ppt luka bakar keperawatan gawat darurat kelompok viii

Upload: vina

Post on 07-Mar-2016

277 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

v fhtfh gjktylkijyrxsytfjbygtykuj bm

TRANSCRIPT

  • Om Swastyastu

  • ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN LUKA BAKAROLEH :Ni Made Vina EkadayanthiKp 06.13.007Ketut Dita Gunadi PutraKp 06.13.029Luh Putu Nopi Anti DewiKp 06.13.031Putu Ayu PurnamasariKp 06.13.032Gusti Ayu Putu Puspita DewiKp 06.13.054Ni Kadek Sri SaskaraniKp 06.12.094

  • BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKulit adalah organ tubuh yang paling luas, dan kulit melakukan beberapa fungsi yang kompleks (Hudak dan Gallo, 1996). Kulit dapat mengalami cedera atau luka, salah satunya adalah luka bakar. Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah (frost-bite). Luka bakar ini dapat mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik (Mansjoer, 2001).

    NEXT

  • The National Institute of Burn Medicine yang mengumpulkan data-data statistika dari berbagai pusat luka bakar di seluruh Amerika Serikat. The National Institute of Burn Medicine mencatat bahwa sebagian besar pasien (75%) merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri. Pada awal abad ke-21, Pusat Statistik Luka Bakar memperkirakan bahwa rata-rata jumlah kebakaran di seluruh dunia adalah 7-8 juta, sehingga 70.000-80.000 kematian akibat kebakaran dan 500.000-800.000 luka bakar (Smeltzer, 2002). NEXT

  • NEXTLuka bakar dapat disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat diklasifikasikan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens penyebab (burning agent). Luka bakar menyebabkan respon patofisiologi serius dalam semua sistem tubuh, luka bakar memulai respon inflamasi, yang meliputi panas, kemerahan, nyeri, dan jumlah edema. lokal dan sistemik edema berhubungan dengan tingkat dan kedalaman luka bakar dan jumlah cairan diberikan selama resusitasi cairan. Kombinasi dari pergeseran cairan, pembentukan edema dan kehilangan air akibat menguapkan dari luka bakar dapat menyebabkan hipovolemia (ENA, 2000).

  • Orang-orang yang menderita akibat luka bakar menghadirkan salah satu krisis perawatan kesehatan yang paling menantang. Seseorang yang pada suatu saat dalam keadaan sehat dapat tiba-tiba terkena luka bakar yang luas bersamaan dengan perubahan-perubahan psikologi yang dramatis adalah dampak emosional dari luka bakar, yang mempengaruhi baik korban luka bakar maupun keluarganya, Kemajuan-kemajuan besar dalam terapi luka bakar telah terjadi sejak tahun 1960-an. Prognosis telah berubah dari harapan meninggal menjadi harapan hidup. Asuhan keperawatan komprehensif yang di berikan manakala terjadi luka bakar adalah penting untuk pencegahan kematian dan kecacatan. Adalah penting bagi perawat untuk memiliki pengertian yang jelas tentang perubahan-perubahan yang saling berhubungan pada semua sistem tubuh setelah cedera luka bakar juga penghargaan terhadap dampak emosional dari cedera pada korban luka bakar dan keluarganya (Hudak dan Gallo, 1996).

    NEXT

  • Hanya dengan dasar pengetahuan komprehensif perawat dapat memberikan intervensi terapeutik yang di perlukan pada semua tahapan penyembuhan. Kecepatan dari penyembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-zat terdapat dalam obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai kemampuan untuk meningkatkan penyembuhan dengan cara merangsang lebih cepat pertumbuhan sel-sel baru pada kuli. Salah satu upaya terapi luka bakar adalah dengan pemberian bahan yang efektif mencegah inflamasi sekunder (Balqis, dkk, 2014; Hudak dan Gallo, 1996).Luka bakar dengan penanganan yang tepat dan cepat dapat mencegah kematian dan kecacatan. Sehingga dari uraian di atas penulis ingin menjelaskan tentang bagaimana Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada pasien dengan luka bakar. Karena dengan kita mengerti bagaimana penanganan yang tepat pada luka bakar pasien tidak akan mengalami hal yang fatal.NEXT

  • 1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Luka Bakar ?

