laporan fieldtrip karsam

30
LAPORAN OBSERVASI GEOLOGI KARANGSAMBUNG KEBUMEN Disusun oleh : Pradana Adi Wibowo 4211410001 Fisika S1 Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Geologi Fisika JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Upload: 4211410001

Post on 23-Jun-2015

3.069 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan fieldtrip karsam

LAPORAN

OBSERVASI GEOLOGI KARANGSAMBUNG

KEBUMEN

Disusun oleh :

Pradana Adi Wibowo 4211410001

Fisika S1

Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Geologi Fisika

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: Laporan fieldtrip karsam

iii

DAFTAR ISI

Judul .............................................................................................................. iKata pengantar ........................................................................................................ iiDaftar isi .............................................................................................................. iii

BAB IPENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG .......... 11.2 RUMUSAN MASALAH .......... 21.3 TUJUAN............................................................................................... 21.4 MANFAAT........................................................................................... 2

BAB IIISI ........................................................................ 3

2.1 GEOLOGI KARANGSAMBUNG....................................................... 3

2.1.1 MORFOLOGI DAERAH KARANG SAMBUNG ................. 6

2.1.2 STRATIGRAFI DAERAH KARANG SAMBUNG............... 10

2.1.3 LITOLOGI DAERAH KARANG SAMBUNG ...................... 15

BAB III PENUTUP ........................................................................ 25

3.1 KESIMPULAN..................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 26

LAMPIRAN

Page 3: Laporan fieldtrip karsam

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan Pegantar Geologi Fisika. Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pengantar Geologi Fisika bagi mahasiswa KBK Fisika Bumi Universita Negeri Semarang.

Bagi Kami, selain ilmu fisika, juga ada ilmu lain yang harus dipelajari yaitu ilmu Geologi. Ilmu geologi sangat berguna bagi Kami mengingat masih lemahnya ilmu tentang Geologi. Ilmu Geologi ini banyak bermanfaat pada penginterpretasian data lapangan hasil metode Geofisika.

Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga semuanya dapat berjalan lancar. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih, kepada :

1. Bapak Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut.2. Kakak-kakak asisten Geologi yang telah banyak membantu selama berjalannya kuliah

lapangan sampai penulisan laporan.3. Rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam kuliah lapangan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswaJurusan Fisika.

Semarang, Januari 2013

Penyusun

Page 4: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada tahun 1999 IKIP Semarang ditingkatkan statusnya menjadi Universitas

Negeri Semarang (UNNES), disertai dengan berubahnya nama Jurusan Pendidikan

Fisika menjadi Jurusan Fisika dengan nama fakultasnya berubah dari Fakultas Pendidikan

dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FMIPA). Selanjutnya Jurusan Fisika mendapat perluasan mandat

selain menyelenggarakan program kependidikan juga menyelenggarakan program

nonkependidikan, sehingga Jurusan Fisika mengelola dua program studi yaitu Program

studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika.

Di dalam Program Studi Fisika terdapat kelompok bidang keilmuan (KBK) yaitu

KBK Material, KBK Elektronika dan Instrumentasi, KBK Medik dan KBK Fisika Bumi.

Masing-masing KBK mempunyai bidang sendiri-sendiri. KBK Fisika Bumi mempelajari

tentang pengaplikasian hukum-hukum fisika dalam ilmu kebumian. Jadi, selain ilmu

Fisika, dalam KBK Fisika Bumi juga perlu pengetahuan ilmu kebumian / Geologi.

Bagi mahasiswa KBK Fisika Bumi, sebelum mengambil data di suatu wilayah,

perlu adanya pengetahuan tentang geologi daerah tersebut seperti stratigrafi, litologi dan

morfologi. Hasil dari data geologi dapat membantu dalam menginterpretasikan data yang

diperoleh dari metode geofisika. Oleh sebab itulah ilmu geologi diperlukan bagi

mahasiswa yang mengambil KBK Fisika Bumi agar lebih percaya dalam

menginterpretasikan data geofisika.

Untuk menunjang pengetahuan tentang ilmu Geologi, maka diadakanlah Kuliah

Lapangan. Dengan adanya Kuliah Lapangan di daerah Karangsambung, dapat

meningkatkan ilmu geologi bagi mahasiswa. Jadi selain ilmu fisika, ilmu yang perlu

dipelajari bagi mahasiswa KBK Fisika Bumi adalah ilmu geologi.

Ilmu geologi kurang berbobot bagi mahasiswa apabila hanya diisi dengan materi

di dalam kelas perkuliahan. Kuliah lapangan ini dilakukan di daearah Karangsambung

yang terkenal dengan berbagai jenis batuannya. Daerah Karangsambung merupakan

daerah yang unik keadaan geologinya, mulai dari morfologinya, stratigafinya dan

litologinya sehingga sering dijadikan sebagai objek pembelajaran geologi.

Page 5: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 2

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana keadaan geologi daerah Karangsambung dilihat dari segi stratigrafi,

litologi dan morfologi.

2. Batuan apa saja yang ada di daerah Karangsambung.

1.3 TUJUAN

Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui keadaan geologi daerah Karangsambung dilihat dari segi

morfologi, stratigrafi dan litologi.

2. Untuk mengidentifikasi batuan didaerah Karangsambung.

1.4 MANFAAT

Manfaat yang diperoleh dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut

1. Dapat mempelajari dan menambah ilmu geologi bagi mahasiswa KBK Fisika

Bumi.

