hubungan antara penyesuaian diri dengan … · ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA BARU YANG
TINGGAL DI ASRAMA SYANTIKARA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Liveria Jurissam Tikupadang
NIM : 109114168
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
IA membuat segala sesuatu
indah pada waktuNya
(Pengkhotbah 3:11a)
Don’t Stop When It Hurt, Stop
When You’re Done !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI SECARA KHUSUS
KUPERSEMBAHKAN KEPADA
TUHAN YESUS, PAPA &
MAMA, SAUDARA-
SAUDARAKU DAN SEMUA
ORANG YANG KUKASIHI
DAN MENGASIHIKU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA BARU YANG
TINGGAL DI ASRAMA SYANTIKARA
Liveria Jurissam Tikupadang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri sedangkan variabel tergantungnya adalah kesejahteraan psikologis.Subjek dalam penelitian ini adalah 38 mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara, Yogyakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Penyesuaian Diri (α=0,926) dan Skala Kesejahteraan Psikologis (α=0,939). Skala penyesuaian diri disusun berdasarkan kriteria penyesuaian diri menurut Vembriarto (1993).Skala kesejahteraan psikologis disusun berdasarkan dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff (1989). Hasil analisis data menunjukkan bahwa penyesuaian diri berhubungan positif dengan kesejahteraan psikologis (r = 0,752 ; p= 0,000) dan termasuk dalam kategori kuat karena berada pada rentang 0,60 – 0,799. Semakin tinggi penyesuaian diri subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek.Dan sebaliknya, semakin rendah penyesuaian diri subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek.
Kata kunci : penyesuaian diri, kesejahteraan psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORELATION BETWEEN SELF ADJUSTMENT AND
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF THE FRESHMEN AT
SYANTIKARA DORMITORY
Liveria Jurissam Tikupadang
ABSTRACT
This study is aimedto find out the corelation between self adjustment and psychological
well-being of the freshmen at Syantikara dormitory. Independent variable in this study was self adjustment while psychological well-beingwas taken as the dependent one. The study involved 38 freshmen living at Syantikara dormitory, Yogyakarta. The measuring instruments in this study was self adjustment scale (α=0,926) and psychological well-being scale (α=0,939; the former is based on Vembriartos’s adjustment criterias (1993) and the latter, Ryff’s (1989). The finding of this study showed that self adjustmentwaspositivelyrelated to psychological well-being (r = 0,752; p = 0,000)and both were considered as strong categories because it was in the range of 0,60-0,799. The higher the self adjustment by subject of the higher psychological well-being achieved by the subject and conversely, the lower the self adjustment by subject of the lower psychological well-being achieved by the subject.
Key words: self adjustment, psychological well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkatNya yang
berlimpah selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi dengan judul
“Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis pada
Mahasiswa Baru yang Tinggal di Asrama Syantikara” dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari ada banyak pihak yang telah berkontribusidalam proses
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi. M.Si. selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing akademik
yang penuh perhatian membimbing saya selama masa studi.
4. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kasih dan kesabaran dalam membimbing saya menyelesaikan skripsi
ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak ilmu selama saya mengikuti proses perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Segenap staff Fakultas Psikologi dan Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma yang telah memberi banyak bantuan kepada saya selama proses
perkuliahan.
7. Kepala dan staff Asrama Putri Universitas Gajah Mada dan Asrama
Syantikara yang telah memberi ijin kepada saya untuk melakukan penelitian
ini.
8. Papa Daniel Siang Sampealang dan Mama Christina Tikupadang selaku orang
tua saya yang selalu menjadi semangat dan kekuatan saya. Love u so much ☺
9. Kakak-kakak dan adekku tersayang : kk Mis, kk Ela, kk Tanti, kk Nenning,
kk Citor, dan ad Jois yang selalu ada buatku. Kangen pelukan kalian ☺
10. Tante Lungan dan Nesa yang selalu bersemangat dan memberiku hiburan saat
lagi suntuk. Love u ☺
11. Teman-teman di asrama UGM dan Syantikara yang bersedia membantu saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Semangat terus ya teman-teman. Tuhan
memberkati.
12. LC WELL : Mbak Tata, Ocha, Eka, Rambu, Fanbo, Sisil, Elti, Dewi, Wewen
dan Ria yang sudah menjadi sahabat sekaligus saudara dalam suka dan duka
(Amsal 17:17) ☺
13. Keluarga besar Gereja Kristen Nazarene Gloria yang menjadi keluarga
keduaku. Dan Tim Heman yang selalu solid dan gokil. Bakalan kangen ma
kalian ☺
14. Mas Nomo, mbak Iin, mbak Dyah, Yoha, Togar yang selalu menguatkanku
saat mulai goyah dan ingin menyerah. Tuhan Yesus memberkati ☺
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Pdt. Obaja Sigit, Ibu Warni, Pdt. Yonan dan Pdt. Muh. Bakrie yang telah
menguatkanku saat mulai goyah. Tuhan Yesus memberkati ☺
16. Melan, Jeni, Erina : yang merangkap semuanya (teman kamar, teman gereja,
teman curhat). Bersyukur bisa mengenal kalian girls ☺
17. Suster Marcell dan Esri, teman seperjuangan. Meskipun kalian sudah ‘finish’
duluan ☺
18. Suster Petra, Mega, Sheila, Regina, Martha, Uli, Owe, Gloria, Nova, Irma,
Tirza, Tyas, Maya, Vinda, Wuri, Sisil, Metha, Sandra, Astrid, Monik, dan
teman-teman angkatan 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Bersyukur bisa mengenal dan berdinamika bersama kalian ☺
19. Teman-teman Kost Cyntia : Mbak Ket, Intan, Ella, Tia, Putri, Sila, Nova,
Archa, Lisa, Dinda, Ari. Makasih buat kebersamaannya selama 4 tahun lebih
☺
20. Keluarga Tante Wati, tempat tinggal pertamaku saat menginjakkan kaki di
Jogja ☺
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini.Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.Terimakasih.
Penulis,
Liveria Jurissam Tikupadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................ vi
ABSTRAK ............................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................. viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
BAB II
LANDASAN TEORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Penyesuaian Diri ................................................................................ 13
1. Pengertian Penyesuaian Diri ...................................................... 13
2. Kriteria Penyesuaian Diri ........................................................... 15
3. Faktor-faktor Penyesuaian Diri ................................................. 16
B. Kesejahteraan Psikologis .................................................................. 18
1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis ......................................... 18
2. Dimensi-dimensi Kesejahteraan Psikologis ............................... 19
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis .... 24
C. Mahasiswa Baru ................................................................................ 25
D. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara .................................. 28
E. Dinamika Psikologis Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan
Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa Psikologis yang Tinggal di
Asrama Syantikara…………….……………………………………. 32
F. Hipotesis ............................................................................................ 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 38
B. Identifikasi Variabel ......................................................................... 38
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 38
1. Penyesuaian Diri ............................................................... 38
2. Kesejahteraan Psikologis .................................................. 39
D. Subjek Penelitian ............................................................................... 39
E. Alat Pengumpul Data ........................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................. 46
1. Uji Validitas ............................................................................... 46
2. Seleksi Item ................................................................................ 47
3. Uji Reliabilitas .......................................................................... 51
G. Metode Analisis Data ......................................................................... 52
1. Uji Asumsi ................................................................................ 52
a. Uji Normalitas ...................................................................... 52
b. Uji Linearitas ....................................................................... 52
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 53
H. Pelaksanaan Try Out .......................................................................... 53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 54
B. Deskripsi dan Data Demografis Subjek ............................................. 54
C. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………………59
D. Analisis Data Penelitian ..................................................................... 61
E. Pembahasan ....................................................................................... 64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 71
B. Saran .................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 72
LAMPIRAN .............................................................................................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Skala Try Out . .............................................................................. 76
2. Skala Penelitian ............................................................................. 92
Reliabilitas Alat Ukur
3. Penyesuaian Diri ......................................................................... 104
4. Kesejahteraan Psikologis ............................................................ 112
Analisis Data
5. Statistik Deskriptif Penelitian .................................................... 121
6. Uji T Variabel ............................................................................ 122
7. Uji Normalitas ............................................................................. 123
8. Uji Linearitas ............................................................................... 124
Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Blue Print Skala Penyesuaian Diri .............................................. 42
Tabel 2.Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis .................................. 46
Tabel 3. Kisi-kisi Skala Penyesuaian Diri................................................. 48
Tabel 4. Hasil Try Out Penyesuaian Diri ................................................. 48
Tabel 5. Kisi-kisi Skala Kesejahteraan Psikologis .................................... 49
Tabel 6. Hasil Try Out Kesejahteraan Psikologis ..................................... 50
Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia ................................... 55
Tabel 8. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Asal Daerah ....................... 56
Tabel 9. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Agama ............................... 56
Tabel 10. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ....... 57
Tabel 11. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Teman Dekat .................. 58
Tabel 12. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Seberapa Sering Mengalami Gangguan Fisik Selama Di Asrama .................................................... 58
Tabel 13. Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel ………………………...59
Tabel 14. Hasil Uji T Variabel Penyesuaian Diri ………………………...60
Tabel 15. Hasil Uji T Variabel Kesejahteraan Psikologis ………………..60
Tabel 16. Uji Normalitas ..................................................................... .….59
Tabel 17. Uji Linearitas........................................................................... ..60
Tabel 18. Uji Hipotesis ............................................................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. SKEMA ......................................................................................... 36
GAMBAR 2. SCATTERPLOT ........................................................................ 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang terkadang harus hidup berpindah-
pindah yang disebabkan oleh banyak faktor misalnya, karena faktor ekonomi,
faktor keamanan, ikut suami atau istri, faktor pendidikan, bencana alam, dan
lain sebagainya. Seperti, para lulusan sekolah menengah atas memutuskan
untuk meninggalkan kampung halamannya karena ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau universitas. Mereka berpindah
dari lingkungan yang lama ke lingkungan yang baru dan mereka tidak tahu
keadaan dan orang-orang seperti apa yang akan mereka temui nantinya.
Mereka tentunya akan mengalami banyak perubahan dalam kehidupan
mereka, sebelumnya mereka merasa tenang dan nyaman hidup bersama
keluarga. Saat berada di lingkungan baru mereka harus hidup mandiri dimulai
dengan mengurusi segala sesuatunya sendiri seperti makan, pakaian,
pembayaran listrik, bersosialiasi dengan orang-orang baru, serta masalah
studi : kapan belajar, bagaimana membagi waktu yang tepat antara kuliah
dankegiatan ekstrakurikuler, menghadapi tugas-tugas kuliah yang lebih
banyak dan kompleks (Septiana, 2007).
Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program studi pada
program sarjana di suatu perguruan tinggi (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010). Menurut kamus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Oxford, batasan sebagai mahasiswa baru (freshman) adalah masa tahun
pertama di universitas. Mahasiswa baru akan dihadapkan pada perubahan
pola kehidupan yang berbeda dengan pola kehidupan di sekolah menengah
atas atau sekolah menengah kejuruan dimulai dari perubahan sistem
pengajaran, perubahan cara belajar, perubahan lingkungan dan pergaulan (
Dewi, 2004 ).
Perubahan tempat tinggal juga merupakan salah satu perubahan yang
dihadapi oleh mahasiswa baru. Ada yang tinggal di tempat saudara, di kost-
kosta-an, di apartemen, kontrakan, bahkan ada yang tinggal di asrama. Bagi
mereka yang tinggal di kost, apartemen, dan kontrakan segala sesuatunya
lebih bebas daripada mereka yang hidup di asrama (ini tidak berarti bahwa
kost, apartemen, ataupun kontrakan tidak memiliki aturan sama sekali)
(Septiana, 2007). Di kost dan kontrakan, Bapak/Ibu kost atau pemilik
kontrakan tidak terlalu bertanggung jawab atas kehidupan anak kost atau
kontrakan. Aturan-aturan yang dibuat berdasarkan keputusan bersama dan
kadangkala Bapak/Ibu kost memberi kebebasan untuk memutuskan sendiri
aturan-aturan yang akan diterapkan di kost atau kontrakan, sehingga hidup di
kost ataukontrakan lebih pada pengembangan privasi. Demikian halnya di
apartemen, bangunan apartemen dirancang untuk memungkinkan warganya
untuk mengembangkan kehidupan individualitasnya. Pengelola apartemen
tidak memberi pengawasan ketat sehingga penghuni apartemen bebas untuk
melakukan kegiatan mereka. Bahkan kadangkala antar penghuni apartemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tidak mengenal satu sama lain karena sibuk dan tidak peduli dengan
kehidupan orang lain (Septiana, 2007).
Berbeda dengan kehidupan di asrama, warga asrama terikat dengan
peraturan ketat. Peraturan tersebut antara lain memuat tentang jam-jam
tertentu yang diberlakukan di asrama misalnya jam belajar, jam istirahat, jam
berapa harus berada di asrama (jam malam), dan sebagainya; izin yang
diberikan; kebiasaan dan larangan-larangan yang berlaku keras bagi semua
warga asrama tanpa terkecuali. Selain itu, terdapat pula tanggung jawab untuk
mengurus asrama bersama dan pengajaran mengenai kepekaan sosial yang
terus dilatih dengan berasrama dan berinteraksi dengan orang lain yang
berbeda kepribadian, kebiasaan, latar belakang dan budaya. Pengawasan dari
Bapak/Ibu asrama sangat berperan dalam kehidupan warga asrama (Septiana,
2007).
Dilihat dari fungsinya, asrama memiliki fungsi yang sama dengan kost,
kontrakan, dan apartemen yaitu sebagai tempat tinggal bagi mahasiswa yang
merantau dari kampung halaman untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi
atau universitas. Perbedaannya adalah pada harapan dan peran asrama bagi
perkembangan warga asrama. Harapan dan peran dari kehidupan berasrama
bukan hanya pada perkembangan kemampuan atau kedewasaan intelektual
masing-masing warga asrama tetapi juga akan pencapaian kedewasaan
pribadi mereka (Septiana, 2007). Sebagai mahasiswa, perkembangan
kemampuan intelektual merupakan tujuan utama mereka untuk menuntut
ilmu dan kadangkala mereka “melupakan” untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kemampuan lain yang melekat pada kehidupan mereka seperti perkembangan
rohani dan kemampuan sosial yang nantinya akan membentuk mereka
menjadi pribadi yang lebih baik.
Asrama Syantikara merupakan lokasi penelitian kali ini. Asrama
Syantikara berlokasi di Jl. Kolombo CT VI / 001 Yogyakarta dan dipimpin
oleh seorang Suster. Asrama tersebut merupakan salah satu asrama bagi
mahasiswi di Yogyakarta. Asrama Syantikara merupakan gambaran kecil dari
keanekaragaman masyarakat Indonesia karena terdiri dari mahasiswi yang
berasal dari berbagai daerah seperti dari Nias, Papua, Tangerang, Kalimantan
dan dari berbagai universitas seperti Universitas Sanata Dharma, Universitas
Gajah Mada, Universitas Kristen Duta Wacana dan Universitas
Atmajaya(Septiana, 2007). Pertama kali masuk asrama Syantikara warga
asrama telah diberitahukan mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
Peraturan tersebut mencakup pengaturan waktu, pembagian kamar, kebiasaan
dalam unit, tugas-tugas yang harus dilakukan tiap minggunya(Septiana,
2007).
Mahasiswa baru yang memutuskan tinggal di asrama Syantikara
merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar 18-24 tahun yaitu
berada dalam tahap remaja. Masa remaja adalah periode perkembangan
transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada
usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun (
Santrock, 2002). Masa remaja merupakan masa transisi yang memberikan
banyak peluang untuk bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kehidupannya, bukan hanya dalam hal fisik tetapi juga dalam kompetensi
kognitif dan sosial. Seorang remaja dihadapkan pada berbagai tugas
perkembangan yang harus dilaksanakan dan dilewati dengan baik (Papalia,
Old, dan Feldman, 2008).
Menurut Khairani (2013), periode remaja merupakan “ambang pintu” ke
periode dewasa. Mereka mulai berusaha untuk berpakaian, bersikap seperti
orang dewasa agar memperoleh status sebagai orang dewasa, bukan sebagai
anak remaja lagi dan mulai menunjukkan tingkah laku antara lain : merokok,
minum-minum, berpacaran, berpetualang, belajar hidup mandiri, misalnya
mencari penghasilan sendiri, bahkan bereksplorasi melakukan tindakan atau
karya kreatif tertentu. Tugas perkembangan pada periode remaja adalah (a)
menerima keadaan diri dan penampilan diri.Belajar berperan sesuai dengan
jenis kelamin. (b). Membentuk hubungan dengan teman sebaya secara
dewasa. (c). Mengembangkan kemampuan berdiri sendiri baik secara
emosional maupun ekonomi. (d). Mengembangkan tanggung jawab sosial.
(e). Mengembangkan kemampuan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat dan masa depan di bidang pekerjaan/pendidikan. (f).
Mempersiapkan diri (fisik dan psikis) dalam rangka hidup bermasyarakat. (g).
Mencapai nilai-nilai kedewasaan.
Dengan melihat rentang usia warga asrama pada umumnya, ini berarti
bahwa mereka masih berada dalam tahap remaja akhir. Menurut Mappiare
(1982), ciri-ciri penting remaja akhir adalah mulai timbul dan meningkatnya
kestabilan dalam hal ini kestabilan dalam aspek fisik dan psikis. Keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
demikian membuat individu tersebut lebih dapat melakukan penyesuaian-
penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan dengan masa-
masa sebelumnya.
