gawat darurat paru

52
KEGAWAT DARURATAN PARU Presented by : Febry Yasin Fachroni Yeffri Wijaya Yuliana Kolelupun Pembimbing : Dr. Supriyadi SpP

Upload: brigitta-andar-natalia

Post on 03-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

interna

TRANSCRIPT

Page 1: gawat darurat paru

KEGAWATDARURATAN PARU

Presented by : Febry Yasin Fachroni

Yeffri WijayaYuliana Kolelupun

Pembimbing : Dr. Supriyadi SpP

Page 2: gawat darurat paru

1. 1. Haemoptysis masif Haemoptysis masif

2. Pneuomothorax Spontan Ventil2. Pneuomothorax Spontan Ventil

3. Status Asmatikus3. Status Asmatikus

4. PPOK Eksaserbasi Akut4. PPOK Eksaserbasi Akut

5. Pneumonia5. Pneumonia

djois

Page 3: gawat darurat paru

Hemoptoe Masif

• Hemoptoe Ialah gejala keluarnya darah dari saluran nafas yang berasal

dari paru atau bronkus.

• Hemoptoe masif ialah hemoptoe yang jumlahnya lebih dari 500 cc.

Page 4: gawat darurat paru
Page 5: gawat darurat paru

• Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan

• Darah berbuih bercampur udara

• Darah segar berwarna merah muda

• Darah bersifat basa• Kadang-kadang

terjadi anemia• Benzidin test negatif

1. Darah dimuntahkan dengan rasa mual

2. Darah bercampur sisa makanan

3. Darah berwarna merah hitam (tercampur asam lambung)

4. Darah bersifat asam

5. Sering terjadi anemia

6. Benzidin test positif

Muntah DarahMuntah Darah

Page 6: gawat darurat paru

Etiologi

Anak2 dan remaja:• Bronkiektasis

• Stenosis mitral• tuberkulosis

Usia 20-40 tahun :•Tuberkulosis•Bronkiektasis

•Stenosis mitral

Usia > 40 tahun•Ca bronkogen•Tuberkulosis•bronkiektasis

Page 7: gawat darurat paru
Page 8: gawat darurat paru

Tujuan : Airway protection and patient stabilization, Localization of the bleeding source, and Administration of specific therapy

Pada hemoptoe masif diperlukan tindakan yang lebih agresif intensif seperti bronkoskopi atau operasi

Penatalaksanaan

Page 9: gawat darurat paru

a. Konservatif

– Menenangkan penderita– Posisi tidur trendelenberg– Jaga jalan nafas tetap

tebuka (penghisapan, endotracheal tube)

– Infus intravena / rehidrasi– Gelisah => obat sedasi

ringan– Obat penekan refleks batuk– Transfusi ( bila perlu )

b.b.

TT

II

NN

DD

AA

KK

AA

NN

BE DAHBE DAH

Page 10: gawat darurat paru
Page 11: gawat darurat paru
Page 12: gawat darurat paru

Pemeriksaan Pemeriksaan radiologisradiologis

Evaluasi Hb dan Evaluasi Hb dan faal hemostasisfaal hemostasis

Pemeriksaan dahak, Pemeriksaan dahak, berupa sputum BTA, berupa sputum BTA, sitologi sputum, sitologi sputum, kultur sputum.kultur sputum.

Pemeriksaan lain Pemeriksaan lain tergantung tergantung penyebabpenyebab

Page 13: gawat darurat paru

Ialah situasi gawat darurat dimana udara

dapat masuk ke rongga pleura

tetapi tidak dapat keluar.

Page 14: gawat darurat paru
Page 15: gawat darurat paru
Page 16: gawat darurat paru

1.1. KecelakaanKecelakaan

2.2. Korban perangKorban perang1.1. TuberculosisTuberculosis

2.2. PPOM eksaserbasi akutPPOM eksaserbasi akut

3.3. Asma bronkiale Asma bronkiale episode batukepisode batuk

4.4. Kanker paruKanker paru

Page 17: gawat darurat paru

2

Gambaran Klinis Gambaran Klinis

Nyeri dada mendadakNafas menjadi pendek

Cepat lelahKebiruan pada kulit (cyanosis)

Nadi meningkatTekanan darah menurun

Gangguan mental Gelisah

Nafas meningkatDistended neck veins

11

Page 18: gawat darurat paru

2

Pemeriksaan Pemeriksaan fisik parufisik paru

– Inspeksi :

• Pencembungan sisi yang sakit

• Bagian yang sakit gerakannya tertinggal waktu respirasi

– Palpasi

• Fremitus menurun atau menghilang pada sisi yang sakit

– Perkusi

• Hipersonor sisi yang sakit

– Aukultasi

• Suara nafas melemah atau menghilang

22

33 Pemeriksaan Pemeriksaan penunjangpenunjang

Foto x-ray toraksElektrokardiogram

Page 19: gawat darurat paru

2

Upaya dekompresi (membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar) => kontra ventil

Alat yang dipakai Alat yang dipakai : :

* Menggunakan infus set* Menggunakan infus set

* Jarum Abbotcath* Jarum Abbotcath

* Water Sealed Drainase* Water Sealed Drainase

Page 20: gawat darurat paru

Chest tap setup with 60 ml syringe, 3-way stopcock, IV extension tube, and 20 gauge 1" needle.

Page 21: gawat darurat paru
Page 22: gawat darurat paru

Bila di kanan di sela iga ke 7/8, kiri sela iga Bila di kanan di sela iga ke 7/8, kiri sela iga ke 8/9, keduanya di garis axiller posterior ke 8/9, keduanya di garis axiller posterior atau ruang antar iga ke 6 garis mid axilleratau ruang antar iga ke 6 garis mid axiller

Dalam 24 jam pemasangan kateter paru Dalam 24 jam pemasangan kateter paru tidak mengembang, selang dipasangkan tidak mengembang, selang dipasangkan ke alat penghisapke alat penghisap

Bila keadaan memburuk, dilakukan tindakan Bila keadaan memburuk, dilakukan tindakan bedahbedah

Paru mengembang sempurna Paru mengembang sempurna WSD klem 3 WSD klem 3 hari hari observasi baik observasi baik WSD dicabut WSD dicabut

Page 23: gawat darurat paru
Page 24: gawat darurat paru
Page 25: gawat darurat paru

Status Asmatikus :Status Asmatikus :

•Keadaan gawat darurat ParuKeadaan gawat darurat Paru

•Eksaserbasi Asma yg telah mendapat pengobatan Eksaserbasi Asma yg telah mendapat pengobatan StandardStandard

• Setelah 2 jam tidak ada perbaikanSetelah 2 jam tidak ada perbaikan

Page 26: gawat darurat paru

1. Oksigen1. Oksigen 2 – 4 L / mt2 – 4 L / mt

2. Cairan2. Cairan Larutan Fisiologis ( RL ) , Glukosa ( Jumlah cairan : Larutan Fisiologis ( RL ) , Glukosa ( Jumlah cairan : Kebutuhan cairan normal + defisit )Kebutuhan cairan normal + defisit )

3. Bronkodilator3. Bronkodilator Inj Terbutalin ( Bricasma ) ½ amp subkutan atau Inj Terbutalin ( Bricasma ) ½ amp subkutan atau

Inj Salbutamol (Lasal ) ½ cc subkutan ( tiap 6 – 8 jam )Inj Salbutamol (Lasal ) ½ cc subkutan ( tiap 6 – 8 jam )

Inj Aminofilin infus drip ( infus / syringe pump ) , Inj Aminofilin infus drip ( infus / syringe pump ) , dosis 20 mg / kg BB / hrdosis 20 mg / kg BB / hr

4. Kortikosteroid4. Kortikosteroid Inj dexametason 1 amp IV / Inj hidrokortison 100 – 200 mg Inj dexametason 1 amp IV / Inj hidrokortison 100 – 200 mg

IV/ Inj methylprednisolon tiap 6 – 8 jam IV/ Inj methylprednisolon tiap 6 – 8 jam

5. Antibiotika5. Antibiotika bila ada infeksi ( demam, batuk dahak purulen, bila ada infeksi ( demam, batuk dahak purulen,

lekositosis, foto toraks ada infiltrat )lekositosis, foto toraks ada infiltrat )

6. Ekspektorans6. Ekspektorans Bromheksin, Glyceryl guajac , Acetyl Cystein,dllBromheksin, Glyceryl guajac , Acetyl Cystein,dll

Page 27: gawat darurat paru

7 LANGKAH PENANGGULANGAN BAGI PENDERITA7 LANGKAH PENANGGULANGAN BAGI PENDERITA

1.1. Memahami seluk beluk Penyakit ASMAMemahami seluk beluk Penyakit ASMA

2.2. Menilai berat ringannya Penyakit ASMAMenilai berat ringannya Penyakit ASMA

3.3. Menghindari Faktor PencetusMenghindari Faktor Pencetus

4.4. Mengendalikan Peny. ASMA dengan obat yang tepatMengendalikan Peny. ASMA dengan obat yang tepat

5.5. Segera mengatasi serangan AkutSegera mengatasi serangan Akut

6.6. Memeriksa diri secara teraturMemeriksa diri secara teratur

7.7. Meningkatkan kebugaran fisik dengan latihan olah Meningkatkan kebugaran fisik dengan latihan olah

ragaraga

Page 28: gawat darurat paru

11 Debu RumahDebu Rumah a.a. Cuci sarung bantal, guling, sprei dg selimut air Cuci sarung bantal, guling, sprei dg selimut air panaspanas

b.b. Ganti karpet dengan lantai kayuGanti karpet dengan lantai kayu

c.c. Ganti furnitureberlapis kain dengan lapis kulitGanti furnitureberlapis kain dengan lapis kulit

d.d. Gunakan pembersih vakumGunakan pembersih vakum

e.e. Cuci dengan air panas selama mainan.Cuci dengan air panas selama mainan.

22 Serpihan kulitSerpihan kulit a.a. Pindahkan binatang peliharaan dari dalam rumahPindahkan binatang peliharaan dari dalam rumah

b.b. Gubakan filter udaraGubakan filter udara

c.c. Mandikan binatang peliharaan 2 X / MingguMandikan binatang peliharaan 2 X / Minggu

d.d. Ganti furnite berlapis kain dengan lapis kulitGanti furnite berlapis kain dengan lapis kulit

33 KecoaKecoa a.a. Kebersihan lingkungan yg disukai kecoak.Kebersihan lingkungan yg disukai kecoak.

b.b. Pakai pembasmi kecoaPakai pembasmi kecoa

44 JamurJamur a.a. Bersihkan dinding basah berjamurBersihkan dinding basah berjamur

b.b. Pindahkan karpet basah berjamurPindahkan karpet basah berjamur

Page 29: gawat darurat paru

55 •Polusi udara dalam Polusi udara dalam ruanganruangan

•Asap rokokAsap rokok

•Asap kayu / masakAsap kayu / masak

•Spray pembersih rumah Spray pembersih rumah Obat nyamuk dllObat nyamuk dll

a.a. Tidak merokok dalam rumah.Tidak merokok dalam rumah.

b.b. Hindari perokok pasifHindari perokok pasif

c.c. Ventilasi rumah harus baik.Ventilasi rumah harus baik.

d.d. Hindari memasak dengan kayuHindari memasak dengan kayu

e.e. Hindari pakai spray pembersih rumah.Hindari pakai spray pembersih rumah.

f.f. Hindari obat nyamuk asapHindari obat nyamuk asap

66 * Polusi udara diluar * Polusi udara diluar ruanganruangan

•Asap rokokAsap rokok

•CuacaCuaca

•OzonOzon

•Gas buang kendaraanGas buang kendaraan

a.a. Hindari aktivitas fisik pada keadaan udara Hindari aktivitas fisik pada keadaan udara dingin & kelembaban rendahdingin & kelembaban rendah

b.b. Hindari daerah polusiHindari daerah polusi

c.c. Ruang kerja dengan ventilasi baikRuang kerja dengan ventilasi baik

d.d. Pemakaian masker kalau perluPemakaian masker kalau perlu

Page 30: gawat darurat paru

1.1. Batuk bertambahBatuk bertambah

2.2. Produksi sputum >Produksi sputum >

3.3. Sputum berubah warnaSputum berubah warna

4.4. Sesak nafas bertambahSesak nafas bertambah

5.5. Aktifitas turunAktifitas turun

6.6. Gagal nafas akutGagal nafas akut

7.7. Kesadaran turunKesadaran turun

1.1. Poliklinik Rawat JalanPoliklinik Rawat Jalan

2.2. Unit Gawat DaruratUnit Gawat Darurat

3.3. Ruang RawatRuang Rawat

4.4. Ruang I C URuang I C U

Page 31: gawat darurat paru

1.1. Obat-obatan :Obat-obatan :

a.a. Bronkodilator ( agonis beta – Bronkodilator ( agonis beta – 2, antikolinergis, xantin )2, antikolinergis, xantin )

b.b. KortikosteroidKortikosteroid

c.c. AntibiotikaAntibiotika

d.d. Mukolitik / ekspektoransMukolitik / ekspektorans

2.2. Terapi Oksigen.Terapi Oksigen.

3.3. Terapi NutrisiTerapi Nutrisi

4.4. RehabilitasiRehabilitasi

5.5. EdukasiEdukasi

1.1. Eksaserbasi sedang / Eksaserbasi sedang / BeratBerat

2.2. Ada komplikasiAda komplikasi

3.3. Infeksi sal. Nafas Infeksi sal. Nafas beratberat

4.4. Gagal nafasGagal nafas

5.5. Gagal jantung kananGagal jantung kanan

Page 32: gawat darurat paru
Page 33: gawat darurat paru

1.1. Oksigen 1 – 2 L mt ( dosis rendah )Oksigen 1 – 2 L mt ( dosis rendah )

2.2. Infus RL : D5% 12 – 21 tetes / mtInfus RL : D5% 12 – 21 tetes / mt

3.3. Injeksi Aminophyllin 20 mg /kg BB / 24 jamInjeksi Aminophyllin 20 mg /kg BB / 24 jam

4.4. Injeksi Terbutalin ( Bricasma ) ½ amp SC tiap 8 jam Injeksi Terbutalin ( Bricasma ) ½ amp SC tiap 8 jam atau Inj Salbutamol ( Lasal ) ½ cc tiap 8 jamatau Inj Salbutamol ( Lasal ) ½ cc tiap 8 jam

