kekurangan kalori dan protein

23
KEKURANGAN KALORI DAN PROTEIN (KKP) Disusun oleh : Dina Marselina Ely Rahmayani Sirait Reza Oktarama Putra Rizki Rahma Sari Topan Ardian Wira Nico Sempaty

Upload: reza-oktarama

Post on 03-Jul-2015

1.899 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kekurangan kalori dan protein

KEKURANGAN KALORI DANPROTEIN (KKP)

Disusun oleh :

Dina Marselina

Ely Rahmayani Sirait

Reza Oktarama Putra

Rizki Rahma Sari

Topan Ardian

Wira Nico Sempaty

Page 2: Kekurangan kalori dan protein

Pendahuluan

Page 3: Kekurangan kalori dan protein

KKP

Akibatkemiskinan

Sering padaanak usia

prasekolah

gizi kurang (z-score BB/U -2 SD) dan gizi

buruk (z scoreBB/U -3 SD)

asupan kalorikurang dari

1.400 Kkal per orang per hari

mencapai 14,47 %

Page 4: Kekurangan kalori dan protein

TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: Kekurangan kalori dan protein

• Protein merupakan zat gizi yang sangatpenting dan paling erat hubungannyadengan proses-proses kehidupanProtein

• keadaan kurang gizi yang disebabkanrendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehinggatidak memenuhi angka kecukupan gizi

KKP

Page 6: Kekurangan kalori dan protein

Menurut

WHO–NCHS

Berdasarkan

KMS balita

•KEP Ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80 %dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 70-80% baku median WHO-NCHS.

•KEP Sedang bila BB/U 60-70% baku median WHO-NCHSdan/atau BB/TB 60-70% baku median WHO-NCHS.

•KEP Berat bila BB/U <60% baku median WHO-NCHSdan/atau BB/TB <60%baku median WHO-NCHS.

•KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMSterletak pada pita warna kuning diatas garis merah atauBB/U 70-80% baku median WHO-NCHS.

•KEP sedang bila hasil penimbangan BB pada KMS beradadibawah garis merah (BGM) atau BB/U 70-80% bakumedian WHO-NCHS.

•KEP berat bila hasil penimbangan BB/U < 60% bakumedian WHO-NCHS pada KMS tidak ada garis pemisahKEP berat dan KEP sedang

Klasifikasi

Page 7: Kekurangan kalori dan protein

EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi gizi kurang telah menurun dari 31 % pada tahun 1991 menjadi 18,4 % padatahun 2007 dan 17,9 % pada tahun 2010. Menurut Riskesdas 2010, sebanyak 13,3persen anak balita masih ditemukan kurus dan sangat kurus sehingga perlu dilakukanpenanggulangan yang spesifik di daerah rawan.

• Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih tinggi. Berdasarkanlaporan propinsi selama tahun 2005 terdapat 76.178 balita mengalami gizi buruk dandata Susenas tahun 2005 memperlihatkan prevalensi balita gizi buruk sebesar 8.8%.Pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan jumlah kasus gizi buruk di beberapapropinsi dan yang tertinggi terjadi di dua propinsi yaitu Nusa Tenggara Timur dan NusaTenggara Barat.

• Marasmus-kwashiorkor paling sering terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun,karena pada periode ini kebutuhan energi meningkat dan kemungkinan terjadinyapeningkatan infeksi virus dan bakteri

Page 8: Kekurangan kalori dan protein

PENYAKIT AKIBAT KKP

Marasmus dengan gejala : sangat kurus, berat badan sekitar 60% dari beratbadan ideal menurut umur, mukaberkerut seperti orang tua. Kulit di

daerah pantat juga berlipat-lipat. Anaktampak pasif tanpa perhatian terhadap

sekitarnya (apatis) dan kalau lipatankulit dijepit dan ditarik diantara jari

peemriksa, tidak terasa ada jaringanlemak subkutan. 2

Kwashiorkor dengan gejala : Rambut kepalahalus dan jarang, berwarna kemerahan kusam.

Rambut mudah dicabut. Edema lebihmemperkuat diagnosa kwashiorkor. Lipatan kulit

yang yang ditarik diantara jepitan jari kitamemberi kesan masih adanya jaringan lemak

subkutan. Berat badan anak sebenarnya diawahberat ideal, tetapi sering tersamar oleh edema,

sehingga tidak menunjukkan adanya penurunanberat badan yang signifikan. 5

Page 9: Kekurangan kalori dan protein

PENEGAKAN DIAGNOSA

Diagnosis awal KKP ditegakkan berdasarkan tandadan gejala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis KKP apabila : 6

•BB/TB<-3 SD atau < 60% dari median (marasmus), BB/TB >-3 SD atau >60% dari median (kwarshiorkor) dan BB/TB < -3SD (marasmik kwarshiorkor).

•Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh

Page 10: Kekurangan kalori dan protein

• Jika pengukuran BB/TB tidak dapat diukur dapat digunakan tanda klinis untukmendiagnosa KKP berupa anak tampat sangat kurus dan tidak mempunyaijaringan lemak bawah kulit. Terutama pada kedua bahu, lengan, pantat danpaha, tulang iga terlihat jelas dengan atau tanpa adanya edema. Anak-anak dengan BB/U <60% belum tentu menderita gizi buruk karena anaktersebut mungkin berperawakan pendek sehingga tidak terlihat sangat kurus.

PENEGAKAN DIAGNOSA

Page 11: Kekurangan kalori dan protein

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorik : terutama Hb dan albumin (Temuan yang

signifikan dalamkwashiorkor meliputi

hipoalbuminemia (10-25 g / L))

Anthropometrik : BB/U (berat badan menurut

umur), TB/U (tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan

menurut tinggi badan), LLA/TB

(lingkar lengan atas menurut tinggi badan

Page 12: Kekurangan kalori dan protein

• Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fasetransisi, dan fase rehabilitasi

PENATALAKSANAAN

No FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITASI

Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7

1 Hipoglikemia

2 Hipotermia

3 Dehidrasi

4 Elektrolit

5 Infeksi

6 Mulai Pemberian makanan

7 Tumbuh kejar (Meningkatkan Pemberian Makanan)

8 Mikronutrien Tanpa Fe dengan Fe

9 Stimulasi

10 Tindak lanjut

Page 13: Kekurangan kalori dan protein

• Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada penderita KEPberat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, penderita terlihat lemah, suhu tubuh rendah.Jika penderita sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikanmakanan saring/cair 2-3 jam sekali. Jika penderita tidak dapat makan (tetapi masihdapat minum) berikan air gula dengan sendok. Jika penderita mengalami gangguankesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk ke rumah sakit.

• Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360C. Cara yangdapat dilakukan adalah ibu atau orang dewasa lain mendekap anak didadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapatbernafas. Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, danmeletakkan lampu di dekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat apalagisampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuransuhu anak pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhuanak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau pakaianrangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia

PENATALAKSANAAN

Page 14: Kekurangan kalori dan protein

• Ketidakseimbangan elektrolit pada pasien KKP memicu terjadinya edema dan, untukpemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu. Halini dapat diterapi dengan pemberian makanan tanpa diberi garam/rendah garam.Dan untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (denganpenambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila penderia KEP bisamakan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral (Zn, Cuprum,Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak.

• Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi sepertidemam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP berat/Gizi buruksecara rutin diberikan antibiotik spektrum luas

PENATALAKSANAAN

Page 15: Kekurangan kalori dan protein

UMUR ATAU BERAT BADAN

KOTRIMOKSASOL

(Trimetoprim + Sulfametoksazol)Beri 2 kali sehari selama 5 hari

AMOKSISILIN

Beri 3 kali sehariuntuk 5 hari

Tablet dewasa Tablet Anak

20 mg trimetoprim +

100 mgsulfametoksazol

Sirup/5ml

40 mg trimeto

prim + 200 mgSulfametok sazol

Sirup

125 mgper 5 ml

2 sampai 4 bulan(4 - < 6 kg)

¼ 1 2,5 ml 2,5 ml

4 sampai 12 bulan(6 - < 10 Kg)

½ 2 5 ml 5 ml

12 bln s/d 5 thn(10 - < 19 Kg)

1 3 7,5 ml 10 ml

DOSIS ANTIBIOTIK

Page 16: Kekurangan kalori dan protein

• Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karenakeadaan faal penderita sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.Pemberian makanan harus dimulai segera setelah penderita dirawat dandirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhimetabolisme basal saja.

• Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untukmenghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila penderitamengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.

PENATALAKSANAAN

Page 17: Kekurangan kalori dan protein

• Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa

• Energi : 100 kkal/kg/hari

• Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari

• Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)

• Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalulemah berikan dengan sendok/pipet

• Pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak

• Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral. Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi(Fe). Tunggu sampai berat badan penderita mulai naik (biasanya pada minggu ke 2). Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya.

PORSI DIET FASE STABILISASI

Page 18: Kekurangan kalori dan protein

• Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) denganformula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml)

PORSI DIET FASE TRANSISI

Page 19: Kekurangan kalori dan protein

• Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari

• Protein 4-6 gram/kg bb/hari

PORSI DIET FASE REHABILITASI

Page 20: Kekurangan kalori dan protein

PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAWAT JALAN DANRAWAT INAP

Pemantauan RawatJalan

•Status gizi

•Konsumsi makanan

•Pemeriksaan Klinis

Evaluasi Rawat Jalan

•Dilakukan selama 6 bulan untuk anakyang mengikutiprogram pelayanananak gizi buruk.

•Evaluasi program satu tahun sekali: mencakup jumlahanak yang mengikutiprogram, lulus, Drop Out (DO), danmeninggal

Pemantauan RawatInap

•Pemantauanmerupakan kegiatanpengawasansekaligus penilaiansecara periodikdenganmenggunakan form pemantauan(checklist), mengacupada BukuPemantauan GiziBuruk

Evaluasi Rawat Inap

• Terhadap proses pelaksanaan danhasil kegiatan PPG.

•Secara berkalasetiap 6 bulan sekali

Page 21: Kekurangan kalori dan protein

Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KKP pada anak usia balita (bawah 5 tahun)menurut Sjahmin M merupakan gabungan dari beberapa tindakan pencegahan seperti berikut:8

• Pemberian air susu ibu (ASI) secara baik dan tetap disertai pengawasan berat badan bayisecara teratur dan terus menerus.

• Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti air susu sepanjangibu masih mampu menghasilkan ASI terutama di bawah usia enam bulan.

• Dimulainya pemberian makanan tambahan mengandung berbagai macam zat gizi (kalori,protein, vitamin, dan mineral) secara lengkap sesuai dengan kebutuhanmulai bayi mencapaiusia 6bulan.

• Pemberian kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari kemungkinan menderitapenyakit tertentu

• Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare (muntaber) dan kekurangan cairan(dehidrasi) dengan jalan menjaga kebersihan menggunakan air masak untuk minum, danmencuci alat pembuat susu dan makan bayi serta penyediaan oralit.

• Mengatur jarak kehamilan agar ibu cukup waktu untuk merawat dan mengatur makananbayinya terutama pemberian ASI

PENCEGAHAN

Page 22: Kekurangan kalori dan protein

• Kekurangan Kalori dan Protein (KKP) merupakan keadaan kurang gizi yangdisebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanansehari-hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehinggatidak memenuhi angka kecukupan gizi. KKP sendiri sering dijumpai padaanak usia prasekolah. Penyakit kurang kalori dan protein ini pada dasarnyaterjadi karena defisiensi energi dan defisiensi protein disertai susunanhidangan yang tidak seimbang. Penyakit KKP terutama menyerang anak-anak yang sedang tumbuh dan dapat pula menyerang orang dewasayang biasanya kekurangan makanan secara menyeluruh. Dalam prosespelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fasetransisi, dan fase rehabilitasi. Kita sebagai Petugas kesehatan harus terampilmemilih langkah mana yang sesuai untuk setiap fase

KESIMPULAN

Page 23: Kekurangan kalori dan protein