laporan percobaan iii

Download Laporan Percobaan III

If you can't read please download the document

Upload: arrumjessi

Post on 07-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kimfis

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA IIPERCOBAAN IIIISOTERM ADSORPSI LARUTAN O L E H NAMA : J E S S I NIM : F1C1 13 052 KELOMPOK : III ( TIGA ) ASISTEN : NINING SINTIA DEWILABORATORIUM KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI201PENDAHULUANLatar BelakangKarbon aktif merupakan bentuk umum dari berbagai macam bentuk produk yang mengandung karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luas permukaan karbon. Karbon aktif berbentuk kristal mikro karbon grafit yang pori-porinya telah mengalami pengembangan kemampuan untuk mengadsorbsi gas dan uap dari campuran gas dan zat-zat yang tidak larut atau yang terdispersi dalam cairan.Isoterm adalah perubahan keadaan gas pada suhu yang tetap. Sedangkan adsorpsi secara umum diartikan sebagai proses penggumpalan substansi terlarut dalam larutannya oleh permukaan benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dan penyerapannya. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorben, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon. Isoterm adsorpsi merupakan suatu istilah untuk mengungkapkan keadaan mikroskopis lapisan tipis dipermukaan padatan (adsorben), yang merupakan hubungan antara jumlah zat (gas) yang teradsorpsi pada permukaan dan adsorben sebagai fungsi tekanan. Berdasarkan uraian diatas, sehingga perlu dilakukan percobaan tentang isoterm adsorpsi larutan dengan menggunakan karbon aktif.Rumusan MasalahRumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana sifat-sifat adsorpsi zat terlarut dari suatu larutan pada permukaan adsorben ?Tujuan PercobaanTujuan yang hendak dicapai dari percobaan ini adalah untuk memahami secara kuantitatif sifat-sifat adsorpsi zat terlarut dari suatu larutan pada permukaan adsorben.ManfaatManfaat yang dapat diambil dari percobaan ini adalah agar dapat memahami secara kuantitatif sifat-sifat adsorpsi zat terlarut dari suatu larutan pada permukaan adsorben.TINJAUAN PUSTAKA Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya (Sudarman, 2001). Beberapa jenis arang telah diketahui bahwa dapat menyerap sejumlah tertentu gas atau menyerap zat-zat warna dari larutan. Peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain semacam ini disebut adsorpsi. Zat yang diserap disebut fase terserap sedang zat yang menyerap disebut adsorbens. Adsorben dapat berupa zat padat maupun zat cair, oleh karena itu adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas atau gas dengan zat cair (Sukardjo,1984).Salah satu metode yang efisien yang saat ini telah banyak dikembangkan untuk penghilangan zat warna adalah adsorpsi dengan menggunakan arang aktif. Arang aktif adalah arang yang telah diaktivasi sehingga pori-porinya terbuka dan memiliki daya jerap yang tinggi. Arang aktif merupakan adsorben yang baik dan dapat digunakan untuk pemurnian, menghilangkan warna dan bau, deklorinasi, detoksifikasi, penyaringan, pemisahan dan dapat digunakan sebagai katalis. Bahan-bahan yang dapat dibuat menjadi arang aktif dapat berupa kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung, sekam padi, biji buah-buahan, kulit kacang dan lain sebagainya. Arang aktif dapat dibuat dengan mengaktifkan bahan atau material yang mengandung karbon tersebut pada kondisi tertentu (Roring, dkk., 2013).Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase. Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis (physical adsorption) dan adsorpsi kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai gaya intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat pada permukaan adsorben (Kundari dan Slamet, 2008).Adsorpsi didasarkan pada interaksi ion logam dengan gugus fungsional yang ada pada permukaan adsorben melalui interaksi pembentukan kompleks dan biasanya terjadi pada permukaan padatan yang kaya gugus fungsional seperti OH, -NH, -SH, dan COOH. Adsorben konvensional dalam proses hidrometalurgi emas adalah karbon aktif. Karbon aktif mudah dipreparasikan dan memiliki kapasitas adsorpsi yang cukup tinggi terhadap emas, namun memiliki kelemahan, yaitu emas sulit untuk didesorpsi atau dilepaskan dari permukaan karbon aktif. Berbagai adsorben selain karbon aktif juga telah banyak dilakukan, seperti resin kitosan (Prasasti dkk., 2012).METODOLOGI PRAKTIKUMWaktu dan TempatPercobaan ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Maret 2015, pukul 07.30-09.55 WITA. Bertempat di Laboratorium kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.Alat dan BahanAlatAlat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, gelas kimia 100 mL, erlenmeyer 100 dan 250 mL, buret, labu takar 100 mL, pipet ukur 10 mL, timbangan digital, corong, pipet volum 50 mL, filler, statif, klem, batang pengaduk, dan gelas ukur 10 mL.Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan asam asetat (CH3COOH) 1,0 M, larutan NaOH 0,5 M, karbon aktif, indikator pp, kertas saring, larutan asam oksalat 0,05 M dan akuades.Prosedur Kerja A. Standarisasi larutan NaOHMemasukkan NaOH 0,5 M kedalam buret dan memasukkan 10 mL asam oksalat 0,5 M kedalam erlenmeyer.Menambahkan indikator pp sebanyak 7 tetes kedalam larutan asam oksalat.Menitrasi larutan asam oksalat dengan NaOH 0,5 M.B. Prosedur percobaanMembuat 5 sampel larutan asetat 1,0 M dengan konsentrasi berturut-turut 0,8; 0,6; 0,4; 0,2; dan 0,1 M masing-masing sebanyak 50 mL. Mengambil dari setiap larutan asam asetat (1) sebanyak 25 mL kemudian memasukkan kedalam erlenmeyer. Menambahkan masing-masing 1,0 g karbon aktif, kemudian mengaduk larutan tersebut selama 1 menit. Selanjutnya didiamkan selama 5 menit.Menyaring campuran-campuran diatas. Mengambil 10 mL masing-masing larutan asam asetat kemudian melakukan titrasi dengan larutan standar NaOH 0,5 M untuk mengetahui konsentrasi asam asetat sisa yang ada dalam larutan.Diagram alir Standarisasi larutan NaOH 0,5 MAsam Oksalat 0,5 Mdiambil 10 mLdimasukkan kedalam erlenmeyerditambahkan indikator pp sebanyak 7 tetesdititasi dengan NaOH 0,5 MWarna larutan pink lembayungProsedur percobaanLarutan asam asetat 1,0 Mdiambil 80 mL untuk konsentrasi 0,8 Mdimasukkan dalam labu takar 100 mLditambahkan akuades sampai tanda teradikocok hingga homogendivariasikan volume asam asetat 60 mL, 40 mL, 20 mL dan 10 mL. Untuk mendapatkan asam asetat onsentrasi 0,6 M, 0,4 M, 0,2 M dan 0,1 Mdilakukan cara yang sama seperti pengenceran asam asetat 0,8 MLarutan asam asetat 0,8 M, 0,6 M, 0,4 M, 0,2 M, dan 0,1 Mdiambil masing-masing 25 mLdimasukkan dalam erlenmeyerditambahkan masing-masing 1 g karbon aktifdiaduk selama 1 menitdidiamkan selama 5 menitdisaringResiduFiltratdiambil 10 mL dimasukkan dalam erlenmeyerditambahkan 7 tetes indikator pp dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,5 Mdiamati perubahan warnadihitung volume NaOH yang terpakaiLarutan berwana pink lembayung HASIL DAN PEMBAHASANHasil PengamatanData Hasil pengamatanNo.Konsentrasi awal CH3COOH (M)Volume CH3COOH yang dititrasiVolume NaOH yang dibutuhkan (mL)1.0,810 mL15,52.0,610 mL11,53.0,410 mL64.0,210 mL3,55.0,1 10 mL22. Analisis Data Standarisasi larutan NaOH 0,5 MV1 x M1 = V2 x M210 mL x 0,5 M = 17 mL x M2M2 = M2 = 0,29 MKonsetrasi akhir CH3COOH 0,8 M V1 x M1 = V2 x M2 10 mL x 0,8 M = 15,5 mL x M2 M2 = M2 = 0,51 MBerat CH3COOH awal untuk konsentrasi 0,8 MMol = Mol = M x V = M x V Berat CH3COOH = M x V x Mr = 0,8 M x 25 mL/1000 mL/ L x 60 gram/mol = 1,2 gramBerat CH3COOH akhir untuk konsentrasi 0,8 M Berat CH3COOH = M x V x Mr = 0,51 M x 10 mL/1000 mL/ L x 60 gram/mol = 0,30 gramBerat adsorbat (x) untuk konsentrasi 0,8 M X = Berat CH3COOH awal - Berat CH3COOH akhir = 1,2 gram 0,30 gram = 1,17 gramDengan cara yang sama, diperoleh data pada tabel berikut :KonsentrasiCH3COOH M )BeratCH3COOH (gram)x(gram)m (gram)x/mLog (x/m)AwalAkhirAwalAkhir0,8 0,511,20,301,1711,170,0680,6 0,520,90,3120,58810,588-0,2310,4 0,660,60,3920,20810,208-0,682PembahasanIsoterm adsorbsi adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur tertentu. Peristiwa adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di permukaan adsorbens. Penentuan adsorpsi isoterm menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang melalui perubahan konsentrasi yang terrjadi pada batas dua fasa, dimana konsentrasi zat terlarut berada pada temperatur tertentu. Beberapa perlakuan yang diberikan yaitupemanasan, penimbangan, pengocokkan, penyaringan serta titrasi yang menunjukan proses adsorpsi beserta jumlah zat teradsorpsi.