2. Dapat mengenali dan mengidentifikasi jenis-jenis batuan.

Page 6: Laporan fieldtrip karsam

2.1 GEOLOGI KARANGSAMBUNG

Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa

Tengah, Indonesia. Batas wilayah di

Banjarnegara, di timur berbatasan dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan

berbatasan dengan wilayah Kebumen dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah

Gombong. Secara geografis, daerah Karangsambung mempunyai koordinat 109

– 109o 45’ 00” BT dan 7

Gambar 1. Peta dan b

Daerah Karangsambung oleh para ahli geologi sering disebut sebagai lapangan

terlengkap di dunia. Karangsambung merupakan jeja

bumi yang terjadi 117 juta tahun

Asia dengan lempeng Hindia. Ia merupakan saksi

yang sangat tua yaitu pada zaman Pra

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g

BAB II

ISI

GEOLOGI KARANGSAMBUNG

Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa

Tengah, Indonesia. Batas wilayah di sebelah utara daerah ini adalah dengan wilayah

Banjarnegara, di timur berbatasan dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan

berbatasan dengan wilayah Kebumen dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah

Gombong. Secara geografis, daerah Karangsambung mempunyai koordinat 109

45’ 00” BT dan 7o 30’ 00” - 7o 37’ 30” LS.

Gambar 1. Peta dan batas wilayah cagar alam Karangsambung

Daerah Karangsambung oleh para ahli geologi sering disebut sebagai lapangan

terlengkap di dunia. Karangsambung merupakan jejak-jejak tumbukan dua lempeng

bumi yang terjadi 117 juta tahun – 60 juta tahun. Ia juga merupakan pertemuan lempeng

Asia dengan lempeng Hindia. Ia merupakan saksi dari peristiwa subduksi pada usia

yang sangat tua yaitu pada zaman Pra-Tersier. Di daerah ini terjadi

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 3

Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa

adalah dengan wilayah

Banjarnegara, di timur berbatasan dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan

berbatasan dengan wilayah Kebumen dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah

Gombong. Secara geografis, daerah Karangsambung mempunyai koordinat 109o 37’ 30”

Karangsambung

Daerah Karangsambung oleh para ahli geologi sering disebut sebagai lapangan

tumbukan dua lempeng

60 juta tahun. Ia juga merupakan pertemuan lempeng

dari peristiwa subduksi pada usia

Tersier. Di daerah ini terjadi proses subduksi

Page 7: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 4

pada sekitar zaman Paleogene (Eocene; 57,8 - 36,6 juta tahun yang lalu). Oleh karena

itu di sini terekam jejak-jejak proses paleosubduksi yang dipresentasikan oleh

singkapan-singkapan (outcrop) batuan dengan usia tua dan merupakan karakteristik

dari komponen lempeng samudera. Karangsambung adalah tempat singkapan terbesar

batuan-batuan dari zaman Pre-Tersier yang disebut dengan Luk Ulo Melange Complex,

suatu melange yang berhubungan dengan subduksi pada zaman Crateceous (145.5 ± 4.0

hingga 65.5 ± 0.3 juta tahunyang lalu). Luk Ulo Melange Complex merupakan lapisan

Pra-Tersier tertua yang umurnya diperkirakan sudah 117 juta tahun.

Daerah Karangsambung mempunyai ciri khas geologi yang sangat menarik.

Kondisi geologi yang komplek pada karangsambung terbaentuk karena pada daerah

Karangsambung merupakan zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara lempeng

(subduksi) yang terangkat.

Berdasarkan teori tektonik lempeng, diketahui bahwa di Indonesia bagian

tengah terjadi beberapa kali proses subduksi pada zaman yang berbeda-beda. Daerah

Karangsambung merupakan daerah yang dilalui jalur subduksi ini dan merekam paling

banyak petunjuk yang berhubungagan dengan proses ini berupa singkapan batuan

berusia tua, batuan dari dasar samudera dan campuran berbagai jenis batuan dan

endapan (melange) yang merupakan ciri khas utama proses subduksi. Oleh karena itu

disini terdapat banyak jenis batuan dari sumber yang berbeda-beda dengan distribusi

yang tidak beraturan sehingga sulit untuk dipetakan.

Gambar 2. Kompleks subduksi purba yang melewati Indonesia

Page 8: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 5

Pada gambar di atas terlihat bahwa jalur subduksi pada zaman Late Cretaceus

melintasi Karangsambung dan singkapan batuan dari zaman Pre-Tersier terdapat di

beberapa tempat seperti di Ciletuh, Karangsambung dan Bayah. Perkembangan tektonik

didaerah ini diduga akibat tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Benua

Asia sejak Late Cretaceus (Kapur Akhir ; 85 juta tahun ) atau Early Tertier (Tersier

Awal ; 65,5 juta tahun), disusul kemudian oleh pelipatan dan pensesaran dasar samudera

sehingga mengakibatkan terbentuknya suatu palung (Asikin, 1974). Bentukan palung

inilah yang sering disebut dengan Prisma Akresi.

Lempeng Hindia-Australia yang datang dari selatan ini kemungkinan

merupakan bagian dari benua purba Gondwana sehingga membawa batuan yang berusia

tua. Proses Subduksi ini berlangsung cukup lama sehingga tidak hanya melange yang

yang merupakan endapan khas zona subduksi yang terdapat di Karangsambung, tetapi

juga batuan-batuan dasr samudera dan batuan di sekitar Mid Ocean Ridge terseret

sampai mendekati kontak kedua lempeng, bahkan kompleks oviolith telah terangkat

kepermukaan dan menjadi bagian dari kerumitan distribusi batuan di daerah ini.

