diabetes melitus

5
Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan abnormalitas metabolisme lipid protein yang terinduksi oleh kadar insulin yang berkurang. Diabetes mellitus ini dapat menyerang dalam semua usia. Komponen vaskularisasi diabetes mellitus yang berkaitan dengan percepatan atherosklerosis dan mikroangiopati, terutama mempengaruhi ginjal dan mata. Diabetes merupakan penyakit yang paling dipersalahkan sebagai risiko terjadinya penyakit periodontal dan kelainan patologis di rongga mulut lainnya. Oleh karena itu, semua dokter gigi sebaiknya mempunyai pemahaman dasar mengenai insidensi, etiologi, implikasi sistemik dan temuan di rongga mulut terkait diabetes lainnya. Komplikasi Rongga Mulut Komplikasi oral untuk pasien diabetes mellitus yang tidak terkontrol yaitu xerostomia, infeksi bakteri, virus, dan jamur (kandidiasis termasuk), penyembuhan luka yang buruk, peningkatan kejadian dan keparahan karies, gingivitis dan penyakit periodontal, serta abses periapikal. Temuan oral pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol kemungkinan besar

Upload: linda-shafira

Post on 23-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

z

TRANSCRIPT

Page 1: Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai oleh

peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan abnormalitas

metabolisme lipid protein yang terinduksi oleh kadar insulin yang berkurang.

Diabetes mellitus ini dapat menyerang dalam semua usia. Komponen

vaskularisasi diabetes mellitus yang berkaitan dengan percepatan atherosklerosis

dan mikroangiopati, terutama mempengaruhi ginjal dan mata.

Diabetes merupakan penyakit yang paling dipersalahkan sebagai risiko

terjadinya penyakit periodontal dan kelainan patologis di rongga mulut lainnya.

Oleh karena itu, semua dokter gigi sebaiknya mempunyai pemahaman dasar

mengenai insidensi, etiologi, implikasi sistemik dan temuan di rongga mulut

terkait diabetes lainnya.

Komplikasi Rongga Mulut

Komplikasi oral untuk pasien diabetes mellitus yang tidak terkontrol

yaitu xerostomia, infeksi bakteri, virus, dan jamur (kandidiasis termasuk),

penyembuhan luka yang buruk, peningkatan kejadian dan keparahan karies,

gingivitis dan penyakit periodontal, serta abses periapikal. Temuan oral pada

pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol kemungkinan besar berhubungan

dengan hilangnya cairan yang berlebihan melalui buang air kecil, perubahan

mikrovaskuler, dan terjadi perubahan konsentrasi kadar glukosa (glukosa

meningkat).

Efek hiperglikemia menyebabkan peningkatan jumlah urin, yang menguras cairan

ekstraseluler dan mengurangi sekresi air liur, sehingga menyebabkan xerostomia.

Beberapa studi telah melaporkan terjadi peningkatan kejadian dan keparahan

inflamasi gingiva, abses periodontal, dan penyakit periodontal kronis pada pasien

diabates mellitus.

Xerostomia, yang merupakan konsekuensi menurunnya aliran saliva, dapat

memacu burning mouth syndrome (BMS) dan karies, yang juga memfasilitasi

perkembangan candidiasis. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan

prevalensi karies pada pasien diabetes sedangkan penelitian lain menunjukkan

Page 2: Diabetes Melitus

kebalikannya. Perkembangan karies dapat dipengaruhi oleh kenaikan tingkat

glukosa pada sekresi saliva, terutama pada pasien diabetes tak terkontrol,

sedangkan pada pasien yang terkontrol hal tersebut dapat minimal karena asupan

karbohidrat yang rendah.

Pasien dengan diabetes mempunyai prevalensi attachment loss dan bone

loss paling tinggi dibandingkan dengan kontrol usia yang sama. Pasien diabetes

juga mempunyai kemungkinan peningkatan kerusakan periodontal. Peningkatan

prevalensi penyakit gingiva dan periodontal pada pasien diabetes diasumsikan

mempunyai etiologi multifaktorial, semakin buruk kontrol glukosa, semakin parah

penyakit periodontal yang terjadi.

Penatalaksanaan Medis

Penatalakasanaan secara medis yaitu dengan cara mengontrol kadar gula

darah pasien, memilih makanan yang sesuai dengan aktivitas fisik, apabila kedua

cara tersebut masih belum bisa untuk menanggulangi pasien diabetes mellitus

maka dilakukan suntik insulin atau mencampurkan insulin dengan makanan

sehari-hari.

Penatalaksanaan Dental Pasien dengan Diabetes

Pasien dengan kondisi penyakit disbetes mellitus harus dirujuk ke

laboratorium klinik atau dokter agar dilakukan screening test, untuk menentukan

apakah diabetes mellitus tipe 1 atau tipe 2 atau jenis lain dari diabetes yang

diderita. Pada saat paseien datang ke klinik dokter gigi harus mengkonfirmasi

apakah pasien sudah sarapan dan mengkosnumsi insulin.

Dokter gigi dapat menggunakan glukometer yang tersedia secara komersial

untuk mengkonfirmasi kecurigaan pasien mempunyai diabetes.

Direkomendasikan pada pasien yang dicurigai diabetes, sebaiknya dirujuk ke

dokter untuk evaluasi dan diagnosis secara tepat. Pasien diabetes tipe 1 dan 2

terkontrol biasanya dapat menerima semua tindakan perawatan dental tanpa

pencegahan tertentu. Dokter gigi harus mengetahui tipe dan dosis insulin,

termasuk medikasi lainnya yang diminum pasien.

Page 3: Diabetes Melitus

Selain itu dokter gigi sebaiknya mengetahui apakah pasien mempunyai

riwayat serangan hipoglikemik dan tanda dan gejala yang menyertai. Pasien harus

disarankan untuk tidak mengganti dosis dan waktu administrasi insulin, serta tidak

mengganti dietnya untuk mencegah timbulnya gejala pada saat dilakukan

perawatan.

Untuk menghindari hipoglikemia, ketika mendapatkan perawatan dental,

dianjurkan untuk menjadwalkan pasien berdasarkan waktu aktivitas insulin

tertinggi yang bervariasi dari 30 menit hingga 8 jam setelah injeksi, tergantung

tipe insulinnya. Dokter gigi disarankan untuk menyediakan jus jeruk di tempat

praktik atau bentuk lain glukosa, yang diberikan pada pasien yang menunjukkan

tanda-tanda awal hipoglikemia. Biasanya, dosis 6 oz semua jus buah atau

minuman lain yang mengandung karbohidrat dapat memperbaiki gejala

hipoglikemi.

Tekanan emosi dan fisik meningkatkan jumlah kortisol dan epinefrin yang

disekresikan sehingga menginduksi hiperglikemi. Dengan demikian, jika pasien

terlihat gelisah, sedasi pratindakan dapat dipertimbangkan. Jika prosedur jangka

panjang, terutama bedah akan dilakukan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter

pasien.

Anastesi lokal yang dilakukan menggunakan epinefrin 1:100.000 epinefrin

sangat cocok untuk penderita diabetes jarena epinefrin memiliki efek

farmakologis yaitu meningkatkan kadar glukosa darah.