hubungan migren dan vertigo 93

Upload: habibullah-al

Post on 14-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgdhgbcxf

TRANSCRIPT

Migrain Berhubungan dengan Vertigo, Pengalaman Delapan Tahun dengan Pengobatan ProfilaksisArturo Maione, 1 Doriano Politi, 2 dan Alessandra Pavin3AbstrakPada tahun 2011, unit Dizziness mengembangkan suatu diagnostik-protokol terapetik untuk pasien yang terkena migrain terkait vertigo (MRV). Protokol ini melakukan seleksi dari maret 2001 sampai desember 2009 sebesar 98 pasien yang terkena MRV dari 1357 pasien yang datang ke unit dizziness dan administrasi obat-obatan profilaksis. Hasil yang diperoleh dari objek dari penelitian prospektif observasional ini. Kemanjuran 6 bulan pengobatan telah terdaftar oleh pasien melalui kuesioner yang mana hasilnya dibagi menjadi 5 katagori, dan, dalam kasus pasien dengan serangan pusing berulang, kami mencatat persentase pengurangan frekuensi serangan. Dari enam puluh empat pasien yang menyelesaikan pengobatan, 43 (67.2)% melaporkan resolusi lengkap atau control substansial, dan dari 57 pasien yang menderita serangan vertigo berulang, 44 (77.2%) melaporkan penurunan frekuensi serangan setidaknya 50%.1. Pendahuluan

Hubungan antara migren dan vertigo baru-baru ini banyak menarik perhatian banyak neurotologis dan praktisi yang menangani pasien yang menderita pusing. Terdapat perbedaan studi epidemiologi yang menegaskan hubungan tersebut [1-7], dan dalam beberapa tahun terakhir banyak penulis menerbitkan studi yang menyoroti konsep baru dari migren sebagai penyebab dari variasi bentuk gangguan vestibular.

Penemuan terbaru ini telah memberikan denominasi yang berbeda, misalnya migrain berhubungan dengan pusing(8), vestibular migrain(9), migrain berrhubungan dengan vestibulopati(10), vertigo migrain(5), migrain terkait vertigo(11), dan migrain berhubungan dengan vertigo (MRV)(12). Gejala versibular ini bervariasi dan tidak spesifik, termasuk berulangnya serangan vertigo, pusing yang kronis dan vertigo positional. Seperti semua bentuk migrain, ini adalah tipikal dari patologi pada wanita. Sering terjadi ketidakcocokan dari episode pada sakit kepala dan gejala dari pusing [7,11]. Beberapa penderita telah bebas dari sakit kepala selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi vertigo, dan sakit kepala sering berubah menjadi vertigo saat menopause [13]. Kadang kadang vertigo adalah satu-satunya gejala migrain (seperti migren) dan gejala lainnya adalah penanda migrain yang sebenarrnya, seperti riwayat migrain pada keluarga, penyakit akibat gerakan, dan fenomena aura.Pemeriksaan neurotologi tidak bermakna dan sungguh memberikan laporan negatif selama periode gejala [8] seperti juga kelainan vertibular perifer dan sentral tanpa spesifisitas [8-10, 14, 15].

Kelainan neutorologi telah diteliti pada migren, pasien yang tidak pusing dan pasien yang menderita pusing migren dengan persentase yang luar biasa [16]. Hal ini menunjukkan bahwa migren itu sendiri dapat mempengaruhi sistem verstibular dengan atau tanpa gejala vestibular, dan pemeriksaan vestibular tidak memberikan informasi yang cukup untuk mendiagnosa MRV.Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup (kebiasaan diet, menghindari stress, nikotin, pola tidur yang tidak teratur) dan, jika ini tidak cukup, diberikan terapi farmakologi.

Kemanjuran serangan akut pusing tidak di dukung oleh data akhir (17).Tabel 1: evaluasi kuesioner untuk managemen profilaksis

(1) Resolusi (gejala hilang sempurna)

(2) Kontrol substansial (gelaja yang timbul sewaktu-waktu, yang tidak berlangsung lama)

(3) Kontrol sedang (gejala masih terjadi sebagai gangguan, walaupun tidak mencegah pasien pergi melakukan pekerjaan normal atau kegiatan sosial) (4) Kontrol minimal (beberapa gelaja mengalami perbaikan, masih mengganggu pekerjaan pasien atau kegiatan social)(5) Tidak ada perbaikanBeberapa penelitian retrospektif atau tidak berdasarkan pada kriteria yang tepat, telah melaporkan hasil yang baik pada obat-obatan yang biasa digunakan untuk profilaksis pada sakit kepala migrain [18-24].Pada tahun 2006, kami [25] telah menerbitkan sebuah penelitian prospektif observasional dimana semua pasien dianggap terserang MRV sesuai kriteria inklusi yang menjalani pengobatan profilaksis yang diikuti dengan evaluasi data.

Kelanjutan dari penelitian ini, dengan penambahan data yang dikumpulkan pada 4-5 tahun berikutnya adalah topik pada artikel ini.

2. Bahan dan metode

Pada unit Dizzines, Departemen Otorhinolaryngology, Azienda Ospedaliera S. Maria degli Angeli, Pordenoane Italy, Maret 2001 sampai Desember 2009, kami memilih 98 dari 1357 penderita (7.22%) dengan kriteria:(i) Paling sedikit 5 serangan vertigo menyerang pada periode waktu tertentu, atau pusing dan atau vertigo positional muncul paling sedikit 6 bulan sebelum menjelang penelitian.(ii) Migrain di masa yang lalu atau saat ini berdasarkan diagnosis kriteria yang tergabung dalam Headache international Society (26), dan/atau riwayat keluarga dan/atau gerakan yang sangat kuat yang tidak bisa ditoleransi (sekarang atau pada saat anak-anak)(iii) Gangguan vestibular lainnya sudah ditetapkan oleh pemeriksaan klinik atau, jika di minta dengan pencitraan yang tepat (CT scan, MRI). Riwayat BPPV tidak dianggap sebagai kriteria ekslusi asalkan resolusi sebelum 6 bulan sebelum pendaftaran itu di dokumentasikan.

Seletah mereka selesai menjalani pemeriksaan neurotologi dengan catatan gerakan bola mata melalui videoculoscopy inframerah, audiometri nada murni, tes kalori bithermal dengan rekaman electronystagmography menurut kriteria Hallpike-Fitzgerald (440C dan 300C dingin, 250 ml air dalam 40 detik). Setiap pasien yang menjalani pengobatan profilaksis menggunakan obat-obatan yang biasa diberikan untuk profilaksis migrain, beta blokers (propranolol, metoprolol), flunarizine, clonazepam, amitriptyline, and pizotifen. Dalam setiap kasus, terapi tersebut dipilih berdasarkan karakteristik pasien dan sifat obat. Pengobatan yang berkepanjangan selama 6 bulan dan keudian secara bertahap ditarik. Kami memulai dengan obat dosis rendah dan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai efek terapetik (kontrol optimal dari gejala). Jika tidak diperoleh respon dengan dosis maksimal atau efek samping penting yang terjadi dengan salah satu dari obat, kami akan mengganti obat tersebut.Pada kasus wanita yang sedang menjalani terapi estrogen, dianjurkan untuk mengurangi dosis obat, jika hasil membaik dalam waktu dua bulan, dilanjutkan selama 6 bulan, dan tingkat keberhasilan dinilai untuk setiap pengobatan lainnya.Terapi ini dianggap tidak berhasil setelah satu bulan berlalu.

Setelah terapi selama 6 bulan, hasil pasien di evaluasi, baik secara langsung maupun wawancara melalui telepon.melalui kuesioner (Tabel 1) diberikan dalam 3 bulan setelah berakhirnya percobaan terapetik. Untuk poin dengan serangan vertigo, kuesioner lainnya diberikan dalam rangka untuk menevaluasi perubahan dalam frekuensi serangan (Tabel 2)

Tabel 2: penilaian pengurangan frekuensi serangan vertigo(1) Resolusi sempurna

(2) >50% pengurangan serangan

(3)