bab ii tinjauan teori a. pengertian -...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi
diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011).
Pikiran isolasi sosial ( social isolation ) adalah rasa terisolasi,
tersekat, terkunci, terpencil dari masyarakat, rasa ditolak, tidak disukai
oleh orang lain, rasa tidak enak bila berkumpul dengan orang lain, lebih
suka menyendiri. Ini dibedakan dari “menarik diri” yang menunjukkan
tingkah laku dan dari “isolasi” sebagai mekanisme pembelaan psikologik
(Maramis, 1990).
Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian secara individu dan
dirasakan segan terhadap orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau
mengancam (NANDA, 2005-2006).
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
lain (Keliat, 2009).
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak
(Carpenito-Moyet, 2006).
Menurut Rawlins, 1993 di kutip Keliat (2001), menarik diri
merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain (Surya Direja, 2011).
Menarik diri, merupakan perkembangan kepribadian bisa terhenti
ketika manusia lari dari kesulitan. Adler menyebut kecenderungan ini
sebagai menarik diri atau perlindungan dengan membuat jarak. Beberapa
7
orang secara tidak sadar melarikan diri dari masalah hidup dengan jarak
antara diri mereka dengan masalah-masalah yang ada (Feist, 2011).
Menarik diri (regresi) adalah mekanisme prilaku seseorang yang
apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan
lingkungannya (Sunaryo, 2006).
Isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari
interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan
hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir,
berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan (Rawlins&Heacok,
1993).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa menarik diri adalah merupakan suatu keadaan dimana individu atau
kelompok yang mengalami kesulitan berinteraksi atau berhubungan
dengan orang lain, lingkungan atau masyarakat yang ditandai dengan afek
sedih dan dangkal, tidak komunikatif, menarik diri, kurangnya kontak
mata, merasa tidak berguna, dan merasakan penolakan.
B. RENTANG RESPON SOSIAL
Manusia adalah makhluk sosial. Untuk mencapai kepuasan dalam
kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif.
Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat
saling merasakan kedekatan sementara identitas pribadi tetap
dipertahankan. Individu juga harus membina hubungan saling tergantung,
yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian
dalam suatu hubungan (Stuart, 2006).
8
RENTANG RESPON SOSIAL
Adaptif Maladaptif
Menyendiri Merasa sendiri Menarik diri
Otonomi Dependensi Ketergantungan
Bekerjasama Curiga Manipulasi
Interdependen Curiga
Skema Rentang Respon Isolasi Sosial
Sumber : Townsend (1998) di kutip dalam Fitria (2009)
Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada
isolasi sosial :
Respon Adaptif
Merupakan respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Berikut ini adalah sikap
yang termasuk respons adaptif :
a. Menyendiri yaitu merenungkan sesuatu yang telah dilakukan
dilingkungan sosial dan cara untuk mengintrospeksi diri untuk
menentukan langkah berikunya.
b. Otonomi merupakan kemampuan seseorang untuk mencurahkan
pikiran, perasan dalam hubungan sosial.
9
c. Bekerjasama, merupakan kemampuan individu yang saling
membutuhkan satu sama lain.
d. Interdependen, saling ketergantungan merupakan suatu hubungan
interpersonal yang saling ketergantungan antara seorang dengan yang
lain.
Respon Maladaptif
Respons yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan
disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon
maladaptif :
a. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan
kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
b. Ketergantungan ini terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa
percaya diri.
c. Manipulasi merupakan suatu sikap yang hanya berorientasi pada diri
sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada oran lain, orang lain
diperlakukan seperti objek.
d. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang
lain (Stuart, 2006).
C. ETIOLOGI
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap
diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial,
merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat menciderai diri
sendiri (Carpenito-Moyet, 2006).
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan
mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon
10
maladaptif. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang
perkembangan respons sosial maladaptif. Beberapa orang percaya
bahwa individu yang mempunyai masalah ini adalah orang yang
tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang tua.
2. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respons sosial maladaptif.
Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, namun tetap masih diperlukan
penelitian lebih lanjut.
3. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang
lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif, seperti lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik (Stuart,
2006).
b.Faktor Pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan
yang penuh stres seperti kehilanga, yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas. Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
1. Stresor sosiokultural, merupakan stres yang dapat ditimbulkan oleh
menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang
berarti didalam kehidupannya.
2. Stresor psikologik, ansietas berat yang berkepanjangan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya
3. Stresor biologik, merupakan stresor karena adanya faktor genetik
atau keturunan (Stuart, 2006).
11
D. TANDA DAN GEJALA
Perilaku pasien dengan menarik diri ditunjukkan dengan tanda-
tanda seperti : apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menghindar dari orang
lain (menyendiri), komunikasi kurang/tidak ada, klien tidak tampak
bercakap-cakap dengan klien lain/perawat, tidak ada kontak mata, klien
sering menunduk, berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas, menolak
berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi
jika diajak bercakap-cakap, tidak melakukan kegiatan sehari-hari (Keliat,
2009).
E. MEKANISME KOPING
Individu yang mempunyai respons sosial maladaptif menggunakan
berbagai mekanisme dalam upayanya untuk mengatasi ansietas.
Mekanisme koping yang disajikan disini berkaitan dengan jenis spesifik
dari masalah-masalah berhubungan :
1. Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian antisosial yaitu
proyeksi, splitting ( pemisahan ), merendahkan orang lain.
2. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian yaitu
splitting ( pemisahan ), formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi
orang lain, merendahkan orang lain, dan identifikasi proyektif (Stuart,
2006).
F. MASALAH KEPERAWATAN
Masalah yang muncul pada klien dengan menarik diri antara lain :
1. Halusinasi
2. Menarik diri
3. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
4. Koping keluarga tidak efektif
5. Distress spiritual
6. Defisit perawatan diri
7. Gangguan komunikasi verbal
12
8. Kerusakan interaksi sosial
9. Perubahan
10. Koping individu tidak efektif
11. Keputusasaan
12. Harga diri rendah
(Keliat, 2009)
G. POHON MASALAH
Halusinasi
Menarik Diri Core Problem
Harga Diri Rendah
Skema Pohon Masalah
Sumber : (Fitria, 2009)
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Menarik diri
2. Halusinasi
3. Harga diri rendah (Carpenito-Moyet, 2006).
13
I. INTERVENSI
1. Menarik diri merupakan core problem atau diagnosa utama dalam pohon masalah diatas, berikut ini adalah rencana asuhan keperawatan dari
menarik diri.
No.
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan Rasional TTD
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. Menarik diri TUM :
Pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain
TUK :
1. Pasien dapat membina
hubungan saling
percaya.
Setelah 1 x interaksi pasien
menunjukkan tanda-tanda
percaya kepada / terhadap
perawat :
1. Wajah cerah, tersenyum
2. Mau berkenalan
3. Ada kontak mata
4. Bersedia menceritakan
perasaan
5. Bersedia mengungkapkan
masalah
1.1 Bina hubungan saling
percaya dengan :
a. Beri salam setiap
berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan
tujuan perawat berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama
kesukaan pasien
d. Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan pasien
dan masalah yang dihadapi
pasien
f. Buat kontak interaksi yang
jelas
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien
1.1 Membina hubungan
saling percaya.
Kontak yang jujur,
singkat, konsisten
dengan perawat
dapat membantu
klien membina
kembali interaksi
penuh percaya
dengan orang lain.
2.Pasien mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri
Setelah 2 x interaksi pasien dapat
menyebutkan minimal satu
penyebab menarik diri :
a. Diri sendiri
b. Orang lain
c. Lingkungan
2.1 Tanyakan pada pasien
tentang :
a. Orang yang tinggal
serumah atau sekamar
pasien
b. Orang yang paling
2.1 Keterlibatan orang
terdekat dapat
membantu
membangun dan atau
kembali membentuk
sistem pendukung
14
dekat dengan pasien
dirumah atau ruang
perawatan
c. Apa yang membuat
pasien dekat dengan
orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien dirumah
atau diruang perawatan
e. Apa yang membuat
pasien tidak dekat
orang dengan tersebut
f. Upayakan yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
g. Diskusikan dengan
pasien penyebab
menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan
orang lain
h. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaan
dan
mengintegrasikan
klien kembali
kedalam jaringan
sosial
3. Pasien mampu
menyebutkan
keuntungan
berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
Setelah 3 x interaksi dengan
pasien dapat menyebutkan
keuntungan berhubungan sosial,
misalnya :
a. Banyak teman
b. Tidak kesepian
c. Bisa diskusi
d. Saling menolong
e. Dan kerugian menarik diri
misalnya :
1. Sendiri
2. Kesepian
3. Tidak bisa
3.1 Tanyakan pada pasien
tentang :
a. Manfaat hubungan sosial
b. Kerugian menarik diri
c. Diskusikan bersama
pasien tentang manfaat
berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
d. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
3.1 Solitude dan
kesepian dapat
diterima atau dengan
pilihan, dan
perbedaan ini
membantu klien
mengidentifikasi apa
yang terjadi pada
dirinya sehingga
dapat diambil
langkah untuk
mengatasi masalah
ini.
15
diskusi
4. Pasien dapat
melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap
Setelah 4 x interaksi pasien dapat
melaksanakan hubungan social
secara bertahap dengan :
a. Perawat
b. Perawat lain
c. Pasien lain
d. Kelompok
4.1 Observasi perilaku pasien
saat berhubungan sosial
4.2 Beri motivasi dan bantu
pasien untuk berkenalan
atau berkomunikasi dengan
:
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. Kelompok
4.3 Libatkan pasien dalam
terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan
pasien bersosialisasi
4.5 Beri motivasi pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah
dibuat
4.6 Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang
dilaksanakan
4.1 Kehadiran orang
yang dapat dipercaya
memberi klien rasa
terlindungi. Setelah
dapat berinteraksi
dengan orang lain
dan memberi
kesempatan klien
dalam mengikuti
aktivitas kelompok,
klien merasa lebih
berguna dan rasa
percaya diri dapat
tumbuh kembali.
5. Pasien mampu
menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan sosial
Setelah 5 x interaksi pasien dapat
menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan :
1. Orang lain
2. Kelompok
5.1 Diskusikan dengan pasien
tentang perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan
:
a. Orang lain
b. Kelompok
5.2 Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
5.1 Ketika klien merasa
dirinya lebih baik
dan mempunyai
makna, interaksi
sosial dengan orang
lain dapat
ditingkatkan
16
6. Pasien mendapat
dukungan keluarga
dalam memperluas
hubungan sosial
Setelah 6 x pertemuan keluarga
dapat menjelaskan tentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala
menarik diri
c. Penyebab dan akibat
menarik diri
d. Cara merawat pasien
menarik diri
6.1 Diskusikan pentingnya
peran serta keluarga sebagai
pendukung untuk mengatasi
prilaku menarik diri.
6.2 Diskusikan potensi keluarga
untuk membantu pasien
mengatasi perilaku menarik
diri
6.3 Jelaskan pada keluarga
tentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala
menarik diri
c. Penyebab dan akibat
menarik diri
d. Cara merawat pasien
menarik diri
e. Latih keluarga cara
merawat pasien
menarik diri.
f. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
g. Beri motivasi keluarga
agar membantu pasien
untuk bersosialisasi
h. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat pasien
dirumah sakit
6.1. Dukungan dari
keluarga
merupakan bagian
penting dari
rehabilitasi klien.
7. Pasien dapat
memanfaatkan obat
dengan baik
Setelah 7 x interaksi pasien
menyebutkan :
a. manfaat minum obat
b. kerugian tidak minum
obat
c. nama, warna, dosis,
efek terapi dan efek
7.1 Diskusikan dengan pasien
tentang manfaat dan
kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara,
efek terapi dan efek
samping penggunaan obat
7.2 Pantau pasien saat
7.1. Membantu dalam
meningkatkan
perasaan kendali dan
keterlibatan dalam
perawatan kesehatan
klien.
17
samping obat
d. akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
dokter.
penggunaan obat
7.3 Beri pujian jika pasien
menggunakan obat dengan
benar
7.4 Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa
konsultasi dokter
7.4 Anjurkan pasien untuk
konsultasi kepada dokter
atau perawat jika terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
2. Halusinasi merupakan salah satu pohon masalah dari menarik diri, yaitu akibat dari menarik diri. Dimana seseorang yang sudah mengalami
gangguan menarik diri, kemungkinan besar bisa terjadi halusinasi. Berikut rencana asuhan keperawatan halusinasi.
No. Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan Rasional TTD
No. Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
2. Halusinasi TUM :
Klien tidak menciderai diri
sendiri / orang lain /
lingkungan
TUK :
1.Klien dapat membina
hubungan saling percaya
dengan perawat
Klien mampu membina hubungan saling
percaya dengan perawat dengan kriteria hasil :
1. Membalas sapaan perawat
2. Ekspresi wajah bersahabat dan senang
1.1 Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik :
b. Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non
verbal
c. Perkenalkan diri dengan
sopan
d. Tanyakan nama lengkap
klien dan nama
panggilan kesukaan
klien
e. Jelaskan maksud tujuan
dan interaksi
f. Berikan perhatian pada
klien, perhatikan
1.1 Hubungan saling
percaya merupakan
langkah awal
menentukan
keberhasilan rencana
selanjutnya
1.2 Untuk mengurangi
kontak klien dengan
halusinasinya
dengan mengenal
halusinasi akan
membantu
mengurangi dan
menghilangkan
halusinasi
18
kebutuhan dasarnya
1.2 Beri kesempatan klien
mengungkapkan
perasaannya
1.3 Dengarkan ungkapan klien
dengan empati
2. Klien dapat mengenali
halusinasinya
Klien mampu mengenali halusinasinya dengan
kriteria hasil :
1.Klien dapat menyebutkan waktu, timbulnya
halusinasi
2.Klien dapat mengidentifikasi kapan frekuensi
situasi saat terjadi halusinasi
3.Klien dapat mengungkapkan prasaannya saat
muncul halusinasi
2.1 Adakan kontak sering dan
singkat secara bertahap
2.2 Tanyakan apa yang didengar
dari halusinasinya
2.3 Tanyakan kapan
halusinasinya datang
2.4 Tanyakan halusinasinya
2.5 Bantu klien mengenal
halusinasinya :
a.Jika menemukan klien
sedang halusinasi,
tanyakan apakah ada
suara yang didengar
b.Jika klien menjawab
ada, lanjutkan apa yang
dikatakan
c.Katakan bahwa perawat
percaya klien mendengar
suara itu, namun perawat
sendiri tidak
mendengarnya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
d.Katakan bahwa klien
lain juga ada yang
seperti klien
e.Katakan bahwa perawat
akan membantu klien
2.6 Diskusikan dengan klien :
a.Situasi yang menimbulkan
atau tidak menimbulkan
2.1Mengetahui apakah
halusinasi datang dan
menentukan tindakan
yanng tepat atas
halusinasinya
2.2Mengenalkan pada
klien terhadap
halusinasinya dan
mengidentifikasi
faktor pencetus
halusinasinya
19
halusinasi
b.Waktu terjadinya
halusinasi
2.7 Diskusikan dengan klien apa
yang dirasakan jika terjadi
halusinasi
3.Klien dapat mengontrol
halusinasinya
3.1Kliendapat mengidentifikasi tindakan yang
dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya
3.2 Klien dapat menunjukkan cara baru untuk
mengontrol halusinasi
3.1 Identifikasi bersama klien
tindakan yang biasa yang
dilakukan bila terjadi
halusinasi
3.2 Diskusikan manfaat dan cara
yang digunakan klien, jika
bermanfaat beri pujian
3.3 Diskusikan cara baik
memutus atau mengontrol
timbulnya halusinasi
3.4 Bantu klien memilih dan
melatih cara mengontrol
halusinasi secara bertahap
3.5 Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang
dilatih, evaluasi hasilnya
dan beri pujian jika berhasil
3.6 Anjurkan klien mengikuti
terapi kelompok
3.1Menentukan tindakan
yang sesuai bagi
klien untuk
mengontrol
halusinasinya
4.Klien dapat dukungan
dari keluarga dalam
mengontrol
halusinasinya
4.1 Klien dapat memilih cara mengatasi
halusinasi
4.2 Klien melaksanakan cara yang telah dipilih
4.3Klien dapat mengikuti terapi aktivitas
kelompok
4.1 Anjurkan klien untuk
memberi tahu keluarga jika
mengalami halusinasi
4.2 Diskusikan dengan keluarga
:
a. Gejala halusinasi yang
dialami klien
b. Cara yang dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk
mengontrol halusinasi
c. Cara merawat anggota
keluarga yang mengalami
4.1 Membantu klien
menentukan cara
mengontrol
halusinasi :
a. Beri support
kepada klien
b.Menambah
pengetahuan
klien untuk
melakukan
tindakan
pencegahan
halusinasi
20
halusinasi
d. Beri informasi follow up
atau kapan perlu mendapat
bantuan halusinasi tidak
terkontrol dan risiko
menciderai orang lain
4.3 Diskusikan dengan keluarga
dan klien tentang jenis,
dosis, frekuensidan manfaat
obat
5.Klien dapat
menggunakan obat
dengan benar untuk
mengendalikan
halusinasinya
5.1 Klien dapat informasi tentang manfaat dan
efek samping obat
5.2 Klien dapat memahami akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
5.3 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar
penggunaan obat
5.1 Pastikan klien minum obat
sesuai dengan program
dokter
5.2 Anjurkan klien bicara
dengan dokter tentang
manfaat dan efek samping
obat yanng dirasakan
5.3 Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa
konsultasi
5.4Bantu klien menggunakan
obat dengan prinsip 5 benar
5.1 Membantu
mempercepat
penyembuhan dan
memastikan obat
sudah diminum oleh
klien
5.2 Meningkatkan
pengetahuan tentang
manfaat dan efek
samping obat
3. Harga Diri Rendah merupakan penyebab terjadinya menarik diri. Berikut intervensi dari harga diri rendah.
No. Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan Rasional TTD
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
3. Harga Diri
Rendah
TUM :
Klien dapat melakukan
hubungan sosial secara
bertahap
TUK :
1.Klien dapat membina
1.1 Klien dapat mengungkapkan perasaanya
1.2 Ekspresi wajah bersahabat
1.3 Ada kontak mata
1.4 Menunjukkan rasa senang
1.5 Mau berjabat tangan
1.6 Klien mau mengutarakan masalah yang
1.1 Bina hubungan saling
percaya :
a. Sapa klien dengan ramah,
baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
1.1 Hubungan saling
percaya akan
menimbulkan
kepercayaan klien
pada perawat
sehingga akan
21
hubungan saling percaya dihadapi c. Tanya nama lengkap klien
dan nama panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan,
jujur dan menepati janji
e. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
1.2 Beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanya
tentang penyakit yang
dideritanya
1.3 Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien
1.4 Katakan pada klien bahwa ia
adalah seorang yang
berharga dan
bertanggungjawab serta
mampu menolong dirinya
sendiri
memudahkan dalam
pelaksanaan tindakan
selanjutnya
2.Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
2.1 Klien mampu mempertahankan aspek yang
positif
2.1 Diskusikan kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
kllien dan beri pujian /
reinforcement atas
kemampuan
mengungkapkan
perasaannya
2.2 Saat bertemu klien,
hindarkan memberi
penilaian negatif. Utamakan
memberi pujian yang
realistis
2.1 Pujian akan
meningkatkan harga
diri klien
3.Klien dapat menilai
kemampuan yang dapat
digunakan
3.1 Kebutuhan klien terpenuhi
3.2 Klien dapat melakukan aktivitas terarah
3.1 Diskusikan kemampuan
klien yang masih dapat
digunakan selama sakit
3.2 Diskusikan juga
kemampuan yang dapat
dilanjutkan penggunaan di
rumah sakit dan di rumah
nanti
3.1 Peningkatan
kemampuan
mendorong klien
untuk mandiri
22
4.Klien dapat menetapkan
dan merencanakan
kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang
dimiliki
4.1 Klien mampu beraktivitas sesuai
kemampuan
4.2 Klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
4.1 Rencanakan bersama klien
aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
4.2 Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi
kondisi klien
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan
4.1 Pelaksanaan kegiatan
secara mandiri modal
awal untuk
meningkatkan harga
diri
5.Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai kondisi
sakit dan
kemampuannya
5.1 Klien mampu beraktivitas sesuai
kemampuan
5.1 Beri kesempatan klien untuk
mencoba kegiatan yang
direncanakan
5.2 Beri pujian atas keberhasilan
kllien
5.3 Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah
5.1 Dengan aktivitas
klien akan
mengetahui
kemampuannya
6.Klien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
6.1 Klien mampu melakukan apa yang diajarkan
6.2 Klien mampu memberikan dukungan
6.1 Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara
merawat klien harga diri
rendah
6.2 Bantu keluarga memberi
dukungan selama klien
dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah
6.1 Perhatian keluarga
dan pengertian
keluarga akan dapat
membantu
meningkatkan harga
diri klien
23
J. STRATEGI PELAKSANAAN
Dx 1 : Menarik Diri
Pasien :
Sp 1p :
1. Mengidentifikai penyebab menarik diri pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala menarik diri yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien menarik diri
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
masalah menarik diri langsung dihadapan pasien
Sp 3k :
1. Menjelaskan perawatan lanjutan
24
Dx 2 : Halusinasi
Pasien
Sp 1p :
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasikan respons pasien terhadap halusinasi
7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik
8. Membiming pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan
orang lain
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa
dilakukan pasien)
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 4p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Menjelakan cara kontrol halusinasi dengan minum obat (prinsip 5
benar minum obat)
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
25
Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis
halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien halusinasi
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan
halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara merawatnya langsung kepada
pasien halusinasi
Sp 3k :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan
halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
halusinasi
Sp 3k :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat ( discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
26
Dx 3 :Harga Diri Rendah
Pasien
Sp 1p :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien
4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai
kemampuan
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien harga diri rendah
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
harga diri rendah
Sp 3k :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang