bab ii tinjauan pustaka -...

24

Upload: truongdiep

Post on 25-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan
Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawatan Post Partum

Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai

organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,

2004). Periode ini disebut puerpenium (masa nifas) yang merupakan bagian

integral pada proses melahirkan, dan harus dimanfaatkan sebagai suatu

kesempatan untuk memberikan perawatan pada ibu dan bayinya (Sutomo,

2003). Setelah melahirkan-pun tubuh akan berubah kalau yang tadinya

berubah ke arah pembesaran maka setelah melahirkan tubuh berubah ke arah

sebelum hamil. Meskipun dalam enam bulan perut dan payudara, tidak akan

mengecil seperti sebelum hamil (Poerwadi, 2006).

Setelah ibu melahirkan salah satu tugas perkembangan adalah, menyusui

(Ferrer,1999). Menyusui bayi baru lahir sangat dianjurkan disamping

memberikan makanan paling tepat untuk si bayi, menyusui juga merupakan

kontak pertama antara ibu dan bayinya (Poewadi, 2006). Menyusui bayi baru

lahir bukan hanya meliputi pemberian makanan saja tetapi juga kehangatan,

perasaan nyaman dan aman (Ferrer, 1999).

6

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

Ibu yang melahirkan secara normal telah dipersiapkan secara memadai

baik mental maupun fisiknya untuk pemberian ASI, selama masa antenatal

(Veralls, 1997). Oleh karena itu, dapat dilakukan dengan menyusui dini. Hal

tersebut perlu oleh karena menyusui dini mempunyai beberapa manfaat baik

pada ibu maupun bayinya (Akre, 1994). Sejak kehamilan muda sudah terdapat

persiapan-persiapan pada kelenjar mammae untuk menghadapi laktasi ini.

Perubahan yang terdapat pada kedua mammae antara lain :

1. Proliferasi jaringan terutama kelenjar dan alveolus mammae dan lemak

2. Pada ductus lakteferus terdapat cairan yang kadang-kadang dikeluarkan

berwarna kuning (kolostrum)

3. Hipervaskularisan terdapat pada permukaan maupun bagian dalam

mammae, pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak dengan jelas.

4. Setelah partus pengaruh menekan dari estrogen dan progesterone terdapat

hipofisis hilang (Wiknjasastro, 2005).

Berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organ pelvis, payudara

mencapai maturnitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika payudara

disupresi. Payudara akan menjadi lebih kencang dan mula-mula nyeri tekan

sebagai reaksi pada perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi

(Ferrer, 1999).

7

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

Selama sembilan bulan kehamilan jaringan payudara tumbuh dan

menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.

Akan tetapi biasanya banyak kendala-kendala yang terjadi pada payudara

akibat perubahan fisiologis post partum (Hamilton PM, 2005).

Kendala-kendala tersebut seperti kondisi putting yang masuk ke dalam,

payudara bengkak, nyeri pada putting susu, putting susu pecah-pecah, infeksi

payudara. Saluran ASI tersumbat, laktasi yang tidak memadai dan juga

produksi ASI yang kurang (Ferrer, 1999 ; Wheeler, 2003).

Beberapa kendala tersebut ada yang bisa dideteksi atau dilihat pada saat

ibu masih hamil (Ferrer, 1995). Akan tetapi ibu yang hamil sering kali

mengabaikan atau bahkan tidak mengetahui tentang proses pengembangan

jaringan. Penghasil ASI juga merupakan titik awal yang sangat terpengaruh

terhadap keberhasilan menyusui. Oleh karena itu perawatan payudara penting

dilakukan selain untuk mempersiapkan ibu untuk menyusui juga untuk

mencegah terjadinya kendala-kendala yang terjadi pada payudara setelah

melahirkan (Roesli, 2004).

8

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

B. Konsep Dasar Merawat Payudara

1. Anatomi Payudara

Dalam istilah medik payudara disebut glandula mammae (Verralis,

1997). Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas

otot dada. Payudara lazimnya mulai pada costa ke-2 atau ke-3 sampai ke

tulang rawan iga ke-7 dan dari garis aksila sampai sejajar pinggir sternum

(Keith, 1994). Adapun payudara terdiri dari 3 bagian :

a. Corpus

Payudara wanita tersusun atas parencym dan stroma:

1) Parencym

Parencym merupakan struktur yang terdiri dari alveoli,

lobuli dan ductus-ductus penyalurannya berhubungan dengan satu

ductus laktefenus membentuk dan melekat pada area di bawah

areola membentuk ampula dari tinus yang berfungsi sebagai tempat

penampungan air susu.

2) Stroma

Stroma pada payudara tersusun atas jaringan ikat, jaringan

lemak, saraf dan pembuluh limfe.

b. Areola

9

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

Areola adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang

longgar dan mengalami pigmentasi dari masing-masing payudara

bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Areola berisi otot polos dan jaringan

ikat kalogen yang tersusun sirkulasi dan radier.

Selain itu pada areola mengandung kelenjar montgometri yang

berfungsi sebagai pelumas selama laktasi.

c. Puting dan papilla mammae

Puting terletak di tengah-tengah aerola yang bulat dan

berpigmen yang khusus disediakan sebagai tanda visual untuk bayi.

Puting biasanya menonjol beberapa meter dari permukaan dari

permukaan kulit, tetapi ukuran dan bentuknya sangat beragam antar

wanita.

Perbedaan tersebut tidak terpengaruh sama sekali pada

fungsinya dan tidak menjadi ukuran untuk banyakna ASI yang

dihasilkan. Papilla mammae merupakan suatu tonjolan yang tersusun

atas jaringan erectil berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat

peka (Guyton, 1994, Verralis, 1997).

10

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

2. Cara Merawat Payudara

Kebiasaan mengenali payudara sendiri dan melakukan pemeriksaan

rutin adalah kunci penemuan awal terhadap masalah yang mungkin

timbul, dilanjutkan pemeriksaan lebih detail pada payudara, serta

perawatan awal setiap masalah (Budhihardjo, 2002). Menurut Depkes RI

(1997). Beberapa cara merawat payudara antara lain :

a. Kebersihan puting susu

Sebelum dan sesudah ditetekkan putting susu harus dibersihkan

dengan air matang.

b. Penggunaan kutang

1) Macam kutang yang dipakai harus sedemikian rupa, sehingga

tidak menekan pada putting susu dan dapat menyangga payudara

dari bawah.

2) Buah dada yang penuh dengan ASI menjadi lebih besar dan berat,

untuk itu perlu dipakai kutang atau penyangga payudara yang

sedikit menekan payudara dan menyanggahnya dari bawah.

Gambar 2.1. Penggunaan Kutang

11

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

c. Agar pembentukan ASI lancar maka payudara yang baru selesai

ditetekkan harus segera dikosongkan atau dengan cara memerah

dengan tangan atau pompa.

Cara memerah payudara dengan tangan :

1) Memerah payudara harus menggunakan tangan yang bersih.

2) Dimulai dari panggal buah dada, diurut dengan kedua tangan.

3) Urutan diarahkan ke puting susu.

4) Gelanggang puting susu dipijat dan diprah ke arah puting susu.

Gambar 2.2 Memerah Payudara

Cara memerah payudara dengan pompa :

1) Pijatlah bola pompa buah dada dan kemudian menempelkan

pompa pada payudara

2) Bila akan melepaskan pompa payudara, pijatlah bola pompa itu

lebih dahulu.

3) Bersihkan pompa payudara sesudah dipakai dan simpanlah dalam

keadaan bersih

12

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

Gambar 2.3. Memompa Payudara

Ada beberapa kondisi putting yang dapat mengganggu proses

menyusui yaitu putting yang susah dihisap oleh bayi, putting yang susah

dihisap oleh bayi antara lain.

a. Puting yang terlalu kecil dan menonjol keluar

b. Puting menonjol keluar tetapi permukaanya datar

c. Puting yang tenggelam atau masuk ke dalam payudara (Luwina, 200

Beberapa cara untuk menormalkan bentuk putting susu yang

sulit dihisap oleh bayi yaitu dengan memakai alat penghisap putting

susu, memakai pelapis payudara yang berlubang ditengahnya dan

dengan melakukan pemijatan pada putting susu. Pemijatan dilakukan

dengan tangan pada putting kanan dan kiri (Luwina, 2003).

13

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

Untuk mengatasi putting susu yang datar dan tertarik ke dalam yaitu

dengan cara merawat putting susu sebagai berikut (Ilyas, 1994) :

a. Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah putting susu

b. Regangkan daerah areola dengan menggerakkan kedua ibu jari ke arah

bawah sebanyak 20 x

c. Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan disamping kanan putting

susu

d. Regangkan daerah areola dengan menggerakkan kedua ibu jari

kearahkiri danke arah kanan sebanyak 20 x.

e. Lakukan 2x sehari sejak usia kehamilan 3 bulan.

Salah satu manfaat merawat payudara adalah untuk mempersiapkan

proses laktasi (menyusui) (Ilyas, 1994). Beberapa keuntungan yang

didapat seorang ibu dengan menyusui bayinya sebagai berikut (Luwina,

2003) :

a. Mengurangi perdarahan setelah menyusui

b. Mengecilkan rahim

c. Mempercepat proses pelangsingan badan si ibu setelah melahirkan

d. Menurunkan risiko terkena kanker payudara

e. Menumbuhkan ikatan kasih sayang antara si ibu dan si anak

f. Ekonomis dan hemat waktu

14

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

3. Merawat payudara post partum

Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang

dilakukan pada periode post partum. Hal ini harus dilakukan sedini

mungkin untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya

saluran susu yang mempunyai tujuan memperlancar ASI, mencegah

tersumbatnya saluran susu, mencegah timbulnya pembengkakan pada

payudara, mencegah bendungan pada payudara, melenturkan dan

menguatkan putting susu (Ilyas, 1994; Luwina, 2003).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara

adalah sebagai berikut: perawatan dikerjakan secara teratur, menjaga

kebersihan payudara, gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak

dibandingkan pada waktu hamil, ibu harus percaya diri akan kemampuan

untuk menyusui bayinya, ibu harus merasa nyaman dan santai, rasa lepas

dan stress harus dihindarkan, memakai BH yang tepat (Luwina, 2003;

Depkes RI, 1999). Beberapa teknik dalam perawatan payudara:

a. Persiapan alat dan bahan (Perinasia, 1991)

1) Minyak kelapa / babi oil

2) Pompa susu

3) Gelas / botol susu

4) Air hangat dalam baskom

5) Air dingin dalam baskom

6) Handuk bersih

15

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

b. Cara merawat payudara (Ilyas, 1994)

1) Licinkan tangan dengan sedikit minyak

2) Lakukan pengurutan dengan tiga cara berturut-turut, masing-

masing 30x setiap lima menit.

Pengurutan I :

Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara

kemudian urut ke arah atas, terus ke samping, terus ke bawah dan

melintang sehingga tangan menyangga payudara, kemudian

lepaskan tangan dari payudara.

Pengurutan II:

Telapak tangan kiri menopong payudara kiri dan jari-jari

tangan kanan dikepalkan, kemudian sisi kelingking kanan

mengurut payudara kiri dari pangkal ke arah putting, demikian

pula payudara kanan.

Pengurutan III:

Telapak tangan menopong payudara seperti cara II,

kemudian jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian buku-buku

jari tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah putting.

3) Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan air

dingin caranya disiram atau dikompres.

