hubungan stress psikologis dengan kejadian penyakit psoriasis
DESCRIPTION
PPT PPDzTRANSCRIPT
KELOMPOK PADAS 3
HUBUNGAN STRESS PSIKOLOGIS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT
PSORIASIS
Abstrak
Latar belakang: Psoriasis adalah penyakit kulit multifaktorial dengan stresor psikologis sebagai salah satu faktor risiko.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor stresor psikologis pada psoriasis serta hubungannya dengan norepinefrin sebagai hormon stres.
Subyek dan metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional case-control
study.
Hasil penelitian: Selama 6 bulan mendapatkan 58 sampel yang diteliti terdiri atas 32 pasien psoriasis dan 26 subyek tanpa psoriasis sebagai kontrol. Sebanyak 12 dari 32 (37,5%) pasien psoriasis berhubungan dengan peningkatan level stres psikologis. Pada pasien psoriasis terjadi peningkatan norepinefrin secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan adanya korelasi positif antara keparahan psoriasis dengan kadar norepinefrin.
Simpulan: Faktor stresor psikologis berperan dalam psoriasis dan terdapat korelasi positif antara keparahan psoriasis dengan norepinefrin..
Pendahuluan
Psoriasis adalah salah satu penyebabnya stres dan diduga sebagai penyebab yang bersifat kronik residif dan ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar berlapis–lapis transparan disertai fenomena tetesan lilin dan auspitz.
Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang non-spesifik.
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta.
Pendahuluan
Pada penderita Psoriasis kadang-kadang merasa nyeri, tidak nyaman, keterbatasan gerak, gatal-gatal, kekeringan kulit, kulit mengelupas terutama yang terkena kulitnya. Penyakit Psoriasis dapat mengganggu penderita Psoriasis dari segi penampilan fisik secara psikologis yang dapat berdampak menurunkan hidup kualitas penderita.
Metode penelitian yang digunakan pada karya ilmiah ini berpola pada cara pengumpulan data dengan penelitian sekunder.
Psoriasis
Epidemiologi: Di eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada bangsa berkulit hitam, misal nya di Afrika jarang dilaporkan, demikian pula bangsa Indian di Amerika.
Gejala Klinis: Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema sirkumsrip dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar dan bewarna putih seperti mika, serta transparan.
Psoriasis
Faktor-Faktor Pencetus Psoriasis Trauma kulitInfeksi saluran pernafasan atas, Stres yang tidak terkendali, Infeksi fokal, Obat anti hipertensi dan antibiotik, Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit, Endokrin: cahaya, gangguan metabolik,
alkohol, merokok.
Stres Psikologi
Menurut Lazarus & Folkman, stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.
Menurut Lazarus & Folkman, stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu:
1. Stimulus2. Respon3. Proses
Jenis-jenis Stress
Quick mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:a. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang
bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun).b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat
tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak).
Gejala KlinisReaksi fisik : sakit kepala, sakit lambung, darah tinggi, sakit
jantung (jantung berdebar-debar), mudah lelah, kurang selera makan, sering buang air kecil, keluar keringat dingin, sulit tidur (insomnia).
Reaksi psikologis : gelisah, cemas, tidak dapat berkonsentrasi dalam pekejaan atau belajar, sikap pesimis, hilang rasa humor, malas, sikap apatis, sering melamun, dll.
Hubungan Stress Dengan Kejadian Penyakit Psoriasis
Saat terjadi stress yang berlebihan, pusat emosi kita dalam otak, akan mengantarkan impuls ke hipothalamus -> hipothalamus akan mengolah impuls saraf tersebut, memproduksi dan melepaskan suatu zat yang disebut CRH
CRH selanjutnya akan merangsan hipofisis untuk melepaskan ACTH ke dalam sirkulasi darah.
ACTH yang membanjiri sirkulasi darah akan mencapai kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal kanan dan kiri dan memerintahkan untuk memproduksi dan mengeluarkan zat adrenalin, noradrenalin dan kortisol.
