dakwah khalifah ali dalam konteks politik 36-41 h

22
DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK (36-41 H) Ita Ristiana A. PENDAHULUAN Dibandingkan dengan masa khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman, masa All bin Abi Thalib adalah masa paling berat dan sulit. Pada masa Abu Bakar dan Umar para sahabat senior masih banyak, mereka mengerti dan menghayati betul ajaran dan teladan yang ditinggalkan Rasulullah. Sedangkan pada masa Usman unsur-unsur luar mulai masuk dan para sahabat yang ada adalah para sahabat yang baru masuk Islam setelah Rasulullah wafat. 1 Masa Ali tidak sama dengan masa Abu Bakar yang meninggal secara wajar dalam suasana yang tenang ketika kemudian digantikan oleh Umar. Kesulitan Abu Bakar dalam menghadapi orang-orang yang tidak mau membayarzakatdan orang- orang murtad dibantu oleh para sahabat sehingga masalahnya cepat dapat diselesaikan. Begitupun walaupun Umar meninggal karena dibunuh pembunuhnya bukan sesama muslim, tidak dalam suasana kacau dan pembunuhnyapun jelas diketahui. Lain halnya dengan Ali ketika menggantikan Usman yang dibunuh oleh sesama muslim dalam suasana revolisi sosial tanpa diketahui siapa pembunuhnya. 2 Semua itulah yang kemudian menyebabkan perubahan pola pikir masyarakat pada waktu itu. Di satu sisi kualitas keagamaan mereka semakin JTJRNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 163

Upload: ngodat

Post on 14-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

DAKWAH KHALIFAH ALIDALAM KONTEKS POLITIK (36-41 H)

Ita Ristiana

A. PENDAHULUANDibandingkan dengan masa

khalifah Abu Bakar, Umar danUsman, masa All bin Abi Thalibadalah masa paling berat dan sulit.Pada masa Abu Bakar dan Umar parasahabat senior masih banyak, merekamengerti dan menghayati betul ajarandan teladan yang ditinggalkanRasulullah. Sedangkan pada masaUsman unsur-unsur luar mulai masukdan para sahabat yang ada adalahpara sahabat yang baru masuk Islamsetelah Rasulullah wafat.1

Masa Ali tidak sama denganmasa Abu Bakar yang meninggalsecara wajar dalam suasana yangtenang ketika kemudian digantikan

oleh Umar. Kesulitan Abu Bakardalam menghadapi orang-orang yangtidak mau membayarzakatdan orang-orang murtad dibantu oleh parasahabat sehingga masalahnya cepatdapat diselesaikan. Begitupunwalaupun Umar meninggal karenadibunuh pembunuhnya bukansesama muslim, tidak dalam suasanakacau dan pembunuhnyapun jelasdiketahui. Lain halnya dengan Aliketika menggantikan Usman yangdibunuh oleh sesama muslim dalamsuasana revolisi sosial tanpa diketahuisiapa pembunuhnya.2 Semua itulahyang kemudian menyebabkanperubahan pola pikir masyarakatpada waktu itu. Di satu sisi kualitaskeagamaan mereka semakin

JTJRNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 163

Page 2: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Ristiana: Dakwah Kljalijah Ali dalam Konteks Politik (36-41 H.)

menurun sementara di sisi lainkondisi politik menuntut merekauntuk tetap berpegang teguh padanilai-nilai Islam.

Sebagian besar perpecahandalam Islam disebabkan oleh soal-soal politik dan dinasti sertaperselisihan suku dan rasa cemburukabilah Qurays yang lain terhadapkeluarga Hasyim.3 Untuk pertamakalinya dalam sejarah Islam, persa-tuan yang dibina oleh Rasulullah,pada masa pemerintahan Alipersatuan itu hancur berantakan.Permusuhan kabilah dengan kabilahdan peperangan saudara antara suatukaum dengan kaum lainnya yangterjadi pada jaman jahiliyah duluhidup kembali dengan dahsyatnyapada masa Ali.4

B. SUASANA POLFTIK SEPUTARPENGANGKATAN KHAUFAH ALI

Ketika Ali menjadi khalifah,kondisi sangat genting, masyarakatpada waktu itu terbagi dua kelompok,kelompok yang mendukung Ali dankelompok yang mendukungMuawiyah. Kelompok Muawiyahyang berada di Syam dan daerahsekitarnya adalah para pendukungsistem sosial yang berlaku dan orang-orang yang ingin mempertahankanstatus quo. Sementara itu kelompokAli yang berada di seluruh jazirahArab tidak setuju dengan sistem

tersebut dan ingin mengadakanperubahan.5

Masa kekhalifahan Ali adalahmasa transisi antara kekhalifahan dankerajaan. Setelah Usman wafat,masyarakat terbagi dua kubu, yaitukubu yang mendukung kekhalifahandan kubu yang mendukung kerajaan.Keduanya merupakan dua kekuatanyang saling bertentangan yangmasing-masing hendak mengalahkanlawannya. Kebanyakan masyarakatmendukung sistem kerajaan,sedangkan sistem kekhalifahan hanyadidukung oleh sisa-sisa pemerintahanmasa Nabi.6 Kelompok pertamaadalah kelompok yang menyimpangdari jalan yang benar, merekamenjual keyakinan mereka demikekayaan dunia dan kesenangannya.Kelompok kedua terdiri dari orang-orang yang shaleh yang merupakantumpuan masyarakat. Merekamenuntut seorang penguasa yangjujur dan mencegah mereka menjarahharta baitul mal walaupun is tidakmemberi kekayaan pada mereka.7

Penyebab kekacauan padamasa Ali pada mulanya adalahmasalah fenomena sosial yang tidakterjadi pada masa khalifah-khalifahsebelumnya, permasalahan sosial inikemudian berkembang menjadipermasalahan politik yangberkepanjangan.8 Sumber daya alamyang terbatas yang menyebabkan

164 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 3: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Rjsfiana: Dakn-ab KhalifahAli dalam Konteks Politik (36-41 H)

ketergantungan pada pihak lainmempengaruhi pemerintahan AH.Hal ini berbeda dengan Muawiyahyang memiliki sumber daya alamyang sangat melimpah sehinggadapat dimanfaatkan dalampemerintahannya.9

Di sisi lain terdapat perbedaanpersepsi antara Ali dan Muawiyahtentang Syiria. Muawiyah mengingin-kan perlakuan yang berbeda terhadaporang-orang Syiria, sementara AHtidak melihat alasan apapun atasorang-orang Syiria yang harusmendapatkan kedudukan istimewahanya karena mempertahankanbatas-batas pemerintahan dariserangan musuh. Pada waktu itu Irakdilanda imigrasi yang tidakterkendalikan, sementara ituMuawiyah tidak mengijinkan Syiriadimasuki orang luar dengan alasankarena akan menghilangkan hak-hakistimewa dan menghancurkan karyanyata Muawiyah.10

Setelah khalifah Usmanterbunuh pada malam Jum' at tanggal18 Dzulhijjah tahun 35 H, umat Islampada waktu itu dilanda kepanikan.Menurut Saif bin Umar pada waktuitu Madinah dipimpin oleh Al-Ghafigibin Harb. Seiring dengan semakintidak rnenentunya kondisi umat,maka timbullah gagasan untukmembaiat khalifah baru. Delegasiyang mewakili penduduk Mesir

mendesak Ali agar mau menerimabaiat mereka, namun Ali menolaknyadan demi keamanan untuk sementarabeliau pergi ke rumah milik BanuAmru bin Mabzul, salah seorangsahabat Anshar. Delegasi yangmewakili penduduk Kufah mencariZubair untuk dibaiat, namun merekatidak menemukannya. Sedangkandelegasi yang mewakili pendudukBashrah, meminta Thalhah untukmenjadi khalifah tapi iapun tidakbersedia.11

Karena negosiasi yang merekalakukan gagal, pada akhinya merekamemutuskan untuk menemui Sa'adbin Abi Waqash karena Sa'adtermasuk salah satu anggota majlissyura yang ditetapkan oleh Umar,Namun Sa'adpun tidak memenuhipermintaan mereka menjadi khalifah.Kemudian mereka menemuiAbdullah bin Umar dan Abdullahpunmenolak tawaran mereka. Sampaipada akhirnya merekapun kembalikepada AH dan memaksa beliauuntuk menerimanya.12 Rakyat danpara pemuka masyarakat berkumpuldi luar pintu rumah Ali, mereka terusmemaksa Ali agar menerima baiatmereka. Pada mulanya AH masihtetap menolak karena beliau melihatkondisi politik, kebiasaan dan caraberpikir rakyat sudah rusak. Menurutpandangannya apabila is menerimakekhalifahan, rakyat tidak akan patuh

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 165

Page 4: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Rjstiana: Dakwah Khali/ah All dalam Konteks Politik (36-41 H)

kecuali dengan kekerasan.13 Setelah AH tidak berambisi menjadididesak terus akhirnya AH keluar khalifah satu-satunya keinginanuntuk menerima baiat mereka. Kaum beliau adalah menjalankanmuslimin yang berada di luar segera kebenaran dan keadilan. Hal inilahmembaiat beliau. Peristiwa ini terjadi yang kemudian membuatnyapada hari sabtu tanggal 19 Dzulhizzah menerima baiat mereka. Alltahun 35 H.14 menerimanya karena hanya

Menurut Al-Waqidi pada waktu menginginkan kebaikan bagi rakyatituorang-orangdiMadinahmembaiat dan tanggung jawabnya untukAH, Namun ada pula para sahabat membimbing orang-orang yangyang bersikap netral dan tidak membutuhkan perbaikan danmengakui pembaiatan AH.15 Namun bimbingan darinya. Ali menerimanyawalaupun demikian Ali tetap demi kepentingan kaurn muslimin.17

menghormati kemerdekaan individu AH menerima kekhalifahan dengansehingga beliau tidak memaksa orang tekad yang bulat untuk menegakkanlain yang tidak mau berbaiat kebenaran dan memporakporanda-kepadanya untuk bersumpah setia kan kebohongan.AH berusahaasalkan mereka tidak menimbulkan menyadarkan masyarakat bahwakekacauandan mencelakakan orang. melaksanakan kebenaran danMereka belum membaiat beliau menghancurkan kebohongan adalahkarena situasi politik pada waktu itu kewajuban mereka. Ali ternsyang tidak memungkinkan. Menurut menyeru masyarakat agar melaksana-Saif bin Umar, baiat terhadap AH kan tugasnya yaitu menegakkanterjadi pada hari Kamis tanggal 24 kebenaran dan meruntuhkanDzulhijjah. Al-Asytar An-Nakha'i kebatilan. Kehidupan AH hanyalahmeraih tangan AH dan membaiatnya, untuk kebenaran dan menolongkemuadian orang-orangpun ikut orang yang membutuhkan sertamembaiat beliau. Kemudian keesok- tertindas.18

an harinya pada hari Jum' at AH Kekhalifahan tidak membuatmengajak mereka ke Masjid Nabawi Ali terlena, kekhalifahan bagi AHagar pembaiatannya disaksikan oleh adalah suatu amanah Allah kepadasemua orang. Orang-orang yang hamba-hambanya agar menciptakanbelum membaiat beliau sebelumnya perdamaian, keamanan dan kesejah-berbondong-bondong membaiatnya teraan bagi umat bukan untuktermasuk Thalhah dan Zubair. Hal ini kekuasaan atau untuk kepentinganterjadi pada tanggal 25 Dzulhijjah.16 pribadi. Dalam hal kekhalifahan Ali

166 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 5: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

I/a Rjstiana: Dakwab Khali/ah All dalam Konteks Politik (36-4! H)

menyingkirkan jauh-jauh kepenting-an pribadi dan golongan demikepentingan Islam dan demipersatuan dan kesatuan umat19

Menurut Ali kekhalifahan adalahsarana bagi seorang penguasa untukmenunjukkan kebaikan kepadamasyarakat. Seorang khalifah harusbersikap tulus kepada mereka, tidakmenjauhi mereka, tidak berlakusombong dan congkak ataumengabaikan kebutuhan rakyatnya.Sehingga semia argumennya dapatditerima dengan mudah.20 Menjadiseorang khalifah bukan berarti dudukdi singgasana mulia yang dengankekuasaan yang dimilikinyamemperbudak manusia dan mencarikeuntungan pribadinya. Alimemandang jabatan khalifah sebagaisuatu tanggung jawab yang harusdipikul dengan kesabaran danpenderitaan.21

C. POLITIK SEBAGAI STRATEGIDAKWAHALI

Hal pertama yang dihadapi Alipada awal pemerintahannya adalahmasalah suksesi kepemimpinan.Dalam menghadapi masyarakat yangmenentang kekhalifahannya, Alisering berbicara di hadapan orang-orang mengenai pembaiatannya. Alimengingatkan mereka agar takut dantaat kepada Allah serta menaatinyadalam kebaikan. Ali mengingatkan

mereka yang telah berbaiat agar tidakberpaling dari Islam dan tidakmenjadikan baiat mereka semata-mata untuk kepentingan pribadisementara Ali menerima baiat merekakarena Allah semata.22 Ali berbicarakepada mereka tentang ketidak-konsistenan mereka dalam bertindak,permintaan mereka untuk menundadalam mempertahankan agama,yang semua itu merupakan perbuatandosa. Ali menyeru mereka untukkembali pada kebenaran danbertobat, namun mereka mencemo-oh kata-kata Ali, lari dari kebenarandan mendatangi kebatilan. Alimengingatkan mereka akandatangnya seorang penguasa yangdzalim sepeninggalnya jika merekatetap membangkang.23

Muawiyah adalah salah seorangyang tidak membaiat Ali saatorang-orang membaiatnya. Olehkarena itu Ali membujuknya untukmembimbing manusia ke arah moralyang luhur dan aural perbuatan yangbaik, mencegah mereka melakukanpenindasan dan menegakkanpemerintahan yang akan melindungihak-hak mereka. Ali tidak memintaimbalan dari rakyat atas pelayanan-nya terhadap mereka kecuali agarmereka menaatinya.24 Ali memberi-kan kesempatan kepada orang-orangyang tidak membaiatnya denganmembiarkan mereka hidup tenang di

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 167

Page 6: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

I fa RJsfiana: Dakivab Kbalifab Alt dalam Konteks Potitik (36-41 H)

sekitar Iskandariah.25 Kewajiban Alisebagai seorang khalifah adalahmengikuti jalan yang benar dankewajiban umat adalah mematuhi-nya. Ali berkata bahwa seorangpenguasa yang mukmin adalahpenguasa yang tegas dalamperintahnya, jujur dalam perkataan-nya, adil dalam hukumnya, danmempunyai sifat belas kasih kepadarakyatnya. Kekuasaannya tidakmembuatnya bertindak melampauibatas, keramahannya tidakmenjadikannya lemah, danpengampunannya tidak menjadikan-nya menyia-nyiakan hukum.26

Setelah pembaitannya, Aliberkhutbah memberikan nasihatkepada rakyatnya, Ali menasihatimereka agar melakukan hal-hal yangbaik dan meninggalkan hak-hal yangburuk sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an. Seorang muslim adalah yangmana sekalian kaum musliminterhindar dari gangguan tangan danlisannya. Mereka tidak menyakitimuslim lainnya kecuali denganalasan yang benar. Merekamensegerakan urusan orang banyakdaripada urusan masing-masing. Alimenasihati mereka agar bertakwapada Allah dari kejahatan hamba-hamba-Nya.27 Ali menyampaikanpidato agar berpegang teguh padaAl-Qur' an sebagai petunjuk yangdidalamnya telas jelas mana yang

baik dan mana yang buruk, manayang halal dan mana yang haram.Seorang muslim harus melaksanakanketentuan yang ada di dalamnyadengan ikhlas sebagai kewajibankepada Allah. Seorang muslim adalahyang dapat menyelamatkan oranglain dengan lidah atau tangannyaatas dasar kebenaran, mendamaikanperselisihan sampai dua orang yangberselisih bersatu kembali sertabertobat atas segala dosa dankesalahan.28

Selain masalah baiat Alirnengirim surat kepada paragubemurnya agar memerintahkanmasyarakat mengumpulkan kharaj(pajak), shadaqah, serta membayarpajak. Beliau juag mengeluarkanundang-undang untuk mengatur paragubernur dan pegawainya.4 'Alimenasihati para pengumpul pajakagar tidak membiarkan rakyatmenjual pakaian musim dingin danmusim panas mereka, menjual hewanyang mereka gunakan untukmembajak, serta menjual barang-barang mereka untuk membayarpajak. Mereka tidak diperbolehkanmengancam apalagi mencambukrakyat untuk mendapatkan pajak,akan tetapi seharusnya merekame-narik pajak dari rakyat yangmempunyai kelebihan harta sertadalam penarikkannya hendaklahmemperhatikan kepentingan rakyat

168 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 7: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Ristiana: Dakimh Kbalifab Ali dalam Konteks Politik (36-41 H)

dan berpegang teguh pada kemashla-hatan, nilai-nilai moral yang tinggi danberlandaskan kasih sayang sehinggarakyat membayar pajak dengan sukarela tidak dengan terpaksa.29

Ali berpesan kepada paragubernurnya agar berlaku adilterhadap rakyatnya, sabar mengha-dapi kebutuhannya dan memenuhikeperluannya. Jangan menjual hartamilik rakyat dan hamba yangdimilikinya untuk menagih pajak(kharaj) dan jangan memukul rakyatkarena tidak bisa membayarhutang.30 Ali menasihati salahseorang gubernurnya agar tidakmenimbun kekayaan secara berlebih-an, sementara rakyat masih banyakyang dalam kekurangan, melarangorang dari melakukan penumpukkankekayaan, karena menimbunkekayaan akan menjerumuskanrakyat dan memburukkan citrapenguasa.31

Dalam menjalani kehidupanhendaklah mereka bertingkah lakuyang baik dan memelihara sifat-sifatterpuji seperti melindungi hak-haktetangga, memelihara perjanjian,menaati orang-orang yang shaleh,melawan orang durhaka, beramalbaik, menghindari kedzaliman,menjauhi pertumpahan darah,menjalankan keadilan dan tidakberbuat makar di muka.32 Tidakhanya kepada para gubernur dan

pejabatnya saja Ali memberikannasihat, Alipun menasihati keduaputranya Hasan dan Husain untukmembimbing rakyat agar bergauldengan orang-orang bijak, terpelajardan terkemuka serta mendengarkankeluhan-keluhan mereka.33

Untuk mensejahterakan rakyat-nya, Ali mengeluarkan kebijakansebagai prinsip dasar dalamtindakannya rnelenyapkan kemiskin-an. Prinsip dasar tersebut yaitu:1. Seluruh kekayaan baitul mal,

tanah serta sumber penghasilanlainnya adalah milik negara danhares didistribusikan ke seluruhwarga negara menurut keperluandan haknya. Setiap orang harusbekerja dan mendapat manfaatdari sumber-sumber ini menurutusahanya sendiri. Tidakseorangpun berhak menyalahgu-nakan apa saja sesukanya danmerebut harta umum menjadiharta khusus. Demi kepentinganindividu mereka harusbekerjasama dengan masyarakat,harus membuktikan bahwamereka bermanfaat bagi oranglain. Pemerintah tidak bolehmengabaikan dan melalaikanhak siapapun dan membiarkandiskriminasi di antara mereka.

2. Para gubernur dan pejabat haruslebih mengutamakan pengem-

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 169

Page 8: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita KJstia/ia: Dakwab Kbalifab Ali dalam Konteks Politik (36-41 H)

bangan tanah dibandingkandengan usaha-usaha merekauntuk mendapatkan pajak. Jikamasyarakat kesulitan danmenderita karena tagihan pajakoleh pemerintah maka pajaktidak boleh dipungut.34

Disamping itu untuk mengada-kan perbaikan dalam pemerintahan-nya, Ali memberhentikan paragubernur dan pejabat-pejabatnyayang tidak adil, menindas dan yangmenghalalkan harta yang diharamkandengan mengambil harta rakyat daribaitul mal dengan jalan batil. Selainitu Ali mengadakan penyelidikan ataskekayaan yang diambil olehbeberapa orang secara tidak sah daribaitul mal. Beliau mengambil kembalitanah-tanah rampasan yang telahdibagikan kepada keluarga danteman dekat mereka kemudianmendistribusikannya kepada yangberhak menerimanya. Ali tidakmemperdulikan orang-orang yangmenentangnya serta ancamanpembunuhan terhadapnya. Alimemperbaiki sarana umum danmembantu orang-orang yangmembutuhkannya secara adil.35

Saat Ali mengangkat MalikAsytar sebagai gubernur Mesir, Alimengirimkan surat perintahkepadanya agar mencintai rakyat,tidak biadab serta tidak mengambilharta rakyat. Rakyat terdiri dari dua

golongan yaitu saudara seagama dansaudara sesama manusia. Jika merekamelakukan kesalahan maka maafkankesalahan mereka sebagaimana diamenghendaki Allah memaafkankesalahan-kesalahannya.36

Ali juga menasihati Malik agartidak memanfaatkan bagi dirinyasendiri apa saja yang semua orangmempunyai hak yang sama atassesuatu tersebut. Ali memberikanpenjelasan kepadanya tentangkondisi daerah kekuasaannya yangsebelumnya telah mengalamipemerintahan yang adil maupunyang dzalim. Untuk itu Alimenasihatinya agar menjadikan amalshaleh sebagai perbendaharaan hartayang paling berharga, mengendali-kan hawa nafsu dan menahan diri darisegala yang tidak halal.37 Untukmenjalankan pemerintahannya, Alimenasihati Malik agar memilihmenteri, pembantu pribadi, panglimaperang, hakim, pegawai negeri dansekretaris yang berkualitas,berpengalaman, berakhlak mulia dantelah diuji kesetiaannya padakebenaran. Jika mereka melaksana-kan tugasnya sebagaimana mestinyamaka is harus memperhatikankesejahteraan mereka denganmemberikan mereka gaji yang cukupsehingga tidak ada peluang danalasan bagi mereka untukmenyalahgunakan harta rakyat

170 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juii-Desember 2008

Page 9: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Ristiana: Dakwah Kbalifab Ali dalam Konteks Politik (36-41 H)

(korupsi). Mercka juga harus diberipenghargaan sesuai dengan jasa-jasamereka.

Ali sangat menginginkanrakyatnya hidup aman dan tentram.Untuk itu saat kondisi poltik tidakmungkin lagi merealisasikan hal itu,maka prinsip Ali dalam berperangadalah menghindari pertumpahandarah kecuali bila hal itu benar-benartidak dapat dihindarkan. Pada saatmenjelang perang Jamal, Aliberkhutbah tentang keinginannyauntuk berdamai, memadamkan apifitnah, menyatukan manusia di ataskebaikan dan merapihkan kembalibarisan umat yang sudah terpecah.38

Ali berkata kepada paragubernur dan para pejabatnya agartidak menghunus pedang karena hal-hal yang sepele. Ali tidak akanberperang dengan siapapun sebelummengajaknya berdamai. Apabilaperjanjian perdamaian telah disepa-kati, maka kedua belah pihak harusmenepatinya. Bila lawannyamenyadari kesalahannya, maka Aliakan memaafkannya. Bila merekatetap bersikeras untuk berperang,maka Ali akan memohon pertolongankepada Allah dalam menghadapimereka.39

Saat Ali mendengar keberang-katan pasukan Aisyah dari Makkah keBashrah, Ali berkhutbah kepada

penduduk Madinah bahwa AllahSWT menjanjikan keampunan bagisiapa saja yang bersalah kemudianmenyadari kesalahannya sertamenjanjikan keberuntungan dankeselamatan bagi orang- orang yangtaat dan berpegang teguh padakebenaran. Adapun terhadap orang-orang yang menempuh jalankebatilan maka Ali akan bersabar danmenahan diri dari kekerasan selamamerekapun tidak melakukannya.40 Aliberorasi di depan para pengikutnyabahwa Allah telah memperlihatkankepada mereka perdagangan yangakan menyelamatkan mereka dariadzab yang pedih dan memberimereka pahala yang besar yaitudengan beriman kepada Allah danRasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya.Allah akan memberi balasan berupapahala pengampunan atas dosa-dosadan tempat tinggal yang indah disurga Adn. Ali mengatakan bahwaAllah mencintai orang-orang yangberjuang di jalannya ibarat satubangunan yang kuat konsrruksinya.

Menjelang perang Jamal Alimemanggil pasukannya serayamengingatkan mereka bahwa Allahtelah mewajibkan berjihad untukmenolong agamanya. Ali menyerupara pengikutnya untuk berjihadmelawan orang-orang yang telahingkar baiat dan berlaku dzalimterhadap rakyat. Ali berkata kepada

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 171

Page 10: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Ristiana: Dakrvah Kbalifafj All dalam Konteks Politik (36-41 H)

para pengikutnya agar bersikap keraskepada mereka yang berbuat keji,tetapi juga harus tabah dan sabar,hati-hati dan bijaksana. Jika merekadikarunia kekuatan, mereka harusmembantu saudara-saudaranya yanglemah.41 AH berbicara kepadapasukannya agar menyerahkan panjiperang kepada seorang pemberani diantara mereka untuk menjadipemimpin. Jangan lari daripeperangan tetapi mohonlahpertolongan dengan kesabaran,shalat dan ketulusan niat. Ali ternsmemotivasi pasukannya untukberjihad dengan mengatakan kepadamereka bagaimana dahulu merekabersama keluarganya berjihadbersama Rasulullah. Denganmengingat masa-masa tersebutlahdapat memperkuat iman, ketaatan,kesabaran, dalam menghadapikesulitan dan menambah keberaniandalam melawan musuh. Denganjihadlah Islam akan tegak dan kuatserta dengan iman dan kesabaranlahmereka dapat menghancurkanmusuh dan Allah akan memberikankemenangan.42

Pada perang Jamal, Alimemerintahkan pasukannya untukmemotong kaki unta Aisyah sebagaisuatu siasat untuk menyelamatkanorang-orang yang masih hidupmengingat sudah banyaknya korbanyang terbunuh dalam peperangan

tersebut. Terlebih lagi unta tersebutmerupakan sebuah simbol yang dikemudian hari bisa dikultuskan dandisembah. Untuk mengantisipasi halitu Ali mencegah penyembahanterhadap unta Aisyah dengan jalanmembakamya.43 Alipun membagikanharta rampasan perang pasca perangJamal secara rata padahalsebelumnya ada perbedaan hakantara sahabat-sahabat seniordengan orang-orang yang baru masukIslam.44

Di tengah berkecamuknyaperang Shiffin pasukan Muawiyahmenawarkan perdamaian denganjalan tahkim. Namun Ali tidakmenyetujui tahkim tersebut. Ali ternsmenyeru penduduk Kufah untukberjihad, mengikuti petunjuk danmengajak mereka menjadi orangyang berbudi luhur. Ali mengajakmereka baik secara diam-diammaupun terang-terangan, siangmaupun malam, pagi maupun sore.Alipun mengingatkan mereka agarmembagikan harta yang sudahdirampas kepada para pemiliknya,namun kata-kata Ali bagi merekaterasa membebani dan menyulitkansehingga mereka enggan untukberperang.45 Oleh karena itu padaakhimya Ali menyetujui tahkimtersebut. Kemudian Muawiyahmelanggar perjanjian denganmengirim Dhahak bin Qais untuk

172 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 11: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ifa Ristiana: Dakwah Khalifab Ali dalam Konteks Politik (364-1 H)

menyerang orang-orang Irak.Kemudian Dhahhak membunuh Amrbin Mas'ud beserta pasukannya. Aliberkata dengan tegas kepadapasukannya untuk melanjutkanpeperangan karena merekamengangkat Al-Qur'an tidak lainhanyalah sebagai tipu muslihat untukmenyelamatkan jiwa mereka.46

Setelah itu terdapatlah perbeda-an pendapat di kalangan para sahabatmengenai hal itu dan penunjukanAbu Musa Al-Asy' art sebagai wakilAli dalam perundingan. Di antarapara sahabat ada yang setuju dengantindakan Ali menerima tahkim,sementara di sisi lain ada pula yangtidak setuju dan memisahkan diri lalumemberontak terhadap Ali. Kelom-pok inilah yang kemudian di kenaldengan sebutan Khawarij. Aliberusaha mendamaikan keduapandangan itu dan mengajak pihakyang tidak setuju agar tidakmemisahkan diri, tidak melakukankekerasan dengan mengangkatsenjata yang dibidikkan kepadasesama orangberiman.47

Akan tetapi kaun Khawarij tetapbersikeras untuk memisahkan diri.Mereka tidak bisa menerimakeputusan Ali menerima tahkim.Sebagai protes atas keputusantersebut mereka meneriakkan yel-yel"ha hukma ilia lillah" (tiada hukumselain hukum Allah) setiap

berhadapan dengan Ali danpasukannya. Setiap Ali mendengarkalimat itu, Ali memberikanpenjelasan kepada para pengikutnyabahwa kalimat itu adalah kalimatyang benar namun mereka salahmengartikannya. Benar bahwapemberi hukum hanyalah Allah tetapimanusia dalam menjalani kehidupan-nya di dunia memerlukan seorangpenguasa (pemerintah) untukmenjalankan fungsi-fungsi pemerin-tahan.48

Selain itu kaum Khawarij jugamenuduh bahwa Ali telah kafirkarena menerima tahkim, oleh karenaitu Ali harus bertobat. Dalam hal iniAli mengingatkan mereka, bagaimanamungkin mereka menuduh Ali kafirpadahal Ali adalah orang pertamayang beriman kepada Rasulullah,membenarkannya dan menolong-nya, orang pertama setelah Rasulyang menyembah dan mengesakanAllah.49 Mereka menginginkan Alimenarik kembali persetujuannya atastahkim yang ditawarkan Muawiyah.Dalam hal ini Ali bersikap tegasdengan mengatakan kepada merekabahwa Ali tidak akan melanggarkesepakatan, menarik kembalipersetujuan dan mencabut sumpah-nya secara sepihak.50

Saat kaum Khawarij membu-nuh Abdullah bin Khabbab besertakeluarganya, Ali menulis surat

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 173

Page 12: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita RJstiana: Dakwah Khali/ah Ali dalam Konteks Politik (36-41 H)

kepada mereka agar menyerahkanpara pembunuh tersebut untukdiqishash. Dengan demikian makaAli akan membiarkan mereka (tidakmemeranginya). Dalam surat tersebutAlipun mendo' akan mereka agar hatimereka kembali pada kebenaransebagaimana sebelum terjadinyatahkim.51 Alipun menulis suratkepada pimpinan mereka Abdullahbin Wahab Ar-Rasibi dan Zaid binHisn dan kepada mereka yang sama-sama keluar dan pergi ke Nahrawanuntuk memisahkan diri dari pasukanAli. Saat mereka membangunargumen-argumennya untuk mem-pertahankan sikap mereka danmenyusun kekuatan untuk melawanAli, Ali berusaha mengembalikanmereka pada kebenaran denganmenjelaskan bahwa kedua hakimdalam tahkim yang salah satunyatelah mereka runjuk telah menyalahiKitabullah dan hanya memperturut-kan hawa nafsu mereka sendiri tanpaada petunjuk Allah dan sunahRasulullah dan tidak bertindak sesuaidengan Al-Qur'an. Sehingga Ali tidakdapat disalahkan begitu saja dalamperistiwa tahkim tersebut.52