  • 1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan UmumMengetahui asuhan keperawatan gawat darurat pada luka bakar.1.3.2 Tujuan Khususa. Mengetahui definisi Luka Bakar.b. Mengetahui patofisiologi (etiologi dan pathway) Luka Bakar.c. Mengetahui tanda dan gejala Luka Bakar.d. Mengetahui penatalaksanaan Gawat Darurat Luka Bakar.e. Mengetahui Asuhan Keperawatan Luka Bakar ( Pengkajian, Diagnosa, Keperawatan, Intervensi ).

  • 1.4 Manfaat

    Sebagai sarana menambah pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman belajar yang sangat berguna mengenai luka bakar dan asuhan keperawatan gawat daruratnya.Dapat memberikan pedoman kepada mahasiswa tentang luka bakar dan asuhan keperawatan gawat daruratnya, sehingga mahasiswa dapat mengimplementasikan pada praktek di lapangan.Dapat memberikan pengetahuan tentang luka bakar dan asuhan keperawatan gawat daruratnya, dan juga mengetahui tingkat keaktifan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.

  • BAB IIKONSEP TEORI2.1 Pengertian

    Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah (frost-bite). Luka bakar ini dapat mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik (Mansjoer, 2001). Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalamLuka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama sistem kardiovaskuler (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat memengaruhi seluruh sistem tubuh (Balqis, dkk, 2014).

  • 2.2 PatofisiologiLuka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat di kelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi, atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens penyebab (burning agent). Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi (Smeltzer, 2001).

  • Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai contoh, pada kasus luka bakar tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama 1 detik dengan air yang panas dari shower dengan suhu 68,9C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi cedera derajat-tiga (full-thickness injury). Pajanan selama 15 menit dengan air panas yang suhunya sebesar 56,1C mengakibatkan cedera full thickness yang serupa. Suhu yang kurang dari 44C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar (Smeltzer, 2001).

    NEXT

  • Cedera termis menyebabkan ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit sampai syok, yang dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut, dan disfungsi selebral. Kondisi-kondidi ini dapat di jumpai pada fase awal/akut/syok yang biasanya berlangsung sampai 72 jam pertama. Dengan kehilangan kulit yang memiliki fungsi sebagai barier (sawar), luka sangat mudah terinfeksi. Selain itu, dengan kehilangan kulit luas, terjadi penguapan cairan tubuh yang berlebihan. Penguapan cairan ini di sertai pengeluaran protein dan energi, sehingga terjadi gangguan metabolism (Mansjoer, 2001).

    NEXT

  • Jaringan nekrosis yang ada melepas toksin (burn toxin, suatu lipid protein kompleks) yang dapat menimbulkan SIRS bahkan sepsis yang menyebabkan disfungsi dan kegagalan dan fungsi organ-organ tubuh seperti hepar dan paru (ARDS); yang berakhir dengan kematian. Reaksi inflamasi yang berkepanjangan akibat luka bakar menyebabkan kerapuhan jaringan dan struktur-struktur fungsional. Kondisi ini menyebabkan parut yang tidak beraturan (hipertropik), kontraktur, deformitas sendi dan sebagainya (Mansjoer, 2001).

    NEXT

  • 2.3 Tanda dan GejalaLuka bakar sangat sering terjadi. Luka bakar memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :

    1. Shock2. Nyeri3.Ketidakseimbangan elektrolit4. Stridor

    5. Wheezing6. Dyspnea7. Suara serak8. Carbon dalam sputum

    9.Pembengkakan10. Kemerahan11. Melepuh12. Sianosis

    13. Distres pernapasan14.Membran mukosa kering15. Takikardi16. Hipotensi

    ( Rismana, dkk, 2013; Hasyim, dkk, 2012; Mansjoer, 2001; Rahayuningsih, 2012 )

  • WOC

  • 2.4 Penatalaksanaan

    Dalam kasus luka bakar biasanya menggunakan penatalaksanaan. Penatalaksanaan sebagai berikut :a. Pasang kanulasi intravena dengan ukuran besar pada vena perifer.b. Pasang kateter untuk pengukuran haluaran urine yang akurat.c. Pasang selang nasogastrik pada semua pasien dengan risiko ileus paralitik (luka bakar LPTT lebih besar dari 25%)d. Berikan oksigen yang dilembabkan 100% jika adanya cedera inhalasi atau keracunan karbonmonoksida.

