crs1 - benda asing hidung fix.docx

46
Case Report Session BENDA ASING DI HIDUNG Advanny Arienda Osan 1110313070 Randa Hayudha 1110312116 PRESEPTOR dr. Al Hafiz, Sp. THT-KL

Upload: agniajolanda

Post on 07-Jul-2016

307 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Filename: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

TRANSCRIPT

Page 1: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Case Report Session

BENDA ASING DI HIDUNG

Advanny Arienda Osan 1110313070

Randa Hayudha 1110312116

PRESEPTOR

dr. Al Hafiz, Sp. THT-KL

BAGIAN ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2016

Page 2: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Corpus alienum atau benda asing adalah benda yang berasal dari luar atau

dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh. Benda asing

dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen (dari luar tubuh) dan

benda asing endogen (dari dalam tubuh). Benda asing eksogen terdiri dari benda

padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti

kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal

dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan

lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif,

seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda

asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah,

krusta.1,2

Benda asing merupakan kasus yang biasa ditemui di bagian instalasi gawat

darurat. Meskipun sering terjadi pada anak-anak, hal ini juga dapat ditemui pada

orang dewasa terutama mereka dengan keterbelakangan mental atau gangguan

jiwa. Sekecil apapun benda yang masuk, benda tersebut dapat menjadi potensi

terjadinya kerusakan mukosa bahkan kematian jika benda tersebut jatuh ke

saluran nafas.3

Page 3: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Hidung

2.1.1. Anatomi Hidung

Hidung terdiri dari hidung bagian luar berbentuk piramid dengan bagian-

bagiannya dari atas ke bawah :4

1. Pangkal hidung (bridge).

2. Batang hidung (dorsum nasi).

3. Puncak hidung (hip).

4. Ala nasi.

5. Kolumela.

6. Lubang hidung (nares anterior).

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi

oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi melebarkan atau

menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari :4

1. Tulang hidung (os nasal)

2. Prosesus frontalis (os maksila)

3. Prosesus nasalis (os frontal)

Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang

rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu :4

1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior.

2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai

kartilago ala mayor.

Page 4: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

3. Tepi anterior kartilago septum.

Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke

belakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi

kanan dan kiri. Pintu masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan

lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum

nasi dengan nasofaring.4

Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di

belakang nares anterior disebut vestibulum.Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang

mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang (vibrise).4

Gambar 2.1. Anatomi hidung tampak lateral dan medial

Page 5: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Tiap kavum nasi mempunyai empat buah dinding, yaitu dinding medial,

lateral, inferior, dan superior.Dinding medial adalah septum nasi yang dibentuk

oleh tulang dan tulang rawan. Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian

tulang rawan dan periostium pada bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi

oleh mukosa hidung.4

Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya

paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media,

lebih kecil lagi ialah konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka

suprema ini biasanya rudimenter.4

Di antara konka-konka dan dinding lateral hidung.Terdapat meatus yaitu

meatus inferior, medius, dan superior. Pada meatus inferior terdapat muara

(ostium) duktus nasolakrimalis.Pada meatus medius terdapat muara sinus frontal,

sinus maksila dan sinus etmoid anterior. Pada meatus superior terdapat muara

sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.4

Batas Rongga Hidung

Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os

maksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan

dibentuk oleh lamina kribriformis merupakan lempeng tulang berasal dari os

etmoid, tulang ini berlubang-lubang (kribrosa=saringan) tempat masuknya

serabut-serabut saraf olfaktorius. Di bagian posterior, atap rongga hidung

dibentuk oleh os sfenoid.4

Vaskularisasi

Page 6: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Bagian atas rongga hidung divaskularisasi oleh arteri etmoidalis anterior

dan posterior yang merupakan cabang dari arteri oftalmika dari arteri karotis

interna.4

Bagian bawah rongga hidung divaskularisasi oleh cabang arteri maksilaris

interna, diantaranya arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina. Arteri

sfenopalatina keluar dari foramen sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di

belakang ujung posterior konka media.4

Bagian depan hidung divaskularisasi oleh cabang-cabang a. fasialis. Pada

bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a. sfenopalatina, a.

etmoid anterior, a. labialis superior, dan a. palatina mayor, yang disebut pleksus

kiesselbach (little's area).4

Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan

berdampingan dengan arteri. Vena divestibulum dan struktur luar hidung

bermuara ke v.oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena

di hidung tidak memiliki katup, sehingga merupakan faktor predisposisi untuk

mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.4

Page 7: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Gambar 2.2 Vaskularisasi hidung

Jaringan limfatik

Jaringan limfatik berasal dari mukosa superfisial.Jaringan limfatik anterior

bermuara di sepanjang pembuluh fasialis yang menuju leher.Jaringan limfatik

posterior terbagi menjadi tiga kelompok.Kelompok superior bermuara pada

kelenjar limfe retrofaringea.Kelompok media menuju ke kelenjar limfe jugularis.

Kelompok inferior menuju ke kelenjar limfe di sepanjang pembuluh jugularis

interna.4

Innervasi

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.

etmoidalis anterior yang merupakan cabang n. nasosiliaris yang bersal dari n.

oftalmikus. Rongga hidung lainnya, sebagian besar terdapat persarafan sensorik

dari nervus maksilla melalui ganglion sfenopalatina.Ganglion ini menerima

serabut sensoris dari n. maksilaris, serabut parasimpatis dari n. petrosus

Page 8: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

superfisialis mayor dan serabut saraf simpatis dari n. petrosus profundus.

Ganglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di ujung posterior konka

media.4

Fungsi penghidu berasal dari nervus olfaktorius.Saraf ini turun melalui

lamina kribrosa dari pemukaan bawah bulbus olfaktorius dan berakhir pada sel-sel

reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.4

Gambar 2.3. Innervasi hidung4

2.1.2 Fisiologi Hidung

Berdasarkan teori struktural, teori evolusioner dan teori fungsional, fungsi

fisiologis hidung dan sinus paranasalis adalah: 4

1. Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning),

penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan

Page 9: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

dan mekanisme imunologik lokal,

2. Fungsi penghidu karena terdapat mukosa olfaktorius dan reservoir udara

untuk menampung stimulus penghidu,

3. Fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses

bicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang,

4. Fungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi

terhadap trauma dan pelindung panas, dan

5. Refleks nasal, dimana mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang

berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan yang

dapat menyebabkan refleks bersin dan napas berhenti, rangsang bau

tertentu akan menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.5

2.2. Benda Asing di Hidung

2.2.1. Definisi Benda Asing di Hidung

Benda asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga

hidung tenggorok yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Kebanyakan kasus

benda asing asimtomatik. Kejadian benda asing sekitar 11% dari seluruh

kedaruratan dibidang telinga hidung dan tenggorok.1

Secara umum benda asing dalam suatu organ adalah benda asing yang

berasal baik dari dalam (benda asing endogen) maupun luar (benda asing

eksogen) tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada hidung.2

2.2.2. Klasifikasi Benda Asing

Berdasarkan asalnya, benda asing digolongkan menjadi dua golongan:2

Page 10: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

1. Benda asing eksogen, yaitu yang berasal dari luar tubuh, biasanya masuk

melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen dapat berupa zat padat, cair

atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti kacang-

kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari

kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, kapur

barus (naftalen) dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda

cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu

cairan dengan pH 7,4.

2. Benda asing endogen, yaitu yang berasal dari dalam tubuh. Benda asing

endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,

perkejuan, dan membran difteri. Cairan amnion, mekonium dapat masuk ke

dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan.2

Berdasarkan sifatnya benda asing dibagi menjadi benda asing mati dan

benda asing hidup.

1. Benda asing hidup, yang pernah ditemukan yaitu larva lalat, lintah, dan

cacing.

a. Larva lalat

Benda asing larva dapat ditemukan di daerah tropis pada pasien dengan

hygiene kurang. Beberapa kasus miasis hidung yang pernah ditemukan di

hidung manusia dan hewan di Indonesia disebabkan oleh larva lalat dari

spesies Chryssomya bezziana. Chrysomya bezziana adalah serangga yang

termasuk dalam famili Calliphoridae, ordo diptera, subordo Cyclorrapha,

kelas Insecta. Lalat dewasa berukuran sedang berwarna biru atau biru

kehijauan dan berukuran 8-10 mm, bergaris gelap pada toraks dan pada

Page 11: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

abdomen bergaris melintang. Larva mempunyai kait-kait di bagian

mulutnya berwarna coklat tua atau coklat orange. Lalat dewasa

meletakkan telurnya pada jaringan hidup dan hewan berdarah panas yang

hidup liar dan juga pada manusia misalnya pada luka, lubang-lubang pada

tubuh seperti mata, telinga, hidung, mulut dan traktus urogenital.6,7

b. Lintah

Lintah (Hirudinaria javanica) merupakan spesies dari kelas hirudinae.

Hirudinea adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang

termasuk dalam filum annelida. Anggota jenis cacing ini tidak mempunyai

rambut, parapodia, dan seta. Tempat hidup hewan ini ada yang berada di

air tawar, air laut, dan di darat. Lintah merupakan hewan pengisap darah.

Pada tubuhnya terdapat alat pengisap di kedua ujungnya yang digunakan

untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat mengisap, lintah ini

mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan mengeluarkan zat anti

pembekuan darah sehingga darah korban tidak akan membeku. Setelah

kenyang mengisap darah, lintah itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam

air. Bentuk tubuh lintah ini pipih, bersegmen, mempunyai warna

kecokelatan, dan bersifat hemaprodit.

Page 12: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Lintah hidup di hidung

c. Cacing

Ascaris lumbricoides merupakan nematoda usus yang masih menjadi

masalah di negara berkembang seperti Indonesia. Hidung dapat menjadi

Port d’entry atau tempat cacing tersebut bermigrasi dari usus untuk

mendapatkan oksigen yang lebih banyak.

2. Benda asing mati, yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam, kancing

baju. Kapur barus merupakan kasus yang jarang namun mengandung naftalen

yang bersifat sangat mengiritasi. Kasus baterai logam di hidung juga harus

diperlakukan sebagai kasus gawat darurat yang harus dikeluarkan segera,

karena kandungan zat kimianya yang dapat bereaksi terhadap mukosa hidung.6

Manik-manik di bawah konka inferior

Page 13: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Berdasarkan konsistensinya benda asing dapat juga digolongkan

menjadi benda asing yang lunak seperti kertas, kain, penghapus, sayuran, dan

benda asing yang keras seperti kancing baju, manik-manik, baterai dan lain-lain.2

2.2.3. Epidemiologi

Benda asing di hidung adalah suatu kedaruratan yang cukup sering terjadi

di bidang telinga, hidung, dan tenggorok. Kejadian benda asing ini dapat terjadi

secara spontan atau tidak disengaja baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

Benda asing di hidung lebih banyak kejadiannya dibandingkan dengan benda

asing di telinga. Lokasi benda asing di hidung biasanya di dasar kavum nasi, di

bawah konka inferior, atau di meatus media. Benda asing unilateral tersering di

sisi kanan sekitar dua kali di banding kiri. Hal ini mungkin disebabkan oleh

kecenderungan individu yang dominan menggunakan tangan kanan dalam hal

beraktivitas.2,8

2.2.4. Patogenesis

Beberapa benda asing mungkin dapat tetap di hidung selama bertahun-

tahun tanpa perubahan mukosa. Benda asing mati (inanimate foreign bodies) pada

hidung dapat menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung sehingga dapat

terjadi ulserasi, epistaksis, jaringan grnaulasi, dan dapat berlanjut menjadi

sinusitis. Sedangkan benda asing hidup (animate foreign bodies) dapat

menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat yang bervariasi, dari infeksi lokal

sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang hidung dengan membentuk

