketelitian dalam

melakukan titrasi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

Dari hasil pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa kandungan bahan organic

didalam tanah cukup tinggi. Hal ini dipengaruho oleh fakto kandungan bahan organik dalam

tanah adalah kedalaman Titik tanah, iklim (suhu dan curah hujan), tekstur tanah, drainase,

aerasi, aktivitas mikroorganisme, vegetasi. Bahan organic sangat berguna bagi tanaman

karena bahan organic merupakan sumber unsure hara N,S,P dan mikro yang dibutuhkan

tanaman.

Kandungan terbesar pada bahan organik dalam tanah yang dijadikan sebagai objek praktikum

adalah C-Organik yaitu mengandung lebih dari 50 % C-Organik. Tanah yang subur adalah

tanah yang mengandung bahan organik. Bahan organik yang berlebihan dapat menyebabkan

keracunan pada tanaman sebaliknya tanah yang mengandung sedikit bahan organik akan

menyebabkan kurang suburnya tanaman.

 DAFTAR PUSTAKA

http://sriwijaya1012.wordpress.com/2012/07/17/laporan-dasar-dasar-ilmu-tanah/

Hardjowigeno, Sarwono.2010.Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta

http://fandicka.blog.com/2011/03/28/penetapan-c-organik-dan-kebutuhan-kapur-kesawan-

tanah/feed/