laporan geriatri kelompok 3

110
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING MODUL 1 GANGGUAN TUMBUH KEMBANG Kelompok 3 Agung Dwi Saputra 2010730118 AMF Faidzin Akbar 2010730121 Ayu Kusuma Wardhani 2010730125 Fadhlul Hazmi 2010730131 Ghisqy Arsy Mulki 2008730136 Irawati 2010730142 Nindya Adeline 2010730156 Thia Resti Handayani Putri 2010730164 Tohari 2010730165 Vera Desniarti 2010730166 Tutor : dr. Yusnam Syarief, PAK

Upload: ghisqy-arsy-mulki

Post on 13-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

MODUL 1 GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

Kelompok 3

Agung Dwi Saputra 2010730118

AMF Faidzin Akbar 2010730121

Ayu Kusuma Wardhani 2010730125

Fadhlul Hazmi 2010730131

Ghisqy Arsy Mulki 2008730136

Irawati 2010730142

Nindya Adeline 2010730156

Thia Resti Handayani Putri 2010730164

Tohari 2010730165

Vera Desniarti 2010730166

Tutor : dr. Yusnam Syarief, PAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013

Page 2: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

SKENARIO

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI

seorang anak laki-laki umur 24 bulan berat badan 8,5 kg, panjang badan 72 cm lingkar kepala

52 cm di bawa oleh ibunya karena batuk pilek sejak 3 hari, pasien juga demam sejak 4 hari

lalu , demam tidak tinggi. Riwayat kelahiran : ditolong oleh bidan dengan BB 2900 gram,

panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm. pasien mendapat ASI hanya sampai usia 3 bulan,

karena ibu pasien bekerja, selanjutnya hanya di beri susu formula. Ayah pasien juga tidak

pernah pulang-pulang, jadi pasien hanya di asuh oleh nenek saja yang sering batuk-batuk dan

sudah berusia 72 tahun. Pasien jarang di bawa keposyandu, penimbangan yang di lakukan

umur 12 bulan saat berobat berat badan 6,7 kg, tinggi badan 65 cm, lingkar kepala 47,5 cm,

terakhir satu bualn lalu saat berobat karena demam, berat badan pasien 7,8 kg, tinggi badan

72 cm lingkar kepala 51 cm . pasien baru bias membungkuk untuk berdiri, berdiri

berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil mainan yang besar besar

( boneka) sedangkan mainan seperti pinsil warna sulit dipegang. Sering menangis tidak jelas

dan cenderung pendiam. Makanan padat mulai diberikan saat berusia 4 bulan , yaitu pisang.

Page 3: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

BAB I

HASIL DISKUSI

KATA SULIT:

KATA KUNCI:

1. Anak laki-laki 24 bulan.

2. Demam subfebris dan batuk pilek 4 hari yang lalu.

3. Berat badan berkurang, lingkar kepala lebih.

4. Gangguan pada saat partus.

5. Asi sampai 3 bulan, makanan padat usia 4 bulan.

6. Ada gangguan perkembangan.

7. Sering kejang.

8. Imunisasi tidak lengkap.

9. Diasuh nenek, nenek sering batuk-batuk.

Page 4: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

PERTANYAAN :

1.Sebutkan definisi pertumbanhan dan perkembangan pada anak?

2.Jelaskan factor-faktor yang memmpengaruhi tumbuh kembang pada anak?

3.fisiologi pertumbuhan dan perkembangan?

4.apakah pemberian imunisasi pada skenario?

5.sebutkan jenis imunisasi pada anak 0-24 bulan?

6.bagaimana mengaplikasikan BB , TB, PB, LK Pada skenario kekurva pertumbuhan WHO?

7.bagaimana perkembangan tumbuh kembang anak pada skenario sesuai dengan standar

normal dan bagaimana status gizinnya?

8.apakah riwayat kejang pada anak bepengaruh pada tumbuh kembang anak pada skenario?

Jelaskan!

9.hubungan asi terhadap tumbuh kembang?

10.jelaskan penilaian partus pada pasien pd skenario?

11.bagaimana penatalaksanaan awal gangguan pertumbuhan dan perkembangan?

12.bagaimana penilaian dr kpsp atau perkembangan dunver pada skenario?

13. Bagaimana asupan nutrisi pada bayi dan anak?

14. Bagaimana kebutuhan kalori pada anak ini dengan skenario?

15.bagaimana asah asuh dan asih pada anak?

Page 5: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

BAB II

PEMBAHASAN

1. Sebutikan definisi pertumbanhan dan perkembangan pada anak? (TOHARI)

Pertumbuhan dan perkembangan anak masing-masing memiliki arti dan definisi yang

berbeda namun saling terkait erat satu dengan yang lain dan tidak dapat terpisahkan.

Pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya adalah proses bertambahnya

ukuran berbagai organ (fisik) yang disebabkan karena adanya peningkatan ukuran dari

masing-masing sel organ terkait.

Sedangkan perkembangan bisa didefinisikan sebagai suatu proses pematangan

majemuk (komprehensif) yang berkaitan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi

termasuk juga perubahan pada aspek sosial dan emosional.

Dalam proses perkembangan anak yang terkait atau berhubungan adalah aspek non

fisik seperti kecerdasan, tingkah laku, emosi, pemikiran dan aspek non fisik lainnya.

Dalam ilmu kesehatan anak, pertumbuhan dan perkembangan anak diartikan sebagai

semua aspek kemajuan yang dicapai oleh jasad atau tubuh manusia yang dimulai dari

semenjak konsepsi atau pembentukan janin, anak kecil hingga usia dewasa.

2. Jelaskan factor-faktor yang memmpengaruhi tumbuh kembang pada anak?

(TOHARI)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang

diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor

yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat

diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang

Page 6: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu

diubah (dimodifikasi).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut

adalah sebagai berikut:

1.      Faktor Keturunan (herediter)

A. Seks

kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda

dengan anak laki-laki

B. Ras

Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan

anak keturunan bangsa Asia.

2.      Faktor Lingkungan

A. Lingkungan eksternal

1)      Kebudayaan

Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku

dalam merawat dan mendidik anak.

2)      Status sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya

orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk

pemberian asuhan terhadap anak

3)      Nutrisi

Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan

yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang

baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang

menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang

menyebabkan berkurangnya nafsu makan.

4)      Penyimpangan dari keadaan normal

Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses

pertumbuhan dan perkembangan anak.

Page 7: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

5)      Olahraga

Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap

perkembangan otot-otot.

6)      Urutan anak dalam keluarganya

kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan

terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.

B. Lingkungan internal

1)      Intelegensi

Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik

jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.

2)      Hormon

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:

somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa

pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid,

mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon

gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan

memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder

wanita dan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan

terhambatnya perkembangan seks.

3)      Emosi

Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru

akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat

anak berinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.

3. Fisiologis Bayi Baru Lahir dari Kehidupan Intrauterin ke Ekstrauterin ?

Page 8: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

(VERA DESNIARTY)

Definisi

a.  perkembangan sistem organ fetus

Sekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telah  terbentuk  sebagian

(minimal) dan selama dua tiga bulan  keempat organ-organ fetus sama dengan organ

neonatus. Perkembangan struktur organ yang lebih kecil (struktur sel)lebih baik dan

memerlukan lima bulan kehamilan sisanya untuk menyempurnakan  perkembangan. Bahkan

ketika lahir, beberapa struktur tertentu (sistem saraf,ginjal,dan hati) belum sempurna.

b. Pengertian Adaptasi fisiologi fetus

Fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus.

Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus

adalah indivisu yang sedang bertumbuh.

c. Pengertian adaptasi neonatal

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari

kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di

dalam uterus kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga

homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Banyak perubahan yang

akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu)

yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi(Oksigen dan nutrisi)ke lingkungan eksterna

(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain

untuk memenuhinya.

Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah

sbb :

Sebelum Lahir Sesudah Lahir

1. Lingkungan fisik Cairan Udara

2. Suhu Luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah

3. Simulasi sensoris Terutama kinestetik atau

vibrasi

Bermacam-macam stimuli

4. Gizi Tergantung zat gizi yang

terdapat dalam darah ibu

Tergantung tersedianya

bahan makanan dan

kemampuan saluran cerna

Page 9: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin

melalui plasenta

Berasal dari paru-paru ke

pembuluh darah paru-paru

6. Pengeluaran hasil

metabolisme

Dikeluarkan ke sistem

peredaran darah ibu

Dikeluarkan melalui paru-

paru, kulit, ginjal, dan

saluran pencernaan

Perubahan Sistem Pernapasan

   Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan

setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Organ yang bertanggung

jawab untuk oksigensi janin sebelum bayi lahir adalah plsenta. Selama masa kehamilan bayi

mengalami banyak perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk mulainya proses

pernapasan. Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan otot-

otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah mampu

menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat

pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehinga

memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara.

Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang

melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh

tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi

sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan

yang relatif lemah. Untungnya pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat,

biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura.

Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan dan kemampuan diafragma untuk

bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang

baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan

yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekuensi napas

pada bayi baru lahir yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit

( pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekuensi secara konsisten lebih dari 60 kali

permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas

merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiran.

Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :

1.      Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)

Page 10: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

2.      Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di

sinus karotikus (stimulasi mekanik).

3.      Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus ( stimulasi

sensorik).

4.      Refleks deflasi Hering Breur.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah

lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,selain karena adanya

surfaktan,juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga

udara bisa gtertahan di dalam. Cara neonates bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan

abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila

surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi

atelektasis. Dalan kondisi seperti ini(anoksia), neonatus masih mempertahankan hidupnya

karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik.

a. Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian

bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut

sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya

berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II

dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum

usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,

ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1)   Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang

merangsang pusat pernafasan di otak.

2)   Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama

persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi

antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan

yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.

3)   Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam

darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan

Page 11: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat

gerakan pernapasan janin.

4)   Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang

cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu

kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu

kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan

membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang

menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih

banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang

sebelumnya sudah terganggu.

d. Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir

selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi

yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan

dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama.Dengan beberapa kali

tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di

paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan

kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan

mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka

guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan

oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.

Page 12: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan

akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin

menjadi sirkulasi luar rahim.

Perubahan Pada Sistem Sirkulasi

Penyesuaian sirkulasi sangat memungkinkan aliran darah yang adekuat melalui paru adalah

satu faktor penting selain mulainya pernapasan ketika lahir. Oleh karena itu paru tidak

berfungsi terutama selama kehidupan fetal,maka jantung fetus tidak perlu memompa banyak

darah melalui paru.sebaliknya jantung fetus harus memompa darah dalam jumlah besar

melalui plasenta. Sebagian besar darah yang masuk ke atrium kanan dari vena kava inferior

langsung berjalan lurus melalui permukaan posterior atrium kanan dan kemudian melalui

foramen ovale langsung masuk ke dalam atrium kiri. Jadi, darah yang di ogsigenisasi   baik

dari plasenta masuk ke sisi kiri jantung bukan ke sisi kanan jantung dan dipompa oleh

ventrikel kiri terutrama ke dalam pembuluh darah kepala dan anggota gerak bawah.

Darah yang masuk atrium kanan dari vena kava superior langsung berjalan turun melalui

katup trikuspidalis masuk ke dalam ventrikel kanan. Darah ini terutama darah deoksigenisasi

dari daerah kepala fetus, dan dipompa oleh ventrikel kanan masuk ke dalam arteria

pulmonalis, kemudian terutama melalui duktus arteriosus masuk ke dalam aorta desenden dan

melalui arteria umbilikalis masukke plasenta, tempat darah deoksigenisasi mengalami

oksigenisasi.

Sistem Sirkulasi dan Hematologi

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang besar

(lebih tinggi dibanding tahanan vascular sistemik) hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan

yang sampai paru, sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui duktus

arteriosus bottali.

            Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical

cord dipotong/dijepit),tekanan atrium kanan menjadi rendah,tahanan pembuluh darah

sistemik(SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang,tahanan vascular paru

menyebabkan penutupan foramen ovale menutup setelah beberapa minggu,aliran darah di

duktus arteriosus bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi.

Penutupan duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam yang di

Page 13: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

sebabkan kontraksi otot polos pada akhir atreri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3

minggu.

Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga keadaan kehilangan

darah, dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang untuk di toleransi. Manajemen

cairan pada neonatus harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Tekanan sistolik merupakan

indicator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai

parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Otoregulasi aliran darah otak pada

bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg.

Frekuensi nadi bayi rata-rata 120x/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60mmHg.

Perubahan pada Sistem Peredaran Darah

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan

mengadakan sirkulasi  melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk

membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi dua perubahan besar, yaitu

sebagai barikut :

 

 Sistem sirkulasi darah janin yaitu melalui,

a.       Vena umbilical

1.      Berasal dari korda umbilika ke sisi bawah hati dan bawah darah kaya akan oksigen dan

nutrisi.

2.      Vena ini punya satu cabang yang menghubungkan vena porta dan menyuplai hati.

b.      Ductus Venosus (dari vena ke vena)

1.      Menghubungkan vena umbilikal ke vena cava inverior.

2.      Pada titik ini, darah tercampur dengan darah deogsigenasi yang kembali dari bagian

bawah tubuh.jadi, darah terogsigenasi dengan baik .

c.       Foramen ovale

1.      Foramen ovale adalah lubang sementara antara atrium yang merupakan jalan masuk

mayoritas darah dari vena cava inferior menyebrang ke dalam atrium kiri.

2.      Alas an pengalihan ini adalah darah tidak perlu melalui paru-paru untuk mengumpulkan

oksigen.

d.      Duktus arteriosus (dari arteri ke arteri)

Duktus dari arah dua percabangan arteri pulmoner ke aorta desenden, masuk ke titik dibawah

tempat terdapat arteri subklavia dan arteri carotid.

e.       Arteri hipogastik

Page 14: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Percabangan dari arteri iliaka interna dan jadi arteri umbilikal saat percabangan ini masuk ke

korda umbilical.Percabangan ini megembalikan darah ke plasenta. Darah perlu waktu 1,5

menit untuk bersikulasi dan melalui perjalanan berikutnya.

Adaptasi ke kehidupan ekstrauterin

a.       Setelah anak lahir anak bernapas untuk pertama kalinya.maka, terjadilah penurunan

tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah yang mengalir ke paru-paru.

b.      Ductus arteriosus tertutup satu sampai dua menit setelah anak bernapas

c.       Dengan terguntingnya tali pusat, darah dalam vena cava inferior berkurang. Dengan

demikian, tekanan dalam atrium atau serambi kanan berkurang.

d.      Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah sehingga menyebabkan penutupan

voramen ovale.

e.       Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus.

f.       Sisa ductus venosus menjadi ligamentum teres hepatic.

g.      Arteri umbilikal menjadi ligamentum pesikoumbilical lateral kiri dan kanan.

Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati

hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak

darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam

jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal

bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.

Peredaran darah

Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu

sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik

kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang

dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke

aorta.

            Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan arteriol

dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi

ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung

kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale secarafungsional menutup. Hal ini

terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan

tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik)

serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama.

Page 15: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit/m² (gessner, 1965).

Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 2,96 liter/menit/m² dan bertambah pada

hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada

waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta yang pada jam-

jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40

mmHg.

·         Transisi Pada Darah

Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai hemoglobin ( Hb) yang tinggi.

Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan lenyap pada satu

bulan pertama kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan

volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51 – 56% neonatus.

Pada saat kelahiran meningkat dari 3% manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah

bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir :

1. waktu pengkleman tali pusat. Penundaan pengkleman tali pusat dapat meningkatakan

volume darah neonotus 25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :

a. Volume yang besar meningkatkan perfusi kapiler baru

b. Berlanjutnya bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama yang tidak teratur.

2. Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur janin.

3. Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir

Sedangkan darah merah BBL memiliki umur yang singkat , yaitu 80 hari , sedangkan sel

darah merah orang dewasa 120 hari. Pergantian sel yang cepata ini menghasilkan lebih

banyak sampah metabolic akibat penghancuran sel termasuk bilirubin yang harus di

metabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan ini menyebabkan ikterus fisiologis yang

terlihat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung retukulosit yang tinggi pada

bayi baru lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah merah baru dalam jumlah besar.

Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang dari 10.000 hingga 30.000/mm

. peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada BBL normal selama 24 jam pertama

kehidupan. Pada saat menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih

mengandung granulosit dalam jumlah yang besar.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi :

a. Sirkulasi Darah Fetus

Page 16: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

1)      Struktur tambahan pada sirkulasi fetus

a). Vena umbulicalis 

 membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam

hepar

b). Ductus venosus 

 meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar

darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

c). Foramen ovale 

 merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus

sinistra

d). Ductus arteriosus 

 merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens

e). Arteri hypogastrica 

 dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus

umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut

dikenal sebagai arteri hypogastica.

2)      Sistem sirkulasi fetus

a). Vena umbulicalis 

membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica

meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior

b). Ductus venosus 

merupakan  cabang – cabang dari venaumbilicalis dan mengalirkan sejumlahbesar darah yang

mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior

c). Vena cava inferior 

mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima

darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum

d). Foramen ovale 

memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus

dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke

ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk

memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan

serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi

Page 17: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

e). Vena cava superior 

mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini

bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis

masuk ke dalam venriculus dexter

f). Arteria pulmonalis 

mengalirkan darah campuran keparu - paru yang nonfungsional,yanghanya memerlukan

nutrien sedikit.

g). Ductus arteriosus :

mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens

untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior

h). Arteria hipogastrika 

merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan

mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal.

b. Perubahan  yang terjadi pada saat lahir

1)      Penghentian pasokan darah dari plasenta

2)       Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru

3)      Penutupan foramen ovale

4)      Fibrosis

a). Vena umbilicalis

b). Ductus venosus

c). Arteriae hypogastrica

d). Ductus arteriosus

sirkulasi pulmonari : vena umbilikus, duktus venosus,foramen ovale,dan duktus anteriosus.

Sirkulasi Fetus

a.       Rintangan tinggi pada saat sirkulasi pulmonal.

b.      Rintangan rendah pada saat sirkulasi sistemik.

Terjadinya pergerakan darah dari sebelah kanan ke kiri.

a.       Foramen Ovale

Tekanan arteri sebelah kiri rendah karena darah yang kembali ke paru-paru adalah rendah dan

tingginya tekanan pada arteri sebelah kanan karena isis pada darah dari plasenta tinggi.

b.      Duktus Arteriosus

Page 18: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Rintangan tinggi pada sirkulasi pulmonary. Rintanga (resisten) rendah pada sirkulasi sistemik

fetus dan fungsi prostaglandin.

Sirkulasi Neonatal

a.       Banyak perubahan dalam sirkulasi ketika kelahiran. Bertambahnya aliran darah pada

sirkulasi pulmonal terjadi akibat turunnya resisten pada sirkulasi pulmonal sehingga paru-

paru mengembang.

b.      Darah vena kembali daripada jantung meningkat.

c.       Tekanan arteri kiri meningkat,sedangkan arteri kanan berkurang mengakibatkan

foramen ovale tertutup.

d.      Resisten sirkulasi sistemik lebih tinggi daripada resisten pulmonal dalam masa 24 jam.

Fungsi prostaglandin menyebabkan duktus arteriosus menutup.

e.       Arteri-arteri umbilikus mengerut dan aliran darah ke plasenta berhenti.

Perubahan Sirkulasi Fetal Waktu Lahir

a.       Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta.

Sebenarnya hal ini meningkatkan tekanan aorta serta tekanan atrium kiri.

b.      Tahapan vaskular paru sangat menurun.

Sebagai akibat dari pengembangan paru-paru. Pada fetus yang tidak mengembang, pembuluh

darah tertekan karena volume paru yang kecil. Segera setelah mengembang, pembuluh darah

tersebut tidak lagi tertekan dan tahanan terhadap aliran darah berkurang.

c.       Penutupan foramen ovale

Tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan atrium kiri yang tinggi, secara sekunder akan

berpengaruh terhadap perubahan tahanan paru dan sistem waktu lahir sehingga menyebabkan

kecenderungan darah mengalirkan balik dari atrium kiri ke atrium kanan bukan

sebaliknya,seperti yang terjadi dalam kehidupan fetal. Akibatnya katup kecil yang terletak

diatas foramen ovale pada sisi kiri septum atrium menutup lubang tersebut karena hal

tersebut dapat mencegah aliran lebih lanjut.

d.      Penutupan duktus arteriosus

Efek yang sama terjadi dalam hubungannya dengan duktus arteriosus karena meningkatkan

tahanan pada paru dan mengurangi trahanan pada arteri purmonalis. Sebagai akibatnya,

segera setelah lahir, darah mulai mengalir balik dari aorta ke arteri pulmonalis bukan dengan

arah sebaliknya dari aorta seperti kehidupan fetal. Akan tetapi, hanya setelah beberapa jam

dinding otot duktus arteriosus mengadakan kontraksi nyata, dan dalam 8 hari kontraksi cukup

untuk menghentikan  aliran darah. Hal ini dinamakan penutupan fungsional duktus arteriosus.

Page 19: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Kemudian, terkadang selama bulan ke-2 kehidupan, biasanya duktus arteriosus tertutup

secara anatomi oleh pertumbuhan jaringan fibrosa.

Pembentukan Sel-Sel Darah

a.       Sel-sel darah berinti mulai dibentuk pada kantung kuning telur dan lapisan mesotel

plasenta sekitar minggu ke-3 perkembangan fetus. Satu minggu kemudian diikuti

pembentukan sel-sel darah merah oleh mesenkim dan endotel pembuluh darah fetus.

b.      Minggu ke-6, hati mulai membentuk sel darah.

c.       Pada bulan ke-3 dan seterusnya sumsum tulang mulai semakin membentuk sel-sel

darah merah dan putih. Sementara itu, struktur-struktur lain kehilangan kemampuannya sama

sekali untuk membentuk sel-sel darah.

Perubahan pada Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan. Pada saat

lahir, reflek muntah dan batuk yang matur telah lenyap. Kemampuan bayi baru lahir cukup

bulan untuk menelan dan mencerna sumber makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian

besar keterbatasan tersebut membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat

di saluran cerna ( mulai dari mulut sampai dengan usus ).

Kamampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir kurang efisien, sedangkan absorpsi

monosakarida ( glukosa ) telah efisien. Regurgitasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh

sfingter jantung, sambungan esophagus bawah, dan lambung yang tidak sempurna. Kapasitas

lambung pada bayi baru lahir cukup bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. hal ini di

sebabkan karena usus bayi baru lahir relatif tidak matur dan sistem otot yang menyusun organ

tersebut lebih tipis dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa sehingga gelombang

peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili dinding usus belum berkembang

sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat

sehingga meningkatkan absorpsi yang paling efektif. Awal pemberian makan oral

menstimulasi lapisan usus agar matur dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan

produksi enzim mikrovilus. Epitel sel yang tidak matur mempengaruhi usus untuk

melindungi dirinya dari zat-zat yang sangat berbahaya.

Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses penutupan usus ( permukaan epitel

usus menjadi tidak permeable terhadap antigen ). Sebelum penutupan usus bayi akan rentan

terhadap infeksi virus / bakteri dan juga terhadap stimulasi allergen melalui penyerapan

molekul-molekul besar oleh usus. Kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam menyimpan

Page 20: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

cairan daripada kolon orang dewasa sehingga bayi cenderung mengalami kompilasi

kehilangan cairan, misalnya gangguan diare.

Perubahan imunitas

Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya kehamilan maka limfosit

juga banyak di temukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel –sel limfoid

membentuk  molekul immunoglobulin gamma G yang merupakan gabungan immunoglobulin

gamma A dan gamma M. Gamma G dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan.

Gamma G globulin janin di dapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin

mengadakan reaksi dengan plasmasitosis, penambahan penambahan folikel limfoid dan

sintesis gamma M immunoglobulin. Gamma A immunoglobulin telah dapat dibentuk pada

kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan segera setelah lahir, khususnya sekret dari traktus

digestifus,respiratorus,kelenjar ludah,pancreas dan traktus urogenital.

Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan setara dengan keadaan

flora normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi hanya dilindungi oleh Gamma G

immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya juga kurangnya Gamma A immunoglobulin

yang menyebabkan neonatus berkemungkinan besar rentan infeksi dan sepsis.

           Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus

rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan

kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan

tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.

Berikut beberapa contoh kekebalan alami:

a. perlindungan oleh kulit membran mukosa

b. fungsi saringan saluran napas

c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus

d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL

membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang,

artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.

Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung

banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih

belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi

dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.

Page 21: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Bayi memiliki imunoglobulin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim terlindung

membatasi  kebutuhan untuk bereaksi pada kekebalan trhadap antigen tertentu. Ada tiga

macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf menunjukan masing-masing golongan ),yaitu

IgG,igA, dan IgM. Hanya IgG yang cukup kecil melewati pembatas plasenta , IgG

merupakan golongan antibodi yang sangat penting dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi.

IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, tingkat

IgG bayi sama dengan atau sedikit lebih banyak daripada ibu. Tingkat Ig ini memberikan

kekebalan pasif selama beberapa bulan kehidupan.

IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta, namun dibuat oleh janin. Tingkat IgM pada

periode kehamilan besarnya 20% dari IgM orang bisa dan diperlukan waktu 2 tahun untuk

dapat menyamai tingkat orang dewasa. Tingkat IgM yang relative rendah membuat bayi

rentan terkena infeksi. IgM juga penting sebab sebagian besar antibodi yang terbentuk pada

sewaktu terjadi respons primer  adalah golongan ini. Tingkat IgA sangat rendah dan

diproduksi dalam waktu yang lama walaupun tingkat salive sekresi mencapai tingkat oreang

dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernafasan , saluran

usus lambung ,dan  mata. Sedangkan ,imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE, tidak

begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus.

Perubahan Sistem Ginjal

            Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang

kecil. Infeksi,diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan

asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi dan edema ketidakmaturan ginnjal

dapat membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengeksresi obat. Biasanya sejumlah

kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir tetapi bayi baru lahir memungkinkan

tidak mengeluarkan urine selama 12

24 jam. Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6-10x dengan warna urine pucat

menunjukan masukan cairan yan cukup. Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15

sampai 60 ml per kilogram /hari.

Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu,dimana dalam kandung kemih telah

ada air kemih yang diekresi kedalam air ketuban.Pada bayi baru lahir,kapasitas kandung

kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05 – 0,10 cc permenit.Ginjal bayi

baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi

glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus

tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang besar dan

Page 22: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urine

yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan osmolitas urine yang rendah. Semua

keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.

Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, serinmgkali

hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru

lahir. Debris sel yang banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam

sistem ginjal.

 Fungsi ginjal belum sempurna karena :

a.       Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa

b.      Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal

c.       Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa

Ikterus  Neonatorum Fisiologis

Ikterus sendiri sebenarnya adalah perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin

berlebihan pada jaringan; misalkan yang tersering terlihat adalah pada kulit

dan          konjungtiva     mata.

Sedangkan definisi ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru

lahir dengan keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga

kulit, konjungtiva,mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kucing.

 Ikterus juga disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih

dari 12 mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL

karena bilirubin bersifat toksik pada semua jaringan terutama otak yang menyebabkan

penyakit kern icterus (ensefalopati bilirubin) yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh

kembang bayi.

Ikterus neonatorum dibedakan menjadi 2,yaitu :

1.      Neonatorum Fisiologis

Adalah keadaan hiperbirirubin karena faktor fisiologis merupakan gejala normal dan sering

dialami bayi baru lahir.

Ikterus ini terjadi atau timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5

sampai   dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum

pada bayi cukup bulan tidak lebih daro 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl,

dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik

biasa.

Page 23: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya adalah organ hati yang belum “matang”

dalam memproses bilirubin, kurang protein Y dan Z dan enzim glukoronyl tranferase yang

belum cukup jumlahnya. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap

waspada karena keadaan fisiologis ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi patologis

terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi.

Ikterus Neonatorum Patologis

Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau infeksi. Ikterus neonatorum

patologis ini ditandai dengan :

a. Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl.

b. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam.

c. Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR)

dan12,5  mg% pada bayi cukup bulan.

d.Ikterus yang disertai proses  hemolisis.

e. Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam atau

lebih  5 mg/dl/hari.

f. Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari (cukup bulan) dan lebih dari 14 hari

pada  BBLR.

Perubahan Sistem Termogulasi 

     Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami

stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan

lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang

bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat

kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu

tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk

mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan

hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan

panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan

glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat

tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis

dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin

banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai

mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan

kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan

kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun

Page 24: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

dibawah 360C.Suhu normal pada neonatus adalah 36,5–37,0 Bayi baru lahir mudah sekali

terkena hipotermia yang disebabkan oleh:

a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.

b.    Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas.

c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.

d.  Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya

mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi

yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang

selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat

namun bayi dibiarkan telanjang atau segera    dimandikan.

Gejala hipotermi :

1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus,

tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.

2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.

3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung,

tungkai dan lengan.

4. Muka bayi berwarna merah terang

5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir

dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.

Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir

kelingkunganya.

a.       Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan

tubuh bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain

melalui kontak langsung). Contoh hilangnya pans tubuh bayi secara konduksi, ialah

menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin memegang bayi baru

lahir,  menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.

b.       Konveksi

Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang

tergantung pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi,

ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru

lahir diruangan yang terpasng kipas angin.

c.       Radiasi

Page 25: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin

(Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi

mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam

ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru

lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan

yang dingin, misalnya dekat tembok.

d.       Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan

udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi

oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran udar yang melewati apabila

bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui

konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di

bentuk hanya satu persepuluhnya.

Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antar lain mengeringkan bayi secara

seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup

bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.

Sistem Metabolisme

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan

penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan

kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam

waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :

a. melalui penggunaan ASI

b. melaui penggunaan cadangan glikogen

c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat

glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan

glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen

terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.

Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan

menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa

tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika

Page 26: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko.

Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan

energi berkurang (digunakan sebelum lahir).

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,

apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa

gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di

seluruh di sel-sel otak.

Perkembangan, Pertumbuhan, dan Kebutuhan Dasar Anak

Dalam llmu Kesehatan Anak istilah 'pertumbuhan dan perkembangan nenyangkut semua

aspek kemajuan yang dicapai oleh jazad manusia dari konscpsi sampai dewasa.

Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek ftsis akibat multipli-kasi sel dan

bertambahnya jumlah zajt interseluler. Oleh karena itu per¬tumbuhan dapat diukur dalam

sentimeter atau inch dan dalam kilogram ataupound. Selain itu dapat pula diukur dalam

keseimbangan metabolite, yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh badan.

Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya ke-trampilan dan fungsi yang

kompleks. Seseorang berkembang dalam pe-ngaturan neuromuskuler, berkembang dalam

mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya. Maturasi dan

diferensiasi string diperguriakan sebagai sinonim untuk perkembangan.

PERTUMBUHAN F1S1S

Pertumbuhan badan sebagai keseluruhan

Kroman menganjurkan 2 macam pemeriksaan pada anak, yaitu:

1. Pemeriksaan kesehatan medis

2. Pemeriksaan kesehatan perkembangan

Pemeriksaan yang disebut pertama di atas menilai kondisi anak dan ada tidaknya penyakit,

sedangkan pemeriksaan yang disebut kedua dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan fisis

dan kedewasaannya dalam mental dan emosi. Walaupun pertumbuhan berlangsung terus

secara tetap dan masa konsepsi sampai dewasa, namun terjadi fluktuasi dalam kecepatan

tumbuh seorang anak. Percepatan tumbuh yang mencapai maksimum terjadi pada akhir masa

janin dan kemudian menurun terus sampai melewati masa bayi, kemudian timbul percepatan

Page 27: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

tumbuh lagi pada masa adolesensi yang kernudian menurun dan berhenti setelah mencapai

umur dewasa.

Puncak pertumbuhan panjang pada masa janin terjadi kira-kira pada akhir trimester kedua

kehamilan. sedangkan puncak pertambahan berat terjadi pada saat sebelum lahir. Fase

percepatan pada masa adolesensi terjadi sebaliknya, yaitu berlangsung lebih dini dan berat

badan relatif lebih besar daripada tinggi badan. Beberapa jaringan badan hanya me-ngikuti

satu (daripada kedua percepatan tumbuh tersebut, sedang lainnya mengikuti suatu bentuk

tersendiri. Misalnya jaringan otak cepat tumbuh pada masa percepatan tumbuh janin (sikius

pertama) dan tidak tumbuh lagi sebelum percepatan tumbuh pada masa adolensi (sikius

kedua) di-mulai. Pada saat lahir besar otak kira-kira 25% daripada otak dewasa, sedangkan

berat badannya hanya 5% daripada berat badan dewasa.

Kira-kira 50% dari pertumbuhan otak terjadi pada tahun pertama kehidupan, sedangkan 20%

terjadi pada tahun kedua. Kerusakan otak pada masa bayi mempunyai arti yang penting

demikian pula lingkaran kepala pada masa ini merupakan ukuran kemajuannya. Sebaliknya

pertumbuhan alat kelamin pada 10 tahun pertama agak lambat, tetapi menjadi cepat pada 10

tahun berikutnya. Pertumbuhan organ ini sangat pesat sudah seluruh pertumbuhan badan

berakhir. Jaringan limfoid tumbuh cepat pada masa bayi dan anak, kemudian menurun pada

masa pubertas dan akhirnya mengalami inovulasi. Termasuk dalam jenis ini ialah tonsil,

adenoid, tonus, limpa, kelenjar getah bening dan jaringan limfe di usus.

Masa pertumbuhan sebelum dewasa

1. Pranatal (0-280 hari)

a. Masa embrio (trimester pertama kehidupan pranatal)

Diferensiasi berlangsung cepat, terbentuk sistim dan alat-alat dalam tubuh.

b. Masa fetus dini (trimester kedua kehidupan pranatal).

Terjadi percepatan pertumbuhan. Pembentukan jasad manusia sempuma dan alat tubuh telah

terbentuk serta mulai berfungsi. Pada akhir masa ini panjang janin 70% daripada panjang

pada saat dilahirkan, sedangkan berat badannya hanya 20% daripadanya, karena jaringan

lemak subkutan behim terbentuk.

c. Masa fetus akhir.

Bertambahnya masa tubuh dengan cepat. Berat badan fetus dari 700 gram pada akhir

trimester kedua bertambah dengan kecepatan kira-kira 200 gram/minggu sampai pertengahan

trimester ketiga untuk mencapai kira-kira 3.000-3.500 gram.

Page 28: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

2. Masa neonatal (0-4 minggu sesudah lahir)

Penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan, mulai bernafas dan fungsi alat tubuh

lainnya. Berat badan dapat turun sampai 10% pada minggu pertama kehidupan yang dicapai

lagi pada hari ke-l4.

3. Masa bayi (tahun pertama dan kedua kehidupan)

a. Umur 1 bulan-1 tahun.

Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, fungsi alat tubuh bertambah, terutama sistim

saraf.

b. Umur 1 tahun - 2 tahun.

Pertumbuhan menurun, kemajuan dalam berjalan dan aktifitas motorik serta pengaturan

fungsi ekstresi.

4. Masa prasekolah (umur 2-6 tahun).

Pertumbuhan meiambat, aktifitas jasmani bertambah, kordinasi fungsi dan mekanisme

motorik bertambah, cepat menangkap pelajaran,

5. Masa sekolah (wanita 6-10 tahun, pria 6-12 tahun). Pertumbuhan tetap, keterampilan dan

proses tntelektuil berkembang.

6. Masa adolesensi (wanita 10-18 tahun, pria 12-20 tahun).

Perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Percepatan pertumbuhan tinggi dan berat badan,

timbulnya ciri kelamin sekunder, memeiiukan kepercayaan diri sendiri dan kebebasan,

perkembangan fungsi alat kelamin.

Tinggi badan.

Berlainan halnya dengan berat badan, maka kecepatan kenaikan tinggi badan terus menurun

setiap tahunnya dari lahir sampai dewasa, kecuali pada masa adolesensi terjadi adolescent

spurt of growth.

Panjang badan pada waktu lahir rata-rata 50 cm. Pada umur 1 tahun panjang badan

bertambah kira-kira 50%. Tinggi badan mencapai 2 kali panjang badan lahir pada umur 4

tahun. Selanjutnya kenaikan tinggi merupakan garis rata dengan kenaikan rata-rata 5

cm/tahun. Pada umur 13 tahun tinggi badan mencapai kira-kira 3 kali panjang badan waktu

lahir. Pada wanita akselerasi tumbuh dalam panjang badan terjadi pada umur kira-kira 10-12

tahun, sedangkan pada pria terjadi 2 tahun kemu-dian. Sejak wanita berumur 13 tahun dan

pria berumur 15 tahun, kece¬patan kenaikan panjang badan akan menurun lagi. Pada wanita

Page 29: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

pertum¬buhan panjang badan akan tcrhenti sekitar umur 17-19 tahun, sedangkan pria masih

mengalami pertambahan panjang badan dengan kenaikan yang lambat sesudah umur.20

tahun. Hal yang menarik ialah seorang anak dapat diduga tinggi badannya pada umur dewasa

dengan mengaU-kan 2 kali tinggi badan anak tersebut j

Kepala.

Pengu kuran lingkaran kepala penting karena berhubungan dengan isi intrakranial dan dapat

digunakan untuk menilai kecepatan tumbuhnya otak. Gangguan pertumbuhan otak dapat

dilihat dari kelainan klinis sc-perti mikrosefali dan hidrosefali.

Lingkaran kepala diukur dengan melilitkan pita ukur melalui tulang kepala belakang yang

paling menonjol dan bagian atas supraorbital. Lingkaran kepala pada waktu lahir 33,0-35,6

cm. Dalam 4 bulan pertama bertambah 5 cm dan 8 bulan berikutnya bertambah 5 cm lagi,

sehingga pada umur 1 tahun bertambah 10 cm menjadi 43,2-45,7 cm. Pada umur 2 tahun

kenaikan 21/2 cm/tahun sehingga menjadi 49,5 - 52,1 cm. Umur 5 tahun sampai masa

pubertas bertambah 11/4 cm/5 tahun, sehingga pada dewasa mencapai 52,1-55,1 cm.

Berat Badan.

Ukuran ini merupakan indeks gizi dan pertumbuhan yang terbaik, terutama pada bayi, karena

mencakup resultante pertumbuhan badan seluruhnya.

Pada tiap masa kehidupan terdapat variasi batas normal. Penilaian klinis yang hati-hati

diperlukan untuk mencegah kesalahan. Seorang bayi yang obesitas, walaupun berat badannya

lebih berat dari bayi normal belum berarti keadaan gizinya lebih baik karena mungkin

menderita kelainan hormonal. Demikian pula bayi dengan edema akan lebih cepat bertambah

berat badannya.

Pada hari-hari pertama masa neonatal, berat badan yang turun kurang dari 10% masih

merupakan keadaan yang normal. Ini disebabkan karena keluarnya meconium dan urin, di

samping pemberian susu pada masa tersebut masih belum cukup. Berat badan lahir dicapai

lagi pada hari ke 10 sampai hari ke 14. Selanjutnya bayi yang normal dan sehat, berat

badannya akan bertambah terus dengan teratur

Berat badan pada waktu lahir berkisar antara 2,7-4,1 kg Anak pertama biasanya lebih ringan

dibandingkan dengan berat badan anak berikutnya. Dalam 3 bulan pertama kenaikan berat

badan kira-kira 1 kg/bulan pada umur 5 bulan berat badan bayi mencapai 2 kali berat badan

lahirnya. Pada umur 6 bulan kenaikan berat badan 1/2 kg/bulan. Berat badan anak pada umur

1 tahun ialah 3 kali berat badan pada waktulabir I dan pada umur 2 tahun kira-kira 4 kali

Page 30: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

berat badan lahir. Sesudah umur 2 tahun kecepatan pertambahan berat badan menurun dan

dengan makin bertambahnya umur anak, kenaikan berat badannya makin tidak teratur.

5. sebutkan jenis imunisasi pada anak 0-24 bulan ?(FADHLUL HAZMI)

Vaksin Hepatitis B I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir

Vaksin Polio O diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan

vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi

lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.

Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan

diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG

tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada

reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih

lanjut (diagnostik TB).

Vaksin DTP diberikan pada umur ³ 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DtaP atau

kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program

BIAS : disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di

atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.

Vaksin Campak  diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7

tahun. Program BIAS : disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.

 Vaksin Pneumokokus dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 5-12

bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun

keduanya perlu dosis  ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis

terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.

Vaksin rotavirus monovalen (Rotarix®)  diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen

(Rotateq®) diberikan 3 kali.

Rotarix® dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal

4 minggu. Sebaiknya vaksinasi

Rotarix® selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu.

Rotateq® dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu,  interval dosis ke-2, dan ke-3  4-10

minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 minggu (interval minimal 4 minggu).

Vaksin Varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk

Page 31: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4

minggu.

Vaksin MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak

umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.

Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak

6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu

Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen (Cervarix®)

0, 1, 6 bulan;  vaksin HPV tetravalen (Gardasil ®) 0,2,6 bulan.

4. Apakah pemberian imunisasi pada scenario ?(FADHLUL HAZMI)

Page 32: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

6. Bagaimana mengaplikasikan PB, BB, LK pada scenario ke kurva/table tumbuh

kembang anak? (THIA RESTY)

Laki-laki , 24 bulan

BB 8,5 kg,

PB 72 cm,

LP 52 cm.

Page 33: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Laki-laki , 24 bulan

TB/UTB/U

TBTB

BB/UBB/U

BBBB

Page 34: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

BB 8,5 kg,

PB 72 cm,

LP 52 cm.

STATUS GIZI NCHS (PENILAIAN STATUS GIZI ANAK)

Penilaian Status Gizi Anak

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok

masyarakat.Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal

dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri

disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut

adalah sebagai berikut.

Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan

berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai

dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah  adanya

kecenderunagn untuk memilih angka yang  mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun.

Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya

adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur 

adalah  dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan

( Depkes, 2004).

Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa

jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang

mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan  yang menurun.

Berat badan ini  dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)

atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan  berat badan pada saat

pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan

kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu

pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat

menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu

(Djumadias Abunain, 1990).

Page 35: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran  fungsi pertumbuhan yang dilihat dari

keadaan  kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan  sangat baik untuk melihat

keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan  keadaan   berat badan lahir

rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk

Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga  indeks BB/TB ( Berat Badan

menurut Tinggi  Badan)  jarang dilakukan karena perubahan tinggi  badan yang

lambat dan biasanya  hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada

umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan

dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan   adalah salah satu parameter penting untuk

menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status

gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi

untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh

(M.Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka

dalam menunjukkan  keadaan gizi kurang bila  dibandingkan dengan penggunaan

BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi 

kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai

masalah gizi yang sangat serius  dan berhubungan langsung dengan  angka kesakitan.

Page 36: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Tabel 1 Penilaian  Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB  Standart Baku

Antropometeri WHO-NCHS

NoIndeks yang dipakai

Batas

PengelompokanSebutan Status Gizi

1 BB/U  < -3 SD Gizi buruk

 - 3 s/d  <-2 SD Gizi kurang

 - 2 s/d +2 SD Gizi baik

 > +2 SD Gizi lebih

2 TB/U  < -3 SD Sangat Pendek

 - 3 s/d  <-2 SD Pendek

 - 2 s/d +2 SD Normal

 > +2 SD Tinggi

3 BB/TB  < -3 SD Sangat Kurus

 - 3 s/d  <-2 SD Kurus

 - 2 s/d +2 SD Normal

 > +2 SD Gemuk

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua

versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z).

Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative

baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk

anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik

menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan

( Djumadias Abunaim,1990).

Page 37: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,

BB/TB  Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

NoIndeks yang digunakan

InterpretasiBB/U TB/U BB/TB

1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi

Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++

Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +

2 Normal Normal Normal Normal

Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang

Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang

3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal

Tinggi Rendah Tinggi Obese

Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah   : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS 

Normal   : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi    :  > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan  mengurangi Nilai

Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang

bersangkutan,  hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan

menggunakan rumus :

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS oleh para pakar Gizi dikategorikan

seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan  gabungan tiga

indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.

Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut:

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Page 38: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Diketahui BB= 60 kg  TB=145 cm    

Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS 

hanya dibatasi  < 18 tahun  maka disini  dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun

Jadi untuk indeks BB/U adalah

            = Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 =  + 0,4 SD

= status gizi baik

Untuk IndeksTB/U adalah

            = Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 =  - 3.0 SD

= status gizi  pendek

Untuk Indeks BB/TB adalah

= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 =  + 5.8 SD

= status gizi gemuk

Table weight (kg)  by  age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

Age Standard Deviations

Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg)  by  stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS

Stature Standard Deviations

cm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Page 39: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

Stature Standard Deviations

Yr  mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Interpretasi Berdasarkan % Berat Badan Ideal Menurut Umur

BB saat ini/BB ideal < 70% Gizi buruk

BB saat ini/BB idea70% – 80% Gizi kurang

BB saat ini/BB idea80% – 100% Gizi baik

BB saat ini/BB idea100% – 110 % Gizi lebih

BB saat ini/BB idea> 110% Obesitas/Obesity (harus dihitung BMI)

7. Bagaimana perkembangan tumbuh kembang anak pada scenario sesuai dengan

standar normal dan bagaimana status gizinya ?( AMF FAIDZIN AKBAR)

Perkembangan tumbuh kembang anak pada scenario

Berdiri berpegangan, namun tidak lama

Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri Hanya mengambil mainan yang besar

(boneka)

Memegang pensil warna sulit bicara tidak jelas

Pendiam Sering menangis tidak jelas

Page 40: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Di umur 1 tahun baru bisa duduk sendiri Di umur 3 bulan baru bisa tengkurap

Jarang tersenyum Ngomong tidak jelas

Acuh Jarang gepuk tangan

Page 41: LAPORAN GERIATRI kelompok 3
Page 42: LAPORAN GERIATRI kelompok 3
Page 43: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

STATUS GIZI

Status gizi balita menurut WHO adalah mencocokkan umur anak ( dalam bulan ) dengan

berat badan atau tinggi badan standar table WHO0NCHS ( WORLD HEALTH

ORGANITATION – NATIONAL CENTER FOR HEALTH STATISTICS ). Jika hasil berat

badan anak setelah dicocokkan dengan table WHO-NCHS masih kurang maka status gizi

balita tersebut dinyatakan kurang. Begitu pula dengan tinggi badan. Jika setelah dicocokkan

tinggi badan balita masih kurang, maka termasuk pendek ( stunded ).

Berikut ini adalah table untuk melihat perbandingan antara berat badan balita. Table berikut

adalah table rata – rata yang bias digunakan sebagai pembanding dan mengambil berat badan

minimal dari balita.

Table berat badan laki – laki

Umur Berat badan

2 tahun 9,75 kg

2,5 tahun 10,5 kg

3 tahun 11,5 kg

3,5 tahun 12,25 kg

4 tahun 12,75 kg

4,5 tahun 13,5 kg

5 tahun 14,25 kg

Adapun menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsa , MS ( Guru Besar Pangan dan Gizi dari IPB ) cara

menghitung status gizi balita adalah dengan menimbang berat badan menurut umur ( BB/U ),

berat badan menurut tinggi ( BB/TB ), dan mengukur tinggi badan menurut umur ( TB/U ).

Hasilnya dikelompokkan dalam normal, kurus ( underweight ), dan gemuk.

Page 44: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan status gizi balita adalah dengan

menimbang berat badan, mengukur tinggi badan dan lingkar kepala balita ( untuk

mengidentifikasi perkembangan otak ).

Cirri – cirri balita yang mengalami gizi kurang dapat dilihat dari kondisi tubuhnya yaitu

bertubuh kurus, warna rambut pirang ( kemerahan ), perut tampak buncit, wajah berbentuk

moon face, monkey face ( wajah keriput ), rewel atau cengeng, dan kurang responsive.

Sesuai kasus di scenario pasien datang dengan berat badan 8, 5 kg menunjukkan status gizi

pasien kurang.

8. Jelaskan dampak riwayat kejang terhadap tumbuh kembang anak!

(GHISQY ARSY MULKI)

Dampak Riwayat Kejang Terhadap Tumbuh Kembang Bayi

Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang

mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat

sementara . Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh

(suhu rektal lebih dari 38 oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Sering

terjadi pada anakk, terutama golongan umur 6 bulan – 4 tahun. Terjainya bangkitan

kejang demam bergantung pada umur tinggi serta cepatnya suhu meningkat.

Terjadinya kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu

badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat,

misalnya tonsillitis,otitis media akuta, bronchitis dll. Serangan kejang biasanya terjadi

dalam 24 jam pertama sewaktu ddemam berlangsung singkat, umumnya kejang berhenti

sendiri, begitu berhenti anak tidak member reaksi apapun sejenak, beberpa detik atau

menit kemudian anak terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf.

Klasifikasi kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan

tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : 

a. Kejang Tonik: biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah

dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi

prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas

atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang

menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan

bentuk dekortikasi

Page 45: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

b. Kejang Klonik : Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik,

terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak

diikuti oleh fase tonik.

c. Kejang Mioklonik : gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota

gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek

moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas

dan hebat.

untuk ini Livingstone(1954,1963) membuat criteria dan membagi kejang dengan 2

macam golongan:

1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion)

2. Epilepsy yang diprovokasi oleh demam (epilepsy triggered off by fever)

Kriteria livingstone tersebut kemudian dimodifikasi oleh Sub Bagian Saraf Anak Bagian

IKA FKUI-RSCM Jakarta sebagai pedoman untuk membuat diagnosis demam sederhana

ialah:

1. Umur anak ketika kejang anatar 6 bulan dan 4 tahun

2. Kejang berlangsung sebentar tidak lebih dari 15 menit

3. Kejang bersifat umum

4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam

5. Pemeriksaan saraf sesudah dan sebelum normal

6. Pemeriksaan EEG setelah 1 minggu suhu normal menunjukan tidak ada kelainan

7. Frekuensi bangkitnya kejang tidak lebih 4 kali dalam setahun

Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari ketujuh criteria

modifikasi livingstone digolongkan pada epilepsy yang diprovokasi oleh demam.

Hemiparesis biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama (berlangsung

lebih dari stenga jam) baik bersifat umum atau fokal. Dari suatu penelitian terhadap 431

penderita dengan kejang demam sederhana, tidak terdapat kelainan dengan IQ, tetapi

pada kejang demam yang sebelumnya telah terdapat gangguan perkembangan atau

kelainan neurologis akan didapat IQ yang lebih rendah.

Page 46: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

9. Bagaimana hubungan ASI terhadap tumbuh kembang anak?

(GHISQY ARSY MULKI)

Manfaat ASI untuk bayi

1. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama

pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung

semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6

bulan pertama kehidupannya

2. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena

mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi,

perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

3. Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi,

akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat

4. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang

terbaik untuk sapi

5. Komposisi ASI ideal untuk bayi

6. Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit,

dan alergi

7. Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu

tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi

sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI

8. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah

bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi

kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.

9. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril

dan suhu susu yang pas

10. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan

antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini

mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.

11. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat

mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.

12. Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi

ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk

menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.

Page 47: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

13. Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di

antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan

Ulcerative Colitis.

14. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian

pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai

12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.

15. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil

menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat

menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan

spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber

daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain. 

Untuk Ibu

Manfaat ASI untuk ibu menyusui

1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke

masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan

2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke

dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali

3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah

terhadap kanker rahim dan kanker payudara.

4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu,

dot, dsb

5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa

banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb

6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya

7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril

8. Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat

manfaat fisik dan manfaat emosional

9. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila

gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh

ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan

membuang ASI-nya sebelum menyusui.

Page 48: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

10. Jelaskan penilaian partus pada skenario! (AYU KUSUMA WARDANI)

Nilai Normal Pada Skenario Keterangan

Berat Badan 2500—4000 gram 2900 gram Normal

Panjang Badan 48—52 cm 49 cm Normal

Lingkar Kepala 33—37 cm 33 cm Normal

Penilaian awal bayi baru lahir:

APGAR SCORE

• Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel

(warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot, dan pernapasan)

TANDA 0 1 2

Warna Seluruhnya Warna kulit tubuh normal Warna kulit tubuh, tangan,

Sebelum bayi lahir:

1. Apakah kehamilan cukup bulan?

2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

Segera setelah bayi lahir:

3. Apakah bayi menangis atau bernapas/ megap-megap?

4. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif?

Bayi cukup bulan Ketuban jernih Bayi menangis atau bernapas tonus otot bayi baik/ bayi

bergerak aktif

Bayi tidak cukup bulan dan atau Air ketuban bercampur mekonium dan atau Bayi megap-megap atau tidak bernapas dan

atau Tonus otot bayi tidak baik/ bayi lemas Tonus otot bayi tidak baik/ bayi lemas

Bayi baru lahir normal Bayi baru lahir dengan asfiksia

Page 49: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

kulit biru

merah muda, tetapi tangan

dan kaki kebiruan

(akrosianosis)

dan kaki normal merah

muda, tidak ada sianosis

Denyut

jantungTidak ada < 100x/menit > 100x/menit

Respons

reflex

Tidak ada

respons

terhadap

stimulasi

Meringis/menangis lemah

ketika distimulasi

Meringis/ bersin/ batuk

saat stimulasi saluran

napas

Tonus ototLemah/ tidak

adaSedikit gerakan Bergerak aktif

Pernapasan Tidak ada Lemah atau tidak teratur

Menangis kuat,

pernapasan baik dan

teratur

Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan.

Klasifikasi Klinik

a. Nilai 7-10  : bayi normal

b. Nilai 4-6    : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang

c. Nilai 0-3    : bayi dengan asfiksia berat

Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika

jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera

seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian

oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan

membaik dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3,

diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi.

Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan

bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi

memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan

kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang.

Page 50: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Pemeriksaan fisis yang dilakukan Keadaan normal

Lihat postur, tonus, dan aktivitas Posisi tungkai dan lengan fleksi.

Bayi sehat akan bergerak aktif.

Lihat kulit

Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus

berwarna merah muda, tanpa adanya

Kemerahan atau bisul.

Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding

dada bawah ketika bayi sedang tidak

menangis.

Frekuensi napas normal 40-60 kali per

menit.

Tidak ada tarikan dinding

Hitung denyut jantung dengan meletakkan

stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis.

Frekuensi denyut jantung normal 120-160

kali per menit.

Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan

thermometerSuhu normal adalah 36,5—37,5º C

Lihat dan raba bagian kepala

Bentuk kepala terkadang asimetris karena

penyesuaian pada saat proses persalinan,

umumnya hilang dalam 48 jam.

Ubun-ubun besar rata atau tidak

membonjol, dapat sedikit membonjol saat

bayi menangis.

Lihat mata Tidak ada kotoran/secret

Lihat bagian dalam mulut

Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak

ada bagian yang terbelah.

Masukkan satu jari yang menggunakan

sarung tangan ke dalam mulut, raba

langit-langit.

Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan

mengisap kuat jari pemeriksa.

Lihat dan raba perut Perut bayi datar, teraba lemas.

Lihat tali pusat

Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah,

bau yang tidak enak pada tali pusat.atau

kemerahan sekitar tali pusat

Page 51: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Lihat punggung dan raba tulang belakangKulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan

benjolan pada tulang belakang

Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah

Tidak terdapat sindaktili, polidaktili,

siemenline, dan kelainan kaki

(pesequinovarus dan vagus).

Lihat lubang anus

Hindari memasukkan alat atau jari dalam

memeriksa anus

Terlihat lubang anus dan periksa apakah

meconium sudah keluar.

Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang

air besar

Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam

setelah lahir.

Lihat dan raba alat kelamin luar

Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang

air kecil

Bayi perempuan kadang terlihat cairan

vagina berwarna putih atau kemerahan.

Bayilaki-lakiter dapat lubang uretra pada

ujung penis

Teraba testis di skrotum.

Pastikanbayisudahbuang air kecildalam

24 jam setelahlahir.

Yakinkan tidak ada kelainan alat

kelamin, misalnya hipospadia,

rudimenter, kelamin ganda.

Timbang bayi

Timbang bayi dengan menggunakan selimut,

hasil penimbangan dikurangi berat selimut

Berat lahir 2,5-4 kg.

Dalam minggu pertama, berat bayi

mungkin turun dahulu (tidak melebihi

10% dalam waktu 3-7 hari) baru

kemudian naik kembali.

Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi Panjang lahir normal 48-52 cm.

Lingkar kepala normal 33-37 cm.

Jika melihat dari skenario, bayi tidak langsung menangis saat lahir, biru, merintih,

nafas megap-megap. Hal-hal tersebut merupakan beberapa tanda yang menunjukkan bahwa

bayi tersebut mengalami asfiksia.

Page 52: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Sedangkan air ketuban berwarna hijau dan kental menandakan bahwa bayi

mengeluarkan mekonium dalam rahim, sehingga memungkinkan bayi terkena Meconium

Aspiration Syndrome yaitu mekonium terhisap oleh bayi saat lahir dan masuk ke dalam paru-

paru.

Oleh karna itu, bayi dirujuk ke RS dan dipasang ventilator untuk membantu pernapasan /

oksigenasi pada bayi di skenario.

11. Penatalaksanaan pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada scenario?

(AGUNG)

Penanganan dilakukan setelah di ketahui etiologi dari gangguan pertumbuhan dan

perkembangan, hasil dari screening test di perlukan untuk menunjukan adanya gangguan atau

tidak pada pasien, sasaran pengobatan adalah diet dan pola makan anak, perkembangan anak,

ketrampilan pengasuhnya, dan penyakit yang ditemukan.

Pemberian makan baik untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan serta aktifitas

fisik. Makanan pendamping ASI yang diberikan pada pasien ini harus dapat

memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai dengan usia anak sehingga kemajuan selama

perawatan dapat dievaluasi.

Pemantauan selama 1-2 minggu pertama, dan memperhatikan kenaikan berat badan

yang dicapai.

Pemberian zinc guna membantu mengurangi lamanya dan tingkat keparahan episode

diare dan menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya, karena selama diare

penurunan asupan makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan

nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan dan

berlanjut ke gagal tumbuh.

Pemberian antibiotic bila diperlukan

Mengganti susu formula dengan siusu bebas laktosa pada kasus intoleransi laktosa

Beri suplemen nutrient lainnya dan elektrolit

Stimulasi perkembangan anak harus diajarkan pada orang tua yang kurang memahami

cara-caranya. Dukungan moril untuk pengasuh agar konsisten dalam mengasuh anak

dengan gagal tumbuh membutuhkan kesabaran dan ketekunan.

Riwayat kejang :

Page 53: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Pengobatan Fase Akut

1. Airway Pakaian dilonggarkan

2. posisi anak dimiringkan untuk mencegah aspirasi

3. Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan teratur, kalau perlu

dilakukan intubasi

4. Keadaan dan kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan

5. kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik (asetaminofen oral10 mg/kg

BB, 4 kali sehari atau ibuprofen oral 20 mg/kg BB, 4 kali sehari)

6. Mencari dan Mengobati Penyebab

Terapi awal dengan diazepam

Usia Dosis IV (infus) Dosis per rektal

(0.2mg/kg) (0.5mg/kg)

<> 1–2 mg 2.5 – 5 mg

1–5 tahun 3 mg 7.5 mg

5–10 tahun 5 mg 10 mg

> 10 years 5-10 mg 10 – 15 mg

Jika kejang masih berlanjut :

Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus,

0,5 mg/kg per rektal

Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan

Jika kejang masih berlanjut :

Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20

mg/kg per infus dalam 30 menit.

Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam jantung).

Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif

dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.

Page 54: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang

sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis .

Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang  :

Antipiretik tidak mencegah kejang demam . Penelitian menunjukkan tidak ada

perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian

asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian

pula dengan ibuprofen

Diazepam . Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala)

saat onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi

berulangnya kejang demam yang berat . Edukasi orang tua merupakan syarat penting

dalam pilihan ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak

beraturan), letargi (lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel

Profilaksis (obat pencegahan) berkelanjutan. Efektivitas profilaksis dengan

fenobarbital hanya minimal, dan risiko efek sampingnya (hiperaktivitas,

hipersensitivitas)

Dari berbagai penelitian tersebut, satu-satunya yang dapat dipertimbangkan sebagai

profilaksis berulangnya kejang demam hanyalah pemberian diazepam secara berkala

pada saat onset demam, dengan dibekali edukasi yang cukup pada orang tua. Dan

tidak ada terapi yang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa yang akan datang.

Page 55: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

12 . Bagaimana penilaian dari KPSP atau perkembangan DENVER pada scenario ?

(IRAWATI)

Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)

DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes

ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998). 

Fungsi DDST

Page 56: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus,

bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai

Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas

perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok

besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :

a. Personal Social (Perilaku Sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:

1. Menatap muka

2. Membalas senyum pemeriksa

3. Tersenyum spontan

4. Mengamati tangannya

5. Berusaha menggapai mainan

6. Makan sendiri

7. Tepuk tangan

8. Menyatakan keinginan

9. Daag-daag dengan tangan

10. Main bola dengan pemeriksa

11. Menirukan kegiatan

12. Minum dengan cangkir

13. Membantu di rumah

14. Menggunakan sendok dan garpu

15. Membuka pakaian

16. Menyuapi boneka

17. Memakai baju

18. Gosok gigi dengan bantuan

19. Cuci dan mengeringkan tangan

20. Menyebut nama teman

21. Memakai T-shirt

22. Berpakaian tanpa bantuan

23. Bermain ular tangga / kartu

Page 57: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

24. Gosok gigi tanpa bantuan

25. Mengambil makan

b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan

dalam:

1. Mengikuti ke garis tengah

2. Mengikuti lewat garis tengah

3. Memegang icik-icik

4. Mengikuti 1800

5. Mengamati manik-manik

6. Tangan bersentuhan

7. Meraih

8. Mencari benang

9. Menggaruk manik-manik

10. Memindahkan kubus

11. Mengambil dua buah kubus

12. Memegang dengan ibu jari dan jari

13. Membenturkan 2 kubus

14. Menaruh kubus di cangkir

15. Mencoret-coret

16. Ambil manik-manik ditunjukkan

17. Menara dari 2 kubus

18. Menara dari 4 kubus

19. Menara dari 6 kubus

20. Meniru garis vertical

21. Menara dari kubus

22. Menggoyangkan dari ibu jari

23. Mencontoh O

24. Menggambar dengan 3 bagian

25. Mencontoh (titik)

26. Memilih garis yang lebih panjang

27. Mencontoh ð  yang ditunjukkan

Page 58: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

28. Menggambar orang 6 bagian

29. Mencontoh ð

c. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah

dan berbicara spontan yang meliputi :

1. Bereaksi

2. Bersuara

3. Oooo ? Aaaah

4. Tertawa

5. Berteriak

6. Menoleh ke bunyi icik-icik

7. Menoleh ke arah suara

8. Satu silabel

9. Meniru bunyi kata-kata

10. Papa/mama tidak spesifik

11. Kombinasi silabel

12. Mengoceh

13. Papa/mama spesifik

14. 1 kata

15. 2 kata

16. 3 kata

17. 6 kata

18. Menunjuk 2 gambar

19. Kombinasi kata

20. menyebut 1 gambar

21. Menyebut bagian badan

22. Menunjuk 4 gambar

23. Bicara dengan dimengerti

24. Menyebut 4 gambar

25. Mengetahui 2 kegiatan

26. Mengerti 2 kata sifat

27. Menyebut satu warna

28. Kegunaan 2 benda

Page 59: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

29. Mengetahui

30. Bicara semua dimengerti

31. Mengerti 4 kata depan

32. Menyebut 4 warna

33. Mengartikan 6 kata

34. Mengetahui 3 kata sifat

35. Menghitung 6 kubus

36. Berlawanan 2

37. Mengartikan 7 kata

d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)

Aspek yang berhuungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi

kemampuan dalam:

1. Gerakan seimbang

2. Mengangkat kepala

3. Kepala terangkat ke atas

4. Duduk kepala tegak

5. Menumpu badan pada kaki

6. Dada terangkat menumpu satu lengan

7. Membalik

8. Bangkit kepala tegak

9. Duduk tanpa pegangan

10. Berdiri tanpa pegangan

11. Bangkit waktu berdiri

12. Bangkit terus duduk

13. Berdiri 2 detik

14. Berdiri sendiri

15. Membungkuk kemudian berdiri

16. Berjalan dengan baik

17. Berjalan dengan mundur

18. Lari

19. Berjalan naik tangga

20. Menendang bola ke depan

21. Melompat

Page 60: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

22. Melempar bola, lengan ke atas

23. Loncat

24. Berdiri satu kaki 1 detik

25. Berdiri satu kaki 2 detik

26. Melompat dengan satu kaki

27. Berdiri satu kaki 3 detik

28. Berdiri satu kaki 4 detik

29. Berjalan tumit ke jari kaki

30. Berdiri satu kaki 6 detik

Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST

Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya

berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20

menit saja.

a. Alat yang digunakan

1. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-

kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas,

dan pensil.

2. Lembar formulir DDST

3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes

dan cara menilainya.

b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 –

6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.

2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi

diagnostik yang lengkap.

c. Penilaian 

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak

mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik

garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas

perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing

sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil

Page 61: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak

dapat dites (Untestable).

1. Abnormal

Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1

sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama

tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis

vertikal usia.

2. Meragukan

Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor

yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis

vertikal usia.

3. Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau

meragukan.

4. Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra

skrining dengan menggunakan :

1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga

seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu

gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST

lengkap.

2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)

Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas

dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10

pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai

berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai

dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998).

Page 62: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

13. Kebutuhan Nutrisi pada Bayi dan Anak ? (NINDYA ADELINE)

1. Air

Pada masa bayi, terutama bayi muda jumlah air yang dianjurkan untuk diberikan sangat

penting, dibandingkan dengan bayi yang lebih tua dan golongan umur selanjutnya, karena air

merupakan nutrient yang menjadi medium untuk nutrien lainnya. Oleh karena itu masukan

dari nutrien tersebut ditentukan kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan (termasuk air) yang

diberikan. Sebaliknya air dapat diberikan tanpa disertai nutrient lainnya. Umumnya dapat

dikatakan bahwa kebutuhan air berhubungan kepada banyaknya zat yang terlarut di dalam

urin tersebut:

Untuk bayi yang menyusu pada ibunya, masukkan air rata-rata 175-200 ml/kgBB/hari dalam

triwulan pertama, kemudian menurun menjadi 150-175 ml/kgBB/hari dalam triwulan kedua,

130-140 ml/kgBB/hari dalam triwulan ketiga dan 120-140 ml/kgBB/hari dalam triwulan

terakhir.

Tabel 1: Kebutuhan Air Rata-rata dari Bayi

Umur Air/kgBB/hari (ml)

1 hari 80-100

10 hari 125-150

3 bulan 140-160

6 bulan 130-155

9 bulan 125-145

1 tahun 120-135

2. Energi

Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukakan bahwa rekuiremen dari kalori

harus disesuaikan dengan berat badan selama masa pertumbuhan. (tabel 2)

Tabel 2: Kebutuhan Energi Rata-rata dari Bayi

UmurKebutuhan energi (kal/kgBB/hari)

FAO (1971) Nelson (1969)

Page 63: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

3 bulan 120

3-5 bulan 115

6-8 bulan 110

9-11 bulan 105

Rata-rata selama masa bayi 112 110 (100-120)

Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan tersebut sebenarnya

diperlukan, mengingat dalam masa remaja terdapat perbedaan dari permulaan pubertas dan

juga perbedaan rekuiremen dari nutrien lain.

Tabel 3: Kebutuhan Energi dari Anak diatas 1 Tahun

UmurKebutuhan energi (kal/kgBB/hari)

FAO (1971) Nelson (1969)

Anak

1 112 110

1-3 101 100

4-6 91 90

7-9 78 80

Remaja Pria

10-12 71 70

13-15 57 60

16-19 49 50

Remaja Wanita

10-12 62 70

13-15 50 60

16-19 43 50

Kalori yang diberikan akan digunakan untuk:

Page 64: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

1. Metabolisme basal: bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada usia selanjutnya

berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgBB/hari. Metabolisme basal meningkat

10% untuk setiap kenaikan suhu 1°C.

2. Specific Dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas keperluan

metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makanan dan mencernakan makanan. Pada

masa bayi rata-rata 7-8% dari masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila

diberikan makanan yang biasa.

3. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari 10%.

4. Aktifitas jasmani: 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat mencapai 50-80

kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolahraga (atletik, berenang, dsb).

5. Pertumbuhan: merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan tersebut

diatas dan merupakan kalori yang disimpan.

Bergantung pada fase pertumbuhan, pada hari-hari permulaan kira-kira 20-40 kal/kgBB/hari,

kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi menjaid 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa

remaja kebutuhan kalori untuk pertumbuhan akan meningkat lagi.

Kalori dalam makanan berasal dari nutrisi protein, lemak dan karbohidrat. Setiap gram

protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori.

Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet ialah 15% berasal dari

protein, 35% dari lemak dan 50% dari karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan

tersebut diukur nilai gizinya dengan Net Dietary protein Calories % atau NDpCals %, maka

sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut:

- Masa bayi = 8,0

- Anak 1-3 tahun = 7,8

- Anak 4-9 tahun = 5,9

- Masa remaja = 8,0

Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori dapat menyebabkan kenaikan

berat badan 500 gram dalam seminggu.

3. Protein

Page 65: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan tetapi dalam praktek

sehari-hari umumnya dapat ditentukan dari asalnya. Protein hewani biasanya mempunyai

nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Protein telur dan protein susu

biasanya dipakai sebagai standar untuk nilai gizi protein.

Nilai gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang kurang (asam amino pembatas),

misalnya protein kacang-kacangan kekurangan asam amino sulfur mentionin dan sistin

sedangkan protein bahan makanan tepung (cereal) kekurangan lisin. Nilai protein dalam

makanan orang Indonesia sehari-hari umunnya diperikirakan 60% daripada nilai gizi protein

telur.

Komisi FAO/WHO (1971) tidak lagi menggunakan kebutuhan protein, tetapi menggunakan

istilah the safe level of protein intake yaitu jumlah protein yang dianggap diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan faal dan memelihara kesehatan untuk hampur semua orang dalam

golongan umur tertentu. Angka tersebut lebih tinggi daripada angka rata-rata rekuiremen

protein. Untuk masa bayi, komisi FAO/WHO tersebut tidak memberikan angkanya.

Dalam Workshop on Food dari International Congres of Pediatrics di Wina (1971)

dikemukakan tentang jumlah yang dianjurkan (tabel 4).

Tabel 4: Estimated Requirement and Advisable Intakes of High Nutritional Quality Protein

Age

(months)

Estimated

(g/day)

Requirement

(g/kg/day)

Advisable

(g/day)

Intake

(g/kg/day)

1 10 2,2 14 3,0

2 11 2,0 15 2,7

4 12 1,7 16 2,3

6 12 1,6 16 2,2

8 12 1,2 16 1,6

10 12 1,2 16 1,6

12 12 1,2 16 1,6

Bila protein yang dimakan terdiri dari protein yang nilai gizinya lebih rendah, perlu dilakukan

penyesuaian.

Rekuiremen dibandingkan dengan safe level of intake, tertera pada tabel 5.

Page 66: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Tabel 5: Rekuiremen dibandingkan dengan Safe Level of Intake dari protein.

Golongan umur

A safe level of protein

(g protein/kgBB/hari)

FAO/WHO (1971)

Requirement

(g

protein/kgBB/hari)

Nelson (1969)Telur Skor 60*

Bayi

6-11 bulan 1,53 2,51 3,5-2,0

Anak

1-3 1,19 1,96 2,5-2,0

3-6 1,01 1,65 3,0

7-9 0,88 1,41 2,8

Remaja Pria

10-12 0,81 1,33 2,0

13-15 0,72 1,18 1,7

16-19 0,60 0,97 1,5+

Remaja Wanita

10-12 0,76 1,25 2,0

13-15 0,63 1,04 1,7

16-19 0,55 0,91 1,5+

*) Data yang disesuaikan

Nelson tidak membedakan banyak kebutuhan protein antara remaja pria dan wanita.

Skor 60 berarti bahwa protein dalam makanan sehari-hari mempunyai nilai gizi 60%

dibandingkan dengan nilai gizi protein telur atau protein susu.

4. Lemak

Sampai sekarang lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah banyak, kecuali

untuk asam lemak esensial (asam linoleat dan arakidonat).

Page 67: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Untuk masa pertumbuhan yang cepat, lemak dalam makanan mempunyai arti sebagai berikut:

a. Bila lemak kurang dari 20% kalori, maka jumlah protein atau karbohidrat perlu dinaikkan.

Dengan demikian mungkin akan mengakibatkan kelebihan beban ginjal dan juga

menyebabkan kelebihan kemamouan enzim disakaridase dalam usus, sehingga dapat

menyebabkan diare.

b. Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak yang diperlukan untuk memenuhi

rekuiremen kalori bayi dan anak.

c. Lemak menagndung asam lemak esensial. Bila kurang dari 0,1% dapat mengakibatkan

gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok, hambatan pertumbuhan. Dianjurkan

sekurang-kurangnya 1% dari pada kalori berasal dari asam linoleat.

d. lemak merupakan zat yang memberikan rasa sedap pada makanan, bahkan juga bagi bayi.

e. lemak mempermudah absorpsi vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).

5. Karbohidrat

Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya

mendapat 40% kalori dan laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dan hidrat arang bertambah

jika bayi telah diberi makanan lain, terutama yang mengandung banyak, seperti misalnya

bubur susu, nasi tim.

6. Rekuiremen Vitamin dan Mineral

Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut Recommended Dietary

Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun

1968 dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6: Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (menurut data Departemen Kesehatan RI, 1968).

Gol.

Umur

Ca

(g)

Fe

(g)

Vit. A

sbg

karotin

(mcg)

Tiamin

(mg)

Riboflavin

(mg)

Niasin

(mg)

Vit. C

(mg)

Vit. D

(U.I.)

Bayi

Page 68: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

6-12

bulan0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (400)

Anak

1-3 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30

4-6 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40

7-9 0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50

Remaja Pria

10-12 0,7 12 3450 0,9 1,3 13 60

13-15 0,7 12 4000 1,1 1,6 19 60

16-19 0,6 12 4000 1,2 1,7 20 60

Remaja Wanita

10-12 0,7 12 3450 0,9 1,3 18 60

13-15 0,7 12 4000 1,0 1,3 16 60

16-19 0,6 12 4000 0,8 1,1 14 60

Dalam daftar tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak dicantumkan, akan tetapi Nelson

(1969) mengemukakan angka 400 U.I. untuk semua umur.

Merencanakan pengaturan makan untuk seorang bayi atau anak. Jika kita hendak menentukan

makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan langkah2 sebagai

berikut:

1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan menggunakan data tentang

kebutuhan nutrient.

2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk menterjemahkan nutrient yang

diperlukan dengan menggunakan daftar komposisi nutrient dari berbagai macam bahan

makanan.

3. Menentukan jenis makanan yang akan diolah sesuai dengan hidangan (menu) yang

dikehendaki.

4. Menentukan jadwal waktu makan dan menentukan hidangan. Perlu pula ditentukan cara

pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa, dengan pipa penduga (sonde), dll.

Page 69: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut. Perlu dipertimbangkan

kemungkinan faktor kesukaan dan ketidaksukaan terhadap sesuatu makanan. Perhatikan pula

bila betul-betul terjadi keadaan anoreksia. Bila tidak terdapat sisa makanan, mungkin

makanan yang diberikan jumlahnya kurang atau berarti penentuan rekuiremen terlalu rendah.

Kekurangan tersebut perlu diperbaiki pada hari berikutnya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk pengaturan makan yang tepat adalah:

1. Umur.

2. Berat Badan.

3. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaan penyakit.

4. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.

5. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas dari makanan dan toleransi

anak terhadap makanan yang diberikan.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas, umumnya tidak

akan banyak terjadi kekeliruan dalam mengatur makan untuk seorang bayi atau anak.

14. Kebutuhan Kalori pada Anak ? (NINDYA ADELINE)

Satuan energi disebut sebagai kalori. Kalori adalah satuan yang digunakan untuk mengukur

jumlah energi yang diproduksi oleh sejumlah makanan. Jumlah energi yang dibutuhkan oleh

seorang anak bergantung pada metabolisme basal, kecepatan tumbuh, aktivitas fisik, ukuran

tubuh, dan onset dari pubertas.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori adalah tingkat aktivitas. Aktifitas

fisik yang mempengaruhi kebutuhan kalori dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

sedentary (menetap), moderately active (aktif sedang), dan active (aktif). Jenis aktivitas

menetap setara dengan gaya hidup yang hanya meliputi aktivitas fisik ringan yang

berhubungan dengan kegiatan sehari-hari biasa. Jenis aktifitas sedang setara dengan gaya

hidup yang meliputi aktivitas fisik untuk berjalan sekitar 1,5-3 mil per hari atau 3 sampai 4

mil per jam. Aktivitas fisik aktif setara dengan gaya hidup yang meliputi berjalan lebih dari 3

mil per hari dari atau 3 sampai 4 mil per jam. Kebutuhan kalori anak berdasarkan usia, jenis

kelamin dan aktifitas dapat dilihat pada tabel dibawah.

Page 70: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Tabel: Kebutukan Kalori Berdasarkan Aktivitas

Jenis kelamin UsiaKebutuhan kalori

Menetap Aktif sedang Aktif

Anak 2-3 tahun 1000 1000-1400 1000-1400

Perempuan 4-8 tahun 1200 1400-1600 1400-1800

9-13 tahun 1600 1600-2000 1800-2200

14-18 tahun 1800 2000 2400

Laki-laki 4-8 tahun 1400 1400-1600 1600-2000

9-13 tahun 1800 1800-2200 2000-2600

14-18 tahun 2200 2400-2800 2800-3200

Waktu makan Jenis Makanan Ukuran penyajian Ukuran Berat Jumlah kalori(1400 kalori)

Makan pagi

(280 kalori)

Havermout 6 sendok makan 50 gram 180 kalori

Telur ayam 1 butir 60 gram 100 kalori

Selingan pagi

(140 kalori)

Apel ¾  buah 100 gram 60 kalori

Kacang hijau 2 ½ sendok 25 gram 80 kalori

Makan siang

(420 kalori)

Nasi ½ gelas 75 gram 130 kalori

Daging sapi 1 potong sedang 50 gram 95 kalori

Sayuran ½ gelas 50 gram 25 kalori

Mangga ½ buah 50 gram 40 kalori

Susu sapi 1 gelas 200 gram 130 kalori

Selingan sore

(140 kalori)Yogurt 1 gelas 200 gram 140 kalori

Makan malam

(420 kalori)

Kentang 1 buah 150 gram 130 kalori

Ayam 1 potong 50 gram 95 kalori

Tomat 1 buah 50 gram 25 kalori

Pisang ambon 1 buah 50 gram 40 kalori

Susu sapi 1 gelas 200 gram 130 kalori

Page 71: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Dengan demikian, kebutuhan kalori pada anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi

perhatian lebih bagi orang tua. Pada anak yang aktif harus diperhitungkan juga kalori

tambahan sesuai dengan tingkat aktivitas anak. Sebagai contoh, seorang anak usia 6 tahun

dengan jenis aktivitas fisik aktif membutuhkan kalori sebanyak 1400. Menu makanan dapat

diatur sebagai berikut.

15. Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi

Asuh, Asih, dan Asah ? (VERA DESNIARTI)

A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):

Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh &

lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain

dan beristirahat.

Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang

melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang

merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan

pertama (ASI Eksklusif).

a)      Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

b)      Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah,

tempat bermain dan transportasi

c)      Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur

karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang

metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang

merangsang perkembangan.

d)     Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.

Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun.

Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus.

e)      Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila

ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau

pertumbuhan dan perkembangan anak.

KRITERIA POLA ASUH ANAK

Page 72: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005):

1. Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah,

namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.

2. Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun

kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan

dorongan keinginannya.

3. Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan

kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak

untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak

perbuatan yang baik atau buruk.

4. Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang

menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari.

5. Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang

diminta anak berperilaku semaunya dirumah.

6. Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman,

menanamkan kedisiplinan secara keras.

B.  Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):

Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak

memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk  menjamin tumbuh

kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:

a)      menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,

b)      diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan dipaksa)

dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan

koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman).

C. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan

sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan,

moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:

Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada

hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak

bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).

Page 73: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

Semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak semakin banyak

variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan

kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih

luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak

seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa,

kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst

Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional,

kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain

distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining)

adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila

diperlukan.

Page 74: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

BAB III

SIMPULAN

Page 75: LAPORAN GERIATRI kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

1.            Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC

2.            Marimbi,H.(2010).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Nuha medika.

3.            Dewi,L.Nanny Vivian.(2010).Asuhan Neonatal Bayi dan Bidan.Jakarta:Salemba

Medika.

4.            Wulandari,F.Ayu.(2011).Biologi Reproduksi.Jakarta:Salemba Medika.

5.            Tuker,M.Susan.(1997).Pemantauan Janin Edisi 2.Jakarta:EGC

6.             Dewi,S.N.(2012).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Rihana.

7.            Sadler.T.W.(1996).Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-3.Jakarta:EGC

8.            Sudarti,dkk.(2012).Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak

Balita.Yogyakarta:Nuha Medika

9. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1 Oleh: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Indonesia.

Page 76: LAPORAN GERIATRI kelompok 3