bab ii tinjauan teori a. pengertian -...

21
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social isolation ) adalah rasa terisolasi, tersekat, terkunci, terpencil dari masyarakat, rasa ditolak, tidak disukai oleh orang lain, rasa tidak enak bila berkumpul dengan orang lain, lebih suka menyendiri. Ini dibedakan dari “menarik diri” yang menunjukkan tingkah laku dan dari “isolasi” sebagai mekanisme pembelaan psikologik (Maramis, 1990). Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian secara individu dan dirasakan segan terhadap orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau mengancam (NANDA, 2005-2006). Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, 2009). Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito-Moyet, 2006). Menurut Rawlins, 1993 di kutip Keliat (2001), menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Surya Direja, 2011). Menarik diri, merupakan perkembangan kepribadian bisa terhenti ketika manusia lari dari kesulitan. Adler menyebut kecenderungan ini sebagai menarik diri atau perlindungan dengan membuat jarak. Beberapa

Upload: doantuyen

Post on 12-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi

diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011).

Pikiran isolasi sosial ( social isolation ) adalah rasa terisolasi,

tersekat, terkunci, terpencil dari masyarakat, rasa ditolak, tidak disukai

oleh orang lain, rasa tidak enak bila berkumpul dengan orang lain, lebih

suka menyendiri. Ini dibedakan dari “menarik diri” yang menunjukkan

tingkah laku dan dari “isolasi” sebagai mekanisme pembelaan psikologik

(Maramis, 1990).

Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian secara individu dan

dirasakan segan terhadap orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau

mengancam (NANDA, 2005-2006).

Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,

kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang

lain (Keliat, 2009).

Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok

mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan

keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak

(Carpenito-Moyet, 2006).

Menurut Rawlins, 1993 di kutip Keliat (2001), menarik diri

merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain (Surya Direja, 2011).

Menarik diri, merupakan perkembangan kepribadian bisa terhenti

ketika manusia lari dari kesulitan. Adler menyebut kecenderungan ini

sebagai menarik diri atau perlindungan dengan membuat jarak. Beberapa

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

7

orang secara tidak sadar melarikan diri dari masalah hidup dengan jarak

antara diri mereka dengan masalah-masalah yang ada (Feist, 2011).

Menarik diri (regresi) adalah mekanisme prilaku seseorang yang

apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan

lingkungannya (Sunaryo, 2006).

Isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari

interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan

hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir,

berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan (Rawlins&Heacok,

1993).

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa menarik diri adalah merupakan suatu keadaan dimana individu atau

kelompok yang mengalami kesulitan berinteraksi atau berhubungan

dengan orang lain, lingkungan atau masyarakat yang ditandai dengan afek

sedih dan dangkal, tidak komunikatif, menarik diri, kurangnya kontak

mata, merasa tidak berguna, dan merasakan penolakan.

B. RENTANG RESPON SOSIAL

Manusia adalah makhluk sosial. Untuk mencapai kepuasan dalam

kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif.

Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat

saling merasakan kedekatan sementara identitas pribadi tetap

dipertahankan. Individu juga harus membina hubungan saling tergantung,

yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian

dalam suatu hubungan (Stuart, 2006).

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

8

RENTANG RESPON SOSIAL

Adaptif Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri Menarik diri

Otonomi Dependensi Ketergantungan

Bekerjasama Curiga Manipulasi

Interdependen Curiga

Skema Rentang Respon Isolasi Sosial

Sumber : Townsend (1998) di kutip dalam Fitria (2009)

Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada

isolasi sosial :

Respon Adaptif

Merupakan respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma

sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Berikut ini adalah sikap

yang termasuk respons adaptif :

a. Menyendiri yaitu merenungkan sesuatu yang telah dilakukan

dilingkungan sosial dan cara untuk mengintrospeksi diri untuk

menentukan langkah berikunya.

b. Otonomi merupakan kemampuan seseorang untuk mencurahkan

pikiran, perasan dalam hubungan sosial.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

9

c. Bekerjasama, merupakan kemampuan individu yang saling

membutuhkan satu sama lain.

d. Interdependen, saling ketergantungan merupakan suatu hubungan

interpersonal yang saling ketergantungan antara seorang dengan yang

lain.

Respon Maladaptif

Respons yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan

disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon

maladaptif :

a. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan

kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

b. Ketergantungan ini terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa

percaya diri.

c. Manipulasi merupakan suatu sikap yang hanya berorientasi pada diri

sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada oran lain, orang lain

diperlakukan seperti objek.

d. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang

lain (Stuart, 2006).

C. ETIOLOGI

Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan

negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal

mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap

diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial,

merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat menciderai diri

sendiri (Carpenito-Moyet, 2006).

a. Faktor Predisposisi

1. Faktor Perkembangan

Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan

mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

10

maladaptif. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang

perkembangan respons sosial maladaptif. Beberapa orang percaya

bahwa individu yang mempunyai masalah ini adalah orang yang

tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang tua.

2. Faktor Biologik

Faktor genetik dapat menunjang terhadap respons sosial maladaptif.

Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam

perkembangan gangguan ini, namun tetap masih diperlukan

penelitian lebih lanjut.

3. Faktor Sosiokultural

Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini

akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang

lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak

produktif, seperti lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik (Stuart,

2006).

b.Faktor Pencetus

Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan

yang penuh stres seperti kehilanga, yang mempengaruhi kemampuan

individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan

ansietas. Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :

1. Stresor sosiokultural, merupakan stres yang dapat ditimbulkan oleh

menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang

berarti didalam kehidupannya.

2. Stresor psikologik, ansietas berat yang berkepanjangan terjadi

bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya

3. Stresor biologik, merupakan stresor karena adanya faktor genetik

atau keturunan (Stuart, 2006).

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

11

D. TANDA DAN GEJALA

Perilaku pasien dengan menarik diri ditunjukkan dengan tanda-

tanda seperti : apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menghindar dari orang

lain (menyendiri), komunikasi kurang/tidak ada, klien tidak tampak

bercakap-cakap dengan klien lain/perawat, tidak ada kontak mata, klien

sering menunduk, berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas, menolak

berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi

jika diajak bercakap-cakap, tidak melakukan kegiatan sehari-hari (Keliat,

2009).

E. MEKANISME KOPING

Individu yang mempunyai respons sosial maladaptif menggunakan

berbagai mekanisme dalam upayanya untuk mengatasi ansietas.

Mekanisme koping yang disajikan disini berkaitan dengan jenis spesifik

dari masalah-masalah berhubungan :

1. Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian antisosial yaitu

proyeksi, splitting ( pemisahan ), merendahkan orang lain.

2. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian yaitu

splitting ( pemisahan ), formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi

orang lain, merendahkan orang lain, dan identifikasi proyektif (Stuart,

2006).

F. MASALAH KEPERAWATAN

Masalah yang muncul pada klien dengan menarik diri antara lain :

1. Halusinasi

2. Menarik diri

3. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

4. Koping keluarga tidak efektif

5. Distress spiritual

6. Defisit perawatan diri

7. Gangguan komunikasi verbal

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

12

8. Kerusakan interaksi sosial

9. Perubahan

10. Koping individu tidak efektif

11. Keputusasaan

12. Harga diri rendah

(Keliat, 2009)

G. POHON MASALAH

Halusinasi

Menarik Diri Core Problem

Harga Diri Rendah

Skema Pohon Masalah

Sumber : (Fitria, 2009)

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Menarik diri

2. Halusinasi

3. Harga diri rendah (Carpenito-Moyet, 2006).

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

13

I. INTERVENSI

1. Menarik diri merupakan core problem atau diagnosa utama dalam pohon masalah diatas, berikut ini adalah rencana asuhan keperawatan dari

menarik diri.

No.

Diagnosa

Keperawatan

Rencana Keperawatan Rasional TTD

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1. Menarik diri TUM :

Pasien dapat berinteraksi

dengan orang lain

TUK :

1. Pasien dapat membina

hubungan saling

percaya.

Setelah 1 x interaksi pasien

menunjukkan tanda-tanda

percaya kepada / terhadap

perawat :

1. Wajah cerah, tersenyum

2. Mau berkenalan

3. Ada kontak mata

4. Bersedia menceritakan

perasaan

5. Bersedia mengungkapkan

masalah

1.1 Bina hubungan saling

percaya dengan :

a. Beri salam setiap

berinteraksi

b. Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat dan

tujuan perawat berkenalan

c. Tanyakan dan panggil nama

kesukaan pasien

d. Tunjukkan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali

berinteraksi

e. Tanyakan perasaan pasien

dan masalah yang dihadapi

pasien

f. Buat kontak interaksi yang

jelas

g. Dengarkan dengan penuh

perhatian ekspresi perasaan

pasien

1.1 Membina hubungan

saling percaya.

Kontak yang jujur,

singkat, konsisten

dengan perawat

dapat membantu

klien membina

kembali interaksi

penuh percaya

dengan orang lain.

2.Pasien mampu

menyebutkan penyebab

menarik diri

Setelah 2 x interaksi pasien dapat

menyebutkan minimal satu

penyebab menarik diri :

a. Diri sendiri

b. Orang lain

c. Lingkungan

2.1 Tanyakan pada pasien

tentang :

a. Orang yang tinggal

serumah atau sekamar

pasien

b. Orang yang paling

2.1 Keterlibatan orang

terdekat dapat

membantu

membangun dan atau

kembali membentuk

sistem pendukung

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

14

dekat dengan pasien

dirumah atau ruang

perawatan

c. Apa yang membuat

pasien dekat dengan

orang tersebut

d. Orang yang tidak dekat

dengan pasien dirumah

atau diruang perawatan

e. Apa yang membuat

pasien tidak dekat

orang dengan tersebut

f. Upayakan yang sudah

dilakukan agar dekat

dengan orang lain

g. Diskusikan dengan

pasien penyebab

menarik diri atau tidak

mau bergaul dengan

orang lain

h. Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaan

dan

mengintegrasikan

klien kembali

kedalam jaringan

sosial

3. Pasien mampu

menyebutkan

keuntungan

berhubungan sosial dan

kerugian menarik diri

Setelah 3 x interaksi dengan

pasien dapat menyebutkan

keuntungan berhubungan sosial,

misalnya :

a. Banyak teman

b. Tidak kesepian

c. Bisa diskusi

d. Saling menolong

e. Dan kerugian menarik diri

misalnya :

1. Sendiri

2. Kesepian

3. Tidak bisa

3.1 Tanyakan pada pasien

tentang :

a. Manfaat hubungan sosial

b. Kerugian menarik diri

c. Diskusikan bersama

pasien tentang manfaat

berhubungan sosial dan

kerugian menarik diri

d. Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

3.1 Solitude dan

kesepian dapat

diterima atau dengan

pilihan, dan

perbedaan ini

membantu klien

mengidentifikasi apa

yang terjadi pada

dirinya sehingga

dapat diambil

langkah untuk

mengatasi masalah

ini.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

15

diskusi

4. Pasien dapat

melaksanakan

hubungan sosial secara

bertahap

Setelah 4 x interaksi pasien dapat

melaksanakan hubungan social

secara bertahap dengan :

a. Perawat

b. Perawat lain

c. Pasien lain

d. Kelompok

4.1 Observasi perilaku pasien

saat berhubungan sosial

4.2 Beri motivasi dan bantu

pasien untuk berkenalan

atau berkomunikasi dengan

:

a. Perawat lain

b. Pasien lain

c. Kelompok

4.3 Libatkan pasien dalam

terapi aktivitas kelompok

sosialisasi

4.4 Diskusikan jadwal harian

yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan

pasien bersosialisasi

4.5 Beri motivasi pasien untuk

melakukan kegiatan sesuai

dengan jadwal yang telah

dibuat

4.6 Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

memperluas pergaulannya

melalui aktivitas yang

dilaksanakan

4.1 Kehadiran orang

yang dapat dipercaya

memberi klien rasa

terlindungi. Setelah

dapat berinteraksi

dengan orang lain

dan memberi

kesempatan klien

dalam mengikuti

aktivitas kelompok,

klien merasa lebih

berguna dan rasa

percaya diri dapat

tumbuh kembali.

5. Pasien mampu

menjelaskan

perasaannya setelah

berhubungan sosial

Setelah 5 x interaksi pasien dapat

menjelaskan perasaannya setelah

berhubungan sosial dengan :

1. Orang lain

2. Kelompok

5.1 Diskusikan dengan pasien

tentang perasaannya setelah

berhubungan sosial dengan

:

a. Orang lain

b. Kelompok

5.2 Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

5.1 Ketika klien merasa

dirinya lebih baik

dan mempunyai

makna, interaksi

sosial dengan orang

lain dapat

ditingkatkan

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

16

6. Pasien mendapat

dukungan keluarga

dalam memperluas

hubungan sosial

Setelah 6 x pertemuan keluarga

dapat menjelaskan tentang :

a. Pengertian menarik diri

b. Tanda dan gejala

menarik diri

c. Penyebab dan akibat

menarik diri

d. Cara merawat pasien

menarik diri

6.1 Diskusikan pentingnya

peran serta keluarga sebagai

pendukung untuk mengatasi

prilaku menarik diri.

6.2 Diskusikan potensi keluarga

untuk membantu pasien

mengatasi perilaku menarik

diri

6.3 Jelaskan pada keluarga

tentang :

a. Pengertian menarik diri

b. Tanda dan gejala

menarik diri

c. Penyebab dan akibat

menarik diri

d. Cara merawat pasien

menarik diri

e. Latih keluarga cara

merawat pasien

menarik diri.

f. Tanyakan perasaan

keluarga setelah

mencoba cara yang

dilatihkan

g. Beri motivasi keluarga

agar membantu pasien

untuk bersosialisasi

h. Beri pujian kepada

keluarga atas

keterlibatannya

merawat pasien

dirumah sakit

6.1. Dukungan dari

keluarga

merupakan bagian

penting dari

rehabilitasi klien.

7. Pasien dapat

memanfaatkan obat

dengan baik

Setelah 7 x interaksi pasien

menyebutkan :

a. manfaat minum obat

b. kerugian tidak minum

obat

c. nama, warna, dosis,

efek terapi dan efek

7.1 Diskusikan dengan pasien

tentang manfaat dan

kerugian tidak minum obat,

nama, warna, dosis, cara,

efek terapi dan efek

samping penggunaan obat

7.2 Pantau pasien saat

7.1. Membantu dalam

meningkatkan

perasaan kendali dan

keterlibatan dalam

perawatan kesehatan

klien.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

17

samping obat

d. akibat berhenti minum

obat tanpa konsultasi

dokter.

penggunaan obat

7.3 Beri pujian jika pasien

menggunakan obat dengan

benar

7.4 Diskusikan akibat berhenti

minum obat tanpa

konsultasi dokter

7.4 Anjurkan pasien untuk

konsultasi kepada dokter

atau perawat jika terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan.

2. Halusinasi merupakan salah satu pohon masalah dari menarik diri, yaitu akibat dari menarik diri. Dimana seseorang yang sudah mengalami

gangguan menarik diri, kemungkinan besar bisa terjadi halusinasi. Berikut rencana asuhan keperawatan halusinasi.

No. Diagnosa

Keperawatan

Rencana Keperawatan Rasional TTD

No. Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

2. Halusinasi TUM :

Klien tidak menciderai diri

sendiri / orang lain /

lingkungan

TUK :

1.Klien dapat membina

hubungan saling percaya

dengan perawat

Klien mampu membina hubungan saling

percaya dengan perawat dengan kriteria hasil :

1. Membalas sapaan perawat

2. Ekspresi wajah bersahabat dan senang

1.1 Bina hubungan saling

percaya dengan

menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik :

b. Sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun non

verbal

c. Perkenalkan diri dengan

sopan

d. Tanyakan nama lengkap

klien dan nama

panggilan kesukaan

klien

e. Jelaskan maksud tujuan

dan interaksi

f. Berikan perhatian pada

klien, perhatikan

1.1 Hubungan saling

percaya merupakan

langkah awal

menentukan

keberhasilan rencana

selanjutnya

1.2 Untuk mengurangi

kontak klien dengan

halusinasinya

dengan mengenal

halusinasi akan

membantu

mengurangi dan

menghilangkan

halusinasi

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

18

kebutuhan dasarnya

1.2 Beri kesempatan klien

mengungkapkan

perasaannya

1.3 Dengarkan ungkapan klien

dengan empati

2. Klien dapat mengenali

halusinasinya

Klien mampu mengenali halusinasinya dengan

kriteria hasil :

1.Klien dapat menyebutkan waktu, timbulnya

halusinasi

2.Klien dapat mengidentifikasi kapan frekuensi

situasi saat terjadi halusinasi

3.Klien dapat mengungkapkan prasaannya saat

muncul halusinasi

2.1 Adakan kontak sering dan

singkat secara bertahap

2.2 Tanyakan apa yang didengar

dari halusinasinya

2.3 Tanyakan kapan

halusinasinya datang

2.4 Tanyakan halusinasinya

2.5 Bantu klien mengenal

halusinasinya :

a.Jika menemukan klien

sedang halusinasi,

tanyakan apakah ada

suara yang didengar

b.Jika klien menjawab

ada, lanjutkan apa yang

dikatakan

c.Katakan bahwa perawat

percaya klien mendengar

suara itu, namun perawat

sendiri tidak

mendengarnya (dengan

nada bersahabat tanpa

menuduh atau

menghakimi)

d.Katakan bahwa klien

lain juga ada yang

seperti klien

e.Katakan bahwa perawat

akan membantu klien

2.6 Diskusikan dengan klien :

a.Situasi yang menimbulkan

atau tidak menimbulkan

2.1Mengetahui apakah

halusinasi datang dan

menentukan tindakan

yanng tepat atas

halusinasinya

2.2Mengenalkan pada

klien terhadap

halusinasinya dan

mengidentifikasi

faktor pencetus

halusinasinya

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

19

halusinasi

b.Waktu terjadinya

halusinasi

2.7 Diskusikan dengan klien apa

yang dirasakan jika terjadi

halusinasi

3.Klien dapat mengontrol

halusinasinya

3.1Kliendapat mengidentifikasi tindakan yang

dilakukan untuk mengendalikan

halusinasinya

3.2 Klien dapat menunjukkan cara baru untuk

mengontrol halusinasi

3.1 Identifikasi bersama klien

tindakan yang biasa yang

dilakukan bila terjadi

halusinasi

3.2 Diskusikan manfaat dan cara

yang digunakan klien, jika

bermanfaat beri pujian

3.3 Diskusikan cara baik

memutus atau mengontrol

timbulnya halusinasi

3.4 Bantu klien memilih dan

melatih cara mengontrol

halusinasi secara bertahap

3.5 Beri kesempatan untuk

melakukan cara yang

dilatih, evaluasi hasilnya

dan beri pujian jika berhasil

3.6 Anjurkan klien mengikuti

terapi kelompok

3.1Menentukan tindakan

yang sesuai bagi

klien untuk

mengontrol

halusinasinya

4.Klien dapat dukungan

dari keluarga dalam

mengontrol

halusinasinya

4.1 Klien dapat memilih cara mengatasi

halusinasi

4.2 Klien melaksanakan cara yang telah dipilih

4.3Klien dapat mengikuti terapi aktivitas

kelompok

4.1 Anjurkan klien untuk

memberi tahu keluarga jika

mengalami halusinasi

4.2 Diskusikan dengan keluarga

:

a. Gejala halusinasi yang

dialami klien

b. Cara yang dapat

dilakukan klien dan

keluarga untuk

mengontrol halusinasi

c. Cara merawat anggota

keluarga yang mengalami

4.1 Membantu klien

menentukan cara

mengontrol

halusinasi :

a. Beri support

kepada klien

b.Menambah

pengetahuan

klien untuk

melakukan

tindakan

pencegahan

halusinasi

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

20

halusinasi

d. Beri informasi follow up

atau kapan perlu mendapat

bantuan halusinasi tidak

terkontrol dan risiko

menciderai orang lain

4.3 Diskusikan dengan keluarga

dan klien tentang jenis,

dosis, frekuensidan manfaat

obat

5.Klien dapat

menggunakan obat

dengan benar untuk

mengendalikan

halusinasinya

5.1 Klien dapat informasi tentang manfaat dan

efek samping obat

5.2 Klien dapat memahami akibat berhenti

minum obat tanpa konsultasi

5.3 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar

penggunaan obat

5.1 Pastikan klien minum obat

sesuai dengan program

dokter

5.2 Anjurkan klien bicara

dengan dokter tentang

manfaat dan efek samping

obat yanng dirasakan

5.3 Diskusikan akibat berhenti

minum obat tanpa

konsultasi

5.4Bantu klien menggunakan

obat dengan prinsip 5 benar

5.1 Membantu

mempercepat

penyembuhan dan

memastikan obat

sudah diminum oleh

klien

5.2 Meningkatkan

pengetahuan tentang

manfaat dan efek

samping obat

3. Harga Diri Rendah merupakan penyebab terjadinya menarik diri. Berikut intervensi dari harga diri rendah.

No. Diagnosa

Keperawatan

Rencana Keperawatan Rasional TTD

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3. Harga Diri

Rendah

TUM :

Klien dapat melakukan

hubungan sosial secara

bertahap

TUK :

1.Klien dapat membina

1.1 Klien dapat mengungkapkan perasaanya

1.2 Ekspresi wajah bersahabat

1.3 Ada kontak mata

1.4 Menunjukkan rasa senang

1.5 Mau berjabat tangan

1.6 Klien mau mengutarakan masalah yang

1.1 Bina hubungan saling

percaya :

a. Sapa klien dengan ramah,

baik verbal maupun nonverbal

b. Perkenalkan diri dengan

sopan

1.1 Hubungan saling

percaya akan

menimbulkan

kepercayaan klien

pada perawat

sehingga akan

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

21

hubungan saling percaya dihadapi c. Tanya nama lengkap klien

dan nama panggilan yang

disukai klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan,

jujur dan menepati janji

e. Tunjukkan sikap empati dan

menerima klien apa adanya

1.2 Beri kesempatan untuk

mengungkapkan perasaanya

tentang penyakit yang

dideritanya

1.3 Sediakan waktu untuk

mendengarkan klien

1.4 Katakan pada klien bahwa ia

adalah seorang yang

berharga dan

bertanggungjawab serta

mampu menolong dirinya

sendiri

memudahkan dalam

pelaksanaan tindakan

selanjutnya

2.Klien dapat

mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

2.1 Klien mampu mempertahankan aspek yang

positif

2.1 Diskusikan kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki

kllien dan beri pujian /

reinforcement atas

kemampuan

mengungkapkan

perasaannya

2.2 Saat bertemu klien,

hindarkan memberi

penilaian negatif. Utamakan

memberi pujian yang

realistis

2.1 Pujian akan

meningkatkan harga

diri klien

3.Klien dapat menilai

kemampuan yang dapat

digunakan

3.1 Kebutuhan klien terpenuhi

3.2 Klien dapat melakukan aktivitas terarah

3.1 Diskusikan kemampuan

klien yang masih dapat

digunakan selama sakit

3.2 Diskusikan juga

kemampuan yang dapat

dilanjutkan penggunaan di

rumah sakit dan di rumah

nanti

3.1 Peningkatan

kemampuan

mendorong klien

untuk mandiri

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

22

4.Klien dapat menetapkan

dan merencanakan

kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang

dimiliki

4.1 Klien mampu beraktivitas sesuai

kemampuan

4.2 Klien mengikuti terapi aktivitas kelompok

4.1 Rencanakan bersama klien

aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan

4.2 Tingkatkan kegiatan

sesuai dengan toleransi

kondisi klien

4.3 Beri contoh cara

pelaksanaan kegiatan yang

boleh klien lakukan

4.1 Pelaksanaan kegiatan

secara mandiri modal

awal untuk

meningkatkan harga

diri

5.Klien dapat melakukan

kegiatan sesuai kondisi

sakit dan

kemampuannya

5.1 Klien mampu beraktivitas sesuai

kemampuan

5.1 Beri kesempatan klien untuk

mencoba kegiatan yang

direncanakan

5.2 Beri pujian atas keberhasilan

kllien

5.3 Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan di rumah

5.1 Dengan aktivitas

klien akan

mengetahui

kemampuannya

6.Klien dapat

memanfaatkan sistem

pendukung yang ada

6.1 Klien mampu melakukan apa yang diajarkan

6.2 Klien mampu memberikan dukungan

6.1 Beri pendidikan kesehatan

pada keluarga tentang cara

merawat klien harga diri

rendah

6.2 Bantu keluarga memberi

dukungan selama klien

dirawat

6.3 Bantu keluarga menyiapkan

lingkungan di rumah

6.1 Perhatian keluarga

dan pengertian

keluarga akan dapat

membantu

meningkatkan harga

diri klien

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

23

J. STRATEGI PELAKSANAAN

Dx 1 : Menarik Diri

Pasien :

Sp 1p :

1. Mengidentifikai penyebab menarik diri pasien

2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain

3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang

5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 3p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala menarik diri yang

dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien menarik diri

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan

masalah menarik diri langsung dihadapan pasien

Sp 3k :

1. Menjelaskan perawatan lanjutan

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

24

Dx 2 : Halusinasi

Pasien

Sp 1p :

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien

2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien

3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien

4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6. Mengidentifikasikan respons pasien terhadap halusinasi

7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik

8. Membiming pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan

orang lain

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 3p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa

dilakukan pasien)

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 4p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Menjelakan cara kontrol halusinasi dengan minum obat (prinsip 5

benar minum obat)

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

25

Keluarga

Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis

halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien halusinasi

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan

halusinasi

2. Melatih keluarga melakukan cara merawatnya langsung kepada

pasien halusinasi

Sp 3k :

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk

minum obat (discharge planing)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan

halusinasi

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien

halusinasi

Sp 3k :

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk

minum obat ( discharge planing)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-iinnurvina... · Sumber : Townsend (1998) di kutip ... Koping yang berhubungan

26

Dx 3 :Harga Diri Rendah

Pasien

Sp 1p :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai

dengan kemampuan klien

4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan

5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai

kemampuan

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang

dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien harga diri rendah

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien

harga diri rendah

Sp 3k :

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk

minum obat (discharge planing)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang