konjungtivitis gonore fix

28
Konjungtivitis Gonore BELLA AMMARA KARLINDA

Upload: bella-ammara-karlinda

Post on 10-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bellaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

TRANSCRIPT

Konjungtivitis Gonore

Konjungtivitis GonoreBella Ammara karlindaAnatomi Konjungtiva

Ket. Gambar : (1) Limbus, (2) Konjungtiva Bulbi, (3) Konjungtiva Forniks,(4) Konjungtiva Palpebra, (5) Pungtum Lakrimalis, (6) Konjungtiva MarginalisKonjungtiva PalpebraPada sambungan mukokutaneus, lapisan epidermis dari kulit palpebra berubah menjadi konjungtiva palpebra atau konjungtiva tarsal dan melanjut-kan diri ke belakang melapisi permukaan posterior palpebra. Lapisan ini melekat secara erat dengan lempeng tarsus. Pada batas superior dan inferior dari tarsus, konjungtiva melanjutkan diri ke posterior dan melapisi jaringan episklera sebagai konjungtiva bulbi. Konjungtiva ForniksDari permukaan dalam palpebra, konjungtiva palpebra melanjutkan diri ke arah bola mata membentuk dua resesus, yaitu forniks superior dan inferior. Pada bagian medial, struktur ini menjadi karunkula dan plika semilunaris. Di sisi lateral, forniks terletak kira-kira 14 mm dari limbus. Saluran keluar dari glandula lakrimal bermuara pada bagian lateral forniks superior. Konjungtiva forniks superior dan inferior melekat longgar dengan pembungkus otot rekti dan levator yang terletak di bawahnya. Kontraksi otot-otot ini akan menarik konjungtiva sehingga ia akan ikut bergerak saat palpebra maupun bola mata bergerak. Perlekatan yang longgar tersebut juga akan memudahkan terjadinya akumulasi cairan. Konjungtiva BulbiKonjungtiva bulbi meluas dari daerah limbus ke daerah forniks. Lapisan ini sangat tipis dan transparan sehingga sklera yang terletak di bawahnya dapat terlihat. Konjungtiva bulbi melekat secara longgar dengan sklera sehingga memungkinkan bola mata bergerak bebas ke segala arah. Selain itu, konjungtiva bulbi juga melekat secara longgar dengan septum orbita pada forniks dan melipat hingga beberapa kali. Selain memberikan kebebasan bola mata untuk bergerak, hal ini juga akan memperluas permukaan sekresi konjungtiva2Histologi KonjungtivaLapisan epitel bertingkatLapisan epitel non keratinin, ada sekitar lima lapisan sel. Sel-sel goblet yang terletak di dalam epitel, terbanyak berlokasi di inferonasally dan di forniksLapisan Stroma (Substansia Propria)Lapisan stroma sangat kaya akan vaskularisasi dan jaringan ikat longgar.Adenoid pada lapisan permukaan tidak berkembang sampai 3 bulan setelah kelahiran. Kelenjar assesori glandula lakrimal Krause dan wolfring terletak pada dalam stroma. Konjuntiva diasosiasikan dengan jaringan limfoid Ini merupakan inisiasi dan regulasi pada permukaan mata dalam system kekebalan. Terdiri dari limfosit, lapisan epitel, limfatik yang berhubungan dengan pembuluh darah, dengan stroma yang membaur dengan komponen limfosit, sel plasma, termasuk folikel agregat3Kelenjar

Epitel konjungtiva mengandung sejumlah kelenjar yang penting untuk mempertahankan kelembaban dan menghasilkan lapisan air mata. Kelenjar lakrimal asesorius ditemukan pada konjungtiva forniks dan sepanjang tepi superior lempeng tarsus. Kelenjar Krause ditemukan pada forniks superior sebanyak kira-kira 20-40 buah, sedangkan pada forniks inferior hanya 6-8 kelenjar. Kelenjar-kelejar ini ditemukan pada jaringan ikat subkonjungtiva. Kelenjar lakrimal asesorius lainnya adalah kelenjar wolfring. Kelenjar ini ditemukan pada sepanjang tepi superior lempeng tarsus sebanyak 2 hingga 5 buah4VASKULARISASI

Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu :Arteri PalpebralisPleksus post tarsal dari palpebra, yang diperdarahi oleh arkade marginal dan perifer dari palpebra superior akan memperdarahi konjungtiva palpebralis. Arteri yang berasal dari arkade marginal palpebra akan melewati tarsus, mencapai ruang subkonjungtiva pada daerah sulkus subtarsal membentuk pembuluh darah marginal dan tarsal. Pembuluh darah dari arkade perifer palpebra akan menembus otot Muller dan memperdarahi sebagian besar konjungtiva forniks. Arkade ini akan memberikan cabang desenden untuk menyuplai konjungtiva tarsal dan juga akan mengadakan anastomose dengan pembuluh darah dari arkade marginal serta cabang asenden yang melalui forniks superior dan inferior untuk kemudian melanjutkan diri ke konjungtiva bulbi sebagai arteri konjungtiva posterior. Arteri Siliaris AnteriorArteri siliaris anterior berjalan sepanjang tendon otot rektus dan memperca-bangkan diri sebagai arteri konjungtiva anterior tepat sebelum menembus bola mata. Arteri ini mengirim cabangnya ke pleksus perikorneal dan ke daerah konjungtiva bulbi sekitar limbus. Pada daerah ini, terjadi anastomose antara pembuluh darah konjungtiva nterior dengan cabang terminal dari pembuluh darah konjungtiva posterior, menghasilkan daerah yang disebut Palisades of Busacca.5SISTEM LIMFATIK

INERVASI

Inervasi sensoris konjungtiva bulbi berasal dari nervus siliaris longus, yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, cabang dari divisi oftalmikus nervus trigeminus. Inervasi dari konjungtiva palpebral superior dan konjungtiva forniks superior berasal dari cabang frontal dan lakrimal divisi oftalmikus nervus trigeminus. Inervasi dari konjungtiva palpebra inferior dan konjungtiva forniks inferior berasal dari cabang lakrimal divisi oftamikus nervus trigeminus pada daerah lateral, dan dari nervus infraorbital dari divisi maksilla nervus trigeminus7Fisiologi Konjungtiva

Sel epitel konjungtiva sebagai sumber sekresi elektrolit dan airSebagaimana halnya kornea, konjungtiva juga mensekresi Na+, Cl-, dan air. Oleh karena konjungtiva lebih banyak menempati permukaan okular dibandingkan kornea, ia merupakan sumber potensial elektrolit dan air dalam lapisan akuous tear film. Saat ini, sekresi elektrolit dan air konjungtiva sudah mulai diteliti. Informasi terakhir menyebutkan bahwa saraf simpatis dapat memicu sekresi tersebut. Mekanisme sekresi elektrolit dan air pada konjungtiva serupa dengan yang terjadi pada glandula lakrimal dan epitel kornea. Sekresi Cl- ke dalam air mata melalui mekanisme transport aktif konjungtiva mencapai 60%-70%. Sisanya berasal dari absorbsi Na--glukosa dari air mata. Hal ini menunjukkan bahwa konjungtiva juga mengabsorbsi elektrolit dan air. Sel goblet konjungtiva sebagai sumber sekresi musin Salah satu sumber utama lapisan musin pada tear film adalah sel goblet konjungtiva. Sel goblet yang terdistribusi ke seluruh konjungtiva akan mensekresi musinFungsi musin :1Musin berperan penting dalam menjaga integritas permukaan okular oleh karena ia melapisi dan melindungi sel epitel. 2Musin bekerja dengan jalan mengurangi tegangan permukaan tear film untuk menjaga stabilitasnya. 3Musin berperan dalam mempertahankan imunitas lokal dengan menjadi medium tempat immunoglobulin (IgA) dan lisosim mikrobisidal melekat.4Musin juga berperan dalam mekanisme pembersihan mata dengan jalan mengikat debris sel, benda asing, dan bakteri. Saat mata berkedip, ikatan ini akan bergerak ke arah kantus medial, untuk kemudian dikeluarkan ke kulit.5Musin juga berperan saat terjadi respon inflamasi oleh karena ia memiliki sistem produksi superoksida. Sistem pertahanan konjungtiva terhadap infeksiSelain bertanggung jawab terhadap produksi musin, konjungtiva juga memiliki kemampuan yang besar dalam melawan infeksi . Hal ini dapat dipahami oleh karena :1Epitel konjungtiva yang intak mencegah invasi dari mikroba 2Konjungtiva mengandung banyak imunoglobulin3Adanya flora bakteri normal di konjungtiva4Sekresi musin oleh sel goblet konjungtiva dapat mengikat mikroba untuk kemudian dikeluarkan melalui sistem ekskresi lakrimal5Aktivitas enzimatik konjungtiva memungkinkan jaringan ini dalam melokalisir dan menetralisir partikel-partikel asing6Conjunctiva-Associated Lymphoid Tissue (CALT). 8DefinisiKonjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai dengan sekret purulen. Konjungtivitis gonore adalah penyakit menular seksual yang dapat ditularkan secara langsung dari transmisi genital-mata, kontak genital-tangan-mata, atau tansmisi ibu-neonatus selama persalinan.EpidemiologiKonjungtivitis gonore tersebar di seluruh dunia secara endemik, termasuk di Indonesia. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun.EtiologiNeisseria gonorrhoeaeGonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8U dan panjang 1,6U, bersifat tahan asam dan Gram negatif, terlihat diluar dan didalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39C dan tidak tahan zat desinfektan. Neisseriae paling baik tumbuh pada kondisi aerobPatofisiologiPada anak konjungtivitis gonore terjadi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita penyakit tersebut pada saat proses persalinan yang jadi akibat rupturnya membran saat anak kontak dengan serviks dan vagina ibu. Pada bayi atau oftalmia neonatorum dan konjungtivits gonore infantum (lebih dari 10 hari). Penyakit ini memiliki masa inkubasi antara 15 jam 5 hari, yang disertai dengan perdarahan subkonjuntiva, konjungtivitis kemotik yang memberikan sekret purulen yang sangat padat.

PatofisiologiPada dewasa penyakit ini berlangsung selama 6 minggu. Perjalanan penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium:

Stadium Infiltratif.Berlangsung 34 hari, ditemukan kelopak dan konjungtiva yang kaku disertai rasa sakit pada perabaan. Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar dibuka. Terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior sedang konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan menebal. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol. Pada orang dewasa terdapat perasaan sakit pada mata yang dapat disertai dengan tanda-tanda infeksi umum. Pada umumnya menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului pada mata kanannya. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului pada mata kanannya.Stadium supuratif atau purulentaBerlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang. Blefarospasme masih ada. Sekret campur darah, keluar terus menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensi fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak. Oleh karena itu harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa. Stadium Konvalesen (penyembuhan)Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik. Sekret jauh berkurang. Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada saat Bila tidak diobati, biasanya tidak tercapai stadium III, tanpa penyulit, meskipun ada yang mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh dengan spontan13Stadium infiltratifBerlangsung 34 hari, ditemukan kelopak dan konjungtiva yang kaku disertai rasa sakit pada perabaan. Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar dibuka. Terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior sedang konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan menebal. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol. Pada orang dewasa terdapat perasaan sakit pada mata yang dapat disertai dengan tanda-tanda infeksi umum. Supuratif atau purulenta

Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang. Blefarospasme masih ada. Sekret campur darah, keluar terus menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensi fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadakKonvalesen (penyembuhan

Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik. Sekret jauh berkurangManifestasi klinisGejala subjektif : (-)Gejala objektif :Ditemukan kelainan bilateral beberapa hari setelah kelahiran (3-5 hari) dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan tebal. Keratits mungkin ditemukan. Dan bisa terdapat infeksi gonokok pada tempat lain seperti rhinitis dan proctitis. Gejala Subjektif-Objektif

Pemeriksaan penunjangDiagnosis bandingDiagnosis banding pada konjungtivitis gonore adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri lain maupun virus. Sedangkan pada neonates diagnosis banding konjungtivits gonore disebabkan oleh stafilokok, virus, maupun klamidiaTatalaksana

Pencegahan Pada bayi, membersihkan mata bayisegera setelah lahir, dengan larutan borisi dan memberikan salep kloramfenikol. Hendaknya menghindari persalinan lewat jalan lahir tetapi dengan operasi section. Apabila anak terdeteksi menderita gonore maka orang tuapun diberikan tatalaksana yang sesuai. Pemberian 1g ceftriaxone iv satu kali pada pasien N. gonorrheae sebelum terjadinya kontak pada mata. Apabila sudah terdeteksi adanya salah satu dari penyakit menular seksual, maka dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan penyakit menular seksual lain termasuk gonorekomplikasiPrognosisDengan terapi awal yang memadai dapat pulih kembali dengan fungsi yang normal. Kebanyakan infeksi gonokokal merespon dengan cepat sefalosporin terapi. Terapi yang tertunda dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan atau walau jarang ditemukan dapat menyebabkan kematian.Terimakasih