16

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

Pengurutan I :

Pengurutan II :

Pengurutan III :

Gambar 2. 4. Teknik Perawatan Payudara Post Partum

17

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan segala

sesuatu yang diketahui oleh seseorang dengan jalan apapun atau segala

sesuatu yang diketahui orang lain yang didapat. Pengetahuan dapat juga

dikatakan sebagai khasanah mental yang secara langsung turut

memperkaya kehidupan kita. Pengetahuan merupakan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam kehidupan kita. Pengetahuan

berfungsi untuk menjawab permasalahan kehidupan yang dihadapi

manusia sebagai dorongan psikologis.

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil dari

tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu, yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun

orang lain, media masa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2000).

2. Domain Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya suatu persepsi seseorang. Tingkat pengetahuan

seseorang juga mempengaruhi persepsi dan perilaku individu, yang mana

makin tinggi pengetahuan seseorang maka makin baik menafsirkan

sesuatu. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan dibagi menjadi enam

domain yaitu :

18

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

a. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat itu

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

karena itu, tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah, kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain: menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, mengatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang ketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

peham terhadap suatu objek atau materi haus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya,

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

19

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (syntetis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun farmasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari objek

penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan singkatan-singkatan di atas.

Pada umumnya ibu-ibu menganggap bahwa merawat payudara itu

tidak perlu dilakukan karena setelah bayi itu lahir atau ASI akan keluar

20

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

dengan sendirinya dan jika masalah pada awal menyusui mereka

menganggap hal tersebut adalah wajar dan tidak perlu diantisipasi.

Dalam penelitian ini memberikan informasi pada ibu post partum

tentang praktek merawat payudara, sehingga akan menambah pengetahuan

ibu tentang praktek merawat payudara setelah melahirkan.

D. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau repson yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek, selain itu sikap tidak dapat dilihat tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup (respon stimulus)

yang masih terselubung Notoatmodjo (2003). Menurut Newcomb dalam

Notoatmodjo (2003) sikap merupakan kesiapan atau kesediaan bertindak dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, melainkan predisposisi tindakan

atau perilaku. Berdasarkan hal tersebut sikap mempunyai tiga komponen

pokok yaitu :

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional

3. Kencenderungan untuk bertindak

Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) yaitu :

1. Menerima

Menerima maksudnya bahwa orang atau subyek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

21

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

2. Merespon

Merespon maksudnya memberikan respon apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari

sikap.

3. Menghargai

Menghargai maksudnya mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertangung jawab

Bertanggung jawab maksudnya bertanggung jawab terhadap segala

sesuatu yang telah dipilihnya merupakan sikap tertinggi. Sikap juga dapat

mempengaruhi praktek karena sikap merupakan kesiapan berespon atau

bertindak, sehingga apabila ibu-ibu bersikap kurang baik dalam merawat

payudara, maka dapat terpengaruh terhadap praktek yang muncul. Untuk

itu sikap ibu tentang praktek merawat payudara setelah melahirkan harus

diperhatikan oleh petugas kesehatan.

1. Praktek

Praktek merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan (overt behavior).Dalam mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antar lain

adalah fasilitas. Disamping fasilitas juga diperlukan faktor pendukung

(support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003). Tingkatan praktek menurut

Notoatmodjo (2003 ) ada 4 antara lain:

22

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2. Respon (guided respon)

Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan contoh merupakan

indikator praktek tingkat kedua.

3. Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis

atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai

praktek tingkat ketiga.

4. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa

mengurangi tindakan tersebut. Adaptasi praktek (tindakan) memiliki

beberapa indikator, antara lain:

a) Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit

Tindakan ini mencakup antara lain:

(1). Pencegahan penyakit, misalnya mengimunisasikan anak.

(2). Penyembuhan penyakit, misalnya minum obat sesuai petunjuk

dokter.

b) Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. tindakan

atau perilaku ini mencakup antara lain: mengonsumsi makanan

23

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

dengan gizi seimbang, melakukan olah raga secara teratur, dan praktek

perawatan kesehatan sebagainya.

c) Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan.

Perilaku ini mencakup buang air besar dijamban, membuang sampah

pada tempatnya.

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2000) menganalisis

perilaku manusia tersebut dalam perilaku manusia pada tingkat kesehatan.

Sedangkan kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua

faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku, selanjutnya

perilaku kesehatan dipengaruhi oleh:

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposising factors)

Faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa untuk

berperilaku dalam kesehatan misalnya melakukan pemeriksaan pada ibu

post partum diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tentang manfaat

merawat payudara setelah melahirkan, bagi kesehatan ibu dan bayinya.

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Misalnya praktek merawat payudara,

ibu yang mau merawat payudara tidak hanya tahu dan sadar manfaat

24

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

merawat payudara melainkan ibu dengan mudah dapat memperoleh

fasilitas untuk memeriksa payudaranya ke pelayanan kesehatan.

3. Faktor-faktor penguat

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan termasuk

juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun

pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Hal ini dapat dijelaskan

sebagai berikut: untuk berperilaku sehat masyarakat kadang-kadang bukan

hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja,

melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan, dari para tokoh masyarakat

seperti contoh perilaku perawatan payudara).

Menurut Notoatmodjo (2003) bentuk perilaku secara lebih operasional

dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan

dari luar subjek tersebut, respon ini berbentuk dua macam, yaitu:

a. Bentuk pasif

Perilaku bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam

diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain,

misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin atau pengetahuan. Misalnya

seseorang ibu yang menganjurkan kepada temannya untuk merawat

payudara setelah melahirkan meskipun ia sendiri tidak atau belum pernah

merawat payudara setelah melahirkan. Perilaku seperti ini juga disebut

perilaku yang masih terselubung (covert behavior).

25

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

b. Bentuk aktif

Perilaku bentuk aktif dapat diobservasi dengan jelas secara langsung.

Misalnya ibu yang menganjurkan temannya untuk merawat payudara

setelah melahirkan setelah ia sendiri mempraktekkannya atau merawat

payudara setelah melahirkan. Perilaku tersebut sudah tampak dalam

bentuk tindakan nyata sehingga disebut “overt behavior”.

Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi

manusia dengan lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

terbentuknya perilaku terbagi menjadi 2 faktor yaitu :

a. Faktor intern

Faktor intern berfungsi untuk mengelola rangsangan dari luar, faktor ini

meliputi: pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi.

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern ini meliputi lingkungan fisik maupun non fisik seperti:

iklim, manusia, sosial ekonomi dan budaya.

26

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

E. Kerangka Teori

Sumber: Lowrence Green dalam Notoatmodjo (2000)

G. Kerangka Konsep

Variabel independent Variabel dependent

27

Faktor Predisposisi1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Nilai 4. Kepercayaan 5. Pendidikan 6. Sosial ekonomi Faktor Pemungkin1. Sarana dan prasarana

kesehatan 2. Fasilitas kesehatan

Faktor Penguat 1. Sikap dan perilaku

tokoh agama, masyarakat

2. sikap dan perilaku petugas kesehatan

Praktek merawat payudara pada ibu post partum

Pengetahuan ibu tentang merawat payudara

Praktek merawat payudara pada ibu post partum

Sikap ibu tentang merawat payudara

Faktor intern1. kecerdasan 2. Persepsi3. Motivasi4. Emosi

Faktor ekstern1. Iklim2. Manusia3. sosial ekonomi4. Budaya

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-imamarufah... · Merawat payudara post partum merupakan perawatan yang dilakukan

H. Variabel Penelitian

1. Variabel Independent

Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap

ibu tentang praktek merawat payudara pada ibu post partum.

2. Variabel Dependent

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah praktek merawat payudara

pada ibu post partum.

I. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan tujuan kerangka teori yang dikemukakan, maka hipotesis

yang diajukan adalah :

1. Ada hubungan pengetahuan dengan praktek merawat payudara pada ibu

post partum di Desa Sumurjomblang Bogo Kecamatan Bojong Kabupaten

Pekalongan.

2. Ada hubungan sikap dengan praktek merawat payudara pada ibu post

partum di Desa Sumurjomblang Bogo Kecamatan Bojong Kabupaten

Pekalongan.

28