bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan umum tanaman pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/fandy rizki...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisang Pisang yang ada sekarang merupakan hasil persilangan alami dari pisang liar dan telah mengalami domestikasi. Beberapa literatur menyebutkan pusat keanekaragaman tanaman pisang berada di kawasan Asia Tenggara (Satuhu dan Supriyadi, 1990). Para ahli botani memastikan daerah asal tanaman pisang adalah India, jazirah Malaya, dan Filipina. Penyebaran tanaman pisang dari daerah asal ke berbagai wilayah negara di dunia terjadi mulai tahun 1000 SM. Penyebaran pisang di wilayah timur antara lain melalui Samudera Pasifik dan Hawai. Sedangkan penyebaran pisang di wilayah barat melalui Samudera Hindia, Afrika sampai pantai timur Amerika. Sekitar tahun 500, orang-orang Indonesia berjasa menyebarkan tanaman pisang ke pulau Madagaskar. Pada tahun 650, pahlawan-pahlawan Islam di negara Arab telah menyebarkan tanaman pisang di sekitar laut tengah. Inventarisasi plasma nutfah pisang di Indonesia dimulai pada abad XVIII. Dalam buku yang berjudul Herbarium Amboninese karangan Rumphius yang diterbitkan tahun 1750, telah dikenal beberapa jenis pisang hutan dan pisang budidaya yang terdapat di Kepulauan Maluku (Rukmana, 1999 : 13). Pengembangan budidaya tanaman pisang pada mulanya terpusat di daerah Banyuwangi, Palembang, dan beberapa daerah di Jawa Barat. 7 Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Upload: others

Post on 19-Mar-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Pisang

Pisang yang ada sekarang merupakan hasil persilangan alami dari pisang

liar dan telah mengalami domestikasi. Beberapa literatur menyebutkan pusat

keanekaragaman tanaman pisang berada di kawasan Asia Tenggara (Satuhu

dan Supriyadi, 1990).

Para ahli botani memastikan daerah asal tanaman pisang adalah India,

jazirah Malaya, dan Filipina. Penyebaran tanaman pisang dari daerah asal ke

berbagai wilayah negara di dunia terjadi mulai tahun 1000 SM. Penyebaran

pisang di wilayah timur antara lain melalui Samudera Pasifik dan Hawai.

Sedangkan penyebaran pisang di wilayah barat melalui Samudera Hindia,

Afrika sampai pantai timur Amerika. Sekitar tahun 500, orang-orang Indonesia

berjasa menyebarkan tanaman pisang ke pulau Madagaskar. Pada tahun 650,

pahlawan-pahlawan Islam di negara Arab telah menyebarkan tanaman pisang

di sekitar laut tengah.

Inventarisasi plasma nutfah pisang di Indonesia dimulai pada abad

XVIII. Dalam buku yang berjudul Herbarium Amboninese karangan Rumphius

yang diterbitkan tahun 1750, telah dikenal beberapa jenis pisang hutan dan

pisang budidaya yang terdapat di Kepulauan Maluku (Rukmana, 1999 : 13).

Pengembangan budidaya tanaman pisang pada mulanya terpusat di daerah

Banyuwangi, Palembang, dan beberapa daerah di Jawa Barat.

7

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

8

A.1.Klasifikasi dan Botani Tanaman Pisang

Kedudukan tanaman pisang dalam sistematika (taksonomi)

tumbuhan adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub Devisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca L. (Tjitrosoepomo, 2000)

Pisang termasuk famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri

dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi dalam

empat golongan, yaitu Rhodochlamys,Callimusa, Australimusa dan

Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa merupakan jenis pisang

yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang

yangdimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu

Musa acuminata dan Musa balbisiana.

A.2.Morfologi Tanaman Pisang

Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan

berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini

merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur.

Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung

memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

9

menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker)

muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi

tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat

partenokarpi.

Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai

macam topografi tanah, baik tanah datar atau pun tanah miring. Produktivitas

pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar

pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman

tanah pada pH 4,5-7,5. Suhu harian berkisar antara 25˚C-28˚C dengan curah

hujan 2000-3000 mm/tahun. Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya

sekali, kemudian mati. Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan

batang bawah tanah (bongol) yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada

bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru.

Buah pisang tersusun dalam tandan yang terdiri atas beberapa sisir,

dan tiap sisir terdiri dari 6-22 buah pisang tergantung pada varietasnya.

Buah pisang pada umumnya tidak berbiji atau disebut 3n (triploid), kecuali

pada pisang batu (klutuk) bersifat diploid (2n). Proses pembuahan tanpa

menghasilkan biji disebut partenokarpi (Rukmana, 1999 : 15).

Ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya berkisar antara 10-18 cm

dengan diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlingir 3-5 alur, bengkok

dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah

(mesokarpa) tebal dan lunak. Kulit buah (epikarpa) yang masih muda

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

10

berwarna hijau, namun setelah tua (matang) berubah menjadi kuning dan

strukturnya tebal sampai tipis (Cahyono, 2002 : 16).

Buah pisang termasuk buah buni, bulat memanjang, membengkok,

tersusun seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau

coklat. Tiap kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang.

Berbiji atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan warna hitam. Buahnya

dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang.

A.3.Ekologi Tanaman Pisang

Persebaran tanaman pisang sangat dipengaruhi oleh berbagai hal,

diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Klimatik

Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan

pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah

subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air

disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat

diharapkan.

2. Edafik

Tanah sangat berperan penting bagi tumbuhan yaitu sebagai

media tumbuh tanaman darat. Tanah menyediakan berbagai macam

mineral yang digunakan oleh tumbuhan untuk tumbuh. Namun tanah

juga dapat menjadi salah satu faktor pembatas bagi tanaman. Hal ini

dapat disebabkan karena adanya bermacam kondisi fisik maupun

kimiawi tanah yang berbeda-beda dimana setiap tumbuhan memiliki

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

11

persyaratan tumbuh yang berbeda-beda pula. Tanah yang subur akan

berpengaruh baik pada besar dan panjangnya tandan pisang, sedangkan

tanah yang tidak subur akan mengakibatkan tandan pisang kecil dan

pendek (Satuhu dan Supriyadi, 2008).

Komposisi dalam tanah juga mempengaruhi pertumbuhan

tanaman yaitu pada tanah berkapur. Kapur dalam tanah memiliki

asosiasi dengan keberadaan kalsium dan magnesium tanah, karena

keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan

karbonat. Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi

sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Pengaruh

kapur terhadap sifat fisika tanah ialah dalam hal terbentuknya struktur

tanah remah pada tanah, sehingga aerasi dan air tanah berada dalam

keadaan optimum.

Bila ditinjau dari sudut kimia, maka tujuan pengapuran adalah

menetralkan kemasaman tanah. Tanah yang memiliki kandungan kapur

yang tinggi, belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan

yang tinggi. bisa terjadi suatu kapur itu menjadi racun karena kapur

akan menyerap unsur hara dari dalam tanah, dimana unsur hara tersebut

dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya Kandungan Ca dan Mg

yang tinggi dalam tanah kapur berhubungan dengan taraf

perkembangan tanah tersebut. Kadar tinggi berkaitan dengan pH yang

netral. Sebagai unsur hara makro Ca dan Mg mempunyai fungsi yang

penting pada tanaman. Kalsium (Ca) berperan sebagai penyusun

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

12

dinding sel tumbuhan dan sering pula menetralkan bahan racun dalam

jaringan tanaman. Magnesium (Mg) merupakan komponen dari klorofil

dan berperan pula dalam pembentukan lemak dan minyak pada

tumbuhan. Kekurangan kedua zat ini dalam tanah dapat menghambat

perkembangan normal pada jaringan muda.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pH tanah. pH larutan

tanah sangat penting bagi tumbuhan karena larutan tanah mengandung

unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/Kalium (K), dan Fosfor (P)

dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh,

berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Pisang dapat tumbuh

dengan baik pada tanah yang mempunyai kisaran pH 4,5-7,5,

(Rukmana,1999 : 38).

Nilai pH suatu tanah berada pada kisaran 1 samapi 14 semakin

kecil nilainya maka tanah tersebut semakin asam, sedangkan sebaliknya

bila nilai tersebut makin besar, maka tanah tersebut semakin bersifat

basa. Kelarutan unsur tertentu di tanah dan laju penyerapannya oleh

tanaman sangat dipengaruhi oleh pH (Salisbury, 1995 : 314). Tanah

yang terlalu asam maupun terlalu basa tidak baik bagi pertumbuhan

tanaman karena akan secara langsung menahan serta mencegah unsur

untuk diserap tanaman.

3. Ketinggian Tempat

Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan.

Tanaman pisang dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

13

setinggi 1000 m dpl. Produktivitas pisang yang optimum akan

dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian

dibawah 500 m (Cahyono, 2002). Tanaman pisang umumnya tumbuh

dan berproduksi secara optimal di daerah yang memiliki ketinggian

antara 400 m- 600 m dpl. Di dataran tinggi umur tanaman hingga

berubah menjadi lama dan kulitnya tebal.

Ketinggian tempat mempengaruhi jenis organisme yang hidup di

tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menyebabkan

kondisi fisik dan kimia yang berbeda. Semakin tinggi suatu daerah

semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila

lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Semakin

tinggi suatu tempat, maka suhu dan intensitas cahaya di tempat tersebut

juga akan semakin berkurang (Goldsworthy dan Fisher, 1992 ).

Kondisi lain pada daerah yang memiliki elevasi tinggi adalah

jumlah konsentrasi CO2 yang relatif lebih kecil bila dibandingkan pada

daerah yang lebih rendah. Padahal CO2 adalah bahan baku dalam

proses fotosintesis untuk diubah menjadi karbohidrat, sehingga

tumbuhan yang tumbuh pada dataran tinggi cenderung memiliki jumlah

klorofil yang lebih banyak dari pada tumbuhan yang hidup di dataran

rendah, agar dapat menangkap CO2 lebih banyak. Sedangkan tumbuhan

daerah dataran rendah, dengan kondisi iklimnya umumnya temperatur

tingi, kelembaban rendah dan intensitas sinar matahari besar, memiliki

kepekaan menangkap sinar matahari lebih rendah.

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

14

B. Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Pisang

Penyakit layu Fusarium merupakan salah satu penyakit berbahaya yang

sering ditemukan pada hampir semua jenis tanaman. Baik itu tanaman atau

tumbuhan liar, tanaman sayuran semusim, tanaman perkebunan, tanaman buah

maupun tanaman hias. Penyakit layu Fusarium disebabkan oleh jamur

Fusarium oxysphorum, jamur patogen ini memiliki banyak sekali tanaman

inang. Penyakit layu fusarium jika sudah terlanjur menginfeksi tanaman

sangat sulit dikendalikan, mudah berpindah dan cepat menyebar dari tanaman

satu ketanaman lainnya. Penyebaran jamur fusarium oxysphorum bisa melalui

aliran air, manusia dan melalui bagian tanaman terinfeksi. Pada tanaman

pisang penyakit ini perlu diwaspadai karena dalam waktu singkat dapat

menghabiskan seluruh tanaman pisang yang ada pada satu areal lahan.

Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit panama pada

tanaman pisang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f. Sp cubense (FOC).

Penyakit ini merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman

pisang. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian lebih dari 35 %. Penyakit

ini menular melalui tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol

pisang.

Salah satu penyakit utama dan sangat berbahaya pada tanaman pisang

adalah penyakit layu Fusarium. Penyakit ini sangat berbahaya dan mematikan

bagi tanaman pisang dan dapat mengakibatkan turunnya kualitas dan kuantitas

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

15

produksi. Bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan panen secara

total. Nama lain dari layu Fusarium adalah penyakit Panama yang disebabkan

oleh cendawan Fusarium oxysphorum. Penyakit ini sukar dikendalikan,

mudah berpindah dan mampu bertahan di dalam tanah dalam jangka waktu

yang cukup lama.

C. Agensi Hayati Pengendali Penyakit Layu Fusarium

C.1. Trichoderma Sp.

a. Biologi Agensi Antagonis Trichoderma Sp.

Menurut Streets (1980) dalam Tindaon (2008), Trichoderma spp.

Kingdom : Plantae

Divisi : Amastigomycota

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliaceae

Genus : Trichoderma

Spesies : Trichoderma spp.

b. Jenis – Jenis Trichoderma sp.

Cendawan marga Trichoderma terdapat lima jenis yang

mempuyai kemampuan untuk mengendalikan beberapa patogen yaitu

Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii, Trichorderma viride,

Trichoderma hamatum dan Trichoderma polysporum. Jenis yang

banyak dikembangkan di Indonesia antara lain Trichorderma

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

16

harzianum, Trichorderma koningii, Trichoderma viride (Anonim,

2010).

Trichoderma spp. memiliki konidiofor bercabang – cabang

teratur, tidak membentuk berkas, konidium jorong, bersel satu, dalam

kelompok -kelompok kecil terminal, kelompok konidium berwarna

hijau biru (Semangun,1996). Trichoderma spp. juga berbentuk oval,

dan memiliki sterigma atau phialid tunggal dan berkelompok (Barnet,

1960 dalam Nurhaedah,2002).

Trichoderma spp. merupakan salah satu jamur antagonis yang

telah banyak diuji coba untul mengendalikan penyakit tanaman

(Lilik,dkk., 2010). Sifat antagonis Cendawan Trichoderma spp. telah

diteliti sejak lama. Inokulasi Trichoderma spp. ke dalam tanah dapat

menekan serangan penyakit layu yang menyerang di persemaian, hal ini

disebabkan oleh adanya pengaruh toksin yang dihasilkan cendawan ini

(Khairul, 2000). Selain itu Trichoderma spp.. mempunyai kemampuan

berkompetisi dengan patogen tanah terutama dalam mendapatkan

Nitrogen dan Karbon. (Cook dan Baker, 1983 dalam Djatmiko dan

Rohadi, 1997).

Cendawan Trichoderm sp. merupakan mikroorganisme tanah

bersifat saprofit yang secara alami menyerang cendawan patogen dan

bersifat menguntungkan bagi tanaman. Cendawan Trichoderma sp.

merupakan salah satu jenis cendawan yang banyak dijumpai hampir

pada semua jenis tanah dan pada berbagai habitat yang merupakan

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

17

salah satu jenis cendawan yang dapat dimanfaatkan sebagai agens

hayati pengendali patogen tanah. Cendawan ini dapat berkembang biak

dengan cepat pada daerah perakaran tanaman.

Spesies Trichoderma sp. disamping sebagai organisme pengurai,

dapat pula berfungsi sebagai agensi hayati. Trichoderma sp. dalam

peranannya sebagai agensi hayati bekerja berdasarkan mekanisme

antagonis yang dimilikinya (Wahyuno et al., 2009). Purwantisari

(2009), mengatakan bahwa Trichoderma sp. merupakan cendawan

parasit yang dapat menyerang dan mengambil nutrisi dari cendawan

lain. Kemampuan dari Trichoderma sp. ini yaitu mampu memarasit

cendawan patogen tanaman dan bersifat antagonis, karena memiliki

kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan

cendawan lain.

c. Manfaat Dan Keunggulan Trichoderma sp.

Trichoderma sp. merupakan jamur antagonis yang sangat penting

untuk pengendalian hayati. Mekanisme pengendalian Trichoderma sp.

yang bersifat spesifik target, membentuk koloni dengan cepat dan

melindungi akar dari serangan jamur patogen, mempercepat

pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman,

menjadi keunggulan lain sebagai agen pengendali hayati. Aplikasi

dapat dilakukan melalui tanah secara langsung, melalui perlakuan benih

maupun melalui kompos. Selain itu Trichoderma sp. sebagai jasad

antagonis mudah dibiakkan secara massal, mudah disimpan dalam

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

18

waktu lama dan dapat diaplikasikan sebagai seed furrow dalam bentuk

tepung atau granular/butiran (Purwantisari dan Rini, 2009).

Beberapa keuntungan dan keunggulan Trichoderma sp. yang lain

adalah mudah dimonitor dan dapat berkembang biak, sehingga

keberadaannya di lingkungan dapat bertahan lama serta aman bagi

lingkungan, hewan dan manusia lantaran tidak menimbulkan residu

kimia berbahaya yang persisten di dalam tanah.

Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai

pupuk biologis tanah adalah jamur Trichoderma sp. Spesies

Trichoderma sp. disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula

berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman.

Beberapa spesies Trichoderma Sp. telah dilaporkan sebagai agensia

hayati seperti T. harzianum, T. viridae, dan T. Konigii yang

berspektrum luas pada berbagai tanaman pertanian. Biakan jamur

Trichoderma Sp. diberikan ke areal pertanaman dan berlaku sebagai

biodekomposer, mendekomposisi limbah organik menjadi kompos yang

bermutu. Serta dapat berlaku sebagai biofungisida, yang berperan

mengendalikan organisme patogen penyebab penyakit tanaman.

Trichoderma Sp. dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur

penyebab penyakit pada tanaman antara lain Rigidiporus lignosus,

Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii dan Pythium

spp. Disamping kemampuan sebagai pengendali hayati, Trichoderma

Sp. memberikan pengaruh positif terhadap perakaran tanaman,

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

19

pertumbuhan tanaman, dan hasil produksi tanaman. Sifat ini

menandakan Trichoderma Sp. juga berperan sebagai Plant Growth

Enhancer (Herlina dan Dewi, 2010).

Penelitian sebelumnya tentang Trichoderma sp. yang dilakukan

oleh Shofiyani (2014) menunjukan bahwa perlakuan jenis dan dosis

agensia hayati Trichoderma terbukti berpengaruh terhadap penekanan

perkembangan patogen fusarium penyebab penyakit layu pada tanaman

bawang merah selama penelitian. Dalam penelitian tersebut perlakuan

agensi hayati Trichoderma dengan berbagai dosis berpengaruh nyata

terhadap parametar jumlah daun dan jumlah umbi, namun tidak

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan bobot umbi. Perlakuan

Trichoderma viridae pada kisaran dosis 40 g/ lubang tanam

memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman bawang

merah selama penelitian.

Hasil penelitian Tarigan (2013) mengatakan bahwa hasil

penelitian menunjukkan penyebaran T. harzianum dicampur dalam 42 g

benih jagung kukus / kg tanah merupakan dosis terbaik untuk

menurunkan Fusarium oxysporum f. Spondoksi pada bibit asam

markisa dengan masa inkubasi, persentase profil tanaman layu dan

profil infeksi panjang, yaitu 50 hari setelah inokulasi (dai), 3,3 Masing

3% dan 7,1 cm. T. harzianum meningkatkan intensitas penyakit hingga

88,5% pada bibit asam markisa. Propagulasi T. harzianum yang

dicampur dalam 42 g jagung / kg tanah adalah dosis terbaik untuk

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

20

mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun, 34,26 cm dan 6,71

lembar. Kotoran ternak merupakan pupuk kandang terbaik untuk

menurunkan Fusarium oxysporum f. sp pada bibit buah markisa yang

ditunjukkan dari masa inkubasi, persentase tanaman layu dan profil

infeksi panjang masing-masing 38,13 dai, 29,33% 89,25% dan 10,09

cm. Kotoran ayam berkontribusi terhadap tinggi tanaman, sedangkan

pupuk kandang memberikan kontribusi terhadap jumlah daun masing-

masing masing-masing 33,15 cm dan 5,75 lembar.

C.2. Gliocladium sp.

a. Pengertian Gliocladium sp.

Gliocladium sp. adalah agen hayati yang telah diketahui mampu

mengendalikan berbagai macam penyakit tular tanah, seperti penyakit

layu fusarium pada berbagai jenis tanaman seperti pada pisang, gladiol,

dan krisan (Djatnika et al., 2003).

Gliocladium sp. juga dapat menekan pertumbuhan patogen

penyebab rebah semai masing-masing secara berurutan sebesar 32%

dan 20%.Adanya mikroba antagonis pada media tanam yang berfungsi

sebagai kompetitor bagi mikroba penyebab penyakit, akan dapat

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit dan

mengurangi intensitas serangan cendawan penyakit tular tanah .

b. Biologi Agensi Antagonis Gliocladium sp.

Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), Gliocladium sp.

diklasifikasikan sebagai berikut:

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

21

Kingdom : Mycetaceae

Divisi : Amastigomycota

Sub Divisi : Deuteromycotina

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Hypocreales

Famili : Hypocreaceae

Genus : Gliocladium Sp.

