bab iii kepemimpinan nabi muhammad saw. dalam...

26
49 BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN A. Karakteristik dan Tipe Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Allah memerintahkan pada manusia, khususnya orang-orang yang beriman, agar taat dan patuh kepada Rasulullah saw. Ketaatan dan kepatuhan pada beliau sebagai manusia pilihan Allah SWT. merupakan perwujudan kepemimpinan Allah SWT. secara nyata di muka bumi ini. Kepribadiannya sebagai pemimpin di dalam pola pikir, bersikap dan berperilaku, merupakan pancaran isi kandungan al-Quran sehingga sepatutnya diteladani. Untuk itu bukan beliau yang memerintahkan atau menganjurkan agar mengambil suri teladan dari perkataan, perbuatan dan diamnya, tetapi justru datangnya dari Allah SWT. Derajat kepemimpinan beliau sebagai perwujudan kepemimpinan spriritual Allah SWT., jauh berbeda dengan kepemimpinan manusia biasa meskipun kedudukannya sebagai kepala negara yang ada di dunia ini. 1. Karakteristik Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw. Dalam suatu telaah terhadap seratus tokoh berpengaruh di dunia, Muhammad saw diakui sebagai seorang tokoh yang paling berpengaruh dan menduduki rangking pertama. Ketinggian itu dilihat dari berbagai perspektif, misalnya sudut kepribadian, jasa-jasa dan prestasi beliau dalam menyebarkan ajaran Islam pada waktu yang relatif singkat. Kesuksesan beliau dalam berbagai bidang merupakan dimensi lain kemampuan sebagai leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran Rasul. 1 Dikatakan leader karena beliau selalu tampil di muka, menampilkan keteladanan, dan kharisma sehingga mampu mengarahkan, membimbing dan menjadi panutan. Dikatakan manajer karena beliau pandai mengatur pekerjaan atau bekerja sama dengan baik, melakukan perencanaan, memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai sasaran. 1 M. Abdurrahman, Dinamika Masyarakat Islam dalam Wawasan Fikih, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 33

Upload: tranhanh

Post on 31-Jan-2018

229 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

49

BAB III

KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN

A. Karakteristik dan Tipe Kepemimpinan Nabi Muhammad saw.

Allah memerintahkan pada manusia, khususnya orang-orang yang

beriman, agar taat dan patuh kepada Rasulullah saw. Ketaatan dan kepatuhan

pada beliau sebagai manusia pilihan Allah SWT. merupakan perwujudan

kepemimpinan Allah SWT. secara nyata di muka bumi ini. Kepribadiannya

sebagai pemimpin di dalam pola pikir, bersikap dan berperilaku, merupakan

pancaran isi kandungan al-Quran sehingga sepatutnya diteladani. Untuk itu

bukan beliau yang memerintahkan atau menganjurkan agar mengambil suri

teladan dari perkataan, perbuatan dan diamnya, tetapi justru datangnya dari

Allah SWT.

Derajat kepemimpinan beliau sebagai perwujudan kepemimpinan

spriritual Allah SWT., jauh berbeda dengan kepemimpinan manusia biasa

meskipun kedudukannya sebagai kepala negara yang ada di dunia ini.

1. Karakteristik Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.

Dalam suatu telaah terhadap seratus tokoh berpengaruh di dunia,

Muhammad saw diakui sebagai seorang tokoh yang paling berpengaruh

dan menduduki rangking pertama. Ketinggian itu dilihat dari berbagai

perspektif, misalnya sudut kepribadian, jasa-jasa dan prestasi beliau dalam

menyebarkan ajaran Islam pada waktu yang relatif singkat. Kesuksesan

beliau dalam berbagai bidang merupakan dimensi lain kemampuan sebagai

leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran Rasul.1

Dikatakan leader karena beliau selalu tampil di muka, menampilkan

keteladanan, dan kharisma sehingga mampu mengarahkan, membimbing

dan menjadi panutan. Dikatakan manajer karena beliau pandai mengatur

pekerjaan atau bekerja sama dengan baik, melakukan perencanaan,

memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai sasaran.

1 M. Abdurrahman, Dinamika Masyarakat Islam dalam Wawasan Fikih, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 33

Page 2: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

50

Umat Islam memandang Muhammad saw bukan hanya sebagai

pembawa agama terakhir (Rasul) – yang sering disebut orang sebagai

pemimpin spiritual, tetapi sebagai pemimpin umat, pemimpin agama,

pemimpin negara, komandan perang, qadi (hakim), suami yang adil, ayah

yang bijak sekaligus pemimpin bangsa Arab dan dunia.2 Peran yang sangat

komplek ini telah diperankan dengan baik oleh Nabi Muhammad saw.,

sehingga menjadi dasar bagi umatnya sampai akhir zaman. Hal ini

menunjukkan bahwa peran Nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin umat

sangat besar pengaruhnya. Perwujudan kepemimpinan beliau dengan

memberi pendidikan dan pengajaran yang baik kepada umat dengan

keteladanan yang baik (uswatun hasanah).

Pada dasarnya Islam memandang bahwa setiap manusia merupakan

pemimpin. Sehingga setiap umat Islam sebagai pemimpin yang beriman

harus berusaha secara maksimal untuk meneladani kepemimpinan

Rasulullah sebagai konkretisasi kepemimpinan Allah SWT., untuk itu

Allah SWT. memfirmankan agar mentaati Rasulullah, baik berdasarkan

sabda dan perilakunya, maupun diamnya beliau dalam menghadapi dan

menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa’:64

وما أرسلنا من رسول إال ليطاع بإذن الله ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله

)64:النساء(توابا رحيما

“Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul, melainkan untuk ditaai dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul-pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang”.3 (Q.S. An-Nisa:64).

Firman Allah di atas dengan jelas memerintahkan agar setiap umat

Islam mematuhi dan taat pada perintah Allah dan Rasulullah. Allah SWT

juga menerangkan bahwa setiap Rasul yang diutus oleh-Nya kedunia ini

2 Ibid. 3 Soenaryo, et.al., Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: Al-Wa’ah, 1993), hlm. 129

Page 3: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

51

dari dahulu sampai kepada Nabi Muhammad saw wajib ditaati dengan izin

(perintah) Allah karean tugas risalah mereka adalah sama yaitu untuk

menujukan umat manusia kejalan yang benar dan kebahgiaan hidup

didunia dan akhirat.4

Diterangkan pula dalam sebuah hadits bahwa Nabi Muhammad

senantiasa menganjurkan setiap orang untuk mentaati pemimpinya, selama

mereka tidak menyuruh berbuat maksiat dan kemungkaran terhadap Allah.

عن ابي هریرة عن رسول اهللا صلعم انه قال من ا طا عنى فقد ومن اطاع اميرى فقد . اطاع اهللا ومن عصا نى فقد عصى اهللا

)رواه البخارى(اطاع عنى ومن عص أ ميرى فقد عصانى “Dari Abi Hurairah dari rasulullah sesungguhnya telah berkata : dia yang tat kepadaku berarti mentaati Allah dan dia yang tidak patuh padaku berarti tidak mentaati Allah. Dan dia yang mentaati Amir berarti mentaati Aku, dan yang tidak mentaati Amir berarti tidak mematuhi aku” (HR. Muslim).5

Baik dari surat An-Nisa’ ayat 64 maupun hadits diatas

menerangkan bahwa kita diperintahkan untuk taat kepada pemimpin yang

harus disandarkan pada izin Allah, ini berarti setiap ketaatan orang pada

pemimpinya, rakyat pada pemerintah dan anak pad orang tua semata-mata

karena izin Allah

Selanjutnya di bawah ini akan diketengahkan usaha mencari dan

menggali sesuatu yang dapat dan harus diteladani dari kepemimpinan Nabi

Muhammad saw. , yaitu:

a. Kepribadian yang Tangguh

Nabi Muhammad saw. adalah sosok yang sangat kuat baik

pada masa kecilnya, dewasanya bahkan sampai wafatnya menunjukkan

4 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Tafsirnya, Juz II, (Semarang, Wicaksana, 1993),

hlm. 211 5Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz III, (Beirut: darKutul Ilmiyah, 1992), hlm. 1466

Page 4: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

52

sikap yang sangat kuat teguh pendirian (istiqamah). Sejak pertamanya

beliau tidak terpengaruh oleh kondisi masyarakat di sekitar yang

terkenal kebobrokan dan kejahiliahannya, menyembah berhala dan

patung. Kepribadian itulah yang menjadi dasar atau landasan yang

kokoh bagi seorang pemimpin, karena hal itu bermakna juga sebagai

seseorang yang memiliki prinsip hidup yang kokoh dan kuat.6

b. Kepribadian dan Akhlak Terpuji.

Kepribadian yang terpuji ini memiliki beberapa sifat yang

terhimpun dalam pribadi Nabi Muhammad disebut sifat wajib Rasul

meliputi shiddiq, amanah, tabligh dan fathanah. Bertolak dari sini

dapat dikatakan bahwa Rasul (termasuk Muhammad) pasti tidak

memiliki sifat-sifat sebaliknya, yang disebut sifat-sifat mustahil – sifat

dimaksud yakni kiz’b, khiyanah, kitman dan baladah. Namun Rasul

sebagai manusia pasti memiliki sifat jaiz, yakni sifat-sifat kemanusiaan

yang tidak menurunkan derajat atau martabat beliau sebagai utusan

Allah. Dalam sifat jaiz ini Rasul tidak dapat menghindar dari ujian dan

cobaan Allah SWT. seperti rasa sedih, sabar, dan tabah.

Sifat wajib dan sifat jaiz yang dimiliki Rasul tanpa memiliki

sifat mustahil, sangat menunjang pelaksanaan kepemimpinan yang

beliau laksanakan. Kondisi itu mengakibatkan kepemimpinan Nabi

Muhammad berbeda prinsipil dari kepemimpinan manusia biasa.7

Dalam segala hal, akhlak Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an

sebagaimana komentar yang diungkapkan oleh Nasih Ulwan yang

dikutip oleh Slamet Untung mengatakan bahwa Muhammad adalah

refleksi hidup keutaman Al-Qur'an, ilustrasi dimanis tentang petunjuk-

petunjuk Al-Qur'an yang abadi.8

Dalam rangka menciptakan standar al-akhlakul al-karimah

yang tinggi, Muhammad mengajar manusia dengan menggunakan

6 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gajahmada University press, 1993), hlm. 273

7 Ibid., hlm. 276 8Slamet Untung, Muhammad Sang Pendidik, (Semarang: CV. Pustak Rizky Putra, 2005),

hlm. 75

Page 5: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

53

keteladanan dalam keseluruhan metodenya, hal ini dapat dilihat dari

seluruh perilaku beliau yang merefleksikan nilai-nilai pendidikan.

Dengan mengambil keteladanan dari kehidupan Nabi saw berkaitan

dengan pendidikan akhlak Nabi, beliau sendiri menegaskan dalam

salah satu hadits yang sudah dikenal luas dikalangan pengikutnya :

عن ابى هریرة قال قال رسول اهللا صلعم انما بعثت ال تمم )رواه احمد(صالح االخالق

“Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R. Ahmad)9

Dari poin ini dapat dipahami bahwa inti dari kepemimpinan

pendidikan Nabi Muhammad adalah penanaman dan pengembangan

sistem akidah, ubudiyah dan muamalah yang berorientasi pada

akhlakul karimah.10

c. Kepribadian yang Sederhana.

Beliau mengajarkan pada umatnya untuk hidup sederhana

dan tidak berlebih-lebihan. Ini bukan berarti beliau mengerjakan

kemiskinan pada manusia, tetapi beliau menyuruh umat Islam untuk

selalu tampil sederhana dengan melakukan sedekah pada orang lain

dan saling membantu. Sikap hidup sederhana Nabi Muhammad saw.

beliau tunjukkan dalam hidup sehari-harinya. Entah dalam keadaan

damai ataupun perang di antara para pengikutnya atau di antara orang-

orang kafir dan musuh-musuhnya, Nabi Muhammad saw. selalu

menjadi teladan. Beliau memperlakukan orang dengan penuh

kesopanan dalam semua kesempatan. Setelah memperoleh

kemenangan beliau lebih sederhana, peramah dan pemurah hati,

bahkan memberikan maaf dan pengampunan pada musuh-musuhnya.

Pada masa penaklukan kota Makkah beliau memaafkan hampir semua

musuhnya yang telah menganiayanya dan para sahabatnya selama 13

tahun. Bahkan sebagai kepala negara, rutinitas hariannya sangat

9Imam Ahmad, Musnad Imam Ahmad Ibnu Hanbal, Juz. II (Beirut: Darul Fikr, t.th),

hlm.381 10Slamet Untung, op, cit, hlm. 76

Page 6: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

54

sederhana dan merefleksikan sikapnya yang rendah hati. Beliau

memperbaiki dan menjahit pakaiannya yang sobek dan menambal

sepatunya sendiri. Beliau biasa memerah susu kambing piaraannya dan

membersihkan lantai rumahnya yang sederhana.11 Sikap ini benar-

benar menunjukkan betapa sederhananya Nabi dalam hidupnya,

meskipun beliau seorang pemimpin besar.

Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. berjalan di atas nilai-

nilai Islam yang berhasil menanamkan keimanan, ketakwaan,

kesetiaan dan semangat juang untuk membela kebenaran dan

mempertahankan hak selain beroleh bantuan Allah SWT.

Pada titik ini memang layak dimunculkan pertanyaan di mana

letak kunci kesuksesan kepemimpinan Nabi Muhammad saw. selain

memang mendapat petunjuk, bantuan dan perlindungan Allah SWT.

Ada beberapa kunci yang dapat diteladani oleh umatnya, yaitu:

1) Akhlak Nabi yang terpuji tanpa cela

2) Karakter Nabi yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhana, dan

bersemangat baja.

3) Sistem dakwah yang menggunakan metode imbauan yang diwarnai

dengan hikmah kebijaksanaan.

4) Tujuan perjuangan Nabi yang jelas menuju ke arah menegakkan

keadilan dan kebenaran serta menghancurkan yang batil, tanpa

pamrih kepada harta, kekuasaan dan kemuliaan duniawi.

5) Prinsip persamaan.

6) Prinsip kebersamaan.

7) Mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikut.

8) Memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat serta

pendelegasian wewenang.

9) Tipe kepemimpinan karismatis dan demokratis.12

11 Abdul Wahid Khan, Rasulullah di Mata Sarjana Barat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002), hlm. 75 12 Nourouzzaman Shiddiqi, Jeram-jeram Peradaban Muslim, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996), hlm. 102-105

Page 7: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

55

Keberhasilan Nabi Muhammad saw. dalam memimpin umat

dikarenakan tingkah laku beliau yang selalu berdasarkan Al-Quran dan

ditunjang beberapa sifat yang melekat padanya. Adapun sifat utama

yang melekat pada diri pribadinya yaitu:

1) Kehormatan kelahirannya.

2) Bentuk dan potongan tubuh yang sempurna.

3) Perkataan yang fasih dan lancar.

4) Kecerdasan akal yang sempurna.

5) Ketabahan dan keberanian.

6) Tidak terpengaruh oleh duniawi.

7) Hormat dan respek terhadap dirinya.13

2. Tipe kepemimpinan Nabi Muhammad saw. dalam Pendidikan.

Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. dijalankan dengan kerelaan

dan ketulusan hati demi kaumnya dan seluruh umat manusia.

Kepemimpinan itu tidak sekedar dilaksanakan dalam suasana damai atau

setelah umat Islam mengalami kejayaan, tetapi juga pada saat berhadapan

dengan masyarakat jahiliyah yang kejam dan bengis bahkan pada saat-saat

menyerang atau diserang dalam peperangan dengan orang-orang kafir.

Uraian di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan Nabi

Muhammad saw. pada dasarnya bersifat situasional. Dalam situasi yang

berbeda-beda beliau selalu menampilkan kepemimpinan yang tepat dan

bijaksana, karena didasari oleh keagungan kepribadian yang beliau miliki.

Dilihat dari teori-teori kepemimpinan sekarang ini berarti kepemimpinan

situasional yang beliau jalankan, selalu berubah-ubah tipenya karena harus

disesuaikan dengan situasi yang dihadapinya. Tipe-tipe yang dijalankan

Nabi Muhammad dimaksud adalah:

a. Kepemimpinan Otoriter.

Perwujudan kepemimpinan otoriter Nabi Muhammad saw.

tampak dalam sikap beliau ketika menghadapi orang-orang kafir dan

13 E.K. Imam Munawir, Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam, (Surabaya: Usaha

Nasional, t.th.), hlm. 195

Page 8: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

56

dalam memberikan hukuman serta pelaksanaan petunjuk dan tuntutan

Allah SWT. lainnya. Aturan yang ada tidak boleh dibantah, jika telah

diwahyukan oleh Allah SWT. tidak dibenarkan dan tidak

diperbolehkan memberi saran, pendapat kreativitas, dan inisiatif,

artinya suatu perintah harus dilaksanakan dan larangan harus

ditinggalkan. Wujud ibadah yang tidak dapat ditawar-tawar, misalnya

shalat, puasa, zakat, haji. Kesemuanya harus dilaksanakan sesuai

ketentuan syariat. Sifat Nabi yang otoriter tampak ketika beliau

menyuruh semua orang untuk meninggalkan semua bentuk

kemusyrikan dengan cara menanamkan keyakinan dan kepercayaan

penuh terhadap Allah SWT. Nabi menjadi eksponen dari lima pilar

Islam dan dengan demikian beliau melakukan perubahan revolusioner

dalam kehidupan manusia. Kelima pilar itu yakni:

1) Deklarasi atau pernyataan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan

Muhammad utusan Allah.

2) Melaksanakan shalat lima waktu di masjid bagi kaum lelaki, di

rumah/di masjid bagi kaum perempuan.

3) Membayar zakat 2,5 % dari semua penghasilan dalam setahun

yang diberikan kepada fakir miskin dan wanita janda agar memiliki

kesabaran pengorbanan dan dengan demikian membersihkan harta

kekayaannya.

4) Berpuasa di bulan Ramadhan sebulan penuh agar meraih kebaikan

dan kebenaran.

5) Menunaikan ibadah haji, sekali seumur hidup.14

Kelima pilar tersebut dalam ajaran Islam dikenal dengan

rukun Islam. Dalam melaksanakan kelima pilar Islam ini Nabi

Muhammad saw. melandaskan pada syariat Islam, yang tidak bisa

ditawar-tawar lagi, artinya setiap orang Islam wajib mengerjakan

rukun Islam itu dengan tidak boleh ditawar-tawar, atau ditinggalkan

kecuali karena adanya halangan tertentu. Misalnya, pelaksanaan shalat

14 Abdul Wahid Khan, Op.Cit., hlm. 124

Page 9: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

57

fardhu lima kali sehari semalam, waktunya sudah tetap tidak boleh

dipertukarkan, rakaat masing-masing tidak boleh dikurangi atau

ditambah dan lain-lain. Demikian pula dengan puasa, zakat, dan ibadah

haji ketentuan pelaksanaannya telah diatur oleh Allah dan

pelaksanaannya tidak boleh lain, karena jika berbeda mengerjakannya

berarti salah dan kategorinya merupakan pelanggaran dan dosa. Oleh

karena itu kepemimpinan Nabi Muhammad saw. merupakan bentuk

konkret dari kepemimpinan Allah SWT., maka yang berlaku di muka

bumi selalu dilaksanakan sebagaimana mestinya. Untuk itu Allah

SWT. telah memberikan petunjuk dan tuntunan yang jelas, dengan

menutup sama sekali pemberian saran, pendapat, inisiatif, kreativitas15

dan lain-lain.

b. Kepemimpinan Laissez Faire

Dalam menyeru umat manusia terlihat kepemimpinan Nabi

Muhammad saw. yang bersifat laissez faire bebas. Beliau tidak

memaksa dengan kekerasan, setiap manusia diberi kebebasan memilih

agama yang akan dipeluknya. Beliau hanya diperintahkan Allah SWT.

untuk menyeru dan memperingatkan keberuntungan bagi yang

mendengar dan kerugian bagi yang sombong dan angkuh menolak

seruan beliau. Jika ada yang menolak beriman kepadanya, beliau tidak

memaksanya namun tetap memberi peringatan kepada mereka. Hal ini

senada dengan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 256:

ال إآراه في الدین قد تبين الرشد من الغي فمن یكفر بالطاغوت ویؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى ال انفصام لها والله

)256:البقرة(سميع عليم

“Tidak ada paksaan dalam menganut agama, sebab sudah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. Barang siapa yang ingkar kepada taghut hanya percaya kepada Allah, berarti ia berpegang pada tali yang berbuhul kuat yang tidak mungkin putus. Allah maha mendengar dan maha mengetahui”.16 (Q.S. Al-Baqarah: 256)

15 Hadari Nawawi, Op.Cit., hlm. 283 16 Soenaryo, et.al., Op.Cit., hlm. 63

Page 10: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

58

... وقل الحق من ربكم فمن شاء فليؤمن ومن شاء فليكفر )29:الكهف(

“Dan katakanlah: kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka barang siapa yang mau beriman, berimanlah dan barang siapa yang kafir, kafirlah”.17 (Q.S. Al-Kahfi: 29)

Kedua ayat di atas dengan jelas menggambarkan

kepemimpinan Nabi Muhammad saw. dalam menyeru umat bersifat

laissez faire, dengan melarang untuk menggunakan jalan kekerasan

dan pemaksaan trrhadap orang-orang yang bukan muslim untuk

memaksa mereka masuk Islam.18 Namun apabila seseorang telah

menyatakan dirinya beriman, maka kepemimpinan beliau berkembang

menjadi bersifat konsultatif, pengayoman dan karismatis. Beliau

memberi kesempatan pada umatnya untuk meminta petunjuk sebagai

perwujudan kepemimpinan konsultatif. Beliau juga berusaha

mengayomi umatnya yang menghadapi masalah-masalah kehidupan.

Keikhlasan dan ketulusan beliau dalam menjalankan kepemimpinan

dan mendidik umat tidak mengharapkan upah, sehingga semakin

menambah kharisma di lingkungan umat Islam di masa hidupnya,

sekarang dan masa mendatang.

Meskipun demikian, didalam kepemimpinan tersebut tetap

terdapat kebebasan karena pengawasan langsung dari Allah, dan

pengawasan yang dilakukan Nabi Muhammad hanya bersifat

menumbuhkan tanggung jawab pribadi. Kebebasan yang diberikan

Nabi Muhammad terhadap umatnya dalam mencapi tingkaty keimanan

yakni melalui usaha serta kesanggupan mereka dan tanggung jawabnya

masing-masing disisi Allah.

Setiap manusia harus bertanggung jawab sendiri atas

pilihanya menjadi beriman atau sebaliknya tenggelam dalam

17 Ibid., hlm. 448 18Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Tafsirnya, (Jakarta, 1984), hlm. 459

Page 11: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

59

kekafiran.19 Hasil pilihannya itu yang akan diwujudkan menjadi

tingkah laku untuk dipertanggung jawabkan dirinya masing-masing,

untuk itu pengawasan terhadap pilihan dan perilaku manuisa berada

langsung ditangan Allah. Tentang hal ini disebutkan dalam firman

Allah surat Az-Zumar :41.

إنا أنزلنا عليك الكتاب للناس بالحق فمن اهتدى فلنفسه ومن )41:الزمر) (ضل فإنما یضل عليها وما أنت عليهم بوآيل

“Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu kitab suci yang membawa kebenaran untuk manusia. Maka barang siapa mengikuti petunjuk hasilnya untuk diri sendiri dan barang siapa yang sesat, dia menyesatkan dirinya sendiri, sedang engkau bukanlah seorang wakil mereka.” (Q.S. Az-Zumar : 41).20 Selanjutnya dalam surat al-Baqarah 286 :

ال یكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما آسبت وعليها ما اآتسبت )286:البقرة (

“Allah tidak membebani kewajiban kepada seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya, hasil kerjanya yang baik untuknya sendiri, dan yang tidak baik menjadi tanggungannya sendiri pula.”(Q.S. Al-Baqarah : 286).21

c. Kepemimpinan Demokratis.

Islam menjadikan musyawarah sebagai peraturan untuk

meneliti dan memeriksa pendapat agar memperoleh petunjuk yang

terbaik.22 Islam juga menjamin kebebasan berpendapat bagi tiap orang

selam pendapat itu tidak bertentangan dengan akidah dan syariat Islam.

Contoh pemimpin yang paling ideal dan efektif tidak bisa

lepas dari sosok seorang Nabi besar Muhammad saw. Beliau di dalam

kepemimpinan yang bersifat situasional, tidak sedikit langkah-langkah

dan prinsip-prinsip demokrasi beliau wujudkan dan kembangkan.

Perilaku demokratis itu beliau wujudkan dalam bentuk

hubungan silaturrahmi dengan para sahabat. Antara beliau dengan

19 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, op, cit, hlm. 285 20 Sunariyo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, op, cit, hlm. 751 21Ibid, hlm. 72 22Ahmad Muhammad Al-Hufiy, Keteladanan Akhlak Rasulullah, (Jakarta: Pustaka Setia,

2003), hlm. 493

Page 12: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

60

sahabat tidak terdapat jarak, bahkan sebaliknya menampakkan

keakraban. Kebebasan menyampaikan pendapat, kritik atau saran tetap

beliau terima sebagai tanda kepemimpinan Nabi Muhammad saw.

yang bersifat demokratis.

Kepemimpinan Rasulullah saw. yang bersifat demokratis

terlihat pada kecenderungan beliau menyelenggarakan musyawarah,

terutama jika menghadapi masalah yang belum ada wahyunya dari

Allah SWT., kesediaan beliau sebagai pemimpin untuk mendengarkan

pendapat, bukan saja dinyatakan dalam sabdanya, tetapi terlihat dalam

praktik kepemimpinannya. Karena dalam musyawarah terdapat tukar-

menukar pikiran dan masing-masing orang dapat mengemukakan

pendapatnya serta menyimak pendapat orang lain.

Musyawarah seringkali dijadikan indikasi demokrasi.23 Oleh

karean itu musyawarah diperintahkan dalam kitab suci Al-Qur'an yang

disepadankan dengan iman atau percaya kepada Allah, menjauhi

segala dosa, melaksanakan sholat dan infaq dijalan-Nya sertya berjihad

untuk menegakkan kebenaran dan menjujung tinggi kalimat Allah .24

Dalam ajaran Islam, musyawarah merupakan salah satu bentuk

kegiatan umat yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT. sebab,

musyawarah merupakan pengakuan akan keterbatasan manusia

terhadap kelemahan dan kekurangan yang dimilikinya.

Anjuran untuk bermusyawarah ditegaskan dalam firman

Allah surat Ali Imran ayat 159, bunyinya:

فبما رحمة من الله لنت لهم ولو آنت فظا غليظ القلب النفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم في األمر فإذا

: آل عمران (لمتوآلين عزمت فتوآل على الله إن الله یحب ا159(

“Maka disebabkan rahmat dari allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati keras,

23 Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 109 24Ahmad Muhammad Al-Hufiy, loc, cit,

Page 13: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

61

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka dalam suatu urusan”.25 (Q.S. Ali Imran: 159)

Hal senada juga disebutkan dalam firman Allah surat As-Syura ayat

38:

والذین استجابوا لربهم وأقاموا الصلاة وأمرهم شورى بينهم )38: الشورى (ومما رزقناهم ینفقون

“dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sholat sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.”(Q.S.Asy-Syura :38).26

Dengan mengutip perkataan al-Hasan, al-Maraghi dalam tafsirnya

mengatakan bahwa musyawarah dapat melembutkan hati orang banyak

mengasah otak dan menjadi jalan menuju kebenaran dan tidak ada satupun

yang bermusyawarah kecuali mendapat petunjuk.27 Dengan demikian

musyawarah sangat dianjurkan dalam banyak urusan baik menyangkut

ibadah dan muamalah.

Demikianlah sikap yang nampak dalam pribadi Nabi Muhammad

saw. dalam setiap keputusannya bermusyawarah yang mengedepankan

nilai-nilai islami dari Allah.

B. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.

Kepemimpinan yang dijalankan Nabi Muhammad saw. dalam menyeru,

mengajak umat manusia berjalan dengan pedoman dasar Islam yaitu al-Quran,

karena pada dasarnya semua yang ada pada diri beliau sebagai cerminan dari

al-Quran itu sendiri. Oleh karena itu prinsip-prinsip kepemimpinan beliau

yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam al-Quran. Prinsip-prinsip yang

dimaksud yaitu:

1. Amanah

25 Soenaryo, et.al., Op.Cit., hlm. 103 26Ibid, hlm. 789 27Ahmad Mustofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz 25, terj. K. Ansori Umar Sitanggal,

dkk, (Semarang: Toha Puta, 1986), hlm. 94

Page 14: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

62

Prinsip amanah menjadi sendi dasar dalam menegakkan sebuah

kepemimpinan pada semua level, baik keluarga, masyarakat, bangsa dan

negara. Seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanat dan mewakili

Allah menegakkan firman-firman-Nya di tengah-tengah manusia.

Kekuasaan pemimpin atas orang yang dipimpin merupakan amanah yang

harus dipegang, dipelihara, dan dilaksanakannya dengan penuh kejujuran.

Sebab, setiap amanah akan menuntut pertanggungjawaban.28

Sikap amanah erat kaitannya dengan kejujuran dan keadilan, karena

kejujuran akan melahirkan kepercayaan dari orang lain, sekali tidak jujur

akan sulit menimbulkan kepercayaan dari rakyat yang dipimpin dan sekali

bersikap tidak adil sulit menimbulkan kewibawaan kepemimpinan dari

rakyat.29 Oleh karenya Allah memerintahkan agar menyampaikan amanat

kepada yang berhak nmenerimanya dengan jalan yang adil tanpa

membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya, meskipun itu

terhadap keluarganya sendiri.30

Sifat amanah Nabi Muhammad saw. ini telah nampak sebelum dan

sesudah beliau diangkat menjadi Rasul. Sejak muda beliau sudah

menampakkan performa amanah ini, sehingga julukan yang disandangnya

yaitu al-amin (dapat dipercaya). Karena kejujuran dan amanah itu pula

beliau mendapat kepercayaan untuk meletakkan hajar al-aswad pada

tempatnya setelah direnovasi. Kebijaksanaan yang diambilnya yaitu

mengikutsertakan semua orang (para pemimpin kabilah) berpartisipasi

dalam kerja pembangunan, meletakkan hajar al-aswad pada tempatnya.

2. Keadilan dan Persamaan

Keadilan dan persamaan merupakan dua kata saling mengisi dan

mendukung. Kedua prinsip ini dalam sebuah kepemimpinan harus

diutamakan, karena bagi seorang pemimpin yang baik selalu

mengedepankan keadilan dan persamaan di antara anggota-anggotanya,

28 Ali Anwar Yusuf, Op.Cit., hlm. 103 29 Mahfudh Syamsul Hadi, K.H. Zainuddin MZ., Figur Da’i Berjuta Umat, (Surabaya:

Karunia, 1994), hlm. 301 30Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Tafsirnya, op, cit, hlm. 209

Page 15: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

63

suksesnya suatu kepemimpinan bergantung pada seberapa jauh seseorang

mampu bertindak adil dalam memutuskan perkara.31 Pemimpin harus

mengetahui mana yang mendapat hukuman, ganjaran, teguran dan

pemecatan. Keadilan dalam hal pendidikan berarti terjaminnya keamanan

individu (pendidik) dan golongan dalam merealisasikan kemaslahatan,

memajukan dan mengatur hubungan dengan orang lain agar tujuan

pendidikan dapat tercapai.

Yang dimaksud dengan adil disini adalah meberikan hak orang lain

kepada yang berhak tanpa membeda-bedakan orang-orang yang berhak itu,

dan melakukan tindakan terhadap orang yang salah sesuai dengan

kejahatan dan kelalaiannya tanpa mempersukarnya atau bersikap pilh

kasih kepadanya.32 Banyak ayat Al-Qur'an yang membicarakan tentang

keadilan diantaranya dalam suarat An-Nahl ayat 90 :

إن الله یأمر بالعدل واإلحسان وإیتاء ذي القربى وینهى عن )90: النحل (كر والبغي یعظكم لعلكم تذآرون الفحشاء والمن

“sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(Q.S. An-Nahl : 90).33

Lebih tegas lagi Allah menekankan tentang pentingnya berlaku adil

meskipun terhadap musuh dan melarang menganiaya seseorang karean

menuruti kemarahan, dalam firman berikut, surat al-maidah ayat 8 :

یا أیها الذین آمنوا آونوا قوامين لله شهداء بالقسط وال یجرمنكم شنآن قوم على أال تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى واتقوا الله إن

)8: المائدة (الله خبير بما تعملون“Hari orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (keadilan) karean Allah, menjadi saksi yang adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat kepada

31 M. Abdurrahman, Op.Cit., hlm. 52 32Ahmad Muhammad Al-Hufiy, Keteladanan Akhlak Rasulullah saw, op, cit, hlm. 182 33Soenaryo, op, cit, hlm. 415

Page 16: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

64

taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al-Maidah : 8).34

Dari kedua ayat diatas jelas terlihat bahwa Allah sangat

menganjurkan untuk berbuat adil terhadap siapapun tanpa harus

memandang derajad orang lain dan dimanapun dia berada. Keadilan

adalah neraca kebenaran, sebab manakala terjadi ketidakadilan terhadap

suatu umat, apapun sebabnya maka akan lenyap kepercayaan umum dan

tersebarlah berbagai macam kerusakan dan terpecah belahlah segala

hubungan dalam masyarakat,

Masalah keadilan merupakan syarat tegaknya suatu kepemimpinan

yang harus ditegakkan tanpa pandang bulu, karean keadilan lebih dekat

dengan taqwa, dan terhindar dari murka Allah.35

Al-Quran mewajibkan umat Islam agar memutuskan setiap perkara

dengan adil dan tidak berat sebelah serta menepati janji. Karenanya,

seluruh umat manusia bukan saja para penguasanya, memiliki tanggung

jawab untuk mewujudkan keadilan. Dalam peranannya sebagai pemimpin

umat Nabi Muhammad saw. sendiri melaksanakan prinsip ini, untuk itu

dalam kebijaksanaan beliau dalam memimpin ditunjuklah seorang qadhi,

yaitu mereka yang taqwa kepada Allah, salih, tidak berkelakuan tercela,

memahami syariat dan telah dilatih dengan baik.36 Inilah sikap yang Nabi

tunjukkan pada umatnya dalam segala sendi kehidupan.

Sejalan dengan prinsip keadilan, maka persamaan juga menjadi

prinsip yang harus dikedepankan, apabila seorang pemimpin tidak

memperhatikan hal ini, maka dapat dikatakan bahwa pemimpin itu tidak

adil, sebab dalam prakteknya dia masih membeda-bedakan anggotanya

dalam setiap hal.

Baik al-Quran maupun hadits menunjukkan beberapa contoh

tentang bagaimana persamaan dijaga. Contoh yang ideal memang

34Ibid, hlm. 159 35Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz. VI, terj, (Semarang: Toha Putra,

1987), hlm. 123 36 Muhammad A. Al-Buraey, Islam Landasarn Alternatif Administratif Pembangunan,

(Jakarta : Rajawali, 1986), hlm. 88

Page 17: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

65

diwujudkan dalam kepemimpinan Nabi Muhammad saw., juga para

sahabat Nabi (khulafa ar-Rasyidin). Sejarah Islam mencatat bahwa Nabi

sebagai pemimpin agama dan sekaligus politik masyarakat muslim

pertama, bukan saja memenuhi kewajibannya membayar pajak (zakat)

sebagaimana dengan umatnya yang lain. Namun beliau juga membiarkan

dirinya dipidana karena kekhilafannya.37 Sikap-sikap inilah yang

ditunjukkan beliau ketika memimpin umatnya yang selanjutnya akan terus

diperjuangkan hingga akhir zaman.

3. Tanggung Jawab

Antara tanggung jawab dan amanah memiliki kesamaan makna,

artinya seorang pemimpin yang bertanggung jawab berarti dia telah

menjalanan amanah yang dibebankan kepadanya. Kewajiban yang dipikul

merupakan pertanggungjawaban terhadap orang yang dipimpin, oleh

karena tugas dan kewajiban seorang pepimpin memang sangat berat dan

menantang, tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi

bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya. Seorang pemimpin

harus dapat menjamin bahwa kemanfaatan bagi seluruh anggota menjadi

cita-cita tertingginya.38 Untuk mewujudkan sasaran tersebut, pemimpin

harus berkerja sama, tidak sewenang-wenang dan harus bersifat

manusiawi.

Prinsip ini dikemukakan Nabi Muhammad saw ketika beliau

memberi tahu para sahabatnya, bahwa setiap orang merupakan

penanggungjawab bagi semua yang ada, dan untuk itu mereka akan

diminta pertanggung jawabannya.

Sabda Nabi :

سمعت رسول اهللا : عن عبداهللا بن عمر رضي اهللا عنهما یقول . آلكم راع وآلكم مسئول عن رعيته : صلى اهللا عليه وسلم یقول

والرجل راع فى أهله وهو , اإلمام راع مسئول عن رعيته

37 Ibid., hlm. 89 38 Ibid., hlm. 378

Page 18: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

66

مسئول عن رعيته والمرأة راعية فى بيت زوجها ومسئولة عن رواه ( ومسئول عن رعيته رعيتها والخادم راع فى مال سيده

) البخارى ومسلم Dari Abdillah Ibnu Umar meriwayatkan, saya mendengar Rasulullah Saw bersabda :”Setiap orang diantara kalian adalah pemimpin dan setiap orang diantara kalian akan ditanya mengenai mereka yang di bawah kepemimpinannya, raja adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang rakyatnya, dan seorang laki-laki adalah kepala rumah tangga dan dia akan ditanya mengenai mereka yang dibawah asuhannya, dan seorang wanita adalah pemimpin dirumahnya dan dia akan ditanya mengenai mereka yang dibawah asuhannya dan pelayan adalah seorang pemimpin, penjaga hak milik dan dia akan ditanya mengenai apa-apa yang diamanatkan kepadanya”. (HR. Bukhari dan Muslim).39

Dari hadist di atas, menunjukan bahwa setiap pribadi merupakan

pemimpin yang bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya meskipun

dalam skala yang kecil sekalipun, bahkan terhadap dirinya sendiri.

4. Akhlak dan Kepribadian

Nabi Muhammad saw dipilih oleh Allah SWT dari rumpun yang

paling mulia. Beliau telah dipelihara oleh Allah SWT, sejak kecil, remaja

hingga diangkat menjadi seorang Rasul. Allah telah mendidiknya dengan

sebaik-baiknya pendidikan dan dihiasai dengan akhlak yang mulia serta

dengan kepribadian yang memukau bagi umat manusia.

Pengajaran dan pendidikan yang diterima memancarkan cahaya

keagungan akhlak dan budi perkerti kepada seluruh alam, karena beliau

dididik dengan al-Quran yang digunakan untuk mendidik umatnya.

Kepemimpinan Nabi Muhammad saw bukan didasari bujukan,

iming-iming materi, atau dengan kekuasaan. Tetapi berjalan di atas

landasan moral force (ahklak yang baik).40 Beliau hanya bermodal

akhlakul karimah sehingga dalam prakteknya beliau sangat disegani oleh

para pengikutnya bahkan para musuhnya sekalipun. Apa yang diajarkan

39 Mustofa Muhammad Imarah, Jawahirul Bukhari, (Beirut Libanon : Darul Fikr, 1994),

hlm. 89 40 Mahfud Syamsul Hadi, op, cit., hlm. 304

Page 19: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

67

Nabi Muhammad saw. merupakan persoalan yang berkaitan dengan materi

pendidikan dan menjadi karakteristik selanjutnya dari pendidikan Nabi

Muhammad saw. Secara umum Nabi Muhammad saw mengajarkan pesan-

pesan Tuhan yang terdapat di dalam al-Quran. Perhatian Muhammad yang

besar terhadap pendidikan al-Quran menguatkan pendapat bahwa al-Quran

merupakan kitab yang lengkap dan sempurna, yang memuat persoalan

agama.41 Diutusnya Muhammad saw pada sisinya yang lain yaitu sebagai

penyempurna akhlak manusia. Dalam hal ini berarti bahwa Allah

sebelumnya telah membekali Nabi dengan akhlak sehingga nantinya

menjadi teladan bagi umatnya dalam mendidik generasi-genarasi

berikutnya.

Nabi Muhamad saw mengajarkan akhlak dalam kaitannya dengan

pendidikan maupun masyarakat, karena pada dasarnya pendidikan akhlak

merupakan pendidikan Nabi yang menjadi jiwa pendidik muslim pada

tahap berikutnya. Dalam rangka menciptakan manusia dengan standar

akhlak al-Karimah yang tinggi Muhammad mengajar manusia yaitu para

sahabat dengan menggunakan keteladanan sebagai metode

komprehensifnya. Hal ini dapat dipahami dari sebuah perilaku Rasul saw.

Yang merefleksikan citra etika-edukatif. Oleh karena itu, Allah

memerintahkan kepada manusia untuk berusaha mentaati segala apa yang

diperintahkan olehnya dan menjauh segala apa yang dilarangnya.

Mengambil keteladanan dari kehidupan Rasul berkaitan dengan

pendidikan akhlak Nabi, beliau sendiri menegaskan di dalam salah satu

haditsnya sebagaimana telah dikenal di kalangan pengikutnya, bahwa

“tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan al-Akhlak al-

Karimah”.

Dari point ini dapat dipahami bahwa materi inti pendidikan

Muhammad yaitu penanaman dan pengembangan sistem akidah, ubudiyah

dan muamalah yang berorientasi pada al-Akhlak al-Karimah.

41 Muhammad A. al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung

(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 266,

Page 20: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

68

5. Sistem Dakwah yang Dipakai

Tugas Nabi Muhammad saw. sangat berat, beliau berperan sebagai

utusan Allah (Rasul), yang bertugas menyeru dan memberi peringatan

pada manusia, bertugas sebagai pemimpin umat, pendidik dan juru

dakwah.

Dalam bedakwah beliau menggunakan metode imbauan yang

diwarnai oleh hikmah kebijaksanaan. Nabi dalam menyeru manusia agar

beriman kepada Allah, tidak pernah menggunakan jalan kekuasaaan dan

pemaksaan.

Nabi yang agung dan cakap ini memberikan pada umatnya suatu

tujuan yang benar dan tepat dalam ajaran sucinya yang menenggelamkan

dan mencairkan semua pandangan hidup yang ada dalam lautan

kebenaran.42

Sifat imabauan yang komunikatif ini ada tanpa paksaan terlihat pada

kebijakan Nabi dalam memberikan sebagian harta berupa hadiah, yang

diambilkan dari harta zakat kepada pemuka-pemuka kabilah yang masih

dalam taraf mualaf.

Nabi Muhammad saw. menggunakan sistem dakwah yang

mengedepankan hikmah kebijaksanaan, akhirnya beliau dalam waktu yang

terbilang singkat, yakni kurang lebih berdakwah selama 23 tahun di

Makkah maupun di Madinah telah mencapai sukses besar yang diakui oleh

umat sedunia.

C. Tugas dan Tanggungjawab Kepemimpinan Nabi Muhammad saw dalam

Pendidikan.

1. Kepemimpinan Nabi Muhammad dan mendidik keluarga

Nabi Muhammad saw. berperan sebagai seorang Rasul Allah

bertugas menyampaikan risalah, memberi peringatan dan petunjuk kepada

manusia agar manusia itu beriman kepada Allah swt. Tugas ini sama

artinya Nabi Muhammad saw. menjadi seorang pendidik dan memimpin

42Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer, Terj. Annas

Siddik, (Bumi Aksara : Jakarta, 1991), hlm. 74

Page 21: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

69

umatnya, Allah meminta beliau agar membina masyarakat, dengan

perintah untuk berdakwah.43 Sebagai guru beliau memulai pendidikannya

kepada anggota keluarga yang terdekat, dilanjutkan pada orang-orang yang

berada disekitarnya, termasuk para pemuka Quraisy.

Kegiatan pendidikan Nabi Muhammad pada keluarga termasuk

dalam periode dakwah dalam rumah tangga, yang masih bersifat pribadi

yaitu dengan cara menyampaikan kepada seorang demi seorang atau lebih

dikenal dengan istilah afrad.44 Rasulullah menerima wahyu ke dua surat

al-Mudatsir ayat 7 setelah diangkat menjadi Rasul. Dan orang yang

pertama kali menerima pendidikannya yaitu Khadijah isteri beliau,

kemudian disusul oleh Ali bin Abi Thalib, dan budak beliau Zaid bin

Haritsah. Kemudian disusul beberapa orang seperti Abu Bakar al-Siddiq,

Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Waqash, Abdurahman

bin Auf, Tholhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin

Abi Arqam, Fatimah binti Khatab bersama suaminya Sa’ad bin Zaid Al-

Adawi dan beberapa pengikutnya dari Suku Qurays inilah yang kemudian

disebut Al-Sabiqun Al-Awalun.45 Mereka inilah yang pertama-tama

menerima pendidikan dan pengajaran langsung dari Nabi Muhammad

saw.

Sejarah mencatat bahwa tugas Rasulullah tersebut dapat dilakukan

oleh Nabi dengan hasil yang memuaskan. Hal ini tidak dapat dilepaskan

dari metode yang digunakan Nabi dalam mendidik dan berdakwah pada

umatnya yaitu dengan cara menyayanginya, keteladanan yang baik,

mengatasi penderitaan dan masalah yang dihadapi oleh umat dengan

memberi contoh dan sebagainya yang menjadi perhatian masyarakat.46

43 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.

66. 44 Sulistio, “Membangun Ilmu dan Tekik Dakwah”, Studi tentang Beberapa Aspek

Penunjang Keberhasilan Dakwah, Bulettin Risalah Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. 80, Jan-Juni, 2000, hlm. 65

45 Q.S. 56:10 Kata As Sabiqunal Awalun berarti orang yang pertama kali masuk Islam lihat, Sukarno dan Ahmad Supardi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 1983), hlm. 29

46 Abbuddin Nata, Loc., Cit

Page 22: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

70

Beberapa penyakit yang menimpa remaja muslim saat ini adalah

tingkah laku mereka yang jauh dari akhlak mulia serta tanggungjawab

terhadap dunia Islam. Inilah buah kurangnya pembinaan orang tua dan

kelalaian mereka terhadap sebuah tanggungjawab yang besar. Maka

perhatian Rasulullah yang paling besar setalah dakwah tauhid dan

pemurnian akidah, adalah mendidik jiwa dan membersihkannya.47

Dalam hal itu beliau tidak meninggalkan kewajibannya sebagai

seorang bapak. Kesibukan beliau dalam menyampaikan risalah tidak

membuat beliau melalaikan keluarga dan anak-anak. Allah berfirman surat

asy-Syu’ara’ ayat 214 :

)214: الشعراء (وأنذر عشيرتك الأقربين“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang paling dekat ” (Q.S. Asy-Su’ara : 214).48

Ayat tersebut dengan tegas memerintahkan kepada setiap orang

untuk dapat memberi peringatan kepada anggota keluarganya yang

terdekat, sebab bagimanapun juga mereka merupakan amanat yang harus

dijaga dengan cara memberikan bimbingan dan pendidikan yang baik.

Pesan-pesan Nabi Muhammad saw. dalam menanamkan pendidikan

dan memberi pengajaran kepada keluarganya, terutama terhadap isteri,

anak-anak dan kerabat-kerabat dekatnya yaitu keteladanan yang tampak

dalam pribadi Rasulullah sebagai seorang suami, seorang ayah dan sebagai

sahabat bagi saudaranya.

Peran itu beliau tunjukan dalam tugasnya sebagai berikut :

a. Nabi berperan sebagai suami

Dalam mendidik dan memberi pengajaran pada keluarganya

terutama kepada para isterinya yang nantinya menjadi Umahatul

Mukminin (ibunya orang-orang mukminin). Nabi Muhammad saw.

menunjukan sikap yang sangat baik, beliau sebagai seorang suami bagi

para istri memperlihatakan kepribadiannya yang tegas, periang

47 Musthafa Husain Attar, Keagungan Akhlak dan Pribadi Rasulullah, terj. Irawan

Raihan, (Solo : Pustaka Arafah, 2003), hlm. 159. 48 Soenaryo, op. cit., hlm. 589

Page 23: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

71

(candanya), dan kelembutan pada mereka. Sikap-sikap inilah yang

ditanamkan Rasul dalam memimpin para isterinya dengan memberikan

pendidikan yang baik. Beliau dengan para isteri selalu bersikap lemah-

lembut bercanda bersama mereka sopan santun dan sabar terhadap

kesalahan-kesalahan mereka, namun kesemuannya ini tidak

menghalangi Nabi saw untuk bertindak tegas terhadap mereka pada

waktu tertentu, ini dapat diketahui dengan menyimak pendapat bahwa

“Tarbiyah tak akan berhasil kecuali menempatkan sopan santun pada

tempatnya dan amuk marah juga pada waktunya”.49

Satu kisah yang menyatakan bahwa Nabi pernah menunjukan

kemarahan kepada isterinya yaitu, ketika mereka hendak meminta

Nabi menambah perhiasan bagi mereka. Peristiwa itu yang membuat

kemarahan Nabi pada isteri-isterinya hingga turun surat Al-Ahzab ayat

28-29 sebagai peringatan bagi Nabi untuk bertindak tegas pada

isterinya. Demikianlah pendidikan yang senantiasa ditanamkan Nabi

saw dalam memperingatkan isterinya dengan disertai akhlak mulia,

penuh kelembutan, namun tetap tegas.

b. Nabi sebagai Seorang Ayah

Budaya bangsa Arab yang sangat mengagung-agungkan anak

seorang laki-laki dari pada anak perempuan menjadi sorotan tersendiri

bagi Nabi Muhammad untuk dihilangkan. Beliau tidak pernah

menunjukan sikap yang berbeda terhadap anak laki-laki dan

perempuan dengan lebih megistimewakan dan menganakemaskan anak

laki-laki, bagi Nabi mereka adalah sama, sehingga keduannya juga

harus mendapat pendidikan dan pengajaran yang sama.

Nabi Muhammad saw banyak dikaruniai anak perempuan dan

hanya anak laki-laki dari isterinya Khadijah, namun itupun meninggal

pada waktu masih kecil. Untuk itu yang menjadi tumpuan Nabi

Muhammad saw terhadap anaknya tidak lain hanya putri-putrinya.

49 Mahmud Mahdi Al-Istambuli dan Mustafa Abd Nasr Al-Shalbi, Wanita-wanita

Shalihah Dalam Cahaya Kenabian, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), hlm. 89

Page 24: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

72

Dalam melaksanakan tugas seorang ayah, beliau memberikan

pengajaran kepada anak-anak melalui nasehat dan teladan yang baik.

Maka ketika beliau melihat tangan Amr bin Umi Salamah anak asuh

Rasulullah berputar-putra di atas hidangan, beliau memperhatikan

seraya bersabda “nak, bacalah asma Allah dan makanlah dari yang

dekat”50

Perhatian beliau terhadap putri-putrinya, juga sedemikian

besar, hal ini tampak pada saat Fatimah putrinya hendak meminta

kepada Rasulullah seorang pembantu dalam menyelesaikan

pekerjaannya disebabkan tangannya yang melepuh. Dengan jiwa yang

sabar Rasulullah justru menyarankan kepada putrinya tersebut untuk

bertasbih agar kuat badannya dan meringankan penyakitnya.51

Kelembutan dan kasih sayang Nabi sebagai ayah bagi putri-putrinya

dan sebagai bapak bagi anak-anak kecil begitu dirasakan oleh para

orang tua yang menjadi teladan dalam mendidik dan mengajar anak-

anak generasi mereka selanjutnya dengan menanamkan nilai Islami

berupa kasih sayang, ketegasan, kesabaran dan sebagainya.

2. Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw Dalam Mendidik Umat

Awal terjadinya pendidikan Islam semenjak Muhammad diangkat

sebagai Rasulallah di kota Mekkah beliau sendiri sebagai gurunya.

Pendidikan masa itu merupakan prototype yang terus-menerus

dikembangkan oleh umat Islam untuk kepentingan umat pada zamannya.

Pada masa inilah pendidikan Islam dimulai. Muhammad mulai

tugasnya membersihkan tauhid dari syirik dan penyembahan terhadap

berhala,52 sehingga mutiara tauhid yang telah pudar cahayanya pada masa

itu menjadi cermerlang kembali dan menyinari seluruh segi warisan yang

ada.

50 Musthafa Husein Attar, op. cit., hlm. 161 51 Ibid., hlm. 160 52 Zuhairini, et, al, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 15

Page 25: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

73

Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa pembinaan awal oleh

Nabi saw., dilaksanakan berdasarkan petunjuk dan bimbingan Allah.

Muhammad menerima petunjuk (wahyu) dari Allah dan menyampaikan

kepada umatnya, kemudian Muhammad memberikan penjelasan tentang

maksud dan pengertian wahyu-wahyu Allah yang disampaikan tersebut,

dan sekaligus beliau memberikan petunjuk serta teladan bagaimana

melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian Muhammad

memerintahkan kepada umatnya agar memperhatikan dan meneladani

pelaksanaan dan praktek-praktek wahyu-wahyu tersebut, sehingga

akhirnya menjadi landasan bagi system kehidupan umatnya.53

Untuk memberikan penjelasan berikutnya pada poin di atas yang

penulis maksud dengan umat di sini lebih terfokus pada pendidikan yang

dilakukan Nabi pada para sahabat yang nantinya diteruskan pada umat

selanjutnya.

Dalam menjalankan pembinaan pendidikan dan pengajaran kepada

para sahabat, Nabi menggunakan metode ceramah, menyampaikan wahyu

yang baru saja diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasan serta

keterangan-keterangannya, berdialog dan berdiskusi tanya jawab yang

berkaitan dengan aqidah atau muamalah serta ibadah.54

Lapangan tugas yang dihadapi Nabi semakin terbentang luas,

beliau bukan hanya mengajarkan masalah keagamaan tetapi juga masalah

hidup dan kehidupan secara menyeluruh, baik menyangkut perorangan

maupun yang menyangkut kemasyarakatan dan pemerintahan. Beliau

merupakan pribadi guru dalam segala hal, apa yang beliau katakan

dipandang sebagai pelajaran yang harus ditaati dan dipatuhi dalam

mencapai tersiarnya agama Islam khususnya pengajaran pendidikan yang

dibina oleh Nabi, maka tidak cukup hanya dilakukan dengan dakwah saja

akan tetapi harus ada pembinaan pendidikan secara berlanjut, untuk missi

seperti ini Nabi telah membina dan menggembleng para sahabatnya

53 Ibid, hlm. 17 54 Sukarno dan Ahmad Supardi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:

Angkasa, 1983), hlm. 31

Page 26: BAB III KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran

74

menjadi guru yang memiliki semangat bakat dan kemampuan serta

kesanggupan serta kesanggupan untuk menunaikan tugasnya menjadi

pembimbing dan pembinaan serta pengajar bagi para pemeluk Islam yang

baru, untuk itu Nabi memberi tugas kepada Musa bin Umair untuk

menjadi pengajar bagi mereka yang baru masuk Islam.

Keberhasilan Nabi dalam mendidik sahabatnya yang nantinya

menjadi pengganti dan penerus dalam syiar Islam selanjutnya sebetulnya

banyak dipengaruhi faktor-faktor berikut :

a. Dasar-dasar ajaran Islam yang rasional dan fitrah mudah ditangkap dan

dipahami orang.

b. Sikap dan pribadi Nabi baik sebelum dan sesudah diangkat menjadi

Rasul.

c. Sikap permusuhan dan tantangan dari kaum Quraisy sendiri

merupakan propaganda gratis bagi kemajuan dakwah Islam.55

Sebagai seorang pemimpin dalam pendidikan Nabi Muhammad

saw. memberikan pendidikan dan mengajarkan segala hal kepada

keluarga, sahabat, dan umatnya dengan menerapkan prinsip-prinsip

kepemimpinan yang tepat, sehingga bila dinilai kepemimpinan yang

dijalankan Nabi saw. ternyata telah menerapkan prinsip-prinsip leadership

modern yang saat ini dikembangkan oleh para pemimpin.

55 Ibid, hlm.37