khalifah bani umayyah

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bani Umayyah (bahasa Arab: و ن ب ة ي م أ, Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab (Damaskus). Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I. Masa kekhalifahan Bani Umayyah berumur 90 tahun, yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah. Dimana pemerintahan bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun), yaitu setelah Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada Muawiyah dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu sedang dilanda fitnah. Muawiyah bin Abi Sufyan telah berhasil meletakkan sendi-sendi pemerintahan bani Umayyah. Dan selama masa pemerintahan Bani Umayyah telah berkuasa 14 orang khalifah.

Upload: ari-fitri

Post on 13-Aug-2015

288 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Khalifah Bani Umayyah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bani Umayyah (bahasa Arab: أمية بنو , Banu Umayyah) atau

Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa

Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab

(Damaskus). Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams,

kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu

Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I.

Masa kekhalifahan Bani Umayyah berumur 90 tahun, yaitu dimulai pada

masa kekuasaan Muawiyah. Dimana pemerintahan bersifat demokratis berubah

menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun), yaitu setelah Hasan bin Ali

menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada Muawiyah dalam rangka mendamaikan

kaum muslimin yang pada saat itu sedang dilanda fitnah.

Muawiyah bin Abi Sufyan telah berhasil meletakkan sendi-sendi

pemerintahan bani Umayyah. Dan selama  masa pemerintahan Bani Umayyah

telah berkuasa 14 orang khalifah.

Page 2: Khalifah Bani Umayyah

BAB II

PEMBAHASAN

Bani Umayah I

A. Situasi Politik Ummat Islam Sepeninggal ‘Ali ibn Abi Thalib

Pada saat Ali ibn Abi Thalib menjabat sebagai khalifah, banyak terjadi

pemberontakan. Diantaranya dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan (yang pada saat

itu menjabat sebagai gubernur di Damaskus, Siria) dan didukung oleh sejumlah

mantan pejabat tinggi yang telah dipecat Ali ibn Abi Thalib. Disini timbul

indikasi fitnah atau perang saudara karena Muawiyah menuntut balas bagi

Utsman (keponakannya) dan atas kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali.

Tatkala Ali beserta pasukannya bertolak dari Kuffah menuju Siria,

mereka bertemu dengan pasukan Muawiyah di tepi sungai Eufrat atas, Shiffin.

Terjadi lah perang yang disebut perang Shiffin. Perang ini tidak konklusif

sehingga terjadi kebuntuan yang akhirnya mengarah pada tahkim atau arbitrase.

Dalam majlis tahkim ini ada dua mediator atau penengah. Mediator dari pihak Ali

adalah Abu Musa al-Asy’ari (gubernur Kuffah), sedangkan mediator dari pihak

Muawiyah adalah Amr ibn al-Ash. Namun tahkim pun tetap tidak menyelesaikan

masalah.

Menurut Ibnu Khaldun, setelah fitnah antara Ali – Mu’awiyah, jalan yang

ditempuh adalah jalan kebenaran dan ijtihad. Mereka berperang bukan untuk

menyebar kebatilan atau menimbulkan kebencian, tapi sebatas perbedaan dalam

ijtihad dan masing-masing menyalahkan hingga timbul perang. Walaupun yang

benar adalah Ali, Muawiyah tidak melakukan tindakan berlandaskan kebatilan,

tetap orientasinya dalam kebenaran.

Partai Ali terpecah menjadi dua golongan, yaitu Khawarij (orang-orang

yang keluar dari barisan Ali sekaligus menentang tahkim) dan Syi’ah (para

pengikut setia Ali). Sementara itu, Muawiyah melakukan strategi dengan

menaklukkan Mesir dan mengangkat Amr ibn al-Ash sebagai khalifah di sana.

Jadi, di akhir masa pemerintahan Ali, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan

politik; Muawiyah, Syi’ah, dan Khawarij. Kemunculan Khawarij semakin

memperlemah partai Ali, di sisi lain Muawiyah semakin kuat. Muawiyah

Page 3: Khalifah Bani Umayyah

memproklamirkan dirinya sebagai khalifah di Yerusalem (660). Kemudian Ali

wafat karena dibunuh oleh Ibn Muljam, salah seorang anggota Khawarij (661).

B. Pengangkatan Hasan bin Ali sebagai Khalifah

Setelah Ali wafat, kursi jabatan kekhalifahan dialihkan kepada anaknya,

Hasan bin Ali. Hasan diangkat oleh pengikutnya (Syi’ah) yang masih setia di

Kuffah. Tetapi pengangkatan ini hanyalah suatu percobaan yang tidak mendapat

dukungan yang kuat. Hasan menjabat sebagai khalifah hanya dalam beberapa

bulan saja.

C. Peralihan Kekuasaan dari Hasan ke Muawiyah

Pada tahun 661 M (41 H) terjadilah perpindahan kekuasaan dari Hasan bin

Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi dengan amat bijaksana dia

berkata : “ Saya tidak tahan menyaksikan kalian terbunuh karena perebutan

kekuasaan, inti kekuatan bangsa arab sekarang ada di tanganku. Mereka akan rela

damai jika aku ingin damai dan mereka bersedia perang kalau harus berperang.

Akan tetapi aku tidak menginginkan peperangan, karena aku ingin perdamaian.”

Serah terima jabatan itu berlangsung di kota Kufah, sebuah kota pelabuhan

yang makmur di teluk Persia. Peristiwa itu kemudian dikenal dalam sejarah islam

dengan istilah ‘Amul Jama’ah’. Dengan demikian, Muawiyah telah sah menjadi

khalifah sekaligus mendirikan pemerintahan daulah Bani Umayyah sebagai

dinasti islam pertama yang berkuasa.

D. Kekuasaan Mu’awiyah dan Pengangkatan Yazid bin Mu’awiyah

Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah

mewajibkan kepada seluruh rakyat untuk tunduk setia kepada anaknya, Yazid bin

Muawiyah, Ia bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia

memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interpretasi

baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya

“khalifah Allah” dalam pengertian ‘penguasa’ yang dangkat oleh Allah. Ekspansi

Page 4: Khalifah Bani Umayyah

yang terhenti pada masa khalifah usman dan ali kemudian dilanjutkan kembali

oleh dinasti ini.

Karena Muawiyah dianggap tidak mentaati isi perjanjiannya dengan

Hasan bin Ali ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan

pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat

islam. Deklarasi pengangkatan anaknya sebagai putra mahkota menyebabkan

munculnya gerakan oposisi dikalangan rakyat yang  mengakibatkan munculnya

perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan. Ketika Yazid naik tahta,

sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau manyatakan setia kepadanya.

Yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah, memintanya untuk

memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini semua

orang terpaksa tunduk, kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair.

Bersamaan dengan itu kaum syi’ah malakukan konsilidasi (penggabungan)

kekuatan kembali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husein pada

tahun 680 M. Ia berangkat dari Mekkah ke Kuffah atas tipu daya golongan syi’ah

yang ada di Iraq. umat islam di daerah ini tidak mengakui Yazid, mereka 

menghasut dan mengangkat Husein sebagai khalifah dalam pertempuran yang

tidak seimbang di Karballa, sebuah daerah di dekat kuffah. Tentara dan seluruh

keluarga Husein kalah dan Husein sendiri terbunuh.

E. Masa Pemerintahan Abdul Malik, Al-Walid bin Abdul Malik, Umar bin

Abdul Aziz, Yazid bin Abd Malik, Hisyam bin Abdul Malik

Pemindahan ibukota dari Madinah ke Damaskus melambangkan zaman

imperium baru dengan menggesernya untuk selama-lamanya dari pusat Arabia,

yakni Madinah yang merupakan pusat agama dan politik kepada sebuah kota yang

kosmopolitan. Dari kota inilah daulat Umayyah melanjutkan ekspansi kekuasaan

Islam dan mengembangkan pemerintahan sentral yang kuat, yaitu sebuah

imperium Arab.

Ekspansi yang berhasil dilakukan pada masa Muawiyah antara lain ke

wilayah-wilayah: Tunisia, Khurasan sampai ke sungai Oxus, Afganistan sampai

ke Kabul, serangan ke ibukota Bizantium (Konstantinopel). Kemudian ekspansi

Page 5: Khalifah Bani Umayyah

ke timur dilanjutkan oleh khalifah Abdul Malik yang berhasil menaklukkan

Balkh, Sind, Khawarizm, Fergana, Samarkand, dan India. Ekspansi ke barat

dilanjutkan pada masa Al-Walid ibn Abdul Malik dengan mengadakan ekspedisi

militer dari Afrika Utara menuju barat daya, benua Eropa. Wilayah lainnya yang

berhasil ditaklukan adalah al-Jazair, Maroko, ibukota Spanyol (Kordova), Seville,

Elvira, dan Toledo. Di zaman Umar ibn Abdul Aziz, serangan dilakukan ke

Perancis. Selain itu, wilayah kekuasaan Islam meliputi Spanyol, Afrika Utara,

Siria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, dan sebagian Asia Tengah.

Jasa-jasa dalam pembangunan di berbagai bidang banyak dilakukan Bani

Umayyah. Muawiyah mendirikan dinas pos, menertibkan angkatan bersenjata,

mencetak mata uang, dan jabatan Qadhi (hakim) mulai berkembang menjadi

profesi sendiri. Abdul Malik bin Marwan adalah khalifah yang pertama kali

membuat mata uang dinar dan menuliskan di atasnya ayat-ayat al-Qur’an. Ia juga

melakukan pembenahan administrasi pemerintahan dan mmberlakukan bahasa

Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Pada masa khalifah

Al-Walid bin Abdul Malik di bangun panti-panti untuk orang cacat, membangun

jalan-jalan raya, pabrik-pabrik, gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang

megah. Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memprioritaskan pembangunan dalam

negeri, keberhasilannya antara lain ialah menjalin hubungan baik dengan

golongan Syi’ah, memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk

beribadah sesuai dengan keyakinannya, pungutan pajak diperingan, dan

kedudukan mawali (non Arab) disejajarkan dengan muslim Arab. Dengan

keberhasilan dan keteladanannya, maka Umar ibn Abdul Aziz sering disebut-

sebut sebagai khalifah kelima setelah Ali bin Abi Thalib. Di bidang keilmuan atau

pendidikan, cakupan keilmuannya tentang teologi dan keagamaan, misalnya

legalisasi penyusunan al-Qur’an pada masa Utsman yang telah disusun oleh Abu

Bakar. Di bidang kesastraan, muncul para penyair terkenal, seperti Umar ibn Abi

Rabi’ah, Tuwais, Ibnu Suraih, dan Al-Garidh.