Pada kesempatan lain, Alimengutus Abu Ayyub Khalid Al-Anshari kepada kaun Khawarijdengan harapan barangkali merekasadar dan kembali bergabungdengannya. Abu Ayyub diperintah-

kan agar tidak bersikap keras kepadamereka, tetapi hendaklah mengajakmereka berdioalog dengan cara yangbaik. Ali menyerahkan bendera tandaaman (perdamaian) kepada AbuAyyub dan menulis surat untukmereka supaya meninggalkanpemberontakan dan kembali keKufah, Madain atau kembali ketempat mereka masing-masing sertamelepaskan diri dari kelompoknya.53

Sementara itu, Setelah perangNahrawan selesai, Ali mengutusorang kepada sisa-sisa kaumKhawarij yang dipimpin oleh Khiritbin Rasyid Asy-Syami dari baniTamim, untuk mengajak merekaberdialog jangan langsungmenggunakn kekerasan yangakibatnya akan mengorbankanorang-orang yang tidak berdosa.Setelah usaha tersebut gagal, barulahAli kemudian mengirimkan pasukan-nya untuk menghadapinya sampaiakhirya Khiritpun terbunuh.54

Dalam berpolitik, Ali sangatmembenci peperangan sehinggadalam kondisi sesulit apapun is tidakmembolehkan seseorang menantangorang lain untuk bertempur. Ali tidakpernah tergesa-gesa dalam bertindak.Langkah pertamanya dalammenghadapi peperangan adalahmengwarkan perdamaian ataugencatan senjata kepada lawan.55

Sebelum terjadinya perang Jamal, Ali

174 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 13: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita PJsfiana: Dakwab Kbalifab Ali dalam Konfeks Politik (56-41 H)

mengutus para gubemur danpejabatnya untuk mengadakanpembicaraan damai dengan AisyahThalhah dan Zubair yang sudah siapmenghadapi Ali dengan sebuahpasukan besar. Para gubemur danpara pejabatnya itu diperintahkanuntuk mengajak mereka berdamaidan bersatu serta memperingatkanmereka akan bahaya berpecah belahdan berselisih. Mereka juga harusmeyakinkan pasukan Aisyah bahwaAli akan menuntut balas dan akanmenghasut pembunuhan Usmanapabila waktunya sudah tepat yaituapabila kondisi keamanan sudahpulih kembali.56

Usaha tersebut tidak hanyadalam perang Jamal tetapi juga dalamperang Shiffin dan perang Nahrawan.Ali menunda penyerangan dalamperang Shiffin sehingga parapengikutnya kehilangan kesabaran.Ali tidak mengijinkan merekamemulai peperangan sehinggapasukannya mengira bahwa Ali takutmati dan meragukan jihad melawanorang-orang Syiria. Alipun berkatakepada mereka bahwa maksudnyamenunda peperangan tiada lainadalah untuk memberi kesempatankepada lawan barangkali merekaakan datang kepadanya, memintabimbingan darinya, bergabungdengannya dan kembali padakebenaran.57 Apabila kesepakatan

untuk berdamai belum terwujud,maka Ali tidaklah menyerang musuhmelainkan untuk membela danmempertahankan diri. Pada perangJamal pengikut-pengikut Ali tidaksabar melihat korban yang terusberjatuhan akibat anak panah yangdiluncurkan pasukan Aisyah lalumereka meminta izin kepada Aliuntuk cepat-cepat mengadakanpembalasan. Dalam kondisi sepertiitu Ali tetap berusaha menahan diridan mengajak sahabat-sahabatnyaagar tetap bersabar.58

Saat Ali pergi ke Bashrah padaakhir Rabiulawal tahun 36 H(November 656 M) untuk mengha-dapi pasukan Aisyah, di tengah-tengah perjalanan ada sahabat yangmasih meragukan tindakan Alitersebut. Lalu mereka mengajukanbeberapa pertanyaan kepada Alimengenai langkah- langkahantisipatif yang akan di tempuhnyadalam menghadapi pasukan Aisyahapabila perdamaian tidak terwujud.Seseorang bertanya kepada Alitentang apa sebenarnya keinginan-nya terhadap penduduk Bashrah. Alimenjawabnya bahwa satu-satunyakeinginannya adalah ishlah {damai)dengan pasukan Aisyah. Orang itubertanya lagi apa langkah Ali bilamereka tidak menyetujuinya. Alimenjawabnya bahwa beliau akanmengundang mereka dan tetap

JTJRNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, JuJi-Desember 2008 175

Page 14: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

ltd Risfiana: Daku'ab Kbalifab Ali dalam Kouteks Politik (36-41 H)

memberikan hak mereka. Orang itubertanya lagi bagaimana bila merekamasih menolak, maka Ali menja-wabnya beliau akan membiarkanmereka meninggalkannya. Orang itubertanya lagi bagaimana bila merekatidak juga meninggalkannya, Alimenjawabnya maka is yang akanmeninggalkan mereka. Orang itumasih bertanya lagi bagaimana bilamereka tidak membiarkan Alimeninggalkan mereka, maka untukyang terakhir kalinya Ali mengatakanapabila hal itu terjadi Ali akanmempertahankan diri dari seranganmereka. Begitulah dialog itu terjadisampai orang itupun puas denganjawaban Ali.59

Berbagai usaha yang telahdilakukan Ali untuk perdamaianternyata belum juga berhasil. Setelahseruan perdamaian yang berkali-kaliitu ditolak oleh lawan-lawanpolitiknya, pada akhirnya Alimemutuskan untuk menghadapimereka yang tetap bersikeras untukberperang. Setelah jalan damai tidakberhasil menggagalkan perang Jamal,Ali mengutus Muhammad bin AbuBakar dan Muhammad bin Ja'farkepada penduduk Kufah danmenyampaikan surat kepada AbuMusa AI-Ays'ari agar bergabungdengannya menjadi penolong danpembela agama Allah. Namun AbuMusa menolaknya dan Ali menyeru-

nya kembali dengan mengutusAl-Asytar An-Nakha'i dan Abdullahbin Abbas. Usaha yang keduakalinyaitupun gagal sampai yang ketigakalinya Ali mengutus putranya Hasandan Amar bin Yasir sampai orang-orangpun menggabungkan diri.60

Walaupun Ali melihat permu-suhan yang terbuka dan seranganyang terorganisasi dari pasukanAisyah, Ali tidak langsung bertindakmenyerang mereka melainkanmenunggu mereka yang memulai.Dalam keadaan demikian Ali masihberharap mereka membatalkanpemberontakan dan menghindaripertumpahan darah. Ali berharapmereka menyadari bahwa jalan yangmereka tempuh akan menjatuhkanmartabat kekhalifahan dan menge-cewakan rakyat yang mengharapkeadilan, ketagwaan dan kesabaranAli.61

Begitupun saat-saat perangShiffin, para pengikut Ali mendesak-nya untuk bertindak secepatnyaterhadap orang-orang Syam (Syiria).Akan tetapi Ali menolak karenadalam situasi seperti itu Ali harusberpikir jauh dalam mengambilkeputusan. Pada waktu itu Alimengutus Jarir bin Abdullah Al-Bajaliuntuk menyampaikan suratnyakepada Muawiyah. Dalam surattersebut Ali menyeru Muawiyah agarmembatatnya serta menghindari

176 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 15: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

ha Risfiuna: Dakwab Kbalifah All dalam Konteks Politik (36-41 Hj

pertentangan demi menjaga kesatuankedaulatan Islam dan persatuan umat.Namun seruan Ali tidak berpengaruh,kemudian Ali mengutus Hajjaj ibnuGhazirah Al-Anshari membawa suratyang isinya sama tetapi Muawiyahtetap saja menolak untuk berbaiatsampai pada akhimya Ali mengutusAmmar bin Yasir dan Hasan putranyauntuk menyeru Muawiyah agarbergabung.62 Bersamaan dengan itupula kepada rakyat Mesir, Alimengirim surat kepada Qais bin Sa'adbin Ubadah agar segera mengambiltindakan terhadap orang-orang yangmasih membangkang dan tidak maumembaiatnya. Namun Qaismenyarankan agar tidak tergesa-gesamengambil tindakan terhadapmereka. Alipun mengikuti sarangubemurnya tersebut walaupun padaakhimya Ali memecatnya karena Alitertipu dengan hasutan orang-orangbahwa Qais sudah tidak setia lagikepadanya.63

Saat peperangan Shiffin tidakdapat dihindarkan, Ali menulis suratkepada Abdullah bin Abbas gubemurBashrah dan kepada Umar bin AbiSalma gubenur Bahrain agarmenggabungkan diri dengannyadalam menghadapi ancaman daridalam (baik dari Muawiyah maupunKhawarij) dan dalam menegakkanpilar-pilar Islam.64 Sahl bin Hunaifgubenur Madinah menulis surat

kepada Ali, mengeluhkan warganyayang banyak bergabung denganMuawiyah. Ali membalas surattersebut, meminta Sahl bin Hunaifagar tidak melarang mereka secarapaksa, tidak memaksa merekaberperang, memberi merekakebebasan untuk bertahan padakeyakinannya sendiri selama tidakmenegenai aqidah dan tidakmengganggu ketertiban umum.

Banyak orang Hijaz dan Irakyang meninggalkan Ali, kemudianbergabung dengan Muawiyah.Namun Ali memerintahkan kepadapara gubemurnya agar tidakmelarang mereka atau memaksamereka hams tinggal di wilayah Ali.Mereka meninggalkan Ali karenatergiur oleh kehidupan duniawi yanglebih terjamin daripada di dekat Ali.Alipun melarang agar tidak memata-matai mereka.65 Setelah peristiwatahkim dalam perang Shiff in,Muawiyah berusaha mengambil alihwilayah-wilayah yang berada dalamkekuasaan Ali. Maka Ali mengirimkandelegasinya untuk mempertahankanwilayah-wilayah tersebut.66

Sedangkan pada akhir perang ShiffinAli berunding dengan Muawiyah danmenyepakati untuk menghentikanpeperangan dan membagi kekuasa-an, Irak berada di tangan AHSedangkan Syam ia serahkan kepadaMuawiyah. Semua itu Ali lakukan

JURNAL DAKWAH, Vol.lX No. 2, Juli-Desember 2008 177

Page 16: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Risfiana: Dakwah Khali/ah Ali dalam Konteks Politik (36-41 H)

untuk menjaga integritas umatsehingga dakwah Islam lebih kuatdan lebih siap dalam menghadapiancaman dari luar.67

Di sisi lain Ali membiarkanseorang Khawari] bernama Khirit binRasyid Asy-Syami menyatakanketidaktaatannya dan mengumpul-kan sejumlah orang untukmemberontak terhadapnya. Ali tidakmencegah orang-p-orang yangmeninggalkannya dan bergabungdengan Khirit. Tetapi ketika merekamulai menyalahgunakan kebebasandan mulai melakukan perampokanserta pembunuhan maka beliaumengirim pasukan untuk melawanmereka sebagi bentuk ketegasan.68

D. PENUTUPPada masa awal kekhalifahan-

nya, walaupun kondisi politik tidakmendukung pernerintahannya, Alitetap membela kebenaran dankeadilan dalam situasi yangbagaimanapun dengan tagwakepada Allah sebagai landasanutamanya. Ali menyadari betul bahwaapa yang digariskan dalam kitabullahdan apa yang telah ditetapkanRasulullah itulah yang harusdijadikan landasan hukum dalamsetiap keputusannya.69 Satu-satunyatanggung jawab Ali sebagai khalifahadalah melaksanakan peraturan-peraturan pemerintahan yang

diajarkan Rasulullah. Apapun yangAli lakukan dan setiap langkah yangbeliau kerjakan selalu disesuaikanterlebih dahulu dengan langkah-langkah diamalkan Rasulullah.

Dalam kondisi seperti itu Alimempunyai kemampuan yang luarbiasa dalam menasihati danmemperbaiki masyarakat dengankata-katanya yang berkesanmendalam pada setiap orang. Alimenyuruh masyarakatnya mengerja-kan kebaikan dan mencegah merekamengerjakan keburukan. Alimengetahui bahwa kebaikanmaupun keburukan ada pada watakmanusia. Untuk memalingkanmanusia ke arah kebaikan danmemeliharanya dibutuhkan kesabar-an. Ali berusaha menyadarkanmenyadarkan masyarakat akankecenderungan yang baik di hatimanusia. Ali selalu menggugahkesadaran dan hatu nurani manusiakarena untuk menyelenggarakanurusan masyarakat dan menjagahubungan baik masyarakatmemerlukan moral yang baik, Alimendidik masyarakat melalui contoh-contoh dan tingkah laku yang baikkarena metode pendidikan inilahyang lebih efektif.

Persoalan politik yang mengua-sai kehidupan tersebut dimanfaatkanoleh Ali sebagai strategi dalamberdakwah. Dalam menghadapi

178 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 17: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita RJsfiana: Dakwab Khali/ah Ali dalam Konteks Politik (36-41 Hj

segala tantangan yang semakin berat,dakwah harus dilaksanakan denganstrategi yang tepat sehingga tantangan-tantangan tersebut dapat diatasidengan mudah. Dalam hal ini Alimenyusun rencana-rencana yangcermat yang dapat menyelesaikanmasalah-masalah dalam pemerintah-annya. Semua kegiatan yang telahdirencanakan tersebut kemudiandilakukan dan digunakan oleh Alisebagai upaya untuk mencapai tujuandakwah, terutama yang berhubungandengan kondisi saat itu. Keadaanpolitik yang buruk dan tidak segeraditangani, perlahan-lahan akanmerusak tatanan dakwah yang telahdibangun. Apabila politik sebagaisalah satu dalam dalam sebuahpemerintahan dibangun dengansolid, maka politik dapat sistemmenjadi sebuah sistem pertahanandakwah. Segala keputusan atautindakan Ali memperbaiki kondisipolitik yang ada adalah sebuah usahakonkrit untuk melindungi dakwahIslam. Karena dengan kondisi politikyang stabil, segala aktivitas dakwahberjalan dengan lancar.

CATATAN:1 Ali Audah, A/i bin Afai Tha/ib Sampai

Kepada Hasan dan Husain, cet. I {Bogor:Litera Antar Nusa, 2003), him. 253.

2 Zainal Abidin Ahmad, limit PolitikIslam ; Sejarah Islam dan Umatnya

SampaiSe/carang (Perfcembangannya dariZaman ke ZamanJ, cet. I (Jakarta : BulanBintang, 1977), him. 164.

3 Syaban, Sejarah Islam, cet. I, ed. I,terj. Machnun Husein {Jakarta: Rajawali Pers,1993),, him. 464.

4 /bid., him. 247.5 George Jordac, Suara Keadi/an

Sosok Agung A/i bin Abi Tha/ib r.a, cet. Ill,terj. Abu Muhammad As-Sajad (Jakarta :Lentera, 2004), him. 97; Abbas MahmudAqqad, Kejeniusan Ali bin Abi Tha/ib, cet. I,terj. Ghazirah Abdi Ummah (Jakarta :Pustaka Azzam, 2002,, him. 15.

6 George Jorcac, op. cit., him. 97.7 Abbas Mahmud Aqqad, op. cit.,

him. 137-138,140-142.

Abbas Mahmud Aqqad, op. cit.,him. 69.

9 Ibid., him. 16-17.10 Syaban, op. cit., him. 106.11 Ibnu Katsir, A/-Bidayah wan Nihayah

Masa Khu/a/a'urRasyidin, terj. Abu Ihsan Al-Atsari (Jakarta: Darul Haq, 2004), him. 443-444; Abbas Mahmud Aqqad, op. cit., him.89; Ali Audah, op. cit., him. 220.

12 Ibid13 George Jordac, op. cit., him. 97.14 Pada waktu itu All keluar dengan

mengenakan kain sarung dan sorban sambilmenenteng sandal dan busurnya. Lihat IbnuKatsir, op. cit., him. 43.

15 Para sahabat yang bersikap nerralseperti Sa'ad bin Abi Waqash, Abdullah binUmar, Shuhaib, Zaid bin Tsabit, Muhammadbin Maslamah, Salamah bin salamah binWaqshi dan Usamah bin Zaid. Sedangkan

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 179

Page 18: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita RistiaHa: Dakivah Kbalifab Ali dalam Konteks Polttik (36-41 H)

sahabat yang tidak mengakui pembaiatan Aliseperti Hasan ibnu Tsabit, Ka'ab ibnu Malik,Abu Sa'id Al-Khudri, Mughirah bin Syu'bah,Nu'man bin Basyir dan Abdullah bin SalamLihat ibid, him. 218-219; Ibnu Katsir, op.cit.., him. 444; Abu Na'im Al-Ashbahani,Warisan ftira Sahabat Nabi, cet. I, terj. AfifMuhammad (Bandung: Penerbit Pustaka,1986), him. 128; Hamka, Sejarah UmatIs/am, jilid H, cet. IV (Jakarta: Bulan Bintang,1975), him. 61.

16 Ibnu Katsir, op. cit., him. 444.17 George Jordac, op. cit., him. 99-

100.

102.

18/bid.., him. 102,106.19 Ali Audah, op. cit., him. 226-241.20 George Jordac, op. cit., him. 101-

21 Khalid Muhammad Khalid,MengenaJ Fb/a Kepemimpinan Umat dariKarakteristik Perihidup Khalifah Rasuluttah,cet. V terj. Mahyuddin Syaf dkk, (Bandung:CV. Diponegoro, 1994), him. 509.

22 Abbas Mahmud Aqqad, op. cit.,him. 21-22 ; Syaikh Al-Mufid, op. cit., him.245.

23 Syaikh Al-Mufid, Sejarah AmirufMufcminin Ali bin Abi Tha/ib as, cet. I, terj.Muhammad Anis Maulachela (Jakarta :Lentera, 2005), him. 274,279,281-282,290.

24 George Jordac, op. cit., him. 399.25 Abbas Mahmud Aqqad, op. cit.,

him, 126.26 Syaikh Fadhlullah Al-Ha'iri, Tanya/ah

AkuSebe/umKauKehi/anganAJcu (Bandung:Pustaka Hidayah, 2005), him. 56.

27 Ibnu Katsir, op. cit., him. 448 ; Asy-

Syarif Ar-Radhiy, Nahjitl Balaghah Wacanadan Surat-surat Imam Ali r.a, disyarah olehMuhammad Abduh dan diterjemahkan olehMuhammad Al-Bagir, cet. VI (Bandung: PT.MizanPustaka, 2003), him. 70-71.

28 Ali Audah, op. cit., him. 56.29 George Jordac, op cit., him. 138-

146.30 Abbas Mahmud Aqqad, op. cit.,

him. 157.31 Ali Audah, op. cit., him. 256 ;

George Jordac, op. cit., him. 12.32 George Jordac, ibid.., him. 154.33 Ibid., him. 224.

*/bid., him. 137-138.35 Dalam hal ini Ali rnengangkat

Ubaidullah bin Abbas untuk Yamanmenggantikan Ya'la bin Umayyah, Usmanbin Hunaif untuk Bashrah menggantikanAbdullah bin Amir Al-Hardamy, Umarah binShihab untuk Kufah menggantikan Abu MusaAl-Asy'ari, Sahl bin Huanaif untuk Syammenggantikan Muawiyah bin Abi Sufyan.Pada mulanya Abdullah bin Abbas danMughirah bin Syu'bah menyarankan agar Alimenangguhkan pemberhentian Muawiyahsampai pemerintahannya tegak dan stabil.Namun Ali tetap bersikeras untukmelaksanakannya. Lihat ibid., him. 121,368,370-371 ; Ali Audah, op. cit., him. 245 ;Abbas Mahmud Aqqad, op. cit. him, 95 ; K.Ali, op. cit., him. 138-139 ; Hamka, op. cit.,him. 62-64.

36 George Jordac, ibid., him. 178;Murtadaha Muthahhari, Ali bin Abi Tha/ib;Kefcuatan dan Kesempumaannya, terj.Dzulfikar Ali, cet. I (Bandung: Rsnerbit Marja,2005), him. 64; Asy-Syarif Ar-Radhiy, op. cit.,him. 97-98.

180 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008

Page 19: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Ristiana: Dakwab Khalifab Ali daiam Kontvks Politik (36-41 Hj

37 George Jordac, ibid, him. 130,177-178; Asy-Syarif Ar-Radhiy, ibid., him. 97;Syaikh Fadhlullah Al-Ha'iri, op. cit., him. 162.

38 Ketika itu Abu Salamah Ad-Dalanibertanya kepada Ali tentang tuntutan merekaterhadap darah Usman dan keputusan Aliuntuk menundanya, sementara Muawiyahmenyegerakannya, Ali memberikanpenjelasan bahwa masing-masing pihakmempunyai alasan. Kalaupun perang tidakdapat dihindarkan, Ali berharap tidak terlalubanyak korban yang jatuh dari kedua belahpihakDan dalam khutbah tersebut Al-'Awarbin bunan Al-Mingari bertanya kepada Alitentang keinginannya terhadap pendudukBashrah, maka Ali mengemukakanmaksudnya untuk berdamai. Jika merekamenolak Ali akan membiarkan mereka tetapijika mereka menyerang Ali, Ali akanmempertahankan diri dari serangan mereka.Lihat Ibnu Katsir, op. cit., him. 469-470.

39 George Jordac, op. cit., him. 166-167.

40/bid., him. 378.41 Syaikh Al-Mufid, Se/ara/i Amiru/

Mufcminin All bin Abi Thalib as, cet. I, terj.Muhammad Anis Maulachela (Jakarta:Lentera, 2005), him. 252, 254; SyaikhFadhlullah Al-Ha'iri, op. cit., him. 51-52.

id., him. 266-269 ; SyaikhFadhlullah Al-Ha'iri, op. cit., him. 168-, 169.

43 Ali Shofi, Kisah-kisah Imam Ali binAbi Thalib as Penuh Makna dan HikmahKenidupan, cet. I, terj. Faruq Khirid {Jakarta: Lentera Basritama, 2003), him. 96-97;George Jordac, op. cit. him. 394-395; IbnuKatsir, op. cit. him. 475.

"Syaban, op. cit.., him. 103.45 Ali mengajak mereka untuk berjihad

baik pada musim panas maupun pada musimdingin. Bila Ali menyuruh mereka padamusim dingin mereka menolak dengan alasancuaca tidak memungkinkan dan begitupunsebaliknya. Lihat Syaikh Al-Mufid, op. cit.,him. 273, 277-278, 280-282; SyaikhFadhlullah Al-Haliri, op. cit., him. 33-34.

46 Pada saat itu Ali berkata padapasukannya : Umdhu' 'a/a haggikum .' fawallahi marafa'uha ilia makidatan wa khidatan(lanjutkan tugas kamu ! demi Allah merekamengangkat -Mashaf itu tidak lain dan tidakbukan untuk sekedar kicuhan dan tipuanperang). Lihat. Murtadha Muthahhari, op.cit., him. 106; Joesoef Sou'yb, Sejarah DaulatKhulafa'ur Rasyidin, cet. I (Jakarta: BulanBintang, 1979), him. 494.

47 Ali Audah, op. cit., him. 367.

^Murtadha Muthahhari, op. cit.,him. 144-145 ; Syaikh Fadhlullah Al-Ha'iri,op. cit., him. 33-34, 62-63 ; Asy-Syarif Ar-Radhiy, op. cit., him. 83.

49 Ibid, him. Ill; Syaikh Al-Mufid, op.cit., him. 280.

60 Ibid., him. 270-275; George Jordac,op. cit., him. 168.

51 Ali mengutus Al-Harits bin MurrahAl-Abdi, lihat Ibnu Katsir, op. cit., him. 514;Joesoef Sou'yb, op. cit., him. 516-517; AliAudah, op. cit., him, 352.

52 Ibid., him. 351.53 Ibid., him. 355-356, 367 ; Abbas

Mahmud Aqqad, op. cit., him. 92.54 Ali mengutus Ziyad bih Khasafah Al-

Bakhri dan Ma'gil bin Qais untuk memimpinpertempuran tersebut. /bid., him. 376-377.;Dalam suasana peperangan tersebutpun Alijuga mengingatkan anak—anaknya bahwaorang tua mempunyai hak atas anaknya dan

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 181

Page 20: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Ris/iaaa: Dakwah Kbalifah All dalam Konteks Polittk (36-41 H)

seorang anak mempunyai hak atas orangtuanya. Hak orang tua dari anaknya adalahanak menaati orang tuanya dalam segala halkecuali dalam hal-hal yang berkaitan dengankemaksiatan kepada Allah SWT. Adapun hakseorang anak dari orang tuanya adalah orangtua memberikan nama yang baik kepadanya,memperbaiki budi pekertinya danmengajarkan Al-Quran kepadanya. LihatAbbas Mahmud Aqqad, op. at., him. 27,205.

55 Ibid., him. 158, 163Mahmud Aqqad op. at., him. 81.

Abbas

56 Di antara para gubernurdan pejabatyang diutus AH adalah Qa'qa dan Amir,Abdullah bin Abbas, panglima Kika ibnu ArnruAl-Tamimi dan Usman bin Hunaif. Usmanbin Hunaif kemudian menugaskan Imran binHusain dan Abul Aswad Ad-Duali. LihatSyaikh Al-Mufid, op. at., him. 271; IbnuKatsir, op. at., him. 466-467; Hamka, op.cit., him. 67; Syed Amir All, Api Islam, cet.iii, terj H. B Jassin (Jakarta: Bulan Bintang,1978), him. 469; Joesoef Sou'yb, op. cit.,him. 475-476.

57

419.George Jordac, op. cut, him. 160,

58 Ali Audah, op. cit, him. 279, 333;George Jordac, op. cit. him. 393-394.

59 Orang yang bertanya tersebut adalahAl-A'war bin Bunan Al-Mingari dan salahseorang putra Rifa'ah bin Rafi (Ubaid danMu'adz). Lihat Ali Audah, ibid., him. 270;Ibnu Katsir, op. cit., him. 462, 469.

465.

390.

Ibnu Katsir, op. cit., him. 461,463-

George Jordac, op. cit., him. 389-

62 Ibid, him. 64, 399; Ali Audah, A/iop. cit., him. 290-291; Ibnu Katsir, op. cit.,him. 479-480; Asy-Syarif Ar-Radhiy, op. cit,him. 73-74; Joesoef Sou'yb, op. cit., him.482-483.

^Orang-orang pada waktu itumenyebarkan isu bahwa saran Qais untukmenunda tindakan terhadap orang-orangyang belum membaiat Ali tersebut hanyalahalas an semata karena itu tanpa berpikirpanjang lagi Ali langsung memecatnyasebagai gubernur Mesir. Lihat Ali Audah, op.cit., him. 380-381; Ibnu Katsir, op. cit., him.519-520.

64 Ali Audah, op. cit,him. 354; GeorgeJordac, op. cit, him. 135.

66 Ibid., him. 378; George Jordac,ibid, him. 111.

66 Ali mengutus A'yana bin Dhubai'ahAt-Tamimi untuk mempertahankan Bashrahdan Hujr bin Adi Al-Kindi untukmempertahankan Irak (Kufah). Lihat /bid.,him. 397-399; Ibnu Katsir, op. cit, him. 524.

67 Ibnu Katsir, op. cit., him. 525.68 Abbas Mahmud Aqqad, op. cit.,

him. 27, 205.69 Syaikh Fadhlullah Al-Ha'iri, op. cit,

him. 30.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Mahmud Aqqad, Kejeniusan A/i bin Abi Tha/ib, cet. I, terj. GhazirahAbdi Ummah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.

182 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Des ember 2008

Page 21: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

I fa PJstiana: Dahvah Kbalifab Alt dalam Konteks Politik (3641 H)

Abu Na'im Al-Ashbahani, IVarisan Para Sahabat Nabi, cet. I, terj. AfifMuhammad, Bandung: Penerbit Pustaka, 1986.

All Audah, Ali bin Ab\ Thalib Sampai Kepada Hasan dan Husain, cet. I, Bogor:Litera Antar Nusa, 2003.

All Shofi, Kisah-Jeisari Imam All bin Abi Thalib as Penuh Makna dan HikmahKehidupan, cet. I, terj. Faruq Khirid, Jakarta: Lentera Basritama, 2003.

Asy-Syarif Ar-Radhiy, Nahjul Balaghah Wacana dan Surat-surat Imam AH r.a,disyarah oleh Muhammad Abduh, cet. VI, Bandung: PT. Mizan Pustaka,2003.

George Jordac, Suara Keadilan Sosok Agung Ali bin Abi Thalib r.a, cet. Ill,terj. Abu Muhammad As-Sajad, Jakarta: Lentera, 2004.

Hamka, Sejarah Umat Islam, jilid II, cet. IV, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah Masa Khulafa'ur Rasyidin, terj. Abu IhsanAl- Atsari, Jakarta: Darul Haq, 2004.

Joesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Khulafa'ur Rosyidin, cet. I, Jakarta: BulanBintang, 1979.

Khalid Muhammad Khalid, Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dariKarakteristik Perihidup Khali/ah Rasulullah, cet. V, terj. Mahyuddin Syafdkk., Bandung: CV. Diponegoro, 1994.

Murtadaha Muthahhari, Ali bin Abi Thalib: Kekuatan dan Kesempumaannya,terj. Dzulfikar Ali, cet. I, Bandung: Penerbit Marja, 2005.

Syaban, Sejarah Islam, cet. I, ed. I, terj. Machnun Husein, Jakarta : RajawaliPers, 1993.

AI-Mufid, Sejarah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, cet. I, terj. olehMuhammad Anis Maulachela, Jakarta: Lentera, 2005.

Fadhlullah Al-Ha'iri, Tanya/ah Aku Sebe/um Kau Kehilangan Aku, Bandung:Pustaka Hidayah, 2005.

Zainal Abidin Ahmad, 7/mu Politiklslam: Sejarah Islam dan Umatnya SampaiSekarang (Per/cembangannya dari Zaman ke Zaman), cet. I, Jakarta: BulanBintang, 1977.

JURNAL DAKWAH, Vol.IX No. 2, Juli-Desember 2008 183

Page 22: DAKWAH KHALIFAH ALI DALAM KONTEKS POLITIK 36-41 H

Ita Ristiana: Dakwah Kbalifah Ali dalam Konteks Politik (36-41 H)

184 JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. 2, Juli-Desember 2008