Perkembangan struktur di daerah ini dipengaruhi oleh beberapa periode

tektonik. Periode tektonik paling tua adalah deformasi dan proses penempatan batuan

Pra-Tersier pada Kapur Akhir-Paleosen (85-57,8 juta tahun). Periode berikutnya yang

mempengaruhi Formasi Karangsambung dan Totogan. Hal tersebut diperkirakan

berlangsung antara Oligo-Miosen (36,6-5,3 juta tahun) sampai Miosen Awal (23,7 juta

tahun). Perode tektonik pada Plio-Pleistosen (1,6-0,01 juta tahun) dianggap sebagai

periode terkait yang mempengaruhi pembentukan struktur didaerah ini. Oleh karena hal

tersebut, maka di Karangsambung ditemukan berbagai batuan yang sangat beragam

jenisnya dan singkapan yang kompleks, berupa batuan sedimen, batuan beku, batuan

alterasi, serta batuan metamorf yang berstruktur rumit. Pada daerah ini juga terdapat

batuan yang sangat jarang ditemui didaerah lain, seperti batuan dari kompleks ofiolit

(rijang, lavabantal, basalt, gabro, batuan ultra basa seperti dunite, amphibolit) yang

merupakan kompleks batuan dari laut dalam, khususnya pada batuan ultra basa yang

merupakan batuan yang berapa pada mantel bagian atas yang posisinya sangat jauh dari

permukaan bumi.

Pada daerah Karangsambung terdapat 2 jenis melange yaitu melange tektonik

dan melange sedimen. Melange tektonik adalah melange yang dihasilkan secara

langsung dari proses pembentukan prisma akresi. Sedangkan melange sedimen

merupakan komponen melange yang berbentuk blok-blok yang tercampur didalam

Page 9: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 6

suatu matrik sedimen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya suatu sedimentasi yang

bersamaan dengan berlangsungnya proses subduksi ada cekungan palung yang

dihasilkan dari proses subduksi tersebut. Satuan batuan di kompleks melange Luk Ulo,

umur satuan batuan ini adalah Kapur Atas (85 juta tahun) hingga Paleosen namun yang

menarik adalah formasi batuan setelah itu. Diatasnya secara tidak selaras diendapkan

Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan. Kedua formasi ini merupakan sebuah

olistrotom dan mereka berumur Eosen Atas (36,6 juta tahun) dan Oligo Miosen (23,7-

5,3 juta tahun). Lalu diatasnya diendapkan formasi Waturanda yang berumur Miosen

Awal (23,7 juta tahun) yang tersiri dari Breksi vulkanik dan batupasir. Pada Miosen

Tengah diendapkan Formasi Penosogan yang disusun oleh batu gampingan dan napal

tufaan. Diatasnya diendapkan formasi Halang yang berumur Pliosen (5,3-1,6 juta tahun)

dan disusun oleh perselingan batupasir dan napal (Asikin, 1974).

Geologi Karangsambung mempunyai formasi yang khas jika dibandingkan

dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari Geomorfologi yang berbentuk lonjong-lonjong

dan berbukit dengan batuan yang berbeda-beda. Statigrafi daerah ini sangat khas dan

membentuk formasi yang beragam dan struktur geologi pada daerah ini terisi dari

lipatan, sesar dan kekar.

2.1.1 MORFOLOGI DAERAH KARANG SAMBUNG

Geomorfologi adalah studi mengenai bentuk-bentuk permukaan bumi

dan semua proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.

Morfologi di daearah Karangsambung adalah perbukitan struktural dan

daerah ini juga disebut sebagai kompleks melange. Tinggian yang berada di

daerah ini antara lain adalah Gunung Waturanda, bukit Sipako, Gunung Paras,

Gunung Brujul, bukit Jatibungkus. Penyajian melange di lapangan

Karangsambung adalah dalam bentuk blok dengan skala ukuran dari puluhan

meter hingga ratusan meter, selain itu juga terdapat melange yang membentuk

sebuah rangkaian pegunungan.

Page 10: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 7

Gambar 3. Peta bentukan morfologi Karangsambung

Selain itu juga terdapat morfologi aluvial di daerah Karangsambung.

Salah satu mrfologi alufial yang berada di daerah Karangsambung adalah sungai

Luk Ulo. Sungai ini termasuk sungai pendahulu, yaitu jenis sungai yang

memotong struktur geologi utama dan termasuk ke dalam umur dewasa. Tingkat

kedewasaan sungai ini terlihat dari bentuknya yang berkelok-kelok dan adanya

keterdapatan meander padasisi kelokannya serta terbentuknya deposit pada teras

sungai. Selain sungai utama, Karangsambung juga memiliki sungai lainnya seperti

Kali Muncar, Kali Cacaban, Kali Mandala, Kali Brengkok dan Kali Jebug.

Perbedaan kekerasan dan ketahana batuan pada daerah Karangsambung

menghasilkan bentuk topografi dengan timbunan halus sampai kasar. Sebagian

lembahnya sempit dan dalam berbentuk V dengan lereng yang terjal. Akibat

perbedaan kekerasan batuan ada bukit yang seakan-akan mencuat terhadap

sekitarnya, misalnya dekat bukit Jatibungkus, Bujil, dan Pesanggrahan.

Pada daerah ini terdapat deretan pegunungan bukit Gunung Bulukuning,

Dwilang, dan Prahu yang melengkung seperti busur terbuka ke arah barat. Ini

Page 11: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 8

menunjukkan bahwa sebenarnya mengikuti bentuk antiklin Karangsambung yang

sumbunya menunjam ketimur.

Daerah Karangsambung umumnya bermorflogi oval atau elips atau

mampat di ujung-ujungnya. Terdiri dari bukit-bukit dan pegunungan melingkar,

dierosi oleh aliran Kali Luk Ulo yang telah membentuk pola meander serta

lembah-lembah anak sungai Kali Luk Ulo. Morfologi perbukitan pada umumnya

dibangun oleh batuan berumur Pra-Tersier, sedangkan morfologi punggungan di

daerah ini disusun oleh endapan Tersier ( 65,5 juta tahun) yang cukup tebal.

Satuan morfologi daerah Karangsambung dapat dibedakan menjadi

empat bagian yaitu :

1. Satuan Daratan

Satuan morforlogi ini terdapat pada daerah aliran sungai (DAS) Luk

Ulo yang luasnya relatif datar dan merupakan daerah dataran banjir dengan

material berukuran lempung – krakal yang berasal dari sedimentasi peluapan

banjir. Sungai Luk Ulo sebagai sungai utama. Anak sungai Luk Ulo antara lain

Sungai Wealaran, Cacaban, Lokidang, Gebang, dan Medana. Kenampakan

Sungai Luk Ulo yang berkelok – kelok (meander) dijumpai kenampakan

gosong pasir yang terbentuk dari endapan luapan banjir. Pada pandang

pengamtan lainnya, terlihat lembah melebar dengan bekas-bekas meander yang

telah ditinggalkan. Satuan daratan ini, umurnya ditafsirkan stadium dewasa.

2. Satuan Perbukitan Lipatan

Satuan morfologi ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a) Di bagian selatan menunjukkan struktur sinklin pada puncak Gunung

Paras .

b) Di bagian timur sebelah barat memperlihatkan kenampakan lembah

yang memanjang dan melingkar menyerupai tapal kuda membentuk

amphiteatre.

Page 12: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 9

Gambar 4. Amphiteater (pembalikan topografi)

c) Di bagian utara sampai selatan merupakan rangkaian pegunungan

seperti Gunung Paras, Dliwang, Perahu, dan Waturondo. Setelah

dilakukan interpretasi proses pembalikan topografi, secara detail,

bentuk bentang alam dari Gunung Paras ke selatan sampai Gunung

Waturondo, direkonstruksi awalnya merupakan antiklinin pada

lembahnya, dengan memposisikan kelurusan puncaknya, dan Bukit

Bujil sebagai pilarnya. Namun saat ini telah mejadi puncak Gunung

paras dengan struktur sinkilin dan antikilinnya,tersusun oleh batuan

Sedimentasi Breksi Volkanik. Selain itu juga, terdapat bukit- bukit

seperti Bukit Pesanggrahan, Bukit Bujil, dan Bukit Jati

Bungkus.Satuan daerah perbukitan ini, tampak bergelombang lemah

dan terisolir pada pandang luas cekungan morfologi amphiteatre.

Batuan yang mengisi satuan ini, menunjukkan Breksi Volkanik yang

tersebar dari Gunung Paras sampai Gunung Waturondo dan sinklinnya

yang terlihat pada puncak Gunung Paras ke arah timur.

Page 13: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 10

Gambar 5. Antiklin

3. Satuan Perbukitan-Pegunungan Kompleks Melange(Campur Aduk Batuan)

Satuan morfologi ini memperlihatkan bukit-bukit memanjang dengan

DAS Sungai Gebong dan Sungi Cacaban yang membentuk rangkaian Gunung

Wangirsambeng, Gunung Sigedag dan Bukit Sipako. Puncak Gunung

wangirsambeng berupa bentukan panorama bukit memanjang dengan

perbedaan ketinggian antara 100-300 M di atas permukaan laut. Di daerah ini

juga, nampak bentang alam yang memperlihatkan bukit-bukit prismatic hasil

proses tektonik.

4. Lajur Pegunungan Serayu Selatan

Bagian utara kawasan geologi Karangsambung merupakan bagian dari

Lajur Pegunungan Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini terdiri atas

dataran rendah hingga perbukitan menggelombang dan perbukitan tak teratur

yang mencapai ketinggian hingga 520 m. Musim hujan di daerah ini

berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim kemarau dari April hingga

September. Masa transisi diantara kedua musim itu adalah pada Maret-April

dan September-Oktober. Tumbuhan penutup atau hutan sudah agak berkurang,

karena di beberapa tempat telah terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau

dijadikan hutan produksi (jati dan pinus).

2.1.2 STRATIGRAFI DAERAH KARANG SAMBUNG

Stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan

batuan serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang lainnya yang

bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi.

Page 14: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 11

Secara garis besar daerah Karangsambung diurutkan berdasarkan umur

dari tua ke muda, yaitu :

1. Kompleks Melange Luk Ulo / Formasi Melange berumua Pra-tersier.

2. Formasi Karangsambung yang terdiri atas lempung hitam.

3. Formasi Totogan dengan batuan utamnya lepung bersisik / scaly clay.

4. Formasi Waturanda yang terdiri atas perlapisan batu pasir dan batuan

breksi.

5. Formasi Penosogan yang terdiri atas perselingan lempung dan pasir

karbonat.

Gambar 6. Kolom statigrafi wilayah Karangsambung (Asikin, 1974)

Page 15: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 12

Gambar 7. Peta Geologi wilayah Karangsambung (Asikin et al., 1992)

Page 16: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 13

1. KOMPLEKS MELANGE LUK ULO / FORMASI LUK ULO

Luk Ulo merupakan formasi tertua berupa melange yang sangat

kompleks, berumur Pre-Tersier. Batuannya meliputi graywacke, lempung

hitam, lavabantal yang berasosiasi dengan rijang dan gamping merah, tirbidit

klastik, dan ofiolit yang tersisipkan diantara batuan metamorfose berfasies

sekis. Batuan-batuan tersebut merupakan hasil dari pencampuran secara

tektonik pada jalur penunjaman (zona subduksi) yang juga telah melibatkan

batuan-batuan asal kerak samudra dan kerak benua. Kompleks ini dibagi

menjadi 2 satuan berdasarkan dominasi fragmen pada masa dasrnya, yaitu

satuan Jatisamit disebelah barat dan satuan Seboro di sebelah utara.

Satuan Jatisamit merupakan batuan yang berumur paling tua. Satuan

ini terdiri bongkah asing di dalam masa dasar lempung hitam. Bongkah yang

ada adalah batuan beku basa, batupasir graywacke, serpentinit, rijang,

batugamping merah dan sekis mika. Batuan tersebut membentuk morfologi

yang tinggi seperti Gunung Sipako dan Gunung Bako.

2. FORMASI KARANGSAMBUNG

Karakteristik litologi dari formasi Karangsambung yaitu terdiri dari

batulempung abu-abu yang mengandung concression besi, batugamping

numulites, konglomerat, dan batu pasir kuarsa polemik yang berlaminasi.

Batupasir graywacke sampai tanah liat hitam menunjukkan struktur yang

bersisik dengan irisan ke segala arah dan hampir merata di permukaan. Struktur

tersebut diperkirakan sebagai hasil mekanisme pengendapan yang terjadi

dibawah permukaan air dengan volume besar, estimasi ini didukung oleh gejala

merosot yang dilihat pada inset batupasir. Umur Formasi Karangsambung ini

adalah dari Eosen Tengah (45 juta tahun) sampai Eosen Akhir (36 juta tahun)

dilihat dari adanya foraminifera plankton.

3. FORMASI TOTOGAN

Formasi Totogan mempunyai karakteristik yang sama dengan

Formasi Karangsambung. Ditandai dengan litologi berupa batulempung dengan

warna coklat, dan kadang-kadang ungu dengan struktur scaly (menyerpih).

Juga terdapat fragmen berupa batukarang yang terperangkap pada batulumpur,

batupasir, batukapur fossil dan batuan beku. Umur dari formasi Totogan adalah

Page 17: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 14

Oligosen (36-25 juta tahun), yang didasarkan pada keberadaan Globoquadrina

praedehiscens dan Globigeriona binaensis.

4. FORMASI WATURANDA

Usia formasi Waturanda ini hanya dapat ditentukan secara langsung

berdasarkan posisi statigrafi kebawah diperkirakan sebagai usia Meocene

(25,2-5,2 juta tahun) yang terdiri dari breksi vulkanik dan batupasir wacke

dengan sisipan batu lempung dibagian atas. Masa dasar batupasir berwarna

abu-abu dengan butir sedang hingga kasar, terdiri atas kepingan batuan beku

dan obsidian.

5. FORMASI PENOSOGAN

Formasi Penosogan diendapkan diatas Formasi Waturanda dengan

litologi berupa perubahan secara berangsur dari satuan breksi kearah atas

menjadi perselingan batupasir tufan dan batulempung merupakan ciri batas dari

Formasi Penosogan yang terletak selaras di atasnya.

Secara umum formasi terdiri dari perlapisan tipis sampai sedang

batupasir, batulempung, sebagian gampingan, kalkanerit, napal-tufan dan tuf.

Bagian bawah umumnya dicirikan oleh pelapisan batupasir dan batulempung,

kearah atas kadar karbonatnya semakin tinggi. Bagian atas terdiri atas

perlapisan batupasir gampingan, napal dan kalkanerit. Bagian atas didomonasi

oleh batulempung tufan dan tuf.

Page 18: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 15

Gambar 8. Cross-section penampang stratigrafi formasi Karangsambung

2.1.3 LITOLOGI DAERAH KARANG SAMBUNG

Litologi adalah ilmu tentang batu-batuan yg berkenaan dengan sifat

fisik, kimia, dan strukturnya.

Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan

berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan

membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk

berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai

proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan

kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan / evaporasi. Letusan

gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf

terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian

mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun

peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma.

Litologi di daerah Karangsambung dapat dijelaskan dalam tabel berikut.

Page 19: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 16

Tabel 1. Litologi daerah Karangsambung

No Lokasi Umur Litologi

1 Kompleks

Melange

Kapur Akhir (85-140

juta tahun yang lalu)

Batuan Metamorf (Schist

mica – 117Ma)

Batuan sedimen pelagic

(Rijang-endapan laut

dalam)

Batuan ofiolit

2 Formasi

Karangsambung

Eocene-Oligocene

(23,7 -57,6 juta tahun

yang lalu)

Batulempung bersisik

Olistolit (Konglomerat,

Batugamping Nummulites)

3 Formasi

Totogan

Oligocene-Miocene

Awal (36,6-23,7 juta

tahun yang lalu)

Breksi dengan komponen

batulempung, batupasir dan

batugamping

4 Formasi

Waturanda

Miocene Awal –

Miocene Tengah

(23,7- 13 juta tahun

yang lalu)

Batupasir vulkanik dan

breksi vulkanik

5 Formasi

Panosogan

Miocene Awal –

Miocene Tengah

(23,7- 13 juta tahun

yang lalu)

Perselingan batupasir,

batulempung, tufa, napal

dan kalkarenit

Batuan beku, sedimen, dan metamorf di Karangsambung dengan variasi

umur batuan mulai puluhan hingga ratusan juta tahun, merupakan singkapan

batuan yang berasal dari benua maupun samudra, dari dasar laut hingga laut

dangkal berfosil-fosil, tersebar pada hamparan yang tidak terlalu luas, dan dapat

dijumpai di lapangan Karangsambung sebagai obyek studi dalam kegiatan

penelitian.

