bab 2 tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 bab 2 tinjauan...

27
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia tahun 2015, Ergonomi adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Tata kerja akan berpengaruh pada hasil produksinya. Ergonomi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan di antara manusia, mesin yg digunakan, dan lingkungan kerjanya. Ergonomi disebut dengan human factor karena di dalam International Ergonomic Asosiation, ergonomi membutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas dan lingkungan kerja saling berinteraksi. Tujuan utama dalam ergonomi yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2008). 2.1.2 Tujuan Ergonomi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tujuan utama dari dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai karena terdapat korelasi antara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau perusahaan berdasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut : 1. Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya pekerjaan harus dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan dan cara yang dimaksud meliputi diantaranya tekanan panas, penerangan di tempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan, penyerasian manusia dan mesin, dan pengekonomisan usaha.

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

2.1.1 Pengertian Ergonomi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia tahun 2015, Ergonomi

adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Tata kerja

akan berpengaruh pada hasil produksinya. Ergonomi juga dapat didefinisikan

sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan di antara manusia, mesin yg

digunakan, dan lingkungan kerjanya. Ergonomi disebut dengan human factor

karena di dalam International Ergonomic Asosiation, ergonomi membutuhkan

studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas dan lingkungan kerja saling

berinteraksi. Tujuan utama dalam ergonomi yaitu menyesuaikan suasana kerja

dengan manusianya (Nurmianto, 2008).

2.1.2 Tujuan Ergonomi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan utama dari dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah

menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai

karena terdapat korelasi antara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas

kerja atau perusahaan berdasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut :

1. Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya pekerjaan harus

dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat

kesehatan. Lingkungan dan cara yang dimaksud meliputi diantaranya tekanan

panas, penerangan di tempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan,

penyerasian manusia dan mesin, dan pengekonomisan usaha.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

6

2. Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang

meningkat jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh

bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan sangat mahal misalnya meliputi

pengobatan, perawatan di rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin,

peralatan dan bahan akibat kecelakaan, terganggunya pekerjaan dan cacat yang

menetap. Untuk mencapai tujuannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga

harus mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan erat dengannya seperti ergonomi,

psikologi industri, toksiologi industri, dan lain sebagainya (Suma’mur, 2014).

2.2 Aktifitas Manual Material Handling

Pengertian manual material handling menurut Industrial Accident

Prevention Association tahun 2008 yaitu suatu pekerjaan mengangkat, membawa,

mendorong, menarik, menurunkan dan menaikkan bahan dengan tangan . Tugas

pekerjaan ini sering disebut sebagai manual material handling. Staf yang

mengangkat atau melakukan bahan lain menangani tugas-tugas mungkin berisiko

untuk cedera karena pekerjaannya. Cedera ini dapat dicegah dengan mendesain

ulang pekerjaan dan berlatih teknik penanganan yang aman.

Mengengkat beban merupakan pekerjaan yang termasuk dalam

kategori manual material handling atau penanganan material secara manual,

dimana pekerjaan ini mengharuskan pekerja untuk mengeluarkan tenaga yang

besar untuk pushing (mendorong), pulling (menarik), holding (memegang),

dan carrying (mengangkut atau membawa).

Manual material handling memiliki persentase yang cukup besar

(peringkat ketiga) sebagai pekerjaan yang paling banyak menimbulkan kecelakaan

pada tahun 2008 di Inggris (Fit3, 2010).

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

7

(Fit3 worker survey, 2010) Gambar 2.1 Persentase Pekerjaan yang Paling Banyak Menimbulkan Cedera Tahun 2008

(Health and Safety Executive, 2013)

Gambar 2.2 Estimasi Jumlah Kasus Self-reported MSDs yang mempengaruhi punggung

tahun 2009-2012

Gambar 2.2 diatas menjelaskan bahwa estimasi kecelakaan kerja karena

mengangkut beban adalah yang paling tinggi mempengaruhi punggung. Low back

pain adalah MSDs berkenaan dengan punggung manusia. Beban angkat

dari porter dalam melakukan kegiatannya sehari-hari adalah antara 20-60 kg,

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

8

padahal beban angkat maksimum yang diperbolehkan menurut Peraturan Menteri

Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No. Per. 01/MEN/1978 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu

untuk menghindari kecelakaan kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.

(Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No. Per. 01/MEN/197)

Tabel 2.1 Beban maksimum yang diperbolehkan untuk diangkut

2.2.1 Teknik Mengangkat,Membawa, dan Meletakkan Beban

Mengangkat, membawa, dan meletakkan beban adalah pekerjaan yang

membutuhkan tenaga. Ketika anda mengangkat dan membawa dengan cara yang

salah, Anda dapat membuat punggung anda berakhir dengan cedera. Untuk

menghindari kecelakaan kerja seperti itu. Berikut adalah teknik yang berguna

tentang cara mengangkat dan membawa benda dengan benar dan aman :

1. Anda harus selalu melindungi tangan dan kaki anda dengan mengenakan Alat

Pelindung Diri yang sesuai.

2. Selalu gunakan otot perut anda untuk membantu pinggang di saat mengangkat.

3. Periksa bawaan anda dan pastikan sudah didistribusikan secara merata serta

tidak menonjol atau memiliki tonjolan tajam.

4. Periksa lajur yang akan anda lewati untuk memastikan bahwa tidak ada benda-

benda yang akan membuat anda tersandung dan jatuh.

5. Gunakan lutut sebagai tumpuan, baik dalam mengambil maupun menurunkan

benda. Jangan membungkuk atau memutar tubuh Anda sambil membawa benda.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

9

Sumber : UC Safety Spotlight is published by UC Office of the President w © 2013

Regents of the University of California) Gambar 2.3 teknik mengangkat dan membawa beban yang benar

6. Pastikan berat beban sesuai dengan kemampuan anda dan membuat anda

nyaman saat membawanya. Minta bantuan rekan jika beban terlalu besar atau

terasa berat untuk diangkat oleh satu orang.

7. Angkat dengan benar dan pastikan pijakan anda kuat. Jaga punggung tetap

lurus, tanpa melengkung atau membungkuk. Pusatkan tubuh Anda di atas kaki,

dapatkan pegangan yang baik pada objek dan tarik hingga dekat dengan anda.

Angkat dengan kaki anda, bukan punggung.

8. Jika anda perlu untuk mengubah jalur, putar badan beserta kaki anda dan

jangan hanya memutar punggung Anda saja.

9. Untuk benda yang berada di tempat tinggi, gunakan tangga yang kokoh untuk

mencapai beban tersebut. Dekatkan rak ke tubuh anda, geser, dan ambil. Lakukan

semua pekerjaan dengan lengan dan kaki, bukan punggung.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

10

10. Benda yang berada di bawah rak dan lemari membutuhkan perawatan ekstra.

Tarik benda ke arah anda sebelum anda mengangkat. Gunakan kaki anda untuk

menambah daya angkat (Kananga, 2013).

Pengangkatan dan pemindahan beban secara manual apabila tidak

dilakukan secara benar akan menimbulkan kecelakaan dalam kerja. Kecelakaan

industri (industrial accident) yang disebut sebagai over exertion-lifting and

carrying yaitu kerusakan jarigan tubuh yang diakibatkan oleh beban angkat yang

berlebihan. Jika tubuh manusia mengangkat suatu beban, maka seluruh tubuh

akan mengalami semacam ketegangan. Otot tubuh pada dasarnya berfungsi untuk

menegakkan tubuh manusia dan jika otot ini diberi beban tambahan maka otot

tubuh akan menegang dan pembuluh darah mengecil, akibatnya orang tersebut

akan merasa letih. Jika hal ini dibiarkan akan mengakibatkan kecelakaan kerja

yang membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja. Ketegangan yang

diderita otot tubuh akan semakin berat jika beban yang diterima semakin berat dan

terjadi berulang (repetitive) serta cara pengangkatan yang tidak benar (Santiasih I,

2013).

2.2.2 Masa Kerja

Masa kerja adalah lama seseorang melakukan pekerjaan dalam waktu

tertentu. Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar

faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu

(time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan

penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak

melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu (Iskandar, 2011).

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

11

Menurut Santiasih tahun 2013 berdasar hasil penelitiannya bahwa jam

kerja responden berdasarkan hasil kuesioner pada 60 orang pekerja packing

(100%) untuk perharinya bekerja selama 8 jam, dimulai dari pukul 07.00-15.00

WIB. Pekerja bekerja 6 hari dalam seminggu dengan waktu istirahat selama lebih

kurang 30 menit dalam sehari.

2.3 Anatomi Fisiologi Tulang belakang

2.3.1 Anatomi tulang belakang

Menurut kamus kedokteran Dorland, edisi 28 tahun 2014 menjelaskan

bahwa anatomy adalah ilmu tentang struktur organisme hidup dalam anatomy

dipelajari pula osteo atau bahasa latin dari tulang dan osteology adalah ilmu yang

mempelajari atau studi ilmiah tentang tulang. Tulang manusia terdiri dari 206

kerangka tulang dengan pembagian 80 kerangka tulang axis dan 126 kerangka

tulang appendicular (tulang penyusun tubuh) yaitu extremitas atas dan bawah.

Fungsi tulang, antara lain sebagai berikut :

1. melindungi organ vital

2. penghasil sel darah

3. menyimpan/mengganti sumsum tulang dan phospat

4. alat gerak pasif

5. perlekatan otot

6. memberi bentuk tubuh

7. menjaga atau nmenegakkan tubuh

tulang belakang termasuk klasifikasi dari kerangka axial yaitu pada bagian aksis

atau sumbu badan. Pembagian tulang belakang (Columna Vertebralis) yaitu :

1. Vertebrae cervicales

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

12

2. Vertebrae thoracales

3. Vertebrae lumbales

4. Vertebrae sacrales

5. Vertebrae coccygeales

Anatomi tulang belakang tidak tertuju pada klasifikasi tulang saja, kita

tahu bahwa ada otot atau musculus yang melekat dalam tulang yang berfungsi

untuk mendukung tulang, melindungi tulang, dan pergerakan tubuh juga

memproduksi jaringan sel dalam tubuh (Djauhari, 2011).

Terdiri atas 26 tulang yang masing masing dari tulangnya bersendi dengan

tulang diatas dan dibawahnya sehingga memudahkan dalam pergerakan tulang.

Tulang belakang manusia atau dapat disebut osteo. Vertebrae yang memiliki

macam yaitu os. Vertebrae cervicales (1-6), os. Vertebrae Thoracales (1-12), os.

Vertebrae lumbales (lumbar) (1-5), os. Vertebrae sacrales (1-5), dan os.

Vertebrae coccyx (1), memiliki 4 fungsi utama yaitu :

1. mensupport untuk menegakkan tubuh

2. menahan beban kepala

3. membantu mentransfer berat tulang axial ke extremitas, terdapat dua buah

extremitas manusia yaitu extremitas atas dan bawah. Extremitas atas

disebut dengan extremitas superior dan extremitas bawah disebut

extremitas inferior

4. melindungi medulla spinalis (Djauhari, 2011)

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

13

(Pearson Education, 2009)

Gambar 2.4 Anatomi Tulang belakang manusia

Dalam Kamus Saku Dorland edisi 25 tahun 2012 terdapat pengertian

myology adalah study atau gambaran ilmiah otot dan struktur asesori (bursa dan

selubung sinovial). Pengertian myologi menurut Djauhari tahun 2011 pada

bukunya menyatakan bahwa Myo artinya otot (musculus) dan logos artinya ilmu.

Myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot yang merupakan alat gerak

aktif. Otot rangka yaitu otot volunter atau otot yang berkontraksi karena perintah

dan secara sadar. Otot lurik atau otot ranga dipelihara oleh saraf motorik

melakukan gerakan secara sadar dan bisa dikontrol. Untuk melakukan gerakan

atau kontraksi otot rangka memerlukan energi yang banyak. Perlekatan otot

rangka terdapat pada tulang dan kulit, sel otot panjang serta merupakan sel

polinukleated yaitu memiliki inti sel lebih dari satu.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

14

Tujuan ilmu faal adalah menjelaskan berbagai faktor fisik dan kimiawi

yang bertanggung jawab atas asal ususl perkembangan, dan kemajuan hidup.

fisiologi manusia menjelaskan karakteristik spesifik dan mekanisme pada tubuh

manusia yang membuatnya menjadi makhluk hidup (Guyton and Hall, 2012).

Fisiologi otot rangka sebagai alat penggerak aktif pada tulang belakang

dan ada beberapa mekanisme umum kontraksi otot yaitu :

1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke

ujungnya pada serabut otot.

2. Terjadi sekresi asetilkolin (substansi neurotransmitter)

3. Asetilkolin bekerja pada daerah setempat untuk membuka kanal atau

gerbang

4. Ion Natrium berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot dengan

berjalan di sepanjang serabut saraf

5. Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran otot, dimana retikulum

sarkoplasma melepaskan ion kalsium yang telah tersimpan dalam

retikulim sarkoplasma.

6. Kalsium menarik filamen aktin dan miosin sehingga bergesekan dan

menimbulkan proses kontraksi

7. Setelah kurang dari satu detik, kalsium dipompa kembali ke dalam

retukulum sarkoplasma oleh pompa membran kalsium. Hal demikian

terjadi hingga ada potensial aksi otot yang baru datang lagi. Pengeluaran

ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan otot berhenti berkontraksi

(Guyton and Hall, 2012)

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

15

Sumber energi dari kontraksi otot adalah ATP. Jumlah ATP dalam serabut

otot kira – kira empat miliar. Ada beberapa aksi otot dan macam kontraksi seperti

yang dijelaskan oleh Djauhari tahun 2011 dalam bukunya yaitu enam macam

kontraksi dapat terjadi pada otot adalah sebagai berikut :

1. Isometrik : panjang otot tetap, tonis meningkat

2. Isotonik : tonus tetap, otot memendek

3. Tetanik : kontraksi terus menerus

4. Ritmik : kontraksi terjadi berirama

5. Kontraktur : pemendekan otot permanen akibat kerusakan

struktur otot

6. Insufisiensi otot : aktif atau pasif

2.4 Low Back Pain (nyeri punggung bawah)

2.4.1 Pengertian low back pain

Low Back Pain (LBP) adalah sindroma klinik yang ditandai gejala utama

nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah,

yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir (costal margin) dan di atas lipat

bokong bawah (gluteal inferior fold), tulang lumbar 5 sampai sacral 1, dengan

atau tanpa nyeri pada tungkai (Basuki K, 2009). Nyeri yang timbul pada

punggung bawah biasanya dirasakan seperti nyeri tajam atau tumpul menyebar

atau terlokalisir. Dapat terbatas hanya di garis tengah, bisa menyebar ke

sekitarnya setinggi muskulus gluteus dan bila mengiritasi nervus ischiadikus maka

akan timbul nyeri radikular. Spasme otot belakang dan terbatasnya gerakan juga

umum ditemukan. Trigger point dapat diraba di daerah muskulus erektor spinalis

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

16

atau yang lainnya (seperti quadratus lumborum). Spasme muskulus psoas mayor

dan hamstring jarang ditemukan (Samara D, 2006).

(National Institute of Occupational Safety and Health, 2014)

Gambar 2.5 posisi tulang belakang pada saat mengangkat beban

LBP terjadi karena biomekanik vertebra lumbal akibat perubahan titik

berat badan dengan kompensasi perubahan posisi tubuh dan akan menimbulkan

nyeri. Ketegangan (strain) otot dan keregangan (sprain) ligamentum tulang

belakang merupakan salah satu penyebab utama low back pain akumulasi trauma

dalam jangka panjang seringkali ditemukan di tempat kerja. Kebanyakan kasus

LBP atau nyeri punggung bawah terjadi dengan faktor predisposisi kerja

berlebihan, penggunaan kekuatan otot berlebihan, ketegangan otot, cedera otot,

ligamen, maupun diskus yang menyokong tulang belakang (Roupa et al., 2008).

Di Indonesia angka kejadian pasti dari LBP tidak diketahui, namun diperkirakan,

angka prevalensi LPB bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Masalah LBP pada

pekerja pada umumnya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi

pada kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit perbedaan berdasarkan jenis

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

17

kelamin (Widiayanti, at all, 2009). Menurut penelitian Indri S, tahun 2013

menyatakan bahwa pada umumnya keluhan sistem muskuloskeletal mulai

dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Keluhan mencapai puncaknya

biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat

sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur setengah

baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko terjadinya

keluhan otot meningkat.Terjadinya LBP atau nyeri punggung bawah karena ada

tekanan pada susunan saraf tepi yang terjepit pada area tulang belakang.

Penyebabnya bisa karena trauma mekanik akut, trauma yang berkepanjanganan.

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP) tahun 2012, yang

termasuk dalam LBP terdiri dari Lumbar Spinal Pain, Sacral Spinal Pain,

Lumbosacral Pain yaitu nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan

1/3 atas daerah sacral spinal pain.

(A.D.A.M. Medical Encyclopedia,2014)

Gambar 2.6 Lokasi LBP pada vertebrae

Low back pain sering menjadi kronis, menetap atau kadang berulang kali

dengan memerlukan biaya yang tinggi dalam penanganannya sehingga tidak boleh

dipandang sebelah mata. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa

2%-5% dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami Nyeri Punggung

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

18

Bawah dan 15% dari absenteisme di industri baja serta industri perdagangan

disebabkan karena LBP. Data statistik Amerika Serikat memperlihatkan angka

kejadian sebesar 15%-20% per tahun. Sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan

disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam

bekerja. LBP menyebabkan lebih banyak waktu hilang dari pada pemogokan kerja

sebanyak 20 juta hari kerja karenanya (Muheri,2010). Sudah banyak diketahui

bahwa berbagai faktor psikologis dan faktor sosial dapat meningkatkan resiko

LBP. Riset menunjukkan bahwa usia, tekanan, stress terhadap tanggung jawab,

ketidakpuasan dalam bekerja, tekanan mental di tempat kerja, dan

penyalahgunaan obat dapat menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi

untuk mengalami LBP yang kronis (Basuki, 2009).

Nyeri punggung bawah banyak dikeluhkan oleh tenaga kesehatan dengan

besar prevalensi selama satu tahun di negara barat 36,2–57,9%, sedangkan di

negara Asia adalah 36,8–69,7%.2- 5. Beberapa penelitian melaporkan faktor

risiko LBP pada tenaga kesehatan di negara barat antara lain adalah usia, jenis

kelamin, kebiasaan merokok, bekerja penuh waktu, body mass index (BMI), lama

bekerja di keperawatan, frekuensi mengangkat beban berat, unit keperawatan,

beban kerja, dan juga dukungan sosial yang rendah (Patrianingrum dkk, 2009).

LBP merupakan suatu gejala dan bukan merupakan suatu diagnosis, pada

beberapa kasus gejalanya sesuai dengan diagnosis patologisnya dengan ketepatan

yang tinggi, namun sebagian besar kasus, diagnosis tidak pasti dan berlangsung

lama (Wagiu, 2012).

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

19

(©Agasthiyar Guru Siddha Hospital, India, 2015)

Gambar 2.7 kelainan yang menyebabkan LBP

International Association for the Study of Pain (IASP) juga membagi LBP

ke dalam :

1. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.

2. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya 3 bulan.

3. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan

minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari 12 minggu.

2.4.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi low back pain

Menurut penelitian Basuki (2009) beberapa faktor yang mempengaruhi

LBP antara lain :

1. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi terjadinya LBP pada

karyawan tambang operator alat berat adalah penggunaan static vehicle, yang

berarti semakin sering operator menggunakan static vehicle, maka akan semakin

besar kemungkinan terkena LBP.

2. Faktor kebiasaan olah raga merupakan faktor yang juga mempengaruhi

terjadinya LBP pada karyawan tambang operator alat berat, yang berarti semakin

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

20

jarang operator melakukan aktivitas olah raga maka akan semakin besar

kemungkinan terkena LBP.

3. Faktor stres kerja saat ini juga mempengaruhi terjadinya LBP pada karyawan

tambang operator alat berat, yang berarti semakin sering seorang operator

mengalami stres kerja, maka akan semakin besar kemungkinan terkena LBP.

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor umur dengan kejadian

LBP.

5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor obesitas dengan kejadian

LBP.

6. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor kebiasaan merokok

dengan kejadian LBP.

(sumber : http://www.alamy.com/stock-photo-low-back-pain.2015) Gambar 2.8 anatomi tulang belakang dengan keluhan low back pain

2.4.2 Tatalaksana Low Back Pain

2.4.2.1 Terapi Non-Farmakologis

Terapi fisik Setelah serangan LBP berlangsung antara dua sampai enam

minggu, atau terjadi rekurensi-rekurensi berikutnya, maka dapat dipertimbangkan

penggunaan terapi fisik sebagai tatalaksana. Beberapa spesialis tulang belakang

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

21

bahkan mempertimbangkan terapi fisik lebih dini, terutama apabila nyerinya berat

untuk mengurangi nyeri punggung bawah, memperbaiki fungsi, dan memberikan

edukasi berupa program pemeliharaan untuk mencegah kekambuhan. Teradapat

berbagai macam bentuk terapi fisik. Pada fase akut, terapis mungkin akan fokus

pada upaya mengurangi nyeri menggunakan terapi fisik pasif (modalitas). Terapi

jenis ini disebut terapi pasif karena dikerjakan pada pasiennya. Selain terapi pasif,

terapi fisik aktif (olahraga) juga diperlukan untuk merehabilitasi tulang belakang.

Secara umum, program latihan pasien perlu melingkupi hal-hal berikut ini:

Penguatan Untuk menguatkan otot belakang, stabilisasi lumbar

selama 15 sampai 20 menit setiap hari atau jenis latihan lain yang

diresepkan sebaiknya dilakukan tiap hari. Latihan aerobic low-

impact.

Latihan aerobic Low impact (seperti jalan kaki, bersepeda atau

berenang) sebaiknya dilakukan 30 sampai 40 menit tiga kali dalam

seminggu, berselingan dengan latihan penguatan otot. Bahkan

pasien dengan jadwal yang padat dapat menjalani regimen latihan

yang meliputi peregangan, penguatan, dan latihan aerobic.

Terapi fisik Pasif (modalitas)

modalitas sering digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bawah.

Modalitasmodalitas ini sangat bermanfaat untuk mengurangi nyeri punggung

bawah akut (misalnya serangan nyeri yang hebat dan melumpuhkan) biasanya

menggunakan modalitas pasif yaitu :

Kompres hangat/dingin Kompres hangat/dingin mudah didapat

dan merupakan modalitas yang paling sering digunakan. Masing-

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

22

masing berguna untuk mengurangi spasme otot dan inflamasi.

Beberapa pasien merasakan nyeri hilang pada pengkompresan

hangat, sedangkan yang lain pada pengkompresan dingin.

Keduanya dapat digunakan secara bergantian. Umumnya kompres

digunakan selama 10-20 menit setiap dua jam, dan lebih

bermanfaat pada beberapa hari pertama serangan nyeri.

Iontophoresis merupakan metode pemberian steroid melalui kulit.

Steroid diletakkan pada permukaan kulit, dan kemudian dialirkan

aliran listrik yang akan menyebabkan steroid tersebut untuk

bermigrasi ke bawah kulit. Steroid tersebut kemudian

menimbulkan efek anti inflamasi pada daerah yang menyebabkan

nyeri. Modalitas ini terutama efektif dalam mengurangi serangan

nyeri akut (Hadian Rahim, Priharto, 2012).

Ultrasound merupakan suatu bentuk penghangatan di lapisan

dalam dengan menggunakan gelombang suara pada kulit yang

menembus sampai jaringan lunak dibawahnya. Ultrasound

terutama berguna dalam menghilangkan serangan nyeri akut dan

dapat mendorong terjadnya penyembuhan jaringan.

Terapi aktif (latihan) biasanya diperlukan untuk merehabilitasi

tulang belakang dan membantu mengurang nyeri. Lebih penting

lagi, suatu rutinitas latihan yang memberikan pasien cara untuk

menghindari kekambuhannyeri punggung bawah dan mengurangi

intensitas serta durasi serangan nyeri di kemudian hari. Secara

umum, program latihan pasien perlu meliputi peregangan (seperti

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

23

peregangan hamstring), penguatan otot (seperti latihan stabilisasi

dinamik lumbal), dan latihan aerobic low impact (seperti berjalan,

bersepeda atau berenang).

Peregangan Hampir semua orang dapat merasakan manfaat dari

peregangan jaringan lunak – otot, ligament, dan tendon – di

seputar tulang belakang. Tulang belakang dan otot, ligament, serta

tendon yang melekat padanya dirancang untuk bergerak, sehingga

pembatasan pada gerakan ini dapat memperberat rasa nyeri. Pasien

dengan nyeri kronis mungkin akan memerlukan peregangan

selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk

memobilisasi tulang belakang dan jaringan lunaknya, namun pada

akhirnya dapat merasakan manfaat berupa hilangnya rasa nyeri

dan peningkatan daya gerak. Otot hamstring tampaknya memiliki

peran yang penting dalam nyeri punggung bawah, karena pasien

yang mengalami nyeri punggung bawah cenderung memiliki otot

hamstring yang tegang, demikian juga sebaliknya. Tidak diketahui

secara pasti mana yang timbul terlebih dahulu, namun jelas bahwa

ketegangan pada hamstring akan menghambat gerak pada pelvis

dan dapat menimbulkan posisi yang memperberat tekanan pada

tulang belakang bagian bawah. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa peregangan otot hamstring dapat membantu

mengurangi intensitas nyeri punggung bawah pasien dan frekuensi

rekurensi. Latihan peregangan rutin melibatkan penekanan untuk

meregang otot hamstring selama 30 sampai 45 detik, satu sampai

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

24

dua kali sehari. Tekanan pada otot perlu dilakukan secara merata

dan tidak boleh disertai dengan pemijatan karena pemijatan dapat

memicu respon spasme pada otot yang sedang diregang. Otot

hamstring dapat diregang dengan berbagai cara. Pilihan metode

peregangan otot hamstring dari yang paling mudah sampai paling

sulit meliputi:

1. Teknik paling umum adalah dengan membungkuk, dengan

tungkai yang relative lurus dan tangan berupaya untuk menggapai

jari kaki, kemudian bertahan pada posisi ini.

2. Apabila pendekatan ini tidak dapat ditolerir, tarikan pada

punggung dapat dikurangi dengan duduk di kursi meyangga kaki

pada kursi lain dihadapannya sehingga tungkai dalam posisi lurus.

Kemudian dilakukan upaya menyentuh jari kaki. Peregangan

dapat dilakukan bergantian pada sisi kiri dan kanan.

3. Teknik yang paling ringan adalah untuk berbaring pada

lantai dan menarik tungkai kea rah dada dan kemudian

meluruskannya dengan bantuan handuk kecil yang dikaitkan pada

tumit. Metode ini dilakukan bergantian pada sisi kanan dan kiri.

4. Pilihan lain yang ringan adalah dengan berbaring di lantai,

dengan bokong ditempelkan pada dinding. Kaki dinaikkan pada

dinding dan kemudian berusaha meluruskan sendi lutut.

Dilakukan peregangan bergantian pada kedua sisi.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

25

Seiring dengan waktu, otot hamstring akan memanjang, sehingga

mengurangi beban pada daerah pinggang. Peregangan sebaiknya tidak dilakukan

bersamaan dengan latihan lain, karena latihan-latihan tersebut tidak dapat

dilakukan setiap hari. Agar peregangan menjadi bagian dari regimen harian, maka

sebaiknya melakukan peregangan setiap pagi saat bangun dari tempat tidur dan

sesaat sebelum tidur (Hadian Rahim, Priharto, 2012).

(Sumber : http://health.thefuntimesguide.com/2014) Gambar 2.9 stretching (latihan peregangan tubuh) perbaikan keluhan low back pain

2.4.2.2 Tatalaksana Farmakologi

Saat ini tersedia berbagai jenis obat-obatan bebas dan obat-obatan terbatas

yang dapat berguna untuk mengurangi rasa nyeri dan mengatasi gejala-gejala lain

yang terkait selama suatu serangan nyeri punggung bawah sedang berada dalam

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

26

perbaikan. Perhatian pada penatalaksanaan nyeri merupakan komponen penting

dalam kesembuhan pasien, karena nyeri punggung bawah akut dan kronis dapat

menimbulkan depresi, kesulitan tidur, dan kesulitan untuk berolahraga serta

meregang. Hal ini dapat menimbulkan serangan baru dan memperlama kondisi

nyeri punggung bawah. Terdapat dua jenis obat-obatan bebas yang disarankan

untuk mengurangi nyeri punggung bawah, yaitu asetaminofen dan obat-obatan

anti inflamasi non steroid (OAINS). Asetaminofen dan OAINS bekerja dengan

mekanisme yang berbeda, sehingga keduanya dapat digunakan secara bersamaan.

Untuk jangka waktu yang pendek, obat-obatan terbatas (seperti obat-obatan

antinyeri narkotik dan relaksan otot) dapat bermanfaat dalam mengurangi nyeri

atau komplikasi lain yang terkait. Golongan obat yang lain (seperti obat-obatan

antidepresan atau obat-obatan anti kejang) juga dapat berguna mengurangi sensasi

nyeri dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Penggunaan obat-

obatan apapun selalu disertai dengan risiko, efek samping dan interaksi obat, dan

dengan demikian perlu adanya konsultasi dengan ahli medis sebelum memulai

penggunaan obat-obatan apapun. Pasien harus sangat berhati-hati dengan

penggunaan obatobatan apabila mereka sedang menjalani pengobatan lain atau

mengidap penyakit tertentu (seperti diabetes). Meskipun beberapa risiko dan efek

samping utama dipaparkan disini, namun pasien harus selalu membaca label dan

leaflet pada kemasan obat serta berkonsultasi dengan dokter untuk memahami

secara utuh mengenai risiko, efek samping, dan interaksi obat. (Hadian Rahim,

Priharto, 2012)

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

27

(Sumber : www. Dailymed.nlm.nih.gov.com) Gambar 2.10 struktur kimia obat anti inflamasi non steroid

2.5 Aktifitas Perkebunan kopi di Indonesia

Banyaknya lahan perkebunan kopi di Indoneisa menjadikan perkebunan

kopi sebagai komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam

perekonomian Indonesia. Menurut Pedoman Teknis Penerapan Standar

Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan Indonesia Tahun 2014, komoditas ini

diperkirakan menjadi sumber pendapatan utama tidak kurang dari 1,84 juta

keluarga yang sebagian besar mendiami kawasan pedesaan di wilayah-wilayah

terpencil. Selain itu, komoditas ini juga berperan penting dalam penyediaan

lapangan kerja, salah satunya pekerjaan sebagai buruh pengnagkut hasil

perkebunan kopi. penyerapan tenaga kerja dibidang usaha perkopian sebagian

besar masih pada sub sektor perkebunan, sedangkan pada sub sektor industri

pengolahan masih sedikit. Sehingga tidak menutup kemungkinan trauma akibat

kerja akan terjadi, terutama pada perkebunan dengan menerapkan manual

material handling

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

28

(Direktorat Jendral Perkebunan, 2014) Gambar 2.11 Aktifitas perkebunan kopi

Pada tahun 2010 luas areal kebun kopi mencapai 1.162.810 ha dengan

produksi 686,92 ton dan volume ekspor 433.595 ton atau setara dengan US$

814.311.000. Komposisi kepemilikan perkebunan kopi di Indonesia didominasi

oleh Perkebunan Rakyat (PR) dengan porsi 96% dari total areal di Indonesia, dan

yang 2% sisanya 16 merupakan Perkebunan Besar Negara (PBN) serta 2%

merupakan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Hal ini juga berarti bahwa

keberhasilan perkopian Indonesia secara langsung akan memperbaiki

kesejahteraan petani. Pada era globalisasi ini, pelaksanaan pembangunan

perkebunan di Indonesia seharusnya tidak hanya menitikberatkan pada aspek

ekonomi, akan tetapi juga memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan

hidup dan pemberdayaan masyarakat sehingga diharapkan akan mampu

meminimalkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup maupun permasalahan

sosial. Bentuk pendekatan dan implementasinya harus bersifat multi sektoral dan

holistik yang berorientasi pada hasil nyata yakni: (1) Adanya peningkatan

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

29

ekonomi masyarakat; (2) Pemanfaatan sumber daya lokal dan pelestarian

lingkungan hidup; (3) Penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan;

serta (4) Pemerataan akses dan keadilan bagi masyarakat dari generasi ke generasi

(syafiudin, 2015).

(Direktorat Jendral Perkebunan, 2014) Gambar 2.12 Aktifitas buruh angkut perkebunan kopi

Areal perkebunan kopi di Kabupaten Jember tersebar pada 28 kecamatan

dengan luas areal pada tahun 2006 adalah sebesar 5.474,17 ha dan dengan jumlah

produksi sebesar 16.628,21 kw. Areal perkebunan kopi yang terluas di Kabupaten

Jember adalah di Kecamatan Silo yaitu sebesar 2.192,23 ha. Rata-rata umur

pekerja tani kopi rakyat yang memenerapkan manual material handling adalah

antara umur 30 - 45 tahun, dengan ratarata jumlah anggota keluarga sebanyak 3 –

4 orang. Sedangkan rata-rata pendidikan formal yang pernah tempuh adalah 8 –

10 tahun dengan pengalaman bekerja sebagai buruh kopi selama 13 – 19 tahun

(Choiri A, sunartomo A F, 2011 ).

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

30

2.6 Manual Material Handling Terhadap Keluhan Low Back Pain

Manual material handling yaitu melakukan pekerjaan dengan manual

tanpa alat bantu. Melakukan gerakan mengangkat, menmbawa, dan meletakkan

dengan anggota tubuh sehingga seringkali kesalahan sikap tubuh dalam

melakukan pekerjaan membuat trauma fisik dan dapat mengalami keluhan nyeri

pada bagian punggung bawah. Hasil penelitian Zamna (2007) yang menyatakan

bahwa LBP adalah salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh

aktivitas tubuh salah, kebanyakan orang sering melupakan masalah posisi tubuh

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada penelitian Bunga N, 2014 didapatkan

bahwa pekerjaan ibu rumah tangga merupakan kelompok yang paling banyak

menderita LBP. Hal ini bisa disebabkan karena banyak melakukan aktivitas tubuh

yang salah. Sesuai dengan Sikap yang tidak baik dapat membuat tubuh menjadi

cepat lelah, ketegangan otot dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Pekerjaan dan

aktivitas berat juga dapat menyebabkan LBP seperti mengangkat, menarik,

mendorong, memutar pinggang, terpeleset, duduk dalam jangka waktu lama,atay

terpapar getaran yang lama (Jonaedi, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Fathoni tahun 2009 yang melakukan

penelitian tentang adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri

punggung bawah atau LBP. Rata-rata masa kerja responden adalah 9,28 tahun

dimana masa kerja responden terendah adalah 1 tahun sedangkan masa kerja

tertinggi responden adalah 20 tahun. Sebagai salah satu faktor risiko terjadi

keluhan nyeri punggung bawah yang mungkin bisa mempengaruhi hasil

penelitian, Fathoni (2009) melakukan uji korelasi antara masa kerja dengan

keluhan nyeri punggung bawah. Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai p=0,018

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41099/3/jiptummpp-gdl-rizkyallah-47111...5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonsia

31

karena p< 0,05 sehingga dalam penelitian ini faktor masa kerja responden

memiliki hubungan dengan keluhan LBP (Fathoni,2009).

(National Institute of Occupational Safety and Health, 2014) Gambar 2.13 Manual material handling oleh pekerja

Dalam penelitian Halimah tahun 2009 menyatakan bahwa angka kejadian

LBP di Amerika Serikat mencapai sekitar 5% dari orang dewasa. Bahkan dalam

satu penelitian dikatakan bahwa, kurang lebih 60%-80% individu setidaknya

pernah mengalami LBP dan itu terjadi pada usia 45-60 tahun. Pada penderita

dewasa tua, LBP dapat mengganggu aktifitas sehari-hari pada 40 % penderita dan

gangguan tidur pada 20% penderita. Sebagian besar (75%) penderita akan mencari

pertolongan medis dan 25% diantaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih

lanjut dan masalah LBP ini merupakan masalah kesehatan utama.