borang portofolio demam tifoid.doc

Upload: davedogawa

Post on 02-Mar-2016

106 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dsadas

TRANSCRIPT

Borang Portofolio (Kasus Medik)No. ID dan Nama Peserta : dr. Rafiqah Nurdin

No. ID dan Nama Wahana : RSUL Lasinrang Kabupaten Pinrang

Topik : Demam Tifoid

Tanggal (kasus) : 12 Mei 2013

Presenter : dr. Rafiqah Nurdin

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Rifai, MARS

Tempat Presentasi :

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi :

Tujuan :

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas : Diskusi Presentasi & Diskusi E-mail Pos

Data Pasien : Nama : An. Y No.RM :

Nama Klinik : UGDTelp. : -Terdaftar sejak :

Data Utama Untuk Bahasan Diskusi :

1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Demam, mual (+), nyeri perut (+), lidah kotor (+), keadaan umum lemah. Pasien anak Y, usia 12 tahun, MRS dengan keluhan demam > 1 minggu, naik-turun, terutama sore dan malam hari, mual (+), muntah (-), nyeri perut (+). Batuk (-), sesak (-). Nafsu makan menurun. BAB : agak encer, ampas (+), lendir (-), darah (-), frek. 2x/hari dialami 3 hari setelah demam. BAK : lancer, warna seperti teh.

2. Riwayat pengobatan : -

3. Riwayat kesehatan/penyakit : -

4. Riwayat keluarga : Anak kedua, riwayat penyakit ayah (-), ibu (-)

5. Riwayat pekerjaan : Petani

6. Lain-lain : Laboratorium : Tes Widal :Salmonella Typhi O : 1/320

Salmonella Typhi H : 1/160

Daftar Pustaka :

1. Udoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia, 2007.

2. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001.

3. McPhee, Stephen J. Current Medical Diagnosis & Treatment, New York : McGraw-Hill Companies, 2010.

Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis demam tifoid

2. Penanganan demam tifoid

3. Edukasi pasien mengenai penanganan demam tifoid

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :

1. Subyektif : Pasien MRS dengan keluhan demam > 1 minggu, naik-turun, terutama sore dan malam hari, mual (+), muntah (-), nyeri perut (+). Batuk (-), sesak (-). Nafsu makan menurun. BAB : agak encer, ampas (+), lendir (-), darah (-), frek. 2x/hari dialami 3 hari setelah demam. BAK : lancer, warna seperti teh.

2. Obyektif : T : 110/70 mmHg, N : 84 x/mnt, P : 24x/mnt, S : 38, 5oC, kesadaran : baik.

Kepala : Lidah kotor (+)Thoraks : d.b.n.

Abdomen : Nyeri tekan (+) regio epigastriumk dan hipokondrium kanan, peristaltik (+) kesan meningkat

Ekstremitas : t.a.k.

Laboratorium : Tes Widal : Salmonella Typhi OD : 1/320

Salmonella Typhi HD : 1/160

3. Assessment (penalaran klinis) : Pengertian demam tifoid merupakan penyakit infeksi usus halus. Etiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi.Demam tifoid endemik di Indonesia. Terdapat dua sumber penularan S. typhi, yaitu pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering, karier. Di daerah endemik, transmisi terjadi melalui air yang tercemar S. typhi, sedangkan makanan yang tercemar oleh karier merupakan sumber penularan tersering di daerah non endemik.

Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10 14 hari. Gejala-gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimptomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian. Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, atau epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. Dalam minggu kedua, gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif, lidah yang berselaput, hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.Laboratorium : Pemeriksaan darah perifer dapat terjadi leukopenia, tapi dapat juga normal atau leukositosis. SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Uji Widal dilakukan untuk deteksi antibodi S.typhi. Saat ini belum ada kesamaan pendapat mengenai titer aglutinin yang bermakna diagnostik untuk demam tifoid. Batas titer yang sering dipakai hanya kesepakatan saja, hanya berlaku setempat dan berbeda di berbagai laboratorium setempat. Hasil biakan darah positif memastikan diagnosis demam tifoid, tetapi hasil negative tidak menyingkirkan diagnosis demam tifoid.Penanganan :

Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid, yaitu :

1. Pemberian antibiotik : untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman. Antibiotik yang dapat digunakan :

Kloramfenikol : dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500 mg, diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 4 x 250 mg selama 5 hari kemudian.

2. Istirahat dan perawatan professional bertujuan untuk mencegah komplikasi. Pasien harus tirah baring absolute selama minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Dalam perawatan, perlu dijaga hygiene perseorangan, kebersihan tempat tidur, pakaian, adan peralatan yang dipakai oleh pasien.

3. Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif).

Pertama pasien diberi diet bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian menunjukkan pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dan lauk pauk rendah selulosa dapat diberikan dengan aman. Juga diperlukan pemberian vitamin dan mineral yang cukup untuk mendukung keadaan umum pasien.

4. Plan :

Diagnosis : didiagnosis apabila seseorang mengeluh demam > 1 minggu, yang terutama tinggi pada sore hingga malam hari, terdapat peningkatan titer Widal.

Pengobatan : Penanganan berupa pemberian antibiotik, tirah baring absolut, dan pemberian diet rendah serat, serta menjaga hygiene perseorangan.Penatalaksanaan awal di UGD IVFD RL 28 tpm Inj Ceftriaxone vial 1gr/24j/iv

Inj ranitidine 1/2amp/8j/iv

Pemeriksaan darah rutin, tes widal

Diet lunak bubur saring

Total bed rest

Konsultasi dr. Ahli Pediatri

Pendidikan : Dilakukan kepada pasien agar menjaga hygiene perseorangan dan cukup istirahat agar tidak berulang.

Konsultasi : Konsultasikan segera ke dokter Ahli Pediatri untuk penanganan selanjutnya .Rujukan : (-)

Kontrol : (-)

KegiatanPeriodeHasil yang diharapkan

Penanganan demam tifoid4 hari pertamaDemam turun, gejala berkurang

NasihatSelama perawatanPasien mendapat edukasi tentang penyakit dan penanganan demam tifoid.

Pinrang, Oktober 2013

Peserta,

Pendamping,

dr. Rafiqah Nurdin

dr. M. Rifai MARS