daerah supurasi yang dalam dan bau. Cacing askariasis dapat menimbulkan iritasi

pada hidung karena gerakannya.1,2

Page 14: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat

higroskopik, mudah melunak dan mengembang, serta menyebabkan iritasi pada

mukosa. Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,

dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologk, karena umumnya

benda asing anorganik bersifat radioopak.2

2.2.5. Gejala Klinis

Benda asing di telinga hidung tenggorokan merupakan suatu kegawatan

yang umum terjadi. Benda asing di hidung umumnya terdapat pada kelompok usia

anak-anak dengan atau tanpa retardasi mental, status sosial ekonomi yang buruk,

orang tua yang pendidikan rendah, dan biasanya memiliki kejadian serupa di masa

lalu. Selain itu, orang dewasa dengan penyakit jiwa dan keterbelakangan mental

juga dapat ditemukan dengan adanya benda asing di hidungnya. 6,9

Benda asing yang masuk ke dalam hidung dapat tersangkut di hidung,

nasofaring, laring, trakea, dan bronkus, biasanya benda asing tersebut cenderung

terletak di lantai rongga hidung, tepat di bawah konka inferior, atau di fosa

anterior hidung bagian atas sampai konka media. Benda asing di hidung pada

anak sering luput dari perhatian orang tua karena tidak ada gejala dan dapat

bertahan untuk waktu yang lama. Gejala yang timbul bervariasi, mulai dari tanpa

gejala sampai kematian akibat sumbatan total. Biasanya pasien sering datang

dengan adanya benda asing pada salah satu rongga hidung, rhinitis berulang

unilateral, hidung berbau busuk, adanya sekret unilateral, dan epistaksis unilateral.

Benda asing umumnya adalah manik-manik, kacang-kacangan, biji-bijian,

penghapus kecil, kancing, bagian mainan, kerikil, lilin, makanan, kertas, kain,

batu, dan tombol baterai.2,6,9,10,11

Page 15: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

2.2.6. Diagnosis

Diagnosis klinis benda asing di hidung dapat ditegakkan berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik. Setiap benda asing di saluran napas merupakan

hal serius karena dapat menyebabkan sumbatan jalan napas akut, baik total atau

sebagian. Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan karena kasus benda asing di

hidung sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Data terpenting

bagi seorang klinisi dalam mengevaluasi anak dengan kecurigaan benda asing di

hidung adalah cerita dari saksi mata karena biasanya anak dengan benda asing

hidung tidak menunjukkan gejala.2,11

Macam benda asing atau bahan yang masuk dan telah berapa lama benda

asing tersebut masuk sangat penting untuk diketahui. Benda asing organik di

dalam saluran napas dapat cepat mengembang karena bersifat higroskopis

sehingga dalam waktu 6 sampai 12 jam dapat menyebabkan sumbatan jalan napas

secara total. Sebaliknya pada benda asing anorganik, reaksi jaringan lebih sedikit

bahkan kadang tidak menimbulkan gejala.2,11

Kecurigaan benda asing di dalam hidung dapat muncul apabila pasien

datang pada usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret unilateral

atau rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau sehingga hidung berbau

busuk, nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas, atau gejala yang menyertai

seperti bersin-bersin, mendengkur, demam, epistaksis, dan bernapas melalui

mulut.10

Pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien dalam keadaan imobilisasi agar

memudahkan pemeriksaan. Oleh karena itu terkadang dibutuhkan obat-obat

sedatif pada pasien pediatrik atau bantuan orang tua untuk memfiksasi pasien.

Page 16: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Kadang-kadang terjadi trauma lokal mungkin dengan eritema, edema, atau

perdarahan. Pada pemeriksaan dengan rinoskopi anterior dapat langsung tampak

benda asing, tampak adanya reaksi inflamasi edema mukosa hidung unilateral dan

dapat terjadi ulserasi yang akhirnya lama-kelamaan dapat menimbulkan epistaksis

akibat peradangan lokal dan tekanan pada pembuluh darah. Benda asing biasanya

tertutup oleh mukopus sehingga disangka sinusitis. Dalam hal demikian, bila akan

menghisap mukopus haruslah berhati-hati supaya benda asing itu tidak terdorong

ke arah nasofaring yang kemudian dapat masuk ke laring, trakea, dan bronkus.2,9

Pemeriksaan fisik merupakan hal terpenting untuk mendiagnosis serta

dibutuhkan kerjasama yang baik dengan pasien maupun orangtua pasien. Pasien

harus dalam keadaan imobilisasi agar memudahkan pemeriksaan, oleh karena itu

terkadang dibutuhkan obat-obat sedatif pada pasien pediatrik. Kadang-kadang,

bukti trauma lokal mungkin ada, dengan eritema, edema, perdarahan, atau

keduanya. Apabila benda asing sudah terlalu lama di dalam rongga hidung,

biasanya muncul temuan klinis lainnya seperti adanya discharge hidung dan bau

busuk. Pada pemeriksaan, tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung

unilateral dan dapat terjadi ulserasi.3,5

Hampir seluruh kasus benda asing pada hidung tidak memerlukan

pemeriksaan penunjang, pengecualian pada kasus benda asing berjenis metal yang

memberikan gambaran radiolusen pada foto X-Ray.2

2.2.7. Penatalaksanaan

Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan

benda tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma yang

minimal. Pengeluaran benda asing di hidung tampaknya sederhana tetapi terdapat

Page 17: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

morbiditas potensial karena dapat terjadi kerusakan mukosa dan kematian akibat

terjatuhnya benda asing ke dalam saluran napas distal.2,6,9

Pasien mungkin dapat mengeluarkan benda asing hanya dengan meniup

hidung sementara lubang hidung yang berlawanan ditutup. Jika ini gagal atau jika

benda asing hidung terdapat pada anak kecil yang tidak kooperatif, ventilasi

tekanan positif dapat disampaikan melalui mulut pasien. Orang tua meliputi mulut

anak sekaligus menutup lubang hidung yang tidak ada benda asing dengan jari

lalu tiupkan udara dengan cepat, lembut, dan tidak boleh menggunakan volume

besar atau napas tekanan tinggi. Barotrauma telinga dapat terjadi akibat ventilasi

tekanan positif ini. Tekanan positif juga dapat disampaikan melalui mulut

menggunakan kantong masker (Ambu Bag) atau melalui hidung menggunakan

oksigen tubing.6

Cara mengeluarkan benda asing dari dalam hidung adalah dengan

memakai pengait (haak) yang dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas

menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait

diturunkan sedikit dan ditarik ke depan sehingga benda asing ikut terbawa ke luar.

Cunam nortman atau “wire loop” dapat juga digunakan apabila tersedia. Anestesi

lokal dengan premedikasi yang tepat, vasokonstriksi lokal, dan visualisasi yang

baik dapat mengurangi edema mukosa pada saat pengambilang benda asing

hidung. Pengambilan benda asing dapat menggunakan forceps, kait melengkung,

loop serumen, suction catheter atau balloon-tip catheter (5 atau 6 French Foley)

yang dilewatkan dari benda asing lalu digembungkkan balonnya, dan tarik balon

tersebut ke depan sehingga menggerakkan benda asing ke nares anterior.

Page 18: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus benda asing

hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.2,6,9

2.2.8. Komplikasi

Kebanyakan benda intranasal dapat mengakibatkan sumbatan,

pembengkakan mukosa hidung, erosi mukosa sampai ulserasi, epistaksis, dan bau

busuk. Tetapi banyak juga yang asimptomatik. Benda asing hidung dapat

menyebabkan infeksi. Abses orbital sebagai akibat dari rinosinusitis akut dan

sekunder akibat adanya sumbatan pada hidung. Vestibulitis unilateral pada anak-

anak harus dicurigai kemungkinan adanya benda asing hidung. Pasien dapat

datang dengan sinusitis, septum perforasi, meningitis, tetanus dan difteri nasal.9,12

Page 19: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

BAB III

ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien:

Nama : An. F

Umur : 3 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

No MR : 948182

Alamat : Padang

Anamnesis

Seorang pasien laki-laki berusia 3 tahun datang ke IGD RSUP Dr.M.Djamil

Padang pada tanggal 12 Juni 2016 dengan:

Keluhan Utama :

Masuk roda mainan pada hidung kanan sejak 1 jam yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Awalnya pasien sedang bermain sendiri dengan mobil – mobilan, tiba

– tiba pasien mengatakan pada orang tuanya telah memasukan ban

mobil – mobilan ke dalam hidung kanannya.

- Orang tua pasien langsung membawa anaknya ke IGD RSUP

Dr.M.Djamil.

- Usaha untuk mengeluarkan benda asing tidak ada.

- Keluar darah dari hidung tidak ada.

- Riwayat tersedak, batuk, sesak napas dan wajah membiru tidak ada.

- Riwayat memasukkan benda asing sebelumnya ke telinga, hidung dan

tenggorokan tidak ada.

- Demam, batuk dan pilek tidak ada.

Page 20: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Riwayat penyakit dahulu :

- Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga :

- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien

Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan :

-

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis tidak kooperatif

Tekanan darah : tidak diperiksa

Frekuensi nadi : 90 x/menit

Frekuensi nafas : 20 x/menit

Suhu : 37,5°C

BB : 15kg

Pemeriksaan Sistemik

Kepala : normochepal

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Thorax :

Paru

- Inspeksi : simetris statis dan dinamis

- Palpasi : fremitus kiri = kanan

- Perkusi : sonor

- Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Extremitas : akral hangat dan refilling kapiler <2”

Page 21: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Status Lokalis THT

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Daun telinga

Kel.kongenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Kel.Metabolik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan

tragus

Tidak ada Tidak ada

Dinding liang

telinga

Cukup lapang

(N)

Cukup lapang Cukup lapang

Sempit - -

Hiperemi Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Sekret/serumen

Ada / Tidak Ada Ada

Bau Tidak ada Tidak ada

Warna Kekuningan Kekuningan

Jumlah Sedikit Sedikit

Jenis Kering Kering

Membran timpani

Utuh

Warna Putih mutiara Putih mutiara

Reflek cahaya Ada , arah jam

5

Ada , arah jam 7

Bulging Tidak ada Tidak ada

Retraksi Tidak ada Tidak ada

Atrofi Tidak ada Tidak ada

Jumlah Tidak ada Tidak ada

Page 22: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Perforasi perforasi

Jenis - -

Kwadran - -

Pinggir - -

Mastoid Tanda radang Tidak ada Tidak ada

Fistel Tidak ada Tidak ada

Sikatrik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Tesgarpu tala

Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber Tidak dilakukan

Kesimpulan

Audiometri Tidak dilakukan

Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dektra Sinistra

Hidung Luar

Deformitas Tidak ada Tidak ada

Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Sinus paranasal

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Page 23: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Rinoskopi Anterior

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Vestibulum Vibrise Ada Ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Cavumnasi

Cukup lapang (N) Tampak benda

asing berwarna

hitam diantara

konka inferior

dan septum

Lapang

Sempit

Lapang

Sekret

Lokasi Tidak ada Tidak ada

Jenis - -

Jumlah - -

Bau - -

Konka

inferior

Ukuran Sulit dinilai Eutrofi

Warna Sulit dinilai Merah muda

Permukaan Sulit dinilai Licin

Edema Sulit dinilai Tidak ada

Konka media Ukuran Sulit dinilai Eutrofi

Warna Sulit dinilai Merah muda

Permukaan Sulit dinilai Licini

Edema Sulit dinilai -

Septum

Cukup lurus/deviasi Lurus

Permukaan Licin

Warna Merah muda

Spina Tidak ada

Krista Tidak ada

Abses Tidak ada

Perforasi Tidak ada

Page 24: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Massa

Lokasi Tidak ada Tidak ada

Bentuk Tidak ada Tidak ada

Ukuran Tidak ada Tidak ada

Permukaan - -

Warna - -

Konsistensi - -

Mudah digoyang - -

Pengaruh

vasokonstriktor

- -

Rinoskopi Posterior

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Koana Cukup lapang (N) Terbuka Terbuka

Sempit - -

Lapang - -

Mukosa Warna Merah muda Merah muda

Edema Tidak ada Tidak ada

Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada

Konka superior Ukuran Eutrofi Eutrofi

Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Rata Rata

Edema - -

Adenoid Ada/ tidak Tidak Tidak

Muara tuba

eustachius

Tertutup secret Terbuka Terbuka

Massa Lokasi - -

Ukuran - -

Bentuk - -

Permukaan - -

Post nasal drip Ada/ tidak Tidak ada Tidak ada

Jenis

Orofaring dan mulut

Page 25: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Palatum mole +

Arkus Faring

Simetris /tidak Simetris

Warna Merah muda

Edem Tidak ada

Bercak /eksudat Tidak ada

Dinding faring Warna Merah muda

Permukaan -

Tonsil

Ukuran T1 T1

Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Muara kripti Tidak Melebar Tidak Melebar

Detritus Tidak ada Tidak ada

Eksudat Tidak ada Tidak ada

Perlengketan

dengan pilarTidak ada Tidak ada

Peritonsil

Warna Merah muda Merah muda

Edema Tidak ada Tidak ada

Abses Tidak ada Tidak ada

Tumor

Lokasi Tidak ada

Bentuk -

Ukuran -

Permukaan -

Konsistensi -

Gigi Karies/Radiks Tidak ada Tidak ada

Kesan -

Lidah

Warna Merah muda

Bentuk Normal

Deviasi Tidak ada

Massa Tidak ada

Laringiskopi Indirek : Tidak Dilakukan (pasien tidak kooperatif)

Page 26: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Epiglotis Bentuk - -

Warna - -

Edema - -

Pinggir rata/ tidak - -

Massa - -

Aritenoid Warna - -

Edema - -

Massa - -

Gerakan - -

Ventrikular band Warna - -

Edema - -

Massa - -

Plika vokalis Warna - -

Gerakan -

Pinggir medial - -

Massa - -

Subglotis/ trakea Massa - -

Sekretada / tidak - -

Sinus piriformis Massa - -

Sekret - -

Valekulae Massa - -

Sekret (jenisnya) - -

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Inspeksi tidak terlihat pembesaran

KGB leher, tanda radang (-).

tidak terlihat pembesaran

KGB leher, tanda radang (-).

Palpasi tidak teraba pembesaran

KGB leher, nyeri tekan (-)

tidak teraba pembesaran KGB

leher, nyeri tekan (-)

Page 27: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

Pemeriksaan penunjang :

-

Tatalaksana :

- Ekstraksi benda asing : berhasil

- Evaluasi kavum nasi dekstra : kavum nasi lapang, konka inferior eutrofi,

konka media eutrofi.

Prognosis :

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Bonam

Quo ad sanationam : Bonam

Edukasi

1. Ingatkan orang tua bahwa kejadian seperti ini dapat berulang dan anak-

anak jarang mengeluh langsung setelah kejadian.

2. Ingatkan orang tua untuk selalu memperhatikan anak pada saat bermain.

Page 28: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

BAB IV

DISKUSI

Telah dilaporkan pasien anak berumur 3 tahun datang ke IGD RSUP M.

DJAMIL dengan keluhan utama masuk roda mainan pada hidung kanan sejak 1

jam yang lalu.

Berdasarkan anamnesa didapatkan awalnya pasien sedang bermain sendiri

dengan mobil – mobilan, tiba – tiba pasien mengatakan pada orang tuanya telah

memasukan ban mobil – mobilan ke dalam hidung kanannya. Orang tua pasien

langsung membawa anaknya ke IGD RSUP Dr.M.Djamil dan usaha untuk

mengeluarkan benda asing sebelumnya tidak ada. Keluar darah dari hidung tidak

ada. Riwayat tersedak, batuk, sesak napas dan wajah membiru tidak ada. Riwayat

memasukkan benda asing sebelumnya ke telinga, hidung dan tenggorokan tidak

ada. Riwayat demam, batuk dan pilek sebelumnya tidak ada.

Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan hidung kanan : kavum nasi

kanan tampak sempit dan nampak benda asing berwarna hitam diantara konka

inferior dan septum. Darah tidak ada. Pada pemeriksaan THT lainnya tidak

ditemukan kelainan.

Berdasarkan literatur, benda asing biasanya lebih banyak ditemukan pada

anak berumur kisaran 2-5 tahun dikarenakan pada fase umur tersebut, anak sedang

aktif-aktifnya dan dengan diikuti rasa ingin tahu yang tinggi. Benda asing lebih

banyak di temukan di kavum nasi dekstra, dikarenakan oleh dominannya

pemakaian tangan kanan. Pada pasien ini didapatkan hal yang sesuai dengan

Page 29: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

literatur yaitu benda asing ditemukan pada kavum nasi dekstra ketika pasien

sedang bermain mobil – mobilan sendiri.

Benda asing yang sudah terlalu lama dapat menimbulkan komplikasi,

diantaranya: obstruksi hidung, infeksi mukosa hidung dan yang paling sering

adalah perdarahan. Pada kasus-kasus tertentu juga dapat ditemukan septum

perforasi. Pada pasien ini tidak didapatkan adanya tanda komplikasi dikarenakan

oleh cepatnya waktu orang tua membawa pasien ke pelayanan kesehatan.

Pada pasien ini dilakukan ekstraksi benda asing, dan dikeluarkan sebuah

ban mobil mainan plastik dengan diameter 0,8 cm. Menurut literatur cara

mengelurkan benda asing di dalam hidung ialah dengan memakai pengait (haak)

yang dimasukkan ke dalam kavum nasi sampai menyentuh hidung bagian atas,

menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait

diturunkan sedikit dan ditarik ke depan. Dengan cara ini benda asing itu akan ikut

terbawa ke luar. Pada pasien ini digunakan ekstarksi dengan menggunakan

pengait.

Setelah dilakukan ekstrasi tampak kavum nasi kanan lapang, konka

inferior eutrofi, konka media eutrofi. Pada pasien dilakukan edukasi kepada orang

tua untuk mengawasi anak memasukkan kembali benda asing seperti makanan

atau mainan karena anak-anak ada kecenderungan untuk memasukkan kembali

benda tersebut ke hidung mulut atau telinga.

Page 30: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Medical dictionary. Corpus Alienum. http://medical-

dictionary.thefreedictionary.com/Corpus+alienum. Diakses pada 20

Desember 12:15.

2. Junizaf MH. Benda Asing di Saluran Napas. Dalam : Soepardi EA,

Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI. 2012. Hal. 237-43.

3. Fischer JI. 2015. Nasal Foreign Body,

http://emedicine.medscape.com/article/763767-overview#showall.

Diakses 12 Juni 2016.

4. Soetjipto D, Mangunkusumo E, Wardani RS. 2012.Hidung. Dalam Buku

Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok edisi ke 7. Jakarta:

FKUI

5. Novialdi, Rahman S. 2006. Benda Asing Batu Kerikil di Bronkus. Bagian

Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas

Padang.http://repository.unand.ac.id/diunduh pada tanggal 12 Juni 2016.

6. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat.

University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am

Fam Physician. 2007:76(8): 1185-89.

7. Parajauli R. Foreign Bodies in The Ear, Nose, and Throat : An Experience

in a Tertiary Care Hospital in Central Nepal. Thieme. Nepal. 2015.

8. Shrestha I, Shrestha BL, Amatya RCM. Analysis of Ear, Nose and Throat

Foreign Bodies in Dhulikhel Hospital. Khatmandu University Medical

Journal. Nepal: 2012:11.

9. Kalyanasundaram R, Thirunavukkarasu R, Balasubramaniam G,

Palaniappan H. An Unusual Foreign Body in the Nasal Cavity.

Page 31: CRS1 - benda asing hidung FIX.docx

International Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery.

Department of ENT Thanjavur Medical College. India. 2014:3:267-70.

10. Jain A, Shah M, Jain S. Case Reports : Nasal Foreign Body Presenting as

Unilateral Headache. Indian Paediatrics. Department of

Otorhinolaryngology and Head and Neck Surgery, CU Shah Medical

College and Hospital, Surendra Nagar. India. 2011:48:643-4.

11. Christanto A, Samodra E, Darmawan AB, Primadewi N. Gigi Palsu di

Trakea - Laporan Kasus . Cermin Dunia Kedokteran-Kalbemed. Jakarta.

2013: 40(9): 683-6.

12. Dalili Z, Motevasseli S, Nejadshamsi P. Case Report : Foreign Body in

Nasal Cavity: Panoramic and Cone-Beam Computed Tomography

(CBCT) Findings. Journal of Dentomaxillofacial Radiology Pathology

and Surgery. 2013:1(2): 39-42.