gangguan perkembangan psikologis dan assassment psikologis

46
Gangguan Perkembangan Psikologis dan Assessment Psikologis

Upload: gekwahyu

Post on 09-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Gangguan Perkembangan Psikologis Dan Assessment Psikologis

TRANSCRIPT

Gangguan Perkembangan Psikologis dan Assassment Psikologis

Gangguan Perkembangan Psikologis dan Assessment PsikologisGangguan Perkembangan PsikologisGangguan Perkembangan khas berbicara dan berbahasa (F80)Gangguan pola normal penguasaan bahasa sejak awal perkembangan.Tidak langsung berkaitan dengan kelainan neurologis, mekanisme bicara, gangguan sensori, retardasi mental, atau faktor lingkunganKesulitan dlm diagnosis :Sulit membedakannya dengan variasi perkembangan anak normalSulit membedakannya dengan retardasi mental atau kelambatan perkembangan globalSulit membedakannya dari suatu gangguan sekunder akibat dari ketulian yang berat atau beberapa kelainan neurologis atau struktur lain yang khas. Gangguan Artikulasi berbicara Khas (F80.0)Penggunaan suara untuk berbicara dari anak, berada di bawah tingkat yang sesuai dengan tingkat mentalnya, namun tingkat kemampuan bahasanya berada dalam batas normalDiagnosis ditegakkan hanya jika beratnya gangguan artikulasi diluar batas variasi normal bagi usia mental anak.Gangguan berbahasa ekspresif (F80.1)Gangguan perkembangan khas dengan kemampuan anak dalam mengekspresikan bahasa lisan/ucapan dibawah rata-rata usia mentalnya, namun pengertian bahasa dalam batas normal, dengan atau tanpa gangguan artikulasiPrevalensi : 3-10% dari semua anak usia sekolah2 - 3 kali lebih sering pada laki lakiGangguan berbahasa ekspresif (F80.1)Penyebab spesifik gangguan bahasa ekspresif tidak diketahui.Perkembangan kosakata yang terbatas, kesulitan dalam memilih dan mengganti kata-kata yang tepat, penggunaan berlebihan dari sekelompok kecil kata-kata umum, pemendekan ucapan yang panjang, struktur kalimat yang mentah, kesalahan kalimat (syntactical), kehilangan awalan dan akhiran yang khas serta kesalahan/kegagalan dalam menggunakan aturan tata bahasa seperti kata penghubung, kata ganti, artikel dan kata kerja/benda yang mengalami perubahan.Gangguan berbahasa ekspresif (F80.1)Sebagai kompensasi dari kekurangannya akan berusaha berkomunikasi dengan menggunakan demonsterasi, gerakan tubuh, mimik atau bunyi-bunyi non bahasa. Berbagai tehnik telah digunakan untuk membantu seorang anak dalam memperbaiki penggunaan kata pada pembicaraan. Intervensi langsung melibatkan ahli patologi bahasa dan bicara yang langsung berhubungan dengan anak. Intervensi dengan melibatkan guru atau orang tua yang telah terlebih dahulu dilatih terbukti efektif dalam meningkatkan efektifitas terapi bahasa Gangguan berbahasa Reseptif (F80.2)Gangguan perkembangan khas ditandai dengan kemampuan anak untuk mengerti bahasa di bawah rata-rata usia mentalnya. Prevalensi : 1 13 %Lebih sering pada laki-lakiPenyebab utama gangguan bahasa reseptif tidak diketahui secara pasti. Gangguan berbahasa Reseptif (F80.2)Anak tidak mampu memberi respon terhadap nama benda yang umum pada umur 1 tahun, anak ditemukan tidak mampu mengidentifikasi beberapa objek sederhana dalam umur 18 bulan serta anak ditemukan gagal mengikuti instruksi sederhana pada umur 2 tahun.Gangguan berbahasa Reseptif (F80.2)Kesulitan yang ditemukan pada massa lanjut seperti kesulitan dalam pengertian struktur tata bahasa (bentuk kalimat, pertanyaan, perbandingan, dsb) dan pengertian kehalusan bahasa (nada suara, gerakan tubuh, dsb)Gangguan berbahasa Reseptif (F80.2)Psikoterapi sering diperlukan karena anak-anak dengan gangguan ini sering memiliki masalah emosional dan prilaku. Perhatian khusus harus diberikan untuk meningkatkan citra diri anak dan keterampilan sosial. Konseling keluarga di mana orangtua diajarkan pola interaksi yang sesuai dengan anak yang juga akan membantu pengobatanAfasia yang didapat dengan Epilepsi/ Sindrom Landau-Kleffnerr (F80.3)gangguan yang didahului terlebih dahulu dengan perkembangan berbahasa yang normal, kemudian kehilangan kedua kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif, namun intelegensia umum masih dalam batas normal.Afasia yang didapat dengan Epilepsi/ Sindrom Landau-Kleffnerr (F80.3)Khas pada gangguan ini adalah ditemukannya hendaya berbahasa reseptif yang sangat berat., dengan kesulitan dalam pengertian melalui pendengaran yang sering timbul pada manifestasi awal. Beberapa anak menjadi membisu, mengeluarkan suara ulang yang tak berarti atau kekurang lancaran berbahasa. Pada beberapa kasus, kualitas suara terganggu dengan hilangnya alunan suara yang normal. Kadang-kadang gangguan berbahasa timbul-hilang dalam fase awal gangguan ini.Gangguan perkembangan belajar khas (F81)Suatu gangguan pada pola normal kemampuan penguasaan keterampilan yang terganggu sejak stadium awal dari perkembangan yang bukan semata-mata akibat dari kurangnya kesempatan belajar atau pun berhubungan dengan cedera otak yang didapat ataupun penyakit lainnya.Gangguan perkembangan belajar khas (F81)Dalam mendiagnosis gangguan perkembangan belajar khas, terdapat 5 hal yang perlu diperhatikan dalam menegakan diagnosis kasus yakni Variasi normal dalam prestasi sekolah.Perjalanan taraf perkembangan gangguan.Keterampilan skolastik yang perlu pengajaran dan pembelajaran.Penyebab dari kesulitan membaca.Belum bakunya cara terbaik dalam penggolongan gangguan perkembangan khas kemampuan skolastik.

Gangguan perkembangan belajar khas (F81)Terdapat syarat dasar dalam diagnosis gangguan perkembangan belajar khas diantaranya adalah Terdapat hendaya yang bermakna dalam keterampilan skolastik tertentu.Hendayanya harus khusus dalam arti bahwa tidak semata-mata karena adanya retardasi mental atau hendaya ringan pada intelegensia umum.Hendaya harus dalam perkembangannya.Tidak ada faktor luar yang menjadi alasan untuk kesulitan skolastik.Gangguan perkembangan belajar khas tidak langsung disebabkan oleh hendaya visus atau pendengaran yang tak terkoreksi.

Gangguan membaca khas (F81.0)Gambaran utama dari gangguan ini adalah hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan membaca, yang tidak semata-mata dijelaskan dari usia mental, masalah ketajaman pandangan, atau dari tidak adekuatnya pendidikan. Kejadian : 4% anak usia sekolah di A.S. Tidak ada penyebab tunggal yang diketahui menyebabkan gangguan membaca.Gangguan membaca khas (F81.0)Terdapat beberapa kesalahan dalam kemampuan membaca secara lisan seperti yang digambarkan dengan Penghilangan (ommision), penggantian (Subtitution) dan distorsi pada imbuhan kata atau suku kata.Kecepatan membaca yang lamban.Salah mengawali, keraguan yang lama atau kehilangan bagian dari teks dan ketidaktepatan menyusun kalimat.Memutar-balikkan kata dalam kalimat atau huruf dalam kataPada akhir masa kanak dan masa dewasa, biasanya kesulitan mengeja lebih parah daripada kesulitan membaca.

Gangguan membaca khas (F81.0)Anak-anak dengan gangguan membaca harus ditempak dalam kelas yang sedekat mungkin dengan tingkat fungsional sosialnya dan diberikan beban khusus dalam membaca. Satu metoda terapi yang sering digunakan adalah dengan mendorong perhatian anak untuk menguasai fonetik sederhana, diikuti dengan mencampur unit tersebut menjadi kata dan kalimat. Suatu pendekatan yang secara sistematis mendorong penggunaan indera sangat dianjurkan Gangguan mengeja khas (F81.1)Gambaran utama dari gangguan ini adalah hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas, yang bukan disebabkan oleh rendahnya usia mental, masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan sekolah yang tidak adekuat. Gangguan mengeja khas (F81.1)Penegakan diagnosis gangguan mengeja khas harus melihat kemampuan mengeja secara bermakna dibawah tingkat yang seharusnya sesuai dengan usianya. Penilaian gangguan ini sebaiknya dinilai dengan cara pemeriksaan untuk kemampuan mengeja yang baku. Kemampuan membaca anak harus dalam batas normal dan harus tidak ada riwayat sebelumnya yang bermakna tentang kesulitan membaca.Gangguan berhitung khas (F81.2)Gangguan berhitung khas adalah suatu ketidakmampuan dalam melakukan keterampilan aritmetika yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas intelektual dan tingkat pendidikan seseorang.Prevalensi : 1% anak usia sekolah Timbulnya gangguan berhitung, serupa dengan gangguan belajar lain, cenderung disebabkan setidaknya sebagian oleh faktor genetik. Gangguan berhitung khas (F81.2)Pada penegakan diagnosis, gangguan berhitung harus ditemukan. Kemampuan berhitung anak harus secara bermakna lebih rendah daripada tingkat yang seharusnya dicapai sesuai umurnya. Gangguan ini dinilai dengan cara pemeriksaan untuk kemampuan berhitung yang baku. Keterampilan membaca dan mengeja harus dalam batas normal sesuai dengan sesuai dengan umur mental anak Gangguan berhitung khas (F81.2)Terapi yang paling efektif pada gangguan berhitung adalah terapi pendidikan meskipun masih menjadi kontroversi hingga saat ini. MATH, suatu program mulitmedia dalam self-instructional/ group instructional telah berhasil dalam mengatasi gangguan berhitung pada anakGangguan perkembangan motorik khas (F82)Gangguan koordinasi perkembangan merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kinerja di dalam aktivitas harian yang memerlukan koordinasi berada dibawah tingkat yang diharapkan untuk usia dan tingkat intelektual anak. Penyebab gangguan koordnasi perkembangan tidak diketahui dan diyakini meliputi organik dan perkembangan. Gangguan perkembangan motorik khas (F82)Gambaran utama dari gangguan ini adalah hendaya berat dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak semata-mata disebabkan oleh retardasi mental atau gangguan neurologis khas baik yang didapat atau yang kongenital (selain dari yang secara implisit ada kelainan koordinasi). Sesuatu yang biasa bahwa kelambanan motorik dihubungkan dengan hendaya dalam kemampuan melaksanakan tugas kognitif visuo-spasialGangguan perkembangan motorik khas (F82)Terapi gangguan koordinasi motorik termasuk latihan motorik perseptual, teknil latihan neurofisiologis untuk disfungsi motorik dan pendidikan fisik yang dimodifikasi. Teknik Montessori mungkin berguna bagi banyak anak prasekolah, karena menekankan perkembangan keterampilan motorik. Tidak ada latihan atau metoda latihan tunggal yang tampaknya lebih menguntungkan atau efektif dibandingkan dengan yang lainnya Gangguan perkembangan khas campuran (F83)Keadaan ini merupakan sisa kategori gangguan yang batasannya tak jelas, konsepnya inadekuat (tetapi perlu) dengan gangguan perkembangan khas campuran dari berbicara dan berbahasa, keterampilan akademik, dan/atau fungsi motorik, tetapi tidak ada satu gejala yang cukup dominan untuk dibuat sebagai diagnosis utama. Gangguan perkembangan khas campuran (F83)Sering gangguan perkembangan khas ini dihubungkan dengan hendaya dalam fungsi kognitif, dan kategori campuran ini hanya digunakan jika terjadi tumpang tindih yang jelas. Jadi kategori ini harus digunakan jika dipenuhi kriteria dari dua atau lebih F80, F81 dan F82

Gangguan perkembangan pervasif (F84)Kelompok gangguan ini ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbul-balik dan dalam pola komunikasi, serta dan aktivitas yang terbatas, stereotipik, berulang. Kelainan kualitatif ini menunjukan gambaran yang pervasif dari fungsi-fungsi individu dalam semua situasi, meskipun dapat berbeda dalam derajat keparahannya Autisme masa kanak (F84.0)Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya abnormalitas dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun dan dengan ciri fungsi yang abnormal dalam tiga bidang yakni interaksi sosial, komunikasi dan prilaku yang terbatas dan berulang. Penyebab autisme tidak diketahui secara pasti. Diduga peranan genetika juga ikut berpengaruh terhadap terjadinya autisme.Autisme masa kanak (F84.0)Pada autisme pada massa kanak, biasanya tidak ada riwayat perkembangan normal yang jelas. Tetapi jika dijumpai, abnormalitas tampak sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan meskipun gejala-gejalanya dapat ditemukan pada semua kelompok umurAutisme masa kanak (F84.0)Pada autisme masa kanak ditemukan adanya hendaya kualitatif dalam komunikasi. Hal ini berbentuk dengan kurangnya penggunaan keterampilan bahasa yang dimiliki di dalam hubungan sosial. Demikian juga terdapat pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang dan stereotipik pada anak dengan autisme. Hal ini berbentuk kecenderungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari Autisme masa kanak (F84.0)Berbagai pendekatan terapeutik telah dianjurkan untuk menangani dan menatalaksana anak-anak autis, namun keberhasilannya terbatas. Terapi perilaku dengan pemanfaatan keadaan yang sedang berlaku dilaporkan meningkatkan kemahiran bicara. Perilaku dekstruktif dan agresi sering dapat diubah dengan manajemen perilaku. antagonis opiat yang kuat, baru-baru ini terbukti mengubah masalah-masalah perilaku, penarikan diri dan stereotipik.Autisme tidak khas (F84.1)Gangguan perkembangan pervasif yang dibedakan dari autisme dalam usia awalnya atau dari tidak terpenuhinya ketiga kriteria diagnostik. hendaya perkembangan baru timbul untuk pertama kalinya setelah berusia 3 tahun serta tidak cukup ditunjukan abnormalitas dalam satu atau dua dari tiga bidang psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme (interaksi sosial timbal balik, komunikasi, serta prilaku terbatas, stereotipik dan berulang-ulang) meskipun terpadat abnormalitas yang khas pada bidang lain. Sindrom rett (F84.2)Secara khas ditemukan bahwa di samping suatu pola perkembangan awal yang normal atau mendekati normal terdapat suatu kehilangan keterampilan gerakan tangan yang telah didapat (sebagian/ menyeluruh) dan kemampuan berbicara bersamaan dengan terdapatnya kemunduran/ perlambatan pertumbuhan kepala, yang biasanya terjadi sekitar usia 7-24 bulan.Sindrom rett (F84.2)Gejala khas yang paling menonjol adalah hilangnya kemampuan tangan yang bertujuan dan keterampilan motorik manipulatif yang terlatih. Disertai kehilangan atau hambatan seluruh atau sebagian kemampuan berbahasa, gerakan seperti mencuci tangan yang stereotipik dengan fleksi lengan di depan dada atau dagu, membasahi tangan secara stereotipik dengan saliva, hambatan dalam fungsi mengunyah makanan dan sering terjadi episode hiperventilasi. Gangguan desintegrasi masa kanak lainnya (F84.3)suatu gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya periode perkembangan normal sebelum onset penyakit, serta adanya kehilangan yang nyata dari keterampilan terlatih pada beberapa bidang perkembangan, setelah bulan penyakit berlangsung, disertai dengan adanya abnormalitas yang khas dari fungsi sosial, komunikasi dan prilaku. Gangguan desintegrasi masa kanak lainnya (F84.3) Diagnosis ditegakkan berdasarkan suatu perkembangan normal yang jelas sampai usia minimal 2 tahun, yang diikuti dengan kehilangan yang nyata dari keterampilan yang sudah diperoleh sebelumnya disertai dengan kelainan kualitatif dalam fungsi-fungsi sosialYang khas pada gangguan ini adalah terjadi bersamaan dengan hilangnnya secara menyeluruh perhatian/minat terhadap lingkungan, adanya mannerisme motorik yang stereotipik dan berulang serta hendaya dalam interaksi sosial dan komunikasi yang mirip dengan autisme Sindrom asperger (F84.5)suatu gangguan dengan validitas nosologis yang belum pasti, ditandai oleh abnormalitas yang kualitatif sama seperti pada autisme, yaitu hendaya dalam interaksi sosial yang timbal balik disertai dengan keterbatasan perhatian dan aktivitas yang sifatnya stereotipik dengan pengulangan pola yang sama. Sindrom asperger (F84.5)Gangguan ini berbeda dengan autisme karena tidak adanya keterlambatan atau retardasi umum kemampuan berbahasa atau perkembangan kognitif. Sebagian besar penderita mempunyai tingkat intelegensia rata-rata normal, tetapi sering didapatkan mereka bersikap canggung/ kikuk. Berbagai Jenis Asessmentdalam Psikologi KlinisAssessment Pemfungsian IntelektualAsesmen kemampuan dan atau kekurangan intelektual merupakan salah satu tugas orisinal yang dilakkan psikolog, karena ada sebagian psikolog dan ada masa dimana faktor inteligensi dinilai dan atau dianggap paling berperan dalam perkembangan kepribadian dan pendalaman disiplin seseorang dalam melakoni kehidupannya, di bidang apa punAssessment KepribadianAsesmen kepribadian merupakan istilah yg umum dalam upaya umtuk menemukan pola perilaku dan pola pikiran atau penyesuaian diri seseorang secara khas terhadap lingkungannya.Assessment Pemfungsian NeuropsikologisAsesmen neuropsikologis melibatkan pengukuran tanda-tanda perilaku yang mencerminkan kesehatan atau kekurangan dalam fungsi otak. Terdapat tiga kegiatan psikolog klinis dalam asesmen neuropsikologis, yaitu menyangkut fokus perhatian asesmen ini, sejumlah alat tes neuropsikologis yang utama, dan bukti-bukti riset menyangkut reliabilitas dan validitas tes untuk asesmen neuropsikologisAssessment PerilakuAsesmen perilaku merupakan pendekatan situasi spesifik, dimana variasi spesifik dalam keadaan lingkungan dengan teliti dan periksa untuk menentukan peranan mereka terhadap pemfungsian klien. Asesmen perilaku dapat juga dilihat sebagai pandangan konseptual yang didalamnya, pengaruh resiprokal tindakan orang dan konteks-konteks lingkungan, mendapat penekanan.