kematian mendadak
DESCRIPTION
Kedokteran ForensikTRANSCRIPT
NATURAL SUDDEN DEATH
(KEMATIAN MENDADAK)
Kriteria :
1. Sebab kematian wajar atau natural.
2. Kematian bersifat mendadak
3. Dalam jangka waktu pendek (24 jam) tidak ada orang yang mengetahui penyebab kematian
tersebut, bahkan tetangga atau orang terdekatnya.
Bermasalah karena :
1. Kematian-kematian yang bersifat natural lebih banyak daripada kematian karena homocide
atau suicide atau accident
2. Bila salah diagnosa tentang penyebab kematian korban (misalnya karena penyakit alamiah),
akan menimbulkan kerugian pada orang lain.
3. Muncul kecurigaan-kecurigaan tentang sebab kematian mendadak dan kecurigaan tentang
orang-orang yang terlibat dalam kematian tersebut
4. Untuk mendiagnosa NSD pada keadaan tertentu sangat sulit karena harus melakukan
pemeriksaan laboratorium.
Pada prinsipnya bila menemukan jenazah natural sudden death :
1. Identifikasi usia korban untuk memperkirakan sebab kematian :
Usia lanjut penyakit-penyakit degeneratif
Usia muda/anak-anak kelainan kongenital.
Usia dewasa penyakit infeksi, keracunan.
2. Data yang didapat sangat minimal karena tidak mungkin atau sulit dilakukan autopsi,
sehingga untuk menghindari kesalahan diagnosa harus diperhatikan:
Anamnesa yang teliti untuk mengarahkan kemungkinan sebab kematian, misalnya DM,
hipertensi, dli.
Bila memungkinkan autopsi, harus segera dilakukan jenazah segera dimasukkan ke
dalam lemari pendingin agar tidak terjadi proses pembusukan pada sel jaringan.
Siap dengan peralatan yang akan dipergunakan untuk memeriksa penyakit penyebab
kematian, contoh : perforasi thypoid perlu pemeriksaan limpa, tes Widal, dll.
Faktor autopsi menentukan dapat atau tidaknya penyakit diagnosa. Misalnya, orang
dengan keluhan nyeri dada karena pneumothorax tidak dapat didiagnosa dengan
pemeriksaan thorax saja namun harus dilakukan pemeriksaan lain. Begitu pula pada
penderita P3K (Penyakit Jantung Koroner), leukemia, perlu pemeriksaan sumsum tulang,
dll.
Pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Seluruh organ harus difiksasi dengan formalin sebelum dilakukan pemeriksaan histopatologi.
2. Kultur darah (dan jantung dengan spuit steril, kemudian dimasukkan ke dalam media steril).
3. Persiapan pemeriksaan toksikologi (bila tidak dapat didiagnosa dengan pemeriksaan PA).
4. Pengambilan jaringan untuk kasus-kasus yang disebabkan oleh reaksi imunologis, misalnya
untuk membuktikan sebab kematian seperti shock anafilaktik :
Pemeriksaan immunologis yang dapat dilakukan :
Pada daerah suntikan ambil jaringan ukuran 5x5x5 cm untuk memeriksa apa yang telah
disuntikkan.
Pemeriksaan PA pada daerah bekas suntikan, bila reaksi immunologis tepat maka akan
didapat peninggian jumlah eosinofil dan peningkatan serum IgE (terutama karena
pengaruh histainin dan serotonin).
Karakteristik orang yang mati mendadak umumnya berhubungan dengan penyakit jantung, paru-
paru atau susunan saraf pusat
Kelainan yang terdapat pada orang yang mati mendadak :
1. Penyumbatan a. coronaria terutama karena kalsifikasi.
2. Ruftur aorta, aneunisma.
3. Ruftur aneunsma cordis (terjadi hemoperikarditis yang tertimbun dalam ruang jantung, bila
jumlah cairan mencapai 300 cc bisa terjadi tamponade jantung).
4. Miokarditis:
Lakukan pemeriksaan histipatologi dan miokardium.
Terutama ditujukan di daerah katup jantung, sekaligus memeriksa adanya kemungkinan
rhematik fever.
Kultur diperlukan untuk mendeteksi adanya endokarditis bacterialis.
Pada penyakit jantung, bila ditemukan bekuan darah harus dibedakan antara Irombus
dengan blood dote. Trombus ditandai dengan plasma berwarna kuning seolah-olah lemak ayam.
(chiken fat thrombus).
Penyakit traktus respiratorlus yang dapat menyebabkan kematian mendadak ialah :
1. Bila disertai corpus alienum pada traktus respiratorius bagian atas.
2. Edema karena alergi atau trauma.
3. Bronchogenik carcinoma.
4. Pneumothorax karena empisema yang pecah, DD/ MCI.
5. Cayenne tbc yang pecah, berbahaya
Darah menjadi corpus alienum sehingga menyebabkan apsme bronchus yang makin
berat.
Perdarahan arterial sulit dihantikan.
6. Astma Bronchiale.
7. Ithksi paru-paru (pneumonia).
Penyakit traktus gastrointestinal :
1. Pecahnya varices esofagus hematemesis, karena komplikasi Ca-gaster dan ulcus veniriculi.
Untuk mendiagnosa vanices esofagus peRlu pemeriksaan terhadap :
Mukosa esofagus bagian luar terlihat merah karena dilatasi pembuluh darah arteri.
Mukosa esofagus bagian dalam terlihat pelebaran pembuluh vena (seperti hemoroid).
2. Perforasi usus karena thypoid/abses amuba/ulcus ventriculi.
3. Pankreatitis akuta -3 shock hemoragik kematian. Banyak terjadi pada peminum alkohol
kronis.
4. Abses hati karena amuba : soliter, besar, dengan pemeriksaan mikroskop didapat amuba.
(beda dengan abses hati bactenialis : kecil-kecil, multiple).
5. Kolesistits/kolelitiasis harus diperhatikan ada tidaknya sumbatan saluran empedu (caranya
dengan membuka duodenum pada bagian ampula vateri).
Penyakit Susunan Saraf Pusat :
1. Perdarahan intracerebral karena hipertensi atau arteniosiderosis.
2. Ruftur spontan pembuluh darah otak
3. Rufturkista Echinococcus.
4. Meningoencephalitis bakterialis (terutama yang disebabkan oleh Meningococcus).
5. Tumor-tumor ganas otak.
6. Penyumbatan Aquaductus cerebri Sylvii.
7. Malaria cerebri (banyak terjadi di daerah trofis).
8. Epilepsi.
Penyakit Traktus Urogenitalis :
1. Ruftur spontan vesicauninania.
2. Hiperplasia prostat.
3. Carcinaoma prostat
4. Aloholisme.
5. Kehamilan ektopik yang diikuti perdarahan.
6. Vasovagal refleks, faktor psikis.