laporan akhir pengabdian kepada masyarakatlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/proposal... · dengan...

36
1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT I b M KELOMPOK WANITA NELAYAN TIANYAR TIMUR Tim Pelaksana P2M: Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum., NIDN.0004028202 (Ketua) Ni Wayan Sukerti, S.Pd., M.Pd., NIDN.0011077102 (Anggota) I Gede Yudi Wisnawa, S.Pd.,M.Sc. NIDN 0024048302 (Anggota ) Dibiayai Oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 382/UN48.15/LPM/2014 LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2014

Upload: buidiep

Post on 05-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

1

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IbM KELOMPOK WANITA NELAYAN TIANYAR TIMUR

Tim Pelaksana P2M:

Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum., NIDN.0004028202 (Ketua)

Ni Wayan Sukerti, S.Pd., M.Pd., NIDN.0011077102 (Anggota)

I Gede Yudi Wisnawa, S.Pd.,M.Sc. NIDN 0024048302 (Anggota )

Dibiayai Oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan

Program Pengabdian Kepada Masyarakat

Nomor: 382/UN48.15/LPM/2014

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

2

Page 3: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

3

RINGKASAN

Tujuan utama kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Ipteks bagi

Masyarakat (IbM) ini adalah untuk:1) Meningkatkan pemenuhan taraf kesejahteraan

masyarakat pesisir terkait dengan keberadaan hasil tangkapan ikan yang diharapkan mampu

menopang kehidupan anggota kelompok. 2) Meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan

baru, ditinjau dari segi pelaksanaannya dapat menyerapan tenaga kerja lebih meluas dan

diorganisir sesuai kesepakatan dan ketentuan bersama. 3) Meningkatkan kemampuan

bekerjasama dalam kelompok, Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur yang di dalamnya

tergabung kumpulan wanita nelayan mengorganisir anggotanya untuk bekerjasama sesuai

dengan kesepakatan dan ketentuan bersama untuk membangun program wirausaha mandiri

dari kalangan perempuan pesisir, dan terdapat pula pembagian tugas yang jelas dalam

kelompok yang diatur dan disepakati melalui ketentuan bersama. 4) Menyediakan wadah

pemasaran produksi yang sifatnya koordinatif melibatkan kelompok wanita nelayan termasuk

menginventarisasi jenis sarana dan prasarana pendukung yang akan diperlukan dalam

pemasaran ikan sehingga dapat melahirkan usaha bersama kelompok (UBK) yang sifatnya

rintisan; dan 5) Meningkatkan target sasaran marketing programme, pemasarannya dapat

dikategorikan dalam 2 jenis, yaitu berupa bahan baku tangkapan dan olahan kuliner. Untuk

kepentingan pencapaian tujuan program ini, maka dilakukan model pendampingan

pengurusan SIUP merupakan kombinasi kegiatan antara bidang hukum, tata boga dan

budidaya kelautan, serta keseluruhan proses transfer iptek yang telah dilaksanakan dengan

pola pelatihan maupun pendampingan kepada wanita nelayan desa Tianyar Timur dan

pengelolaan manajemen usaha secara terpadu dan terarah sehingga peserta pelatihan

mendapatkan informasi yang jelas dan utuh mengenai hakekat pemberdayaan masyarakat dari

segi pengetahuan dan keterampilan pengelolaan komoditi pesisir secara produktif dan tepat

guna. Pelaksanaan program dikemas dalam 3 (tiga) tahapan yakni: alur pelaksanaan program

IbM ini dimulai dari, 1) Tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap evaluasi.Hasil

kegiatan menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra dalam pelaksanaan pelatihan

dan pendampingan Tata Boga, diklat pengelolaan kawasan pesisir bagi nelayan,serta

pengurusan ijin usaha perdagangan (SIUP).

Kata-kata Kunci: Kawasan Pesisir, Komoditi Hasil Tangkapan Ikan, Olahan Kuliner, SIUP,

Tata Boga,Wanita Nelayan.

Page 4: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

4

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-

Nyalah, sehingga pada rentang waktu yang telah dirancang tim pelaksana P2M telah mampu

menyusun laporan akhir program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “IbM

Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkan kami mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah

mempercayai program ini untuk dibiayai, KelompokWanita Nelayan Tianyar Timuryang

telah menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program ini.Dan semua pihak yang

telah membatu pelaksanaan program ini.

Adapun laporan ini sangatlah jauh dari kesempurnaaan secara tata penulisan yang

kemungkinan besar belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan

program pengabdian kepada masyarakat di KelompokWanita Nelayan Tianyar Timur, besar

harapan kami adanya saran dan masukan membangun bagi kesempurnaan laporan ini.

Singaraja, 09Nopember 2014

Tim Pelaksana IbM Kelompok Wanita Nelayan Tianyar-Timur

Page 5: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

5

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Daftar Isi

Bab 1. Pendahuluan………………………………………………………………..8

1.1 Analisis Situasi…………………………………………………………....8

1.2 Permasalahan Mitra P2M………………………………………………....11

1.3 Justifikasi Program P2M……………………………………………….....13

Bab 2. Target dan Luaran…………………………………………………………..16

2.1 Target Program P2M…………………………………………………........16

2.2 Luaran Program P2M………………………………………………...........16

Bab 3. Metode Pelaksanaan………………………………………………………...18

3.1 Identifikasi masalah menggunakan model eko-efesiensi (eco-development).18

3.2Pelaksanaan program dengan model Center for Environment and Society...19

3.3 Pelaksanaan program dengan model enthrepreneurship capasity

building (ECB)...............................................................................................20

Bab 4. Kelayakan Perguruan Tinggi Undiksha……………………………………...23

4.1 Kualifikasi Tim Pelaksana Program P2M……………………………...........23

4.2 Pembagian Tugas Tim Pelaksana Kegiatan………………………................23

Bab 5. Hasil Yang Dicapai..........................................................................................25

5.1. Pendidikan dan Pelatihan Perancangan Alat Usaha....................................26

5.2. Diklat Pengelolaan Kawasan.......................................................................27

5.3. Penataan Los................................................................................................27

5.4 Pelatihan Tata Boga......................................................................................27

5.5 Pelatihan Manajemen Produksi dan Kewirausahaan.....................................27

5.6 Rancangan Pengurusan SIUP UBK

“Warung Makan Sari Segara Toya Anyar”.........................................................28

Bab.6 Kegiatan Tahapan Akhir Program...................................................................32

Bab.7 Penutup...........................................................................................................34

7.1 Simpulan......................................................................................................34

7.2 Saran............................................................................................................34

Daftar Pustaka…………………………………………………………...................35

Page 6: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01……………………………………………………………….................15

Gambar 02……………………………………………………………….................17

Page 7: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

7

DAFTARSKEMA DAN TABEL

Skema 01………………………………………………………………............... 22

Tabel 4.1……………………………………………………………….................23

Tabel 5.6…………………………………………………………….....................30

Page 8: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Desa TianyarTimur merupakan wilayah pesisir hampir serupa dengan daerah pesisir pada

umumnya yang terdapat di daerah lain. Daerah pesisir biasanya identik dengan komoditi hasil

laut, salah satunya hasil tangkapan ikan untuk konsumsi sehari-hari. Kendala yang dihadapi

oleh masyarakat Desa TianyarTimur yang menggeluti pekerjaan sebagai nelayan adalah

mengalami kesulitan dalam pemasaran ikan dalam jumlah yang banyak pada saat musim

panen ikan laut tiba. Kondisi semacam ini yang secara langsung melibatkan peran serta

wanita nelayan/perempuan pesisir untuk mengambil bagian membantu tugas suami setelah

melaut.

Berbagai strategi dikerahkan oleh para wanita nelayan, termasuk salah satunya Ni Ketut

Sayang yang menggeluti pekerjaan sebagai pedagang ikan. Mitra pertama Ni Ketut Sayang

merupakan istri nelayan yang memiliki sebuah perahu yang dipakai untuk melaut.Dengan

hasil yang tidak menentu akhirnya Ibu ketut mencoba membantu perekonomian keluarga

dengan menjadi tukang cadang ikan (pengepul kecil).Setiap dini hari menekuni rutinitas

pekerjaan dengan menunggu hasil nelayan melaut untuk kemudian dipasarkan. Jika panen

ikan kurang maka ikan dijual secara segar dan langsung, sedangkan jika panen berlimpah

maka ikan selain dijual segar juga dijual dalam bentuk olahan pindang ikan. Inisiatif yang

telah dilaksanakan untuk tidak hanya menjual ikan dalam keadaan mentah saja, rutinitas

produk hasil tangkapan juga dikemas dalam bentuk ikan pindang, ikan asap dan Gerang (ikan

asin) dengan pertimbangan unsur kebertahannya lebih awet daripada hanya sekedar

memasarkan ikan mentah yang hanya bertahan beberapa jam saja.

Pangsa pasar yang disasar pada umumnya yaitu masyarakat sekitar, dan biasanya juga

bekerjasama dengan para pengepul/saudagar ikan yang sistem transaksinya dengan cara

pembelian menggunakan sistem borongan. Mekanisme transaksi jual-beli seperti ini kalau

ditinjau secara ekonomis dari segi hemat waktu memang efesien karena ikan lebih cepat laku

dan para nelayan langsung mendapatkan uang tunai dari hasil melautnya. Kemudahan dalam

hal pemasaran ikan dengan cara seperti ini dapat dipantau sisi positifnya yaitu bahwa para

nelayan lebih instan memperoleh uang, akan tetapi sisi negatif kurang dicermati adalah secara

finansial keuntungan nelayan tipis karena perbandingan harga eceran jauh lebih stabil dan

menguntungkan, harga ikan dipasaran untuk jenis ikan awan dan suat misalnya: ± Rp.5.000,-

s/d Rp.7.000,- per ekor, klasifikasi harga ini biasa dipatok wanita nelayan menurut besar

Page 9: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

9

kecilnya jenis ikan. Daripada menjual dengan harga borongan yang sangat jauh lebih murah

pasarannya rata-rata ikan dihargai ± Rp.3.000,- secara borongan atau istilah lokalnya

nyarukdengan tanpa mempertimbangkan ukuran besar kecil dari ikan, sistem pembelian

serupa juga berlaku pada saat panen jenis ikan cakalan atau tuna yang juga sering dibeli

dengan cara borongan. Hal ini membawa pengaruh besar terhadap terhambatnya pemenuhan

taraf kesejahteraan kelompok nelayan setempat. Jika dicermati dalam konteks persaingan

usaha, terdapat praktek monopoli oleh pengepul/saudagar ikan yang tidak selaras dengan

ketentuan UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat.

Peran wanita nelayan (perempuan pesisir) sangat besar sekali terutama dalam pengolahan

hasil tangkapan ikan. Mitra kedua Nyoman Sumiati merupakan sosok Ibu nelayan yang gigih

menghidupi keluarganya dengan menjadi penjual olahan ikan keliling dalam bentuk

kuliner.Nyoman Sumiati salah satu contoh sosok perempuan pesisir yang menggeluti profesi

pedagang kuliner hasil olahan laut. Keterampilan dasar yang Nyoman Sumiati kuasai dan

beberapa perempuan pesisir lainnya di Desa Tianyar Timur diperoleh berdasarkan

pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah pengolahan berupa racikan Sate Pasih

(sate ikan), Pesan (pepes), Marus, Gerang (ikan asin), abon ikan, kerupuk sampai dengan

Bakwan Be Pasih. Nyoman Sumiati memasarkan jenis kulinernya di pagi hari waktu pasaran

tiba. Untuk olahan Sate Pasih (sate ikan laut), Pesan (pepes) dan Bakwan Be Pasih (bakso

ikan laut) dikategorikan sebagai makanan olahan siap saji dan cenderung tidak bertahan lama.

Oleh karena itu, wanita nelayan yang menekuti rutinitas ini biasanya membuat barang

dagangan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan perkiraan kemampuan memasarkan.

Pemasarannya hanya berdasarkan hari pasaran tertentu dan menjajakan produksi olahannya

dari rumah ke rumah dengan cara menjajakan ke setiap keluarga. Jadi, dinilai penting

melalui usulan program P2M ini ada yang mengkoordinir kelompok wanita nelayan sehingga

mereka memiliki wadah untuk memasarkan produk kuliner pesisir.

Untuk produk yang dikategorikan dapat bertahan dalam waktu relatif lama, diantaranya

abon ikan, Gerang dan kerupuk terkendala masalah pemasaran dan ijin serta sajian kemasan

dengan label resmi. Produk industri rumah tangga dari wanita nelayan Desa Tianyar Timur

tadi, hanya bisa dikonsumsi oleh penduduk sekitar karena upaya pemasaran ke luar daerah

terkendala masalah biaya produksi dari segi permodalan, ijin usaha dan kemampuan

pemasaran yang belum dikuasai untuk publikasi ke masyarakat luas selaku konsumen yang

disasar.

Page 10: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

10

Secara riil mereka memiliki gagasan ingin mendirikan warung lesehan dengan menu

sajian kuliner Segara/laut. Perempuan pesisir ini telah mendapatkan ilham dari keberhasilan

lesehan-lesehan yang ada di Kawasan lalu lintas Gowa Lawah. Hampir sebagian besar di tepi

kanan dan kiri jalan terdapat lesehan yang menyajikan menu kuliner laut dan kalau dipantau

konsumen sangat tertarik dan bahkan menjadikan olahan laut sebagai makanan kegemaran.

Berdasarkan observasi di lapangan dari tim pengusul P2M, ditemukan ciri khas yang

berbeda dari cita rasa masakan yang disajikan kalau di kawasan Gowa Lawah walaupun pada

dasarnya sama-sama enak dan nikmat, perbedaannya, yaitu: bahwa olahan di desa

Pesinggahan cenderung lebih terasa manis, namun di Desa Tianyar Timur olahannya

memiliki cita rasa lebih pedas dengan rasa hangat di lidah dan cita rasa yang merakyat.

Adonan kuliner laut desa Tianyar Timur sangat khas yaitu mengedepankan campuran

rempah-rempah kuat dalam setiap racikan justru menunjukkan sisi perbedaan cocok untuk

semua lidahidah

Sasaran produk dalam usulan P2M yang perlu diproduktifkan keberlangsungannya,

adalah bidang keahlian pengolahan dari kelompok wanita nelayan, berdasarkan identifikasi

studi lapangan di atas, bahwa bidang keahlian yang dimiliki oleh perempuan pesisir belum

mendapatkan wadah penyaluran untuk mendirikan usaha lesehan yang tujuannya ingin

mendayagunakan produktifitas kinerja wanita nelayan untuk jenis masakan siap saji secara

produktif dalam pengembangan usaha kuliner dengan menu utama hasil olahan laut yang

beraneka ragam tersebut.

Maka dari itu, rancangan program P2M yang diusulkan direncanakan dengan upaya dari

tim pengusul untuk menggandeng mitra yang dimintakan kesediaannya untuk memfasilitasi

dari segi tempat dengan memanfaatkan warung kosong yang dimilikinya untuk

dikembangkan sebagai warung usaha kuliner mengingat lokasinya sangat strategis tepat di

jalur pinggir jalan raya Singaraja-Amlapura. Efektifitas pertimbangan biaya juga tidak

memungkinkan untuk mendirikan warung karena harus dipertimbangkan juga operasional

kegiatan dari P2M ini, untuk itu tim pengusul mencoba untuk memanfaatkan lahan yang ada

dari salah satu perwakilan wanita nelayan Ni Kadek Putus Asrini dijadikan mitra

pengembangan usaha kuliner sekaligus sebagai koordinator untuk kelompok wanita nelayan

membuka warung lesehan.

Mitra ketiga Ni Kadek Putus Asrini merupakan perempuan pesisir yang memiliki area usaha

seluas 4 x 6 meter di kawasan Desa Tianyar Timur dengan usaha penjualan bahan kelontong

dan alat rumah tangga yang penghasilannya kurang produktif. Ibu Ni Kadek PutusAsrini

Page 11: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

11

memiliki keinginan besar untuk mengubah usaha yang dimilikinya untuk usaha kuliner yang

lebih menjanjikan.

Kendala lain adalah modal yang minim dan kesulitan yang dialami wanita nelayan dalam

mengurus pinjaman karena masih awamnya pengetahuan dan pemahaman mereka dalam hal

mengurus surat ijin usaha perdagangan (SIUP) untuk mendirikan usaha dagang yang

menggunakan ijin. Jadi, pemerintah desa juga mengalami kendala mengidentifikasi tingkat

kepentingan warganya dalam pengembangan usaha kreatif. Jenis ikan yang umumnya

potensial dijadikan olahan kuliner oleh wanita nelayan desa Tianyar Timur adalah ikan

Cakalan (Tuna). Selain itu, pemanfaatan limbah tulang ikan yang belum banyak diketahui

oleh masyarakat, padahal memiliki kandungan kalsium tinggi. Keterampilan membuat tepung

ikan dari tulang ikan tuna akan dengan kemasan berlabel sebagai produksi kelompok wanita

nelayan Desa Tianyar Timur juga direncanakan bisa seiring dilatihkan dalam kegiatan diklat

pada usulan program P2M.

Mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini yaitu wanita nelayan di

Desa Tianyar Timur, yang diantaranya menggeluti pekerjaan: pertama sebagai penyadang

ikan sekaligus pedagang ikan; kedua, wanita nelayan yang mengelola kuliner; ketiga, wanita

nelayan yang bersedia menggunakan tempatnya sebagai wadah pemberdayaan program diklat

P2M dengan maksud dikembangkan sebagai warung lesehan Keberadaan wanita nelayan

sangat menunjang keberhasilan pemasaran hasil panen ikan di Desa Tianyar Timur.