Sepeningal Umar bin Abdul Aziz kekuasaan Bani Umayyah berada di

bawah khalifah Yazid bin Abdul Malik (720-724 M). Sayang, penguasa yang

satu ini sangat gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan

Page 6: Khalifah Bani Umayyah

kehidupan rakyat. Zaman ini berubah menjadi kacau sehingga masyarakat

menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul Malik.

Kerusuhan terus berlanjut hingga masa kekhalifahan Hisyam bin Abdul Malik.

Bahkan pada masa itu muncul kekuatan baru yang  menjadi tantangan berat bagi

pemerintahan Bani Umayyah.  Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim

yang didukung oleh golongan Mawali dan merupakan ancaman yang sangat

serius. Sebenarnya Hisyam bin Abdul Malik adalah seorang khalifah yang kuat

dan terampil. Akan tetapi karena gerakan oposisi terlalu kuat khalifah tidak

mampu mematahkannya.

Sepeniggal Hisyam, khalifah Bani Umayyah yang muncul bukanya hanya

lemah tapi bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi, akhirnya

pada tahun 750 M Daulah Bani Umayyah berhasil digulingkan Bani Abbas yang

bersekutu dengan abu Muslim Al-Khurasani, Marwan bin M.Al-himar , khalifah

terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir ditangkap dan dibunuh disana.

F. Gerakan Separatis, Perlawanan, dan Pemberontakan

Berbagai kemajuan memang telah dicapai oleh bani Umayyah, namun

konflik internal tetap terjadi. Hal ini terbukti dengan banyaknya gerakan

pemberontakan yang muncul dan pada akhirnya menimbulkan perang saudara.

Diantara gerakan-gerakan perlawanan tersebut antara lain:

Syi’ah

Gerakan ini merupakan gerakan yang paling kuat, paling berani dan solidaritas

kaumnya sangat tinggi, hingga dapat menjatukan kekuasaan Bani Umayyah.

Pemberontakan kaum ini didasarkan atas kebencian mereka terhadap Bani

Umayyah dan rasa cinta mereka terhadap keluarga Ali. Gerakan ini erat kaitannya

dengan pemikiran. Salah satu contoh yaitu dukungan kepada Hussain bin Ali agar

menolak bai’at terhadap Yazid. Karena Hussain tetap mempertahankan

keteguhannya, ia bersama pasukannya dibunuh di Karbela.

Perlawanan Abdullah ibn Zubair

Ia adalah seorang yang berambisi ingin menjadi pemimpin. Pertama kali

perlawanannya pada saat perang Jamal. Ia adalah seseorang yang memiliki tipu

Page 7: Khalifah Bani Umayyah

daya. Ia juga tidak mempunyai falsafah, revousinya tidak berdasar kepada prinsip-

prinsip yang benar dan bukan pula militer. Hampir dalam setiap pemberontakan,

ia turut ambil bagian,tetapi hanya sebagai provokator.

Khawarij

Gerakan ini merupakan kumpulan dari orang-orang yang keluar dari barisan Ali

atau tidak mendukung Ali. Meskipun benci terhadap Ali, kaum ini lebih benci lagi

terhadap Bani Umayyah. Nama lain dari golongan ini adalah Muakkimah.

Pemberontakannya terjadi di Kufah dan di Madinah. Mazhab kaum ini sangat

sedikit menggunakan falsafah dan pemikiran-pemikirannya kurang mendalam.

Mu’tazilah

Gerakan ini bersifat keagamaan, tidak mengumpulkan pasukan dan tidak pernah

menghunuskan pedang. Gerakan ini sangat berkaitan dengan mazhab Khawarij.

Dalam gerakan ini, muncul lagi pendapat golongan, seperti Murji’ah, Jabariyah

dan Mu’tazilah itu sendiri.

Karena konflik internal dalam negeri yang tidak bisa diselesaikan, akhirnya

dinasti ini tumbang (750), dan digantikan dengan Daulat Bani Abbasyiyah.

G. Kemajuan yang Dicapai Bani Umayyah                 

Berbagi kemajuan yang dicapai diantaranya:

Ø  pembentukan secretariat Negara/ dewan hakim

Ø  menggunakan Bahasa Arab dan system romawi dalam urusan administrasi

Ø  system perhubungan pos ditingkatkan

Ø  pembangunan gol. kapal

Ø  mendirikan pusat keilmuan di Damaskus yang disebut Marbat

Ø  menerjemahkan buku dari bahasa latin ke bahasa arab

Ø  pengembangan ilmu agama seperti Fiqh, Tafsir, Aqidah, dll.

Dari segi politik, daulah Bani Umayyah membentuk organisasi dan

kesekretariatan:

a.   organisasi politik  (An-nidham As-siyasi)

b.   organisasi keuangan (An-nidham Al-Maaly)

c.   organisasi tata usaha Negara (An-Nidham Al-idary)

Page 8: Khalifah Bani Umayyah

d.   organisasi kehakiman (An-nidham Al-Qadha’i)

e.   organisasi ketentraman (An-nidham Al-HArby)

   Selain itu juga terdapat kemajuan dari bidang arsitektur dan ilmu

pengetahuan, seperti ilmu qira’at, tafsir , hadits, fiqh, nahwu, balaghah, bahkan

ahli tafsir pertama hidup pada masa itu, yaitu ibnu abbas yang wafat pada tahun

68 H.

H. Kemunduran Bani Umayyah

            Adapun kemuduran yang dialami Bani Umayyah , antaralain:

Ø  ketidakstabilan pemerintahannya

Ø  pelanggaran terhadap isi perjanjian dengan Hasan bin Ali

Ø  terjadinya perang saudara

Ø  muncul pemberontakan dimana-mana

Ø  membuka peluang bagi oposisi lain Bani Umayyah yang bersekutu dengan

Abu Muslim Al-khurasan.

Ada beberapa contoh yang menyababkan dinasti Bani Umayyah lemah dan

membawanya kepada kehancuran:

1.       system pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang

baru (bid’ah) bagi tradisi islam yang telah menekankan aspek senioritas.

Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan system pergantian khalifah ini

menyebabkan terjadinya persaingan yg tidak sehat di kalangan istana.

2.       latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan

dari konflik politik yang terjadi di Masa Ali. Sisa-sisa syi’ah dan khawarij terus

menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka maupun secara tersembunyi.

3.       pada masa kekuasaan Bani Umayyah pertentangan etnis antara suku Arabia

utara (bani qays) dan Arabia selatan (bani kalb) yang sudah ada sejak zaman

sebelum islam makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa

Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.

Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non arab) terutama di Irak dan

wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu

Page 9: Khalifah Bani Umayyah

menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa arab

yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.

4.       lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap

hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup

memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping

itu, para ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap

perkembangan agama sangat kurang.

5.       penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah

munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas bin Abd al-

Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan dari

kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah .

           

I. Khalifah yang Memimpin Zaman Bani Umayyah

Berikut ini adalah khalifah yang pernah memimpin pada jaman bani Umayah:

1. Muawiyah bin Abu sufyan tahun 661-679 M

2. Yazid bin Muawiyah tahun 679-683 M

3. Muawiyah II dan Marwan bin Hakam tahun 683 M

4. Abdul Malik bin Marwan tahun 684 -705 M

5. Walid bin Abdul Malik tahun 705-714 M

6. Sulaiman bin Abdul Malik tahun 714-717 M

7. Umar bin Abdul Aziz tahun 717-719 M

8. Yazid bin Abdul Malik tahun 719-723 M

9. Hisyam bin Abdul Malik tahun 723-742 M

10. Walid bin Yazid tahun 742-743 M

11. Yazid bin Walid tahun 743 M

12. Ibrahim bin Walid tahun 743-744 M

13. Marwan bin Muhammad tahun 744-750 M

Page 10: Khalifah Bani Umayyah

Bani Umayyah II

Keberhasilan tentara Islam yang dipimpin oleh Thoric dan Musa ini

membawa citra Bagi umat Islam, sebab penaklukkan Andalusia / spanyol

membuka lembaran baru dalam perjalanan sejarah politik militer umat islam

khususnya pada masa dinasti Bani Umayyah I ( 661-750M ). Karna umat Islam

telah membebaskan masyarakat Andalusia dari kekejaman dan kedholiman

penguasa Roderic. Jatuhnya Andalusia itu membuka jalan baru bagi umat islam

untuk menyebarkan Islam keseluruh Eropa, namun sayang konflik interen

kemudian menjadi penyebab utama kehancuran penguasa islam di spanyol yang

menyebebkan mereka terusir dari negara itu pada tahun 1492M.

A. Abdurrahman Addakhil Pendiri Bani Umayyah II di Andalusia

Awal perjalanan Abdurrahman sampai keandalusia sangat sulit, ia

dikejar-kejar oleh pasukan Abu ja’far Almanshur, raja Bani Abasyiah yang

berupaya melenyapkan sisa-sisa bani Umayyah termasuk Abdurrahman

namun mengalami kegagalan yang akhirnya berdirilah bani Umayyah II di

Andalusia ( 756-1031M ), dinasti ini mencapai kejayaannya pada masa

Abdurrahman III ( 300-350H / 912-916M )selama periode bani umayyah

II kordova tetap menjadi kota yang megah seperti kemegahan bahgdat

pada masa bani abasiya. Abdurrah menjadi raja selama 32 th ( 138-172H /

756- 788M ) yang wilayahnya meliputi kordova, Arkidona, Sevilla,

Tholledo, dan Grannada. Untuk memperluas dan mempertahankan

wilayahnya beliau membangun dan mengembangkan angkatan bersenjata

yang kuat dan terlatih dari bangsa barbar yang dikenal cukup loyal karena

digaji cukup tinggi.

B. Hisyam I ( 172-180H / 788-796M )

Hisyam I adalah putra abdurrahman I sebagaian sejarawan

menyerupakan ketegasannya sama dengan Umar Bin Abdul Aziz ( raja ke

8 Bani Umayyah di Damaskus ). Hisyam I sangat besar perhatiannya

terhadap kesejahteraan dan keadilan rakyatnya, ia terkenal sebagai

kholifah yang dekat dengan para ulama’, mereka mendapatkan kesempatan

Page 11: Khalifah Bani Umayyah

besar untuk mengembangkan kemampuan dan ilmu mereka kepada rakyat,

serta mendapatkan kedudukan yang sangat diperhitungkan didalam

pemerintahan. Diantara ulama’ yang hidup pada masa itu adalah Yahya

Bin Yahya Al-Laits salh seorang murit imam malik ( kitab Al-muato’ ). i.

Setelah memerintah 7 thn lebih ia wafat dengan meninggalkan kajayaan

Bani Umayyah II diandalusia.

C. Alhakam I ( 180-206H / 796-822M )

Alhakam I adalah putra hisyam I, semenjak pemerintahan Alhakam

Andalusia mulai mengalami kemunduran yang siknifikan. Ia kholifah yang

pertama kali menerapkan sekularisme dalam pemerintahan, peran ulama’

dibatasi hanya dalam ranah agama dan tidak boleh mempunyai andil

dalam urusan pemerintahan. Setelah memegang tampok pemerintahan dua

puluh tuju tahun alhakam I wafat dan diganti putranya yaitu abdurrahman.

D. Abd Rahman Al-Ausath ( 206-238H / 822-852M )

Pada masa pemerintahannya sepanyol / Andalusia mengalami banyak

kemajuan dalam berbagai bidang spt ; Ekonomi, politik, Kurtural, dan

Sosial. Kemajuan tersebut hampir menyaingi kemajuan yang dicapai Bani

Abasiyah dalam periode yang sama. Khalifah-khalifah Dinasti Bani

Umayyah II sangat toleran terhadap multi kulturalisme dan perbedaan

Agama, mereka sering mengadakan kerjasama dengan para raja kristen di

perbatasan untuk saling menjaga perdamaian kedua belah pihak dari

serangan musuh, namun disisi lain banyak pihak yang menodai toleransi

ini, para pastur kristen misalnya mereka secara terang-terangan berani

mencela nabi Muhammad S.A.W. tentu ini adalh sebuah penghinaan yang

tidak bisa dibiarkan begitu saja.

E. Muhammad I ( 238-273H / 852-886M )

F. Almundzir ( 273-275H / 886-888M )

G. Abdullah ( 275-300H / 888-912M )

Selama pemerintahan tiga orang tersebut 72 thn hampir tidak ada peristiwa

dan perstasi yang mencolok, hanya ada beberapa kejadian yang tertulis

dalam sejarah misalnya penumpasan terhadap pemberontakan di Barcelona

Page 12: Khalifah Bani Umayyah

dan tolitolia. Setelah memegang tampok pemerintahan 35 thn muhammad

I wafat dan diganti oleh putranya mundzir yang hanya memerintah selama

dua tahun. Mundzir kemudian diganti oleh abdullah, pada masa

perintahannya banyak terjadi pemberontakan kaum kristen disekitar

wilayah kordova dan utara sepanyol. Belum lama memerintah sudah

banyak wilayah sepanyol yang memisahkan diri dari pangkuan bani

umayyah tersebut.

H. Abdurrahman III (300-350H / 912-961M )

Pada masa pemerintahan abdurrahman III inilah dinasti bani umayyah

dua mencapai fase keemasan.. Kebijakan luarnegeri ini juga diikuti dengan

kelihaiannya dalam melaksanakan pembangunan negara dalam berbagai

bidang termasuk pembangunan dermaga dan pelabuhan perdagangan.

Keberhasilannya melaksanakan pembangunan dan perluasan wilayah tidak

lepas dari kemunduran dalam dinasti Abasyiah ditimur. Abdurrahman III

adalah penguasa dinasti umayyah II yang pertama kali memakai gelar

kholifah, sehingga pada masa itu ada tiga dinasti islam yang memakai

gelar khalifah yaitu dinasti Abasyiah ditimur, dinasti Umayyah II di

Sepanyol, dan dinasti Fathimiyah di Mesir.

I. Alhakam II ( 350-366H / 961-976M )

Alhakam II mewarisi kekhalifahan yang penuh kedamaian dan kesuksesan

dari sang ayah, hanya ada beberapa peperangan penting yang melibatkan

pasukan hakam II diantaranya aerang melawan pasukan kristen di Lyon

yang melanggar perjanjian damai dengan bani Umayyah II, hakam juga

mengirimkan pasukan kemaruko utara dan tengah dan berhasil mengusir

pasukan dinasti Fathimiyah dan Idrissiyah yang semula mendudukinya.

Dalam bidang ilmu pengetahuan ia banyak mendatangkan buku dari

Damaskus, Bagdat, dan Kairo untuk mengisi perpustakaan negara didaerah

Kordova.

J. Hisyam II ( 366-399H / 976-1009M )

Hisyam II menjadi khalifah ketika berumur 10 thn hal ini tentu berimbas

pada ketidak cakapannya mengelola jalannya pemerintahan. Oleh kerena

Page 13: Khalifah Bani Umayyah

itu orang yang paling berpengaruh dan berwenag menjalankan

administrasi negara adalah Ibnu Abi Amir ( sang patih ). Ibnu Abi Amir

menguasai jalannya pemerintahan dinasti Umayyah II selama 27 thn, ia

sakit dan wafat tahun 392 H / 1002 M. Putranya Al-Mudzaffar

menggantikannya , namun hanya 6 thn. Sampai sata itu bani Umayyah II

masih disegani oleh lawan-lawannya di Eropa tetapi ketika Al-Mudzaffar

digantikan ole Abdurrahman An-nasir ( 399-421H / 1009-1031 ) terjadilah

kemelut didalam negeri yang mengantarkan dinasti Umayyah II ketepi

kehancuran.