    e. Normal salin yang dingin, steril dapat diberikan pada luka untuk mengurangi nyeri.f. Penanganan nyeri dapat dicapai melalui pemberian obat narcotik intravena, seperti morphine.g. Pemberian cairan IV ringer laktat di gunakan sebagai larutan kristaloid karena merupakan larutan garam yang seimbang yang hampir mendekati komposisi dari cairan ekstraseluler.NEXT

  • NEXTh. Pemeriksaan diagnostikCBC Kadar elektrolit Darah urea nitrogen (BUN) GDA PT.PTT Layar Obat Urinalisis Rontgen dada Radiografi tulang serviksCT scan Radiografi ekstremitaspulsa oksimetri: digunakan dengan hati-hati ketika diduga mengalami keracunan karbon monoksida (CO) (membaca akan meningkat palsu)( Hudak dan Gallo, 1996; ENA, 2000; Rahayuningsih, 2012 )

  • 2.5 Asuhan Keperawatan Luka Bakar2.5.1 Pengkajian1.Pemeriksaan PrimerKeluhan utama :

    Data Subjektif1) Riwayat Penyakita. Mekanisme cedera atau paparan panas, bahan kimia, listrik, inhalasib. Cedera yang berhubungan : serviks tulang belakang, tulang belakang, kaki atau lengan patah, bukti penganiayaanc. Lamanya waktu terbakard. Tingkat kesadaran

    e. Lingkungan di mana pasien ditemukan: ruang tertutup, pengaturan industri, adanya zat yang mudah terbakar, seperti kayu, produk minyak bumi, plasticf. Cedera listrik: jumlah tegangan, bergantian atau arus searah, hambatan,alur arusg. Jenis cedera kimia, konsentrasi, mekanisme tindakan kimiawi, tingkat penetrasi jaringan, durasi kontak.Nyeri

    NEXT

  • 2) Riwayat Medisa. Kardiovaskularb. Diabetesc. Alkohol atau penyalahgunaan narkobad. Merokoke. Obatf. Alergig. Status imunisasi tetanush. Riwayat perilaku bunuh dirii. Riwayat penganiayaan

    b. Data Objektif1) Airway ( Jalan Nafas) : - Adanya sputum karbon atau jelaga- Tidak ada obstruksi jalan nafasTidak ada suara nafas tambahan2) Breathing (Pernafasan ):- Stridor Mengi3) Circulation (sirkulasi) :- Takikardi (nadi cepat)- Adanya denyut perifer- Pasien dapat mengalami hipotensi- Ada tanda sianosis

    4) Disability (Ketidakmampuan) :- Respons - Kesadaran : kebingungan, koma- GCS - Pupil - Refleks cahaya 5) Exposure :- Lihat dari ujung kepala sampai ujung kaki adakah luka bakar lainnya.

    NEXT

  • 2. Pemeriksaan Sekunder

    a. Data Subjektif1. Sign ( Tanda ): Nyeri, ketidakseimbangan elektrolit dan cairan, wheezing, dyspnea, adanya karbon dalam sputum, membran mukosa kering, oliguria, takikardi, dan hipertermi2. Alergi: Kaji adanya riwayat alergi pasien, alergi obat atau makanan3. Medication ( Pengobatan ): Kaji apakah pasien dalam pengaruh obat atau sedang menjalani terapi obat.4. Past Medical History: Kaji apakah pasien pernah di rawat dengan kasus yang sama atau kasus yang lain.5. Last oral intake (Asupan oral terakhir): Kaji makan dan minum terakhr pasien6. Even leading injury (cedera): Pasien terkena cedera atau paparan panas,bahan kimia, listrik inhalasi.