Lingkungan proses pembentukan dari ragam dan jenis batuan pada

kawasan Karangsambung, adalah palung laut dalam, cekungan muka daratan dan

jalur penunjaman. Pada palung laut dalam, dijumpai batuan sedimen berfosil

Radiolaria yang terangkut dan mengendap setra mengisi pada batuan sedimen

Page 20: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 17

rijang (Chert). Pada kondisi cekungan muka daratan, ditemukan batuan sedimen

yang mengandung fosil biota laut berupa sedimen batu gamping (Lime Stone)

kondisi laut dangkalm. Pada palung laut dalam, berupa batuan beku basalt dan

batuan metamorfosa ubahan dari batuan periodotit, berupa serpentinit.

Pada kuliah lapangan yang telah dilakukan, objek batuan yang di jadikan

tempat observasi adalah batuan rijang, gamping merah, lempung bersisik,

serpentinit, fillit dan diabas.

Berikut adalah tabel batuan hasil observasi.

Tabel 2. Lokasi dan Batuan hasil observasi

LOKASI DESKRIPSI

1. Kali Muncar Terdapat batu rijang (sedimen ; endapan

laut dalam) yang berselang-seling dengan

batu gamping merah (sedimen). Batu

rijang berwarna merah kecoklatan (merah

hati). Sedangkan warna batu gampig

merah adalah merah muda.

Diatas rijang-gamping merah terdapat

batuan dari lava yang dikenal dengan

lava bantal (basalt ; batuan beku)

Page 21: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 18

Tidak jauh dari lokasi batu rijang-

gamping merah, terdapat singkapan batu

lempung bersisik (sedimen).

2. Pucangan Terdapat batu serpentinit (metamorf –

malihan) berwarna hijau, bertekstur

masif, memiliki kilap .Strukturnya

slincken side, Nonfoliasi. Batuan asalnya

merupakan batuan beku ultramafik yang

telah mengalami proses methamorfosis

yang berhubungan dengan air laut.

Komposisi : serpentine

Page 22: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 19

3. Tepian Kali Luk Ulo /

Kaki bukit Sipako

Terdapat singkapan batuan filit

(metamorf) yang berapa di tepi sungai

Luk Ulo. Batu filit ini merupakan

hancuran batu pasir dengan komponen

greywacke yang mengalami proses

metamorfisme dengan tekanan tinggi dan

temperature rendah. Derajat

metamorfismenya Rendah-intermediet.

berwarna hitam, abu-abu, berekstur

lapidoblastik (terdiri dari mineral-

mineral tabular). Strukturnya Filitik,

terlihat rekristalisasi yang lebih kasar

dari slaty cleavage, sudah mulai terjadi

pemisahan mineral granular (segresi)

tetapi belum sempurna. Ukuran butirnya

halus.

4. Gunung Parang Terdapat batu Diabas (Beku intrusi) yang

berwarna abu-abu terang dengan

kandungan mineral berupa biotit,

Page 23: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 20

plagioklas, zeolt dan piroksen

A. LOKASI 1 – KALI MUNCAR

1. Batuan gamping merah dan rijang (Sediment)

Batuan rijang termasuk batuan sedimen. Batuan ini merupakan batuan

sedimen laut dalam (± 4000 meter dibawah permukaan laut). Batuan ini sangat

keras dan kompak dan bersifat silikaan. Mengandung kristal kuarsa yang saling

mengikaat sehingga nampak seperti dilapisi kaca (sernivitreous) dan mengandung

amorphous silica (opal). Batuan ini terbentuk oleh proses pengendapan pada

dasar samudera. Batuan ini kaya akan fosil renik Radiolaria yang berukuran

kurang lebih 1/100 mm. Biasanya batuan ini berasosiasi dengan batugamping

merah. Didaerah Karangsambung, fosil ini menunjukkan umur Kapur, yaitu

sekitar 85 juta hingga 140 juta tahun yang lalu.

Batugamping merah juga termasuk batuan sediment. Batuan ini

termasuk kedalam batugamping klastik yang halus hasil dari transport oleh arus

dengan energi lemah di laut dalam yang masih memungkinkan terbentuknya

larutan karbonat. Warna merah merupakan hasil pengotoran mineral lain seperti

minera hematit atau bisa juga akibat oksidasi besi. Batuan ini ralatif keras dan

biasanya berasosiasi dengan sedimen laut dalam seperti rijang.

Batuan gamping merah dan rijang secara teori merupakan batuan yang

hanya bisa ditemui di Dasar lautan. Dan batuan ini terbentuk dari proses

sedimentasi dari hasil pelapukan batuan yang kemudian mengalami transport ke

laut. Sedimentasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Sedimentasi di dasar laut dangkal. Contohnya Gamping.

Page 24: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 21

b) Sedimentasi di dasar laut dalam (lebih dari 4000m). Contohnya Rijang

(chert)

Batuan dari samudra yang terbentuk 60-140 juta tahun yang lalu bisa

ditemui di Karangsambung. Menurut ilmu geologi hal ini terjadi dikarenakan

Karangsambung dahulunya merupakan daerah subduksi, yaitu zona pertemuan 2

lempeng, lempeng benua Eurasia dan lempeng samudra Hindia. Pertemuan

lempeng samudera akan menunjam kebawah dikarenakan berat jenis yang lebih

tinggi dibandingkan lempeng benua. Penunjaman terus berlangsung sampai ke

perut bumi yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi, sehingga batuan

menjadi meleleh kemudian ada yang muncul keluar dari perut bumi. Singkapan-

singkapan batuan kuno yang ada di Karangsambung perlahan muncul di

permukaan dikarenakan erosi tanah. Jadi bisa disimpulkan bahwa

Karangsambung dahulunya merupakan batuan dasar lautan.

Namun sekarang sudah berubah pertemuan lempeng yang terjadi adalah

lempeng benua Australia dari selatan menuju utara ke lempeng Eurasia.

Pertemuan 2 lempeng ini disinyalir sebagai penyebab munculnya rangkaian

gunung-gunung api di Indonesia (Sumatra, jawa, bali , Lombok). Dengan adanya

gunung-gunung api, maka akan terbentuk batuan-batuan beku dari magma.

Batuan gamping merah dan rijang ini termasuk batuan sedimen, dimana

ciri umumnya berlapis-lapis. Batuan sediment yang ditemui di Karangsambung

lapisannya vertical, hal ini dikarenakan tekanan dari aktifitas tektonik selama

berjuta-juta tahun. Untuk gamping merah materi penyusunnya sebagian besar dari

kalsium yang terikat karbonat CaCO3. Sedangkan Rijang kebanyakan tersusun

atas silica SiO2 dan besi. Dari segi warna gamping berwarna merah terang dan

rijang merah gelap. Dari segi tekstur gamping lebih kasar dan berpori sedangkan

rijang lebih halus. Untuk membedakan batuan gamping merah dengan rijang

dilakukan pengujian dengan larutan asam (HCl aq). Dengan reaksi-reaksi sebagai

berikut:

Gamping merah

CaCO3 + HCl →CaCl2 +CO2 + H2O

artinya Gamping merah bereaksi dengan asam. Ini terjadi karena

komposisi kalsium menyebabkan gamping merah bersifat basa.

Rijang

SiO2 + HCl →tidak bereaksi

Page 25: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 22

artinya Rijang tidak bereaksi dengan asam

Jadi, salah satu cara untuk membedakan antara batuan gamping

merah dan rijanf adalah denga cara menetesi batuan tersebut

dengan HCl

2. Batuan basalt (Beku)

Batuan basalt termasuk pada jenis batuan beku yang berasal dari letusan

gunung api. Namun gunung api disini merupakan gunung api dasar laut.

Prosesnya berawal dari gerakan saling menjauh (pemekaran) dasar samudra,

muncul gunung api kemudian memuntahkan lava yang selanjutnya membeku

ketika terkena air laut. Prinsipnya seperti membuat cendol ketika masih panas

seketika masuk kedalam air, kemudian membeku ditambah dengan adanya

tekanan hidrostatis menyebabkan batuan berbentuk bulat. Bentuknya bulat

lonjong sehingga sering disebut pillow lava. Batuan basalt biasanya berwarna

hitam dan bersifat asam.

3. Batuan lempung bersisik (Sediment)

Pada zona dasar subduksi akan akan ditemui massa dasar yaitu lempung

hitam, warnanya hitam mengkilap. Hal ini disebabkan gesekan antar lempung

(uplift), akan tetapi akibatnya batuan menjadi mudah rapuh. Bila dilihat dari

strukturnya batuan lempung hitam termasuk pada boudinade sehingga bisa

mengetahui arah gaya. Adanya tekanan membuat batuan menjadi memipih

(foliasi) dan memanjang, melempung sehingga struktur menjadi bersisik (scaly

clay / lempung bersisik).

B. Lokasi 2 - Pucangan

1. Batuan serpentinite (Metamorf - Malihan)

Batuan serpentinite termasuk pada batuan malihan. Berasal dari perut

bumi di bawah lantai dasar samudera. Batu ini malihan dari batu ultra basa hasil

pembekuan magma pada kerak samudra. Sedangkan batu ultrabasa sendiri batuan

asalnya dari peridotite dan dunite, banyak mengandung mineral olivine yang

menyebabkan berwarna hijau. Batu-batu ini berubah ketika bersentuhan dengan

air laut . Kemudian batu ultrabasa bergerak bersama lempeng samudera,

kemudian masuk zona subduksi, terjadi proses penunjaman disertai metamorfosa

Page 26: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 23

kedua menjadi batu serpentinite, dan terakhir muncul ke luar perut bumi disertai

retak-retak dikarenakan tekanan.

Jadi, singkatnya magma (peridotite, dunite)-batu ultrabasa-serpentinite.

Serpentinite sering digunakan sebagai sumber mineral, contohnya pembuatan

asbes, talc, dll. Batuan ini bersifat rapuh (kekar). Serpentinite juga mempunyai

sifat magnetis (nonfoliasi)

C. Lokasi 3 - Tepian Kali Luk Ulo / Kaki bukit Sipako

1. Batuan filit (Metamorf)

Batuan filit (warna hitam) berasal dari lempung hitam yang sudah kaya

akan karbon (C). Bertekstur Lepidoblastik (Terdiri dari mineral – mineral yang

tabular). Prosesnya berawal dari daerah palung , kemudian masuklah mineral-

mineral organic terutama karbon, kemudian lempeng samudera masuk zona

subduksi, kemudian menerima panas dan tekanan, kemudian berubah menjadi

filit. Batuan ini memiliki microfault (sesar minor) yaitu adanya garis lekukan-

lekukan pada batuan berukuran kecil.

D. Lokasi 4 – Gunung Parang

1. Batuan Diabas (Beku)

Berdasarkan Peta Geologi Daerah Karangsambung dan Penampang

litostratigrafinya (Asikin, 1974), diperkirakan bahwa Gunung Parang merupakan

hasil intrusi magmatis yang diduga merupakan kelanjutan dari jalur magmatis

selatan Pulau Jawa dan Sumatera.

Batuan Diabas di Gunung Parang merupakan batuan beku basa yang

terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera yang

kemungkinan terjadi pada kala Miosen. Tumbukan tersebut menyebabkan

terjadinya partial melting batuan menjadi magma yang bersifat basaltik (magma

yang komposisinya kaya Fe dan bersifat relatif encer). Magma basaltik ini

kemudian mengalami alih tempat menuju kerak benua bagian bawah, kemudian

mengalami fraksinasi dan diferensiasi sehingga membentuk magma diabas yang

selanjutnya tersingkap di permukaan bumi sebagai Gunung Parangan dengan

menerobos Formasi Karangsambung.

Diabas Gunung Parang merupakan tubuh intrusi sill. Hal tersebut

berdasarkan adanya bidang kontak antara lempung Formasi Karangsambung

Page 27: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 24

dengan diabas di sekitar Kali Jebug dan kenampakan struktur lava bantal di

Watutumpang.

Secara petrografis batuan diabas menunjukan struktur diabasic atau

ophitic dan tersusun oleh mineral plagioklas (labradorit, bytownit), piroksen

(augit, hypersten, enstantit dan diopsid), magnetit, sedikit klorit, serisit serta

mineral karbonat. Batuan diabas termasuk langka terutama di Indonesia karena

untuk membentuk batuan jenis ini diperlukan kondisi tertentu, apalagi Indonesia

merupakan wilayah yang termasuk dalam deret busur gunungapi memiliki tipe

gunungapi kerucut sehingga magma yang dihasilkan secara umum adalah magma

andesitik.

Page 28: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 25

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

A. Satuan morfologi daerah Karangsambung adalah

1) Satuan Daratan

Satuan morforlogi ini terdapat pada daerah aliran sungai (DAS) Luk Ulo.

2) Satuan Perbukitan Lipatan

Di bagian selatan menunjukkan struktur sinklin pada puncak

Gunung Paras .

Di bagian timur sebelah barat memperlihatkan kenampakan

lembah yang memanjang dan melingkar menyerupai tapal kuda

membentuk amphiteatre.

Di bagian utara sampai selatan merupakan rangkaian pegunungan.

3) Satuan Perbukitan-Pegunungan Kompleks Melange (Campur Aduk

Batuan)

4) Lajur Pegunungan Serayu Selatan

B. Stratigrafi daerah Karangsambung

Diurutkan berdasarkan umur dari tua ke muda, yaitu :

1) Kompleks Melange Luk Ulo / Formasi Melange berumua Pra-tersier.

2) Formasi Karangsambung yang terdiri atas lempung hitam.

3) Formasi Totogan dengan batuan utamnya lepung bersisik / scaly clay.

4) Formasi Waturanda yang terdiri atas perlapisan batu pasir dan batuan

breksi.

5) Formasi Penosogan yang terdiri atas perselingan lempung dan pasir

karbonat.

C. Litologi daerah Karangsambung

Daerah Karangsambung mempunyai berbagai jenis batuan, mulai dari batuan

beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

D. Dari hasil observasi, dapat diperoleh identifikasi batuan sebagai berikut :

1) Batuan beku : Diabas dan basalt (lava bantal).

2) Batuan metamort : Serpentinit dan fillit.

3) Batuan sedimen : Rijang, gamping merah dan lempung bersisik.

Page 29: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 26

DAFTAR PUSTAKA

Nur Mustofa, Arief.2011.Kajian Geologi Lingkungan pada Lokasi Penambangan Batuan

Diabas Gunung Parang dalam Rangka Konservasi Batuan di Cagar Alam Geologi

Karangsambung.Kebumen:BIKK Karangsambung LIPI

Jodi, Fajar.dkk.2012.Obsevasi Geologi Karangsambung. Bandung : ITB

Hastria, Defry. Geologi Karangsambung.Kebumen:Balai Informasi dan Konservasi Kebumen

Karangsambbung LIPI

Ansori, Chusni.Batuan Beku.Kebumen:Balai Informasi dan Konservasi Kebumen

Karangsambbung LIPI

Ansori, Chusni.Batuan Sedimen.Kebumen:Balai Informasi dan Konservasi Kebumen

Karangsambbung LIPI

Ansori, Chusni.Batuan Metamorf.Kebumen:Balai Informasi dan Konservasi Kebumen

Karangsambbung LIPI

Ansori, Chusni.Mineral dan Batuan.Kebumen:Balai Informasi dan Konservasi Kebumen

Karangsambbung LIPI

Dwi Raharjo, Puguh.dkk.2011.Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Identifikasi

Kerentanan Bencana Alam di Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung.

Kebumen:SIG BIKK Karangsambung LIPI

Yogi. Pemetaan Kuliah Lapangan Daerah Cantel Karangsambung.

Page 30: Laporan fieldtrip karsam

G e o l o g i K a r a n g s a m b u n g | 27

LAMPIRAN

Lokasi Kali Muncar

Lokasi Pucangan

Lokasi Kali Luk Ulo / Bukit Sipako

Lokasi Gunung Parang