keperawatan gawat darurat pertemuan 6

56
KEGAWATAN SISTEM PERSARAFAN 1. Spinal Cord Injuri. 2. Peningkatan tekanan intra cranial (TIK). 3. Kejang.

Upload: vuquynh

Post on 09-Dec-2016

256 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

KEGAWATAN SISTEM PERSARAFAN

1. Spinal Cord Injuri.2. Peningkatan tekanan

intra cranial (TIK).3. Kejang.

Page 2: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

SPINAL CORD INJURY (SCI)

Ns. ARLANSYA, S. Kep

Page 3: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Spinal Cord Merupakan jaringan saraf berbentuk silinder yang

berada dirongga spinal yaitu dari kepala sampai ke T 12.

LI sampai S 5 adalah cauda equina merupakan akar saraf.

Terdiri dari milyaran serabut saraf untuk mengirimkan informasi sensasi ke otak dan menggerakkan anggota gerak yang terkena.

Saraf servical memberika pergerakan dan rasa pada lengan , leher dan bagian atas tubuh.

Saraf toracal mensyarafi otot bagian tubuh dan abdomen

Lumbal dan sakrum mensarafi otot kaki , bladder, bawel dan sexual organ.

Page 4: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Anatomi tulang belakang 7 : Ruas vertebra servical

12 : Ruas vertebra toracal5 : Ruas vertebra lumbal5 : Ruas sakral yang telah menyatu disebut sacrum4 : Ruas tulang ekor yang telah menyatu disebut xocygius

Page 5: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6
Page 6: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Myotome

C3,4 dan 5 mensarafi otot otot diapragma C5 mensarafi otot shoulder dan fleksi elbow C6 mensarafi fleksi wrist C7 Extensi elbow C8 fleksi jari T1 merentangkan jari T1-T 12 mensyarafi dinding dada dan otot abdomen L2 Fleksi HIP L3 Knee ekstensi L4 Otot betis L5 Mengerakkan jempol kaki S1 Plantar fleksi S2,3,4 dan 5 mensarafi bladder , bowel dan organ sex

dan otot pelvic.

Page 7: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Penyebab1. Kecelakaan motor (48%), 2.1 juta setahun2. Jatuh (21%).3. Trauma tajam (15%)4. Cedera olah raga (14%).

Page 8: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Dermatome

Page 9: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

TRAUMA VERTEBRA DEFINISI

Trauma yang terjadi pada tulang belakang dari C1-S5

ETIOLOGI KECELAKAAN: trauma vertebra lebih dominan pada pria usia muda yang diakibatkan oleh kecelakaan

Page 10: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Spine Cedera cervical

2.4% trauma tumpul pasien mengalami setidaknya cedera juga pada TB.

Kira 20.000 cedera MS setahun di US.

Hampir 1,25 juta dollar US untuk merawat cedera MS permanen

Page 11: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

CEDERA DASH BOARD

Page 12: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6
Page 13: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

DESELERASI CEPAT VERTIKAL

Page 14: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

CEDERA YANG SERING TERJADI PADA BENTURAN SAMPING

Page 15: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

CEDERA AKIBAT TABRAKAN DARI BELAKANG Peningkatan kecepatan

yang tiba-tiba gerakan kebelakang hiperekstensi tulang leher terjadi deselerasi cepat kedepan jika kendaraan tiba-tiba menabrak atau berhenti

Harus dicatat kerusakan bagian depan dan belakang kendaraan juga bagian dalam dan posisi headreast

Page 16: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

PEJALAN KAKI VS KENDARAAN

Page 17: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6
Page 18: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

PATOFISIOLOGI

Hemorrhage Kontusio/robekan

Sirkulasi darah ke subst. Grisea terganggu

Hipoksia,edema,lesi hemorragi

Iskemia

Nekrotik

Kerusakan mielin dan akson

Menembus ke ekstradural,subdural Serabut saraf mulai

Membengkak

Page 19: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6
Page 20: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Gangguan neurologi sesuai lesi

Page 21: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6
Page 22: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Syok spinal : tidak adanya aktivitas refleks

2. Hilang fungsi motorik sebagian / parsial : melawan gravitasi, tahanan

3. Hilang fungsi sensorik sebagian/total : suhu,sentuhan nyeri.

4. Pada awalnya HR meningkat . . .> Bradikardi, TD meningkat. . .> hypotensi

5. Nyeri akut dipunggung atau leher menjalar disepanjang saraf

Gambaran Klinis

Page 23: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Lanjut. . .

6. Refleks tendon dan aktivitas refleks perianal abnormal

7. Hilangnya keringat dan tonus vagomotor8. Retensi sekresi paru,penurunan

pungsipungsi,penurunan O2, peningkatan Pa CO2 (gagal napas ,edema pulmonal)

9. Inkontinensia urine, retensi urine, distensi kandung kemih

10. Ileus paralitik (konstipasi)11. Hilangnya kontrol suhu (hipertermia)

Page 24: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Foto : servikal, torakal, lumbal, sakral CT Scan, MRI Melograf

Tes Diagnostik

Page 25: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Nilai fungsi motorik dan sensorik2. Nilai status neurologis : tingkat kesadaran 3. Nilai adanya cedera kepala tertutup4. Nilai status pernapasan : beri 02, AGD,

oksimetri 02,ventilator mekanik.5. Lakukan suction dengan hati-hati

(stimulus saraf vagus. .> bradikardi. . > henti jantung)

6. Siapkan kateterisasi kandung kemih

Penanganan :

Page 26: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Lanjut. . .

7. Siapkan pemasangan NGT8. Lakukan protokol perawatan kulit10. Cegah terjadinya infeksi11. Berikan dukungan emosional pada

pasien dan keluarga.12. Lakukan persiapan pembedahan bila

ada indikasi operasi

Page 27: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

A. Pengkajian 1. Identitas pasien dan keluarga 2. Pemeriksan fisik : - System pernafasan : pola,suara napas. - System neurologis : nyeri, pupil, lemah - System kardiovasculer : hipo/hipertensi - Syestem musculoskletal : hemiparise,

luka - System perkemihan : inkont, retensi urin.

ASUHAN KEPERAWATAN

Page 28: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

B. Diagnosa keperawatan: 1. Tidak efektif bersihan jalan nafas 2. Nyeri 3. Gangguan mobilisasi fisik 4. Gangguan integritas kulit 5. Kurang perawatan diri 6. Cemas pasien dan keluarga 7. Resiko kurang volume cairan 8. Resiko infeksi

Page 29: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

TERIMA KASIH

Page 30: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Pengertian : Peningkatan tekanan intrakranial (TIK)

intracranial pressure (ICP) merupakan peningkatan tekanan pada otak di dalam kranium atau tengkorak yang disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan serebrospinal.

ICP Normal: 1 – 15 mm Hg.

NS. ARLANSYA, S.Kep

PENINGKATAN TEKANAN INTRA KRANIAl ( TIK )

Page 31: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Ruang kranial merupakan struktur yang kaku dengan total volume yang tetap : Otak (80%), Darah (12%), Cairan sereborspinal/ lCS (8%) = sangat konstan.

Tengkorak dan kanalis vetebralis membentuk perlindungan yang kuat terhadap : otak, medulla spinalis, cairan serebrospinalis dan darah ( Hukum Monro Kellie ).

Pendahuluan

Page 32: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Penambahan volume hanya dapat terjadi bila terdapat penekanan/kompresi pada kompartemen lain.

Satu-satunya bagian yang dapat mengimbangi (buffer capacity). . .> kompresi sinus venosus, sehingga terjadi perpindahan LCS kearah aksis lombosakral.

Bila sudah maksimal cendrung terjadi peningkatan volume pada kompartemen sehingga terjadi peningkatan TIK.

Lanjut. . .

Page 33: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Faktor risiko volume cairan serebrospinal meningkat peningkatan TIK perfusi jaringan serebral menurun peningkatan edema otak pergeseran jaringan otak pada duramater herniasi kematian.

Peningkatan TIK dapat juga menyebabkan iskemia/infark jaringan otak dan kematian otak.

Herniasi menyebabkan penurunan jaringan otakdari area bertekanan tinggi menuju area yang bertekanan rendah batang otak

koma/kematian.

PATOFISIOLOGI

Page 34: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Gangguan pada Crebro sfinalis (CSF) a. Perubahan absorpsi : miningitis,obstuksi csf b. Perubahan produksi : gangguan pleksius koroid

hidrosefalus kronik

2. Gangguan Cerebrovaskuler a. trombosis, emboli, anerisma,hemoragik,

hematom, tumor pada otak sentral. b. ganguan perifer yang menyebabkan ketidak

seimbangan status cerebrovaskuler : CHP, kompresi vena jugularis interna, overload cairan

FAKTOR PENYEBAB

Page 35: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

3. Keadan yang mempengaruhi parenkim otak :

trauma kepala, perdarahan subarachnoid, hidrosefalus, edema cerebri, hipoksia, tumor cerebri, abses toksik ensefalopati.

KOMPLIKASI : 1. Penurunan kesadaran, kematian 2. Herniasi batang otak, anoksia otak 3. Kejang umum/ fokal 4. Syndrome of inappropriate antidiuritik

hormon (SIADH)

Lanjutan. . .

Page 36: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Trias TIK : (nyeri kepala, muntah proyektil, papel edema), penurunan kesadaran, gelisah, iritabel.

2. Penurunan fungsi neurologis : perubahan bicara, reaksi pupil, sensori motorik, mual- muntah, pandangan kabur.

3. Triad cusing : indikasi herniasi otak (tekanan darah sistolik meningkat, nadi meningkat, nafas ireguler).

MANIFESTASI KLINIS

Page 37: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Pemeriksan elektrolit (kalium, natrium, klorida)

Angiografi serebral,CT scan, MRI Pemeriksan Doppler transkranial Hindari pungsi lumbal : menyebabkan

herniasi otak Alat pemantau TIK Observasi : tingkat kesadaran, reaksi pupil,

fungsi sensori-motorik, kelainan saraf cranial.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 38: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Pertahankan jalan napas, hati-hati melakukan suction.

Posisi kepala dipertahankan 30 – 60 “ Hindari rotasi dan fleksi leher, panggul yang

ekstrem. Nilai status neurologis dan mental, GCS,

pupil, fungsi motor dan sinsorik Nilai tanda- tanda meningeal ( sakit

kepala,rigiditas nukal/leher, fobia cahaya)

PENATALAKSANAN

Page 39: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Pantau tanda- tanda vital, kontrol demam, ICP Berikan diuritik osmotik/manitol,

furosemide/lasik, batasi cairan bila perlu. Berikan sedasi I.V secara hati-hati. Hati-hati terhadap kejang/beri antikonvulsan

bila diperlukan. Pantau AGD dan oksigenasi. Ventilasi mekanik sesuai hasil AGD. Pembedahan craniotomi untuk drainase LCS. Perawatan ICU.

Lanjut. . .

Page 40: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Pengkajian : 1. Pemeriksan GCS. 2. Tingkat kesadaran. 3. Respon pupil. 4. Gerakan mata. 5. Tanda- tanda vital. 6. Pemeriksan syarap kranial ( refleks, otot

wajah).

ASUHAN KEPERAWATAN

Page 41: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Diagnosa keperawatan : 1. Ganguan perfusi jaringan cerebral. 2. Gangguan mobilitas fisik. 3. Gangguan komunikasi verbal. 4. Gangguan persepsi sensori. 5. Kurang perawatan diri. 6. Kurang pengetahuan.

Page 42: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

TERIMA KASIH

Page 43: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Pendahuluan

Dalam buku kedokteran moderen ada dua terminologi yang terkait sebagai kejang, dikenal sebagai :

Seizures : merujuk pada temuan- temuan fisik yang terjadi pasca aktivitas kelistrikan yang abnormal pada otak.

Convolsion : keadan ketika tubuh bergetar secara cepat dan tidak terkontrol, terbentuk dari otot-otot yang berkontraksi dan relaksasi bergilir dengan cepatnya.

Ns. ARLANSYA, S. Kep

GANGGUAN KEJANG

Page 44: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Di Indonesia digunakan sebagai terminologi yang umum untuk kedua hal tersebut, selain itu dikenal juga sebagai Step/stuip dibeberapa daerah ( kerasukan ).

Kadang sulit mengetahui seseorang mengalami kejang, beberapa mungkin hanya mengalami “ Staring Spells” : tatapan kosong, pingsan, gerakan tubuh/ bola mata tidak wajar sehingga sering disebut atypical absence tampak tidak ada tanda- tanda, hal ini membuat kejang sering lewat tanpa disadari.

Lanjut. . .

Page 45: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Pengertian : Gangguan kejang merupakan pelepasan

listrik dari neuron- neuron yang terjadi secara sementara, abnormal, tiba- tiba, berlebihan dan tidak terkontrol di korteks serebri.

Status epileptikus(SE), yang berarti aktivitas kejang yang terus- menerus, merupakan kedaruratan medis.

Page 46: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Epilepsi.2. Penyalahgunaan obat atau alkohol.3. Toksisitas obat (aminophylline), reaksi

alergi.4. Cedera kepala, trauma, CVA, hipertensi5. Infeksi, tumor SSP.6. Sakit kepala, demam (anak)7. Hipoksia8. Ganguan metabolik akut (hipoglikemi,

hiponatremia, hipokalemia, gagal ginjal).9. Eklamsia pada ibu hamil.

Beberapa faktor risiko terjadinya kejang :

Page 47: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Hilang kesadaran diikuti priode kebingungan (tidak dapat mengingat kejadiantertentu).

2. Perubahan tingkah laku.3. Berliur/berbusa di mulut.4. Mendengkur/mendengus.5. Kehilangan kontrol BAK/BAB.6. Perubahan gairah: mendadak marah,

takut,panik, tertawa.

Gejala sepesifik yang muncul, umumnya tergantung bagian otak yang terkena

Page 48: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

7. Gangguan gerakan bola mata.8. Bergetar seluruh tubuh.9. Tiba-tiba terjatuh.10. Menggertakan Geligi.11. Napas tertahan sementara.12. Kejang otot tidak terkontrol/menghentakan

anggota badan. Hal- hal tersebut akan berhenti dalam beberapa

detik, menit, kadang-kadang sampai 15 “.

Lanjut. . .

Page 49: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

Edema pulmonal. Aspirasi pulmonal. Disritmia jantung. Hiper/hipo tensi. Hipoksia. Dehidrasi. Mioglobinuria. Cedera oral ataumuskuloskeletal.

Komplikasi

Page 50: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

EEG (Elektroensefalogram). CT Scan kepala , MRI. Elektrolit, urium creatinin, kalsium,

magnisium, Gula darah. EKG (aritmia jantung). AGD atau oksimetri nadi. Test alergi obat dalam darah.

Tes Diagnostik

Page 51: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Prioritas utama mencegah terluka dan cedera.2. Untuk mencegah jatuh letakan pada tempat

yang datar, jauhkan dari benda tajam.3. Beri bantalan pada kepala4. Longgarkan pakaian yang ketat, terutama

dileher.5. Rebahkan penderita kesalah satu sisi

tubuhnya untuk menghindari aspirasi.6. Dampingi penderita sampai sadar, bantuan

medis datang.7. Sebaiknya pada penderita kejang diberikan

gelang penanda medis.

Perawatan di Rumah

Page 52: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Penderita mengalami kejang untuk pertama kali.2. Kejang bertahan 2 - 5 menit.3. Penderita tidak sadar, prilaku tidak normal

kembali pasca kejang.4. Kejang berulang kembali setelah kejang awal

berhenti.5. Penderita kejang didalam air.6. Penderita sedang hamil, menderita luka.7. Penderita tidak memiliki pengenal medis.8. Mengalami kejang yang berbeda dari kejang

yang biasa dialaminya.

Kapan menghubungi petugas medis

Page 53: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Minum obat sesuai anjuran dokter.2. Libatkan anggota keluarga dalam pengawasan.3. Istirahat, tidur yang cukup.4. Hindari stress.5. Olah raga teratur.6. Makan makanan dengan gizi seimbang.7. Hindari minum alkohol, obat- obat terlarang.8. Gunakan helm standar saat berkendaran motor.9. Berikan obat antikonvulsan (valium,dilantin,luminal,

ativan,propofol, medazolam).10. Hindari faktor pencetus.11. Observasi jalan napas, berikan O2.

Pencegahan

Page 54: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Pengkajian a. Identitas pasien dan keluarga. b. Pemeriksan fisik. - System pernapasan : pola napas,suara

napas - System neurologis : kaku, trimor - System kardiovasculer : bradikardi, hipotensi - System musculosekletal : praktur, luka - System pencernaan : mual, muntah,BAB - System perkemihan : inkontensia urine

Masalah keperawatan

Page 55: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

1. Tidak efektip bersihan jalan napas2. Gangguan perfusi jaringan cerebral3. Penurunan curah jantung4. Gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit5. Gangguan integritas kulit6. Resiko injuri7. Resiko infeksi

Diagnosa Keperawatan

Page 56: Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 6

TERIMA KASIH