1.2 Permasalahan Mitra

Permasalahan utama yang dihadapi oleh wanita nelayan, diantaranya:

(1) hasil tangkapan ikan yang relatif tinggi membuat wanita nelayan kewalahan

memasarkan untuk jenis ikan mentah pada musim panen tiba,

(2) Inisiatif sistem pemasaran kilat dengan mendatangkan pengepul/pemborong

cenderung memojokkan nelayan dari segi harga,

(3) Memiliki keterampilan mengolah aneka jenis kuliner tapi masih terkendala

permodalan, sistem pemasaran, ijin resmi dan sistem kemasan,

(4) Belum tersedianya wadah yang dapat mengkoordinir wanita nelayan untuk mencoba

usaha kuliner secara kolektif,

(5) Belum efektifnya wanita nelayan Tianyar Timur dalam praktek pengembangan olahan

kuliner laut,dan

Page 12: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

12

(6) Kerinduan wanita nelayan akan pelatihan kewirausahaan dari kegiatan diklat P2M

termasuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan wawasan biologi laut dan

perikanan.

Identifikasi permasalahan yang dihadapi mitra, antara lain:

1. Hasil tangkapan ikan yang relatif tinggi belum mampu dikelola oleh wanita nelayan

dengan sistem pengembangan manajemen pasar secara produktif.

2. Minimnya modal usaha untuk operasionalisasi kegiatan produksi.

3. Lemahnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran wanita nelayan dalam mengurus

surat ijin usaha perdagangan (SIUP).

4. Belum diperolehnya sosialisasi tentang tata kelola pasar yang produktif di setiap los

penjual ikan. Los yang ada di tengah pasar khusus untuk pedagang ikan belum

dikelola dengan baik masih kelihatan sembraut (tidak teratur). Los untuk pemasaran

ikan mentah maupun yang sudah dipindang maupun diasapi sifatnya tidak permanen

dan cenderung dinilai tidak produktif karena tidak tetap dalam satu area pasar yang

seringkali berpindah-pindah sehingga langganan atau konsumen terkadang merasa

kesulitan berbelanja karena terkadang harus mengelilingi pasar untuk menemukan los

ikan yang dicari.

5. Masyarakat hanya menggunakan cara pemasaran dengan sistem tradisional dengan

menjajakan di pasar tradisional dengan fasilitas atau sarana seperti bak, ember plastik,

nampan dan keranjang kecil seperti besek khusus untuk ikan.

6. Mayoritas hasil tangkapan dijual dalam bentuk ikan mentah.

7. Masih adanya monopoli dari pihak pengepul/saudagar ikan yang cenderung mematok

harga sendiri.

8. Belum dimanfaatkanya limbah industri rumah tangga hasil produksi kuliner olahan

ikan secara produktif seperti limbah tulang ikan cakalan (tuna).

9. Masih minimnya wanita nelayan mengadakan kegiatan pelatihan dan praktek kuliner

menyebabkan belum terwadahinya keterampilan wanita nelayan di Desa Tianyar

Timur dan kerinduan wanita nelayan akan terselenggaranya kegiatan pelatihan

kewirausahaan

10. Untuk produk industri rumah tangga yang sifatnya awet seperti kerupuk, Gerang,

abon hanya dikonsumsi oleh keluarga dan dipasarkan di masyarakat sekitar belum

mampu dipasarkan secara resmi.

Page 13: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

13

1.3 Justifikasi Program

Adapun kesepakatan tim pengusul dengan mitra dalam menentukan permasalahan

yang harus diselesaikan selama pelaksanaan program P2M adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi antara tim pengusul dengan aparatur pemerintah Desa Tianyar Timur

untuk dapat diselenggarakan sosialisasi dan pendampingan secara langsung kepada

kelompok wanita nelayan. Agenda kegiatan dirancang dengan memberikan

penyuluhan pada kelompok wanita nelayan tentang pengelolaan biologi laut dan

perikanan, pemanfaatan hasil tangkapan pasca panen dan pelatihan pengembangan

industri rumah tangga (home industry) dengan bahan dasar ikan laut.

2. Koordinasi dengan pihak desa terkait dapat memfasilitasi wanita nelayan dari segi

pinjaman melalui Koperasi Unit Desa (KUD), Lembaga Perkreditan Desa (LPD),

kerjasama dengan pihak Bank Rakyat Indonesia maupun jenis bank lainnya, yang

menjadikan SIUP sebagai prasyarat untuk dapat mengajukan dana pinjaman modal

usaha.

3. Mengkoordinasi kelompok wanita nelayan untuk tertib administrasi dengan cara

memberikan sosialisasi pengurusan dan pendaftaran jenis usaha sehingga pihak

Pemerintah Desa Tianyar Timur dapat memberikan ijin resmi dalam operasionalisasi

kegiatan usaha warganya.

4. Manajemen pengelolaan fasilitas los diarahkan berdasarkan pengembangan prinsip

tata kelola penataan ruang wilayah pasar, tim pengusul menjalin kerjasama dengan

melibatkan pihak koordinator Pasar Pasar Pohon Beringin, untuk mengkoordinir para

pedagang ikan dalam pemanfaatan fasilitas secara koordinatif sehingga manajemen

pasar yang teratur termasuk pengembangan budaya tertib jasa pelayanan konsumen

dapat diwujudkan.

5. Menyediakan wadah pemasaran produksi yang sifatnya koordinatif melibatkan

kelompok wanita nelayan termasuk menginventarisasi jenis sarana dan prasarana

pendukung yang akan diperlukan dalam pemasaran ikan.

6. Target sasaran marketing programme, pemasarannya dapat dikategorikan dalam 2

jenis, yaitu berupa bahan baku tangkapan dan olahan kuliner.

7. Pelatihan pendataan dan penentuan harga menurut kualitas barang dengan manajemen

pembukuan yang terprogram. Outputnya dapat berupa standarisasi penetapan harga

berdasarkan kesepakan kolektif. Dinilai efektif untuk mengantisipasi permasalahan

intervensi harga dari pihak pengepul/saudagar ikan.

Page 14: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

14

8. Pendampingan uji dalam kegiatan praktek membuat tepung dengan bahan dari tulang

ikan cakalan (tuna).

9. Tim pengusul melalui lembaga Perguruan Tinggi Undiksha mengusulkan program

P2M dengan berkoordinasi dengan Wanita Nelayan di desa setempat untuk

memberdayakan kelompok wanita nelayan di Desa Tianyar Timur dalam

mengembangkan produksi dan manajemen berwirausaha kuliner olehan laut.

10. Mengurus label resmi produk industri rumah tangga dengan standar B.POM agar

layak dipasarkan.

Berdasarkan analisis kebutuhan dan perumusan masalah prioritas yang dilakukan pada

kelompok wanita nelayan di Desa Tianyar Timur, dan menurut hasil diskusi dengan para

wanita nelayan yang ada di Desa Tianyar Timur, program ini adalah berkaitan dengan

Permodalan dan Home Industry (industri rumah tangga) yang terdiri dari; pemasaran

marketing programme ikan mentah, pengurusan ijin, tata kelola usaha kuliner lesehan dan

pemanfaatan komoditi hasil tangkapan ikan. Mengingat permodalan merupakan

permasalahan esensial karena aspek penting untuk menunjang operasionalisasi kegiatan

produksi adalah ketersediaan modal yang diperoleh baik dari tabungan maupun pinajaman.

Home industry merupakan permasalahan esensial yang akan disasar dari aktivitas

pengelolaan modal dalam pengembangan kegiatan usaha oleh kelompok nelayan yang

orientasi sasarannya adalah industri kuliner dengan pemberdayaan potensi laut sebagai bahan

dasar produksi. Prospek indutri rumah tangga dinilai dapat memberdayakan wanita nelayan

dalam perannya untuk menunjang perekonomian keluarga. Keberadaan warung lesehan dan

ijin resmi sebagai substansi rumah industri adalah tujuannya untuk menumbuhkan semangat

kewirausahaan yang sifatnya kolektif dari kelompok wanita nelayan secara produktif dan

swadaya dengan program rintisan. Jadi, permasalahan prinsip yang perlu dicarikan solusinya

adalah “hasil tangkapan ikan yang relatif tinggi untuk jenis ikan cakalan (tuna) belum mampu

terfasilitasi oleh sarana permodalan yang cukup yang dapat menunjang pengembangan

produktifitas produksi industri rumah tangga dari wanita nelayan yang berupa hasil

tangkapan mentah maupun olehan kuliner yang pemasarannya bisa dilakukan secara

terorganisir oleh kelompok wanita nelayan yang sifatnya kolektif., diantaranya dapat berupa:

1).Mendukung kehidupan masyarakat pedesaan khususnya kawasan pesisir Desa Tianyar

Timur dengan meningkatkan kesempatan kerja, menyediakan penghidupan yang layak dan

mantap bagi wanita nelayan, termasuk kelompok nelayan. 2).Meningkatkan produksi dan

menjamin keamanan pangan dengan bahan dasar ikan laut di wilayah Desa Tianyar Timur.

3).Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas nutrisi tinggi dan 4).Melestarikan dan

Page 15: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

15

meningkatkan kualitas hidup di kawasan pesisir dan pedesaan Desa Tianyar Timur serta

melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati laut.

Gambar 01: Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Tata Boga untuk wanita nelayan Tianyar

Sumber: Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur Tahun 2014.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

16

BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1 Target

Pendekatan program P2M ini dilaksanakan dengan mengunakan metode ceramah melalui

pemberian diklat dengan teknik sosialisasi dan pelatihan bagi wanita nelayan. Kegiatan diklat

dilaksanakan dengan pendampingan oleh Tim Pengusul. Target dari kegiatan diklat dengan

pendampingan oleh tim pengusul program P2M terhadap mitra adalah agar terjadinya

peningkatan pengetahuan dan keterampilan wanita nelayan dalam mengelola dan

mengembangkan indutri rumah tangga dengan bahan dasar komoditi pesisir yang ramah

lingkungan dan memiliki nilai finansial secara ekonomis menunjang kesejahteraan wanita

nelayan di desa Tianyar Timur.

2.2 Luaran

Berdasarkan pada target di atas, maka luaran dari diklat ini adalah untuk menambah

wawasan pengetahuan dan pemahaman wanita nelayan tentang biologi laut dan perikanan,

pengolahan limbah industri tulang ikan, sosialisasi dan pelatihan pengurusan surat ijin usaha

perdagangan (SIUP) dan pendaftaran jenis produk label kemasan berstandar B.POM, serta

menyusun marketing programme berupa pemasaran ikan yang tidak hanya terbatas pada

pemasaran dalam bentuk ikan mentah, tetapi juga direncanakan pada musim panen tiba ikan

dengan jumlah yang relatif tinggi dapat menunjang industri rumah tangga wanita nelayan

berupa hasil produksi, seperti Gerang, abon, kerupuk dengan harapan setelah kegiatan diklat

berakhir dapat memfasilitasi wanita nelayan memproduksi jenis produk yang disebutkan tadi

dengan penyertaan label resmi.

Diklat praktek ini juga diharapkan memberikan penguasaan keterampilan bagi wanita nelayan

dalam membuat tepung dari tulang ikan cakalan (tuna) yang lagi diusulkan untuk dapat

dilatihkan dalam kegiatan diklat P2M. Produksi dalam bentuk lain dapat berupa bahan

olahan kuliner hasil laut yang menjadikan Desa Tianyar Timur ikon daerah pesisir yang

berkeinginan berkembang secara berdaya produktif dengan melibatkan swadaya dan

swakarya masyarakat pesisir melalui pengembangan usaha kecil warung lesehan yang

dikelola oleh wanita nelayan. Harapan setelah usulan program P2M ditindaklanjuti dapat

memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan bagi wanita nelayan secara mayoritas.

Selain luaran berupa produk, hasil diklat, pendampingan dan pelatihan ini juga berupa

artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional yang ber ISSN. Tujuan publikasi

ilmiah ini adalah untuk mempertanggungjawabkan hasil kegiatan P2M secara signifikan

kepada mitra yang disasar yaitu kelompok wanita nelayan dalam optimalisasi pemberdayaan

Page 17: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

17

sebagai masyarakat ilmiah yang nantinya secara berkelanjutan dapat dijadikan acuan untuk

pengembangan swadaya dan swakarsa potensial oleh kelompok wanita nelayan yang

menghadapi permasalahan sejenis dalam pemberdayaan.

Gambar 02: Diklat Pengelolaan Pesisir dan Pelatihan serta Pendampingan Pengurusan SIUP

UBK Lesehan Sari Segara Toya Anyar.

Sumber: Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur Tahun 2014.

Page 18: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

18

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Identifikasi masalah menggunakan model eko-efesiensi (eco-development)

Konsep eko-efesiensi yang oleh Soemarwoto (2001) diartikan sebagai perpaduan sinergis

antara komponen ekologi dan ekonomi. Eko-efesiensi bertujuan memperoleh efesiensi dari

aspek ekonomi maupun ekologi yang menyangkut keberlanjutan lingkungan hidup sebagai

penopang kehidupan manusia. Dengan begitu pembangunan kawasan pesisir akan menuju

arah eco-development, yang oleh Dasman (1984) dimaknai sebagai pembangunan yang

berwawasan ekologis, diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan sasaran, meningkatkan

proses kemandirian dan pemberdayaan sasaran namun tidak meninggalkan hubungan yang

simbiosis dengan lingkungan hidup serta jaminan keberlanjutan pada masa mendatang.

Berpedoman dari konsepeko-efesiensi (eco-development), maka tahapan kegiatan dalam

model ini adalah melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok

wanita nelayan, perumusan program, dan pendanaan yang tersedia bagi kelompok wanita

nelayan. Penerapan pendekatan ini berorientasi pada pembangunan ekonomi kerakyatan di

kalangan kelompok wanita nelayan, adapun realisasi dari model pendekatan yang diterapkan

dalam penyelenggaraan kegiatan P2M ini, kriteria yang dapat dipenuhi diantaranya yaitu:

a) Kelestarian Hasil

1) Potensi manfaat hasil laut berupa komoditi ikan diketahui dan dikelola dengan baik

melalui kesepakatan bersama dan ketentuan kelompok yang tergabung dalam

kelompok wanita nelayan yang keabsahannya berlaku antar generasi.

2) Jaminan keberlanjutan usaha pelaksanaan programIbM Kelompok Wanita Nelayan,

penindak lanjutannya diupayakan dan diatur melalui kesepakatan bersama dan

ketentuan kelompok untuk dapat dibentuk sistem kewirausahaan dengan wadah

Warung Lesehan yang bergerak di bidang hasil olahan aneka ragam hasil tangkapan

ikan dan pengelolaannya dari kelompok wanita nelayan di Desa Tianyar Timur.

3) Kontrol penggerakan usaha dan pemanenan hasil tangkapan ikan yang akan diolah

dan diproduksi menjadi produk dalam bentuk siap saji maupun kemasan pengurusan

ijin usaha dan koordinasinya diupayakan dan diatur melalui kesepakatan bersama

dan ketentuan kelompok kerjasama dengan Pemerintah Desa Tianyar Timur untuk

pengurusan SIUP, dan Dinas Kesehatan untuk pengurusan standar dari B.POM.

b) Peningkatan Kesejahteraan

1) Keberadaan hasil tangkapan ikan mampu menopang kehidupan anggota kelompok

secara terus menerus yang berlangsung antar generasi.

Page 19: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

19

2) Dengan usulan program P2M, apabila disetujui pelaksanaannya diharapkan

penyerapan tenaga kerja lebih meluas dan diorganisir sesuai kesepakatan dan

ketentuan bersama.

3) Kelompok Nelayan yang di dalamnya tergabung kumpulan wanita nelayan

mengorganisir anggotanya untuk bekerjasama sesuai dengan kesepakatan dan

ketentuan bersama untuk membangun program wirausaha mandiri dari kalangan

perempuan pesisir.

4) Terdapat pembagian tugas yang jelas dalam kelompok yang diatur dan disepakati

melalui ketentuan bersama.

3.2 Pelaksanaan program dengan model Center for Environment and Society

Model Center for Environment and Society, didefinisikan sebagai suatu usaha

berkelanjutan yang merupakan suatu cara memanfaatkan barang-barang alamiah dan jasa

yang tidak merusak lingkungan dan memanfaatkan pengetahuan serta keterampilan para

wanita nelayan yang pada akhirnya meningkatkan kemandirian dan kemampuan mereka.

Model ini juga dapat diterapkan yaitu dengan memanfaatkan penggunaan secara produktif

“social capital” atau modal sosial yaitu kemampuan orang untuk bekerjasama dalam

memecahkan permasalahan-permasalahan nelayan dalam pengelolaan hasil tangkapan.

Unsur social capitalyang dapat dijadikan faktor pendukung pelaksanaan program

kegiatan pemberdayan kelompok wanita nelayan salah diantaranya meliputi; 1).pelestarian

Nilai dan Kegotongroyongan. Adapun sub komponennya dalah sebagai berikut; a).Kegiatan

gotong royong sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang berlaku di kawasan pesisir

Desa Tianyar Timur terutama yang melibatkan pemberdayaan kaum wanita

nelayan.b).Pelanggaran atas nilai yang dianut akan menimbulkan sanksi yang bersifat

mengikat sesuai dengan kesepakatan dan ketentuan bersama yang berlaku antar

generasi.2).Kelembagaan/institusi, meliputi;a).Filosofi kelembagaan terbatas pada laut

sebagai bank kelompok atau unit sosial dengan ketentuan pengelolaan yang disepakati

bersama hasil-hasilnya.b).Manajemen kelompok berperan dalam pemeliharaan dan

pemanenan sesuai dengan kesepakatan bersama yang belaku dalam kelompok wanita nelayan

tersebut.Kelembagaan yang lebih berperan adalah unit sosial masyarakat dengan ketentuan

dan kesepakatan bersama yang disetujui bersama. c).Unit sosial yang dimaksudkan dalam hal

ini adalah kelompok wanita nelayan Desa Tianyar Timur yang bergerak dalam bidang

kewirausahaan dengan memanfaatkan hasil komoditi laut sebagai bahan produksi.

Page 20: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

20

3.3 Pelaksanaan program dengan model enthrepreneurship capasity building (ECB)

Model enthrepreneurship capasity building(ECB) terkait erat dengan kemampuan

berwirausaha dari kelompok wanita nelayan, dengan model ini diharapkan: (1) memberikan

wawasan, sikap, dan keterampilan usaha, (2) memberikan peluang, (3) memfasilitasi, dan (4)

memonitor dan mengevaluasi (Kurana, 2008). Langkah penerapan model ini secara riil di

lapangan oleh tim pengusul P2M terhadap mitra kelompok wanita nelayan, diantaranya akan

diterapkan sebagai berikut:

1. Pelatihan dan pembinaan di bidang industri keterampilan rumah tangga oleh Ibu-Ibu PKK

Desa Tianyar Timur dibantu oleh staf dosen yang tergabung dalam tim pengusul program

Untuk menunjang program IbM Kelompok Wanita Nelayan Desa Tianyar Timur di

bidang kuliner dengan program kewirausahaan pengembangan produk kuliner baik yang

siap saji maupun kemasan, tentunya wanita nelayan Desa Tianyar Timur harus memiliki

keterampilan mengolah komoditi ikan laut sebagai industri rumah tangga yang memiliki

prospek ekonomis untuk dipasarkan. Umumnya wanita nelayan yang tergabung dalam

kelompok sudah memiliki keterampilan seperti membuat Pesan Be Pasih, Marus Be

Pasing, Gerang, ikan pindang, asap, abon, kerupuk dan Bakwan Be Pasih yang merupakan

jenis makanan yang siap saji. Ada keterampilan mengolah tepung dari tulang ikan tuna

yang akan dibekalkan dalam pelatihan nanti karena tepung tulang ikan ini kalau dilihat

dari kualitas kebertahanannya bisa lebih lama yang diawetkan dan mengandung protein

tinggi. Produk tepung ikan ini juga melihat prospek pasaran di daerah lain cukup

memberikan peluang untuk dapat berkembang. Hanya saja walaupun mencontoh produk

tepung ikan tuna yang telah berhasil dikembangkan oleh mahasiswi UGM di pasaran, akan

tetapi nanti melalui program ini juga akan diurus mengenai surat ijin usaha perdangan

(SIUP), dan standarisasi dari BPOM untuk kemasannya dan batas waktu pengkonsumsian

dari standarisasi hygiene and sanitation.

2. Pembangunan sebuah Warung Lesehan lengkap dengan surat ijin usaha perdagangan

(SIUP) dari Pemerintah Desa Tianyar Timur untuk operasionalisasi kegiatan

kewirausahaan yang akan dikembangkan oleh kelompok wanita nelayan Desa Tianyar

Timur. Warung Lesehan ini nantinya diharapkan merupakan wadah dari kelompok wanita

nelayan dalam mengembangkan kreatifitas kuliner yang dilatihkan. Di samping itu,

lesehan sebagai tempat penjualan kuliner laut khas Desa Tianyar Timur, keberadaan

lesehan dapat pula merangkap sebagai stan untuk memasarkan produk kemasan seperti

abon, asinan ikan, tepung tcara pembuatannya telah dilatihkan melalui program praktek

oleh Ibu-Ibu PKK dengan koordinasi dari Dosen Tata Boga Jurusan PKK.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

21

3. Model kemasan/sistem packing produk yang diberikan oleh BPOM harus melakukan uji

kelayakan standarisasi mutu pangan yang akan dipasarkan dari hasil produk kelompok

wanita nelayan Desa Tianyar Timur. Pihak terkait yang akan dilibatkan untuk koordinasi

kegiatan ini adalah Puskesmas setempat, yang selanjutnya apabila program dapat

ditindaklanjuti pengurusan kemasan produk nantinya dapat dikoordinasikan lebih lanjut ke

pihak terkait yang berada di tataran wilayah kabupaten/kota Karangasem.

4. Jenis produk yang dipasarkan meliputi, Sate Pasih, Pesan, Marus, Gerang, Bakwan Be

Pasih, abon, ikan pindang, kerupuk dan produk unggulan yang diharapkan dapat

dipasarkan ke luar daerah sebagai produksi unggulan adalah tepung tulang ikan dengan

label khusus dari BPOM Bali dan sekaligus menunjuk identitas Desa Tianyar Timur

sebagai ikon desa bahari dengan pemberdayaan perempuan pesisir yang tergabung dalam

kelompok wanita nelayan terorganisir.

5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) perempuan pesisir Desa Tianyar Timur

Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Staf dosen Undiksha yang

berlatar belakang kehlian bidang Budidaya Kelautan dan Perikanan merancang beberapa

program antara lain penyuluhan secara kontinu dan intensif terhadap seluruh kelompok

wanita nelayan yang dijadikan mitra, program pendidikan latihan teknis pembangunan

budi daya kelautan; studi banding dan evaluasi/pembinaan terhadap usaha perempuan

pesisir; studi banding dan evaluasi/pembinaan terhadap perempuan pesisir melalui lomba

praktek kuliner di tingkat Kecamatan Kubu. Di samping itu, juga dirancang melalui

pelaksanaan job training dengan Jurusan Budidaya Kelautan Undiksha. Sisi lain dari

kualitas sumber daya manusia yang ditingkatkan pada perempuan pesisir tentang

pembangunan kawasan pesisir adalah kemampuan membuat perencanaan teknis kegiatan

melalui pelaksanaan lokakarya di tingkat Desa, Kecamatan, dan Kabupaten.

Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektifitas serta percepatan peningkatan

kualitas sumber daya manusia khususnya perempuan pesisir, maka dilakukan

pendampingan dan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh lapangan Kelautan dan

Perikanan Kabupaten maupun LSM serta instansi lain yang mempunyai komitmen besar

terhadap pengembangan komoditi laut/pesisir. Khusus untuk penyuluh Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Karangasem dalam rangka pelaksanaan pendampingan maupun

penyuluhan ditetapkan wilayah kerja yang jelas dari masing-masing penyuluh.

Page 22: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

22

Skema 01: transfer Ipteks kepada mitra sebagai berikut:

Tim Ahli PT Undiksha bidang

Tata Boga, Budiaya Kelautan,

Hukum Pelatihan, dan

pendampingan Tata

Boga,

Diklat pengelolaan

kawasan pesisir, dan

pemasaran, serta

pengurusan SIUP

Sasaran peningkatan perekonomian

melalui merintis pembentukan usaha

bersama kelompok (UBK) Wanita

Nelayan Tianyar Timur

- Hasil produk olahan kuliner laut

- berbasis home industry

- Pemanfaatan komoditi hasil ikan

tangkap

- Pengurusan SIUP

Tahap I

Persiapan (administrasi,

koordinasi, materi

pelatihan,narasumber,

dan jadwal kegiatan

program)

Analisis Kondisi

Umum Mitra

Tahap III

Evaluasi Program

(efleksi dengan praktek,

uji coba dan penilaian

produk)

Tahap II

Pelaksanaan

(pelatihan, dan

pendampingan,

diskusi)

Kelompok Wanita Nelayan

Tianyar Timur, Kecamatan

Kubu, Kabupaten Karangasem

Warung Lesehan Sari Segara Toya

Anyar sebagai wadah usaha bersama

kelompok (UBK) rintisan

Page 23: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

23

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1 Kualifikasi Tim Pelaksana Program P2M

Sedangkan jenis dan jumlah judul pengabdian pada masyarakat (P2M), yang didanai

dari DIPA, Pemda, maupun DP2M DIKTI dalam 1 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Pengabdian Pada Masyarakat 1 tahun terakhir

No Jenis P2M Th.2013 Sumber Dana

Jlh Dosen

1 DIPA 66 198 DIPA,

PEMDA

2 IPTEKS - - DP2M DIKTI

3 VUCER - - DP2M DIKTI

4 KWU - - DP2M DIKTI

5 Sibermas - - DP2M DIKTI

6 IbM 2 8 DP2M DIKTI

7 IbW 2 10 DP2M DIKTI

4 IbIKK 1 3 DP2M DIKTI

Secara umum kinerja LPM Undiksha sudah sangat memuaskan dan memiliki standar kualitas

yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kinerja LPM Undiksha selama satu tahun terakhir.

Selama satu tahun terakhir LPM Undiksha telah memenangkan berbagai program, baik yang

bersifat lokal maupun nasional dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Adapun

kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun terakhir adalah : (a) mempasilitasi

pengembangan teknologi tepat guna, (b) pengembangan model belajar pemberdayaan

masyarakat, (c) melakukan publikasi ilmiah, dan (d) mengikuti pertemuan ilmiah yang

bersifat lokal dan nasional. Berdasarkan laporan LPM Undiksha tahun 2013 ada lima

kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan, yaitu (1) pengabdian masyarakat

penanggulangan kemiskinan sebanyak 46 judul, (2) pegabdian masyarakat perubahan iklim

dan lingkungan 32 judul, (3) pengabdian masyarakat bidang energi terbarukan 39 judul, (4)

pengabdian masyarakat bidang gizi dan penyakit terapis 5 judul, dan (5) pengabdian

masyarakat di bidang seni sastra untuk mendukung industri keratif 35 judul. Selain itu LPM

Undiksha juga mendapatkan Sibermas, IbM, dan IbIKK.

4.2 Pembagian Tugas Tim Pelaksana Kegiatan

Pelaksanaan program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) ini akan dilaksanakan oleh 3 orang

pelaksana. Untuk menunjang kelancaran rancangan usulan pelaksananaan Program Ipteks

Bagi Masyarakat ini, adapun tim yang tergabung sebagai pengusul adalah dosen tetap di

Page 24: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

24

Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) Singaraja, dengan bidang keahlian sebagai

berikut:

1) Jurusan PPKn, dengan konsentrasi Hukum Kenegaraan, FIS, UNDIKSHA. Efektifitas

rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program iptek bagi masyarakat dapat

berupa sosialiasasi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan sosialisasi pemberdayaan

gender di tengah kehidupan sosial ekonomi perempuan pesisir yang tergabung dalam

rutinitas kelompok nelayan perempuan secara swadaya, swakarsa dan swasembada.

2) Jurusan PKK, sebagai staf ahli atau pakar dan tenaga penyuluh yang berkompeten di

bidang pembinaan keterampilan mengolah bahan makanan dan minuman untuk industri

rumah tangga terutama dalam kegiatan P2M.Turut serta memfasilitasi Wanita Nelayan

Desa Tianyar Timur dalam praktik pelatihan berbagai olahan ikan laut.

3) Jurusan Budidaya Kelautan, dengan konsentrasiBiologi Laut dan Perikanan,

FMIPA,UNDIKSHA. Sosialisasi program yang diagendakan adalah fasilitator kegiatan

sekaligus sebagai narasumber tentang Pasca Panen, Ekologi Kelautan dan Pelestarian

Lingkungan Pesisir bagi wanita nelayan.

Page 25: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

25

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “IbM Kelompok Wanita

Nelayan” dilaksanakanpada bulan Mei-Juni 2014 yang telah dilaksanakan dengan

penggunaan dana 100% program yaitu: pendidikan dan pelatihan perancangan alat penunjang

usaha lesehan, pelatihan tata boga dengan pengolahan hasil tangkapan ikan, Diklat

pengelolaan kawasan, dan pelatihan manajemen produksi dan kewirausahaan. Hal yang

masih berlangsung sampai saat ini adalah pendampingan kelompok dalam pengurusan ijin

usaha perdagangan (SIUP) dengan karakteristik usaha bersama kelompok (UBK).

Pada tahap awal pelaksanaan program dilaksanakan kegiatan berupa

perancanganpembuatan alat penunjang usaha lesehan, persiapan tutor, persiapan alat dan

bahan, dan sosialisasi dan koordinasi dengan peserta. Perancangan disain dan kegiatan diklat

dilaksanakan bersama tim pengusul didasari oleh analisi situasi yang dibuat berdasarkan

permasalahan yang dihadapi oleh kelompok wanita nelayan Tianyar Timur. Perancangan ini

dilaksanakan pada akhir bulan Mei dan pertengahan Juni 2014 yang juga melibatkan peran

serta aktif peserta program pengabdian kepada masyarakat untuk membuat skala prioritas

program yang dilaksanakan. Perencanaan ini berjalan dengan sangat baik berkat peranan

aktif tim pelaksana dan peserta yang menjadi mitra program.

Persiapan tutor dan instruktur dilaksanakan pada awal kegiatan untuk mematangkan

kembali program – program yang akan dilaksanakan kepada mitra, sehingga terjadi sinergi

yang baik dalam kegiatan ini. Persiapan tutor dan instruktur ini meliputi: mencetak materi

pelatihan untuk pelatihan tata boga, diklat pengembangan kawasan, dan pelatihan manajemen

produksi dan kewirausahaan, serta pengurusan SIUP UBK lesehan dengan rancangan label

kelompok Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar. Persiapan yang dilaksanakan

berikutnya berupa persiapan alat dan bahan yang dilaksanakan dengan pembelian: peralatan

pelatihan alat penunjang usaha produksi, bahan kelengkapan los tempat usaha, bahan diklat

pengelolaan kawasan, pelatihan manajemen produksi dan kewirausahaan, dan bahan

pelatihan SIUP yang dijadwalkan pada akhir program.

Dalam rangka penyamaan persepsi dan waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian

kepada masyarakat di kelompok wanita nelayan Tianyar Timur, maka dilaksanakan kegiatan

sosialisasi dan koordinasi dengan peserta.Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan

kesepakatan waktu dalam pelaksanaan program, sangat disyukuri peserta kegiatan sangat

antusias dalam menerima sosialisasi program sehingga tidak ada halangan yang berarti dalam

pelaksanaan kegiatan ini.

Page 26: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

26

5.1. Pendidikan dan Pelatihan Perancangan Alat Usaha

Pada dasarnya pendidikan dan perancangan alat penunjang usaha lesehan dan

penataan los diberikan oleh instruktur tamu yang berprofesi sebagai undagi di Tianyar yakni I

Nyoman Selat kepada kelompok wanita nelayan Tianyar Timur bersifat sharing informasi

dan teknologi karena apa yang sudah dilaksanakan beliau selama ini sudah sangat bagus

tetapi terkadang masih menggunakan peralatan manual. Semangat dan kreatifitas dari Bapak

Nyoman membuahkan banyak ide-ide inovatif baru dalam pelatihan ini, sehingga diharapkan

di masa mendatang usaha kuliner lesehan yang akandikelola beliau oleh kelompok wanita

nelayan Tianyar Timur semakin berkembang.

Pendidikan dan pelatihan produksi peralatan usaha lesehatan yag dilaksanakan pada

saat ini masih menitik beratkan pada produksi bahan untuk menunjang perkakas warung

lesehan yang akan dibuka, dalam artian bahan-bahan kelengkapan peralatan diolah dan

dikerjakan sendiri sebagai bentuk kreatifitas pemberdayaan kelompok. Meskipun dalam

perjalanan program dicoba dilakukan pengolahan bahan peralatan perkakas lesehan ke

depannya diharapkan dapat lebih efesien kalau anggota kelompok dapat diberdayakan dalam

pengerjaannya.

Pendidikan dan pelatihan perancangan alat perkakas usaha lesehan ini dilaksanakan

pada tanggal 26 Mei sampai dengan 7Juni 2014, bertempat di kediaman koordinator

Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur, Banjar Dinas Eka Adnyana, Desa Tianyar,

Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan

melalui metode praktek langsung pengolahan bahan bakuban bekas, bambu, dan sebagainya

sehingga siap menjadi bahan dasar produk kreatif yang selanjutnya digunakan pada usaha

kelompok.

Dalam pelaksanaan diklat ini tidak ditemukan kendala yang berarti karena respon

yang sangat bagus dari kelompok wanita nelayan Tianyar Timur dalam mengikuti

pelaksanaan kegiatan ini.

5.2. Diklat Pengelolaan Kawasan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8Juni 2014, dengan peserta perwakilan 20

orang dari kelompok wanita nelayan Tianyar Timur diberikan oleh Bapak I Gede Yudi

Wisnawa, S.Pd., M.Sc.Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar karena respon yang bagus

dari peserta terhadap materi pengelolaan kawasan kawasan dengan tema “Menjaga ekosistem

laut dan manfaatnya bagi kehidupan manusia” yang diberikan. Hal positif yang lain adalah

Page 27: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

27

ada beberapa anggota dari Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur yang ikut dalam diklat

ini, sehingga diharapkan dengan materi yang di dapatkan ini mampu mengajak wanita

nelayan untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan laut khususnya dalam bidang

pemberdayaan dan potensi potensial bahari secara berkelompok.

5.3. Penataan Los

Kegiatan ini terlaksana tanggal 11 Juni sampai dengan 13 Juni 2014 dengan

pendampingan dari tim pelaksana P2M. Oerientasi kegiatan penataan los yang akan

diberdayakan kepada Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur dengan tujuan untuk

mempermak kondisi los yang tidak layak pakai menjadi lebih tertata, lebih terlihat bersih dan

rapi sehingga layak dijadikan tempat usaha lesehan. Agenda kegiatan berupa pemlesteran

tembok dengan meminta bantuan tukang bangunan dengan dibarengi oleh kelompok wanita

nelayan dalam pengecatan dinding. Kekompakan kerja tim sangat terlihat jelas ketika para

anggota kelompok berbaur mengerjakan bagian tugasnya masing-masing.

5.4 Pelatihan Tata Boga

Kegiatan pelatihan tata boga dilaksanakan pada tanggal 14-15 Juni 2014 bertempat di

sekretariat kelompok wanita nelayan Tianyar Timur yang diikuti oleh anggota

kelompokdengan pemateri Ibu Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd. .Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran anggota kelompok tentang pentingnya melakukan pengolahan

potensi laut terutama hasil tangkapan ikan untuk bisa dihasilkan berbagai olahan kuliner

dengan cita rasa khas Tianyar yang merupakan produk unggulan bahari seperti pepes, sate

lilit, bakso, kerupuk, abon ikan, dan sebagainya. Pelaksanaan pelatihan berjalan dengan

lancar dan baik terlihat dari besarnya perhatian dari anggota kelompok dalam menyimak serta

memperhatikan materi-materi yang disampaikan sekaligus praktek langsung meracik dan

mengolah adonan.

5.5 Pelatihan Manajemen Produksi dan Kewirausahaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19-20 Juni oleh instruktur tamu dari Jurusan D3

Akuntansi, yaitu Ibu I Gusti Ayu Purnamawati, SE., M.Si., Ak. Yang melakukan

pendampingan tentang manajemen usaha dengan pengelolaan usaha kreatif mandiri secara

berkelompok oleh wanita nelayan Tianyar Timur sekaligus membuka peluang baru berupa

usaha lesehan yang merupakan bentuk UBK rintisan dengan pengolahan hasil tangkapan

ikan. Respon wanita nelayan sangat positif sekali mengingat selain materi penekanan pada

Page 28: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

28

usaha produksi potensial bahari Tianyar Timur yang digalakkan juga terdapat pendampingan

manajemen pembukuan sederhana untuk menunjang administrasi kelompok.

5.6 Rancangan Pengurusan SIUP UBK “Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar”

Sesuai hasil kesepakatan dengan anggota kelompok pendampingan selanjutnya yang

akan dilaksanakan oleh instruktur pendamping Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd.,M.Hum. adalah

pengurusan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) yang dalam hal ini akan digunakan nama

kelompok yang sudah disepakati sebelumnya yaitu Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar,

supaya dapat berkekuatan hukum akan diurus pendaftarannya secara administratif setelah

usaha lesehan berjalan dan sekaligus menjadi identitas bagi kelompok. Hal ini dilakukan

untuk melindungi produk-produk kreatif yang akan dihasilkan oleh kelompok dikemudian

hari.

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “IbM Kelompok Wanita Nelayan

Tianyar Timur” dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dimulai dari 19 Mei sampai dengan 07

Nopember 2014 yang telah dilaksanakan 100% program yaitu: pelatihan produksi olahan

kuliner laut berbahan baku hasil tangkapan ikan masyarakat pesisir desa Tianyar Timur,

diklat pengelolaan kawasan pesisir, pengurusan ijin usaha perdagangan, pendampingan

kelompok dalam hal pengelolaan kawasan pesisir dan pengurusan ijin usaha

perdagangan.Untuk menyukseskan penyelenggaraan program tidak terlepas dengan prosedur

birokrasi yang dilakukan oleh tim pelaksana dari Universitas Pendidikan Ganesha

(UNDIKSHA).

Alur birokrasi pelaksanaan program dengan mendatangi langsung desa tujuan P2M dan

bersilaturahmi dengan aparatur desa setempat. Adapun hasil koodinasi tim dengan birokrasi

Pemerintahan Desa Tianyar Timur, diantaranya: kesepakatan jadwal kegiatan, tempat

penyelenggaraan, agenda kegiatan, termasuk pedataan peserta pelatihan dari masing-masing

dusun di desa Tianyar Timur dikoordinir oleh Bagian Kesejahteraan Masyarakat desa Tianyar

Timur, yaitu Ibu Ni Luh Witarsih yang pada saat koordinasi mendampingi Bapak Perbekel

Tianyar Timur Bapak I Gede Suadi, SH.

Program yang kami rancang dan usulkan untuk diselenggarakan di desa Tianyar Timur

memperoleh apresiasi yang sangat luar biasa dari Pemerintah Desa setempat beserta

jajarannya.Mengingat baru pertama kali desa Tianyar Timur disasar kegiatan pengabdian

dengan melibatkan warga masyarakat untuk mampu diberdayakan melalui kegiatan

sosialisasi dan pelatihan dari pihak LPM UNDIKSHA.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

29

Dipilihnya sasaran Wanita Nelayan, selain merupakan kelompok masyarakat yang

rutinitasnya identik dengan keterlibatannya dalam proses pengembangan dan pemberdayaan

kaum perempuan desa, juga merupakan masyarakat yang memiliki tingkat produktivitas

mobilisasi yang tinggi dalam penyebar luasan informasi, terutama yang berkaitan dengan

wawasan pengetahuan dan keterampilan yang wanita nelayan peroleh pada saat

penyelenggaraan program P2M. P2M tahap I dilaksanakan pada bulan September tepatnya

Minggu, 15 Juni 2014 di rumah koordinator wanita nelayan desa Tianyar Timur yang akan

dimanfaatkan losnya untuk pendirian warung lesehan, dengan mendatangkan tim pakar dari

Undiksha Singraja dengan kualifikasi akademik, diantaranya Tata Boga, Budidaya Kelautan,

dan Hukum).

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan dilakukan

evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak

lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria

dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat

keberhasilan kegiatan

Setelah diberikan pelatihan oleh tim pelaksana dari Undiksha Singaraja, Wanita Nelayan

Tianyar Timur Kecamatan Kubu dapat memahami dengan jelas materi pelatihan mengenai

tata boga dalam hal mengolahan hasil tangkapan ikan yang semula keterampilan

mengolahnya tidak dikuasai dan sekarang menjadi dikuasai dapat dipraktekannya menjadi

beragam jenis olahan produk hasil karya olahan kuliner yang telah dilakukan pendampingan

dari pihak tim pelaksana IbM Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur. Diklat pengelolaan

kawasan pesisir yang diselenggarakan bertujuan untuk menunjang tingkat pengetahuan dan

wawasan nelayan tentang pemberdayaan kawasan pesisir secara tepat guna. Prosedur dan tata

cara pengurusan ijin juga dilatihkan kepada wanita nelayan Tianyar Timur untuk memberikan

bekal tentang pengurusan ijin usaha baik yang sifatnya individu maupun kelompok.

Pengurusan ijin penting karena nantinya Wanita Nelayan Tianyar Timur dapat menggunakan

SIUP yang dimiliki sebagai agunan simpan pinjam di LPD maupun BRI terdekat di tingkat

Kecamatan.

Keunggulan yang dapat dilihat dali pelaksanaan program, bahwa berdasarkan hasil

evaluasi tidak lanjut juga terekam, beberapa manfaat praktis yang diperoleh oleh Wanita

Nelayan Tianyar Timur Kecamatan Kubu melalui Pelatihan Tata Boga, Pengelolaan Kawasan

Pesisir, Prosedur dan Tata Cara Pengurusan Ijin Usaha, yaitu: (1) mereka mendapatkan

informasi yang jelas dan utuh mengenai hakekat pemberdayaan masyarakat dari segi

pengetahuan dan keterampilan, bermakna untuk penciptaan lapangan pekerjaan baru yang

Page 30: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

30

sifatnya inovatif dari pengembangan warung lesehan laut; (2) Wanita Nelayan Tianyar

Timur yang menjadi peserta pelatihan memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah

pengembangan iklim usaha dengan memanfaatkan komoditas hasil tangkapan ikan secara

swadaya; (3) peserta pelatihan juga mendapatkan gambaran yang jelas dan utuh tentang

manfaat hasil tangkapan ikan apabila dikelola dengan baik akan mendatangkan nilai finansial

apabila telah diolah menjadi aneka olahan kuliner laut sebagai menu handalan lesehan Sari

Segara Toya Anyar.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan dilakukan

evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak

lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria

dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat

keberhasilan kegiatan dapat diuraikan pada tabel 5.6berikut :

No Jenis Data Sumber

Data

Indikator Kriteria

Keberhasilan

Instrumen

1. Pengetahuan

tentang

pengolahan

bahan baku hasil

tangkapan ikan

menjadi produk

olahan kuliner

lesehan, diklat

pengelolaan

kawasan pesisir,

dan pelatihan

pengurusan ijin

usaha

perdagangan

Wanita

Nelayan

Tianyar

Timur

Pengetahuan

Wanita

Nelayan

Tianyar

Timur

Terjadi

perubahan yang

positif terhadap

pengetahuan

pengolahan

bahan baku hasil

tangkapan ikan

menjadi produk

olahan kuliner

lesehan, diklat

pengelolaan

kawasan pesisir,

dan pelatihan

pengurusan ijin

usaha

perdagangan

-Praktek

pengolahan

produk

pengolahan

bahan baku

hasil

tangkapan ikan

menjadi

produk olahan

kuliner

lesehan, diklat

pengelolaan

kawasan

pesisir, dan

pelatihan

pengurusan

ijin usaha

perdagangan

2. Pengetahuan

tentang

keterampilan

tata boga,

pengelolaan

kawasan pesisir,

dan pengurusan

ijin usaha

Wanita

Nelayan

Tianyar

Timur

Pengetahuan

Wanita

Nelayan

Tianyar

Timur

Terjadinya

perubahan yang

positif

pengetahuan

Wanita Nelayan

Tianyar Timur

tentang tata

boga,

pengelolaan

kawasan pesisir,

dan pengurusan

Pelatihan dan

praktek

langsung

Page 31: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

31

ijin usaha

Tabel 01. Indikator Keberhasilan Program IbM Wanita Nelayan Tianyar TimurTahun 2014.

Keseluruhan proses transfer iptek ini dilaksanakan dengan pola pelatihan dan pendampingan

terhadap Wanita Nelayan Tianyar Timur yang meliputi: Tata Boga, Pengelolaan Kawasan

Pesisir, Prosedur dan Tata Cara Pengurusan Ijin Usaha. Pelatihan dengan pendampingan

terhadap proses produksi, pengelolaan kawasan pesisir, tata cara pengurusan ijin usaha,

sehingga diharapkan kegiatan P2M yang diselenggarakan dapat menyasar penguasaan

pengetahuan dan keterampilan Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur secara

berkesinambungan.

Page 32: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

32

BAB VI

KEGIATAN TAHAPAKHIR PROGRAM

Kegiatan tahap akhir program yang akan dilaksanakan dalam program pengabdian

kepada masyarakat “IbM KelompokWanita Nelayan Tianyar Timur” pada kelompok ini

adapunkegiatan pendampingan dan evaluasi yang meliputi:

1. Pendampingan pendidikan dan pelatihan Perancangan alat usaha untuk melengkapi

perkakas los lesehan yang masih kosong.

2. Diklat pengelolaan kawasan pesisir desa Tianyar dalam hal pengelolaan hasil bahari dan

pemberdayaan masyarakat pesisir yang disinergikan dengan pembangunan berwawasan

lingkungan

3. Penataan los oleh kelompok wanita nelayanuntuk pengkondisian tempat usaha layak

pakai.

4. Pelatihan tata boga,melakukan pengolahan potensi laut terutama hasil tangkapan ikan

untuk bisa dihasilkan berbagai olahan kuliner dengan cita rasa khas Tianyar.

5. Pendampingan manajemen produksi dan kewirausahaan sehingga terdapat tertib

administrasi pembukuan dan keuangan kelompok yang diharapkan mampu menjadikan

kelompok terus berkembang kearah yang lebih baik

6. Pendampingan pengurusan SIUP UBK berupa Identitas Kelompok“Warung Lesehan Sari

Segara Toya Anyar” sampai mendapatkan pengakuan dan ketetapan hukum

7. Evaluasi program untuk melihat seberapa jauh program ini bermanfaat bagi kelompok

wanita nelayan Tianyar Timur

Dengan sisa waktu yang tersedia dari bulan Juli- Nopembertim pelaksana P2M telah

berhasil merampungkan ketujuh hal tersebut dalam pelaksanaan program pengabdian pada

masyarakat yang dilaksanakan pada kelompok wanita nelayan Tianyar Timur.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

33

Ke tujuh hal tersebut sudah dapat dilaksanakan dalam pelaksanaan program pengabdian

pada masyarakat yang dilaksanakan pada Kelompok wanita nelayan Tianyar Timur yang

menyasar aspek pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan.

Kendala pelaksanaan program adalah sulitnya meminid waktu untuk pencapaian kesepakatan

pelaksanaan kegiatan, karena umumnya peserta latihan terbentur dengan rutinitas pekerjaan

harian yang menunjang perekonomian keluarga, maupun pelaksanaan kegiatan ritual adat-

istiadat yang lumayan padat di desa Tianyar Timur dalam kaitannya dengan paruman desa

adat untuk penyelenggaraan ritual keagamaan sebagaimana layaknya masyarakat Hindu Bali

pada umumnya.Jadi, untuk bisa mengkoordinir warga perlu koordinasi intensif dengan pihak

kesra dan segenap jajarannya.

Berkaitan dengan pengkondisian peserta program, walaupun dijumpai kendala masalah

waktu selama tim pelaksana program mampu mengatasinya dengan melakukan koordinasi

secara intensif dengan Perbekel Desa Tianyar Timur , staf Kesra desa Tianyar Timur, dan

segenap jajaran terkait yang pada saat tahap evaluasi kegiatan memfasilitasi tim pelaksana

dari segi tempat yang berupa los warung lesehan untuk dimanfaatkan sebagai tempat uji coba

untuk melakukan praktek evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.

Page 34: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

34

BAB VII

PENUTUP

6.1. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian kepada

masyarakat “IbM KelompokWanita Nelayan Tianyar Timur” di Banjar Dinas Eka Adnyana,

Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, , adalah:

1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat

memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari pelatihan

pembuatan alat penunjang usaha, penataan los, diklat produksi dan kewirausahaan,

pelatihan tata boga, dan rancangan pengurusan SIUP UBK dapat berjalan dengan baik

2. Pelaksanaan program mampu menghasilakan luaran-luaran yang diharapkan oleh

program pengabdian kepada masyarakat ini, kecuali pengurusan SIUP UBK “Warung

Lesehan Sari Segara Toya Anyar” masih harus melalui proses pendaftaran.

6.2. Saran

Bagi pihak terkait, yang dalam hal ini Pemerintah Desa Tianyar Timur, diharapkan dapat

memberikan dukungan kemudahan kebijakan dan berbagi pengalaman dari segi wawasan

pengetahuan yang ditransfer ke wanita nelayan guna menyukseskan rintisan program usaha

industri rumah tangga yang telah digagas secara kolektif tersebut.

Tingginya kreatifitas kelompok wanita nelayan Tianyar Timur dalam mengolah hasil

tangkapan ikan menjadi hasil olahan kuliner bahari kreatif diharapkan mendapatkan perhatian

khusus, sehingga menjadi keberlanjutan program dari kegiatan “IbM Kelompok Wanita

Nelayan Tianyar Timur” yang saat ini masih dirintis pendirian dan keberlanjutan

perkembangannya.

Page 35: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

35

DAFTAR PUSTAKA

Dasman, Raymon. 1980. Prinsip Ekologi Untuk Pembangunan, Terjemahan Idjah

Soemarwoto. Jakarta: Gramedia.

Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: Unesco.

Karama dan Abdurrachman. 1995. Kebijakan Nasional dalam Penanganan Lahan Kritis di

Indonesia. Yogyakarta: BPTP Prosiding Seminar Rekayasa Teknologi

Konservasi.

Kurana. 2008. Sukses Mengembangkan Wirausaha. Jakarta: Grsindo.

Kurniasih Dian. 2006. Pengaruh Daya Dukung Lahan dan Faktor Sosial Ekonomi terhadap

Perilaku Petani dalam Konservasi Lahan Pertanian di Kabupaten Kulon Progo.

Yogyakarta: Program Studi Ekonomi Pertanian, Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian,

UGM.

Muhadjir, N. 1993. Kepemimpinan Adopsi Inovasi untuk Pengembangan Masyarakat.

Yogyakarta: Rake Press.

Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaran Negara Nomor

33, TLN RI Nomor 3817.

Pemerintah Kabupaten Karangasem. Data Statistik Desa Tianyar Tahun 2011. Karangasem:

Tianyar.

Suhardjo. 1988. Peranan Kelembagaan dalam Hubungannya dengan Komersialisasi

Usahatani dan Distribusi Pendapatan Wilayah Kabupaten Banjar Negara Jawa

Tengah. Disertasi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: UGM.

Soemarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit

Djambatan.

Susanto, P.Astrid. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Cipta.

Page 36: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · dengan menjadi tukang cadang ikan ... pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah

36