referat diabetes melitus

36
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus telah dikenal manusia sejak zaman dahulu. Sejak awal abad ke-19, komplikasi diabetes mellitus telah dikenal dan berkembang sampai sekarang. Menurut laporan penelitian Klimt dkk, banyak mengungkapkan, diabetes mellitus ditentukan oleh faktor genetik dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut penelitian dan laporan Fajans dkk yang lebih lanjut mengungkapkan diabetes mellitus merupakan kelompok sindrom heterogen, karena faktor genetik dan lingkungan ditambah dengan faktor-faktor lain yang memperberat. Pasien diabetes mellitus tipe II dengan resiko tinggi banyak dijumpai dirawat inap di sub bagian Endokrinologi Penyakit Dalam, Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Sunder dkk mengatakan 80% dari penderita DM tipe II meninggal karena penyakit macrovascular cardiovascular. Menurut data World Health Organization (WHO) , Indonesia menempati urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbanyak setelah India, China, Rusia, Jepang dan Brazil. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta dengan peningkatan sebanyak 230.000 pasien diabetes per 1

Upload: mas-arif-hidayatullah

Post on 08-Apr-2016

200 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Diabetes Melitus

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus telah dikenal manusia sejak zaman dahulu. Sejak awal

abad ke-19, komplikasi diabetes mellitus telah dikenal dan berkembang sampai

sekarang. Menurut laporan penelitian Klimt dkk, banyak mengungkapkan,

diabetes mellitus ditentukan oleh faktor genetik dan dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. Menurut penelitian dan laporan Fajans dkk yang lebih lanjut

mengungkapkan diabetes mellitus merupakan kelompok sindrom heterogen,

karena faktor genetik dan lingkungan ditambah dengan faktor-faktor lain yang

memperberat.

Pasien diabetes mellitus tipe II dengan resiko tinggi banyak dijumpai

dirawat inap di sub bagian Endokrinologi Penyakit Dalam, Rumah Sakit Haji

Adam Malik, Medan. Sunder dkk mengatakan 80% dari penderita DM tipe II

meninggal karena penyakit macrovascular cardiovascular.

Menurut data World Health Organization (WHO) , Indonesia menempati

urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus

terbanyak setelah India, China, Rusia, Jepang dan Brazil. Tercatat pada tahun

1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta dengan peningkatan

sebanyak 230.000 pasien diabetes per tahunnya sehingga pada tahun 2005

diperkirakan mencapai 12 juta penderita.

Sampai dengan tahun 2010, diperkirakan hampir 221 juta orang penduduk

dunia menderita diabetes mellitus. Asia dan Afrika merupakan wilayah yang

diduga akan mengalami peningkatan tertinggi.

Diabetes Mellitus secara umum di klasifikasikan dalam dua bentuk, Tipe I

insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) dan Tipe II atau non-insulin

dependent diabetes mellitus (NIDDM), sedangkan American Diabetes

Association menitik beratkan klasifikasi diabetes mellitus pada etiologi dari

diabetes mellitus. Klasifikasi yang baru ini membagi diabetes mellitus atas empat

kelompok yaitu Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes Mellitus tipe 2 dan Diabetes

Mellitus tipe lain atau khusus serta diabetes gestasional. Diabetes Mellitus Tipe II

dijumpai sebanyak 90-95% pada penderita diabetes mellitus.

1

Page 2: Referat Diabetes Melitus

Epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka

insidens dan prevalensi diabetes mellitus tipe II diberbagai penjuru dunia. WHO

memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup besar

untuk tahun-tahun mendatang. Untuk Indonesia, WHO memprediksi kenaikan

jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun

2030. Menurut Harris, diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit yang lebih

dominan pada usia pertengahan dan orang yang lebih tua. Dalam laporan

Wiegand, diabetes mellitus tipe II telah bisa ditemukan pada anak-anak dan

remaja.

Manifestasi terhadap gigi dan mulut pada penderita diabetes mellitus

mempunyai bentuk yang bermacam-macam tergantung pada kebersihan mulut,

lamanya menderita diabetes dan beratnya diabetes tersebut. Manifestasi dalam

rongga mulut penderita, misalnya gingivitis dan periodontitis, disfungsi kelenjar

saliva dan xerostomia, infeksi kandidiasis, sindroma mulut terbakar serta

terjadinya infeksi oral akut.

Suatu studi mengatakan 40-80% pasien diabetes mellitus mengalami

xerostomia dan beberapa laporan penelitian ilmiah mengatakan terdapat sindroma

mulut terbakar dan terjadinya karies pada penderita diabetes mellitus.

Berdasarkan survei yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa pada penderita

diabetes mellitus, paling banyak ditemui adanya gingivitis dan periodontitis.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syukri di RSHAM mengenai

diabetes mellitus tipe II, penyakit periodontal lebih banyak dijumpai yaitu sebesar

85%, gingivitis sebesar 42,35% dan untuk kandiasis pada penderita diabetes

mellitus tipe II yang tidak terkontrol lebih banyak dijumpai yaitu sebesar 50%.

Menurut Indian Dental Jurnal, didapati penderita diabetes mellitus tipe II dengan

periodontitis ternyata berhubungan dengan peningkatan konsentrasi

imunoglobulin dalam jaringan gingiva. Dalam penelitian Carmen dkk

disimpulkan, gangguan biokimia saliva penderita diabetes mellitus tipe II

ternyata berhubungan dengan perubahan struktural pada kelenjar parotis.

Penyakit periodontal merupakan penyakit multi faktorial dengan penyebab

utama bakteri gram negatif anaerob serta adanya gangguan kelainan sistemik dan

kelainan imunologi. Periodontitis merupakan salah satu manifestasi dari diabetes

2

Page 3: Referat Diabetes Melitus

mellitus dengan gejala adanya poket periodontal, gigi goyang dan resorpsi tulang.

Dilaporkan pula bahwa pada penderita diabetes mellitus tipe 2 teregulasi jelek

mempunyai keparahan penyakit periodontal lebih tinggi dibandingkan diabetes

mellitus regulasi baik .

Sebagaimana kita ketahui, diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang

harus diwaspadai oleh masyarakat umum, dokter gigi, dan dental hygienist.

Tercatat pada tahun 2005 diperkirakan pasien diabetes mellitus mencapai 12 juta

penderita, prevalensinya semakin tinggi bila umur dan populasinya telah

mengalami proses penuaan. Maka tenaga kesehatan memainkan peranan penting

terhadap manajemen pasien diabetes mellitus.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penting untuk diketahui:

Bagaimanakah manifestasi di rongga mulut penyakit diabetes mellitus tipe II

dengan resiko tinggi?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah:

Menjelaskan manifestasi di rongga mulut penyakit diabetes mellitus tipe II

dengan resiko tinggi.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penulisan referat ini:

a) Informasi yang diperoleh akan menambah pengetahuan tenaga kesehatan,

terutama kedokteran gigi.

b) Maka dokter gigi maupun dokter penyakit dalam yang merawatnya dapat

merencanakan perawatan penyakit mulut tersebut bersama.

c) Agar tenaga kesehatan dapat melakukan edukasi pada masyarakat bahwa

penyakit diabetes mellitus dapat terjadi pada siapa saja serta kesehatan

dan kebersihan mulut sangat berperanan untuk mencegah terjadinya

komplikasi diabetes mellitus.

3

Page 4: Referat Diabetes Melitus

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh di mana

hormon insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang

diproduksi oleh kelenjar pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar gula

dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi.

Jumlah penderita Diabetes Mellitus atau yang biasa dikenal oleh

masyarakat awam sebagai penyakit kencing manis semakin meningkat tiap

tahunnya. Dari data yang dilansir WHO, Indonesia menempati urutan keempat

dalam urutan negara-negara yang memiliki jumlah penderita diabetes terbanyak di

dunia. 

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik sebagai akibat kurangnya

insulin di dalam tubuh sehingga glukosa darah diatas normal hampir sepanjang

waktu, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai gejala klinis

akut 3P (poliuria, polidipsi, polifagia ) atau kadang – kadang tanpa gejala.

Hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas (terletak pada lekukan

usus dua belas jari ) penting untuk menjaga keseimbanagan kadar gula / glukosa

darah antara 60 – 100 mg/dl pada waktu puasa dan kadar gula darah dua jam

sesudah makan sekitar 100 – 140 mg /dl. Apabila terdapat gangguan kerja insulin

baik kualitas maupun kuantitias, maka keseimbangan tersebut menjadi terganggu

dan glukosa darah akan cenderung naik menjadi 4 kali lipat.

B. Mekanisme terjadinya diabetes mellitus

Penyebab terjadinya diabetes mellitus adalah ketidakmampuan sel β pulau

langerhans pada pankreas untuk memproduksi hormon insulin ( dalam jumlah

cukup ) yang mengakibatkan kuantitas dan kualitas insulin yang diproduksi tidak

sesuai dengan kebutuhan metabolisme glukosa.Bila terjadi cacat pada sel β

pankreas , maka insulin tidak dihasilkan secara normal, akibatnya sebagian besar

glukosa didalam darah tidak dapat masuk kedalam sel jaringan tubuh untuk proses

metabolisme, sehingga glukosa yang tertimbun didalam darah makin lama makin

bertambah banyak. Hal ini mengakibatkan kadar glukosa di dalam darah akan

4

Page 5: Referat Diabetes Melitus

berlebihan ( disebut hiperglikemia ) dan sel jaringan tubuh kekurangan glukosa,

karena glukosa darah berlebihan maka sebagian glukosa akan dikeluarkan

bersama urin.

Atas dasar uraian diatas , maka yang disebut diabetes mellitus adalah

penyakit kronis yang biasanya herediter ( dapat menurun ) yang ditandai dengan

adanya glukosa didalam urin.

C. Klasifikasi diabetes mellitus

Klasifikasi diabetes mellitus berdasarkan PERKENI ( Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia ), sesuai dengan anjuran klasifikasi diabetes mellitus

yang dibuat oleh American Diabetes Assosiation (ADA) 1997, yang ditetapkan

berdasarkan penyebabnya :

1. Diabetes mellitus tipe 1

Adanya kerusakan sel β pankreas ( sel penghasil insulin ) pada pankreas ,

umumnya menjurus pada kekurangan insulin absolut / mutlak,

penyebabnya adalah : autoinmun dan idiopatik.Diabetes mellitus tipe 1

disebut insulin dependent diabetes ( IDDM-diabetes yang bergantung

pada insulin ).Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah .Diet

dan olahraga tidak dapat menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe

1.Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 ,memiliki kesehatan dan berat

badan yang baik saat penyakit ini mulai diderita.Selain itu sensitivitas

maupun respon tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita

diabetes tipe ini terutama pada tahap awal.

Penyebap terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1

adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta

pancreas.Reaksi autiomunitas ini dapat dipacu oleh adanya infeksi pada

tubuh.Saat ini diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan

insulin ,dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa

darah.Pengobatan dasar diabetes tipe 1,bahkan untuk tahap paling awal

sekalipun adalah penggantian insulin.Tanpa insulin,ketosis dan diabetic

ketoasidosis bias menyebapkan koma bahkan bisa mengakibatkan

5

Page 6: Referat Diabetes Melitus

kematian,penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup ( diet

dan olahraga ).

2. Diabetes mellitus tipe 2

penyebabnya bervariasi yang terutama adalah resistensi insulin ( jumlah

insulin banyak, tetapi tidak dapat berfungsi ) dapat juga disertai

kekurangan insulin relatif , gangguan produksi ( sekresi )

insulin.Diabetes mellitus tipe 2 disebut non insulin dependent diabetes

mellitus (NIDDM- Diabetes yang tidak bergantung pada insulin ) terjadi

karena kombinasi dari kecacatan dalam produksi insulin dan resistensi

terhadap insulin.

Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama adalah

berkurangnya sensitifitas terhadap insulin yang ditandai dengan

meningkatnya kadar insulin dalam darah.Pada tahap ini hiperglikemia

dapat diatasi dengan Obat Anti Diabetes yang dapat meningkatkan

sensitifitas terhadap terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa

dari hepar,namun semakin parah penyakit,sekresi insulin semakin

berkurang dan terapi dengan insulin terkadang dibutuhkan

3. Diabetes mellitus gestasional

Kondisi diabetes sementara yang dialami selama masa kehamilan.

Diabetes mellitus gestasional di defenisikan sebagai intoleransi glukosa

yang terjadi pada saat hamil.Dengan resiko tinggi pada umur lebih dari

30 tahun, obesitas, riwayat diabetes mellitus dalam keluarga, pernah

diabetes mellitus gestasional sebelumnya, pernah melahirkan anak besar

> 4000 gram,glukosuria.

Komplikasi yang sering ditemukan pada ibu antara lain adalah

preeklampsi,infeksi saluran kemih dan trauma persalinan akibat bayi

besar.Sedang komplikasi pada bayi anatara lain adalah hambatan

pertumbuhan janin,cacat bawaan dan gawat nafas neonatal

4. Diabetes tipe lain disebabkan bermacam – macam mis defek / cacat

genetik fungsi sel β , defek genetik kerja insulin, pankreatitis, dan obat /

zat kimia, infeksi.

6

Page 7: Referat Diabetes Melitus

D. Manifestasi oral diabetik

Segala manifestasi didalam rongga mulut yang meliputi saliva, lidah ,

mukosa , gingiva , periodontium dan gigi sebagai akibat dari diabetes meliitus

disebut Oral diabetik / Diabetik Oral manifestation.

Ciri utama manifestasi penyakit Diabetes Mellitus (DM) di rongga mulut

adalah adanya peradangan gusi yang berlebihan. Penderita DM yang tidak

terkontrol pada umumnya mudah mengalami luka atau perdarahan pada saat

menyikat gigi atau sedang menggunakan benang gigi. Hal ini disebabkan karena

pada penderita DM ditemukan pembengkakan lapisan epitel dari pembuluh darah

gusi yang dapat menghalangi difusi oksigen.

Selain itu, juga terjadi perubahan flora normal dari plak gigi yaitu berupa

peningkatan jumlah bakteri-bakteri patogen yang menyebabkan terjadinya

penyakit gusi (gingivitis / periodontitis). Penurunan fungsi dari salah satu sel

darah putih (Poly Morpho Nuclear cell / PMN) yang terjadi pada penderita DM

juga diperkirakan dapat memperparah penyakit gusi yang ada.

Selain penyakit gusi, DM juga menyebabkan bau mulut (acetone breath),

penurunan produksi liur (xerostomia) sehingga mulut menjadi kering, pembesaran

kelenjar liur (sialosis), dan adanya pertumbuhan jamur di rongga mulut

(Candidiasis).

Perubahan – perubahan patologis yang dapat dijumpai dalam mulut

penderita diabetes mellitus adalah pada penderita diabetes mellitus yang tidak

terawat dengan baik seringkali timbul hiposalivasi atau sekresi ludah berkurang.

Ludah menjadi lebih kental dan mulut terasa kering yang disebut xerostomia

diabetik. Selain karena perubahan pada kelenjar parotis , xerostomia diabetik ini

juga disebabkan karena poliuria yang berat. Efek xerostomia diabetik antara lain

adalah meningkatnya prevalensi karies dan memudahkan timbulnya infeksi

didalan rongga mulut.

Lidah penderita diabetes mellitus terasa tebal , kadang – kadang terasa

kering seperti terbakar atau timbul ganngguan pengecapan pada lidah, sehingga

mengganggu nafsu makan penderita diabetes mellitus. Lidah tampak membesar ,

hiperemi, otot lidah lebih lunak. Mukosa rongga mulut tampak merah tua. Mukosa

7

Page 8: Referat Diabetes Melitus

mulut terasa terbakar atau parestesia akibat nueropati diabetik, mudah timbul

kandidiasis dan liken planus karena resistensi terhadap infeksi menurun.

Oral Manifestasi dari DM:

1. Pada Uncontrolled DM

a. cheilosis (luka di sudut bibir)

b. Bibir kering dan pecah-pecah

c. Rasa panas dan terbakar pada oral mucosa (burning sensation)

d. Penurunan aliran saliva, saliva kental sehingga mulut terasa kering

e. Perubahan flora bakteri di rongga mulut

Candida albicans ( jika gula tinggi, maka pertumbuhan jamur

tinggi)

Hemolytic streptococcus

Staphylococcus

f. Perubahan pola erupsi

g. Gigi sensitif terhadap perkusi

h. Pada koronanya emailnya ada bercak-bercak putih karena ada

hipoplasi enamel

i. Insidens kariesnya tinggi

j. Pada penderita yang parah mulutnya akan tercium bau aseton

2. Pada controlled DM

Respon jaringan normal, hampir semua normal

E. Kelainan yang terjadi pada jaringan periodontal

Penyakit periodontal memang tidak populer, jarang diperbincangkan,tapi

perlu diketahui karena merupakan salah satu penyakit dalam rongga mulut yang

sering terjadi. Penyakit ini mengena jaringan gusi dan penyanggah gigi lainnya.

Yang termasuk penyanggah gigi adalah gusi, serat perekat gigi dan tulang di

sekitar gigi.

Penyakit periodontal merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada

orang dewasa yang disebabkan infeksi bakteri dan menimbulkan kerusakan gusi,

serat perekat dan tulang di sekitar gigi. Penyebab utamanya adalah plak.

8

Page 9: Referat Diabetes Melitus

Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Kunjungan berkala ke dokter gigi sangat

berarti untuk mendapatkan diagnosa dini dan perawatan penyakit periodontal.

Kira-kira 15% orang dewasa usia 21 – 50 tahun dan 30% usia di atas 50 tahun

mengalami penyakit ini.

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas

dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan

ini sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan

perawatan penyakit periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah.

Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan

periodontitis.

Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan

tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan

berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi.

Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila

dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur.

Periodontitis menunjukkan peradangan sudah sampai ke jaringan

pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible

dan biasanya dijumpai antara usia 30-40 tahun. Apabila tidak dirawat dapat

menyebabkan kehilangan gigi. Apabila sampai terjadi kehilangan gigi ini

menunjukkan kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di rongga mulut

9

Page 10: Referat Diabetes Melitus

sampai seumur hidup yang merupakan tujuan dari pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut.

Berbagai gangguan kualitas hidup yang berhubungan dengan kese-hatan

gigi dapat terjadi pada penderita antara lain keterbatasan fungsi seperti nafas bau,

sulit mengunyah; rasa sakit dan disabilitas fisik seperti tidak bisa menyikat gigi

dengan baik.

Etiologi penyakit periodontal terbagi 2 :

1. Etiologi Lokal

Terbagi menjadi :

a. Iritasi

Menyebabkan jaringan mengalami peradangan karena adanya iritan

Inisiasi : penyebab utama. Co: plak bakteri

Predisposisi : Faktor pendukung yang mempermudah terjadinya

pengumpulan plak. Contoh: kalkulus, overhanging margin, ortho,

caries, impaksi makanan.

b. Fungsional

Menyebabkan jaringan mengalami degenerasi/degeneratif jaringan.

Yaitu kondisi-kondisi yang menyebabkan trauma oklusi (trauma from

occlusion) Kerusakan di bagian jaringan perio di bagian attachment

apparatus (ligamentum perio, tulang alveolar) oleh karena gaya-gaya

yang melampaui adaptasi jaringan.

2. Etiologi sistemik

Terbagi :

a. Modifying Primer

Tanpa adanya iritasi lokal dapat menyebabkan pembesaran gingiva

(gingiva enlargement). Misalnya pada orang yang diterapi obat-obat

hipertensi atau dilantin dapat terjadi pembesaran gingiva walaupun

sebenarnya oral hygienenya baik (tanpa iritasi)

Dapat juga disebabkan karena keturunan.

b. Modifying sekunder

Harus terdapat iritasi lokal baru bisa terjadi pembesaran gingival.

10

Page 11: Referat Diabetes Melitus

Berikut ini adalah penjelasan mengenai  jaringan periodontal yang

sehat dan tahap-tahap perkembangan penyakit periodontal :

1. Gusi yang sehat

Tanda-tanda gusi yang sehat adalah berwarna merah muda,

lembut dan kenyal, bertekstur seperti kulit jeruk, bentuknya

mengikuti kontur gigi dan tepinya berbentuk seperti kulit kerang

serta tidak ada perdarahan pada saat penyikatan gigi

2. Gingivitis (peradangan pada gusi)

Gingivitis umumnya ditandai dengan penumpukan plak di

sepanjang tepi gusi, gusi yang terasa sakit, mudah berdarah, lunak

dan bengkak. Selain itu seringkali terjadi perdarahan pada waktu

menyikat gigi atau menggunakan benang gigi

Gingivitis dapat dicegah dan disembuhkan melalui penyikatan

gigi dan pembersihan sela gigi yang baik. Sebaliknya, bila

hygiene mulut jelek, gingivitis akan berkembang menjadi

periodontitis.

3. Periodontitis awal

Pada tahap ini mulai terjadi kerusakan tulang penyanggah gigi.

Kerusakan ini disebabkan oleh desakan karang gigi yang terus

tumbuh ke arah ujung akar gigi, akibatnya perlekatan jaringan

penyanggah gigi dengan gigi menjadi rusak. Kerusakan yang

terjadi menyebabkan menurunnya ketinggian tulang penyanggah

gigi. Kerusakan ini tidak dapat dipulihkan, tapi penjalarannya

dapat dihentikan membersihkan karang gigi dan mengangkat

jaringan yang mati.

Kadang-kadang, meskipun tulang penyanggah gigi sudah

menurun ketinggiannya, tinggi gusi tidak berubah. Akibatnya

terbentuk kantong yang mengelilingi gigi, disebut sebagai

periodontal pocket. Kantong ini akan menjadi tempat

menumpuknya sisa makanan dan menjadi tempat yang nyaman

bagi kuman-kuman untuk hidup.

11

Page 12: Referat Diabetes Melitus

Tanda – tanda periodontitis awal seperti tanda-tanda gingivitis

(nomor 1), ditambahkeadaan gusi yang kemerahan dan bengkak

serta terdorong menjauhi gigi. Sedangkan periodontal pocket

yang sedang meradang akan terasa gatal dan terasa nyaman bila

melakukan gerakan menghisap.

4. Periodontitis lanjut

Tanda-tanda Periodontitis tingkat lanjut adalah terjadi perubahan

cara menggigit, perubahan kecekatan gigi palsu karena

berkurangnya dukungan tulang penyanggah gigi. Akibat

pengurangan tinggi tulang penyanggah gigi, akar gigi terbuka,

sehingga sensitif terhadap panas atau dingin atau rasa sakit ketika

menyikat. Peradangan pada jaringan periodontal seringkali

ditandai dengan keluarnya nanah di antara gigi dan gusi bila gusi

ditekan, bau mulut dan rasa gatal pada gusi. Berkurangnya

dukungan jaringan penyanggah akan menyebabkan gigi akan

goyang bahkan tanggal.

Beberapa keadaan medis yang bisa mempermudah terjadinya periodontitis:

Diabetes melitus

Sindroma Down

Penyakit Crohn

Kekurangan sel darah

putih

AIDS.

Penelitian mengenai hubungan diabetes mellitus dengan adanya

kelainan pada jaringan periodontal sudah sering dilakukan, tetapi belum

didapatkan kesatuan pendapat mengenai hubungan tersebut. Penderita

diabetes mellitus tidak terkontrol dijumpai adanya peradangan gingival

mulai dari gingivitis marginalis sampai periodontitis supuratif akut, gigi

goyang , rasa sakit pada perkusi gigi, resorpsi tulang alveolar yang cepat

dan abses gingival multiple.

Sedang pada penderita diabetes terkontrol didapatkan bahwa gejala

– gejala tersebut menurun keparahannya dan bahkan ada kalanya hilang

sama sekali. Penderita diabetes terkontrol menunjukkan resorpsi tulang

alveolar yang lebih lambat dibandingkan penderita diabetes yang tidak

12

Page 13: Referat Diabetes Melitus

terkontrol. Resorbsi tersebut ada hubungannya dengan lamanya seseorang

menderita diabetes. Penderita diabetes dijumpai peningkatan keparahan

penyakit periodontal. Penyakit tersebut juga dipengaruhi oleh adanya

peningkatan iritasi lkal pada gingival, pada penderita diabetes dijumpai

adanya peningkatan prevalensi dan keparahan penyakit periodonta.

Peradangan gingival yang sangat parah , poket periodontal yang dalam dan

abses periodontal sering terjadi pada penderita diabetes mellitus.

Selain itu juga gingiva tampak merah tua, turun , dan agak nyeri

bila ditekan bahkan kadang terdapat nanah pada marginal gingival dan

interdental papil karena adanya infeksi rekuren. Supurasi gingiva ini dapat

ditemukan secara palpasi yang dilaksanakan dengan halus dan pelan.

Akibat gingiva turun, maka gigi penderita diabetes mellitus tampak

menonjol keluar dari soket.

Menurunnya resistensi gingiva pada oral diabetik ini antara lain

disebabkan oleh karena perubahan komposisi kolagen pada jaringan ikat

gingiva. Pada jaringan periodontal, periodontium merupakan tempat

manifestasi oral dibetik yang paling penting dan prevalensinya nomor dua

sesudah karies. Sejak sebelum tahun 1920 dilaporkan bahwa hampir

semua penderita Diabetes mellitus yang tidak terkontrol disertai radang

periodontioum yang berat dengan gingivitis dan resorbsi prosesus

alveolaris yang disertai dengan adanya pus. Prevalensi penyakit

periodontal pada diabetes mellitus selain lebih tinggi, juga lebih berat dan

berjalan lebih cepat dibandingkan dengan penderita non diabetes. Penyakit

periodontal biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang progresif dan

kronik.

Terutama pada penderita diabetes mellitus dengan kebersihan

mulut yang jelek, bakteri gram negatif dan aerobik akan membentuk plak,

apabila plak ini tidak segera dihilangkan akan terus menyebar ke jaringan

periodontal dan prosesus alveolaris. Apabila keadaan ini tidak dirawat

terjadilah periodontitis diabetik yang manifestasinya klininiknya dapat

berupa mobilitas, migrasi dan lepasnya gigi disertai dengan keroposnya

tulang alveolaris.

13

Page 14: Referat Diabetes Melitus

Sehubungan dengan adanya periodontopati diabetika terjadi peningkatan

prevalensi destruksi, mobilitas gigi dan lepasnya gigi ataupun kalkulus.

Kalkulus subgingiva merupakan salah satu faktor yang dapat merusak

jaringan periodontium . Mobilitasgigi pada diabetes mellitus tidak selalu

merupakan indikasi untuk ekstraksi gigi.

F. Mekanisme terjadinya penyakit periodontal pada penderita DM

Setelah etiologi penyakit periodontal pada penderita dengan

penyakit diabetes mellitus dievaluasi, ternyata penyakit diabetes mellitus

berpengaruh aktif terhadap kerusakan jaringan. Oleh karena itu perlu

diketahui sifat penyakit diabetes tersebut terhadap struktur periodontal dan

tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah berbagai perubahan

yang merugikan. Pada penderita diabetes mellitus dengan kelainan

periodontal selalu diikuti dengan factor iritasi lokal. Disebutkan bahwa

diabetes mellitus merupakan factor predisposisi yang dapat mempercepat

kerusakan jaringan periodontal yang dimulai oleh agen microbial,

perubahan vaskuler pada penderita diabetes dapat mengenai pembuluh

darah besar dan kecil.

Perubahan pada pembuluh darah kecil dapat dijumpai pada arteriol,

kapiler dan venula pada bermacam – macam organ serta jaringan. Akibat

adanya angiopati pada penderita diabetes mellitus , pada jaringan

periodontal akan mengalami kekurangan suplai darah dan terjadi

kekurangan oksigen, akibatnya akan terjadi kerusakan jaringan

periodontal. Selanjutnya akibat kekurangan oksigen pertumbuhan bakteri

anaerob akan meningkat. Dengan adanya infeksi bakteri anaerob pada

diabetes mellitus akan menyebabkan pertahanan dan perfusi jaringan

menurun dan mengakibatkan hipoksia jaringan sehingga bakteri anaerob

yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang dan lebih

pathogen serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal. Pada

neuropati diabetes mellitus yang mengenai syaraf otonom yang

menginervasi kelenjar saliva, akan mengakibatkan produksi saliva

berkurang dan terjadi xerostom

14

Page 15: Referat Diabetes Melitus

Menurunnya kepadatan tulang seringkali mempunyai kaitan

dengan diabetes mellitus. Sehubungan dengan kejadian ini, perlu diketahui

bahwa insulin dan regulasi diabetes mellitus mempunyai pengaruh pada

metabolisme tulang, antara lain insulin meningkatkan uptake asam amino

dan sintesis kolagen oleh sel tulang, yang penting untuk formasi tulang

oleh osteoblast. Regulasi jelek diabetes mellitus menyebabkan

hipokalsemia yang akan menimbulkan peningkatan hormon paratiroid

(resorbsi tulang akan meningkat) regulasi jelek diabetes mellitus juga

mengganggu metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan menurunnya

absorbsi kalsium di usus. Selain itu juga akan merangsang makrofag untuk

sintesis beberapa sitokin yang akan meningkatkanresorbsi tulang. Semua

pengaruh diabetes mellitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya

hubungan antara diabetes mellitus dengan penurunan kepadatan tulang.

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang sangat

berpengaruh terhadap kesehatan jaringan periodontal. Ada beberapa hal

yang terjadi pada pasien diabetes sehingga penyakit ini cenderung untuk

memperparah kesehatan dari jaringan periodontal :

Bacterial Pathogens

Kandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah

pada pasien diabetes dapat mengubah lingkungan dari mikroflora, meliputi

perubahan kualitatif bakteri yang berpengaruh terhadap keparahan dari

penyakit periodontal.

Polymorphonuclear Leukocyte Function

Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. Hal ini

dihipotesiskan sebagai akibat dari polymorphonuclear leukocyte

deficiencies yang menyebabkan gangguan chemotaxis, adherence, dan

defek phagocytosis.

Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula gangguan

pada fungsi PMN (polymorphonuclear leukocytes) dan

monocytes/macrophage yang berperan sebagai pertahanan terhadap bakteri

patogen.

15

Page 16: Referat Diabetes Melitus

Altered Collagen Metabolism

Pada pasien diabetes yang tidak terkontrol yang mengalami

hiperglikemi kronis terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, dimana

terjadi peningkatan aktivitas collagenase dan penurunan collagen

synthesis.

Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah

mengalami kerusakan akibat infeksi periodontal. Hal ini mempengaruhi

integritas jaringan tersebut.

G. Pengaruh glukosa terhadap jaringan periodontal

Pada diabetes mellitus dapat timbul sejumlah komplikasi yang

disebabkan kadar glukosa darah tinggi ( hiperglikemia ). Beberapa protein

tubuh pada diabetes mellitus dengan hiperglikemia akan mengalami

glikosilasi, dengan akibat meningkatnya jumlah IgG terglikasi. Pada

keadaan hiperglikemia dan mengalami glikosilasi akan menurunkan

afinitas antibody IgG terhadap antigen, sehingga penderita diabetes

mellitus mudah terserang infeksi . Dilaporkan bahwa ada korelasi antara

kadar glukosa darah dengan prevalensi keparahan keradangan gingival ,

periodontal , resorbsi tulang alveolar dan kedlaman poket.

16

Page 17: Referat Diabetes Melitus

Resistensi jaringan gigngiva dan jaringan peridontal penderita

diabetes mellitus menurun , disebabkan karena adanya perubahan

komposisi kolagen, regulasi diabetes mellitus dan hygiene mulut.

Penelitian dentin akibat diet tinggi sukrosse melaporkan bahwa

sucrose dapat mengurangi pembentukan dentin termasuk perputaran

metabolisme kalsium. Oleh karena itu sucrose dapat menyebabkan

perubahan pada metabolisme kalsium juga dapat berpengaruh pada

pembentukan mineral lain di jaringan , dentin , karena komposisi tulang

dan dentin serta proses pembentukan sangat mirip. Lebih lanjut dilaporkan

dengan berkurangnya beberapa mineral seperti keselurhan isi mineral

dalam dentin sebagai akibat tingginya kadar sucrose pada gigi molar tikus

percobaan.

Diet yang kaya sucrose dapat menyebabkan hiperinsulinemia,

insulin resistance dan peningkatan glukosa plasma. Beberapa pengurangan

pembentukan dentin juga ditemikan pada kelompok pembanding diet

sucrose. Dan didapatkan perbedaan ukuran dari ketebalan pembentukan

dentin selama penelitian. Respon dari dalam ini dapat berubah oleh karena

sucrose selama terjadinya proses kariogenik. Pembentukan dentin selama

periode penelitian adalah dentin primer . oleh karena itu pengaturan dari

dentinogenesis oleh tes diet menunjukkan adanya hasil. Pembentukan

dentin primer menjadi lebih lambat oleh karena efek racun dari

metabolisme bakteri selama proses karies lesi pada dentin , trauma atau

menghalangi fungsi normal dari odontoblast.

H. Infeksi dan kesulitan regenerasi pada penderita diabetes

Penyakit diabetes mellitus sangat erat hubungannya dengan

turunnya kekebalan tubuh terhadap suatu infeksi. Pada penderita diabetes

mellitus kadar glukosa dalam darah tinggi, sehingga merupakan media

yang cocok bagi perkembangan kuman pada daerah luka tersebut7.Dalam

susunan darah , kapasitas fagositosis berkurang yang menyebabkan tidak

efisiennya pembunuhan kuman sehingga penderita mudah terserang

infeksi yang serius. Pada dasarnya penderita diabetes mellitus lebih mudah

17

Page 18: Referat Diabetes Melitus

mengalami infeksi , sehingga tindakan sekecil apapun yang melukai organ

atau jaringan dapat menimbulkan resiko infeksi. Hal ini diakibatkan oleh

ganngguan terhadap mekanisme pertahanan imun.

Beberapa faktor yang memudahkan terjadinya infeksi :

1. Faktor metabolik :

o Glikogen dihati menurun

o Dehidrasi sering terjadi pada penderita diabetes mellitus sebagai

akibat dari hiperglikemia dan poliurea.

2. Faktor imunologik :

Sifat fagositosis dari leukosit menurun.

Pembentukan antibodi menurun

Turunnya daya tahan tubuh.

3. Faktor angiopati diabetika

Mikroangiopati –diabetika , yaitu : angiopati yang terjadi pada

kapiler dan arteriol. Disfungsi endotel dan agregasi trombosit yang

meningkat merupakan penyebabnya

Makroangiopati –diabetika, yaitu : penebalan basement membrane,

pengendapan fibrin pada dinding pembuluh darah dan

hilangnyaelastisitas dinding arteri, karena terjadinya proses

sclerosis pada arteriolnya, sehingga terjadi penyempitan pembuluh

darah arteriol.Elastisitas pembuluh darah hilang dan penebalan

berupa priliferasi , hialinisasi menyebabkan pembulu darah menjadi

kaku dan mudah pecah, timbullah kebocoran. Kebocoran ini

mengakibatkan keluarnya protein dan butir – butir darah yang

berakibat menurunnya pertahanan jaringan setempat karena

keluarnya butir – butir darah seperti lekosit dan berkurangnya

pasokan nutrisi dan oksigen ke jaringan sehingga menghambat

penyembuhan luka.

4. Faktor neuropati-diabetika

Menyebabkan turunnya reflek saraf otonom , sensorik dan motorik,

sehingga timbul rasa parestesi, panas mukosa mulut kering dan gerak –

gerak otot jadi lamban. Kesulitan regenerasi dan mudahnya infeksi pada

18

Page 19: Referat Diabetes Melitus

penderita dibetes mellitus disebabkan terjadinya kelainan pada membrane

basalis, antara lain: berkurangnya multiplikasi fibroblast, menurunnya

kapasitas sintesa kolagen, meningkatnya kadar glikoprotein di membran

basalis ,turunnya kadar GAG ( glycoaminoglycans) di membrane basalis

yang penting untuk mengatur metabolisme lipoprotein dan karena

kadarnya menurun maka akanmudah timbul pengendapan lipoprotein di

jaringan. Berkurangnya multiplikasi fibroblast mengakibatkan

terhambatnya jaringan granulasi dan menurunnya kemampuan daya

regenerasi jaringan.

G. Komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus dalam rongga mulut sangat kompleks

melibatkan banyak struktur dari gigi sampai kelenjar ludah yang disebut

oral diabetic meliputi saliva, lidah , mukosa , gingival , periodontium dan

gigi sebagai akibat dari diabetes mellitus. Perubahan – perubahan patoligis

yang dapat dijumpai dalam mulut penderita diabetes mellitus adalah

sebagai berikut : hiposaliva sehingga ludah mudah kental , mulut kering

(xerostomia) , prevalensi karies meningkat dan mudah timbul infeksi

didalam rongga mulut

Lidah terasa tebal / hiperemi, hingga timbul ganngguan

pengecapan pada lidah. Mukosa mulut terasa terbakar dan mudah timbul

kandidiasis dan liken planus.. Gingiva turun terasa nyeri bila ditekan

bahkan kadang terdapat nanah. Akibat gingival turun , maka gigi penderita

diabetes mellitus tampak menonjol keluar dari soket. Menurunnya

resistensi gingival pada oral diabetic ini antara lain disebabkan oleh karena

perubahan kolagen pada jaringan ikat gingiva.

Pada jaringan periodontal terjadi radang periodontal disertai

dengan keroposnya tulang alveolaris. Penyakit periodontal biasanya

disebabkan oleh infeksi bakteri yang progresif dan kronik. Terutama pada

penderita diabetes mellitus dengan kebersihan mulut yang jelek , bakteri

gram negative dan anaerobic akan membentuk plak, apabila ini tidak

segera dihilangkan akan terus menyebar ke jaringan periodontal dan terus

19

Page 20: Referat Diabetes Melitus

menuju ke akar gigi yang mengakibatkan meningkatnya mobilitas,

lepasnya gigi.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Diabetes mellitus yang dikenal dengan istilah kencing manis

merupakan penyakit yang disebabkan kurangnya insulin didalam tubuh

sehingga terjadi ganngguan primer berupa ganngguan metabolisme

glukosa yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah

melebihi nilai normal.

Penderita Diabetes Mellitus rentan terhadap masalah-masalah

dalam rongga mulut seperti:

Mulut kering (xerostomia).

Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air

liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di

mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan

20

Page 21: Referat Diabetes Melitus

kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan

menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya

ulserasi (luka), infeksi, dan lubang gigi.

Radang gusi (gingivitis) dan radang jaringan periodontal (periodontitis).

Selain ,merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah

menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan

produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan

kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis

adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jadi infeksi bakteri

pada penderita diabetes lebih berat.

Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat

periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan

faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya jaringan

periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak,

dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit

periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak

menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya

gigi pada orang dewasa.

Luka sukar sembuh.

Diabetes yang tidak terkontrol  membuat penyembuhan luka pada

penderita diabetes lebih lama dan lebih sulit daripada orang normal, karena

adanya gangguan aliran darah ke tempat terjadinya luka.

Oral thrush.

Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi

infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah.

Apalagi penderita diabetes yang merokok, resiko terjadinya infeksi jamur

jauh lebih besar.

Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai kesehatan gigi dan mulut

pada penderita diabetes adalah :

21

Page 22: Referat Diabetes Melitus

Jaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah normal,

terutama dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.

Jaga kebersihan gigi dan mulut sebaik mungkin, agar memperkecil resiko

terjadinya karies, gingivitis, ataupun periodontitis. Masalah yang terjadi di

rongga mulut penderita diabetes dapat mengarah ke penyakit lain.

Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke

dokter gigi, terutama bila hendak mencabut gigi. Seperti yang telah

dijelaskan di atas, luka pada penderita diabetes sukar sembuh. Ini termasuk

juga luka setelah pencabutan gigi. Selain itu juga ada resiko terjadinya

infeksi sekunder dan pendarahan yang cukup banyak setelah tindakan oleh

dokter gigi. Oleh karena itu dokter gigi akan memberikan tindakan

premedikasi bila dipandang perlu, sebelum melakukan tindakan perawatan

pada penderita diabetes.

Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar

gula darah sedang tinggi. Normalkan dahulu kadar gula darah, baru

kunjungi dokter gigi kembali.

Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau  kawat orthodontik perlu

mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan

sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan

kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak

terjaga

DAFTAR PUSTAKA

1. Brian L.Mealey and Thomas W.Oates : Diabetes Mellitus and Periodontal

Disease : J Periodontal .August. 2006 : 8 .19 – 1

2. Carranza FA , et al . 2006 : Clinical Periodontology , 10th. Philadelphia,

W.B. Saunders Co.Ltd: pp 309 -41, 391, 461-65,654-65.

3. Cohen DW.1990. Diabetes Mellitus and Periodontal Disease. J Periodontal

41: hlm 709.

4. Donoseputro M.2003. Kumpulan makalah Basic Mol Biology course on

Mitochondrial. Hlm.1-7

22

Page 23: Referat Diabetes Melitus

5. Ganong WF.1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-17 .Penerjemah:

Widjajakusuma D. Jakarta,EGC Penerbit Buku Kedokteran :hlm 183-6,328-

37,349-50,485.

6. Guyton A.1996. Fisiologi Kedokteran .Eke -9. Penerjemah : Setiawan I.

Jakarta,EGC .Penerbit Buku Kedokteran ; hlm. 841 – 5,1221-34.

7. Jones JH, Mason DK. 1980. Oral Manifestation of Sistemic Disease. Ed. 8.

London W.B. Saunders Co. Ltd; pp 331 -13.

8. Marwati E.1992. Infeksi Jaringan Lunak mulut pada Penderita Diabetes

Mellitus . Majalah Ilmu Kedokteran Gigi FKG USAKTI .No 11 hlm.76-81.

9. Tjokroprawiro A 1998. Diabetes Mellitus dan Macam – macam Diit Diabetes

Mellitus B, B1,B2,B3 .Edisi ke -10 Surabaya, Airlangga University Press:

hlm.1-9,15-6.

10. Tjokroprawiro A 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Edisi ke-3 Jakarta,

Gaya Baru: hlm.606-7.

11. Tjokroprawiro A 2000 Diabetes mellitus klasifikasi, Diagnosis, terapi. Edisi

ke-3 Jakarta,PT.Gramedia Pustaka Utama : hlm 8,65-66.

23