laporan akhir p2m pengembangan desa binaan universitas

52
1 LAPORAN AKHIR P2M PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA BERBASIS TRI HITA KARANA PENGUATAN CAPACITY BUILDING & PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF POHON ENTAL BERBASIS CREATIVE-BASED TOURISM DI DESA SAMBIRENTENG, TEJAKULA, BULELENG, BALI Oleh Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum (196112081986032001) Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA (195102171979031004) Dr. I Ketut Margi, M.Si (196312312002121044) Drs. I Nyoman Sila, M.Hum (196412311989031003) Luh Putu Sri Ariyani, S.S, M.Hum (197704242003122002) JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

Upload: lynhu

Post on 31-Dec-2016

255 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN AKHIR P2M

PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BERBASIS TRI HITA KARANA

PENGUATAN CAPACITY BUILDING & PENGEMBANGAN EKONOMI

KREATIF POHON ENTAL BERBASIS CREATIVE-BASED TOURISM DI DESA SAMBIRENTENG, TEJAKULA, BULELENG, BALI

Oleh

Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum (196112081986032001) Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA (195102171979031004)

Dr. I Ketut Margi, M.Si (196312312002121044)

Drs. I Nyoman Sila, M.Hum (196412311989031003)

Luh Putu Sri Ariyani, S.S, M.Hum (197704242003122002)

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2015

2

HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul Proposal : Penguatan Capacity Building & Pengembangan Ekonomi Kreatif Pohon Ental

Berbasis Creative-Based Tourism Di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng,

Bali

2. Ketua Tim Pengusul :

a. Nama Ketua : Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum

b. NIP/NIDN : 196112081986032001/ 0008126104

c. Bidang Keahlian : Kajian Budaya d. Jabatan/Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/Pembina/IVB

e. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Sosiologi/Ilmu Sosial (FIS)

f. Alamat Rumah/Telp : Jl. Ki Barak Panji Gg. Palma I/2, Singaraja, Bali (0362) 24789

3. Jumlah Anggota Tim : 4 orang a. Identitas Anggota 1

- Nama Lengkap : Prof.Dr.Nengah Bawa Atmadja, MA

- NIP : 195117021979031004

- Jabatan/Pangkat/Gol. : Guru Besar/Pembina/IVE b. Identitas Anggota 2

- Nama Lengkap : Dr. I Ketut Margi, M.Si

- NIP : 196312312002121044

- Jabatan/Pangkat/Gol. :Lektor/Penata Tk. I/IIIc c. Identitas Anggota 3

- Nama Lengkap : Drs. I Nyoman Sila, M.Hum

- NIP : 196412311989031022

- Jabatan/Pangkat/Gol. : Lektor Kepala/IVa d. Identitas Anggota 4

- Nama Lengkap : Luh Putu Sri Ariyani, S.S, M.Hum

- NIP : 197704242003122002

- Jabatan/Pangkat/Gol. : -

4. Lokasi Kegiatan : Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali

5. Jumlah biaya yang diusulkan : 40.000.000,00 (Empat Puluh Juta Rupiah)

Singaraja, 1 Oktober 2015

Ketua Peneliti,

Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum

NIP. 19611208 198603 2 001

3

ABSTRAK

PENGUATAN CAPACITY BUILDING & PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF POHON ENTAL BERBASIS CREATIVE-BASED TOURISM DI

DESA SAMBIRENTENG, TEJAKULA, BULELENG, BALI

Sendratari, Luh Putu dkk

Desa Sambirenteng, Tejakula, Bali merupakan Desa yang memiliki potensi kepariwisataan yang belum dikembangkan secara optimal. Berpijak dari grand desain

pemerintah agar sektor kepariwisataan yang dimiliki suatu daerah dapat dikembangkan dari wisata rekreatif menuju wisata kreatif (creative based tourism)

diperlukan adanya langkah-langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan desa. Kegiatan ini bertujuan (1) untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Desa

Sambirenteng dalam menjaga ketahanan lembaga adatnya, memperkuat SDM (Sumber Daya Manusia) tentang KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender), Penguatan

Literasi Masyarakat Sekolah dan Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui pengolahan lidi ental dan buah enau sebagai produk unggulan Desa Sambirenteng

yang dikuatkan melalui promosi berbasis IT (pembuatan Web); (2) meningkatkan minat dan kemampuan masyarakat dalam pengembangan ekonomi kreatif berbahan

dasar lidi ental dan buah enau agar dapat meningkatkan penerapan konsep Tri Hita Karana. Solusi pemecahan masalahnya dengan cara menggunakan beberapa model

yaitu model Problem Based Discussion (PBD); Model Pendampingan; Model Entrepreneurship Capasity Building (ECB) dan Model Technology Transfer (TT).

Subyek sasarannya adalah Sekeha Teruna Teruni (STT); guru SMK; pustakawan; pengrajin ingke. Luaran kegiatan berupa Jasa (pemahaman tentang KKG;

pengelolaan perpus; pemahaman kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana; pembuatan web); Metoda (pengolahan lidi ental & buah enau); Produk (alat-alat rumahtangga

dan bunga berbahan ental ) ; Artikel. Pelaksaan program P2M kepada subyek sasaran menghasilkan hal-hal berikut

ini: (1) muncul gagasan dari lembaga adat (Desa Pakraman) dan STT untuk bekerja sama dengan pengelola ke pariwisataan untuk menggiatkan pemasaran produk lokal ;

gagasan pengelolaan sampah agar bermanfaat secara ekonomis. (2) Para guru dan siswa SMKN 1 Tejakula memiliki pemahaman tentang KKG untuk peningkatan

kualitas pembelajaran dan pemahaman tentang tata kelola perpustakaan sekolah berbasis IT. (3) Para pengrajin ingke berhasil memproduksi berbagai barang

kerajinan yang terbuat dari bahan dasar lidi ental dan daun ental. (4) promosi potensi kerajinan berbahan ental yang ada di desa Sambirenteng dilakukan melalui WEB.

Kata Kunci: Capasity Building, Creative-Based Tourism, Ekonomi Kreatif.

4

BAB I

ANALISIS SITUASI

1.1 Profil Potensi Desa

1.1.1 Letak Geografis

Desa Sambirenteng terletak di Kecamatan Tejakuka, Buleleng, Bali. Secara

kewilayahan desa Sambirenteng terdiri atas 4 banjar yaitu Banjar Sambirenteng,

Banjar Benben, Banjar Gretek, dan Banjar Silagading. Di samping itu ada pula

wilayah Tukadsema, Tubuh, dan beberapa wilayah yg lebih kecil yang sering

disebut olah masyarakat setempat seperti: Labuan, Tanah Putih, Jabug, Benben,

Selatbatu, Selonding. Banjar tersebut secara geografis terletak di kawasan pesisir dan

perbukitan hutan negara. Tata letak semacam ini membuat potensi wilayah Desa

Sambirenteng bercorak agraris dan laut. Sumber daya alam yang terdapat di desa ini

merupakan sumber daya yang bersumber dari potensi laut (pantai, ikan, terumbu

karang) maupun potensi darat (pertanian lahan kering dan peternakan). Desa

Sambirenteng sangat mudah dijangkau karena terletak pada jalur pantai Utara

Buleleng bagian Timur. Luas wilayahnya adalah 940 ha yang diperuntukkan untuk

keperluan berikut ini. Tegal / ladang : 545 Ha; Pemukiman : 21 Ha;

Pekarangan : 5 Ha; Kuburan : 2 Ha; Perkantoran : 0,5 Ha; Lapangan olah raga :

0,8 Ha; Bangunan sekolah : 2,16 Ha; hutan : 300 Ha; Lain – lain : 53,54 Ha.

Desa Sambirenteng memiliki batas-batas wilayah berikut ini

Sebelah Utara : Laut Bali

Sebelah Selatan : Kec. Kintamani Kab. Bangli

Sebelah Barat : Desa Sambirenteng

Sebelah Timur : Desa Tembok

5

1.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Sambirenteng berjumlah 5.197 Jiwa yang terdiri atas

perempuan 2.485 jiwa; laki-laki 2.712 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga 1.380 KK.

Jumlah penduduk yang terdapat di desa ini merupakan subyek sasaran yang strategis

untuk diberdayakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Agama yang dianut oleh

penduduk desa adalah agama Hindu (98%); agama Islam 1,3 %; agama lainnya

0,7%. Keanekaragaman agama yang terdapat di desa ini merupakan daya dukung

yang menunjang pembangunan spiritual.

1.1.3 Sumber daya Alam

Sumberdaya alam yang tersedia di desa Sambirenteng adalah sumberdaya

pertanian lahan kering dan sumber laut. Berdasarkan potensi alamnya berbagai

tanaman perkebunan dapat tumbuh di wilayah ini seperti pisang, jagung, ketela

pohon, mangga dan kelapa. Tanaman lahan kering yang cukup menonjol tumbuh di

desa ini adalah pohon ental (Enau). Secara historis pohon ental telah tumbuh lama di

desa ini sehingga masyarakat Desa Sambirenteng dikenal sebagai sebagai produsen

gula ental. Bahkan saat ini telah dikembangkan produksi kerajinan tangan ingke dari

lidi ental. Di samping sumberdaya perkebunan lahan kering, potensi peternakan juga

berkembang di desa ini. Ternak sapi dan ayam merupakan binatang peliharaan yang

paling digemari untuk dipelihara dan dikembangkan sebagai sumber pemasukan

keluarga. Berikut adalah gambar bentangan alam Desa Sambirenteng yang

menampakkan potensi daerah wisata dan pohon kelapa.

Gambar 1.1 Bentangan Alam Desa Sambirenteng dan Potensi Alamnya

6

1.1.4 Sumber daya Kultural

Desa Sambirenteng secara historis merupakan salah satu desa kuno yang

terdapat di kecamatan Tejakula, di samping desa kuno lainnya seperti Desa Sembiran

dan Julah. Berdasarkan kepercayaan masyarakat sejarah desa ini berkaitan erat

dengan keberadaan Desa Bali Kuno yang terletak di Kintamani. Kisahnya adalah

sebagai berikut. Tersebutlah suatu kerajaan yang letaknya di pinggir kaldera Gunung

Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang memiliki wilayah kerajaan

yang sangat luas, sampai batas batu sungu di bagian sebelah utara kerajaan itu.

Kerajaan tersebut bernama BALI – INGKANG, konon rajanya adalah keturunan Sri

Aji Maya Denawa. Kerajaan Bali-Ingkang pernah diserang musuh, dan rajanya

menyingkir ke suatu tempat di daerah hutan yang lebat yang terletak di sebuah

perbukitan yang ada di sebelah utara kerajaan. Di sana raja menginap ( makolem)

untuk beberapa lama. Dan sekarang daerah hutan/perbukitan tersebut disebut Alas

Metahun atau Alas Makolem. Setelah kerajaan dapat direbut kembali, maka raja

kembali untuk menjalankan kekuasaannya.

Pada saat kerajaan Bali-Ingkang akan diserang oleh prajurit Sri Arya Gajah

Para, maka raja mengirim suatu pasukan atau Kanca yang berjumlah dua ratus orang

( Kanca Satak ) yang mempunyai tugas menjaga keamanan yang ada disebelah utara

kerajaan. Pasukan atau Kanca Satak ini membangun sebuah benteng yang berada di

bagian timur laut kerajaan, yang sekarang bernama Desa Tembok. Dan sebagai

pusat komando terletak di suatu hutan yang sangat lebat yang disebut Kayu Samah

dengan menempatkan pasukan sebanyak seratus orang. Pada saat pimpinan

memberikan komando/ perintah kepada anggotanya, Pimpinan mengatakan Sami-

Ranta ( Bahasa Bali Kuno yang berarti Semua Siap). Demikianlah daerah hutan

lebat/ kayu samah tersebut yang merupakan pusat komando yang selalu Sami –

Ranta ( semua siap ), maka lama kelamaan sebutan Sami-Ranta, berubah menjadi

SAMBIRENTENG yaitu nama desa sekarang.

Kisah cerita yang diwariskan secara turum temurun tersebut merupakan

modal kultural yang dapat dihidupkan untuk membangun spirit warga desa dalam

mengembangkan kesejahteraan warga masyarakat. Spirit prajurit yang selalu siaga

7

menjaga desa tidak akan pernah lekang sepanjang jaman sehingga bisa dijadikan alat

inspirasi dalam membangun desa.

Sumberdaya kultural yang berdimensi spiritual di wilayah Desa

Sambirenteng tepatnya di Banjar Geretek, ada sebuah pura yaitu Pura Pegonjongan

yang letaknya di pinggir pantai. Pura ini bisa terlihat jelas dari jalan raya Singaraja -

Amlapura. Pura ini menjadi pusat persembahyangan bagi desa-desa tetangga dan jika

ada piodalan besar, bisa datang dari beberapa desa di Bangli seperti Pinggan,

Siyakin, Sukawana dll. Keberadaan pura yang disungsung oleh warga masyarakat

lintas wilayah merupakan potensi yang sangat strategis dalam membangun integrasi

masyarakat agar luput dari konflik.

Di samping sebagai desa kuno, modal kultural lainnya yang terdapat di desa

Sambirenteng adalah tersedianya sekolah-sekolah dari jenjang TK, SD, SMP dan

SMK. Sekolah tersebut adalah seperti berikut ini.

TK Sila Yukti

Tk Wisudha Laksmi

SD N 1 Sambirenteng

SD N 2 Sambirenteng

SD N 3 Sambirenteng

SD N 4 Sambirenteng

SMP Negeri 2 Tejakula

SMK Kerta Wisata

Para siswa yang sedang mengeyam pendidikan di sekolah-sekolah tersebut memiliki

modal kultural yang sangat strategis untuk dibina dan dikembangkan sehingga

mereka dapat tumbuh sebagai generasi muda yang memiliki kompetensi sesuai

potensi yang tersedia di daerahnya. Desa Sambirenteng yang telah tumbuh menjadi

8

desa wisata memerlukan daya dukung sumberdaya manusia yang peka dan terampil

dalam mengolah dan mengembangkan berbagai potensi yang ada di desanya. Oleh

karenanya penguatan pengetahuan tentang kearifan lokal daerahnya, penguasaan

keterampilan mengolah sumber daya alam agar dijadikan produk unggulan di masa

depan perlu digalakkan agar kelak dalam membangun desanya, mereka memiliki

ketahanan secara ideologis, politis dan ekonomi. Perhatian terdapat para siswa agar

dari sejak dini menyadari potensi yang terdapat di daerahnya sangatlah penting,

karena tantangan hidup di masa yang akan datang tidak hanya memerlukan

kemampuan kognitif yang berskala nasional dan global, namun hal yang tidak kalah

pentingnya adalah mengetahui hal-hal yang berskala lokal.

Berdasarkan sebaran jumlah sekolah yang terdapat di Desa Sambirenteng,

dapatlah diasumsikan bahwa desa ini memiliki arena pengembangan modal kultural

yang memadai untuk dikembangkan lebih lanjut. Dalam hal ini, para siswa yang

kelak menjadi tulang punggung pembangunan desa berpotensi membangun desa

berazaskan kemitrasejajaran antara pria dan wanita, sehingga kompetensi yang

dimiliki kelak belandaskan atas dasar keseteraan dan keadilan gender (KKG).

Intervensi terhadap para guru dan siswa tentang KKG (Kesetaraan dan Keadilan

Gender) sejalan dengan regulasi Program Pengarusutamaan Gender dalam bidang

pendidikan dengan payung besarnya Inpres No.9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Di samping pemahaman

tentang KKG terhadap masyarakat sekolah, dunia pemdidikan yang terdapat di desa

Sambirenteng memiliki potensi kultural berupa budaya baca para siswanya. Budaya

baca pada anak sekolah perlu dipelihara dan dikembangkan karena perluasan

pengetahuan warga masyarakat melalui bacaan sangat diperlukan untuk mendukung

eksistensi Desa Sambirenteng sebagai desa wisata.

Modal kultural lainnya yang dimiliki oleh warga masyarakat desa

Sambirenteng adalah berbagai ritual yang dapat menjadi modal integrasi masyarakat.

Berbagai ritual yang dilaksanakan bersama-sama merupakan bentuk kohesi sosial

yang bisa menjadi dasar perekat masyarakat dalam membangun desanya. Tradisi

mecakcak yang diakhiri dengan makan bersama atau megibung merupakan bentuk

kearifan lokal yang patut ditanamkan pada generasi muda agar mereka bisa

mengetahui dan memahami arti filosofis dan hakekat menjalankan tradisi, sehingga

9

tidak terjadi pemahaman yang gugon tuwon. Berikut adalah gambar aktivitas tradisi

mecakcak yang dilakukan oleh warga masyarakat Sambirenteng.

Gambar 1.2 Aktivitas Warga Masyarakat Saat Tradisi Mecakcak

Berbagai aktivitas ritual yang berpedoman pada konsep yadnya merupakan modal

dalam penerapan ketahanan Tri Hita Karana di Desa Sambirenteng. Mereka yang

menjadi pendukung aktivitas ritual bukan hanya datang dari kalangan tua, namun

para muda mudi juga menjadi tulang punggung atas pelaksanaan ritual. Di desa

Sambirenteng terdapat 2 kelompok Sekeha Teruna Teruni (STT) yaitu STT

Samiranta dan STT Puspa Yohana. Kelompok STT merupakan subyek sasaran yang

sangat strategis untuk dibina pengetahuan dan keterampilannya tentang cara-cara

menjaga ketahanan budaya dan ketahanan ekonomi desanya. Mereka perlu dibekali

dasar filosofis kearifan lokal desanya agar bentukan kultural yang mereka dapat di

tingkat keluarga maupun di tingkat masyarakat dilandasi dengan pemahaman yang

tidak gugon towon.

1.1.5 Produk Unggulan Desa

Sumber daya alam yang telah dikembangkan menjadi industri oleh

masyarakat Desa Sambirenteng yaitu wisata bahari, minyak kelapa, gula ental dan

kerajinan ingke. Berdasarkan atas potensi sumberdaya alam yang tersedia, maka

produk unggulan yang telah ada masih bisa dikembangkan lebih lanjut. Dalam

kegiatan pengabdian masyarakat ini pengembangan produk yang bahannya

bersumber dari pohon ental yaitu rumah adat dari lidi ental dan daun ental. Kedua

produk ini diharapkan bisa menjadi produk unggulan berikutnya selain produk

10

berbahan ental yang telah dikenal selama ini. Olahan lidi ental yang selama ini hanya

dijadikan kerajinan ingke dan daun ental dapat dibuat lebih inovatif sehingga bisa

menjadi sumber pendapatan baru bagi warga masyarakat. Sebagai desa wisata, desa

ini memerlukan pengembangan berupa produk unggulan yang berbasis pada potensi

daerah dan pengetahuan masyarakat. Salah satu produk yang bisa diproduksi adalah

pembuatanberbagai barang kerajinan berbahan lidi dan daun ental. Berbagai barang

kerajinan dapat diperjualbelikan sebagai barang souvenir bagi wisatawan yang

berkunjung ke desa Sambirenteng atau berkunjung ke Buleleng. Saat ini di Buleleng

telah ada toko-toko yang menjual berbagai souvenir khas Bali seperti Kresna,

Sukawati yang siap memasarkan berbagai produk lokal khas Bali. Berbagai produk

yang dapat diunggulkan sebagai produk khas Sambirenteng sehingga bisa menjadi

penopang pengembangan wisata yang berbasis masyarakat lokal.

Potensi sumber daya alam yang tersedia di Desa Sambirenteng perlu

dikembangkan lebih jauh, agar percepatan produksi produk unggulan dapat

terealisasi secepatnya. Produk unggulan daerah yang diperkenalkan kepada

masyarakat akan menjadi stimulus untuk menjadikan daerahnya bukan hanya

menjadi wisata rekreatif, tetapi sekaligus menjadi wisata kreatif. Kreatifitas warga

dalam menjaga dan mengembangkan daerahnya agar menjadi daerah tujuan wisata

yang diminati menjadi tuntutan multlak dewasa ini agar bisa berkompetisi dengan

daerah tujuan wisata yang telah dikenal oleh tamu mancanegara. Keunggulan produk

yang berbasis pada pengetahuan lokal dapat menjadi trademark yang akan dapat

memberi sensasi yang unik dan spesifik bagi konsumennya. Kekhasan produk suatu

daerah akan memberi dampak ikutan berupa keuntungan ganda baik secara finansial

untuk warganya maupun pencitraan dan kebanggaan warga desa atas keunggulan

daerahnya. Berdasarkan atas kajian yang dilakukan oleh Tim dari LPPM Universitas

Udayana (2011) tentang Pengembangan Komuditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan

UMKM di Propinsi, Bali ditemukan hasil pemetaaan yang menunjukkan produk

unggulan yang terdapat di desa Sambirenteng hanya berupa minyak kelapa dan gula

ental. Padahal keberadaan pohon-pohon yang dimiliki secara turum temurun dapat

dikembangkan lebih lanjut sehingga menghasilkan produk yang lebih kreatif. Berikut

gambar produk ingke yang dibuat oleh pengrajin di Desa Sambirenteng yang saat ini

ada 4 kelompok pengrajin ingke.

11

Gambar 1.3

Ingke Berbahan Lidi Ental

1.2 Motivasi Pelaksana

Para pelaksana kegiatan merupakan orang-orang yang memiliki komitmen

yang tinggi dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat. Indikator atas

komitmen tim pelaksana tampak dari program-program pengabdian yang pernah

dilakukan oleh tim secara berkelanjutan maupun melalui aktivitas penelitian yang

hasil-hasilnya telah didesimini kepada masyarakat. Program yang sedang dan telah

dilaksanakan oleh tim berupa aktivitas melalui skim P2M Undiksha, MP3EI, Ibikk,

Stranas, Fundamental maupun Hibah Bersaing. Di samping itu, kewajiban para tim

untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan motivasi yang

senantiasa menjadi daya dorong yang kuat bagi anggota tim pelaksana untuk

senantiasa menjaga dan melaksanakan kegiatan P2M secara berkesinambungan (CV

terlampir).

1.3 Prospek Potensi Desa

Berpijak atas gambaran potensi desa pada sub-sub sebelumnya, dapatlah

diperkirakan bahwa Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali memiliki prospek

untuk dikembangkan sebagai desa wisata yang bukan hanya sebagai desa rekreatif,

tetapi juga desa wisata yang kreatif. Beberapa prospek yang dapat dikembangkkan

adalah berikut ini.

12

1.3.1 Penguatan kelembagaan sekeha teruna teruni dan pengelola wisata

tentang kearifan lokal yang terdapat di Desa Sambirenteng berbasis

Tri Hita Karana.

1.3.2 Penguatan kelembagaan sekolah tentang Kesetaraan dan Keadilan

Gender (KKG) & Pentingnya pengelolaan perpustakaan sekolah untuk

membangun budaya literasi masyarakat.

1.3.3 Pengembangan ekonomi kreatif berbahan dasar lidi ental (lontar) dan

daun lontar sebagai daya dukung pembangunan wisata kreatif Desa

Sambirenteng.

1.3.4 Promosi Desa Wisata Kreatif Desa Sambirenteng berbasis IT

Program capasity building sangatlah diperlukan dalam rangka pembinaan suatu

kawasan agar sumberdaya manusia yang menjadi penggerak kelembagaan memiliki

ketahanan mental yang kuat dalam menyikapi berbagai tuntutan maupun perubahan

yang bersumber dari pengaruh modernisasi dan globalisasi. Penguatan kelembagaan

dan pengembangan ekonomi kreatif perlu diberikan secara seimbang dalam konteks

pembinaan desa, agar masyarakat yang sedang diberdayakan dapat memiliki bekal

orientasi dalam pengembangan desanya secara komprehensif. Perlu kiranya dipahami

bahwa pembinaan atas warga desa bukan hanya menyangkut perkara perut saja

(perbaikan dimensi ekonomi), tetapi lebih jauh lagi menyangkut perkara hati dan

karakter. Penguatan kelembagaan (adat dan sekolah) merupakan hal yang prospektif

dalam membangun masyarakat yang sehat dan mandiri.

1.4 Permasalahan Potensial

Berpijak atas analisis situasi yang digambarkan dalam sub 1.1; 1.2 dan 1.3

dapat kiranya dipahami bahwa Desa Sambirenteng memiliki prospek untuk

dikembangkan sebagai desa yang tidak hanya berpotensi sebagai desa wisata

rekreatif, tetapi juga sebagai desa wisata kreatif. Hanya saja, ada beberapa

permasalahan yang perlu dibenahi untuk dijadikan dasar penguatan dalam

pengembangan desa wisata. Permasalahan potensial yang dapat dipetakan seperti

berikut ini.

13

1.4.1 Di Desa Sambirenteng belum tersedia pusat informasi yang bisa

dijadikan sumber bagi para tamu untuk mendapat penjelasan tentang

kearifan-kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di desa ini.

Kearifan lokal yang terdapat di Desa Sambirenteng baru dilaksanakan

sebagai aktivitas rutin dan dipahami sebagai pengetahuan yang gugon

tuwon. Belum ada strategi yang pernah dilakukan untuk memperbaiki

pengetahuan masyarakat atas tradisi yang telah diterima secara turun

temurun bukan berdasarkan pemahaman gugon tuwon tetapi atas

dasar sastra. Para tamu lokal dan mancanegara yang datang ke Desa

Sambirenteng bukan hanya bertujuan untuk menikmati keindahan

alam pesisir dan pegunungan Desa Sambirenteng tetapi juga nilai-

nilai kultural yang melandasi kehidupan masyarakatnya. Anggota

masyarakat yang berperan sebagai guide perlu diberikan pengetahuan

yang benar tentang kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di

desanya, sehingga para tamu yang berkunjung ke Desa Sambirenteng

bisa mendapatkan informasi yang tepat. Berbagai atraksi kesenian

maupun tradisi lokal yang sarat dengan kearifan lokal perlu dikemas

dalam bentuk sajian yang mampu menarik wisatawan untuk terdorong

datang ke Sambirenteng selain bertujuan untuk rekreasi tetapi juga

belajar tentang keunikan kearifan lokal dari Daerah Tujuan Wisata.

1.4.2 Kelembagaan formal (sekolah) maupun kelembagaan non formal

(sekeha teruna/teruni) belum dipersiapkan untuk memiliki ketahanan

dalam mewujudkan desa wisata yang kreatif. Kelemahan yang tampak

pada kedua lembaga ini, mereka belum dipersiapkan untuk

mengekplorasi potensi sumberdaya alam yang terdapat di desanya

untuk menjadikan desanya bertumbuh ke arah wisata kreatif.

Kurikulum di dunia sekolah masih didominasi dengan muatan yang

berskala nasional. Keterampilan yang berbasis pada pengembangan

sumber daya lokal belum dirasakan sebagai kebutuhan oleh para

siswa. Para generasi muda perlu dipersiapkan keterampilannya untuk

mengolah sumberdaya alam yang tersedia di desanya agar tumbuh

14

menjadi generasi yang mandiri. Oleh karenanya, penguatan dan

penyegaran atas lembaga-lembaga ini mutlak diperlukan.

1.4.3 Penguatan karakter masyarakat sekolah dan kaum generasi muda

belum pula menjadi penopang yang disiapkan untuk menjadikan desa

Sambirenteng sebagai desa wisata. Karakter-karakter yang diperlukan

adalah karakter kesetaraan, keadilan maupun budaya gemar membaca.

Semua karakter tersebut merupakan dasar kepribadian yang kelak

menjadi dasar pembangunan wisata yang mempunyai daya saing

terhadap daerah tujuan wisata yang telah berkembang sebelumnya.

1.4.4 Belum dikembangkannya produk unggulan yang lebih variatif

membuat potensi desa yang terkenal dengan pohon enau/entalnya,

hanya dikenal sebagai desa penghasil gula aren dan kerajinan ingke.

Padahal, keberadaan pohon ental bisa diolah lebih variatif sehingga

mampu menambah daftar produk unggulan berbahan dasar lidi ental

maupun daun ental. Penambahan produk unggulan ini akan bisa

berdampak pada pengembahan usaha ekonomi kreatif masyarakat dan

memperkuat citra desa dari image sepi kreasi menjadi kaya kreasi .

1.4.5 Kurangnya promosi tentang berbagai sumberdaya yang tersedia di

Desa Sambirenteng membuat prospeknya sebagai desa wisata kreatif

masih “tersembunyi” dibalik gemerlapnya pariwisata di Bali. salah

satu aspek yang tidak dapat diabaikan dalam dunia kepariwisataan

adalah persoalan promosi. Perkembangan iptek dewasa ini perlu

dijadikan alat yang ampuh untuk membuka tabir pesona Desa

Sambirenteng dalam berbagi dimensinya.

15

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

Tujuan kegiatan P2M di Desa Sambirenteng adalah berikut ini.

2.1.1 Meningkatkan kemampuan masyarakat desa (Teruna/Teruni) dan

pengelola pariwisata tentang kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana.

Pengetahuan tentang kearifan lokal diperlukan untuk menjaga

ketahanan budaya masyarakat dalam menyiapkan diri sebagai

penggerak desa wisata yang kreatif.

2.1.2 Mendorong munculnya jiwa-jiwa wirausaha muda melalui dunia

sekolah yang memiliki kesadaran pentingnya mengeksplorasi potensi

sumberdaya alam yang tersedia di desanya. Pengenalan atas potensi

sumberdaya alam di sekolah SMK yang ada di desa Sambirenteng

setidaknya akan bertumbuh menjadi pionir yang mampu berkarya

yang bercorak khas Desa Sambirenteng. Mereka nantinya diharapkan

menjadi penopang ekonomi kreatif desa wisata Sambirenteng.

2.1.3 Meningkatkan minat para pengrajin ingke untuk mengembangkan

produk unggulan lainnya, agar gairah berkreativitas tetap terjaga dan

percepatan desa wisata kreatif dapat segera terwujud. Desa wisata

Sambirenteng perlu berkompetisi dengan daerah lainnya melalui

produk-produk unggulan yang diciptakan warganya, sehingga

kepariwisataan Bali Utara bisa berkibar sebagaimana layaknya Bali

Selatan.

2.2 Manfaat

Kegiatan P2M ini diharapkan akan memberi manfaat kepada pihak-pihak

berikut ini.

2.2.1 Masyarakat

Program pengabdian masyarakat yang bertumpu pada pemberdayaan

masyarakat diharapkan akan membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya

16

menjaga ketahanan kultural yang dimiliki oleh desanya. Di samping itu, diharapkan

pula agar masyarakat mengambil manfaat dengan cara ikut serta berpartisipasi dalam

latihan keterampilan, sehingga terjadi peningkatan kemampuan dalam mengelola

sumberdaya alam yang tersedia di desanya.

2.2.2 Pemerintah

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa

Sambirenteng diharapkan dapat meringankan tugas pemerintah daerah yang berperan

melakukan pemberdayaan terhadap warga masyarakat sehingga nantinya terdapat

peningkatan kesejahteraannya. Kegiatan ini diharapkan akan dijadikan inspirasi bagi

pemerintah daerah untuk pengembangan potensi wilayah di masa-masa yang akan

datang.

17

BAB III

TARGET LUARAN

Target Luaran dari kegiatan P2M di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng

adalah berupa.

3.1 Jasa

Luaran yang berupa jasa dalam kegiatan ini berwujud : (1) Pengetahuan dan

pemahaman tentang kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana yang diperuntukkan bagi

Sekeha Teruna/Teruni dan pengelola pariwisata; (2) Pengetahuan dan pemahaman

tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) yang diaplikasikan dalam

Rancangan Pembelajaran di SMK di Desa Sambirenteng; (3) Pengetahuan dan

keterampilan tentang pengelolaan perpustakaan sekolah untuk membangun budaya

baca di kalangan peserta didik.

3.2 Metode

Metode yang akan diperkenalkan kepada subyek sasaran adalah (1) metode

pengolahan lidi ental dan daun ental. Metode pengolahan berbahan baku dari lidi dan

daun ental yang terdapat di Desa Sambirenteng akan memberikan pengetahuan baru

dalam mengeksplorasi sumberdaya alam agar tercipta produk unggulan baru yang

memiliki prospek pasar bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Sambirenteng

khususnya dan Buleleng pada umumnya. Metode yang diperkenalkan diupayakan

mudah dipahami oleh subyek sasaran dan berbahan baku lokal.

3.3 Produk

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah barang kerajinan dari lidi

dan daun ental ental perlengkapan rumah tangga dan kerajinan seperti tempat buah,

vas bunga, tempat sabun, dll. Produk yang berbahan dasar dari komponen pohon

ental akan dapat menambah pengetahuan masyarakat dan pendapatan masyarakat. Di

samping itu, pengembangan produk unggulan ini diharapkan akan menstimulus

warga masyarakat agar senantiasa merawat dan membudidayakan pohon ental agar

kelestariannya sebagai tanaman penyelamat ekonomi masyarakat tetap terjaga.

18

3.4 Artikel

Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Sambirenteng,

Tejakula, Buleleng, Bali akan dipublikasikan melalui jurnal yang terakreditasi.

Publikasi dimaksudkan untuk menyebarluaskan hasil pengabdian sehingga dapat

menjadi inspirasi bagi pembacanya untuk mengembangkan program inovatif di

daerah lainnya.

19

BAB IV

METODE DAN RENCANA KEGIATAN

4.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Kegiatan pengabdian masyarakat disusun berdasarkan berbagai alternatif

pemecahan masalah yang disusun seperti dalam Tabel 4.1 berikut ini.

Alternatif

Pemecahan

Masalah

Permasalahan Akar Masalah Alternatif Pemecahan

1 Pengembagan Desa wisata kreatif tidak hanya

ditunjang dengan adanya fasilitas sarana hotel,

transfortasi dan aktraksi namun lebih jauh dari itu

memerlukan kesiapan kemampuan sumberdaya

manusia dalam memahami berbagai modal kultural

yang dimiliki Desa Sambirenteng

Belum tersedianya sumberdaya

manusia yang andal dalam

memberi informasi yang

tepat tentang potensi nilai-nilai

kearifan lokal sebagai modal

kultural yang akan menjadi

penunjang desa wisata kreatif.

1) Penyuluhan dan diskusi

tentang arti penting

kearifan lokal berbasis Tri

Hita Karana 2) Elaborasi

pemikiran generasi muda

dan pengelola pariwisata

dalam menata desa wisata

berbasis kearifan lokal

2 Anak-anak yang sedang mengeyam pendidikan di

berbagai jenjang merupakan generasi muda

belum dipersiapkan memiliki karakter tentang

kesetaraan dan keadilan gender. Kedua hal ini akan

menjadi penopang yang memperkuat wujud desa

wisata yang berkesetaraan dan berkeadilan

Rancangan pembelajaran dan

sumber belajar siswa di jenjang

SMK yang terdapat di Desa

Sambirenteng belum

berperspektif adil gender.

1) Pelatihan Pendidikan

Adil Gender di SMK

2) Elaborasi pemikiran para

guru dan kepala sekolah

untuk membangun

iklim kesetaraan dan

keadilan

3 Belum terciptanya budaya

baca yang memadai di

Genrasi muda

pada semua

1) Pedampingan

pengelola

20

kalangan anak-anak sekolah

tidak akan mampu memperluas cakrawala

keilmuan para generasi muda. Luasnya cakrawala

keilmuan merupakan modal kultural yang akan

menopang kualitas desa wisata

jenjang sekolah

perlu diperbaiki budaya bacanya

dan untuk keperluan itu

diperlukan perbaikan

kemampuan pengelolaan

perpustakaan sekolah

perpustakaan

sekolah agar memiliki

keterampilan dalam

pengelolaan perpustakaan

2) Penambahan koleksi buku-

buku yang mampu

menambah pengetahuan

siswa tentang pengembangan

desa wisata kreatif

4 Pengembangan potensi

pohon ental baru terbatas pada pengolahan air nira

menjadi gula dan lidi ental dijadikan ingke.

Masyarakat belum mengembangkan produk

unggulan lainnya yang bersumber dari pohon ental.

Generasi muda belum dikondisikan untuk

mengeksplorasikan potensi sumberdaya alam

daerahnya

Para pengrajin

belum mengembangkan

produk unggulan lainnya berbahan

dasar pohon ental.

Para siswa belum dikondisikan

untuk memiliki pengetahuan dan

keterampilan tentang

pengolahan potensi

sumberdaya alam desanya

1) Elaborasi

pemikiran pengrajin dan

generasi muda dalam

mengekplorasi pohon ental

shg menghasilkan

produk unggulan

2) Pengolahan lidi ental dan

daun ental sehingga

mampu menciptakan

produk unggulan baru

yang dapat menambah

penghasilan keluarga

5 Belum tersedianya promosi yang meluas tentang

potensi Desa Sambirenteng sebagai desa wisata

Masyarakat belum mengoptimalkan

pemakaian IT untuk

mempromosikan berbagai potensi

sumberdaya alam

1) Menyiapkan konsep

promosi desa wisata berbasis

IT 2) Membuat

promosi Desa

21

dan SDM sebagai

penunjang wisata kreatif

Wisata

berbasis IT (Web)

4.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah akan diawali dengan melakukan sosialisasi terlebih

dahulu kepada aparat desa dan sekolah SMK tentang program yang akan direalisasi.

Tujuan dari kegiatan sosialisasi adalah untuk menyepakati waktu dan tempat

dilaksanakan pelaksanaan program. Secara umum kegiatan program berupa

penguatan lembaga masyarakat dan sekolah serta diskusi dan pelatihan yang

bertujuan untuk mengeksplorasi, mengelaborasi pemikiran masyarakat untuk

mempersiapkan Desa Sambirenteng sebagai desa wisata kreatif. Persiapan desa

wisata memerlukan produk unggulan yang mampu menjadi pilar pengembangan

desa wisata. Berikut ini dalam Tabel 4.2 akan dijabarkan Program PENGUATAN

CAPACITY BUILDING & PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF POHON

ENTAL BERBASIS CREATIVE-BASED TOURISM DI DESA

SAMBIRENTENG, TEJAKULA, BULELENG, BALI berikut ini.

Tabel 4.2 Kegiatan Penguatan Capasity Building dan Pengembangan Ekonomi

Kreatif Pohon Ental

No Tujuan Bentuk Kegiatan Produk Petugas

1 Meningkatkan

pemahaman teruna teruni tentang

kearifan lokal berbasis Tri Hita

Karana sehingga bisa dijadikan dasar

penopang yang kuat dalam

mengembangan desa wisata yang kreatif

Pemaparan dan

diskusi mengenai hakikat kearifan

lokal berbasis Tri Hita Karana

Pengetahuan

tentang Kearifan Lokal

berbasis Tri Hita Karana

Penguatan

lembaga STT sebagai

penopang desa wisata

Prof.Dr N.

Bawa Atmadja, MA

2 Meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan para guru dalam

memahami program KKG (Kesetaraan &

Pemaparan, diskusi Pengetahuan tentang adil

gender

Dr. Luh Putu Sendratari,

M.Hum

22

Keadilan Gender)

dalam pembelajaran

3 Meningkatkan keterampilan calon

pustakawan sekolah tentang pengelolaan

perpus sekolah

Pedampingan dan penambahan buku

pustaka tentang desa wisata

Pengetahuan tentang

pengelolaan perpus dan

referensi desa wisata

Luh Putu Sri Ariyani, S.S,

M,Hum

4 Meningkatkan keterampilan para

pengrajin dan para siswa tentang tata

cara mengekplorasi sumberdaya alam yg

terdapat di desa untuk menciptakan

ketahanan produk unggulan

Pemaparan, diskusi dan praktek

pengolahan lidi ental dan daun

ental

Produk kerajinan : vas

bunga, tempat buah, tempat

sabun, bunga

Drs. I Nyoman Sila, M,Hum

5 Menyebarluaskan

potensi desa wisata kreatif Desa

Sambirenteng

Penyusunan konsep

dan pembuatan Web

Web Desa

wisata kreatif

Dr. I Ketut

Margi, M.Si

4.3 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

masyarakat Desa Sambirenteng adalah berikut ini.

4.3.1 Penyuluhan dan diskusi tentang kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana untuk

mempersiapkan teruna teruni di Desa Sambirenteng dalam mengembangkan

desanya menjadi desa wisata yang kreatif.

4.3.2 Pelatihan pendidikan adil gender di kalangan guru untuk mempersiapkan

peserta didik yang berkarakter kesetaraan dan berkeadilan gender sehingga

tersedia generasi (SDM) yang nantinya menjadi penopang desa wisata.

4.3.3 Pedampingan para guru dan siswa tentang perpustakaan sekolah untuk

disiapkan punya kemampuan mengelola dan membangkitkan budaya baca

siswa agar kemampuan siswa dalam memperluas cakrawala pengetahuan

dalam mengembangkan desanya menjadi desa wisata agar dapat terjaga secara

berkesinambungan.

4.3.4 Pelatihan pengolahan lidi ental dan daun ental untuk dijadikan produk unggulan

khas Sambirenteng.

23

Kegiatan penyuluhan, diskusi, pedampingan maupun praktek pengolahan lidi ental

dan daun ental akan menguatkan pemahaman warga masyarakat akan pentingnya

menambah keterampilan dalam mengembangkan desanya menjadi desa wisata

kreatif.

4.4 Indikator Keberhasilan

Kegiatan ini akan menghasilkan luaran produk berupa kerajinan lidi ental dan

daun ental. Indikator keberhasilan luaran ini adalah kualitas produk yang dihasilkan

mencakup tampilan, kehalusan, kerapian, ketahanan mininal tergolong baik dengan

rerata skor 3,40 berdasarkan skala likert.(1-5). Hal yang sama diberlakukan pula

pada daun ental, di mana indikator keberhasilan adalah pada faktor kualitas tampilan

dan ketahanan tergolong baik dengan rerata 3,40 berdasarkan skala likert (1-5).

Evaluasi kegiatan dilakukan terhadap proses dan produk yang dihasilkan

dalam kegiatan ini. Evaluasi proses dilakukan lewat observasi atas partisipasi subyek

ssaran selama kegiatan berlangsung dan pencatatan dilakukan atas berbagai

persoalan yang mengemuka selama kegiatan berlangsung maupun kerjasama yang

dijalin selama kegiatan berlangsung. Evaluasi produk dilakukan berdasarkan kualitas

barang kerajinan yang dihasilkan oleh subyek sasaran.

24

BAB V

ORGANISASI PELAKSANA

Pelaksanaan Kegiatan P2M yang dilakukan di Desa Sambirenteng, Tejakula,

Buleleng, Bali akan dilakukan oleh tim pelaksana dengan rincian tugas sebagai

berikut.

Tabel 5.1 Tim Pelaksana dan Rincian Tugas dalam Kegiatan Penguatan Capasity

Building dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Pohon Ental Berbasis Creative-Based Tourism di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali

No Posisi Nama Pelaksana Rincian Tugas

1 Ketua

Pelaksana

Dr. Luh Putu

Sendratari, M.Hum

1. Mempersiapkan rencana

pelaksanaan program 2. Melakukan koordinasi dengan

subyek sasaran dan anggota pelaksana

3. Menyiapkan materi penyuluhan 4. Mengontrol pelaksaan program

kegiatan 5. Menyusun laporan kegiatan

2 Anggota Pelaksana 1

Prof.Dr.N. Bawa Atmaja, MA

1. Mempersiapkan materi penyuluhan dan bahan diskusi

2. Melaksanakan penyuluhan dan diskusi

3. Supporting data untuk bahan laporan

4. Membantu pelaksanaan program tim

3 Anggota

Pelaksana 2

Dr. I Ketut Margi,

M.Si

1. Mempersiapkan

konsep/draft bahan penyusunan Web

2. Melakukan rekrumen tenaga teknisi pembuatan

web 3. Mengontrol pembuatan

Web 4. Supporting data untuk

bahan laporan 5. Membantu pelaksanaan

program tim

4 Anggota

Pelaksana 3

Drs. I Nyoman Sila,

M.Hum

1. Mempersiapkan materi

pelatihan berbahan dasar lidi ental dan daun

ental 2. Melakukan rekrumen

25

tenaga pembantu

pembuatan kerajinan 3. Melaksanakan pelatihan

4. Supporting data untuk bahan laporan

5. Membantu pelaksanaan program tim

5 Anggota

Pelaksana 4

Luh Putu Sri Aryani,

SS, M.Hum

1. Mempersiapkan

materi pendampingan

untuk pustakawan 2. Mengidentifikasi

sumber referensi tentang desa wisata

3. Melaksanakan pendampingan

4. Supporting data untuk bahan laporan

5. Membantu pelaksanaan

program tim

Selama kegiatan berlangsung, anggota tim pelaksana tetap melakukan

koordinasi satu sama lain dan berkerjasama dalam mempersiapkan dan membantu

pelaksanaan kegiatan.

26

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Cavacity Building Lembaga Adat dan Pengelola Wisata

Pelaksanaan Cavacity Building yang dilakukan pada kegiatan P2M berupa

kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Aula Kantor Kepala Desa Sambirenteng.

Nara sumber yang dihadirkan adalah Prof Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA. Tema

yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi ini adalah “Melalui Sosialisasi tentang

Kearifan Lokal Berbasis Tri Hita Karana Kita Kuatkan Kelembagaan Desa dan

Pengelola Wisata di Desa Sambirenteng, Buleleng, Bali. Peserta yang diundang

terdiri dari komponen Sekeha Teruna Teruni, Tokoh Masyarakat Desa Pakraman dan

Dinas, Pengelola Wisata dan Para Pengrajin Lidi Ental. Sebelum pelaksanaan

kegiatan dilakukan beberapa persiapan yaitu : koordinasi dengan pihak Kepala Desa

untuk menyepakati beberapa hal meliputi jumlah peserta, waktu pelaksanaan dan

tempat pelaksanaan. Setelah semua disepakati, selanjutnya dilakukan persiapan surat

menyurat maupun pengirimannya.

Kegiatan sosialisasi berlangsung selama satu hari bertempat di Aula Kantor

Kepala Desa Sambirenteng. Peserta yang datang pada saat acara berlangsung sesuai

dengan rencana dan harapan dari panitia pelaksana. Ada pun susunan acara adalah

sebagai berikut.

1. Presensi

2. Pembukaan

2.1 Sambutan Ketua Pelaksana

2.2 Sambutan Kepala Desa sekaligus Membuka Acara

3. Acara Inti : Sosialisasi

4. Penutup: Ramah Tamah antara Panitia dengan Peserta

Acara berlangsung dari pukul 09.00-12.00 WITA. Awal acara dimulai dengan

pemberian sambutan oleh Ketua Pelaksana: Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum yang

mengawali laporannya dihadapan Kepala Desa dan peserta sosialisasi dengan ucapan

syukur telah diberi kesempatan untuk ikut serta berpartisipasi dalam mengatasi

27

persoalam yang ada di Desa Sambirenteng. Ditandaskan pula bahwa kehadiran Tim

Pelaksana P2M di Desa Sambirenteng merupakan implementasi dari salah satu

Tugas Tri Dharma para Dosen Undiksha yaitu melakukan Pengabdian Masyarakat.

Disampaikan pula bahwa sosialisasi ini merupakan salah satu kegiatan dari

serangkaian kegiatan yang direncakan oleh Tim Pelaksana di masyarakat maupun

lingkungan sekolah yang aterdapat di Desa Sambirenteng. Tujuan pokoknya adalah

memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat Desa untuk mengembangkan

inspirasi dalam membangun desa. Hal lain yang ditandaskan adalah pelibatan peserta

sosialisasi memakai pertimbangan praktis maupun strategis. Pertimbangan praktisnya

adalah memperhitungkan anggota masyarakat yang bermukim dan melakukan

aktivitas ekonomi di Desa Sambirenteng. Pertimbangan ini menjadi penting karena

merekalah orang-orang yang nantinya akan diharapkan mampu mengembangkan

berbagai potensi yang ada di desanya. Pertimbangan strategiknya adalah, dalam

jangka panjang pelibat kegiatan sosialisasi memiliki pengetahuan yang permanen

tentang potensi kearifan lokal daerahnya, sehingga lewat kegiatan sosialisasi

diharapkan para pemuka masyarakat terinspirasi untuk membuat awig-awig dalam

merawat kearifan maupun potensi desanya. Berikut adalah Gambar 6.1 pada saat

Ketua Panita menyampaikan laporannya.

Gambar 6.1

Ketua Panitia sedang Menyampaikan Laporannya

Dokumen: Kd. Wiradarma, Agustus 2015

Setelah laporan Ketua Panitia, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Desa dan

sekaligus membuka acara sosialisasi. Ada beberapa hal yang dijadikan tekanan oleh

Kepala Desa terhadap pelaksanaan kegiatan P2M yaitu. Ucapan terimakasih

28

perhatian yang diberikan oleh Tim Pelaksana khususnya dan kepada Undiksha yang

telah memberikan sumbangsihkan kepada masyarakat Desa Sambirenteng. Beliau

berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti pada sosialisasi dan pelatihan kepada

para pengrajin, tetapi kegiatan ini dapat dikembangkan lagi terutama pembinaan

pengrajin sampai membantu kepada aspek pemasarannya. Inilah kesulitan yang

masih membelit sampai saat ini. Harapannya jika masalah pemasaran dapat diatasi

maka kesejahteraan pengrajin dapat meningkat dan hasil kerajinan ental dapat

menjadi ikon Desa Sambirenteng seperti desa lainnya yang telah dikembangkan

sebagai desa wisata.

Pada saat acara inti, Prof. Dr Nengah Bawa Atmadja, MA memberikan

pengetahuan tentang arti penting kearifan lokal Tri Hita Karana bagi masyarakat

yang akan mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Salah satu yang menjadi

tekanan pembahasan adalah persoalan kebersihan lingkungan dari sampah plastik.

Menurut nara sumber image tentang desa wisata adalah bersih dan aman. Kebersihan

fisik maupun psikhis warganya mutlak diperlukan agar wisatawan merasa betah.

Salah satu kondisi yang dinilai sangat mengganggu keberadaan desa wisata adalah

kebiasaan para warganya mengotori lingkungan dengan sampah plastik. Pada saat

acara tanya jawab, ada peserta yang menanyakan tentang cara mengatasi sampah

plastik agar kelestarian lingkungan dapat terjaga. Nara sumber mengatakan persoalan

sampah plastik sebenarnya dapat dilakukan secara serentak oleh warga masyarakat di

bawah komando aparat Desa Pakraman maupun Desa Dinas. Diberikan pula contoh

tentang cara mengatasi sampah yang dilakukan oleh salah satu lapisan masyarakat

yang ada di kabupaten Tabanan dengan melatih anak-anak SD mengumpulkan

sampah plastik dan pihak desa pakraman akan membeli sampah tersebut untuk dijual

ke pengepul untuk diolah lebih lanjut. Langkah ini dimaksudkan agar anak-anak

mulai memiliki jiwa wirausaha dan sekaligus dilatih menjaga kebersihan lingkungan

dari gangguan sampah plastik.

Di samping itu, ada pula respon yang dari Tokoh Masyarakat Desa Pakraman

yang menyampaikan harapannya agar melalui kegiatan sosialisasi ini masyarakat

desa terbangun kesadarannya untuk merawat desanya dengan dibingkai oleh

pemahaman tentang filosofis Tri Hita Karana. Beliau juga menghimbau agar para

pemuda, remaja, ibu-ibu, pengusaha wisata di Desa Sambirenteng saling bahu

29

membahu membangun desa agar kelak Desa Sambirenteng menjadi lebih makmur.

Berikut ini adalah gambar pada saat nara sumber menyampaikan materi sosialisasi

dan para peserta ketika mendengar penjelasan tentang Kearifan Lokal.

Gambar :6.2

Acara Sosialisasi tentang Kearifan Lokal

Oleh Prof.Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA

Dokumen: Kd. Wiradarma, Agustus 2015

Gambar : 6.3

Peserta Sosialisasi Kearifan Lokal untuk Ketahanan Lembaga Adat

dan Pengelola Wisata Desa Sambirenteng

Dokumen: Kd. Wiradarma, Agustus 2015

Berdasarkan hasil evaluasi proses dan hasil dapat dilaporkan sebagai berikut.

1. Peserta sosialisasi yang ikut serta dalam kegiatan sosialisasi lengkap hadir

mewakili lapisan masyarakat yang dijadikan subjek sasaran yaitu para sekeha

teruna/teruni, tokoh adat, tokoh dinas, pengrajin dan pengusaha bidang

wisata.

30

2. Peserta sosialisasi menyimak dengan tekun penjelasan yang diberikan oleh

nara sumber dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan

3. Di samping kehadiran, ada pula peserta yang menanyakan hal-hal yang

berkaitan dengan materi yang disajikan.

4. Secara substansila, para peserta telah memiliki pengetahuan yang berkaitan

dengan kearifan lokal dan implementasinya dalam membangun Desa

Sambirenteng.

6.2 Sosialisasi KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender) & Pengelolaan

Perpustakaan

Sosialisasi kegiatan KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender) & Pengelolaan

Perpustakaan dilakukan di SMKN 1 Tejakula yang terletak di Desa Sambirenteng.

Pemilihan sekolah kejuruan yang terdapat di desa Sambirenteng dipilih secara

sengaja dengan pertimbangan bahwa sekolah kejuruan merupakan lembaga yang

bertujuan menyiapkan sumber daya manusia yang siap pakai untuk melaksanakan

pembangunan, salah satunya adalah pembangunan kepariwisataan. Berpijak dari

tujuan tersebut, maka pemilihan lembaga ini dipandang tepat sasaran.

Sebelum kegiatan, terlebih dahulu dilakukan pendekatan kepada pihak sekolah

dan menyampaikan latar berlakang serta tujuan dilaksanakannya. Pada saat

dilakukan pendekatan, panitia diterima oleh Wakasek Kurikulum mewakili Kepala

Sekolah yang sedang keluar menjalankan tugas dinas. Rencana kegiatan di sambut

antusias oleh pihak sekolah dan menerima secara terbuka program P2M Undiksha.

Pada saat itu dilakukan pula kesepakatan tentang hari pelaksanaan, tempat dan

waktu. Waktu yang disepakati adalah waktu pada saat jeda semester agar tidak

menganggu kalender akademik yang sedang berjalan. Tempat pelaksanaan adalah di

SMKN 1 Tejakula. Adapun susunan acara kegiatan sosialisasi adalah sebagai

berikut.

1. Presensi

2. Pembukaan

a. Sambutan Ketua Pelaksana

31

b. Sambutan Kepala Sekolah SMKN 1 Tejakula

3. cara Inti : Sosialisasi

4. Penutup: Ramah Tamah antara Panitia dengan Peserta

Tema yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi ini adalah “Melalui Sosialisasi PUG

(Pengarusutamaan Gender) & Pengembangan Perpustakaan Kita Kuatkan

Pelembagaan Masyarakat Sekolah”. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberi

informasi kepada warga SMKN 1 Tejakula tentang kebijakan pemerintah mengenai

PUG dan Kesetaraan & Kesetaraan Gender. infromasi ini menjadi penting ketika

sekolah diposisikan sebagai lembaga yang bertugas menyiapkan para lulusan yang

bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual tetapi juga membangun sikap mental yang tidak diskriminatif, saling asah,

asih dan asuh tanpa pretensi jenis kelamin. Kebijakan pemerintah tentang PUG

sebenarnya harus ditindaklanjuti dengan penyediaan kurikulum sekolah yang

responsif gender. Pengambil kebijakan di sekolah harus menjadi pelopor utama yang

Menggerakkan program ini. Namun, informasi tentang PUG ternyata belum

diketahui secara merata oleh pihak sekolah, termasuk warga SMKN 1 Tejakula.

Dalam hal ini, sekolah kejuruan yang berperan pokok agar menyiapkan peserta didik

agar bisa berpartisipasi membangun desanya, membuat kebutuhan tentang keadilan

gender mutlak diperlukan. Hal inilah di antaranya disampaikan oleh Ketua Pelaksana

kegiatan pada saat menyampaikan laporannya. Penegasan lainnya yang disampaikan

bahwa kegiatan ini dapat pula dijadikan ajang untuk menciptakan insan yang

berkualitas, dan berkeadilan.

Selain itu, Desa Sambirenteng yang berpotensi dikembangkan menjadi desa

wisata perlu disiapkan agar warganya memiliki budaya literasi yang memadai.

Dalam kaitan ini warga sekolah harusnya menjadi pelopor utama dalam menjadikan

warga masyarakat yang melek literasi. Sehubungan itu, kegiatan yang dirancang

pada kegiatan P2M ini adalah sosialisasi tentang “Perpustakaan Sekolah yang

Berbasis IT”. Berikut ini gambar tentang tema kegiatan sosialisasi.

32

Gambar: 6.4

Spanduk Kegiatan Sosialisasi dengan Tema: Melalui Sosialisasi PUG dan Pengembangan Perpustakaan Kita Kuatkan Kelembagaan Masyarakat Sekolah

Dokumen: Kadek Wiradarma, Juni 2015

Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari unsur guru, siswa dan

pegawai. Diawali dengan pembukaan berupa laporan dari Ketua Panitia Pelaksana

yang menyampaikan latar belakang dipilihnya SMKN 1 Tejakula sebagai lokasi

kegiatan P2M dan informasi tentang peran dan tugas dosen dalam kegiatan Tri

Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan P2M ini ditekankan agar warga sekolah terbuka

kesadarannya akan pentingnya membangun hubungan yang setara dan berkeadilan

dalam membangun desa yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Hal ini

menjadi penting karena hubungan yang setara merupakan elemen yang melandasi

keharmonisan masyarakat. Selanjutnya, keharmonisan adalah fondamen dalam

menjaga keberlanjutan desa wisata. Demikian pula dalam membangun kultur literasi

memerlukan kesiapan dalam penggunaan perpustakaan berbasis IT. Selanjutnya,

sambutan disampaikan oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Tejakula yang menyambut

gembira kehadiran Tim Pelaksana dari Undiksha yang melakukan kegiatan P2M di

SMKN 1 Tejakula. Harapannya, agar peserta sosialisasi dapat mengambil manfaat

dari kegiatan sosialisasi dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

berkualitas.

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan mulai pukul 10.00 – 12.00 Wita bertempat

di Aula SMKN 1 Tejakula. Berikut gambar ketika pelaksanaan sosialisasi tengah

berlangsung.

33

Gambar : 6.5

Nara Sumber Materi PUG sedang Memberikan Materi

Dokumen: Kadek Wiradarma, Juni 2015

Gambar: 6.6 Para Siswa sebagai Peserta Sosialisasi PUG & Pengelolaan Perpustakaan

Dokumen: Kadek Wiradarma, Juni 2015

Kegiatan ini berlangsung sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh panitia

pelaksana. Berdasarkan evaluasi terhadap proses pelaksanaan dapat diutarakan hal-

hal sebagai berikut.

1. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini semuanya tekun dan tertib selama

kegiatan berlangsung

2. Di samping dari sisi kehadiran, partisipasi yang ditunjukkan oleh peserta

adalah interkasi aktif yang ditunjukkan pada sesi tanya jawab. Ada beberapa

pertanyaan yang muncul dari kalangan guru maupun siswa. Diantaranya:

“Bagaimanakah cara yang dapat ditempuh untuk menciptakan kesetaraan dan

keadilan gender di lingkungan keluarga?”. “Mengapa masyarakat lebih

34

condong mengistimewakan laki-laki dibandingkan perempuan?”; “Apakah

sekolah bisa berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang adil gender,

lantas bagaimana caranya?”. Di samping bertanya ada pula yang

menyampaikan pengalamannya sebagai laki-laki yang telah terbiasa

mengambil pekerjaan yang selama ini pantas dilakukan oleh kaum

perempuan misalnya, dia terbiasa membantu istrinya menyiapkan dagangan,

membawa dagangan, ke pasar berbelanja. Semuanya diakui dilakukan tanpa

merasa beban dan gengsi. Bahkan dia menyakini bahwa kerjasama antara

laki-laki dan perempuan sangat penting bukan hanya untuk meringankan

beban perempuan tetapi harus menjadi kebutuhan kedua belah pihak untuk

membangun kualitas hidup dan kehidupan. Dialog yang terjadi selama

kegiatan berlangsung menandakan bahwa pengetahuan para peserta tentang

gender dan keadilan gender sesungguhnya bukan hal yang baru, namun tata

cara membangun hal tersebut di dunia sekolah belum dipahami secara

maksimal. Tanggapan dari nara sumber yaitu mengingatkan agar para guru

mulai menyisipkan isu-isu kesetaraan gender dalam RPP dan

mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini

dimaksudkan agar program PUG yang dicanangkan oleh pemerintah melalui

dunia pendidikan formal dalam terwujud melalui kesadaran guru dalam

membentuk siswa perempuan dan laki-laki yang berkeadilan gender.

3. Para peserta dikenalkan pula beberapa hasil kerajinan yang tela dibuat oleh

pengrajin ental yang telah mengikuti pelatihan yang dirancang oleh Tim

Pelaksana P2M Undiksha. Pengenalan ini dimaksudkan agar siswa dan guru

turut serta mengembangkan kerajinan yang berbahan pohon ental yang bahan

bakunya telah tersedia di Desa Sambirenteng melalui program pembelajaran

di sekolah. Dalam konteks ini panitia pelaksana berasumsi lembaga sekolah

yang menyiapkan peserta didiknya sebagai tenaga yang siap pakai (SMKN)

dapat menjadi garda depan dalam mengoptimalkan potensi alam yang

tersedia di lingkungan sekolah, sehingga para siswa memiliki bekal dasar

untuk mengembangkan inspirasinya dalam berbagai bentuk usaha. Pada saat

itu mengemuka bahwa beberapa tahun lalu sekolah pernah membuka program

pembelajaran yang bermuatan lokal yaitu mengayam lidi ental. Namun,

35

program tersebut tidak lagi dimunculkan tanpa alasan yang jelas. Pengenalan

terhadap hasil-hasil kerajinan ental pada saat kegiatan sosialisasi juga diiringi

dengan informasi tentang keberadaan SPA di wilayah Desa Sambirenteng

yang berpotensi memanfaatkan hasil kerajinan setempat. Setidaknya hal ini

pun dinilai bisa menginspirasi guru dan murid untuk mengembangkan

kerajinan melalui rancangan kurikulum yang disusun.

4. Para peserta menunjukkan antusiasnya tentang pengelolaan perpustakaan

yang berbasis IT dengan bertanya di seputar penggunaan IT untuk mengakses

berbagai jurnal yang tersedia di media sosial. Hal ini dianggap penting karena

fasilitas internet di SMKN 1 Tejakula tergolong cukup, sehingga para guru

dan murid perlu digiatkan dalam pemakaian internet untuk keperluan

peningkatan kemampuan literasi yang menunjang pengembangan

perpustakaan sekolah.

6.3 Pelatihan Kerajinan Berbahan Lidi Ental dan Daun Ental

Secara historis pembuatan kerajinan lidi ental maupun daun ental bukan

merupakan hal yang baru dalam masyarakat. Setidaknya, anggota masyarakat yang

telah berumur 70tahun pada saat kegiatan ini dilakukan mengakui bahwa keberadaan

hutan rontal di Desa Sambirenteng memang telah ada dari sejak dulu. Istilahnya

hutan lontar dikenal dengan sebutan mmel, sehingga sekitar tahun 70an masyarakat

Desa Sambirenteng masih terkonsentrasi aktivitasnya di mmel, sehingga waktu itu

dikenal istilah ke mmel. Digambarkan oleh para orang tua bahwa pagi-pagi

masyarakat telah siap-siap pergi ke mmel dengan membawa berbagai peralatan yang

diperlukan. Masyarakat pada waktu itu mendirikan pondok-pondok di bawah pohon

ental. Berbagai aktivitas di lakukan di mmel, yaitu berkebun singkong dan sayuran

lainnya, memelihara babi, memasak, mengayam dan aktivitas domestik lainnya.

Aktivitas lain yang tidak kalah pentingnya pada waktu itu adalah menyadap air nira

untuk dijadikan gula. Para laki-laki betugas memanjat pohon ental (nira), sedangkan

para ibu memasaknya menjadi gula. Aktivitas membuat gula pada waktu itu

tergolong tinggi, demikian pula dalam pembuatan jejahitan dari daun lontar telah

dikenal pula oleh kaum perempuan pada waktu itu.

36

Sejalan dengan adanya perubahan di segala bidang, terjadi pergeseran

aktivitas yang semula terkonsentrasi di mmel akhirnya berpindah ke pusat desa.

Mmel mulai ditinggalkan sejalan dengan masuknya pengaruh modernisasi dan

globalisasi ke Desa Sambirenteng. Para pemuda dan pemudi tidak lagi menaruh

minat pada kehidupan gaya mmel, akibatnya beberapa aktivitas yang berkaitan

dengan pohon ental menjadi memudar. Aktivitas membuat gula, mengayam tidak

lagi menjadi andalan untuk menunjang aktivitas ekonomi. Namun, di tengah-tengah

keterpurukan tersebut, ternyata masih ada beberapa warga masyarakat yang tetap

menekuni kegiatan yang berkaitan dengan daun lontar. Salah satu warga yang tetap

menekuni pembuatan ayaman lidi ental adalah Ibu Nyoman Widiasih (52th). Berikut

ini profil Ibu Nyoman Widiasih ketika sedang mengayam lidi ental.

Gambar 6.7

Ibu Nyoman Widiasih sedang Mengayam Lidi Ental

Dokumen: Gde Kamajaya, Mei, 2015

Keputusan Tim Pelaksana P2M adalah menjadikan Ibu Nyoman Widiasih sebagai

mentor yang akan memberikan pengetahuan dasar mengayam kepada para ibu yang

berminat ikut serta dalam pelatihan mengayam. Melalui bantuannya, diperoleh 11

orang peserta pelatihan yang terdiri dari kaum ibu dan satu orang siswa SMKN 1

Tejakula yang berjenis kelamin laki-laki. Keterlibatan seorang siswa untuk menekuni

ketajinan lidi ental merupakan potret langka. Namun, keterlibatannya merupakan

catatan khusus dalam P2M ini. Berdasarkan kompromi dengan Ibu Nyoman Widiasih

dan peserta pelatihan, akhirnya disepakati tempat latihan adalah di rumah Ibu

Nyoman Widiasih. Ada beberapa pertimbangan dipilihnya rumah Ibu Nyoman

Widiasih yaitu: (1) halamannya luas sehingga memadai untuk latihan; (2) Ibu

37

Nyoman Widiasih tidak bisa meninggalkan rumah karena harus merawat anaknya

yang sedang sakit menahun. Waktu latihan disepakati dalam seminggu sebanyak dua

kali yang dimulai sekitar pukul 10.00 – 14.00 Wita yang dilakukan selam dua bulan

(Juni-Juli 2015). Berikut gambar pada saat dilakukan kesepakatan dengan Ibu

Nyoman Widiasih.

Gambar: 6.8 Situasi Dialog saat Dilakukan Kesepakatan

Dokumen : Kadek Wiradarma, Juni, 2015

Pelatihan senantiasa dilakukan setelah peserta selesai mengerjakan tugas

pokok di rumah tangga yaitu memasak. Sedangkan anak laki-laki yang ikut serta

dalam pelatihan ini waktu latihannya ada saat dia liburan sekolah (status dia saat itu

tamat SMP namun telah lulus sebagai murid SMKN 1 Tejakula). Pada saat pelatihan

berlangsung, dia masih libur sekolah karena baru tamat dari SMP. Pelajaran dasar

tentang mengayam diberikan oleh Ibu Nyoman Widiasih, sedangkan pengembangan

karya lebih lanjut dilatihkan oleh Tim (di bawah koordinasi Bapak Drs. I Nyoman

Sila, M.Hum).

38

Adapun materi pelatihan dan aktivitas pelatihan dapat ditunjukkan berikut ini.

No Materi Ajar Gambar Saat Pelatihan

1 Latihan mengenal bahan

2 Latihan Menghaluskan

bahan

39

3 Saat Mengayam Lidi

Ental

4 Hasil Anyaman Lidi

Ental

40

5 Mengayam Daun Ental

41

6 Hasil Anyaman

Berbahan Daun Ental

Dokumen : Kadek Wiradarma, Juni 2015

Hasil evaluasi terhadap kegiatan pelatihan mengayam lidi ental dan daun

ental diperoleh gambaran sebagai berikut.

1. Peserta pelatihan selama kegiatan berlangsung tampak sangat antusias

memperlajari setiap tahapan materi yang harus dipelajari. Mereka selalu

datang tepat waktu dan tidak pernah abses di setiap kegiatan berlagsung. Pada

minggu pertama beberapa peserta tampak agak lambat menerima materi saat

mulai latihan membuat rangka anyaman, namun dengan sabar dan sedikit

rayuan dari instruktur beberapa ibu yang semula tampak kerepotan

memahami pelajaran dasar mengayam, akhirnya dapat dengan mudah

mengikuti teman lainnya yang cepat bisa menangkap materi pelajaran.

2. Peserta yang belum berhasil menunjukkan hasil kerja pada saat latihan,

dipernankan untuk melanjutkan hasil ayamannya, dan dalam pertemuan

berikutnya sudah membawa kembali hasil yang telah dikerjakan di rumah dan

selanjutnya bersiap menerima materi baru. Pelajaran dasar pertama yang

dilatihkan adalah membuat ingke ukuran sedang. Berikutnya barulah secara

berturut-turut dilajutkan dengan pembuatan tempat vas bunga, nampan oval,

tempat sabun, dulang dll.

3. Setelah berhasil menyerap pelajaran tentang mengayam lidi ental, selanjutnya

para peserta masuk pada materi membuat kerajinan dari bahan daun lontar.

Pada saat pelatihan ini, diakui oleh peserta, tingkat kerumitannya berbeda

dengan mengayam lidi ental. Tampak para peserta lebih mudah dan lebih

42

santai ketika menerima latihan membuat berbagai hiasan berbahan daun

lontar. Produk yang dihasilkan dari daun lontar adalah berbagai bentuk bunga

yang berwarna warni yang siap dipajang di atas vas bunga dari ulatan lidi

ental.

Produk yang dihasilkan oleh para ibu-ibu yang ikut serta dalam pelatihan dinilai

berdasarkan penilaian para pengelola wisata di Desa Sambirenteng serta para guru

dan siswa di SMKN 1 Tejakula yang berjumlah 60 orang. Hasil penilaiannya

diperoleh berikut ini.

No Cakupan Penilaian Katagori JUMLAH

SB B C TB STB

1 Kerapian karya 35 25 0 0 0 60

2 Kehalusan 20 40 0 0 0 60

3 Kreativitas 0 60 0 0 0 60

4 Daya tahan 0 60 0 0 0 60

5 Daya tarik 10 50 0 0 0 60

Keterangan :

SB = Sangat Baik (5)

B = Baik (4) C = Cukup (3)

TB = Tidak Baik (2) STB = Sangat Tidak Baik (1)

Berpijak dari hasil penilaian yang dilakukan oleh responden yang ikut serta

menilai hasil karya para pengrajin, tampak dari cakupan penilaiannya, aspek

kreativitas menempati angka yang bulat. Artinya, semua responden mengakui

43

kreativitas yang ditunjukkan oleh para ibu peserta pelatihan dinilai sebagai karya

kreatif yang sebelumnya tidak pernah dihasilkan. Hal ini sesuai dengan realitas di

lapangan, bahwa para pengrajin yang ada di desa Sambirenteng selama ini hanya

terkonsentrasi membuat ingke. Demikian pula dalam hal daya tahan, diprakirakan

oleh para responden daya tahan hasil kerajinan yang dibuat oleh pengrajin tergolong

baik. Kehalusan maupun kerapian tampaknya masih perlu dilakukan perbaikan. Hal

ini bisa dipahami karena adanya perbedaan kemampuan antara peserta yang satu

dengan lainnya. Akibatnya, tingkat kerapian dan kehalusan karyanya menjadi tidak

merata. Dilihat dari sisi pengrajin, mereka mengaku sangat senang mendapat

kesempatan berlatih hal yang baru, dan mereka sekaligus mengakui bahwa membuat

kerajinan berbahan lidi ental merupakan peluang usaha baru yang bisa ditekuni lebih

lanjut. Hanya saja, mereka mengaku perlu dibantu untuk memperlancar

pemasarannya. Sehubungan itu, Tim Pelaksana P2M merancang pembuatan Web

sebagai upaya untuk melebarkan pemasaran hasil kerajinan yang telah berhasil

dibuat oleh para pengrajin di Desa Sambirenteng, Tejakula, Bali.

6.4 Tampilan WEB

44

Tersedianya WEB yang menampilkan hasil karya para peserta pelatihan, diharapkan

akan terbuka peluang pasar yang lebih luas, sehingga dapat meningkatkan kesadaran

dan arti penting hutan lontar di kalangan kaum muda di Desa Sambirenteng.

45

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Kegiatan P2M yang dilaksanakan di Desa Sambirenteng yang berjudul

Penguatan Capacity Building & Pengembangan Ekonomi Kreatif Pohon Ental

Berbasis Creative-Based Tourism Di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Desa Sambirenteng memiliki potensi yang kuat untuk dikembangkan

menjadi desa wisata kreatif yang berbasis pada pengetahuan dan kreasi

masyarakat lokal.

2. Subyek sasaran yang terdiri dari elemen masyarakat yaitu Tokoh Desa

Pakraman, Tokoh Desa Dinas, Sekeha Teruna Teruni, Pengrajin dan

Pengelola Wisata telah memiliki pengetahuan tentang Kearifan Lokal

berbasis Tri Hita Karana melalui kegiatan sosialisasi.

3. Para guru dan siswa di SMKN 1 Tejakula menyadari pentingnya

pemahaman kesadaran tentang kesetaraan dan keadilan gender di dunia

sekolah dan pentingnya melek literasi dalam membangun perpustakaan

sekolah. Hal ini didapat melalui dialog antara Tim pelaksana P2M dengan

subyek sasaran

4. Para pengrajin ental menaruh harapan yang besar bahwa hasil pelatihan

yang mereka peroleh akan membuat desa mereka semakin dikenal dan

mereka bersemangat meneruskan berkarya yang lebih inovatif.

Berdasarkan penilaian atas karyanya, diperoleh hasil yang tergolong baik

(4) dari beberapa aspek penilaian seperti kerapian, kehalusan, dan

kreativitas.

5. Pengembangan pemasaran karya-karya pengrajin lidi ental dan daun ental

yang dihasilkan oleh para ibu di Desa Sambirenteng dilakukan melalui

pembuatan WEB yang menonjolkan potensi desa dan semangat para

pengajin.

7.2 Saran

46

Penguatan Capacity Building yang dilakukan di Desa Sambirenteng

merupakan langkah awal untuk mengantarkan desa ini menjadi desa yang mampu

secara mandiri membangun kesejahteraannya melalui pengembangan potensi alam

maupun spirit warganya. Kolaborasi antara penguasa, pengusaha dan rakyat bawah

tampaknya perlu dirajut dengan spirit yang sama untuk membangun Desa

Sambirenteng. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperkuat awig-awig desa,

mengintensifkan aktivitas bersama antara pengusaha di bidang pariwisata dengan

masyarakat lokal, dan mengintensifkan kerjasama sekolah dengan masyarakat

melalui rancangan kurikulum yang adaptif terhadap potensi lokal.

LAMPIRAN

47

LAMPIRAN I

PETA LOKASI KEGIATAN

Sumber : http://mapcarta.com/26457482. Diakses tgl 21 September 2014

LAMPIRAN II

MATERI ADIL GENDER DI DUNIA SEKOLAH

48

49

LAMPIRAN : III

Information Literacy

(LITERASI INFORMASI)

SMK 01 TEJAKULA

PENGABDIAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

LUH PUTU SRI ARIYANI

Tujuan

Memperkenalkan sumber informasi elektronik(online) berbayar

Memperkenalkan sumber informasi elektronik tidakberbayar (free)

Mengembangkan strategi pencarian informasi

Mengembangkan konsep dan kata-kata kunci

Menggunakan alat bantu dan operator pencarianinformasi

Mengevaluasi sumber informasi yang autoritatif

Sosialisasi sumber informasi elektronik

Pelayanan paket informasi (information packaging)

Sumber informasi

Tercetak

Online/Elektronik

Sosialisasi sumber informasi

elektronik

Spanduk, baliho, banner

Poster, selebaran, brosur, flyer

Web

Pengiriman surat dan email

SMS

Dari mulut ke mulut (Word of mouth)

Mengadakan pelatihan

Dan lain-lain

TUTORIAL

Perorangan

Kelompok kecil

Bagian dari perkuliahan (kelas)

Eksternal

Pelayanan paket informasi

(information packaging)

Memahami kebutuhan pengguna (user

profiling) :

Permintaan dari pengguna

Bertanya kepada pengguna tentang

topik/subyek yang diperlukan

Menyediakan formulir permintaan

penelusuran

Mengemas informasi

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2002

Tentang

Hak Cipta

Pasal 14

Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:

Pasal 15 (e)

Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer,

secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses

yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu

pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi

yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan

aktivitasnya;

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2002

Tentang

Hak Cipta

Pasal 14

Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:

Pasal 15 (e)

Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer,

secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses

yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu

pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi

yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan

aktivitasnya;

50

Contoh :

PANGKALAN DATA ONLINE (ONLINE DATABASE )

YANG DILANGGAN

http://www.bvdep.com/en/OSIRIS.html

http://www.annualreviews.org

http://search.ebscohost.com

http://infotrac.galegroup.com

http://www.proquest.com/pqdauto

http://feliterature.proquestleearning.co.uk/

http://www.springerlink.com

http://www.jstor.org

http://pubs.acs.org

http://www.aip.org

http://www.osiris.com

http://epubs.siam.org

http://publish.aps.org

http://site.ebrary.com/lib/indonesiau

PANGKALAN DATA PROQUEST

Accounting – Accounting & Tax

Business – ABI / INFORM Dateline Business – ABI / INFORM Global

Business – ABI / INFORM Trade & Industry

Business – Banking Information Source Interdisciplinary – Academic Research Library

Medical Sciences – AMA Titles

Interdisiplinary – Dissertations and theses Medical Sciences – AMA Titles : Abstracts & Indexing

Medical Sciences – ProQuest Medical Library Medical Sciences – ProQuest Nursing Journals

News – U.S. National Newspaper Abstracts

Psychology – ProQuest Psychology Journals Science – ProQuest Science Journals

Social Sciences – ProQuest Social Journals

PANGKALAN DATA ONLINE TIDAK

BERBAYAR (FREE)

http://pustaka.ut.ac.id

http://gigapedia.org

http://www.eric.ed.gov,

http://www.betah.co.il

http://knowfree.net

http://ilma95.org

http://www.ebookee.com

http://www.ebook3000.com

http://www.acehbooks.org

http://www.tokohindonesia.com

Beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi

lanjutan….

http://www.psmk.net (buku SMK)

http://bse.invir.com (buku sekolah)

http://jimly.com (buku hukum)

http://morefreebooks.net

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi

http://scribd.com

http://abusalma.wordpress.com/e-book

http://www.dhuha.net

http://manybooks.com

http://www.indowebster.com

http://read.freeduan.com

http://addebook.com

http://www.fisip.ui.ac.id/pacivisui

Strategi pencarian diperlukan

Karena informasi yang tersedia sangat banyak dan luas

untuk memperoleh informasi yang relevan

untuk menghemat waktu pencarian

untuk mempermudah pencarian informasi

Untuk mendapatkan informasi lain yang berkaitan

Surfing. Berselancar di lautan informasi

Browsing membaca dan melihat secara sepintas informasi yang diperoleh

Pencarian informasi (information seeking) adalah proses kognisi seseorang dalam memecahkan masalah untuk dapat mengubah pengetahuannya.

Penelusuran informasi (Information retrieving) adalah mendapatkan kembali informasi dari suatu database yang ada

Information searching merupakan langkah lebih lanjut dari information seeking

Asking. Bertanya kepada nara sumber, pustakawan atau pakar

Bagaimana Mendapatkan Informasi

Menentukan kata-kata kunci

Melakukan brainstorming

dengan diri sendiri

dengan orang lain/pakar/nara sumber

Memeriksa sumber-sumber rujukan:

Kamus khusus/umum

Ensiklopedi umum/khusus

Tesaurus subjek/sinonim

Daftar tajuk subjek umum/khusus

Buku teks

Katalog perpustakaan

Daftar skripsi/tesis/disertasi/laporan penelitian

Situs web

TESAURUS

Health

BT Medicine

Physiology

Preventive medicine

NT Diet

Health education

Health self-care

Longevity

Mental health

Physical fitness

Rest

Sleep

RT Diseases

Holistic medicine

Hygiene

51

• Kata sinonim/bahasa

handphone = celluar phone

concrete = beton

• Bentuk jamak/tunggal

mouse = mice

woman = women

• Variasi ejaan

colour = color

• Variasi kata dasar

tulis = penulisan, tulisan

feminism = feminist

• Kata akronim

PBB = Perserikatan Bangsa-

Bangsa

CEO = Chief executive officer

• Kata singkatan

UV = ultraviolet

• Istilah ilmiah

oryza sativa = padi

Menentukan istilah (kata) alternatif yang

mengandung konsep yang sama

Mengembangkan Istilah Dengan Brainstorming

Istilah: marketing

Variasi istilah: advertise

Market

target marketsSell

Selling

SaleAdvertising

advertising campaigns

Advertisement

Retail e-commerce

Topik: Pengaruh pemanasan global terhadap

migrasi burung-burungKata kunci:• pemanasan global• global warming• migrasi• migration• burung• Birds• Rumah kaca

Kata berhubungan: • Perubahan iklim• climate change• Pembakaran hutan• Distribution• aves

Fasilitas Pencarian pada Search Engines

• Operator Boole (AND, OR, NOT)

• Phrase search (exact search)

• Truncation (wild card) pemenggalan

• Pembatasan field

• Case sensitive (pencarian dengan hurup besar

atau kecil)

• KWIT (Key Word in Title)

• KWIC (Key Word in Contect)

• Advanced search

• dan sebagainya

Operator Boole

Kesehatan AND Masyarakat Kesehatan OR Masyarakat Kesehatan NOT Masyarakat

• AND (+)

• NOT (-)

• OR

Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat

Fasilitas Pencarian pada Google

• intitle:• allintitle:• inurl:• allinurl:• intext:• inanchor:• filetype:• define:• Site:

+

-

( )

OR

“….”

~

default AND

Penggunaan Fasilitas pada

Search Engines

”hubungan masyarakat”+pemerintahan+Indonesia

”Adnan Buyung”+Ahmadiyah site:kompas.com

allintitle:”perpustakaan digital”site:ui.edu

(korupsi OR KKN)+”Departemen Agama”filetype:pdf

”undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2002”

“Keputusan Menteri Agama”+”biaya perjalanan ibadah haji”

“Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 9 Tahun 1967”

“Peraturan Daerah”+” Daerah Khusus Ibukota Jakarta”+”larangan merokok”

SEARCH ENGINE

Google: http://www.google.com

Yahoo: http://www.yahoo.com

InfoSeek: http://www.infoseek.com

Excit: http://www.excite.com

Goto: http://www.goto.com

Caccha: http://www.catcha.com

AOL Anywhere: http://www.aol.com

Vivisimo: http://www.vivisimo.com

Altavista : http://www.altavista.com

Lycos: http://www.lycos.com

Alltheweb: http://www.alltheweb.com

Ask : http://www.ask.com

Theoma : http://www.theoma.com

52

Evaluasi Sumber Informasi

1. Otoritas

2. Isi/informasi

3. Kemutakhiran

4. Susunan/Navigasi

Nama

Lembaga

Logo

Navigasi

Contact, alamat, hak cipta

Halaman Muka Web Site

Top Domain

.edu

.ac

.gov

.org

.com

.net

.mil

Domain Negara

.id

.sg

.my

.au

.uk

.nl

.de

Nama Lembaga

.ui

.lib

.diknas

.yahoo

.ftui

Mengetahui Alamat Domain Web

•biology.usgs.gov/

•www.javajazzfestival.com

•www.biology-online.org

•www.biology.arizona.edu

•www.parliament.uk/

•www.dprdkutaikartanegara.go.id/

Guru, Siswa, Pustakawan

Teliti

Cerdas

Cermat

Komunikatif

Rapih

Tekun dalam melaksanakan tugas

Tidak mudah bosan

Peramah, sopan santun

Sabar/tidak emosional

Memiliki keahlian dibidang perpustakaan