Ciri penting remaja akhir selanjutnya yaitu mempunyai citra diri dan
sikap-pandangan yang lebih realistis. Pada tahap ini, remaja mulai menilai
dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya, keluarganya, dan orang-
orang di sekitarnya. Remaja merasa puas dengan dirinya sendiri dan orang-
orang di sekitarnya. Rasa puas ini merupakan salah satu syarat penting
pencapaian kebahagiaan bagi remaja. Kemudian ciri selanjutnya menghadapi
masalahnya secara lebih matang. Hal ini ditunjukkan dalam usaha
menyelesaikan masalah yang ada, baik secara individu maupun dengan
diskusi-diskusi dengan teman sebaya mereka. Langkah-langkah penyelesaian
masalah tersebut mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih
dapat menyesuaikan diri dalam banyak situasi lingkungan dan situasi
perasaan-perasaan individu.
Ciri penting remaja akhir yang terakhir adalah perasaan menjadi lebih
tenang. Perasaan tenang dalam menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang
terjadi ditunjang oleh adanya kemampuan berpikir yang matang dan
kemampuan menguasai perasaan-perasaan sendiri serta adanya kemampuan
dalam menghadapi keadaan yang sebenarnya (realistis).Apabila remaja akhir
dapat melewati tahap-tahap ini dengan baik maka mereka akan mencapai
kesejahteraan psikologis dalam kehidupan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Kesejahteraan psikologis adalah hasil dari evaluasi yang dilakukan
seseorang terhadap hidupnya baik evaluasi secara kognitif maupun evaluasi
secara emosi. Evaluasi secara kognitif, kesejahteraan adalah sebuah bentuk
kepuasan dalam hidup, sementara sebagai hasil dari evaluasi emosi yaitu
berupa affect atau perasaan senang. Ryff dan Singer (1996) membangun
model kesejahteraan psikologis dengan memadukan teori perkembangan
manusia, teori-teori klinis mengenai pertumbuhan diri dan literatur-literatur
kesehatan mental.
Ryff dan Singer (1996) mendefinisikan konsep kesejahteraan psikologis
dalam enam dimensi, yakni dimensi penerimaan diri, hubungan yang positif
dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan
pertumbuhan pribadi. Individu yang tidak mencapai kesejahteraan psikologis
dalam hidupnya akan merasa tertekan bahkan akan mengalami depresi. Hal
ini disebabkan karena individu tersebut tidak mendapatkan penerimaan dari
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya, tidak mempunyai tujuan hidup
yang ingin dicapainya, selalu bergantung kepada orang lain sehingga individu
tersebut tidak mengalami pertumbuhan secara pribadi. Seperti yang
diungkapkan oleh Joseph dan Wood (dalam Dewi, (2013)) bahwa orang
dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi akan terhindar dari kemungkinan
depresi dan sebaliknya, orang dengan kesejahteraan psikologis yang rendah
dapat meningkatkan resiko munculnya depresi. Kesejahteraan psikologis
sangat berkorelasi dengan depresi. Menurut Ardani, dkk (2007), untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mencapai kesejahteraan psikologis tersebut membutuhkan penanganan
dengan melakukan reaksi penyesuaian diri yang benar dan tepat.
Aturan-aturan dan harapan yang ingin dicapai dalam kehidupan sebagai
mahasiswa terlebih dalam kehidupan berasrama bisa jadi sangat berat untuk
dijalanin. Seorang mahasiswi sekaligus sebagai warga asrama membutuhkan
dan dituntut melakukan suatu hal untuk dapat bertahan dalam kehidupan
berasrama.Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan diri
dengan lingkungan barunya yang jelas berbeda dengan lingkungan kehidupan
sebelumnya. Bagi warga asrama Syantikara, penyesuaian diri sangatlah
diperlukan untuk dapat hidup bersama dalam menaati setiap peraturan yang
diterapkan di asrama. Menurut Kartono dalam Septiana (2007), penyesuaian
diri dimaksudkan agar individu mampu mengendalikan dirinya, menghindari
konflik, mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan dan tidak
mengalami kesulitan di dalam mengekspresikan dirinya.
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respons-respons
mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha
menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan-tegangan, frustasi-frustasi,
dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan yang
dikenakan kepadanya oleh dunia di mana ia hidup (Semiun, 2006). Menurut
Kartono dalam Indarwati dan Fauziah (2012), individu menyesuaikan
kepribadian yang dimiliki dalam bertingkahlaku sesuai dengan norma di
masyarakat. Salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat adalah
memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya dalam hal ini
lingkungan asrama.
Penyesuaian diri juga merupakan salah satu persyaratan terciptanya
kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan
merasa tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena
ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri baik dalam kehidupan
keluarga, sekolah, pekerjaan, dan dalam masyarakat pada umumnya
(Mu’tadin dalam Safura dan Supriyantini (2006)). Tak terkecuali dalam
kehidupan berasrama. Pada kenyataannya, sangatlah tidak mudah dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru (di asrama). Individu harus
menekan keinginan dan kehendak pribadi mereka terutama hal-hal yang
berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di lingkungan baru tersebut. Bukan
hanya dengan situasi atau kondisi yang berbeda, tetapi juga dengan orang-
orang baru yang jelas berbeda kepribadian dan kebiasaan dengan dirinya.
Apabila tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan menyebabkan stres
bahkan depresi pada individu yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila dapat
menyesuaikan diri dengan baik maka individu tersebut dapat menjalani
kehidupannya di lingkungan baru dengan bahagia.
Salah satu dimensi dalam konsep kesejahteraan psikologis yang
diungkapkan oleh Ryff dan Singer (1989) adalah mengenai penguasaan
lingkungan. Individu memiliki kemampuan untuk memilih dan menciptakan
lingkungan sesuai dengan kondisi kejiwaan mereka yang didefenisikan
sebagai karakteristik dari kesehatan mental. Hal ini dapat berarti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penyesuaian diri yang baik pada suatu lingkungan baru merupakan salah satu
bagian yang menandakanbahwa seseorang mencapai kesejahteraan
psikologis. Seperti halnya yang dialami oleh mahasiswa baru yang berada di
lingkungan baru dalam hal ini lingkungan asrama khususnya warga asrama
Syantikara. Mereka dihadapkan pada peraturan-peraturan yang mengikat dan
tidak menutup kemungkinan tidak sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
Terlebih mahasiswa baru tersebut berada pada tahap perkembangan remaja,
dimana pada tahap tersebut mereka menginginkan kebebasan untuk
mengembangkan diri mereka dengan mengikuti kegiatan sesuai dengan hobby
mereka, kebebasan untuk bersosialisasi dengan banyak orang, kebebasan
untuk berkreasi dan sebagainya. Mereka menjadi tidak “leluasa” untuk
melakukan hal-hal tersebut dengan adanya aturan-aturan yang diterapkan di
asrama sehingga mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di
lingkungan baru tersebut agar dapat hidup dengan baik.
Akhirnya, peneliti berasumsi bahwa semakin bisa warga asrama dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi di sekitarnya maka mereka
akan semakin dapat mencapai kesejahteraan psikologis mereka. Dan
sebaliknya, semakin sulit warga asrama dalam menyesuaikan diri maka
semakin susah pula mereka mencapai kesejahteraan psikologis. Hal inilah
yang mendorong peneliti melakukan penelitian untuk membuktikan hipotesis
tersebut mengenai hubungan penyesuaian diri dengankesejahteraan psikologis
pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. Selain itu, pada
penelitian sebelumnya hanya membahas mengenai satu variabel saja yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
penyesuaian diri. Peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh tentang
penyesuaian diri apabila dihubungkan dengan variabel lain dalam hal ini
adalah kesejahteraan psikologis.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis
pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan penyesuaian diri dengan kesejahteraan
psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah pada Psikologi
Klinis, Psikologi Perkembangan, dan Psikologi Sosial mengenai
kesejahteraan psikologis, penyesuaian diri dan hubungan antara
penyesuaian diri dengankesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru
yang tinggal di asrama Syantikara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Baru yang Tinggal di Asrama
Penelitian ini dapat memberi informasi bagi para mahasiswa baru
perlunya melakukan penyesuaian diri agar mereka dapat mencapai
kesejahteraan psikologis saat menghadapi hal-hal yang baru dalam
kehidupan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Bagi Orang Tua
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada orang tua bahwa
adanya kondisi yang menekan dialami oleh anak-anak mereka saat
menghadapi lingkungan yang baru ( tinggal di asrama) sehingga orang
tua sangat diperlukan untuk lebih memperhatikan dan memberikan
dukungan secara moril kepada anak-anak mereka.
c. Bagi Pengelola Asrama
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pengelola asrama
bahwa mahasiswa baru membutuhkan dukungan dan bantuan dalam
menyesuaikan diri di asrama karena akan berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam biologi diistilahkan dengan kata “adaptasi”.
Menurut teori tersebut hanya organisme yang paling berhasil menyesuaikan
diri terhadap lingkungan fisiknya sajalah yang dapat tetap hidup (Vembriarto
dalam Septiana, 2007). Menurut Huffman (dalam Septiana, 2007) adaptasi
adalah perubahan struktural atau fungsional yang membuat individu dapat
bertahan hidup. Perubahan-perubahan terjadi pada semua taraf kehidupan
masyarakat seperti dalam keluarga, pendidikan, ekonomi, dan budaya.
Menjadi suatu keharusan bagi individu untuk mempunyai kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada untuk dapat
bertahan hidup (Indarwati dan Fauziah, 2012). Penyesuaian diri berlangsung
secara terus menerus antara memuaskan kebutuhan diri sendiri dengan
tuntutan lingkungan, termasuk tuntutan orang lain secara kelompok maupun
masyarakat. Individu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada berarti
individu tersebut mengubah dirinya dengan cara yang tepat untuk memenuhi
syarat tertentu (Sukadji dalam Safura dan Supriyantini, 2006).
Menurut Haber dan Runyon (dalam Isnawati dan Suhariadi, 2013)
penyesuaian diri adalah keadaan seseorang menerima hal-hal dimana ia tidak
mempunyai kontrol untuk merubah keadaan. Penyesuaian diri yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diukur dari seberapa baik seseorang tersebut mengatasi setiap perubahan yang
terjadi dalam hidupnya. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya berarti individu tersebut mampu menyelaraskan kebutuhannya
dengan tuntutan lingkungan sehingga tidak merasa stres dalam dirinya
(Kusuma dan Gusniarti dalam Christyanti, dkk(2010)). Penyesuaian diri
adalah tercapainya keselarasan dan keharmonisan baik dengan diri sendiri
maupun dengan lingkungan tempat tinggal (Wibawati, 2013).
Kartono (dalam Wibawati, 2013) menyatakan bahwa penyesuaian diri
adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mencapai keharmonisan pada
diri sendiri dan lingkungannya sehingga dapat mempertahankan eksistensinya
serta memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah. Sedangkan menurut
Schneiders (dalam Indarwati dan Fauziah, 2012) penyesuaian diri adalah
usaha yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu, yaitu
individu berusaha keras agar mampu mengatasi konflik dan frustrasi karena
terhambatnya kebutuhan dalam dirinya, sehingga tercapai keselarasan dan
keharmonisan dengan diri atau lingkungannya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bangun (dalam Wibawati, 2013)
mengenai kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru menunjukkan
bahwa mahasiswa baru yang mampu menyesuaikan diri dengan baik dapat
bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di sekitarnya. Hal inilah
yang membuat mahasiswa baru tersebut dapat diterima di lingkungannya dan
dapat menerima keadaan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri
adalah usaha yang dilakukan oleh individu untuk menghadapi perubahan-
perubahan yang terjadi di sekitarnya untuk dapat menciptakan keselarasan
dan keharmonisan antara dirinya sendiri dan lingkungannya.
2. Kriteria Penyesuaian Diri
Vembriarto (dalam Wibawati, 2013) menyebut karakteristik penyesuaian
diri sebagai kriteria penyesuaian diri. Penyesuaian diri terbagi menjadi dua
yaitu berhasil dan tidak berhasil. Penyesuaian diri yang berhasil akan
menimbulkan perasaan senang, bahagia, dan nyaman. Sedangkan yang tidak
berhasil akan menimbulkan perasaan gelisah dan stres. Kriteria penyesuaian
diri terdiri dari :
a. Kepuasan Psikis
Individu yang berhasil melakukan penyesuaian diri akan merasa
senang, tenang, dan aman sehingga akan menimbulkan kepuasan psikis.
Sedangkan individu yang gagal atau tidak berhasil melakukan penyesuaian
diri akan menimbulkan perasaan kecewa, gelisah, dan depresi.
b. Efisiensi Kerja
Individu yang berhasil menyesuaikan diri dapat bekerja atau melakukan
setiap kegiatannya dengan baik. Sedangkan individu yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami kesulitan dalam
melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Gejala Fisik
Individu yang dapat menyesuaikan diri yang baik akan memperlihatkan
keadaan fisik yang sehat dan bugar. Sedangkan individu yang tidak dapat
menyesuaikan diri yang baik akan mengalami kegelisahan dan depresi
yang akan berdampak pada gejala fisik seperti pusing dan pencernaan
terganggu.
d. Penerimaan sosial
Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan diterima
dengan baik oleh masyarakat dimana individu tersebut berada. Sedangkan
individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan menerima
penolakan dari masyarakat di sekitarnya.
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan karakteristik penyesuaian
diri menurut Vembriarto ( dalam Wibawati, 2013) yaitu kepuasan psikis,
efisiensi kerja, gejala fisik, dan penerimaan sosial. Keempat karakteristik
penyesuaian diri tersebut digunakan karena dari hal-hal tersebut nantinya
dapat dilihat individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik atau tidak
dengan lingkungan barunya. Keberhasilan atau ketidakberhasilan mereka
dalam menyesuaikan diri inilah yang akan menentukan tercapainya
kesejahteraan psikologis mereka.
3. Faktor-faktor Penyesuaian Diri
Kartono (dalam Septiana, 2007) mengungkapkan beberapa faktor yang
sangat menentukan dalam usaha penyesuaian diri adalah sebagai berikut :
a. Kondisi dan bagian fisiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Faktor penentu herediter “hereditair dominant” dari kondisi dan
bagian tersebut antara lain sistem syaraf, sistem kelenjar, sistem otot,
kesehatannya (dalam keadaan sakit atau sehat, dan lain-lain).
b. Kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangan
Faktor utama dalam taraf kematangan pertumbuhan dan
perkembangan antara lain kematangan intelektual, kematangan sosial dan
moral, dan kematangan emosionalnya.
c. Determinan psikologis
Faktor-faktor yang termasuk dalam determinan psikologis adalah
pengalaman-pengalaman, trauma-trauma, situasi dan kesulitan belajar,
kebiasaan, penentuan diri (self determination), frustrasi, konflik, dan saat-
saat kritis.
d. Kondisi lingkungan dan alam sekitar
Faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi lingkungan dan alam
sekitar adalah keluarga, sekolah, lingkungan kerja, teman-teman, dan lain-
lain. Pada faktor ini, individu akan mengalami kesulitan dalam
berhubungan dengan orang lain di lingkungannya apabila terdapat
“model” yang tidak baik di lingkungan tersebut.
e. Faktor adat istiadat, norma sosial, religi, dan kebudayaan
Faktor-faktor tersebut dapat mendukung dan membantu individu
dalam menyesuaikan diri dengan baik. Faktor-faktor tersebut dapat
mengatur individu dalam menentukan sikap dalam menyesuaikan diri di
lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Faktor-faktor di atas dapat mendukung dan membantu individu dalam
menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Dengan adanya faktor-faktor
tersebut pula yang akan mempermudah individu dalam mencapai
kesejahteraan psikologis saat berada di lingkungan yang baru.
B. Kesejahteraan Psikologis
1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis adalah salah satu konsep yang berkembang
dalam ranah psikologi positif. Konsep kesejahteraan psikologis ini
merupakan gambaran dari kesehatan psikologis seseorang. Tingkat kesehatan
psikologis ini didasarkan pada pemenuhan kriteria fungsi kesehatan mental
positif yang dikemukakan oleh para ahli psikologi (Ryff dalam Wulandari,
2011). Ryff dan Singer (1996) mengembangkan konsep kesejahteraan
psikologis berdasarkan tiga perspektif. Pertama adalah perspektif teoritis dari
psikologi perkembangan, terutama psikologi perkembangan rentang
kehidupan manusia. Perspektif ini meliputi tahapan perkembangan
psikososial Erikson yaitu delapan tahap perkembangan yang memiliki tugas
perkembangan yang khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis
yang harus dihadapi, formulasi dari Buhler mengenai kecenderungan dasar
hidup yang mengarah pada pemenuhan hidup, dan deskripsi dari Neugarten
mengenai perubahan kepribadian masa dewasa dan masa lanjut yang
menyatakan bahwa pada masa dewasa seseorang cenderung hidup secara
individual sedangkan masa lanjut yaitu suatu masa dimana orang dapat
merasa puas dengan keberhasilannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kedua adalah perspektif teoritis dari psikologi klinis yang memberikan
dasar pembentukan konsep kesejahteraan psikologis. Perspektif ini
memberikan pemahaman tentang individu yang berfungsi secara positif,
seperti konsep individu yang dapat beraktualisasi diri dari Maslow, konsep
individu yang berfungsi sepenuhnya dari Roger, proses individuasi dari Jung,
dan konsep individu yang memiliki kedewasaan diri dari Allport. Ketiga
adalah literatur mengenai kesehatan mental dari Jahoda yaitu kriteria positif
dari kesehatan mental yang dihasilkan untuk menggantikan definisi
kesejahteraan sebagai tidak adanya penyakit (Ryff dan Singer, 1996).
Dari berbagai perspektif di atas yang menjelaskan kualitas positif dari
manusia terdapat beberapa kesamaan. Ryff merumuskan beberapa kesamaan
ini menjadi enam dimensi yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan
orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan
pribadi (Waskito, 2014). Dari uraian di atas, kesejahteraan psikologis dapat
diartikan sebagai keadaan individu yang mengalami rentang perkembangan
kehidupan yang baik, tidak menderita penyakit mental terutama memiliki
karakteristik positif pada penerimaan diri, hubungan positif dengan orang
lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan
pribadi.
2. Dimensi-Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff (1989) menyatakan konsep kesejahteraan psikologis dalam enam
dimensi, yakni dimensi penerimaan diri (self acceptance), hubungan yang
positif dengan orang lain (positive relation with others), otonomi (autonomy),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in
life), dan pertumbuhan pribadi (personal growth).
a. Penerimaan Diri (Self Acceptance)
Dimensi penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri
dan merupakan ciri penting dari kesejahteraan psikologis. Gambaran
inti dari kondisi well-being yang dicirikan dengan individu yang dapat
mencapai aktualisasi dan berfungsi secara optimal, kedewasaan serta
penerimaan diri seseorang kehidupan yang sudah dilewatinya. Pada
dimensi penerimaan diri ini, individu yang memiliki skor tinggi apabila
individu tersebut memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui
dan menerima berbagai aspek dirinya termasuk kelebihan dan
kekurangan diri, dan merasa positif terhadap kehidupan yang telah
dilaluinya. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila
individu tersebut merasa tidak puas dengan dirinya, merasa kecewa
terhadap kehidupan yang dijalaninya, mengalami masalah karena
kualitas dirinya, dan berharap menjadi pribadi yang berbeda dari
dirinya saat ini.
b. Hubungan yang Positif dengan Orang Lain (Positive Relation with
Others)
Dimensi hubungan positif dengan orang lain dapat digambarkan
secara operasional sebagai tinggi rendahnya kemampuan seseorang
dalam membina kehangatan dan hubungan saling percaya dengan orang
lain; yang digambarkan sebagai orang yang mempunyai empati yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kuat, mampu mencintai secara mendalam dan bersahabat. Pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain, individu yang memiliki skor
tinggi apabila mempunyai hubungan yang hangat, memuaskan, dan
saling percaya dengan orang lain, memperhatikan kesejahteraan orang
lain, memiliki empati yang besar, afeksi, dan keakraban, memahami
memberi dan menerima dalam hubungan antar manusia. Sedangkan
individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut sedikit
memiliki hubungan yang dekat dan kepercayaan terhadap orang lain,
merasa kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka, memperhatikan orang
lain, merasa terasing, dan frustrasi dalam hubungan interpersonal, tidak
bersedia untuk mempertahankan hubungan yang penting dengan orang
lain.
c. Otonomi (Autonomy)
Dimensi otonomi ini menekankan pada kemampuan untuk
mengarahkan diri sendiri, kemandirian, dan kemampuan mengatur
tingkah laku. Orang yang berfungsi penuh digambarkan mampu menilai
diri sendiri dengan menggunakan standar pribadi. Pada dimensi
otonomi, individu memiliki skor tinggi apabila individu tersebut
mampu mengarahkan dirinya dan mandiri, mampu menghadapi tekanan
sosial, mengatur tingkah laku sendiri, dan mengevaluasi diri dengan
standard sendiri. Sedangkan individu disebut memiliki skor rendah
apabila individu tersebut lebih memperhatikan harapan dan penilaian
orang lain, bergantung pada penilaian orang lain dalam membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keputusan, menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial untuk berpikir
dan bertingkah laku.
d. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
Dimensi penguasaan lingkungan adalah orang yang mampu
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Kemampuan ini dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang khususnya
kemampuan seseorang untuk memanipulasi dan mengontrol lingkungan
yang kompleks melalui aktivitas mental dan fisik. Pada dimensi
penguasaan lingkungan, individu yang memiliki skor tinggi apabila
individu tersebut mempunyai sense of mastery dan mampu mengatur
lingkungan, mengontrol berbagai kegiatan eksternal yang kompleks,
memanfaatkan dengan efektif kesempatan-kesempatan yang ada,
mampu memilih atau menciptakan konteks yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai pribadi. Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah apabila individu tersebut mengalami kesulitan
dalam mengatur aktivitas sehari-hari, merasa tidak mampu untuk
mengubah atau meningkatkan keadaan di sekitarnya, tidak menyadari
akan kesempatan di sekitarnya, dan kurang mempunyai kontrol
terhadap dunia luar.
e. Tujuan Hidup (Purpose in Life)
Dimensi tujuan hidup dapat digambarkan secara operasional
sebagai tinggi rendahnya pemahaman individu akan tujuan dan arah
hidupnya. Dalam teori perkembangan rentang kehidupan manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
merujuk pada suatu variasi dalam mengubah kehendak atau tujuan
hidup seperti lebih produktif, kreatif, atau penerimaan pengintegrasian
emosi di kehidupan yang akan datang. Pada dimensi tujuan hidup,
individu yang memiliki skor tinggi apabila individu tersebut
mempunyai tujuan dan arah hidup, merasakan hidup yang berarti pada
masa kini dan masa yang lalu. Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah apabila individu tersebut tidak mempunyai arti, tujuan, arah
hidup, dan cita-cita yang tidak jelas, serta tidak melihat adanya tujuan
dari kehidupan yang lalu.
f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)
Dimensi pertumbuhan pribadi dapat digambarkan secara
operasional sebagai tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam
mengembangkan potensi diri secara berkelanjutan dan lebih
menekankan pada cara memandang diri dan merealisasikan potensi
dalam diri. Terbuka pada pengalaman sebagai contoh merupakan
karakteristik utama dalam seseorang dapat berfungsi secara penuh. Pada
dimensi pertumbuhan pribadi, individu yang memiliki skor tinggi
apabila individu tersebut merasakan adanya pengembangan potensi diri
yang berkelanjutan, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari
potensi diri dan dapat melihat perkembangan diri dari waktu ke waktu.
Sedangkan skor rendah apabila individu tersebut tidak merasakan
adanya kemajuan dan pengembangan potensi diri dari waktu ke waktu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
merasa jenuh, dan tidak tertarik dengan kehidupan, serta merasa tidak
mampu untuk mengembangkan sikap dan tingkah laku yang baru.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis adalah :
a. Usia
Ryff dan Keyes (dalam Priyambodo, 2011) menemukan dimensi
yang berpengaruh terhadap perubahan usia individu adalah dimensi
penguasaan lingkungan, relasi positif dengan orang lain, dan dimensi
otonomi. Dimensi penguasaan lingkungan dan relasi positif dengan
orang lain cenderung tinggi pada usia lansia. Dimensi otonomi
cenderung tidak meningkat pada usia lansia, tetapi cenderung
meningkat pada usia dewasa awal dan madya.
b. Status Sosial Ekonomi
Ryff, dkk mengemukakan bahwa status sosial ekonomi
berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup,
penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Efek negatif dari
status sosial ekonomi yang rendah pada dimensi ini adalah tampak pada
hasil perbandingan sosial. individu miskin akan merasa dirinya kurang
beruntung dibandingkan dengan individu yang lainnya.
c. Budaya
Christopher (dalam Dewi, 2013) mengatakan bahwa sistem nilai
individualisme-kolektivisme memberi dampak terhadap kesejahteraan
psikologis yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Budaya yang menganut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sistem individualisme memiliki skor yang tinggi dalam dimensi
penerimaan diri dan otonomi, sedangkan budaya yang menjunjung
tinggi nilai kolektivisme memiliki skor yang tinggi pada dimensi
hubungan positif dengan orang lain.
d. Jenis Kelamin
Ryff (dalam Dewi, 2013) mengemukakan bahwa pada dimensi
kesejahteraan psikologis, perempuan memiliki hubungan positif dengan
orang lain dan memiliki kecenderungan skor yang lebih tinggi pada
pertumbuhan pribadi. Perempuan menunjukkan kekuatan pada dimensi
interpersonal sebagai pusat perkembangan konsepsi perempuan.
e. Agama
Ritcher (dalam Dewi, 2013) mengungkapkan bahwa tingkat
keagamaan yang tinggi pada individu berasosiasi dengan karakteristik
kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan kesejahteraan psikologis
yang tinggi. Pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Mahasiswa Baru
Mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah orang
yang belajar di perguruan tinggi.Setiap tahunnya, perguruan tinggi akan menerima
mahasiswa yang baru. Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program
studi pada program sarjana di suatu perguruan tinggi (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010). Menurut kamus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Oxford, batasan sebagai mahasiswa baru (freshman) adalah pada masa tahun
pertama di universitas.
Mahasiswa baru yang memutuskan tinggal di asrama pada umumnya
merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar 18-24 tahun yaitu
berada dalam tahap remaja. Masa remaja adalah periode perkembangan transisi
dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira
10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun ( Santrock, 2002).
Masa remaja merupakan masa transisi yang memberikan banyak peluang untuk
bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek kehidupannya, bukan hanya
dalam hal fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. Seorang remaja
dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan yang harus dilaksanakan dan
dilewati dengan baik (Papalia, dkk (2008)).
G. S. Hall adalah seorang sarjana Psikologi Amerika Serikat.Biasanya Hall
disebut sebagai Bapak Psikologi Remaja.Hall (dalam Sarwono, 2013) menyatakan
bahwa masa remaja adalah masa topan badai (strum und drang). Pada masa ini
akan penuh gejolak akibat pertentangan dengan nilai-nilai dalam kehidupan.
Menurut Erikson ada delapan tahap perkembangan sepanjang kehidupan, tiap
tahapnya terdiri dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan
seseorang pada suatu krisis yang harus dipecahkan.Krisis tersebut merupakan titik
balik meningkatnya kelemahan dan kemampuan. Hopkins dalam Santrock (2007)
menyatakan bahwa ketika seseorang berhasil menyelesaikan krisis yang
dihadapinya maka akan semakin sehat perkembangan psikologisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Menurut Blos dalam Sarwono (1989), masa remaja akhir adalah masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan 5 pencapaian hal, yaitu :
(a) timbulnya minat yang makin kuat terhadap fungsi-fungsi intelek, (b) keinginan
untuk menjalin komunikasi dengan orang lain dan mengalami pengalaman-
pengalaman baru, (c) terbentuknya identitas seksual yang tetap, (d) berubahnya
pandangan dari egosentris dengan keseimbangan antara diri sendiri dengan orang
lain, (e) terbentuknya batas atas kepentingan diri sendiri dan masyarakat umum.
Menurut Mappiare (1982), ciri-ciri penting remaja akhir adalah mulai timbul
dan meningkatnya kestabilan dalam hal ini kestabilan dalam aspek fisik dan
psikis. Keadaan demikian membuat individu tersebut lebih dapat melakukan
penyesuaian-penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa ini, pola sikap mendidik orang tua dan
jarak tempat tinggal antara remaja dengan orang tuanya mempunyai pengaruh
yang besar terhadap proses penstabilan tersebut. Orang tua yang lebih demokratis,
lebih menunjang proses terciptanya kestabilan daripada orang tua yang terlalu
melindungi (overprotective). Selain itu, remaja yang merantau diharapkan lebih
cepat dalam mencapai kestabilan tersebut. Hal ini disebabkan karena remaja
dalam lingkungan keluarga yang demokratis dan remaja yang dalam perantauan
mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mengurusi keperluan-
keperluannya sendiri, membuat rencana pribadi, menyusun alternatif, mengambil
keputusan sendiri serta bertanggungjawab terhadap keputusan-keputusannya.
Ciri penting remaja akhir selanjutnya yaitu mempunyai citra diri dan sikap-
pandangan yang lebih realistis. Pada tahap ini, remaja mulai menilai dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sebagaimana adanya, menghargai dirinya, keluarganya, dan orang-orang di
sekitarnya. Remaja merasa puas dengan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya. Rasa puas ini merupakan salah satu syarat penting pencapaian
kebahagiaan bagi remaja. Kemudian ciri selanjutnya menghadapi masalahnya
secara lebih matang. Hal ini ditunjukkan dalam usaha menyelesaikan masalah
yang ada, baik secara individu maupun dengan diskusi-diskusi dengan teman
sebaya mereka. Langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut mengarahkan
remaja akhir pada tingkah laku yang lebih dapat menyesuaikan diri dalam banyak
situasi lingkungan dan situasi perasaan-perasaan individu.
Ciri penting remaja akhir yang terakhir adalah perasaan menjadi lebih tenang.
Perasaan tenang dalam menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang terjadi
ditunjang oleh adanya kemampuan berpikir yang matang dan kemampuan
menguasai perasaan-perasaan sendiri serta adanya kemampuan dalam menghadapi
keadaan yang sebenarnya (realistis).
Mahasiswa adalah remaja yang mengenyam pendidikan sampai di perguruan
tinggi. Individu tersebut akan menghadapi hal-hal baru yang menuntut mereka
untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik. Penyesuaian diri yang baik akan
membuat mereka menjadi pribadi yang dapat berkembang baik dalam hal
intelektual maupun kepribadian mereka.
D. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), asrama adalah bangunan
tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah
kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama. Fungsi asrama mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
adalah sebagai berikut : (a) Tempat tinggal sementara bagi mahasiswa selama
dalam masa studinya, (b) Sarana berkumpul atau bersosialisasi dengan lingkungan
sosial di sekitarnya, (c) Sarana penunjang dalam proses belajar. Melihat dari
fungsi asrama tersebut membuat seseorang memutuskan untuk tinggal dalam
asrama. Selain itu, mereka tetap memutuskan tinggal di asrama karena keinginan
orang tua demi menjaga keamanan anak-anak mereka, adapula karena kerabat
atau keluarga mereka tinggal pula di asrama tersebut serta karena mendapatkan
beasiswa dari Romo atau Suster yang mengharapkan mereka tinggal di asrama.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Regina, salah satu warga asrama Syantikara,
Regina tinggal di asrama selain demi keamanannya karena tinggal berjauhan
dengan orang tuanya, alasan lain tinggal di asrama karena sebelumnya kerabat
Regina pernah tinggal di asrama.
Setiap asrama menerapkan peraturan tegas yang harus ditaati oleh semua
warga asrama tanpa terkecuali. Seperti halnya pada asrama Syantikara, pertama
kali masuk asrama tersebut warga asrama telah diberitahukan mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku. Pemberitahuan akan peraturan-peraturan
tersebut dan keharusan mengenal warga asrama yang lama diadakan dalam masa
orientasi mahasiswa, yang sering disebut POSMA (Pekan Orientasi Mahasiswa).
Peraturan tersebut mencakup pengaturan waktu, pembagian kamar, kebiasaan
dalam unit, tugas-tugas yang harus dilakukan tiap minggunya. Tugas wajib yang
dilakukan tiap minggunya disebut dengan “tugas unit” yang dilakukan secara
bergantian oleh masing-masing anggota unit. Tugas unit tersebut adalah
membersihkan unit yang ditempati warga asrama misalnya, mengepel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
membersihkan kaca, membersihkan kamar mandi, menata rak sepatu, dan lain-
lain (Septiana, 2007).
Dalam pengaturan waktu, asrama Syantikara menerapkan “jam tamu” (waktu
yang diperbolehkan untuk mendapat kunjungan dari orang lain) mulai dari pukul
16.00 WIB - pukul 17.30 WIB setiap harinya. Selain kunjungan dari orang tua,
warga asrama tidak diperbolehkan menerima tamu di luar jam tamu yang telah
ditentukan. Terdapat pula “jam tenang” yaitu jam belajar warga asrama dimulai
dari pukul 08.00 WIB - 10.00 WIB dan dilanjutkan pada pukul 19.00 WIB –
21.00 WIB. Setiap warga asrama diharuskan pulang sebelum pukul 22.00 WIB
setiap harinya. Apabila terdapat penghuni yang melanggar peraturan tersebut akan
mendapatkan konsekuensi dari Suster. Bagi warga asrama yang mempunyai
kepentingan di luar asrama setelah pukul 18.00 WIB diharuskan meminta izin
kepada Suster atau kepada “simbok” dan “wakil simbok” (sebutan kepada ketua
dan wakil unit). Hal ini sesuai dengan penuturan Regina, salah satu warga asrama
Syantikara, yang menyatakan bahwa demikianlah jam-jam yang diberlakukan di
asrama. Regina juga menambahkan terdapat pula jam makan, makan pagi mulai
pukul 06.00 – 07.30 WIB, makan siang mulai pukul 12.00 – 13.30 WIB dan
makan malam mulai pukul 18.00 – 18.30 WIB kecuali makan malam pada hari
Sabtu dimulai pada pukul 17.00 – 17.30 WIB. Selain itu, warga asrama tidak
diperbolehkan untuk menonton televisi setiap hari. Warga asrama diperbolehkan
menonton televisi hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Untuk mendapatkan
informasi mengenai perkembangan dunia luar, pihak asrama menyediakan media
cetak misalnya koran, majalah untuk dibaca setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Peraturan yang juga diterapkan di asrama Syantikara adalah peraturan
“pindah unit” yang dilaksanakan setiap tahunnya. Pindah unit dilakukan untuk
mengubah formasi penghuni dalam satu unit. Pemindahan unit ini dilakukan oleh
Suster. Setiap penghuni tidak mempunyai hak untuk memilih teman satu unitnya.
Terdapat pula “rapat unit” yang bukan merupakan peraturan asrama tapi hal ini
sering dilakukan oleh masing-masing unit. Rapat unit ini dilakukan sebagai sarana
untuk menyelesaikan masalah baik secara personal maupun unit.
Selain peraturan, dalam asrama juga terdapat pengurus yaitu warga asrama
yang dipercaya untuk mengelola kegiatan bersama dan menjadi penghubung
antara penghuni dengan Suster ataupun penghuni dengan pihak luar. Pengurus
menjabat selama satu tahun ajaran. Pengurus dipilih oleh warga asrama sendiri,
namun tidak jarang Suster juga berperan dalam mengambil keputusan untuk
menentukan pengurus tersebut. Kepengurusan dibagi menjadi dua bagian yaitu
pengurus inti dan pengurus harian. Selain bertugas sebagai pelaksana tugas-tugas
inti, pengurus inti juga mengkoordinasi beberapa kegiatan harian asrama yang
dikelola oleh masing-masing koordinator.