5.5. Injeksi Deksametason 1 amp IV tiap 8 jamInjeksi Deksametason 1 amp IV tiap 8 jam

6.6. Inj Antibiotika ( bila ada tanda infeksi )Inj Antibiotika ( bila ada tanda infeksi )

7.7. Ekspektoran ( obat batuk pengencer dahak )Ekspektoran ( obat batuk pengencer dahak )

8.8. Bila ada demam diberi antipiretik ( paracetamol )Bila ada demam diberi antipiretik ( paracetamol )

9.9. Kalau perlu dilakukan Chest FisioterapiKalau perlu dilakukan Chest Fisioterapi

10.10. Bisa juga diberikan obat nebulizerBisa juga diberikan obat nebulizer

Page 34: gawat darurat paru

1.1. Oksigen 1 – 2 L mt ( dosis rendah )Oksigen 1 – 2 L mt ( dosis rendah )

2.2. Infus RL : D5% 12 – 21 tetes / mtInfus RL : D5% 12 – 21 tetes / mt

3.3. Injeksi Aminophyllin 20 mg /kg BB / 24 jamInjeksi Aminophyllin 20 mg /kg BB / 24 jam

4.4. Injeksi Terbutalin ( Bricasma ) ½ amp SC tiap 8 jam Injeksi Terbutalin ( Bricasma ) ½ amp SC tiap 8 jam atau Inj Salbutamol ( Lasal ) ½ cc tiap 8 jamatau Inj Salbutamol ( Lasal ) ½ cc tiap 8 jam

5.5. Injeksi Deksametason 1 amp IV tiap 8 jamInjeksi Deksametason 1 amp IV tiap 8 jam

6.6. Inj Antibiotika ( bila ada tanda infeksi )Inj Antibiotika ( bila ada tanda infeksi )

7.7. Ekspektoran ( obat batuk pengencer dahak )Ekspektoran ( obat batuk pengencer dahak )

8.8. Bila ada demam diberi antipiretik ( paracetamol )Bila ada demam diberi antipiretik ( paracetamol )

9.9. Kalau perlu dilakukan Chest FisioterapiKalau perlu dilakukan Chest Fisioterapi

10.10. Bisa juga diberikan obat nebulizerBisa juga diberikan obat nebulizer

Page 35: gawat darurat paru

1.1. Hindari Asap RokokHindari Asap Rokok

2.2. Hindari Polusi UdaraHindari Polusi Udara

3.3. Hindari Infeksi saluran Hindari Infeksi saluran nafas berulangnafas berulang

1.1. Berhenti merokokBerhenti merokok

2.2. Gunakan Obat-obatan Gunakan Obat-obatan adekuatadekuat

3.3. Mencegah eksaserbasi Mencegah eksaserbasi berulangberulang

Page 36: gawat darurat paru

PNEUMONIAPNEUMONIA

: Keradangan parenkhim Paru, : Keradangan parenkhim Paru, dimana asinus terisi dengan dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke interstitiumradang ke interstitium

Pneumonia Pneumonia : :

3

Page 37: gawat darurat paru
Page 38: gawat darurat paru

PneumoniaPneumonia

( Keradangan parenkhim paru )( Keradangan parenkhim paru )AsinusAsinus

Page 39: gawat darurat paru

2

Gambaran Klinis Gambaran Klinis a.a. Suhu tubuh meningkat > 40 Suhu tubuh meningkat > 40 00 C C

b.b. MenggigilMenggigil

c.c. Batuk dahak purulen / darah.Batuk dahak purulen / darah.

d.d. Nyeri dadaNyeri dada

Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik ParuFisik Paru

Tanda KonsolidasiTanda Konsolidasi : :• Perkusi redupPerkusi redup• Suara nafas bronkialSuara nafas bronkial• Rhonki basah paruRhonki basah paru• Fremitus raba meningkatFremitus raba meningkat

Pemeriksaan Pemeriksaan PenunjangPenunjang

a.a. Foto Toraks PA / LateralFoto Toraks PA / Lateral

b.b. LaboratoriumLaboratorium

c.c. Pemeriksaan dahak, kultur darah, Pemeriksaan dahak, kultur darah, serologi.serologi.

d.d. Analisa gas darahAnalisa gas darah

33

22

11

Page 40: gawat darurat paru

2Beda Community-Acquired Pneumonia & Hospital-Acquired Pneumonia Beda Community-Acquired Pneumonia & Hospital-Acquired Pneumonia

Penampilam KlinisPenampilam Klinis Community Acquired Community Acquired PneumoniaPneumonia

Hospital Acquired Hospital Acquired PneumoniaPneumonia

TerjadinyaTerjadinya Sebelum MRSSebelum MRS

( diluar RS )( diluar RS )

2 hari setelah MRS2 hari setelah MRS

( didalam RS )( didalam RS )

Jenis kumanJenis kuman Gram positifGram positif

( Streptokokus ( Streptokokus Pneumonia )Pneumonia )

Gram NegatifGram Negatif

( Klebsiela ( Klebsiela Pneumonia )Pneumonia )

KlinisKlinis Gejala pneumoniaGejala pneumonia Keadaan penyakit Keadaan penyakit lebih beratlebih berat

Obat antibiotikaObat antibiotika Ampiciliin + Ampiciliin + KloramphenicolKloramphenicol

Cefalosporin Cefalosporin generasi IIIgenerasi III

Perjalanan PenyakitPerjalanan Penyakit Dengan antibiotika Dengan antibiotika adekuat akan membaikadekuat akan membaik

Sering jatuh dalam Sering jatuh dalam keadaan gagal nafaskeadaan gagal nafas

Page 41: gawat darurat paru

Foto toraks PA

Page 42: gawat darurat paru

Pengambilan bahan untuk bakteriologik :Pengambilan bahan untuk bakteriologik :

1.1. Non Invasif : Dahak dibatukkan, Non Invasif : Dahak dibatukkan,

2.2. Invasif : Aspirasi Transtrakeal, Sikatan Invasif : Aspirasi Transtrakeal, Sikatan Bronkus, Bronchoalveolar lavage ( BAL )Bronkus, Bronchoalveolar lavage ( BAL )

3.3. Bahan lain : Darah, Cairan Pleura, Bahan lain : Darah, Cairan Pleura, Aspirasi Trans trakeal, transtorakalAspirasi Trans trakeal, transtorakal

Page 43: gawat darurat paru

2Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

Foto toraks PA ? Foto toraks PA ? Lateral.Lateral.

Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium

Pemeriksaan Pemeriksaan dahak, kultur dahak, kultur darah & serologidarah & serologi

Analisa Gas Analisa Gas darah darah

a.a. Tampak INFILTRAT / KONSOLIDASI + “ Tampak INFILTRAT / KONSOLIDASI + “ AirAir BronchogramBronchogram “ “

b.b. Petunjuk kearah diagnosa ETIOLOGI :Petunjuk kearah diagnosa ETIOLOGI :

* Pneumoni Lobaris ( S. Pneumonia )* Pneumoni Lobaris ( S. Pneumonia )

* Infiltrat Bilateral ( P. Aerogenosa , Virus )* Infiltrat Bilateral ( P. Aerogenosa , Virus )

* Konsolidasi Lobus kanan + Penebalan * Konsolidasi Lobus kanan + Penebalan Fissura interlobar ( Klebsiela Pneumonia ).Fissura interlobar ( Klebsiela Pneumonia ).

a.a. Lekositosis ( 10.000 – 30.000 )Lekositosis ( 10.000 – 30.000 )

b.b. Hitung jenis : Shift to the leftHitung jenis : Shift to the left

c.c. Laju enap darah ( LED ) meningkatLaju enap darah ( LED ) meningkat

a.a. Utk menentukan etiologi kumanyaUtk menentukan etiologi kumanya

b.b. Hasil positif pd 20 – 25 % pend. Yg tak diobatiHasil positif pd 20 – 25 % pend. Yg tak diobati

a.a. HipoksemiaHipoksemia

b.b. Asidosis respiratory pd stadium lanjut.Asidosis respiratory pd stadium lanjut.

Page 44: gawat darurat paru
Page 45: gawat darurat paru

Komplikasi PneumoniaKomplikasi Pneumonia

Page 46: gawat darurat paru

2

Terapi Terapi : Diberikan secara Empiris: Diberikan secara Empiris

Untuk dapatkan hasil kultur, tunggu bbrp hari.Untuk dapatkan hasil kultur, tunggu bbrp hari.

Kuman penyebab hanya ditemukan sekitar 50 %Kuman penyebab hanya ditemukan sekitar 50 %

Terapi Empiris berdasarkan Terapi Empiris berdasarkan : :

* Pengetahuan tentang Pola kuman* Pengetahuan tentang Pola kuman

* Sensitifitas dari peneliti sebelumnya* Sensitifitas dari peneliti sebelumnya

* Sifat farmakologi obat.* Sifat farmakologi obat.

Page 47: gawat darurat paru

2

1.1. Penderita Rawat jalan :Penderita Rawat jalan :

a. Pengobatan suportif / simptomatisa. Pengobatan suportif / simptomatis

1. Istirahat di tempat tidur1. Istirahat di tempat tidur

2. Minum secukupnya utk atasi dehidrasi2. Minum secukupnya utk atasi dehidrasi

3. Bila demam 3. Bila demam kompres / antipiretik kompres / antipiretik

4. Mukolitik / ekspektorans4. Mukolitik / ekspektorans

b. Pemberian Antibiotikab. Pemberian Antibiotika

Page 48: gawat darurat paru

2

2. Penderita Rawat Inap : ( Ruang Rawat Biasa )2. Penderita Rawat Inap : ( Ruang Rawat Biasa )

a. Pengobatan suportif / simptomatisa. Pengobatan suportif / simptomatis

1. Istirahat di tempat tidur1. Istirahat di tempat tidur

2. Terapi Oksigen2. Terapi Oksigen

3. Infus untuk rehidrasi3. Infus untuk rehidrasi

4. Obat simptomatis, Antipiretik Mukolitik / 4. Obat simptomatis, Antipiretik Mukolitik /

ekspektoransekspektorans

b. Pemberian Antibiotikab. Pemberian Antibiotika

Page 49: gawat darurat paru

2

3. Penderita Rawat Intensif : ( Pneumonia Berat )3. Penderita Rawat Intensif : ( Pneumonia Berat )

a. Pengobatan suportif / simptomatisa. Pengobatan suportif / simptomatis

1. Istirahat di tempat tidur1. Istirahat di tempat tidur

2. Terapi Oksigen2. Terapi Oksigen

3. Infus untuk rehidrasi3. Infus untuk rehidrasi

4. 4. Obat simptomatis, Antipiretik Mukolitik / Obat simptomatis, Antipiretik Mukolitik /

ekspektoransekspektorans

b. Pemberian Antibiotikab. Pemberian Antibiotika

c. Bila ada indikasi : Dipasang Ventilator Mekanikc. Bila ada indikasi : Dipasang Ventilator Mekanik

Page 50: gawat darurat paru

Pasien rawat Pasien rawat jalan ( Tak ada jalan ( Tak ada

penyakit jantung )penyakit jantung )

Pasien rawat Pasien rawat jalan ada peny jalan ada peny

JantungJantung

Pasien rawat Pasien rawat Inap tidak ICUInap tidak ICU

Psien rawat inap Psien rawat inap di ICUdi ICU

Doksisiklin oralDoksisiklin oral

Azitromisin oralAzitromisin oral

Claritromicin oralClaritromicin oral

Amoksilin + Amoksilin + klavulanatklavulanat

Cefororoxim oralCefororoxim oral

Cefotaksim IVCefotaksim IV

Ceftriaxon IVCeftriaxon IV

Ampicilin IVAmpicilin IV

Sulbaktam IVSulbaktam IV

Fluorokuinolon IVFluorokuinolon IV

Cefotaksim IVCefotaksim IV

Ceftriaxon IVCeftriaxon IV

Fluorokuinolon IVFluorokuinolon IV

Imipenem IVImipenem IV

Meropenem IVMeropenem IV

Page 51: gawat darurat paru
Page 52: gawat darurat paru