  • Data Objektif1) Pemeriksaan Fisika). KepalaKepala simetris dan tidak ada nyeri tekan.b). LeherTidak ada bendungan vena jugularis.c). DadaGerakan dada simetris, ada nyeri tekan karena luka bakar mencakup seluruh daerah dada, irama nafas ( dyspnea ), terkadang ada keluhan sesak nafas.d). AbdomenAbdomen simetris, pasien tidak mengalami nyeri abdomen

    2)Pemeriksaan Penunjanga. CBCb. Kadar elektrolitc. Darah urea nitrogen (BUN)d. GDAe. PT.PTTf. Layar Obatg. Urinalisish. Rontgen dada i. Radiografi tulang serviksj. CT scank. Radiografi ekstremitaspulsa oksimetri: digunakan dengan hati-hati ketika diduga mengalami keracunan karbon monoksida (CO) (membaca akan meningkat palsu)

    NEXT

  • 2.5.2 Diagnosa Keperawatan Gawat Darurat Luka Bakar1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dengan kehilangan cairan yang abnormal akibat peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan cairan akibat respon inflamasi di tandai dengan takikardi, membran mukosa kering, oliguria dan ketidakseimbangan elektrolit.

    2. Ketidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan jalan nafas edema, perubahan tingkat kesadaran sekunder hipoksia di tandai dengan wheezing, dyspnea, suara serak (parau), carbon dalam sputum.

    3. Nyeri berhubungan dengan cedera jaringan dari paparan panas, bahan kimia, radiasi atau sumber arus listrik di tandai dengan pasien mengeluh nyeri.

  • 2.5.3 Intervensi Keperawatan Gawat Darurat Luka Bakar

    1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dengan kehilangan cairan yang abnormal akibat peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan cairan akibat respon inflamasi di tandai dengan takikardi, membran mukosa kering, oliguria dan ketidakseimbangan elektrolit.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 10 menit diharapkan pasien dapat menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan dengan kriteria hasil :1) TTV stabil2) Membran mukosa lembab3) Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluaran urine individu adekuat.

    NEXT

  • Intervensi :1) Pantau TTV, CVP. Perhatikan pengisian kapiler dan kekuatan nadi perifer.R/ : Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji respons kardiovaskuler. Catatan : Pengawasan invasif diindikasikan untuk pasien dengan luka bakar mayor, inhalasi asap, atau penyakit jantung sebelumnya meskipun terdapat hubungan peningkatan risiko infeksi, perlu berhati-hati dalam mengawasi dan merawat sisi insersi.2) Awasi haluaran urine dan berat jenis. Observasi warna urine dan hemates sesuai indikasi.R/ : Secara umum, penggantian cairan harus dititrasi untuk meyakinkan rata-rata haluaran urine 30-50 ml/jam (pada orang dewasa). Urine dapat tampak merah sampai hitam, pada kerusakan otot masif sehubungan dengan adanya darah dan keluarnya mioglobin. Bila terjadi mioglobinuria menyolok, minimum haluaran urine harus 75-100 ml/jam untuk mencegah kerusakan/nekrosis tubulus.

    NEXT

  • 3) Berikan penggantian cairan IV ringer laktat yang dihitung, elektrolit, plasma, albumin.R/ : Resusitasi cairan menggantikan kehilangan cairan/elektrolit dan membantu mencegah komplikasi. Penggantian formula bervariasi tetapi berdasarkan luasnya cedera, jumlah haluaran urine dan berat badan.2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan jalan nafas edema, perubahan tingkat kesadaran sekunder hipoksia di tandai dengan wheezing, dyspnea, suara serak (parau), carbon dalam sputum dan sianosis.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 10 menit diharapkan bersihan jalan nafas pasien paten dengan kriteria hasil :a. Menunjukkan bunyi napas jelasb. Frekuensi pernapasan dalam rentang normalc. Bebas dyspnea/sianosis dan carbon dalam sputum

    NEXT

  • Intervensi :1) Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernapasan : perhatikan adanya pucat/sianosis dan sputum mengandung karbon atau merah muda.R/ : Penggunaan otot bantu, sianosis, dan perubahan sputum menunjukkan terjadi distres pernapasan/edema paru dan kebutuhan intervensi medik.2) Auskultasi paru, perhatikan stridor, mengi, penurunan bunyi napas, batuk rejan.R/ : Obstruksi jalan napas/distres pernapasan dapat terjadi sangat cepat atau lambat contoh sampai 48 jam setelah terbakar.3) Berikan pelembab O2 melalui cara yang tepat, contoh masker wajah.R/ : O2 memperbaiki hipoksemia/asidosis. Pelembaban menurunkan pengeringan saluran pernapasan dan menurunkan viskositas sputum.

    NEXT

  • Nyeri berhubungan dengan cedera jaringan dari paparan panas, bahan kimia, radiasi atau sumber arus listrik di tandai dengan pasien mengeluh nyeri.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 10 menit diharapkan nyeri pasien berangsur-angsur berkurang dengan kriteria hasil :a. Melaporkan nyeri berkurang/terkontrolb. Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks.Intervensi :1) Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode pemajanan pada udara terbuka.R/ : Suhu tubuh dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf.Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/karakter dan intensitas (skala 0-10).

    NEXT

  • 2) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/karakter dan intensitas (skala 0-10).R/ : Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan/kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian balutan dan debridemen. Perubahan lokasi/intensitas/karakter nyeri dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi.3) Berikan analgetik (narkotik dan non-narkotik) sesuai indikasi.R/ : Metode IV sering digunakan pada awal untuk memaksimalkan efek obat. Masalah pasien adiksi atau keraguan tentang derajat nyeri yang dialami tidak absah selama fase perawatan darurat/akut, tetapi narkotik harus diturunkan sesegera mungkin sesuai adanya dan perubahan metode untuk penghilang nyeri.

    NEXT

  • BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan1. Luka bakar merupakan cedera pada kulit yang di sebabkan oleh sumber panas, listrik, bahan kimia dan radiasi.2. Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat di pindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.Cedera termis menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sampai syok, yang dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut, dan disfungsi selebral.3. Tanda dan gejala pada luka bakar sangatlah khas. Biasanya pasien yang terkena luka bakar mengalami nyeri, ketidakseimbangan elektrolit dan cairan, wheezing, dyspnea, adanya karbon dalam sputum, membran mukosa kering, dan takikardi.

    NEXT

  • 4. Dalam luka bakar memiliki berbagai penatalaksanaan. Tetapi penatalaksanaan yang paling diutamakan adalah Kolaborasi pemberian penggantian cairan IV ringer laktat yang dihitung, elektrolit, plasma, albumin karena resusitasi cairan menggantikan kehilangan cairan/elektrolit dan membantu mencegah komplikasi. Penggantian formula bervariasi tetapi berdasarkan luasnya cedera, jumlah haluaran urine dan berat badan5. Pada pengakajian pasien dengan luka bakar biasanya memiliki tanda seperti nyeri, ketidakseimbangan elektrolit dan cairan, wheezing, dyspnea, adanya karbon dalam sputum, membran mukosa kering, oliguria, takikardi, dan hipertermi. Pada diagnosa keperawatan yang paling diprioritaskan adalah kekurangan volume cairan.

    NEXT

  • DAFTAR PUSTAKABalgis dkk.2014.Proses Penyembuhan Luka Bakar dengan GerusanDaunKedondong (Spondias dulcis F.) Dan vaselin Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Secara Histopatologis. Jurnal Medika Veterinari. (8 (1): 9-14Doengoes,M.E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGCENA. 2000. Emergency Nursing Core Curiculum. 5th ED. WB.Saunders Company: USAHasyim dkk. 2012. Formulasi Dan Uji Cocor Bebek (Kalanchorpinnata L) Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Majalah Farmasi dan Farmakologi.16(2).89-94Hospenthal, D.R. 2014. Burn Wound Infection. (online).(http://emedicine.medscape.com/article/213595-overview, di akses tanggal 16 maret 2015)Hudak dan Gallo. 1996.Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, EGC: JakartaMansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Media Aesculapius: JakartaRahayuningsih,T. 2012. Penatalaksanaan Luka Bakar.Profesi,8: 1-13Rismana,dkk.2013.Efeksitas Khasiat Pengobatan Luka Bakar Sediaan Gel Mengandung Fraksi Ekstrak Pegagan Berdasarkan analisis Hidroksiprolin Dan Histoguatologi Pada Kulit Kelinci. Bul Penelitian Klesehatan, 41 (1): 45-60Smeltzer. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC.