bentuk, jenis, dan makna kata slang dalam majalah …
TRANSCRIPT
BENTUK, JENIS, DAN MAKNA KATA SLANG DALAM MAJALAH HAI
EDISI JANUARI - JUNI 2017
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Martinus Dwi Antoro
NIM: 141224037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
BENTUK, JENIS, DAN MAKNA KATA SLANG DALAM MAJALAH HAI
EDISI JANUARI - JUNI 2017
Oleh:
Martinus Dwi Antoro
141224037
Telah Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing,
Dr. B. Widharyanto, M.Pd. Tanggal, 3 Mei 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
BENTUK, JENIS, DAN MAKNA KATA SLANG DALAM MAJALAH HAI
EDISI JANUARI - JUNI 2017
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Martinus Dwi Antoro
NIM: 141224037
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 25 Mei 2018
Dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. ……………….
Sekretaris : Dr. B. Widharyanto, M.Pd. ……………….
Anggota I : Dr. B. Widharyanto, M.Pd. ……………….
Anggota II : Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum. ……………….
Anggota III : Dr. Yuliana Setiyaningsih, M. Pd. ……………….
Yogyakarta, 25 Mei 2018
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Mei 2018
Penulis,
Martinus Dwi Antoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Martinus Dwi Antoro
Nim : 141224037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
BENTUK, JENIS, DAN MAKNA KATA SLANG DALAM MAJALAH
HAI EDISI JANUARI - JUNI 2017
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai pemilik.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 25 Mei 2018
Yang menyatakan,
Martinus Dwi Antoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Motto
“Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia
berdiri disebelah kananku, aku tidak goyah,”
(Mazmur 16:8)
“Segala angan harus diperjuangkan, maka akan datang
kebahagiaan”
(Penulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERSEMBAHAN
Puji Tuhan penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, penulis
mempersembahkan karya tulis ini kepada:
1. Pasangan suami istri, Bapak Antonius Wakidi, dan Mamak Christiana
Ponirah skripsi ini sebagai mendalai emas. Terima kasih atas doa restu,
dukungan, dan perjuangan Bapak dan Mamak yang selalu maksimal
diberikan kepada penulis
2. Saudari perempuan saya atas nama Yohana Rini Wahyu Asih yang telah
memberikan doa, dukungan, dan motivasi yang kepada penulis.
3. Kristina Dewi Arta Setyaningrum terima kasih atas semangat, doa, dan
dukungannya kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan Yesus Kristus atas berkat,
rahmat, dan mukjizat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesikan
skripsi yang berjudul “Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang dalam Majalah Hai
Edisi Januari – Juni 2017”. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir perkuliahan
dan prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungannya baik secara langsung maupun tidak langsung dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa
terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Dr. B. Widharyanto, M. Pd. terima kasih atas dukungan dan bimbingan
yang diberikan kepada penulis;
4. A. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A. dan Septina Krismawati, S.S.,
M.A. yang telah berkenan menjadi dosen triangulator (validasi) penulis;
5. Segenap dosen Program Studi Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dengan sepenuh hati;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
6. Karyawan sekretariat Program Studi Bahasa Sastra Indonesia Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membatu dan melayani penulis
dalam berbagai macam urusan administarsi baik akademik maupun non-
akademik;
7. Seluruh teman-teman PBSI angkatan 2014 terima kasih atas dinamika
bersama, keceriaan, dukungan, motivasi dan doa yang selalu dipanjatkan
bersama. Semangat lulus.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan serta doa restu kepada penulis selama penyusunan
skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penulis mohon maaf apabila terjadi hal-hal yang menjadi kekurangan
baik secara teknis maupun non-teknis dalam skripsi ini. Penulis berharap skripsi
ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan terutama pada ilmu
kebahasaan.
Yogyakarta, 25 Mei 2018
Martinus Dwi Antoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Antoro, Martinus Dwi. 2018. Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang
dalam Majalah Hai Edisi Januari - Juni 2017. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP,
USD.
Penelitian ini membahas tetang bentuk, jenis, dan makna kata slang dalam
majalah Hai edisi Januari - Juni 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
mendeskripsikan bentuk kata slang yang dipakai dalam majalah Hai edisi Januari
– Juni 2017, (2) mendeskripsikan jenis kata slang yang dipakai dalam majalah
Hai edisi Januari – Juni 2017, dan (3) mendeskripsikan jenis makna slang yang
terdapat dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017.
Jenis penelitian adalah penelitian deskripsi kualitatif. Sumber data yang
diambil oleh peneliti yaitu kata slang dalam kalimat yang terdapat dalam majalah
Hai Edisi Januari - Juni 2017, dengan data berupa kata slang. Total data
keseluruhan berjumlah 58 data. Metode penyediaan data menggunakan metode
baca dan teknit catat. Untuk menganalisis data menggunakan metode agih dan
teknik bagi unsur langsung, teknik sisip dan teknik ganti.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti menemukan
bentuk kata slang yaitu (1) kata dasar, (2) kata jadian, (3) kata akronim, (4) kata
singkatan, (5) kata reduplikasi, (6) kata penggalan. Kedua, peneliti menemukan
jenis kata slang yaitu (1) jenis kata benda, (2) jenis kata sifat, (3) jenis kata kerja,
dan (4) jenis kata ganti. Ketiga, peneliti menemukan jenis makna kata slang yaitu
(1) denotatif dan (2) konotatif. Peneltian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan pengetahuan mengenai bentuk, jenis, dan makna kata slang dalam
majalah Hai edisi januari - juni 2017.
Kata kunci: Slang, bentuk kata, jenis kata, dan makna kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Antoro, Martinus Dwi. 2018. Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang
dalam Majalah Hai Edisi Januari – Juni 2017. Thesis. Yogyakarta: PBSI,FKIP,
USD.
This research explained about shapes, types, and meaning of slang words
in Hai magazine January – June 2017 edition. The aims of this research are (1)
describes the shapes of slang words that are used inside Hai magazine January –
June 2017 edition, (2) describes the types of slang words that are used inside Hai
magazine January – June 2017 edition, (3) describes the types of slang meaning
that are mentioned inside Hai magazine January – June 2017 edition.
This research uses descriptive qualitative research. The researcher took the
data sources from articles in Hai magazine January – June 2017 edition by using
slang words as the data. The total results of the data are 58 data. Data supplying
method used are literacy method and writing method. The researcher used
apportion method, direct distribution technique, implied technique, and
replacement technique as the data analysis technique.
Research results are, first, the researcher discovers the shapes of slang
words namely (1) basic words, (2) applied words, (3) acronym, (4) abbreviation,
(5) reduplication, (6) word pieces. Second, the researcher discovers the types of
slang words, namely (1) types of noun, (2) types of adjective, (3) types of verb,
(4) types of word replacement. Thirdly, the researcher discovers the types of slang
words meaning namely (1) denotative, and (2) connotative.
This research is expected to give contribution and knowledge about the
shapes, types, and meaning of slang words inside Hai magazine January – June
2017 edition.
Keywords: Slang, word shapes, word types, and types of meaning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. v
MOTTO .......................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI ..................................................................... 9
2.1 Variasi Bahasa ...................................................................................... 9
2.2 Pengertian Slang................................................................................... 10
2.3 Tujuan Slang..................................................................................... ... 11
2.4 Linguistik................................................................................. ............ 13
2.5 Morfologi ............................................................................................. 15
2.6 Bentuk Kata ........................................................................................ . 16
2.7 Jenis Kata ........................................................................................... . 18
2.8 Makna Kata ......................................................................................... 23
2.9 Majalah Hai ......................................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.10 Penelitian yang Relevan Sebelumnya ................................................ 27
2.11 Kerangka Berpikir ............................................................................... 29
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................ 31
3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 31
3.2 Sumber Data dan Data .......................................................................... . 32
3.2.1 Sumber Data ................................................................................. 32
3.2.2 Data ............................................................................................... 32
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 32
3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 34
3.4.1 Tabel Data ............................................................................... ... 35
3.4.2 Tabel Triangulasi Data ............................................................. . 36
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ......................................................... 37
3.6 Teknik Keabsahan Data ................................................................ ........ 38
3.6.1 Ketekunan/Keajekan Pengamatan ............................................. ... 38
3.6.2 Triangulasi .................................................................................... 39
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 40
4.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 40
4.1.1 Bentuk Kata Slang ......................................................................... 41
4.1.2 Jenis Kata Slang ........................................................................... 44
4.1.3 Makna Kata Slang ........................................................................ 48
4.2 Analisis Data .......................................................................................... 50
4.2.1 Analisis Bentuk Kata Slang .......................................................... 51
4.2.2 Analisis Jenis Kata Slang .............................................................. 60
4.2.3 Analisis Makna Kata Slang ........................................................... 69
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 73
BAB V: PENUTUP ........................................................................................ 76
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 76
5.2 Saran-saran ............................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 78
LAMPIRAN ................................................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir ....................................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Bentuk Kata Dasar ........................................................................... 41
Tabel 4.2 Bentuk Kata Jadian .......................................................................... 42
Tabel 4.3 Bentuk Kata Akronim ...................................................................... 43
Tabel 4.4 Bentuk Kata Singkatan .................................................................... 44
Tabel 4.5 Bentuk Kata Reduplikasi ................................................................. 44
Tabel 4.6 Bentuk Kata Penggalan .................................................................... 45
Tabel 4.7 Jenis Kata Benda (Nomina) ............................................................. 45
Tabel 4.8 Jenis Kata Kerja (Verb).................................................................... 47
Tabel 4.9 Jenis Kata Sifat (Adjektiva) ............................................................. 48
Tabel 4.10 Jenis Kata Ganti (Pronomina) ........................................................ 49
Tabel 4.11 Makna Kata Denotatif .................................................................... 49
Tabel 4.12 Makna Kata Konotatif .................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR ISTILAH
BKD: Bentuk Kata Dasar
BKJ: Bentuk Kata Jadian
BKA: Bentuk Kata Akronim
BKS: Bentuk Kata Singkatan
BKR: Bentuk Kata Reduplikasi
BKP: Bentuk Kata Penggalan
JKB: Jenis Kata Benda
JKK: Jenis Kata Kerja
JKS: Jenis Kata Sifat
JKG: Jenis Kata Ganti
MD: Makna Denotatif
MK: Makna Konotatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam segala hal dalam kehidupan.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang abritrer yang digunakan oleh
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
(Kridalaksana dalam Aslinda, 2007:1). Bahasa dapat berfungsi sebagai alat
menyampaikan pendapat, informasi, dan berekspresi. Melalui bahasa,
kemampuan, dan perilaku seseorang dapat dengan mudah dilihat karena
sesungguhnya bahasa merupakan identitas dari sesesorang. Bahasa dapat
membuat seseorang berbeda dengan orang lain. Namun, bahasa juga tidak bersifat
individual. Bahasa hanya dapat berfungsi dan dipakai apabila penutur dan mitra
tutur dapat saling memahami tuturan.
Dalam berkomunikasi bahasa dapat dibagi menjadi dua yaitu bahasa lisan dan
bahasa tulis. Bahasa lisan yaitu bahasa yang yang digunakan secara lisan ketika
seseorang berbicara. Bahasa tulis yaitu bahasa yang memiliki unsur kebahasaan
yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf.
Bahasa sebagai alat komunikasi mengalami perkembangan yang cukup pesat
sehingga memunculkan berbagai variasi bahasa yang digunakan seseorang atau
kelompok dalam berkomunikasi. Variasi bahasa bisa tercipta bila terjadi
komunikasi di dalamnya. Variasi bahasa dilihat dari segi pernutur sosialnya terdiri
atas cant, argont, jargon, slang. Cant adalah slang khusus yang pada umunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lebih diterapkan pada ujaran merengek, dibuat-buat, atau pura-pura. Argot adalah
bahasa rahasia yang yang digunakan penjahat atau pengemis. Jargon adalah slang
khusus yang mempunyai kata teknis untuk suatu profesi. Slang diciptakan dan
digunakan oleh kelompok sosial tertentu untuk komunikasi secara internal agar
apa yang dibicarakan tidak diketahui orang lain (Chaer & Agustin, 2010: 51).
Bahasa mempunyai peran penting dalam proses perkembangan kehidupan
remaja salah satunya sebagai bentuk ekspresi remaja tersebut. Dalam
berkomunikasi sehari-hari, terutama dengan teman sebayanya, remaja akan
menggunakan bahasa yang berbeda dengan seseorang yang berada di bawah atau
di atas umur dari remaja. Bahasa yang digunakan remaja tersebut adalah bahasa
gaul. Menurut KBBI, yang disebut bahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia
nonformal yang digunakan komunitas tertentu atau daerah tertentu untuk
pergaulan. Selain bersifat nonformal, bahasa gaul juga disinyalir tidak baku,
menggunakan kata-kata, dan istilah-istilah yang terkadang hanya dimengerti oleh
para remaja atau mereka yang kerap menggunakannya.
Pemakaian bahasa Indonesia oleh remaja cenderung lebih santai dan lebih
unik dibandingan dengan bahasa Indonesia yang memiliki kaidah kebahasaan
yang baik dan benar. Oleh sebab itu, variasi bahasa Indonesia yang sering
digunakan oleh remaja tidak diperkenankan untuk digunakan dalam acara-acara
resmi ataupun dalam tulisan-tulisan ilmiah. Namun, variasi bahasa Indonesia yang
digunakan para remaja ini tetap bisa digunakan dalam komunikasi sehari-hari
terlebih dengan teman sebayanya. Berikut merupakan contoh variasi bahasa
Indonesia yang sering digunakan oleh para remaja yaitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(1) Gara-gara DJ snake dan Zedd nge-tweet, yang diikuti rekan mereka
sesame DJ, seperti Hardweel dan Martin Garrix, fenomena “om telolet
om” bikin heboh seantero jagat.
(2) Nah, sekarang, kami pingin ngajak kamu buat bareng-bareng ulik
keasikan yang bakal ada selama 40 tahun.
(3) Rayakan bareng-bareng kuy, biar makin rame!
(Sumber: Hai Januari 2017)
Perhatikan (1), (2), dan (3). Kata yang tercetak miring tersebut termasuk
dalam variasi bahasa yaitu variasi bahasa slang. Slang adalah suatu bentuk bahasa
dalam pemakaian umum, yang dibuat dengan adaptasi yang popular dan perluasan
makna dari kata-kata yang ada dan dengan menyusun kata-kata baru tanpa
memperhatikan standar-standar skolastik dan kaidah-kaidah lingusitik dalam
pembentukan kata-kata; pada umumnya terbatas pada kelompok-kelompok sosial
atau kelompok usia tertentu (Pei & Gaynor dalam Alwasilah, 1990:56). Dalam
kehidupan remaja penggunaan kata slang selalu muncul dalam proses komunikasi
baik lisan maupun tulisan.
Bertolak dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa juga dapat
digunakan sebagai sarana menyalurkan informasi. Dalam menyalurkan informasi,
bahasa memiliki dua cara yang dapat digunakan sebagai sarana penyaluran
informasi yaitu sarana penyaluran informasi secara lisan dan tulisan. Penyaluran
secara lisan yaitu dengan mengunakan mulut, sedangkan penyaluran secara
tertulis menggunakan media cetak. Penyampaian informasi dengan menggunakan
media cetak biasa berbentuk surat kabar, tabloid, dan majalah. Media cetak yang
berbentuk surat kabar mencakup permasalahan ataupun topik yang lebih kompleks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Majalah lebih mengkhususkan
permasalahan atau topik dalam bidang tertentu saja.
Sama halnya dengan majalah remaja Hai. Majalah Hai merupakan majalah
yang secara khusus membahas tetang kehidupan remaja. Topik-topik yang
disajikan dalam majalah Hai ini sangat erat hubungannya dengan dunia remaja
mulai dari masa sekolah SMA, kisah asmara remaja, dan informasi-informasi
tentang kehidupan remaja. Dengan demikian, penggunaan bahasa dalam majalah
Hai ini pun juga menyesuaikan dengan ragam bahasa yang digunakan oleh
kelompok remaja. Ragam bahasa yang muncul dalam majalah Hai ini sangat
bervariatif dan unik. Ragam bahasa yang muncul ini biasa digunakan untuk
menyebut nama orang, kata benda, kata sifat atau sebagai sarana untuk
menyatakan sesuatu.
Perkembangan bahasa dalam majalah Hai yang mengutamakan bahasa anak
remaja seringkali memunculkan variasi-variasi bahasa. Salah satu variasi bahasa
tersebut adalah variasi bahasa slang. Bahasa slang merupakan variasi bahasa tidak
resmi, belum baku, bersifat musiman, dan biasanya digunakan oleh kelompok
remaja. Munculnya variasi bahasa slang ini menunjukkan bahwa telah terjadi
fenomena kebahasaan. Kata slang yang digunakan dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017 sangat bervariatif baik dari segi bentuk maupun jenis bentuk
kata. Selain itu, kemunculan kata slang yang digunakan dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017 tersebut tentunya menimbulkan makna-makna tertentu pada
setiap bentuk kata yang muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kemunculan variasi bahasa slang yang menjadi fenomena kebahasaan
dalam majalah Hai inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
lebih lanjut. Peneliti memilih majalah Hai edisi Januari – Juni 2017 sebagai objek
penelitian dikarenakan di dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017 ini berisi
tetang artikel-artikel yang kental kaitannya dengan dunia remaja sehingga
penggunaan bahasa dalam artikel-artikel tersebut tentunya menyesuaikan dengan
bahasa yang sedang dan atau biasa digunakan oleh kelompok remaja. Kata slang
yang terdapat di kalimat-kalimat dalam artikel majalah Hai edisi Januari – Juni
2017.
Penggunaan kata slang dalam majalah Hai edisi Januri – Juni 2017 yang
menekankan pada penggunaan kata-kata yang sebagian besar kata tersebut hanya
diketahui atau biasa digunakan oleh kelompok remaja yang menujukkan
karakteristik dari kata slang. Hal ini sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan
penelitian terhadap penggunaan kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni
2017 dimaksudkan supaya peneliti dapat menemukan bentuk, jenis, dan makna
kata yang menjadi kata slang dalam kalimat-kalimat majalah Hai edisi Januari –
Juni 2017.
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut.
1. Bentuk kata slang yang terdapat dalam majalah Hai edisi Januari – Juni
2017.
2. Jenis kata slang terdapat dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Makna kata slang yang terdapat dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini yakni
sebagai berikut.
1. Apa saja bentuk kata slang yang dipakai dalam majalah Hai edisi Januari –
Juni 2017?
2. Apa saja jenis kata slang yang dipakai dalam majalah Hai edisi Januari – Juni
2017?
3. Makna apa yang terdapat dalam kata slang yang terdapat dalam majalah Hai
edisi Januari – Juni 2017?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi bentuk kata slang yang dipakai dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017.
2. Mengidentifikasi jenis kata slang yang dipakai dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017.
3. Mengidentifikasi makna slang yang terdapat dalam majalah Hai edisi Januari
– Juni 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5 Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Penelitian ini dapat berguna dalam bidang linguistik. Penelitian ini
memberikan bukti fenomena kebahasaan yang terjadi pada kelompok anak berusia
remaja. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang bentuk,
jenis, dan makna variasi bahasa berbentuk kata slang yang terdapat dalam majalah
Hai edisi Januari – Juni 2017.
2.Praktis
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi kepada mahasiswa yang
hendak melakukan penelitian tetang variasi bahasa terutama variasi bahasa slang.
Selain itu, penelitian diharapkan dapat menjadi referensi dan bermanfaat
menambah pengetahuan pembaca.
1.6 Batasan Istilah
Supaya penelitian lebih terfokus, maka perlu adanya batasan istilah, batasan
istilah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah.
2. Morfologi adalah ilmu yang membicarakan atau yang mempelajari seluk
beluk struktur kata.
3. Jenis kata adalah kelas kata yang meliputi: kata kerja, kata sifat, kata benda,
kata ganti, kata hubung, kata depan, kata bilangan, kata seru, kata sandang,
dan kata keterangan.
4. Bentuk kata (word form) adalah ujud kata tertentu yang mengisi fungsi
tertentu dalam paradigma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya
kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang
sangat beragam.
6. Slang adalah wujud atau realisasi bahasa yang bersifat khusus dan rahasia.
Bersifat khusus berarti dipakai kalangan tertentu yang sangat terbatas.
7. Jenis Makna adalah hubungan lambang bunyi dengan acuannya.
8. Hai adalah sebuah majalah yang diterbitkan di Indonesia yang ditujukan
untuk remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Variasi Bahasa
Variasi bahasa (Chaer, 2010:62) adalah keragaman bahasa yang
disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat
atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang
tidak homogeni. Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam
bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola yang menyerupai pola umum
bahasa induknya (Poedjosoedarmo dalam Suwito, 1983:23). Dalam (Soepomo,
2002:71) variasi bahasa merupakan wujud keanekaragaman bahasa yang
disebabkan oleh faktor tertentu. Variasi bahasa terjadi akibat dari adanya ragam
sosial dan fungsi bahasa. Variasi bahasa dibedakan atas kriteria (a) latar belakang
geografi dan sosial penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pembicaraan
pokok. Pada variasi penutur dibagi mejadi empat jenis, yaitu: dialek, idiolek,
kronolek, dan sosialek (Chaer, 2010:62).
Bahasa mempunyai dua aspek mendasar yaitu bentuk, baik bunyi maupun
tulisan maupun strukturnya, dan makna, baik leksikal maupun fungsional dan
strukturnya. Jika diperhatikan secara terperinci dan teliti, maka dapat akan terlihat
bahwa bahasa itu dalam bentuk dan maknanya menunjukkan perbedaan.
Perberdaan-perbedaan bentuk bahasa seperti ini dan yang lain-lain akan disebut
variasi bahasa. Jika membandingkan lafal bunyi /a/ atau perkataan/tulisan/ dalam
percakapan dua orang yang berlainan, maka akan terlihat lebih jelas perbedaan-
perbedaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Perbedaan-perbedaan yang bahasa yang disebutkan tersebut akan
menghasilkan ragam-ragam bahasa yang disebut dengan istilah-istilah yang
berlainan. Ragam bahasa yang yang berhubungan dengan daerah atau lokasi
geografis disebut dialek; ragam bahasa yang berhubungan dengan kelompok
sosial disebut sosiolek; ragam bahas yang berhubungan dengan situasi berbahasa
dan atau tingkat formalitas disebut fungsiolek; dan ragam bahasa yang dihasilkan
oleh perubahan bahasa sehubungan dengan perkembangan waktu disebut bahasa
yang lain-lain, atau jika perbedaan itu masih dapat dianggap perbedaan ragam
dalam satu bahasa, dapat disebut ragam secara analog kronolek (Nababan,
1991:14).
Variasi bahasa atau ragam bahasa terdapat dua pandangan. Pertama,
variasi atau ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur
bahasa. Jadi, variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat adanya keragaman sosial dan
keragaman fungsi bahasa. Penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen,
baik etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaannya, maka variasi atau
keragaman itu tidak ada, artinya bahasa itu jadi seragam. Kedua, variasi bahasa
atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai interaksi
dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam (Chaer dan Agustina dalam
Suandi, 2014:34).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.2 Pengertian Slang
Slang (Alwasilah, 1985:56) adalah kata-kata baru yang memperkaya kata
bahasa dengan mengkomunikasikan kata-kata lama dengan makna baru, jarang
dengan kata yang sama sekali baru; tapi sering dengan kata lama dengan arti yang
sama sekali baru. Kata-kata slang atau frasa-frasa slang sering kali ditemukan
disesuaikan dengan gagasan dan kebiasaan yang tumbuh masyarakat. Menurut
(Pei & Gaynor, 1954:199), slang merupakan:
“Slang is a style of language in common use, produces by popular
adaptation and extension of the meaning linguistik principles for
formation of word, generally peculiar to certainclasses and social or
of axisting word and by coining a new words with disregard for
scholastic standards and age groups.”
“Slang merupakan suatu bentuk atau gaya bahasa dalam pemakaian
yang umum, dibuat dengan adaptasi popular dan perluasan makna dari
kata-kata yang ada dan dengan menyusun kata-kata baru tanpa
memeperhatikan standar skolastik kaidah-kaidah linguistik dalam
pembentukan kat-kata pada umumnya yang terbatas pada kelompok-
kelompok sosial atau kelompok tertentu.”
Dalam bagian terbesar, slang adalah hasil daya temu kebahasaan, terutama
kawula muda dan orang-orang ceria yang menginginkan istilah-istilah segar, asli,
tajam, atau apik dengan mana mereka bisa menyebut kembali gagasan-gagasan,
tindakkan-tindakkan, dan objek-objek yang mereka sangat gandrungi (Willis
dalam Alwasilah, 1985:57). Menurut Soeparno (2013:51), slang adalah wujud
atau realisasi bahasa yang bersifat khusus dan rahasia. Bersifat khusus berarti
dipakai kalangan tertentu yang sangat terbatas. Bersifat rahasia berarti orang di
luar kelompoknya tidak mengerti sebagai langkah untuk menjaga kerahasiaan,
slang akan selalu diubah atau berubah, jadi bersifat temporal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Slang (Chaer dan Agustina, 2004:56) adalah kata-kata baru dengan
mengkomunikasikan kata-kata lama jadi memperkaya kosakata bahasa dengan
makna baru, jarang menggunakan kosakata yang sama sekali baru tapi sering
dengan kata lama dengan arti yang sama sekali baru. Menurut Moelyono (dalam
Pramono, 2013:16), slang adalah kata yang dapat digolongkan tidak baku yang
bersifat musiman dan dapat saja digunakan oleh kelompok remaja atau kelompok
masyarakat untuk berkomunikasi intern agar kelompok diluar mereka tidak
mengerti.
Contoh data kata slang:
(4) Pedekate sama cewek dalam konteks ngajak jadi pacar atau sekedar
temen jalan, emang nggak sesederhana chatting di LINE atau komen di
medsos-nya.
Pada kalimat (4) terdapat kata slang yaitu kata pedekate. Kata pedekate
merupakan kata slang yang digunakan oleh kaum remaja sebagai istilah untuk
menyebut pendekatan. Kata pedekate merupakan kata tidak baku, dan
memunculkan istilah baru. Hal ini sesuai dengan pendapat (Willis dalam
Alwasilah, 1985:57) yang menyatakan slang adalah hasil dayatemu kebahasaan,
terutama kawula muda dan orang-orang ceria yang menginginkan istilah-istilah
segar, asli, tajam, atau apik dengan mana mereka bisa menyebut kembali gagasan-
gagasan.
Jadi slang merupakan ragam atau variasi bahasa yang digunakan oleh
remaja atau kelompok sosial tertentu untuk melakukan komunikasi. Ragam atau
variasi bahasa bersifat tidak baku dan bersifat musiman serta hanya diketahui oleh
kelompok tertentu saja sehingga kelompok lain tidak mengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.3 Tujuan Slang
Penggunaan slang memiliki beberapa tujuan. Menurut Partridge (1981:
287), tujuan slang adalah:
―(1) as an exercise either in humour, (2) to be different from others,
(3) to be picturesque, (4) to be arresting, striking, or even starling, (5)
to avoid clilches, (6) to be brief, concise, (7) to enrich the language,
(8) to impose an air of solidity and concreteness on the abstract, (9) to
talk, or to write, down to an inferior, (10) for ease of social
intercourse, (11) to induce friendliness or intimacy of a deep or
durable nature, (12) to show that one belongs to acertain, (13) to
show or prove that someone else is not, (14) to be secret.‖
“(1) digunakan untuk bercanda, (2) untuk berbeda dengan orang lain,
(3) untuk keindahan, (4) menarik perhatian, (5) menghindari kata-kata
klise, (6) untuk mempersingkat, (7) untuk memperkaya bahasa, (8)
untuk memadatkan dan memberikan gambaran konkret, (9) untuk
berbicara dan menulis, (10) untuk memudahkan berhubungan sosial,
(11) untuk keramahan dan keintiman, (12) untuk menunjukan anggota
kelompok, (13) untuk menunjukkan perbedaan kelompok, (14) untuk
kerahasiaan.”
2.4 Linguistik
Linguistik (Kridalaksana, 1982: 99) adalah ilmu tentang bahasa;
penyelidikan bahasa secara ilmiah. Chaer (2012: 13), mengatakan bahwa objek
linguistik adalah bahasa. Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan
kehidupan masayarakat sehingga subdisiplin atau cabang linguistik itu pun
menjadi banyak. Sub-subdisiplin linguistik ini memiliki suatu kriteria atau dasar
tertentu.
Dalam (Chaer, 2012: 13) sub-subdisplin linguistik tersebut dikelompokkan
berdasarkan: (a) objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa
tertentu, (b) objek kajiannya adalah bahasa pada masa tertentu atau bahasa
sepanjang masa, (c) objek kajiannya adalah struktur internal bahasa itu atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahasa itu dalam kaitannya dengan berbagai faktor di luar bahasa, (d) tujuan
pengkajiannya apakah untuk keperluan teori belaka atau untuk tujuan terapan, dan
(e) teori atau aliran yang digunakan untuk menganalisis objeknya. Berdasakan
sub-subdisplin linguistik tersebut, dapat dilakukan analisis terhadap bahasa yang
menjadi objek utama dari linguistik. Menurut Chaer (2012:13), analisis linguistik
dilakukan terhadap bahasa, atau lebih tepatnya terhadap semua tataran tingkat
bahasa, yaitu fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantik.
2.5 Morfologi
Secara etimologi kata morfologi bersal dari kata morf yang berarti ‗bentuk‘
dan logi yang berarti ‗ilmu‘. Jadi secara harafiah kata morfologi berarti „ilmu
mengenai bentuk‟ (Chaer, 2008:3). Morfologi adalah ilmu yang membicarakan
atau yang mempelajari struktur kata serta pengaruh perubahan struktur kata
terhadap golongan dan arti kata (Partami, 1995:9). Menurut Soeparno (2002:24),
morfologi merupakan subdisiplin linguisitik yang menelaah bentuk, proses,
prosede pembentukan kata. Baryadi (2011: 1), mengartikan morfologi sebagai
salah satu cabang linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji tentang morfem dan
kata. Menurut Chaer (2008: 27), alat pembentuk kata dalam proses morfologi
adalah (a) afiks dalam proses afiksasi, (b) pengulangan dalam reduplikasi, (c)
penggabungan dalam proses komposisi, (d) pemendekan atau penyingkatan dalam
proses akrominisasi, dan (e) pengubahan status dalam proses konvensi.
Dalam proses afiksasi sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar
sehingga hasilnya menjadi sebuah kata. Umpamanya pada kata dasar baca
diimbuhkan afiks me- sehingga menghasilkan kata membaca yaitu sebuah verba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
transitif aktif; pada dasar juang diimbuhkan afiks ber- sehingga menghasilkan
verba intransitif berjuang.
Berkenaan dengan jenis afiksnya, biasanya proses afiksasi itu dibedakan
atas prefiksasi, yaitu proses pembubuhan prefiks, konfiksasi yakni proses
pembubuhan konfiks, sufiksasi yaitu proses pembubuhan sufiks dan infiksasi
yakni proses pembubuhan infiks. Hanya perlu dicatat dalam bahasa Indonesia
proses infiksasi sudah tidak produktif lagi. Dalam hal ini perlu juga diperhatikan
adanya klofiksasi, yaitu kelompok afiks yang proses afiksasinya dilakukan
bertahap. Misalnya pembentukan kata menangisi, mula-mula pada kata tangis
diimbuhkan sufiks –i; setelah itu dibubuhkan prefiks me-. Proses prefiksasi
dilakukan oleh prefix ber-, me-, di-, ter-, ke, dan se-; infiksasi dilakukan oleh
infiks –el-, -me-, dan –er-; sufiksasi dilakukan sufiks –an, -kan, dan –I; konfiksasi
dilakukan oleh konfiks pe-an, per-an, ke-an, se-nya, dan ber-an. Namun, perlu
dicatat ada afiks yang sangat produktif yaitu prefiks ber- dan prefix me-; ada yang
cukup produktif, yaitu prefiks ter-, sufiks –kan, sufiks –an; dan juga ada yang
tidak produktif lagi yaitu infiks –el-, -em-, dan –er-.
Alat pembentuk kedua adalah pengulangan bentuk dasar yang digunakan
dalam proses reduplikasi. Hasil proses reduplikasi ini lazim disebut istilah kata
ulang. Secara umum dikenal adanya tiga macam pengulangan, yaitu pengulangan
secara utuh, pengulangan dengan pengubahan bunyi vokal maupun konsonan, dan
pengulangan sebagainya. Alat pembentuk ketiga adalah penggabungan sebuah
bentuk pada bentuk dasar yang ada pada proses komposisi. Penggabungan
merupakan alat yang banyak digunakan dalam pembentukan kata karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata. Alat
pembentuk keempat adalah abreviasi khusus yang digunakan dalam proses
akrominisasi. Disebut abreviasi khusus karena semua abreviasi menghasilkan
akronim. Alat kelima dalam pembentukkan kata adalah pengubahan status dalam
proses yang disebut konversi (Chaer, 2008:27).
2.6 Bentuk Kata
Menurut Kridalaksana (2008: 33), bentuk kata (word form) adalah ujud
kata tertentu yang mengisi fungsi tertentu dalam paradigma; misalnya bentuk
normatif dari nomina, bentuk lampau dari verba, dsb. Berdasarkan bentuknya,
kata dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi empat yaitu; kata dasar, kata
berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk (Suryaman, 2013:1). Menurut
tatabahasa Waridah (2008, 56), bentuk kata meliputi, penggunaan kata dasar,
proses pengimbuhan, proses pengulangan, dan penggabungan. Selain itu, bentuk
kata bahasa Indonesia juga dapat dilihat dari proses pembentukkan secara
morfologis.
Kridalaksana (1989: 161), menambahkan bentuk kata yang terbentuk
melalui proses pemendekan kata memiliki bentuk-bentuk seperti; singkatan,
penggalan, akronim, dan kontraksi. Singkatan adalah salah satu hasil pemendekan
yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf.
Penggalan adalah proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari
leksem. Akronim adalah proses pemendekan yang ditulis dan dilafalkan sebagai
sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia.
Kontraksi adalah proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
gabungan leksem (Kridalaksana, 1989:162). Menurut Baryadi (2011: 18), bentuk
kata dibedakan menjadi kata asal dan kata jadian atau bentukan. Kata turun,
misalnya, termasuk kata asal karena karena dapat menjadi asal pembentukan kata
jadian menurun, turunkan, turuni, menurun, penurunan, keturunan, dan turun-
temurun. Menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata asal adalah kata
yang terdiri dari satu morfem atau monomorfemik. Kata jadian adalah kata yang
merupakan hasil penggabungan dua morfem atau lebih, kata jadian juga disebut
kata polimorfemik. Sebagai contoh untuk memahami bentuk kata, perhatikan
contoh analisis bentuk kata slang berikut ini.
(5) Kalo kita kepoin sekarang, warung nagih faktanya masih ngeksis di
kawasan Tendean.
Pada contoh (5) terdapat kata slang yaitu kata kepoin. Kata kepoin
memiliki bentuk kata jadian dari kata kepo. Kata jadian (Baryadi, 2011:18) adalah
kata yang merupakan hasil penggabungan dua morfem atau lebih. Hal ini dapat
dibuktikan dengan teknik bagi unsur langsung seperti berikut ini.
(5) Kepo + in > Kepoin
Kata kepoin memiliki sufiks -in pada kata dasar kepo sehingga membentuk
kata jadian kepoin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata kepoin
merupakan bentuk kata jadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.7 Jenis Kata
Kridalaksana (2008: 99) jenis kata merupakan kelas kata. Menurut Keraf
(1970:61), jenis kata terbagi menjadi dua yaitu jenis kata menurut tatabahasa
tradisional dan pembagian jenis kata baru. Pembagian jenis kata menurut
tatabahasa tradisional terdiri atas sepuluh jenis kata yaitu kata benda (nomina),
kata kerja (verb), kata sifat (adjectiva), kata ganti (pronomina), kata keterangan
(adverbia) kata bilangan (numeralia), kata sambung (conjunctio)- kata depan
(prepositio), kata sandang (articula) dan, kata kata seru (interjectio). Sedangkan
pembagian jenis kata baru terdiri atas, kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata
tugas. Selain itu, menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988: 76-223),
pemakaian jenis kata meliputi verba, nomina, pronominal, numeralia, adjektiva,
adverbia.
Namun, pandangan struktural jenis kata (Susanti, 2016: 233) hanya terdiri
atas, kata kerja (verb), kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), kata bilangan
(numeralia), dan kata depan (preposisi). Menurut Suryaman dkk (2013:1), jenis
kata meliputi; (1) nomina/kata benda, (2) verba/kata kerja, (3) adjectiva/kata
sifat, (4) pronomina/kata ganti, (5) numerelia/kata bilangan, (6) adverbia/kata
keterangan, (7) konjungsi/kata sambung, (8) preposisi/kata depan, (9)
artikula/kata sandang, dan interjeksi/kata seru.
Ahli-ahli linguistik modern berusaha mencari suatu kaidah untuk
menggolongkan jenis kata yang lebih struktural. Walaupun belum terdapat suatu
ketentuan yang diterima oleh segenap ahli-ahli linguistik modern namun dasar
yang digunakan untuk mengadakan penggolongan baru, dapat memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kenyakinan bahwa dasar itu lebih seragam dan rasional. Untuk sementara,
berdasarkan struktur morfologisnya, kata-kata dapat dibagi menjadi empat jenis
kata yaitu; kata benda, kata kerja, kata sifat, kata tugas.
Kata benda dapat ditentukan sebagai kata benda atau tidak dapat
digunakan dua prosedur yaitu segi bentuk dan kelompok kata. Segi bentuk
meliputi penggunaan morfem terikat ke-an, pe-, -an, ke-. Sedangkan kelompok
kata meliputi perluasan bentuk kata dengan morfem yang + kata sifat. Selain itu,
bentuk kata benda dapat tentukan dengan trasposisi dan sub golongan kata benda.
transposisi yaitu proses pemindahan suatu jenis kata ke jenis kata yang lain
dengan diberikan kata sandang seperi si, sang, dan lain-lain. sub golongan kata
benda yaitu prosen penggolongan kata ganti menjadi kata benda hal ini terjadi
karena kata ganti dapat menduduki tempat-tempat kata benda dalam hubungan
atau posisi tertentu.
Kata kerja dapat ditentukan sebagai kata kerja atau tidak dapat digunakan
dua prosedur yaitu segi bentuk dan kelompok kata. Segi bentuk meliputi
penggunaan morfem terikat yaitu me-, ber-, -kan, di-, -i. Kelompok kata meliputi
perluasan bentuk kata dengan morfem dengan + kata sifat.
Kata sifat dapat ditentukan sebagai kata kerja atau tidak dapat digunakan
dua prosedur yaitu segi bentuk dan kelompok kata. Segi bentuk segala kata sifat
dalam bahasa Indonesia bisa mengambil bentuk se + reduplikasi kata dasar +
nya. Kelompok kata meliputi perluasan bentuk kata dengan paling, lebih, sekali.
Selain itu, bentuk kata benda dapat tentukan dengan trasposisi dan sub golongan
kata. Trasposisi semua kata yang tergolong kata sifat dapat berpindah jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
katanya dengan bantuan morfem terikat: pe-, ke-an, me-, -kan. Sub golongan kata
yaitu penggolongan jenis kata yang mempunyai ciri khusu denga kata sifat.
Kata tugas dapat ditentukan sebagai kata kerja atau tidak dapat digunakan
dua prosedur yaitu segi bentuk dan kelompok kata. Segi bentuk pada umumnya
kata tuga sukar untuk mengalami perombakkan bentuk. Seperti kata: dengan,
telah dan, tetapi. Tetapi disamping itu, terdapat kata tugas yang dapat mengalami
perombakkan seperti kata tidak, sudah dapat berubah menjadi menindak,
menyudah. Dari segi kelompok kata, kata tugas hanya memiliki tugas untuk
memperluas atau mentransformasi kalimat (Keraf, 1970: 83-89).
Selanjutnya, menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988: 76-223),
jenis-jenis kata dapat diketahui atau dikenali berdasarkan ciri ataupun bentuknya.
Jenis kata verba memiliki bentuk verba asal dan verba turunan. Verba adalah
verba yang bendiri sediri tanpa afiks ada, datang, mandi, pergi, tidur, tinggal,
suka, tiba, tutur. Verba turunan yaitu verba yang mendapat afiks atau imbuhan
prefiks meng-, per-, dan ber-, disamping itu terdapat pula prefiks di-, dan ter-,
yang menggantikan meng-, pada jenis klausa atau kalimat tertentu. Jumlah sufiks
hanya dua, yakni –kan dan –i. Selain itu, juga dapat pula klofiks atau gabungan
dari prefiks dan sufiks ber--an, dan ke—an.
Jenis kata nomina dasar yaitu seperti gambar, meja, dan rumah.
Sedangkan nomina turunan dibentuk dengan menambahkan prefiks, sufiks,
konfiks yang dikelompokan menjadi; afiks ke- dan ke--an, afiks peng, peng--an, -
an, afiks per, per--an, afiks –el-, -er-, -em-, afiks –aw, -wati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Jenis kata pronomina yaitu pronomina persona, pronomia penunjuk, dan
penanya. Bentuk persona terdiri dari persona pertama yaitu saya, aku, daku, ku-, -
ku. Pesona orang kedua engkau, kamu, anda, dikau, kau-, -mu. Pesona ketiga ia,
dia, beliau, -nya. Bentuk pronomina penunjuk umum yaitu ini, itu, dan anu.
Pronomina penunjuk tempat di/ke/dari sini, sana, dan situ. Pronomina ihwal
dalam bahasa Indonesia begini, begitu, demikian, yakni dan yaitu. Pronomina
penanya yaitu siapa, apa, mana, mengapa, kenapa, kapan, apa (bila), bilamana,
di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa, keberapa.
Jenis numeralia yaitu memiliki bentuk numerilia pokok tentu yang
mengacu pada bilangan seperti satu, dua, tiga. Numeralia pokok tentu klitika yang
mengacu pada bahasa jawa kuno, namun numerilia itu berbentuk proklitika seperti
ekamantra, dwiwarna, triwulan. Numeralia pokok kolektif yang dibentuk dengan
prefiks ke- yang ditempatkan di muka nomina yang diterangkan seperti ketiga,
keempat. Numeralia pokok taktentu mengacu kejumlah yang tidak tentu dan pada
umumnya tidak dapat menjadi jawaban atas pertanyaan yang pertanyaan yang
memakai kata tanya berapa. Numeralia pecahan yang mengacu pada pemakaian
kata per di antara bilanagan pembagi dan penyebut seperti ½, 3/5, 1/10.
Jenis adjektiva yaitu dapat dikenali bukan dari bentuk melainkan
menggunakan ciri seperti dapat dikenali dengan kata lebih, kurang, dan paling.
Jenis adjektiva dapat diberi keterangan penguat sangat, amat, benar, sekali, dan
terlalu. Adjektiva dapat diingkari dengan kata ingkar tidak. Jenis adjektiva dapat
diulang dengan awalan se- dan akhiran –nya. Jenis adjektiva pada kata tertentu
dapat berakhiran antara lain dengan –er, - (w)i, -iah, -if, -al dan –ik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Jenis adverbia dapat dikenali melalui dua bentuk yaitu adverbial yang
terdiri dari satu morfem (monomorfemis) seperti kata sangat dan polimorfemis
seperti kata sebaiknya (se-baik-nya). Adverbia yang polimorfemis dibentuk
melalui salah satu cara berikut; (a) dengan menggunakan kata dasar, (b) dengan
mengulang kata dasar dan bahkan sufiks –an, (c) dengan mengulang kata dasar
dan menambahkan gabungan afiks se-+-nya, (d) dengan menambahkan gabungan
afiks se--nya pada kata dasar, (e) dengan menambahkan –nya pada kata dasar.
Sebagai contoh untuk memahami jenis kata, perhatikan contoh analisis
jenis kata slang berikut ini.
(6) Di pensi, ribuan anak muda ngupul dengan gaya ekspresinya masing-
masing demi demi dua tujuan: hepi dan eksis.
Pada contoh (6) terdapat kata slang yaitu kata eksis. Kata eksis dalam
konteks tersebut memiliki arti populer. Kata eksis termasuk dalam jenis kata sifat.
Hal ini dapat dilihat melalui analisis kelompok kata sisipan dalam kalimat. Kata
sifat dapat diterangkan oleh kata paling, lebih, sekali (Keraf, 1980: 87).
(6) Di pensi, ribuan anak muda ngupul dengan gaya ekspresinya masing-
masing demi demi dua tujuan: hepi dan eksis sekali.
Data (6) kata eksis disisipkan kata sekali sehingga menjadi eksis sekali.
Dengan disisipkan kata sekali sebagai ciri penentu kata sifat dengan teknik
kelompok kata dapat diketahui bahwa kata eksis merupakan kata sifat, dan jika
dilihat dari artinya (Kitab Bahasa Gaul) kata eksis ini memiliki arti populer yang
menunjukkan jenis kata sifat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata
eksis ini merupakan jenis kata sifat ditinjau dari analisis kelompok kata dan arti
kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.8 Makna Kata
Makna adalah kata-kata dan istilah yang membingungkan (Pateda,
2001:79). Menurut Chaer (2009: 32), hubungan kata dengan makna bersifat
arbitrer. Artinya, tidak ada hubungan wajib antara deretan fonem pembentuk kata
itu dengan maknanya. Makna adalah pertautan yang ada dalam unsur-unsur
bahasa itu sendiri (terutama kata-kata) dan dapat disejajarkan dengan konsep
(https://repository.widyatama.ac.id.pdf diakses tanggal, 6 Desember 2017 pukul
15:23 WIB). Menurut Sugiono dalam Suhardi (2015: 52), makna adalah amanat;
moral, nilai, pelajaran, signifikansi; subtansi; takwil. Maksudnya, makna adalah
sesuatu yang berkaitan dengan harga sesuatu atau umpan balik. Berikut
merupakan jenis-jenis makna.
1) Makna lesikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina
leksikon (vokabuler, kata, perbendaharaan kata). Satuan leksikon adalah
leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Dengan demikian,
makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon,
bersifat leksem, atau bersifat kata.
2) Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses
gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.
3) Makna referensial yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu
makna kata tersebut disebut kata bermakna referensial.
4) Makna nonreferensial adalah kata-kata yang tidak mempuanyai referen
makna kata itu disebut kata yang bermakna nonreferensial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5) Makna denotatif adalah makna asli, makna yang bersumber dari makna
leksem. Makna ini merupaka makna yang sama dengan makna leksikal.
6) Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan
kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang
kegiatan atau keilmuan tertentu.
7) Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna
yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau
hubungan apapun.
8) Makna asosiatif adalah makna yang sesungguhnya sama dengan lambang-
lambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan
suatu konsep lain.
9) Makna idiomatikal adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frasa,
maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna
leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut.
10) Makna peribahasa adalah makna yang masih bisa diramalkan karena adanya
asosiasi atau tautan antara makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur
pembentuk peribahasa itu dengan makna lain yang menjadi tautannya
(Chaer, 2009: 60-74).
11) Makna sempit adalah makna lebih sempit dari keseluruhan ujaran. Makna
yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena dibatasi.
12) Makna luas adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari
yang diperkirakan. Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat
muncul dari makna yang sempit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
13) Makna kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotatif adalah makna
yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia
kenyataan. Makna kognitif adalah makna luas. Makna kognitif tidak hanya
dimiliki kata-kata yang menunjuk benda-benda nyata, tetapi menekan pula
pada bentuk-bentuk yang makna kognitifnya khusus.
14) Makna konotatif adalah makna yang muncul dari makna kognitif, dalam
makna kognitif tersebut ditambahkan komponen makna lain. Makna
konotatif yang dibedakan dari makna emotif karena yang disebut pertama
bersifat negatif dan yang disebut kemudian bersifat positif. Makna konotatif
muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan
atau apa yang didengar.
15) Makna emotif adalah makna yang melibatkan perasaan (pembicara dan
pendengar; penulis dan pembaca) ke arah positif. Makna ini berbeda dengan
makna kognitif yang menunjukkan adanya hubungan antara dunia konsep
dengan kenyataan, makna emotif menunjukkan sesuatu yang lain yang tidak
sepenuhnya sama dengan yang terdapat dalam dunia kenyataan
(Djajasudarma, 2013:7-12).
Sebagai contoh untuk memahami jenis makna, perhatikan contoh analisis
jenis makna kata slang berikut ini.
(7) Cowok ketahuan “belangnya” biasanya kalo kegep punya banyak
gebetan di chatroomnya.
Data nomor (7) yaitu kata kegep merupakan jenis makna denotatif. Hal ini
dapat diketahui melalui teknik ganti seperti berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(7a) Cowok ketahuan “belangnya” biasanya kalo kegep punya banyak
gebetan di chatroomnya.
(7b) Cowok ketahuan “belangnya” biasanya kalo ketahuan punya banyak
gebetan di chatroomnya.
Dengan menerapkan teknik ganti dalam kalimat diatas, dapat diketahui bahwa
kata kegep dan ketahuan mempunyai kesamaan kelas karena dalam pemakaian
dapat saling menggatikan seperti pada (7a) dan (7b). Kata kegep dalam kalimat
tersebut memliki arti ketahuan. Jadi, ketahuan ini sesuai dengan makna asli dari
kata kegep. Hal ini sesuai dengan pendapat (Chaer, 2009: 60-74) yang
mengatakan bahwa makna denotatif adalah makna asli, makna yang bersumber
dari makna leksem. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata kegep
memiliki makna denotatif.
2.9 Majalah Hai
Hai adalah sebuah majalah yang diterbitkan di Indonesia yang ditujukan
untuk remaja. Majalah Hai ini berisi tentang segala hal yang berkenaan dengan
dunia remaja. Majalah Hai memuat tentang segala bentuk artikel yang berkenaan
dengan gaya hidup anak remaja. Mulai dari musik, film, tempat nongkrong,
fesyen, teknologi, olahraga, psikologi, pendidikan seks, cerita pendek, dan komik.
Pembaca majalah Hai biasanya duduk di bangku sekolah menengah atas
(SMA), dan di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Majalah Hai pertama
kali terbit pada 15 Januari 1977. Terbitan perdana itu menggantikan majalah
MIDI yang ada sebelumnya. Baik majalah Hai atau MIDI diasuh oleh para
personel yang sama. Majalah Hai edisi Januari – Juni 2017 ini berisi tetang artikel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang sangat bervarisi sesuai denga tema yang diangkat majalah Hai setiap
edisinya.
2.10 Penelitian yang Relevan Sebelumnya
Kajian penelitian tentang slang di internet pernah dilakukan sebelumnya.
Pertama, dilakukan oleh Setiawan Nugroho (2015) dengan judul “Pembentukan
Kata Slang dalam Komunitas JKBOSS pada Akun Twitter@JakartaKeras”.
Skripsi ini membahas tentang bentuk bahasa slang, proses pembentukkan kata
slang, makna tujuan slang, dan tujuan penggunaan slang dalam komunitas
JKBOSS pada akun Twitter@JakartaKeras. Kedua, dilakukan oleh Latif Amrullah
(2013) dengan judul “Slang dalam Situs 9GAG.com: Suatu Kajian
Sosiolinguistik”. Tesis ini membahas bentuk bahasa slang, proses pembentukan
kata slang, makna tujuan slang, tujuan penggunaan slang, dan faktor-fator sosial
yang berpengaruh terhadap keberadaan slang.
Penelitian pertama dapat disimpulkan bahwa dalam komunitas JKBOSS
pada akun Twitter@JakartaKeras bentuk slang berupa kata dan frasa. Kata yang
terdapat dalam komunitas JKBOSS telah mengalami proses pembentukkan
sedangkan frasa yang terdapat dalam komunitas JKBOSS berbentuk frasa nomina.
Proses pembentukan slang dalam komunitas JKBOSS ini melalui dua cara yaitu
secara fonologis dan morfologis. Secara fonologis yaitu (1) pembalikan suku kata,
(2) pembalikan suku kata secara untuh, (3) penghilangan suku pertama, dan (4)
penggantian vokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Secara morfologis yaitu (1) pengekalan suku pertama pada setiap
komponen, (2) pengekalan pada suku kata pertama dan suku kedua pada setiap
komponen, (3) pengekalan pada suku pertama dan suku terakhir pembentukannya,
dan (4) berupa singkatan. Makna slang yang terdapat dalam komunitas JKBOSS
meliputi dua makna yaitu makna denotatif dan konotatif. Tujuan dari penggunaan
bahasa slang dalam komunitas JKBOSS ini meliputi; sebagai ejekan, sebagai
sindiran, sebagai umpatan, keakraban, dan pernyataan.
Penelitian kedua dapat disimpulkan bahwa slang dalam slang dalam situs
9gag bentuk kata, frasa, dan kalimat. Kedua, relasi makna dan perubahan makna
berupa sinonim, homonim, polisemi, metafora, dan eaufisme. Ketiga, keberadaan
slang bukan hanya sekedar fenomena kebahasaan melainkan sebagai bagian dari
variasi bahasa yang mempunyai fungsi tersendiri dalam berkomunikasi. Keempat,
faktor sosial berperang penting dalam keberadaan slang. Kelima, pengguna situs
9gag membentuk bahasa mereka sendiri, terbuka, dan tidak dibatasi oleh faktor
geografis. Keenam, variasi bahasa slang berkembang pesat di dunia maya.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu
baik penelitian ini maupun penelitian yang telah disebutkan mendeskripsikan
tetang ragam bahasa slang. Perbedaan penelitian ini dengan yang disebutkan yaitu
penelitian yang disebutkan menggunakan jejaring sosial Twitter dan penelitian ini
menggunakan majalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.11 Kerangka Berpikir
Penelitian yang berjudul “Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang dalam
Majalah Hai Edisi Januari – Juni 2017” membahas tentang bentuk dan jenis kata
slang serta makna semantik dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Bentuk kata
Slang
Bentuk Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Jadian
3. Kata
Akronim
4. Kata
Singkatan
5. Kata Ulang
6. Kata
Penggalan
(Keraf, Baryadi,
Kridalaksana,
Chaer)
Jenis Makna
1. Denotatif
2. Konotatif
(Chaer dan
Djajasudarman)
Kata Slang
Dalam
Majalah
Hai Edisi
Januari –
Juni 2017.
Slang
(Pei & Gaynor,
Willis dalam
Alwasilah,
Cher&
Agustine)
Jenis
Makna
Kata Slang
Jenis Bentuk
Kata
1. Nomina
2. Verb
3. Adjektiva
4. Pronomina
(Keraf dan Tata
Bahasa Baku
Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitaif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada (Denzin dan Lincoln dalam Moleong, 2006:5).
Menurut Muhammad (2014:14), menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
mengembangkan pengertian tentang dan kejadian dengan memperhatikan konteks
yang relefan.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskripsi.
Penelitian ini menggambarkan sebuah fenomena atau peristiwa. Dalam penelitian
kualitatif ini terdapat proses pencatatan, analisis, dan mengintepretasi sebuah
fenomena atau kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan
menentukan bentuk kata slang, jenis, dan makna dalam kata slang yang
terkandung dalam majalah Hai edisi Januari - Juni 2017. Penelitian ini dilakukan
melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara membaca, mengidentifikasi kata slang, dan mencatat.
Tahap kedua setelah data terkumpul data akan dianalisis untuk menentukan
bentuk kata slang. Tahap tiga yaitu proses analisis penentuan jenis kata slang.
Tahap keempat yaitu proses analisis kata untuk menentukan jenis makna kata
slang yang ditemukan tersebut dalam majalah Hai edisi Januari - Juni 2017. Tehap
kelima yaitu proses triangulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Triangulasi merupakan proses pengecekan data yang dilakukan oleh dosen
trianggulator sebagai penentu keabsahan data.
3.2 Sumber Data dan Data
3.2.1 Sumber data
Sumber data yang diambil oleh peneliti yaitu artikel yang terdapat dalam
majalah Hai edisi Januari - Juni 2017.
3.2.2 Data
Penelitian ini adalah penelitian penggunaan kata slang dalam majalah Hai
edisi Januari - Juni 2017. Data pada penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang
mengadung kata slang yang terdapat dalam majalah Hai edisi Januari - Juni 2017.
Peneliti mencari majalah Hai di perpustakaan Universitas Sanata Dharma,
kemudian peneliti membaca semua isi artikel dalam majalah Hai dan mecacat dari
situ peneliti akan menemukan kata slang.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode baca.
Metode baca adalah metode yang dilakukan dengan membaca, yaitu membaca
kalimat dalam artikel di majalah Hai. Menurut Muhammad (2014:209), teknik
baca sangat mungkin dilakukan bila data penelitiannya adalah data tertulis atau
dokumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Metode baca ini diterapkan dalam penelitian dengan menggunakan teknik
catat. Menurut Muhammad (2014:214), teknik catat adalah teknik yang digunakan
dengan cara peneliti mencatat mencatat kembali data yang didapat dari metode
yang diterapkan. Pencatatan dapat dilakukan dengan kartu data yang disediakan
atau akan disediakan. Setelah pencatatan dilakukan, peneliti dapat melakukan
klasifikasi data.
Untuk mendukung pengambilan data penelitian, peneliti menggunakan
beberapa alat untuk mendukung dan mempermudah pengambilan data penelitian.
Alat tersebut berupa tabel-tabel data, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kitab
Bahasa Gaul, Kamus Bahasa Inggris. Peneliti menggunakan kajian teori
morfologi untuk menentukan bentuk dan jenis kata serta kajian teori semantik
untuk membantu menemukan jenis makna kata slang yang terdapat dalam
kalimat-kalimat majalah Hai edisi Januari – Juni 2017. Selanjutnya, peneliti
melakukan klasifikasi data berdasarkan bentuk kata, jenis kata, dan makna kata.
Data yang sudah diklasifikasikan kemudian diberi kode atau koding
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa human instrument.
Penelitian sekaligus merupakan perencanaan, pelaksana pengumpulan data, analis,
penafsiran data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitian. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan tabel untuk mengumpulkan data-data dan
pengabsahan data. Berikut ini merupakan tabel-tabel yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan keabsahan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.4.1 Tabel Data
No. Kata Slang
Bentuk,
Jenis, dan
Makna
Kata Slang
Keterangan
KBBI Kitab
Bahasa
Gaul
Kamus
Bahasa
Inggris
1.
2.
3.
4.
Tabel data 3.4.1 merupakan tabel yang digunakan oleh peneliti untuk
mengambil data dan mengelompokan data berdasarkan bentuk, jenis, dan makna
kata slang. Tabel data ini memuat nomor, kata slang dan klasifikasi bentuk, jenis,
dan makna kata slang dalam majalah Hai edisi Januari - Juni 2017. Selain itu,
terdapat keterangan yang memuat tiga sumber untuk menentukan arti kata slang
tersebut yaitu; Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kitab Bahasa Gaul, dan Kamus
Bahasa Inggris. Tabel data ini digunakan untuk mengumpulkan data kata slang,
klasifikasi bentuk, jenis, dan makna kata slang serta arti dari kata slang. Dalam
prosesnya peneliti menggunakan tiga tabel dengan bentuk dan ukuran yang sama
untuk melakukan proses pengumpulan, klasifikasi bentuk, jenis kata, dan makna,
serta arti kata slang tersebut. Dengan demikian, data akan terkumpul secara jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dan terperinci sehingga peneliti akan lebih mudah dalam menetukan bentuk, jenis,
dan makna kata slang yang terdapat dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017.
3.4.2 Tabel Triangulasi Data
No.
Data
Kata
Slang
Dalam
Kalimat
Deskripsi
Kata
Slang
Bentuk
kata
Jenis
kata
Makna
kata
Triangulasi
Keterangan
Ya Tidak
Tabel 3.4.2 merupakan tabel yang digunakan untuk analisis dan validasi
data oleh triangulator. Tabel ini memuat nomor, data kata dalam kalimat,
deskripsi kata slang, bentuk kata, jenis kata, makna kata, triangulasi (Ya atau
Tidak) dan keterangan. Tabel triangualsi ini digunakan untuk melakukan
keabsahan data yang telah melalui proses identikasi, klasifikasi, dan pembahasan.
Proses triangulasi sendiri dilakukan oleh dosen yang berkapasitas. Untuk
menggunakan kedua tabel ini, peneliti juga menggunakan kriteria-kriteria yang
digunaka sebagai parameter menyaring data. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk
menetapkan bentuk kata, jenis, dan makna slang yang terdapat dalam majalah Hai
Edisi Januari – Juni 2017 didasarkan pada teori-teori yang menjadi landasan
untuk melakukan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, data-data ini diklasifikasikan berdasarkan bentuk
kata, jenis kata, dan makna kata. Data yang sudah diklasifikasikan kemudian
diberi kode. Data bentuk kata diberi kode BKD (Bentuk Kata Dasar), BKJ
(Bentuk Kata Jadian), BKA (Bentuk Kata Akronim), BKS (Bentuk Kata
Singkatan), BKR (Bentuk Kata Redublikasi), dan BKP (Bentuk Kata Penggalan).
Data jenis kata diberi kode JKB (Jenis Kata Benda), JKK (Jenis Kata Kerja), JKS
(Jenis Kata Sifat), dan JKG (Jenis Kata Ganti). Data makna kata slang diberi kode
MD (Makna Denotatif), dan MK (Makna Konotatif). Selanjutnya, data yang sudah
diklasifikasikan dan diberi kode dilakukan analisis. Metode untuk analisis data
tersebut menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang alat
penentunya bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 17:2015). Alat
penentu dalam rangka kerja metode agih itu, jelas, selalu berupa bagian atau unsur
dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri. Peneliti menemukan kata slang,
kemudian peneliti menentukan bentuk kata, jenis kata, dan jenis makna yang
terkandung dalam kata slang pada majalah Hai edisi Januari – Juni 2017.
Penentuan bentuk kata, jenis kata, dan jenis makna didasarkan kajian bentuk kata,
jenis kata, dan jenis makna. Selain itu, peneliti menggunakan teknik bagi unsur
langsung untuk menentukan bentuk kata. Menurut Mastoyo (2007:55), teknik bagi
unsur langsung adalah teknik analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi
menjadi beberapa bagian atau unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur itu
dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang
dimaksud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Peneliti menggunakan teknik sisipan pada analisis penentuan jenis kata.
Menurut Mastoyo (2007:60), teknik sisipan adalah teknik analisis data dengan
cara menyisipkan satuan kebahasaan lain di konstruksi yang dianalisis. Pada
teknik sisipan ini peneliti menggunakan ciri-ciri penentu dari jenis kata yang
disisipkan pada kata slang yang terdapat dalam kalimat.
Peneliti menggunakan teknik ganti untuk menentukan makna. Menurut
Mastoyo (2007:55), teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara
mengganti satuan kebahasaan yang lain di luar konstruksi yang bersangkutan.
Teknik ganti itu berguna untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori
satuan kebahasaan terganti dengan satuan kebahasaan penggantinya.
3.6 Teknik Keabsahan Data
3.6.1 Ketekunan/Keajekan Pengamatan
Ketekunan pengamatan yaitu bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan
kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan
pengamatan menyediakan kedalaman.
Peneliti harus melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Peneliti akan
melakukan penelaahan secara rinci sehingga faktor yang ditelaah tersebut dapat
dipahami dengan cara yang biasa. Dengan demikian, teknik ini menuntut agar
peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses secara tentatif dan
penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.6.2 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagi pembanding terhadap data itu (Moleong, 2005:330). Pada teknik ini
peneliti akan melakukan mengumpulkan data kata slang pada majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017. Data yang terkumpul dimasukkan pada tabel yang sudah
disediakan dan diklasifikasikan berdasarkan bentuk kata, jenis kata, dan makna
kata. Data yang sudah digolongkan tersebut kemudian akan dideskripsikan.
Selanjutnya data akan di-recheck oleh dosen triangulasi.
Sebelum melakukan triangulasi peneliti akan berkoordinasi dengan dosen
pembimbing untuk menentukan dosen triangulasi yang memiliki kapasitas. Ibu
Septina Krismawati, S.S., M.A. dan Bapak A. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A.
merupakan dosen yang ditentukan untuk menjadi triangulator. Setelah ditentukan
dosen triangusi, maka triangulasi dapat dilakukan oleh dosen triangulator. Dosen
triangulator akan me-recheck dan memberikan tanda cetang pada kolom “Ya”
apabila penggolongan dan deskripsi data sudah tepat dan memberi tanda “Tidak”
apabila penggolongan dan deskripsi data belum tepat. Pada tahap akhir
triangulasi, dosen triangulasi akan memberikan tanda tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data penelitian ini berupa kata slang yang terdapat dalam kalimat-kalimat
majalah Hai edisi Januari – Juni 2017. Data dikumpulkan selama dua bulan yaitu
dari bulan November 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Data
dikumpulkan menggunakan metode baca dan teknik cacat. Data yang terkumpul
sejumlah 58 kata.
Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan bentuk kata, jenis
kata, dan jenis makna kata slang yang terdapat dalam kalimat-kalimat majalah Hai
Januari – Juni 2017. Dari 58 data yang dianalisis terdapat bentuk-bentuk kata
slang dalam kalimat-kalimat majalah Hai Januari – Juni 2017. Bentuk-bentuk kata
tersebut adalah (1) kata dasar, (2) kata jadian, (3) kata akronim, (4) kata singkatan,
(5) kata reduplikasi, (6) kata penggalan. Selain itu, dari 58 data yang dianalisis
terdapat pula jenis-jenis kata slang di kalimat dalam majalah Hai edisi Januari –
Juni 2017. Jenis-jenis kata tersebut adalah (1) jenis kata benda, (2) jenis kata sifat,
(3) jenis kata kerja, dan (4) jenis kata ganti.
Selain bentuk dan jenis kata, kata slang dalam kalimat-kalimat majalah Hai
edisi Januari – Juni 2017 memiliki makna tertentu yang terkandung dalam setiap
kata slang. Makna-makna kata tersebut adalah (1) denotatif dan (2) konotatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Peneliti menyajikan data hasil penelitian berupa kata slang berdasarkan
bentuk, jenis, dan makna kata slang di kalimat dalam majalah Hai edisi Januari –
Juni 2017. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel-tabel berdasarkan
bentuk kata slang, jenis kata slang, dan makna kata slang. Berikut ini merupakan
penyajian data hasil penelitian kata slang berdasarkan bentuk, jenis, dan makna
kata slang di kalimat majalah Hai edisi Januari – Juni 2017.
4.1.1 Deskripsi bentuk kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni
2017
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap kata slang yang
terdapat dalam kalimat majalah Hai edisi Januari – Juni 2017, Peneliti
menemukan bentuk-bentuk kata slang berupa: (1) bentuk kata dasar, (2) kata
jadian, (3) kata akronim, (4) kata singkatan, (5) kata reduplikasi, (6) kata
penggalan. Data bentuk-bentuk kata slang disajikan dalam bentuk tabel berikut
ini.
4.1.1.1 Data Bentuk Kata Dasar
Data kata slang berbentuk kata dasar diklasifikasikan berdasarkan hasil
analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berbentuk kata
dasar berjumlah 29 data. Data kata slang berbentuk kata dasar disajikan dalam
Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Bentuk Kata Dasar
No. Slang Bentuk Kata Kode
1. Ulik Bentuk Kata Dasar BKD 1
2. Jiper Bentuk Kata Dasar BKD 2
3. Ciamik Bentuk Kata Dasar BKD 3
4. Eksis Bentuk Kata Dasar BKD 4
5. Orok Bentuk Kata Dasar BKD 5
6. Kudu Bentuk Kata Dasar BKD 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
7. Ngeles Bentuk Kata Dasar BKD 7
8. Basi Bentuk Kata Dasar BKD 8
9. Doi Bentuk Kata Dasar BKD 9
10. Galau Bentuk Kata Dasar BKD 10
11. Nyokap Bentuk Kata Dasar BKD 11
12. Lebay Bentuk Kata Dasar BKD 12
13. Kegep Bentuk Kata Dasar BKD 13
14. Radar Bentuk Kata Dasar BKD 14
15. Tengsin Bentuk Kata Dasar BKD 15
16. Alay Bentuk Kata Dasar BKD 16
17. Gentle Bentuk Kata Dasar BKD 17
18. Bete Bentuk Kata Dasar BKD 18
19. Taste Bentuk Kata Dasar BKD 19
20. Jokes Bentuk Kata Dasar BKD 20
21. hashtag Bentuk Kata Dasar BKD 21
22. Takis Bentuk Kata Dasar BKD 22
23. Unyu Bentuk Kata Dasar BKD 23
24. Anjir Bentuk Kata Dasar BKD 24
25. Jayus Bentuk Kata Dasar BKD 25
26. Narsis Bentuk Kata Dasar BKD 26
27. Pewe Bentuk Kata Dasar BKD 27
28. Hunting Bentuk Kata Dasar BKD 28
29. Receh Bentuk Kata Dasar BKD 29
4.1.1.2 Bentuk Kata Jadian
Data kata slang berbentuk kata jadian diklasifikasikan berdasarkan hasil
analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berbentuk kata
jadian berjumlah 10 data. Data kata slang yang berbentuk kata jadian disajikan
dalam Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Bentuk Kata Jadian
No. Slang Bentuk Kata Kode
30. Nge-tweet Bentuk Kata Jadian BKJ 1
31. Kepoin Bentuk Kata Jadian BKJ 2
32. Nge-hype Bentuk Kata Jadian BKJ 3
33. Nge-hits Bentuk Kata Jadian BKJ 4
34. Gebetan Bentuk Kata Jadian BKJ 5
35. Nge-read Bentuk Kata Jadian BKJ 6
36. Nge-chat Bentuk Kata Jadian BKJ 7
37. Ngedate Bentuk Kata Jadian BKJ 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
38. Stalking Bentuk Kata Jadian BKJ 9
39. Nyosor Bentuk Kata Jadian BKJ 10
4.1.1.3 Data Bentuk Kata Akronim
Data kata slang berbentuk kata akronim diklasifikasikan berdasarkan hasil
analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berbentuk kata
akronim berjumlah 11 data. Data kata slang yang berbentuk kata akronim
disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Bentuk Kata Akronim
4.1.1.4 Data Bentuk Kata Singkatan
Data kata slang berbentuk kata singkatan diklasifikasikan berdasarkan
hasil analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berbentuk
kata singkatan berjumlah 5 data. Data kata slang yang berbentuk kata singkatan
disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Bentuk Kata Singkatan
No. Slang Bentuk Kata Kode
40. Pensi Bentuk Kata Akronim BKA 1
41. Ortu Bentuk Kata Akronim BKA 2
42. Ultah Bentuk Kata Akronim BKA 3
43. Melting Bentuk Kata Akronim BKA 4
44. Baper Bentuk Kata Akronim BKA 5
45. Curhat Bentuk Kata Akronim BKA 6
46. Modus Bentuk Kata Akronim BKA 7
47. Kece Bentuk Kata Akronim BKA 8
48. Ilfeel Bentuk Kata Akronim BKA 9
49. Cemen Bentuk Kata Akronim BKA 10
50. Saltum Bentuk Kata Akronim BKA 11
No. Slang Bentuk Kata Kode
51. HTS Bentuk Kata Singkatan BKS 1
52. PHP Bentuk Kata Singkatan BKS 2
53. PDKT Bentuk Kata Singkatan BKS 3
54. TP Bentuk Kata Singkatan BKS 4
55. PK Bentuk Kata Singkatan BKS 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4.1.1.5 Data Bentuk Kata Reduplikasi
Data kata slang berbentuk kata reduplikasi diklasifikasikan berdasarkan
hasil analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berbentuk
kata reduplikasi berjumlah 2 data. Data kata slang yang berbentuk kata reduplikasi
disajikan dalam Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Bentuk Kata Reduplikasi
No. Slang Bentuk Kata Kode
56. Kode-Kode Bentuk Kata
Reduplikasi
BKR 1
57. Gep-gepan Bentuk Kata
Reduplikasi
BKR 2
4.1.1.6 Data Bentuk Kata Penggalan
Data kata slang berbentuk kata penggalan diklasifikasikan berdasarkan
hasil analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berbentuk
kata penggalan berjumlah 1 data. Data kata slang yang berbentuk kata penggalan
disajikan dalam Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Bentuk Kata Penggalan
4.1.2 Deskripsi jenis kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap kata slang yang
terdapat dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017, peneliti menemukan jenis-
jenis kata slang berupa: (1) jenis kata benda (nomina), (2) jenis kata kerja (verb),
(3) jenis kata sifat (adjektiva), dan (4) jenis kata ganti (pronomina). Data jenis-
jenis kata slang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
No. Slang Bentuk Kata Kode
58. Bro Bentuk Kata Penggalan BKP 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4.1.2.1 Data Jenis Kata Benda (Nomina)
Data kata slang berjeis kata benda (nomina) diklasifikasikan berdasarkan
hasil analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berjenis
kata benda (nomina) berjumlah 17 data. Data kata slang yang berjenis kata benda
(nomina) disajikan dalam Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Jenis Kata Benda (Nomina)
No. Slang Jenis Kata Arti Kode
1. Anjir Jenis Kata
Benda
Pedekatan JKB 1
2. Radar Jenis Kata Benda Alat JKB 2
3. Orok Jenis Kata Benda Bayi JKB 3
4. Nyokap Jenis Kata
Benda
Ibu JKB 4
5. Baper Jenis Kata
Benda
Bawa
perasaan
JKB 5
6. HTS Jenis Kata
Benda
Hubungan
Tanpa Status
JKB 6
7. PHP Jenis Kata Benda Pemberi
Harapan Palsu
JKB 7
8. PDKT Jenis Kata Benda Pendekatan JKB 8
9. Ultah Jenis Kata Benda Ulang Tahun JKB 9
10. Ortu Jenis Kata
Benda
Orang Tua JKB 10
11. Kode-kode Jenis Kata Benda Tanda-Tanda JKB 11
12. PK Jenis Kata Benda Penjahat
Kelamin
JKB 12
13. Jokes Jenis Kata Benda Lelucon JKB 13
14. Gebetan Jenis Kata
Benda
Calon pacar JKB 14
15. Hashtag Jenis Kata Benda Tanda Pagar JKB 15
16. Pensi Jenis Kata Benda Pentas seni JKB 16
17. Gep-gepan Jenis Kata Benda Geng-gengan JKB 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4.1.2.2 Data Jenis Kata Kerja (Verb)
Data kata slang berjenis kata kerja (verb) diklasifikasikan berdasarkan
hasil analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berjenis
kata kerja (verb) berjumlah 16 data. Data kata slang yang berjenis kata kerja
(verb) disajikan dalam Tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Jenis Kata Kerja (Verb)
No. Slang Jenis Kata Arti Kode
18. Ulik Jenis Kata Kerja Menggusut JKK 1
19. Kepoin Jenis Kata Kerja Mencari tahu JKK 2
20. Nge- tweet Jenis Kata Kerja Cuitan dalam
JKK 3
21. Kegep Jenis Kata Kerja Ketahuan JKK 4
22. Ngeles Jenis Kata Kerja Menampik JKK 5
23. Nge-read Jenis Kata Kerja Membaca JKK 6
24. Nge-chat Jenis Kata Kerja Mengobrol JKK 7
25. Ngedate Jenis Kata Kerja Mengajak
kencan pacar
JKK 8
26. Melting Jenis Kata Kerja Melayang
Tinggi
JKK 9
27. Nyosor Jenis Kata Kerja Menyerang JKK 10
28. Curhat Jenis Kata Kerja Curahan Hati JKK 11
29. Lebay Jenis Kata Kerja Melebih-
lebihkan
JKK 12
30. TP Jenis Kata Kerja Tebar Pesona JKK 13
31. Takis Jenis Kata Kerja Sikat JKK 14
32. Hunting Jenis Kata Kerja Berburu JKK 15
33. Stalking Jenis Kata Kerja Mengikuti JKK 16
4.1.2.3 Data Jenis Kata Sifat (Adjektiva)
Data kata slang berjenis kata sifat (adjektiva) diklasifikasikan berdasarkan
hasil analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang berjenis
kata sifat (adjektiva) berjumlah 23 data. Data kata slang yang berjenis kata sifat
(adjektiva) disajikan dalam Tabel 4.9 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4.9 Jenis Kata Sifat (Adjektiva)
No. Slang Jenis Kata Arti Kode
34. Kece Jenis Kata Sifat Bagus JKS 1
35. Jiper Jenis Kata Sifat Takut JKS 2
36. Ciamik Jenis Kata Sifat Bagus JKS 3
37. Eksis Jenis Kata Sifat Popular JKS 4
38. Nge-hype Jenis Kata Sifat Terkenal JKS 5
39. Nge-hits Jenis Kata Sifat Terkenal JKS 6
40. Galau Jenis Kata Sifat Gundah JKS 7
41. Alay Jenis Kata Sifat Berlebihan JKS 8
42. Basi Jenis Kata Sifat Tidak baru JKS 9
43. Kudu Jenis Kata Sifat Harus JKS 10
44. Unyu Jenis Kata Sifat Gundah JKS 11
45. Tengsin Jenis Kata Sifat Malu JKS 12
46. Modus Jenis Kata Sifat Modal Dusta JKS 13
47. Ilfeel Jenis Kata Sifat Ilang Feeling JKS 14
48. Bete Jenis Kata Sifat Marah, bosan JKS 15
49. Gentle Jenis Kata Sifat Pemberani JKS 16
50. Taste Jenis Kata Sifat Rasa JKS 17
51. Saltum Jenis Kata Sifat Salah kostum JKS 18
52. Cemen Jenis Kata Sifat Cetek mental JKS 19
53. Jayus Jenis Kata Sifat Takut JKS 20
54. Narsis Jenis Kata Sifat Terkenal JKS 21
55. Receh Jenis Kata Sifat Cuma murahan JKS 22
56. Pewe Jenis Kata Sifat Posisi wenak JKS 13
4.1.2.4 Data Jenis Kata Ganti (Pronomina)
Data kata slang berjenis kata ganti (pronomina) diklasifikasikan
berdasarkan hasil analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang
yang berjenis kata ganti (pronomina) berjumlah 2 data. Data kata slang yang
berjenis kata ganti (pronomina) disajikan dalam Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Jenis Kata Ganti (Pronomina)
No. Slang Jenis Kata Arti Kode
57. Doi Jenis Kata
Ganti
Dia JKG 1
58. Bro Jenis Kata
Ganti
Teman JKG 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4.1.3 Deskripsi makna kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni
2017
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap kata slang yang
terdapat dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017, peneliti menemukan data
makna kata slang berupa: (1) makna denotatif dan (2) makna konotatif). Data
jenis-jenis kata slang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
4.1.3.1 Data Makna Denotatif
Data kata slang bermakna denotatif diklasifikasikan berdasarkan hasil
analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang bermakna
denotatif berjumlah 47 data. Data kata slang yang bermakna denotatif disajikan
dalam Tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11 Makna Kata Denotatif
No. Slang Jenis Makna Kode
1. Nge-tweet Jenis Makna Denotatif MD 1
2. Hashtag Jenis Makna Denotatif MD 2
3. Ulik Jenis Makna Denotatif MD 3
4. Kece Jenis Makna Denotatif MD 4
5. Jiper Jenis Makna Denotatif MD 5
6. Ciamik Jenis Makna Denotatif MD 6
7. Pensi Jenis Makna Denotatif MD 7
8. Eksis Jenis Makna Denotatif MD 8
9. Kepoin Jenis Makna Denotatif MD 9
10. Nge-hype Jenis Makna Denotatif MD 10
11. Nge- hits Jenis Makna Denotatif MD 11
12. Gep-gepan Jenis Makna Denotatif MD 12
13. Hunting Jenis Makna Denotatif MD 13
14. Alay Jenis Makna Denotatif MD 14
15. Kegep Jenis Makna Denotatif MD 15
16. Tengsin Jenis Makna Denotatif MD 16
17. Lebay Jenis Makna Denotatif MD 17
18. Baper Jenis Makna Denotatif MD 18
19. Doi Jenis Makna Denotatif MD 19
20. Bro Jenis Makna Denotatif MD 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
21. Nyokap Jenis Makna Denotatif MD 21
22. Orok Jenis Makna Denotatif MD 22
23. Ngeles Jenis Makna Denotatif MD 23
24. Kudu Jenis Makna Denotatif MD 24
25. HTS Jenis Makna Denotatif MD 25
26. PHP Jenis Makna Denotatif MD 26
27. TP Jenis Makna Denotatif MD 27
28. PDKT Jenis Makna Denotatif MD 28
29. Ilfeel Jenis Makna Denotatif MD 29
30. Ortu Jenis Makna Denotatif MD 30
31. Ultah Jenis Makna Denotatif MD 31
32. Galau Jenis Makna Denotatif MD 32
33. Curhat Jenis Makna Denotatif MD 33
34. Ngedate Jenis Makna Denotatif MD 34
35. Nge-read Jenis Makna Denotatif MD 35
36. Nge-chat Jenis Makna Denotatif MD 36
37. Stalking Jenis Makna Denotatif MD 37
38. Jokes Jenis Makna Denotatif MD 38
39. Gentle Jenis Makna Denotatif MD 39
40. Takis Jenis Makna Denotatif MD 40
41. Unyu Jenis Makna Denotatif MD 41
42. Anjir Jenis Makna Denotatif MD 42
43. Cemen Jenis Makna Denotatif MD 43
44. Jayus Jenis Makna Denotatif MD 44
45. Pewe Jenis Makna Denotatif MD 45
46. Saltum Jenis Makna Denotatif MD 46
47. Gebetan Jenis Makna Denotatif MD 47
4.1.3.2 Data Makna Konotatif
Data kata slang bermakna konotatif diklasifikasikan berdasarkan hasil
analisis dan validasi dari dosen triangulator. Data kata slang yang bermakna
konotatif berjumlah 11 data. Data kata slang yang bermakna konotatif disajikan
dalam Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Makna Kata Konotatif
No. Slang Jenis Makna Kode
48. Basi Jenis Makna Konotatif MK 1
49. Modus Jenis Makna Konotatif MK 2
50. Nyosor Jenis Makna Konotatif MK 3
51. PK Jenis Makna Konotatif MK 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
52. Kode-kode Jenis Makna Konotatif MK 5
53. Melting Jenis Makna Konotatif MK 6
54. Taste Jenis Makna Konotatif MK 7
55. Radar Jenis Makna Konotatif MK 8
56. Receh Jenis Makna Konotatif MK 9
57. Narsis Jenis Makna Konotatif MK 10
58. Bete Jenis Makna Konotatif MK 11
4.2 Analisis Data
Data yang telah dipaparkan pada bagian deskripsi di atas dijalaskan secara
lebih mendalam dan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan
sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti
mengkategorikan bentuk, jenis, dan makna kata dalam majalah Januari – Juni
2017.
4.2.1 Bentuk Kata Slang
Peneliti menyajikan data hasil penelitian bentuk kata slang dalam majalah
Hai Edisi Januari – Juni 2017. Data ini peneliti klasifikasikan berdasarkan bentuk
kata dasar, bentuk kata jadian, bentuk kata akronim, bentuk kata singkatan, bentuk
kata reduplikasi, dan bentuk kata penggalan. Peneliti menggunakan teknik bagi
unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung (Mastoyo, 2007: 55) adalah teknik
analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian atau
unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur itu dipandang sebagai bagian atau unsur
yang langsung membentuk kontruksi yang dimaksud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.2.1.1 Bentuk Kata Dasar
Kata dasar (Keraf, 1980: 56) pada umumnya terjadi atau memiliki dua
suku kata. Berikut ini merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata slang
yang berbentuk kata dasar.
(1) Cewek juga suka tarik ulur, bro. kalau di percobaan pertama dia Cuma
nge-read LINE lo maka jangan langsung galau dulu dan pindah nge-
chat cewek lain. (BKD 10)
(2) Kalu kamu biasa bawa motor atau malah lagi bisa minjem mobil
nyokap, maka lakukanlah. Jemput si doi. (BKD 11)
(3) Tapi, kalau TP-nya lebay ya malesi juga. (BKD 12)
Pada kalimat (1) terdapat kata slang galau yang diberi kode (BKD 10) kata
galau merupakan bentuk kata dasar. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
analisis bagi unsur langsung seperti Ga + lau > Galau.
Pada data (1) kata galau dibagi menjadi dua unsur suku kata yaitu unsur
suku kata ga sebagai unsur kata pertama dan lau menjadi unsur kata kedua
sehingga jika digabungkan menjadi kata galau. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata galau merupakan bentuk kata dasar.
Pada kalimat (2) terdapat kata slang nyokap yang diberi kode (BKD 11)
kata nyokap merupakan bentuk kata dasar. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
analisis bagi unsur langsung seperti Nyo + kap > Nyokap.
Pada data (2) kata nyokap dibagi menjadi dua unsur suku kata yaitu unsur
suku kata nyo unsur kata pertama dan kap sebagai unsur kata kedua sehingga jika
digabungkan menjadi kata dasar nyokap. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kata nyokap merupakan bentuk kata dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pada kalimat (3) terdapat kata slang lebay yang diberi kode (BKD 12) kata
galau merupakan bentuk kata dasar. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
analisis bagi unsur langsung seperti Le + bay > lebay.
Pada data (3) kata lebay dibagi menjadi dua unsur suku kata yaitu unsur
suku kata le unsur kata pertama dan bay sebagai unsur kata kedua sehingga jika
digabungkan menjadi kata dasar lebay. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kata lebay merupakan bentuk kata dasar. Data (1) kode (BKD 10), (2)
kode (BKD 11), dan (3) kode (BKD 12) merupakan sampel analisis dari data
bentuk kata dasar yang berjumlah 29 (dua puluh sembilan) kata yang terdapat
dalam lampiran.
4.2.1.2 Bentuk Kata Jadian
Kata jadian (Baryadi, 2011:18) adalah kata yang merupakan hasil
penggabungan dua morfem atau lebih, kata jadian disebut juga kata polimorfemik.
Berikut ini merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata slang yang
berbentuk kata jadian.
(4) Dengan ngakat tema “Establish a Marvellous Fusion”, acara ini
menggelar tiga acara utama di hari ultah sekolah di tempat yang lagi nge-
hype pada saat itu. (BKJ 3)
(5) Awal taun 2000-an, skateboard nge-hits di kalangan anak muda. (BKJ 4)
(6) Memanfaatkan skill-nya untuk mencari gebetan atau pacar sebanyak-
banyaknya. (BKJ 5)
Pada kalimat (4) terdapat kata slang nge-hype yang diberikan kode (BKJ
3) kata Nge-hype merupakan bentuk kata jadian dari kata dasar hype. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dapat diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Nge + hype >
Nge-hype.
Pada data (4) kata Nge-hype dibagi menjadi dua unsur yaitu unsur prefiks
Nge + unsur kata dasar hype sehingga menjadi kata Nge-hype. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kata Nge-hype merupakan bentuk kata jadian.
Pada kalimat (5) terdapat kata slang Nge-hits yang diberi kode (BKJ 4)
kata Nge-hits merupakan bentuk kata jadian dari kata dasar hits. Hal ini dapat
diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Nge + hits > Nge-
hits
Pada data (5) kata nge-hits dibagi menjadi dua unsur yaitu unsur prefiks
Nge + unsur kata dasar hits sehingga menjadi kata nge-hits. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kata nge-hits merupakan bentuk kata jadian.
Pada kalimat (6) terdapat kata slang gebetan yang diberi kode (BKJ 5)
kata gebetan merupakan bentuk kata jadian dari kata dasar gebet. Hal ini dapat
diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Gebet + an >
Gebetan.
Pada data (6) kata gebetan dibagi menjadi dua unsur yaitu unsur kata dasar
yaitu kata gebet + unsur sufiks yaitu kata – an sehingga menjadi kata gebetan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata gebetan merupakan bentuk kata
jadian. Data (4) kode (BKJ 3), (5) kode (BKJ 4), dan (6) kode (BKJ 5)
merupakan sampel analisis dari data bentuk kata jadian yang berjumlah 10
(sepuluh) kata yang terdapat dalam lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.2.1.3 Bentuk Kata Akronim
Kata akronim (Kridalaksana, 1989:162) merupakan proses pemendekkan
yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan
dilafalkan sebagi sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik
Indonesia. Berikut ini merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata slang
yang berbentuk kata akronim.
(7) Beraniin diri jemput kerumahnya untuk ketemu sama ortu. (BKA 2)
(8) Lupa hobi, tanggal ultah, atau sesuatu yang di benci bisa mincing
keributan. (BKA 3)
(9) Apasih sih yang paling bikin melting? (BKA 4)
Pada kalimat (7) terdapat kata slang ortu yang diberi kode (BKA 2) kata
ortu merupakan bentuk kata akronim dari kata Orang Tua. Hal ini dapat diketahui
melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Or + tu > Ortu.
Pada data (7) kata ortu dibagi menjadi dua unsur kata yaitu unsur kata or +
unsur kata tu sehingga membentuk kata ortu. Kata ortu merupakan bentuk
akronim dari suku kata orang tua. Unsur kata dalam kata ortu mewakili satuan
lingual tertentu seperti unsur kata or yang mewakili suku kata orang dan unsur
kata tu mewakili suku kata tua. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata
ortu merupakan bentuk kata akronim.
Pada kalimat (8) terdapat kata slang ultah yang diberi kode (BKA 3) kata
ultah merupakan bentuk kata akronim dari frase Ulang Tahun. Hal ini dapat
diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Ul + tah > ultah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pada data (8) kata ultah dibagi menjadi dua unsur kata yaitu unsur kata ul
+ unsur kata tah sehingga membentuk kata ultah. Kata ultah merupakan bentuk
akronim dari suku kata ulang tahun. Unsur kata dalam kata ultah mewakili satuan
lingual tertentu seperti unsur kata ul yang mewakili suku kata ulang dan unsur
kata tah mewakili suku kata tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kata ultah merupakan bentuk kata akronim.
Pada kalimat (9) terdapat kata slang melting yang diberi kode (BKA 4)
kata melting merupakan bentuk kata akronim dari frase melayang tinggi. Hal ini
dapat diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Mel + ting >
melting
Pada data (9) kata melting dibagi menjadi dua unsur kata yaitu unsur kata
mel + unsur kata ting sehingga membentuk kata melting. Kata melting merupakan
bentuk akronim dari suku kata melayang tinggi. Unsur kata dalam kata melting
mewakili satuan lingual tertentu seperti unsur kata mel yang mewakili suku kata
melayang dan unsur kata ting mewakili suku kata tinggi. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata melting merupakan bentuk kata akronim. Data (7) kode
(BKA 2), (8) kode (BKA 3), dan (9) kode (BKA 4) merupakan sampel analisis dari
data bentuk kata akronim yang berjumlah 11 (sebelas) kata yang terdapat dalam
lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4.2.1.4 Bentuk Kata Singkatan
Singkatan (Kridalaksana, 1989:162) adalah salah satu hasil proses
pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi
huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf. Berikut ini merupakan kalimat-
kalimat yang mengandung kata slang yang berbentuk kata singkatan.
(10) Gimana kita ngasih sinyal naksir, terus pedekate, sampai akhirnya
nembak, bahkan kalaupun akhirnya si cowok hanya main-main alias
tebar pesona akhirnya watak playboy yang hanya doyan ngumpulin
banyak pacar atau HTS bisa ke-detect. (BKS 1)
(11) Masalahnya, kalau si cowok nggak menunjukkan keseriusan dan
kegigihannya cowok hanya iseng ngedeketin atau malah PHP dia.
(BKS 2)
(12) “Kita harus terencana, soalnya, untuk mendapatkan hati cewek, kita
harus menjadi cewek yang dia ingingkan, jangan sampai kita
mengeluarkan keburukan kita saat PDKT, itu belakangan aja, yang
penting, kita jadi pacar mereka dulu, baru nanti mereka akan
menerima keburukkan dan sifat kita sedikit demi sedikit. Sumpah,
deh!” jelas cowok kelahiran Jakarta ini. (BKS 3)
Pada kalimat (10) terdapat kata slang HTS yang diberi kode (BKS 1) kata
HTS merupakan bentuk kata singkatan. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
analisis bagi unsur langsung seperti H + T + S > Hubungan Tanpa Status
Pada data (10) kata HTS dibagi menjadi tiga unsur huruf yang setiap
hurufnya mewakili satuan lingual tertentu. Huruf “H” mewakili kata Harapan,
Huruf “T” mewakili kata Tanpa dan Huruf “S” mewakili kata Status. Huruf-huruf
yang menjadi wakil dari setiap lingual tersebut digabungkan sehingga membentuk
kata singkatan berupa kata HTS. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kata HTS merupakan bentuk kata singkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Pada kalimat (11) terdapat kata slang PHP yang diberi kode (BKS 2) kata
PHP merupakan bentuk kata singkatan. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
analisis bagi unsur langsung seperti P + H + P > Pemberi Harapan Palsu
Pada data (11) kata PHP dibagi menjadi tiga unsur huruf yang setiap
hurufnya mewakili satuan lingual tertentu. Huruf “P” mewakili kata Pemberi,
Huruf “H” mewakili kata Harapan dan Huruf “P” mewakili kata Palsu. Huruf-
huruf yang menjadi wakil dari setiap lingual tersebut digabungkan sehingga
membentuk kata singkatan berupa kata PHP. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata PHP merupakan bentuk kata singkatan.
Pada kalimat (12) terdapat kata slang PDKT yang diberi kode (BKS 3)
kata PDKT merupakan bentuk kata singkatan. Hal ini dapat diketahui melalui
teknik analisis bagi unsur langsung seperti P + D + K + T > Pendekatan
Pada data (12) kata PDKT dibagi menjadi tiga unsur huruf yang setiap
hurufnya mewakili satuan lingual tertentu. Huruf “P” mewakili kata Pen, Huruf
“D” mewakili kata de Huruf “K” mewakili kata ka dan Huruf “T” mewakili kata
tan. Huruf-huruf yang menjadi wakil dari setiap lingual tersebut digabungkan
sehingga membentuk kata singkatan berupa kata PDKT. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata PDKT merupakan bentuk kata singkatan. Data (10) kode
(BKS 1), (11) kode (BKS 2), dan (12) kode (BKS 3) merupakan sampel analisis
dari data bentuk kata singkatan yang berjumlah 5 (lima) kata yang terdapat dalam
lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.2.1.5 Bentuk Kata Reduplikasi
Kata reduplikasi terdiri dari beberapa bentuk yaitu reduplikasi utuh atau
ulangan utuh (Keraf, 1980: 119) adalah ulangan atas bentuk dasar yang berupa
kata dasar dan disebut dwilingga, dan ulangan atas bentuk dasar berupa kata
jadian berimbuhan. Selain itu, terdapat pula bentuk reduplikasi berimbuhan atau
ulangan berimbuhan (Keraf, 1980: 120) adalah ulangan atas bentuk dasar dan kata
berimbuhan, baik pada lingga pertama mupun pada lingga kedua. Berikut ini
merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata slang yang berbentuk kata
reduplikasi.
(13) Kode-kode yang dikirim cewek tuh susah dicerna. (BKR 1)
(14) Dulu musik ini masih dikenal oleh kelompok tertertentu jadi Gep-
gepan. (BKR 2)
Pada kalimat (13) terdapat kata slang kode-kode yang diberi kode (BKR 1)
kata kode-kode merupakan bentuk kata reduplikasi dari kata dasar kode. Hal ini
dapat diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Kode + Kode >
kode-kode.
Pada data (13) dibagi menjadi dua unsur yang memiliki bentuk kata yang
sama yaitu bentuk kata dasar. Selanjutnya kedua bentuk ini digabungkan sehingga
menjadi bentuk kata reduplikasi atau kata ulang. Bentuk kata reduplikasi atau kata
ulang ini disebut ulangan utuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata
kode-kode merupakan bentuk kata reduplikasi atau kata ulang.
Pada kalimat (14) terdapat kata slang gap-gapan yang diberi kode (BKR
2) kata gap-gapan merupakan bentuk kata reduplikasi dari kata dasar Gap. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dapat diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Gap + gapan >
gap-gapan.
Pada data (14) dibagi menjadi dua unsur yang memiliki bentuk kata yang
berbeda yaitu bentuk kata dasar dan kata berimbuhan. Selanjutnya kedua bentuk
ini digabungkan sehingga menjadi bentuk kata reduplikasi atau kata ulang. Bentuk
kata reduplikasi atau kata ulang ini disebut ulangan berimbuhan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kata gep-gepan merupakan bentuk kata
reduplikasi atau kata ulang. Data (13) kode (BKR 1), dan (14) kode (BKR 2)
merupakan sampel analisis dari data bentuk kata reduplikasi atau kata ulang yang
berjumlah 2 (dua) kata yang terdapat dalam lampiran.
4.2.1.6 Bentuk Kata Penggalan
Kata penggalan (Kridalaksana, 1989:162) adalah proses pemendekan yang
mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Berikut ini merupakan kalimat-
kalimat yang mengandung kata slang yang berbentuk kata penggalan.
(15) Cewek juga suka tarik ulur, bro kalau di percobaan pertama dia
Cuma nge-read LINE lo maka jangan langsung galau dulu dan pindah
nge-chat cewek lain. (BKP 1)
Pada kalimat (15) terdapat kata slang Bro yang diberi kode (BKP 1) kata
Bro merupakan bentuk kata penggalan dari bentuk kata brother. Hal ini dapat
diketahui melalui teknik analisis bagi unsur langsung seperti Bro – ther.
Pada data (15) kata bro yang memiliki bentuk asli brother dibagi menjadi
dua unsur kata yaitu unsur kata bro - unsur kata ther. Selanjutnya salah satu
unsurnya yaitu unsur kata ther mengalami proses pengekalan sehingga
membentuk kata penggalan berupa kata bro. Data (15) kode (BKP 1) merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sampel analisis dari data bentuk kata penggalan yang berjumlah 1 (satu) kata yang
terdapat dalam lampiran.
4.2.2 Jenis Kata Slang
Peneliti menyajikan data hasil penelitian jenis kata slang dalam majalah
Hai Edisi Januari – Juni 2017. Data ini peneliti klasifikasikan berdasarkan jenis
kata benda, jenis kata kerja, jenis kata sifat, dan jenis kata ganti. Peneliti
menggunakan teknik sisip pada analisis penentuan jenis kata. Teknik sisip
(Mastoyo, 2007: 60) adalah teknik analisis data dengan cara menyisipkan satuan
kebahasaan lain di antara konstruksi yang dianalisis. Pada teknik sisip ini peneliti
menggunakan ciri-ciri penentu dari jenis kata yang disisipkan pada kata slang
yang terdapat dalam kalimat.
4.2.2.1 Jenis Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) merupakan kata yang digunakan untuk menyatakan
benda seperti manusia, hewan, alat atau yang dibendakan. Berikut ini merupakan
kalimat-kalimat yang mengandung kata slang yang berjenis kata benda (nomina).
(1) Konyol, nyeleneh, dan anjir! (JKB 1)
(2) Nah, kata Rama, begitu pedekate dilancarkan, di situlah radar si cewek
juga berfungsi. (JKB 2)
(3) Kalu udah kaya gini, kasian juga si cowok yang emang punya bawaan
gentleman dari orok. (JKB 3)
Pada kalimat (1) terdapat kata slang anjir yang diberi kode (JKB 1) kata
anjir termasuk jenis kata benda (nomina). Hal ini dapat dilihat dengan analisis sub
golongan kata benda (Keraf, 1980: 85) melalui substitusi kata-kata (nama, kata
ganti, sufiks –nya yang memiliki makna gramatikal) yang mempunyai ciri-ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
tertentu dan jumlahnya terbatas dapat menduduki segala macam fungsi yang dapat
diduduki oleh suatu kata benda. Perhatikan konteks kalimat yang sudah diberikan
sisip penanda kata benda (nomina) berikut ini.
(1) Konyol, nyeleneh, dan itu anjir ! (JKB 1)
Pada data (1) kata “anjir” dalam kutipan kalimat di atas disisipkan kata itu
(kata ganti penunjuk) sehingga menjadi itu anjir. Dengan disisipkannya kata itu
sebagai kata ganti penunjuk yang berfungsi sebagai penanda kata benda melalui
analisis sub golongan kata benda maka kata “anjir” dapat diketahui sebagai kata
benda, dan jika dilihat dari artinya (Kitab Bahasa Gaul), kata anjir ini memiliki
arti anjing yang menunjukkan jenis kata benda (nomina). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kata anjir ini merupakan jenis kata benda (nomina)
ditinjau dari analisis sub golongan kata benda dan arti kata.
Pada kalimat (2) terdapat kata slang radar yang diberi kode (JKB 2) kata
radar termasuk jenis kata benda (nomina). Hal ini dapat dilihat dengan analisis
sub golongan kata benda (Keraf, 1980: 85) melalui substitusi kata-kata (nama,
kata ganti, sufiks –nya yang memiliki makna gramatikal) yang mempunyai ciri-
ciri tertentu dan jumlahnya terbatas dapat menduduki segala macam fungsi yang
dapat diduduki oleh suatu kata benda. Perhatikan konteks kalimat yang sudah
diberikan sisip penanda kata benda (nomina) berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(2) Nah, kata Rama, begitu pedekate dilancarkan, di situlah radarnya si
cewek juga berfungsi. (JKB 2)
Pada data (2) kata radar disisipkan sufiks -nya sehingga menjadi
radarnya. Dengan disisipkan sufiks -nya sebagai ciri penentu kata benda, maka
dapat diketahui bahwa kata radar ini berjenis kata benda, dan jika dilihat dari
artinya (KBBI) kata radar ini memiliki arti alat yang menunjukkan jenis kata
benda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata radar ini merupakan
jenis kata benda (nomina) ditinjau dari analisis sub golongan kata benda dan arti
kata.
Pada kalimat (3) terdapat kata slang orok yang diberi kode (JKB 3) kata
orok termasuk jenis kata benda. Hal ini dapat dilihat dengan analisis transposisi si,
sang (Keraf, 1980: 85). Perhatikan konteks kalimat yang sudah diberikan sisip
penanda kata benda (nomina) berikut ini.
(3) Kalu udah kaya gini, kasian juga si cowok yang emang punya bawaan
gentleman dari si orok. (JKB 3)
Pada data (3) kata orok di transposisi dengan disisipkan kata si sehingga
menjadi si orok. Dengan disisipkan kata si sebagai ciri penentu kata benda, maka
dapat diketahui bahwa kata orok ini berjenis kata benda, dan jika dilihat dari
artinya (KBBI) kata orok ini memiliki arti bayi yang menunjukkan jenis kata
benda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata orok ini merupakan jenis
kata benda (nomina) ditinjau dari analisis transposisi dan arti kata. Data (1) kode
(JKB 1), (2) kode (JKB 2), dan (3) kode (JKB 3) merupakan sampel analisis dari
data jenis kata benda (nomina) yang berjumlah 16 (enam belas) kata yang terdapat
dalam lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.2.2.2 Jenis Kata Kerja (Verba)
Kata kerja (verba) merupakan kata yang berfungsi menjelaskan kegiatan
atau aktivitas. Berikut ini merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata
slang yang berjenis kata kerja (verba).
(4) Cewek juga suka tarik ulur, bro. kalau di percobaan pertama dia
Cuma nge-read LINE lo maka jangan langsung galau dulu dan
pindah nge-chat cewek lain. (JKK 6)
(5) Cewek juga suka tarik ulur, bro. kalau di percobaan pertama dia
Cuma nge-read LINE lo maka jangan langsung galau dulu dan
pindah nge-chat cewek lain. (JKK 7)
(6) Ketika si gebetan B udah nolak, baru deh ngajak ngedate si A.
(JKK 8)
Pada kalimat (4) terdapat kata slang nge-read yang diberi kode (JKK 6)
kata Nge-read merupakan jenis kata kerja (verba). Melalui teknik bentuk (Keraf,
1980: 85) kata kerja dapat diterangkan oleh imbuhan me-, ber-, -kan, di-, -i.
Perhatikan konteks kalimat yang sudah diberikan sisip penanda kata kerja (verba)
berikut ini.
(4) Cewek juga suka tarik ulur, bro. kalau di percobaan pertama dia
Cuma me-nge-read LINE lo maka jangan langsung galau dulu dan
pindah nge-chat cewek lain. (JKK 6)
Pada data (4) bentuk kata nge-read disisipkan kata me- sehingga menjadi
me-nge-read. Dengan disisipkan kata me sebagai ciri penentu kata kerja, maka
dapat diketahui bahwa kata nge-chat ini berjenis kata kerja, dan jika dilihat dari
artinya (Kitab Bahasa Gaul) kata nge-read ini memiliki arti membaca yang
menunjukkan jenis kata kerja (verba). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kata nge-read ini merupakan jenis kata kerja (verba) ditinjau dari analisis
bentuk dan arti kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pada kalimat (5) terdapat kata slang nge-chat yang diberi kode (JKK 7)
kata nge-chat merupakan jenis kata kerja (verba). Hal ini dapat dilihat dengan
analisis kelompok kata. Melalui analisis kelompok kata kata kerja dapat
diterangkan oleh kata dengan (Keraf, 1980: 85). Perhatikan konteks kalimat yang
sudah diberikan sisip penanda kata kerja (verba) berikut ini.
(5) Cewek juga suka tarik ulur, bro. kalau di percobaan pertama dia
Cuma nge-read LINE lo maka jangan langsung galau dulu dan
pindah dengan nge-chat cewek lain. (JKK 7)
Pada data (5) kata nge-chat disisipkan kata dengan sehingga menjadi
dengan nge-chat. Dengan disisipkan kata dengan sebagai ciri penentu kata kerja,
maka dapat diketahui bahwa kata nge-chat ini berjenis kata kerja, dan jika dilihat
dari artinya (Kitab Bahasa Gaul) kata nge-chat ini memiliki arti menghubungi
sesorang yang menunjukkan jenis kata kerja. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata nge-chat ini merupakan jenis kata kerja (verba) ditinjau
dari analisis kelompok kata dan arti kata.
Pada kalimat (6) terdapat kata slang ngedate yang diberi kode (JKK 8)
kata ngedate merupakan jenis kata kerja (verba). Melalui analisis bentuk (Keraf,
1980: 85) kata kerja dapat diterangkan oleh imbuhan me-, ber-, -kan, di-, -i.
Perhatikan konteks kalimat yang sudah diberikan sisip penanda kata kerja (verba)
berikut ini.
(6) Ketika si gebetan B udah nolak, baru deh ngajak me-ngedate si A.
(JKK 8)
Pada data (6) kata ngedate disisipkan kata me- sehingga menjadi me-
ngedate. Dengan disisipkan kata me- sebagai ciri penentu kata kerja, maka dapat
diketahui bahwa kata ngedate ini berjenis kata kerja, dan jika dilihat dari artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(Kitab Bahasa Gaul) kata ngedate ini memiliki arti mengajak kencan pacar yang
menunjukkan jenis kata kerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata
ngedate ini merupakan jenis kata kerja (verba) ditinjau dari analisis bentuk dan
arti kata. Data (4) kode (JKK 6), (5) kode (JKK 7), dan (6) kode (JKK 8)
merupakan sampel analisis dari data jenis kata kerja (verba) yang berjumlah 17
(tujuh belas) kata yang terdapat dalam lampiran.
4.2.2.3 Jenis Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat (adjektiva) merupakan kata yang digunakan untuk
menggambarkan sifat atupun keadaan. Berikut ini merupakan kalimat-kalimat
yang mengandung kata slang yang berjenis kata sifat (adjektiva).
(7) Ini hukum pasti sih, ketika ngobrol sama orang baru, maka kita kudu
kasih tau siapa kita. (JKS 10)
(8) Tatan, bayi, eh, bayi lucu yang nurut kalo diminta bergaya unyu.
(JKS 11)
(9) Tengsin dong, kalau ketika lo nge-chat si Icha, misalnya, tapi lo
nyapnya pake nama “Put”. (JKS 12)
Pada kalimat (7) terdapat kata slang kudu yang diberi kode (JKS 10) kata
kudu merupakan jenis kata sifat (adjektiva). Hal ini dapat dilihat dengan analisis
kelompok kata. Kata sifat dapat diterangkan oleh kata paling, lebih, dan sekali
(Keraf, 1980: 87). Perhatikan konteks kalimat yang sudah diberikan sisip penanda
kata sifat (adjektiva) berikut ini.
(7) Ini hukum pasti sih, ketika ngobrol sama orang baru, maka kita kudu
sekali kasih tau siapa kita. (JKS 10)
Pada data (7) kata kudu disisipkan kata sekali sehingga menjadi kudu
sekali. Dengan disisipkan kata sekali sebagai ciri penentu kata sifat, maka dapat
diketahui bahwa kata kudu ini berjenis kata sifat, dan jika dilihat dari artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(Kitab Bahasa Gaul) kata kudu ini memiliki arti harus yang menunjukkan jenis
kata sifat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata kudu ini merupakan
jenis kata sifat (adjektiva) ditinjau dari analisis kelompok kata dan arti kata.
Pada kalimat (8) terdapat kata slang kudu yang diberi kode (JKS 11) kata
unyu merupakan jenis kata sifat (adjektiva). Hal ini dapat dilihat dengan analisis
kelompok kata. Kata sifat dapat diterangkan oleh kata paling, lebih, dan sekali
(Keraf, 1980: 87). Perhatikan konteks kalimat yang sudah diberikan sisip penanda
kata sifat (adjektiva) berikut ini.
(8) Tatan, bayi, eh, bayi lucu yang nurut kalo diminta bergaya unyu
sekali. (JKS 11)
Pada data (8) Bentuk kata unyu disisipkan kata sekali sehingga menjadi
unyu sekali. Dengan disisipkan kata sekali sebagai ciri penentu kata sifat, maka
dapat diketahui bahwa kata unyu ini berjenis kata sifat, dan jika dilihat dari artinya
(Kitab Bahasa Gaul) kata unyu ini memiliki arti menggemaskan yang
menunjukkan jenis kata sifat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata
kudu ini merupakan jenis kata sifat (adjektiva) ditinjau dari analisis kelompok kata
dan arti kata.
Pada kalimat (9) terdapat kata slang kudu yang diberi kode (JKS 12) kata
tengsin merupakan jenis kata sifat (adjektiva). Hal ini dapat dilihat dengan teknik
kelompok kata. Kata sifat dapat diterangkan oleh kata paling, lebih, dan sekali
(Keraf, 1980: 87). Perhatikan konteks kalimat yang sudah diberikan sisip penanda
kata sifat (adjektiva) berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(9) Tengsin sekali dong, kalau ketika lo nge-chat si Icha, misalnya, tapi
lo nyapnya pake nama “Put”. (JKS 12)
Pada data (9) kata tengsin disisipkan kata sekali sehingga menjadi tengsin
sekali. Dengan disisipkan kata sekali sebagai ciri penentu kata sifat, maka dapat
diketahui bahwa kata tengsin ini berjenis kata sifat. dan jika dilihat dari artinya
(Kitab Bahasa Gaul) kata tengsin ini memiliki arti malu yang menunjukkan jenis
kata sifat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata tengsin ini
merupakan jenis kata sifat (adjektiva) ditinjau dari analisis kelompok kata dan arti
kata. Data (7) kode (JKS 10), (8) kode (JKS 11), dan (9) kode (JKS 11)
merupakan sampel analisis dari data jenis kata sifat (adjektiva) yang berjumlah 23
(dua puluh tiga) kata yang terdapat dalam lampiran.
4.2.2.4 Jenis Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti (pronomina) merupakan kata yang menggantikan kata benda
(nomina). Berikut ini merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata slang
yang berjenis kata ganti (pronomina).
(10) Usaha sendiri bro! kalau gitu mah, temen lo yang berpotensi disukai
sama si doi. (JKG 1)
Data (1) kata doi dalam konteks tersebut memiliki arti dia. Menurut
(Keraf, 1980: 65) kata ganti orang yang asli dalam bahasa Indonesia, adalah:
Tunggal Jamak
Orang I : aku kami, kita
Orang II : engkau kamu
Orang III: dia mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dari identifikasi ini, dapat diketahui bahwa doi yang memiliki arti dia
merupakan kata ganti orang ketiga tunggal. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kata doi ini merupakan jenis kata ganti (pronomina) ditinjau dari analisis
kelompok kata dan arti kata. Data (1) kode (JKG 1) merupakan sampel analisis
dari data jenis kata ganti (pronomina) yang berjumlah 2 (dua) kata yang terdapat
dalam lampiran.
4.2.3 Makna Slang
Peneliti menyajikan data hasil penelitian makna kata slang dalam majalah
Hai Edisi Januari – Juni 2017. Data ini peneliti klasifikasikan berdasarkan makna
denotatif dan makna konotatif. Peneliti menggunakan teknik ganti untuk
menentukan makna. Teknik ganti (Mastoyo, 2007: 55) adalah teknik analisis data
dengan cara mengganti satuan kebahasaan yang lain di luar konstruksi yang
bersangkutan.
4.2.3.1 Data Makna Denotatif
Makna denotatif (Chaer, 2009: 60-74) bahwa makna denotatif adalah
makna asli, makna yang bersumber dari makna leksem. Berikut ini merupakan
kalimat-kalimat yang mengandung kata slang yang mengandung makna denotatif.
(1) “Waktu itu yang saya tau palingan cuma kripik sinjai (keripik
sanjai….. ahahaaha sorry jayus)” (MD 44)
(2) Area ini bisa dibilang area paling pewe yang ada di sana. (MD 45
(3) Tapi kita juga jangan mengabaikan sisi keren diri kita saat nonton
gigs. Jangan sampai saltum ya! (MD 46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pada kalimat (1) terdapat kata slang jayus yang diberi kode (MD 44) kata
jayus merupakan jenis makna denotatif. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
ganti seperti berikut ini.
(1a) “Waktu itu yang saya tau palingan cuma kripik sinjai (keripik
sanjai….. ahahaaha sorry jayus)” (MD 44)
(1b) “Waktu itu yang saya tau palingan cuma kripik sinjai (keripik
sanjai….. ahahaaha sorry kurang lucu)” (MD 44)
Dengan menerapkan teknik ganti dalam kalimat di atas, dapat diketahui
bahwa kata jayus dan kurang lucu mempunyai kesamaan kelas karena dalam
pemakaian dapat saling menggantikan seperti pada (1a) dan (1b). Selain itu, Kata
jayus dalam kalimat tersebut memliki arti kurang lucu (Kitab Bahasa Gaul). Jadi,
kurang lucu merupakan makna asli kata jayus. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata jayus memiliki makna denotatif.
Pada kalimat (2) terdapat kata slang pewe yang diberi kode (MD 45). Kata
pewe merupakan jenis makna denotatif. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
ganti seperti berikut ini.
(2a) Area ini bisa dibilang area paling pewe yang ada disana. (MD 45)
(2b) Area ini bisa dibilang area paling posisi wenak yang ada disana. (MD
45)
Dengan menerapkan teknik ganti dalam kalimat di atas, dapat diketahui
bahwa kata pewe dan posisi wenak mempunyai kesamaan kelas karena dalam
pemakaian dapat saling menggantikan seperti pada (2a) dan (2b). Selain itu, Kata
pewe dalam kalimat tersebut memliki arti posisi wenak (Kitab Bahasa Gaul). Jadi,
posisi wenak merupakan makna asli kata pewe. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata pewe memiliki makna denotatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pada kalimat (3) terdapat kata slang saltum yang diberi kode (MD 46) kata
saltum merupakan jenis makna denotatif. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
ganti seperti berikut ini.
(3a) Tapi kita juga jangan mengabaikan sisi keren diri kita saat nonton
gigs. Jangan sampai saltum ya! (MD 46)
(3b) Tapi kita juga jangan mengabaikan sisi keren diri kita saat nonton
gigs. Jangan sampai salah kostum ya! (MD 46)
Dengan menerapkan teknik ganti dalam kalimat di atas, dapat diketahui
bahwa kata saltum dan salah kostum mempunyai kesamaan kelas karena dalam
pemakaian dapat saling menggantikan seperti pada (3a) dan (3b). Selain itu, Kata
saltum dalam kalimat tersebut memliki arti salah kostum (Kitab Bahasa Gaul).
Jadi, salah kostum merupakan makna asli kata saltum. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata saltum memiliki makna denotatif. Data (1) kode (MD
44), (2) kode (MD 45), dan (3) kode (MD 46) merupakan sampel analisis dari data
jenis makna denotatif yang berjumlah 47 (empat puluh tujuh) kata yang terdapat
dalam lampiran.
4.2.3.2 Data Makna Konotatif
Makna konotatif (Chaer, 2009: 60-74) adalah makna yang muncul dari
makna kognitif, ke dalam makna kognitif tersebut ditambahkan komponen makna
lain. Berikut ini merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata slang yang
mengadung makna konotatif.
(4) Mau kenalan sama cewek lewat line? Bisa kok, asalkan obrolan lo
nggak basi (MK 1).
(5) Tukang modus bisa bikin baper juga. (MK 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(6) So pinter-pinter liat situasi dulu, bro! jangan asal nyosor. (MK 3)
Pada kalimat (6) terdapat kata slang basi yang diberi kode (MK 1) kata
basi merupakan jenis makna konotatif. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
ganti seperti berikut ini.
(6a) Mau kenalan sama cewek lewat line? Bisa kok, asalkan obrolan lo
nggak basi. (MK 1)
(6b) Mau kenalan sama cewek lewat line? Bisa kok, asalkan obrolan lo
nggak busuk. (MK 1)
Dengan menerapkan teknik ganti dalam konteks kalimat di atas, dapat
diketahui bahwa kata basi dan busuk tidak mempunyai kesamaan kelas karena
dalam pemakaian tidak saling menggantikan seperti pada (6a) dan (6b). Hal ini
disebabkan kata basi mempunyai berbagai arti sehingga untuk mengetahui jenis
maknanya perlu pemahaman konteks dan arti dari kata basi itu sendiri. Kata basi
memiliki beberapa arti yaitu busuk (KBBI) dan tidak baru lagi (Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, secara semantik kata basi ini memiliki makna konotatif.
Pada kalimat (7) terdapat kata slang modus yang diberi kode (MK 2) kata
modus merupakan jenis makna konotatif. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
ganti seperti berikut ini.
(7a) Tukang modus bisa bikin baper juga. (MK 2)
(7b) Tukang cara bisa bikin baper juga. (MK 2)
Dengan menerapkan teknik ganti dalam konteks kalimat di atas, dapat
diketahui bahwa kata modus dan cara tidak mempunyai kesamaan kelas karena
dalam pemakaian tidak saling menggantikan seperti pada (2a) dan (2b). Hal ini
disebabkan kata modus mempunyai berbagai arti sehingga untuk mengetahui jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
maknanya perlu pemahaman konteks dan arti dari kata basi itu sendiri. Dalam
konteks kalimat tersebut, kata modus memiliki arti modal dusta (Kitab Bahasa
Gaul). Namun, kata modus sendiri sebenarnya memliki beberapa arti yaitu modal
dusta, pengalihan supaya tidak ketahuan, punya niat lain di balik pekerjaan yang
dilakukan, cara yang digunakan seseorang (Kitab Bahasa Gaul). Modus (KBBI)
memiliki arti cara, nilai yang paling besar, angka statistik. Sehingga secara
semantik kata modus ini memiliki makna konotatif.
Pada kalimat (8) terdapat kata slang nyosor yang diberi kode (MK 3) kata
nyosor merupakan jenis makna konotatif. Hal ini dapat diketahui melalui teknik
ganti seperti berikut ini.
(8a) So pinter-pinter liat situasi dulu, bro! jangan asal nyosor. (MK 3)
(8b) So pinter-pinter liat situasi dulu, bro! jangan asal menyerang dengan
paruh (MK 3)
Dengan menerapkan teknik ganti dalam konteks kalimat di atas, dapat
diketahui bahwa kata nyosor dan meneyerang dengan paruh (KBBI) tidak
mempunyai kesamaan kelas karena dalam pemakaian tidak saling menggantikan
seperti pada (3a) dan (3b). Oleh karena itu, untuk mengetahui jenis makna kata
nyosor perlu pemahaman bahwa secara kognitif menyerang dengan paruh tidak
mungkin dilakukan oleh manusia dan hanya dilakukan oleh hewan. Jadi, secara
semantik kata basi ini memiliki makna konotatif.
Data (6) kode (MK 1), (7) kode (MK 2), dan (8) kode (MK 3) merupakan
sampel analisis dari data jenis makna konotatif yang berjumlah 11 (sebelas) kata
yang terdapat dalam lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.3 Pembahasan
Setelah peneliti mengklasifikasikan data dan melakukan analisis data
bentuk, jenis kata, dan makna kata slang dalam majalah Hai Edisi Januari – Juni
2017. Data yang telah dilakukan analisis dibahas untuk mengetahui bentuk, jenis
kata dan makna kata slang apasaja yang terdapat majalah Hai edisi Januari – Juni
2017. Pada pembahasan ini, peneliti menunjukkan bentuk kata, jenis kata dan
makna kata slang berdasarkan data yang telah dianalisis. Hasil penelitian dan
analisis data bentuk kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017,
peneliti menemukan bentuk kata kata dasar, kata jadian, kata akronim, kata
singkatan, kata reduplikasi, kata penggalan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti membandingkan dengan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Setiawan Nugroho (2015)
dengan judul “Pembentukkan Kosakata Slang dalam Komunitas JKBOSS pada
Akun Twitter@JakartaKeras” ditinjau dari teori proses bentukan kata secara
morfologis mengahasilkan data berupa bentuk kata slang yaitu akronim dan
singkatan. Hasil perbandingan data hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil
penelitian bentuk kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017
memiliki bentuk yang lebih bervariatif yaitu kata dasar, kata jadian, kata akronim,
kata singkatan, kata reduplikasi, kata penggalan. Hasil penelitian “Pembentukkan
Kosakata Slang dalam Komunitas JKBOSS pada Akun Twitter@JakartaKeras”
hanya kata akronim dan singkatan.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian bentuk
kata slang kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017 lebih bervariasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
tidak hanya kata akronim dan singkatan melainkan juga kata dasar, kata jadian,
kata akronim, kata singkatan, kata reduplikasi, kata penggalan sehingga hasil
penelitian bentuk kata ini bersifat menambahkan.
Peneliti mengklasifikasikan dan menganalisis kata slang berdasarkan jenis
kata. Menurut Keraf (1970:61), jenis kata terbagi menjadi dua yaitu jenis kata
menurut tatabahasa tradisional dan pembagian jenis kata baru. Pembagian jenis
kata menurut tatabahasa tradisional terdiri atas sepuluh jenis kata yaitu kata benda
(nomina), kata kerja (verb), kata sifat (ajectiva), kata ganti (pronomina), kata
keterangan (adverbia) kata bilangan (numeralia), kata sambung (conjunctio)- kata
depan (prepositio), kata sandang (articula) dan, kata kata seru (interjectio).
Sedangkan pembagian jenis kata baru terdiri atas, kata benda, kata kerja, kata
sifat, dan kata tugas. Selain itu, menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(1988: 76-223), jenis kata terbagi menjadi verba, nomina, pronominal, numeralia,
adjektiva, adverbia.
Berdasarkan teori Keraf dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia tersebut,
peneliti behasil mengklasifikasikan dan menganalisis data kata slang yang
mempunyai jenis kata jenis kata benda, jenis kata sifat, jenis kata kerja, dan jenis
kata ganti. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kata yang terdapat
dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017 hanya mucul beberapa jenis kata
yaitu jenis kata benda (nomina), jenis kata sifat (adjektiva), jenis kata kerja
(verba), dan jenis kata ganti (pronominal) sehingga hasil penelitian jenis kata ini
bersifat membahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Selain bentuk kata dan jenis kata, peneliti melakukan penelitian terhadap
makna kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017. Hasil penelitian
dan analisis data terhadap jenis makna kata slang yaitu jenis makna denotatif dan
jenis makna konotatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti
membandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Setiawan Nugroho (2015) dengan judul “Pembentukkan Kosakata Slang dalam
Komunitas JKBOSS pada Akun Twitter@JakartaKeras”. Penelitian tersebut
berhasil menemukan jenis makna denotatif dan konotatif.
Hasil perbandingan data hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil
penelitian jenis makna kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017
memiliki dua jenis makna yaitu jenis makna denotatif dan jenis makna konotatif.
Hasil penelitian “Pembentukkan Kosakata Slang dalam Komunitas JKBOSS pada
Akun Twitter@JakartaKeras” juga dua jenis makna yaitu denotatif dan konotatif.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian jenis makna
kata slang dalam majalah Hai edisi Januari – Juni 2017, sama-sama hanya
memunculkan jenis makna denotatif dan jenis makna konotatif sehingga hasil
penelitian jenis makna ini bersifat mengkonfirmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang berjudul “Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang dalam
Majalah Hai Edisi Januari – Juni 2017” membahas tiga masalah yaitu (1) bentuk
kata slang di kalimat-kalimat majalah Hai Januari – Juni 2017, (2) jenis kata slang di
kalimat-kalimat majalah Hai Januari – Juni 2017, (3) makna kata slang di kalimat-
kalimat majalah Hai Januari – Juni 2017. Data yang diteliti berjumlah 58 kata. Data
tersebut telah dilakukan klasifikasi, analisis, pembahasan, dan triangulasi sehingga
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat bentuk-bentuk kata slang pada kalimat-kalimat dalam majalah Hai
edisi Januari – Juni 2017 yaitu bentuk kata dasar, bentuk kata jadian, bentuk
kata akronim, bentuk kata singkatan, bentuk kata reduplikasi, dan bentuk kata
penggalan.
2. Terdapat jenis-jenis kata slang pada kalimat-kalimat dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017 yaitu jenis kata benda, jenis kata sifat, jenis kata kerja,
dan jenis kata ganti.
3. Terdapat makna kata slang pada kalimat-kalimat dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017 yaitu denotatif dan konotatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
5.2 Saran
Setelah permasalahan dalam penelitian ini terjawab, peneliti memiliki
beberapa saran yang ingin diajukan. Adapun saran tersebut yaitu:
1. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu peneliti memohon maaf apabila terjadi kesalahan baik secara teknis
maupun non-teknis dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, peneliti juga
memerlukan kritik dan saran yang membangun supaya peneliti dapat lebih
baik lagi.
2. Peneliti berharap penelitian ini dapat membantu pendidik dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi kebahasaan. Selain itu, peneliti
berharap dengan hasil penelitian ini dapat membantu pendidik untuk dapat
membandingkan dan menjelaskan kata-kata baku bahasa Indonesia dengan
kata-kata tidak baku dalam bahasa Indonesia.
3. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai
kata slang. Hal ini disebabkan perkembangan bahasa sangat pesat terutama
bahasa slang di kalangan remaja maupun di kalangan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang berjudul “Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang dalam
Majalah Hai Edisi Januari – Juni 2017” membahas tiga masalah yaitu (1) bentuk
kata slang di kalimat-kalimat majalah Hai Januari – Juni 2017, (2) jenis kata slang di
kalimat-kalimat majalah Hai Januari – Juni 2017, (3) makna kata slang di kalimat-
kalimat majalah Hai Januari – Juni 2017. Data yang diteliti berjumlah 58 kata. Data
tersebut telah dilakukan klasifikasi, analisis, pembahasan, dan triangulasi sehingga
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat bentuk-bentuk kata slang pada kalimat-kalimat dalam majalah Hai
edisi Januari – Juni 2017 yaitu bentuk kata dasar, bentuk kata jadian, bentuk
kata akronim, bentuk kata singkatan, bentuk kata reduplikasi, dan bentuk kata
penggalan.
2. Terdapat jenis-jenis kata slang pada kalimat-kalimat dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017 yaitu jenis kata benda, jenis kata sifat, jenis kata kerja,
dan jenis kata ganti.
3. Terdapat makna kata slang pada kalimat-kalimat dalam majalah Hai edisi
Januari – Juni 2017 yaitu denotatif dan konotatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
5.2 Saran
Setelah permasalahan dalam penelitian ini terjawab, peneliti memiliki
beberapa saran yang ingin diajukan. Adapun saran tersebut yaitu:
1. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu peneliti memohon maaf apabila terjadi kesalahan baik secara teknis
maupun non-teknis dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, peneliti juga
memerlukan kritik dan saran yang membangun supaya peneliti dapat lebih
baik lagi.
2. Peneliti berharap penelitian ini dapat membantu pendidik dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi kebahasaan. Selain itu, peneliti
berharap dengan hasil penelitian ini dapat membantu pendidik untuk dapat
membandingkan dan menjelaskan kata-kata baku bahasa Indonesia dengan
kata-kata tidak baku dalam bahasa Indonesia.
3. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai
kata slang. Hal ini disebabkan perkembangan bahasa sangat pesat terutama
bahasa slang di kalangan remaja maupun di kalangan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, Chaedar. 1990. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Aslinda & Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Chaer, Abdul & Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Renika Cipta.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah. 2013. Semantik 2. Bandung: Refika Aditama
.
Hikmayana, Dian. 2013. Meningkatkan Kata dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Melalui Pembelajaran Anak Tangga. Tesis: Unisma.
Keraf, Gorys. 1970. Tatabahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Mastoyo, Tri Jati Kesuma. 2007. Pengantar Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta:
Carasvatibooks.
Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nababan 1991. Sosiolinguistik: Suatu Pengatar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Nugroho, Setiawan. 2015. Pembentukan Kata Slang dalam Komunitas Jkboss pada
Akun Twitter @Jakartakeras. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.
Partami, Ni Luh dkk. 1995. Morfologi Bahasa Kolo. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Partridge, Eric. 1981. Abusage & Usage. New York: Penguin Books.
Pateda. Mansoer. 2001. Sematik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Pei, Mario & Gaynor Frank. 1954. Dictionary of Linguistics. United States of
America: Rowman & Littlefield.
Pranomo, Dwi. 2013. Penggunaan Kata Gaul pada Komunitas Tari Modern Remaja
Kota Bengkulu. Skripsi: Universitas Bengkulu.
Soeparno. 2013. Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suandi, I Nengah. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suhardi. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suryaman, Maman dkk. 2013. Modul BIPA Tata Bahasa. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Susanti, Elvi. 2016. Glosarium Kosakata Bahasa Indonesia dalam Ragam Media
Sosial. Tesis: Dialektika.
Waridah, Ernawati. 2008. Seputar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Zoraya, Elizabeth Paskarini. 2008. Penggunaan Istilah-Literatur. Skripsi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
. 2017. Hai. Jakarta: PT Penerbitan Sarana Bobo.
.1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
http://eprints.uny.ac.id/8145/2/BAB%202-08205244049.pdf (diakses 2 Desember
2017).
https://kitabgaul.com/words/d (diakses November 2017 sampai dengan Maret 2018).
Www.Kbbi-Online.Com (diakses November 2017 sampai dengan Maret 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Riwayat Hidup
Martinus Dwi Antoro, Dilahirkan di Purworejo, 22 Maret 1996.
Anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Antonius Wakidi
dan Christiana Ponirah. Peneliti menyelesaikan pendidikan sekolah
dasar (SD) di SD Negeri 3 Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing,
Kabupaten Purworejo pada tahun 2008. Selanjutnya, peneliti
melanjutkan pendidikan di SMP Bruderan Purworejo dan
dinyatakan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama peneliti
melanjutkan pendidikan di SMA Bruderan Purworejo dan lulus pada tahun 2014.
Setelah itu, pada tahun 2014 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
swasta yaitu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Peneliti berhasil
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada tahun 2018 dengan tugas akhir
berjudul “Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang dalam Majalah HAI Edisi Januari –
Juni 2017”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I
DATA HASIL
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II
HASIL
TRIANGULASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1 Bentuk- Bentuk Kata Slang
No. Kata Slang Bentuk Kata
Kode Dasar Jadian Akronim Singkatan Redublikasi Penggalan
1. Ulik BKD 1
2. Jiper BKD 2
3. Ciamik BKD 3
4. Eksis BKD 4
5. Orok BKD 5
6. Kudu BKD 6
7. Ngeles BKD 7
8. Basi BKD 8
9. Doi BKD 9
10. Galau BKD 10
11. Nyokap BKD 11
12. Lebay BKD 12
13. Kegep BKD 13
14. Radar BKD 14
15. Tengsin BKD 15
16. Alay BKD 16
17. Gentle BKD 17
18. Bete BKD 18
19. Taste BKD 19
20. Jokes BKD 20
21. hashtag BKD 21
22. Takis BKD 22
23. Unyu BKD 23
24. Anjir BKD 24
25. Jayus BKD 25
26. Narsis BKD 26
27. Pewe BKD 27
28. Hunting BKD 28
29. Receh BKD 29
30. Nge-tweet BKJ 1
31. Kepoin BKJ 2
32. Nge-hype BKJ 3
33. Nge-hits BKJ 4
34. Gebetan BKJ 5
35. Nge-read BKJ 6
36. Nge-chat BKJ 7
37. Ngedate BKJ 8
38. Stalking BKJ 9
39. Nyosor BKJ 10
40. Pensi BKA 1
41. Ortu BKA 2
42. Ultah BKA 3
43. Melting BKA 4
44. Baper BKA 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Kata Slang Bentuk Kata
Kode Dasar Jadian Akronim Singkatan Redublikasi Penggalan
45. Curhat BKA 6
46. Modus BKA 7
47. Kece BKA 8
48. Ilfeel BKA 9
49. Cemen BKA 10
50. Saltum BKA 11
51. HTS BKS 1
52. PHP BKS 2
53. PDKT BKS 3
54. TP BKS 4
55. PK BKS 5
56. Kode-Kode BKR 1
57. Gep-gepan BKR 2
58. Bro BKP 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.2 Jenis-Jenis Kata Slang
No. Kata
Slang
Jenis Kata Arti
Kode Benda
(Nomina)
Kerja
(Verb)
Sifat
(Ajektiva)
Ganti
(Pronomina)
1. Anjir Anjing JKB 1
2. Radar Alat JKB 2
3. Orok Bayi JKB 3
4. Nyokap Ibu JKB 4
5. Baper Bawa perasaan JKB 5
6. HTS Hubungan Tanpa
Status
JKB 6
7. PHP Pemberi Harapan
Palsu
JKB 7
8. PDKT Pendekatan JKB 8
9. Ultah Ulang Tahun JKB 9
10. Ortu Orang Tua JKB 10
11. Kode-
kode Tanda-Tanda JKB 11
12. PK Penjahat Kelamin JKB 12
13. Jokes Lelucon JKB 13
14. Gebetan Calon pacar JKB 14
15. Hashtag Tanda Pagar JKB 15
16. Pensi Pentas seni JKB 16
17 Gep-
gepan Geng-gengan JKB 17
18. Ulik Menggusut JKK 1
19. Kepoin Mencari tahu JKK 2
20. Nge-
tweet Cuitan dalam
JKK 3
21. Kegep Ketahuan JKK 4
22. Ngeles Menampik JKK 5
23. Nge-read Membaca JKK 6
24. Nge-chat Mengobrol JKK 7
25. Ngedate Mengajak kencan
pacar
JKK 8
26. Melting Melayang Tinggi JKK 9
27. Nyosor Menyerang JKK 10
28. Curhat Curahan Hati JKK 11
29. Lebay Melebih-lebihkan JKK 12
30. TP Tebar Pesona JKK 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Kata
Slang
Jenis Kata Arti
Kode Benda
(Nomina)
Kerja
(Verb)
Sifat
(Ajektiva)
Ganti
(Pronomina)
31. Takis Sikat JKK 14
32. Hunting Berburu JKK 15
33. Stalking Mengikuti JKK 16
34. Kece Bagus JKS 1
35. Jiper Takut JKS 2
36. Ciamik Bagus JKS 3
37. Eksis Popular JKS 4
38. Nge-hype Terkenal JKS 5
39. Nge-hits Terkenal JKS 6
40. Galau Gundah JKS 7
41. Alay Berlebihan JKS 8
42. Basi Tidak baru JKS 9
43. Kudu Harus JKS 10
44. Unyu Menggemaskan JKS 11
45. Tengsin Malu JKS 12
46. Modus Modal Dusta JKS 13
47. Ilfeel Ilang Feeling JKS 14
48. Bete Marah, bosan JKS 15
49. Gentle Pemberani JKS 16
50. Taste Rasa JKS 17
51. Saltum Salah kostum JKS 18
52. Cemen Cetek mental JKS 19
53. Jayus Takut JKS 20
54. Narsis Terkenal JKS 21
55. Receh Cuma murahan JKS 22
56. Pewe Posisi wenak JKS 13
57. Doi Dia JKG 1
58. Bro Teman JKG 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Makna Kata Slang
No. Kata Slang Makna
Kode Denotatif Konotatif
1. Nge-tweet MD 1
2. Hashtag MD 2
3. Ulik MD 3
4. Kece MD 4
5. Jiper MD 5
6. Ciamik MD 6
7. Pensi MD 7
8. Eksis MD 8
9. Kepoin MD 9
10. Nge-hype MD 10
11. Nge- hits MD 11
12. Gep-gepan MD 12
13. Hunting MD 13
14. Alay MD 14
15. Kegep MD 15
16. Tengsin MD 16
17. Lebay MD 17
18. Baper MD 18
19. Doi MD 19
20. Bro MD 20
21. Nyokap MD 21
22. Orok MD 22
23. Ngeles MD 23
24. Kudu MD 24
25. HTS MD 25
26. PHP MD 26
27. TP MD 27
28. PDKT MD 28
29. Ilfeel MD 29
30. Ortu MD 30
31. Ultah MD 31
32. Galau MD 32
33. Curhat MD 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Kata Slang Makna
Kode Denotatif Konotatif
34. Ngedate MD 34
35. Nge-read MD 35
36. Nge-chat MD 36
37. Stalking MD 37
38. Jokes MD 38
39. Gentle MD 39
40. Takis MD 40
41. Unyu MD 41
42. Anjir MD 42
43. Cemen MD 43
44. Jayus MD 44
45. Pewe MD 45
46. Saltum MD 46
47. Gebetan MD 47
48. Basi MK 1
49. Modus MK 2
50. Nyosor MK 3
51. PK MK 4
52. Kode-kode MK 5
53. Melting MK 6
54. Taste MK 7
55. Radar MK 8
56. Receh MK 9
57. Narsis MK 10
58. Bete MK 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, 12 Maret 2018
Yth. A. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A.
Dosen Pendidikan dan Bahasa Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Dengan Hormat,
Saya, Martinus Dwi Antoro, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Universitas Sanata Dharma sedang menyusun skripsi yang berjudul “Bentuk, Jenis
dan Makna Kata Slang dalam Majalah Hai Edisi Januari – Juni 2017”. Saya membutuhkan
triangulator untuk mengecek keabsahan data penelitian saya.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesedian Bapak untuk berkenan menjadi
triangulator dalam penelitian saya.
Demikian surat ini saya buat, atas dan kesediaan kerjasama Bapak saya ucapkan
terima kasih.
Mengetahui, Hormat Saya,
Dosen Pembimbing
Dr. B. Widharyanto, M.Pd. Martinus Dwi Antoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
Triangulasi Data
Data kata dan hasil penelitian skripsi dengan judul Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang dalam Majalah Hai Edisi Januari – Juni 2017
Oleh: Martinus Dwi Antoro (141224037)
Pembimbing I : Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
Petunjuk Trianggulasi:
1. Trianggulator memberikan tanda centang (√) pada kolom Ya/Tidak yang menggambarkan penilaian anda.
2. Berikan catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis bentuk, jenis, dan makna kata slang.
3. Setelah mengisi tabulasi data, trianggulator membubuhi tanda tangan pada akhir.
No.
Data Kata
Slang dalam
Kalimat
Deskripsi Kata
Slang Bentuk Kata Jenis Kata Makna Kata
Trianggulasi
Bentuk Kata Jenis
Kata
Makna
Kata
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Gara-gara DJ
snake dan
Zedd nge-
tweet, yang
diikuti rekan
mereka
sesame DJ,
seperti
Hardweel dan
Martin Garrix,
fenomena “om
telolet om”
Kata nge-
tweet
merupakan
kata slang
yang di
adaptasi dari
bahasa
Inggris dan
populer
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
Kata nge-
tweet
memiliki
bentuk kata
jadian dari kata
tweet. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
nge-tweet
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
bentuk.
Melalui teknik
bentuk kata
kerja dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
Denotatif. Kata
nge-tweet dalam
kalimat tersebut
memliki arti
posting atau
postingan di
twitter (Kitab
Bahasa Gaul).
Arti tersebut
merupakan arti
aslin dari kata
nge-tweet. Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bikin heboh
seantero jagat. Kode: BKJ 1/
JKK 3/MD 1
menyebut
posting atau
postingan di
(Kamus Kitab
Bahasa Gaul).
Hal ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
memiliki
prefiks nge
pada kata dasar
tweet sehingga
membentuk
kata jadian
nge-tweet.Kata
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
dua morfem
atau lebih.
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata nge-tweet
akan
disisipkan kata
me- sehingga
menjadi me-
nge-tweet.
Dengan
disisipkan kata
me- sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata nge-tweet
ini berjenis
kata kerja
(verb).
posting atau
postingan di
twitter makna asli
dari kata nge-
tweet. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
2. Di dunia
digital, seleb
papan atas
rame-rame
buat material
sosial media
yang bisa
dikasih
hashtag terkait
telolet. Kode: BKD 21/
JKB 15/ MD 2
Kata hashtag
merupakan
kata slang
yang
diadaptasi
dari bahasa
Inggris dan
populer
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
menyatakan
tanda pagar
(Kamus
Bahasa
Inggris). Hal
ini sesuai
Bentuk kata
dasar dalam
bahasa Inggris
(Kamus
Bahasa
Inggris)
Kata hashtag
tergolong
dalam jenis
kata benda
(nomina).
(Kamus
Bahasa
Inggris)
Denotatif. Kata
hashtag dalam
kalimat tersebut
memliki arti
tanda pagar
(Kamus Bahasa
Inggris). Jadi,
tanda pagar
makna asli dari
kata hashtag. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
3. Nah, sekarang,
kami pingin
ngajak kamu
buat bareng-
bareng ulik
keasikan yang
bakal ada
selama 40
tahun. Kode: BKD 1/
JKK 1/ MD 3
Kata ulik
merupakan kata
slang yang
diadaptasi dari
bahasa sunda dan
digunakan
sebagai istilah
atau kata lain
untuk menyebut
kata mengusut
(KBBI). kata ulik
merupakan kata
yang tidak baku.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Willis dalam
Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
Kata ulik
memiliki
bentuk kada
dasar. Hal ini
dapat dikehui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
ulik yaitu
teridiri dari
dua suku kata
u + lik
sehingga
menjadi kata
dasar ulik.
Kata dasar
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan
analisis
bentuk.
Melalui
analisis bentuk
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata ngulik
akan
disisipkan kata
me- sehingga
menjadi
meulik.
Dengan
disisipkan kata
Denotatif. Kata
ulik dalam
kalimat tersebut
memliki arti
mengusut
(KBBI). Jadi,
mengusut makna
asli dari kata
ngulik. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
me- sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata ulik ini
berjenis kata
kerja (verb).
4. Selain
dipenuhi foto-
foto dirinya
yang berparas
cantik dan
berbodi kece
itu, kita bisa
menikmati
banyak banget
pemandangan
pantai. Kode: BKA 8/
JKS 1/ MD 4
Kata kece
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata keren cekali
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata kece
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
Kata kece
merupakan
bentuk kata
akronim dari
kata keren
cekali. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata dapat
mewakili
satuan lingual
tertentu.
Seperti kece
kata “Ke”
mewakili suku
kata Keren,
dan kata “Ce”
mewakili suku
kata cekali.
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
kece akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di kece sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
Denotatif. Kata
kece dalam
kalimat tersebut
memliki arti
keren cekali
(Kitab Bahasa
Gaul) Jadi, keren
cekali makna asli
dari kata kece.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata kece ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
5. Duh, jadi jiper
nih!
Kode: BKD 2/
JKS 2/ MD 5
Kata jiper
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata takut (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata jiper
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
Kata jiper
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
jiper yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ji + per
sehingga
menjadi kata
dasar jiper.
Kata dasar
pada umumnya
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
jiper akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi jiper
Denotatif. Kata
jiper dalam
kalimat tersebut
memliki arti takut
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, takut
makna asli dari
kata jiper. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata jiper ini
berjenis kata
sifat(adjektiva)
.
6. Sekarang
waktunya
kamu ikut hai
buat ngerayain
millennial
baru yang
bakal penuh
warna dan
visual keren
nan ciamik. Kode: BKD 3/
JKS 3/ MD 6
Kata ciamik
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata bagus
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
ciamik
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
Kata ciamik
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
ciamik yaitu
teridiri dari
dua suku kata
cia + mik
sehingga
menjadi kata
dasar ciamik.
Kata dasar
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
ciamik akan
disisipkan kata
Denotatif. Kata
ciamik dalam
kalimat tersebut
memliki arti
bagus (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, bagus
makna asli dari
kata ciamik. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
sekali
sehinggamenja
di ciamik
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata ciamik ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
bersumber dari
makna leksem.
7. Ada yang
bilang, pensi
Cuma ajang
adu gengsi. Kode: BKA 1/
JKB 15/ MD 7
Kata pensi
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
pentas seni
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata pesi
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
Bentuk kata
pensi adalah
akronim dari
kata pentas
seni. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata dapat
mewakili
satuan lingual
tertentu.
Kata pensi
tergolong
dalam jenis
kata benda
(nomina). Hal
ini dapat
dilihat dengan
teknik bentuk.
Yaitu ke-an,
pe-an, pe-,-an,
ke- (Keraf,
1980: 85).
Bentuk kata
pensi akan
disisipkan kata
Denotatif. Kata
pensi dalam
kalimat tersebut
memliki arti
pentas seni (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, pentas seni
makna asli dari
kata pensi. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
Seperti pensi
kata “Pen”
mewakili suku
kata Pentas,
dan kata “Si”
mewakili suku
kata Seni.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
ke- sehingga
menjadi ke-
pensi. Dengan
disisipkan kata
ke- sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
maka dapat
diketahu
bahwa kata
pensi
merupakan
kata benda
(nomina).
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
8. Di pensi,
ribuan anak
muda ngupul
dengan gaya
ekspresinya
masing-
masing demi
demi dua
tujuan: hepi
dan eksis.
Kata eksis
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata popular
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata eksis
merupakan kata
Kata eksis
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat dikehui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
eksis yaitu
teridiri dari
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
Denotatif. Kata
eksis dalam
kalimat tersebut
memliki arti
popular (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, populer
makna asli dari
kata eksis. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kode: BKD 4/
JKS 4/ MD 8 tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
dua suku kata
ek + sis
sebingga
menjadi kata
dasar eksis
Kata dasar
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
eksis akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di eksis sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva)
dengan teknik
kelompok kata
dapat diketahui
bahwa kata
eksis
merupakan
kata sifat
(adjektiva).
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
9. Dengan ngakat
tema
“Establish a
Marvellous
Fusion”, acara
ini menggelar
tiga acara
utama di hari
ultah sekolah
di tempat yang
Kata nge-
hype
merupakan
kata slang
yang
diadaptasi
dari bahasa
Inggris dan
populer
digunakan
Kata nge-hype
memiliki
bentuk kata
jadian dari kata
hype. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
Denotatif. Kata
nge-hype dalam
kalimat tersebut
memliki arti
terkenal (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, terkenal
makna asli dari
kata nge-hype.
Hal ini sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lagi nge-hype
pada saat itu. Kode: BKJ 3/ JKS
5/ MD 10
oleh kaum
remaja untuk
menyatakan
terkenal
(Kitab Bahasa
Gaul). Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
nge-hype
memiliki
prefiks nge
pada kata dasar
hype sehingga
membentuk
kata jadian
nge-hype. Kata
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
dua morfem
atau lebih.
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk nge-
hype. kata
akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi nge-
hype sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva)
dengan teknik
kelompok kata
nge-hype dapat
diketahui
bahwa kata
merupakan
kata sifat
(adjektiva).
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
10. Kalo kita
kepoin
sekarang,
warung nagih
faktanya
masih ngeksis
di kawasan
Tendean. Kode: BKJ
2/JKK2/ MD 9
Kata kepoin
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata mencari
tahu atau ingin
tahu (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata kepoin
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
Kata kepoin
memiliki
bentuk kata
jadian dari kata
kepo. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
kepoin
memiliki
sufiks -in pada
kata dasar kepo
sehingga
membentuk
kata jadian
kepoin. Kata
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
kelompok kata.
Melalui
analisis
kelompok kata,
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh dengan +
kata kerja
(Keraf, 1980:
87). Bentuk
kata kepoin
akan
disisipkan kata
Denotatif. Kata
kepoin dalam
kalimat tersebut
memliki arti
mecari tahu
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi,
mencari tahu
makna asli dari
kata kepoin. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
dua morfem
atau lebih.
dengan cepat
sehingga
menjadi kepoin
dengan cepat.
Dengan
disisipkan kata
dengan cepat
sebagai ciri
penentu kata
kerja (verb),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata kepoin ini
berjenis kata
kerja (verb).
bersumber dari
makna leksem.
11. Awal taun
2000-an,
skateboard
nge-hits di
kalangan anak
muda. Kode: BKJ 4/
JKS 6/MD 11
Kata nge-hits
merupakan kata
slang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah untuk
menyebut kata
terkenal (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata nge-hits
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
Kata nge-hits
memiliki
bentuk kata
jadian kata
hits. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
nge-hits
memiliki
prefiks nge
pada kata dasar
hits sehingga
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk nge-
hits. kata akan
Denotatif. Kata
nge-hits dalam
kalimat tersebut
memliki arti
terkenal (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, terkenal
makna asli dari
kata nge-hits. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
membentuk
kata jadian
nge-hits. Kata
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
dua morfem
atau lebih.
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi nge-
hits sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva)den
gan teknik
kelompok kata
nge-hits dapat
diketahui
bahwa kata
merupakan
kata sifat
(adjektiva).
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
12. “Kita harus
terencana,
soalnya, untuk
mendapatkan
hati cewek,
kita harus
menjadi cewek
yang dia
ingingkan,
jangan sampai
kita
mengeluarkan
keburukan kita
saat PDKT, itu
Kata PDKT
merupakan kata
slang yang
digunakan
sebagai istilah
untuk menyebut
kata pedekatan
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
PDKT
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
Kata PDKT
merupakan
bentuk
singkatan. Hal
ini dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung.
Setiap huruf
mewakili
satuan lingual
tertentu.
Seperti kata
Kata PDKT
sebagai kata
benda
(nomina) dapat
diketakui
melalui
analisis
bentuk sebagai
prosedur
pencalonan
(Keraf, 1980:
84) melalui
sisipan sufiks -
an. Kata
Denotatif. Kata
PDKT. dalam
kalimat tersebut
memliki arti
pedekatan (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Pedekatan
ini sesuai dengan
makna asli dari
kata PDKT. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
belakangan
aja, yang
penting, kita
jadi pacar
mereka dulu,
baru nanti
mereka akan
menerima
keburukkan
dan sifat kita
sedikit demi
sedikit.
Sumpah, deh!”
jelas cowok
kelahiran
Jakarta ini. Kode: BKS 3/
JKB 8/ MD 28
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
PDKT, Huruf
“P” mewakili
kata Pe, Huruf
“D” mewakili
kata De, Huruf
“K” mewakili
kata Ka, dan
hurut “T”
mewakili kata
“Tan”
sehingga jika
digabungkan
menjadi
pendekatan.
Singkatan
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah salah
satu hasil
pemendekan
yang berupa
huruf atau
gabungan
huruf, baik
yang dieja
huruf demi
huruf.
PDKT
mendapat
sisipan sufiks –
an menjadi
PDKTan.
Dengan
disisipkan kata
-an sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
dengan analisis
bentuk kata
PDKT
merupakan
kata benda
(nomina).
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
13. Cowok
ketahuan
“belangnya”
biasanya kalo
kegep punya
Kata kegep
merupakan kata
slang digunakan
oleh sebagai
istilah untuk
Kata kegep
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat dikehui
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
bentuk.
Denotatif. Kata
kegep. dalam
kalimat tersebut
memliki arti
ketahuan (Kitab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
banyak
gebetan di
chatroomnya. Kode: BKD 13/
JKK 4/ MD 15
menyebut kata
ketahuan (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata kegep
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
kegep yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ke + gep
sehingga
menjadi kata
dasar kegep.
Kata dasar
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Melalui
analisis bentuk
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata kegep
akan
disisipkan kata
di sehingga
menjadi di
kegep. Dengan
disisipkan kata
di- sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata kegep ini
berjenis kata
kerja (verb).
Bahasa Gaul).
Jadi, ketahuan ini
sesuai dengan
makna asli dari
kata kegep. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
14. Kalu udah
kaya gini,
kasian juga si
cowok yang
emang punya
Kata orok
merupakan kata
slang yang
digunakan
sebagai istilah
Kata orok
merupakan
bentuk kata
orok. Hal ini
dapat diketui
Kata orok
tergolong
dalam jenis
kata benda
(nomina). Hal
Denotatif. Kata
orok dalam
kalimat tersebut
memliki arti bayi
(KBBI). Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bawaan
gentleman dari
orok. Kode: BKD 5/
JKB 3/ MD 22
untuk menyebut
kata lain dari
kata bayi
(KBBI). Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
orok yaitu
teridiri dari
dua suku kata
o + rok
sehingga
menjadi kata
dasar orok.
Kata dasar
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
ini dapat
dilihat dengan
analisis
Transposisi si,
sang (Keraf,
1980: 85).
Bentuk kata
orok yang
memiliki arti
bayi akan di
transposisi
dengan
disisipkan kata
si sehingga
menjadi si
orok. Dengan
disisipkan kata
si sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata orok ini
berjenis kata
benda
(nomina).
Bayi merupan
makna asli dari
kata orok Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
15. Memanfaatkan
skill-nya untuk
mencari
gebetan atau
pacar
Kata gebetan
merupakan kata
slang yang
digunakan
sebagai istilah
Kata gebetan
memiliki
bentuk kata
jadian dari kata
gebet. Hal ini
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
dilihat dengan
Denotatif. Kata
gebetan dalam
kalimat tersebut
memliki arti
calon pacar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sebanyak-
banyaknya. Kode: BKJ 5/ JKB
14/ MD 47
untuk menyebut
calon pacar
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
gebetan
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
gebetan
memiliki
sufiks an pada
kata dasar
gebet sehingga
membentuk
kata jadian
gebetan. Kata
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
dua morfem
atau lebih.
analisisTransp
osisi yaitu si,
sang (Keraf,
1980: 85).
Bentuk kata
gebetan akan
di transposisi
dengan
disisipkan kata
si sehingga
menjadi si
gebetan.
Dengan
disisipkan kata
si sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata gebetan
ini berjenis
kata benda
(nomina).
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, Calon
pacar merupakan
makna asli dari
kata gebetan.Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
16. Ini hukum
pasti sih,
ketika ngobrol
sama orang
Kata kudu
merupakan kata
slang yang
digunakan
Kata kudu
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
Denotatif. Kata
kudu dalam
kalimat tersebut
memliki arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
baru, maka
kita kudu
kasih tau siapa
kita. Kode: BKD 6/
JKS 10/ MD 24
sebagai istilah
untuk menyebut
kata lain dari
kata wajib (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata kudu
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
kudu yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ku + du
sehingga
menjadi kata
dasar kudu.
Kata dasar
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
teknik
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
kudu akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di kudu sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata kudu ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
wajib (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, wajib
merupakan makna
asli kata kudu.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) Makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
17. Mau kenalan
sama cewek
lewat line?
Kata basi
merupakan kata
slang yang
Kata basi
merupakan
bentuk kata
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
Konotatif. Kata
basi dalam
kalimat tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Bisa kok,
asalkan
obrolan lo
nggak basi. Kode: BKD 8/
JKS 9/ MK 1
digunakan
sebagai istilah
untuk menyebut
tidak
membosankan
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata basi
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
basi yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ba + si
sehingga
menjadi kata
dasar basi.
Kata dasar
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
dilihat dengan
teknik
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
basi akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di basi sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata basi ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
memliki arti tidak
membosankan
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata basi
memiliki
beberapa arti
yaitu busuk, tidak
baru lagi (KBBI),
sedangkan
menurut (Kitab
Bahasa Gaul) kata
basi memliki arti
tidak
membosankan.
oleh karena itu
untuk memhami
makna kata basi
ini harus
diperlukan
pemahaman
kognitif dan
konteks. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
makna kognitif,
kedalam kognitif
tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ditambahkan
komponen makna
lain.
18. Kenalin nama,
panggilan, dan
sekolah
dimana. ini
penting, kasih
tau lo bias
dapet
kontaknya dia
darimana.
Kalupun mau
ngeles, ya
ngelesnya
yang alus lah. Kode: BKD 7/
JKK 5/ MD 23
Kata ngeles
merupakan kata
slang. Hal ini
dapat diketahui
dari pemakinya
yaitu kaum
remaja, termasuk
dalam kata dan
tidak baku. Hal
ini sesuai dengan
pendapat
(Moelyono
dalam Pramono,
2013:16) yang
mengatakan
bahwa slang
adalah kata yang
dapat
digolongkan
tidak baku yang
bersifat musiman
dan dapat saja
digunakan oleh
kelompok remaja
atau kelompok
masyarakat
untuk
berkomunikasi
intern agar
Kata ngeles
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
ngeles yaitu
teridiri dari
dua suku kata
nge + les
sehingga
menjadi kata
dasar ngeles.
Kata dasar
pada umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan teknik
bentuk.
Melalui teknik
bentuk kata
kerja dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata ngeles
akan
disisipkan kata
me-
sehinggamenja
di me-ngeles.
Dengan
disisipkan kata
me- sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata ngeles ini
Denotatif. Kata
ngeles dalam
kalimat tersebut
memliki arti
menampik (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi menampik
merupakan makna
asli kata ngeles.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kelompok diluar
mereka tidak
mengerti.
berjenis kata
kerja (verb).
19. Usaha sendiri
bro! kalau gitu
mah, temen lo
yang
berpotensi
disukai sama
si doi. Kode: BKD 9/
JKG 1/ MD 19
Kata doi
merupakan kata
slang digunakan
sebagai istilah
untuk menyebut
kata dia (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata doi
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
Kata doi
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
doi yaitu
teridiri dari
dua suku kata
atau satu suku
kata + vocal
do + i menjadi
kata doi. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata ganti
orang ketiga
(pronomina).
Denotatif. Kata
doi dalam kalimat
tersebut memliki
arti dia (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Dia
merupakan makna
asli kata doi. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
20. Cewek juga
suka tarik
ulur, bro.
kalau di
percobaan
pertama dia
Cuma nge-
read LINE lo
maka jangan
langsung
galau dulu dan
pindah nge-
chat cewek
lain. Kode: BKD 10/
JKS 7/ MD 32
Kata galau
merupakan kata
slang digunakan
oleh istilah
untuk menyebut
gundah (KBBI).
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Willis dalam
Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
Kata galau
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
galau yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ga + lau
menjadi kata
galau. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
teknik
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
galau akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi galau
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata galau ini
berjenis kata
sifat
Denotatif. Kata
galau dalam
kalimat tersebut
memliki arti
gundah (KBBI).
Jadi gundah
merupakan makna
asli kata galau.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(adjektiva).
21. Cewek juga
suka tarik
ulur, bro.
kalau di
percobaan
pertama dia
Cuma nge-
read LINE lo
maka jangan
langsung galau
dulu dan
pindah nge-
chat cewek
lain. Kode: JKK 6/
JKK 6/ MD 35
Kata nge-
read
merupakan
kata slang
yang
diadaptasi
dari bahasa
Inggris
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
untuk
menyatakan
kata
membaca
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
nge-read
tergolong
dalam kata
tidak baku.
Hal ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
Kata nge-read
memiliki
bentuk kata
jadian dari kata
read. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
nge-read
memiliki
prefiks nge
pada kata dasar
read sehingga
membentuk
kata jadian
nge-read. Kata
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
dua morfem
atau lebih.
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
bentuk.
Melalui
analisis bentuk
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata nge-read
akan
disisipkan kata
me- sehingga
menjadi me-
nge-read.
Dengan
disisipkan kata
me sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata nge-chat
ini berjenis
Denotatif. Kata
nge-read dalam
kalimat tersebut
memliki arti
membaca (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Membaca
merupakan makna
asli kata nge-
read. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mentkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
kata kerja
(verb).
22. Cewek juga Kata nge-chat Kata nge-chat Jenis kata kerja Denotatif. Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
suka tarik ulur,
bro. kalau di
percobaan
pertama dia
Cuma nge-
read LINE lo
maka jangan
langsung galau
dulu dan
pindah nge-
chat cewek
lain. Kode: BKJ 7/
JKK 7/ MD 36
merupakan
kata slang
yang
diadaptasi
dari bahasa
Inggris dan
populer
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
menghubungi
sesorang
(Kitab Bahasa
Gaul). Hal
ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
memiliki
bentuk kata
jadian dari kata
chat. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
nge-chat
memiliki
prefiks nge
pada kata dasar
chat sehingga
membentuk
kata jadian
nge-chat. Kata
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
dua morfem
atau lebih.
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
kelompo kata.
Melalui
analisis
kelompok kata
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh kata
dengan (Keraf,
1980: 85).
Bentuk kata
nge-chat akan
disisipkan kata
dengan
sehingga
menjadi
dengan nge-
chat. Dengan
disisipkan kata
dengan
sebagai ciri
penentu kata
kerja (verb),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata nge-chat
ini berjenis
kata kerja
(verb).
nge- chat dalam
kalimat tersebut
memliki arti
oboralan (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Oboralan
merupakan makna
asli kata nge-
read. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
23. Cewek juga
suka tarik
ulur, bro.
kalau di
percobaan
pertama dia
Cuma nge-
read LINE lo
maka jangan
Kata bro
merupakan
kata slang
serapan dari
bahasa
Inggris dan
populer
digunakan
oleh kaum
Kata bro
memiliki
bentuk kata
penggalan dari
kata brother.
Kata bro
berasal dari
kata brother
yang salah satu
Jenis kata ganti
orang ketiga
(pronomina).
Denotatif. Kata
bro dalam kalimat
tersebut memiliki
arti teman (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Teman
merupakan makna
asli kata bro. Hal
ini sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
langsung galau
dulu dan
pindah nge-
chat cewek
lain. Kode: BKP 1/
JKG 2/ MD 20
remaja untuk
memanggil
teman (Kitab
Bahasa Gaul).
Hal ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
leksemnya
yaitu ther
mengalami
pengekalan
sehingga
membentuk
kata bro.
Penggalang
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang
mengekalkan
salah satu
bagian dari
leksem.
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
24. Gimana kita
ngasih sinyal
naksir, terus
pedekate,
sampai
akhirnya
nembak,
bahkan
kalaupun
akhirnya si
cowok hanya
main-main
alias tebar
pesona
akhirnya
watak playboy
yang hanya
doyan
ngumpulin
Kata HTS
merupakan kata
slang yang
digunakan
sebagai istilah
untuk menyebut
Hubungan Tanpa
Status (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata HTS
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
Kata HTS
merupakan
bentuk kata
singkatan dari
frase
Hubungan
Tanpa Status.
Hal ini dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung.
Setiap huruf
mewakili
satuan lingual
tertentu.
Seperti kata
HTS , Huruf
“H” mewakili
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata
yaitu kata yang
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata HTS yang
memiliki arti
Hubungan
Tanpa Status
akan
disisipkan kata
yang sehingga
menjadi yang
HTS . Dengan
Denotatif. Kata
HTS dalam
kalimat tersebut
memliki arti
Hubungan Tanpa
Status (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Hubungan
Tanpa Status
merupakan makna
asli kata HTS. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
banyak pacar
atau HTS an
bisa ke-detect. Kode: BKS 1/
JKB 6/ MD 25
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
kata harapan,
Huruf “T”
mewakili kata
Tanpa dan
Huruf “S”
mewakili kata
Status.
Singkatan
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah salah
satu hasil
pemendekan
yang berupa
huruf atau
gabungan
huruf, baik
yang dieja
huruf demi
huruf.
disisipkan kata
yang sebagai
ciri penentu
kata benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata HTS ini
berjenis kata
benda
(nomina).
bersumber dari
makna leksem.
25. Masalahnya,
kalau si cowok
nggak
menunjukkan
keseriusan dan
kegigihannya
cowok hanya
iseng
ngedeketin
atau malah
PHP dia. Kode: BKS 2/
JKB 7/ MD 26
Kata PHP
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
sesorang
Pemberi
Harapan Palsu
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata PHP
Kata PHP
merupakan
bentuk kata
singkatan dari
frase Pemberi
Harapan
Palsu. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung.
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata
yaitu kata yang
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata PHP yang
memiliki arti
Denotatif. Kata
PHP dalam
kalimat tersebut
memliki arti
Pemberi Harapan
Palsu (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Pemberi
Harapan Palsu
merupakan makna
asli kata PHP.
Hal ini sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
Setiap huruf
mewakili
satuan lingual
tertentu.
Seperti kata,
PHP Huruf
“P” mewakili
kata Pemberi,
Huruf “H”
mewakili kata
Harapan,
Huruf “P”
mewakili kata
Palsu.
Singkatan
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah salah
satu hasil
pemendekan
yang berupa
huruf atau
gabungan
huruf, baik
yang dieja
huruf demi
huruf.
Pemberi
Harapan Palsu
akan
disisipkan kata
yang sehingga
menjadi yang
PHP. Dengan
disisipkan kata
yang sebagai
ciri penentu
kata benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata PHP ini
berjenis kata
benda
(nomina).
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
26. Beraniin diri
jemput
kerumahnya
untuk ketemu
Kata ortu
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
Bentuk kata
ortu adalah
akronim kata
orang tua. Hal
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
Denotatif. Kata
ortu dalam
kalimat tersebut
memliki arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sama ortu. Kode: BKA 2/
JKB 10/ MD 30
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
orang tua (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata ortu
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
ini dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata dapat
mewakili
satuan lingual
tertentu.
Seperti ortu
kata “Or”
mewakili suku
kata Orang,
dan kata “Tu”
mewakili suku
kata Tua.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
dilihat dengan
analisis
Transposisi
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata ortu yang
memiliki arti
orang tua akan
di transposisi
dengan
disisipkan kata
si
sehinggamenja
di si ortu.
Dengan
disisipkan kata
si- sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata ortu ini
berjenis kata
benda
(nomina).
orang tua (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Orang tua
merupakan makna
asli kata ortu. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mereka sangat
gandrungi.
27. Minta izin
untuk ngajak
main. asli ini
membuat
cewek ngerasa
kita gentle. Kode: BKD 17/
JKS 16/ MD 39
Kata gentle
merupakan
kata slang
yang
diadaptasi
dari bahasa
Inggris
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
untuk
menyatakan
kata berani
(Kitab Bahasa
Gaul). Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
Kata gentle
memiliki
bentuk kata
dasar. (dalam
bahasa Inggris)
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
gentle akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi gentle
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata gentle ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
Konotatif. Kata
gentle dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
berani (Kitab
Bahasa Gaul).
Namun, kata
gentle bisa
diartikan sebagai
kata ramah
(Kamus Bahasa
Inggris) sesuai
dengan konteks
tersebut kata
gentle memiliki
arti berani. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
makna konotatif
adalah makna
yang dari makna
kognitif, kedalam
kognitif tersebut
dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
28. Cari tau
tentang taste si
cewek.
Kode: BKD 19/
JKS 17/ MK 7
Kata taste
merupakan
kata slang
yang
diadaptasi
dari bahasa
Inggris
Kata taste
berbentuk
dasar (dalam
bahasa Inggris)
Jenis kata sifat
(adjektiva).
(dalam bahasa
Inggris)
Denotatif. Kata
taste dalam
kalimat tersebut
memliki arti rasa
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, rasa
merupakan makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
untuk
menyatakan
kata rasa
(Kamus
Bahasa
Inggris). Hal
ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
asli kata taste.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) Makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
29. Nah, kata
Rama, begitu
pedekate
dilancarkan, di
situlah radar
si cewek juga
berfungsi. Kode: BKD 14/
JKB 2/ MK 7
Kata radar
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
alat pedekteksi
(Kitab Bahasa
Gaul). Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
Kata radar
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
radar yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ra + dar
menjadi kata
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
diketahu
melalui sub-
golongan kata
benda. (Keraf,
1980:85)
melalui
subtitusi kata-
kata (nama,
kata ganti,
sufiks nya
Konotatif. Kata
radar dalam
kalimat tersebut
memliki arti alat
pendeteksi.
Dalam konteks ini
kata radar adalah
kiasan dari
perempuan untuk
mendeteksi. Jadi,
Alat pedeteksi
merupakan makna
kias dari kata
radar. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
radar. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
bermakna
gramatikal)
yang
mempunyai
ciri-ciri
tertentu dan
jumlahnya
terbatas dapat
menduduki
segala macam
fungsi yang
dapat diduduki
oleh suatu kata
benda. Seperti
kata radar
akan
disisipkan
sufiks nya
sehingga
menjadi
radarnya.
Dengan
disisipkannya
kata nya
sebagai
penanda kata
benda
(nomina)
melalui
analisis sub
golongan kata
benda maka
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
makna kognitif,
kedalam kognitif
tersebut dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kata radar
dapat diketahui
sebagai kata
benda
(nomina).
30. Tengsin dong,
kalau ketika lo
nge-chat si
Icha,
misalnya, tapi
lo nyapnya
pake nama
“Put”. Kode: BKD 15/
JKS 12/ MD 16
Kata tengsin
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk kata malu
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
Tangsin
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
Kata tengsin
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
tengsin yaitu
teridiri dari
dua suku kata
teng + sin
menjadi kata
tengsin. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
tengsin akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi
tengsin sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
Denotatif. Kata
tengsin dalam
kalimat tersebut
memliki arti malu
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi,malu
merupakan makna
asli kata tengsin.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) Makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
kata tengsin ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
31. Ketika si
gebetan B
udah nolak,
baru deh
ngajak
ngedate si A. Kode: BKJ 8/ JKB
14/ MD 34
Kata ngedate
merupakan
kata slang
yang adaptasi
dari bahasa
Inggris
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
untuk
menyatakan
kata
mengajak
kencan pacar
(Kamus
Bahasa
Inggris). Hal
ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
Kata ngedate
memiliki
bentuk kata
jadian darikata
date. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung. Kata
ngedate
memiliki
prefiks nge
pada kata dasar
date sehingga
membentuk
kata jadian
nge-date. Kata
jadian
(Baryadi,
2011:18)
adalah kata
yang
merupakan
hasil
penggabungan
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
bentuk.
Melalui
analisis bentuk
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata ngedate
akan
disisipkan kata
me- sehingga
menjadi me-
ngedate.
Dengan
disisipkan kata
me- sebagai
ciri penentu
kata kerja
Denotatif. Kata
ngedate dalam
kalimat tersebut
memliki arti
mengajak kencan
pacar (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, mengajak
kencan pacar
merupakan makna
asli kata ngedate.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
dua morfem
atau lebih.
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata ngedate
ini berjenis
kata kerja
(verb).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
32. Lupa hobi,
tanggal ultah,
atau sesuatu
yang di benci
bisa mincing
keributan. Kode: BKA 3/
JKB 9/ MD 31
Kata ultah
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
hari ulang tahun
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata ultah
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
Kata ultah
memiliki
bentuk kata
akronim kata
ulang tahun.
Hal ini dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata mewakili
satuan lingual.
Seperti kata
ultah, suku
kata “Ul”
mewakili
satauan kata
Ulang, dan
suku kata
“Tah”,
mewakili kata
Tahun.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
diketahui
melalui
analisis bentuk
yang
mengadung
morfem ke-an,
pe-an, pe-, -an,
ke- (Keraf,
1980: 84)
Bentuk kata
ultah akan
disisipkan kata
ke- sebingga
menjadi ke-
ultah. Dengan
disisipkan kata
ke- sebagai
ciri penentu
kata benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata ultah ini
berjenis kata
benda
(nomina).
Denotatif. Kata
ultah dalam
kalimat tersebut
memliki arti
ulang tahun
(Kitab Bahasa
Gaul). Ulang
tahun merupakan
makna asli kata
ultah. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
33. Kode-kode
yang dikirim
cewek tuh
susah dicerna. Kode: BKR 1/
JKB 11/ MK 5
Kata kode-kode
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
tanda-tanda
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
kode-kode
memunculkan
istilah baru
dalam konteks
tertentu. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
Kata kode-
kode memiliki
bentuk
redublikasi
atau kata
ulang.
Redublikasi
adalah
pengulangan
bentuk satuan
kebahasaan.
Kata ulang ini
disebut
ulangan utuh.
(Keraf, 1980:
119)
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
diketahui
melalui
analisis bentuk
yang
mengadung
morfem ke-an,
pe-an, pe-, -an,
ke- (Keraf,
1980: 84)
Bentuk kata
kode-kode
akan
disisipkan kata
-an sehingga
menjadi kode-
kode-an.
Dengan
disisipkan kata
-an sebagai
ciri penentu
kata benda
(nomina),
Denotatif. Kata
kode-kode dalam
kalimat tersebut
memliki arti
tanda-tanda
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi,
Tanda-tanda
merupakan makna
asli kata kode-
kode . Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
maka dapat di
ketahui bahwa
kata kode-kode
ini berjenis
kata benda
(nomina).
34. Kita uda usaha
bikin video
nyanyi lagu
romantis, eh
ternyata yang
lebih bikin doi
klepek-klepek
adalah kalau
kita jago
ngobrol dan
bikin jokes
receh. Kode: BKD 20/
JKB 13/ MD 38
Kata jokes
termasuk
dalam kata
slang yang
adaptasi dari
bahasa
Inggris
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
untuk
menyatakan
kata lelucon
(Kamus
Bahasa
Inggris). Hal
ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
Kata jokes
memiliki
bentuk dasar.
(dalam bahasa
Inggris)
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
diketahui
melalui
analisis bentuk
yang
mengadung
morfem ke-an,
pe-an, pe-, -an,
ke- (Keraf,
1980: 84)
Bentuk kata
jokes akan
disisipkan kata
-an sehingga
menjadi jokes-
an. Dengan
Denotatif. Kata
jokes dalam
kalimat tersebut
memliki arti
lelucon (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Lelucon
merupakan makna
asli kata jokes.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatkan bahwa
makna denotatif
adalah makna
asli, makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
disisipkan kata
-an sebagai
ciri penentu
kata benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata jokes ini
berjenis kata
benda
(nomina).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pada
kelompok-
kelompok
sosial atau
kelompok
tertentu.
35. Kita uda usaha
bikin video
nyanyi lagu
romantis, eh
ternyata yang
lebih bikin doi
klepek-klepek
adalah kalau
kita jago
ngobrol dan
bikin jokes
receh. Kode: BKD 29/
JKS 22/ MK 8
Kata receh
adalah kata slang
yang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah Cuma
murahan (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata receh
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
Kata receh
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
receh yaitu
teridiri dari
dua suku kata
re + ceh
menjadi kata
receh. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
receh akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di receh sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
Konotatif. Dalam
konteks kalimat
tersebut, kata
receh memiliki
arti cuma
murahan (Kitab
Bahasa
Gaul).namun
disisi lain kata
receh juga
memiliki arti
uang (KBBI).
Oleh karena itu
untuk memahami
makna dari kata
tersebut, perlu
dipahami arti dan
kaitan konteksnya
secara kognitif.
Sehingga secara
semantik kata
receh ini
memiliki makna
konotatif. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
ketahui bahwa
kata receh ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
makna kognitif,
kedalam kognitif
tersebut dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
36. Apasih sih
yang paling
bikin melting? Kode: BKA 4/
JKK 9/ MK 6
Kata melting
adalah kata slang
yang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah melayang
tinggi (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata melting
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
Kata melting
merupakan
bentuk kata
akronim dari
kata melayang
tinggi. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata mewakili
satuan lingual.
Seperti kata
melting,suku
kata “Mel”
mewakili kata
Melayang, dan
suku kata
“Ting”
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
bentuk.
Melalui
analisis bentuk
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata melting
akan
disisipkan kata
me- sehingga
menjadi me-
melting.
Konotatif. Kata
melting memiliki
arti melayang
tinggi. Kata
melayang tinggi
dapat diartikan
melayang tinggi
dengan secara
fisik, dapat pula
diartikan
melayang tinggi
fikirannya
sehingga untuk
memahami
maknanya perlu
pemahaman
kognitif dan
konteks. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
mewakili kata
Tinggi.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
Dengan
disisipkan kata
me- sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata melting
ini berjenis
kata kerja
(verb).
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
makna kognitif,
kedalam kognitif
tersebut dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
37. Di sekolahnya
sendiri, dia
sudah sukses
bikin baper
dua adek
kelasnya dan
bikin patah
hati satu
cewek teman
seangkatannya
. Kode: BKA 5/
JKB 5/ MD 18
Kata baper
adalah kata slang
yang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah bawa
perasaan (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata baper
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
Kata baper
memiliki
bentuk
akronim dari
kata bawa
perasaan. Hal
ini dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
mewakili
satuan lingual.
Seperti pada
kata baper,
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
diketahui
melalui
analisis bentuk
yang
mengadung
morfem ke-an,
pe-an, pe-, -an,
ke- (Keraf,
1980: 84)
Bentuk kata
baper akan
disisipkan kata
Denotatif. Kata
baper memiliki
arti bawa
perasaan (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, bawa
perasaan adalah
makna asli dari
kata baper. Hal
ini sesuai dengan
pendapat Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
suku kata “Ba”
mewakili kata
Bawa, dan
suku kata
“Per”
mewakili kata
Perasaan.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
ke-an sebingga
menjadi ke-
baper- an.
Dengan
disisipkan kata
ke - an
sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata baper ini
berjenis kata
benda
(nomina).
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
38. Kalu belum
tau akun si doi
bisa cari tahu
dengan
stalking segala
medsosnya. Kode: BKJ 9
/JKK 16/ MD 37
Kata stalking
adalah kata
slang yang
diadaptasi
dari bahasa
Inggris
digunakan
oleh kaum
remaja untuk
untuk
menyatakan
Kata stalking
memiliki
bentuk kata
jadian. (dalam
bahasa Inggris)
Jenis kata kerja
(verb). (dalam
bahasa Inggris)
Denotatif. Kata
stalking dalam
kalimat tersebut
memliki arti
mengikuti (kamus
bahasa Inggris)
Jadi mengikuti
merupakan makna
asli kata stalking.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kata
mengikuti
(Kamus
Bahasa
Inggris). Hal
ini sesuai
dengan
pendapat (Pei
& Gaynor
1954:199)
yang
mengatakan
Slang
merupakan
suatu bentuk
atau gaya
bahasa dalam
pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi
popular dan
perluasan
makna dari
kata-kata
yang ada dan
dengan
menyusun
kata-kata baru
tanpa
memeperhatik
an standar
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
skolastik
kaidah-kaidah
linguistik
dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya
yang terbatas
pada
kelompok-
kelompok
social atau
kelompok
tertentu.
39. Kalu kamu
biasa bawa
motor atau
malah lagi
bisa minjem
mobil nyokap,
maka
lakukanlah.
Jemput si doi. Kode: BKD 11/
JKB 4/ MD 21
Kata nyokap
adalah kata slang
yang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah untuk
menyebut Ibu
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
Nyokap
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
Kata nyokap
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
nyokap yaitu
teridiri dari
dua suku kata
nyo + kap
menjadi kata
nyokap. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
dilihat dengan
analisis
Transposisi
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata nyokap
yang memiliki
arti ibu akan di
transposisi
dengan
disisipkan kata
si
sehinggamenja
di si nyokap
Denotatif. Kata
nyokap dalam
kalimat tersebut
memliki arti ibu
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, Ibu
merupakan makna
asli kata nyokap.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatkan bahwa
makna denotatif
adalah makna
asli, makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Dengan
disisipkan kata
si sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata nyokap ini
berjenis kata
benda
(nomina).
40. So pinter-
pinter liat
situasi dulu,
bro! jangan
asal nyosor. Kode: BKJ 10/
JKK 10/ MK 3
Kata nyosor kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
menyerang
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
nyosor
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
Kata nyosor
memiliki
bentuk kata
jadian. Hal ini
dapat
dibuktikan
bahwa kata
nyosor berasal
dari bentuk
kata dasar
sosor yang
mendapat
simulfiks N-
sehingga
membentuk
kata nyosor.
Simultif yaitu
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
bentuk.
Melalui
analisis bentuk
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata nyosor
akan
Konotatif. Dalam
konteks kalimat
tersebut, kata
nyosor memiliki
arti menyerang
dengan paruh.
Secara kognitif
dapat dipahami
bahwa menyerang
dengan paru tidak
mungkin
dilakukan oleh
manusia dan
hanya dilakukan
oleh hewan.
Sehingga secara
semantik kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
afiks yang
dimanifestasik
an dengan ciri
segmental
yang dilebur
pada kata dasar
(Kridalaksana,
1989: 29)
disisipkan kata
me-
sehinggamenja
di me-nyosor.
Dengan
disisipkan kata
me- sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata nyosor ini
berjenis kata
kerja.
nyosor ini
memiliki makna
konotatif. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
makna kognitif,
kedalam kognitif
tersebut dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
41. Cewek tuh,
kalu uda
nyaman
curhat, itu
tandanya dia
uda percaya
sama kamu,
bro! Kode: BKA 6/
JKK 11/ MD 33
Kata curhat
adalah kata slang
yang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah curahan
hati (KBBI
bahasa gaul).
Kata curhat
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
Kata curhat
mempunyai
bentuk kata
akronim dari
kata curahan
hati. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata mewakili
satuan lingual.
Seperti kata
curhat, suka
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan teknik
kelompokata.
Melalui teknik
kelompok kata
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh kata
dengan (Keraf,
1980: 85).
Bentuk kata
curhat akan
disisipkan kata
Denotatif. Kata
curhat dalam
kalimat tersebut
memliki arti
curahan hati
(KBBI). Curahan
hati merupakan
makna asli kata
curhat. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatakan
Makna denotatif
adalah makna
asli, makna yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
kata “Cur”
mewakili kata
Curhan, dan
suku kata
“Hat”
mewakili kata
Hati. Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
dengan
sehinggamenja
di dengan
curhat.
Dengan
disisipkan kata
dengan
sebagai ciri
penentu kata
kerja (verb),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata curhat ini
berjenis kata
kerja (verb).
bersumber dari
makna leksem.
42. Tukang modus
bisa bikin
baper juga. Kode: BKA 7/
JKS 13/ MK 2
Kata modus
adalah kata slang
yang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah modal
dusta (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata modus
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
Memiliki
bentuk
akronim dari
kata modal
dusta. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata mewakili
Kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
Konotatif. Dalam
konteks kalimat
tersebut, kata
modus memiliki
arti modal dusta.
Namun, kata
modus sendiri
sebenarnya
memliki beberapa
arti yaitu cara,
angka paling
besar, angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
satuan lingual.
Seperti kata
modus, suku
kata “Mo”
mewakili kata
Modal, dan
suku kata
“Dus”
mewakili kata
Dusta.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
1980: 87).
Bentuk kata
modus akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi modus
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata modus ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
statistik, (KBBI).
sedangkan
menurut (Kitab
Bahasa Gaul) kata
modus memiliki
arti modal dusta,
pengalihan
supaya tidak
ketahuan, punya
niat lain di balik
pekerjaan yang
dilakukan, cara
yang digunakan
seseorang.
Sehingga untuk
memahmi kata
modus harus
memahami secara
kognitif dan
konteks. Oleh
karena itu, secara
semantik kata
modus ini
memiliki makna
konotatif. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
makna kognitif,
kedalam kognitif
tersebut dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
43. Tipe cowok
yang paling
bikin ilfeel
cewek. Kode: BKA 9/
JKS 14/ MD 29
Kata ilfeel adalah
kata slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
ilang feeling
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata ilfeel
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
Kata ilfeel
memiliki
bentuk
akronim dari
kata ilang
feeling. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata mewakili
satuan lingual.
Seperti kata
ilfeel, suku
kata “Il”
mewakili kata
Ilang, dan suku
kata “Feel”
mewakili kata
Feeling.
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
ilfeel akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di ilfeel sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
Denotatif. Kata
ilfeel dalam
kalimat tersebut
memliki arti ilang
feeling (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Ilang
feeling
merupakan makna
asli kata ilang
feeling. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
ketahui bahwa
kata ilfeel ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
44. PK Kode: BKS 5/
JKB 12/ MK 4
Kata PK adalah
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
penjahat kelamin
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata PK
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
Kata PK
memiliki
bentuk
singkatan dari
kata penjahat
kelamin. Hal
ini dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung.
Setiap huruf
mewakili
satuan lingual.
Seperti, kata
PK huruf “P”
mewakili
satuan kata
Penjahat, dan
huruf “K”
mewakili
satuan kata
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
dilihat dengan
analisis
Transposisi
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata PK yang
merupakan
singkatan dari
kata Penjahat
Kelamin
dengan teknik
transposisi
akan
disisipkan kata
si sehingga
menjadi si
(PK) Penjahat
Kelamin.
Denotatif. Kata
PK dalam kalimat
tersebut memliki
arti Penjahat
Kelamin (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, Penjahat
Kelamin
merupakan makna
asli kata PK. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
Kelamin.
Singkatan
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah salah
satu hasil
pemendekan
yang berupa
huruf atau
gabungan
huruf, baik
yang dieja
huruf demi
huruf.
Dengan
disisipkan kata
si sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata PK ini
berjenis kata
sifat (nomina).
45. Tapi, kalau
TP-nya lebay
ya malesi juga. Kode: BKD 12/
JKK 12/ MD 17
Kata lebay
adalah kata slang
yang digunakan
oleh kaum
remaja sebagai
istilah untuk
menyebut
sesuatu yang
dilebih-lebihkan
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
lebay merupakan
kata tidak baku,
dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
Kata lebay
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
lebay yaitu
teridiri dari
dua suku kata
le + bay
menjadi kata
lebay. Kata
dasar pada
umumnya
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
kelompok kata.
Melalui
analisis
kelompok kata
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh kata
dengan (Keraf,
1980: 85).
Bentuk kata
lebay akan
disisipkan kata
Denotatif. Kata
lebay dalam
kalimat tersebut
memliki arti
melebih-lebikan
sesuatu (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, melebih-
lebihkan sesuatu
merupakan makna
asli kata lebay.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatkan bahwa
akna denotatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
dengan
sehingga
menjadi
dengan lebay.
Dengan
disisipkan kata
dengan
sebagai ciri
penentu kata
kerja (verb),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata lebay ini
berjenis kata
kerja verb).
adalah makna
asli, makna yang
bersumber dari
makna leksem.
46. Terus, TP nya
pun nggak
Cuma ke satu
dua cewek. Kode: BKS 4/
JKK 13/ MD 27
Kata TP kata
slang. Hal ini
dapat diketaui
bahwa Kata TP
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
sesorang yang
tebar pesona
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata TP
merupakan kata
tidak baku, dan
Kata TP
memiliki
bentuk kata
singkatan dari
kata tebar
pesona. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung.
Setiap unsur
huruf mewakili
satuan lingual.
Jenis kata
benda
(nomina). Hal
ini dapat
dilihat dengan
teknik
Transposisi
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata TP yang
merupakan
singkatan dari
kata Tebar
Pesona dengan
Denotatif. Kata
TP dalam kalimat
tersebut memliki
arti Tebar Pesona
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, Tebar
Pesona
merupakan makna
asli kata TP. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatakan
bahwa makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
Seperti kata
TP, huruf “T”
mewakili kata
Tebar, dan
huruf “P”
mewakili
Pesona.
Singkatan
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah salah
satu hasil
pemendekan
yang berupa
huruf atau
gabungan
huruf, baik
yang dieja
huruf demi
huruf.
transposisi
akan
disisipkan kata
si sehingga
menjadi si
(TP) Tenebar
Pesona.
Dengan
disisipkan kata
si sebagai ciri
penentu kata
benda
(nomina).,
maka dapat di
ketahui bahwa
kata TP ini
berjenis kata
benda
(nomina).
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
47. “cewek gue
ngeliat, anis
itu dia bête
dan diemin
gue selama
tiga hari!”
Kata bete adalah
kata slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
Kata bete
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
diterangkan
oleh analsis
kelompok kata
Konotatif. Dalam
konteks kalimat
tersebut, kata bete
memiliki arti
marah. Namun,
kata bete sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
katanya
menyesal”
Kode: BKD 18/
JKS 15/ MK 11
sesorang yang
kebosanan,
belum tenar,
marah. Kata bete
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan,
tindakkan-
tindakkan, dan
objek-objek yang
mereka sangat
gandrungi.
bagi unsur
langsung
Seperti kata
bete yaitu
teridiri dari
dua suku kata
be + te
menjadi kata
bete. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
bete akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi bete
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata bete ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
sebenarnya
memliki beberapa
arti (Kitab Bahasa
Gaul) yaitu
kebosanan, belum
tenar, marah
Sehingga secara
semantik kata
bete ini memiliki
makna konotatif.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
menyatkan bahwa
makna konotatif
adalah makna
yang dari makna
kognitif, kedalam
kognitif tersebut
dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
48. Tau ada
gebetan yang
kece yang
lewat depan
tongkrongan
sekolah udah
pasti takis
dong. Kode: BKD 22/
JKK 14/ MD 40
Kata takis
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata sikat (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata takis
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
Kata takis
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
takis yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ta + kis
menjadi kata
takis. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata kerja
(verb). Hal ini
dapat dilihat
dengan analisis
bentuk.
Melalui
analisis bentuk
kata kerja
dapat
diterangkan
oleh imbuhan
me-, ber-, -
kan, di-, -i
(Keraf, 1980:
85). Bentuk
kata takis akan
disisipkan kata
di- sehingga
menjadi
ditakis.
Dengan
disisipkan kata
di- sebagai
ciri penentu
kata kerja
(verb), maka
dapat di
ketahui bahwa
kata takis ini
berjenis kata
kerja (verb).
Konotatif. Dalam
konteks kalimat
tersebut, kata
takis memiliki arti
sikat. Kata sikat
sendiri
sebenarnya dapat
dipahami sebagi
kata benda yaitu
sikat sebagai alat
untuk
menyikat.namun,
dalam konteks ini
kata takis yang
berarti sikat
memiliki makud
kata kerja yaitu
dikati atau
mendekati.
Sehingga secara
semantik kata
takis atu sikat ini
memiliki makna
konotatif. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
makna kognitif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
gagasan. kedalam kognitif
tersebut dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
49. Tatan, bayi,
eh, bayi lucu
yang nurut
kalo diminta
bergaya unyu. Kode: BKD 23/
JKS 11/ MD 41
Kata unyu
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata
menggemaskan
(Kitab Bahasa
Gaul). kata unyu
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
Kata unyu
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
unyu yaitu
teridiri dari
dua suku kata
u + nyu
menjadi kata
unyu. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
unyu akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di unyu sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
Denotatif (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata unyu dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
menggemaskan.
Jadi,
menggemaskan
merupakan makna
asli kata unyu.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
kata unyu ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
50. Biasanya
mereka
bermodal
kepepet, tapi
punya ide
yang ciamik,
hasilnya lebih
keren daripada
mereka yang
punya modal
gede, tapi
idenya cemen. Kode: BKA 10/
JKS 19/ MD 43
Kata cemen
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata cetek mental
(Kitab Bahasa
Gaul). kata
cemen
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
Kata cemen
memiliki
bentuk
akronim dari
kata cetek
mental. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata mewakili
satuan lingual.
Seperti kata
cemen, suku
kata “Ce”
mewakili kata
Cetak, dan
suku kata
“Men”
mewakili kata
Mental
Akronim
(Kridalaksana,
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
cemen akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi cemen
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
Denotatif. Kata
cemen dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
cetek mental
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, cetek
mental
merupakan makna
asli kata cemen.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
1989:162)
adalah proses
pemendekan
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
ketahui bahwa
kata cemen ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
51. Konyol,
nyeleneh, dan
“anjir!” Kode: BKD 24/
JKB 1/ MD 42
Kata anjir
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata anjing
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata anjir
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
Kata anjir
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
anjir yaitu
teridiri dari
dua suku kata
an + jir
menjadi kata
anjir. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
Kata benda
(nomina). Hal
ini dapat
diketahu
melalui sub-
golongan kata
benda. (Keraf,
1980:85)
melalui
subtitusi kata-
kata (nama,
kata ganti,
sufiks -nya)
yang
mempunyai
ciri-ciri
tertentu dan
jumlahnya
terbatas dapat
menduduki
Denotatif. Kata
anjir dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
anjing (Kitab
Bahasa Gaul).
Jadi, anjing
merupakan makna
asli kata anjir.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
(Keraf, 1980:
56).
segala macam
fungsi yang
dapat diduduki
oleh suatu kata
benda. Seperti
kata “anjir”
akan
disisipkan kata
itu sehingga
menjadi itu
anjir. Dengan
disisipkannya
kata itu
sebagai sebagi
penanda kata
benda
(nomina)
melalui
analisis sub
golongan kata
benda maka
kata “anjir”
dapat diketahui
sebagai kata
benda
(nomina).
52. “Waktu itu
yang saya tau
palingan cuma
kripik sinjai
(keripik
sanjai…..
Kata jayus
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
Kata jayus
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Denotatif. Kata
jayus dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
kurang lucu
(Kitab Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
ahahaaha sorry
jayus)”
Kode: BKD 25/
JKS 20/ MD 44
untuk menyebut
kata kurang lucu
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata jayus
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
bagi unsur
langsung
Seperti kata
jayus yaitu
teridiri dari
dua suku kata
ja + yus
menjadi kata
jayus. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
jayus akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi jayus
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata jayus ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
Gaul). Jadi,
kurang lucu
merupakan makna
asli kata jayus.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
53. Di saat
youtube dan
content creator
berlomba-
lomba bikin
Kata narsis
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
Kata narsis
merupakan
bentuk kata
dasar. Hal ini
dapat diketui
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
Konotatif. Dalam
konteks kalimat
tersebut, kata
narsis memiliki
arti terkenal. Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
video narsis
dan lawak,
yang bikin
penonton haus
hiburan, dua
cowok kreatif
ini justru bikin
kita haus akan
ilmu
pengetahuan
lewat konten
youtube-nya. Kode: BKD 26/
JKS 21/ MK 10
sebagai istilah
untuk menyebut
kata terkenal
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata
narsis
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
narsis yaitu
teridiri dari
dua suku kata
nar + sis
menjadi kata
narsis. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56).
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
narsis akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi narsis
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali ebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata narsis ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
naris sendiri
sebenarnya
memiliki
beberapa arti
(Kitab Bahasa
Gaul) yaitu norak
abis, tumbuhan,
terkenal. Namun
dalam konteks ini
kata narsis yang
makud yaitu
terkenal.
Sehingga secara
semantik kata
takis atu sikat ini
memiliki makna
konotatif. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang menyatkan
bahwa makna
konotatif adalah
makna yang dari
makna kognitif,
kedalam kognitif
tersebut dapat
ditambahkan
komponen makna
lain.
54. “Saat SMA,
gue bisa
Kata hunting
adalah kata slang
Bentuk kata
dasar dalam
Jenis kata
kerja dalam
Denotatif. Kata
hunting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
seminggu dua
kali, pergi
hunting foto
pake analog” Kode: BKD 28/
JKK 15/ MD 13
yangg diadaptasi
dari bahasa
Inggris
digunakan oleh
kelompok remaja
dalam
berkomunikasi
untuk
menyebutkan
kata berburu
(Kamus Bahasa
Inggris) sehingga
lebih terlihat
popular. selain
itu kata hunting
juga bukan kata
baku dan hanya
digunakan oleh
kelompok usia
tertentu. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Pei &
Gaynor
1954:199) yang
mengatakan
Slang merupakan
suatu bentuk atau
gaya bahasa
dalam pemakaian
yang umum,
dibuat dengan
adaptasi popular
(Kamus
Bahasa
Inggris)
(kamus Bahasa
Inggris)
kalimat tersebut
memiliki arti
berburu (Kamus
Bahasa Inggris).
Jadi, berburu
merupakan makna
asli kata hunting.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dan perluasan
makna dari kata-
kata yang ada
dan dengan
menyusun kata-
kata baru tanpa
memeperhatikan
standar skolastik
kaidah-kaidah
linguistik dalam
pembentukan
kat-kata pada
umumnya yang
terbatas pada
kelompok-
kelompok social
atau kelompok
tertentu.
55. Dulu musik ini
masih dikenal
oleh kelompok
tertertentu jadi
Gep-gepan. Kode: BKR 2/
JKB 17/ MD 12
Kata gep-gepan
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata geng-
gengan atau
kelompok-
kelompok (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata gep-gepan
Kata gep-
gepan
merupakan
bentuk kata
redublikasi
atau kata ulang
berimbuhan.
Kata gep-
gepan dibagi
menjadi dua
unsur yang
memiliki
bentuk kata
Kata benda
(nomina). Hal
ini dapat
diketahu
melalui sub-
golongan kata
benda. (Keraf,
1980:85)
melalui
subtitusi kata-
kata (nama,
kata ganti)
yang
Denotatif. Kata
gep-gepan dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
geng-gengan atau
kelompok-
kelompok. Jadi,
geng-gengan atau
kelompok-
kelompok
merupakan makna
asli kata gep-
gepan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
yang berbeda
yaitu bentuk
kata dasar dan
kata
berimbuhan.
Selanjutnya
kedua bentuk
ini
digabungkan
sehingga
menjadi
bentuk kata
redublikasi
atau kata
ulang. Bentuk
kata
redublikasi
atau kata ulang
ini disebut
ulangan
berimbuhan.
Ulangan
berimbuhan
(Keraf, 1980:
120) adalah
ulangan atas
bentuk dasar
dan kata
berimbuhan,
baik pada
lingga pertama
mupun pada
mempunyai
ciri-ciri
tertentu dan
jumlahnya
terbatas dapat
menduduki
segala macam
fungsi yang
dapat diduduki
oleh suatu kata
benda. Seperti
kata “gep-
gepan” akan
disisipkan kata
itu sehingga
menjadi itu
gep-gepan.
Dengan
disisipkannya
kata itu
sebagai sebagi
penanda kata
benda
(nomina),
melalui
analisis sub
golongan kata
benda maka
kata gep-gepan
dapat diketahui
sebagai kata
benda
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
lingga kedua (nomina).
56. Justru terlihat
Alay jika tidak
bisa
menghargai
dan menerima
setiap
perbedaan
aliran musik. Kode: BKD 16/
JKS 8/ MD 14
Kata alay
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata berlebihan
(Kitab Bahasa
Gaul). Kata alay
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
Kata alay
merupakan
bentuk kata
dasar. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56). Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
alay yaitu
teridiri dari
dua suku kata
a + lay
menjadi kata
alay..
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
alay akan
disisipkan kata
sekali sehingga
menjadi alay
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata alay ini
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
Denotatif. Kata
alay dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
berlebihan . Jadi,
berlebihan
merupakan makna
asli kata gep-
gepan. Hal ini
sesuai dengan
pendapat (Chaer,
2009: 60-74)
yang mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kembali gagasan-
gagasan.
57. Area ini bisa
dibilang area
paling pewe
yang ada
disana. Kode: BKD 27/
JKS 13/ MD 45
Kata pewe
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata posisi
wenak (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata pewe
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
Kata pewe
merupakan
bentuk kata
dasar. Kata
dasar pada
umumnya
terjadi atau
memiliki dua
suku kata
(Keraf, 1980:
56). Hal ini
dapat diketui
dengan teknik
bagi unsur
langsung
Seperti kata
pewe yaitu
teridiri dari
dua suku kata
pe + we
menjadi kata
pewe.
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
pewe akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di pewe sekali.
Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata pewe ini
berjenis kata
sifat
Denotatif. Kata
pewe dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
posisi wenak
(Kitab Bahasa
Gaul).. Jadi,
posisi wenak
merupakan makna
asli kata pewe.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
(adjektiva).
58. Tapi kita juga
jangan
mengabaikan
sisi keren diri
kita saat
nonton gigs.
jangan sampai
saltum ya! Kode: BKA 11/
JKS 18/ MD 46
Kata saltum
merupakan kata
slang yang
digunakan oleh
kaum remaja
sebagai istilah
untuk menyebut
kata salah
kostum (Kitab
Bahasa Gaul).
Kata saltum
merupakan kata
tidak baku, dan
memunculkan
istilah baru. Hal
ini sesuai dengan
pendapat (Willis
dalam Alwasilah,
1985:57) yang
menyatakan
slang adalah
hasil dayatemu
kebahasaan,
terutama kawula
muda dan orang-
orang ceria yang
menginginkan
istilah-istilah
Kata saltum
Memiliki
bentuk
akronim dari
kata salah
kostum. Hal ini
dapat
dibuktikan
dengan teknik
bagi unsur
langsung
setiap suku
kata mewakili
satuan lingual.
Seperti kata
saltum, suku
kata “Sal”
mewakili kata
Salah, dan
suku kata
“Tum”
mewakili
katakostum
Akronim
(Kridalaksana,
1989:162)
adalah proses
pemendekan
Jenis kata sifat
(adjektiva).
Hal ini dapat
dilihat dengan
analisis
kelompok kata.
Kata sifat
dapat
diterangkan
oleh kata
paling, lebih,
sekali (Keraf,
1980: 87).
Bentuk kata
saltum akan
disisipkan kata
sekali
sehinggamenja
di saltum
sekali. Dengan
disisipkan kata
sekali sebagai
ciri penentu
kata sifat
(adjektiva),
maka dapat di
ketahui bahwa
kata saltum ini
Denotatif. Kata
saltum dalam
kalimat tersebut
memiliki arti
salah kostum
(Kitab Bahasa
Gaul). Jadi, salah
kostum
merupakan makna
asli kata saltum.
Hal ini sesuai
dengan pendapat
(Chaer, 2009: 60-
74) yang
mengatakan
bahwa makna
denotatif adalah
makna asli,
makna yang
bersumber dari
makna leksem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
segar, asli, tajam,
atau apik dengan
mana mereka
bisa menyebut
kembali gagasan-
gagasan.
yang ditulis
dan dilafalkan
sebagai sebuah
kata yang
sedikit banyak
memenuhi
kaidah
fonotaktik
Indonesia.
berjenis kata
sifat
(adjektiva).
No. Keterangan
1.
2.
Perbaiki beberapa bagian analisis yang kurang tepat, misalnya penulisan kata sifat seperti adjektiva.
Pertimbangkan untuk menggunakan data yang berwujud kata-kata upatan; apakah perlu dipakai?
*) Keterangan.
BKD: Bentuk Kata Dasar
BKJ: Bentuk Kata Jadian
BKA: Bentuk Kata Akronim
BKS: Bentuk Kata Singkatan
BKR: Bentuk Kata Redublikasi
BKP: Bentuk Kata Penggalan
JKB: Jenis Kata Benda
JKK: Jenis Kata Kerja
JKS: Jenis Kata Sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
JKG: Jenis Kata Ganti
MD: Makna Denotatif
MK: Makna Konotatif
Mengetahui
Dosen Pembibing, Dosen Triangulator,
Dr. B. Widharyanto, M.Pd. A. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI