biola mangrove laporan fieldtrip 1 bdp1

17
PENGAMATAN EKOSISTEM LAMUN PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU Praktikum Biologi Laut 2011 Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor Latar Belakang Pulau Pari Pulau Pari secara administratif merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pulau Pari memiliki wilayah yang tidak terlalu luas, yaitu 40,32 hektar dengan jumlah penduduk sekitar 697 jiwa. Kelurahan Pulau Pari sendiri memiliki wilayah yang terdiri dari 6 pulau termasuk salah satunya Pulau Pari sendiri. Pulau Pari memiliki ekosistem laut yang lengkap, yaitu ekosistem karang, ekosistem lamun, dan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove ini merupakan ciri khas dari pulau Pari, karena dari sekian banyak pulau di gugusan Kepulauan Seribu Pulau Pari termasuk salah satu dari sepersekian kecil pulau yang memiliki ekosistem mangrove. Jenis mangrove yang ditemui di Pulau Pari ini mayoritasnya adalah Rhizopora sp sehingga dapat dikategorikan dalam jenis ekosistem monospesifk. Ekosistem padang lamun yang berada di Pulau Pari didominasi oleh lamun jenis Enhalus acaroides, dan hanya sedikit ditemukan jenis Cymodoceae serrulata. Secara ekologis, adanya padang lamun ini

Upload: nabilla-dhani-amanda

Post on 09-Jul-2016

35 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

PENGAMATAN EKOSISTEM LAMUN PULAU PARI, KEPULAUAN

SERIBU

Praktikum Biologi Laut 2011

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Latar Belakang Pulau Pari

Pulau Pari secara administratif merupakan salah satu kelurahan di

Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi

DKI Jakarta. Pulau Pari memiliki wilayah yang tidak terlalu luas, yaitu 40,32

hektar dengan jumlah penduduk sekitar 697 jiwa. Kelurahan Pulau Pari sendiri

memiliki wilayah yang terdiri dari 6 pulau termasuk salah satunya Pulau Pari

sendiri. Pulau Pari memiliki ekosistem laut yang lengkap, yaitu ekosistem karang,

ekosistem lamun, dan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove ini merupakan

ciri khas dari pulau Pari, karena dari sekian banyak pulau di gugusan Kepulauan

Seribu Pulau Pari termasuk salah satu dari sepersekian kecil pulau yang memiliki

ekosistem mangrove. Jenis mangrove yang ditemui di Pulau Pari ini mayoritasnya

adalah Rhizopora sp sehingga dapat dikategorikan dalam jenis ekosistem

monospesifk. Ekosistem padang lamun yang berada di Pulau Pari didominasi oleh

lamun jenis Enhalus acaroides, dan hanya sedikit ditemukan jenis Cymodoceae

serrulata. Secara ekologis, adanya padang lamun ini sangat berperan penting

dalam proses transfer energi. Padang lamun menjadi feeding nursery bagi biota

asosiasinya. Selain itu adanya padang lamun ini dapat menyetabilkan kondisi arus

dan gelombang sehingga tidak mengganggu ekosistem karang. Ekosistem lamun

di Pulau Pari banyak ditemukan mulai dari kedalaman 4-10 meter dengan jenis

yang domina sama yaitu Enhalus acaroides.Ekosistem terumbu karang yang

berada di Pulau Pari cukup bagus untuk menjadi tempat berlindung dan mencari

makan para biota laut di Perairan Pulau Pari. Jenis Hard coral dengan berbagai

jenis lifeform, soft coral, sponge serta alga banyak ditemukan dalam ekosistem

terumbu karang (Soedharma 2007).

Page 2: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

Latar Belakang Ekosistem Lamun

Padang lamun merupakan ekosistem di daerah pesisir yang memiliki

kaitan dengan ekosistem mangrove serta terumbu karang. Sebagai suatu

ekosistem, padang lamun memiliki fungsi secara ekologis dan ekonomis. Secara

ekologis hal ini berkaitan dengan fungsi padang lamun sebagai habitat biota

asosiasinya, penangkap substrat dan penstabil sedimen, dan sebagai produsen

primer paling produktif diantara ekosistem mangrove dan terumbu karang.

Semakin luas tutupan lamun ini akan mempengaruhi jumlah dan keanekaragaman

jenis biota asosiasi yang bernilai komersil seperti teripang, kerang-kerangan, dan

ikan. sehingga dikatakan ekosistem padang lamun ini dapat bernilai ekonomis

untuk pendapatan masyarakat sekitar. Sejauh ini manfaat dari padang lamun tidak

dimanfaatkan secara optimal, bahkan cenderung dirusak untuk dialihfungsikan

lahannya untuk kepentingan lain. Letak padang lamun di daerah pesisir ini

memiliki konsekuensi bahwa kehidupannya cenderung terkontaminasi oleh

kehidupan masyarakat pulau. Jenis lamun yang ditemukan di Indonesia khususnya

di wilayah Kepulauan Seribu cukup beragam dan memiliki karakter morfologi

yang unik karena hidup di daerah pasang surut. Mengetahui pentingnya manfaat

padang lamun bagi masyarakat maupun ekosistem mangrove dan terumbu karang

ini perlu adanya perhatian lebih terhadap keberlangsungan hidup lamun tersebut.

Praktikum lapang biologi laut mengenai pengamatan lamun ini merupakan salah

satu upaya mengenal ekosistem lamun (Kawaroe 2004).

Metode Pengamatan

Pada lokasi yang telah ditentukan, letakan transek garis dari arah laut ke

arah darat (tegak lurus tubir). Sepanjang transek garis letakkan transek kuadarat

1x1 m setiap 10 m secara zig-zag . Catat data dan ambil sampel biola yang

ditemukan di transek garis. Sampel biola dimasukkan kedalam plastik wrap/botol

film. Masukkan data biota yang ditemukan pada transek kuadrat ke tabel form

yang menggambarkan tingkat kepadatan (skala 1-5). Foto sampel biota dengan

bantuan sterofoam atau papan jalan sebagai alas dan penggaris sebagai penanda

Page 3: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

ukuran. Setelah itu lakukan pengawetan sampel. Pengawetan sampel dilakukan

dengan cara biota dimasukkan kedalam plastik transparan ukuran ¼, ½, atau 1 kg

atau botol film sesuai ukuran biota. Pengawetan sampel biota basah dilakukan

dengan memasukan kedalam alkohol 70%, sedangkan untuk biota tidak basah

diawetkan dengan biota diletakan di kertas karton.

Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan

Jenis lamun (foto) Jenis

substra

t

Tipe

perakara

n

Batan

g

Daun

(ketebalan/

lapisana lilin)

Bua

h

Biota

asosiatif

/

epibion

Enhalus accroides Pasir

kasar

Akar

tertutupi

jaringan

hitam dan

serat

kasar

- +++ - Udang,

Kepiting

, Ikan

kecil,

Bivalvia

Thalassia

hemprichii

Pasir

kasar

Akar

berbuku-

buku

pendek

- ++ - Udang,

Kepiting

, Ikan

kecil,

Bivalvia

Cymodocea

serrulata

Pasir Akar

serabut

- ++ - Udang,

Kepiting

, Ikan

kecil,

Bivalvia

Page 4: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

Cymodocea

rotundata

Pasir Akar

serabut

- ++ - Udang,

Kepiting

, Ikan

kecil,

Bivalvia

Halophila minor Pasir

halus

Akar

jarang-

jarang

- + - Udang,

Kepiting

, Ikan

kecil,

Bivalvia

Halophila ovalis Pasir

halus

Akar

jarang-

jarang

- + - Udang,

Kepiting

, Ikan

kecil,

Bivalvia

- Keterangan : + = tipis/sedikit

++ = sedang/sedang

+++= tebal/banyak

Pembahasan

Lamun merupakan tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas

Angiospermae. Keunikan tumbuhan lamun dari tumbuhan laut lainnya adalah

adanya perakaran dan sistem rhizoma yang ekstensif dan ditemukan antara batas

terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu dimana matahari masih

Page 5: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

dapat mencapai dasar laut. Di Indonesia tercatat ada 12 spesies lamun (dari 49

spesies yang ada diseluruh dunia) ditambah 1 spesies lagi, Halophila beccari yang

diperkirakan ada (Hutomo 1985; Fortes 1989 dalam Syari 2005).

Lamun merupakan tumbuhan air laut yang telah memiliki akar, batang,

daun sejati dan bunga yang lengkap seperti tumbuhan yang hidup didarat. Bentuk

lamun menyerupai rumput, namun dapat hidup terendam di perairan laut. Lamun

mengangkut nutrien, air, dan gas menggunakan jaringan pembuluh angkut.

Pertukaran gas pada lamun dilakukan melalui mulut daun atau stomata. Daunnya

mencuat dari tunas yang letaknya di dasar kadang tidak terlihat karena tertutup

pasir. Batang lamu memiliki sistem akar yang meluas sehingga dapat mampu

bertahan terhadap pengaruh ombak dan pasang surut di daerah pantai (Yusri et al.

2009).

Daerah padang lamun organisme asosiasi sangat melimpah, hal ini karena

lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan

kecepatan arus yang tinggi juga merupakan sumber bahan makanan baik daunnya

maupun epifit atau detritus. Jenis -jenis Polichaeta dan hewan–hewan nekton juga

banyak ditemukan di padang lamun. Lamun juga memproduksi sejumlah besar

bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna (Syari

2005).

Lamun biasa ditemukan pada daerah yang dangkal dengan daerah berpasir

pada kedalaman yang kurang dari 10 meter meskipun ada beberapa jenis yang

hidup di kedalaman 30 meter sampai kedalaman masuknya cahaya matahari .

Selain itu juga dapat ditemukan di daerah terumu karang. Pada ekosistem ini

hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, Krustasea, Moluska ( Pinna sp.,

Lambis sp., dan Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp.,

Diadema sp., Arcbaster sp., Linckia sp.) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen 2001

dalam Yusri S.et al 2009).

Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai substrat yang

berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang khas lebih sering

ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan

terumbu karang. Di daerah padang lamun organisme melimpah, hal ini karena

lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan

Page 6: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

kecepatan arus yang tinggi juga merupakan sumber bahan makanan baik daunnya

maupun epifit atau detritus. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan

organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna (Syari 2005).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa jenis

lamun yang medominasi pulau pari adalah jenis Thallasia sp. . Ciri-ciri dari jenis

lamun ini adalah daun bercabang dua tidak berpisah, berbentuk pita, tepi rata

dengan ujung daun membulat, memiliki akar yang berbuku-buku pendek,

umumnya ditemukan di dasar berlumpur dan berpasir, hidup bersama dengan

jenis Enhalus acoroides, dan halophila ovalis.

Selain jenis Thallasia sp. jenis lamun yang ditemui yaitu Enhalus sp.,

Cymodocea cerulata, dan Halophilla sp. Enhalus sp. memiliki ciri-ciri daun

bercabang dua tebal dan panjang, akarnya tertutupi jaringan hitam dan serat kasar,

berbentuk sabuk dengan tepi rata dan tumpul, ukurannya mencapai 1 meter.

Cymodocea cerulata memiliki ciri-ciri daunnya berbentuk selempang yang

melengkung, dengan pangkal daun yang menyempit, dan ujung daun melebar dan

bergerigi. Merupakan salah satu makanan dugong. Halophilla sp. memiliki ciri-

ciri daun berbentuk bulat telur dan pipih kadang dijumpai batangnya agak

kemerahan, panjang mencapai 3,2 cm. Tumbuhan perintis yang hidup di rataan

terumbu karang.

Menurut Kawaroe (2004) jika dilihat dari keanekaragamannya maka

Kepulauan Seribu memiliki keanekaragaman jenis lamun yang rendah. Ada

kecendrungan bagi suatu spesies tertentu untuk mendominasi habitat dasar

perairan pesisir Kepulauan Seribu. Dominasi ini terutama oleh spesies Enhalus

acoroides yang merupakan spesies kosmopolitan dan memiliki ketahanan tinggi

untuk mengatasi tekanan lingkungan yang ekstrim. Komunitas lamun spesies

Cymodocea rotundata dan Enhalus acoroides memiliki penyebaran yang bersifat

mengelompok. Di sisi lain, Thalassia hemprichii memiliki penyebaran yang

bersifat seragam, artinya bahwa spesies ini mampu untuk hidup di habitat

manapun yang memiliki kondisi lingkungan sesuai.

Lamun yang diamati di pulau pari tumbuh secara bergerombol baik jenis

yang sama maupun dengan jenis yang berbeda. Pada pengamatan didapatkan air

yang ditumbuhi lamun hangat, ini bisa dikarenakan pencahayaan oleh matahari

Page 7: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

yang menyebabkan air tersebut hangat. Lamun tumbuh pada daerah yang

memiliki pencahayaan matahari yang baik pada siang hari (Syari 2005). Tempat

tumbuh lamun yang diamati pada setiap stasiun berbeda-beda, tempat tumbuh

meliputi substrat berlumpur, pasir berlumpur, dan substrat kasar. Setiap tempat

tumbuh memiliki jenis lamun ataupun biota asosiasi yang berbeda-beda. Pada

jenis lamun Thallasia sp. didapatkan lamun jenis ini tumbuh pada setiap tempat

tumbuh.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan biota asosiasi lamun,

hal ini sesuai dengan literatur bahwa tumbuhan lamun tidak hanya hidup sendiri

tetapi berdampingan dengan tumbuhan lamun jenis yang lain atau biota asosiasi

(Bengen, 2001 dalam Syari, 2005). Biota asosiasi yang ditemukan setiap transek

berbeda-beda, biota-biota tersebut meliputi crustacea, turbo, bivalvia, ikan gobie,

sponge yang beraneka ragam warna, halimeda, gracilaria, bintang laut, pteria,

padina, cacing tabung, alga, dan caulerpa. Semakin jauh transek dari pantai maka

didapatkan keragaman biota asosiasi yang lebih tinggi. Biota asosiasi

memanfaatkan lamun sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan

kecepatan arus yang tinggi juga merupakan sumber bahan makanan baik daunnya

maupun epifit atau detritus (Syari 2005). Lamun juga memproduksi sejumlah

besar bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna.

Daftar Pustaka

Kawaroe dkk. 2004. Pemetaan Bioekologi Padang Lamun (Sea Grass) di

Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Repository IPB.

Lipi.2010.Seagrass Indonesia(terhubung berkala)

http://seagrass indonesia.oseanografi.lipi.go.id/id/tentang-lamun.html

Pada tanggal 18 Mei 2011.

Syari I.A.2004. Asosiasi Gastropoda Di Ekosistem Padang Lamun Perairan Pulau

Lepar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (terhubung berkala)

http://www.repository.ipb.ac.id pada tanggal 18 Mei 2011.

Yusri S. et al. 2009. Mengenal Alam Pesisir Kepulauan Seribu. PT. Penerbit IPB

press.Jakarta:x + 106 hlm.

Page 8: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

Zulkifli.2000. Sebaran Spasial Komunitas Perifiton dan Asosiasinya dengan

Lamun di Perairan Teluk Pandan Lampung Selatan (terhubung berkala)

http://www.repository.ipb.ac.id pada tanggal 18 Mei 2011

Lampiran

Gambar 1. Penentuan transek Gambar 2. Pengambilan jenis lamun

Gambar 3. Salah satu jenis lamun yang ditemukan

Gambar 4. Crustacea dan turbo (biota asosiasi)

Page 9: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1
Page 10: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

Gambar 5. Bivalvia (biota asosiasi) Gambar 6. Pinna (biota asosiasi)

Gambar 7. Salah satu jenis lamun (Halophilla) Gambar 8. Spons (biota asosiasi)

Anggota Kelompok

Ridha Nugraha C140700xx

Anita C140700xx

Noorhaidah Binti Matli C14088003

Heidi Herli Herman C1408800x

Ahmad Habibie C14090002

I.A. Amarilia Dewi Murni C14090003

Ulfia Rahmi Hasibuan C14090005

Hosnol Hotimah C14090006

Hamelia Priliska C14090007

Fitri Silitonga C14090009

Cahya Lestari C14090010

K Renni Natalia C14090011

Page 11: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

Sharah Gita Kalila C14090012

Tia Oktaviani C14090013

Reza Akbar Santoso C14090015

Arief Muhammad C14090018

Ita Apriani C14090019

Riska Nurkarina C14090020

Ulfah Fayumi C14090021

Wuri Widhawati C14090023

Arlina Ratnasari C14090024

Ahmad Fahrul Syarif C14090025

Susan C14090026

Yeyen Hardayani C14090027

Hari Ramdhani C14090028

Rangga Garnama C14090029

Raja Efrianti C14090030

Antharest Sugati C14090031

Anisa Yulia Hapsari C14090033

Winda Setyani Irawan C14090034

R. Dhana Bobby C14090036

Ardilla Mar’atun Qonita C14090038

Hendra Satwika C14090039

Doni Nurdiansah C14090040

Putri Zulfania C14090041

Mita Istifarini C14090042

Fahmi Hasan C14090044

Chandra Yudhystira C14090046

Hilmi Fauji C14090047

Mafatih Devi S. C14090048

Peni Pitriani C14090049

Wahyu Dwi P C14090050

Anindila C14090052

Achmad Rizki C14090061

Page 12: BIOLA MANGROVE Laporan Fieldtrip 1 Bdp1

Cahyadin C14090054

Febrina Rolin C14090058

Isnendi agustian C14090060

Siti Zubaidah C14090055

Ulfatul Hidayah C14090056

Wiwik Nur Anita C14090057

Irfan Muhammad Nur C14090062

Rizki Praseto C14090063

Ali Ibrahim C14090064

Ferdianto C14090066

Muharram Nur Ikhsan C14090067

Chandra Syayid Bani C14090068

Fierco Faqih B. C14090069

Galih Abdul Fatah Ghazali C14090070

Siti Soraya C14090071

Oktaviani S C14090074

Deki Bunay C14090077

Hidayat Z C14090079

Jonedhi C14090080

Nama Asisten :

Tonny Wibowo

Seandy

Siti Hajar A.

Reffa P.

Anma