Adrenalin dan noradrenalin inilah yang bertindak sebagai komandodalam tubuh kita selanjutnya dalam memerintah kan berbagai macam organ untuk merubah ritme dasar proses fisioligisnya menjadi lebih cepat dan kuat.
Hubungan Stress Dengan Kejadian Penyakit Psoriasis
Efek dari kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap berbagai hal dalam tubuh kita, seperti sistem imun, endokrin, sistem musculoskeletal dan kulit. Kulit adalah organ sasaran terhadap reaktivitas stress, dan bila stress tersebut terjadi, pembuluh darah akan mengalami konstriksi dan aliran darah perifer menurun.
Subyek dan Metode Penelitian
Untuk mengetahui peran stres sebagai faktor risiko pada psoriasis dan hubungannya dengan kadar kortisol, norepinefrin sebagai biomarker neuroendokrin, digunakan rancangan case-control study.
Data dianalisis dengan uji T untuk membandingkan nilai rerata, uji Chi square untuk membandingkan proporsi dan analisis korelasi/regresi linier untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 32 pasien psoriasis, terdiridari 18 orang laki-laki (56,25%) dan 14 orang perempuan(43,75%).
Kelompok usia yang terbanyak adalah 30-50tahun,
Berdasarkan keparahan penyakit didapatkan 10 orang (31,25%) pasien dengan psoriasis ringan (skor PASI <10), 15 orang (46,88%) orang dengan psoriasis sedang (skor PASI 10-25) dan 7 orang (21,88%) dengan psoriasis berat (skor PASI > 25).
Stres Psikologis pada PsoriasisStres dimaksud dapat berupa stres biologis,stres fisik, stres
mekanik, dan stres psikologis. Stimulus stress akan diterima di sistem limbik, susunan saraf
pusat sebagai stress perception -> perubahan neurokimiawidan gelombang otak yang akan diteruskan ke hipotalamus yang akan mengawali terjadinya stress responses berupa dilepaskannya ACTH, sebagai hasil akhir hormon ini akan mengaktifkan korteks adrenal untuk memproduksi kortisol yang merupakan mediator imunosupresan dan anti-inflamasi.
Dalam waktu yang sama respons stres juga akan mengaktifkan sumbu simpatethetic-adreno medullary) yang akan melepaskan norepinefrin dari medula adrenal. Kortisol dan norepinefrin sebagai hormon stres utama
Kadar Hormon Stres dan Interferon gamma padaPsoriasis
kadar norepinefrin dan IFN-γ padapasien psoriasis lebih tinggi secara bermakna dibandingkandengan kontrol, sedangkan kadar kortisol tidak ada perbedaanyang bermakna.
Korelasi skala stress dengan keparahanPsoriasis
Pada gambar 2 dengan jelas tampak adanya korelasi positif kuat antara skala stres dengan kadar norepinefrin dengan r = 0.632, hal ini sudah diketahui bahwa stres psikologis akan meningkatkan sintesis norepinefrin, yang kemudian menstimulasi pergeseran sel Th ke arah sel Th1.
Kesimpulan
Stres psikologis berperan pada psoriasis, sebesar 37,5% dengan skala stres yang tinggi, dengan rasio Odds sebesar 4,6.
Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronisresidif yang bersifat multifaktorial, salah satu factor pencetusnya adalah stres psikologis. Adanya stresor psikologis secara fisiologis akan direspons oleh sumbu SAM dengan norepinefrin sebagai salah satu petanda dan sumbu HPA dengan biomarkernya adalah kortisol.
Adanya gangguan pada psoriasis dalam merespons stres, peningkatan norepinefrin secara bermakna dan peningkatan yang tidak signifikan pada kortisol menyebabkan kelebihan produksi dari IFN-γ sebagai sitokin pro-inflamasi yang memegang peran penting patogenesis psoriasis. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa skala stres berkorelasi positif yang kuat terhadap keparahan (PASI) psoriasis. Masih banyak yang perlu diteliti sehubungan peran stres dengan psoriasis atau dengan penyakit kulit yang lainnya