Perkembangan / kemajuan pada masa bani umayah

1 Bidang Ilmu Pengetahuan.

Pemisahan Andalusia dari bagdad secara politis, tidak berpengaruh

terhadap transisi keilmuwan dan peradaban antara keduanya. Banyak

muslim Andalusia yang menuntut ilmu di negri islam belahan timur dan

tidak sedikit pula ulama dari timur yang mengembangkan ilmunya di

Andalusia.

Prestasi umat islam dalam memajukan ilmu pengetahuan tidak

diperoleh secara kebetulan, melainkan dengan kerja keras melauli

beberapa tahapan system pengembangan. Mula – mula dilakukan beberapa

penerjemah kitab – kitab klasik yunani, romawi, india , Persia. Kemudian

dilakukan pensyarahan dan komentar terhadap terjemahan tersebut,

sehingga lahir komentator-komentator muslim kenamaan. Setelah itu

dilakukan koreksi teori – teori yang sudah ada, yang acap kali melahirkan

teori baru sebagai hasil renungan pemikir – pemikir muslim sendiri. Oleh

karena itu, umat islam tidak hanya berperan sebagai jembatan penghubung

warisan budaya lama dari zama klasik ke zaman baru. Terlalu banyak teori

orisinil temuan mereka yang besar sekali artinya sebagai dasar ilmu

pengetahuan modern.

Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan filsafat pada masa itu

tidak terlepas kaintannya dari kerjasam yang harmonis antara penguaa,

Page 14: Khalifah Bani Umayyah

hartawan dan ulam. Umat islam di Negara – Negara islam waktu itu

berkeyakinan bahwa memajukan ilmu pengetahuan dan kebudayaaan

umumnya, merupakan salah satu kewajiban pemerintahan. Kesadaran

kemanusiaan dan kecintaan akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para

pendukung ilmu telah menimbulkan hasrat untuk mengadakan

perpustakaan – perpustakaan, disamping mendirikan lembaga – lembaga

pendidikan. Sekolah dan perpustakaan umum maupun pribadi banyak

dibangun diberbagai penjuru kerajaan, sejak dari kot besar sampai ke desa-

desa.

Andalusia pada kala itu sudah mencapai tingkat peradaban yang

sangat maju, sehingga hamper tidak ada seorangpun penduduknya yang

but huruf. Dalam pada itu, eropa Kristen baru mengenal asas-asas pertam

ilmu pengetahuan, itupun tebatas hanya pada beberapa orang pendeta saja.

Dari Andalusia ilmu pengetahuan dan peradaban arab mengalir ke Negara-

negara eropa Kristen, melalai kelompok – kelompok terpelajar mereka

yang pernah menuntut ilmu di universitas Cordova, Malaga, Granada,

sevilla atau lembaga – lembaga ilmu pengetahuan lainnya Andalusia.

Yang pada gilirannya kelak akan mengantarkan eropa memasuki periode

baru masa kebangkitan. Bidang – bidang ilmu pengetahuan yang paling

menonjol antara lain :

a) Filsafat

Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang

sangat brilian dalam bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai

jembatan penyeberangan yang di lalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke

Eropa abad ke 12 minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai

dikembangkan pada abad ke-9 selama pemerintahan bani umayyah. Tokoh

pertama dalam sejarah filsafat Andalusia dalah Abu Bakr Muhammad bin

al-Syaigh yang terkenal dengan nama Ibnu Bajjah. Karyanya adalah

Tadbir al-muwahhid, tokoh kedua adalah Abu Bakr bin Thufail yang

banyak menulis masalh kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya

filsafatnya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Tokoh terbesar dalam

Page 15: Khalifah Bani Umayyah

bidang filsafat di Andalusia adalah Ibnu Rusyd dari cordova. Ia

menafsirkan maskah – naskah aristoteles dan menggeltuti masalah –

masalah menahun tentang keserasian filsafat agama.

b) Sains

Ilmu kedokteran , music, matematika, astronomi dan kimia

berkembang dengan baik di Andalusia. Ibarhim bin yahya al Naqqash

terkenal dalam ilmuastronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya

gerhana matahari dan berhasil membuat teropong yang dapat menentukan

jarak tata surya dan bintang. Ahmad bin abbas dari cordova adalah ahli

dalam bidang obat – obatan. Umm al-hassan bint abi ja’far dan saudara

perempuan al hafidz adalah dua orang dokter dari kalangan wanita.

Di bidang sejarah dan geografi, muncul ibnu jubair yang menulis negri –

ngri muslim mediterania dan ibnu batutah yang mengadakan ekspedisi

hingga mencapai samudra pasai dan cina. Ibnu al-khatib menyusun

riwayat Granada sedang Ibnu khaldun dari tunis adalah perumus filasafat

sejarah.

c) Fiqh

Andalusia mayoritas menganut madhzab maliki, yang pertama kali

diperkenalkan oleh ziyyad bin abd al-rahman. Ahli – ahli fiqih lainnya

diantaranya adalah ibnu yahya, seorang qadhi, kemudian abu bakar al

quthiyah, munzir bin sa,if al-baluthi dan ibnu hazim yang terkenal.

d) Musik dan Kesenian.

Dibidang ini dikenal seorang tokoh bernama Hasan bin Nafi yang

berjuluk Zaryah. Dia juga terkenal sebagai penggubah lagu dan sering

mengajarkan ilmunya kepada siapa saja sehingga kemasyhurannya makin

meluas.

e) Bahasa dan Sastra.

Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam

pemerintahan islam di Andalusia. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang

Islam dan non Islam. Bahkan penduduk asli Andalusia menomorduakan

bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam

Page 16: Khalifah Bani Umayyah

bahasa Arab baik ketrampilan bahasa maupun tata bahasa Tokohnya antara

lain : Ibnu Sayyidh, Ibn Malik pengarang alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-hajj,

Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan bin Usfur dan Abu Hayyan al-Gharmatti

dan muncul banyak karya sastra seperti al-iqd al-farid karya ibn abd

rabbib, al-Dzakhirah fii Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam dan kitab

al-Qalaid karya al-Fath bin Khaqan.

f) Bidang pembanguna fisik.

Samah bin Malik menjadikan cordova sebagai ibu kota propinsi

Andalusia menggantikan sevilla pada tahun 100H/719M. Ia membangun

tembok dinding kota, memugar jembatan tua yang dibangun penguasa

romawi dan membangun kisaran air. Ketika ad-Dakhil berkuasa, cordova

diperindah serta dibangun benteng di sekeliling kota dan istana. Air danau

dialirkan melalui pipa-pipa ke istana dan rumah penduduk. Kebanggan

cordova lainnya adalah al-Qashr al-Kabir, alRushafa, masjid jami’

cordova, jembatan cordova, al-Zahra dan al-Zahirah Al-Qashr al-Kabir

adalah kota satelit yang dibangun ad-Dakhil dan disempurnakan oleh

beberapa penggantinya. Didalamnya dibangun 430 gedung yang

diantaranya merupakan istana – istana megah. Al-Rushafa adalah sebuah

istana yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang dibangun ad-

Dakhil yang masih tgak berdiri hingga sekarang adalah masjid jami’

cordova didirikan tahun 170H/786M dengan dana 80.000dianr. masjid ini

memiliki sebuah menara yang tingginua 20 meter terbuat dari marmer dan

sebuah kubah besar yang didukung oleh 300 buah pilar yang terbuat dari

marmer pula. Ditengah masjid terdapat tiang agung yang menyangga 1000

lentera. Ada Sembilan buah pintu yang dimiliki masjid ini, semuanya

terbuat dari tembaga kecuali pintu maqsurah yang terbuat dari emas murni.

Ketika cordova jatuh ke tangan Fernando III pada tahun 1236, masjid ini

dijadikan gereja dengan nama santa maria, tetapi dikalangan orang

Andalusia lebih popular dengan ia mezquita, berasal dari bahasa arab al-

Masjid.

Page 17: Khalifah Bani Umayyah

Al-Nashir pada tahun 325 H/ 936 M membangun kota satelit

dengan nama salah seorang selirnya al-Zahra. Kemegahannya hamper

menyamai al-Qashr al-Kabir. Ia dilengkapi taman indah yang disela-

selanya mengalir air dari gunung, danau kecil berisi ikan beraneka warna

dan sebuah taman margasatwa. Sementara pada tahun 368 H / 978 M Al

Manshur membangun kota Al Zairah dipinggir Wadi Al Kabir, tidak jauh

dari Cordova. Al Zahirah dilengkapi dengan taman – taman indah, pasar,

toko , masjid dan bangunan umum lainnya.

Gambaran kondisi bani umayah.

Kemajuan pesat di dalam peradaban andalusia salah satunya disebabkan

policy dari para penguasanya yang mempelopori berbagai kegiatan ilmiah.

Meskipun ada ketegangan politik dengan Baghdad timur tapi tidak selalu terjadi

konfrontasi militer. Banyak para sarjana Islam dari wilayah Barat menimpa ilmu

di Timur dengan membawa bukum teori dan gagasan pengetahuan, begitu pula

sebaliknya. Jadi meskipun umat islam terpecah secara politik tapi tetap dalam

bingkai kesatuan budaya dunia Islam. Perpecahan politik pada periode Al Muluk

Al Thawa’if tidak menyebabkan mundurnya ilmu pengetahuan dan peradaban,

bahkan setiap penguasa di negeri-negeri kecil tersebut saling berkompetensi

dalam ilmu pengetahuan terutama usaha untuk menyaingi Cordova.

Sedang aspek kehancuran Andalusia dari berbagai literature menurut

penulis disebarkan karena adanya konflik dengan Kristen. Islami yang terjadi

kurang sempurna. Kerajaan – kerajaan Kristen taklukan asal tidak melakukan

perlawanan militer dibiarkan mempertahankan hukum dan adat mereka, yang

pada gilirannya akan menciptakan kubu komunitas berbeda antara Arab Islam

dengan Andalusia Kristen yang memicu adanya nasionalisasi. Pada periode

kemunduran Islam, kerajaan-kerajaan Kristen ini akhirnya dapat menghimpun

kekuatan untuk mengenyahkan Islam dari Andalusia tertama karena kondisi

Andalusia yang yang terpencil secara militer, sehingga sulit mendapat bantuan

militer kecuali hanya dari Afrika Utara.

Page 18: Khalifah Bani Umayyah

Faktor krusial lainnya didalam intern umat Islam telah terdapat

perpecahan. Terutama masalah yang berkaitan dengan etnis dan sosial. Sering

dijumpai konflik antara komunitas Arab Utara dan Arab Selatan, antara Barbar

dengan arab Selatan, antara Barbar dengan Arab serta problem naturalisasi bagi

para mukallaf, yang masih dipandang sebelah mata, terutama dengan pemberian

term ibad dan muwalladun yang bertedetensi merendahkan. Yang paling fatal lagi

adalah tidak adanya mekanisme yang jelas dalam suksesi kepemimpinan.

Sehingga sering menimbulkan gejolak politik yang melemahkan Negara.

Dari aspek pengaruh peradaban Andalusia terhadap kebangkitan Eropa

(renaissance) adalah dipicu dengan banyaknya kaum terpelajar Eropa yang belajar

di pusat-pusat studi di Andalusia sehingga menyerap berbagai gagasan dan pola

pemikiran berbagai tokoh pengetahuan seperti Ibnu Rusyd serta berkembangnya

pemikiran Yunani di Eropa melalui terjemahan Arab yang dipelajari, yang

kemudian di konversi ke bahasa latin. Yang pada akhirnya mempercepat

terjadinya proses reformasi, rasionalisasi hingga pada fase pencerahan di Eropa.

Hancurnya bani umayyah

Factor-faktor yang menyebabkan dynasty bani umayyah lemah dan membawa

kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain:

1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru

bagi tradisi arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya

tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan

terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.

2. Latar belakang terbentuknya dinasti bani umayyah tidak bisa dipisahkan dari

konflik-konflik politik yang terjadi di masa ali. Sisa-sisa syi’ah (para

pengikut ali) dan khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka

seperti di masa awal dan akhir maupaun secara tersembunyi seperti di masa

pertengahan kekuasaan bani umayah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan

ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.

3. Pada masa bani umayah, pertentangan etnis antara suku Arabia utara (bani

qays) dan Arabia selatan (bani kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum

Page 19: Khalifah Bani Umayyah

islam, makin merucing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa bani

umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Di

samping itu, sebagian besar golongan mawali(non arab), terutama irak dan

wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu

menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa arab

yang diperlihatkan pada masa bani umayyah.

4. Lemahnya pemerintahan daulat bani umayah juga disebabkan oleh sikap

hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup

memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Di

samping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa

terhadap perkembangan agama sangat kurang.

5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti bani umayyah adalah

munculnya kekuatan baru yang di pelopori oleh keturunan al-abbas ibn abd

al-muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari bani hasyim dan

golongan syi’ah, dan kaum mawali yang merasa dikelasduakan oleh

pemerintahan bani umayyah.

Page 20: Khalifah Bani Umayyah

BAB III

KESIMPULAN

1.   Khilafah Bani Umayyah merupakan khilafah pertama dalam sejarah islam

yang memakai system kerajaan yang diwariskan secara turun – temurun

kepada anak cucunya, tanpa pemilihan secara demokratis atau semacam

monarki absolute.

2.  Masa kekhalifahan Bani Umayyah berumur 90 tahun

3. Berbagi kemajuan yang dicapai diantaranya:

Bidang ilmu pengetahuan

Filsafat

Sains

Fiqh

Music dan Kesenian

Bahasa dan Sastra

Pembangunan fisik

4. Adapun kemuduran yang dialami Bani Umayyah , antaralain:

Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan.

Latar belakang terbentuknya dinasti bani umayah tidak lepas dari konfik-

konflik politik di masa Ali.

Runtuhnya persatuan dan kesatuan bani umayyahh akibat meruncingnya

perselisihan antara bani qays dan bani kalb, ketidak puasan golongan

mawali, keangkuhan bangsa arab pada masa bani.

Lemahnya pemerintahan daulat bani umayyah karena sikap hidup mewah.

Munculnya kekuatan baru yang di pelopori oleh keturunan al-abbas ibn

abd al-muthalib.

Page 21: Khalifah Bani Umayyah

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Umayyah

http://daraibnthalim.blogspot.com/2011/03/khalifah-bani-umayyah-i-

damaskus.html

http://daraibnthalim.blogspot.com/2011/03/khalifah-bani-umayyah-i-

andalusia.html

http://amrikhan.wordpress.com/2011/06/04/perkembangan-islam-pada-masa-bani-

umayyah/

Sou’yb,Yusuf.1977.Sejarah Daulat Umayyah I di Damaskus.Jakarta:Bulan

Bintang.

Sou’yb,Yusuf.1977.Sejarah Daulat Umayyah I di Andalusia.Jakarta:Bulan

Bintang.

Yatim, badri.1998.sejarah peradapan islam.Jakarta:Rajawali Pers.

Page 22: Khalifah Bani Umayyah

Makalah

BANI UMAYYAH

Disusun Oleh:

Donny Andika Putra (10660021)

Page 23: Khalifah Bani Umayyah

Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2012