Terdapat dua kegiatan yang dilakukan di asrama Syantikara yaitu kegiatan
dalam lingkungan asrama dan kegiatan di luar lingkungan asrama. Kegiatan
dalam lingkungan asrama misalnya latihan koor. Sedangkan kegiatan di luar
lingkungan asrama seperti kegiatan kampus, organisasi kepemudaan,
mendampingi bimbingan belajar, pendampingan iman untuk warga sekitar dan
lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimaksudkan untuk mengembangkan
kedewasaan pribadi warga asrama. Para warga asrama tidak hanya diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berkembang dalam segi intelektual tetapi juga dalam segi kepribadian. Kegiatan
yang dilakukan bertujuan untuk melatih kerjasama antar warga asrama, saling
memahami dan menghargai satu sama lain antar warga asrama yang berasal dari
berbagai suku, latar belakang, agama dan universitas (Septiana, 2007).
Sejak awal berdirinya, asrama diharapkan bukan hanya sebagai tempat
tinggal semata tetapi sebagai tempat untuk pembinaan dan pengembangan diri.
Tujuan utamanya adalah untuk melatih kejujuran, kepekaan, rasa tanggung jawab,
kepedulian terhadap sesama, kemandirian, serta menumbuhkan toleransi terhadap
pada sesama yang berbeda (Septiana, 2007).
E. Dinamika Psikologis Hubungan Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan
Psikologis pada Mahasiswa Baru yang Tinggal di Asrama Syantikara
Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program studi pada program
sarjana di perguruan tinggi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2010). Mereka memutuskan untuk meninggalkan
kampung halamannya karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi atau universitas. Seorang mahasiswa rela meninggalkan keluarga dan
lingkungan yang telah membuat mereka nyaman berpindah ke lingkungan baru
yang belum mereka ketahui sama sekali. Di lingkungan yang baru mereka akan
bertemu dengan orang-orang baru dan tinggal di lingkungan yang baru. Ada yang
tetap tinggal bersama keluarga atau kenalan mereka bahkan tinggal bersama
dengan orang-orang yang mereka tidak kenal sebelumnya. Ada yang memutuskan
tinggal di kos-kosan, kontrakan, apartemen dan di asrama (Septiana, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada umumnya, tinggal di asrama bukanlah pilihan yang menarik buat
mahasiswa. Banyaknya peraturan, kewajiban, dan larangan yang berlaku di
asrama membuat para mahasiswa merasa tidak nyaman untuk tinggal di asrama
(Septiana, 2007). Hal ini dapat dipahami dengan melihat rentang usia para
mahasiswa tersebut yang berada dalam rentang usia remaja akhir. Pada rentang
usia remaja akhir, individu menginginkan kebebasan untuk mengembangkan diri
mereka (Septiana, 2007). Tak terkecuali bagi mahasiswa yang memutuskan untuk
tinggal di asrama Syantikara. Sebagai mahasiswa baru, tidak mudah bagi mereka
untuk menjalani hidup di asrama. Banyak perubahan yang mereka alami.
Sebelumnya mereka merasa tenang dan nyaman hidup bersama keluarga dan
kemudian mereka tinggal di asrama dengan segala peraturan dan kewajiban yang
diberlakukan bagi segenap warga asrama. Meskipun demikian, mereka tetap
memutuskan tinggal di asrama. Hal ini disebabkan karena keinginan orang tua
demi menjaga keamanan anak-anak mereka, adapula karena kerabat atau keluarga
mereka tinggal pula di asrama tersebut serta karena mendapatkan beasiswa dari
Romo atau Suster yang mengharapkan mereka tinggal di asrama. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh Regina, salah satu warga asrama Syantikara, Regina tinggal
di asrama selain demi keamanannya karena tinggal berjauhan dengan orang
tuanya, alasan lain tinggal di asrama karena sebelumnya kerabat Regina pernah
tinggal di asrama.
Aturan-aturan dan harapan yang ingin dicapai dalam kehidupan sebagai
mahasiswa terlebih dalam kehidupan berasrama bisa jadi sangat berat untuk
dijalankan. Kehidupan baru di asrama dengan peraturan dan kewajiban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
berlaku tentunya akan membuat mahasiswa baru tersebut merasa tidak nyaman
dan tertekan. Hal ini akan mempengaruhi kondisi psikis mereka. Para mahasiswa
tersebut tidak merasakan kesenangan atau kebahagiaan dalam menjalani
kehidupan di asrama. Dengan tekanan-tekanan yang ada seperti peraturan yang
ketat, tuntutan untuk berbagi dengan warga asrama yang lainnya serta belajar
untuk memahami dan mengerti orang lain maka diasumsikan bahwa kesejahteraan
psikologis mereka tidak tercapai dengan baik.
Seorang mahasiswi sekaligus sebagai warga asrama membutuhkan dan
dituntut melakukan suatu hal untuk dapat bertahan dalam kehidupan berasrama.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya yang jelas berbeda dengan lingkungan kehidupan sebelumnya. Seseorang
yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat ditandai dengan mendapatkan
kepuasan psikis (merasa senang, tenang, aman), dapat bekerja atau melakukan
kegiatannya dengan baik, memiliki keadaan fisik yang sehat dan bugar serta
diterima dengan baik oleh masyarakat dimana seseorang tersebut berada. Namun,
pada kenyataannya tidak mudah dalam menyesuaikan diri. Ada proses yang harus
dilalui dan berbeda-beda untuk setiap individu. Kemampuan penyesuaian diri ini
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang, kondisi psikologis, lingkungan
tempat tinggal, kebiasaan dan budaya masyarakat yang berlaku (Septiana, 2007).
Seorang mahasiswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan
mengalami perasaan kecewa, gelisah, depresi, kesulitan dalam melakukan
pekerjaan atau setiap kegiatannya, mengalami gangguan pada fisik seperti pusing
atau gangguan pencernaan dan mendapatkan penolakan dari masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kemampuan menyesuaikan diri sangat penting untuk dilakukan agar mahasiswa
dapat hidup dengan nyaman di asrama maupun di kampus. Penyesuaian diri yang
baik pada suatu lingkungan baru merupakan salah satu bagian yang menandakan
bahwa seseorang mencapai kesejahteraan psikologis. Seseorang yang mencapai
kesejahteraan psikologis ditandai dengan seseorang tersebut mampu menerima
dirinya, mampu menjalin relasi positif dengan orang lain, memiliki kemandirian,
memiliki penguasaan lingkungan, memiliki makna dan tujuan hidup, dan
mengalami pertumbuhan diri (Ryff, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 1.SKEMA
zz
Mahasiswa Baru yang Tinggal di Lingkungan Baru (Asrama Syantikara)
Tinggi Rendah
Tinggi
• Mampu menerima diri • Mampu menjalin relasi positif
dengan orang lain • Memiliki kemandirian • Memiliki penguasaan lingkungan • Memiliki makna dan tujuan hidup • Mengalami pertumbuhan diri
• Tidak menerima diri • Mengisolasi diri • Bergantung pada orang lain • Kurang menyadari kesempatan
yang diberikan lingkungan • Kurang mampu memaknai hidup • Kurang mampu mengembangkan
sikap dan perilaku
Rendah
Kesejahteraan Psikologis
• Menimbulkan perasaan kecewa, gelisah, depresi
• Kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya
• Mengalami gangguan pada fisik seperti pusing atau gangguan pencernaan
• Mendapatkan penolakan dari masyarakat
Penyesuaian Diri
• Menimbulkan kepuasan psikis (senang, tenang, aman)
• Dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik
• Memperlihatkan keadaan fisik yang sehat dan bugar
• Diterima dengan baik oleh masyarakat dimana individu tersebut berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Hipotesis
Ada korelasi positif antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan
psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara, dimana
bila seorang individu mempunyai penyesuaian diri yang rendah maka ia
mempunyai kecenderungan mencapai kesejahteraan psikologis yang rendah,
begitu pula sebaliknya. Bila seorang individu mempunyai penyesuaian diri
yang tinggi maka ia mempunyai kecenderungan mencapai kesejahteraan
psikologis yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya
pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika
(Azwar, 1997). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan
antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru
yang tinggal di asrama Syantikara.
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas (Independent Variable) : Penyesuaian diri
2. Variabel Tergantung (Dependent Variable) :Kesejahteraan Psikologis
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penyesuaian diri adalah usaha yang dilakukan oleh individu untuk
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya untuk dapat
menciptakan keselarasan dan keharmonisan antara dirinya sendiri dan
lingkungannya. Aspek-aspek dari penyesuaian diri yang menjadi indikator
dalam penelitian kali ini adalah kepuasan psikis, efisiensi kerja, gejala
fisik dan penerimaan sosial.
Pengukuran penyesuaian diri kali ini menggunakan skala yang
berkaitan dengan aspek-aspek tersebut. Semakin tinggi skor total yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diperoleh subjek maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya atau
semakin berhasil dalam menyesuaikan diri. Dan sebaliknya, semakin
rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula
penyesuaian dirinya atau menunjukkan ketidakberhasilan dalam
menyesuaikan diri.
2. Kesejahteraan psikologis adalah suatu keadaan individu yang mengalami
rentang perkembangan kehidupan yang baik, tidak menderita penyakit
mental terutama memiliki karakteristik positif pada penerimaan diri,
hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan,
tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Kesejahteraan psikologis pada
penelitian kali ini diukur menggunakan skala kesejahteraan psikologis
yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang mengacu pada teori Ryff
yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi.
Tingkat kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek dilihat
berdasarkan skor total yang diperolehnya. Semakin tinggi skor total yang
diperoleh subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya.
Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka
semakin rendah pula kesejahteraan psikologisnya.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian kali ini adalah seluruh mahasiswa baru yang tinggal di
asrama Syantikara. Alasan pemilihan subjek tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Asrama Syantikara merupakan asrama khusus untuk mahasiswi. Warga
asrama berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Nias, Papua,
Sumatera, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan dari berbagai universitas
seperti Universitas Sanata Dharma, Universitas Gajah Mada, Universitas
Sarjanawiyata Taman Siswa dan Universitas Atmajaya. Warga asrama
juga memeluk keyakinan serta memiliki status ekonomi yang berbeda-
beda. Hal ini yang menurut peneliti akan membuat proses penyesuaian diri
pada warga asrama lebih kompleks daripada warga asrama dengan latar
belakang yang sama seperti berasal dari daerah yang sama, agama yang
sama atau universitas yang sama.
2. Warga asrama merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar
18-24 tahun yaitu berada dalam tahap remaja. Masa remaja merupakan
masa transisi yang memberikan banyak peluang untuk bertumbuh dan
berkembang dalam segala aspek kehidupannya, bukan hanya dalam hal
fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial.
E. Alat Pengumpul Data
Pada penelitian kali ini, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah skala yang memuat kumpulan pertanyaan yang diberikan kepada
subjek dan subjek diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban, yaitu : Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk item
favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut: SS= 4, S=3, TS=2,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
STS=1. Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut: SS=1,
S=2, TS=3, STS=4.
1. Penyesuaian Diri
Peneliti menyusun skala penyesuaian diri berdasarkan empat kriteria
yang dikemukakan oleh Vembriarto (dalam Wibawati, 2013) yaitu :
a. Kepuasan Psikis
Individu yang berhasil melakukan penyesuaian diri akan merasa
senang, tenang, dan aman sehingga akan menimbulkan kepuasan psikis.
Sedangkan individu yang gagal atau tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri akan menimbulkan perasaan kecewa, gelisah, dan
depresi.
b. Efisiensi Kerja
Individu yang berhasil menyesuaikan diri dapat bekerja atau
melakukan setiap kegiatannya dengan baik. Sedangkan individu yang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami kesulitan
dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya.
c. Gejala Fisik
Individu yang dapat menyesuaikan diri yang baik akan
memperlihatkan keadaan fisik yang sehat dan bugar. Sedangkan
individu yang tidak dapat menyesuaikan diri yang baik akan mengalami
kegelisahan dan depresi yang akan berdampak pada gejala fisik seperti
pusing dan pencernaan terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
d. Penerimaan sosial
Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan diterima
dengan baik oleh masyarakat dimana individu tersebut berada.
Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik
akan menerima penolakan dari masyarakat di sekitarnya.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi
pula penyesuaian dirinya atau semakin berhasil dalam menyesuaikan diri.
Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka
semakin rendah pula penyesuaian dirinya atau menunjukkan
ketidakberhasilan dalam menyesuaikan diri.
Berdasarkan keempat karakteristik tersebut, peneliti menyusun 48 butir
pernyataan yang terdiri dari 24 pernyataan favorable dan 24 pernyataan
unfavorable.Berikut adalah butir pernyataan skala penyesuaian diri sebelum
dilakukan uji coba :
Tabel 1. Blue Print Skala Penyesuaian Diri
Komponen Favorable Unfavorable Jumlah Bobot %
Kepuasan psikis 6 6 12 25
Efisiensi kerja 6 6 12 25
Gejala fisik 6 6 12 25
Penerimaan sosial 6 6 12 25
Total 24 24 48 100
2. Kesejahteraan Psikologis
Peneliti menyusun skala kesejahteraan psikologis berdasarkan teori
Ryff (1989) yang memuat enam aspek yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
a. Penerimaan Diri (Self Acceptance)
Pada dimensi penerimaan diri ini, individu tersebut memiliki sikap
positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek
dirinya termasuk kelebihan dan kekurangan diri, dan merasa positif
terhadap kehidupan yang telah dilaluinya. Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah apabila individu tersebut merasa tidak puas
dengan dirinya, merasa kecewa terhadap kehidupan yang dijalaninya,
mengalami masalah karena kualitas dirinya, dan berharap menjadi
pribadi yang berbeda dari dirinya saat ini.
b. Hubungan yang Positif dengan Orang Lain (Positive Relation with
Others)
Pada dimensi hubungan yang positif dengan orang lain, individu
mempunyai hubungan yang hangat, memuaskan, dan saling percaya
dengan orang lain, memperhatikan kesejahteraan orang lain, memiliki
empati yang besar, afeksi, dan keakraban, memahami memberi dan
menerima dalam hubungan antar manusia. Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah apabila individu tersebut sedikit memiliki
hubungan yang dekat dan kepercayaan terhadap orang lain, merasa
kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka, memperhatikan orang lain,
merasa terasing, dan frustrasi dalam hubungan interpersonal, tidak
bersedia untuk mempertahankan hubungan yang penting dengan orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
c. Otonomi (Autonomy)
Pada dimensi otonomi, individu mampu mengarahkan dirinya dan
mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial, mengatur tingkah laku
sendiri, dan mengevaluasi diri dengan standard sendiri. Sedangkan
individu disebut memiliki skor rendah apabila individu tersebut lebih
memperhatikan harapan dan penilaian orang lain, bergantung pada
penilaian orang lain dalam membuat keputusan, menyesuaikan diri
terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan bertingkah laku.
d. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
Pada dimensi penguasaan lingkungan, individu tersebut mempunyai
sense of mastery dan mampu mengatur lingkungan, mengontrol
berbagai kegiatan eksternal yang kompleks, memanfaatkan dengan
efektif kesempatan-kesempatan yang ada, mampu memilih atau
menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan
nilai-nilai pribadi. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah
apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitas
sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan
keadaan di sekitarnya, tidak menyadari akan kesempatan di sekitarnya,
dan kurang mempunyai kontrol terhadap dunia luar.
e. Tujuan Hidup (Purpose in Life)
Pada dimensi tujuan hidup, individu tersebut mempunyai tujuan dan
arah hidup, merasakan hidup yang berarti pada masa kini dan masa
yang lalu. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
individu tersebut tidak mempunyai arti, tujuan, arah hidup, dan cita-cita
yang tidak jelas, serta tidak melihat adanya tujuan dari kehidupan yang
lalu.
f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)
Pada dimensi pertumbuhan pribadi, individu tersebut merasakan
adanya pengembangan potensi diri yang berkelanjutan, terbuka
terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri dan dapat melihat
perkembangan diri dari waktu ke waktu. Sedangkan skor rendah apabila
individu tersebut tidak merasakan adanya kemajuan dan pengembangan
potensi diri dari waktu ke waktu, merasa jenuh, dan tidak tertarik
dengan kehidupan, serta merasa tidak mampu untuk mengembangkan
sikap dan tingkah laku yang baru.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi
pula kesejahteraan psikologisnya. Dan sebaliknya, semakin rendah skor
total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan
psikologisnya.
Berdasarkan keenam aspek tersebut, peneliti menyusun 90 butir
pernyataan yang terdiri dari 48 pernyataan favorable dan 42 pernyataan
unfavorable.Berikut adalah butir pernyataan skala kesejahteraan psikologis
sebelum dilakukan uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 2.Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis
Komponen Favorable Unfavorable Jumlah Bobot %
Penerimaan diri 8 7 15 16,67
Hubungan yang positif dengan orang lain
8 7 15 16,67
Otonomi 8 7 15 16,67
Penguasaan lingkungan
8 7 15 16,67
Tujuan hidup 8 7 15 16,67
Pertumbuhan pribadi 8 7 15 16,67
Total 48 42 90 100
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata “validity” yang berarti bahwa sejauhmana
suatu alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya secara tepat dan cermat.
Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan baik
atau memberikan hasil ukur sesuai dengan tujuan dan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1999).
Pengukuran validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi.Pengukuran validitas yang diestimasi melalui pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional
judgement dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Pengukuran validasi
isi ini akan memberikan jawaban mengenai sejauhmana item-item tes
mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hendak diukur (aspek representasi) dan sejauhmana item-item tes
mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi) (Azwar,
1999).
Pengujian validitas yang telah dilakukan oleh dosen pembimbing akan
menentukan kelayakan skala kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri
untuk dijadikan alat ukur penelitian.
2. Seleksi Item
Tahap pertama yang dilakukan adalah analisis dan seleksi item
berdasarkan evaluasi kualitatif.Evaluasi ini mencakup kesesuaian item
dengan blue print dan indikator yang hendak diungkapkan, penulisan item
sesuai dengan kaidah penulisan yang benar serta melihat item-item yang
masih mengandung social desirability yang tinggi.Tahap yang kedua
adalah prosedur seleksi item berdasarkan data empiris (data hasil uji coba
item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek
yang hendak dikenai skala tersebut nantinya).
Azwar (1999) menyatakan bahwa data dianalisis secara kuantitatif
untuk memilih item-item yang benar yaitu item-item yang memiliki daya
beda yang tinggi. Daya beda item adalah sejauhmana item-item dapat
membedakan individu atau sekelompok individu yang memiliki atau tidak
memiliki atribut yang hendak diukur yang diwakili oleh koefisien korelasi
item. Kriteria korelasi item total yang digunakan sebagai batasan adalah
0,30 dengan taraf signifikansi 0,05. Item yang memiliki koefisien korelasi
sebesar 0,30 keatas (> 0,30) dianggap memenuhi kriteria item yang sahih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sedangkan item yang memiliki koefisien korelasi dibawah 0,30 (< 0,30)
akan digugurkan.
Tabel 3. Kisi – kisi Skala Penyesuaian Diri
Aspek Item-item sebelum
seleksi item
Jumlah Item-item sesudah seleksi
item
Jumlah
Kepuasaan Psikis 1, 8, 11, 17, 19, 24*, 25, 30, 35, 37, 44*, 46
12 1, 8, 11, 17, 19, 25, 30, 35, 37, 46
10
Efisiensi Kerja 2, 3*, 9, 12*, 18, 20*, 26, 31, 36, 38, 45, 48
12 2, 9, 18, 26, 31, 36, 38, 45, 48
9
Gejala Fisik 4*, 7, 10, 13, 15, 22, 29, 34, 40, 42, 43*, 47
12 7, 10, 13, 15, 22, 29, 34, 40, 42, 47
10
Penerimaan Sosial 5*, 6*, 14, 16*, 21, 23, 27, 28, 32, 33, 39, 41
12 14, 21, 23, 27, 28, 32, 33, 39, 41
9
Jumlah Total 48 38
Keterangan : item dengan tanda (*) adalah item yang digugurkan dengan
koefisien korelasi ( r ) < 0,30
Tabel 4. Hasil Try Out Penyesuaian Diri
Aspek Item-item setelah Try
Out
Jumlah
Kepuasan Psikis 1, 4, 7, 11, 13, 17, 22,
27, 29, 36
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Efisiensi Kerja 2, 5, 12, 18, 23, 28, 30,
35, 38
9
Gejala Fisik 3, 6, 8, 10, 15, 21, 26,
32, 34, 37
10
Penerimaan Sosial 9, 14, 16, 19, 20, 24,
25, 31, 33
9
Jumlah Total 38
Tabel 5. Kisi – kisi Skala Kesejahteraan Psikologis
Dimensi Item-item sebelum seleksi
item
Jumlah Item-item sesudah
seleksi item
Jumlah
Penerimaan Diri 1, 2, 3*, 19*, 20, 40, 41, 42, 52, 53, 66, 67*, 68, 81, 90*
15 1, 2, 20, 40, 41, 42, 52, 53, 66, 68, 81
11
Hubungan yang positif dengan orang lain
4*, 5*, 6*, 7, 21, 22*, 37, 38*, 39, 43*, 51, 54, 65, 69*, 80
15 7, 21, 37, 39, 51, 54, 65, 80
8
Otonomi 8*, 9*, 10*, 23, 24*, 25, 36, 44*, 50*, 55, 56*, 64*, 70, 71, 79*
15 23, 25, 36, 55, 70, 71
6
Penguasaan Lingkungan
11, 12*, 13, 26*, 34, 35, 45, 46*, 49*, 57, 58*, 62, 63, 72, 73*
15 11, 13, 34, 35, 45, 57, 62, 63, 72
9
Tujuan Hidup 14, 15*, 16, 17, 31*, 32*, 33, 47, 59*, 74, 75, 76, 82, 83, 89
15 14, 16, 17, 33, 47, 74, 75, 76, 82, 83, 89
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pertumbuhan Pribadi
18*, 27, 28, 29, 30, 48, 60, 61*, 77, 78, 84, 85, 86, 87, 88*
15 27, 28, 29, 30, 48, 60, 77, 78, 84, 85, 86, 87
12
Jumlah Total 90 57
Keterangan : item dengan tanda (*) adalah item yang digugurkan dengan koefisien korelasi ( r ) < 0,30
Tabel 6. Hasil Try Out Kesejahteraan Psikologis Dimensi Item-item setelah Try
Out
Jumlah
Penerimaan Diri 1, 2, 9, 23, 24, 25, 30,
31, 39, 40, 50
11
Hubungan yang positif
dengan orang lain
3, 10, 21, 22, 29, 32,
38, 49
8
Otonomi 11, 12, 20, 33, 41, 42 6
Penguasaan Lingkungan 4, 5, 18, 19, 26, 34, 36,
37, 43
9
Tujuan Hidup 6, 7, 8, 17, 27, 44, 45,
46, 51, 52, 57
11
Pertumbuhan Pribadi 13, 14, 15, 16, 28, 35,
47, 48, 53, 54, 55, 56
12
Jumlah Total 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang
mengandung kecermatan pengukuran pada waktu yang berbeda untuk
tujuan penelitian yang sama. Instrumen yang reliabel telah dapat dipercaya
dan akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Pengukuran
reliabilitas dan uji analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan
koefisien alpha (α) Cronbach karena skala hanya diberikan satu kali saja
kepada sekelompok subjek.Reliabilitas dianggap memuaskan apabila
koefisien (rxx) > 0,900 (Azwar, 1999).
Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS for
Windows 16.0 diperoleh hasil reliabilitas skala penyesuaian diri sebesar
0,912 dengan jumlah item 48. Setelah seleksi item jumlah item menjadi 39
item dan koefisien reliabelnya menjadi 0,926.Kemudian setelah seleksi
item jumlah item menjadi 38 item dan koefisien reliabelnya tetap yaitu
0,926. Sedangkan pada skala kesejahteraan psikologis diperoleh hasil
reliabilitasnya sebesar 0,928 dengan jumlah item 90. Setelah seleksi item
jumlah item menjadi 59 item dan koefisien reliabelnya menjadi
0,939.Kemudian setelah seleksi item jumlah item menjadi 57 item dan
koefisien reliabelnya tetap yaitu 0,939.
Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa skala
hubungan penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis yang disusun
oleh peneliti telah reliabel sebagai alat penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi merupakan salah satu syarat yang digunakan dalam
penggunaan teknik korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar
berdasarkan data yang ada. Uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sebaran variabel bebas (penyesuaian diri) dan variabel tergantung
(kesejahteraan psikologis) bersifat normal atau tidak melalui aplikasi
SPSS for Windows versi 16.0. Data dinyatakan berdistribusi normal
apabila signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Sebaliknya, apabila
signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka sebaran
data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas (penyesuaian diri) dan variabel tergantung
(kesejahteraan psikologis) berupa garis lurus atau tidak melalui aplikasi
SPSS for Windows versi 16.0.Apabila hubungan antara kedua variabel
tersebut menunjukkan garis lurus maka dapat dikatakan terdapat
korelasi linier antara kedua variabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi positif
antara penyesuaian diri sebagai variabel bebas dengan kesejahteraan
psikologis sebagai variabel tergantung pada mahasiswa baru yang tinggal
di asrama Syantikara. Teknik analisa data yang akan digunakan adalah
teknik korelasi menggunakan Spearman Rho melalui aplikasi SPSS for
Windows versi 16.0.
H. Pelaksanaan Try Out
Sebelum melakukan penelitian maka peneliti meminta izin terlebih dahulu
kepada kepala asrama dengan mengantarkan surat izin penelitian dari
kampus. Surat tersebut diserahkan melalui staff administrasi asrama Putri
UGM. Atas saran beliau ( untuk mempermudah proses penelitian) peneliti
tidak perlu bertemu langsung dengan subjek penelitian. Skala dititipkan
kepada staff administrasi asrama tersebut.
Pengambilan data try out dilakukan dengan cara membagikan skala
Penyesuaian Diri dan Kesejahteraan Psikologis kepada subjek penelitian.
Kedua skala diberikan secara bersamaan dalam bentuk booklet kuesioner
yang diisi subjek sesuai dengan petunjuk yang ada dalam kuesioner tersebut.
Pengambilan data tryout dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2015.
Skala yang disebarkan oleh peneliti berjumlah 60 buah, namun ada 6 buah
kuesioner yang tidak sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, total kuesioner yang digunakan sebagai data try out dalam penelitian ini
adalah 54 buah kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian maka peneliti meminta izin terlebih dahulu
kepada kepala asrama, yakni Sr. Mariati pada tanggal 09 November
2015.Atas saran beliau (untuk mempermudah proses penelitian) peneliti tidak
perlu bertemu langsung dengan subjek penelitian.Skala dititipkan kepada
Suster Jaga seperti yang telah direkomendasikan oleh Suster Kepala.
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara membagikan skala
Penyesuaian Diri dan Kesejahteraan Psikologis kepada subjek penelitian.
Kedua skala diberikan secara bersamaan dalam bentuk booklet kuesioner
yang diisi subjek sesuai dengan petunjuk yang ada dalam kuesioner
tersebut.Pengambilan data dilakukan pada hari Sabtu, 21 November 2015 dan
Minggu, 22 November 2015.
Skala yang disebarkan oleh peneliti berjumlah 40 buah, sesuai dengan
mahasiswa baru yaitu angkatan 2015 yang ada di asrama Syantikara, namun
ada 2 buah kuesioner yang tidak sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, total kuesioner yang digunakan sebagai data dalam penelitian
ini adalah 38 buah kuesioner.
B. Deskripsi dan DataDemografis Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru yang tinggal di asrama
Syantikara.Berikut disajikan data demografis subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Usia
Total subjek dalam penelitian ini adalah 38 orang. Rentang usia subjek
dalam penelitian ini berkisar antara usia 17 tahun menjelang usia 18 tahun
hingga 20 tahun. Dari keseluruhan jumlah subjek, terdapat 4 orang berusia
17 tahun menjelang 18 tahun, 19 orang yang berusia 18 tahun, 11 orang
yang berusia 19 tahun dan 4 orang yang berusia 20 tahun. Berikut ini tabel
deskripsi usia subjek penelitian :
Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentasi
17 tahun menjelang 18 tahun
18 tahun
19 tahun
20 tahun
4
19
11
4
10,53 %
50 %
28,94 %
10,53 %
Total 38 100 %
b. Asal Daerah
Dalam penelitan ini, subjek berasal dari daerah yang berbeda. Dari
keseluruhan subjek, 8 orang berasal dari Sumatera, 4 orang berasal dari
Nias, 12 orang berasal dari Jawa, 1 orang berasal dari Sulawesi, 9 orang
berasal dari Kalimantan, 1 orang berasal dari Maluku dan 3 orang berasal
dari Papua. Berikut ini tabel deskripsi asal daerah subjek dalam penelitian
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 8. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Asal Daerah
Asal Daerah Frekuensi Persentasi
Sumatera
Nias
Jawa
Sulawesi
Kalimantan
Maluku
Papua
8
4
12
1
9
1
3
21,1 %
10,5 %
31, 6 %
2,6 %
23,7 %
2,6 %
7,9 %
Total 38 100 %
c. Agama
Dalam penelitian ini, terdapat 31 orang yang beragama Katolik dan 7
orang yang beragama Kristen.Berikut tabel deskripsi data subjek
berdasarkan agama yang dianut oleh subjek.
Tabel 9. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Agama
Agama Frekuensi Persentasi
Katolik
Kristen
31
7
81,6 %
18,4 %
Total 38 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
d. Pekerjaan Orang Tua
Dalam penelitian ini, sebagian besar subjek yaitu sebanyak 20 orang
memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan
berkisar antara Rp 1.000.000 hingga di atas Rp 10.000.000. Kemudian
terdapat 11 orang yang memiliki orang tua yang bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil dengan penghasilan berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp
5.000.000 dan terdapat 7 orang yang memiliki orang tua yang bekerja
sebagai petani dengan penghasilan berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp
1.000.000. Berikut tabel deskripsi data subjek berdasarkan pekerjaan orang
tua.
Tabel 10. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan orang tua Frekuensi Persentasi
Wiraswasta
Pegawai Negeri Sipil
Petani
20
11
7
52,6 %
28,9 %
18,4 %
Total 38 100 %
e. Data Subjek Berdasarkan Teman Dekat
Dalam penelitian ini, keseluruhan subjek memiliki teman dekat yang
berkisar antara 1 hingga 20 orang.Berikut tabel deskripsi data subjek
berdasarkan teman dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 11. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Teman Dekat
Teman Dekat Frekuensi Persentasi
Ya
Tidak
38
-
100 %
-
Total 38 100 %
f. Data Subjek Berdasarkan Seberapa Sering Subjek Mengalami Gangguan
Fisik Selama Tinggal di Asrama
Dalam penelitian ini, terdapat 18 orang yang jarang mengalami
gangguan fisik selama berada di asrama, 19 orang yang kadang-kadang
mengalami gangguan fisik dan 1 orang yang sering mengalami gangguan
fisik selama berada di asrama. Berikut tabel deskripsi data subjek
berdasarkan seberapa sering subjek mengalami gangguan fisik selama
berada di asrama.
Tabel 12. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Seberapa Sering Mengalami Gangguan Fisik Selama Di Asrama
Frekuensi Subjek
Mengalami Gangguan Fisik
Frekuensi Persentasi
Jarang
Kadang-kadang
Sering
18
19
1
47,4 %
50 %
2,6 %
Total 38 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap hasil penelitian untuk
mengetahui tinggi rendahnya penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis
yang dimiliki subjek.Hasil deskripsi data penelitian membandingkan antara
pengukuran teoritis dan pengukuran empiris. Hasil deskripsi data penelitian
adalah sebagai berikut :
Tabel 13. Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel
Pengukuran Teoritis Empiris
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Penyesuaian
Diri
38 152 95 19 94 146 116,08 11,455
Kesejahteraan
Psikologis
57 228 142,5 28,5 145 214 172,66 13,789
Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif, mean empiris seluruh variabel
lebih besar daripada mean teoritis.Hasil menunjukkan bahwa rata-rata
mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara memiliki penyesuaian diri
dan kesejahteraan psikologis yang tinggi. Perolehan mean diuji lagi dengan
uji statistik One Sample T-Test dengan menggunakan SPSS for Windows versi
16.0. Pengujian dilakukan untuk menunjukkan kebenaran bahwa mean
empirik secara signifikan lebih besar dari mean teoritik. Di bawah ini adalah
hasil perhitungan statistik One Sample T-Test :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 14. Hasil Uji T Variabel Penyesuaian Diri
One-Sample Test
Test Value = 95
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Penyesuaian
diri 11.344 37 .000 21.079 17.31 24.84
Berdasarkan data yang ada, hasil uji T menunjukkan ada perbedaan
signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara signifikan subjek memiliki tingkat penyesuaian
diri yang tinggi.
Tabel 15. Hasil Uji T Variabel Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Test
Test Value = 142.5
t df
Sig. (2-
tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraanpsik
ologis 13.483 37 .000 30.158 25.63 34.69
Berdasarkan data yang ada, hasil uji T menunjukkan ada perbedaan
signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hasil ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menunjukkan bahwa secara signifikan subjek memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tinggi.
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
Menurut Soegiyono (2011), uji asumsi dilakukan untuk membuktikan
bahwa data yang kita peroleh telah memenuhi syarat untuk melakukan
analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
penelitian terdistribusi normal atau tidak (Sarwono, 2012). Teknik yang
digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah Shapiro-
Wilk Test dalam program SPSS for Windows 16.0. Dalam penelitian ini
menggunakan tes Shapiro-Wilk karena subjek yang digunakan kurang
dari 50 subjek (Santoso, 2010). Jika nilai signifikansi atau probabilitas
yang diperoleh lebih besar dari 0,05 ( p > 0,05 ) maka dapat dikatakan
bahwa sebaran data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan
dengan data normal atau dengan kata lain data yang digunakan
memiliki sebaran yang normal. Berikut adalah hasil dari penghitungan
uji normalitas :
Tabel 16. Uji Normalitas
Variabel p Keterangan
Kesejahteraan Psikologis
Penyesuaian Diri
0,081
0,018
Normal
Tidak Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa sebaran data
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai signifikansi atau
probabilitas (p) yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa data tidak berbeda secara signifikan dengan data
virtual yang normal atau dengan kata lain sebaran data normal.
Sedangkan variabel penyesuaian diri memiliki nilai signifikansi atau
probabilitas (p) yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa data berbeda secara signifikan dengan data virtual
yang normal atau dengan kata lain sebaran data tidak normal.
b. Uji Linearitas
Menurut Santoso (2010), uji linearitas dilakukan untuk menguji
apakah hubungan antara variabel bebas dan tergantung mengikuti garis
lurus atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan
pengujian Test for Linearity dalam program SPSS for Windows 16.0.
Jika nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang diperoleh lebih kecil
dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar
variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus. Berikut hasil
penghitungan uji linearitas :
Tabel 17. Uji Linearitas
F p
Penyesuaian
Diri*Kesejahteraan
Psikologis
Linearity 45,212 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dari hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari
penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis adalah 0,000. Hal ini
berarti bahwa p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat
dikatakan bahwa hubungan antara variabel penyesuaian diri dan
kesejahteraan psikologis mengikuti garis lurus.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis korelasi.
Menurut Santoso (2010), analisis korelasi digunakan untuk mengetahui
kecenderungan pola satu variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian ini
menggunakan teknik korelasi Spearman Rho dalam program SPSS for
Windows 16.0. Hal ini dikarenakan ada salah satu variabel yang memiliki
sebaran data tidak normal, yaitu penyesuian diri. Dalam uji hipotesis ini,
jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05
(p > 0,05) maka hipotesis ditolak. Namun sebaliknya, jika nilai
signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p <
0,05) maka hipotesis diterima. Berikut hasil uji hipotesis dalam penelitian
ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 18. Uji Hipotesis
Correlations
kesejahteraanpsiko
logis penyesuaiandiri
Spearman's
rho
kesejahteraanpsikologis Correlation Coefficient 1.000 .752**
Sig. (1-tailed) . .000
N 38 38
penyesuaiandiri Correlation Coefficient .752** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil pada penyesuaian diri dan kesejahteraan psikologis pada
mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara menunjukkan koefisien
korelasi sebesar 0,752 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti ada
hubungan positif antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis
dan memiliki hubungan yang kuat karena berada pada rentang 0,60 –
0,799. Serta nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 maka dapat
dikatakan bahwa hipotesisnya diterima.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian
diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di
asrama Syantikara.Dari hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi
signifikan sebesar 0,752 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti ada
hubungan positif antara penyesuaian diri dengan kesejahteraan psikologis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memiliki hubungan yang kuat karena berada pada rentang 0,60 – 0,799.
Semakin tinggi penyesuaian diri subjek maka semakin tinggi pula
kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek.
Berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan adanya perbedaan antara
mean empirik dan mean teoritis pada kedua variabel. Variabel penyesuaian
diri memiliki mean empirik (116,08) >mean teoritis (95) dengan signifikansi
sebesar p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
mean empirik dan mean teoritis. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa
mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara memiliki penyesuaian diri
yang tinggi.
Pada variabel kesejahteraan psikologis, diperoleh mean empirik (172,66)
>mean teoritik (142,5) dengan signifikansi sebesar p = 0,000 < 0,05. Nilai
signifikansi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara mean
empirik dan mean teoritik. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa baru
yang tinggal di asrama Syantikara memiliki kesejahteraan psikologis yang
tinggi.
Menurut Mappiare (1982), ciri penting remaja akhir yaitu mulai timbul
dan meningkatnya kestabilan dalam hal ini kestabilan dalam aspek fisik dan
psikis. Keadaan demikian membuat individu tersebut lebih dapat melakukan
penyesuaian-penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya.Selain itu, remaja yang merantau diharapkan
lebih cepat dalam mencapai kestabilan tersebut.Hal ini disebabkan karena
remaja dalam perantauan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengurusi keperluan-keperluannya sendiri, membuat rencana pribadi,
menyusun alternatif, mengambil keputusan sendiri serta bertanggungjawab
terhadap keputusan-keputusannya.Selain itu, pada tahap ini remaja telah
mempunyai citra diri dan sikap-pandangan yang lebih realistis, menghadapi
masalahnya secara lebih matang dan memiliki perasaan yang lebih tenang.
Dalam penelitian ini, terlihat bahwa terdapat 50 % warga asrama adalah
remaja yang berusia 18 tahun; 28 % yang berusia 19 tahun; 10,53 % yang
berusia 17 tahun menjelang 18 tahun dan berusia 20 tahun. Pada tahap remaja
ini, warga asrama menginginkan kebebasan untuk melakukan banyak hal
serta untuk pertama kalinya mereka terlepas dari pantauan orang tua.Oleh
karena itu, mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di lingkungan baru
dalam hal ini lingkungan asrama dan kampus agar dapat hidup dengan baik.
Menurut Kartono (dalam Septiana, 2007), kondisi lingkungan dan alam
sekitar serta adat istiadat, norma sosial, religi, dan kebudayaan dapat
mendukung dan membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan baik.
Faktor-faktor tersebut dapat mengatur individu dalam menentukan sikap
dalam menyesuaikan diri di lingkungannya. Dalam penelitian ini, warga
asrama berasal dari berbagai daerah terlihat bahwa 31,6 % berasal dari Jawa;
23,7 % berasal dari Kalimantan; 21,1 % berasal dari Sumatera; 10,5 %
berasal dari Nias; 2,6 % berasal dari Sulawesi dan 2,6 % berasal dari Maluku.
Hal ini terlihat bahwa warga asrama dapat menyesuaikan diri di lingkungan
baru karena mereka masih berada dalam lingkungan yang mempunyai asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
daerah yang sama, dalam artian bahwa mereka tidak berada dalam
lingkungan yang benar-benar berbeda dengan asal dan kebiasaan mereka.
Hal ini diungkapkan pula oleh Ritcher (dalam Dewi, 2013)
mengungkapkan bahwa tingkat keagamaan yang tinggi pada individu
berasosiasi dengan karakteristik kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan
kesejahteraan psikologis yang tinggi. Pengalaman hidup keagamaan dapat
memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini,
terlihat bahwa 81,6 % warga asrama memeluk agama Katolik dan 18,4 %
memeluk agama Kristen. Menurut Martha, salah satu warga asrama
Syantikara, pada hari-hari yang telah ditentukan dilaksanakan kegiatan
keagamaan bagi warga asrama sebagai sarana untuk pembinaan dan
pengembangan diri warga. Asrama Syantikara juga mempunyai motto dalam
bahasa Latin “Caritas et Sapientia” yang mengandung arti “Cinta dan
Kebijaksanaan”. Dalam kehidupannya, asrama Syantikara mengajarkan untuk
hidup dalam kesederhanaan kepada semua penghuninya (Septiana, 2007).
Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan diri seseorang
sehingga mempermudah dalam menyesuaikan diri di lingkungannya dan
mencapai kesejahteraan psikologisnya.Ryff, dkk mengemukakan bahwa
status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan
hidup, penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Efek negatif dari
status sosial ekonomi yang rendah pada dimensi ini adalah tampak pada hasil
perbandingan sosial. Individu miskin akan merasa dirinya kurang beruntung
dibandingkan dengan individu yang lainnya. Dalam penelitian ini, terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
52,6 % warga asrama memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta;
28,9 % memiliki orang tua yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan
18,4 % memiliki orang tua yang bekerja sebagai petani. Berdasarkan data
yang diperoleh bahwa sebagian besar orang tua warga asrama bekerja sebagai
wiraswasta dengan penghasilan di atas rata-rata membuat mereka dapat
menerima diri mereka sendiri dan dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Menurut Kartono (dalam Septiana, 2007), kondisi fisik juga
mempengaruhi seseorang dalam usaha menyesuaikan diri di lingkungan
barunya. Kondisi fisik seseorang, misalnya saat sakit akan membuat
seseorang kesulitan dalam menyesuaikan diri di lingkungan barunya, dan
sebaliknya apabila seseorang dalam kondisi sehat akan mempermudah orang
tersebut untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru. Dari data penelitian
terlihat 50 % warga asrama kadang-kadang mengalami gangguan fisik; 47,4
% yang jarang mengalami gangguan fisik dan 2,6 % yang sering mengalami
gangguan fisik. Selain itu, terlihat pula bahwa keseluruhan warga asrama (
100 %) memiliki teman dekat yang berkisar antara 1 – 20 orang. Hal ini
menandakan bahwa warga asrama khususnya mahasiswa baru yang tinggal di
asrama dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang baru di
sekitar mereka.
Pemilihan asrama Syantikara sebagai tempat penelitian karena berbeda
dengan asrama lain yang berada di Yogyakarta, Syantikara merupakan
asrama yang plural. Asrama Syantikara disebut plural karena warga asrama
memiliki agama, suku, universitas, status sosial, dan latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kebudayaan yang berbeda. Selain itu, warga asrama berada pada rentang usia
remaja. Hal ini yang menurut peneliti akan membuat proses penyesuaian diri
pada warga asrama lebih kompleks daripada warga asrama dengan latar
belakang yang sama seperti berasal dari daerah yang sama, agama yang sama
atau universitas yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terlihat bahwa warga asrama
dalam hal ini mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara dapat
menyesuaikan diri dengan baik. Menurut Septiana (2007), hal ini disebabkan
dengan adanya kesadaran sebagai seorang individu yang akan memasuki
kehidupan berasrama. Seorang individu saat memutuskan untuk tinggal di
asrama ini berarti bahwa dia akan menerima segala tata, peraturan atau
kebiasaan yang diterapkan di asrama maupun dengan sesama warga asrama.
Hal ini mengindikasikan bahwa individu tersebut harus menyesuaikan diri
dengan peraturan-peraturan dan orang-orang baru yang ada di asrama yang
berbeda dengan kebiasaan, keinginan dan sifat mereka.
Asrama Syantikara juga mengadakan POSMA (Pekan Orientasi
Mahasiswa) bagi warga baru dan kegiatan-kegiatan yang lain akan membantu
mereka untuk melakukan penyesuaian diri. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan
untuk mengenalkan warga asrama yang baru mengenai peraturan-peraturan
yang diterapkan selama berada di asrama. Selain itu, dengan adanya bantuan
dari para senior untuk mengenalkan peraturan dan kebiasaan selama di
asrama pada kegiatan POSMA, warga asrama yang baru sendiri memiliki
keinginan untuk merasa nyaman, merasa diterima di lingkungan asrama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dapat bersosialisasi dengan baik sehingga mereka akan berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan baik.
Sejak awal berdirinya, asrama Syantikara diharapkan bukan hanya sebagai
tempat tinggal semata tetapi sebagai tempat untuk pembinaan dan
pengembangan diri.Tujuan utamanya adalah untuk melatih kejujuran,
kepekaan, rasa tanggung jawab, kepedulian terhadap sesama, kemandirian,
serta menumbuhkan toleransi terhadap sesama yang berbeda (Septiana,
2007).
Penyesuaian diri yang baik ini merupakan salah satu bagian yang
menandakan bahwa warga asrama mencapai kesejahteraan psikologis. Hal ini
terlihat dari keseluruhan warga dapat menjalin hubungan yang baik dengan
orang lain dan diterima di lingkungan baru mereka yaitu dengan mereka
memiliki teman dekat. Selain itu, mereka juga kadang-kadang bahkan jarang
mengalami gangguan fisik selama tinggal di asrama. Seperti yang
diungkapkan oleh Ryff (1989) bahwa seseorang yang mencapai kesejahteraan
psikologis ditandai dengan seseorang tersebut mampu menjalin relasi yang
positif dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri berkorelasi positif
dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru yang tinggal di asrama
Syantikara. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,752
dengan nilai signifikansi 0,000 memiliki hubungan yang kuat karena berada
pada rentang 0,60 – 0,799. Semakin tinggi penyesuaian diri subjek maka
semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek.Dan
sebaliknya, semakin rendah penyesuaian diri subjek maka semakin rendah
pula kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek.
B. Saran
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu kedua variabel yang digunakan
berdekatan dan ada kemungkinan overlap sehingga disarankan untuk
penelitian selanjutnya menggunakan variabel yang berbeda.
2. Peneliti selanjutnya dapat meneliti kembali hubungan antara penyesuaian
diri dengan variabel yang lain dengan memperbaiki data demografis pada
skala dan memperbanyak sampel dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Ardani, T. A., Rahayu, I., Sholichatum, Y. (2007). Psikologi Klinis. Edisi 1.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Azwar, S. (1997). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Christyanti, D., Mustami’ah, D., Sulistiani, W. (2010). Hubungan antara
Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.INSAN Vol. 12 No. 03. Surabaya. Universitas Hang Tuah.
Dewi, A. K. S. (2004). Hubungan antara Konsep Diri dengan Penyesuaian Diri
pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
Dewi, R. P. (2013). Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) pada
Orang Tua yang Hidup dalam Kemiskinan.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
Indarwati, E., Fauziah, N. (2012). Attachment dan Penyesuaian Diri dalam
Perkawinan. Jurnal Psikologi Undip Vol. 1 No. 4. Semarang : Universitas Diponegoro.
Isnawati, D., Suhariadi, F. (2013).Hubungan antara Dukungan Sosial dengan
Penyesuaian Diri Masa Persiapan Pensiun pada Karyawan PT Pupuk Kaltim.Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 02 No. 1.Surabaya : Universitas Airlangga.
http://klikpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri-definisi-teori-dan-karakteristiknya
http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/freshman
Kamus Besar Bahasa Indonesia.(2002). Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta : Balai Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.(2005). Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta : Balai Pustaka.
Khairani, M. (2013).Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, R. D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Edisi Kesembilan. Jakarta : Prenada Media Group.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 34 Tahun 2010. Jakarta.
Priyambodo, B. A. (2011). Studi Deskriptif : Kesejahteraan Psikologis pada Anak Didik Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
Ryff, C. D. (1989). Happiness is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 57 No. 6 1069-1081.
Ryff, C. D., Singer, B. (1996). Psychological Well-Being : Meaning, Measurement, and Implications for Psychotherapy Research. Psychother Psychosom; 65: 14-23.
Safura, L., Supriyantini, S. (2006). Hubungan antara Penyesuaian Diri Anak di Sekolah dengan Prestasi Belajar. Psikologia Vol. 2 No. 1 25-30. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara.
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. (2007). Remaja jilid 1 Ed 11. Jakarta: Erlangga. Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan
Prosedur SPSS).Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers. Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Remaja (ed. Revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1 : Pandangan Umum Mengenai
Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-teori yang Terkait. Yogyakarta : Kanisius.
Septiana, A. I. (2007). Deskripsi Penyesuaian Diri Penghuni Asrama.Yogyakarta
: Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Soegiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Penerbit Alfabeta. Waskito, F. X. L. (2014). Hubungan antara Adversity Intelligence dan
Kesejahteraan Psikologis pada Pensiunan.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
Wibawati, A. M. R. T. (2013). Hubungan antara persepsi terhadap Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian Diri pada Korban Erupsi Gunung Merapi yang Tinggal di Hunian Tetap.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
Wulandari, R. D. P. (2011). Kesejahteraan Psikologis Wanita Lajang Usia
Dewasa Awal.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 1. SkalaTry Out
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh :
Liveria Jurissam Tikupadang
109114168
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
SKALA PENELITIAN
Yogyakarta, 25 Maret 2015
Kepada :
Yth. Mahasiswa baru partisipan dalam penelitian
Dengan hormat,
Saya Liveria Jurissam Tikupadang (109114168) merupakan
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi).
Oleh karena itu, saya membutuhkan sejumlah data yang akan saya
dapatkan dari Anda dengan mengisi skala berikut ini.
Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau
salah.Saya mengharapkan kejujuran dan keterbukaan Anda dalam
pengisian skala.Semua jawaban akan terjaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk penelitian ini saja.
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya
dalam mengisi skala ini.Jawaban-jawaban Anda merupakan bantuan
yang sangat berarti bagi keberhasilan penelitian ini.
Hormat saya,
Penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun demi membantu terlaksananya
penelitian ini.
Semua jawaban yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya
saat ini dan bukan berdasarkan keinginan saya maupun pandangan
masyarakat pada umumnya.Saya juga memberikan ijin jawaban-
jawaban tersebut dipergunakan sebagai data penelitian.
Yogyakarta, 2015
Menyetujui,
(…………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
IDENTITAS DIRI
NAMA (INISIAL) :
USIA :
ASAL DAERAH :
AGAMA :
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan baik.Anda diminta
untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri yang
sebenarnya.Usahakan setiap pernyataan dalam skala dapat dijawab
tanpa ada yang terlewati.Anda dapat menjawab dengan memberikan
tanda silang (X) pada salah satu kolom jawaban yang tersedia.
Alternatif jawaban yang diberikan sebagai berikut :
SS : apabila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S : apabila Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : apabila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Contoh Pengisian :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa beruntung tinggal di asrama. X
(Ketika ada kesalahan dalam pengisian, Anda dapat menggantinya dengan jawaban yang Anda anggap benar dan memberikan coretan (=) pada jawaban yang salah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
SKALA 1
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya bersyukur dengan kemampuan saya dalam memimpin suatu kepanitiaan di asrama.
2. Ketika tampil di depan umum, saya selalu merasa tenang tanpa perasaan takut.
3. Terkadang, saya merasa malu menceritakan keadaan keluarga saya kepada orang lain.
4. Saya terbuka terhadap persaudaraan dengan teman-teman yang berbeda suku di asrama.
5. Saya mengorbankan waktu saya untuk orang lain.
6. Saya kurang terbuka mengenai kehidupan keluarga saya kepada orang lain.
7. Saya cenderung memisahkan diri saat teman-teman yang lain berkumpul di asrama.
8. Saya dapat mengontrol tindakan saya meskipun sedang marah.
9. Saya mengharapkan teman asrama mengantar saya ke kampus setiap hari.
10. Saya tidak mudah frustrasi ketika saya menghadapi masalah di lingkungan saya.
11. Saya menjadi pencetus kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
untuk lingkungan tempat tinggal saya.
12. Saya kurang nyaman apabila menghadapi perubahan aturan di kampus dan asrama.
13. Saya senang ikut berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan di asrama.
14. Saya optimis terhadap masa yang akan datang.
15. Saya bersyukur bisa menjadi seorang mahasiswa.
16. Saya iri dengan kehidupan teman yang lain.
17. Saya yakin bisa berguna bagi orang lain terutama teman asrama dan teman kampus.
18. Saya senang ikut terlibat dalam kegiatan yang akan menambah pengetahuan saya.
19. Saya merasa diri saya pantas untuk diandalkan.
20. Terkadang saya menyalahkan Tuhan saat mengalami keadaan yang tidak menyenangkan.
21. Saya memberikan kasih sayang dan perhatian kepada orang lain tanpa membeda-bedakan.
22. Saya takut dan malu menceritakan rahasia saya kepada sahabat.
23. Saya bisa menentukan sendiri kegiatan-kegiatan yang bermanfaat buat saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
24. Pada umumnya, saya merasa sedih dan tidak berdaya ketika menghadapi konflik dengan teman asrama.
25. Saya merasa kurang yakin terhadap pendapat saya.
26. Saya sulit menghadapi teman asrama maupun teman kampus yang berbeda pendapat dengan saya.
27. Saya tidak pernah takut dinilai orang lain saat mencoba hal-hal yang baru.
28. Saya suka berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan asrama.
29. Saya merasa kurang memiliki kebebasan dalam mengembangkan minat saya.
30. Saya dipilih menjadi ketua panitia oleh teman-teman kampus atau asrama.
31. Saya memandang kehidupan orang lain jauh lebih baik dibandingkan saya.
32. Saya berharap impian saya menjadi kenyataan.
33. Saya yakin mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepada saya.
34. Saya mudah bergaul dengan orang-orang yang baru saya kenal.
35. Saya merasa tertekan dengan masalah yang saya hadapi.
36. Saya terbiasa menyiapkan sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kebutuhan sehari-hari.
37. Saya enggan untuk memulai pembicaraan ketika berjumpa dengan orang yang belum saya kenal.
38. Saya menceritakan rahasia saya kepada sahabat.
39. Sulit bagi saya merasakan apa yang dialami orang lain.
40. Saya senang berbagi pengalaman masa lalu kepada teman sekamar di asrama.
41. Saya merasa tidak mempunyai kelebihan apapun dibandingkan dengan teman lain di asrama.
42. Saya puas dengan kehidupan yang saya jalani di asrama.
43. Saya cenderung mengutamakan kepentingan saya daripada kepentingan orang lain.
44. Saya tidak mudah frustrasi ketika dibebani tugas yang banyak oleh orang lain.
45. Dalam kesibukan tugas, saya mampu membagi waktu untuk mengikuti kegiatan di kampus maupun asrama.
46. Saya sering bertengkar dengan teman asrama mengenai aturan piket di asrama.
47. Saya merasa kurang memiliki arah dan tujuan dalam hidup.
48. Saya jarang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan di lingkungan tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
57. Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
58. Saya merasa sulit menerima tugas yang tidak sesuai dengan bidang saya.
59. Saya merasa kehidupan saya lebih beruntung daripada orang lain.
60. Saya siap saat saya dipilih untuk melakukan hal-hal yang berkaitan
tinggal saya.
49. Saya terbiasa menentukan sendiri tempat untuk bepergian.
50. Ketika saya mengalami masalah dengan orang lain, saya cenderung menilai diri saya, bukan menilai kesalahan orang lain.
51. Saya menaruh curiga kepada orang-orang di sekitar saya.
52. Sejak kecil saya mengalami kesulitan dalam menjalin relasi pertemanan dengan orang baru.
53. Saya tidak pernah kecewa atas pengalaman hidup yang saya alami di asrama.
54. Saya bisa memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal.
55. Saya bahagia dengan setiap keputusan yang saya ambil.
56. Saya tidak berani menentang orang yang saya anggap memegang peranan penting dalam hidup saya seperti orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dengan bakat saya.
61. Saya tidak menyukai hal-hal yang baru.
62. Saya senang berbagi tugas piket kebersihan dengan teman sekamar di asrama.
63. Pada umumnya, saya sulit menyesuaikan diri dengan orang-orang yang baru saja saya kenal.
64. Saya yakin pendapat orang lain jauh lebih baik daripada saya.
65. Saya mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang yang baru saya kenal.
66. Saya tidak percaya diri saat dipercaya sebagai ketua kamar.
67. Saya tidak malu mengakui ketidakmampuan saya untuk berbicara di depan umum.
68. Saya merasa lingkungan baru sulit menerima keberadaan diri saya.
69. Saya membantu teman yang mengalami kesulitan.
70. Saya cenderung ragu terhadap hasil pekerjaan saya.
71. Saya terbiasa tinggal jauh dari orang tua ataupun keluarga.
72. Saya menolak ajakan teman untuk jalan-jalan ke mall saat saya sedang menghadapi ujian semester.
73. Saya kurang mampu menerima orang lain yang tidak sependapat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
saya.
74. Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan sia-sia belaka.
75. Tuhan memberikan saya kehidupan yang sangat luar biasa.
76. Saya merasa sedih dengan kehidupan sekarang sebagai penghuni asrama.
77. Saya senang mencoba sesuatu yang baru.
78. Terkadang saya merasa jenuh mengikuti aturan asrama yang ada.
79. Saya merasa takut apabila saya ditinggal sendiri di lingkungan baru.
80. Dalam lingkungan asrama, saya dipercaya oleh Kepala Asrama maupun teman-teman asrama.
81. Saya yakin diri saya bisa menjalani hidup mandiri di asrama.
82. Saya merasa cemas dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab yang baru.
83. Saya yakin bisa meraih cita-cita saya.
84. Saya dapat belajar hal yang baru dari teman-teman yang baru dan lingkungan yang baru.
85. Mempelajari yang baru sangat membosankan bagi saya.
86. Saya suka melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87. Saya malu mencoba sesuatu yang baru.
88. Saya takut mendapatkan teguran pada saat melakukan kesalahan.
89. Saya merasa takut akan kehidupan saya selanjutnya.
90. Saya cenderung mempersalahkan diri ketika mengalami kegagalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SKALA 2
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Teman-teman baru membuat saya merasa nyaman berada di dekat mereka.
2. Meskipun mengalami hambatan, saya menyelesaikan tugas saya tepat waktu.
3. Saya mendapatkan nilai rendah karena tugas saya tidak terselesaikan dengan baik.
4. Saya tidak tertekan saat berada di lingkungan yang baru.
5. Teman-teman biasa meminta pendapat saya.
6. Teman-teman asrama menolak sekamar dengan saya.
7. Teman-teman baru di asrama membuat saya tertekan.
8. Saya merasa takut berada di lingkungan baru.
9. Saya tidak mampu menjalankan semua tanggung jawab saya.
10. Saya mampu menjaga kesehatan saya meskipun mempunyai tanggung jawab yang banyak.
11. Saya merasa aman saat berada di lingkungan yang baru.
12. Tugas-tugas kuliah dan tanggung jawab saya di asrama sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
terbengkalai.
13. Saya bersemangat saat berolahraga bersama teman-teman asrama.
14. Teman-teman asrama menghindar saat saya mendekati mereka.
15. Keadaan sekitar asrama, membuat saya tertekan.
16. Saya berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di asrama maupun di kampus.
17. Saya merasa kecewa dengan orang-orang di sekitar saya.
18. Saya dapat menjalani peran sebagai mahasiswa maupun sebagai anggota suatu organisasi dengan baik.
19. Saya merasa nyaman apabila mendapatkan teman baru.
20. Saya mendapatkan teguran dari kakak asrama atau Kepala Asrama karena mengabaikan tanggung jawab saya di asrama.
21. Saya bergabung dalam organisasi di kampus maupun di asrama.
22. Saya merasa kondisi tubuh saya tetap terjaga dengan baik meskipun berada di lingkungan yang baru.
23. Kepala Asrama tidak menyetujui ide-ide saya mengenai kegiatan bersama di asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
24. Saya merasa tidak tenang tinggal di asrama.
25. Saya merasa tenang melakukan aktivitas di tengah-tengah orang yang baru saya kenal.
26. Saya menyelesaikan tugas kuliah maupun tanggung jawab di asrama dengan baik.
27. Saya dipercaya untuk menjabat posisi tertentu dalam organisasi.
28. Tidak ada seorangpun yang ingin melibatkan saya dalam kegiatan di asrama.
29. Teman-teman di sekitar selalu membuat kondisi saya semakin membaik
30. Saya merasa senang apabila mendapatkan teman baru.
31. Saya gagal dalam melakukan tanggung jawab saya.
32. Saya mendapatkan dukungan dari teman kuliah untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya.
33. Saat berdiskusi, teman-teman kelompok menolak pendapat saya.
34. Saya melakukan olahraga bersama dengan teman-teman baru saya.
35. Tinggal di lingkungan baru membuat saya tertekan
36. Saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
“Mohon diperiksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan”.
Terima Kasih atas Bantuan dan Kerjasamanya ☺
37. Saya merasa nyaman dan senang tinggal di asrama.
38. Saya menyelesaikan setiap tugas saya tepat waktu.
39. Teman-teman asrama membantu saya menyelesaikan tugas kuliah.
40. Lingkungan baru membuat pertahanan tubuh saya drop.
41. Saya tidak mendapatkan posisi apapun dalam kepanitiaan di kampus.
42. Saya mudah merasa lelah saat berolahraga bersama teman asrama.
43. Saya mengalami sakit saat berada di lingkungan baru.
44. Orang-orang baru di sekitar saya membuat saya merasa tidak aman.
45. Saya menyelesaikan semua tanggung jawab dengan baik.
46. Saya merasa gelisah apabila berada di lingkungan baru.
47. Saya merasa gelisah berada di lingkungan asrama.
48. Saya menyelesaikan tugas saya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 2. Skala Penelitian
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh :
Liveria Jurissam Tikupadang
109114168
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Yogyakarta, 11 November 2015
Kepada :
Yth. Mahasiswa baru partisipan dalam penelitian
Dengan hormat,
Saya Liveria Jurissam Tikupadang (109114168) adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir. Oleh
karena itu, saya meminta partisipasi Anda untuk mengisi skala berikut
ini. Skala terdiri atas 2 yaitu skala A dan B.
Tidak ada jawaban benar atau salah sehingga Anda
diharapkan menjawab sesuai keadaan yang sesungguhnya. Semua
jawaban akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan
untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan.
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
Hormat saya,
Penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun demi membantu terlaksananya
penelitian ini.
Semua jawaban yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya
saat ini dan bukan berdasarkan keinginan saya maupun pandangan
masyarakat pada umumnya.Saya juga memberikan ijin jawaban-
jawaban tersebut dipergunakan sebagai data penelitian.
Yogyakarta, November 2015
Menyetujui,
(…………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
IDENTITAS DIRI
Nama (Inisial) :
Usia :
Asal daerah/ Suku :
Agama :
Universitas/ Perguruan Tinggi :
Pekerjaan orang tua :
Penghasilan orang tua :
a. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 c. Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000 d. Rp 5. 000.000 – Rp 10.000.000 e. > Rp 10.000.000
( silakan memilih salah satu pilihan jawaban di atas )
Apakah Anda memiliki teman dekat (sahabat) ?
a. Ya b. Tidak
Berapa banyak teman dekat (sahabat) Anda? Jawab : ………………………………………
Seberapa sering Anda mengalami gangguan fisik (sakit) selama tinggal di asrama?
a. Jarang b. Kadang-kadang c. Sering
(silakan memilih salah satu pilihan jawaban di atas) Sebutkan gangguan fisik (sakit) yang pernah Anda alami ! Jawab : ……………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan baik.Anda diminta
untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri yang
sebenarnya.Usahakan setiap pernyataan dalam skala dapat dijawab
tanpa ada yang terlewati.Anda dapat menjawab dengan memberikan
tanda silang (X) pada salah satu kolom jawaban yang tersedia.
Alternatif jawaban yang diberikan sebagai berikut :
SS : apabila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S : apabila Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : apabila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Contoh Pengisian :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa beruntung tinggal di asrama. X
(Ketika ada kesalahan dalam pengisian, Anda dapat menggantinya dengan jawaban yang Anda anggap benar dan memberikan coretan (=) pada jawaban yang salah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
SKALA A
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya bersyukur dengan kemampuan saya dalam memimpin suatu kepanitiaan di asrama.
2. Ketika tampil di depan umum, saya selalu merasa tenang tanpa perasaan takut.
3. Saya cenderung memisahkan diri saat teman-teman yang lain berkumpul di asrama.
4. Saya menjadi pencetus kegiatan untuk lingkungan tempat tinggal saya.
5. Saya senang ikut berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan di asrama.
6. Saya optimis terhadap masa yang akan datang.
7. Saya iri dengan kehidupan teman yang lain.
8. Saya yakin bisa berguna bagi orang lain terutama teman asrama dan teman kampus.
9. Terkadang saya menyalahkan Tuhan saat mengalami keadaan yang tidak menyenangkan.
10. Saya memberikan kasih sayang dan perhatian kepada orang lain tanpa membeda-bedakan.
11. Saya bisa menentukan sendiri kegiatan-kegiatan yang bermanfaat buat saya.
12. Saya merasa kurang yakin terhadap pendapat saya.
13. Saya tidak pernah takut dinilai orang lain saat mencoba hal-hal yang baru.
14. Saya suka berpartisipasi dalam kegiatan di kampus dan asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
15. Saya merasa kurang memiliki kebebasan dalam mengembangkan minat saya.
16. Saya dipilih menjadi ketua panitia oleh teman-teman kampus atau asrama.
17. Saya yakin mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepada saya.
18. Saya mudah bergaul dengan orang-orang yang baru saya kenal.
19. Saya merasa tertekan dengan masalah yang saya hadapi.
20. Saya terbiasa menyiapkan sendiri kebutuhan sehari-hari.
21. Saya enggan untuk memulai pembicaraan ketika berjumpa dengan orang yang belum saya kenal.
22. Sulit bagi saya merasakan apa yang dialami orang lain.
23. Saya senang berbagi pengalaman masa lalu kepada teman sekamar di asrama.
24. Saya merasa tidak mempunyai kelebihan apapun dibandingkan dengan teman lain di asrama.
25. Saya puas dengan kehidupan yang saya jalani di asrama.
26. Dalam kesibukan tugas, saya mampu membagi waktu untuk mengikuti kegiatan di kampus maupun asrama.
27. Saya merasa kurang memiliki arah dan tujuan dalam hidup.
28. Saya jarang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal saya.
29. Saya menaruh curiga kepada orang-orang di sekitar saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
34. Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
35. Saya siap saat saya dipilih untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan bakat saya.
36. Saya senang berbagi tugas piket kebersihan dengan teman sekamar di asrama.
37. Pada umumnya, saya sulit menyesuaikan diri dengan orang-orang yang baru saja saya kenal.
38. Saya mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang yang baru saya kenal.
39. Saya tidak percaya diri saat dipercaya sebagai ketua kamar.
40. Saya merasa lingkungan baru sulit menerima keberadaan diri saya.
41. Saya cenderung ragu terhadap hasil pekerjaan saya.
42. Saya terbiasa tinggal jauh dari orang tua ataupun keluarga.
30. Sejak kecil saya mengalami kesulitan dalam menjalin relasi pertemanan dengan orang baru.
31. Saya tidak pernah kecewa atas pengalaman hidup yang saya alami di asrama.
32. Saya bisa memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal.
33. Saya bahagia dengan setiap keputusan yang saya ambil.
43. Saya menolak ajakan teman untuk jalan-jalan ke mall saat saya sedang menghadapi ujian semester.
44. Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan sia-sia belaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Silakan periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Kemudian lanjutkan ke Skala B…..
45. Tuhan memberikan saya kehidupan yang sangat luar biasa.
46. Saya merasa sedih dengan kehidupan sekarang sebagai penghuni asrama.
47. Saya senang mencoba sesuatu yang baru.
48. Terkadang saya merasa jenuh mengikuti aturan asrama yang ada.
49. Dalam lingkungan asrama, saya dipercaya oleh Kepala Asrama maupun teman-teman asrama.
50. Saya yakin diri saya bisa menjalani hidup mandiri di asrama.
51. Saya merasa cemas dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab yang baru.
52. Saya yakin bisa meraih cita-cita saya.
53. Saya dapat belajar hal yang baru dari teman-teman yang baru dan lingkungan yang baru.
54. Mempelajari yang baru sangat membosankan bagi saya.
55. Saya suka melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi saya.
56. Saya malu mencoba sesuatu yang baru.
57. Saya merasa takut akan kehidupan saya selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SKALA B
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Teman-teman baru membuat saya merasa nyaman berada di dekat mereka.
2. Meskipun mengalami hambatan, saya menyelesaikan tugas saya tepat waktu.
3. Teman-teman baru di asrama membuat saya tertekan.
4. Saya merasa takut berada di lingkungan baru.
5. Saya tidak mampu menjalankan semua tanggung jawab saya.
6. Saya mampu menjaga kesehatan saya meskipun mempunyai tanggung jawab yang banyak.
7. Saya merasa aman saat berada di lingkungan yang baru.
8. Saya bersemangat saat berolahraga bersama teman-teman asrama.
9. Teman-teman asrama menghindar saat saya mendekati mereka.
10. Keadaan sekitar asrama, membuat saya tertekan.
11. Saya merasa kecewa dengan orang-orang di sekitar saya.
12. Saya dapat menjalani peran sebagai mahasiswa maupun sebagai anggota suatu organisasi dengan baik.
13. Saya merasa nyaman apabila mendapatkan teman baru.
14. Saya bergabung dalam organisasi di kampus maupun di asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
15. Saya merasa kondisi tubuh saya tetap terjaga dengan baik meskipun berada di lingkungan yang baru.
16. Kepala Asrama tidak menyetujui ide-ide saya mengenai kegiatan bersama di asrama.
17. Saya merasa tenang melakukan aktivitas di tengah-tengah orang yang baru saya kenal.
18. Saya menyelesaikan tugas kuliah maupun tanggung jawab di asrama dengan baik.
19. Saya dipercaya untuk menjabat posisi tertentu dalam organisasi.
20. Tidak ada seorangpun yang ingin melibatkan saya dalam kegiatan di asrama.
21. Teman-teman di sekitar selalu membuat kondisi saya semakin membaik
22. Saya merasa senang apabila mendapatkan teman baru.
23. Saya gagal dalam melakukan tanggung jawab saya.
24. Saya mendapatkan dukungan dari teman kuliah untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya.
25. Saat berdiskusi, teman-teman kelompok menolak pendapat saya.
26. Saya melakukan olahraga bersama dengan teman-teman baru saya.
27. Tinggal di lingkungan baru membuat saya tertekan
28. Saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah saya.
29. Saya merasa nyaman dan senang tinggal di asrama.
30. Saya menyelesaikan setiap tugas saya tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
“Mohon diperiksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan”.
Terima Kasih atas Bantuan dan Kerjasamanya ☺
SELESAI
31. Teman-teman asrama membantu saya menyelesaikan tugas kuliah.
32. Lingkungan baru membuat pertahanan tubuh saya drop.
33. Saya tidak mendapatkan posisi apapun dalam kepanitiaan di kampus.
34. Saya mudah merasa lelah saat berolahraga bersama teman asrama.
35. Saya menyelesaikan semua tanggung jawab dengan baik.
36. Saya merasa gelisah apabila berada di lingkungan baru.
37. Saya merasa gelisah berada di lingkungan asrama.
38. Saya menyelesaikan tugas saya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 3. Reliabilitas Penyesuaian Diri
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 54 100.0
Excludeda 0 .0
Total 54 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.912 48
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 141.35 109.591 .334 .911item2 141.37 109.256 .402 .911item3 141.78 116.327 -.311 .920item4 141.54 109.046 .237 .913item5 141.39 109.261 .326 .911item6 141.11 109.308 .293 .912item7 141.24 107.469 .474 .910item8 141.35 107.176 .437 .910item9 141.33 106.755 .591 .909item10 141.48 103.915 .633 .908item11 141.52 106.556 .450 .910item12 141.41 109.454 .239 .913item13 141.59 106.095 .475 .910item14 141.22 107.761 .474 .910
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
item15 141.24 107.620 .505 .910item16 141.44 109.119 .294 .912item17 141.31 109.956 .352 .911item18 141.41 108.133 .479 .910item19 141.24 107.771 .488 .910item20 141.57 111.004 .064 .916item21 141.41 107.416 .397 .911item22 141.44 107.119 .454 .910item23 141.43 109.268 .367 .911item24 141.35 108.761 .319 .912item25 141.41 108.435 .507 .910item26 141.33 105.585 .532 .909item27 141.57 106.928 .392 .911item28 141.30 106.816 .499 .910item29 141.43 108.589 .361 .911item30 141.26 108.196 .457 .910item31 141.46 107.046 .480 .910item32 141.28 108.129 .484 .910item33 141.41 108.284 .461 .910item34 141.52 105.764 .591 .909item35 141.24 107.356 .535 .910item36 141.56 107.497 .434 .910item37 141.35 108.044 .423 .911item38 141.43 108.702 .511 .910item39 141.65 106.949 .464 .910item40 141.44 105.195 .635 .908item41 141.65 106.081 .453 .910item42 141.59 106.020 .511 .909item43 141.54 108.668 .307 .912item44 141.44 110.440 .183 .913item45 141.41 108.548 .429 .911item46 141.52 105.952 .620 .908item47 141.41 107.869 .457 .910
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.925 41
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 120.67 97.434 .373 .924item2 120.69 97.390 .404 .924item5 120.70 97.609 .303 .925item7 120.56 96.101 .432 .924item8 120.67 95.321 .449 .924item9 120.65 95.025 .594 .922item10 120.80 92.354 .634 .921item11 120.83 94.821 .453 .924item13 120.91 94.086 .504 .923item14 120.54 96.102 .462 .924item15 120.56 95.723 .522 .923item17 120.63 98.238 .325 .925item18 120.72 96.204 .497 .923item19 120.56 95.761 .517 .923item21 120.72 95.261 .435 .924item22 120.76 95.167 .476 .923item23 120.74 97.818 .314 .925item24 120.67 97.208 .291 .925item25 120.72 96.506 .525 .923
item48 141.30 107.156 .559 .909
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
item26 120.65 93.402 .580 .922item27 120.89 95.006 .408 .924item28 120.61 95.299 .479 .923item29 120.74 96.950 .342 .925item30 120.57 96.174 .485 .923item31 120.78 95.874 .423 .924item32 120.59 95.869 .545 .923item33 120.72 96.657 .440 .924item34 120.83 93.575 .645 .922item35 120.56 95.610 .536 .923item36 120.87 95.964 .411 .924item37 120.67 96.189 .431 .924item38 120.74 97.026 .490 .924item39 120.96 95.017 .484 .923item40 120.76 93.620 .630 .922item41 120.96 94.150 .474 .924item42 120.91 94.652 .483 .923item43 120.85 97.185 .274 .926item45 120.72 96.431 .468 .923item46 120.83 94.443 .603 .922item47 120.72 96.393 .423 .924item48 120.61 95.148 .593 .922
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.926 39Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
item1 114.70 91.080 .385 .925item2 114.72 91.186 .395 .925item5 114.74 91.479 .285 .926item7 114.59 90.020 .416 .924item8 114.70 89.080 .452 .924item9 114.69 88.899 .586 .923item10 114.83 86.292 .630 .922item11 114.87 88.756 .441 .924item13 114.94 87.714 .523 .923item14 114.57 89.910 .458 .924item15 114.59 89.567 .515 .923item17 114.67 92.038 .310 .925item18 114.76 89.960 .499 .924item19 114.59 89.416 .534 .923item21 114.76 88.790 .461 .924item22 114.80 89.071 .466 .924item23 114.78 91.610 .304 .925item25 114.76 90.299 .521 .924item26 114.69 86.974 .607 .922item27 114.93 88.636 .423 .925item28 114.65 89.025 .487 .924item29 114.78 90.780 .333 .925item30 114.61 89.714 .515 .923item31 114.81 89.776 .410 .925item32 114.63 89.521 .562 .923item33 114.76 90.450 .435 .924item34 114.87 87.285 .661 .922item35 114.59 89.529 .520 .923item36 114.91 89.935 .391 .925item37 114.70 89.797 .450 .924item38 114.78 90.818 .483 .924item39 115.00 88.868 .480 .924item40 114.80 87.637 .613 .922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.926 38
item41 115.00 87.849 .485 .924item42 114.94 88.657 .466 .924item45 114.76 90.035 .489 .924item46 114.87 88.455 .583 .923item47 114.76 90.450 .389 .925item48 114.65 88.798 .612 .923
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 111.67 88.642 .375 .925item2 111.69 88.710 .390 .925item7 111.56 87.497 .419 .924item8 111.67 86.642 .448 .924item9 111.65 86.383 .591 .923item10 111.80 83.750 .639 .922item11 111.83 86.330 .437 .924item13 111.91 85.255 .523 .923item14 111.54 87.461 .453 .924item15 111.56 87.082 .515 .923item17 111.63 89.558 .303 .925item18 111.72 87.450 .501 .924item19 111.56 86.893 .539 .923item21 111.72 86.280 .464 .924item22 111.76 86.677 .457 .924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
item23 111.74 89.101 .304 .925item25 111.72 87.865 .512 .924item26 111.65 84.383 .621 .922item27 111.89 86.289 .412 .925item28 111.61 86.506 .491 .924item29 111.74 88.309 .329 .925item30 111.57 87.193 .519 .923item31 111.78 87.233 .416 .924item32 111.59 87.038 .562 .923item33 111.72 87.903 .441 .924item34 111.83 84.858 .658 .922item35 111.56 87.006 .524 .923item36 111.87 87.436 .392 .925item37 111.67 87.245 .457 .924item38 111.74 88.347 .477 .924item39 111.96 86.338 .485 .924item40 111.76 85.092 .622 .922item41 111.96 85.357 .488 .924item42 111.91 86.274 .457 .924item45 111.72 87.525 .491 .924item46 111.83 86.066 .574 .923item47 111.72 88.016 .381 .925item48 111.61 86.280 .618 .922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Reliabilitas Akhir Penyesuaian Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.912 48
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.926 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 4. Reliabilitas Kesejahteraan Psikologis
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 54 100.0
Excludeda 0 .0
Total 54 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.928 90
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 263.39 417.714 .328 .927item2 263.78 414.893 .444 .927item3 263.52 419.613 .225 .928item4 263.02 418.585 .267 .928item5 263.67 426.151 -.017 .929item6 263.76 421.733 .115 .929item7 263.24 414.186 .384 .927item8 263.52 417.424 .341 .927item9 263.17 419.085 .198 .928
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
item10 263.67 417.245 .326 .927item11 263.91 413.520 .429 .927item12 263.70 419.609 .295 .927item13 263.13 414.266 .436 .927item14 262.85 412.883 .495 .926item15 262.56 421.497 .276 .928item16 263.19 412.607 .437 .927item17 263.22 418.742 .386 .927item18 262.80 422.882 .132 .928item19 263.48 419.802 .239 .928item20 262.83 413.425 .474 .926item21 263.09 419.633 .308 .927item22 263.74 415.479 .284 .928item23 263.22 412.252 .591 .926item24 263.85 418.166 .217 .928item25 263.65 416.534 .378 .927item26 263.69 422.295 .122 .928item27 263.46 414.895 .450 .927item28 263.22 416.629 .425 .927item29 263.67 416.528 .337 .927item30 264.06 414.091 .425 .927item31 263.50 417.198 .281 .928item32 262.52 421.726 .250 .928item33 263.11 412.667 .492 .926item34 263.17 410.821 .559 .926item35 263.70 410.854 .499 .926item36 263.09 415.218 .410 .927item37 263.57 410.174 .558 .926item38 263.72 415.978 .288 .928item39 263.48 417.952 .357 .927item40 263.39 413.148 .490 .926item41 263.50 411.651 .535 .926item42 263.39 414.431 .492 .926
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
item43 263.56 427.799 -.078 .929item44 263.74 420.837 .190 .928item45 263.52 412.405 .522 .926item46 263.11 419.497 .296 .927item47 263.13 411.775 .533 .926item48 263.46 417.385 .311 .927item49 263.69 421.541 .167 .928item50 263.30 419.005 .255 .928item51 263.61 416.431 .353 .927item52 263.37 412.992 .484 .926item53 263.50 417.689 .319 .927item54 263.31 415.125 .463 .927item55 263.35 417.553 .497 .927item56 264.69 422.182 .100 .929item57 263.39 415.336 .404 .927item58 264.04 418.791 .261 .928item59 263.44 426.855 -.044 .929item60 263.24 413.998 .526 .926item61 263.13 420.455 .279 .927item62 263.24 416.715 .403 .927item63 263.67 414.981 .495 .927item64 263.76 423.016 .119 .928item65 263.48 410.519 .590 .926item66 263.76 416.337 .366 .927item67 263.37 418.577 .284 .927item68 263.43 419.419 .389 .927item69 263.17 420.557 .263 .928item70 263.70 411.420 .521 .926item71 263.96 413.999 .383 .927item72 263.04 414.678 .400 .927item73 263.57 423.910 .069 .929item74 263.20 414.845 .534 .926item75 262.69 419.239 .345 .927
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
item76 263.07 418.749 .378 .927item77 262.96 416.112 .481 .927item78 263.56 416.289 .356 .927item79 263.74 417.026 .264 .928item80 263.57 414.815 .451 .927item81 263.04 413.357 .596 .926item82 263.70 413.005 .484 .926item83 262.70 415.835 .517 .927item84 262.96 415.168 .432 .927item85 263.09 419.406 .319 .927item86 262.94 416.808 .411 .927item87 263.52 415.273 .318 .927item88 263.81 427.022 -.049 .929item89 263.46 411.650 .556 .926item90 264.02 420.169 .160 .928
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.939 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 174.72 272.242 .391 .938item2 175.11 271.723 .417 .938item7 174.57 271.042 .365 .938item8 174.85 274.393 .283 .939item10 175.00 273.887 .288 .939item11 175.24 269.016 .477 .937item13 174.46 270.367 .452 .938item14 174.19 269.248 .511 .937item16 174.52 269.273 .440 .938item17 174.56 274.591 .369 .938item20 174.17 269.991 .475 .937item21 174.43 274.626 .335 .938item23 174.56 268.252 .637 .937item25 174.98 273.302 .338 .938item27 174.80 272.014 .408 .938item28 174.56 272.252 .447 .938item29 175.00 272.491 .338 .938item30 175.39 270.129 .444 .938item33 174.44 269.421 .491 .937item34 174.50 267.274 .589 .937item35 175.04 268.829 .460 .938item36 174.43 270.966 .434 .938item37 174.91 267.067 .573 .937item39 174.81 273.512 .367 .938item40 174.72 269.261 .517 .937item41 174.83 268.896 .520 .937item42 174.72 270.770 .496 .937item45 174.85 268.997 .532 .937item47 174.46 268.102 .561 .937item48 174.80 272.656 .336 .938item51 174.94 272.921 .329 .938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
*Bold : item yang dieliminasi dengan koefisien korelasi < 0,30
item52 174.70 269.420 .496 .937item53 174.83 273.387 .322 .938item54 174.65 270.006 .540 .937item55 174.69 273.239 .508 .937item57 174.72 271.450 .409 .938item60 174.57 270.287 .537 .937item62 174.57 272.060 .438 .938item63 175.00 271.245 .497 .937item65 174.81 267.663 .591 .937item66 175.09 272.803 .344 .938item68 174.76 275.469 .346 .938item70 175.04 268.716 .506 .937item71 175.30 271.533 .338 .938item72 174.37 270.124 .441 .938item74 174.54 271.423 .520 .937item75 174.02 274.886 .336 .938item76 174.41 274.510 .367 .938item77 174.30 271.873 .502 .937item78 174.89 272.289 .357 .938item80 174.91 270.727 .472 .937item81 174.37 269.672 .616 .937item82 175.04 270.904 .425 .938item83 174.04 271.848 .526 .937item84 174.30 271.080 .450 .938item85 174.43 274.664 .332 .938item86 174.28 271.903 .461 .938item87 174.85 270.619 .351 .938item89 174.80 268.920 .540 .937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 169.17 260.217 .401 .938item2 169.56 259.950 .414 .938item7 169.02 258.924 .378 .938item11 169.69 257.088 .484 .937item13 168.91 258.387 .461 .937item14 168.63 257.558 .507 .937item16 168.96 257.885 .423 .938item17 169.00 262.717 .369 .938item20 168.61 258.242 .473 .937item21 168.87 262.756 .333 .938item23 169.00 256.604 .632 .936item25 169.43 261.343 .343 .938item27 169.24 260.224 .406 .938item28 169.00 260.377 .449 .937item29 169.44 260.818 .330 .938item30 169.83 258.217 .450 .937item33 168.89 257.799 .484 .937item34 168.94 255.525 .590 .937item35 169.48 257.462 .443 .938item36 168.87 259.285 .428 .938item37 169.35 255.251 .577 .937item39 169.26 261.667 .366 .938item40 169.17 257.462 .518 .937item41 169.28 257.261 .514 .937item42 169.17 259.009 .493 .937item45 169.30 257.495 .519 .937
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.939 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
item47 168.91 256.237 .567 .937item48 169.24 260.526 .350 .938item51 169.39 261.223 .322 .938item52 169.15 257.449 .506 .937item53 169.28 261.601 .318 .938item54 169.09 258.161 .543 .937item55 169.13 261.473 .501 .937item57 169.17 259.575 .412 .938item60 169.02 258.358 .545 .937item62 169.02 260.169 .441 .938item63 169.44 259.421 .498 .937item65 169.26 255.781 .598 .937item66 169.54 261.046 .340 .938item68 169.20 263.524 .349 .938item70 169.48 256.971 .505 .937item71 169.74 259.667 .340 .938item72 168.81 258.041 .454 .937item74 168.98 259.754 .511 .937item75 168.46 262.933 .340 .938item76 168.85 262.657 .365 .938item77 168.74 259.856 .514 .937item78 169.33 260.302 .364 .938item80 169.35 258.761 .481 .937item81 168.81 257.776 .623 .937item82 169.48 259.462 .407 .938item83 168.48 259.990 .528 .937item84 168.74 259.101 .459 .937item85 168.87 262.794 .331 .938item86 168.72 259.827 .475 .937item87 169.30 258.892 .348 .938item89 169.24 257.507 .522 .937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Reliabilitas Akhir Kesejahteraan Psikologis
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.928 90
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.939 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 5. Statistik Deskriptif Penelitian
1. Statistik Deskripsi Penyesuaian Diri
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penyesuaian diri 38 94 146 116.08 11.455
Valid N (listwise) 38
2. Statistik Deskripsi Kesejahteraan Psikologis
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kesejahteraanpsikologis 38 145 214 172.66 13.789
Valid N (listwise) 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 6. Uji T Variabel
1. Uji T Penyesuaian Diri
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Penyesuaian diri 38 116.08 11.455 1.858
One-Sample Test
Test Value = 95
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Penyesuaian diri 11.344 37 .000 21.079 17.31 24.84
2. Uji T Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kesejahteraanpsikologis 38 172.66 13.789 2.237
One-Sample Test
Test Value = 142.5
t df
Sig. (2-
tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraanpsik
ologis 13.483 37 .000 30.158 25.63 34.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 7. Normalitas antara Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kesejahteraanpsikologis .113 38 .200* .949 38 .081penyesuaiandiri .144 38 .045 .928 38 .018a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 8. Linearitas antara Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan Psikologis
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
penyesuaiandiri * kesejahteraanpsikologis
Between Groups
(Combined) 4203.596 28 150.128 2.075 .126
Linearity 3271.205 1 3271.205 45.212 .000
Deviation from Linearity
932.392 27 34.533 .477 .933
Within Groups 651.167 9 72.352
Total 4854.763 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Gambar 2. Scatterplot
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 50 100 150 200 250
Kesejahteraan Psikologis
Penyesuaian Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI