fistek as. absisat
TRANSCRIPT
HORMON PADA TANAMAN-ASAM ABSISAT (ABSCISIC ACID)-
Oleh
Rahmat Darma Wansyah
Riska
Mulizani
Ulul Azmi
Syaifullah Samin
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH2013
HORMON PADA TUMBUHAN-ASAM ABSISAT (ABSCISIC ACID)-
A. Pengertian Hormon
Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah
sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami
maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol
per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau
mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Hormon tumbuhan dibedakan atas hormon endogenous dan hormon
eksogenous. Hormon tumbuhan yang bersifat endogenous dihasilkan sendiri oleh
individu yang bersangkutan, sedangkanormon tumbuhan yang bersifat exogenous
diberikan dari luar sistem individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan
non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk
mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur
tumbuh (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.
Kelompok hormon sendiri terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat
pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang
eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan
terutama berdasarkan efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur
kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin
(auxins), sitokinin (cytokinin), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH),
dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat positif
bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis. Etilena dapat mendukung maupun
menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor)
pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain
yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa
kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam
jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai
inhibitor (penghambat perkembangan).
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada
hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada
tumbuhan, terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar.
Selanjutnya, hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum,
ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan
hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu, maupun ruang-ruang
antarsel.
B. Pengertian Hormon Asam Absisat
Sesuai dengan namanya, asam absisat berpengaruh terhadap absisi pada
tanaman. Absisi adalah suatu proses secara alami terjadinya pemisahan bagian
atauorgan tanaman, seperti: daun, bunga, buah atau batang. Menurut
Addicot (1964), dalam proses absisi ini faktor alami seperti panas, dingin, atau
kekeringan akan sangat berpengaruh.
Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) yang
merupakan salah satu hormon tumbuhan. Selain dihasilkan secara alami oleh oleh
tumbuhan, hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau dan cendawan. Hormon ini
ditemukan pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott. Addicott berhasil mengisolasi
senyawa abscisin I dan II dari tumbuhan kapas. Senyawa abscisin II kelak disebut
dengan asam absisat, disingkat ABA. Pada saat yang bersamaan, dua kelompok
peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh Philip Wareing dan Van Steveninck
juga melakukan penelitian terhadap hormon tersebut.
Hormon asam absisat merupakan senyawa yang bersifat inhibitor
(penghambat) yang cara kerjanya berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin.
Salah satu fungsi auksin adalah untuk memacu proses pemanjangan sel dan
pembentukan buah tanpa biji. Sedangkan salah satu fungsi dari giberelin adalah untuk
mengakhiri proses dormansi pada biji yang terpengaruhi oleh asam absisat.
Tahapan lain dalam kehidupan suatu tumbuhan yang menguntungkan apabila
pertumbuhan dihentikan adalah pada saat permulaan dormansi biji, dan kemungkinan
asam abisatlah yang bertindak sebagai penghambat pertumbuhan. Biji akan
berkecambah ketika ABA dihambat dengan cara membuatnya tidak aktif, atau dengan
membuangnya atau melalui peningkatan aktivitas giberelin. Biji beberapa tumbuhan
gurun mengakhiri dormansinya ketika hujan lebat melunturkan ABA dari biji. Biji
tumbuhan lain memerlukan cahaya atau stimulus lain untuk memicu perombakan
asam abisat. Pada sebagian besar kasus, rasio ABA terhadap giberelin akan
menentukan apakah biji itu akan tetap dorman atau berkecambah.
ABA juga merupakan hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress
yang diproduksi dalam jumlah besarketika tanaman mengalami berbagai keadaan
rawan. Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air, tanah bergaram, dan suhu
dingin atau panas. ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut.
C. Letak Asam Absisat dan Transpornya pada Tanaman
Tempat produksi atau lokasi hormon asam absisat pada tumbuhan yaitu di
daun, batang, akar dan buah hijau. Fungsi utama asam absisat yaitu menghambat
pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menghambat pemutusan
dormansi.
Pada daun, ABA berada pada 3 bagian sel yang berbeda, yakni : (1) pada
sitosol, dimana disintesis, (2) pada kloroplas dimana ABA diakumulasikan, dan (3)
pada dinding sel. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa ABA dapat merangsang
penutupan stomata adalah ABA yang berada pada dinding sel. ABA pada dinding sel
ini berasal dari sel-sel mesofil daun tempat di mana ABA ini disintesis.
Asam Absisat diangkut oleh tumbuhan secara alami melalui xilem floem dan
parenkim baik itu naik atau turun, proses pengangkutan menuju daun dalam
penutupan stomata dari akar menuju floem yang dekonsentrasi pada daun yang dapat
dipengaruhi oleh tingkat kegaraman yang tinggi. Begitupun dari daun menuju akar
dan menuju batang dalam penghambatan penambahan panjang dan lebar batang pada
tanaman.
D. Pembentukan Asam Absisat pada Tumbuhan dan Cara Kerjanya
Hormon Asam Absisat pada tumbuhan dapat diperoleh dengan cara alami
melaui proses di dalam tumbuhan itu sendiri (endogen) dan melalui pemberian dari
luar oleh campur tangan manusia (eksogen). Namun secara alami tumbuhan dapat
menghasilkan hormon Asam Absisat di dalam tubuhnya walaupun tidak dalam
jumlah yang besar dengan beberapa proses yaitu :
1. Biosintesis/pembentukan ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tak
langsung melalui peruraian karotenoid (zat warna merah, kuning dan Orange) tertentu
(40 karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan
pergerakan giberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga
sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.
2. Rangkaian prosse secara kimia, yaitu
a. Jalur Asam mevalonat : Asam mevalonat → farnesylpyrofosfat → ABA
b. Jalur Violaxanthin : Violaxanthin → Xanthoxin → ABA - Cahaya
Secara non-alami, Asam Absisat diperoleh melalui pemberian dari luar tubuh
baik itu Asam Absisat Sintetik maupun yang diekstrak dari tumbuhan lain, misalnya
Alga.
Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangsang penutupan stomata pada
waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi dan biasanya terdapat di daun,
batang, akar, buah berwarna hijau. Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di
xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa naik atau turun. Transportasi ABA
dari floem menuju ke daun dapat dirangsang oleh salinitas (kegaraman tinggi).Pada
tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA dalam siklus hidupnya.
Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan daun dewasa
merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun.
Daun dan buah pada tumbuhan dapat menjadi rontok karena adanya pengaruh
kerja hormon Asam Absisat (ABA). hormon ini menghambat pertumbuhan dan
pembelahan sel. karena itu, jika hormon ini bekerja, proses yag terjadi di dalam sel
akan berkurang dan kelamaan akan berhenti. berhentinya aktivitas sel, berarti juga
berhentinya asupan nutrisi ke dalam sel tumbuhan tersebut, sehingga, bagian
tumbuhan seperti daun akan kekurangan nutrisi, dan kering karena penguapan terus
terjadi, namun tidak ada asupan air, dan kelamaan daun akan rontok.
Gambar : Tumbuhan kekeringan tanpa asam absisat (atas) dan cambah (A)
yang tumbuh cepat dengan ditiadakannya asam absisat (bawah)
Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan tekanan
osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor. Akibatnya, cairan tanaman hilang
yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah
kehilangan air dari tanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin.
Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk
menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan
suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan konsentrasi
ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar..
Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan
sekunder. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat
pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang
berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin. ABA juga akan
menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Terdapat beberapa kondisi dimana hormon Asam Absisat terbentuk pada
bagian tumbuhan, diantaranya pada daun, tumbuhan yang mengalami cekaman air
(kekeringan), konsentrasi ABA naik sampai lebih dari 50 kalinya hanya dalam waktu
4-8 jam (400 ng per g berat basah) sebagai respon dari meningkatkan laju
biosintesisnya. Namun jika tumbuhan diberi air kembali konsentrasi ABA turun
sampai ke konsentrasi sebelum cekaman dalam waktu 4-8 jam; sebagai respon
menurunnya laju biosintesis.
Biji yang sedang berkembang konsentrasi ABA sangat tinggi (100 x) lalu
semakin menurun seiring dengan semakin dewasanya biji karena tumbuhan sudah
semakin kuat dan dapat menghasilkan makanan dalam jumlah besar serta penyerapan
air yang lebih optimal melalui akar.
E. Peran Asam Absisat bagi Tumbuhan
Seperti yang telah dijelaskan diatas, hormon Asam Absisat berfungsi dalam
menghambat pertumbuhan, hal ini dilakukan untuk membantu tumbuhan untuk
bertahan dalam kondisi yang sulit, sehingga hormon absisat hanya diproduksi jika
tumbuhan mengalami kondisi-kondisi rawan, seperti kekurangan air, pada musim
dingin, musim kering, dan musim gugur sehingga terjadi proses-proses untuk
menghambat pertumbuhan. Secara Keseluruhan, Asam Absisat berfungsi dalam :
1. Dormansi tunas
2. Menghambat perkecambahan biji
3. Mempengaruhi pembungaan tanaman
4. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian
5. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi
6. Untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang
diinginkan
7. Untuk menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau
salinitas tinggi
8. Menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
KESIMPULAN
1. Hormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), yang dapat
mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan
pergerakan (taksis) tumbuhan.
2. Asam Absisat adalah senyawa yang bersifat inhibitor (penghambat) yang cara
kerjanya berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin.
3. Hormon Asam Absisat terletak di bagian daun, akar dan batang tumbuhan, dan
ditransportasikan melalui xilem dan floem.
4. Cara kerja Asam Absisat adalah mengurangi penguapan dengan
pengakumulasian hormon asam absisat di bagian daun dan batang.
5. Asam Absisat diproduksi sebagai respon terhadap kondisi yang rawan dari
tumbuhan.