(blok 13) pleno 5 - b-05

43
PLENO SKENARIO 5 B-05

Upload: yudhi-aulia-zulfatan

Post on 19-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Masalah kulit

TRANSCRIPT

Page 1: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

PLENO SKENARIO 5B-05

Page 2: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Siti Chalizar Syifa Nasution Rayhan Safitri Sitti Maziyyah Aini Hilwa Salsabila Asy-Syifa Fauzia Nurul Islami

Anggota Kelompok

Reda HayatiNadia Anisah RizarDayu Pila Fita IdlaIlham RistanandaFadhil KurniaRaiz Izzan Basyari

Page 3: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Iwan, 21 tahun datang ke Puskesmas Rawatan Lhoksukon diantar oleh warga pasca kecelakaan lalu lintas terjatuh dari sepeda motor yang menabrak pohon. Saat tiba di UGD, pasien mengeluh kesakitan pada paha kanan atas. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran ataupun nyeri di tempat lain. Pada pemeriksaan didapatkan paha kanan atas tampak oedem, dan deformitas angulasi. Selanjutnya terlihat kedua belah kaki mengalami discepency dimana kaki kanan lebih pendek dibandingkan kaki kiri. Tidak terdapat luka dan tidak terdapat perubahan warna kulit pada tungkai bawah hingga jari kaki. Petugas di unit gawat darurat melakukan pemasangan bidai dan membawa penderita ke ruang rontgen untuk pemeriksaan radiologi. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan TD: 140/80 mm/Hg, nadi: 112x/menit, RR: 20x/menit.

Dok, Tolong Pahaku Sakit

Page 4: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Discrepency pada kakiKetidaksesuaian ukuran antara kedua

kaki. Deformitas angulasi

Fragmen fraktur yang membentuk sudut. Bidai

Usaha untuk imobilisasi bagian yang trauma dan juga untuk mengurangi nyeri serta memudahkan proses pemindahan.

Identifikasi Istilah

Page 5: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Cedera tulang

dan sendi ekstremitas

bawah

Konsep

Page 6: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

1. Bagaimana tindakan saudara terhadap kasus diatas dan bagaimana tatalaksana awalanya?

2. Apakah pada pasien terjadi trauma langsung atau tidak langsung?

3. Mengapa kaki kanan lebih pendek?4. Mekanisme terjadinya deformitas angulasi?5. Mengapa edema?6. Interpretasi dari vital sign?

Identifikasi masalah

Page 7: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

8. Apa saja screening awal untuk kasus trauma?9. Apa yang terjadi pada iwan?10. Apa saja derajat faktur tertutup?11. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemasangan bidai?12. Bagaimana edukasi pasien pasca pengobatan?13. Mengapa tidak terjadi penurunan kesadaran?14. Apa defenisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala klinis, faktor resiko, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, pencegahan, prognosis, komplikasi fraktur?15. Bagaimana proses penyembuhan tulang?

Page 8: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Analisa Masalah

Page 9: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Penurunanan kesadaran terjadi karena adanya syok hemorragic, hipovolemik (hilang darah > 1500 ml), atau pun cedera kepala. Misalnya pada curiga cedera kepala terkumpulnya darah pada os temporal Terjadi herniasi Penurunan kesadaran. Contoh: ICH ; SDH.

13. Mengapa tidak terjadi penurunan kesadaran?

Page 10: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

TD: 140/80 mmHg = Prehipertensi (kompensasi perdarahan yang diakibatkan oleh trauma)

Pulse: 112x/menit = Takikardi (Kompensasi perdarahan)

RR : 20x/menit = Normal (Batas maksimal RR)

6. Bagaimana Interpretasi dari vital sign?

Page 11: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Frakur merusak pembuluh darah, jaringan sekitar munculnya respon inflamasi -->Hematom dilatasi kapiler pada otot peningkatan tekanan intrakapiler stimulasi histamin pada otot yang iskemik dan protein dalam plasma hilang dan masuk ke jaringan interstisial Edema.

5. Bagaimana mekanisme edema?

Page 12: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

- Fraktur pada paha kanan karena kecelakaan- Fraktur yang dialami adalah fraktur

langsung- Fraktur tertutup karena tidak adanya luka.

9. Apa yang tejadi pada iwan?

Page 13: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

DefenisiFraktur : terputusnya continuitas dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang kuat

14. Apa defenisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala klinis, faktor resiko, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, pencegahan, prognosis, komplikasi fraktur?

Page 14: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Fraktur tertutup : tidak ada hubungan dengan dunia luarFraktur terbuka : karena adanya perlukaan kulit

Klasifikasi

Page 15: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Menurut sudut patahan:

Page 16: (Blok 13) Pleno 5 - B-05
Page 17: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Di Indonesia, angka kejadian fraktur: 1,3 juta/tahun

Secara umum, fraktur:- Laki-laki >> (<45 tahun)- Perempuan >> (Lansia atau pasca menopause) Fraktur ekstremitas bawah: 46,2% dari semua

insiden kecelakaan. Fraktur femur termasuk tiga besar kasus fraktur

yang disebabkan oleh benturan atau trauma kuat seperti kecelakaan sepeda motor/mobil.

Epidemiologi

Page 18: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Fraktur karena trauma (langsung dan tidak langsung)

Fraktur patologik (Contoh: tumor, rachitis, osteomyelitis)

Fraktur spontan (Contoh: Polio dan pada orang dengan latihan militer)

Etiologi

Page 19: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Usia lanjut Pascamenopause Massa otot berkurang Osteoporosis (penurunan massa tulang) Olahraga berat Kegemukan, yang meningkatkan beban

pada otot, kerangka, tendon dan ligament Kekerasan, kecelakaan mobil.

Faktor Resiko

Page 20: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Deformitas angulasi Nyeri terus menerus dan bertambah berat Functio laesa Discrepancy Perubahan warna kulit pada bagian yang

cedera Pembengkakan Krepitasi Spasme otot

Gejala Klinis

Page 21: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

- Fraktur tertutup- Dislokasi- Subluksasi

Diagnosis banding

Page 22: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Anamnesis cepat Pemeriksaan fisik (Look, feel, movement) Gejala klinis Pemeriksaan penunjang (X-ray, CT scan)

Gejala Klinis di Skenario :- Discrepancy- Deformitas Angulasi- Tidak adanya luka di permukaan kulit=> Fraktur tertutup

Diagnosis

Page 23: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Tergantung:- Usia

Semakin tua, semakin buruk.- Penyakit penyerta

cth: DM- Konsumsi obat-obatan tertentu

cth: NSAID- Tipe fraktur- Suplai nutrisi- Merokok

Prognosis

Page 24: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Pencegahan Primer Menghindari traumaMenggunakan alat-alat pelindung

Pencegahan

Page 25: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Pencegahan SekunderMemberikan pertolongan pertama yang tepat dan terampil.

Mengangkat penderita dengan posisi yang benar agar tidak memperparah bagian tubuh yang terkena fraktur untuk selanjutnya dilakukan pengobatan.

Diagnosis dengan cepat dan tepat. Pengobatan yang dilakukan dapat berupa

traksi, pembidaian dengan gips atau dengan fiksasi internal maupun eksternal

Page 26: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Pencegahan Tersier Tujuannya untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan tindakan pemulihan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi kecacatan.

Rehabilitasi Medis Latihan fungsional secara perlahan untuk

mengembalikan fungsi gerakan dari tulang yang patah.

Page 27: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Cepat- Syok hemoragik- Emboli lemak- Infeksi- Kompartemen syndrom- Lesi neurovaskular Lambato Malunion : Bila tulang sembuh dengan fungsi anatomis

abnormal (angulasi, perpendekan, atau rotasi) dalam waktu yang normal

o Delayed union : Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang lebih dari normal

o Nonunion : Fraktur yang tidak menyambung (6-8 bulan)o Kekakuan sendi/kontraktur

Komplikasi

Page 28: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Karena banyak otot yang melewati titik fraktur tsb dan otot-otot tsb dalam keadaan normal (baik inervasi maupun tonusnya).

Sehingga otot tersebut akan menarik fragmen distal fraktur menuju proximal oleh tegangan otot => fragmen distal mendekati fragmen proksimal => menarik hingga melebihi titik fraktur => terlihat memendek

2. Mengapa kaki kanan menjadi lebih pendek?

Page 29: (Blok 13) Pleno 5 - B-05
Page 30: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Penatalaksaan awal fraktur selalu dipakai prinsip ATLS ( Advaced Tarauma Life Support ), artinya SELAMATKAN JIWA PASIEN, barur ditanggulangi frakturnya.

Hindari :Trauma yang terselebung yang fatal, sistematis, tegas, menelusuri tanda, keluhan, anamnesa dan kerja sama terpadu.

1. Bagaimana tindakan saudara terhadap kasus di atas dan bagaimana tatalaksana Awalnya ?

Page 31: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

ATLS terdiri dari 2 tahap:1. PRIMARY SURVEYA : Airway + C spine ControlB : Breathing + Ventilation SupportC : Circulation + Hemorrhage ControlD : Disability evaluasi neurologis untuk menilai tingkat

kesadaran secara sederhana dengan metode AVPUA : Alert ( sadar )V : Verbal ( respon suara )P : Pain ( respon nyeri )U : Unresponsive

E : Exposure + Environment

Page 32: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

2. SECONDARY SURVEYSetelah keadaan umum stabil baru mulai penatalaksaan fraktur. Ancaman Hidup berupa :

- Tension Pneumthorax- Open Pneumothorax- Fail Chest- Massive Hemothorax- Cardiac temponade- Commusio cordis

Page 33: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

1 hal yang paling sering dilupakan atau luput dari pemeriksaan adalah TRAUMA PELVIS, walaupun telah dilakukan resusitasi, masih dalam keadaan shock, curigai keadaan ini, dilakukan TEST KOMPRESI dan test dekompresi pelvis. Sebab trauma pada daerah ini pendarahan bisa 2 – 3 liter.

Page 34: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Dasar penatalaksanaan Fraktur adalah “ 4R “1. Recognition : diagnosa2. Reduction : dilakukan kedudukan fragmen

fraktur bergeser terhadap aligment3. Retaining : tindakan fiksasi untuk

mempertahankan kedudukan4. Rehabilitation : mengembalikan fungsi

anggota gerak.

Page 35: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Pada Skenario :- Di puskesmas, pasien di evaluasi ATLS (Perhatikan

keadaan umum pasien, jika syok berikan RL atau NaCl 0,9%)

- untuk mengurangi nyeri dan immobilisasi fraktur agar tidak terjadi tauma sekunder, lakukan pemasangan Bidai kemudian tinggikan ( pemasangan harus melewati 2 sendi )

- Jika nyeri sekali, berikan analgesik- Buat rontgen foto minimal 2 posisi ( AP dan Lateral )- Rujuk segera

Page 36: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Edukasi pada pasien fraktur :Edukasi jalan

Jika fraktur memerlukan penggunaan alat bantu jalan, fisioterapi dapat menunjukkan alat yang paling sesuai dan cara jalannya untuk mendukung kesembuhan optimal dan aman.Demi amannya, Latihan jalan dilakukan secara bertahap, yaitu :

1. Non Weight BearingAdalah berjalan dengan tungkai tidak diberi beban ( menggantung ) Dilakukan selama 3 minggu setelah di operasi.

Bagaimana edukasi pasien pasca pengobatan?

Page 37: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

2. Partial Weight Bearing Adalah berjalan dengan tungkai diberi

beban hanya dari beban tungkai itu sendiri. Dilakukan bila callus telah mulai terbentuk ( 3 – 6 minggu ) setelah operasi.

3. Full Weight Bearing Adalah berjalan dengan beban penuh dari

tubuh. Dilakukan setelah 3 bulan pasca operasi dimana tulang telah terjadi konsolidasi secara kuat.

Page 38: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Edukasi pasien di rumah :

Klien dengan fraktur biasanya dipulangkan kerumah masih dalam keadaan memakai pembalut / bandage, splint, gips atau fiksasi eksternal. - Edukasi kepada keluarga pasien terkait

perawatan luka- Edukasi kepada keluarga tentang

komplikasi atau tanda – tanda terjadinya.

- Edukasi kapan dan dimana keluarga harus menemui tenaga kesehatan / pelayanan kesehatan profesional.

Page 39: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Terdapat 4 Fase:1. Inflamasi2. Granulasi jaringan3. Bony Callus4. Remodelling

Bagaimana proses penyembuhan tulang?

Page 40: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

1. Pemeriksaan kepala leher2. Foto roentgen paru jantung3. Foto polos abdomen4. Foto roentgen pelvis

Screening awal trauma

Page 41: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Rule of 2: 2 View : AP dan Lateral 2 Joint : sendi atas dan bawah fraktur 2 Limb : ekstermitas sebelahnya 2 injuries : fr. Femur => rontgen juga pelvis 2 occasion : 2 waktu pemotretan

Radiologi

Page 42: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

Trauma

DD

- nyeri lokal- Deformitas angulasi- Edema- discrepancy

Strukturisasi

Dislokasi Fraktur

Definisi s.d.

Prognosis

Page 43: (Blok 13) Pleno 5 - B-05

1.Penyembuhan tulang dapat terjadi secara alami

2.Pembidahian dilaksanakan setelah evaluasi ABCDE

3.Perlu diketahui jenis dan lokasi fraktur guna kepentingan tatalaksana

Sintesis