Spesies : Gliocladium Sp.

c. Manfaat Gliocladium sp.

Gliocladium sp. adalah agen hayati yang telah diketahui mampu

mengendalikan berbagai macam penyakit tular tanah, seperti penyakit

layu fusarium pada berbagai jenis tanaman seperti pada pisang, gladiol,

dan krisan (Djatnika et al., 2003).

Gliocladium sp. juga dapat menekan pertumbuhan patogen

penyebab rebah semai masing-masing secara berurutan sebesar 32%

dan 20%. Adanya mikroba antagonis pada media tanam yang berfungsi

sebagai kompetitor bagi mikroba penyebab penyakit, akan dapat

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit dan

mengurangi intensitas serangan cendawan penyakit tular tanah.

Gliocladium sp. telah dikenal luas sebagai jamur pengendali hayati

beberapa penyakit tular tanah dan mampu menghasilkan hormon

tumbuh sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman. cendawan

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

22

tersebut menghasilkan senyawa gliovirin dan viridin yang mampu

menekan pertumbuhan patogen (Rahardjo dan Djatnika, 2001).

Penelitian sebelumnya tentang Gliocladium sp. yang dilakukan

oleh Soenartiningsih (2011) menunjukan bahwa tiga jenis Trichoderma

mempunyai daya hambat > 50% yaitu isolat TT1 dari tumpang dan

isolat TM dari maros, sedangkan Gliocladium mempunyai daya hambat

> 50% adalah isolat GM yang berasal darimaros dengan daya hambat

50,75%. Trichoderma dapat menurunkan intensitas penularan penyakit

busuk pelepah R. solani yang diiokulasi R. solani bersamaan tanam

yaitu 29,11-37,17%, sedangkan yang diinokulasi R. solani pada 2 MST

dapat menurunkan imtensitas serangan 42,35-46,62 % dan yang

diinokulasi R. solani 4 MST penurunan intensitas penularan 63,31-69,7

%. Cendawan antagonis Gliocladium sp dapat menekan penyakit busuk

pelepah 23,34-54,29 %. (Soenartiningsih, 2011).

C.3. Pseudomonas Fluorescens

Salah satu group mikroorganisme yang punya potensi untuk

dikembangkan sebagai agen hayati adalah Pseudomonas fluorescens.

Bakteri ini juga berperan sebagai pemacu pertumbuhan (Plant growth

Promoting Rhizobakteria = PGPR), karena menghasilkan zat pengatur

tumbuh (ZPT) dan dapat pula meningkatkan ketersediaan hara melalui

produksi asam organic (Linderman and Paulizt, 1985).

Berdasarkan uraian di atas maka dengan menggunakan isolat bakteri

Pseudomonas fluorescens yang lebih murah kita dapat memanfaatkan

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Pisangrepository.ump.ac.id/8797/3/Fandy Rizki Aditya_BAB II.pdf · A.2.Morfologi Tanaman Pisang . Tanaman pisang termasuk dalam golongan

23

residu fosfast yang tersedia dalam tanah, menggurangi terjadinya

pencemaran lingkungan dan menurunkan biaya produksi karena efisien

dalam penggunaan pupuk sekaligus meningkatkan pendapatan petani

sayuran.

Penelitian sebelumnya tentang Pseudomonas fluorescens yang

dilakukan oleh Loekas (2010) menunjukan bahwa aplikasi Pseudomonas

fluorescens P60, baik dalam bentuk supernatan maupun suspensi, mampu

meningkatkan senyawa fenol (tanin, saponin, dan glikosida) di dalam

jaringan tanaman, menurunkan intensitas penyakit layu Fusarium,

menekan laju infeksi, menurunkan kepadatan akhir pathogen,

meningkatkan kepadatan antagonis akhir, meningkatkan tinggi tanaman,

meningkatkan bobot kering akar, dan meningkatkan bobot buah/tanaman

masing-masing sebesar 66,00-77,88%, 73,18-79,09%, 35,71%, 10 kali

lipat, 26,50%, 55,69%, dan 59,79%.

Pengaruh Agensi Hayati..., Fandy Rizki Aditya, Fakultas Pertanian UMP, 2018