grafik hasil percobaan veny
DESCRIPTION
poloTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MECHANICAL
DIESEL ENGINE 2
Disusun Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Mechanical Diesel Engine 2
Dosen Pembimbing : Muhammad Shah, ST., MT. dan Lukman H, ST.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Muhammad Fajrul Ilmi (33211301007)
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI MADURA
2014
GRAFIK HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Data Hasil Percobaan
NO RPMIHP
(Kwatt)BHP
(Kwatt)Mb
(Kg/hr)SFOC
(Kg/kwh)Qm
(Kg/hr)α
η (%)
1 503 20,69 18 2,82 0,15 88,08 31,234 87,03
2 650 26,73 23,27 4,71 0,2 113,84 24,17 87,06
3 850 32,91 28,64 6,47 0,22 139,43 21,55 87,02
1. Grafik RPM - IHP
Gambar 1. Grafik RPM – IHP
ANALISA & KESIMPULAN :
Indicated Horse Power (IHP) ditentukan oleh :
Semakin banyak jumlah silinder mesin akan menghasilkan IHP yang lebih
besar
Semakin besar harga diameternya akan menghasilkan IHP yang lebih
besar
Langkah kerja piston dari TMA ke TMB semakin panjang akan lebih besar
harga IHP-nya
Semakin cepat putaran mesin (RPM) akan memperbesar harga IHP
Besar harga dari IHP selalu lebih besar dari besar harga BHP
Mesin 2 Tak lebih besar IHP-nya dibanding 4 Tak (dengan type mesin
yang sama).
2. Grafik RPM - BHP
Gambar 2. Grafik RPM – BHP
ANALISA & KESIMPULAN :
Daya suatu mesin atau Brake Horse Power (BHP) ditentukan oleh :
Semakin banyak jumlah silinder mesin akan menghasilkan BHP yang
lebih besar
Semakin besar harga diameter penampang piston akan menghasilkan BHP
yang lebih besar
Langkah kerja piston dari TMA ke TMB semakin panjang akan lebih besar
harga BHP-nya.
Semakin tinggi putaran mesin (RPM) akan memperbesar harga BHP
Mesin 2 Tak lebih besar BHP-nya dibanding 4 Tak (dengan type mesin
yang sama).
3. Grafik RPM - Mb
Gambar 3. Grafik RPM – Mb
ANALISA & KESIMPULAN :
Perbedaan laju konsumsi bahan bakar (Mb) pada ketiga putaran
mesin (RPM) ini disebabkan karena adanya perbedaan waktu yang ditempuh
untuk mengonsumsi bahan bakar sebanyak 100 ml. Jadi,semakin besar nilai
RPM maka laju konsumsi bahan bakar yang digunakanpun semakin besar.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan ini dibuatlah gambar hubungan laju
konsumsi bahan bakar dengan RPM terlihat pada (Gambar 3).
Dari hasil pengamatan, didapatkan juga bahwa perbedaan terdapat
pada bunyi dan getaran motor diesel untuk setiap putaran mesin (RPM). Pada
putaran mesin (RPM) 503 bunyi dan getaran yang dihasilkan tidak terlalu
keras. Pada putaran mesin (RPM) 650 bunyi dan getaran mesin yang
dihasilkan lebih keras dari putaran mesin (RPM) 503. Pada putaran mesin
(RPM) 850 bunyi dan getaran mesin yang dihasilkan lebih keras dan lebih
cepat getarannya daripada RPM sebelumnya. Perbedaan ini sangat terasa bila
motor dijalankan pada putaran mesin (RPM) 850.
4. Grafik RPM - SFOC
Gambar 4. Grafik RPM – SFOC
ANALISA & KESIMPULAN :
Perbandingan antara fuel consumption (konsumsi bahan bakar)
dengan daya yang dihasilkan mesin (BHP) pada ketiga putaran mesin (RPM)
dalam 1 jam menghasilkan besar nilai dari SFOC (Specific Fuel Oil
Consumption) yang berbeda. Jadi, Semakin besar nilai RPM maka besar
harga SFOC yang dihasilkan semakin besar. Dari hasil pengamatan dan
perhitungan ini dibuatlah gambar hubungan laju SFOC (Specific Fuel Oil
Consumption) dengan putaran mesin (RPM) terlihat pada (Gambar 4).
Dari hasil pengamatan, didapatkan juga bahwa perbedaan terdapat
pada bunyi dan getaran motor diesel untuk setiap putaran mesin (RPM). Pada
putaran mesin (RPM) 503 bunyi dan getaran yang dihasilkan tidak terlalu
keras. Pada putaran mesin (RPM) 650 bunyi dan getaran mesin yang
dihasilkan lebih keras dari putaran mesin (RPM) 503. Pada putaran mesin
(RPM) 850 bunyi dan getaran mesin yang dihasilkan lebih keras dan lebih
cepat getarannya daripada RPM sebelumnya. Perbedaan ini sangat terasa bila
motor dijalankan pada putaran mesin (RPM) 850.
5. Grafik RPM - Qm
Gambar 5. Grafik RPM – Qm
ANALISA & KESIMPULAN :
Pengaruh dari besar nilai dari perbedaan tekanan (Differential
Pressure) pada pipa “U” akan mempengaruhi besar nilai dari Air Flow Rate
(Qm) yang dihasilkan. Jadi, semakin besar nilai RPM maka besar harga Air
Flow Rate (Qm) yang dihasilkan semakin besar. Dari hasil pengamatan dan
perhitungan ini dibuatlah gambar hubungan laju Air Flow Rate (Qm) dengan
putaran mesin (RPM) terlihat pada (Gambar 5).
Dari hasil pengamatan, didapatkan juga bahwa perbedaan terdapat
pada bunyi dan getaran motor diesel untuk setiap putaran mesin (RPM). Pada
putaran mesin (RPM) 503 bunyi dan getaran yang dihasilkan tidak terlalu
keras. Pada putaran mesin (RPM) 650 bunyi dan getaran mesin yang
dihasilkan lebih keras dari putaran mesin (RPM) 503. Pada putaran mesin
(RPM) 850 bunyi dan getaran mesin yang dihasilkan lebih keras dan lebih
cepat getarannya daripada RPM sebelumnya. Perbedaan ini sangat terasa bila
motor dijalankan pada putaran mesin (RPM) 850.
6. Grafik RPM - α
Gambar 6. Grafik RPM – α
ANALISA & KESIMPULAN :
Perbandingan antara Air Flow Rate (Qm) dengan konsumsi bahan
bakar (Mb) pada ketiga putaran mesin (RPM) menghasilkan besar nilai dari
Air Fuel Ratio (α) yang berbeda. Jadi, semakin besar nilai RPM maka besar
harga Air Air Fuel Ratio (α) yang dihasilkan semakin kecil. Dari hasil
pengamatan dan perhitungan ini dibuatlah gambar hubungan laju Air Fuel
Ratio (α) dengan putaran mesin (RPM) terlihat pada (Gambar 6).
Dari hasil pengamatan, didapatkan juga bahwa perbedaan terdapat
pada bunyi dan getaran motor diesel untuk setiap putaran mesin (RPM). Pada
putaran mesin (RPM) 503 bunyi dan getaran yang dihasilkan tidak terlalu
keras. Pada putaran mesin (RPM) 650 bunyi dan getaran mesin yang
dihasilkan lebih keras dari putaran mesin (RPM) 503. Pada putaran mesin
(RPM) 850 bunyi dan getaran mesin yang dihasilkan lebih keras dan lebih
cepat getarannya daripada RPM sebelumnya. Perbedaan ini sangat terasa bila
motor dijalankan pada putaran mesin (RPM) 850.
7. Grafik RPM - η
Gambar 7. Grafik RPM – η
ANALISA & KESIMPULAN :
Perbandingan antara Brake Horse Power (BHP) dengan Indicated
Horse Power (IHP) pada ketiga putaran mesin (RPM) dengan perkalian 100%
menghasilkan besar nilai dari Efisiensi Mekanik (η) yang berbeda. Jadi,
semakin besar nilai RPM maka tidak berpengaruh pada besar harga dari
Efisiensi Mekanik (η) yang selalu tetap dan konstan. Dari hasil pengamatan
dan perhitungan ini dibuatlah gambar hubungan laju Efisiensi Mekanik (η)
dengan putaran mesin (RPM) terlihat pada (Gambar 7).
Dari hasil pengamatan, didapatkan juga bahwa perbedaan terdapat
pada bunyi dan getaran motor diesel untuk setiap putaran mesin (RPM). Pada
putaran mesin (RPM) 503 bunyi dan getaran yang dihasilkan tidak terlalu
keras. Pada putaran mesin (RPM) 650 bunyi dan getaran mesin yang
dihasilkan lebih keras dari putaran mesin (RPM) 503. Pada putaran mesin
(RPM) 850 bunyi dan getaran mesin yang dihasilkan lebih keras dan lebih
cepat getarannya daripada RPM sebelumnya. Perbedaan ini sangat terasa bila
motor dijalankan pada putaran mesin (RPM) 850.
PENUTUP
Dari praktikum-praktikum yang telah dilakukan, hasil yang begitu
dirasakan semakin bertambahnya pengetahuan seluruh teman-teman umumnya
dan khususnya penulis sendiri tentang performance dari mesin diesel kapal,
namun kini dipraktekkan langsung nyata. Sehingga apa yang dikatakan bapak
dosen bahwa Diesel Engine itu sangat erat hubungannya dengan Alat Berat
adalah benar adanya.
Ada sebuah teori lagi yang penulis rasa dapat dibenarkan
berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu bahwa hasil percobaan tidak akan
selalu harus atau dapat sama dengan teori yang ada. Hal ini, dikarenakan oleh
banyak faktor seperti hasil pengamatan yang berbeda-beda pada setiap orang, dan
faktor lain yang berkaitan langsung dengn prakttikum.
Demikian laporan ini sebagai serangkaian dari percobaan yang penulis
lakukan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya untuk semua pihak yang telah
membantu dalam proses praktikum maupun penyusunan laporan. Akhir kata,
penulis sangat mengharapkan kerja sama dari semua pihak dan saran yang
membangun demi penyempurnaan laporan selanjutnya.