laporan fieldtrip mineral

Upload: dimazz

Post on 09-Apr-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    1/19

    PENDAHULUAN

    Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifatfisik mineral antara mineral yang satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral

    tersebut meliputi : warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan

    (cleavage), pecahan (fracture), struktur/bentuk Kristal, berat jenis, tenacity, dan

    kemagnetan.

    A. Bentuk Kristal

    Pada wujudnya sebuah Kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara

    ilmu ukur, dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Hingga saat ini baru terdapat 7

    macam system Kristal. Dasar penggolongan system Kristal tersebut ada tiga hal,

    yaitu:

    Jumlah sumbu Kristal

    Letak sumbu Kristal yang satu dengan yang lainnya

    Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu Kristal

    Adapun ketujuh system Kristal tesebut adalah :

    System isometric: sistem ini juga disebut system regular, bahkan sering dikenal

    sebagai system kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu

    dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya

    System tetragonal: sama dengan system isometrik, system ini mempunyai 3 sumbu

    Kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan

    panjang yang sama sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih

    pendek.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    2/19

    System rombis: system ini disebut juga ortorombik dan mempunyai 3 sumbu Kristal

    yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu Kristal tersebut

    mempunyai panjang yang berbeda.

    System heksagonal: system ini mempunyai empat sumbu Kristal, dimana sumbu c

    tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a , b ,dan d masing-masing

    saling membentuk sudut 1200 satu terhadap yang lain. Sumbu a,b ,dan d mempunyai

    panjang yang sama sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih

    pendek.

    System trigonal:beberapa ahli memasukan system ini kedalam system heksagonal.

    Demikian pula cara penggambaranyayang juga sama. Perbedaannya bila pada

    trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat

    segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.

    Sisten monoklin: monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari

    tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, b tegak lurus

    terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. ketiga sumbu tersebut

    mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan

    sumbu b yang paling pendek.

    B. Warna

    Adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat dibedakan

    menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai

    pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit,

    pirit, dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material

    pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti

    kuarsa dan kalsit.

    C. Kilap

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    3/19

    Adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan kepadanya.

    Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap non logam. Kilap logam

    memberikan kesan seperto logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya terdapat

    pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih seperti emas,

    galena, pirit, dll. Kilap bukan logam tidak memberikan kesan logam jika terkena

    cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :

    Kilap kaca (vitreous)

    Kilap intan (adamantine)

    Kilap sutera (silky)

    Kilap mutiara (pearly)

    Kilap dammar (resinous)

    Kilap lemak (greasy)

    Kilap tanah (earthy)

    D. Kekerasan

    Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Sevara relative sifat fisik

    ini ditentukan dengan menggunakan skala mohs (1773-1839), yang dimulai dari skala

    1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala mohs

    tersebut yaitu :

    Kekerasan(Hardness

    )

    Mineral

    1 Talc

    2 Gypsum

    3 Calcite

    4 Fluorite

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    4/19

    5 Apatite

    6 Orthoclase

    7 Quartz

    8 Topaz

    9 Corundum10 Diamond

    Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang

    bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernomor lebih besar.

    Dengan kata lain skala mohs adalah skala relative. Dari segi kekerasan mutlak skala

    ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9 yaitu korondum. Artinya mineral nomor 9

    memiliki kekerasan 9 kali nomor 1. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi mineral nomor

    10 karena mineral ini memiliki kekerasan 42 kali lebih keras dari mineral nomor 1.

    Untuk pengukuran kekerasan ini dapat digunakan alat sederhana seperti kuku,

    pisau baja, dll seperti table berikut.

    Alat penguji`Derajat Kekerasan

    Mohs

    Kuku 2,5

    Kawat Tembaga 3,5

    Pisau / kaca 5,5

    Paku baja 6,5

    E. Gores

    Adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Gores/cerat dapat sama atau

    berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna gores sama.

    F. Belahan

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    5/19

    Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui

    bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan

    bidang tertentu dari mineral tersebut. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya

    permukaan bidang belahan, yaitu:

    Sempurna, bila bidang belahan sangat rata, sukar pecah tidak melalui

    bidang belah.

    Baik, bidang belahan rata, tapi tidak sebaik sempurna.

    Jelas, bidang belahan jelas tapi tidak begitu rata.

    Tidak jelas, kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan

    akibat tekanan sama besar

    Tidak sempurna, bidang belahan sangat tidak rata.

    G. Pecahan

    Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan

    tidak teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi :

    Pecahan konkoidal, bila memperlihatkan perlengkungan di permukaan

    Pecahan serat/fibrous, bila menampakkan bentuk seperti serat, contohnya

    asbes

    Pecahan uneven, memperlihatkan permukaan yang kasar atau tidak rata

    Pecahan even, memperlihatkan permukaan yang halus.

    Mineral pada setiap kelompok batuan ada yang sama dan ada yang berbeda.

    Wilayah karst merupakan wilayah yang tersusun dari batuan gamping. Begitu pula

    dengan wilayah karst Gombong selatan, batuan gamping penyusunnya dinamakan

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    6/19

    formasi kalipucang.Nama tersebut pertama kali digunakan oleh Suyanto dan

    Roskamil pada tahun 1975. Formasi kalipucang tersusun dari batu gamping terumbu,

    batu gamping klastika, lempung, serpih, dan batu pasir. Berdasarkan peta geologi

    lembar Banyumas diketahui luas wilayah gombong selatan kurang lebih

    48.344.307,47 m2 .

    Bagian atas terdiri atas batugamping koral yang berwarna putih kekuningan

    kelabu, berbentuk lebih padat, memiliki permukaan tajam, berlubang-lubang dengan

    perlapisan yang tidak teratur serta mengandung cangkang moluska, foraminifera dan

    ganggang. Bagian inilah yang menjadi pembentuk utama pada formasi kalipucang.

    Analisis kalsimetri yang telah dilakukan menunjukan bahwa kandungan kadar

    karbonat pada sepuluh titik di gunung duwur menunjukkan kadar 95,5% hingga 99%

    sehingga dapat disimpulkan sebagai batugamping murni.

    Mineral Batuan Beku

    Pada saat magma mulai mendingin, mengkristallah mineral-mineral yang titik

    hablurnya sesuai dengan kondisi saat itu (pada suhu yang masih sangat tinggi).

    Kemudian suhu makin menurun dan mengkristalah mineral lainnya. Hal ini terus-

    menerus terjadi sampai semua ion-ion dalam magma saling mengikat menjadi Kristalmineral. Urutan pengkristalan mineral tersebut disusun oleh bowen dan terkenal

    dengan deret bowen.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    7/19

    Dalam susunan deret bowen, suhu pembentukan Kristal-kristal mineral

    pembentuk batuan, makin ke bawah semakin rendah. Mineral terakhir yang terbentuk

    pada pendinginan magma adalah kuarsa dimana suhu dan tekanan sudah relative

    rendah. Proses di sebelah kiri bernama diskontinu karena setiap langkah terjadin

    mineral dengan komposisi kimia yang berbeda sedangkan di sebelah kanan deret

    umumnya terdiri dari plagioklas-feldspar.

    Mineral Batuan Sedimen

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    8/19

    Tabel diatas merupakan skala wenworth. Skala wenworth merupakan skala

    pembanding besar ukuran butir dalam batuan sedimen. Butiran yang besar disebut

    fragmen dan yang lebih halus disebut matriks.

    Batuan sedimen dibedakan menjadi 2 yaitu sedimen klastik dan non klastik.

    Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terjadi oleh reaksi fisika

    dan umumnya ukuran butirnya terlihat. Sebaliknya batuan sedimen non

    klastik adalah batuan sedimen yang terjadi oleh reaksi kimia dan umumnya

    ukuran butirnya tidak terlihat.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    9/19

    Mineral Batuan Metamorf

    Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk akibat tekanan dan suhu

    yang tinggi. Batuan ini umumnya terbentuk di bawah permukaan akibat perubahan

    tekanan, panas, dan fluida. Panas berasal dari magma dan tekanan merupakan akibat

    dari tekanan lapisan-lapisan batuan diatasnya.

    Dalam batuan metamorf, mineral memiliki penampakan khusus yaitu foliasi.

    Foliasi merupakan bentuk tekstur batuan metamorf dimana mineral-mineral pada

    batuan tersebut menunjukkan kesejajaran seperti berlapis-lapis.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    10/19

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    11/19

    MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud dan tujuan dari fieldtrip mata kuliah mineraloi dasar adalah agar

    praktikan dapat mengetahui bentuk-bentuk kenampakan mineral pada batuan di alam.

    Khususnya untuk fieldtrip mineralogy ini adalah tentang mineralogy batuan formasi

    kalipucung yang merupakan batu gamping pada pegunungan karst.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    12/19

    PEMBAHASAN

    Lokasi I

    Lokasi pertama atau stopsite pertama dalam fieldtrip geomorfologi adalah di

    daerah Sida Mulya. Tepatnya 10m di pinggir jalan raya utama Sokaraja-Banyumas

    dengan koordinat GPS S 7035.28410 | E 1090,16.663. Lokasi ini merupakan tambang

    batuan basalt dimana terlihat jelas singkapan batu basalt tesebut.

    Singkapan ini merupakan batuan beku intrusive yang terjadi akibat magma

    yang keluar dari dalam bumi secara perlahan sehingga menghasilkan batuan hasil dari

    pembekuan magma tersebut. Tentunya hasil dari pembekuan magma tersebut

    menghasilkan batuan yang memiliki Kristal mineral yang terlihat jelas.

    Mineral pada batuan basalt adalah mineral mafik, yaitu piroksen, olivine,

    feldspar, dan amphibole. Kenampakan hornblende sangat jelas terlihat berwarana

    hitam prismatic. Masa dasar dalam batuan ini diasosiasikan sebagai mineral afanitik.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    13/19

    Karena untuk mengetahui kandungan lengkapnya hanya melalui penelitian lebih

    lanjut lewat mikroskop.

    Sepintas, batuan ini diasosiasikan sebagai andesit karena memiliki tekstur

    yang sama dengan andesit. Namun warna yang lebih gelap dari biasanya

    mencerminkan batuan basa sehingga batuan ini merupakan batuan basalt.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    14/19

    Lokasi II

    Lokasi ketiga atau stopsite ketiga dalam fieldtrip geomorfologi adalah

    merupakan tambang batu gamping di daerah Undi Saling karang bolong. Lokasi ini

    cukup dekat dengan objek wisata Gua jatijajar kurang lebih 1km. lokasi ini memiliki

    koordinat GPS S 7039, 53,4 E 109026, 32,3 .

    Objek pengamatan merupakan karst yang dijadikan tempat penambangan batu

    gamping. Singkapan ini merupakan karst. Terbukti bahwa teori pada karst, batuan yang diatas

    lebih resisten daripada yang dibawahnya, karena disini terlihat jelas bagaimana batuan diatas

    lebih resisten karena singkapan ini telah terlihat dan tertambangkan oleh proses

    penambangan. Proses penambangan yang dilakukan oleh warga adalah untuk mengambil

    batu gamping tersebut dan mengolahnya untuk menjadi bahan baku pembuatan kapur. Hal;

    iuni terbukti dari banyaknya tempat pembakaran batu gamping di sekitar singkapan.

    Batu gamping sendiri merupakan batuan sedimen yang terjadi dari hasil pengendapan

    material di laut dangkal. Komposisinya merupakan mineral kalsit yang memiliki kekerasan 3.

    Kalsit dalam singkapan ini memiliki bentuk amorf. Namun pada beberapa tempatditemukan

    pula Kristal-kristal kalsit. Bentuknya bening transparan. Beberapa tempat juga terdapat

    aragonite. Perbedaan antara kalsit dan aragonite adalah aragonite memuliki bentuk menjarim

    dan tajam sedangkan kalsit tidak.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    15/19

    Singkapan ini merupakan salah satu batuan yang ada di wilayah karang bolong ini.

    Batuan lain yang ada pada wilayah daerah ini tentunya memiliki komposisi dan kandungan

    yang sama karena merupakan daerah karst yang memiliki komposisi batu gamping.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    16/19

    Lokasi III

    Lokasi keempat atau stopsite keempat pada fieldtrip geomorfologi adalah di desa

    Mangun Karang Bolong. Objek yang diamati adalah bentukan kekar pada singkapan batuan

    beku. Koordinat GPS pada lokasi ini adalah S 704102.26 | 10902441,90.

    Singkapan yang diamati pada lokasi fieldtrip ke empat ini adalah batuan beku.

    Singkapan ini merupakan andesit. Singkapan ini terbilang cukup unik karena beradadi tengah-tengah perbukitan karst yang komposisinya merupakan batuan sedimen.

    Mineral dari andesit ini sendiri antaralain amphibole, piroksen, plagooklas dan

    biotite. Pada bagian tertentu singkapan terdapat zeolit. Zeolit merupakan mineral

    lempung yang telah terbekukan. Pada singkapan ini terdapat zeolit yang berbentuk

    jarum. Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium,

    kalium dan barium. Secara umum, Zeolit memiliki melekular sruktur yang unik, dimana atom

    silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk semacam jaringan dengan pola

    yang teratur. Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain : mudah melepas air akibat

    pemanasan, tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembab. Oleh

    sebab sifatnya tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagaibahan pengering.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_pengering&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_pengering&action=edit&redlink=1
  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    17/19

    Pada bagian tertentu terdapat xenolit yang merupakan batuan akibat intrusi yang

    kedua sehingga melelehkan batuan utama. Bentuknya memiliki tekstur yang lebih porfiri

    ketimbang batuan yang pertama. Xenolit merupakan batuan minoritas pada suatu singkapan.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    18/19

    KESIMPULAN

    Mineral merupakan unsure penting dalam batuan. Karena mineral merupakanindikasi jenis batuan. Pada fieldtrip, ditemukan jenis batuan yang berbeda karena

    memiliki mineral yang berbeda.

    lokasi pertama, singkapan yang ditemui adalah batuan basalt, yang berasal

    dari magma basaltic proses vulkanik, berkomposisi mineral sekitar sifat basa sampai

    intermediet. lokasi kedua merupakan singkapan batuan Gamping yang menunjukan

    bentuk dalam dari karst yang telah mengalami pelarutan. Batuan gamping merupakan

    batuan sedimen karbonat yang mengandung mineral-mineral unsur karbonat terutama

    CaCO3,bentuk mineralnya kalsit juga dolomite. Lokasi ketiga atau lokasi terakhir

    merupakan merupakan singkapan batuan beku jenis intermediet, mengandung mineral

    piroksen dan plagioklas.

  • 8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Endarto, Danang.2005. Geologi Dasar. Surakarta:Lembaga Pengembangan

    Pendidikan (LPP)UNS.

    Kusumo yudo, Ir. B.wasitu. 1984. Mineralogy dasar : Bandung

    Setia, Doddy. 1987. Batuan dan mineral. Bandung : Nova

    Referensi lain:

    http : // www.mineral-info.blogspot.com

    http : // www.ilmubatuan.blogspot.com

    http://www.ilmu/http://www.ilmu/